7105040043_m.pdf
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 7105040043_m.pdf
1/9
1
SISTEM CHARGING BATERAI PADA PERANCANGAN MOBIL
HYBRID
Umar Hasan#1
, Ir. Dedid Cahya H.,MT.#2
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya#3
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111Telp (+62) 031-59447280 .Fax (+62) 031-5946114
[email protected]@eepis-its.edu
Abstrak
Mobil hybridsaat ini menjadi pembicaraan di dunia otomotif. Kendaraan ini membutuhkan pengisian baterai dari
dua sumber yaitu PLN dan alternator. Kemampuan pengisian baterai pada kendaraan yang tepat dapat menjaga bateraiawet dan tahan lama. Namun demikian, masih banyak penelitian yang belum sempurna untuk mendapatkan kemampuan
tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan metode yang tepat dan efisien. Pada proyek akhir kali ini akan digunakan metodepengisian baterai yang dapat menjaga kestabilan arus pengisian baterai yang aman dengan mengontrol perubahan aruspengisian. Arus pengisian sebesar 10 % ( 0.1 C ) dari kapasitas baterai. Selain itu pada saat tegangan baterai tercapai
sebesar 13.8 V, pengisian harus dihentikan agar baterai tidak cepat rusak. Pengisian dari PLN menggunakan penyulutanSCR dengan mengatur besar sudut penyulutan. Penyulutannya menggunakan IC TCA785 dengan mengatur kaki pada pin11 sebesar 0-10 V melalui potensiometer dan PWM pada mikrokontroler Arduino Nano ATMega328. Sedangkan
pengisian menggunakan alternator, merupakan pengisian dengan tegangan tetap.Dengan menggunakan metode tersebut,kemampuan pengisian yang dihasilkan berkisar antara 02.5 A dengan tegangan baterai saat penuh adalah 13.8 V untuk
baterai dengan tipe lead acid 12 V 10 AH. Oleh karena itu proyek akhir ini bisa digunakan pada mobil hybrid dengankemampuan arus pengisian sampai 25 % dari kapasitas baterai.
Kata Kunci : Baterai, Charging, Hybrid, Alternator
Abstract
Hybrid cars currently the talk of the automotive world. These vehicles require charging the battery from the twosources of PLN and the alternator. Battery charging capability on the right vehicle can maintain lasting and durablebatteries. However, more research is not yet perfect to get those skills. It is therefore necessary that proper and efficient
method. At the end of this project will use a battery charging method which can maintain the stability of a secure batterycharging current by controlling the charging current changes. Charging current by 10% (0.1 C) of the battery capacity.
Also when the battery voltage of 13.8 V is reached, the charging should be stopped so that the battery is not quicklybroken. Charging of PLN using SCR with a set of ignition point of ignition. The trigger uses IC TCA785 to set foot on the
pin 11 through a potentiometer of 0-10 V and PWM on the Arduino microcontroller ATMega328 Nano. While chargingusing the alternator is charging a fixed voltage.Using these methods, the resulting charging capability ranges from 0 - 2.5
A with a full battery voltage is 13.8 V while for the type of lead acid battery 12 V 10 AH. Therefore, this final project canbe used in hybrid cars by charging current capability up to 25% of battery capacity.
Keyword : Battery, Charging, H ybrid, Alternator
1. PendahuluanMobil saat ini hanya mengandalkan alternator
sebagai masukan charging aki, tanpa memikirkankondisi saat mesin mati. Padahal pada waktu mesin
mati ada sumber lain yang dapat digunakan sebagai
masukan aki, yaitu jala-jala PLN. Oleh karena itulahsebaiknya sistem charging untuk aki mobil dibuat
secara bergantian dan dilakukan tanpa merusak akitersebut.
2. Dasar Teori2.1 Alternator[3]
Alternator atau yang lebih kita kenal sebagai"Dinamo Amper" merupakan suatu unit yang
berfungsi sebagaipower supply dan charging system.
Fungsi alternator adalah untuk mengubah energi
mekanis yang didapatkan dari mesin tenaga listrik .Energi mekanik dari mesin disalurkan sebuah
puli,yangmemutarkan roda dan menghasilkan arus listrik bolak-
balik pada stator. Arus listrik bolak-balik ini kemudiandirubah menjadi arus searah oleh diode-diode.
Komponen utama alternator adalah : rotoryang menghasilkan medan magnet listrik, stator yang
menghasilkan arus listrik bolak-balik, dan beberapadiode yang menyearahkan arus. Komponen tambahanlain adalah : sikat-sikat yang menyuplai arus listrik kerotor untuk menghasilkan kemagnetan (medanmagnet), bearing-bearing yang memungkinkan rotor
dapat berputar lembut dan sebuah kipas untukmendinginkan rotor, stator dan diode.
