bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1...
TRANSCRIPT
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Program Studi Bisnis Perhotelan Universitas Podomoro
Program studi bisnis perhotelan Universitas Podomoro merupakan sebuah
universitas yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Agung Podomoro pada tahun
2014. Kampus Universitas Podomoro yang berlokasi di Central Park, Jakarta
Barat memiliki kurikulum pembelajaran yang tidak hanya mengajarkan mengenai
Pendidikan formal. Mahasiswa Universitas Podomoro khususnya pada program
studi bisnis perhotelan berusaha untuk memberikan pendidikan ridak hanya
sebagai hotelier tetapi juga sebagai seorang entrepreneur. Melalui berbagai
macam sistem pembelajaran dasri praktik belajar dengan sistem simulasi hingga
terjun langsung ke dunia industri melalui program PKL.
1) Visi Program Studi Bisnis Perhotelan Universitas Podomoro
“Terus bertumbuh menjadi Program Studi terpadu dalam mempersiapkan
dan mendekatkan mahasiswa dengan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan mengelola bisnis perhotelan dan berkomitmen penuh untuk
menghasilkan nilai optimal pada lulusan yang memiliki jiwa
entrepreneurship, berbudaya Indonesia dan berkualitas Internasional”.
2) Misi Program Studi Bisnis Perhotelan Universitas Podomoro
“Menghasilkan Sarjana Terapan dalam bidang hospitaliti dengan orientasi
pada kebutuhan dunia usaha, bisnis dan masyarakat,
Mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar untuk menghasilkan lulusan
dengan jiwa entrepreneurship,
Menjadi Program Studi yang mampu memberikan nilai lebih kepada
mahasiswa, para dosen dan masyarakat,
Berperan aktif untuk mendukung program pemerintah dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta ilmu terapan untuk
36
kepentingan masyarakat dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia”.
4.1.2 Praktik Kerja Lapangan Program Studi Bisnis Perhotelan Universitas
Podomoro
Sekolah tinggi kejuruan bertujuan untuk dapat menjadikan tenaga kerja
yang siap pakai. Selama masa Pendidikan, mahasiswa program studi bisnis
perhotelan Universitas Podomoro dilatih dan dipersiapkan agar kelak dikemudian
hari dapat dengan mudah beradaptasi di dunia industri. Program magang yang
dipersiapkan oleh pihak program studi yaitu mewajibkan mahasiswa agar dapat
mempelajari dunia kerja yang sebenarnya terutama pada industri
perhotelan/hospitality dalam jangka waktu yang ditentukan. Berkaitan dengan visi
dan misi program studi Bisnis Perhotelan dengan lulusan sebagai Sarjana Terapan
dalam bidang hospitality, program studi Bisnis Perhotelan Universitas Podomoro
dilakukan pada semester 3 (tiga) dan 8 (delapan). Mahasiswa berhak untuk
menentukan pilihannya yang berkaitan dengan tempat tujuan magang khususnya
berkaitan dengan industri perhotelan dan bidang yang diminati pada industri yang
sudah bekerjasama dengan Universitas Agung Podomoro.
Mahasiswa diberi kesempatan untuk melakukan PKL dengan berbagai
peluang di industri. Peluangnya tidak hanya dilakukan di dalam negeri tetapi juga
hingga ke luar negeri. Berdasarkan pengalaman yang di dapat oleh peneliti, pada
setiap kesempatan dalam pelaksanaan PKL. Banyak pengalaman yang sangat
berpengaruh untuk pemenuhan kebutuhan karier. Peneliti tertarik hingga
mendapat berkesempatan untuk melakukan program PKL pertama di luar negeri
tepatnya di negara Hong Kong dan kedua di Jakarta. Kesempatan tersebut
digunakan untuk belajar mengenai dunia Food & Beverage service pada semester
3 (tiga) dan berlanjut pada semester 8 (delapan) di departemen Sales & Marketing.
Semua pengalaman yang didapat sangat membantu dalam pembentukan sikap
profesional. Dengan adanya pengalaman PKL pertama yang menjadi tingkatan
awal karier kemudian secara tidak langsung berpengaruh dan membentuk peluang
pada pengalaman magang kedua hingga selanjutnya di dunia karier kedepan.
37
Adanya tingkatan pada setiap pengalaman yang diperoleh terutama pada
pengalaman PKL membuat banyak koneksi, sosialisasi dan interaksi dalam dunia
karir secara luas.
1) Tujuan Praktik Kerja Lapangan Program Studi Bisnis Perhotelan
Universitas Podomoro
“Program Internship termasuk mata kuliah yang harus ditempuh
sebagaimana mata kuliah lainnya pada program Pendidikan Diploma IV
Bisnis Perhotelan Podomoro University. Mata kuliah ini bertujuan untuk
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengimplementasikan
pengetahuan teori dan praktek yang didapat ke dalam dunia kerja
sesungguhnya, melalui kinerja yang baik, sesuai dengan etika/norma yang
berlaku di perusahaan/instansi atau institusi tempat Internship.”
2) Jadwal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Program Studi Bisnis
Perhotelan Universitas Podomoro
Program praktik magang yang telah dirancang oleh pihak program
studi melalui berbagai persiapan dan dibentuk dalam jadwal kegiatan yang
disusun sebagai pendukung kegiatan program magang bagi mahasiswa.
Proses program praktik kerja lapangan wajib untuk menjalani sejumlah
prosedur. Prosedur yang harus dilakukan yaitu berupa persiapan pada
kelengkapan dokumen, pembekalan mengenai Hak, Kewajiban, Sanksi,
dsb, pengkoordinasian dengan pihak Industri, proses wawancara dengan
pihak industri, jika lolos melewati tahap wawancara, maka mahasiswa
akan memulai proses program magangnya sesuai dengan tanggal yang
ditentukan pada kontrak. Berikut urutan kegiatan program magang:
38
Tabel 4. 1 Kegiatan Program magang HBP Universitas Podomoro
No. Kegiatan Keterangan
1.
Sosialisasi dan briefing
Program Internship dengan
mahasiswa
Penjelasan tentang Program Internship dan
persyaratan yang dibutuhkan dalam
penempatan industri.
Penjelasan dalam pengisian
Statement Letter, Essay dan CV.
2.
Briefing oleh Pembimbing
Akademik
Penjelasan, memberikan saran serta bertukar
pikiran dengan program Internship. (dengan
menggunakan form Lembar Asistensi
Laporan Internship).
Dengan minimal jumlah pertemuan dengan
Pembimbing Akademik sebanyak 3 kali.
3.
Sosialisasi dan Briefing
Program Internship dengan
Orang Tua mahasiswa
a. Penjelasan tentang Program
Internship dan persyaratan yang
dibutuhkan dalam penempatan
industri.
b. Penjelasan tentang kondisi,
persyaratan, biaya serta fasilitas dari
masing – masing negara dan kota
tujuan
c. Proses dari Program Internship, dari
pengumpulan dokumen sampai
dengan penempatan di industri.
4.
Pengumpulan dokumen yang
terkait, seperti Statement
Letter, Essay& CV +
Photos
Pengumpulan dan pembagian data untuk
Kota atau Negara tujuan.
5. Proses Wawancara dengan mahasiswa (masing-masing individu)
39
6.
