4. pembahasan 4.1 gambaran umum obyek penelitian · pelanggan layanan bengkel resmi auto 2000 di...
TRANSCRIPT
38 Universitas Kristen Petra
4. PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian
Penelitian ini menggunakan para pelanggan layanan bengkel resmi Auto
2000 di Surabaya sebagai obyek penelitian. Bengkel resmi Auto 2000
merupakan layanan bengkel resmi bagi kendaraan bermotor (mobil) untuk
merk Toyota. Penelitian ini menggunakan sampel dari berbagai responden
pelanggan layanan bengkel resmi Auto 2000 di Surabaya dengan lokasi
pengambilan sampel sebagai berikut:
Tabel 4.1 Lokasi pengambilan Sampling
No
Tempat Pengambilan
Sampel Lokasi
Jumlah
Sampel Total
1 Bengkel Auto 2000
Soengkono 10
28 Basuki Rahmat 7
Jemursari 6
Wiyung 5
2 Tempat Cuci Mobil "PJ" Darmo Permai 48 48
3 Lokasi Umum
Klub Toyota 14
116
Kampus UKP 36
Gereja IA Darmo 16
Gereja DaSa 25
Pertemuan
Keluarga 10
Kolega 15
Total 192 192
Responden yang terkumpul sebagai data penelitian ini sejumlah 192
responden sesuai dengan yang sudah ditetapkan pada bab sebelumnya.
39 Universitas Kristen Petra
4.2 Analisa Deskriptif
4.2.1 Profil Responden
Deskripsi responden penelitian sebagai berikut:
a. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin
Jumlah
Responden Persentase
Laki-laki 124 64,58%
Perempuan 68 35,42%
Total 192 100,00%
Data tersebut menunjukkan bahwa pelanggan layanan bengkel
resmi Auto 2000 di Surabaya mayoritas didominasi jenis kelamin laki-laki
yakni sebanyak 64,58%. Sedangkan pelanggan perempuan hanya sekitar
35,42%.
b. Pengeluaran Pribadi Responden Per Bulan
Tabel 4.3 Pengeluaran Pribadi Responden Per Bulan
Data pada tabel diatas memperlihatkan bahwa persentase pengguna
layanan jasa bengkel resmi Auto 2000 di Surabaya berasal dari kalangan yang
memiliki rata-rata pengeluaran perbulan pada kisaran 2,5 hingga 5 juta Rupiah
Pengeluaran Pribadi Per Bulan
Jumlah
Responden Persentase
IDR 0 - IDR 2.500.000 36 18,75%
IDR 2.500.001 - IDR 5.000.000 76 39,58%
IDR 5.000.001 - IDR 7.500.000 40 20,83%
IDR 7.500.001 - IDR 10.000.000 22 11,46%
Diatas IDR 10.000.001 18 9,38%
Total 192 100,00%
40 Universitas Kristen Petra
(39,58%) rentang pengeluaran pribadi antara 5 hingga 7,5 juta Rupiah
(20,83%). Sedangkan persentase responden terkecil adalah kalangan dengan
pengeluaran pribadi lebih dari IDR 10.000.000,00.
c. Tingkat Pendidikan Responden
Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Responden Persentase
SD 0 0.00%
SMP Sederajat 6 3,13%
SMA Sederajat 31 16,15%
D1-D3 54 28,13%
S1 77 40,10%
S2/S3 24 12,50%
Total 192 100,00%
Berdasarkan tabel diatas yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
responden paling banyak adalah pada level menengah yakni S-1 (40,1%)
kemudian D1-D3 (28,13%) dan SMA sederajat (16,15%) maka dapat
disimpulkan bahwa mayoritas pelanggan jasa bengkel resmi Auto 2000 di
Surabaya merupakan golongan terpelajar. Sedangkan jumlah responden
terminim pada penelitian ini berasal dari kalangan pendidikan rendah yakni
lulusan tingkat pendidikan SMP (3,13%).
41 Universitas Kristen Petra
d. Pekerjaan Responden
Tabel 4.5 Pekerjaan Responden
Pekerjaan
Jumlah
Responden Persentase
Pegawai negeri Sipil 13 6,77%
Karyawan Swasta 60 31,25%
Wiraswasta 67 34,90%
Lainnya 52 27,08%
Total 192 100.00%
Mayoritas pelanggan Auto 200 berasal dari kalangan para wiraswasta
(34,90%) serta para karyawan swasta (31,25%). Untuk pelanggan Auto 2000
dari para PNS (Pegawai Negeri Sipil) mencakup sekitar 6,77%. Sedangkan
pekerjaan lain-lain sebanyak 27,08% meliputi mahasiswa, ibu rumah tangga,
pendeta, dokter, pensiunan dan sebagainya.
e. Usia Responden
Tabel 4.6 Usia Responden
Usia Responden
Jumlah
Responden Persentase
<17 tahun 0 0,00%
17-25 tahun 59 30,73%
26-40 tahun 63 32,81%
41-55 tahun 47 24,48%
>55 tahun 23 11,98%
Total 192 100,00%
Berdasarkan data dari penggolongan usia responden, mayoritas pelanggan
Auto 2000 berada pada usia muda yakni antara 17-25 tahun sekitar 30,73%
dan usia 26-40 tahun sebanyak 32,81% dari total responden. Persentase usia
responden yang mayoritas berusia di bawah 40 tahun tersebut merupakan
42 Universitas Kristen Petra
pengaruh dari suatu tren gaya hidup. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Razak et al (2014) pada kategori pemuda di Malaysia memberikan hasil
analisa bahwa golongan usia pemuda (18-30 tahun) memiliki suatu tren
pengeluaran yang dibelanjakan untuk makanan, transportasi, hiburan, kegiatan
olah raga maupun gadget. Namun persentase terbesar belanja pada rentang
usia tersebut mengarah pada pembelanjaan untuk makanan serta transportasi.
Sedangkan untuk responden dengan usia dibawah 17 tahun tidak ada karena
usia yang sah menurut hukum untuk seseorang memiliki SIM (Surat Ijin
Mengemudi) dan mengendarai mobil adalah 17 tahun.
f. Intensitas Kunjungan Responden
Tabel 4.7 Intensitas Kunjungan Responden Per Tahun
Kunjungan Per Tahun
Jumlah
Responden Persentase
1 Kali 42 21,88%
2 Kali 107 55,73%
Lebih Dari 2 kali 43 22,40%
Total
192 100,00%
Tabel diatas memperlihatkan bahwa mayoritas responden penelitian ini
menggunakan jasa layanan bengkel resmi Auto 2000 dengan intensitas
sebanyak 2 kali per tahun. Sedangkan kategori intensitas 1 kali per tahun
sebanyak 21,88% dan pelanggan yang intensitas kunjungannya lebih dari 2
kali pertahun berkisar 22,4%.
43 Universitas Kristen Petra
g. Pengalaman Responden Menggunakan Jasa Bengkel Lain
Tabel 4.8 Pengalaman Responden Menggunakan Jasa bengkel Lain
Pengalaman Ke Bengkel Lain
Jumlah
Responden Persentase
Ya 192 100,00%
Tidak 0 0.00%
Total
192 100,00%
Data tersebut menunjukkan bahwa keseluruhan responden telah memiliki
pengalaman dalam menggunakan layanan jasa bengkel kendaraan lain selain
layanan jasa bengkel Auto 2000. Hal ini terkait dengan komposisi jumlah
responden sebesar 21,88% yang intensitas kunjungannya ke bengkel Auto 2000
hanya 1 kali per tahun. Berdasarkan analisa kualitatif dalam perbincangan
dengan beberapa responden di lapangan, mayoritas menyebutkan bahwa mereka
memiliki motivasi untuk mengunjungi bengkel lain dengan faktor harga yang
lebih ekonomis, lokasi yang lebih dekat dengan tempat tinggal maupun dilihat
dari segi tingkat perawatan kendaraan yang tergolong perawatan ringan.