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected] -
7/22/2019 7105040043_m.pdf
2/9
2
Konstruksi alternator bagian-bagiannya terdiridari :
Gambar 2.1 Bagian-bagian Dari Alternator
a. Pull (pully)Puli berfungsi untuk tempat tali kipas
penggerak rotor.
b.
Kipas (fan)Fungsi kipas adalah untuk mendinginkandiode dan kumparan-kumparan pada
alternator.c. Rotor
Rotor merupakan bagian yang berputar didalam alternator, ada rotor terdapat kumparan
rotor (rotor coil) yang berfungsi untukmembangkitkan kemagnetan. Kuku-kuku yangterdapat pada rotor berfungsi sebagai kutub-kutub magnet, dua slip ring yang terdapat pada
alternator berfungsi sebagai penyalur listrikke kumparan rotor. Untuk lebih jelasnyaterlihat pada gambar 2.2 berikut
Gambar 2.2 Konstruksi Rotor
Rotor ditumpu oleh dua buah bearing,
pada bagian depannya terdapat puli dan kipas,sedangkan di bagian belakang terdapat slipring.
d. Stator
Gambar 2.3 Konstruksi dan Coil
Stator
Pada gambar 2.3 terlihat konstruksi dan
stator coil. Kumparan stator adalah bagianyang diam dan terdiri dari tiga kumparan yang
pada salah satu ujung-ujungnya dijadikan satu.Pada gambar sebelah kanannya terlihat teori
gambar konstruksi ini disebut hubungan Yatau bintang tiga fhase. Bgian tengah yangmenjadi satu adalah pusat gulungan.Dan
bagian ini disebut terminal N. Pada bagianujung kabel lainnya akan menghasilkan arus
bolak-balik (AC) tiga phase.
e. Rectifier(Diodes)
Gambar 2.4 Rangkaian Penyearah Penuh
3 Fasa
Pada gambar 2.4 memperlihatkankonstruksi dan hubungan antara stator coildengan diode. Ketiga ujung dari statordihubingkan dengan kedua macam diode. Pada
model yang lama terdapat dua bagian yangterpisah antara diode positif (+) dan diodenegative (-). Bagian positif (+) mempunyairumah yang lebih besar daripada yang negatif
(-). Selain perbedaan tersebut ada lagi
perbedaan lainnya yaitu strip merah padadiode positif dan strip hitam pada diodenegative. Fungsi dari diode adalahmenyearahkan arus bolak-balik (AC) yang
dihasilkan oleh stator coil menjadi arus searah(DC). Diode juga berfungsi mencegah arus
balik dari baterai ke alternator.
2.2 Silicon Control Rectifier (SCR) [4]Silicon Control Rectifier (SCR) merupakan
salah satu jenis thyristor yang prinsip kerjanya mirip
-
7/22/2019 7105040043_m.pdf
3/9
3
dengan dioda namun dilengkapi gate untuk mengaturbesarnya fasa yang dilalukan. Simbolnya terlihat padagambar 2.5 (a). SCR adalah komponen semikonduktor
yang terbentuk dengan struktur empat lapis PNPN(Positif-Negatif-Positif-Negatif) dengan tiga lapisansambungan PN. SCR memiliki tiga terminal yaituanoda, katoda dangate. Sambungan PN (PN junction)
berturut-turut dari anoda diberi simbol J1, J2 dan J3seperti terlihat pada gambar 2.5(b).
(a) (b)
(c)
Gambar 2.5 (a) Simbol, (b) struktur fisik, dan (c)
karateristik SCR (Rashid,1999)
Dari gambar 2.5(c) dapat dipelajari sistemoperasi SCR. Apabila tegangan anoda lebih positif
dari katoda, sambungan J1 dan J3 pada kondisiforward bias dan J2 pada kondisi reverse bias. Padakondisi ini SCR masih dalam kondisi memblokirtegangan maju. Agar arus dapat mengalir dari anoda
ke katoda, maka diberikan tegangan antara gate
terhadap katoda. Jika pada katoda tegangan lebihpositif dari anoda, sambungan J2 terbias majusedangkan J1 dan J3 terbias mundur. Hal ini seperti
dioda-dioda yang terhubung seri dengan teganganbalik bagi keduanya. SCR akan berada pada kondisireverse blocking dan arus bocor reverse (currentreverse) akan mengalir melalui divais. SCR dapat
dihidupkan dengan meningkatkan tegangan majuVAK diatas VBO, tetapi kondisi ini bisa merusakkomponen. Dalam penggunaannya, harus mengetahuicara-cara pengoperasian SCR yaitu dengan metode
membuat SCR dalam kondisi menyala atau pemicuandan metode membuat SCR dalam kondisi tidakmenghantar atau komutasi. Metode yang digunakan
pada SCR adalah pemicuan melalui gate (pemberianarus gate) yang dilakukan dengan memberi tegangankecil saja pada gate katoda (tergantung spesifikasi
produk), maka arus gate dapat mengalir dan membuat
kondisi SCR dalam keadaan on. Daerah kerja SCRadalah 0-180 (sifat umum dioda), maka hanya pada
daerah tersebut pengontrolan fasa dapat dilakukan.Apabila SCR telah terpicu, maka SCR berada dalamkondisi menghantarkan arus listrik. Untuk pengaturan
fasa atau menghentikan arus listrik maka diperlukanmetode komutasi yaitu mengusahakan tegangan padaSCR adalah nol, sehingga arus tidak mengalir. Pada
saat itu dapat dipastikan bahwa SCR dalam kondisitidak dapat menghantarkan arus listrik dari anoda kekatoda hingga pemicuan dimasukkan kembali.