Briefing Program Internship
dengan mahasiswa
a. Penjelasan Proses Program Internship
dari pengumpulan dokumen sampai
dengan penempatan di industri,
b. Penjelasan mengenai dokumen yang
harus dilaporkan oleh mahasiswa
ketika mereka sudah menyelesaikan
program Internship, seperti:
Certificate,
Award (If any),
Internship Performance Evaluation,
Internship Report,
Lembar Asistensi Laporan
Internship,
Monitoring Report (Lecturer);
c. Peraturan dan Prosedur yang harus
dijalankan selama di industri,
d. Jenis Pelanggaran dan Sanksi
7. Baton Pass
a. Berbagi pengalaman dalam
menjalankan program Internship dari
Kakak Kelas kepada mahasiswa yang
akanmenjalankan program Internship,
seperti:
Company Profile,
Preparation,
Job Description of each Dept,
Organization Chart,
Difficulties,
Achievements (if any),
Suggestions for the next Students.
b. Penilaian dari Dosen untuk presentasi
dan kinerja dari masing – masing
40
mahasiswa.
8.
Briefing terkait dengan
Program Internship dengan
Orang Tua (Parents Gala
Dinner)
a. Penjelasan tentang perkembangan
proses penempatan mahasiswa.
b. Peraturan dan Prosedur yang harus
dijalankan baik oleh mahasiswa
maupun orang tua, selama
menjalankan program Internship,
c. Jenis Pelanggaran dan Sanksi
9.
Monitoring
Akan ada kunjungan sebanyak 1 kali dari
Program Studi terkait dengan progress
Internship yang dilaksanakan oleh
mahasiswa.
Hal ini supaya dapat memonitor dan
mengawasi serta membantu mahasiswa
apabila mengalami kendala dalam
menjalankan program Internship.
10.
Pengumpulan semua dokumen
yang terkait untuk Laporan
Program Internship
a. Certificate,
b. Award (If any),
c. Internship Performance Evaluation,
d. Internship Report,
e. Lembar Asistensi Laporan Internship,
f. Monitoring Report (Lecturer).
Sumber: Buku Pedoman Intership Hotel Business Podomoro University
41
4.2 Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang terdapat dalam penelitian ini dibedakan
berdasarkan jenis kelamin. Pengumpulan hasil data karakteristik responden
mahasiswa pada penelitian ini disajikan sebagai berikut.
Tabel 4. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Pria 30 38.5 38.5 38.5
Wanita 48 61.5 61.5 100.0
Total 78 100.0 100.0
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diidentifikasi bahwa responden dalam
penelitian ini berjumlah 78 responden, dimana responden berjenis kelamin pria
berjumlah 30 orang atau 38.5%, sedangkan responden berjenis kelamin wanita
berjumlah 48 orang atau 61.5%.
4.3 Tanggapan Responden Mengenai Pengalaman Praktek Kerja
4.3.1 Tanggapan Responden mengenai dunia kerja
Gambar 4. 1 Tanggapan responden mengenai tentang pengetahuan,
pengalaman dan ketrampilan dalam bekerja
42
Pada Gambar 4.1, menerangkan jika Sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 61 responden (78,2%) pada pernyataan praktik magang
membuat saya lebih memahami tentang pengetahuan, pengalaman dan
ketrampilan saya dalam bekerja. Dapat diartikan bahwa mayoritas responden
setuju bahwa praktik magang membuat mereka lebih memahami tentang
pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang nantinya dibutuhkan dalam
bekerja.
Gambar 4.2 Tanggapan responden mengenai praktik magang membentuk
pemahaman tentang pentingnya bekerja
Pada Gambar 4.2, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 48 responden (61,5%) pada pernyataan praktik magang
membentuk pemahaman saya bahwa bekerja merupakan hal yang sangat penting.
Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa pengalaman
praktik magang membentuk pemahaman mereka bahwa bekerja merupakan suatu
hal yang penting.
43
Gambar 4.3 Tanggapan responden mengenai praktik magang sudah
menggambarkan keadaan lingkungan yang sebenarnya
Pada Gambar 4.3, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 48 responden (61,5%) pada pernyataan praktik magang
sudah menggambarkan keadaan lingkungan kerja yang sebenarnya. Hal ini
menggambarkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa praktik magang
memberikan mereka contoh bagaimana keadaan lingkungan kerja yang
sebenarnya.
4.3.2 Tanggapan Responden Mengenai Pengalaman Praktek Kerja dapat
menciptakan kebiasaan, keahlian dan sikap kerja
Gambar 4.4 Tanggapan responden mengenai pengalaman magang
mengajarkan untuk dapat disiplin dan tepat waktu dalam bekerja
44
Pada Gambar 4.4, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” dengan 52 responden (66,7%) pada pernyataan pengalaman magang
mengajarkan saya untuk dapat disiplin dan tepat waktu dalam bekerja. Hal ini
menggambarkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa pengalaman magang
membentuk sikap disiplin dalam masalah mengatur waktu dalam bekerja.
Gambar 4.5 Tanggapan Responden Mengenai Praktik magang membentuk
sikap percaya diri dan professional dalam bekerja
Pada Gambar 4.5, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 49 responden (62,8%) pada pernyataan Praktik magang
membentuk sikap percaya diri dan profesional saya dalam bekerja. Hal ini
menggambarkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa pengalaman praktik
magang yang telah dijalankan dapat membentuk sikat percaya dir i serta
profesionalisme dalam menghadapi dunia kerja.
45
Gambar 4.6Tanggapan responden mengenai melalui praktik magang keahlian
dan kebiasaan dapat berpengaruh pada hasil kerja
Pada Gambar 4.6, menerangkan sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 52 responden (66,7%) pada pernyataan melalui praktik
magang saya merasa keahlian dan kebiasaan dalam bekerja saya sangat
berpengaruh terhadap hasil kerja saya. Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas
responden setuju bahwa pengalamannya dalam praktik magang mempengaruhi
keahlian dan kebiasaan dalam bekerja sehingga memberikan dampak pada hasil
kerja.
Gambar 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Pengalaman Praktek Kerja
dapat menciptakan kebiasaan, keahlian dan sikap kerja yang baik
46
Pada Gambar 4.7, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 57 responden (73,1%) pada pernyataan melalui praktik
magang saya mendapatkan pengetahuan tentang sikap kerja yang baik. Hal ini
menggambarkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa praktik kerja dapat
membentuk sikap kerja yang baik.
4.3.3 Tanggapan Responden Mengenai Pengalaman Praktek Kerja dapat
menciptakan hubungan kerja sama
Gambar 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Pengalaman Praktek Kerja
dapat menciptakan hubungan kerjasama yang tinggi
Pada Gambar 4.8, menerangkan jika Sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 64 responden (82,1%) pada pernyataan Praktik magang
dapat menumbuhkan sikap kerjasama yang tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa
mayoritas responden setuju bahwa pengalaman dalam praktik magang membuat
mereka dapat menumbuhkan sikap kerjasama yang tinggi.
47
Gambar 4.9Tanggapan Responden Mengenai Pengalaman Praktek Kerja dapat
menciptakan hubungan Kerjasama dengan pekerja lain dalam bekerja
Pada Gambar 4.9, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 42 responden (53,2%) pada pernyataan Praktik magang
menciptakan hubungan kerjasama yang sangat baik antara saya dengan pekerja
lain dalam bekerja. Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas responden setuju
bahwa praktik magang yang dijalankan dapat menciptakan hubungan kerja sama
yang baik antara satu pekerja dengan pekerja lainnya.
