42092335

Upload: dhimas-adi

Post on 05-Apr-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 42092335

    1/13

    TINJAUAN EMAS EPITERMAL PADA LlNGKUNGAN VOLKANIKOleh:Eddy Sumardi. Penyelidik Bumi MadyaKelompok Program Penelitian Bawah PermukaanPusat Sumber Oaya 'Geologi

    SARIEndapan emas epitermal dilingkungan batuan vulkanik adalah harnpir selalu berasosiasi dengan batuanvulkanik calc-alkaline dan batuan intrusi, beberapa memperlihatkan suatu hubungan yang erat dengan

    "batuan vulkanik alkali.Endapan emas epiterrnal bentuknya adalah sangat bervariasi, dari vein-vein kuarsa tipis sampai deposit-endapan disseminated yang besar, dan terdapat dalam lingkungan geologi yang berbeda, oleh karenaitu mereka memperlihatkan suatu rentang yang lebar dari signatures geokimia dan geofisika, juga ciri-cirltona/pengindraan jauhOi. Kelian, Indonesia, endapan berasosiasi dengan batuan andesit Oligosen Atas Miosen Bawah,piroklastik EosertAtas (?) dan sedikit riolit, dan beberapa basal Plio-Pleistosen. la terletak pada suatu trenregional utara-tlmur yang juga mengandung mineralisasi epitermal signifikan di G. Muro dan G.Masuparia. Mineralisasi terjadi di tepi dari suatu tubuh andesit yang mengintrusi satuan batuanpyroklastik Eosen, dan batuan andesit yang terkekarkan, batuan tufa, dan bermacam-maeam breksi.

    Kata Kunci: Endapan emas epitermal, genesa, signature, geokimia, geofisika,tonal, pengindraanjauh, Kelian.

    ABSTRACT

    Epithermal gold deposits in volcanic terranes are mostly associated with calc-alkaline volcanic andintrusive rocks, some show a close association with alkalic volcanics.Epithermal gold deposits are highly variable in form, ranging from thin quartz veins to large dissemina_teddeposits, and are located in a variety of geological environments. Consequently, they exhibit a wide rangeof geochemical and geophysical signatures, as welf as tonal characteristics of remote sensing.In Kelian, the deposit is associated with Late Oligocene-Early Miocene andesite, Upper Eocene (?)pyroclastics and minor rhyolites, and some Plio-Pleistocene basalt. It lies on a north-easterly regionaltrend which also contains significant epithermal mineralization at Mt. Muro and Masuparia. Mineralisa.tionoccurs in the margin of andesite intrusive, into the Eocene pyroclastic unit, and hosted by fracturedenaesit, and tuff and a variety of breccias.

    Keywords: Epithermal gold Deposits, genesis, signatures, geochemistry, geophysics,tonal, remote sensing, Kelian.

  • 7/31/2019 42092335

    2/13

    PENOAHULUANEndapan mineral epitermal telah menerlmabanyak perhatian dunla oleh karena dapatdieksploitasi secara ekonomis, dan tersedia

    banyak dibandingkan dengan sumber dayalogam mulia lainnya.. Secara g(9ologi, endapan ini relatif mudahditernukan, karena secara genesa endapanepitermal ini kadarnya rendah dan secara umumtelah diketahui keberadaannya. Oleh karenasecara genesa dan ekonomis endapan epitermalinisignifikan, tetapi cadangan-nya masih bersatudengan cadangan kadartinggi yang telah ada.

    Secara ekonomi, harga emas-perak naikrelatif terhadap ongkos operasi penambanganemas. Hal ini disebabkan karena cadangan emasyang kadarnya rendah telah dapat diekploitasisecara komersil dan pengaruhnya adalahterjadinya revitalisasi cadangan emas yang telahada.Endapan epitermal logam dasar dan muliaadalah banyak macamnya, mencerminkanperbedaan tektonik, batuan beku dan kedudukanstrukturnya dimana mereka terbentuk, danmelibatkan banyak proses didalam pembentuk-kannya. Kebanyakan dari endapan epitermalterbentuk dalarn suatu level kerak bumi yangdangkal, dim ana perubahan tiba-tlba dalamkondisi fisik dan kimianya menghasilkanendapan logam dan hadir bersama ubahanhidrotermal (White dan Hedenquist, 1990).Reid dan Hedenquist (1984) juga telahmenekankan lstllah epitermal dengan singkat(Tabel 1) agarsetiap orang menyadari konotasigenesanya. Sebenarnya, hal ini menceritakan .tentang lingkungan hidrotermal yang dekatpermukaan, terutama berasosiasi denganvulkanisme kalk-alkalin dekat permukaan dansering, tetapi tidak selalu, berasal dari hasil-hasil

    vulkanismedan sedimen yang berkaitan. Zonadekat permukaan ini adalah objek yang palingutama yang menjadi perhatian kita, dimana hal iniadalah fokus dari endapan logam muliaepitermal.Lindgren (1933) mendefinisikan istilah"epitermal" dari pengamatan mineralogi dantekturnya, dan ia menyimpulkan kondisiternperatur dan tekanannya (kedalamannya)untuk style (bentuk) rnineralisasi ini. Walaupunpenafsiran dari pengamatannya tidak mengubahsecara substansial, pemahaman kita mengenai

    lingkungan epitermal yang sekarang telahberkembang sebagai hasll dari suatu peng-amatan dasar yanq semangkin maju.Penemuan dan studi sejurnlah besar dariendapan-endapan epitermal diluar kedudukan(setting) Amerika Serikat klasik barat mem~perllhat bermac~m-macam lingkungan geologl

    yang merupakan batuan induk (host) yang po-tensial untuk mineralisasi logam dasar dan muliadekat permukaan.Agar dapat menjelaskan lebih balk tentang

    emas epitermal maka perlu menerangkan secarasingkatmengenai: genesa dari endapan emas.epitermal; emas epitermal di batuan volkanik,eksplorasi untuk endapan emas epitermal danstudi kasustentang emas epitermal..GENESA ENOAPAN EMAS EPITERMAL 01LlNGKUNGAN VOLKANIKPenyelidikan terdahulu

    Bermacam-macam hipotesa untuk sumberendapan bijih epitermal yang berhubungandengan sumber untuk semua tipe endapanbijihhipogen kecuali sesuai dengan definisinyaadalah berasaJ dari sumber yang dangkaldengan kondisinya berasosiasi dengan airmeteorik dan atmosfir.

