bab 4 hasil dan pembahasan 4.1 gambaran umum lokasi...
TRANSCRIPT
29 Universitas Agung Podomoro
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Intercontinental Fujairah Resort merupakan hotel resort bintang 5 yang
berada di bawah management Intercontinental Hotel Group. Hotel ini berada di
Dibba Road, Fujairah yang tepat di pesisir pantai Al Aqah dan diapit oleh
gunung Hajjar Fujairah, hotel ini memberikan pelayanan dengan konsep
luxury hotel dengan menggabungkan Arabian hospitality dengan kemewahan
yang menjadikan tema hotel ini adalah where Arabian hospitality meets
luxury. Semua yang ada di hotel ini serba mewah sesuai dengan konsepnya
tetapi tetap mengedepankan orisinalitasnya sebagai Arabian hospitality
dengan cara membuat sesuatu yang tradisional tetap terkesan mewah seperti
bangunan yang minimalis tetapi terkesan mewah dan susunan pohon kurma
yang menjadi ciri khas dari Negara arab. Hotel ini memiliki 190 kamar dan 4
outlet f&b yaitu Horizon bar, Nama Restauran, Drift restaurant, dan Club
Lounge.
Gambar 4.1 Hotel Intercontinental Fujairah Resort
30 Universitas Agung Podomoro
Drift Beach Bar and Grill adalah sebuah restaurant fine dining yang
menggabungkan konsep alami suasana pantai yang tenang dan nyaman dengan
sentuhan modern yang mewah sehingga menghasilkan atmosfir yang romantis
sehingga memberikan kenyamanan bagi setiap pengunjungnya, Restauran ini
terletak di dalam kawasan hotel Intercontinental Fujairah Resort dan Dikelola
langsung oleh sous chef Intercontinental Fujairah Resort yang bernama Esteban
Monroy yang berasal dari Kolombia dan bersama dengan Raul Garate selaku
restaurant manager yang berasal dari Spanyol.
Gambar 4.2 Drift Bar and Resto
Menu yang di tawarkan di Drift sangatlah beragam mulai dari makanan
asal Peruvian sampai dengan mediteranian,oleh karena itu rata-rata menu di drift
adalah daging dan seafood, menu favorit di drift untuk salad ada greek salad,
untuk makanan pembuka adalah seabass ceviche , untuk makanan utama adalah
semua grilled menu seperti Rib eye, tenderloin, lamb rack, dan salmon. Dan untuk
makanan penutup adalah cheese cake yang terbuat dari daun jeruk yang sangat di
gemari karena cuaca di sini agak panas. Drift juga memiliki sebuah bar yang
31 Universitas Agung Podomoro
menyediakan minuman beralkohol dan juga beragam mocktail dan cocktail yang
dapat di nikmati bersama suasana Drift yang sangat nyaman dan tenang.
Gambar 4.3 makanan di Drift Bar and Resto
4.2 Hasil dan Pembahasan penelitian
Hasil penelitian berupa gambar asil penelitian yang di ambil secara langsung
dan sesuai dengan keadaan yang terjadi sebenarnya di lapangan, selain gambar,
hasil penelitian juga merupakan sebuah kutipan wawancara yang telah di lakukan
kepada 3 orang staff kitchen yang berada di drift yaitu chef Roman Kakabadze
sebagai chef de partie, chef Martha sebagai demi chef, dan chef Bakti sebagai chef
de cuisine, ketiga orang inilah yang bertanggung jawab penuh atas operasional
Drift kitchen. Sedangkan chef Esteban bertugas untuk management di Drift
Kitchen.
Hasil wawancara dan gambar tersebut akan menjelaskan Proses higiene dan
sanitasi makanan di dapur Drift bar and grill dengan menggunakan prinsip teori
higiene dan sanitasi makanan menurut depkres RI tahun 2003 yang memiliki 6
prinsip yaitu :
1. Prinsip I : Pemilihan Bahan Makanan
Pemilihan bahan makanan di dapur drift sangatlah ketat, karena
mempunyai standar yang tinggi seperti suplier yang di pilih haruslah
32 Universitas Agung Podomoro
mempunyai sertifikat HACCP (hazard analytical contol point) dan
sertifikat dari Municipality United Arab Emirate yangmempunyai standar
yang tinggi seperti yang di ungkapkan oleh chef Roman Kakabadze:
“ya kita harus memilih pemasok terbaik dengan lisensi dari HACCP dan
Municipality UAE agar kualitas bahan makanan dapat terjamin.”