4.2.2 Deskripsi Variabel Penelitian
Deskripsi yang didapat dari para responden kemudian dikumpulkan untuk
diolah sehingga dapat tersaji dengan baik beserta analisanya. Adapun variabel
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Customer
Experience (X1), Customer Satisfaction (Y1), Customer Trust (Y2) dan
Customer Loyalty (Y3). Berikut merupakan tabel distribusi frekuensi jawaban
responden untuk masing-masing variabel:
44 Universitas Kristen Petra
Keterangan: Mean 1,00 – 1,80 = Sangat buruk
Mean 1,81 – 2,60 = Buruk
Mean 2,61 – 3,40 = Cukup
Mean 3,41 – 4,20 = Baik
Mean 4,21 – 5,00 = Sangat baik
1. Analisa Deskriptif Variabel customer experience (X1)
Tabel 4.9 Hasil Pernyataan Responden Terhadap Variabel Customer
Experience (X1)
No Pernyataan Mean
Std
Deviasi
Keterangan
X1.1
Saya menilai layanan jasa
bengkel Auto 2000
profesional dalam
melakukan analisa dan
perbaikan kerusakan mobil.
3,90
1,03
Baik
X1.2
Saya menilai layanan jasa
bengkel Auto 2000
profesional dalam
pembuatan track record
perawatan kendaraan.
3,97
1,03
Baik
X1.3
Saya merasa bangga
menggunakan layanan jasa
bengkel Auto 2000.
3,82
0,98
Baik
X1.4
Saya merasa aman
menggunakan layanan jasa
bengkel Auto 2000.
3,85
1,08
Baik
X1.5
Saya dapat berinteraksi
dengan pelanggan lain saat
berada di bengkel Auto
2000.
3,70
1,04
Baik
X1.6
Saya dapat berinteraksi
dengan karyawan Auto 2000
Saat berada di bengkel Auto
2000.
3,76
1,00
Baik
X1.7
Saya nyaman berada di
fasilitas ruang tunggu
bengkel Auto 2000.
3,84
0,83
Baik
X1.8
Saya menghemat tenaga fisik
karena waktu tunggu proses
layanan jasa bengkel Auto
2000 singkat.
3,82
0,99
Baik
Rata-rata
3,83
1,00
Baik
45 Universitas Kristen Petra
Pada Tabel 4.9 tersebut, terlihat bahwa secara keseluruhan, rata-rata
overall untuk indikator customer experience ini bernilai 3,83, tergolong kategori
baik karena nilainya melebihi batas 3,41. Nilai rata-rata overall yang tergolong
baik tersebut menunjukkan bahwa pelanggan merasakan pengalaman yang positif
(baik) selama menggunakana layanan jasa bengkel resmi Auto 2000. Penglaman
positif tersebut tercermin dari seluruh indikator variabel customer experience yang
berada diatas nilai standar baik yakni 3,41. Nilai indikator tertinggi pada variabel
ini adalah indikator yang mengukur kepuasan konsumen terhadap profesionalitas
layanan bengkel resmi Auto 2000 dalam hal keunggulan Auto 2000 sebagai
bengkel resmi yang menyediakan sistem administrasi track record kendaraan.
2. Analisa Deskriptif Variabel customer satisfaction (Y1)
Tabel 4.10 Hasil Pernyataan Responden Terhadap Variabel Customer
Satisfaction (Y1)
No Pernyataan Mean
Std
Deviasi
Keterangan
Y1.1
Saya lebih puas pada layanan
jasa bengkel Auto 2000
dibandingkan pada layanan jasa
bengkel lain.
3,86
1,03
Baik
Y1.2
Berdasarkan seluruh
pengalaman saya dengan
layanan jasa bengkel Auto
2000, saya merasa puas.
3,82
0,94
Baik
Y1.3
Layanan jasa bengkel Auto
2000 sepadan dengan biaya
yang dikeluarkan.
3,70
1,13
Baik
Rata-rata
3,80
1,03
Baik
Dari data yang telah tersaji pada table 4.10, dapat ditarik kesimpulan
bahwa nilai rata-rata untuk variabel customer satisfaction adalah 3,80. Nilai yang
tergolong baik tersebut menunjukkan bahwa pelanggan merasakan kepuasan
dalam menggunakan layanan jasa bengkel resmi Auto 2000 di Surabaya. Angka
rata-rata variabel yang tergolong baik tersebut terlihat melalui ketiga indikator
46 Universitas Kristen Petra
customer satisfaction yang seluruhnya memiliki nilai diatas 3,41. Indikator
customer satisfaction yang bernilai tertinggi adalah kepuasan konsumen terhadap
layanan jasa bengkel resmi Auto 2000 yang melebihi bengkel lain. Data
responden menunjukkan bahwa seluruh responden pernah menggunakan layanan
jasa bengkel lain selain bengkel resmi Auto 2000. Hal tersebut menunjukkan
bahwa para responden merasa lebih puas terhadap layanan jasa bengkel resmi
Auto 2000 di Surabaya setelah membandingkan dengan layanan jasa bengkel
lainnya.
3. Analisa Deskriptif Variabel customer trust (Y2)
Tabel 4.11 Hasil Pernyataan Responden Terhadap Variabel Customer
Trust (Y2)
No Pernyataan Mean
Std
Deviasi
Keterangan
Y2.1
Saya percaya manajemen bengkel
Auto 2000 mampu menyelesaikan
masalah kendaraan dengan baik. 3,83
0,87
Baik
Y2.2
Saya percaya manajemen bengkel
Auto 2000 membantu pelanggan
dengan tulus. 3,68
0,94
Baik
Y2.3
Saya percaya manajemen bengkel
Auto 2000 menepati janjinya. 3,81
0,90
Baik
Rata-rata 3,78
0,90
Baik
Variabel customer trust pada penelitian ini memiliki nilai rata-rata sebesar
3,78. Hal tersebut mencerminkan bahwa pelanggan pelanggan merasakan
kepercayaan terhadap layanan jasa bengkel resmi di Auto 2000 di Surabaya.
Kepercayaan pelanggan terhadap layanan jasa bengkel resmi Auto 2000 di
Surabaya dalam bentuk ability, benevolence, dan integrity. Kepercayaan
pelanggan dalam bentuk ketiga aspek tersebut terlihat dari masing-masing
indikator pembentuk variabel customer trust ini memiliki nilai yang tergolong
kategori baik yakni melebihi 3,41. Indikator dengan nilai rata-rata tertinggi (3,84)
pada variabel ini merupakan indikator yang mengukur kepercayaan pelanggan
47 Universitas Kristen Petra
terhadap kemampuan (ability) manajemen bengkel Auto 2000 dalam
menyelesaikan permasalahan kendaraan. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayan
terbesar pelanggan pada bengkel resmi Auto 2000 adalah rasa percaya terhadap
kemampuan manajemen bengkel Auto 2000 dalam menangani perawatan
kendaraan dengan baik.
4. Analisa Deskriptif Variabel customer loyalty (Y3)
Tabel 4.12 Hasil Pernyataan Responden Terhadap Variabel Customer
Loyalty (Y3)
No Pernyataan
Mean
Std
Deviasi
Keterangan
Y3.1
Saya akan tetap menggunakan layanan jasa
bengkel Auto 2000.