    Hipotesa-hipotesa tentang asalnya (origin)endapan epitermal yang secara seriousdipertimbangkan oleh Schmitt (1950) adalahsebagai berikut: (1) lateral secretion; (2)diferensiasi fluida dari suatu magma; (3) keluarvolkanik dan diserap oleh airtanah dalam; (4)fluida telluric; (5) injeksi dalam bentuk lelehan;dan (6) pengendapan dari fase gas. Lebih lanjutlagi Schmitt (1950) menyatakan bahwa daripenelltian mata airpanas fumarol menunjukkanbahwa transportasi dari banyak unsur-unsurolehair meteorik panas merupakan suatu prosesyangutama ..

    Craig dan Vaughan (1981) menyarankanbahwa emas yang terbentuk oleh pengendapanlarutan hidrotermal yang mengisi sistem rekahanterbuka dan fracture. Ini juga disarankan olehWorthington dan Kiff (1970) bahwakebanyakanendapan emas terbentuk pada tahap waning(melemah) dari vulkanisme disebabkan tidakhadirnya ubahan parent intrusions dan extrusivehydrothermal. Dalam kasus endapan-endapanTersier, mereka telah menyarankan bahwaendapan-endapan ini rnenuniukan suatusumbervolkanlk untukore-bearing hidrothermal, walau-pun dalam kasus endapan-endapan emastelluride pada batuan yang lebih tua, baikvolkanik ataupun batuan beku intrusif adalahsumber dari fluida hidrotermal tidak beqitumeyakinkan. Selain itu merekajuga menyatakanbahwa komposisi dari fluida hidrotermal ini danapakah emasditransportasi sebagai emas sulfuratau emas klorida. adalah juga menjadiperdebatan.

    Sejumlah penyelidik telah mencoba untukmendefinisikan himpunan genesa dari endapanepitermal.Tienqan penekanan pada hubunganantara distrik epitermal dan batas-batasconvergent plate, Giles dan Nelson (1982)

    24 IBuletln Sumber Day~~ = O ' ~ ~ i ~ ~ d li " ... ~ o~ {{

  • 7/31/2019 42092335

    3/13

    mengusulkan suatu hubungan kedalaman yangmenerus endapan-endapan . epitermal dariendapan mata airpanas dekat' permukaan,disseminated replacement deposits. (endapanpenempatan diseminasi), dan sistem bonanzayang lebih dalam.

    Heald, dkk (1987) mengusulkan dua tipee'ndapan-endapan logam dasar dan logam rnuliaterutama hosted (berasal) dari batuan volkanikTarsier, Oua tipe utama yang .dimaksud adalahtipe acid-sulfate (goldfield, Nevada) dan tipeadularia-sericite (Creede, Colorado; RoundMountain, Nevada). Kedua tipe ini kaya akanemas dan perak. Kandungan logam dasar dalamendapan tipe acid-sulfate adalah relatif tinggidan relatif kaya akan tembaga; Terdapat suaturentang yanglebar dari kandungan logam dasarpada tipe adularia-sericite, walaupun umumnyarelatif miskin tembaganya. Endapan tipeadularia-sericite dianggap lebih banyak dari padaendapan tipe acid-sulfate.

    Evans (1987) juga mengatakan bahwamasalah utama yang berkaitan dengan genesaepitermal adalah sumber dan larutanalamiahnya, sumber dari logam-Iogamnya,kandungan sulfur dan tenaga pendorong yangmemindahkan larutan rnelahil kerak bumi, caratransportasi bahan-bahan ini oleh larutan danmekanisme penqendapannya.Genesa dari endapan emas epitermal padalingkungan batuan volkanik akan dibahasdibagian selanjutnya sebagai berikut.

    Sumberdari EmasAda dua jalur pendekatan yang biasanyadiambil dalam mencoba untuk menetapkansumber dari logam untuk endapan bijihhidrotermal (Edwards dan Atkinson, 1986). Yangpertama pengenalan assosiasi yang kuat dariendapan bijih dari suatu litologi tertentu. Yangkedua anornall pengayaan atau pengurangan

    logam dalam suatu litologi demikian adalahbiasanya ditafsirkan sebagi indikator yangberpotensi sebagai suatu source rock (batuaninduknya). .Endapan epitermal di lingkungan batuanvolkanik adalah hampir selalu berasosiasidengan batuan volkanik kalk-alkalin dan batuan.intrusi, beberapa memperlihatkan suatu hubung-an yang erat dengan batuan volkanik alkali.Endapan Ladoman dan Cripple Creek Distrik,Colorado, adalah contoh-contoh dan mungkindipertanyakan bahwa potensi untuk batuan yangseperti itu bertindak sebagai sumber emas'tergantung pada evolusi magmanya, khususnyadengan mempertimbangkan keadaan jenuh darisulfidanya (Keays dan Scott, 1976; Wyborn,1988).