Setelah memilih pemasok terbaik selanajutnya adalah memilih bahan
bahan yang baik dengan cara melihat warna, melihat fisik, dan
memastikan bahwa semua bahan yang di datangkan oleh pemasok
merupakan barang yang segar dan tidak busuk tentunya selain itu kita di
haruskan untuk mengecek temperatur dan kebersihan dari mobil
pengankutnya tersebut.
Gambar 4.4 Pengecekan kendaraan pemasok dan pengecekan kualitas
Seperti pada gambar 4.4 sedang di lakukanya pengecekan
kendaraan pemasok apakah bersih dan tersanitasi dengan baik juga
memiliki temperature yang baik di dalam boxnya dan pengecekan kualitas
bahan makanan seperti buah, sayur,dan daging yang harus di pastikan
seluruh bahan dalam kualitas yang baik. Jika tidak sesuai dengan standar
yang di tentukan, maka bahan-bahan tersebut tidak akan di terima dan di
33 Universitas Agung Podomoro
kembalikan kepada pemasok. Seperti yang di ungkapkan oleh chef Roman
Kakabadze :
“dan kita perlu memeriksa juga bagaimana perusahaan membawa produk
ke hotel kita. aaa dan, dan itu saja, dan suhunya harus diperiksa di mobil
pemasok menggunakan alat, jika suhunya tidak sesuai maka akan kita
tolak, dan pemasok pun ketika mengirim barang harus menggunakan
sarung tangan dan jaring rambut agar bahan makanan tetap terhindar
dari bakteri.”
Kardus- kardus yang di pakai untuk mengangkut makanan juga
tidak boleh masuk ke dapur karena kardus tersebut dapat menjadi sarang
pertumbuhan bakteri dan serangga seperti kecoa, sehingga ketika bahan-
bahan tiba harus segera di pindahkan ke wadah khusus seperti container
yang sudah di sanitasi. Seperti gambar 4.5 terlihat kardus yang tidak dapat
di bawa masuk ke dalam dapur.
Gambar 4.5 pembuangan kardus yang tidak boleh masuk ke dapur
2. Prinsip II : Penyimpanan Bahan Makanan
Setelah bahan makanan lolos dari pengecekan kualitasnya secara
fisik, lalu langkah selanjutnya yang di lakukan oleh pihak drift kitchen
adalah membawa seluruh sayuran dan buah-buahan ke ruang sanitasi yang
bertujuan untuk menghilangkan seluruh kotoran seperti pasir debu dan
34 Universitas Agung Podomoro
bakteri yang menempel pada bahan makanan tersebut seperti yang di
ungkapkan oleh chef Roman Kakabdze:
“jika semua produk telah lolos pengecekan kualitas, kita bawa ke ruang
pencucian sayuran, di sana semua buah, sayur, dan bumbu akan di cuci
dan di sterilkan dari bakteri dan kuman menggunakan air sanitasi dan air
pembersih yang mengandung bahan kimia yang aman.”
Untuk mensanitasi bahan makanan seperti buah dan sayuran di
lakukanlah pencucian melalui 3 tahap yaitu wash untuk menghilangkan
debu kotoran dan tanah yang menmpel, selanjutnya adalah Rinse yang
menggunakan air garam yang bertujuan untuk membersihkan kotoran yang
melekat kuat pada buah dan sayuran agar benar-benar bersih, lalu tahap ke
3 adalah Sanitize yaitu tahap di mana buah dan sayuran di rendam di suatu
cairan kimia yang bertujuan untuk membunuh kuman dan bakteri yang
terdapat pada bahan makanan tersebut, kimia yang di gunakan juga aman
untuk manusia jika termakan.
