(6) bab ii
DESCRIPTION
PRCCCTRANSCRIPT
13
BAB II
PROFIL WILAYAH
KECAMATAN PRACIMANTORO
DAN PARANGGUPITO
2.1 Konteks/Konstelasi Wilayah
Konteks atau konstelasi wilayah menggambarkan hubungan atau perbandingan
Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito dengan Kabupaten Wonogiri pada beberapa aspek
yakni aspek fisik alamiah dan tata guna lahan; kependudukan; ekonomi; infrastruktur dan
fasilitas; serta sosial dan kelembagaan.
2.1.1 Lokasi dan Fisik Alamiah
Konstelasi Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito dalam kedudukannya di Kabupaten
Wonogiri terletak di bagian paling selatan di Kabupaten Wonogiri. Kecamatan Pracimantoro dan
Paranggupito merupakan dua kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Wonosari
DIY dan Kecamatan Donorejo di Pacitan, Jawa Timur.
Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito terletak di jalur selatan yang
menghubungkan antara Jawa Timur ke DIY melalui Pacitan, Jawa Timur menuju Wonosari, DIY
melalui Desa Pracimantoro, Jawa Tengah selaku kota transit bagi kedua provinsi. Peta orientasi
konstelasi Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito terhadap Kabupaten Wonogiri dapat dilihat
pada gambar 3.1.
Sedangkan untuk aspek fisik di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito secara
konstelasi dapat dirinci sebagai berikut:
2.1.1.1 Topografi
Topografi di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito didominasi oleh kelerengan datar yakni
0-8% dan 8-15%. Dibandingkan dengan semua kecamatan di Kabupaten Wonogiri, kedua
kecamatan tersebut termasuk kecamatan dengan tingkat kelerangan datar. Peta kelerengan
Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito terhadap kelerengan di Kabupaten Wonogiri dapat
dilihat pada gambar 2.2.
14
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.1
Peta Orientasi Konstelasi Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
terhadap Kabupaten Wonogiri
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.2
Peta Kelerengan Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
terhadap Kelerengan di Kabupaten Wonogiri
15
2.1.1.2 Litologi
Litologi di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito didominasi oleh jenis tanah aluvium
dan miosen fases batu gamping. Secara konstelasi di Kabupaten Wonogiri, Kecamatan
Pracimantoro dan Paranggupito mempunyai paling banyak formasi miosen fasies batu gamping
dibandingkan dengan kecamatan yang lain.
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.3
Peta Litologi Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
terhadap Litologi di Kabupaten Wonogiri
2.1.1.3 Klimatologi
Intensitas curah hujan di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito sebesar 1500-2000
mm/th atau termasuk kedalam hujan dengan intensitas rendah. Walaupun dengan curah hujan
yang tergolong rendah, namun pertanian di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito dapat
tetap berjalan. Kondisi tersebut disebabkan karena pengairan untuk lahan pertanian juga
berasal dari mata air di Tubokarto. Dibandingkan dengan seluruh kecamatan di Kabupaten
Wonogiri, kedua kecamatan tersebut termasuk daerah dengan curah hujan yang rendah. Peta
klimatologi Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito terhadap klimatologi di Kabupaten
Wonogiri dapat dilihat pada gambar 2.4.
16
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.4
Peta Klimatologi Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
terhadap Klimatologi di Kabupaten Wonogiri
2.1.2 Kependudukan
Untuk aspek kependudukan di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito dibandingkan
dengan jumlah penduduk Kabupaten Wonogiri, hanya menyumbang sedikit dari jumlah total
penduduk di Kabupaten Wonogiri.
Tabel II.1
Jumlah Penduduk Kecamatan Pracimantoro, Paranggupito dan
Kabupaten Wonogiri Tahun 2006-2010
Tahun Jumlah Penduduk
Kecamatan Pracimantoro Kecamatan Paranggupito Kabupaten Wonogiri
2006 69.575 20.951 1.080.112
2007 69.656 20.657 1.181.114
2008 71.955 20.635 1.212.677
2009 73.714 21.162 1.234.880
2010 75.545 21.545 1.245.923
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013
17
Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito pada tahun 2010 menyumbang kontribusi
jumlah penduduk sebanyak 8% dari total jumlah penduduk di Kabupaten Wonogiri atau dengan
kata lain 97.090 jiwa penduduk dari total jumlah penduduk 1.245.923 jiwa penduduk se-Kabupaten
Wonogiri.
Grafik II.1
Pertumbuhan Penduduk Alamiah Kecamatan Pracimantoro, Paranggupito dan
Kabupaten Wonogiri Tahun 2006-2010
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013
Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa pertumbuhan penduduk alamiah di
Kecamatan Pracimantoro, Paranggupito dan Kabupaten Wonogiri pada tahun 2006 hingga 2010
sangat fluktuatif. Pada tahun 2009, pertumbuhan penduduk Kabupaten Wonogiri sangat tinggi
yakni sebesar 1,41%. Terjadinya fenomena pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi ini karena
tingginya fertilitas dan mortalitas akibat proses pembangunan baik di bidang kesehatan,
ekonomi, sosial maupun keluarga berencana. Namun, pada tahun 2010 pertumbuhan penduduk
hanya sebesar 0,08% atau tergolong rendah apabila dibandingkan tahun 2009.
Fenomena pertumbuhan penduduk alamiah yang tinggi di Kabupaten Wonogiri pada tahun
2009 tidak terjadi pada Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito. Pada tahun tersebut,
pertumbuhan penduduk alamiah lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berarti
kedua kecamatan tersebut tidak berperan pada tingginya pertumbuhan penduduk alamiah
Kabupaten Wonogiri pada tahun 2009.
0,19
0,57 0,55
0,2 0,18
0,47
0,41 0,41
0,37
0,21
0,61
0,62 0,67
1,41
0,08
0
0,5
1
1,5
2
2,5
2006 2007 2008 2009 2010
Pe
rtu
mb
uh
an P
en
du
du
k A
lam
iah
(
%)
Tahun
Kabupaten Wonogiri
Kecamatan Paranggupito
Kecamatan Pracimantoro
18
Apabila dibandingkan dengan sub wilayah lain di Kabupaten Wonogiri, Kecamatan
Pracimantoro dan Paranggupito merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk yang tergolong
rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada peta berikut ini:
Sumber : Analisis Kelompok, 2013
Gambar 2.5
Peta Jumlah Kabupaten Wonogiri per Sub Wilayah
2.1.3 Perekonomian
Perbandingan kondisi ekonomi Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito terhadap
Kabupaten Wonogiri dapat diketahui dari persentase kontribusi PDRB kecamatan terhadap PDRB
kabupaten. Untuk kontribusi sektor perekonomian di Kabupaten Wonogiri, prosentase terbesar
adalah sektor pertanian dengan prosentase sebesar 49%. Artinya sektor pertanian merupakan
sektor yang paling besar dalam menyumbang kontribusi bagi perkembangan perekonomian di
Kabupaten Wonogiri. Kemudian sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan
restaurant dengan masing-masing kontribusi sebesar 13%. Prosentase PDRB Sektor Kabupaten
Wonogiri dapat dilihat pada diagram II.1.