3,91
0,90
Baik
Y3.2
Saya bersedia merekomendasikan layanan
jasa bengkel Auto 2000 kepada orang lain.
3,69
1,10
Baik
Y3.3
Saya bersedia menceritakan hal positif
mengenai layanan jasa bengkel Auto 2000
kepada orang lain.
3,47
1,05
Baik
Rata-rata
3,69
1,02
Baik
Data pada table 4.12 diatas menunjukkan bahwa variabel customer loyalty
memiliki nilai rata-rata sebesar 3,69. Nilai rata-rata tersebut tergolong baik yang
berarti bahwa pelanggan telah setia dalam menggunakan layanan jasa bengkel
resmi Auto 2000 di Surabaya. Sikap setia pelanggan terhadap layanan jasa
bengkel resmi Auto 2000 di Surabaya dapat tercermin dari nilai masing-masing
indikator yakni repurchase, positive recommendation, maupun talk positive yang
melebihi 3,41. Indikator pada variabel customer loyalty dengan nilai rata-rata
tertinggi (3,92) merupakan indikator yang mengukur tingkat kesetiaan pelanggan
layanan jasa bengkel resmi Auto 2000 dalam bentuk repurchase. Kesetiaan
pelanggan yang tergolong baik dalam bentuk repurchase tercermin dari intensitas
responden dalam menggunakan layanan jasa bengkel resmi Auto 2000 per
tahunnya yakni 2 kali setahun (55,73%) serta lebih dari 2 kali dalam 1 tahun
(22,40%).
48 Universitas Kristen Petra
Di sisi lain, indikator bernilai mean terendah (3,47) merupakan indikator yang
mengukur kesetiaan pelanggan dalam menceritakan pengalaman positif mengenai
Auto 2000 pada orang lain (talk positive). Fenomena tersebut memperlihatkan
kecenderungan pelanggan untuk berperilaku setia terhadap layanan jasa bengkel
resmi Auto 2000 dalam bentuk repurchase dibandingkan menceritakan hal positif
bengkel tersebut pada orang lain. Hal tersebut dipengaruhi oleh budaya
masyarakat khususnya di area metropolitan seperti Surabaya yang cenderung
untuk bersikap individualistis, dibuktikan dengan nilai indikator variabel customer
experience yakni “Saya dapat berinteraksi dengan pelanggan lain saat berada di
bengkel Auto 2000” yang lebih rendah dibandingkan indikator lainnya dalam
variabel yang sama.
4.3 Hasil Evaluasi Outer Model
Outer model atau yang dikenal dengan measurement model atau outer relation
berfungsi untuk melakukan evaluasi hubungan antar variabel dalam penelitian
dengan indikatornya.
4.3.1 Convergent Validity
Convergent validity dari measurement model dengan indikator reflektif dapat
terlihat berdasarkan korelasi antara nilai indikator dengan nilai konstruknya. Suatu
indikator tegolong reliable bila nilai korelasinya diatas 0,7. Sedangkan selama
masih dalam tahap pengembangan skala, nilai outer loadings sebesar 0,5 hingga
0,6 masih dapat diterima.
Hasil outer loadings akan menunjukkan kemampuan dari masing-masing
indikator dalam menjelaskan variable dalam penelitian. Suatu indikator dianggap
dapat merefleksikan suatu variabel ditunjukkan dengan nilai T-statistic lebih besar
dari 1,96. Hasil outer loadings dapat terlihat dari tiga macam pengukuran yakni
mean of subsamples, T-statistic, maupun standard deviation. Mean of subsamples
memperlihatkan nilai rata-rata variabel dalam penelitian. Sedangkan untuk nilai
original sample estimates yang semakin besar menandakan tingginya kemampuan
49 Universitas Kristen Petra
suatu indikator untuk menjelaskan variabel dalam penelitian. Untuk melihat
keberagaman jawaban responden terlihat dari semakin kecilnya standard
deviation.
Tabel 4.13 Hasil Outer Loadings
original sample
estimate
mean of
subsamples
Standard
deviation
T-
Statistic
lv0
X1.1 0,724 0,762 0,033 22,145
X1.2 0,547 0,589 0,122 4,487
X1.3 0,698 0,681 0,083 8,449
X1.4 0,738 0,761 0,098 7,552
X1.5 0,619 0,646 0,080 7,754
X1.6 0,735 0,737 0,073 10,053
X1.7 0,656 0,716 0,060 10,993
X1.8 0,652 0,629 0,123 5,301
lv1
Y1.1 0,761 0,744 0,079 9,625
Y1.2 0,687 0,726 0,074 9,309
Y1.3 0,815 0,849 0,031 26,409
lv2
Y2.1 0,731 0,764 0,051 14,252
Y2.2 0,706 0,723 0,122 5,806
Y2.3 0,714 0,714 0,107 6,664
lv3
Y3.1 0,767 0,783 0,049 15,710
Y3.2 0,810 0,851 0,049 16,430
Y3.3 0,766 0,761 0,092 8,316
50 Universitas Kristen Petra
Di bawah ini merupakan hasil convergent validity dari masing-masing
variabel:
1. Customer Experience (X1)
Variabel customer experience (X1) merupakan pengalaman yang
dirasakan oleh para pelanggan dalam menggunakan layanan jasa bengkel
resmi Auto 2000 di Surabaya. Dalam variabel ini terdapat 8 indikator yang
digunakan, antara lain:
a. Pelanggan menilai layanan jasa bengkel Auto 2000 profesional dalam
melakukan analisa dan perbaikan kerusakan mobil.
b. Saya menilai layanan jasa bengkel Auto 2000 profesional dalam
pembuatan track record perawatan kendaraan.
c. Pelanggan merasa bangga menggunakan layanan jasa bengkel Auto
2000.
d. Pelanggan merasa aman menggunakan layanan jasa bengkel Auto
2000.
e. Pelanggan dapat berinteraksi dengan pelanggan lain saat berada di
bengkel Auto 2000.
f. Pelanggan dapat berinteraksi dengan karyawan Auto 2000 Saat berada
di bengkel Auto 2000.
g. Pelanggan nyaman berada di fasilitas ruang tunggu bengkel Auto
2000.
h. Pelanggan menghemat tenaga fisik karena waktu tunggu proses
layanan jasa bengkel Auto 2000 singkat.
51 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.1 Validity Test Customer Experience (X1)
Gambar 4.1. ditampilkan untuk menunjukkan faktor-faktor pembentuk yang
dipakai dalam software Smart PLS sebagai alat untuk menganalisa faktor. Dari
gambar 4.1. yang ditampilkan diatas diketahui bahwa seluruh indikator dari
customer experience mewakili variabel karena nilai loading factor melebihi syarat
minimum yang ditetapkan yakni 0,5.
2. Customer Satisfaction (Y1)
Customer Satisfaction (Y1) merupakan kepuasan yang dirasakan oleh
pelanggan dalam menggunakan layanan jasa bengkel resmi Auto 2000 di
Surabaya. Vartiabel customer satisfaction menggunakan 3 variabel antara lain:
a. Pelanggan lebih puas pada layanan jasa bengkel Auto 2000
dibandingkan pada layanan jasa bengkel lain.
b. Berdasarkan seluruh pengalaman pelanggan dengan layanan jasa
bengkel Auto 2000, pelanggan merasa puas.
c. Pelanggan menilai layanan jasa bengkel Auto 2000 sepadan dengan
biaya yang dikeluarkan
Customer
Experience (X1)
(Y1)
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
X1.5
X1.6
X1.7
X1.8
0,724
0,547
0,698
0,738
0,619
0,735
0,656
0,652
52 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.2 Validity Test Customer Satisfaction.