Gambar 4.10 Tanggapan responden mengenai praktik magang dapat
mendukung jika komunikasi dalam bekerjasama dengan pekerja lain
48
Pada Gambar 4.10, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 59 responden (75,6%) pada pernyataan Melalui Praktik
magang saya sangat mendukung jika komunikasi dalam bekerjasama dengan
pekerja lain sangat penting. Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas responden
setuju bahwa dalam pengalamannya menjalankan praktik magang, mereka merasa
bahwa komunikasi dalam bekerjasama dengan pekerja lain merupakan suatu hal
yang penting.
4.3.4 Tanggapan Responden Mengenai Pengalaman Praktek Kerja dapat
mengembangkan tanggung jawab
Gambar 4.11 Tanggapan responden mengenai praktik magang dapat
mengembangkan sikap tanggung jawab dalam bekerja
Pada Gambar 4.11, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 54 responden (69,2%) pada pernyataan Praktik magang
mengembangkan sikap tanggung jawab saya dalam bekerja. Hal ini
menggambarkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa dengan praktik
magang, mereka mengembangkan sikap untuk bertanggungjawab atas
pekerjaannya.
49
Gambar 4.12 Tanggapan responden mengenai praktik magang dapat
menjadikan tanggung jawab dalam mengatasi suatu masalah
Pada Gambar 4.12, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 64 responden (82,1%) pada pernyataan praktik magang
menjadikan saya berusaha bertanggung jawab dalam mengatasi suatu masalah.
Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa pengalaman
dalam praktik magang menjadikan mereka untuk lebih bertanggung jawab apabila
terjadi masalah.
Gambar 4.13 Tanggapan responden mengenai praktik magang dalam
meningkatkan tanggung jawab merupakan kunci keberhasilan
50
Pada Gambar 4.13, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 52 responden (66,7%) pada pernyataan Praktik magang
meningkatkan sikap tanggung jawab merupakan kunci keberhasilan saya dalam
bekerja. Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa sikap
tanggung jawab dapat membantu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Gambar 4.14 Tanggapan responden mengenai praktik magang dapat
memberikan pengertian tentang tugas dan tanggung jawab saat bekerja
Pada Gambar 4.14, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 55 responden (70,5%) pada pernyataan praktik magang
menjadikan saya berusaha bertanggung jawab dalam mengatasi suatu masalah.
Hal ini menggambarkan bahwa praktik magang dapat menambah pengetahuan
tentang tugas dan tanggung jawab pada bidang pekerjaan yang dipilih.
51
4.3.5 Tanggapan Responden Mengenai Pengalaman Praktek Kerja dapat
menghargai pekerjaan dan para pekerja
Gambar 4.15 Tanggapan responden mengenai praktik magang membentuk
sikap untuk saling menghargai dengan pekerja lain
Pada Gambar 4.15, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 56 responden (71,8%) pada pernyataan praktik magang
membentuk sikap saya untuk saling menghargai dengan para pekerja lain. Hal ini
menggambarkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa pengalaman praktik
magang membentuk sikap mereka untuk saling menghargai pekerja lain.
Gambar 4.16 Tanggapan responden mengenai praktik magang mempengaruhi
sikap saya untuk lebih menghargai pekerjaan
52
Pada Gambar 4.16, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 59 responden (75,6%) pada pernyataan Praktik magang
mempengaruhi sikap saya untuk lebih menghargai pekerjaan. Hal ini
menggambarkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa pengalaman dalam
praktik magang mempengaruhi sikap mereka untuk lebih menghargai pekerjaan
yang mereka punya.
4.4 Tanggapan Responden Mengenai Kesiapan Kerja
4.4.1 Tanggapan Responden Mengenai Kondisi pada fisik, mental dan
emosional
Gambar 4.17 Tanggapan responden mengenai perlunya mengatasi masalah
dengan tenang dan mengatasi tanpa emosi dalam bekerja
Pada Gambar 4.17, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 40 responden (51,3%) pada pernyataan saya merasa perlu
untuk mengatasi masalah dengan tenang dan mengatasinya tanpa emosi dalam
menghadapi pekerjaan saya saat ini. Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas
responden setuju bahwa mereka merasa perlu untuk mengatasi masalah dengan
tenang dan tidak melibatkan emosi yang kuat.
53
Gambar 4.18 Tanggapan responden mengenai pertimbangan kemampuan yang
dimiliki sebelum menghadapi pekerjaan saat ini
Pada Gambar 4.18, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 43 responden (55,1%) pada pernyataan Saya merasa
perlu untuk mempertimbangkan kemampuan yang saya miliki sebelum
menghadapi pekerjaan saya saat ini. Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas
responden setuju bahwa mereka harus mempertimbangkan kemampuan yang
mereka miliki sebelum menghadapi pekerjaan yang sebenarnya. Karena apabila
pekerjaan diluar batas, maka pekerjaan dapat menjadi terganggu.
Gambar 4.19 Tanggapan responden mengenai kondisi fisik yang berkaitan
dengan Kesehatan sudah siap dalam menghadapi pekerjaan
54
Pada Gambar 4.19, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 44 responden (56,4%) pada pernyataan Saya merasa
kondisi fisik saya yang berkaitan dengan kesehatan sudah siap dalam menghadapi
pekerjaan saya saat ini. Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas responden
setuju bahwa mereka merasa kondisi fisik dan kesehatan mereka sudah siap dalam
menghadapi pekerjaan di bidang mereka.
4.4.2 Tanggapan Responden Mengenai Kebutuhan, Motif dan Tujuan
Gambar 4.20 Tanggapan responden mengenai sudah terbentuknya motif dan
tujuan terkait dengan pekerjaan saat ini
Pada Gambar 4.20, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 47 responden (60,3%) pada pernyataan Saya merasa
motif dan tujuan saya sudah terbentuk terkait dengan pekerjaan saya saat ini. Hal
ini menggambarkan bahwa mayoritas responden merasa bahwa motif dan tujuan
yang mereka miliki sudah terbentuk dengan pekerjaan yang mereka jalankan saat
ini.
55
Gambar 4.21 Tanggapan responden mengenai keinginan untuk bekerja sesuai
dengan bidang dan minat yang diinginkan
Pada Gambar 4.21, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 43 responden (55,1%) pada pernyataan Saya ingin
bekerja sesuai dengan bidang dan minat yang saya inginkan. Hal ini
menggambarkan bahwa mayoritas responden ingin bekerja sesuai dengan bidang
dan minat yang mereka inginkan.
Gambar 4.22 Tanggapan responden mengenai harapan melalui bekerja dapat
sukses dalam mencapai cita-cita dan harapan
Pada Gambar 4.22, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 49 responden (62,8%) pada pernyataan Saya berharap
dengan bekerja dapat sukses dalam mencapai cita-cita dan harapan saya. Hal ini
menggambarkan bahwa mayoritas responden berharap bahwa dengan bekerja
mereka dapat menjadi sukses dalam mencapai cita-cita dan harapan yang mereka
miliki.
56
Gambar 4.23 Tanggapan responden mengenai bekerja merupakan kewajiban
dalam pemenuhan kebutuhan diri
Pada Gambar 4.23, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 48 responden (61,5%) pada pernyataan Saya merasa
bekerja merupakan kewajiban dalam pemenuhan kebutuhan diri. Hal ini
menggambarkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa bekerja merupakan
kewajiban yang perlu dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan diri.
