6. bab ii pembahasan dan tinjauan pustaka

29
BAB II PEMBAHASAN A. SURAT PERMINTAAN VISUM Pada Surat Permintaan Visum et Repertum (SPV) tertulis tertanggal sebelas April 2015. Surat Permintaan Visum diterima pada tanggal enam belas April 2015 pukul 04.40 WITA oleh dokter Forensik RS Wahidin Sudirohusodo. B. MULTIPLE CAUSE OF DAMAGE Damage : luka yang sudah dijahit pada pada daerah samping dada sebelah kiri dan pada daerah lengan kanan bawah Penyebab damage yang langsung (A-1): tindakan medis berupa penjahitan luka pada daerah samping dada sebelah kiri dan pada daerah lengan kanan bawah C. HASIL PEMERIKSAAN Tampak satu buah luka terjahit pada daerah samping dada sebelah kiri (region lateral hemithoraks sinistra) dengan, ujung luka pertama empat belas koma lima sentimeter sebelah kiri dari garis tengah tubuh dan tiga belas koma lima sentimeter sebelah bawah dari garis mendatar melewati puting susu sedang ujung luka kedua dua

Upload: mohd-farez-azizul

Post on 28-Sep-2015

14 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pembahasan

TRANSCRIPT

BAB IIPEMBAHASAN

A. Surat Permintaan VisumPada Surat Permintaan Visum et Repertum (SPV) tertulis tertanggal sebelas April 2015. Surat Permintaan Visum diterima pada tanggal enam belas April 2015 pukul 04.40 WITA oleh dokter Forensik RS Wahidin Sudirohusodo.

B. Multiple Cause of DamageDamage: luka yang sudah dijahit pada pada daerah samping dada sebelah kiri dan pada daerah lengan kanan bawah

Penyebab damage yang langsung (A-1): tindakan medis berupa penjahitan luka pada daerah samping dada sebelah kiri dan pada daerah lengan kanan bawah

C. Hasil PemeriksaanTampak satu buah luka terjahit pada daerah samping dada sebelah kiri (region lateral hemithoraks sinistra) dengan, ujung luka pertama empat belas koma lima sentimeter sebelah kiri dari garis tengah tubuh dan tiga belas koma lima sentimeter sebelah bawah dari garis mendatar melewati puting susu sedang ujung luka kedua dua belas koma lima sentimeter melewati garis tengah tubuh dan empat belas koma lima sentimeter sebelah bawah dari garis mendatar melewati puting susu, luka telah dijahit sebanyak tiga simpul jahitan dengan benang berwarna coklat luka berbentuk garis lurus sedikit miring sepanjang dua koma tujuh sentimeter dikelilingi luka memar berbentuk tidak rata berwarna merah berbatas tidak tegas, tidak ada bengkak; Tampak satu buah luka terjahit pada daerah lengan kanan bawah dengan letak tiga sentimeter dibawah lipatan siku sisi dalam, dengan ukuran panjang luka tiga sentimeter dan lebar luka satu sentimeter, luka telah dijahit sebanyak empat simpul jahitan dengan benang berwarna coklat luka berbentuk garis lurus sedikit miring sepanjang empat koma lima sentimeter dikelilingi luka memar berbentuk tidak rata berwarna merah berbatas tidak tegas, tidak ada bengkak.