Untuk kontribusi perekonomian di Kecamatan Pracimantoro sangat didominasi oleh sektor
pertanian dengan sumbangan pada PDRB sebesar 62%. Dapat diartikan bahwa sektor pertanian
merupakan basis utama perekonomian dan mata pencaharian utama penduduk Kecamatan
Pracimantoro. Kemudian sektor perdagangan, hotel dan restaurant merupakan sektor terbesar
19
kedua dengan prosentase 14%. Hal ini tidak jauh berbeda dengan karakteristik perekonomian
Kabupaten Wonogiri.
Sedangkan, untuk kontribusi perekonomian di Kecamatan Paranggupito didominasi juga
oleh sektor pertanian dengan sumbangan pada PDRB sebesar 75%. Berarti bahwa sektor
pertanian merupakan basis utama perekonomian dan mata pencaharian utama penduduk
Kecamatan Paranggupito. Kemudian sektor perdagangan, hotel dan restaurant merupakan sektor
terbesar kedua dengan prosentase 10%. Hal ini tidak jauh berbeda dengan karakteristik
perekonomian di Kabupaten Wonogiri dan Kecamatan Pracimantoro.
Diagram II.1
Prosentase PDRB Sektor Kabupaten Wonogiri
Sumber : Analisis Kelompok, 2013
Diagram II.2
Prosentase PDRB Sektor Kecamatan Pracimantoro
Sumber : Analisis Kelompok, 2013
49%
1%
5%
1% 5%
13%
9%
4% 13% Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, dan Restaurant
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan,Persewaan & Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
62%
0% 4%
1%
2%
14%
7%
3%
7%
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, dan Restaurant
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan,Persewaan & Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
20
Diagram II.3
Prosentase PDRB Sektor Kecamatan Paranggupito
Sumber : Analisis Kelompok, 2013
Berikut tabel perbandingan nilai per sektor PDRB antara Kecamatan Pracimantoro,
Paranggupito dan Kabupaten Wonogiri.
Tabel II.2
Tabel Nilai PDRB ADHK Kec. Pracimantoro, Kec. Paranggupito dan Kab. Wonogiri
No Sektor Pracimantoro Paranggupito Kabupaten
Wonogiri
1 Pertanian 109,880.17 52,303.67 1,472,208.16
2 Pertambangan dan Penggalian 674.52 0.00 25,564.63
3 Industri Pengolahan 7,450.23 4,595.70 144,317.28
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,018.38 242.33 17,730.89
5 Bangunan 3,343.06 1,918.15 133,736.11
6 Perdagangan, Hotel, dan Restaurant 24,450.63 6,787.74 398,224.51
7 Pengangkutan dan Komunikasi 13,490.16 328.10 276,049.78
8 Keuangan,Persewaan & Jasa Perusahaan 5,143.70 1,565.75 130,960.76
9 Jasa-jasa 12,919.70 2,289.96 394,002.17
Jumlah 178,370.54 70,031.39 2,992,794.29
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013
75%
0% 7%
0% 3% 10%
0% 2% 3%
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel, dan Restaurant
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan,Persewaan & JasaPerusahaan
Jasa-jasa
21
Dari data diatas, jika data-data tersebut diolah lagi dapat menghasilkan sebuah
informasi baru, salah satunya adalahsektor basis ekonomi. Sektor basis ekonomi diolah dengan
membandingkan jumlah PDRB Persektor pada tingkat kecamatan dengan PDRB persektor pada
tingkat Kabupaten. Ada atau tidaknya nya sektor basis dapat dilihat dari nilai LQ (Location
Quotient) yang bernilai lebih dari 1. Berikut adalah bilai Location Quotient dan sektor basis tiap
sektor ekonomi di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito.
Tabel II.3
Sektor Basis Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
No Nama Sektor
Kecamatan Pracimantoro Kecamatan Paranggupito
Nilai
LQ Keterangan Nilai LQ Keterangan
1 Pertanian 1,23 Sektor Basis 1,42 Sektor Basis
2 Pertambangan dan Penggalian 0,45 Sektor Non Basis 1,32 Sektor Basis
3 Industri Pengolahan 0,91 Sektor Non Basis 0,82 Sektor Non Basis
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,01 Sektor Basis 0,67 Sektor Non Basis
5 Bangunan 0,44 Sektor Non Basis 0,60 Sektor Non Basis
6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1,04 Sektor Basis 0,56 Sektor Non Basis
7 Pengangkutan dan Komunikasi 0,80 Sektor Non Basis 0,32 Sektor Non Basis
8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 0,68 Sektor Non Basis 0,20 Sektor Non Basis
9 Jasa-jasa 0,56 Sektor Non Basis 0,09 Sektor Non Basis
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sektor pertanian memang menjadi sektor
basis di Kedua Kecamatan. Selain sektor pertanian pun terdapat sektor lain seperti sektor
perdagangan, hotel, dan restoran di Kecamatan Pracimantoro dan sektor pertambangan dan
penggalian di Kecamatan Paranggupito. Dengan sektor-sektor tersebut menjadi sektor basis,
berarti sektor tersebut mempunyai jumlah produksi yang berlebih untuk kepentingan masyarakat
kecamatannya sendiri. Sehingga sektor tersebut mempunyai kemungkinan untuk dilakukan ekspor.
Tabel II.4
Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan Pracimantoro dan Parnggupito serta Kabupaten Wonogiri
Tahun Kecamatan
Pracimantoro
Kecamatan
Paranggupito
Kabupaten
Wonogiri
2007 0,04 0,03 0,05
2008 0,06 0,04 0,04
2009 0,05 0,05 0,05
22
Tahun Kecamatan
Pracimantoro
Kecamatan
Paranggupito
Kabupaten
Wonogiri
2010 0,04 0,03 0,03
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013
Sedangkan kondisi ekonomi Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito jika dilihat dari
pertumbuhan ekonomi per tahunnya selalu berubah, kadangkala mengalami kenaikan pertumbuhan
dan kadangkala pertumbuhannya lebih kecil. Namun tidak ada pertumbuhan ke arah negatif. Jika
dibandingkan dengan Kabupaten Wonogiri Kecamatan Pracimantoro seringkali lebih tinggi daripada
Kabupaten Wonogiri. Akan tetapi Kecamatan Paranggupito pertumbuhannya seringkali lebih kecil
dibandingkan dengan Kecamatan Paranggupito maupun Kabupaten Wonogiri.
2.2 Kondisi Wilayah
Menggambarkan kondisi wilayah Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito berdasarkan
beberapa aspek, diantaranya adalah aspek fisik alamiah dan tata guna lahan; kependudukan;
ekonomi; infrastruktur dan fasilitas; sosial dan kelembagaan; dan desa tertinggal.
2.2.1 Fisik Alamiah
Aspek fisik alamiah Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito ditinjau berdasarkan
kondisi topografi, klimatologi, litologi, hidrologi, hidrogeologi, bahaya geologi dan tata guna
lahan.