Gambar 4.24 Tanggapan responden mengenai bekerja untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi
Pada Gambar 4.24, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 46 responden (59%) pada pernyataan Saya ingin bekerja
untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas
responden setuju bahwa mereka bekerja dengan tujuan memenuhi kebutuhan
ekonomi, karena ketika mereka bekerja maka mereka dapat mendapatkan upah.
57
4.4.3 Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan dan ketrampilan
Gambar 4.25 Tanggapan Responden Mengenai Pengetahuan dan ketrampilan
yang dimiliki dapat mempermudah dalam menghadapi pekerjaan saat ini
Pada Gambar 4.25, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 40 responden (51,3%) pada pernyataan Saya merasa
pegetahuan dan ketrampilan yang saya miliki mempermudah saya dalam
menghadapi pekerjaan saya saat ini. Hal ini menggambarkan bahwa ketika
menghadapi pekerjaan, mayoritas responden merasa dipermudah dengan adanya
pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki.
Gambar 4.26 Tanggapan responden mengenai kondisi mental yang berkaitan
dengan kecerdasan sudah siap dalam menghadapi pekerjaan saat ini
58
Pada Gambar 4.26, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 43 responden (55,1%) pada pernyataan Saya merasa
kondisi mental saya yang berkaitan dengan kecerdasan sudah siap dalam
menghadapi pekerjaan saya saat ini. Hal ini menggambarkan bahwa dalam
menghadapi pekerjaan mereka saat ini, mayoritas responden sudah siap dalam
kondisi mental yang berkaitan denfan kecerdasan.
Gambar 4.27 Tanggapan responden mengenai pengetahuan dan ketrampilan
sudah terbentuk untuk menghadapi pekerjaan saat ini
Pada Gambar 4.27, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 44 responden (56,4 %) pada pernyataan Saya merasa
pengetahuan dan keterampilan saya sudah terbentuk untuk menghadapi pekerjaan
saya saat ini. Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas responden merasa bahwa
keterampilan dan pengetahuan yang mereka dapatkan sudah terbentuk untuk
menghadapi pekerjaannya.
59
Gambar 4.28 Tanggapan responden mengenai kesiapan kerja hendaknya perlu
mempertimbangkan pengetahuan dan ketrampilan
Pada Gambar 4.28, menerangkan jika sebagian besar responden menjawab
“Setuju” yaitu sebanyak 47 responden (60,3 %) pada pernyataan Saya merasa
dalam kesiapan kerja hendaknya perlu mempertimbangkan pengetahuan dan
ketrampilan yang saya miliki. Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas
responden merasa bahwa kesiapan kerja harus dipertimbangkan matang-matang
dan disesuaikan dengan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki.
60
4.4.4 Pengujian Instrumen dan Model
Pengujian instrumen penelitian ini akan membahas perihal tiga (3)
pengujian, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
4.4.5 Hasil Uji Validitas
“Validitas suatu instrumen ditentukan dengan mengorelasikan antara skor
yang diperoleh setiap butir pertanyaan dan pernyataan dengan skor total jika skor
tiap butir pertanyaan berkorelasi secara signifikan terhadap skor total pada tingkat
tertentu, maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur tersebut valid. Untuk
mengetahui validitas instrumen digunakan pengujian dengan metode analisis
koefisien korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan program SPSS 20.0.
Dalam penelitian ini, item pernyataan dinyatakan valid jika nilai korelasi Pearson
lebih dari 0,30” (Sugiyono, 2018).
Tabel 4. 3 Hasil Uji Validitas Variabel X1
KODE NILAI INDEKS Kriteria STATUS
X1.1 0,700 0,30 Valid
X1.2 0,859 0,30 Valid
X1.3 0,764 0,30 Valid
Tabel 4. 4 Hasil Uji Validitas Variabel X2
KODE NILAI INDEKS Kriteria STATUS
X2.1 0,649 0,30 Valid
X2.2 0,719 0,30 Valid
X2.3 0,635 0,30 Valid
X2.4 0,728 0,30 Valid
Tabel 4. 5 Hasil Uji Validitas Variabel X3
KODE NILAI INDEKS Kriteria STATUS
X3.1 0,685 0,30 Valid
X3.2 0,884 0,30 Valid
X3.3 0,801 0,30 Valid
61
Tabel 4. 6 Hasil Uji Validitas Variabel X4
KODE NILAI INDEKS Kriteria STATUS
X4.1 0,858 0,30 Valid
X4.2 0,596 0,30 Valid
X4.3 0,833 0,30 Valid
X4.4 0,620 0,30 Valid
Tabel 4. 7 Hasil Uji Validitas Variabel X5
KODE NILAI INDEKS Kriteria STATUS
X5.1 0,903 0,30 Valid
X5.2 0,875 0,30 Valid
Tabel 4. 8 Hasil Uji Validitas Variabel Y
KODE NILAI INDEKS Kriteria STATUS
Y1 0,809 0,30 Valid
Y2 0,696 0,30 Valid
Y3 0,614 0,30 Valid
Y4 0,662 0,30 Valid
Y5 0,777 0,30 Valid
Y6 0,619 0,30 Valid
Y7 0,497 0,30 Valid
Y8 0,680 0,30 Valid
Y9 0,809 0,30 Valid
Y10 0,696 0,30 Valid
Y11 0,614 0,30 Valid
Y12 0,662 0,30 Valid
62
Pada tabel di atas ditampilkan hasil dari pengolahan uji validitas.
Berdasarkan nilai- Pada tabel di atas ditampilkan hasil dari pengolahan uji
validitas. Berdasarkan nilai-nilai korelasi yang dihasilkan terlihat bahwa korelasi
seluruh butir pertanyaan kuesioner lebih besar dari kriteria 0,3. Sehingga dapat
dinyatakan bahwa seluruh indikator yang digunakan sudah tepat untuk mengukur
variabel yang diteliti.
4.4.6 Hasil Uji Reliabilitas
Sesudah seluruh pernyataan pada butir pertanyaan yang sudah valid, maka
pengukur pada tingkat keandalan instrumen tersebut, dengan melakukan uji
reliabilitas instrumen dengan teknik cronbach’s alpha. “Suatu konstruk atau
variable dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60”
(Sugiyono, 2018).
Tabel 4. 9 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian
Variabel Jumlah
Item
Cronbach’ s
Alpha Keterangan
X1 3 0,653 Reliabel
X2 4 0,616 Reliabel
X3 3 0,695 Reliabel
X4 4 0,707 Reliabel
X5 2 0,732 Reliabel
Y 12 0,893 Reliabel
Pada tabel di atas menyatakan bahwa kesimpulan hasil uji reliabilitas
terhadap variabel bebas dan variabel terikat, adalah sebagai berikut:
1. Nilai Cronbach’s Alpha dari keseluruhan pertanyaan dalam variabel X1
sebesar 0,653 lebih besar dari 0,6 maka seluruh pertanyaan dalam variabel
X1 dapat dikatakan reliabel.
2. Nilai Cronbach’s Alpha dari keseluruhan pertanyaan dalam variabel X2
sebesar 0,616 lebih besar dari 0,6 maka seluruh pertanyaan dalam variabel
X2 dapat dikatakan reliabel.
63
3. Nilai Cronbach’s Alpha dari keseluruhan pertanyaan dalam variabel X3
sebesar 0,695 lebih besar dari 0,6 maka seluruh pertanyaan dalam variabel
X3 dapat dikatakan reliabel.