Gambar 2.6 adalah rangkaian sederhana SCR
dan pemicuan SCR sebesar serta bentuk gelombangyang dihasilkan (Rashid,1999).
(a) (b)Gambar 2.6 (a) Rangkaian sederhana SCR (b)
Bentuk gelombang hasil pemicuan SCR(Rashid,1999)
Gambar 2.6(a) menunjukkan rangkaiansederhana SCR. Gambar 2.6(b) menunjukkan jika
SCR dipicu pada , maka arus akan ditahan dari 0-
dan arus akan melewati SCR secara penuh dari -
180. Pada 180-360 SCR akan terbias mundur danpemicuan tidak akan berguna karena SCR hanya dapatmenghantarkan arus jika terbias maju, sedangkanapabila terbias mundur SCR akan membloking arus.
2.3 Battery [6]Battery atau sering disebut aki, adalah salah
satu komponen utama dalam kendaraan bermotor, baik
mobil atau motor, semua memerlukan aki untuk dapatmenghidupkan mesin kendaraan (mencatu arus padadinamo stater kendaraan). Aki mampu mengubah
tenaga kimia menjadi tenaga listrik.Dikenal dua jenis elemen yang merupakan
sumber arus searah (DC) dari proses kimiawi, yaituelemen primer dan elemen sekunder. Elemen primer
terdiri dari elemen basah dan elemen kering. Reaksikimia pada elemen primer yang menyebabkan elektronmengalir dari elektroda negatif (katoda) ke elektroda
positif (anoda) tidak dapat dibalik arahnya. Maka jika
-
7/22/2019 7105040043_m.pdf
4/9
4
muatannya habis, maka elemen primer tidak dapatdimuati kembali dan memerlukan penggantian bahan
pereaksinya (elemen kering). Sehingga dilihat dari sisi
ekonomis elemen primer dapat dikatakan cukup boros.Contoh elemen primer adalah batu baterai (dry cells).
Elemen sekunder dalam pemakaiannya harusdiberi muatan terlebih dahulu sebelum digunakan,
yaitu dengan cara mengalirkan arus listrik (secaraumum dikenal dengan istilah 'disetrum'). Akan tetapi,
tidak seperti elemen primer, elemen sekunder dapatdimuati kembali berulang kali. Elemen sekunder inilebih dikenal dengan aki. Dalam sebuah aki
berlangsung proses elektrokimia yang reversibel(bolak-balik) dengan efisiensi yang tinggi. Yangdimaksud dengan proses elektrokimia reversibel yaitu
di dalam aki saat dipakai berlangsung prosespengubahan kimia menjadi tenaga listrik(discharging). Sedangkan saat diisi atau dimuati,terjadi proses tenaga listrik menjadi tenaga kimia
(charging).Besar ggl yang dihasilkan satu sel aki adalah 2
Volt. Sebuah aki mobil terdiri dari enam buah aki
yang disusun secara seri, sehingga ggl totalnya adalah12 Volt. Accu mencatu arus untuk menyalakan mesin(motor dan mobil dengan menghidupkan dinamostater) dan komponen listrik lain dalam mobil. Padasaat mobil berjalan aki dimuati (diisi) kembali sebuah
dinamo (disebut dinamo jalan) yang dijalankan dariputaran mesin mobil atau motor.
Pada aki kendaraan bermotor arus yangterdapat di dalamnya dinamakan dengan kapasitas aki
yang disebut Ampere-Hour/AH (Ampere-jam).Contohnya untuk aki dengan kapasitas arus 5 AH,maka aki tersebut dapat mencatu arus 5 Ampereselama 1 jam atau 1 Ampere selama 5 jam.