D. Tinjauan PustakaI. TRAUMATOLOGI FORENSIKTraumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta hubungannya dengan berbagai kekerasan, sedangkan yang dimaksud dengan luka adalah suatu keadaan terjadinya diskontinuitas jaringan tubuh yang ditimbulkan oleh berbagai macam sebab. 1,2Berdasarkan sifat serta penyebabnya, kekerasan dapat dibedakan atas kekerasan yang bersifat: 1 Mekanik : Kekarasan oleh benda tajam Kekerasan oleh benda tumpul Tembakan senjata api Fisika : Suhu Listrik dan petir Perubahan tekanan udara Akustik Radiasi Kimia : Asam kuat Basa kuat1. Jenis-jenis Luka : 1Berdasarkan jenisnya, luka dibagi menjadi :a. Luka akibat kekerasan benda tajamLuka akibat kekerasan benda tajam dapat berupa luka iris atau sayat, luka tusuk dan luka bacok.b. Luka akibat kekerasan benda tumpulLuka yang terjadi dapat berupa memar (kontusio, hematom), luka lecet (ekskoriasi, abrasi) dan luka terbuka/robek (vulnus laseratum).c. Luka akibat tembakan senjata apiLuka yang terjadi dapat berupa luka tembak masuk yang tediri dari luka tembak tempel atau kontak, luka jarak dekat, luka jarak jauh dan luka tembak keluar.d. Luka akibat Suhu / TemperaturSuhu tinggi dapat mengakibatkan terjadinya heat exhaustion primer dan heat exhaustion sekunder (dehidrasi), dan Luka bakar. Dan suhu rendah dapat menyebabkan kematian mendadak, serta pada kulit dapat terjadi luka yang terbagi menjadi beberapa derajat kelainan berupa : hyperemia, edema dan vesikel, nekrosis dan pembekuan disertai kerusakan jaringan.e. Luka akibat listrik dan PetirPada korban akan ditemukan aboresent mark (kemerahan kulit seperti percabangan pohon), metalisasi (pemindahan partikel metal dari benda yang dipakai kedalam kulit), magnetisasi (benda metal yang dipakai berubah menjadi magnet)f. Perubahan tekanan udarag. Akustikh. RadiasiII. KEKERASAN BENDA TAJAMTrauma tajam ialah suatu ruda paksa yang mengakibatkan luka pada permukaan tubuh oleh benda-benda tajam. Trauma tajam dikenal dalam tiga bentuk pula yaitu luka iris atau luka sayat (vulnus scissum), luka tusuk (vulnus punctum) atau luka bacok (vulnus caesum).1Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini adalah benda yang memiliki sisi tajam, baik berupa garis maupun runcing, yang bervariasi dari alat-alat seperti pisau, golok, dan sebagainya hingga keeping kaca, gelas, logam, sembilu, bahkan tepi kertas atau rumput. Luka akibat kekerasan benda tajam dapat berupa luka iris atau sayat, luka tusuk dan luka bacok.2Ciri-ciri umum dari luka benda tajam adalah3 : a. Garis batas luka biasanya teratur, tepinya rata, dan sudutnya runcing. b. Jika disambung akan mejadi rapat karena benda tersebut hanya memisahkan, tidak menghancurkan jaringan dan membentuk garis lurus dari sedikit lengkung. c. Tepi luka rata dan tidak ada jembatan jaringan. d. Daerah di sekitar garis batas luka tidak ada memar. Sebab kematian pada luka tajam :a. Kerusakan organ vitalb. Emboli udarac. Aspirasi darahd. Sepsis / infeksiIII. LUKA TUSUKLuka tusuk merupakan luka yang diakibatkan oleh benda atau alat berujung runcing dan bermata tajam atau tumpul.1 Luka tusuk terjadi oleh alat yang memiliki ujung. Kedalaman luka tusuk di dalam tubuh dapat lebih besar daripada ukuran luka di kulit. Akhir dari tusukan pada kulit biasanya lancip, tanpa memar dan abrasi. Alat yang digunakan pada luka tusuk kebanyakan adalah pisau, yang juga dapat membuat luka irisan. Alat atau senjata lain yang membuat luka yaitu pedang, pisau dapur, pisau lipat. Penggaris, obeng, pecahan gelas, garpu, bolpoin dan pensil pun dapat membuat luka tusukan.2