Gambar 4.2 ditampilkan untuk menunjukkan faktor-faktor
pembentuk yang dipakai dalam software Smart PLS sebagai alat untuk
menganalisa faktor. Dari gambar 4.2 yang ditampilkan diatas diketahui
bahwa seluruh indikator dari customer satisfaction mewakili variabel
karena nilai loading factor melebihi syarat minimum yang ditetapkan
yakni 0,5.
3. Customer Trust (Y2)
Customer Trust (Y2) merupakan kepercayaan pelanggan dalam terhadapa
manajemen bengkel resmi Auto 2000 di Surabaya. Variabel customer trust
menggunakan 3 variabel antara lain:
a. Pelanggan percaya manajemen bengkel Auto 2000 mampu
menyelesaikan masalah kendaraan dengan baik.
b. Pelanggan percaya manajemen bengkel Auto 2000 membantu
pelanggan dengan tulus.
c. Pelanggan percaya manajemen bengkel Auto 2000 menepati janjinya.
Customer
Satisfaction (Y1)
(Y1)
Y1.1
Y1.2
Y1.3
0,761
0,685
0,815
53 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.3 Validity Test Customer Trust.
Gambar 4.3 ditampilkan untuk menunjukkan faktor-faktor pembentuk
yang dipakai dalam software Smart PLS sebagai alat untuk menganalisa faktor.
Dari gambar 4.3 yang ditampilkan diatas diketahui bahwa seluruh indikator dari
customer satisfaction mewakili variabel karena nilai loading factor melebihi
syarat minimum yang ditetapkan yakni 0,5.
4. Customer Loyalty (Y3)
Customer Loyalty (Y3) merupakan kesetiaan pelanggan dalam terhadap
layanan jasa bengkel resmi Auto 2000 di Surabaya. Variabel customer loyalty
menggunakan 3 variabel antara lain:
a. Pelanggan akan tetap menggunakan layanan jasa bengkel Auto 2000.
b. Pelanggan bersedia merekomendasikan layanan jasa bengkel Auto 2000
kepada orang lain.
c. Pelanggan bersedia menceritakan hal positif mengenai layanan jasa
bengkel Auto 2000 kepada orang lain.
Gambar 4.4 Validity Test Customer Loyalty.
Gambar 4.4 ditampilkan untuk menunjukkan faktor-faktor pembentuk
yang dipakai dalam software Smart PLS sebagai alat untuk menganalisa faktor.
Customer Loyalty
(X4)
(Y1)
X4.1
X4.2
X4.3
0,767
0,810
0,766
Customer Trust
(Y2)
Y2.1
Y2.2
Y2.3
0,731
0,706
0,714
54 Universitas Kristen Petra
4.3.2 Discriminant Validity
Tabel 4.14 Cross Loading
Customer
Experience
(X1)
Customer
Satisfaction
(Y1)
Customer
Trust
(Y2)
Customer
Loyalty
(Y3)
X1.1 0,723 0,618 0,561 0,608
X1.2 0,547 0,477 0,421 0,435
X1.3 0,698 0,520 0,530 0,472
X1.4 0,738 0,584 0,621 0,555
X1.5 0,619 0,557 0,512 0,416
X1.6 0,735 0,583 0,581 0,492
X1.7 0,656 0,411 0,389 0,406
X1.8 0,652 0,506 0,519 0,441
Y1.1 0,559 0,761 0,496 0,549
Y1.2 0,505 0,687 0,425 0,413
Y1.3 0,771 0,815 0,697 0,680
Y2.1 0,480 0,407 0,731 0,371
Y2.2 0,461 0,466 0,706 0,433
Y2.3 0,492 0,430 0,714 0,405
Y3.1 0,487 0,484 0,463 0,767
Y3.2 0,675 0,672 0,594 0,810
Y3.3 0,600 0,591 0,540 0,766
55 Universitas Kristen Petra
Discriminant validity memperlihatkan kemampuan masing-masing
indikator dalam membuat pembedaan antar variabel. Jika nilai cross loading dari
suatu indikator lebih tinggi pada variabel lain maka indikator tersebut dinyatakan
tidak lolos discriminant validity. Selain cross loading, untuk pengukuran
discriminant validity dapat dilakukan dengan melihat nilai AVE variabel pada
Tabel 4.14 di atas.
Tabel 4.15 Average Variance Extracted
Variabel
Average variance
extracted (AVE)
Customer Experience (X1) 0,454
Customer Satisfaction (Y1) 0,572
Customer Trust (Y2) 0,514
Customer Loyalty (Y3) 0,611
Tabel 4.15. menunjukkan bahwa variabel customer experience
yang dinyatakan tidak lolos dalam uji discriminant validity disebabkan
nilai AVE-nya tidak mencapai standar minimal 0,50.
4.3.3 Composite Reliability
Uji data tahap selanjutnya adalah composite reliability pada blok indicator
yang mengukur model konstruk. Standar minimum nilai composite reliability
yang ditetapkan adalah 0,7. Hasil nilai perhitungan composite reliability tersaji
pada tabel 4.16
56 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.16 Composite Reliability
Variabel
Composite
Reliability
Customer Experience (X1) 0,868
Customer Satisfaction (Y1) 0,800
Customer Trust (Y2) 0,760
Customer Loyalty (Y3) 0,825
Berdasarkan data pada Tabel 4.16 untuk nilai composite reliability masing-
masing variable, dapat dinyatakan bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini
memenuhi standar composite reliability sehingga masing-masing variabel dapat
diposisikan sebagai variabel penelitian. Hal tersebut memperlihatkan bahwa
secara komposit seluruh variabel mempunyai konsistensi internal yang baik
sehingga dapat digunakan dalam analisa selanjutnya.
4.3.4 Evaluasi Ulang Outer Model
Ditinjau dari seluruh hasil uji validitas dan reliabilitas yang sudah dilakukan
maka perlu dilakukan perubahan model yaitu dengan menghilangkan indikator
yang dianggap tidak lolos uji. Pengujian dilakukan berulang dengan menghapus
indikator yang tidak lolos uji sebelumnya sehingga mendapatkan hasil yang baik.
Hasil tersebut kemudian akan disajikan dengan menampilkan ulang uji validitas
dan reliabilitas.
1. Convergent Validity
Hasil outer loadings untuk model yang baru disajikan pada Tabel 4.17.
57 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.17 Hasil Outer Loadings Akhir
Variabel
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Error
(STERR) T Statistics
X1.1 <- Customer Experience 0,759 0,76 0,047 16,26
X1.3 <- Customer Experience 0,729 0,729 0,039 18,763
X1.4 <- Customer Experience 0,771 0,773 0,032 23,838
X1.6 <- Customer Experience 0,753 0,754 0,032 23,448
X1.7 <- Customer Experience 0,683 0,683 0,045 15,154
Y1.1 <- Customer Satisfaction 0,76 0,761 0,04 19,035
Y1.2 <- Customer Satisfaction 0,688 0,688 0,047 14,75
Y1.3 <- Customer Satisfaction 0,815 0,816 0,024 33,388
Y2.1 <- Customer Trust 0,73 0,728 0,047 15,504
Y2.2 <- Customer Trust 0,715 0,714 0,047 15,187
Y2.3 <- Customer Trust 0,706 0,706 0,049 14,345
Y3.1 <- Customer Loyalty 0,77 0,772 0,031 24,881
Y3.2 <- Customer Loyalty 0,814 0,815 0,025 32,39
Y3.3 <- Customer Loyalty 0,759 0,76 0,039 19,537
Berdasarkan data pada Tabel 4.17 dapat dinyatakan bahwa bahwa
seluruh indikator sudah dapat mempresentasikan variabelnya karena memiliki
angka T-statistic melebihi dari 1,96.