    Endapan Hishikari dapat diklasifikasikansebagai suatu endapan vein epitermal gold-silver-bearing quartz-adularia. Pad a saatsekarang, pengembangannya telah berfokusdiatas sistem vein Honko. Suatu sistem vein yangterpisah baru-baru initelah ditemukan di daerahYamada, 1 km dari baratdaya endapan Honko,hosted-nya adalah andesit Hishikari bag ianbawah dan terdlri dari beberapa vein-vein utamadengan sejurnlah vein-vein yang sejajar (lzawadkk.,1990). Oi endapan Hishikari , host (batuanind~k) yang utama kemineralisasi bonanza yang .lebihdalarn adalah serpih dari group Shimantodibawahnya. Mineralisasi vein terdiri dari suatuderetan vein yang luar biasa pada strike yangpanjangnya paling sedikit 1100 m dan mungkinditafsirkan sebagai suatu dilation jog dalam suatutranscurrentfaultsystem (Henley, 1991).Oi Kelian, Indonesia, endapannya ber-asosiasi dengan batuan andesit Oliqosen: AtasMiosen Bawah, Piroklastik Eosen Atas (?) dansedikit riolit, dan beberapa basal Plio-Pleistosen ...Ini terletak pada suatu trend regional utara-timuryang juga mengandung mineralisasi epitermalsignifikan di G. Muro dan G. Masuparia. Mine-ralisasi terjadi di tepi dari suatu set tubuh andesityang mengintrusi kedalam satuan batuanpyroklastik Eosen, dan hosted oleh andesit yangterkekarkan dan tufa, dan bermacam-macambreksi yang rentangnya mulai dari piroklastikprimer dan intrusi breksi sampai breksihidrotermal yang didukung oleh fragmennya(Van Leeuwen, dkk., 1990).

    Henley (1991) telah menyatakan bahwamagma-magma level atas adalah sumber emasdi sistem emas epitermal dan juga dikebanyak-an kasus adalah sumber dari sulfur yang di-perlukan untuk tranportasi emas. Kemampuandegassing magmas untuk me-nyuplai logamterbentunya semangkin kuat. Oengan demikianendapan alunite-kaolinite-style berhubungandengan degassing dari magma level atas(contohnya kubah riolit), dengan aliran hidro-termal yang kemudian digerakan oleh sistemmagma yang besar dan dalam, Sistem adularia-kaolinite-style berkaltan dengan tubuh-tubuhmagma yang lebih dalam degassing kedalamsuatu sistem airtanah dalam diatasnya. Konveksiairtanah dalam berfungsi untuk menyebarkanf~uid~ magma. Oalam sistem perrneabilitas yanqtinqqi, penyebarannya mung kin sangat kuatsehingga menahan formasidari suatu endapanbijih walaupun milyaran gram emas mungkintersebar pada kadar yang rendah di berapa ratusmeter diatas sistemnya (contohnya Broadlands,New. Zealand). Pada host rocks yangpermeabilitasnya rendah, struktur utamamengontrol aliran airtanah dalam dan meng-arahkan fluida-fluida ke suatu tempat peng-endapan level atas (contohnya, Hishikari,

  • 7/31/2019 42092335

    4/13

    Japan). Breksiasi yang ektensif, yang disebab-kan proses magmatik dalam beberapa halberasosiasi dengan struktur-struktur regionalutama, nampaknya memberikan suatulingkungan yang optimal (Kelian, Indonesia, danLadoman, Papua New Guinea adalah sebaqai.contoh).EKSPORASI ENDAPAN EMAS EPITERMAL

    Endapan-endapan emas epitermal bentuk-nya adalah sangat bervariasi, berkisar dari vein-vein kuarsa tipis sampai endapan-endapandiseminasi yang besar, dan terletak dalam suatulingkungan geologi yang bermacam-macarn,oJeh sebab itu, mereka memperlihatkan suaturentang yang lebar dari nilai-niJai geokimia dangeofisika,juga ciri-ciri rona penqindraanjauhnya,Eksplorasi Geokimia

    Ada suatu kelompok unsur-unsur yangmenonjol yang biasanya berasosiasi denganmineralisasi ernas eplterrnal. Asoslasi yangpaling klasik adalah emas, perak, arsen,antimon, air raksa, thallium dan sulfur (Reid danHedenquist, 1984).Dalarn endapan yang batuan induknyakarbonat (carbonate-hosted) , arsen dan sulfuradalah unsur-unsur utama yang berasosiasidengan emas dan. perak (Berger, 1983),

    bersama-sama dengan sejumlah kecil tungsten,molibdenum, air raksa, thallium, antimon dantelurium, fluorin dan barium.Endapan yang batuan induknya volkanik(volcanic-hosted) mengandung arsen, antimon,air raksa dan thallium diperkaya dengan logammulia didaerah conduit (Ieher) fluida utama ,jugabeasosiasi dengan zona-zona ubahan minerallempung.Kebanyakan sistem epitermal yang besardieirikan oleh intensif dan extensif alteration

    haloes disebabkan oleh tersebar luasnya darireaksi penghacuran mineral feldsp.ar danferromagnesian, silifikasi, dan piritisasi. Cirilainnya dari sistem epitermal adalah pen-transferan potash (K) kedalam beberapa ratusmeter diatas sistemnya, dan disebabkan olehadanya penguranga~ sulfur (Henley, 1991).Pengambilan contoh geokimia untukeksplorasi emas adalah sama dengan eksplorasiuntuk tipe-tipe lainnya dari endapan bijih. Akantetapi, contoh-contoh anomali mungkin mem-punyai kandungan emas agak rendah (umumnya

    kurang dari 0,2 ppm), dengan hasil penting darijumlah contoh yang dianalisis agar supayaminimum bersatu partikel-partikel emasnya(Zegers dan Leduc, 1991). Media pengambilancontoh dan ipterval, dan prosedur preparasicontoh yang digunakan oleh beberapa penulisdan berhubungan terhadap topografi yang. ~,

  • 7/31/2019 42092335

    5/13

    (hydro dan biochemistry) memerlukan teknikanalisis dengan sensitivitas yang sangat rendah(0,1 ppb pada tanaman dengan INAA; 1ppt padacontoh air dengan. NAA dan GF-AAS), jugadengan teknik preparasl contoh yang khusus.Eksplorasi Geofisika

    Disebabkan karena tubuh-tubuh epitermalsecara alamiah bentuknya sang at bermacam-macam host rocks (batuan induknya) danstructure settings-nya (kedudukan strukturnya),hal ini tidak memungkinkan untuk membuatprediksi secara umum mengenai ciri-ciri secara. geofisika.Akan tetapi, pengenalan yang baik darigeologi regional dan lokal, pengertian yang jelasdati objektifnya survey, dan penafsiran yang hati-hati dari data adalah sang at diperlukan untukpenggunaan yang bermanfaat darigeofisikadalam eksplorasi emas epitermal.