2.2.1.1 Topografi
Kondisi topografi Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito sangat mendukung untuk
dijadikan sebagai kawasan permukiman dan lahan pertanian. Hal ini sesuai dengan rata-rata
kelerengan 0-8% dan 8-15% yang tergolong datar dan landai. Terdapat juga daerah dengan
kelerengan 15-25%, namun masih bisa mendukung kegiatan pertanian dan permukiman. Meskipun
begitu, jumlah lahan terbangun di kedua kecamatan terutama di Kecamatan Paranggupito masih
sangat sedikit karena jumlah penduduknya yang memang sedikit. Kondisi lahan di Kecamatan
Paranggupito terutama pada daerah pesisirnya berupa bukit-bukit kecil berbatu sehingga kurang
baik dijadikan sebagai permukiman.
23
Sumber : BAPPEDA 2008
Gambar 2.6
Peta Kelerengan Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
2.2.1.2 Klimatologi
Sebagian besar masyarakat di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito terutama di
Kecamatan Paranggupito sangat tergantung dengan air hujan. Mereka memanfaatkan air hujan
sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Air hujan tersebut ditampung di bak-
bak pribadi dan telaga-telaga buatan yang digunakan untuk keperluan MCK, pengairan lahan
pertanian serta kebutuhan lainnya. Curah hujan di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
tergolong rendah yakni 1500-2000 mm/tahun. Akibatnya masyarakat sering sulit mendapatkan
air bahkan sejak akhir musim penghujan.
24
Sumber : BAPPEDA 2008
Gambar 2.7
Peta Klimatologi Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
2.2.1.3 Litologi
Tanah di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito didominasi oleh miosen fasies batu
gamping. Sebagian berupa tanah aluvium dan beberapa yang lain adalah campuran keduanya.
Tanah aluvium baik digunakan sebagai lahan pertanian karena sifatnya yang subur. Kesuburan
tanah aluvium dikarenakan tanah aluvium merupakan tanah sedimentasi yang mengandung banyak
unsur hara yang merupakan nutrisi bagi tumbuhan.
Sedangkan, tanah miosen fasies batu gamping merupakan tanah yang mempunyai daya
tembus air sangat tinggi. Akibatnya, air hujan tidak bisa diserap oleh tanah, namun mengalir ke
bawah permukaan tanah dan menjadi air bawah tanah. Oleh karena itu masyarakat sulit
mendapatkan air bersih dengan sumur kedalaman rendah meskipun air langsung mengalir ke
bawah tanah. Air bawah tanah tersebut pun sulit didapatkan karena susah untuk memprediksi
keberadaannya.
25
Sumber : BAPPEDA 2008
Gambar 2.8
Peta Litologi Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
2.2.1.4 Hidrologi dan Hidrogeologi
Meskipun berada di daerah pesisir, Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito tidak
dilalui satu pun sungai. Kedua kecamatan tersebut juga termasuk daerah kering. Salah satu
penyebabnya adalah lahan kars yang mendominasi sehingga tidak banyak air yang dapat diserap.
Di beberapa desa di kedua kecamatan terdapat sumber air atau mata air yang biasanya
disalurkan melalui tangki-tangki. Peta hidrogeologi Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
dapat dilihat pada gambar 2.9.
2.2.1.5 Bahaya Geologi
Bahaya geologi di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito berupa gempa bumi yang
terjadi di beberapa tempat. Gempa bumi tersebut merupakan imbas dari gempa yang berasal dari
Yogyakarta. Bencana lain yang ada di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito adalah longsor
di sebagian wilayah. Bencana longsor disebabkan oleh kondisi topografi yang curam. Peta
potensi bencana Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito dapat dilihat pada gambar 2.10.
26
Sumber : Analisis Kelompok, 2013
Gambar 2.9
Peta Hidrogeologi Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
Sumber : Analisis Kelompok, 2013
Gambar 2.10
Peta Potensi Bencana Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
27
2.2.1.6 Tata Guna Lahan
Tata guna lahan Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito didominasi oleh tegalan. Hal
ini sejalan dengan mata pencaharian masyarakatnya yang sebagian besar sebagai petani. Begitu
juga dengan pendapatan daerah atau PDRB yang terbesar berasal dari sektor pertanian.
Komoditas pertanian yang ada yakni padi sawah, padi gogo, kacang tanah, kacang hijau, jagung,
ubi kayu dan kedelai.
Untuk penggunaan lahan sebagai permukiman hanya sebagian kecil dari luas wilayah,
yaitu sekitar 15-20%. Hal ini disebabkan oleh jumlah penduduk yang sedikit dan kondisi wilayah
yang sebagian besar mempunyai topografi curam sehingga akan berbahaya jika dijadikan sebagai
pemukiman.
Sumber : BAPPEDA 2008
Gambar 2.11
Peta Tata Guna Lahan Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
28
2.2.2 Kependudukan
Gambaran mengenai kondisi kependudukan di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
Tabel II.5
Kondisi Kependudukan Kecamatan Paranggupito Tahun 2010
Kelurahan
Jumlah penduduk Jumlah
penduduk
total
Sex
Ratio
Kepadat
an
Pertumb
uhan Laki-
laki
Perempu
an
Paranggupito 1510 1615 3125 93,49 291 16
Gudangharjo 860 890 1750 96,62 225 0
Gunturharjo 1912 1867 3779 102,41 357 12
Gendayakan 1093 1152 2245 94,87 282 6
Sambiharjo 1110 1158 2268 95,85 331 3
Ketos 1353 1392 2745 97,19 92 8
Songbledeg 1538 1665 3203 92,37 92 3
Johonut 1156 1274 2430 90,73 84 14
Jumlah 10532 11013 21545
Sumber: BPS Kabupaten Wonogiri, 2013
Tabel II.6
Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Paranggupito Tahun 2006-2010
Kelurahan 2006 2007 2008 2009 2010
Paranggupito 20 7 5 23 16
Gudangharjo 5 7 8 0 0
Gunturharjo 5 3 6 18 12
Gendayakan 0 5 10 7 6
Sambiharjo 14 11 9 11 3
Ketos 5 12 8 12 8
Songbledeg 9 1 2 4 3
Johonut 3 11 17 6 14
Jumlah
Sumber: BPS Kabupaten Wonogiri, 2013
29
Tabel II.7
Kondisi Kependudukan Kecamatan Paranggupito Tahun 2010
Kelurahan Jumlah Penduduk Jumlah
penduduk total Sex ratio Kepadatan Pertumbuhan
Laki-laki Perempuan
Sumberagung 1676 1732 3408 96,77 308 12
Petirsari 1213 1283 2496 94,54 404 -1
Joho 2552 2646 5198 96,44 450 7
Gambirmanis 2987 3091 6078 96,64 441 14
Watangrejo 1922 1950 3872 98,56 408 6
Suci 1922 1950 3872 98,56 408 6
Jimbar 1564 2141 3705 73,05 892 7
Sambiroto 2028 2083 4111 97,36 677 11
Pracimantoro 4260 4177 8437 101,99 1126 7
Gedong 2568 2552 5120 100,63 574 17
Gebangharjo 1350 1335 2685 101,12 373 0
Sedayu 2652 2164 4816 122,55 931 4
Banaran 1474 1544 3018 99,47 420 -3
Trukan 1841 1854 3693 99,3 820 6
Tubokarto 2133 2183 4316 97,71 615 13
Lebak 1521 1538 3059 98,89 632 6
Glinggang 1477 1551 3028 95,23 420 5
Wonodadi 1689 1704 3393 99,12 351 10
Jumlah 36829 37478 74305
Sumber: BPS Kabupaten Wonogiri, 2013
Tabel II.8
Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Pracimantoro Tahun 2006-2010
Kelurahan 2006 2007 2008 2009 2010
Sumberagung 14 25 28 9 12
Petirsari 17 16 10 4 -1
Joho 17 -4 9 -5 7
Gambirmanis 3 -6 10 7 14
Watangrejo 0 8 -1 20 6
Suci 15 2 0 10 6
Jimbar -3 25 7 19 7
30
Kelurahan 2006 2007 2008 2009 2010
Sambiroto 24 16 77 9 11
Pracimantoro -4 28 6 35 7
Gedong 17 26 27 27 17
Gebangharjo 4 -1 -2 8 -10
Sedayu -8 27 4 19 27
Banaran 0 -28 3 -11 -37
Trukan 5 5 -15 30 64
Tubokarto 17 13 32 -41 -11
Lebak -1 13 34 71 75
Glinggang 3 9 37 -12 -26
Wonodadi 9 0 36 0 0
Jumlah
Sumber: BPS Kabupaten Wonogiri, 2013
Berdasarkan data-data diatas, dapat dipetakan kondisi jumlah penduduk di Kecamatan
Pracimantoro dan Kecamatan Paranggupito.