Obeng dapat menyebabkan luka tusukDibutuhkan sebuah kekuatan dalam menusuk untuk menembus kulit, semakin lancip maka semakin mudah akan menembus. Saat ujung pisau sudah menembus kulit, maka bagian lainnya akan mengiris bagian tubuh dengan mudah. Selama tidak bersentuhan dengan tulang, pisau mudah masuk kedalam tanpa kekuatan yang berlebih. Faktor-faktor yang mempengaruhi berapa besar kekuatan yang dibutuhkan senjata untuk penetrasi ke dalam tubuh, yaitu : Ketajaman ujung senjata: ujung senjata yang tajam akan semakin mudah menembus kulit. Kecepatan tusukan: semakin cepat tusukan, besar gaya yang didorong akan semakin lebih mudah untuk menembus kulit. Apakah pakaian masih dipakai: pakaian dapat meningkatkan tahanan terhadap penetrasi. Apakah tulang telah terluka: kulit melakukan sedikit perlawanan terhadap penusukan oleh pisau yang tajam, tapi penetrasi pada jaringan-jaringan yang lebih padat akan membutuhkan kekuatan yang lebih besar.3

Luka TusukPanah merah merupakan sisi tumpul pisau dan panah biru merupakan sisi lancip pisauAlat yang memiliki titik atau ujung dapat menyebabkan luka tusuk. Tidak harus memiliki tepi pisau yang tajam. Tetapi dibutuhkan kekuatan yang cukup untuk menembus elastisitas kulit.3KARAKTERISTIK LUKAPada luka tusuk, panjang luka pada kulit dapat sama, lebih kecil ataupun lebih besar dibandingkan dengan lebar pisau. Kebanyakan luka tusuk akan menganga bukan karena sifat benda yang masuk tetapi sebagai akibat elastisitas dari kulit. Pada bagian tertentu pada tubuh, dimana terdapat dasar berupa tulang atau serat otot, luka itu mungkin nampak berbentuk seperti kurva. Panjang luka penting diukur dengan cara merapatkan kedua tepi luka sebab itu akan mewakili lebar alat. Panjang luka di permukaan kulit tampak lebih kecil dari lebar alat, apalagi bila luka melintang terhadap otot.Bila luka masuk dan keluar melalui alur yang sama maka lebar luka sama dengan lebar alat. Tetapi sering yang terjadi lebar luka melebihi lebar alat kerena tarikan ke samping waktu menusuk dan waktu menarik. Demikian juga bila alat/pisau yang masuk kejaringan dengan posisi yang miring.Bentuk dan ukuran dari luka tusuk di kulit tergantung pada jenis pisau, arah dorong, gerakan pisau saat menusuk, pergerakan korban saat ditusuk, dan keadaan elastisitas kulit. Ketajaman alat dapat menentukan batas luka, tepinya dapat tajam dan teratur, kulit terkelupas, memar ataupun bergerigi.2Bagian-bagian pisau : Grip Guard Ricasso Back Spine Edge Point

Terbentuknya luka tusukan dapat dipengaruhi oleh seberapa dalam pisau yang ditusukkan dan apa ada bagian dari poros atau kontak kulit yang tertembus. Jika pisau ditusukan dengan kuat ke dalam tubuh sampai bagian guard pada pisau, maka bentuk guard pada pisau dapat terlihat di kulit. Jika pisau ditusukan sampai Ricasso , luka dapat membentuk persegi pada kedua ujungnya.Bentuk tusukan luka di kulit tidak hanya dapat ditentukan oleh bentuk pisau , tetapi juga ditentukan oleh sifat-sifat kulit. Luka tusuk berbentuk panjang dan tipis saat kulit dalam keadaan tegang, dan dapat lebih luas lagi saat kulit berelaksasi. Garis Langer juga dapat mempengaruhi bentuk luka. Garis Langer adalah pola dari serat elastis dalam lapisan dermis kulit, yang kira-kira sama antara individu satu dan yang lainya individu . Ahli bedah plastik memanfaatkan dari pola serat ini untuk menghilangkan bekas luka . Jika seseorang ditusuk di garis ini , yaitu tegak lurus dengan serat , serat akan memisahkan tepi luka , menciptakan luka yang terbuka . Luka tusukan yang sejajar dengan garis Langer akan menghasilkan luka seperti celah sempit. Antara dua ekstrem luka miring .Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi bentuk luka yaitu bentuk dan ukuran senjata yang digunakan, arah dorongan, gerakan senjata pada luka, gerakan korban yang ditusuk, dan keadaan elastisitas kulit. Bentuk luka merupakan gambaran yang penting dari luka tusuk karena karena hal itu akan sangat membantu dalam membedakan berbagai jenis senjata yang mungkin telah dikumpulkan oleh polisi dan dibawa untuk diperiksa. Daerah tepi luka dapat memberikan informasi ketajaman senjata yang digunakan. Senjata yang tumpul misalnya akan membuat tepi luka mengalami abrasi. Pinggir luka dapat menunjukan bagian yang tajam (sudut lancip) dan tumpul (sudut tumpul) dari pisau berpinggir tajam satu sisi. Pisau dengan kedua sisi tajam akan menghasilkan luka dengan dua pinggir tajam.Bentuk luka juga tergantung seberapa banyak bagian pisau (senjata) yang masuk ke dalam tubuh, oleh karena itu penting mengetahui berbagai kemungkinan bentuk senjata yang digunakan.Perlu diingat bahwa benda lain yang dapat menembus tubuh, seperti pahat, obeng atau gunting, akan menyebabkan perbedaan bentuk luka yang kadang-kadang berbentuk segi empat atau, yang lebih jarang, berbentuk satelit.