4. Nilai Cronbach’s Alpha dari keseluruhan pertanyaan dalam variabel X4
sebesar 0,707 lebih besar dari 0,6 maka seluruh pertanyaan dalam variabel
X4 dapat dikatakan reliabel.
5. Nilai Cronbach’s Alpha dari keseluruhan pertanyaan dalam variabel X5
sebesar 0,732 lebih besar dari 0,6 maka seluruh pertanyaan dalam variabel
X5 dapat dikatakan reliabel.
6. Nilai Cronbach’s Alpha dari keseluruhan pertanyaan dalam variabel Y
sebesar 0,893 lebih besar dari 0,6 maka seluruh pertanyaan dalam variabel
Y dapat dikatakan reliabel.
Berdasarkan dari hasil uji reliabilitas pada variabel penelitian ini, diketahui
bahwa nilai koefisien Cronbach’s Alpha seluruh variabel penelitian sudah lebih
besar dari 0.6, sehingga seluruh item pernyataan untuk setiap variabel dapat
dikatakan reliabel dan layak digunakan untuk analisis selanjutnya.
4.5 Analisis dan Interpretasi
4.5.1 Analisis Deskriptif
Berikut penjelasan secara deskriptif terkait dengan variabel-variabel pada
penelitian ini.
Tabel 4. 10 Kriteria Persentase Tanggapan Responden
No Interval Kriteria
1 85% < skor ≤ 100% Sangat Tinggi
2 69% < skor ≤ 84% Tinggi
3 53% < skor ≤ 68% Sedang
4 37% < skor ≤ 52% Rendah
5 20% < skor ≤ 36% Sangat Rendah
64
Berikut disajikan hasil deskripsi masing-masing variabel beserta kriteria
penilaian responden.
Tabel 4. 11 Deskripsi Sub Variabel X1 Pengertian Bekerja
Indikator Kode
Nilai
Rata-
Rata
Persentase Kriteria
Praktik magang membuat saya lebih
memahami tentang pengetahuan,
pengalaman dan ketrampilan saya
dalam bekerja
X1.1 4.03 80.60% Tinggi
Praktik magang membentuk
pemahaman saya bahwa bekerja
merupakan hal yang sangat penting
X1.2 3.96 79.20% Tinggi
Praktik magang sudah menggambarkan
keadaan lingkungan kerja yang
sebenarnya
X1.3 3.69 73.80% Tinggi
Rata-Rata 3.89 77.87% Tinggi
Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa 3 indikator untuk sub variabel X1
Pengertian Bekerja menunjukkan kriteria tinggi, artinya persepsi responden
mengenai praktik kerja menimbulkan pengertian mengenai dunia kerja
menunjukkan penilaian yang tinggi. Hal ini membuktikan bahwa dengan
menjalankan program PKL, mahasiswa dapat melihat dan merasakan sendiri
dunia kerja yang sebenarnya. Adapun indikator yang terdapat pada rata-rata yang
tertinggi adalah indikator pertanyaan X1.1 dimana praktik magang membuat saya
lebih memahami tentang pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan saya dalam
bekerja, sedangkan indikator yang terdapat pada rata-rata yang terendah adalah
indikator X1.3 yaitu praktik magang sudah menggambarkan keadaan lingkungan
kerja yang sebenarnya. Hal ini menjelaskan jika Praktik PKL dapat membantu
mahasiswa menemukan berbagai ilmu pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan
yang dimilikinya. Sedangkan pernyataan PKL sudah menggambarkan keadaaan
lingkungan yang sebenarnya lebih rendah karena pada dasarnya mahasiswa dalam
program PKL masih dibawah tanggung jawab pihak perkuliahan sebagai pelajar
65
bukan sebagai pekerja. Oleh karena itu hak yang diterima dan kewajiban yang
dijalankan akan berbeda dengan pegawai tetap sebagai pekerja.
Tabel 4. 12 Deskripsi Sub Variabel X2 Sikap Bekerja
Indikator Kode Nilai Rata-Rata Persentase Kriteria
Pengalaman magang mengajarkan
saya untuk dapat disiplin dan tepat
waktu dalam bekerja
X2.1 3.87 77.40% Tinggi
Praktik magang membentuk sikap
percaya diri dan profesional saya
dalam bekerja
X2.2 4.09 81.80% Tinggi
Melalui praktik magang saya merasa
keahlian dan kebiasaan dalam bekerja
saya sangat berpengaruh terhadap
hasil kerja saya
X2.3 4.05 81.00% Tinggi
Melalui praktik magang saya
mendapatkan pengetahuan tentang
sikap kerja yang baik
X2.4 4.04 80.80% Tinggi
Rata-Rata 4.01 80.25% Tinggi
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa 4 indikator untuk sub variabel X2
menunjukkan kriteria tinggi, artinya persepsi responden mengenai praktik kerja
menciptakan kebiasaan, keahlian dan sikap kerja menunjukkan penilaian yang
tinggi. Adapun indikator yang terdapat pada rata-rata yang tertinggi adalah
indikator X2.2 yaitu praktik magang membentuk sikap percaya diri dan
profesional saya dalam bekerja, sedangkan indikator yang terdapat pada rata-rata
yang terendah adalah indikator X2.1 yaitu pengalaman magang mengajarkan saya
untuk dapat disiplin dan tepat waktu dalam bekerja. Hal ini menjelaskan jika
adanya pengaruh pada mahasiswa dalam pembentukan sikap percaya diri karena
pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang diterima bertambah dan dapat
diaplikasikan. Sedangkan rendahnya sikap disiplin dan tepat waktu, terjadi karena
sikap disiplin yang berhubungan dengan kebiasaan. Oleh karena itu mahasiswa
perlu waktu yang cukup panjang terutama dalam membentuk sikap disiplin.
66
Tabel 4. 13 Deskripsi Sub Variabel X3 Sikap Kerjasama
Indikator Kode Nilai Rata-Rata Persentase Kriteria
Praktik magang dapat menumbuhkan
sikap kerjasama yang tinggi X3.1 3.95 79.00% Tinggi
Praktik magang menciptakan
hubungan kerjasama yang sangat baik
antara saya dengan pekerja lain dalam
bekerja
X3.2 4.12 82.40% Tinggi
Melalui Praktik magang saya sangat
mendukung jika komunikasi dalam
bekerjasama dengan pekerja lain
sangat penting
X3.3 3.99 79.80% Tinggi
Rata-Rata 4.02 80.40% Tinggi
Berdasarkan tabel 4.13 diketahui bahwa 3 indikator untuk sub variabel x3
menunjukkan kriteria tinggi, artinya persepsi responden mengenai praktik kerja
menciptakan hubungan kerjasama menunjukkan penilaian yang tinggi. Adapun
indikator yang terdapat pada rata-rata yang tertinggi adalah indikator X3.2 yaitu
praktik magang menciptakan hubungan kerjasama yang sangat baik antara saya
dengan pekerja lain dalam bekerja, sedangkan indikator yang terdapat pada rata-
rata yang terendah adalah indikator X3.1 yaitu melalui praktik magang dapat
menumbuhkan sikap kerjasama yang tinggi. Hal ini menjelaskan jika sikap
kerjasama tinggi sangat diperlukan terutama dalam suatu pekerjaan. Setiap orang
memiliki kelebihan dan kekurangan perlu adanya kerjasama untuk saling
melengkapi satu sama lain. Sedangkan, kerjasama yang tinggi melalui praktik
kerja lapangan terkadang masih terjadi kendala. Salah satu kemungkinan yang
terjadi pada mahasiswa yaitu karena ketidakadilan, porsi pada pekerjaan yang
diberikan lebih berat dibandingkan dengan pekerja lain.