Sumber : Analisis Kelompok, 2013
Gambar 2.12
Peta Jumlah Penduduk Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
31
Berdasarkan tabel dan digram diatas dapat dilihat bahwa rata-rata kepadatan penduduk
di Kecamatan Pracimantoro lebih tinggi daripada di Kecamatan Paranggupito. Demikian juga
dengan jumlah penduduk Kecamatan Pracimantoro yang hampir tiga kali lipat dari jumlah
penduduk Kecamatan Paranggupito. Selain karena wilayahnya yang lebih luas, kondisi tersebut
juga dipengaruhi oleh aksesbilitas di kedua kecamatan. Kecamatan Pracimantoro berada di
daerah persimpangan antara jalur dari Pacitan-DIY dan Pracimantoro-Solo. Sedangkan
Parangggupito tidak dilalui oleh jalur yang penting, sehingga dibandingkan dengan Kecamatan
Pracimantoro aksesibilitas di Kecamatan Paranggupito jauh lebih buruk dan kurang mendukung
sebagai kawasan premukiman.
Sumber : Analisis Kelompok, 2013
Gambar 2.13
Peta Penduduk Menurut Agama Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
Untuk mengetahui perkembangan jumlah penduduk di Kecamatan Pracimantoro dan
Paranggupito dari tahun 2006-2010, dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
32
Grafik II.2
Jumlah Penduduk Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito Tahun 2006-2010
Sumber: BPS Kabupaten Wonogiri,2013
Setelah melihat perkembangan pertumbuhan jumlah penduduk di atas, dapat dilihat
bahwa di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito memiliki perkembangan jumlah penduduk
yang merata. Setiap tahun mengalami kenaikan jumlah penduduk yang tidak begitu signifikan.
Data migrasi atau jumlah penduduk pindah juga memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan jumlah penduduk. Hal tersebut bisa dipengaruhi oleh kondisi wilayah itu sendiri,
seperti faktor ekonomi. Berikut adalah data migrasi di Kecamatan Pracimantoro dan
Paranggupito:
Grafik II.3
Jumlah Migrasi Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
Tahun 2006-2010
Sumber: BPS Kabupaten Wonogiri, 2013
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
80000
2006 2007 2008 2009 2010
Jum
lah
pe
nd
ud
uk
(jiw
a)
Tahun
Paranggupito
Pracimantoro
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
2006 2007 2008 2009 2010
Jum
lah
mig
rasi
(jiw
a)
Tahun
Paranggupito
Pracimantoro
33
Sebagian besar masyarakat di Pracimantoro dan Paranggupto bermigrasi ke kota-kota
besar di Indonesia khususnya kota besar di Pulau Jawa antara lain Jakarta, Semarang, Solo,
Surabaya, DIY dan Pacitan. Hal ini tentu akan sangat mempengaruhi pergerakan penduduk di
Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito. Untuk Mengetahui prgerakan manusia dapat dilihat
pada peta di bawah ini:
Sumber : Analisis Kelompok 4. 2013
Gambar 2.14
Peta Pergerakan Manusia Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
Penduduk Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito didominasi oleh penduduk usia tua.
Penduduk usia muda dan penduduk usia produktif lebih sedikit. Jumlah penduduk usia produktif
yang sedikit disebabkan oleh banyaknya penduduk yang merantau. Penduduk yang merantau
bertujuan untuk mencari kerja di luar daerah karena lapangan kerja di desa sangat sedikit dan
penghasilan yang diperoleh dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhan.
Struktur penduduk di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito dapat dilihat dari
piramida penduduk di bawah ini:
34
Grafik II.4
Piramida Penduduk Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
Sumber: Analisis Kelompok 4B Studio Proses Perencanaan, 2013
2.2.3 Ekonomi
Kecamatan Pracimantoro mempunyai PDRB sebesar 178.370,54, sedangkan Kecamatan
Paranggupito memiliki PDRB sebesar 70.031,39 pada tahun 2010. Dapat dikatakan bahwa
Kecamatan Paranggupito memiliki sumbangan yang lebih besar. Dalam sumbangan terhadap
kabupaten, Kecamatan Pracimantoro memiliki sumbangan sebesar 6% dan Kecamatan
Paranggupito memiliki sumbangan sebesar 6%.
Dengan angka PDRB yang cukup tinggi, tidak mengherankan jika Kecamatan Pracimantoro
menduduki peringkat ke 3 dalam angka PDRB kecamatan di Kabupaten Wonogiri selama 4 tahun
berturut-turut sejak tahun 2006 sampai 2009. Namun untuk PDRB perkapita, Kecamatan
Pracimantoro tidak termasuk dalam 5 besar tingkat PDRB perkapita tertinggi di Kabupaten
Wonogiri. Namun, Kecamatan Paranggupito yang mempunyai nilai PDRB ADHK lebih rendah,
memiliki pendapatan perkapita lebih tinggi. Kecamatan Paranggupito sempat menduduki 5 besar
PDRB perkapita tertinggi di Kabupaten Wonogiri pada tahun 2007.
Kedua kecamatan tersebut mempunyai nilai PDRB paling tinggi dalam bidang pertanian.
Hal ini sejalan dengan kondisi wilayahnya yang sebagian besar merupakan tegalan. Hasil
pertanian yang mendukung pendapatan daerah ini adalah pertanian padi, jagung, kedelai, kacang
tanah, dan pertanian palawija.