Gambar 4.6 ruang sanitasi sayuran dan buah
35 Universitas Agung Podomoro
Setelah sayuran dan buah telah di sanitasi, proses selanjutnya
adalah penyimpanan yang di lakukan di chiller khusus yang sangat besar,
ketika penyimpanan ini kita tidak boleh mencampur jenis sayuran dan
buah dalam 1 wadah, kita harus menyimpanya secara terpisah di dalam
chiller khusus buah dan sayuran, begitu juga dengan ayam, daging, dan
daging babi, masing masing memiliki chiller khusus, saat penyimpanan
ini, drift kitchen memakai metode FIFO yaitu first in first out dimana
barang yang baru dating harus di simpan di belakang atau di bawah bahan
makanan yang sudah lama sehingga barang yang sudah lama tetap dapat
terlihat dandi pakai lebih dahulu oleh para chef yang ingin
menggunakanya oleh karena itu bahan makanan akan tetap segar dan
dalam kondisi yang prima. Seperti yang di ungkapkan oleh chef Martha :
” kebersihan, tata cara pengaturan seperti tata cara penyimpanan,
terus suhu dan ehmmm firts in firts out atau FIFO yang harus di
terapkan dalam penyimpanan makanan agar makan tetap dalam
kondisi prima dan bahan makanan yang sudah lamatidak
membusuk dan tetap dapat terpakai, karena chef selalu mencari
bahan makanan yang masih fresh di dalam chiller, kalau tidak fifo
maka bahan makanan yang sudah lama akan tertutupi oleh yang
baru datang sehingga para chef tidak bisa melihat dan selalu
ambil yang paling atas yang kondisinya fresh karena baru
datang.”
36 Universitas Agung Podomoro
Gambar 4.7 penerapan FIFO dan kondisi chiller di dapur Drift
Selain FIFO suhu juga di perhatikan dalam penyimpanan bahan
makanan, suhu terbaik untuk chiller sekitar 3 sampai 5 derajat Celsius
karena di suhu tersebut bakteri tidak dapat berkembang dengan pesat
karena tertidur, dan juga dalam penataan di chiller dapur drift sangatlah
terlihat rapih dalam penyusunanya, karena selalu meletakan bahan
makanan yang lebih berat dan kotor di rak paling bawah seperti pada
gambar 4.6 buah tomat di letakan di paling bawah karena lebih berat dan
cenderung lebih kotor di banding buah paprika, dan juga seluruh buah di
pisah dengan baik dalam satu wadah yang berbeda-beda seperti yang di
ungkapkan oleh chef Roman Kakabadze :
” sayuran seperti kentang, bawang, umbi, harus di simpan di
chiller bagian khusus buah dan sayuran, karena kentang, bawang,
dan umbi sering sekali membawa kotoran telalu banyak meskipun
telah di cuci, dan kita tidak bisa menyimpan semua makanan
secara bersamaan, kita punya 4 chiller terpisah yaitu khusus
sayuran, ayam, makanan laut, dan daging, karena semua bahan
makanan tersebut memiliki bakteri dan virus yang berbeda beda,
37 Universitas Agung Podomoro
dan kita harus selalu memeriksa keadaan di dalam chiller dan
pastikan chiller selalu dalam keadaan bersih dan harus selalu di
sanitasi bagian rak dan lantainya menggunakan kimia tertentu,
dan juga suhu harus selalu di perhatikan, tidak boleh lebihdari 5
derajat, karena bakteri akan berkembang banyak jika suhu
melebihi 5 derajat Celsius , karena di suhu tersebut bakteri tidak
mati melainkan hanya tidur, kita tidak bisa membunuh bakteri,
yang kita bisa lakukan hanya mengontrolnya.”
kitchen juga selalu membersihkan chiller dan freezer secara
berkala setiap satu minggu sekali dengan cara mengeluarkan seluruh
bahan makanan dan memindahkanya ke chiller dan freezer lain dan
mencui rak-rak tempat penyimpanan makanan dengan tujuan untuk
menghindari penumpukan barang dan mengetahui jumlah barang dan
tanggal kadarluarsa yang ada dalam chiller dan freezer sehingga kita dapat
menjaga kualitas barang tersebut dan higiene sanitasi dalam chiller dan
freezer seperti pada gambar 4.8
Gambar 4.8 membersihkan chiller dan freezer secara berkala di
dapur Drift
38 Universitas Agung Podomoro
Gambar 4.9 keadaan meat chiller yang rapih dan bersih di dapur drift
Gambar 4.10 kelalaian chef untuk mrnyimpan bahan makanan
Akan tetapi penulis kerap mendapati kelalaian para chef yaitu tidak
meletakan bahan makanan pada wadah yang benar, hal ini tidak di
benarkan karena bakteri pada suatu makanan berbeda- bedadan dapat
mengakibatkan kerusakan pada bahan makanan itu sendiri seperti pada
contoh gambar 4.10 ini di mana ikan segar di letakan dalam wadah yang di
khususkan untuk daging babi, ini sangat merugikan umat muslim karena
makanan tersebut menjadi tidak halal.