Berikut merupakan hasil dari convergent validity tiap variabel.
58 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.5 Validity Test Customer Experience (X1) Akhir
Indikator X1.2, X1.5 dan X1.8 dihilangkan walaupun mempunyai nilai
outer loading lebih dari 0,5 dikarenakan nilai AVE dibawah 0,5 sehingga X1.2,
X1.5 dan X1.8 sebagai nilai T-statistic yang terendah pada variabel customer
experience tersebut dihilangkan. Digugurkannya indikator X1.2 menunjukkan
bahwa administrasi track record kendaraan tidak berpengaruh secara signifikan
dalam membentuk customer experience dalam menggunakan layanan jasa bengkel
resmi auto 2000 di Surabaya. Indikator X1.5 gugur karena pola pikir masyarakat
modern di daerah metropolitan seperti Surabaya yang mengunjungi bengkel
dengan tujuan utama untuk melakukan perawatan kendaraan, bukan bersosialisasi
dengan pelanggan lain. Sehingga mayoritas pelanggan cenderung memilih untuk
menghabiskan waktu menunggu di bengkel dengan bermain gadget atau social
network dibandingkan berinteraksi dengan lingkungan sosial sekitar. Sedangkan
gugurnya indikator X1.8 memperlihatkan bahwa meskipun layanan jasa bengkel
resmi Auto 2000 di Surabaya cepat, namun pelanggan yang menunggu di bengkel
akan tetap merasa lelah menunggu proses perawatan kendaraan.
Customer
Experience (X1)
(Y1)
X1.1
X1.3
X1.4
X1.6
X1.7
0,759
0,729
0,771
0,753
0,683
59 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.6. Validity Test Customer Satisfaction (Y1) Akhir
Dengan ini dapat dinyatakan bahwa keseluruhan indikator telah mampu
mewakili variable customer satisfaction. Sesuai dengan jawaban responden yang
menunjukkan tingginya customer satisfaction pelanggan pada layanan jasa
bengkel resmi Auto 2000 di Surabaya.
Gambar 4.7. Validity Test Customer Trust (Y2) Akhir
Berdasarkan data yang tersaji pada gambar 4.7, dapat dinyatakan bahwa
keseluruhan indikator telah mampu mewakili variabel customer trust karena nilai
outer loadings ketiga indikator tersebut telah melebihi standar minimum 0,5 yang
ditetapkan. Namun dapat terlihat pada indikator X1.2 nilai outer loadings lebih
rendah dibandingkan kedua indikator lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh mindest
pelanggan bahwa suatu bengkel merupakan unit bisnis sehingga pelayanan yang
dilakukan oleh bengkel tersebut tidak hanya untuk melayani pelanggan namun
juga dipengaruhi oleh motivasi finansial.
Customer
Satisfaction (Y1)
(Y1)
Y1.1
Y1.2
Y1.3
0,76
0,688
0,815
Customer Turst
(Y2)
Y2.1
Y2.2
Y2.3
0,73
0,715
0,706
60 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.8 Validity Test Customer Loyalty (Y3) Akhir
Hasil convergent validity seluruh indikator customer loyalty tidak ada
perubahan yaitu tetap diatas nilai 0,5. Sehingga dapat dinyatakan keseluruhan
loading faktornya memenuhi persyaratan minimum yang ditetapkan. Indikator-
indikator tersebut dianggap dapat merepresentasikan variabel customer loyalty.
2. Discriminant Validity
Hasil yang diperoleh dari pengujian discriminant validity ditunjukkan pada
Tabel 4.18.
Customer Loyalty
(Y3)
Y3.1
Y3.2
.2 Y3.3
0,77
0,814
0,759
61 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.18 Cross Loading Akhir
X1 Y1 Y2 Y3
X1.1 0,758 0,644 0,516 0,653
X1.3 0,729 0,541 0,488 0,507
X1.4 0,771 0,608 0,570 0,596
X1.6 0,753 0,607 0,534 0,528
X1.7 0,682 0,428 0,357 0,436
Y1.1 0,514 0,760 0,457 0,590
Y1.2 0,484 0,688 0,389 0,443
Y1.3 0,729 0,815 0,640 0,729
Y2.1 0,459 0,424 0,730 0,398
Y2.2 0,470 0,484 0,715 0,466
Y2.3 0,440 0,448 0,706 0,434
Y3.1 0,494 0,504 0,426 0,771
Y3.2 0,677 0,699 0,545 0,813
Y3.3 0,540 0,616 0,495 0,760
Discriminant validity menunjukkan kemampuan masing-masing indikator
dalam membuat pembedaan antar variabel. Jika nilai cross loading suatu indikator
lebih tinggi pada variabel lain dibandingkan pada variabelnya sendiri, maka
indikator tersebut tidak lolos discriminant validity. Metode lain untuk pengukuran
discriminant validity dilakukan dengan melihat angka AVE variabel pada Tabel
4.19.
62 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.19 Average Variance Extracted Akhir
Variabel Average Variance Extracted
Customer Experience (X1) 0,547
Customer Satisfaction (Y1) 0,572
Customer Trust (Y2) 0,514
Customer Loyalty (Y3) 0,611
Data pada tabel 4.19 menunjukkan bahwa seluruh variabel telah lolos
dalam uji discriminant validity. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai AVE tiap
variabel telah melampaui standar angka AVE yang diharuskan yakni minimal
sebesar 0,50.
3. Composite Reliability
Hasil dari composite reliability akhir ditunjukkan pada Tabel 4.18.
Tabel 4.20 Composite Reliability Akhir
Variabel Composite Reliability
Customer Experience (X1) 0,858
Customer Satisfaction (Y1) 0,800
Customer Trust (Y2) 0,760
Customer Loyalty (Y3) 0,825
Berdasarkan Tabel 4.20 dapat dikatakan bahwa untuk uji composite
reliability tidak mengalami perubahan dari pengujian awal sebab seluruh
variabel tetap memiliki nilai lebih besar dari 0,7.
63 Universitas Kristen Petra
4. Alpha Cronbacch’s
Uji reliabilitas selanjutnya yang dilakukan adalah dengan melihat
koefisien alpha cronbaach’s tiap variabel.
Tabel 4.21 Alpha Akhir
Variabel Alpha Cronbach’s
Customer Experience (X1) 0,793
Customer Satisfaction (Y1) 0,626
Customer Trust (Y2) 0,527
Customer Loyalty (Y3) 0,681
Berdasarkan data pada Tabel 4.21 dapat dinyatakan bahwa variabel
penelitian yakni customer experience, customer satisfaction maupun
customer loyalty telah lolos uji reliabilitas karena memiliki angka alpha
cronbacch’s lebih dari 0,6. Nilai range nilai Alpha Cronbach’s diatas 0,6
menunjukkan tingkat yang dapat diterima untuk internal consistency (Juul et
al 2012). Sedangkan untuk customer trust dengan nilai Alpha Cronbach’s
lebih dari 0,4-0,7 dinyatakan dapat diterima meskipun memiliki tingkat
reliabilitasnya agak lemah (Houser, 2012).
4.4. Hasil Evaluasi Inner Model
Inner model dievaluasi untuk mengetahui hubungan antar variabel
penelitian dengan memperhatikan koefisien determinasi dan predictive
relevance. Penilaian model dengan menggunakan PLS dimulai dengan
melihat r-square untuk tiap variabel laten dependen. Variabel laten endogen
digolongkan baik jika nilai r-square lebih dari 0,67, termasuk golongan
moderat jika nilai r-square antara 0,33-0,66, dan tergolong lemah bila nilai
r-square antara 0,19-0,32 (Skiba, 2010: 193). Nilai r-square pada variabel
penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 4.22.