67
Tabel 4. 14 Deskripsi Sub Variabel X4 Sikap Bertanggung Jawab
Indikator Kode Nilai
Rata-Rata Persentase Kriteria
Praktik magang mengembangkan sikap
tanggung jawab saya dalam bekerja X4.1 3.82 76.40% Tinggi
Praktik magang menjadikan saya
berusaha bertanggung jawab dalam
mengatasi suatu masalah
X4.2 3.86 77.20% Tinggi
Praktik magang dalam meningkatkan
sikap tanggungjawab merupakan kunci
keberhasilan saya dalam bekerja
X4.3 3.79 75.80% Tinggi
Praktik magang membuat saya lebih
mengerti tentang tugas dan tanggung
jawab pekerjaan pada bidang yang saya
pilih
X4.4 3.99 79.80% Tinggi
Rata-Rata 3.87 77.30% Tinggi
Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa 4 indikator untuk sub variabel X4
menunjukkan kriteria tinggi, artinya persepsi responden mengenai praktik kerja
mengembangkan tanggung jawab menunjukkan penilaian yang tinggi. Adapun
indikator yang terdapat pada rata-rata yang tertinggi adalah indikator X4.4 yaitu
praktik magang membuat saya lebih mengerti tentang tugas dan tanggung jawab
pekerjaan pada bidang yang saya pilih, sedangkan indikator yang terdapat pada
rata-rata yang terendah adalah indikator X4.3 yaitu praktik magang dalam
meningkatkan sikap tanggung jawab merupakan kunci keberhasilan saya dalam
bekerja. Hal ini menjelaskan jika bidang pekerjaan yang diminati secara tidak
langsung akan lebih dikuasai, penguasaan ketrampilan dapat mempermudah
tanggung jawab yang harus dijalankan. Sedangkan, s ikap tanggung jawab tidak
menjadi hal yang utama dalam keberhasilan, dikarenakan tanggung jawab yang
dijalankan belum tentu sesuai dengan bidang yang diminati.
68
Tabel 4. 15 Deskripsi Sub Variabel X5 Sikap Toleransi
Indikator Kode Nilai Rata-Rata Persentase Kriteria
Praktik magang membentuk
sikap saya untuk saling
menghargai dengan para pekerja
lain.
X5.1 3.71 74.20% Tinggi
Praktik magang mempengaruhi
sikap saya untuk lebih
menghargai pekerjaan
X5.2 3.76 75.20% Tinggi
Rata-Rata 3.74 74.70% Tinggi
Berdasarkan tabel 4.15 diketahui bahwa 2 indikator untuk sub variabel X5
menunjukkan kriteria tinggi, artinya persepsi responden mengenai praktik kerja
menghargai pekerjaan dan para pekerja menunjukkan penilaian yang tinggi.
Adapun indikator yang terdapat pada rata-rata yang tertinggi adalah indikator
X5.2 yaitu praktik magang mempengaruhi sikap saya untuk lebih menghargai
pekerjaan. Hal ini menjelaskan jika PKL mempengaruhi sikap mahasiswa untuk
lebih menghargai pekerjaan, karena dalam melakukan pekerjaan butuh usaha yang
akan membentuk sikap menghargai.
Tabel 4. 16 Deskripsi Variabel Pengalaman Praktik Kerja
Sub Variabel Rata-Rata Persentase Kriteria
Menimbulkan pengertian mengenai dunia kerja 3.89 77.80% Tinggi
Menciptakan kebiasaan, keahlian dan s ikap
kerja 4.01 80.20% Tinggi
Menciptakan hubungan kerja sama 4.02 80.40% Tinggi
Mengembangkan tanggung jawab 3.87 77.40% Tinggi
Menghargai pekerjaan dan para pekerja 3.74 74.80% Tinggi
Rata-Rata 3.91 78.12% Tinggi
Secara keseluruhan penilaian responden pada pengalaman praktik kerja
memperoleh nilai rata-rata 3.91 atau dengan persentase sebesar 78.12%. Hasil
yang termasuk dari tanggapan ini ada dalam kategori tinggi yaitu berada pada
interval 69% - 84%. Sub variabel dengan penilaian tertinggi adalah menciptakan
69
hubungan kerja sama sebesar 80.40%. Sedangkan sub variabel dengan penilaian
terendah adalah menghargai pekerjaan dan para pekerja sebesar 74.80%.
Meskipun demikian, seluruh variabel X pada pengalaman Praktik Kerja Lapangan
mendapatkan penilaian yang tinggi dari responden. Hal ini menjelaskan jika
variabel Pengalaman Praktik Kerja Lapangan (Pengertian Bekerja, Sikap Bekerja,
Sikap Kerjasama, Sikap Bertanggung Jawab, Sikap Toleransi) saling berpengaruh
terhadap variable Kesiapan kerja.
Tabel 4. 17 Deskripsi Variabel Y Kesiapan Kerja
Indikator Kode Nilai Rata-
Rata Persentase Kriteria
Saya merasa perlu untuk mengatasi masalah
dengan tenang dan mengatas inya tanpa emosi
dalam menghadapi pekerjaan saya saat ini
Y1 4.12 82.40% Tinggi
Saya merasa perlu untuk mempertimbangkan
kemampuan yang saya miliki sebelum
menghadapi pekerjaan saya saat ini
Y2 4.37 87.40% Sangat
Tinggi
Saya merasa kondisi fisik saya yang berkaitan
dengan kesehatan sudah siap dalam
menghadapi pekerjaan saya saat ini
Y3 3.95 79.00% Tinggi
Saya merasa motif dan tujuan saya sudah
terbentuk terkait dengan pekerjaan saya saat
ini
Y4 4.15 83.00% Tinggi
Saya ingin bekerja sesuai dengan bidang dan
minat yang saya inginkan Y5 4.08 81.60% Tinggi
Saya berharap dengan bekerja dapat sukses
dalam mencapai cita-cita dan harapan saya Y6 4.03 80.60% Tinggi
Saya merasa bekerja merupakan kewajiban
dalam pemenuhan kebutuhan diri Y7 3.92 78.40% Tinggi
Saya ingin bekerja untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi Y8 4.33 86.60%
Sangat
Tinggi
Saya merasa pegetahuan dan ketrampilan yang
saya miliki mempermudah saya dalam
menghadapi pekerjaan saya saat ini
Y9 4.12 82.40% Tinggi
70
Saya merasa kondisi mental saya yang
berkaitan dengan kecerdasan sudah siap dalam
menghadapi pekerjaan saya saat ini
Y10 4.37 87.40% Sangat
Tinggi
Saya merasa pengetahuan dan keterampilan
saya sudah terbentuk untuk menghadapi
pekerjaan saya saat ini
Y11 3.95 79.00% Tinggi
Saya merasa dalam kes iapan kerja hendaknya
perlu mempertimbangkan pengetahuan dan
ketrampilan yang saya miliki
Y12 4.15 83.00% Tinggi
Rata-Rata 4.13 82.57% Tinggi
Berdasarkan tabel 4.17 diketahui bahwa 9 indikator untuk variabel Y
menunjukkan kriteria tinggi dan 3 indikator dengan kriteria sangat tinggi. Persepsi
responden secara keseluruhan mengenai kesiapan kerja menunjukkan penilaian
yang tinggi dengan rata-rata 4.13 atau dengan persentase 82.57%. Adapun
indikator yang memiliki rata-rata yang tertinggi adalah Y2 dan Y10, pada
pernyataan Saya merasa perlu untuk mempertimbangkan kemampuan yang saya
miliki sebelum menghadapi pekerjaan saya saat ini dan Saya merasa kondisi
mental saya yang berkaitan dengan kecerdasan sudah siap dalam menghadapi
pekerjaan saya saat ini. Sementara itu indikator dengan rata-rata yang terendah
adalah indikator Y7 dengan pernyataan Saya merasa bekerja merupakan
kewajiban dalam pemenuhan kebutuhan diri. Hal ini menjelaskan jika
pertimbangan pada kemampuan dalam bekerja sangat diperlukan, karena dengan
penguasaan ketrampilan pada bidang yang diminati akan lebih mudah dilakukan
dibandingkan jika bidang tersebut bukan bidang yang dikuasai. Proses Panjang
melalui pengalaman dapat membentuk kompetensi diri dalam persiapan karir
kedepan. Sedangkan bekerja untuk pemenuhan kebutuhan diri tidak menjadi
alasan utama. Kebutuhan diri pada setiap mahasiswa berbeda-beda tetapi
kebutuhan ekonomi menjadi salah satu tujuan utama.
