47451468 laporan tugas besar
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
1/461
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pekerjaan jalan raya bukanlah hal yang dapat dianggap mudah dalam pekerjaan
ketekniksipilan. Sebelum dapat melaksanakan pekerjaan tersebut kita dituntut terlebih
dahulu untuk mengerti kaidah – kaidah yang mendasari pengerjaannya. Terdapat banyak
peraturan yang harus dipatuhi. Selain itu, seorang teknik sipil juga harus mengerti dan
memahami dasar – dasar yang digunakan dalam pekerjaan jalan raya agar tidak terjadi
kesalahan dalam menghitung dan mendisainnya karena dapat menimbulkan kesalahan
yang fatal ketika dilakukan pelaksanaan di lapangan. Oleh karena itu sebelum melakukan
pekerjaan yang nyata maka setiap surveyor dan pekerja harus lebih dahulu membaca
literature mengenai geometric jalan raya agar pekerjaannya benar.
1.2 Maksud dan Tujuan
dapun maksud dan tujuan utama dibuatnya laporan ini adalah sebagai suatu
laporan pengerjaan tugas terstruktur yang menjadi syarat kelulusan mata kuliah teknik
jalan raya 1. !amun selain itu laporan ini juga dapat menjadi informasi bagi para
pembaca yang hendak mempelajari tata cara perhitungan geometric jalan raya melaluikajian teori dan perhitungan yang penulis paparkan.
1.3 Sisteatika Penulisan
"ab # pendahuluan memuat latar belakang pembuatan makalah, maksud dan
tujuan yang diharapkan dari pembuatan makalah ini, metode penulisan makalah dan
sistematika dalam makalah yang dibuat.
"ab ## landasan teori memuat teori – teori yang menjadi dasar pemikiran penulis
dalam menganalis masalah yang terjadi dan mencari cara pemecahannya.
"ab ### perhitungan yang memuat tata cara dan contoh perhitungan pada
pengerjaan tugas geometric jalan raya.
"ab #$ kesimpulan memuat simpulan akhir dari laporan ini.
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
2/46%
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
BAB II
LANDASAN TE!"I
2.1 Penda#uluan
&alan raya merupakan suatu prasarana yang sangat bermanfaat bagi manusia untuk
melakukan mobilisasi dalam berbagai aspek. "erbagai hal yang berhubungan dengan
jalan raya akan sangat mempengaruhi kehidupan manusia terutama di daerah'daerah
dengan tingkat mobilisasi yang sangat tinggi. Oleh karena itu perihal jalan raya harus
diperhatikan oleh seluruh elemen masyarakat guna menjaga jalan raya agar berfungsi
dengan optimal.
2.2 Sejara# Perke$angan %alan "a&a di Ind'nesiaPada a(alnya jalan hanya berupa jejak manusia yang mencari kebutuhan
hidup. Setelah manusia mulai hidup berkelompok jejak'jejak berubah menjadi jalan
setapak yang masih belum beebentuk jalan yang rata. )engan dipergunakan alat
transportasi seperti heman, kereta, atau yang lainnya, mulai dibuat jalan yang rata.
1( Pada Masa )erajaan Taruanegara
#ndonesia pada perkembangan jalan rayanya dimulai sejak jaman kerajaan
Tarumanegara mulai th *++' 11- . Pada masa itu jalan dibuat untuk menunjang
kegiatan perdagangan yaitu untuk mengangkut barang dagangan dan mengangkut
bahan'bahan untuk pembuatan candi sebagai sarana ibadah.
2( %aan Penjaja#an Belanda
Sejarah perkembangan jalan di #ndonesia adalah pembangunan jalan )aendles
pada /aman penjajahan "elanda, yang dibangun dari nyer di "anten sampai
Panarukan di "anyu(angi &a(a Timur, yang diperkirakan 1+++ km. Pembangunan
tersebut dilakukan dengan kerja paksa pada akhir abad 10. Tujuan pembangunan pada
saat itu terutama untuk kepentingan strategi dan dimasa tanam paksa untuk
memudahkan pengangkutan hasil bumi.
&alan )aendles tersebut belum direncanakan secara teknik baik geometris
maupun perkerasannya. onstruksi perkerasan jalan berkembang pesat pada jaman
keemasan 2oma(i.
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
3/463
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
3( Pada ta#un 1*+, - 13,
onstruksi berikutnya oleh &ohn 4oudon c dam 5167'10378. onstruksi
jalan yang di #ndonesia dikenal dengan jalan Makadam itu lahir berkat semangat
membuat banyak jalan dengan biaya murah. &alan tersebut berupa batu pecah yang
diatur padat dan ditimbun dengan kerikil. &alan akadam sangat praktis, batu pecah
digelar tidak perlu disusun satu per satu dan saling mengunci sebagai satu kesatuan.
/( Pada Ta#un 10* 10
Pada a(al tahun 1-6+ konstruksi perkerasan dengan menggunakan semen atau
9concrete pavement: mulai dipergunakan secara besar'besaran yaitu pada
pembangunan jalan tol Prof. Soediyatmo.Pada tahun 1-6 konstruksi perkerasan jalan mulai berkembang menggunakan
aspal panas 5hot mi;8 kemudian disusul dengan jenis yang lain seperti aspal beton
5, yang berkerikil %3 >, dan jalan tanah % >. &alan
Propinsi yang beraspal adalah >, yang berkerikil %3 > dan jalan tanah %% >. &alan
abupaten yang beraspal 33 >, yang berkerikil %0 > dan jalan tanah 3- >.
Shanti Kurnia 0707646
http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
4/46*
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
Pada tahun 1-06 #r. Tjokorda 2aka Suka(ati memberikan gagasan dalam
pembangunan jalan layang antara
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
5/46
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
dalam kelompok ini, jalan di daerah perkotaan dengan penduduk kurang dari 1++.+++
ji(a juga digolongkan dalam kelompok ini, jika mempunyai perkembangan samping
jalan yang permanen dan menerus. 5, Tahun 1--68.
%. &alan rteri
&alan arteri adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri – ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata –rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi
secara efisien. 5 Bndang – Bndang 2# !o. 13 Tahun 1-0+8
3. &alan olektor
&alan kolektor adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulanCpembagian
dengan ciri – ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata – rata yang sedang dan
jumlah jalan masuk dibatasi. 5Bndang – Bndang 2# !o. 13 Tahun 1-0+8
*. &alan 4okal
&alan local adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri – ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata – rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak
dibatasi. 5Bndang – Bndang 2# !o. 13 Tahun 1-0+8
. &alan rteri Primer
&alan arteri primer adalah jalan yang menghubungkan secara efisien antara pusat
kegiatan nasional atau antar pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan (ilayah.
7. &alan olektor Primer
&alan kolektor primer adalah jalan yang menghubungkan secara efisien atar pusat
kegiatan (ilayah atau menghubungkan antar pusat kegiatan (ilayah dengan pusat
kegiatan lokal.
6. &alan rteri Sekunder
&alan arteri sekunder adalah jalan yang menghubungkan ka(asan primer dengan
ka(asan sekunder kesatu atau menghubungkan ka(asan sekumder kesatu dengan
ka(asan sekunder kesatu atau menghubungkan ka(asan sekunder kesatu dengan
ka(asan sekunder kedua.
0. &alan olektor Sekunder
&alan kolektor sekunder adalah jalan yang menghubungkan ka(asan sekunder
kedua dengan ka(asan sekunder kedua atau menghubungkan ka(asan sekunder
kedua dengan ka(asan sekunder ketiga.
-. &alan 4okal Sekunder
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
6/467
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
&alan lokal sekunder adalah jalan yang menghubungkan ka(asan sekunder kesatu
dengan perumahan, menghubungkan ka(asan sekunder kedua dengan perumahan,
ka(asan sekunder ketiga dengan dan seterusnya sampai ke perumahan.
1+. linyement @orisontal
linyement hori/ontal adalah proyeksi garis sumbu jalan terhadap bidang
hori/ontal.
11. linyement $ertikal
linyement hori/ontal adalah proyeksi garis sumbu jalan terhadap bidang vertical
yang melalui sumbu jalan.
1%. &arak Pandang 5 S 8
&arak pandang adalah jarak disepanjang tengah – tengah suatu jalur jalan dari mata
pengemudi ke suatu titik di muka pada garis yang dapat dilihat oleh pengemudi.