(10000) (5000) 0 5000 10000
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-39
40-49
50-59
60+
Perempuan
Laki-laki
35
Sumber : Analisis Kelompok, 2013
Gambar 2.15
Peta Desa Miskin di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
Berdasarka n peta diatas, masih terdapat desa miskin di Kecamatan Pracimantoro dan
Paranggupito. Desa miskin tersebut adalah Desa Wonodadi, Gambirmanis, Gendayakan dan
Gunturharjo.
Selain desa miskin, di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito juga terdapat
ketimpangan ekonomi dan sosial. Pengklasifikasian tersebut didasarkan pada tingkat pendapatan
masyarakat dan status sosial. Desa yang memiliki ketimpangan ekonomi dan sosial adalah Desa
Tubokarto, Sedayu, Pracimantoro, Ketos dan Paranggupito. Berikut adalah peta ketimpangan
tersebut:
36
Sumber : Analisis Kelompok, 2013
Gambar 2.16
Peta Ketimpangan Ekonomi dan Sosial di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
Pertanian sebagai sektor basis di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito menjadi
perhatian penting. Namun, sebagian besar desa masih menggunakan peralatan tradisional. Hanya
8 desa di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito yang sudah menggunakan peralatan modern.
Peta persebaran cara pengolahan lahan pertanian di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
dapat dilihat pada gambar 2.17.
37
Sumber : Analisis Kelompok, 2013
Gambar 2.17
Peta Persebaran Cara Pengolahan Lahan Pertanian di
Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
2.2.4 Infrastruktur dan Fasilitas
Di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito terdapat beberapa infrastruktur dan
fasilitas yang mendukung aktivitas masyarakat. Jumlah dan kondisi infrastruktur serta fasilitas
di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito dapat dilihat di bawah ini:
2.2.4.1 Jalan
Kondisi jalan di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito masih memiliki kesenjangaan
antara di perkotaan dan pedesaannya. Jalan yang berada di Kota Pracimantoro memiliki kondisi
yang sudah bagus, sedangkan di beberapa desa seperti Desa Gendayakan, Sambiharjo dan
Gambirmanis masih tergolong buruk. Hal tersebut ditandai dengan kondisinya yang masih berupa
38
jalan bebatuan dan masih ada yang berupa tanah. Berikut adalah tabel penggolongan jenis jalan
yang ada di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito:
Tabel II.9
Panjang Jalan berdasarkan Jenisnya
di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito (Km)
Jenis Jalan Paranggupito Pracimantoro
Jalan Negara 0 0
Jalan Provinsi 0 0
Jalan Kabupaten/ Kotamadya 17.5 30.5
Jalan Desa/ Kelurahan 23 95.5
Jalan Kelas IIIa 0 12.5
Jalan Kelas IV 21.5 0
Jalan Kelas Desa 91.5 155
Sumber: BPS Kabupaten Wonogiri,2013
Sumber : Analisis Kelompok, 2013
Gambar 2.18
Peta Kondisi Jalan Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
39
Berdasarkan peta diatas, kondisi jalan di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
mayoritas dalam keadaan rusak. Kondisi tersebut berdampak pada aksesibilitas masyarakat yang
menjadi susah sehingga mereka terhambat untuk mendistribusikan hasil pertanian.
2.2.4.2 Drainase
Kondisi sIstem jaringan drainase yang ada di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
dapat dikatakan belum layak karena sebagian besar belum memiliki saluran drainase, kecuali di
Desa Pracimantoro. Di beberapa desa ada yang menggunakan susunan batu sebagai pembatas
jalan dan sekaligus dijadikan sebagai pembatas antara jalan dengan lahan perkebunan, seperti
terlihat pada gambar berikut:
Sumber: Dokumentasi Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.19
(a) Drainase di Perkotaan (b) Drainase di Pedesaan
2.2.4.3 TPS
Untuk jaringan TPS, Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito memiliki 1 TPS yang
berada di dekat terminal Pasar Pracimantoro. Untuk pengelolaan sampah yang lain, masyarakat
hanya membakarnya di setiap rumah. Selain dibakar, ada juga masyarakat yang menumpuk
sampah di pinggir jalan. Hal tersebut berakibat pada lingkungan yang menjadi tercemar, dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:
Sumber: Dokumentasi Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.20
Kondisi Persampahan
(b) Sampah yang Dibakar (b) Sampah yang Dibuang di Pinggir Jalan
40
2.2.4.4 Jaringan Sanitasi
Sistem sanitasi yang ada di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito sebagian besar
berupa WC pribadi. Namun, ada beberapa WC umum seperti yang berada di Desa Pracimantoro,
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Sumber: Dokumentasi Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.21
Kondisi Jaringan Sanitasi
(a) WC Pribadi (b) WC Umum
Sumber : Analisis Kelompok, 2013
Gambar 2.22
Peta Sanitasi Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
41
Berdasarkan peta tersebut, mayoritas warga di Kecamatan Pracimantoro dan
Paranggupito sudah memiliki kamar mandi pribadi dalam kondisi baik. Walaupun di beberapa desa
masih ada yang menggunakan kamar mandi dalam kondisi buruk dan memprihatinkan.
2.2.4.5 Jaringan air bersih
Sistem jaringan air bersih di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito dengan
menggunakan air tadah hujan, seperti gambar di bawah ini:
Sumber: Dokumentasi Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.23
Air Tadah Hujan
Sumber : Analisis Kelompok, 2013
Gambar 2.24
Peta Daerah Sulit Air Bersih Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
42
Yang menjadi masalah utama di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito adalah
kekurangan air bersih. Masalah kekeringan tersebut terjadi di Kecamatan Pracimantoro bagian
Selatan dan seluruh desa di Kecamatan Paranggupito. Untuk mengatasi masalah kekeringan
tersebut, masyarakat membuat bak penampungan air hujan di depan masing-masing rumah. Air
tersebut akan digunakan saat kekeringan datan. Selain dari bak penampungan, masyarakat juga
membeli air bersih dari tangki-tangki. Satu tangki biasanya dijual seharga Rp 120.000,00.
Sumber : Analisis Kelompok, 2013
Gambar 2.25
Peta Sumber Air Bersih Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
2.2.4.6 Jaringan listrik
Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito sudah terlayani oleh jaringan listrik. Hampir
semua desa sudah terjangkau walaupun terdapat beberapa keluarga yang menyalur aliran listrik
ke tetangganya.