2.2.1 Jenis-jenis Baterai :
Baterai yang banyak dipakai pada kendaraanadalah tipe secondary cell (storage battery ataugalvanic battery) yang memungkinkan untuk dapatmengeluarkan dan mengisi kembali muatan
listriknya.1.Lead-Acid Battery
Jenis battery battery ini terdiri dari lead peroxide(PbO2) sebagai pelat electrode (anode) positive
(+), discharge lead (Pb) sebagai pelat electrode(cathode) negative (-) dan larutan asam belerang(H2SO4) sebagai electrolyte. Kelebihan dankelemahannya adalah sebagai berikut.
(1) Kelebihan lead-acid battery
Tingkat bahayanya lebih sedikit
dibandingkan dengan jenis lainnya, karenareksi kimianya terjadi dalam temperaturruangan.
Dapat diandalkan dan harganya juga relatif
murah.
(2) Kelemahan lead-acid battery
Energinya sekitar 40Wh/kgf, lebih rendahdari yang lainnya.
Umurnya kurang tahan lama dan
memerlukan waktu pengirisan kembaliyang lebih lama.
2.Alkali Battery(Ni-Cd Battery)Ada dua battery alkalin yaitu Ni-Fe battery
dan Ni-Cd battery. Di-nickel-hydroxide
[2NiO(OH)] dan iron (Fe) digunakan pada Ni-Febattery dan di-nickel-hydroxide [2NiO(OH)] dan
cadmium (Cd) digunakan pada Ni-Cd batterysebagai pelat anode (+) dan pelat cathode (-).Untuk electrolyte digunakan potassium hydroxide(KOH). Electrolyte digunakan hanya untuk
menggerakkan electrons bukan untuk reaksi kimiauntuk proses charging dan discharging, sehinggagravitasnya harus tidak berubah. Penutupnyaterbuat dari lembar baja yang dilapisi oleh nikel
atau plastik.Besarnya tegangan sekitar 1.2V per cell, dan
tegangan dalam keadaan diisi adalah sekitar 1.35V percell. Tegangannya akan turun ke 1.1V pada saatdipakai, namun akan meningkat kembali sampai ke
1.4~1.7V pada saat diisi kembali.
2.2.2 Metode Pengisian Baterai Lead-Acid [1]
Penelitian atau percobaan tentang chargedischarge telah menghasilkan banyak sekali metode
yaitu antara lain:
Constant current chargeMetode pengisian ini adalah mengisi setrum
dengan arus tetap mulai dari permulaan sampai akhir
proses pengisian. Secara garis besar arusnya :
Pengisian arus standar : 10 % dari
kapasaitas battery
Pengisian arus minimal : 5% darikapasitas battery
Pengisian arus maksimal : 20% dari
kapasitas batteryDan karasteristik pengisian arus tetap adalah
sebagai berikut:
a. Tegangan terminal pada awal proses pengisiannaik secara drastis dan setelah itu melambat turun.selanjutnya, pada saat mendekati 2.4V,tegangannya naik lagi, dan ketika tegangannya
dipertahankan.
b. Berat jenis elektrolit secara perlahan akan niakkarena dia tidak bergerak sampai gas dihasilkan.Pada saat gas dihasilkan, makakemudian akantetap di angka sekitar 1.280.
c. Jika tegangannya pada cell mencapai 2.3~2.4Vsetelah proses pengisian dimulai, maka akan
banyak gas yang dihasilkan. Alasannya adalahbahwa arus yang disuplai setelah diisi penuhdigunakan oleh elektolit air sulingan. Pada pelat
anode (+) oxygen dihasilkan dan hydrogendihasilkan pada pelat cathode (-). Status
penghasilan gas selama proses pengisian jugadigunakan sebagai alat untuk menentukan
selesainya proses pengisian. Disini gas hydrogengas adalah gas yang berbahaya karena merupakangas yang mudah meledak, sehingga hati-hati
jangan sampai terkena api.
-
7/22/2019 7105040043_m.pdf
5/9
5
d. Pada saat proses pengisian selesai, apabila beratjenis elektrolit dengan temperatur 20 derajatcelcius adalah lebih dari 1.280, maka perlu
ditambah air sulingan untuk mengatur agar beratjenisnya berada dilevel 1.280.Untuk lebih jelasnya terlihat pada gambar 2.7
berikut
Gambar 2.7 Karakteristik Pengisian Arus dan
Tegangan pada Constant Cur rent Charge
Constant voltage chargeMetode ini adalah proses pengisian yang
dilakukan dengan tegangan konstan dari awal sampaiakhir proses pengisian. Karakteristik pengisian terlihatseperti pada gambar Fig. 1-23; pada awal proses
pengisian, arus yang diberikan adalah besar. Setelah
beberapa lama, arusnya akan dikurangi. Dan padaakhirnya, arus tidak bisa mengalir diakhir proses
pengisian. Oleh karena itulah, tidak ada gas yangtimbul, sehingga performa pengisiannya lebih baik,
namun begitu, arus yang besar dapat mempengaruhiusia pemakaian battery-nya. Untuk lebih jelasnyaterlihat pada gambar 2.8 berikut
Gambar 2.8 Karakteristik Pengisian Arus danTegangan pada Constant Voltage Charge.