13. &arak Pandang enyiap 5 Sp 8
&arak pandang menyiap adalah jarak pandangan pengemudi ke depan yang
dibutuhkan untuk dengan aman melakukan gerakan mendahului dalam keadaan
normal, didefinisikan sebagai karal pandangan minimum yang diperlukan sejak
pengemudi memutuskan untuk menyusul, kemudian melakukan pergerakan
penyusulan dan kembali ke lajur semula, Sp diukur berdasarkan anggapan bah(a
tinggi mata pengemudi adalah 1+0 cm dan tinggi halangan adalah 1+0 cm diukur dari
permukaan jalan. 5S@TO, %++18
1*. &arak Pandang @enti 5 Ss 8
&arak pandang henti adalah jarak pandangan pengemudi ke depan untuk berhenti
dengan aman dan (aspada dalam keadaan biasa, didefinisikan sebagai jarak
pandangan minimum yang diperlukan oleh seorang pengemudi untuk menghentikan
kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya halangan didepannya, Ss diukur
berdasarkan anggapan bah(a tinggi mata pengemudi adalah 1+0 cm dan tinggi
halangan adalah 7+ cm diukur dari permukaan jalan. 5S@TO, %++18
1. Panjang 4engkung Peralihan 5 4s 8
Panjang lengkung peralihan adalah panjang jalan yang dibutuhkan untuk
mencapai perubahan dari bagian lurus ke bagian lingkaran dari tikungan 5 kemiringan
melintang dari kemiringan normal sampai dengan kemiringan penuh8.
17. 4engkung @orisontal
4engkung hori/ontal adalah bagian jalan yang menikung dengan radius yang
terbatas.
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
7/466
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
16. 4engkung $ertikal
4engkung vertical adalah bagian jalan yang melengkung dalam arah vertical yang
menghubungkan dua segmen jalan dengan kelandaian berbeda.
10. 4engkung Peralihan
4engkung peralihan adalah lengkung yang disisipkan diantara bagian jalan yang
lurus dan bagian jalan yang melengkung berjari – jari tetap 2, dimana bentuk
lengkung peralihan merupakan clothoide.
1-. Superelevasi
Superelevasi adalah kemiringan melintang permukaan jalan khusus ditikungan
yang berfungsi untuk mengimbangi gaya sentrifugal.
%+. ecepatan 2encana
ecepatan rencana adalah kecepatan yang dipilih untuk mengikat komponen
perencanaan geometri jalan dinyatakan dalam kilometer per jam 5 kmCh 8.
%1. Daktu 2eaksi
Daktu reaksi adalah (aktu yang diperlukan oleh seorang pengemudi sejak dia
melihat halangan di depannya, membuat keputusan dan sampai dengan saat akan
memulai reaksi.
%%. Ekivalen obil Penumpang 5 emp 8
Ekivalen mobil penumpang adalah factor yang menunjukkan pengaruh berbagai
type kendaraan dibandingkan kendaraan ringan terhadap kecepatan, kemudahan
bermanufer, dimensi kendaraan ringan dalam arus lalu lintas 5untuk mobil penumpang
dan kendaraan ringan yang sisanya miripA emp F 1,+8. 5, Tahun 1--68
%3. obil penumpang
obil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor beroda empat atau lebih yang
dilengkapi sebanyak – banyaknya delapan tempat duduk tidak termasuk tempat duduk
pengmudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
%*. "adan &alan
"adan jalan adalah bagian jalan yang meliputi jalur lalu lintas, dengan atau tanpa
jalur pemisah, dan bahu jalan.
%. "ahu &alan
"ahu jalan adalah bagian daerah manfaat jalan yang berdampingan dengan jalur
lalu lintas untuk menampung kendaraan yang berhenti, keperluan darurat, dan untuk
pendukung samping bagi lapis pondasi ba(ah, pondasi atas dan permukaan.
%7. ereb
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
8/460
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
ereb adalah bangunan pelengkap jalan yang dipasang sebagai pembatas jalur lalu
lintas dengan bagian jalan lainnya dan berfungsi juga sebagai penghalangCpencegah
kendaraan keluar dari jalur lalu lintasA pengaman terhadap pejalan kaki, mempertegas
tepi perkerasan jalan dan estetika.
%6. &alur
&alur adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas.
%0. 4ajur
4ajur adalah bagian lajur yang memanjang, dengan atau tanpa marka jalan, yang
memiliki lebar cukup untuk satu kendaraan bermotor sedang berjalan, selain sepeda
motor.
%-. &alur 4alu 4intas Bntuk endaraan
&alur lalu lintas untuk kendaraan adalah bagian jalur jalan yang direncanakan
khusus untuk lintasan kendaraan bermotor.
3+. &alur 4alu 4intas Bntuk Pejalan aki
&alur lalu lintas untuk pejalan kaki adalah bagian jalur jalan yang direncanakan
khusus untuk pejalan kaki.
31. &alur @ijau
&alur hijau adalah bagian dari jalan yang disediakan untuk penataan tanaman
5 pohon, perdu, atau rumput 8 yang ditempatkan menerus berdampingan dengan
trotoar atau dengan jalur sepeda atau dengan bahu jalan atau pada pemisah jalur
5 median jalan 8.
3%. &alur Tepian
&alur tepian adalah bagian dari median yang ditinggikan atau separator yang
berfungsi memberikan ruang bebas bagi kendaraan yang berjalan pada jalur lalu
lintasnya.
33. Trotoar
Trotoar adalah jalur lalu lintas untuk pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan
sumbu jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan 5 untuk menjamin
keselamatan pejalan kaki yang bersangkutan8.
3*. edian &alan
edian jalan adalah bagian dari jalan yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan
dengan bentuk memanjang sejajar jalan, terletak di sumbuCtengah jalan, dimaksudkan
untuk memisahkan arus lalu lintas yang berla(anan. edian dapat berbentuk median
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
9/46-
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
yang ditinggikan 5 raised 8, median yang diturunkan 5 depressed 8 atau mebian datar 5
flush 8.
3. )amaja
)amaja merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi dan
kedalaman ruang bebas tertentu, dimana ruang tersebut meliputi seluruh badan jalan,
saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong –
gorong, perlengkapan jalan dan bangunan pelengkap lainnya. 5 Peraturan Pemerintah
2# !o. %7 Tahun 1-08
37. )amija
)amija merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar dan tinggi
tertentu yang diperuntukkan bagi daerah manfaat jalan dan pelebaran maupun
penambahan jalur lalu lintas di kemudian hari, serta kebutuhan ruangan untuk
pengamanan jalan. 5 Peraturan Pemerintah 2# !o. %7 Tahun 1-08
36. )a(asja
)a(asja adalah lajur lahan di luar damija yang berada di ba(ah penga(asan
penguasa jalan, ditujukan untuk penjagaan terhadap terhalangnya pandangan bebas
pengemudi dan untuk konstruksi jalan, dalam hal ruang daerah milik jalan tidak
mencukupi. 5Peraturan Pemerintah 2# !o. %7 Tahun 1-08
2./ Pena4ang Melintang 56r'ss Se7ti'n(
Penampang melintang 5cross section8 pada suatu jalan raya diartikan sebagai
suatu potongan irisan dari bagian badan jalan tegak lurus terhadap garis dumbu jalan.
#risan melintang badan jalan raya tersebut dimaksudkan untuk menunjukan bentuk,
serta susunan bagian'bagian beserta kelengkapan suatu jalan. Pada umumnya
kelengkapan bagian'bagian suatu jalan raya terdiri dari lajur lalu lintasA bahu jalanA
saluran samping 5drainase8A kemiringan lereng 5talud8A medianA trotoirA kerebA pengaman tepi dan lajur daerah milik jalan 5)&8.
Pada setiap jalan raya, bentuk, susunan dan kelengkapan bagian'bagian jalan
tidak selalu sama. @al tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan fungsi pelayanan
dari jalan bersangkutan, serta adanya perbedaan keadaan topografi dan kondisi
lingkungan daerah setempat. Pada umumnya bentuk dan kelengkapan susunan bagian
suatu jalan sangat dipengaruhi oleh keadaan topografi, serta ketentuan klasifikasi dan
spesifikasi jalan yang bersangkutan, antara lain ditentukan oleh tingkat pelayanan dan
kebutuhan lalu lintas pada daerah tersebut.
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
10/461+
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
1. Lajur Lalu Lintas
4ajur lalu lintas merupakan bagian terpenting dari suatu jalan raya, yaitu
berfungsi secara langsung untuk melayani keperluan lalu lintas. 4ajur lalu lintas ini
merupakan bagian dari lebar manfaat jalan, yang pada umumnya diperkeras dengan
mempergunakan bahan lapisan tertentu agar mampu memikul beban muatan lalu
lintas yang le(at diatasnya. "agian ini la/im disebut dengan G jalan aspal atau lapisan
perkerasan jalan raya G.
4ajur lalu lintas dapat terdiri dari jalur satu arah 5one(ay traffic8 dan jalur lalu
lintas dua arah 5t(o(ay traffic8. &alur lalu lintas satu arah adalah jalur lalu lintas yang
diperuntukan hanya melayani keperluan arus lalu lintas untuk arah pergi atau
sebaliknya untuk arah pulang. Sedangkan lalu lintas dua arah dapat dipergunakan
untuk melayani arus lalu lintas arah pulang dan pergi. 4alu lintas searah banyak
terdapat pada jalan'jalan utama, jalan arteri, dan pada jalan bebas hambatan dengan
kecepatan kendaraan yang rata'rata tinggi, sehingga jalur lalu lintas arah pergi dan
arah pulang perlu dipisahkan oleh median.