39 Universitas Agung Podomoro
Jadi untuk prinsip ke 2 ini Drift kitchen telah melakukan Proses
higiene dan sanitasi dengan baik untuk penyimpanan bahan makanan
sesuai dengan prosedur yang ada dan fakta yang ada di lapangan. Akan
tetapi masih terdapat suatu kelalaian yang tidak di sengaja oleh pihak chef
yang seharusnya dapat di hindari.
3. Prinsip III : Pengolahan Makanan
pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan
mentah menjadi makanan siap santap. Pengolahan makanan yang baik
adalah yang mengikuti kaidah dari prinsip-prinsip higiene dan sanitasi.
Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara
terlindung dari kontak langsung dengan tubuh. Perlindungan kontak
langsung dengan makanan dilakukan dengan menggunakan sarung tangan
plastik dan penjepit makanan (Arisman, 2009). Tujuan pengolahan
makanan adalah agar tercipta makanan yang memenuhi syarat kesehatan,
mempunyai cita rasa yang sesuai, serta mempunyai bentuk yang
mengundang selera (Azwar, 1990).
Di prinsip yang ke 3 ini adalah kelanjutan proses dari prinsip
kedua, setelah makanan di simpan dengan mengikuti aturan higiene dan
sanitasi, bahan makanan tersebut akan di olah dengan mengikuti standar
yang sudah ada, seperti di drift kitchen sebelum kita mengolah makanan
dan masuk ke dalam dapur kita harus men sanitasi sepatu kita, mencuci
tangan kita, dan memastikan grooming dan personal higiene kita sudah
dalam standar yang baik. Seperti yang di ungkapkan oleh chef Roman
Kakabadze :
“sebelum anda akan mulai memasak Anda perlu membersihkan
sepatu Anda, setelah itu Anda perlu mencuci tangan Anda dengan
sabun dan sanitasi dan setelah ini Anda dapat menyentuh produk,
karena jika Anda tidak membersihkan sepatu Anda, semua bakteri
dari luar akan masuk ke dapur dan jika Anda tidak mencuci
tangan, semua bakteri dari tangan Anda akan dipindahkan ke
40 Universitas Agung Podomoro
makanan Anda, Anda tidak dapat melakukan seperti itu, Anda
harus mencuci tangan Anda, Anda membersihkan sepatu dan
setelah ini Anda hanya dapat menyentuh produk”
Gambar 4.11 tempat sanitasi tangan yang ada di dapur Drift
Selanjutnya setelah penjamah makanan telah tersanitasi dengan baik
barulah boleh mengolah makanan mentah menjadi makanan yang siap di
makan, aka tetapi dalam proses ini juga ada hal-hal yang harus di
perhatikan seperti suhu memasak dan peralatan yang di gunakan, karena
suhu memasak adalah yang menentukan makanan tersebut layak untuk di
makan atau tidak, di Drift kitchen suhu memasak yang standar adalah 75
derajat Celsius karena di suhu tersebut kuman dan bakteri sudah mulai
mati karena panas, dan di suhu 95 derajat Celsius 100 persenbakteri akan
mati seperti yang di ungkapkan oleh chef Roman Kakabdze :
“ketika Anda memasak pastikan Anda memasak sampai 75 derajat
Celcius karena setelah 75 derjat celsius semua bakteri di dalam
makanan akan mulai mati, tetapi setelah 95 derajat Celsius 100%
41 Universitas Agung Podomoro
bakteri akan mati, kurang dari 95 jangan berpikir bakteri sudah
mati, tetapi tidur, setelah 95 derajat barulah akan mati”
Selain memperhatikan suhu, memilih peralatan yang di gunakan
untuk pengolahan makanan jugalah sangat penting seperti cutting board
dan pisau yang tidak boleh di campur pemakaianya, seperti cutting board
hijau dan pisau hijau di gunakan untuk buah dan sayuran, cutting board
coklat dan pisau coklat di gunakan untuk makanan yang siap di makan,
cutting board merah dan pisau merah di gunakan untuk daging, cutting
board kuning dan pisau kuning di gunakan untuk ungags, cutting board