Variable Current ChargeMetode pengisian ini adalah proses pengisian
dengan arus variable. Dalam metode ini, efesiensi
pengisiannya bagus dan temperatur elektrolit secaraperlahan akan naik. Di akhir proses pengisian, arusnyaakan berkurang, sehingga bisa mengurangi hilangnyaarus dan bisa melindungi kerusakan akibat dari
timbulnya gas.
Quick ChargeCara ini biasanya menggunakan alat quick
charger untuk mempercepat waktu proses pengisian.
Quick charge tidak menimbulkan reaksi kimia karenadalamnya bahan elektroda, untuk itu perlu dilakukanmaintenance charge setelah proses quick chargeselesai.
Untuk mengetahui waktu dalam proses pengisian
accumulator, dapat menggunakan perhitungan padapersamaan (2.1) dan persamaan (2.2)
:
Lama pengisian Arus:.....................................................(2.1)
keterangan :
Ta = Lamanya pengisian arus (jam).Ah = Besarnya kapasitet accumulator (Ampere
hours).A = Besarnya arus pengisian ke accumulator(Ampere).
Lama pengisian Daya:.......................................... (2.2)
keterangan :Td = Lamanya pengisian Daya (jam).
Daya Ah = Besarnya daya yang didapat dariperkalian Ah dengan besartegangan accumulator (Watthours).
Daya A = Besarnya daya yang didapat dari perkalian
A dengan besar tegangan accumulator (Watt).
2.4 Arduino Nano ATmega328 [2]Arduino Nano ATmega328 merupakan modul
mikrokontroler yang kecil dan lengkap yangberdasarkan ATmega328. Secara umum memilikidigital dan analog port I/O yang dapat diakses
langsung(tanpa bingung inilsialisasi dalam binaryfile). Terdapat juga port untuk output PWM.
Gambar 2.9 merupakan konfigurasi pin darimodul arduino nano ATmega328
Gambar 2.9 Konfigurasi PINArduino NanoATMega328
-
7/22/2019 7105040043_m.pdf
6/9
6
Dari rangkaian
penyulut
Dari rangkaian
penyulut
Pin 1 dan 2 adalah Rx dan Tx.1. Pin 5 13 adalah I/O digital yang terdiri dari 6
output PWM (3,5,6,9,10,11), SPI (10,11,12,13)
dan pin untuk led (13).2. Pin 19 26 adalah input analog, bisa digunakan
untuk ADC.3. Tegangan yang diizinkan masuk dalam Vin adalah
7-12 V yang nantinya akan diregulasi oleh ICinternal manjadi +5V.
2.5 TCA 785 [5]IC TCA 785 merupakan produk dari Siemen
Semikonduktor Group yang dibuat untukmenghasilkan pulsa pemicu (trigger pulse) untukmengontrol fasa pada SCR, triac, dan transistor, antara
0 derajat hingga 180 derajat pada sumber teganganAC. IC TCA 785 memerlukan sumber tegangan antara8 Volt hingga 18 Volt, frekuensi kerja 10 Hz hingga500 Hz, serta temperatur kerja antara250 hingga 85oC. Sinkronisasi sinyal dibutuhkan denganmenggunakan resistansi tingkat tinggi dari linetegangan (Vs). Gambar 2.10 adalah bentuk fisik IC
TCA 785 :
Gambar 2.10 Bentuk Fisik TCA 785
IC ini dapat diaplikasikan pada kontroltegangan AC terkontrol (conventer) satu fasa dan tigafasa, dan kontrol tegangan DC terkontrol (DC
chopper). IC ini memiliki kaki (pin) sejumlah 16.Gambar 2.11 adalah konfigurasi pin IC TCA 785.
Gambar 2.11 Konfigurasi Pin TCA 785
3. Perencanaan dan Perencangan Sistem3.1 Pendahuluan
Bab ini membahas tentang perencanaanperangkat keras sistem charging baterai untuk mobil
hybrid. Hasil akhir yang diharapkan adalah perfomapengisian dan pengosongan baterai yang efektif danefisien. Perancangan perangkat keras yang akan
dijelaskan mengenai diskripsi sistem, spesifikasisistem, kebutuhan sistem dan desain sistem yang
terdiri dari desain proses, desain data dan desainalgoritma.
3.2 Deskr ipsi SistemPerangkat keras yang akan dibuat memiliki
tiga bagian utama yaitu pembuatan kontroler
alternator, pembuatan rangkaian fullwave rectifier dan
pembuatan rangkaian battery charger. Sistem chargingini menggunakan dua sumber masukan tegangan yaituPLN dan alternator yang akan saling bergantian dalam
pengisiannya. Untuk masukan dari PLN digunakansaat mesin dalam keadaan mati, sedangkan masukandari alternator digunakan saat baterai terbebani motor.Hasil akhir adalah sebuah sistem charging yang dapatmengatur keluaran tegangan baterai tetap konstan.