Pada hampir semua situasi, jumlah lajur pada pada sebuah ruas jalan baru
ditentukan berdasarkan perkiraan lalu lintas selama tahun rencana serta kapasitan
jalan raya, jalan, atau lajur sesuai dengan tingkat pelayanan yang dikehendaki. Empat
lajur untuk satu arah pada jalan tunggak adaah patokan maksimum yang diterima
secara umum. Tetapi, S@TO juga memberikan sebuah kemungkinan terdapatnya
17 jalur pada jalan dua arah terpisah. Pembagian lajurnya adalah masing'masing
terdiri dari * lajur untuk tiap arah yang membentuk G jalan bebas hambatan'dalam G
5inner free(ay8 dan * lajur tambahan msing'masing arah yang terletak dibagian luar
sebagai G jalan beban hambatan'luar G 5outer free(ay8. )alam beberapa hal, G lajur
yang dapat dibalik H 5reversible lines8 diterapkan pada lajur bagian dalam pada jalan
bebas hambatan yang dilalui lalu lintas yang sangat tidak seimbang pada pagi dan
malam hari. 4ajur khusus untuk bis sering juga dibangun. )i daerah pegunungan,
kebutuhan akan lajur menanjak sehingga lokasinya untuk kendaraan yang bergerak
lambat dapat diketahui berdasarkan data pada simpangan susun 5interchange8 atau
persimpangan jalan 5intersection8, sebaiknya tidak terdapat perubahan jumlah jalaur8.
2. Ba#u %alan
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
11/4611
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
"ahu jalan atau disebut juga tepian jalan adalah suatu jalur yang terletak
berdampingan sejajar dengan jalur lalu lintas, atau bagian jalan yang terletak diantara
jalur lalu lintas dengan saluran tepi atau dengan parit dengan pembatas jalan atau
dengan kemiringan lereng tepi 5talud jalan8. "ahu jalan tersebut dibuat dengan
maksud untuk menyediakan tempat bagi kendaraan yang akan berhenti sementara,
baik yang disebabkan oleh kelelahan dalam perjalanan maupun untuk perbaikan
kendaraan atau tujuan lain.
"ahu jalan raya diluar kota memiliki lebar %, 3, atau * ft dan biasanya tidak
dilapisi perkerasan. adang'kadang bahu jalan dilapisi batu kerikil atau meterial lain
yang sejenis agar tahan menerima beban kendaraan yang berhenti lama diatasnya.
!amun pada umumnya bahu jalan terdiri dari tanah biasa sehingga seringkali tidak
dapat digunakan pada musim penghujan. Pada masa sekarang ini, bahu jalan pada
jalan raya utama biasanya dilapisi perkerasan. S@TO menyarankan bah(a apabila
jalur jalan dan bahu jalan dilapisi dengan bahan aspal, (arna dan teksturnya harus
dibedakan. )i bagian timur, selatan, atau barat tengah merika Serikat dimana curah
hujan mencukupi dan sering terjadi sehingga memungkinkan tumbuhnya rerumputan,
kadang'kadang dibuat bahu jalan berumput yang cukup kuat untuk menahan
kendaraan.
Satu alasan utama penggunaan bahu jalan yang lebar dan menerus adalah
bah(a bahu jalan tersebut dapat menambah kekuatan struktural perkerasan. Selain itu
Gbahu luarH 5outside shoulder8 menambah jarak pandang horisontal pada tikungan
dan dapat dijadikan tempat penumpukan salju selama dan setelah hujan salju. Iang
terakhir, bahu jalan dapat mengurangi kemungkinan kecelakaan bila ada kendaraan
yang berhenti karena kendaraan darurat atau alasan lain.
Bntuk semua jalan bebas hambatan, Policy on Jeometric )esign
menyarankan bah(a bahu jalan luar harus diperkeras selebar paling tidak 1+ ft, atau
selebar 1% ft bila volume truk lebih dari %+ pada jam rencana. 4ebar median
disarankan sebesar * sampai 0 ft, dam paling sedikit sebesar * ft diperkeras. Pada
jalan enam lajur atau lebih, median sebaiknya sebesar 1+ ft, atau 1% ft bila volume
truk pada dam rencana melebihi %+.
Pada jalan arteri di luar kota dengan 4@2 kurang dari *++, lebar bahu jalan
berkisar antar 0 sampai 1% ft. Bntuk jalan arteri di dalam kota diusulkan lebar sama
untuk bahu jalan tanpa kereb., kecuali dibuthkan ruang untu fasilitas drainase.
!amun, harus disadari bah(a dalam banyak hal seluruh ruang yang tersedia
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
12/461%
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
dibutuhkan untuk lalu lintas, sehingga bahu jalan harus dibatasi. 4ebar median pada
jalan arteri empat jalur terpisah ditetapkan sebesar minimum 3 ft, sedangkan untuk
enam lajur atau lebih disarankan selebar 0 – 1+ ft.
Bntuk jalan kolektor di luar kota dengan 4@2 kurang dari *++, lebar bahu
jalan adalah % ft, bila 4@2 nya lebih dari %+++ digunakan bahu selebar 0 ft. )alam
kasus ini, lebar didefinisikan sebagai perpanjangan dari tepi permukaan sampai titik
dimana terjadi perpotongan antara kemiringan bahu jalan dengan lereng tepi. &alan
kolektor di dalam kota umumnya tidak memiliki bahu jalan, namun diganti dengan
jalur parkir selebar 0 ft atau 1+ ft dan disarankan agar dilenkapi dengan sayuran.
dapun spesifikasi ukuran lebar bahu jalan disajikan dalam tabel'tabel
berikut=
emiringan bahu jalan berdasarkan kelas jalan
)lasi8ikasi %alan
Le$ar $a#u jalan
5eter( )eiringan
$a#u jalan 59(D B :
# 3,+ 3,++ 3,++ *
## 3,++ %,+ %,+ *
## " 3,++ %,+ %,+ 7
##< %,+ 1,+ 1,++ 7
### 1,+ ' 7
emiringan bahu jalan berdasarkan jenis permukaan
%enis 4erukaan
)eiringan lereng $a#u 59(
Tan4a ker$ Dengan ker$ te4i
spal 3 – * %
erikil * – 7 % – *
2umput 0 3 – *
3. Saluran Sa4ing
Saluran sampung merupakan salah satu bagian terpenting dari suatu sistem
drainase jalan raya, yaitu merupakan suatu galian tanah diluar bahu jalan yang dibuat
sejajar dengan jalur lalu lintas. Saluran samping tersebut pada umumnya dibuat
menyerupai bentuk huruf $, bentuk penampang segitiga atau penampang trapesuim
dari pasangan batu kali atau dari tanah asli.
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
13/4613
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
Pada daerah perkotaan saluran samping umumnya dibuat empat persegi
panjang dari konstruksi beton dan ditempatkan di ba(ah trotoar, masing'masing
dibuat dengan kemiringan talud pada arah melintang adalah 1=1 sampai dengan 1=*.
emiringan saluran pada arah memnajang haruslah dibuat sedemikian rupa
agar air didalam saluran dapat mengalir dengan bebas dan tidak menimbulkan erosi
akibat air mengumpul di suatu tempat. Pasa umumnya kemiringan saluran samping ini
dibuat antara +,76> sanpai dengan >A akan tetapi bila suatu jalan raya terletak pada
daerah galian dan gradien jalan tersebut lebihh besar dari >, maka kemiringan
saluran samping dapat mengikuti gradien jalur lalu lintas yang bersangkutan. Bntuk
saluran samping yang memiliki kemiringan memanjang lebih besar dar >, maka
dibuat konstruksi saluran kaskade dari pasangan beton.
dapun fungsi samping jalan raya, antara lain sebagai berikut=
a. Sebagai penampung air dari permukaan konstruksi perkerasan jalur lalu lintas dan
dari bahu jalan, baik berupa air hujan yang jatuh pada permukaan jalan maupun air
yang datang dari lereng sekitarnya.
b. Bntuk mengalir air dari suatu tempat ke tempat tertentu.
c. encegah naiknya air dari bagian luar badan jalan ke permukaan konstruksi
perkerasan jalan raya.
/. Talud
Talud pada suatu jalan raya merupakan suatu kemiringan lereng yang dibentuk
oleh timbunan atau galian tanah. Timbunan dan galian tanah tersebut dimaksudkan
untuk memperoleh suatu kelandaian jalan yang sedatar'datarnya. Oleh sebab itu
permukaan jalan raya dapat terletak di atas tanah timbunan 5di atas tanah asli8 atau di
atas tanah galian 5di ba(ah tanah asli8. )alam pembangunan jalan raya, talud dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu talud dari tanah timbunan dan talud dari tanah
galian.
a. Talud Timbunan
Timbunan tanah harus dapat memenuhi syarat keamanan, khususnya
memenuhi syarat kestabilan lereng. Bntuk memenuhi syarat tersebut timbunan tanah
harus dibuat agar memiliki kemiringan lereng dengan angka perbandingan yang relatif
kecil dengan kemiringan yang lebih datar.
