7. farmakologi anak
DESCRIPTION
7. FARMAKOLOGI ANAKTRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Beberapa pertimbangan yang perlu diambil sehubungan dengan pemakaian obat pada anak adalah:
a. Faktor-faktor farmakokinetik obat, meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi.
b. Pertimbangan dosis terapetik dan toksik, yakni termasuk pemakaian obat
dengan lingkup terapi lebar atau sempit (wide or narrow therapeutic margin), dan interaksi antar obat berdasar perjalanan penyakit.
c. Penghitungan dosis.
d. Segi praktis pemakaian obat, mencakup cara pemberian, kebiasaan, dan
ketaatan pasien untuk minum obat.
FARMAKOLOGI PADA NEONATUS DAN ANAK
PERTIMBANGAN FARMAKOKINETIK
1. Absorpsi
Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan sehubungan dengan absorpsi obat pada anak.
Pada 24 jam pertama kelahiran/kehidupan, terjadi peningkatan keasaman lambung secara menyolok.
Pengosongan lambung pada hari I dan II kehidupan relatif lambat (6-8 jam).
Absorpsi obat yang diberikan perkutan meningkat pada neonatus, bayi dan anak, terutama jika terdapat ekskoriasi kulit atau luka bakar.
Gerakan peristaltik usus bayi baru lahir relatif belum teratur, tetapi umumnya lambat.
2. Distribusi
Barier darah otak pada bayi baru lahir relatif lebih permeabel.
Ikatan protein plasma obat sangat kecil pada bayi (neonatus) dan baru mencapai nilai normal pada umur 1 tahun.
Bila mekanisme konjugasi hepatal belum sempurna, bilirubin bebas dalam darah akan meningkat dan dapat menyebabkan kern-ikterus.
3. Metabolisme
Kecepatan metabolisme obat paling besar pada masa bayi hingga awal masa kanak-kanak, dan kemudian menurun mulai anak sampai dewasa.
4. Ekskresi
Pada neonatus, kecepatan filtrasi glomeruler dan fungsi tubulus masih imatur.
Diperlukan waktu sekitar 6 bulan untuk mencapai nilai normal. Umumnya GFR pada anak adalah sekitar 30-40% dewasa.
PERTIMBANGAN EFEK TERAPETIK DAN EFEK TOKSIK OBAT
Penilaian segi manfaat dan risiko perlu selalu dipertimbangkan sebelum memutuskan memberikan suatu obat:
Amfetamin ---- dapat meningkatkan konsentrasi anak ---- resiko
efek samping --- halusinasi, hiperaktivitas , kejang.
Terapi steroid sistemik ---- dalam jangka panjang dapat mengganggu atau menghambat pertumbuhan anak.
obat-obat --- terapi sempit (narrow therapeutic margin), seperti misalnya teofilin --- kons darah antara 7,5-15 ug/ml ------ melebihi dosis terapetik----- efek toksik
PENGHITUNGAN DOSIS
Penentuan dosis obat pada anak hendaknya dilakukan secara individual
Mengacu pada buku-buku standard pediatrik dan buku-buku pedoman terapi pada anak.
PENGHITUNGAN DOSIS
Cara penghitungan dosis anak yang lazim dipakai
Berdasarkan umur (Formula Young):
Dosis anak= dosis dewasa x umur (tahun)
--------------------------
Umur + 12 (tahun)
Berdasarkan berat badan (formula Clark):
Berat badan (kg)
Dosis anak = Dosis dewasa X -------------------------
70 (kg)
Berdasarkan luas permukaan tubuh:
Luas permukaan tubuh (m2)
Dosis anak = Dosis dewasa X ---------------------------------------
1,73 (m2)
SEGI PRAKTIS PEMAKAIAN OBAT PADA ANAK
1. Periode awal kelahiran
Obat per oral dapat mengakibatkan aspirasi, lagi pula beberapa obat tidak diabsorpsi secara baik.
Secara intramuskuler, sebaiknya dilakukan di tungkai atas, sebelah anterior atau lateral.