    Seperti yang telah didiskusikan oleh Irvinedan Smith (1990) pengaruh dari ubahanhidrotermal yang berasosiasi dengan endapanemas epitermal berbeda dari satu prospek keprospek yanf lainnya, tergantung dari faktor-faktor seperti umur geologi, tipe batuan, asal darifluida hidrotermal dan tingkat erosinya. Dalamkebanyakan kasus ada perubahan yangsignifikan dalam parameter fisiknya yangdapatterditeksi oleh teknik-teknik geofisika.Teknik-teknik geofisika adalah sangatberharqa pada tahappendahuluan, regional danrinci dalam eksplorasi endapan emas. Objektif-nya mungkin bervariasi dan termasuk dalamaspef-aspek berikut:

    - Penyelidikan PendahuluanBila eksplorasi untuk emas dimulai di suatufisiografi, metalogenik atau lingkungan tektonikyang baru, mungkin terlalu dini untuk memulaisuatu penyelidikan yang sistimatik, akan tetapipenyelidikan dalam scope regional, tanpamemperoleh beberapa pengetahuan dasar dari

    respon geofifika didaerah ini. Seperti yangdinyatakan oleh Paterson dan Hallof (1991) faseini disebut "orientasi" dan akan termasukpenentuan nilai-nilai (signatures) geofisikanyadari satuan litostratigrafi yang signifikan danstruktur daerahnya dan sifat-sifat fisiknya(contohnya suceptibilitas magnetik, densitas,konduktivitas listrik dari litologi-litologi yangmewakilinya dan bila tersedia bijihnya. Orientasiairborne dan/atau penyelidikan darat harusdiikuti oleh pengamatan singkapan lapanganyang lebih dekat disekitar anomali-anomali yangdipilih dan mewaklli. Prosedure ini dinamakanoleh Paterson dan Hallof (1991) sebagai "groundtruth". Berdasarkan pengetahuan ini, suatuprogram geofisika yang masuk akal dapatdirencanakan.

    -Penyelidikan RegionalPenyelidikan regional adalah secara biasayang telah direncanakan untuk melokalisasilingkungan-lingkungan yang bersekala regional.

    seperti: jalur-jalur greenstone, intracratonic basinmargin, zona-zona rift, plate boundaries danpola-pola sesar regional (Paterson dan Hallof,1991).Magnetik dan penyelidikan gaya berat udara(airborne) adalah yang paling membantu padatahap ini. Data yang demikian tersedia padadaerah yang luas atau lingkungan yang belumterpetakan., atau dapat diperoleh dengan hargayang pantas jika diperlukan. Program-program

    yang khusus yang demikian adalah penyelidikanmagnetik udara jalur-jalur grenstone di AustraliaBarat oleh Australian Bureau of MineralResources (Edward danAtkinson, 1986).

    Penyelidikan regional sering dilaksanakandengan kombinasi penyelidikan magnetik danEM, dengan dua objektifitas yaitu langsungmelokalisir tubuh-tubuh sulfida mas if danmemetakan struktur geologi dan litologinya.Palacky (1989) telah mendemoristrasikanperanan airborne EM dalam mengidentifikasilitologi dengan kualitas yang baik (virtue) darisignatures konduktivitas yang dihasilkan olehpelapukan dipermukaan. Paterson dan Hallof(1991) telah menunjukan bahwa sistem EM yangmempunyai band-lebar, baik yang Fixed-Wingrnaupun yang dipasang di helikopter, sekarangdigunakan secara rutin untuk melokalisasikenampakan-kenampakan yang konduktifseperti zona-zona shear utama dan zona-zonaubahan argilik. Penemuan dari endapan emasepitermal Hishikari yang kaya adalah dikarena-kan penggunaan teknik ini yang berhasil.Selanjutnya, Paterson dan Hallof (1991)telah menyarankan penggunaan kombinasipenyelidikari magnetik udara dan VLF-EM padatahap awal dalam melokalisir target-target emas,

    karena mereka dapat dilaksanakan pada skalaregional atau rinci, biasanya pada jarak lintasanyang kecil dari 100 m. Selain dari itu juga bahwa ,dengan menggunakan pendekatan ini ongkos-nya relatif rendah, hal ini yang menyebabkandigunakannya metoda VLF ini secara luas didaerah-daerah dimana respon VLF tidakterselimuti oleh konduktivitas permukaan yangtinggi.-Penyelidikan Rinci

    Eksplorasi rinci berbeda dari regional. terutama dalam skala penelitian, program-program yang khusus yang berada pada kualitasukurannya (beberapa km2 sampai beberapapuluh km2). Seperti juga yang disarankan olehPaterson dan Hallof (1991) penyelidikanmi.mgkin airborne (udara) atau darat tergantung., . . . . . . :: -

  • 7/31/2019 42092335

    6/13

    pada teknik yang digunakan, lingkungannya, dantargetnya. Program-program penyelidikan udarayang khusus adalah kombinasi magnetik udarahelikopter, penyelidikan EM dan VLF dari 300-1000 line km didarat, penyelidikan IP, gaya beratdan CSAMT denqan order 200-200 line kmadalah umum.Fase terakhir dari semuaprogram-program ini adalah hampir tidakberubah berupa suatu penyelidikan geofisikadarat yang rinci, diikuti oleh trenching(pembuatan parit) atau pengeboran.

    Dikarenakan seringnya emas berasosiasidengan sulfida, metode IP dan tahanan jenistelah mendukungnya dibanyak lingkungan(Reed, 1989). Akan tetapi, beberapa keterdapat-an em as tidak mempunyai suatu hubungandengan sulfida dan hanya dapat dilokalisir olehhubungannya dengan struktur danfatau ubahanhidrotermal (Paterson dan Hallof, 1991).