Gambar 3.1 berikut ini adalah blog diagramsistem yang akan dibuat:
Arduino Nano
ATMega328
Rangkaian
Isolasi
Rangkaian
Penyulutan
Sensor
TeganganSensor
Arus
LCD (16x2)
Baterai
Lead Acid
(12N10-3B)
Rangkaian Half
Controlled
Rectifier
Jala-jalaPLN
AlternatorRegulator
Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Charging
3.3 Desain Sistem3.3.1 Desain Half Controlled 1 fasa
AC
G
K
G
K
3904
3904
330ohm 3
30ohm
330ohm 3
30ohm
24 V
Out +
Out +
Gambar 3.2 Rangkaian Half Controlled 1 fasa
Pada gambar 3.2 ini, rangkaian menggunakan2 SCR tipe BT 151 500R (maks. 12 A 500 V) dan 2
diode 6A10 (6 A 1000 V). Saat mendapat sinyal daripenyulut, SCR akan aktif dan meloloskan sinyal padasisi positif, begitu juga pada rangkian di bawahnya.
Pada gambar 3.2 merupakan half controlledrectifier dengan input 24 Vac, dengan contoh sudut
penyulutan 90o. Perhitungan dari Half controlled
rectifiersatu fasa tersebut adalah :Vdc = (Vm/)*(1+cos )(3.1)
-
7/22/2019 7105040043_m.pdf
7/9
7
Vdc = (24/3.14)*(1+cos 90)
Vdc = 7.64 * (1+0)
Vdc = 7.64V
I = Vdc/R..(3.2)
I = 7.64/1000
I = 7.64 mA
3.3.2 Perencanaan Rangkaian Penyulutan dengan
TCA 785
Gambar 3.3 Rangkaian Penyulutan
Dari gambar 3.3, dapat dijelaskan bahwa tegangan
input dari PLN adalah sebesar 24 Vac, sumber didapatdari jala-jala PLN yang diturunkan oleh trafo stepdown. Rsyncdiberi 36 K bertujuan untuk menjaga agararus yang masuk ke pin 5 tidak lebih dari 200 uA(datasheet IC). Regulator 7815 berperan untukmenjaga agar tegangan Vcc untuk IC TCA 785 stabil
pada 15 V (datasheet IC). Pada pin 11 dipasangmultiturn 10 K yang diseri dengan resistor 4,7 K,untuk mengatur tegangan pada pin 11 antara 0-10 Vdengan prinsip pembagi tegangan. Tengangan inilah
yang akan dibandingkan dengan tegangan pada pin 10,
sehingga didapatkan sudut penyulutan SCR antara 0o180o. Dengan rumus :
= (V11/V10)*180..(3.3)
Untuk menjaga agar IC lebih aman dari arus balikSCR, maka dipasang optocoupler(4N25) antara output(pin 14 dan 15) dan kaki gate katode SCR.
3.3.4 Perencanaan Antarmuka Mikrokontroler
Sensor Arus
Sensor
TeganganON-OFF
Output
PWM
LCD
16x2
D7
D6
D5
D4
E
RS
PB1
PB2
PB3
Gambar 3.4 Rangkaian Interfacing
Mikrokontroler
Pada gambar 3.4 ini, perencanaan hardware
untuk mengontrol arus dan tegangan pengisianbaterai, dibutuhkan sebuah modul Arduino nano
ATMega328, LCD 16x2, sensor arus (ACS 712),sensor tegangan dan 3 push button.
3.3.3 Perencanaan Kontroler Alternator
Output alternator adalah AC tiga fasa yang
disearahkan dengan dioda rectifier yang selanjutnyaakan dikontrol oleh IC regulator untuk menjaga agarkeluaran baterai tidak drop saat terbebani motor,rangkaiannya adalah sebagai berikut :
Gambar 3.5 Rangkaian IC RegulatorKontroler
Alternator
Dari gambar 3.5 dapat dijelaskan bahwa D+akan dihubungkan pada terminal positif baterai danoutput dari alternator. DF dihubungkan denganterminal yang menghubungkan ke rotor. Sedangkan
D- dihubungkan dengan terminal negatif baterai danbodi dari alternator.
-
7/22/2019 7105040043_m.pdf
8/9
8
Saat tegangan baterai drop kurang dari 13,maka T1 open sehingga T2 akan aktif dengan R3langsung ke ground, lalu akan mengalirkan arus ke
terminal DF sehingga tegangan dapat ditingkatkan.Saat tegangan melebihi 13 V, maka T1 aktif sehinggamengikat T2 menjadi open, sehingga tidak ada arusyang mengalir ke rotor,begitu setrusnya.