Kloramfenikol pada bulan pertama--- tidak dianjurkan ---- 'grey baby syndrome'
2. Periode kanak-kanak dan prasekolah (umur 1-10 tahun)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat pada kelompok umur ini adalah:
a. Cara pemberian obat yang efektif
b. Menghindarkan obat dari jangkauan anakc. Pengobatan pada infeksi berulang
d. Pemakaian obat untuk penyakit kronik
3. Periode remaja
Masalah yang mungkin timbul :
- Masalah ketidak-taatan
- Penyalahgunaan obat
PRINSIP-PRINSIP PERESEPAN PADA BAYI DAN ANAK
1. Apakah obat benar-benar diperlukan ?
Sebagian besar penyakit pada anak sebetulnya dapat sembuh sendiri tanpa pemberian obat sekalipun. Jika tidak terpaksa sekali, alternatif intervensi non-koterapi (seperti misalnya diet, istirahat, dan memperbaiki masukan cairan) lebih diutamakan.
2. Jika terapi obat diperlukan, obat yang mana yang sesuai ?
Beberapa jenis obat, mutlak tidak boleh diberikan pada bayi dan anak, beberapa lagi disertai peringatan dan ketentuan khusus:
Tetrasiklin sangat tidak dianjurkan pada anak, oleh karena dapat merusak gigi dan mengganggu pertumbuhan tulang.
Kortikosteroid topikal secara rutin pada bayi dan anak hendaknya dihindari
antibiotika untuk diare akut pada anak sama sekali tidak beralasan
Obat-obat sulfonamida, termasuk kotrimoksazol, sangat tidak dianjurkan pada bayi baru lahir , menyebabkan kern-ikterus.
Obat-obat antimuntah selain tidak bermanfaat pada bayi dan anak, risiko efek sampingnya juga jauh lebih besar.
3. Jenis sediaan apa yang diperlukan ?
Pemberian obat secara oral adalah yang paling dianjurkan untuk anak yaitu bentuk sediaan cair, tablet, puyer, atau yang lain.
Perlu dipertimbangkan kondisi anak ---- apakah anak sudah dapat menelan tablet?
4. Memperkirakan dosis obat
Penentuan dosis obat pada anak dapat dilakukan dengan mengacu buku-buku standard pediatrik.
Dapat digunakan formulasi berdasarkan umur, berat badan atau luas permukaan tubuh.
5. Lama pemberian
Untuk penyakit-penyakit yang berlangsung kronis seperti tuberkulosis, dapat sampai 6, 9 bahkan 12 bulan.
Sementara untuk penyakit-penyakit yang sifatnya akut dan dapat sembuh sendiri (self limiting diseases) dapat diberikan obat simtomatis sampai gejala kliniknya menghilang.
6. Informasi pengobatan
Informasi yang seharusnya disampaikan juga tidak hanya mencakup cara minum obat tetapi juga meliputi kemungkinan terjadinya efek samping dan penanggulangannya.
Informasi hendaknya sederhana, jelas dan mudah dipahami oleh orang tua si anak
7. Ketaatan minum obat dan pendidikan pasien
Beberapa faktor yang tampaknya mempengaruhi ketaatan minum obat antara lain:
a. Faktor obat
b. Frekuensi pemberian dan keragaman jenis obat
c. Pola penyakit
d. Hubungan dokter-pasien dan dokter-orang tua pasien
8. Penilaian manfaat dan efek pengobatan
Dokter hendaknya mampu melakukan penilaian terhadap hasil pengobatan yang diberikan secara ilmiah.
Kemanfaatan suatu hasil terapetik harus dapat dibuktikan secara ilmiah berdasarkan kriteria yang lazim, misalnya pada demam kriteria penyembuhan dapat berupa menurunnya temperatur ke normal, di mana pengukuran dilakukan dengan termometer.
Pasien atau orang tua pasien seyogyanya diberitahu bagaimana menilai kriteria membaik atau sembuh.
