7-yasmi mipa

2
Pengaruh Asam Metoksiasetat (AMA) terhadap Perkembangan Anggota Depan Fetus Mencit (Mus musculus) Swiss Webster (Yasmi P. Kuntana dkk.) 184 PENGARUH ASAM METOKSIASETAT (AMA) TERHADAP PERKEMBANGAN ANGGOTA DEPAN FETUS MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER Yasmi P. Kuntana, Yetty Yusri Gani dan Kartiawati Alipin Jurusan Biologi FMIPA Universitas Padjadjaran Jatinangor Bandung ABSTRAK Untuk mempelajari kelainan perkembangan awal jari anggota depan akibat perlakuan dengan MAA telah dilakukan penelitian dengan cara memberikan MAA yang dilarutkan dalam aquabidestilata secara oral dengan dosis tunggal 10 mmol/kg bb pada mencit Swiss Webster umur kehamilan (UK) 11 hari sementara itu, kelompok kontrol diberi pelarut saja. Induk mencit dibunuh pada UK 12.5, 13, 13.5 dan 14 hari. Fetus diberi pewarnaan vital dengan Alcian blue. Kelainan bentuk keping anggota menjadi lebih nyata dan bertambah banyak macamnya mulai 13 hari. Kematian sel memperlihatkan intensitas dan pola lokalisasi yang beragam, tergantung dari jenis kelainan jari yang akan muncul. Pada UK 14 hari, kematian sel sudah berkurang dibandingkan dengan UK 13 hari, karena kelainan jari sudah menjadi definitif. Jenis kelainan jari sudah dapat diprediksi mulai UK 13 hari atas dasar pola kematian sel dan pola kondensasi rigi jari. Jenis kelainan jari yang muncul adalah ektrodaktili, sindaktili dan brakhidaktili. Jenis kelaian ektrodaktili terjadi paling banyak pada jari IV, brakhidaktili pada jari V dan sindaktili antara jari II dan III. Urutan sensitivitas jari dalam memunculkan kelainan adalah jari III>II>I>V>IV. Kata kunci : Tunas anggota depan, asam metoksiasetat (MAA), ektrodaktili, sindaktili, brakhidaktili. EFFECTS OF METHOXYACETIC ACID (MAA) ON FORELIMB DEVELOPMENT OF SWISS WEBSTER MICE (Mus musculus) To investigate the early developmental anomalies of fore-limb induced by methoxyacetic acid (MAA) in mice, single dosage of 10 mmol/kg b.w aqueous MAA solution was given orally to pregnant A/J mice on gestation day 11 while, the controls were given vehicle only. Dams were killed at gestasional day 12.5, 13, 13.5, 14 days after treatment. The embryos were supravitally stained with Acian blue. This foot plate abnormality became more obvious and more varies at 13 gestational days. Cell death intensity and its localization pattern varied depending on the types of digital malformations which will be produced. The degree of mesoderm cell death at 14 gestasional days was milder compared to that observed at 13 gestasional days, because digital malformations could be

Upload: ecoli

Post on 07-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

dfgrfd

TRANSCRIPT

Page 1: 7-Yasmi Mipa

Pengaruh Asam Metoksiasetat (AMA) terhadap Perkembangan Anggota Depan Fetus Mencit (Mus musculus) Swiss Webster (Yasmi P. Kuntana dkk.)

184

PENGARUH ASAM METOKSIASETAT (AMA) TERHADAP PERKEMBANGAN ANGGOTA DEPAN FETUS

MENCIT (Mus musculus) SWISS WEBSTER

Yasmi P. Kuntana, Yetty Yusri Gani dan Kartiawati Alipin Jurusan Biologi FMIPA Universitas Padjadjaran

Jatinangor Bandung

ABSTRAK Untuk mempelajari kelainan perkembangan awal jari anggota depan akibat perlakuan dengan MAA telah dilakukan penelitian dengan cara memberikan MAA yang dilarutkan dalam aquabidestilata secara oral dengan dosis tunggal 10 mmol/kg bb pada mencit Swiss Webster umur kehamilan (UK) 11 hari sementara itu, kelompok kontrol diberi pelarut saja. Induk mencit dibunuh pada UK 12.5, 13, 13.5 dan 14 hari. Fetus diberi pewarnaan vital dengan Alcian blue. Kelainan bentuk keping anggota menjadi lebih nyata dan bertambah banyak macamnya mulai 13 hari. Kematian sel memperlihatkan intensitas dan pola lokalisasi yang beragam, tergantung dari jenis kelainan jari yang akan muncul. Pada UK 14 hari, kematian sel sudah berkurang dibandingkan dengan UK 13 hari, karena kelainan jari sudah menjadi definitif. Jenis kelainan jari sudah dapat diprediksi mulai UK 13 hari atas dasar pola kematian sel dan pola kondensasi rigi jari. Jenis kelainan jari yang muncul adalah ektrodaktili, sindaktili dan brakhidaktili. Jenis kelaian ektrodaktili terjadi paling banyak pada jari IV, brakhidaktili pada jari V dan sindaktili antara jari II dan III. Urutan sensitivitas jari dalam memunculkan kelainan adalah jari III>II>I>V>IV.