)alam hal ini disarankan, bah(a talud pada daerah datar dan daerah berbukit
dengan tinggi tanah timbunannya kurang dari * ft 51,% meter8 digunakan kemiringan
talud 1=7, dan kemiringan 1=* untuk timbunan tanah yang lebih tinggi. Sedangkan
untuk timbunan tanah yang tingginya lebih dari %+ ft 57 meter8 dapat digunakan
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
14/461*
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
kemiringan 1=%. Selain itu diisyaratkan pula, bah(a apabila suatu lereng yang
dibentuk oleh timbunan atau galian tanah asli maka pertemuan perpotongan tersebut
haruslah dibulatkan sedemikian rupa sehingga kedua jenis permukaan nampak
menjadi satu kesatuan.
b. Talud Jalian
Pada umumnya kemiringan lereng pada tanah galian dibuat lebih dari 1=% ,
kecuali pada galian tanah yang terdiri dari batuan'batuan cadas atau jenis tanah yang
memiliki sifat'sifat khusus, dengan membuat kemiringan talud yang semakin landai,
maka kestabilan talud tersebut akan menjadi lebih baik dan lebih aman. "esarnya
angka perbandingan kemiringan talud ditentukan berdasarkan jenis tanah yang
membentuk talud tersebut, keadaan iklim, sistem drainase, yang direncanakan dan
keadaan kemiringan lapisan tanah pada daerah setempat.
Pada talud galian yang tingginya lebih dari 7 meter dari permukaan jalan,
kemiringan talud dapat dibuat bertangga dengan membuat saluran penampung di
atasnya yang la/im disebut dengan saluran penangkap 5catchment drain8. Saluran
penampung tersebut umumnya adalah bentuk trapesium dengan ukuran minimum 13+
; * ; * cm dengan kemiringan lereng tepi dibuat 1=1. Saluran tersebut berfungsi
sebagai penampung air permukaan yang berasal dari daerah yang lebih tinggi, dengan
tujuan antara lain sebagai berikut =
a. encegah terjadinya erosi agar air tidak melimpah ke permukaan jalan.
b. encegah terjadinya pengencapan tanah pada saluran.
c. encegah agar permukaan tanah tidak licin yang dapat menimbulkan terjadinya slip
pada kendaraan sebagai akibat adanya tanahClumpur yang terba(a oleh limpahan air
kepermukaan jalan.
dapun kemiringan talud yang disarankan berdasarkan jenis tanah disajikan
dalam tabel berikut=
%enis lereng talud )eiringan talud 5;( Per$andingan
keiringan talud
4empung kering
4empung lembab
4empung basah
Pasir batu
erikil
@umus
Pasir
"atu'batuan
Tanah dan tanaman kering
%-
*
10
%7
*
33
31
'
%-
1 = 1,6
1 = 1
1 = 3
1 = %
1 = 1
1 = 1,
1 = 1,%
1 = 1,% sd 1 = 1
1 = 1
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
15/461
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
Tanah dan tanah berair
Tanah dan tanah basah
*
10
1 = 1
1 = 3
+. Median
edian adalah suatu lajur pemisah antara dua arah arus lalu lintas yang
berla(anan 5arah pergi dan arah pulang8 pada suatu jalan raya. Penggunaan median
khususnya pada jalan raya kelas # merupakan suatu persyaratan, seperti pada jalan
raya bebas hambatan 5free (ay8, jalan raya ekspres dan jalan raya arteri diperkotaan.
edian juga digunakan pada daerah persimpangan yang berpotongan dengan jalan
raya ekspres, jalan raya arteri dan dengan persimpangan jalan'jalan raya utama
diperkotaan. @al tersebut dimaksudkan karena median mempunyai beberapa fungsi
penting, antara lain =
a. Bntuk menghindari terjadinya konflik lalu lintas, khususnya pada jalan rya berjalur
banyak.
b. enyediakan daerah netral yang cukup lebar, agar pengemudi dapat mengendalikan
kendaraan pada saat darurat.
c. Bntuk membatasiCmengurangi kesilauan pengemudi yang diakibatkan oleh cahaya
lampu besar kemdaraan yang datang berla(anan arah.d. Sebagai tempat berlindung bagi kendaraan yang akan membelok ke kanan atau bagi
pejalan kaki yang hendak menyebrang tanpa mengganggu kelancaran lalu lintas yang
berjalan lurus.
e. Bntuk menambah rasa kelegaan dan kenyamanan bagi pengemudi, serta memberikan
keindahan jalan.
f. enyediakan ruang untuk keperluan kananalisasi bagi kemungkinan pertemuan'
pertemuan pada jalan tersebut.
dapun peraturan lebar median dan penggunaannya disajikan pada tabel
berikut =
Le$ar edian Tujuan 4enggunaann&a
K 1,+ meter
,++ – 6,+
+,++ – -,++
-,++ – %1,++
Bntuk perlindungan pejalan kaki
Bntuk menyediakan ruang yang cukup
dan memberikan perlindungan bagi
kendaraan yang belok ke kanan.
Bntuk memberikan perlindungan bagi
kendaraan yang melintasi jalan raya.
Bntuk menyediakan ruang yang cukupguna pembuatan jalur bagi kendaraan
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
16/4617
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
yang hendak berbelok arah 5belokan B8
,. Tr't'ar
Trotoar adalah suatu jalur yang terletak berdampingan dengan jalur lalu lintas
disediakan khusus untuk pejalan kaki 5pedestrian8. Trotoar yang terdapat di jalan'jalan
perkotaan umumnya memiliki ukuran lebar 1 m dan ketinggian %+ – 3+ cm dari
permukaan perkerasan jalan. Bntuk melindungi dan memberikan rasa aman bagi
pejalan kaki, maka trotoar dibuat terpisah dengan jalur lalu lintas yang dibatasi oleh
kerb.
*. )er$
erb adalah suatu peninggian atau penonjolan pada tepi konstruksi perkerasan
jalan atau pada bahu jalan. erb merupakan bangunan pelengkap jalan yang
dimaksudkan untuk mencegah keluarnya kendaraan dari tepi konstruksi perkerasan
jalan dan untuk keperluan drainase, serta untuk mempertegas letak tepi perkerasan
jalan.
Penggunaan kerb secara efektif baru berlaku di jalan'jalan raya di daerah
perkotaan, sedangkan pada jalan'jalan antar kota kerb hanya dipergunakan jika pada
jalan tersebut melintasi daerah perkampunganCpermukiman penduduk, atau bila jalan
tersebut direncanakan untuk lalu lintas dengan kecepatan lebih dari 7+ kmCjam.
enurut fungsinya kerb dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu = kerb
peninggi 5mountable curb8, kerb penghalang 5barrier curb8 dan kerb parit 5barrier
gutter curb8. erb peninggi biasanya terdapat pad tempat parkir yang direncanakan
agar dapat dinaiki kendaraan yang bersangkutan dengan 1+'1 cmA sedangkan
penghalang banyak digunakan pada daerah yang terdapat median, trotoar, jalan'jalanyang tanpa pagar pengaman guna untuk mencegah agar kendaraan tidak
meninggalkan jalur lalu lintas yang dibuat setinggi %'3+ cm. dapun kerb
penghalang adalah yang direncanakan untuk membentuk suatu sistem drainase jalan
raya yang dibuat dengan tinggi %+'3+ cm.
. Pengaan Te4i
Pengaman tepi juga merupakan bangunan pelengkap pada suatu jalan raya
yang berfungsi untuk memberikan ketegasan letak tepi badan jalan sehingga dapat
mencegah agar kendaraan tidak keluar dari badan jalan.
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
17/4616
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
"angunan pelengkap ini umumnya dipergunakan pada jalan yang menyelusuri
jurang pada tanah timbunan dengan tikungan jalan yang tajam, atau pada tepi jalan
dengan tinggi timbunan lebih besar dari %, meter serta pada jalan yang direncanakan
untuk melayani lalu lintas dengan kecepatan tinggi. enurut jenis bahan yang
digunakan, bangunan pengaman tepi dapat terbuat terbuat dari besi yang digalvaniser
5guard rail8, beton 5parapet8, tanah timbunan atau dari batu kali dan dari balok kayu.
Pemasangan pagar pengaman ini juga dilakukan di tempat lain yang dapat
membahayakan pemakai jalan seperti pilar dan kepala jembatan, tiang lampu atau
tiang rambu, pohon, tiang utilitas, atau pada bagian jalan yang runcing pada
percabangan antar ramp dengan jalan utama. Sama seperti pada penghalang median
5median barriers8, pagar pengaman juga memiliki macam'macam disain dan material.