    Irvine dan Smith (1990) juga telah menunjuk-an bahwa sejumlah metode geolistrik dan EMyang berbeda telah digunakan pada eksplorasiemas epitermal, termasuk tahanan jenis, IP,CSAMT, tahanan jenis VLF, frekuensi dantransient electromagnetics (FEM dan TEM).Targetnya mungkin zona ubahan hidrotermalyang konduktif yang menyelimuti endapannya,atau menutupi diatasnya seperti yang di Hishikari(lzawa, dkk., 1990), atau mungkin vein-veinkuarsa yang resistif tinggi mereka sendiri, atauzona-zona silifikasi yang berkaitan. Modriniakdan Marsden (1938) telah melihat bahwa zona-zona ubahan propilik yang intensif (berisi vein-vein pembawa emas yang terkenal) di WaihiNew. Zealand adalah dapat dideteksi olehgeolistrik.

    IP telah digunakan dalam eks-plorasi untukendapan epitermal tipe sulfur yang tinggi, danbanyak endapan tipe sulfur yang rendah(Son han , 1988) juga mengandung sulfida yangcukup untuk membuat mereka menjadi target IP.

    CSAMT memberikan kontribusi didalampenemuan bodi bijih di Hishikari di Jepang(Kawasaki, dkk., 1986), dan telah digunakansecara meningkat pada tahun terakhir ini di NewZealand dan Jepang untuk eksplorasi emasepitermal (Austpac, 1988).Pengindraan Jauh

    Teknik pengindraan jauh semangkin canggih,aplikasinya terhadap eksplorasi mineral jugasemangkin meningkat. Foto geologi altituderendah dan tinggi membantu memetakanstruktur dan tipe batuan, juga tipe ubahan (Nash,dkk., 1981).Seperti yang telah didiskusikan oleh Reid danHedenquist (1984) dalam Krohn's work pad atahun 1984 dalam spectra batuan, danpengaruhnya terhadap mineral ubahan, me-

    nunjukan pada metode baru dalam eksplorasi.Misalnya, Krohn menentukan bahwa the visiblenear-infrared (0,4 urn -2,5 urn) dan mid-infrared(2,5 urn - 25 urn) spectra batuan disekitar limaendapan emas disseminated dan endapan perakdi Nevada dan Idaho mempunyai pola-pola yangdapat dipetakan. Tanda-tanda yang dapatdikenali dari spectra ini dengan pengecekancontoh didarat dari bermacam-macam endapantermasuk : (1) Sedimen karbonat sebagai batuaninduk, (2) hadirnya organic matter didalambatuan induknya, (3) ubahan hidroterrnal olehsilifikasi dengan beberapa argilitisasi, (4) aspatial association dengan suatu intrusi batuanbeku, (5) adanya retas-retas yang salingmemotong, (6) asosiasi dengan sesar yangdippingnya sangat curam, (7) a spatialassociation dengan endapan-endapan mataairpanas, dan (8) ubahan pada beberapa kasusterhadap kalk-silika.

    Di Australia Barat seperti telah dibahas olehEdwa rds dan Atkinson (1986), esploraslpendahuluan rangsung diarahkah kearahpemetaan basal, gabro, dan formasi besi dalamjalur-jalur greenstone, 'karena litologHitologi iniumumnya merupakan hostnya mineralisasiemas. Penafsiran foto udara digunakan untukmembantu keefektifan dari pemetaari geologiyang kadang-kadang terhambat oleh buruknyasingkapan. False colour photografi memberikanperbedaan lateritic terrain dan dapat mem-bedakan batuan ultrabasik dan batuan felsicdenqan menggunakan perbedaan karakteristiktonal.STUDIKASUS

    Sejumlah endapan-endapan epitermal telahdipelajari secara intensif dan dilaporkan dalamliteratur. Salah satu penemuan dari endapanepitermal akan didiskusikanuntuk menggambar-kan endapan emas epitermal di Indonesia yaitu:endapan emas Kelian di Kalimantan, Indonesia.Kelian, Kalimantan, Indonesia

    Kelian . adalah salah satu dari sejumlahendapan-endapan emas yang terdapat padabatuan induk volkanik Tersier yang telahdiketemukan padasuatu jalur yang panjanqnya400 km dengan strukturnya berarah timurlautdipedalamanKalimantan. Endapan ini terdiri daridua tubuh bijih, yaitu Prampus Sarat dan Timur,dan .empat zona mineralisasi kecil, danmempunyai suatu potensi sumber daya(cadangan) gabungan +75 Mt pada kadar Au 1,8gft. menjadikan KeHan sebaqai endapan emasterbesar yang diketahui di Indonesia (VanLeeuwen, dkk., 1990).

    Endapan emas ini diketemukan pada tahun1976 pada saat melanjutkan pekerjaanpencarian emas aluvial di Sungai Kelian,dengan

  • 7/31/2019 42092335

    7/13

    menggunakan teknik yang tradisional yaitustream sediment, pan concentrate, rock float danoutcrop sampling. Selanjutnya penyelidikan rincimeliputi, pengambilan contoh tanah, trenching,pengeboran augerdalam, penyelidikan magnetikdarat, IP dan 60.000 meterpengeboran diamond

    Secara geologi endapan in i terdiri darisederetan endapan piroklastik silisik yanggradasinya mengkasar keatas ke suatu .lapisansedimen berumur Eosen Atas. Lapisan sedimenin i telah mengalami perlipatkan dan persesarkandi sepanjang arah utara dan arah tlrnurlaut dandiintrusi oleh sejumlah tubuh-tubuh andesitsubvolkanik dan trachy-andesitik pada MiosenBawah. Selanjutnya, setelah penempatan(emplacement) andesit, terbentuklah suatusistem hidrotermal dan mengakibatkanterjadinya ubahan yang intensif, mineralisasi danbreksiasi hidrotermal. Bagian yang terawetkandari sistem in i seluas 1 km2, dan mempunyaipelamparan vertikal paling sedikit 600 m. Daridata pengukuran umur radiometri umurnya dapatdiketahui sekitar 20 Ma untuk batuan ubahan-nya. Gambar 1 memperlihatkan geologi dariendapan emas epitermal Kelian. Termasuk jugadidalamnya mineralisasi epitermal yangsignifikan di G. Muro dan G. Masuparia.