43
Sumber: Dokumentasi Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.26
Tiang Listrik di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
Sumber : Analisis Kelompok, 2013
Gambar 2.27
Peta Persebaran Pelayanan Litrik Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
44
2.2.4.7 Sarana
Sarana yang ada di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito berupa sarana
peribadatan, pendidikan perekonomian, kesehatan dan pariwisata. Berikut adalah data sarana di
Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito:
Tabel II.10
Sarana di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
Wilayah Sarana Peribadatan
Sarana
Pendidikan Sarana Perekonomian Sarana Kesehatan
Jenis Jumlah Jenis Jumlah Jenis Jumlah Jenis Jumlah
Keca
mata
n P
racimanto
ro
Masjid 149 TK 36 Pasar Umum 1 Poliklinik 4
Surau/Langgar 16 SD 55 Pasar Hewan 1 Puskesmas 2
Gereja
4
SMP 7 Pasar Desa 5 Pustu 9
SMA 1 Kios/Toko
707
Rumah Bersalin 2
SMK 2 Praktek Dokter 6
Posyandu 168
Keca
mata
n
Para
nggupito Masjid 40 TK 8 Pasar 2 Puskesmas 1
Surau/Langgar 42 SD 19 Koperasi
89
Pustu 3
Gereja
2
SMP 2 Praktek Dokter 2
SMA 1 Posyandu 50
Sumber : Kecamatan Pracimantoro Dalam Angka 2011, 2013
Apabila dibandingkan dari sisi kuantitas, jumlah sarana di Kecamatan Pracimantoro lebih
banyak daripada Kecamatan Paranggupito. Keberadaan sarana-sarana tersebut sangat
mendukung penduduk di kedua kecamatan untuk melakukan kegiatan/aktivitasnya.
Apabila dilihat dari sarana pariwisata, di Kecamatan Paranggupito terdapat wisata
berupa Pantai Sembukan, Pantai Nampu, Pantai Waru dan Goa Tembus (Desa Gudangharjo).
Kondisi pantai tersebut sudah bisa dikatakan baik, namun di Pantai Nampu masih banyak sampah
yang berserakan. Aksesibilitas untuk menuju tempat wisata tersebut masih sulit. Kontribusi
tempat wisata terhadap kehidupan masyarakat dirasa masih kurang. Hal tersebut disebabkan
karena pengelolaan pantai yang masih dilakukan oleh masyarakat sehingga kurang profesional.
Sedangkan di Kecamatan Pracimantoro terdapat tempat wisata berupa Museum Karst yang
memberikan kontribusi besar terhadap pemasukan di Kecamatan Pracimantoro.
45
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.28
Peta Buffer Pasar Ketos Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.29
Peta Buffer Fasilitas Perekonomian Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
46
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.30
Peta Buffer Pasar Hewan Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.31
Peta Buffer Pasar Pracimantoro Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
47
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.32
Peta Wisata Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
Di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito, layanan trayek angkutan umum terpusat
di Terminal Pracimantoro dan Pasar Ketos. Terminal Pracimantoro melayani angkutan umum bus
AKDP dan AKAP serta carry yang \melayani antar pasar di kedua kecamatan. Sedangkan untuk
pasar Ketos hanya melayani angkutan umum menuju ke pasar Pracimantoro.
Untuk trayek angkutan bus dari terminal Pracimantoro melyani jurusan ke Pacitan ke
Bandung dan Jabodetabek. Sedangkan untuk jam operasionalnya rata-rata dari pagi jam 07.00 –
17.00 baik itu untuk bus di terminal Pracimantoro dan carry, jam operasionalnya rata-rata 01.00
-07.00 menyesuaikan aktivitas perdagangan di kedua pasar.
48
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.33
Peta Trayek Angkutan Umum Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
2.2.5 Sosial dan Kelembagaan
Ada berbagai jenis organisasi kemasyarakatan yang ada di Kecamatan Pracimantoro dan
Paranggupito, contohnnya adalah organisasi perempuan, keagamaan, organisasi pemuda, profesi
dan lain-lain. Contoh organisasi perempuan yang ada di kedua kecamatan tersebut adalah PKK,
dan Dasa Wisma. Organisasi perempuan tersebut berperan dalam pembangunan dengan program-
programnya seperti pemeliharaan lingkungan, pengembangan sumber daya manusia serta
pelatihan-pelatihan.
Dalam pengembangan suatu wilayah, kelembagaan memiliki peran penting. Masing-masing
lembaga memiliki status dan perannya. Seperti pemerintah kecamatan memiliki status sebagai
kelembagaan formal dan memiliki peran sebagai fasilitator. Dasa wisma berstatus sebagai
kelembagaan non formal dan memiliki peran sebagai implementer. Berikut tabel lengkap tentang
status atau kedudukan lembaga dan peran masing-masing lembaga:
49
Tabel II.11
Tabel Status Kelembagaan dan Peranannya
Nama Organisasi Status Peran
Pemerintah Kecamatan Formal Fasilitator
Bapepam Formal Perencana
PNPM Formal Implementer
PKK Formal Fasilitator
Dasa Wisma Non formal Implementer
Koperasi Non formal Fasilitator
Majelis Taklim Non formal Fasilitator
BKAM Non formal Fasilitator
BKL Non formal Implementer
Gapoktan Non formal Fasilitator
Pamsimas Non formal Fasilitator
Paguyuban Ojek Non formal Implementer
Sumber: Data Monografi Kecamatan, 2013
Masing-masing lembaga memiliki koordinator untuk mengkoordinasi tercapainya suatu
program yang ditargetkan. Berikut adalah koordinator dari masing-masing lembaga tersebut:
Tabel II.12
Tabel Koordinator berdasarkan Jenis Organisasi
Nama Organisasi Koordinator
Pemerintah Kecamatan Camat
Bapepam Koord Bapepam Desa
PNPM Koord PNPM Kabupaten
PKK Ibu Camat dan Wakil Camat
Dasa Wisma Ibu Kepala Desa dan Dusun
Koperasi Kepala Koperasi Desa
Majelis Taklim Ketua ta'mir masjid
BKAM Pimpinan Ta'mir Masjid Raya
BKL PKK Kecamatan
Gapoktan Ketua Gapoktan
Pamsimas Dinas Cipta Karya Kabupaten
Paguyuban Ojek Ketua Paguyuban Ojek
Sumber: Data Monografi Kecamatan, 2013
50
Selain itu, organisasi keagamaan yang ada di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
adalah Nahdlatul Ulama, Majelis Taklim dan BKAM (Badan Koordinasi Antar Masjid). Organisasi-
organisasi keagamaan tersebut berperan dalam pengembangan sumber daya manusia serta
pemeliharaan dan pembangunan sarana peribadatan. Sedangkan organisasi pemuda yang ada di
Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito adalah Karang Taruna. Karang Taruna banyak
berperan dalam penyelenggaraan program-program pemerintah yang berbasis masyarakat seperti
pengadaan air bersih (Pamsimas), pengembangan sumber daya manusia, dan penyelenggaraan
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
Karena sebagian masyarakatnya bekerja di sektor pertanian, organisasi profesi yang
ada di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito adalah organisasi petani yang disebut
GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani). Organisasi ini banyak berperan terutama dalam
peningkatan perekonomian dan kesejahteraan petani. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh
kelompok tani ini adalah penyebaran informasi dan pengetahuan pertanian, peningkatan kualitas
petani, simpan pinjam (peminjaman modal) serta peningkatan kualitas hasil tani. Dengan kegiatan-
kegiatan tersebut, para petani memperoleh informasi mengenai perkembangan pertanian,
pemanfaatan teknologi pertanian, dan program-program lainnya. Meningkatnya kualitas petani
dan hasil pertaniannya, akan menjadikan kondisi perekonomian petani yang semakin membaik dan
mempengaruhi kesejahteraannya. Peningkatan kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah sedikit
banyak mempengaruhi laju pembangunan dan perkembangan wilayah.