Pada a(alnya pagar pengaman berupa ka(at kisi 5(ire mesh8 atau kabel yang
direntangkan horisontal. Tetapi sekarang yang banyak digunakan adalah baja atau
aluminium berbentuk pelat bergelombang, persegi, atau bentuk pipa. Sekarang jenis
penghalang !e( &ersey semakin banyak digunakan. Sama seperti disain dan
penelitian mengenai penghalang median, tujuannya adalah memeilih material,
penyesuaian, dan penempatan yang yang dapat memperkecil kerusakan kendaraan
serta menghindari terlukanya penumpang. @al yang harus diperhatikan oleh pengelola
jalan adalah kenyataan bah(a 31> kecelakaan yang terjasi pada jalan bebas
hambatan antar negara bagian merupakan tabrakan dengan pagar pengaman dan 10>
menabrak bagian jembatan atau overpass.
&alan menuju jembatan, terutama pada jalan yang sempit, merupakan tempat
sering terjadinya kecelakaan. Suatu studi menunjukkan bah(a pada jalan bebas
hambatan tertentu, 63> tabrakan dengan obyek tetap merupakan tabrakan antara
kendaraan denga pagar pengaman menuju jembatan atau dengan ujung jembatan itu
sendiri. 2ekomendasi untuk mengurangi bahaya kecelakaan antara lain adalah
membuat transisi antara pagar pengaman dan pagar jembatan yang mulus dan kuat
secara struktural.
Pagar jembatan mempunyai tujuan yang sama seperti halnya pagar pengaman
disepanjang jalan raya. Sebelumnya, pagar jembatan didisain terutama untuk
penampilan, namun sekarang lebih banyak bertujuan untuk keamanan. )alam
beberapa hal, pagar terbuka merupakan cara lain yang kokoh yang dibentuk setelah
penghalang !e( &ersey.
0. Pereda Ta$rakan 5I4a7t Attenuat'r(
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
18/46
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
19/461-
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
jembatan penyebrangan atau tempat lain yang disediakan dan terlindungi. Pemagaran
semacam ini adalah benar'benar untuk melindungi orang dari perbuatan ceroboh,
karena banyak orang lebih suka menentang bahaya dengan menyebrangi beberapa
jalan lalu lintas berkecepatan tinggi daripada menyebrang le(at jembatan
penyebrangan.
Bntuk mengontrol para pejalan kaki, seringkali digunakan pagar rantai
setinggi * sampai 7 ft, (alaupun kadang'kadang juga digunakan pagar dari tanaman
yang lebat. Pagar ini biasanya ditempatkan pada daerah tepi jalan di luar jalur jalan
menerus. adang'kadang, pagar ini juga terdapat pada median. Pemagaran juga
diperlukan pada kedua sisi jalan yang menuju ke dan keluar dari jalan menerus atau
jalan utama. )engan demikian tidak tersedia jalan potong untuk pejalan kaki pada
jalan masuk maupun jalan keluar tersebut.
ecelakaan berat kadang'kadang terjadi apabila ada orang yang secara iseng
melemparkan benda dari atas jembatan layang atau jembatan penyebrangan.
Bmumnya pihak pengelola jalan raya memasang pagar rantai baik sebagian maupun
pada seluruh tempat pejalan kaki guna menghindari kejadian di atas.
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
20/46%+
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
BAB III
PE"EN6ANAAN T"ASE %ALAN "A=A
3.1 Peren7anaan trase jalan ra&a
Tahap a(al yang dilakukan adalah menggambar trase jalan yang akan ditentukan
dengan mengacu pada sudut'sudut yang disyaratkan. Trase yang digambar harus sesuai
dengan petunjuk yang diberikan seperti kelas jalan, jumlah tikungan dan garis a(al trase
yang tersedia. @al tersebut dikarenakan tiap'tiap kelas jalan memiliki ketentuan yang
berbeda'beda.
3.2 Per#itungan trase jalan ra&a
)alam perhitungan trase jalan raya terdapat tahapan'tahapan yang harus ditempuh
secara berurutan sehingga pengerjaannya akan benar. Tahapan'tahapan yang dimaksud
adalah sebagai berikut =
1. Meng#itung Da> dan Din
Pada kelas jalan %< $r yang diperbolehkan adalah 3+ kmCjam, *+ kmCjam dan 7+
kmCjam.
$r 3+ kmCjam )ma; F181913,53 (0,10+0,17 )
302
+25o=¿
79,57o
)min F
181913,53 (0,10+0,166 )
402
+21o=¿ 51,24
o
$r *+ kmCjam )ma; F
181913,53 (0,10+0,166 )
402
+21o=¿
51,24o
)min F
181913,53 (0,10+0,153 )
602
+18o=¿ 30,78
o
$r 7+ kmCjam )ma; F181913,53 (0,10+0,153 )
602
+18o=¿
30,78o
)min F
181913,53 (0,10+0,140 )
802
+5o=¿ 11,82
o
2. Menentukan Trase Ter4ili#
Uraian Pers&aratan Trase A Trase B Trase 6
&arak 5)8$r 5kmCjam8
03+*+ , 7+
607*+ , 7+
01+*+ , 7+
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
21/46%1
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
L P# 5o8
4andai rata% 5M8
%,% = 1
*+ , %+
+,1- >
1,+1= 1
*+ , %+
+ >
+,- = 1
Trase terpilih adalah trase "
3. Data &ang di4er'le# $erdasarkan ga$ar 4ada trase B
Titik oordinat titik &arak
5)8
Tinggi
kontur
L P#
5o8
$r
5kmCjam
8
; y
P# 1
P# %
"
+,++
63+,++
3+++,++
3-+,++
+,++
%0+,++
'1+,++
'-6+,++
17
*0+
1*-
7+
3,6
'
*+
7+
'
'
*+
7+
'
/. Per#itungan Trase B
a8 enghitung sudut belok betul
• ∝ A− PI 1=tan
−1 ( X 1− X A )( Y 1−Y A)
=tan−1 (730,00−0,00 )(280,00−0,00 )
=tan−1 (730,00 )(280,00 )
∝ A− PI 1= tan−1
2,607=69,01o=69o 0' 36 '' 5kuadran #8
• ∝ PI 1− PI 2=tan
−1 ( X 2− X 1 )(Y 2−Y 1 )
= tan−1 (3000,00−730,00 )(−510,00−280,00 )
=tan−1 (2270 )(−790 )
∝ PI 1− PI 2=tan−1−2,87=−70,81o
5kuadran ##8
∝sebenarnya=180−70,81o=109,19o=109o 11' 24 ' '
• ∝ PI 2−B=tan
−1 ( X B− X 2 )(Y B−Y 2 )
=tan−1 (3590,00−3000,00)
(−970,00−(−510,00))= tan−1
(590,00 )(−460,00 )
∝ PI 2−B=tan−1−1,28=−52,06o 5kuadran ##8
∝sebenarnya=
180−52,06
o
=127,24
o
=127
o56
' 24
' '
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
22/46%%
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
b8 enghitung sudut intersect
• L P# 1 F∝ PI 1− PI 2−∝ A− PI 1 F 109
o11
' 24
'' −69o 0' 36 '' F 40o10
' 48
' '
F
40,18o
• L P# % F∝ PI 2−B−∝ PI 1− PI 2 F 127
o56
' 24
' ' −109o11' 24 '' F 18o45
' 0
' '
F
18,75o
c8 enghitung panjang tangen betul
• D A− PI 1=√ (730,00 – 0,00 )
2+(280,00−0,00 )2=√ 532900+78400
D A− PI 1=√ 611300=781,857 m
Dsebenarnya=781,857
100×20=156,371m
• D PI 1− PI 2=√ (3000,00−730,00 )
2+ (−510,00−280,00 )2=√ 5152900+624100
D PI 1− PI 2=2403,539m Dsebenarnya=
2403,539
100×20=480,708m
• D PI 2−B=√ (3590,00−3000,00)
2+(−970,00−(−510,00))2=√ 348100+211600
D PI 2−B=748,131 m
Dsebenarnya=
748,131
100×20=149,626 m
+. Per#itungan Lengkung H'ris'ntal
• P# 1 $r F *+ kmCjam A L F 40o
2 min F
Vr
127 ( emak + f mak )=
40
127 (0,1+0,166 )=47,363m
2 disain diambil %+ m.