71
4.5.2 Analisis Korelasi
Pada penelitian analisis korelasi ini akan menggunakan Pearson Product
Moment. Uji ini dilakukan untuk menguji kuat atau lemahnya hubungan antara
variabel bebas yaitu pengalaman praktik kerja dengan variabel terikat yaitu
kesiapan kerja.
Tabel 4. 18 Uji Korelasi
Correlations
X1 X2 X3 X4 X5 Y
X1
Pearson Correlation 1 .584** .277* .134 .081 .463**
Sig. (2-tailed) .000 .014 .242 .481 .000
N 78 78 78 78 78 78
X2
Pearson Correlation .584** 1 .606** .190 .033 .564**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .096 .777 .000
N 78 78 78 78 78 78
X3
Pearson Correlation .277* .606** 1 .048 -.010 .521**
Sig. (2-tailed) .014 .000 .675 .929 .000
N 78 78 78 78 78 78
X4
Pearson Correlation .134 .190 .048 1 .112 .327**
Sig. (2-tailed) .242 .096 .675 .329 .003
N 78 78 78 78 78 78
X5
Pearson Correlation .081 .033 -.010 .112 1 .060
Sig. (2-tailed) .481 .777 .929 .329 .605
N 78 78 78 78 78 78
Y
Pearson Correlation .463** .564** .521** .327** .060 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .003 .605
N 78 78 78 78 78 78
Pada tabel 4.18 menunjukkan nilai pearson correlation antara variabel X1 dengan
Y yaitu sebesar 0.463 yang mempunyai hasil positif dan mempunyai tingkat
hubungan yang sedang, yaitu berada pada interval 0.400-0.599.
72
Nilai pearson correlation antara variabel X2 dengan Y yaitu sebesar 0.564 yang
mempunyai hasil positif dan mempunyai tingkat hubungan yang sedang, yaitu
berada pada interval 0.400-0.599. Nilai pearson correlation antara variable Sikap
Kerjasama X3 dengan Kesiapan Kerja Y yaitu sebesar 0.521 yang mempunyai
hasil positif dan mempunyai tingkat hubungan yang sedang, yaitu berada pada
interval 0.400-0.599. Nilai pearson correlation antara variabel Sikap Bertanggung
Jawab X4 dengan variable Kesiapan Kerja Y yaitu sebesar 0.327 yang
mempunyai hasil positif dan mempunyai tingkat hubungan yang lemah, yaitu
berada pada interval 0.200-0.399. Nilai pearson correlation antara variabel Sikap
Toleransi X5 dengan Kesiapan Kerja Y yaitu sebesar 0.060 yang mempunyai hasil
positif dan mempunyai tingkat hubungan yang sangat lemah, yaitu berada pada
interval 0.000-0.199. Hal ini dapat diartikan jika Variabel X1 Pengertian bekerja,
X2 Sikap bekerja, X3 Sikap Kerjasama, X4 Sikap bertanggung jawab, X5Sikap
toleransi saling berpengaruh kuat pada variable Y Kesiapan kerja. Melalui Teknik
analisis korelasi dapat diketahui bahwa PKL memberikan manfaat pada Kesiapan
Kerja pada aspek-aspek yang terkait.
73
4.5.3 Analisis Regresi Berganda
Tujuan dari analisis regresi berganda adalah untuk mengetahui arah
hubungan antara pengalaman praktik lapangan dengan kesiapan kerja.
Hasil dari analisis regresi berganda dengan SPSS 20.0 yang terdapat pada
tabel berikut.
Tabel 4. 19 Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -.024 7.463 -.003 .997
X1 .820 .379 .232 2.160 .034
X2 .607 .447 .178 1.359 .179
X3 1.350 .439 .337 3.075 .003
X4 .870 .315 .245 2.760 .007
X5 .071 .558 .011 .126 .900
a. Dependent Variable: Y
Persamaan regresi berganda yang dipakai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Y β1X1 β2X2 β3X3 β4X4 β5X5
Maka persamaan regresi berganda penelitian ini menjadi:
Y 0.024 0.820X1 0.607X2 1.350X3 0.870X4 0.071X5
1. Konstata =
Nilai konstanta ( ) adalah sebesar -0.024 artinya jika variabel bebas X1,
X2, X3, X4, dan X5 bernilai 0, maka nilai variabel Y adalah -0.024.
2. Koefisien regresi (β)
a. Nilai koefisien regresi variabel X1 adalah sebesar 0.820
Tanda positif pada nilai koefisien regresi tersebut menandakan
hubungan yang searah antara Pengertian Bekerja X1 dan Kesiapan
74
Kerja Y, artinya apabila X1 meningkat sebesar 1 satuan dan variabel
lainnya tetap, maka Y akan mengalami penurunan sebesar
0.820satuan.
b. Nilai koefisien regresi variabel X2 adalah sebesar 0.607.
Tanda positif pada nilai koefisien regresi tersebut menandakan
hubungan yang searah antara Sikap Bekerja X2 dan Kesiapan Kerja
Y, artinya apabila X2 meningkat sebesar 1 satuan dan variabel
lainnya tetap, maka Y akan mengalami peningkatan sebesar
0. 607satuan.
c. Nilai koefisien regresi variabel X3 adalah sebesar 1.350.
Tanda positif pada nilai koefisien regresi tersebut menandakan
hubungan yang searah antara Sikap Kerjasama X3 dan Kesiapan
Kerja Y, artinya apabila X3 meningkat sebesar 1 satuan dan variabel
lainnya tetap, maka Y akan mengalami peningkatan sebesar
1.350 satuan.
d. Nilai koefisien regresi variabel X4 adalah sebesar 0.870.