biru dan pisau biru di gunakan untuk bahan makanan laut, dan cutting
board putih dan pisau putih di gunakan untuk dairy item.di Drift kitchen
semua hal itu di terapkan dan bisa di buktikan pada gambar 4.12
Gambar 4.12 penggunaan peralatan dengan benar di dapur Drift
Selain menggunakan peralatan juga benar, Dapur Drift juga selalu
di bersihkan secara berkala agar saat mengolah makanan tidak ada debu
atau kotoran juga serangga yang dapat menggangu proses pengolahan
makanan tersebut, dapur Drift setidaknya di bersihkan satu kali dalam
seminggu, pembersihan di lakukan dengan cairan kimia yang berfungsi
untuk membunuh bakteri dan kuman pada meja persiapan makanan dan
rak-rak tempat penyimpanan barang dan peralatan, kegiatan tersebut
42 Universitas Agung Podomoro
dilakukan oleh staff dapur itu sendiri karena itu merupakan tanggung
jawab dari seorang penjamah makanan untuk menjaga tempatnya selalu
higenis dan bersih.
Gambar 4.13 kegiatan membersihkan dapur Drift secara rutin
4. Prinsip IV : Penyimpanan Makanan
Penyimpanan makanan bertujuan untuk mencegah pertumbuhan
dan perkembangan bakteri pada makanan, mengawetkan makanan dan
mencegah pembusukan makanan, dan mencegah timbulnya sarang
hama dalam makanan. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam
penyimpanan makanan menurut Depkes RI 2004 adalah
a. Makanan yang disimpan harus diberi tutup.
b. Tersedia tempat khusus untuk menyimpan makanan.
c. Makanan tidak boleh disimpan dekat dengan saluran air.
d. Apabila disimpan diruangan terbuka hendaknya tidak lebih
dari 6 jam dan ditutup agar terhindar dari serangga dan binatang
lainnya.
e. Lemari penyimpanan sebaiknya tertutup.
43 Universitas Agung Podomoro
Di dapur Drift semua hal tersebut sudah di terapkan mulai dari
kebersihan chiller dan freezer kerapihan penataan tempat penyimpanan,
pengemasan barang yang akan di simpan, kebersihan wadah sampai
dengan higiene dan sanitasi pada tempat penyimpanan sisi dalam chiller
dan freezer itu sendiri, selain hal tersebut Drift kitchen juga
memperhatikan suhu pada tempat penyimpanan agar bakteri tidak
mudah berkembang. Dan untuk makanan yang siap di makan juga di
simpan dalam chiller sebagai mise en place dan harus di beri penutup
dan di beri tanggal produksi dan kadarluarsa seperti yang diungkapkan
oleh chef Martha :
“untuk ready food yang akan langsung di sajikan ke tamu atau
perlu di dingininkan ya kita mengikutin standar HACCP juga,
untuk makanan yang setelah di masak dan siap untuk di sajikan
yaa, alangkah lebih baiknya bila langsung di sajikan untuk
tamu, tapi apabila kita harus menyimpanya lebih dahulu, lebih
baik kita menyimpanya di dalam chiller dan sebelum di simpan
kita harus cover makanan tersebut dengan cling film atau
alumunium foil dan diberi label date”
Gambar 4.14 penyimpanan makanan siap saji di dapur Drift
44 Universitas Agung Podomoro
5.Prinsip V : Pengangkutan Makanan
Cara mengangkut makanan harus memenuhi persyaratan
sanitasi, misalnya apakah sarana pengangkutan memiliki alat pendingin
dan tertutup. Pengangkutan tersebut dilakukan baik dari sumber ke
pasar maupun dari sumber ke tempat penyimpanan agar bahan makanan
tidak tercemar oleh kontaminan (Chandra, 2006). Makanan yang telah
diolah dan disimpan dengan cara higiene akan menjadi tercemar kalau
cara pengangkutannya tidak baik. Makanan perlu diperhatikan dalam
cara pengangkutannya (Depkes RI, 2000), yaitu sebagai berikut:
1. Makanan jadi tidak diangkut bersama dengan bahan
makanan mentah.