Type tikungan spiral – circle – spiral
4smin F6,67 m 4sdis F 1++ m
Ns F( Ls2πr )×360
2=
( 1002π 250 )×3602
=11,459o
Ls F L – Ns F40
o−(2.11,459o )=17,082o
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
23/46%3
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
4c F Δs
360×2πRc=
17,082
360×2 π .250=74,533m
4 F 4c %4s F 6*,33 5%.1++8 F %6*,33 m
; F 4s − Ls
5
40. Rc2
. Ls2=100 100
5
40.2502
.1002=99,600
❑
y F Ls
3
6. Rc . Ls=
1003
6.250 .100=6,667
p F y− Rc (1−cosθs)=6,667−250 (1−cos17,082)=1,683m
k F x− Rc . sinθs=99,600−250sin17,082=49,933m
Ts F( Rc+ ) . tan 1
2!+k =(250+1,683 ) tan 1
240
o+49,933=141,538 m
Es F( Rc+ ) .sec
1
2!− Rc=(250+1,683 ) sec
1
240
o−250=17,835 m
ontrol= 4K %Ts Ok
4 F %6*,33 m K %Ts F %.1*1,30 F %03,+67 m O
•
P# %
$r F 7+ kmCjam A L F20
o
2 min F
Vr
127 ( emak + f mak )=
60
127 (0,1+0,153)=112,04m
2 disain diambil *++ m.
Type tikungan spiral – circle – spiral
4smin F 3*,63 m 4sdis F 1++ m
Ns F ( Ls
2πr
)×360
2=(
100
2π 400
)×360
2=7,162
o
Ls F L – Ns F 20o−(2.7,162o )=15,676o
4c F Δs
360×2πRc=
15,676
360×2π .400=39,626m
4 F 4c %4s F 3-,7%7 5%.1++8 F %3-,7%7 m
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
24/46%*
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
; F 4s − Ls
5
40. Rc2
. Ls2=100
1005
40. 4002
.1002=99,844
❑
y F Ls
3
6. Rc . Ls
= 100
3
6.400 .100
=4,167
p F y− Rc (1−cosθs)=4,167−400 (1−cos 7,162)=1,046m
k F x− Rc . si nθs=99,844−400sin 7,162=49,974 m
Ts F( Rc+ ) . tan 1
2!+k =(400+1,046) tan 1
220
o+49,974=120,689 m
Es F( Rc+ ) .sec 1
2
!− Rc=(400+1,046) sec 1
2
20o−400=7,233m
ontrol= 4K %Ts Ok
4 F %3-,7%7 m K %Ts F %.1%+,70- F %-,7%7 m O
ontrol jarak antar tangen
Ts1 F 1*1,30 m Ts% F 1%+,70- m
d% F *0+ m 4% F %-,7%7 m
41 F %6*,33 m
aka = ; F"
2−1
2( L1+ L2 ) 11+ m Ok
; F480−
1
2(274,533+259,626 )
11+ m Ok
; F %1%,-%1 m 11+ m Ok
,. Per#itungan Pele$aran Tikungan
• Pada kecepatan *+ kmCjam
Q F0,015×
Vr
√ R=0,015×
40
√ 250=0,266 m
Td F √ R2+ A (2 P+ A )=√ 250+0,914 (2.3,654+0,914 )−250
F √ 62500+7,515−250=0,015m
b: F n ( R−√ R2− P
2)+(n−1 )#"+ $
F 2(250−√ 2502−3,654
2 )+(2−1 )0,015+0,266=0,335m
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
25/46%
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
• Pada kecepatan 7+ kmCjam
Q F0,015×
Vr
√ R=0,015×
40
√ 250=0,315m
Td F √ 400+0,914 (2.3,654+0,914 )−400
F √ 160000+7,515−250=0,009m
b: F 2 (400−√ 4002−3,6542 )+(2−1)0,009+0,315=0,358m
*. Per#itungan )eiringan Melintang
)ata yang diperoleh =
• Pada point intersection 1
&enis tikungan spiral – circle – spiral
Panjang tangen d% F *0+ m
4ebar tambahan jalan 5b:8 F +,33 m
4ebar jalur lalu lintas 5"8 F % ; 3 m
ecepatan rencana 5$r8 F *+ kmCjam
&ari'jari lengkung 52 dis8 F %+ m
Panjang lengkung 548 F %6*,33 m
Panjang lengkung spiral 54s8 F d F 1++ m
emiringan melintang maks F emak F -,3 >
emiringan melintang normalF en F 3 >
Perhitungan kemiringan melintang maksimum 5emak 8
hn F en ×
1
2 ( B+b )=0,03
×
1
2 (6
+0,335
)=0,095
m
hm: Fem×
1
2(B+b )=0,093×
1
2(6+0,335)=0,295m
a Fen× Ls
en+em=
0,03×100
0,03+0,093=24,390m
kontrol = d − 5%.a8 F 1++ − 5%.%*,3-+8 F 1,%%+ m Ok
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
26/46%7
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
emak F%n+%m
B ×b ×100
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
27/46%6
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
F0,095+0,1976×0,358
×100=4,6
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
28/46%0
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
eadaan kemiringan kiri F
a× e&o&a
"−a F +,+- m
eadaan kemiringan kanan F 'hn F '+,+- m
g8 Titik J
Sta. J F sta. ? a F %*+,%1 − %*,-3+ F %7*,7+ m
eadaan kemiringan kiri F R +,++
eadaan kemiringan kanan F 'hn F '+,+- m
h8 Titik @
Sta. @ F sta. J a F %7*,7+ − %*,-3+ F %00,-- m
eadaan kemiringan kiri F kemiringan kanan F 'hn F '+,+-
0. P'sisi titik dan keadaan keiringan elintang 4ada diagra su4erele?asi PI2a8 Titik
Sta. F sta. Ts% F sta. P#% − Ts% atau d% − Ts%
F *0+ − 1%+,70- F 3-,311 m
eadaan kemiringan kiri F kemiringan kanan F 'hn F '+,+-
b8 Titik "
Sta. " F sta. a F 3-,311 3%,7+- F 3-1,-% m
eadaan kemiringan kiri F R +,++eadaan kemiringan kanan F 'hn F '+,+- m
c8 Titik <
Sta. < F sta. " a F 3-1,-% 3%,7+- F *%*,%- m
eadaan kemiringan kiri F
a× e&o&a
"−a F +,+- m
eadaan kemiringan kanan F 'hn F '+,+- m
d8 Titik )
Sta. ) F sta. < 5d − %a8 F *%*,%- 51++ − %. 3%,7+-8 F *-,311 m
eadaan kemiringan kiri F hm F +,1-6 m
eadaan kemiringan kanan F 'hm F '+,1-6 m
e8 Titik E
Sta. E F sta. ) 4c F *-,311 3-,7%7 F *-0,-36 m
eadaan kemiringan kiri F hm F +,1-6 m
eadaan kemiringan kanan F 'hm F '+,1-6 mf8 Titik ?
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
29/46%-
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
Sta. ? F sta. E 5d − %a8 F *-0,-36 51++ − %. 3%,7+-8 F 33,61- m
eadaan kemiringan kiri F
a× e&o&a
"−a F +,+- m
eadaan kemiringan kanan F 'hn F '+,+- m
g8 Titik J
Sta. J F sta. ? a F 33,61- − 3%,7+- F 77,3%0 m
eadaan kemiringan kiri F R +,++
eadaan kemiringan kanan F 'hn F '+,+- m
h8 Titik @
Sta. @ F sta. J a F 77,3%0 − 3%,7+- F -0,-36 m
eadaan kemiringan kiri F kemiringan kanan F 'hn F '+,+-
1. Per#itungan Alignent @ertikal
a8 &arak pandang menyiap
• Bntuk $r *+ kmCjam
t1 F %,1% +,+%7.$r F %,1% +,+%7.*+ F 3,17 G
t% F 7,7 +,+*0.$r F 7,7 +,+*0.*+ F 0,*0 G
a F %,+% +,++37.$r F %,+% +,++37.*+ F %,1-7 kmCjam A m F 1
d1 F 0,278. & 1
{Vr−m+(
1
2 . a . & 1)}F
0,278.3,16 {40−15+(12 .2,196 .3,16)}=25,010 m
d% F +,%60.$r.t% F +,%60. 40 . 0,*0 F -*,%-0 m
d3 F diambil 3+
d* F2
3 d% F2
3 -*,%-0 F 7%,07
Md F d1 d% d3 d* F %,+1+ -*,%-0 3+ 7%,07 F %1%,163 m
ontrol = dhitung F %1%,163 m dmin PPJ&2 F 1*+ m Ok
)iambil panjang pandang menyiap rencana F %++ m
• Bntuk $r 7+ kmCjam
t1 F %,1% +,+%7.$r F %,1% +,+%7.7+ F 3,70 G
t% F 7,7 +,+*0.$r F 7,7 +,+*0.7+ F -,** Ga F %,+% +,++37.$r F %,+% +,++37.7+ F %,%70 kmCjam A m F 1
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
30/463+
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
d1 F0,278. &
1 {Vr−m+(12 . a . & 1)}
F0,278.3,68
{60−15+
(1
2
.2,268 .3,68
)}=50,306 m
d% F +,%60.$r.t% F +,%60. 60 . -,** F 16,*- m
d3 F diambil 6+
d* F2
3 d% F2
3 16,*- F 1+*,-63 m
Md F d1 d% d3 d* F +,3+7 16,*- 6+ 1+*,-63 F 30%,630 m
ontrol = dhitung F 30%,630 m dmin PPJ&2 F 30+ m Ok
)iambil panjang pandang menyiap rencana F 301 m
b8 &arak pandang henti
• Bntuk $r *+ kmCjam A t1 F %, A fm F +,36
elandaian = (=& 1−&
2
" ×100=
55−60294
×100=−1,701 (&)r)n)
dphitung =
0,278.Vr .& +( Vr2
254. f m . * L )=0,278.40 .2,5+( 402
254.0,375.−1,701)=17,923m
kontrol = dphitung F 16,-%3 m K dmin PPJ&2 F * m
diambil jarak pandang henti rencana * m• Bntuk $r 7+ kmCjam A t1 F %, A fm F +,33
elandaian = (=& 1−&
2
" ×100=
50−55340
×100=−1,471 ( &)r)n)
dphitung =0,278.Vr .& +( Vr
2
254. f m . * L )=0,278.60 .2,5+( 602
254.0,33.−1,471)=12,495 m
kontrol = dphitung F 1%,*- m K dmin PPJ&2 F 0 m
diambil jarak pandang henti rencana 0 mc8 Stasioning
Sta. F titik a(al F sta. + +++
Sta. P#1F sta. d1 F sta. + 17
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
31/4631
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
Sta. Ts F sta. P#1 Ts1 F sta. + 17 − 1*1,30 F sta. + 1*,*7%
Sta. Sc F sta. Ts1 4s1F sta. + 1*,*7% 1++ F sta. + 11*,*7%
Sta.