    Pada skala peta endapan emas di daerah ini ,mineralisasinya terjadi pada tepi tubuh andesityang mengintrusi satuan endapan piroklastikEosen. Mineralisasi terdapat pada batuanandesit, tufa yang terkekarkan dan padabermacam macam breksi mulai dari breksivolkanik dan breksi intrusi sampai breksi-breksihidrotermal yang didukung oleh fragmen-fragmen. Ubahannyasanqat intensif. KumpulanKlorit-karbonat-serisit terawetkan dalam tubuh-tubuh andesit yang besar. Sedangkab padazona-zona bijih Prampus Timur dan Barat,ubahan terjadi dalam tahapan berikut: serlsit -pirit, kuarsa serisit adularia - pirit, karbonat -pirit- logam dasar. Ubahan ini ditutupi olehlapisan kaolin + Fe Mn karbonatyanq terse barluas. Adularianya diketahui umurnya 20,2 +/- 0,3Ma (Henley, 1991).

    Mineralisasinya berasosiasi erat dengan pirit,yang menghasilkan beberapa persen bijih, danhadir sebagai suatu diseminasi atau stockworkyang hal us diseluruh tubuh bijihnya. Sulfidalainnya termasuk sphalerit, galena dan sejumlahkecil kalkopirit, tenantit-tetrahedrit, cinabar danarsenopirlt. Secara umum emasnya telahdianalisis secara mikrokopis dari sayatanpolesnya dan umurnnya berasosiasi dengankumpulan karbonat-Iogam dasar sulfida sebagaiinklusi atau pembatas butiran. Akan tetapi,kebanyakan emasnya adalah. submikroskopis,kemungkinan ber-asosiasi dengan pirit (Henley,1991). Fluid inklusi darimineral kuarsa, sphalerit

    dan karbonat memberikan suhu sekitar 270-3100C dan umumnya salinitasnya rendah, mulaidari 0,5 sampai 4,2 wt.% ekivalen NaCI.Seperti yang disarankan oleh Van Leeuwen

    (1990) bahwa Kelian mempunyai afinitasmineralisasi berupa (styles) porpiri danepitermal, dan rnunqkin mewakili suatu tipeendapan transisi.KESIMPULAN

    Endapan ernas epitermal adalah hasil darisistem hidrotermal yang berskala besar dilingkungan volkanik. Dalam suatu sumber panasmagmatik, suatu sumber airtanah dalam, metaldan penurunan sulfur, dan zona-zona rekahanyang regas di kerak bumi bag ian atas adalahmaterial-material yang paling penting. Karenamaterial-material ini tersedia sepanjang sejarahkerak bumi, dengan demikian tidak adapembatasan dalam umurnya. Pencampuran darimaterial-material ini menyebabkan terbentuknyaendapan-endapan emas epitermal.

    Dari bukti-bukti tubuh-tubuh batuan dilapang-an dan data geokimia bahwa magma-magmaIdibagian atas adalah sumber emas dari sistememas epitermal, jugasebagai sumber dari sulfuryang diperlukan untuk men-trasportasi emas.Perbedaan antara wujud. (styles) endapanmung kin berkaitan dengan kedalaman dariintrusinya. Maka wujud (style) endapan alunit-kaolinit adalah berasal dari degassing magma-magma level atas, derigan aliran hldroterrnalyang kemudian didorong oleh sistem magmayang dalam dan besar. Sedangkan, bentuksistem adularia-sericite adalah aslinya berasaldari tubuh magma yang dalam kemudiandegassing kedalam sistern airtanah dalamdiatasnya. Konveksi airtanah dalarn berfungsiuntuk menyebarkan fluida magma. Pada sistemyang permeabilitasnya tinggi seperti tiBroadlands, New Zealand, endapan emasdiseminasi kadar rendah terjadi karen apenyebaran yang sangat kuat. Sedangkan padabatuan induk yang permeabilitasnya rendah, halini disebabkan oleh kontrol struktur utamanya,aliran airtanah dalam dan lokasi fluida terhadaptempat pengendapannya pada level yang tinggi(Contohnya Hishikari, Jepang). Breksiasi yangektensif sebagai suatu hasil dari prosesmagmatik, dalam beberapa hal berasosiasidengan stuktur-struktur regional yang utama,dengan demikian nampaknya memberikan suatulingkungan yang optimal (contohnya di KelianIndonesia).

    Dalam beberapa kasus, program eksplorasiyang. modern telah dilaksanakan diberbagaimacam lingkungan epitermal, secara regionalmaupun rinci. Pengindraan jauh, geokimia,geologi dan geofisika adalah metode-metode

    29

  • 7/31/2019 42092335

    8/13

    yang paling utama yang digunakan dalameksplorasi endapan emas epitermal. Peng-gunaan dari metode-metode ini menyebab-kanpada penemuan endapan emas yang terkenalseperti Hishikari, di Jepang ; Kelian, di Indonesiadsb.Akan tetapi lingkungan epitermal karakternyaadalah sangat beragam, karena bermacam-macam proses fisika dan kimia terjadi didalamsuatu komplek dan lingkungan geologinya. Olehkarena itu, kenampakan yang terarnati, danhubungan ruangnya, bervariasi sangat luas.Tetapi tema intinya yang mencirikan semuaendapan epiterrnal adalah proses-proses yangterjadi dalam pembentukkannya. Oleh karena itu,perbedaan dari kenampakan yang ada dan

    signifikannya dalam eksplorasl, hanya dapatdimengerti dengan bantuan konsep yang sang atdimengerti dalam proses-proses yang terjadipad a sistem hidrotermal. .