Selain kekhususan senjata yang digunakan, sifat ke-elastisan kulit dan arah tusukan terhadap serabut elastis juga mempengaruhi bentuk luka. Apabila arah tusukan membentuk sudut yang tegak lurus dengan distribusi serabut elastis tubuh yang sesuai dengan Langers line. Hal ini akan menyebabkan tepi luka akan melebar dan cetakan luka tidak sesuai dengan senjata yang digunakan.Gambar di atas menunjukan luka tusuk pada beberapa tempat, menggunakan pisau yang sama tetapi memiliki variasi ukuran luka yang berbeda.Gambar B menunjukkan luka yang tegak lurus dengan garis Langer, dan gambar C menujukkan luka yang searah dengan garis Langer.

Bentuk Luka tusuk tergantung dari lokasi luka dan bentuk penampang alat penyebab luka. Pada alat-alat tubuh parenkim dan tulang, bentuk luka tusuk sesuai penampang alat penyebabnya. Pada kulit atau otota. Alat pisau: Arah sejajar serat elastis otot: bentuk luka seperti celah Arah tegak lurus serat elastisotot: bentuk luka menganga. Arah miring terhadap serat elasisotot: bentuk luka asimetrisb. Alat ganco/lembing bentuk luka seperti celah bila luka didaerah pertemuan serat elastis/otot, maka bentuk luka bulat (sesuai dengan penampang alat)c. Alat penampang segitiga atau segiempat bentuk luka bintang berkaki tiga atau empat.Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk luka tusuk, salah satunya adalah reaksi korban saat ditusuk atau saat pisau ditarik keluar, hal tersebut dapat menyebabkan lukanya menjadi tidak begitu khas. Atau manipulasi yang dilakukan pada saat penusukan juga akan mempengaruhi. Beberapa pola luka yang dapat ditemukan : 1. Tusukan masuk, yang kemudian dikeluarkan sebagian, dan kemudian ditusukkan kembali melalui saluran yang berbeda. Pada keadaan tersebut luka tidak sesuai dengan gambaran biasanya dan lebih dari satu saluran dapat ditemui pada jaringan yang lebih dalam maupun pada organ. 2. Tusukan masuk kemudian dikeluarkan dengan mengarahkan ke salah satu sudut, sehingga luka yang terbentuk lebih lebar dan memberikan luka pada permukaan kulit seperti ekor. 3. Tusukan masuk kemuadian saat masih di dalam ditusukkan ke arah lain, sehingga saluran luka menjadi lebih luas. Luka luar yang terlihat juga lebih luas dibandingkan dengan lebar senjata yang digunakan. 4. Tusukan masuk yang kemudian dikeluarkan dengan mengggunakan titik terdalam sebagai landasan, sehingga saluran luka sempit pada titik terdalam dan terlebar pada bagian superfisial. Sehingga luka luar lebih besar dibandingkan lebar senjata yang digunakan. 5. Tusukan diputar saat masuk, keluar, maupun keduanya. Sudut luka berbentuk ireguler dan besar.