2. Makanan diangkut dalam wadah tertutup sendiri-
sendiri.
3. Pengisisan wadah tidak sampai penuh agar tersedia
udara untuk ruang gerak.
4. Penempatan wadah dalam kendaraan tidak saling
mencemari atau menumpahi.
5. Alat pengangkut yang tertutup khusus dan permukaan
dalamnya mudah dibersihkan.
Drift kitchen melakukan pengankutan makan menggunakan club
car, dalam pengangkutan ini kita tidak boleh mencampur makanan siap di
makan dengan bahan makanan mentah, kita harus memisahkanya dengan
cara menaruh di tempat atau wadah yang berbeda dan di beri penutup yang
kedap udara, selain itu kita juga harus memperhatikan keadaan suhu pada
saat pengangkutan, tidak boleh terlalu panas karena dapat mengakibatkan
kerusakan makanan, maka dari itu club car di beri pendingin agar
makanan tetap dalam kondisi yang baik seperti yang di ungkapkan chef
Roma Kakabadze :
45 Universitas Agung Podomoro
“ya pertama kita perlu memeriksa bagaimana kita menempatkan
makanan dalam mobil angkut kita, jika kita membawa sayuran,
kita hanya boleh membawa sayuran, jika membawa daging kita
hanya boleh membawa daging, susu dengan susu, kita tidak bisa
mencampur semua item menjadi satu, dan juga kita perlu
memperhatikan kebersihan mobil pengankut kita. Dan juga harus
memperhatikan suhu di dalam mobil tersebut.”
Chef Martha pun juga berkata hal yang sama tetapi menambahkan
bahwa kita harus cepat dalam mengantarkan makanan yang siap saji,
ungkapanya yaitu :
“Salah satunya dalah dengan club car, tapi sebelum dengan club
car ya penyimpanan pembawaan metode makanan dari main
restoran ke drift ya seperti biasa kita harus mengcover makanan
tersebut karena kan itu aka melewati udara luar dan di club car
kita juga gada suhu atau gimana yang penting dingin, ya sebisa
mungkin kita membawa makanan tersebut dengan cepat tanpa lupa
mengcover makanan tersebut dan tetap menjaga kebersihan.”
Untuk menjaga kebersihan mobil pengangkut, di lakukan
pencucian berkala sebanyak satu minggu sekali untuk menjaga higiene dan
sanitasi pada mobil pengankut makanan milik Drift bar and grill , hal ini
dapat di buktikan pada gambar di bawah ini
46 Universitas Agung Podomoro
Gambar 4.15 proses sanitasi club car milik drift bar and grill
Jadi dapat di ambil kesimpulan bahwa dapur Drift sudah menerapkan
prinsip proses higiene makanan pada prinsip pengangkutan makanan, karena
sudah sesuai dengan prinsip pengangkutan makanan yang ada.
6. Prinsip VI : Penyajian dan Pengemasan Makanan
Proses terakhir dari prinsip higiene sanitasi makanan adalah penyajian
makanan. Dalam penyajian makanan harus diperhatikan tempat penyajian, alat
penyajian, dan tenaga penyaji.
Adapun syarat penyajian makanan yang baik adalah sebagai
berikut (Depkes RI, 2011) :
1. Cara menyajikan makanan harus terhindar dari pencemaran
2. Peralatan yang dipergunakan untuk menyajikan makanan
harus terjaga kebersihannya.
3. Makanan jadi yang disajikan harus diwadahi dan dijamah
dengan peralatan yang bersih.
4. Makanan yang disajikan dalam keadaan hangat ditempatkan
pada fasilitas penghangat makanan dengan suhu minimal 60° C.
47 Universitas Agung Podomoro
5. Penyajian dilakukan dengan perilaku yang sehat dan pakaian
bersih
6. Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
- Ditempat yang bersih
- Meja dimana makanan disajikan harus tertutup kain
putih atau tutup plastik berwarna menarik kecuali bila
meja terbuat dari formica, taplak tidak mutlak ada.