    UCAPAN TERIMA KASIHTinjauan ini tidak akan dapat diselesaikantanpa dorongan dan entusiasi dari kepala Pusat

    Sumber Daya Geologi dan Ketua KPP BawahPermukaan.Penulis mengucapkan banyak terima kasihkepada Dr. Ir. Hadiyanto M.Sc dan Drs. HarapanMarpaung M.Sc yang telah memberikan fasilitasdan kesempatan dalam penerbitan tinjauan ini.Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Team editor Buletin Sumber DayaGeologi atas kesabaran, bimbingan, keyakinan,dan perbaikannya dalam persiapan awal daritinjauan ini.Kepada semua rekan sejawat yang secaraterus menerus memberikan dorongan dankontribusi dalam penulisan tinjauan ini.

    ACUANAuspec Gold N.L., 1988. Annual report tor 1988. Auspac gold N.L., GPO Box 5297, Sydney, NSW 2001,Aust. 49p.Berger, B.R, dan Eimon, P.L, 1983. Conceptual models of epithermal precious metal endapans. Di dalam:Shanks, W.C., (ed.). Cameron volume on unconventional mineral endapans, pp. 191-205. Am Inst.Mining Metal Petroleum Engineers, Newyork. .Bonham, H.P., 1988. Model for volcanic-hosted epithermal precious metal endapans. Di dalam : Scater,R.w., Cooper, J.J., dan Vikre, P.G., (eds.) Bulk mineable Precious Metal Endapans of the WestemUnited States, Symp. Proc. Reno, Nevada Geol. Soc. Nevada, 259-271.Craig, J.R, dan Vaughan, D.J., 1981. Ore Microscopy and Ore Petrography. John Wiley & Sons, NewYork,406p.Edwards, R, dan Atkinson, K., 1986. Ore Endapan Geology: and its influence on mineral exploration.Chapman and Hall Ltd., London, 143-173.Evan, A.M., 1987. An Introduction to Ore Geology. A Geoscience Text, 2nd edition, Blackwell Scientific

    Publication, Melbourne, 358 p.Giles, D.L., dan Nelson, C.E., 1984. Principal features of Epithermal Lode Gold Endapans ofthe CircumPacific Rim. Circum Pacific Energy and Mineral Resources Conf., 3rd, Honolulu, Hawaii, August 22-28, 1982, Trans., 273-278.Hall, G.E.M., dan Bonham-Carter, G.F., 1988. Review of methods to determine gold, platinum andpalladium in production-oriented geochemical laboratories, with application of a statistical procedureto test for bias. J. Geochem. Explor., 30, 1-27.Heald, P., Foley, N.K., dan Hayba, 0.0.,1987. Comparative anatomy of volcanic-hosted epithermalendapans:Acid-sulfate and adularia-sericite types. Econ. Geol., 82, 1-27.Henley, RW., 1991. Epithermal gold endapans in volcanic terranes. Di dalam: Foster, R.P., (ed.). GoldMetallogeny and Exploration. pp. 133-164. Blackie, Glasgow and London.Irvine, RJ., dan Smith, M.J., 1990. Geophysical exploration for epithermal gold endapans. J. Geochem.

    Explor.,36,375-412.Izawa, E., Urashima, Y ., lbaraki, K., Suzuki, R, Yokoyama, T., Kawasaki, K., Koga, A., dan Taguchi, S.,1990. The Hishikari gold endapan: high-grade epithermal veins in Quarternary volcanic soputhernKyushu, Japan. J. Geochem. Explor., 36, 1-56.

    30 IBuletin Sumber DayaGe~~~~.i~~~H

  • 7/31/2019 42092335

    9/13

    Kawasaki, K., Okada, K., dan Kubota, R, 1986. Geophysical Survey in the Hishikari area. Min. Geol., 36,131-147.Keays, RR, dan Scott, RB., 1976. Precious metal in ocean ridge basalt: Implication for basalt as sourcerocks for gold mineralisation. Econ. Geol., 71,705-720.Lindgren, W, 1933. Mineral Endapans. McGraw-Hili Book Company, 4th Ed., 930 p.Modriniak, N., dan Marsden, E., 1938. Experiment in geophysical survey in New Zealand. Geol. Mem. 4,Oep. ScLlnd. Res., Wellington, NewZealand, pp. 67-72.Nash, G.T., Granger, H.C., dan Adam, S.S., 1981. Geologi and concepts of genesis of important types ofuranium endapans. Econ. Geol. 75thAnniv. VoL, 63-116.Palacky, G.J., 1988. Resistivity characteristics of geological targets: Electromagnetic methods. Oidalam:

    Habighian, M.N., (ed.).Applied Geophysics, Soc. Explor. Geoph. Tualsa, 29-91.Paterson, N.R, dan Hallof, P.G., 1991. Geophysical exploration for gold. Di dalam: Foster, RP., (ed.),Gold Metallogeny and Exploration, 350-359. Blackie and Sons Ltd., Glasgow.Reed, L.E., 1989. Geophysics in gold exploration. Di dalam: Garland, G.O., (ed.). Proc. Explor. ,87,Ontario Geol. Surv., Spec., 3, 473-485.Reid, F., and Hedenquist, J.W, 1984. Epithermal Gold: Models for exploration. The earth resourcesfoundation, Sydny Univ., 222 p.Schmitt, H., 1950'. Origin ofthe "epithermal" mineral endapans. Econ. Geol., 45, 191-201.Taylor, G.H., Coste, B., Lambert, A., dan Zeegers, H., 1989. Geochemical signature (bedrock andsaprollite) of gold mineralization and associated by hydrothermal alteration at Dorlin, French Guyana(extended abstract). J. Geochem. Explor., 32,59-60.Van Leeuwen, T.M., Leach, T., Hwke, A.A., dan Hawke, M.M., 1990. The Kelian disseminated goldendapan, east Kalimantan, Indonesia: An example of deeply eroded epithermal System. Di dalam:Hedenquist, J.W, White, N.C., and Siddeley, G., (eds.). Epithermal Gold Endapans of Circum-Pacific.