ANATOMI LUKA TUSUKa. Luka Tusuk Pada Kepala dan Leher Luka tusukan pada kepala dan leher jarang terjadi. Luka tusuk pada leher dapat menyebabkan kematian yang cepat oleh karena perdarahan, emboli udara atau asfiksia yang disebabkan karena perdarahan jaringan lunak yang hebat dengan tekanan kompresi di trakea dan pembuluh darah di leher.

Luka tusukan pada trakheaKorban dapat meninggal karena terpotongnya arteri karotis, vena jugularis, faring, dan trakhea. Terpotongnya arteri karotis dapat menyebabkan perdarahan yang banyak atau dapat menyebabkan thrombus yang menyumbat arteri cerebralis. Terpotongnya vena jugularis dapat menimbulkan embuli udara yang dapat menyumbat arteri pulmonalis. Terpotongnya trachea dapat menyebabkan aspirasi darah kedalam paru paru. Kematian jangka panjang mungkin terjadi karena selulitis, atau terjadi akibat trombosis pada arteri dengan emboli dan infark pada serebral. Jika ada kasus dimana ada luka tusuk pada kepala dan leher, maka wajib dilakukan untuk foto sinar-X untuk melihata apakah ada emboli udara. Dalam luka tusuk pada leher, pisau tidak hanya melukai pembuluh darah besar, tetapi juga trakhea, dengan tampak hasil perdarahan hebat sampai ke bronkus.Luka tusuk pada otak juga jarang ditemui. Sebagian besar tusukan terjadi pada mata atau daerah temporal karena tulang pada daerah tersebut sangat tipis dibandingkan tulang kepala yang lain. Luka tusukan pada otak tidak terlalu membahayakan, korban masih dapat berlari dan menghindar dari pelaku. Kematian dalam kasus seperti itu terjadi karena perdarahan intrakranial atau infeksi. Pada hasil otopsi, ukuran luka tengkorak yang dihasilkan oleh senjata yang ditusukkan, hasilnya sama dengan ukuran senjata yang digunakan. Perdarahan yang terjadi pada luka tusukan otak mungkin dapat mengenai subdural, subarachnoid, intraserebral, atau kombinasi dari ketiganya.b. Luka Tusuk di Dada Luka tusukan yang paling bahaya terletak di daerah dada kiri. Seseorang akan cenderung menusuk dada sebelah kiri. Selain itu, jika seseorang berniat untuk membunuh maka orang tersebut akan menusuk pada dada sebelah kiri, hal ini karena sebagaian besar jantung terletak di dada sebelah kiri sehingga orang tersebut berfikir korban akan lebih cepat mati.