Ada beberapa masalah yang dihadapi oleh organisasi/ lembaga yang ada di Kecamatan
Pracimantoro dan Paranggupito. Masalah-masalah kelembagaan tersebut antara lain :
1. Rendahnya kualitas sumber daya manusia
Rendahnya kualitas sumber daya manusia terlihat diorganisasi pemerinyahan seperti
kantor desa. Sebagian besar pegawai kantor desa tersebut adalah lulusan SMP atau SMA.
Rendahnya pendidikan pegawai akan berdampak pada kinerja organisasi pemerintahan
tersebut.
2. Pegawai kantor tidak memahami tugas yang harus dilakukan
Umumnya jam operasi di kantor desa hanya singkat (pukul 08.00-11.00). Jam operasi
yang singkat disebabkan karena pegawai kantor tidak mengerti tugas yang harus
dilakukan dan sedikit orang yang mendatangi kantor desa untuk mengurus berbagai hal.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa para pegawai di kantor desa kurang memahami tugas
dan kurang peka terhadap kondisi wilayah pemerintahannya. Padahal, banyak masalah yang
harus diselesaikan.
51
3. Kurangnya koordinasi antar lembaga terutama antara lembaga pemerintah dan non
pemerintah
Kurangnya koordinasi tersebut menyebabkan antar lembaga/organisasi tidak dapat
saling mendukung satu sama lain dan menimbulkan potensi terjadinya ketidaksinkronan
antara lembaga satu dengan yang lainnya.
2.2.6 Desa Tertinggal
Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito mempunyai kelemahan dalam bidang
pemerataan ekonomi. Ketidakmerataan ekonomi atau yang disebut kesenjangan ini dapat dilihat
dari adanya desa tertinggal di kedua kecamatan. Penentuan desa tertinggal dilihat dari kondisi
fisik dan non fisik wilayah diantaranya adalah keadaan ekonomi yang rendah, sarana prasarana
belum memadai dan sulit dijangkau. Desa tertinggal yang terdapat di Kecamatan Pracimantoro
adalah Desa Gambirmanis dan Wonodadi. Sedangkan desa tertinggal di Kecamatan Parnggupito
adalah Desa Gendayakan dan Gunturharjo.
Sumber : Analisis Kelompok, 2013
Gambar 2.34
Peta Persebaran Desa Tertinggal Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito
52
2.3 Kondisi Pusat Permukiman/Perkotaan
Perkotaan di Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito terdapat di Desa Pracimantoro.
Kelurahan ini merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk paling tinggi jika dibandingkan
dengan desa lain di kedua kecamatan. Hal ini disebabkan oleh hirarki fasilitas Desa Pracimantoro
yang lebih tinggi daripada desa lain di wilayah Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito.
Misalnya seperti pasar di Desa Pracimantoro yang mempunyai hirarki yang paling tinggi
dibandingkan dengan wilayah lain di kedua kecamatan. Kemudian jika dilihat dari sarana
kesehatan, dari kedua kecamatan hanya ada 1 rumah sakit yang terdapat di Desa Pracimantoro.
Selain itu, sarana lain seperti sarana kesehatan dan sarana peribadatan di Desa Pracimantoro
memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan kelurahan lainnya.
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.35
Peta Kawasan Perkotaan Pracimantoro
2.3.1 Tata Guna Lahan
Sistem pusat permukiman yang padat di Desa Pracimantoro memusat di daerah sekitar
Pasar Pracimantoro. Fungsi utama pusat permukiman tersebut adalah sebagai pusat permukiman
dan pusat perdagangan dan jasa yang mampu melayani Kecamatan Pracimantoro dan
53
Paranggupito dan juga kecamatan lain di sekitarnya. Perdagangan dan jasa menyebar mengikuti
jalan dari perempatan pasar dan melebar keluar secara perlahan. Hal ini tentunya juga
disebabkan oleh bertambahnya penduduk dan semakin banyaknya permukiman di sekitar wilayah
tersebut. Penggunaan lahan di Desa Pracimantoro sebagai pusat permukiman yakni berupa
permukiman, perdagangan dan jasa, pendidikan, pemakaman, serta ruang terbuka hijau.
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.36
Peta Tata Guna Lahan Kawasan Perkotaan Pracimantoro
2.3.2 Fasilitas
Pusat permukiman yang ada di wilayah studi berada di Kelurahan Pracimantoro tepatnya
di sekitar pasar dan stasiun. Fasilitas yang tersedia di pusat pemukiman tersebut cukup
lengkap yaitu meliputi fasilitas pendidikan, peribadatan, kesehatan, perdagangan dan jasa,
transportasi dan rekreasi.
2.3.2.1 Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang ada di pusat pemukiman tersebut adalah SD, SMP dan SMA.
Terdapat 2 SD, 2 SMP dan 1 SMA yakni SD Muhammadiyah Program Khusus, SD Negeri 1
Pracimantoro, SMP Muhammadiyah, SMP Muhammadiyah Program Khusus dan SMA Negeri 1
54
Pracimantoro. Kondisi fasilitas-fasilitas pendidikan tersebut tergolong baik dan mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Namun, ada SD yang jumlah muridnya sangat sedikit
meskipun letaknya berada di pusat permukiman. Hal ini disebabkan karena terlalu banyaknya
jumlah SD yang ada di desa tempat pusat pemukiman tersebut berada. Persebaran fasilitas
pendidikan masih belum menyebar atau terpusat di kawasan tertentu.
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.37
Peta Sebaran Fasilitas Pendidikan Kawasan Perkotaan Pracimantoro
2.3.2.2 Fasilitas Peribadatan
Hampir setiap dusun di pusat permukiman memiliki masjid dan mushola. Namun, gereja
berada agak jauh dari pusat permukiman. Kondisi fasilitas peribadatan tersebut baik dan
terpelihara. Pemeliharaan fasilitas peribadatan tersebut dilakukan oleh masyarakat setempat
dengan sistem gotong royong.
2.3.2.3 Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Sarana perdagangan dan jasa banyak terdapat di pusat permukiman. Sarana
perdagangan dan jasa tersebut berupa pasar, pertokoan, rumah makan, dan lain-lain. Pasar
55
yang ada di pusat permukiman tersebut buka pada pagi hari dan tutup menjelang sore. Setelah
itu, pasar berubah fungsi sebagai lapak untuk para PKL penjaja berbagai makanan. Di dekat
pasar tersebut terdapat sebuah terminal sebagai tempat pemberhentian bis dari arah Pacitan,
Yogyakarta dan Solo. Sedangkan untuk fasilitas rekreasi yang ada di pusat kegiatan tersebut
hanya berupa stadion mini, tidak ada tempat pariwisata di kawasan tersebut.