    Geology, Geochemistry, Origin and Exploration, I.J. Geochem. Explor., 35,1-61.White, D.E., dan Hedenquist, J.W, 1990. Epithermal environments and styles of mineralization:variations and thei r causes, and guideli nes for exploration. J. Geochem. Explor., 36, 445-474.Worthington, J.E., dan Kiff, LT., 1970. A suggested volcanogenic origin for certain gold endapans in theslate beltofthe North Carolina Piedmont. Econ. Geo1.,65, 529-537.Wyborn, D., 1988. Ordovician magmatism, gold mineralization and an Integrated tectonic model for theOrdovician and Silurian history of the Lachlan Foldbelt in New South Wales. Bureau of MineralResources, Canbera,Aust., Res. Newletter, 8,13-14.Zeegers, H., dan Leduc, C., 1991. Geochemical explorationforgoldin temperate, arid, semi-arid, and rain forest terrains. Di dalam: Foster, R,P., (ed.). Gold Metallogeny and

    Exploration, pp. 309-331. Blackie and Son Ltd., Glasgow

    Nomor 2 1 31

  • 7/31/2019 42092335

    10/13

    Tabel1.Karakteristik umum darl endapan-endapan epitermal(Setelah Lindgren, 1933). Dari Evans, 1987.

    T a h e l l K a ra k ie M s tik u m u m d aM d e po s i t e p it e rm a l ( S e tB l a h l i n d g r n n , 1 9 3 3 ) . [ ) a ri E v a v s , 1 H 8 7Depth of formationTemperature of formationOccurrence

    Nature of are zones

    Ores ofOre minerals

    Gangue minerals

    Wall rock alterationTextures and structures

    Zoning

    Examples

    Near surface to 1500 m50-200"CIn sedimentary or igneous rocks, especially in or associated withextrusive or near surface intrusive rocks, usually inpost-Precambrian rocks not deeply eroded since Ore formation.Often occupy normal fault systems, joints, etc.Simple veins-some irregular with development of orechambers-also commonly in pipes and stockworks. Rarely formedalong bedding surfaces. Little replacement phenomenaPb, z-; Au, Ag, Hg, Sb~ Cu, se , Bi, UNative Au now often Ag~rich, native Ag, Cu, Bi. Pyrite, marcasite,sphalerite, galena, chalcopyrite, cinnabar, iamesouite, stibnue,r ea lga r, o rP imen t, nlb). ' s il ve rs , a rgen ti te . s el en ides, telluridesSi02 as chert , cha lcedony or crystalline quartz-often amethystine,(sericite), low Fe chlorite, epidote, carbonates, fluorite, baryte,andularia, alunite; dickite, rhodochrosite, zeolitesOften lacking, otherwise chertification, kaolinization, pyritization,dolomitization, chloritizationCrustification (banding) very common, often with development offine banding, cockade ore, vugs and brecciation of veins. Grain sizevery variableType of mineralization may vary abruptly with depth, often havingonly a small vertical range (telescoping) mostly bottom at3{)O-900 m. Grade variable with occurrence of bonanzas withinlow grade oreAu of Cripple Creek, Colorado; Comstock, Nevada; KeweenawanCoppers; Sb of China .

    32 ISuletin Sumber Oaya Geologi",.., - ..~-''''"''~

  • 7/31/2019 42092335

    11/13

    , Tabel 2. Eksplorasi geokimia untuk emas: ringkasan dari bermacam media sampling dan.. interval, ukuran pecahan diambil untuk anal isis, respon geokimia Au yang diperoleh, danunsur-unsur pandu yang signifikan, dalam hubungannya dengan bermacam lingkungan iklimdan morfologi (Dari Zeegers dan Leduc, 1991).

    GEOCHEMlCAL EXPLORATION FOR GOLDTable 10.3 Geochemical exploration f07 gold: summary of different sampling media andintervals, size fractions retained for analysis, Au geochemical responses obtained. and significant

    -pathfirtder elements, in relation to various climatic and morphological environments ._Ref. Climate Relief Stage of Sampling , Sampling Size Au Path-.exploration media - .'Interval ' ,", fraction response .finders

    G) Temperate Low REGIO SS 2-3/km~"

  • 7/31/2019 42092335

    12/13

    Tabel3.Metode yang umum digunakan untukmenentukan emas dalam material-material geologi. (Oari .Zeegers dan Leduc, 1991)

    Table , lOA, Methods in common use to determine gold.in geological materialsAnalysis Detection limit Mas s ,

    (ppb) I (g).F-AAS, 5 10-30DCP- o r ICP-ES 1 20NAA 1 2 QTCP-MS 1 10ICP"":XFS 2 20NAA 1 25ICP-;MS 1 25GF-AAS 1 10INAA 5 i0-30~

    Decomposition

    Pb--FA

    NiS-FA

    AR or :t?,Br-Bri

    Explanation: ,P~FA, lead fire assay; NiS-FA, nickel sulphide fire assay; AR, aqua regia; F-ASS, flame atomicabsorption - : ~ p e c t ro m e 6 y ; FG-AAS, graphite furnace atomic absorption spectrometry; ICP, inductively coupled;plasma; DCP, direct current plasma; ES, emission spectrometry; MS, mass spectrometry; AFS, .atomie

    Ifluorescence spectrometry;.NAA~neutron activation analysis ; INAA, instrumental neut ron ac[ivatlon a n a ! Y ' s l S . ~(From Hall and Bonham-Carter, ]988.)

    34 IBuletin Sumber Daya~.

  • 7/31/2019 42092335

    13/13

    GOLD METALLOGENY AND EXPLORATION

    -lSS-~[II]iJJ;] +'Q'ucj "emQry ~imen15Plio ~-Ple.istccene!IOO~ busc+ts.Ne'Dgoene ma'rineseenmemsPCH~~Q~ne l':_ol'1ri.n~l"r~I"lI-marine sectmems CrefOe&Q,uS I.IMta b I eshett sed Imenrecretcceeus - EoceneSI.lOdoClioll c;omDhnPre - T.erttary bcsernent endcrercceous Qronrles / VQ h ;l JT 1 ic s , o 200KM

    . E- W SECTION m,ooo N LEGEND,-t.l Hyd rcmermo:.......Breccia.

    ~l.~ We aK " .Z M