Bunuh diri dengan luka tusuk pada dada kiriLuka tusukan pada dada akan mengakibatkan cedera pada jantung yang sangat mengancam jiwa. Jarang sekali kematian disebabkan oleh luka pada tusukan di paru-paru. Luka tusukan pada dada kanan biasanya melukai ventrikel kanan, aorta, ataupun atrium kanan. Dan pada dada kiri biasanya melukai ventrikel kanan. Sebagian besar kematian disebabkan kombinasi dari hematothorax, perdarahan eksternal, dan hemoperikardium. Luka tusuk yang mengenai arteri koroner dapat sangat cepat menimbulkan kematian. Pada luka tusuk, kerusakan pada atrium dapat lebih serius dibandingkan kerusakan dari ventrikel karena otot ventrikel masih dapat berkontraksi, sehingga dapat memperlambat atau mengakhiri pendarahan. Luka tusuk jantung biasanya ditemukan di depan dada dan menembus ke belakang. Sebagian besar luka tusuk pada dada kiri juga dapat melubangi paru-paru . Beberapa orang masih dapat bertahan pada luka tusukan jantung.Luka tusukan dari paru-paru, menyerupai seperti tusukan pada jantung, biasanya tertusuk pada bagian depan dada, jarang dari sisi samping, dan hanya sesekali dari sisi belakang. Kebanyakan luka tersebut berkaitan dengan luka tusuk pada jantung. Kematian pada luka tusukan paru-paru biasanya terjadi perdarahan besar karena hematothoraks. Pneumotoraks pun juga dapat terjadi tetapi tidak secepat hematothoraks.Luka tusuk pada bagian dada yang lebih rendah dapat menimbulkan cedera tidak hanya pada jantung dan paru-paru, tetapi juga dapat melukai organ perut. Luka tusukan fatal pada perut biasanya melukai hepar ataupun pembuluh darah utama, seperti aorta, vena cava, iliaka, atau pembuluh mesenterika. Kadang-kadang pada luka perut kematian tidak terjadi secara langsung tetapi korban biasanya mati karena robeknya usus sehingga terjadi peritonitis. c. Luka Tusuk Pada Tulang Belakang Luka tusukan pada tulang belakang juga jarang ditemui. Seperti pada luka tusukan kepala, pisau yang digunakan dapat pecah dan ditemukan pecahannya di tulang belakang. Cedera pada medula spinalis dapat menyebabkan kelumpuhan.d. Luka Tusuk Pada Abdomen Dapat menimbulkan kerusakan pada hepar, lien, gaster, pankreas, renal, vesika urinaria, usus sehingga dapat menimbulkan perdarahan yang cukup banyak. Luka tusuk lebih sering terjadi pada kuadran atas dari abdomen dibandingkan dengan kuadran bawah. Kematian tidak terjadi secara langsung pada luka tusuk di abdomen. Faktanya baru beberapa hari bahkan sampai beberapa minggu luka tusuk dapat menyebabkan kematian.

Luka Tusuk pada AbdomenTampak omentum keluar dari dalam Abdomen

e. Luka Tusukan Pada Ekstremitas Luka tusuk pada ekstremitas dapat menyebabkan kematian juga. Tusukan dapat mengenai pembuluh darah ekstremitas seperti arteri femoralis. Dalam hampir semua kasus ini, korban ditikam saat mengkonsumsi alkohol dan tidak sadar kalau sedang mengalami luka tusukan. Sehingga, mereka terus berjalan walaupun perdarahan hebat sedang terjadi dan pada akhirnya korban kehabisan darah dan mati. Luka tusukan pada ekstremitas atas seringkali terjadi karena korban mencoba menangkis tusukan dari lawan. Jarang sekali menangkis menggunakan ekstremitas bawah.