Pasien atau orang tua pasien juga perlu diingatkan mengenai kemungkinan adanya efek samping dari pengobatan yang diberikan dan tindakan apa yang harus diambil jika hal itu terjadi.
Faktor-faktor Individual Yang Mempengaruhi Dosis Dan Tindakan Obat
• Umur dan berat badan
• Body surface area
• Jenis kelamin
• Waktu dan faktor tempat
• Faktor fisiologik
• Toleransi
– Toleransi kongenital
– Toleransi perolehan
– Toleransi silang
– Takifilaksi (toleransi akut)
• Kumulasi
• Faktor patologik
• Faktor farmakogenetik (idiosinkrasi)
• Faktor imunologik (alergi obat)
• Faktor psikologik dan lingkungan
• Faktor farmakokinetik:
Half-life (t ½ )
• Kombinasi obat:
– addisi
– potensiasi
– sinergisme
– antagonisme
– interaksi obat
Dangerous DrugsAdverse drug reaction surveillance in pediatric and adult patients
in an emergency roomMunoz et al. Med Clin (Barc) 111(3):92-8,1998
Drugs Children Adults
NSAID 10.4% 28.2%
Dangerous Drugs
CV drugs ? 15.9%
Antimicrobials 49.5% 14.5%
GIT drugs ? 11.1%
Respiratory drugs 19.9% ?
Vaccines 9.2% ?
NSAID ADR-related hospitalizations
Cooper JW. South Med J 92(5):485-90,1999
Efek umur, sex dan tipe tubuh terhadap komposisi tubuh
Umur BB rata (kg) Air tubuh total Lemak
(th) (% BB) (% BB)
Bayi < dari 3 bulan 3,5-8,3 70
Balita 1 10 57
Pria 20-30 72 58 19
40-50 77 56 25
60-70 77 54 25
Wanita 16-30 58 52 29
40-50 62 49 35
60-70 64 42 45
Pria gemuk 31 100 49 33
Pria langsing 26 69 70 7
PharmacokineticOral Drug Absorption
Drug Absorpsion
Parameter Neonatus Infant Child
Gastric Reduced Normal Normal
Acid
Secretion
Gastric Decrease Increased Increased
Emptying
Time
Intestinal Reduced Normal Normal
Motility
Billiary Reduced Normal Normal
Function
Microbial Acquiring Adult Adult
Flora Pattern Pattern
Neonate vs. Older Children
Drug Oral Absorption
Acetaminophen Decreased
Ampicillin Increased
Diazepam Normal
Digoxin Normal
Penicillin G Increased
Phenobarbital Decreased
Phenytoin Decreased
Sulfonamides Normal
Calculation of Pediatric Drug Dosage
Based on age
• Young :
– n / [n + 12] x dosis dewasa (n = umur tahun)
– berlaku untuk anak: 1 – 8 tahun, tidak cocok untuk diatas 12 tahun
• Dilling:
– n / 20 x dosis dewasa (n = umur tahun)
– berlaku untuk anak : 8 – 20 tahun
• Cowling:
– [n + 1] / 24 x dosis dewasa (n = umur tahun)
– di Indonesia rumus ini tidak banyak dipergunakan.
• Rumus Ausberger: rumus ini agak tepat untuk anak umur
– 2 – 12 bulan : ( m + 13) % dari D
– 1 – 11 tahun : (4 n + 20) % dari D
– 12 – 16 tahun : (5 n + 10) % dari D
– m = umur dalam bulan; n = umur dalam tahun; D = dosis dewasa
• Fried :
– m / 150 x dosis dewasa ( m = umur bulan)
– Rumus ini dipakai untuk bayi 1 tahun kebawah.