Smenyiap F %++ m K 41 F %6*,33 m
4v F A . +
2
120+3,5+=
2,485.2002
120+3,5.200=121,22 m
Shenti F * m K 41 F %6*,33 m
4v F A . +
2
120+3,5+=
2,485.452
120+3,5.45=18,134 m
4v disain diambil berdasarkan jarak pandang henti yaitu + m•
Perhitungan eksternal vertikal 5Ev8
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
32/463%
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
Ev F A . L-
800=
2,485.50
800=−0,155m
• Perhitungan lengkung parabola vertikal cekung
Perhitungan dilakukan untuk setiap meter, dihitung sampai 1C% 4v
2umus = y F ( x
1
2 L- )
2
. -
;1 F m y1 F ( 5
1
250 )
2
.0,155=¿
+,++7% m
;% F 1+ m y% F ( 10
1
250 )
2
.0,155=¿
+,+%*0 m
;3 F 1 m y3 F ( 15
1
250 )
2
.0,155=¿
+,+0 m
;* F %+ m y* F
( 20
1250
)2
.0,155=¿
+,+--% m
; F % m y* F ( 20
1
250 )
2
.0,155=¿
+,1 m
• Perhitungan elevasi ketinggian titik pada landai jalan di daerah lengkung
P4$ F e'e-asi A−
( A− PLV
A− PPV ×! A−
PPV
)=¿
55
−(136
160 ×1,25
)=53,94
Titik 1 Fe'e-asi PLV −(
x1
1
2 L-
×! PLV − PPV )=¿ 53,94−( 525 ×0,20)=53,90
Titik % Fee-asi PLV −(
x2
1
2 L-
×! PLV − PPV )=¿ 53,94−(1025 ×0,20)=53,86
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
33/4633
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
Titik 3 Fe'e-asi PLV −(
x3
1
2 L-
×! PLV − PPV )=¿ 53,94−(1525 ×0,20)=53,82
Titik * Fee-asi PLV −
( x4
1
2 L-
×! PLV − PPV
)=¿
53,94−(2025 ×0,20)=53,78
Titik Fe'e-asi PLV −(
x5
1
2 L-
×! PLV − PPV )=¿ 53,94−(2525 ×0,20)=53,74 • Perhitungan elevasi grade line lengkung vertikal cekung
2umus = elevasi grade line F t i F" ( A− xi )
" ( A− PPV 1 ) × ! %+ yi
Titik 518 5%8 518 5%8
P4$ 3,-* +,+++ 3,-*
;1 3,-+ +,++7 3,-+
;% 3,07 +,+% 3,00
;3 3,0% +,+7 3,06
;* 3,60 +,+-- 3,00
PP$ 3,6* +,1 3,0-
e8 Perhitungan lengkung vertikal cembung
(2=
& 1−&
2
320×100=
57−53
320×100=+1,25
(3=
& 2−&
3
299×100=
53,75−57
299×100=−1,087
$r 1 F 7+ kmCjam A 4% F %-,7%7 mSmenyiap F 301 m A Shenti F 0 m
"eda landai 58 F g% − g3 F 1,% − 1,+06 F %,336>
Smenyiap F 301 m 41 F %-,7%7 m
4v F 2. s−200(√ %1+√ %2 )
A =
200 (√ 1,2+√ 1,2)2
2,337=351,217 m
Shenti F 0 m K 41 F %-,7%7 m
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
34/46
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
35/463
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
;0 F *+ m y* F ( 40
1
2400 )
2
.1,169=0,047m
;- F * m y1 F ( 451
2400 )
2
.1,169=0,059m
;1+ F + m y% F ( 50
1
2400 )
2
.1,169=0,073m
;11 F m
y3 F
( 55
1
2 400
)
2
.1,169=0,088
m
;1% F 7+ m y* F ( 60
1
2400 )
2
.1,169=0,105m
;13 F 7 m y1 F ( 65
1
2400 )
2
.1,169=0,123m
;1* F 6+ m y% F ( 70
1
2400 )
2
.1,169=0,143m
;1 F 6 m y3 F ( 75
1
2400 )
2
.1,169=0,164m
;17 F 0+ m y* F ( 80
1
2400 )
2
.1,169=0,187m
;16 F 0 m y1 F ( 85
1
2400 )
2
.1,169=0,211m
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
36/4637
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
;10 F -+ m y% F ( 90
1
2400 )
2
.1,169=0,237m
;1- F - m y3 F ( 951
2400 )
2
.1,169=0,264m
;%+ F 1++ m y* F ( 100
1
2400 )
2
.1,169=0,292m
;%1 F 1+ m
y1 F
( 105
1
2 400
)
2
.1,169=0,322
m
;%% F 11+ m y% F ( 110
1
2400 )
2
.1,169=0,354m
;%3 F 11 m y3 F ( 115
1
2400 )
2
.1,169=0,387m
;%* F 1%+ m y* F ( 120
1
2400 )
2
.1,169=0,421m
;% F 1% m y1 F ( 125
1
2400 )
2
.1,169=0,457m
;%7 F 13+ m y% F ( 130
1
2400 )
2
.1,169=0,494m
;%6 F 13 m y3 F ( 135
1
2400 )
2
.1,169=0,533m
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
37/4636
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
;%0 F 1*+ m y* F ( 140
1
2400 )
2
.1,169=0,573m
;%- F 1* m y1 F ( 1451
2400 )
2
.1,169=0,614m
;3+ F 1+ m y% F ( 150
1
2400 )
2
.1,169=0,658m
;31 F 1 m
y3 F
( 155
1
2 400
)
2
.1,169=0,702
m
;3% F 17+ m y* F ( 160
1
2400 )
2
.1,169=0,748m
;33 F 17 m y1 F ( 165
1
2400 )
2
.1,169=0,796m
;3* F 16+ m y% F ( 170
1
2400 )
2
.1,169=0,845m
;3 F 16 m y3 F ( 175
1
2400 )
2
.1,169=0,895m
;37 F 10+ m y* F ( 180
1
2400 )
2
.1,169=0,947m
;36 F 10 m y1 F ( 185
1
2400 )
2
.1,169=1,000m
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
38/4630
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
;30 F 1-+ m y% F ( 190
1
2400 )
2
.1,169=1,055m
;3- F 1- m y3 F ( 1951
2400 )
2
.1,169=1,111m
;*+ F %++ m y* F ( 200
1
2400 )
2
.1,169=1,169m
• Perhitungan elevasi ketinggian titik pada landai jalan di daerah lengkung
P4$ Fe'e-asi A+(
A− PLV A− PPV
× ! A− PPV )=53,75+(141320
×1,00)=54,19
Titik 1 Fe'e-asi PLV +(
x1
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+( 5200 ×0,56)=54,20
Titik % Fee-asi PLV +
(
x2
1
2
L-
× ! PLV − PPV
)=54,19+( 10200 ×0,56)=54,22
Titik 3 Fe'e-asi PLV +(
x3
1
2 L-
×! PLV − PPV )=54,19+( 15200 ×0,56)=54,23
Titik * Fe'e-asi PLV +(
x4
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+( 20200 ×0,56)=54,25
Titik Fe'e-asi PLV +(
x5
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+( 25200 ×0,56)=54,26
Titik 7 Fee-asi PLV +(
x6
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+( 30200 ×0,56)=54,27
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
39/463-
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
Titik 6 Fe'e-asi PLV +(
x7
1
2 L-
×! PLV − PPV )=54,19+( 35200 ×0,56)=54,29
Titik 0 Fee-asi PLV +
( x8
1
2 L-
× ! PLV − PPV
)=54,19+(
40200
×0,56)=54,30
Titik - Fe'e-asi PLV +(
x9
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+( 45200 ×0,56)=54,32
Titik 1+Fe'e-asi PLV +
( x
10
12
L-
× ! PLV − PPV
)=54,19+
( 50
200×0,56
)=54,33
Titik 11Fe'e-asi PLV +(
x11
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+( 55200 ×0,56)=54,34
Titik 1%Fee- asi PLV +
(
x12
1
2 L-
×!PLV − PPV
)=54,19+( 60200 ×0,56)=54,36
Titik 13Fe'e-asi PLV +(
x13
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+( 65200 ×0,56)=54,37
Titik 1*Fe'e-asi PLV +(
x14
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+( 70200 ×0,56)=54,39
Titik 1Fe'e-asi PLV +(
x15
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+( 75200 ×0,56)=54,40
Titik 17Fee-asi PLV +(
x16