CARA KEMATIAN1. PembunuhanSebagian besar kematian akibat luka tusuk terjadi karena pembunuhan. Dalam pembunuhan tersebut , beberapa luka biasanya banyak tersebar di tubuh. Luka tusuk sering gagal untuk menembus ke dalam organ dan tidak terlalu mengancam jiwa. Luka yang melibatkan dada dan perut dapat mengancam jiwa.Ciri luka tusuk pada pembuhan : Lokasi disembarang tempat, juga di darah daerah yang tidak mungkin dijangkau tangan sendiri Jumlah luka dapat satu atau lebih Adanya tanda tanda perlawanan dari korban yang mengakibatkan luka tangkis Tidak ditemukan luka tusuk percobaan ( tentative stabs ) 2. Bunuh diri Bunuh diri dengan metode menusuk diri jarang ditemukan. Ketika seseorang memutuskan untuk menusuk diri mereka sendiri, orang tersebut biasanya akan membuka kancing atau membuka pakaian di mana daerah tersebut akan ditusuk. Luka tusuk yang paling sering melibatkan dada bagian tengah dan kiri dan jumlahnya menyebar, dengan banyak luka dengan penetrasi minimal. Luka tusukan bunuh diri mempunyai variasi dalam ukuran dan kedalamannya, dan berakhir dengan satu atau dua luka tusukan di dinding dada maupun ke organ internal.Ciri luka tusuk pada bunuh diri : Lokasi pada daerah daerah yang ada alat tubuh penting dan dapat dicapai oleh tangan korban sendiri , misalnya dada, perut Jumlah luka yang mematikan biasanya satu Ditemukan luka tusuk percobaan disekitar luka utama, bergerombol dan dengan kedalaman yang berbeda beda Tidak ditemukan luka tangkis Bila pada daerah yang ada pakaiannya, maka pakaian akan disingkirkan lebih dahulu Kadang kadang tangan yang memegang senjata mengalami cadaveric spasme3. Kecelakan Pada kasus tertentu hasil pemeriksaan luka tusuk kadang kadang dapat membantu menentukan alat atau benda penyebab luka yaitu, bila luka tusuk dibagian tubuh yang bentiknya stabil, misalnya dada dan ditemukan beberapa alat yang dicurigai sebagai penyebab luka, ditemukan patahan ujung senjata peneyebab luka .Pedoman : a. Panjang luka adalah ukuran maksimal dari lebar senjata. b. Dalam luka adalah ukuran maksimal dari panjang luka.PENYEBAB KEMATIAN Sebab-sebab kematian pada luka tusuk dibagi menjadi dua, yaitu langsung dan tidak langsung. Pada kematian langsung biasanya terjadi perdarahan, kerusakan organ tubuh yang penting (jantung,hepar,pembuluh darah besar, dsb), dan emboli udara. Pada kematian tidak langsung biasanya terjadi karena sepsis atau infeksi.Penyebab kematian paling sering pada kasus pembunuhan yang disebabkan oleh luka tusuk adalah perdarahan hebat pada pembuluh darah besar. Cepat atau tidaknya kematian tergantung pada jumlah pembuluh darah yang terluka, dan juga jenis pembuluh darah apa saja yang terkena (arteri atau vena). Perdarahan arteri dari pembuluh darah besar bisa mengakibatkan kematian yang relatif cepat. Kehilangan darah lebih dari 1 liter dari pembuluh darah besar dapat berakibat fatal. Namun beberapa liter darah mungkin juga dapat hilang dari pembuluh vena yang lebih kecil sebelum kematian terjadi. Dalam luka tusuk pada bronkus, dapat terjadi perdarahan kecil yang terakumulasi pada rongga dada dan rongga perut.Ketika terjadi tusukan pada leher, juga harus dipertimbangkan penyebab kematian seperti aspirasi darah dan emboli udara. Terpotongnya trakhea dapat menyebabkan aspirasi darah ke dalam paru-paru. Kehilangan darah dari pembuluh darah yang kecil(misalnya pada pembuluh darah pada kelenjar tiroid) mungkin cukup untuk menyebabkan aspirasi. Dalam luka terbuka pada pembuluh darah vena jugularis, udara dapat masuk ke pembuluh darah ketika tubuh berada dalam posisi tegak. Terpotongnya vena jugularis dapat menimbulkan emboli udara yang dapat menyumbat arteria pulmonalis. Jika ada udara yang terangkut ke ventrikel kanan melalui aliran darah, emboli udara dapat terjadi, yang dapat menyebabkan kematian.Kematian karena tamponade jantung dan kegagalan proses regulasi sentral jarang terjadi. Tamponade jantung terjadi setelah darah mengalir dari jantung atau pembuluh darah besar yang berdekatan tidak dapat keluar dari perikardium. IV. ASPEK MEDIKOLEGALDi dalam melakukan pemeriksaan terhadap korban kekerasan, pada hakekatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan kejelasan dari permasalahan sebagai berikut: Jenis luka apa yang ditemui Jenis kekerasan atau senjata apakah yang menyebabkan luka Bagaimana kualifikasi dari luka ituUntuk memahami yang dimaksud dengan kualifikasi derajat luka sebaiknya mempelajari terlebih dahulu pasal-pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang bersangkutan dengan penganiayaan.