64 Universitas Kristen Petra
Tabel 4.22 Nilai R-Square
Variabel R-Square
Customer Experience (X1)
Customer Satisfaction (Y1) 0,581
Customer Trust (Y2) 0,563
Customer Loyalty (Y3) 0,646
Kesesuaian model struktural dapat dilihat dari q-square sebagai berikut:
Q-Square = 1 – [(1 – R1) (1 – R2) (1 – R3)]
= 1 – [(1 – 0,581) (1 – 0,563) (1 – 0,646)]
= 0,93518
Nilai Q-square pada model ini adalah 0,93518 dimana angka tersebut lebih
besar dari 0,35 sehingga variabel laten eksogen mempunyai nilai prediktif relevan
yang besar terhadap variabel laten endogen. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan
bahwa model dikatakan baik.
4.5. Pengujian Hipotesis
Hipotesis kemudian diuji untuk mengevaluasi hubungan antar konstruk
laten sesuai dengan hipotesis penelitian. Hasil dari PLS ditunjukkan pada Gambar
4.9.
65 Universitas Kristen Petra
Gambar 4.9 Hasil Analisa PLS
Gambar 4.10 Hasil Analisa PLS: Bootstrapping
66 Universitas Kristen Petra
Berdasarkan Gambar 4.10. maka dapat disajikan untuk menjawab hipotesis
penelitian pada Tabel 4.23 berikut beserta angka t-statistics sehingga dapat
diketahui ada atau tidaknya pengaruh yang diberikan.
Tabel 4.23 Tabel Antar Konstruk
Hubungan original
sample
estimate
T-Statistic Keterangan
Customer Experience -> Customer
Satisfaction
0,762 18,187 Signifikan
Customer Experience -> Customer Trust 0,481 6,107 Signifikan
Customer Experience -> Customer Loyalty 0,335 5,052 Signifikan
Customer Satisfaction-> Customer Trust 0,316 4,010 Signifikan
Customer Satisfaction -> Customer Loyalty 0,394 5,516 Signifikan
Customer Trust -> Customer Loyalty 0,151 2,298 Signifikan
Berdasarkan data pada tabel 4.23 dapat terlihat bahwa customer
experience memiliki pengaruh positif terhadap customer satisfaction karena angka
t-statistics melebihi dari 1,96 sehingga hipotesis H1 dapat dinyatakan diterima.
Customer experience juga memiliki pengaruh positif terhadap customer trust
sehingga hipotesis H2 dapat dinyatakan diterima. Customer satisfaction memiliki
pengaruh positif terhadap customer trust sehingga hipotesis H3 dapat diterima.
Customer experience memiliki pengaruh positif terhadap customer loyalty
sehingga hipotesis H4 dapat diterima. Customer satisfaction memiliki pengaruh
positif terhadap customer loyalty sehingga hipotesis H5 dapat dinyatakan
diterima. Customer trust berpengaruh terhadap customer loyalty karena angka t-
statistics lebih besar dari 1,96 sehingga hipotesis H6 diterima serta dinyatakan ada
pengaruh yang diberikan oleh customer trust terhadap customer loyalty.
67 Universitas Kristen Petra
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data pada Tabel 4.22, akan dilakukan pembahasan terhadap
hasil penelitian secara kualitatif. Pembahasan tersebut dilakukan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh masing-masing variabel diperoleh.
4.6.1 Pengaruh customer experience terhadap customer satisfaction.
Pada penelitian ini terlihat bahwa customer experience memiliki nilai
pengaruh yang signifikan terhadap customer satisfaction. Hal tersebut
menunjukkan bahwa antara customer experience dan customer satisfaction yang
dirasakan oleh pelanggan layanan jasa bengkel resmi Auto 2000 di Surabaya
berkorelasi secara kuat. Rasa kepuasan maupun ketidak puasan yang dirasakan
oleh pelanggan didasarkan pada pengalaman pelanggan (customer experience)
yang dirasakan pelanggan selama mengkonsumsi layanan jasa bengkel resmi Auto
2000 di Surabaya. Apabila pengalaman yang dirasakan pelanggan berupa
pengalaman pahit atau tidak nyaman akan mematik turunnya tingkat kepuasan
pelanggan terhadap layanan jasa tersebut. Sebaliknya, semakin baik atau semakin
nyaman suatu pengalaman yang dirasakan pelanggan atau suatu layanan jasa akan
meningkatkan rasa kepuasan pelanggan terhadap layanan jasa tersebut. Seperti
yang tercermin dalam nilai rata-rata customer experience yang tergolong baik
akhirnya mendorong kepuasan pelanggan terutama pada nilai indikator Y1.1 dan
Y1.2 yakni kepuasan pelanggan bengkel Auto 2000 dibandingkan kompetitornya
maupun overall satisfaction yang dirasakan oleh pelanggan.
Hal ini senada dengan penelitian terdahulu yang juga menunjukan
korelasi positif antara customer experience terhadap customer satisfaction (Fatma,
2014). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengalaman yang dirasakan
pelanggan berpengaruh terhadap customer satisfaction. Penelitian tersebut juga
menunjukkan peran penting dari CEM (Customer Experience Management) untuk
mengoptimalkan customer experience guna membentuk customer satisfaction
dengan melakukan manajemen terhadap customer experience. Manajemen
tersebut dimulai dari tahap pre-experience yakni (imagining, searching,
budgeting, planning). Tahap selanjutnya adalah implementasi pada antecendents
68 Universitas Kristen Petra
CEM antara lain lingkungan social, lingkungan fisik, performa brand, saluran
interaksi, service interface hingga harga dan promosi. Dengan dilakukan
pengaturan terhadap customer experience yang dirasakan pelanggan akan berguna
dalam membentuk pengalaman postif bagi pelanggan hingga tahap post
experience. Selanjutnya, experience yang terbentuk tersebut mengarahkan
pelanggan pada customer satisfaction.
Sedangkan dalam penelitian oleh Dobrota et al (2012) dalam menganalisa
hubungan antara pengalaman pelanggan terhadap kepuasan atas produk mobile
phones. Studi tersebut membagi customer experience dalam empat bentuk antara
lain: perbedaan jenis mobile phones, frekuensi penggunaaan, kebiasaan pelanggan
mengikuti tren mobile phones hingga familiarity pelanggan terhadap model
mobile phones. Hasil penelitian menunjukkan keempat bentuk customer
experience tersebut akan mempengaruhi kepuasan pelanggan mobile phones.
Pengaruh yang dihasilkan customer experience terhadap customer satisfaction
berupa perbedaan dalam kepuasan yang dirasakan pelanggan atas suatu mobile
phones.
4.6.2 Pengaruh customer experience terhadap customer trust.
Data pada tabel 4.22 juga menunjukkan bahwa customer experience
mempunyai nilai pengaruh yang signifikan pada customer trust. Berdasarkan nilai
pengaruh yang signifikan antara customer experience pada customer trust, dapat
ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara customer experience pada
kepercayaan pelanggan terhadap manajemen bengkel resmi Auto 2000 di
Surabaya. Selain itu, nilai mean indikator customer experience yakni X1.1
(penilaian pelanggan terhadap pengalaman dengan profesionalitas bengkel Auto
2000 dalam melakukan analisa dan perbaikan kerusakan mobil) bernilai mean
baik yakni 3,90 mendorong peningkatan customer trust salah satunya pada
indikator Y2.1 (kepercayaan pelanggan bahwa bengkel Auto 2000 mampu
menyelessaikan masalah kendaraan dengan baik) dengan nilai mean yang
tergolong baik (3,83). Melalui pengalaman yang dirasakan oleh pelanggan selama
69 Universitas Kristen Petra
menggunakan layanan jasa bengkel resmi Auto 2000 di Surabaya, pelanggan
dapat menaikkan atau menurunkan tingkat kepercayaannya terhadap penyedia
layanan jasa. Semakin positif pengalaman yang dirasakan oleh pelanggan seperti
diagnosa kerusakan dan perawatan yang dilakukan secara sempurna maupun janji
dari pihak manajemen bengkel pada pelanggan yang selalu ditepati akan
menaikkan rasa percaya pelanggan terhadap manajemen bengkel tersebut.