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+( 80200 ×0,56)=54,41
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
40/46*+
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
Titik 16Fe'e-asi PLV +(
x17
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+( 85200 ×0,56)=54,43
Titik 10Fe'e-asi PLV +
( x18
1
2 L-
× ! PLV − PPV
)=54,19+(
90200
×0,56)=54,44
Titik 1-Fe'e-asi PLV +(
x19
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+( 95200 ×0,56)=54,46
Titik %+Fee-asi PLV +
( x
20
12
L-
× ! PLV − PPV
)=54,19+
(100
200×0,56
)=54,47
Titik %1Fe'e-asi PLV +(
x1
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+( 105200 ×0,56)=54,48
Titik %%Fee-asi PLV +
(
x2
1
2 L-
× ! PLV − PPV
)=54,19+( 110200 ×0,56)=54,50
Titik %3Fe'e-asi PLV +(
x3
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+( 115200 ×0,56)=54,51
Titik %*Fe'e-asi PLV +(
x4
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+(120200 ×0,56)=54,53
Titik %Fe'e-asi PLV +(
x5
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+(125200 ×0,56)=54,54
Titik %7Fe'e-asi PLV +(
x6
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+(130200 ×0,56)=54,55
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
41/46*1
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
Titik %6Fe'e-asi PLV +(
x7
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+( 135200 ×0,56)=54,57
Titik %0Fee-asi PLV +
( x8
1
2 L-
× ! PLV − PPV
)=54,19+(
140200
×0,56)=54,58
Titik %-Fe'e-asi PLV +(
x9
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+( 145200 ×0,56)=54,60
Titik 3+Fee-asi PLV +
( x
10
12
L-
× ! PLV − PPV
)=54,19+
(150
200×0,56
)=54,61
Titik 31Fe'e-asi PLV +(
x11
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+( 155200 ×0,56)=54,62
Titik 3%Fe'e-asi PLV +
(
x12
1
2 L-
× ! PLV − PPV
)=54,19+(160200 ×0,56)=54,64
Titik 33Fe'e-asi PLV +(
x13
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+(165200 ×0,56)=54,65
Titik 3*Fee-asi PLV +(
x14
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+( 170200 ×0,56)=54,67
Titik 3Fe'e -asi PLV +(
x15
1
2 L-
×!PLV − PPV )=54,19+(175200 ×0,56)=54,69
Titik 37Fee-asi PLV +(
x16
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+( 180200 ×0,56)=54,70
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
42/46*%
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
Titik 36Fe'e-asi PLV +(
x17
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+( 185200 ×0,56)=54,71
Titik 30Fee-asi PLV +
( x18
1
2 L-
× ! PLV − PPV
)=54,19+(
190200
×0,56)=54,72
Titik 3-Fe'e-asi PLV +(
x19
1
2 L-
× ! PLV − PPV )=54,19+(195200 ×0,56)=54,74
Titik *+Fe'e-asi PLV +
( x
20
12
L-
× ! PLV − PPV
)=54,19+
(200
200×0,56
)=54,75
• Perhitungan elevasi grade line lengkung vertikal cekung
2umus = elevasi grade line F ti F
" ( A− xi )" ( A− PPV 1 )
× ! %+ yi
Titik 518 5%8 518 5%8
P4$ *,1- +,+++ *,1-1
;1 *,%+ +,++1 *,%+
;% *,%% +,++3 *,%%%
;3 *,%3 +,++6 *,%3-
;* *,% +,+1% *,%0
; *,%7 +,+10 *,%6-
;7 *,%6 +,+%7 *,3+1
;6 *,%- +,+37 *,3%*
;0 *,3+ +,+*6 *,3*-
;- *,3% +,+- *,367
;1+ *,33 +,+63 *,*+*
;11 *,3* +,+00 *,*33
;1% *,37 +,1+ *,*7*
;13 *,36 +,1%3 *,*-7
;1* *,3- +,1*3 *,3+
;1 *,*+ +,17* *,7
;17 *,*1 +,106 *,7+%
;16 *,*3 +,%11 *,7*+
;10 *,** +,%36 *,76-
;1- *,*7 +,%7* *,6%+
;%+ *,*6 +,%-% *,673
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
43/46*3
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
;%1 *,*0 +,3%% *,0+6
;%% *,+ +,3* *,0%
;%3 *,1 +,306 *,0--
;%* *,3 +,*%1 *,-*6
;% *,* +,*6 *,--6
;%7 *, +,*-* ,+*-
;%6 *,6 +,33 ,1+1
;%0 *,0 +,63 ,1
;%- *,7+ +,71* ,%11
;3+ *,71 +,70 ,%70
;31 *,7% +,6+% ,3%6
;3% *,7* +,6*0 ,306
;33 *,7 +,6-7 ,**0
;3* *,76 +,0* ,11
;3 *,70 +,0- ,67
;37 *,7- +,-*6 ,7*%
;36 *,61 1,+++ ,6+-
;30 *,6% 1,+ ,660
;3- *,6* 1,111 ,0*0
PP$ *,6 1,17- ,-%+
11. Per#itungan :alian Dan Ti$unan
2umus = $olume F( a1+a2 )
2×"
eterangan =
$ F volume galian atau timbunan tanah 5m38
a1 F luas bidang galian atau timbunan pada titik a(al proyek 5m%8
a% F luas bidang galian atau timbunan pada irisan penampang berikutnya 5m%8
d F panjang antara dua titik irisan melintang 5m8
STALUAS PENAMPAN: 5M2) %A"A)
5M(
@!LUME 5M3)
:ALIAN TIMBUNAN :ALIAN TIMBUNAN
ST ++++ %,61* +,+++
1*,*7% *-,073 +,+++
ST +1*,*7% *,101 +,+++
1++ 0,1-+ -,-
ST +11*,*7% 7,-03 +,1--
6*,33 73-,%-% 6,*%+
ST +100,-- 1+,16% +,+++
11,++ 11+,36 +,+++
ST +%++ -,00* +,+++
00,-- 77,776 +,+++
ST +%00,-- %,01 +,+++ 111,++ %%0,336 1%7,1%-
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
44/46**
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
ST +*++ 1,%73 %,%63
1+7,670 76,*1- 66,6*0
ST ++7,670 +,+++ 0,+
-3,%3% +,+++ 7*0,66*
ST + 7++ +,+++ ,376 7,670 +,+++ 33,3-1
ST + 7+7,670 +,+++ *,++
%+,70- 1+,7*+ 07,*1-
ST + 7%6,*6 1,+%- 3,0*
10,-36 %,71+ 73,%0*
ST + 7*7,3-* 1,767 %,03+
1++ 117,%-+ %*7,-1+
ST +6*7,3-* +,7+ %,1+-
%0,311 30,31 31,1%*
ST +66*,6+ %,+6% +,+-+
/3/*+ 20**1 **/*+ 2/1110, 1311+/
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
45/46*
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
BAB I@
PENUTUP
/.1 )esi4ulan
@asil yang diperoleh dari perhitungan perencanaan trase adalah gambar trase
jalan yang terdiri dari penampampang memanjang, lengkung horisontal, lengkung
vertikal, dan penampang melintang. eseluruhan gambar tersebut yang akan
digunakan ketika pelaksanaan dilapangan.
/.2 Saran
Perencanaan trase jalan raya bukanlah hal mudah kadang kala terjadi
kekeliruan dalam perencanaan. gar dapat menghindari kekeliruan bahkan kesalahan
yang fatal maka alangkah lebih baik mahasis(a membaca lebih banyak literatur dan
peraturan mengenai perencanaan trase jalan raya dan lebih teliti dalam melakukan
perhitungan. "ila terjadi kesalahan yang fatal maka memungkinkan perencanaan
harus dihitung ulang bahkan diganti dengan trase yang baru.
Shanti Kurnia 0707646
-
8/18/2019 47451468 Laporan Tugas Besar
46/46
Laporan Tugas Besar Jalan Raya 1
DA