[9]Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dikenal luka kelalaian atau karena disengajakan.Luka yang terjadi ini disebut Kejahatan Terhadap Tubuh atau Mis drijven Tegen Het Lijf.Kejahatan terhadap jiwa ini diperinci menjadi dua yaitu kejahatan doleuse (yang dilakukan dengan sengaja) dan kejahatan culpose (yang dilakukan karena kelalaian atau kejahatan).[9]Hukum pidana Indonesia mengenal delik penganiayaan yang terdiri dari tiga tingkatan dengan hukuman yang berbeda yaitu penganiayaan ringan (pidana maksimum 3 bulan penjara), penganiayaan diancam (pidana maksimum 2 tahun 8 bulan), dan penganiayaan yang menimbulkan luka berat (pidana maksimum 5 tahun). Ketiga tingkatan penganiayaan tersebut diatur dalam pasal 352 (1) KUHP untuk penganiayaan ringan, pasal 351 (1) KUHP untuk penganiayaan, dan pasal 352 (2) KUHP untuk penganiayaan yang menimbulkan luka berat [9]Jenis kejahatan yang dilakukan dengan sengaja diatur dalam Bab XX, pasal-pasal 351 s.d. 358. Jenis kejahatan yang disebabkan karena kelalaian diatur dalam pasal 359, 360 dan 361 KUHP. Dalam pasal-pasal tersebut dijumpai kata-kata, mati, menjadi sakit sementara atau tidak dapat dijalankan pekerjaan sementara, yang tidak disebabkan secara langsung oleh terdakwa, akan tetapi karena salahnya diartikan sebagai kurang hati-hati, lalai, lupa dan amat kurang perhatian. [9]Pasal 361 KUHP menambah hukumannya sepertiga lagi jika kejahatan ini dilakukan dalam suatu jabatan atau pekerjaan. Pasal ini dapat dikenakan pada dokter, bidan, apoteker, supir, masinis kereta api dan lain-lain. [9]Dalam pasal-pasal tersebut tercantum istilah penganiayaan dan merampas dengan sengaja jiwa orang lain, suatu istilah hukum semata-mata dan tidak dikenal dalam istilah medis. [9]Yang dikatakan luka berat pada tubuh pada pasal 90 KUHP, adalah penyakit atau luka yang tidak bias. Diharapkan akan sembuh lagi dengan sempurna atau yang dapat mendatangkan bahaya maut, terus-menerus tidak cukup lagi melakukan satu pekerjaan tidak lagi memakai salah satu pancaindera, kudung (rompong), lumpuh, berubah pikiran (akal) lebih dari empat minggu lamanya, menggugurkan atau membunuh anak dari kandungan ibu. [9]Disinilah dokter berperan besar sekali sebagai saksi ahli di depan pengadilan. Hakim akan mendengarkan keterangan spesialis kedokteran forensik maupun ahli lainnya (setiap dokter) dalam tiap kejadian secara khusus demi kasus.[9]DAFTAR PUSTAKA 1. Hariadi H, H. Mutahal. Trauma Tumpul.Dalam Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal ed. 2. Surabaya . 2006. P: 86-91.2. Idries.A.M, Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik, Edisi Pertama; Bab 4: Luka dan Kekerasan, Luka Akibat Benda Tumpul; 1997; Binarupa Aksara; Hal 91.3. Saukko.P, Knight.B, Knights Forensic Pathology, 3rd Edition; Chapter 4: The Pathology of Wound; Abrasions; Arnold, Hodder Headline Group, London; page 137-143. 4. Budiyanto A, dkk. Luka Akibat Kekerasan Benda Tumpul. Dalam Ilmu Kedokteran Forensik ed. 1. Jakarta :Bagian Kedokteran Forensik FK UI. 1997. Hal 37-41.5. Mansjoer.A, dkk. Traumatologi, Luka Akibat Kekerasan Benda Tumpul. Dalam Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid Kedua. Media Aesculapius FK UI. 2000. Hal 218-9. 6. Cox.W.A. Pathology of Blunt Force Traumatic Injury. May 2011. 7. Chadha.P.V. Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologi Edisi Kelima, Bab 5: Luka. 1995. Penerbit Widya Medika. Hal 66-7. 8. Dimaio.V.J, Dimaio.D. Forensic Pathology Second Edition. Chapter 4: Blunt Trauma Wounds. 2001. CRC Press LLC. Page 9. Satyo.A.C. Dalam Aspek Medikolegal Luka pada Forensik Klinik. Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, FK USU, Medan.