Hal senada tercermin dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ha
dan Perks (2005), yakni pengalaman yang dirasakan pelanggan atas suatu brand
mempengaruhi trust pelanggan pada brand tersebut. Studi tersebut menggunakan
data dari pengunjung website di Korea Selatan sebanyak 203 survey lengkap dari
total 461 survey yang terkumpul. Website yang dijadikan sebagai sampel meliputi
empat kategori yakni: bookstores, Abata Malls, CD dan Agen-agen travel. Hasil
akhir penelitian merujuk pada pengaruh signifikan experience terhadap brand
trust. Penelitian yang menggunakan bidang yang sama yakni brand dilakukan
oleh Chinomona (2013) berfokus pada pengaruh brand experience terhadap brand
satisfaction, brand attachment dan brand trust. Studi tersebut menggunakan data
dari 151 responden di area Gauteng, Afrika Selatan. Hasil studi menunjukkan pola
hubungan pengaruh brand experience terhadap brand trust yang dirasakan oleh
masyarakat Afrika Selatan.
Penelitian terdahulu yang sudah dilakukan oleh Nasution et al (2014)
menjabarkan bahwa experience yang dirasakan oleh pelanggan akan membentuk
trust yang diberikan pelanggan terhadap pihak penyedia produk barang atau jasa.
Konsep customer experience yang ada dalam penelitian tersebut dimulai dari
tingkat dasar yakni benih berupa nilai, keinginan dan kebutuhan pelanggan. Untuk
memenuhi hal tersebut, digunakan suatu marketing strategy yang menghasilkan
suatu customer experience. Akumulasi dari masing-masing pengalaman tersebut
nantinya membentuk perubahan pola perilaku pelanggan, salah satunya dalam
kepercayaan pelanggan.
70 Universitas Kristen Petra
4.6.3 Pengaruh customer experience terhadap customer loyalty.
Nilai T-statistic pada hubungan antara customer experience terhadap
customer loyalty yang melebihi angka standar minimum 1,96 menandakan adanya
hubungan pengaruh secara kuat antara customer experience pada customer
loyalty. Pengalaman baik yang dirasakan oleh pelanggan atas suatu layanan jasa
bengkel mendorong terjadinya perubahan pola perilaku pelanggan. Salah satu
jenis perubahan pola perilaku tersebut berupa pelanggan yang menjadi semakin
setia pada suatu layanan jasa untuk mengulangi pengalaman manis seperti yang
dirasakan di masa lalu ketika mengkonsumsi suatu layanan jasa yang sama.
Dengan melihat nilai mean variabel customner experience yang tergolong baik
terutama pada indikator mengenai profesionalitas bengkel auto 2000 dalam
diagnosa dan perbaikan kendaraan mempengaruhi nilai mean indikator kesetiaan
pelanggan untuk mengulangi penggunaan jasa yang sama di masa depan.
Konsep hubungan antara pengalaman pelanggan dengan kesetiaan
pelanggan tersebut senada dengan penelitian terdahulu yang dilakukan di China
oleh Wang (2010) memperlihatkan hubungan pengaruh customer experience
terhadap customer loyalty. Penelitian tersebut menggunakan industry jasa hiburan
seperti KTV sebagai objek penelitiannya. Sedangakn data penelitian berasal dari
89 responden yang berasal dari beberapa kota besar di Tiongkok seperti Beijing,
Shanghai, Guangzhou, Nanjing, Xiamen, dan sebagainya. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa peningkatan customer loyalty terjadi saat pelanggan
merasakan pengalaman dengan tingkat kepuasan yang lebih tinggi dibandingkan
sebelumnya.
Pengalaman pelanggan yang bersifat positif berupa dalam bentuk tiga
aspek antara lain: momentum fisik, momentum emosi dan momentum yang
berharga bagi pelanggan. Ketiga momentum tersebut tergolong sebagai suatu
kesatuan yakni Total Customer Experience (TCE). Sedangkan kesetiaan
pelanggan dipandang sebagai suatu tahapan bertingkat yang dimulai dari casual
awareness di tingkat terbawah hingga puncaknya berupa hubungan yang kuat
terhadap brand communities. Hubungan customer experience mempengaruhi
71 Universitas Kristen Petra
loyalty berupa tinggi atau rendahnya tingkat ketiga elemen dasar TCE tersebut
sebagai fungsi yang menentukan loyalty. (Mascarenhas et al, 2006).
4.6.4 Pengaruh Customer Satisfaction pada Customer Loyalty.
Ditinjau dari nilai T-statistic antara customer satisfaction dengan customer
loyalty yang bernilai 5,516 menunjukkan bahwa kepuasan yang dialami pelanggan
dalam menggunakan layanan jasa bengkel resmi Auto 2000 di Surabaya
berhubungan dengan kesetiaan pelanggan terhadap penyedia layanan jasa tersebut.
Disamping hal tersebut, nilai mean yang tergolong baik pada indikator Y1.2
yakni kepuasan pelanggan secara overall turut membentuk kesetiaan pelanggan
berupa repeat purchase serta merekomendasikan layanan tersebut ke orang lain.
Kepuasan pelanggan atas layanan jasa yang dikonsumsi mendorong pelanggan
untuk berperilaku setia dalam bentuk mengulangi lagi pemakaian jasa bengkel
tersebut lagi di masa depan bahkan merekomendasikan jasa tersebut pada orang
lain.
Penelitian oleh Senthilkumar (2012) memperlihatkan pola hubungan
pengaruh tingkat kepuasan pelanggan atas suatu produk otomotif terhadap
kesetiaan pelanggan pada produk tersebut. Penelitian ini meneliti pengaruh
customer service quality dan product quality terhadap kesetiaan pelanggan
melalui kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan yang diukur sesaat setelah
transaksi ataupun masa setahun hingga dua tahun pasca pembelian. Obyek
penelitian ini merupakan pelanggan kendaraan buatan Tata India di area Salem.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa customer satisfaction berpengaruh
secara signifikan terhadap customer loyalty.
Selain di bidang produk otomotif, kepuasan pelanggan juga
mempengaruhi customer loyalty pada bidang jasa lainnya, salah satunya bidang
perbankan. Studi terdahulu yang diadakan oleh Mohsan et al (2011) berfokus pada
bidang jasa perbankan, meneliti pengaruh kepuasan pelanggan terhadap kesetiaan
pelanggan dan intensitas peralihan. Data penelitian tersebut berasal dari 120
nasabah bank yang beroperasi di daerah Pakistan. Hasil penelitian yang diperoleh
72 Universitas Kristen Petra
tersebut menunjukkan pola hubungan korelasi positif customer loyalty yang
semakin naik seiring dengan meningkatnya kepuasan nasabah bank. Penelitian
tersebut menarik kesimpulan yang menunjukkan kuatnya hubungan kepuasan
terhadap kesetiaan pelanggan bahwa pelanggan dapat merasa puas tanpa menjadi
setia. Namun pelanggan hampir mustahil menjadi setia tanpa merasakan
kepuasan.