3.3.5 Perencanaan Software Untuk
Pengontrolan Charging
Untuk mendapatkan arus pengisian yangstabil diperlukan perhitungan yang diimplementasikan
pada modul Arduino Nano ATmega328. Berikut iniflowchartnya
MANUAL
START
NAIKKAN ARUS
ATAU
TURUNKAN
ARUS
AUTO
PILIH MODE
CHARGING
BATERAI
PENUH
NAIKKAN
TEGANGAN
CHARGING
FINISH
ARUS STABIL
MASUKKAN
TARGET ARUS
NO
YES YES
NO
YES
YES
NO
NO
Gambar 3.6 Flowchart Proses Charging
Gambar 3.6 ini menjelaskan bahwa proses
charging dibuat manual dan auto. Untuk manual, aruspengisian dinaikkan dengan menekan push button.Untuk auto, target arus ditentukan, lalu mikro akanmemroses agar sesuai target.
Untuk mendapatkan arus yang stabil, arusyang dideteksi dibandingkan dengan target yangdiberikan, jika arus yang dideteksi kurang dari target,maka mikro akan menaikkan tegangan penyulutan
sampai target tercapai, jika arus terlalu besar makamikro akan menurunkan tegangan penyulutan sampaitarget tercapai. Saat tegangan baterai terdeteksi 13.8 Vmaka relay akan on dan mematikan charging.
4. Pengujian dan AnalisaPengujian dan Analisa dilakukan untukmengetahui karakteristik dari setiap desain rangkaianyang dipakai dalam proyek akhir ini Khususnya dalamsetiap penggunaan rangkaian daya yang dipakai dalam
sistem charging.
4.1 Pengujian Half controlled RectifierPengujian Half controlled Rectifier dilakukan
untuk mengetahui keluaran dari rangkaian tersebut.Output dari rangkaian ini digunakan sebagai masukan
dari battery charger untuk mengisi ke aki. Sumber dariHalf Controlled Rectifier diperoleh dari jala-jala PLNyang sebagai masukan trafo step down. Output
sekunder dari trafo sebesar 24 Vac. Daya keluaran darifullwave rectifier tersebut digunakan untuk mengisi keaki. Hasil pengujian output dari Half controlledRectifier apabila dilihat dari oscilloscope pada gambar
4.1 sebagai berikut.
Gambar 4.1 Pengujian Rangkaian Half
controlled rectifier dengan penyulutan 90o
4.2 Pengujian Rangkain Penyulutan denganIC TCA785
Untuk data pengujian pada output rangkaian
half controlled rectifier ditunjukkan pada table 4.1
berikutTabel 4.1 Hasil Output Rangkaian Half
Controlled Rectifier
Dari table 4.1, rangkaian ini dapat digunakan untukcharging dengan tegangan yang digunakan pada range
1214 V.
4.3 Pengujian pada BateraiAda dua cara pengujian, yaitu dengan
menggunakan potensiometer dan keypad padamodul mikrokontroler.
PotensiometerPengaturan arus pengisian secara manual
dengan menaikkan perlahan sesuai dengan arus yang
diinginkan dengan kondisi tanpa umpan balik daribaterai ke rangkaian. Dengan potensiometer arusdapat dinaikkan perlahan dengan memutarnya dari 0
2.5 A.
Modul Arduino (Mikrokontroler)Arus pengisian yang diinginkan ditentukan
dengan push button (0 2.5 A), arus pengisian
selalu tetap seperti target yang diinginkan.Saat tegangan baterai terdeteksi 13.8, relay off
dan pengisian mati. Saat tegangan baterai terdeteksi9 V, relay on dan pengisian aktif.
Sudut
Penyulutan
(0180)
Tegangan
Keluaran
(VDC)
Arus
Keluaran
(mA)
0 18.6 18.6
45 14.9 14.9
90 9.9 9.9
135 4.9 4.9
180 0 0
-
7/22/2019 7105040043_m.pdf
9/9
9
Ada dua cara pengukuran, yaitu denganmenggunakan avometer dan tampilan pada LCD.
Adapun hasil pengujian dengan menggunakan
avometer ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2 Data Pengisian Baterai berdasarkan
Avometer
Waktu
(menit)
Arus (A) Tegangan
Baterai (V)
1 1.06 9.7
20 1.06 12
40 1.06 12
60 1.05 12
80 1.03 12
100 1.03 12
160 1.01 12
370 0.95 12.7
490 0.93 13.2
560 0.9 13.5
580 0.9 13.8
600 0.9 13.8
Dari tabel 4.1 di atas, dengan menggunakanarus pengisian yang berkisar 1 A dengan toleransi
0.1 A. Sedangkan tegangan baterai yang terdeteksioleh avometer naik dari 9.7 V perlahan sampai padategangan maksimal baterai yaitu 13.8 V. Saattegangan mencapai 13.8 V, tegangan tidak dapat
naik lagi, sehingga tegangan baterai saat penuhmenurut pengujian adalah sebesar 13.8 V.