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.38
Peta Sebaran Fasilitas Perdagangan dan Jasa Kawasan Perkotaan Pracimantoro
2.3.2.4 Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang tersedia di kawasan perkotaan Pracimantoro adalah sebuah
puskesmas dan sebuah klinik rawat inap yang terletak di Jalan Raya Pracimantoro. Selain itu,
tidak ada umah sakit atau klinik berobat yang melayani penduduk kawasan tersebut. Keberadaan
puskesmas dan rawat inap masih terpusat dan saling berdekatan.
Bagi Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito, puskesmas ini adalah fasilitas
kesehatan dengan hierarki paling tinggi di kedua kecamatan karena tidak ada rumah sakit, klinik
atau puskesmas yang mempunyai alat pelayanan kesehatan yang lebih baik dari yang lainnya.
56
Kondisi sarana kesehatan di pusat permukiman tersebut tergolong cukup baik. Namun,
masih belum berfungsi secara optimal karena banyak penduduk yang memilih ke kota untuk
berobat.
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.39
Peta Sebaran Fasilitas Kesehatan Kawasan Perkotaan Pracimantoro
2.3.2.5 Fasilitas Rekreasi Dan Olah Raga
Perkotaan Pracimantoro didominasi oleh kawasan permukiman serta perdagangan dan
jasa. Tidak ada tempat rekreasi seperti taman atau tempat wisata bagi penduduknya. Sarana
rekreasi yang terdapat di Perkotaan Pracimantoro hanya lapangan berupa lapangan sepakbola di
tengah kawasan yang sering dimanfaatkan oleh penduduknya untuk bermain sepak bola setiap
sore hari.
2.3.3 Jaringan Infrastruktur
Kondisi jaringan infrastruktur yang ada di pusat permukiman/perkotaan yang berada di
Kecamatan Pracimantoro tergolong cukup baik ditinjau dari kondisi jaringan air bersih, listrik,
telekomunikasi, persampahan, drainase, sanitasi dan transportasi.
57
2.3.3.1 Jaringan Air Bersih
Semua wilayah di Kecamatan Pracimantoro ini sudah terlayani oleh jaringan air bersih
dari PDAM. Namun, ada yang masih menggunakan air bersih air bersih dari sumber mata air lain
seperti sumur. Kondisi air bersih cukup baik dan cukup jernih tetapi seringkali aliran air dari
PDAM mati pada waktu malam atau pagi hari. Pipa PDAM di Perkotaan Pracimantoro terbagi
menjadi pipa PDAM primer dan pipa PDAM sekunder. Pipa PDAM primer berada di jalan utama
sedangkan pipa PDAM sekunder berada di jalan yang menghubungkan antar dusun.
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.40
Peta Jaringan Air Bersih Kawasan Perkotaan Pracimantoro
2.3.3.2 Jaringan Listrik
Terkait dengan jaringan listrik, semua wilayah sudah teraliri listrik. Kondisi pelayanan
listrik pun cukup baik, jarang terjadi pemadaman listrik. Pemadaman listrik biasanya terjadi
karena ada hujan deras, untuk mengantisipasi terjadinya konslet. Apabila terjadi kerusakan pada
jaringan listrik, petugas PLN cepat tanggap dalam memperbaikinya.
58
2.3.3.3 Jaringan Telekomunikasi
Penduduk Perkotaan Pracimantoro tidak memanfaatkan jaringan telekomunikasi berupa
telepon kabel. Jaringan komunikasi yang dimanfaatkan oleh penduduk adalah telepon genggam
atau selluler. Meskipun sudah mengikuti perkembangan teknologi, namun pemanfaatan telepon
selluler belum dapat maksimal karena tower yang ada belum mencukupi kebutuhan warga.
Akibatnya sinyal yang ada pada saat menggunakan telepon kabel terbatas.
2.3.3.4 Jaringan Jalan
Perkotaan Pracimantoro dilalui oleh jalan arteri primer yang menghubungkan Pacitan-
Yogyakarta, dan jalan lokal primer yang menghubungkan Kecamatan Wonogiri dan Pracimantoro
yang juga menjadi jalur utama bagi bus jurusan Pracimantoro-Solo. Keberadaan persimpangan dua
jalur utama tersebut yang menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat pemukiman. Selain dua
jalan utama, kawasan perkotaan tersebut juga dilalui jalan kolektor sekunder yang
menghubungkan Kecamatan Pracimantoro dan Paranggupito, dan jalan lokal yang menghubungkan
antar perumahan warga. Kondisinya kedua jalan utama tersebut sudah baik. Sedangkan jalan
kolektor dan lokal banyak yang mengalami kerusakan dari kerusakan ringan sampai berat.
2.3.3.5 Jaringan Persampahan
Jaringan persampahan di Perkotaan Pracimantoro berupa satu tempat pembuangan
sampah (TPS) yang terletak di Terminal Pracimantoro. Lokasinya yang berada di dekat terminal,
terkadang mengganggu masyarakat dan kegiatan yang ada di terminal. Peta sebaran TPS
kawasan Perkotaan Pracimantoro dapat dilihat pada gambar 2.
2.3.3.6 Jaringan Drainase
Saluran drainase di Perkotaan Pracimantoro terbagi menjadi drainase primer dan
drainase sekunder. Drainase primer berada di jalan utama dan drainase sekunder berada di
sekitar jalan lingkungan dan jalan lokal. Kondisi saluran drainase di Perkotaan Pracimantoro
sudah cukup baik. Semua wilayah memiliki saluran drainase yang lancar sehingga tidak ada
bencana banjir yang terjadi.
2.3.3.7 Sistem Sanitasi
Sistem sanitasi bagi penduduk Perkotaan Pracimantoro didukung oleh kakus pribadi di
rumah-rumah warga. Tidak terdapat toilet umum di kawasan ini karena dianggap bahwa penduduk
sudah mampu untuk memenuhi kebutuhan akan kakus masing-masing. Oleh karena itu, sistem
pembuangan kakus atau septictank di Perkotaan Pracimantoro tersedia pada masing-masing
rumah.
59
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.41
Peta Persebaran TPS Kawasan Perkotaan Pracimantoro
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.42
Peta Jaringan Drainase Kawasan Perkotaan Pracimantoro
60
2.3.3.8 Jaringan Transportasi
Jaringan transportasi Perkotaan Pracimantoro didukung dengan kondisinya sebagai kota
transit mempunyai jaringan transportasi dari Jawa Timur menuju Provinsi Yogyakarta, Kota Solo
dan sekitarnya. Untuk jaringan transportasi di dalam perkotaan hanya berupa mobil carry dan
elf milik pribadi yang digunakan untuk pengangkutan masyarakat menuju Pasar Pracimantoro.
Frekuensi angkutan umum yang lewat di Perkotaan Pracimantoro setiap 15 menit sekali.
Angkutan umum tersebut beroperasi dari jam 5 pagi hingga jam 7 malam.
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.43
Peta Agen dan Trayek Bus Kawasan Perkotaan Pracimantoro
61
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 4B, 2013
Gambar 2.44
Peta Trayek Angkutan Umum Kawasan Perkotaan Pracimantoro