Yang perlu diperhatikan adalah nilai indikator Y1.3 yakni layanan jasa
bengkel resmi Auto 2000 di Surabaya sepadan dengan nilai biaya yang
dikeluarkan, memiliki nilai mean terendah yakni 3,70 diantara indikator lain
dalam variabel yang sama. Hal ini merupakan indikasi bahwa kepuasan yang
dirasakan konsumen terhadap biaya jasa bengkel resmi Auto 2000 dapat
berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan atas bengkel tersebut. Penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Hortamani et al (2013) memperlihatkan pengaruh
kepuasan harga terhadap loyalitas pelanggan. Aspek perbandingan kualitas
terhadap harga maupun price fairness dapat mempengaruhi kesetiaan pelanggan
terhadap vendor layanan jasa.
4.6.5 Pengaruh customer satisfaction terhadap customer trust.
Table 4.21 memperlihatkan bahwa nilai T-statistic antara customer
satisfaction dengan customer trust mencapai 4,010 dan dianggap signifikan
karena telah melebihi standar minimum 1,96 yang ditetapkan. Dengan pengaruh
yang signifikan antara customer satisfaction dan kepercayaan pelanggan
menandakan adanya korelasi antara kedua variabel tersebut. Kepercayaan
pelanggan cenderung untuk meningkat di kala pelanggan merasakan kepuasan
saat melakukan konsumsi terhadap suatu layanan jasa. Seperti ketika pelanggan
merasa puas karena perbaikan yang dilakukan oleh layanan jasa bengkel sudah
berulang kali berhasil dengan baik, maka pelanggan menjadi semakin percaya
bahwa bengkel tersebut mampu untuk melakukan lagi perawatan kendaraan
dengan baik di masa depan. Hal tersebut tercermin juga dalam nilai mean
indikator kepuasan pelanggan (Y1.1 serta Y1.2) dalam hal kepuasan dibandingkan
73 Universitas Kristen Petra
terhadap bengkel pesaing serta kepuasan secara keseluruhan yang bernilai
tergolong baik yakni 3,86 dan 3,82 akhirnya mendorong pelanggan percaya
bahwa layanan jasa bengkel resmi Auto 2000 dapat menyelesaikan permasalahan
dengan baik (indikator Y2.1).
Hubungan pengaruh customer satisfaction pada customer trust tersebut
juga diperlihatkan dalam hasil penelitian terdahulu pada bidang jasa yang
diadakan oleh Suki (2011). Penelitian yang berfokus menganalisa pengaruh
quality meliputi website quality, vedor’s quality, maupun mobile technology
quality terhadap kepuasan pelanggan yang berujung pada kepercayaan pelanggan
atas suatu vendor. Studi tersebut menggunakan data yang berasal dari 200
responden. Hasil akhir penelitian di bidang mobile commerce tersebut
memperlihatkan hasil peningkatan kepuasan pelanggan berpengaruh secara
langsung terhadap kepercayaan pelanggan terhadap vendor layanan jasa.
Selain pada bidang jasa, studi lain oleh Shpetim (2012) pada bidang retail
di Albania menunjukkan pola hubungan yang sama. Penelitian tersebut
menggunakan data sampel sebanyak 258 responden dari dua universitas di
Albania pada kuarter pertama tahun 2012. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
pengaruh customer satisfaction pada customer trust.
4.6.6 Pengaruh Customer Trust pada Customer Loyalty
Ditinjau dari nilai mean customer trust yang tergolong baik terutama pada
indikator Y2.1 yakni kepercayaan pelanggan bahwa bengkel Auto 2000 dapat
menyelesaikan masalah kendaraan dengan baik akhirnya mempengaruhi customer
loyalty terutama pada indikator Y3.1 dan Y3.2 yang bernilai mean baik yakni
kesetiaan pelanggan dalam bentuk repeat purchase serta rekomendasi ke orang
lain. Hubungan tersebut dibuktikan berdasarkan data nilai T-statistic pada table
4.22 memperlihatkan bahwa ada korelasi antara customer trust terhadap customer
loyalty pada layanan jasa bengkel resmi Auto 2000 di Surabaya. Pola hubungan
antara customer trust terhadap customer loyalty berbanding lurus dimana semakin
tinggi kepercayaan pelanggan pada penyedia layanan jasa mendorong pelanggan
74 Universitas Kristen Petra
untuk mengulangi pemakaian layanan jasa yang sama dibandingkan beralih ke
kompetitor disebabkan pelanggan cenderung menggunakan layanan jasa yang
dipercaya (minim resiko dibandingkan mencoba layanan dari competitor). Selain
itu sikap pelanggan untuk setia pada salah satu penyedia layanan jasa dapat
berupa rekomendasi maupun ceritaan positif atas layanan jasa yang disebarkan
oleh pelanggan ke orang lain.
Konsep hubungan antara customer trust dengan customer loyalty tersebut
sama dengan yang ditunjukkan oleh penelitian-penelitian terdahulu yang berfokus
pada bidang yang sama yakni jasa. Sektor bisnis perbankan merupakan suatu
sektor yang penuh dengan kompetisi dan memerlukan kesetiaan pelanggan untuk
terus menjadi nasabah vendor layanan tersebut. Studi yang diadakan Mihaela
(2013), Nguyen et al (2013) serta Madjid (2013) menunjukkan pola hubungan
kepercayaan pelanggan merupakan faktor penting dalam memelihara kesetiaan
pelanggan pada bidang perbankan. Dengan meningkatnya kepercayaan pelanggan
atas vendor maka pelanggan akan lebih memilih layanan jasa perbankan tersebut
dibandingkan vendor lain. Disamping itu, meningkatnya kepercayaan pelanggan
mendorong pelanggan berani merekomendasikan vendor yang mereka gunakan ke
orang lain.
Selain pada bidang perbankan, pola hubungan pengaruh customer trust
terhadap customer loyalty juga terlihat pada bidang jasa lain. Salah satunya
melalui penelitian terdahulu pada bidang jasa delivery service yang dilakukan oleh
Chou (2014). Studi dilakukan dengan data dari 372 pelanggan jAsa delivery
services di Taiwan. Hasil akhir studi memperlihatkan pola hubungan yang sama
dimana pelanggan menjadi semakin setia pada suatu layanan jasa pengiriman
barang dengan meningkatnya kepercayaan pelanggan pada vendor tersebut.
4.6.7 Analisa Pengaruh Langsung Maupun Tidak Langsung
Bila ditinjau dari pola hubungan langsung antara customer experience ke
customer loyalty, hubungan langsung (0,335) tersebut lebih kuat dibandingkan
dengan customer experience ke customer loyalty yang melalui customer trust
dengan nilai 0,0726. Untuk pola hubungan customer experience-> customer
75 Universitas Kristen Petra
satisfaction -> customer trust -> customer loyalty memperlihatkan nilai hubungan
paling kecil yakni 0,036. Hal ini menunjukkan bahwa pola hubungan pengaruh
customer trust terhadap customer loyalty yang bernilai minim (0,151) walaupun
signifikan telah mempengaruhi hubungan antara customer experience dengan
customer loyalty berupa pengaruh customer trust terhadap customer loyalty yang
tidak sekuat pengaruh customer satisfaction terhadap customer loyalty secara
langsung.. Sedangkan untuk pola hubungan yang menggunakan customer
satisfaction sebagai intervening antara customer experience dengan customer
loyalty juga lebih lemah (0,300) dibandingkan pola hubungan langsung yang
bernilai 0,335.