Sedangkan hasil pengujian berdasarkantampilan LCD akan ditunjukkan pada tabel 4.3
sebagai berikut :
Tabel 4.3 Data Pengisian Baterai berdasarkan
Tampilan LCD
Waktu
(menit)
Arus (A) Tegangan
Baterai (V)1 0.7 9.5
20 0.8 11.8
40 0.7 11.8
60 1.02 11.8
80 0.8 11.8
100 0.85 11.8
160 0.97 11.7
370 0.95 12.5
490 0.93 13
560 1.02 13.3
580 1.00 13.5
600 0.93 13.5
Berdasarkan tabel 4.2 ini, tampilan arus tidak
stabil dengan pergerakan naik turun denganmelebihi toleransi sebesar 0.1 A. Sedangkantegangan yang ditampilkan kurang 0.2 V daritegangan yang dideteksi oleh avometer pada tabel4.1.
Perbedaan pengukuran pada arus pengisianberdasarkan avometer dan tampilan LCD, merujuk
pada sensitivitas dari sensor arus ACS 712 yanghanya 100 mV/A (datasheet) untuk range -20 A20A, sedangkan untuk proyek akhir ini dengan range
02.5 A (data pengujian dengan potensiometer danmodul mikrokontroler) butuh sensitivitas yang lebih
besar.
Sedangkan perbedaan tegangan padaavometer dan tampilan LCD pergerakannya sama,hanya selisih 0.2 V saja. Ini bisa digunakan untukmengganti batas maksimal tegangan baterai saat
penuh yaitu sebesar 13.5 pada listing program yangterlampir.
4.4 Pengujian RegulatorTegangan AlternatorPengujian ini dilakukan dengan mengukur
keluaran tegangan alternator saat pertama kali diberisupply baterai 12 V dengan beban lampu 12 V.
Tegangan yang dideteksi voltmeter adalah 13.8V, dengan arus pengisian sebesar 200 mA dan lama
kelamaan menurun sampai 0 A.
5. KesimpulanBeberapa kesimpulan yang dapat diambil dari
Tugas Akhir ini adalah : Tegangan keluaran alternator konstan 13.8 V
dengan arus pengisian yang semakin lamasemakin kecil.
Sistem pengisian baterai dari PLN menggunakanarus pengisian yang disesuaikan dengan
kapasitas baterai yaitu sebesar 1 A dengantoleransi sebesar 0.1 A.
Baterai penuh saat tegangan yang terdeteksisebesar 13.8 V dengan toleransi 0.2 V padatampilan LCD yaitu sebesar 13.5 V.
6. Daftar Pustaka[1]. Bagus, Fani, S. ST. 2009. Optimasi
Manajemen Penggunaan Energi Listrikdari Beberapa Sumber pada Pendestriam
Traffic Light. Buku Proyek Akhir PENS-ITS.
[2]. http://arduino.cc/en/uploads/Main/ArduinoNanoManual23.pdf. Diakses pada tanggal12 Juni 2011.
[3]. http://elearning.smkpraskabjambi.sch.id/Teknik_Kendaraan_Ringan/alternator.html.Diakses pada tanggal 20 Desember 2009.
[4]. http://elka.ub.ac.id/praktikum/de/de.php?page=2. Diakses pada tanggal 22 Januari2010.
[5]. http://nubielab.com/elektronika/analog/detektor-fasa-ic-tca785.Diakses pada tanggal
20 Januari 2010.[6]. http://training.hmc.co.kr/12920427-Step-
1-Engine-Electrical-bhs-indo.pdf .Diakses pada tanggal 28 Desember 2009.
http://elka.ub.ac.id/praktikum/de/de.php?page=2http://elka.ub.ac.id/praktikum/de/de.php?page=2http://elka.ub.ac.id/praktikum/de/de.php?page=2http://elka.ub.ac.id/praktikum/de/de.php?page=2http://nubielab.com/elektronika/analog/detektor-fasa-ic-tca785http://nubielab.com/elektronika/analog/detektor-fasa-ic-tca785http://nubielab.com/elektronika/analog/detektor-fasa-ic-tca785http://nubielab.com/elektronika/analog/detektor-fasa-ic-tca785http://nubielab.com/elektronika/analog/detektor-fasa-ic-tca785http://nubielab.com/elektronika/analog/detektor-fasa-ic-tca785http://elka.ub.ac.id/praktikum/de/de.php?page=2http://elka.ub.ac.id/praktikum/de/de.php?page=2