- Tempat-tempat bumbu/merica, garam, cuka, saus,
kecap, sambal, dan lain-lain perlu dijaga kebersihannya
terutama mulut tempat bumbu.
- Asbak tempat abu rokok yang tersedia di atas meja
makan setiap saat dibersihkan.
- Peralatan makan dan minum yang telah dipakai, paling
lambat lima menit sudah dicuci bersih.
Jika di lihat dari teori di atas, Drift grill and bar sudah mutlak
lolos dan memenuhi semua standar yang ada di atas, karena dalam
penyajian makanan setelah makanan selesai di masak, makanan
langsung di letakan di hot pass table yang mengeluarkan panas hingga
80 derajat Celsius yang sudah sesuai dengan persyaratan teori prinsip ke
6, lalu setelah di letakan tenaga penyaji atau waitress akan segera
mengambil makanan tersebut, akan tetapi sebelum masuk ke area
dapur, waitress wajib mengenakan penutup kepala yang sudah tersedia
di pintu masuk dapur, hal ini agar menjaga kebersihan dan mencegah
helaian rambut terjatuh kemakanan yang akan di sajikan.
Lalu setelah mengambil makanan siap saji tersebut waitress
langsung mengantar makanan tersebut dengan menggunakan nampan
yang besar berikut dengan penutup makanan agar makanan
48 Universitas Agung Podomoro
terhindardari debu atau serangga yang tidak terlihat ketika proses
penyajian makanan sampai ke tamu.
Gambar 4.16 keadaan hot pass table yang bersih
Pada gambar 4.16 dapat kita lihat keadaan yang bersih di hot pass
table, tempat inilah yang menjadi titik akhir dari proses penerimaan
barang mentah pada prinsip pertama dan akan berakhir di hot pass table
ini, setelah dari sini maka pihak waitress lah yang bertanggung jawab
penuh atas makananyang akan di sajikan, karena makanan sudah keluar
dari daerah dapur ke daerah restaurant. Di restaurant chef tidak bisa
mengontrol penuh higiene dan sanitasi makanan karena chef tidak
diperbolehkan keluar dari daerah dapur untuk selalu menjaga kualitas
makanan, maka dari itu pihak penjamu makanan juga harus bekerjasama
untuk saling menjaga higiene dan sanitasi makanan yang berada di Drift
bar and Grill.
49 Universitas Agung Podomoro
Gambar 4.17 penggunaan penutup kepala pada waitress
Pada gambar 4.17 terlihat para pelayan makanan di Drift Grill and
Bar selalu menggunakan penutup kepala saat memasuki dapur untuk
mengambil makanan yang berada di hot pass table yang berarti di Drift
Grill and Bar ini telah menjalankan prinsip higiene sanitasi yang ke 6 yaitu
penyajian dan pengemasan makanan yang sudah sesuai dengan standar
higiene dan sanitasi di Negara UAE.
4.3 Proses higiene dan sanitasi makanan
Selama melakukan observasi di saat magang di Hotel Intercontinental
Fujairah Resort khususnya di dapur Drift Grill and Bar, penulis jarang sekali
menemukan kesalahan saat penerapan proses higiene dan sanitasi pada makanan,
tetapi tetap ada kelalaian kecil maupun besar di karenakan factor yang tidak di
sengaja, tetapi kesadaran karyawan hotel terhadap pentingnya higiene dan sanitasi
sudahlah sangat tinggi, hal ini dapat di buktikan saat ada sidak mendadak oleh
municipality setempat, hotel ini tidak pernah terkena warning atau kedapatan
melakukan kesalahan dalam hal higiene dan sanitasi makanan, hal ini dikarenakan
standar yang di terapkan hotel ini sangatlah tinggi. Juga pihak hotel tidak mau
50 Universitas Agung Podomoro
sampai terkena denda bahkan dapat ditutup jika melakukan kesalahan higiene dan
sanitasi pada makanan,
Hal ini dapat terjadi karena setiap minggunya ada program training yang
dilakukan oleh masing-masing supuervisor, program tersebut dapat selalu
mengingatkan kepada setiap karyawan hotel khususnya di dapur agar selalu
memperhatikan higiene dan sanitasi pada makanan.