Based on body weight
Clark’s rule
Kg
weight (kg)
Ped. dose = ––––––––––––––––––––– X adult dose
70
pound
Weight (pound)
Ped. dose = ––––––––––––––––––––– X adult dose
150
BSA ( Body surface area )
neonate BSA
Ped. dose = ––––––––––––––––––––– X adult dose
adult BSA
Dosage based on BSA
Weight(kg) Age BSA(m2) % adultdose
3 Born 0,2 12
6 3 month 0,3 18
10 1 year 0,45 28
20 5,5 year 0,8 48
30 9 year 1 60
40 12 year 1,3 78
50 14 year 1,5 90
60 Adult 1,7 102
Contoh menghitung dosis PARASETAMOL untuk anak
Young’s Rule (untuk anak-anak 2-12 tahun)
Umur (thn) x dosis dewasa
Dosis anak – anak = ---------------------------------
Umur + 12
Contoh : Parasetamol (dosis dewasa oral : 500 mg)
3 x 500
untuk umur 3 thn = ------------ = 100 mg
3 + 12
Hamburger’s Rule (didasarkan pada berat badan dengan berat Badan dewasa 70 kg).
Berat (kg) x dosis dewasa
Dosis = ------------------------------------
70
Contoh : menghitung dosis parasetamol untuk anak – anak
dengan berat 14 kg (dosis dewasa oral : 500 mg);
14 x 500
Dosis = --------------- = 100 mg
70
Special Dosage Forms for Pediatrics
• Elixirs
• Suspensions
– Sweeteners
Induce infection and dental carries
- Alcohol
• Chewable tablets
• Measured spoon
– Teaspoon
– 1 Cth ( sendok teh ) = 5 ml
– 1 C ( sendok makan ) = 15 ml
Sendok Makan & Sendok Teh
di Hotel - Rumah Tangga
• Ukuran volume 1 sendok makan: tidak ada ukuran 15 ml
• Ukuran volume 1 sendok teh (seharusnya 5 ml) sangat bervariasi
Bahan aktif yang ditambahkan pada obat-obatan untuk anak
Obat racikan
– Saccharum lactis
Obat jadi
• Syrup
– Flavors
– Alkohol
• Tablet kunyah
– Flavors
– Pemanis rasa
• Alcohol, as a solvent
• Fluoride
• Thimerosal in vaccinations
CONTOH SOAL :
Anak: 4 tahun & berat badan 15 kg
Diclofenac Ibuprofen
• Dosis per- hari adalah: • Dosis per- hari adalah:
– (0,7 – 2) mg/kg x 15 kg = – (5 – 10) mg/kg x 15 kg =
(10.5 - 30) mg (75 – 150) mg
– dosis terbagi 3 kali sehari, – dosis terbagi 3 kali sehari,
(3.5 – 10) mg per-kali (25 – 50) mg per-kali
R/ Diclofenac mg 5 R/ Ibuprofen mg 50
Saccharum lactis qs Saccharum lactis qs
m f pulv dtd No X m f pulv dtd No X
S t dd pulv I S t dd pulv I
CATAFLAM DROPS(Diclofenac resinate)
Dosis : 1 tetes/ 1 kg BB/ 1 X pemberian
Berat Badan Jumlah tetes 1 botol untuk
perhari Pemakaian
10 kg 10 tetes x 3 kali 15 hari
15 kg 15 tetes x 3 kali 10 hari
20 kg 20 tetes x 3 kali 7,5 hari
25 kg 25 tetes x 3 kali 6 hari
30 kg 30 tetes x 3 kali 5 hari
35 kg 35 tetes x 3 kali 4 hari
Suggested dosages of some NSAIDsfor postoperative pain management
NSAID DOSE ROUTE
Diclofenac 0,7 - 2 mg/kg Oral, rectal, IM
Ibuprofen 5 - 10 mg/kg Oral
Flurbiprofen 1 mg/kg Oral
Ketorolac 0,3 – 0,5 mg/kg IM , IV
Ketoprofen 1 - 2 mg/kg IV
Naproxen 4 - 6 mg/kg Oral
Nimesulide 1,5 mg/kg Oral
Tenoxicam 0,75 mg/kg IM
Kokki H. Nonsteroidal anti-inflammatory drugs for postoperative pain.
A focus on children. Pediatr Drugs 5(2):103-23,2003