Kata kunci : Tunas anggota depan, asam metoksiasetat (MAA), ektrodaktili, sindaktili, brakhidaktili.

EFFECTS OF METHOXYACETIC ACID (MAA) ON FORELIMB DEVELOPMENT OF SWISS WEBSTER MICE (Mus musculus)

To investigate the early developmental anomalies of fore-limb induced by methoxyacetic acid (MAA) in mice, single dosage of 10 mmol/kg b.w aqueous MAA solution was given orally to pregnant A/J mice on gestation day 11 while, the controls were given vehicle only. Dams were killed at gestasional day 12.5, 13, 13.5, 14 days after treatment. The embryos were supravitally stained with Acian blue. This foot plate abnormality became more obvious and more varies at 13 gestational days. Cell death intensity and its localization pattern varied depending on the types of digital malformations which will be produced. The degree of mesoderm cell death at 14 gestasional days was milder compared to that observed at 13 gestasional days, because digital malformations could be

Page 2: 7-Yasmi Mipa

Jurnal Bionatura, Vol. 6, N0. 2, Juli 2004 : 184 - 196

185

predicted for the first time at 13 gestasional days. All digital malformations were identical to those predicted earlier, e.g ectrodactyly, brachydactyly and syndactyly. The highest incidence of ectrodactyly was found in digit IV, brachydactyly in digit V and syndactyly between digit II and III. The susceptibility order of each digit was III>II>I>V>IV.

Keywords : forelimb, methoxyacetic acid (MAA), ectrodactyly, syndaktyly, brachydactyly.

PENDAHULUAN

Ester asam ftalat (PAEs) banyak digunakan sebagai pelentur plastik (plasticizer) pada pembuatan plastik sintetis (polyvinyl chloride). Ikatan antara pelentur plastik dan polimer plastik bersifat tidak permanen, sehingga dalam keadaan tertentu dapat meluruh dari polimer plastik ke lingkungan (Ema et al., 1997). PAEs terdistribusi dengan sangat luas di sungai, terakumulasi dalam hati ikan dan jaringan tubuh manusia. Sudarwati et al. (1995) mengatakan bahwa platicizer dapat luruh dari kantung transfusi ke dalam darah, ke dalam cairan suntikan, atau ke dalam zat antikoagulan. Hal ini terbukti dari ditemukannya PAEs di dalam jaringan tubuh manusia yang baru menerima transfusi darah, sehingga dapat dikatakan senyawa ini adalah suatu polutan lingkungan yang nyata. Salah satu kelompok ester asam ftalat yang paling toksik adalah dimetoksietil ftalat (DMEP). Di dalam tubuh, DMEP dimetabolisme menjadi 2-metoksietanol (2-ME) dan melalui proses oksidasi 2-ME ini diubah menjadi asam metoksiasetat (Metoxy Acetic Acid, MAA) (Ritter et al.., 1985).

Kemungkinan komponen dari bahan pelentur plastik ini masuk ke lingkungan perlu mendapat perhatian karena sifat toksiknya (Scott et al.., 1987; Rasjad et al.., 1991a,b ; Sudarwati et al.., 1995; Ema et al.., 1997). Sebagai perkiraan 100.000 orang terserang 2-ME setiap tahun, jumlah ini termasuk wanita dan anak-anak (Darmanto et al.., 1994). Hasil penelitian terdahulu telah mengindikasikan bahwa 2-ME bersifat embrio toksik dan teratogenik pada tikus, mencit dan primata non manusia (Scott et al.., 1987; Rasjad et al.., 1991a,b; Ema et al.., 1997). Embrio toksisitas dan teratogenisitas MAA juga telah diteliti pada tikus dan mencit (Scott et al.., 1987; Rasjad et al.., 1991a,b). Hasil penelitian menyingkapkan bahwa MAA bersifat embrio toksik dan menginduksi berbagai kelainan/cacat pada tunas anggota.

MAA secara spesifik terbukti dapat menimbulkan kelainan perkembangan pada embrio mencit dan tikus yaitu terjadinya kelainan perkembangan anggota embrio dari induk mencit yang diberi perlakuan MAA dosis 10 mmol/kg berat badan (bb) secara oral pada umur kebuntingan (UK) 10,5 – 11,5 hari (Rasjad et al.., 1991a,b) dan dosis 5 mM/kg bb melalui suntikan intra peritoneal pada UK 12 hari pada tikus Wistar (Scott et al.., 1987). Mencit yang diberi MAA secara oral dengan dosis 10 mmol/kg bb pada UK 10,5 – 11,5 hari dan dibunuh pada UK 15 hari menunjukkan cacat anggota depan yang semakin parah setelah perlakuan