Tanda positif pada nilai koefisien regresi tersebut menandakan
hubungan yang searah antara Sikap Bertanggung Jawab X4 dan
Kesiapan Kerja Y, artinya apabila X4 meningkat sebesar 1 satuan
dan variabel lainnya tetap, maka Y akan mengalami peningkatan
sebesar 0.870 satuan.
e. Nilai koefisien regresi variabel X5 adalah sebesar 0.071.
Tanda positif pada nilai koefisien regresi tersebut menandakan
hubungan yang searah antara Sikap Toleransi X5 dan Kesiapan
Kerja Y, artinya apabila X5 meningkat sebesar 1 satuan dan variabel
lainnya tetap, maka Y akan mengalami peningkatan sebesar
0.071 satuan.
75
4.5.4 Analisis Uji Hipotesis
Pada bagian subbab, peneliti akan mendiskripsikan tentang hasil uji
hipotesis dengan melakukan uji hipotesis secara parsial (uji t) dan uji hipotesis
secara simultan (uji F).
4.5.4.1 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
“Uji hipotesis secara parsial menggunakan uji t. Uji statistik t pada
dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen” (Ghozali, 2016).
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Hipotesis X1 terhadap Y
H₀ : X1 tidak berpengaruh terhadap Y.
Hₐ : X1 berpengaruh terhadap Y.
b. Hipotesis X2 terhadap Y
H₀ : X2 tidak berpengaruh terhadap Y.
Hₐ : X2 berpengaruh terhadap Y.
c. Hipotesis X3 terhadap Y
H₀ : X3 tidak berpengaruh terhadap Y.
Hₐ : X3 berpengaruh terhadap Y.
d. Hipotesis X4 terhadap Y
H₀ : X4 tidak berpengaruh terhadap Y.
Hₐ : X4 berpengaruh terhadap Y.
e. Hipotesis X5 terhadap Y
H₀ : X5 tidak berpengaruh terhadap Y.
Hₐ : X5 berpengaruh terhadap Y
Pada pengujian parsial, perbandingan nilai sig dengan taraf signifikansi
penelitian sebesar 0,05.
76
Berdasarkan dari hasil perhitungan pengolahan data dengan program SPSS
20.0 diperoleh hasil seperti pada tabel berikut:
Tabel 4. 20 Hasil Uji Secara Parsial
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -.024 7.463 -.003 .997
X1 .820 .379 .232 2.160 .034
X2 .607 .447 .178 1.359 .179
X3 1.350 .439 .337 3.075 .003
X4 .870 .315 .245 2.760 .007
X5 .071 .558 .011 .126 .900
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh hasil uji hipotesis sebagai berikut:
1. Untuk uji hipotesis Pengertian Bekerja X1 terhadap Kesiapan Y diketahui
bahwa besarnya nilai signifikasi (sig.) adalah 0.034. Hal tersebut
menunjukkan bahwa Sig. (0.034) < 0.05 (Taraf signifikasi 5%).
Berdasarkan ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa Hₐ diterima. Hasil
uji menunjukkan bahwa Pengertian bekerja berpengaruh terhadap
Kesiapan Kerja.
2. Untuk uji hipotesis Sikap Bekerja X2 terhadap Kesiapan Kerja Y diketahui
bahwa besarnya nilai signifikasi (sig.) adalah 0.179. Hal tersebut
menunjukkan bahwa Sig. (0.179) > 0.05 (Taraf signifikasi 5%).
Berdasarkan ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa Hₐ ditolak. Hasil uji
menunjukkan bahwa Sikap Bekerja tidak berpengaruh terhadap Kesiapan
Kerja.
3. Untuk uji hipotesis Sikap Kerjasama X3 terhadap Kesiapan kerja Y
diketahui bahwa besarnya nilai signifikasi (sig.) adalah 0.003. Hal tersebut
menunjukkan bahwa Sig. (0.003) < 0.05 (Taraf signifikasi 5%).
Berdasarkan ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa Hₐ diterima. Hasil
77
uji menunjukkan bahwa Sikap Kerjasama berpengaruh terhadap Kesiapan
Kerja.
4. Untuk uji hipotesis Sikap Bertanggung Jawab X4 terhadap Kesiapan Kerja
Y diketahui bahwa besarnya nilai signifikasi (sig.) adalah 0.007. Hal
tersebut menunjukkan bahwa Sig. (0.007) < 0.05 (Taraf signifikasi 5%).
Berdasarkan ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa Hₐ diterima. Hasil
uji menunjukkan bahwa Sikap Bertanggung Jawab berpengaruh terhadap
Kesiapan Kerja
5. Untuk uji hipotesis Sikap toleransi X5 terhadap Kesiapan kerja Y
diketahui bahwa besarnya nilai signifikasi (sig.) adalah 0.900. Hal tersebut
menunjukkan bahwa Sig. (0.900) > 0.05 (Taraf signifikasi 5%).
Berdasarkan ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa Hₐ ditolak. Hasil uji
menunjukkan bahwa Sikap Toleransi tidak berpengaruh terhadap Kesiapan
Kerja.
78
4.5.4.2 Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
“Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat” (Ghozali, 2016).
Hipotesis variabel bebas terhadap Y
H₀ : X1, X2, X3, X4, dan X5 tidak berpengaruh secara simultan terhadap Y.
Hₐ: X1, X2, X3, X4, dan X5 berpengaruh secara simultan terhadap Y
Pada pengujian simultan, nilai sig akan dibandingkan dengan taraf
signifikansi penelitian sebesar 0,05.
Berdasarkan hasil perhitungan pengolahan data dengan program SPSS 20.0
diperoleh data dibawah ini:
Tabel 4. 21 Hasil Uji Secara Simultan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 980.666 5 196.133 12.467 .000b
Residual 1132.719 72 15.732
Total 2113.385 77
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X5, X1, X4, X3, X2
Berdasarkan tabel 4.21 untuk uji hipotesis pengaruh X1, X2, X3, X4 dan X5
secara simultan terhadap Y diketahui bahwa besarnya nilai signifikasi (sig.)
adalah 0.000. Hal tersebut menunjukkan bahwa Sig (0.000) < 0.05 (Taraf
signifikasi 5%). Berdasarkan ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa H₀
ditolak Hₐ diterima. Hasil uji menunjukkan bahwa variable Pengertian Bekerja X1,
Sikap Bekerja X2, Sikap Kerjasama X3, Sikap Bertanggung Jawab X4 dan Sikap
Toleransi X5 berpengaruh terhadap Kesiapan Kerja Y.
79
4.5.5 Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. “Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu.” (Ghozali,2016). Pengujian koefisien determinasi
dengan menggunakan bantuan SPSS versi 20. Hasil koefisien determinasi bisa
diketahui dari Adjusted R Square pada output program SPSS 20. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Hasil uji koefisien determinasi pada model pertama disajikan seperti pada tabel
berikut ini.
Tabel 4. 22 Analisis Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .681a .464 .427 3.966
a. Predictors: (Constant), X5, X1, X4, X3, X2
b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan hasil model summary pada tabel 4.22 diperoleh nilai adjusted
r square sebesar 0,427. Hasil koefisien determinasi ini menunjukkan bahwa
variable Pengertian Bekerja X1, Sikap Bekerja X2, Sikap Kerjasama X3, Sikap
Bertanggung Jawab X4 dan Sikap Toleransi X5 berpengaruh terhadap Kesiapan
Kerja Y sebesar 42.7% sedangkan sisanya sebesar 57.3% dijelaskan oleh faktor-
faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.