4. bab ii

15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare 1. Pengertian diare Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan / tanpa dar atau lendir dalam tinja. 9 2. Etiologi Penyakit diare selain disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, dan in bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain juga dapat disebabkan ole susu : ! a. "irus #yaitu penyebab diare yang paling sering dan umumnya karena $otavirus% dengan gejala seperti berak&berak air, berbusa, tidak ada ataupun lender dan berbau asam. b. 'akteri #ditandai dengan berak&berak dengan darah ataupun sakit perut, keadaan ini memerlukan antibioka sebagai terapi pengoba c. Parasit (Giardiasis) ditandai dengan berak darah dan lendir, perut, keadaan ini memerlukan obat antiparasit. d. (nfeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain, mis infeksi saluran kencing, infeksi telinga dan campak. )

Upload: rhany251109

Post on 01-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

4. BAB II

TRANSCRIPT

BAB II

PAGE 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKAA. Diare1. Pengertian diare Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan / tanpa darah dan atau lendir dalam tinja.92. Etiologi Penyakit diare selain disebabkan oleh virus, bakteri, parasit, dan infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain juga dapat disebabkan oleh alergi susu :10a. Virus (yaitu penyebab diare yang paling sering dan umumnya karena Rotavirus) dengan gejala seperti berak-berak air, berbusa, tidak ada darah ataupun lender dan berbau asam.

b. Bakteri (ditandai dengan berak-berak dengan darah ataupun lendir, sakit perut, keadaan ini memerlukan antibioka sebagai terapi pengobatan.

c. Parasit (Giardiasis) ditandai dengan berak darah dan lendir, sakit perut, keadaan ini memerlukan obat antiparasit.

d. Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain, misalnya infeksi saluran kencing, infeksi telinga dan campak.

e. Alergi susu, diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu tersebut, biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu sapi.

3. Klasifikasi diare Klasifikasi diare dapat dikelompokkan menjadi : 10a. Diare akut

Yaitu diare yang terjadi mendadak berlangsung singkat dan berlangsung paling lama 3 5 hari.b. Diare berkepanjangan

Yaitu diare berlangsung lebih dari 7-14 hari.

c. Diare kronik

Yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.

4. Patogenesis diare Diare akibat infeksi terutama ditularkan secara fekal oral. Hal ini disebabkan karena makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja ditambah dengan ekskresi yang buruk, makanan yang tidak matang, bahkan makanan yang disajikan dengan tidak dimasak terlebih dahulu. Penularannya melalui aerosolisasi (Rotavirus, Norwalk), tangan yang terkontaminasi Coli form, coli tinja dan Clostridium difficle. Faktor penentu diare adalah faktor penyebab (agen) yaitu bakteri dan faktor pejamu (host) yaitu daya tahan tubuh, lingkungan yaitu lumen saluran cerna, lingkungan. Faktor penyebab yang mempengaruhi patogenesis antara lain daya penetrasi yang merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan di usus, serta daya lekat kuman. 105. Patofisiologi diare Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare : 10a. Gangguan sekresi Akibat rangsangan tertentu (toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena kenaikan isi rongga usus.b. Gangguan osmotik Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus naik sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbulah diare.

c. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik usus yang meningkat akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.

6. Manifestasi klinis Manifestasi klinis pada anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada. Tinja makin cair, mungkin mengandung darah atau lendir, warna tinja menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu, anus dan sekitarnya menjadi lecet karena tinja menjadi asam.117. Komplikasi diare

Komplikasi diare antara lain : 2a. Dehidrasi dalam kategori ringan, sedang, berat

b. Hipotonik, isotonik atau hipertonik.

c. Renjatan hipovolemik

d. Hipokalemiae. Hipoglikemia

f. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus

g. Kejang pada dehidrasi hipertonik, h. Muntah dan muali. Perdarahan usus8. Pemeriksaan penunjang

Untuk menegakkan diagnosis diare diperlukan pemeriksaan penunjang. Adapun pemeriksaan penunjang tersebut adalah :10a. Pemeriksaan tinja Pemeriksaan tinja mikroskopis dan makroskopis, PH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance).b. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah lengkap, analisis gas darah dan elektrolit terutama (Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang disertai kejang). c. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah Untuk mengetahui faal ginjal.d. Duodenal intubation

Untuk mengetahui kuman penyebab baik secara kuantiat dan kualitatif terutama pada diare kronik.9. Pencegahan diare

Menurut Chin12 dalam manual pemberantasan penyakit menular salah satu upaya pencegahan diare adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan perorangan dan mencuci tangan dengan sabun dan air bersih. Upaya pencegahan diare untuk menurunkan angka kejadian dan kematian dapat dilakukan dengan:

a. Menggunakan air bersih menggunakan standar kualitas air minum dan air bersih di Indonesia yang telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Secara aspek fisik air bersih dan sehat dapat diuji dengan uji organoleptik atau dapat dilakukan dengan cara sederhana dengan menggunakan panca indera kita. Uji organoleptik dapat ditunjukkan dengan tanda air yang tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna atau jernih secara penampakannya. Selain itu merebus air hingga mendidih.b. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

c. Penggunaan jamban leher angsa dengan jarak septitank > 10 meter dari sumber aird. Memberikan ASI hingga 6 dengan MP ASI sejak 6 bulan 2 tahune. Memberikan imunisasi campak

f. Memperbaiki kualitas makanan pendamping ASI10. Penatalaksanaan diare dirumah

Penanganan diare dirumah tangga penting karena bahaya diare terletak pada dehidrasi maka penanggulangannya dengan cara mencegah timbulnya dehidrasi. Cairan dehidrasi oral yang dapat dipakai oleh masyarakat adalah air kelapa hijau, air tajin, ASI, air teh encer, air perasan buah dan larutan gula garam (LGG). Pemakaian cairan ini lebih dititik beratkan pada pencegahan timbulnya dehidrasi, sebaliknya jika terjadi dehidrasi Sedang dan berat sebaiknya diberi minum oralit. Menurut Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (P2M dan PLP), tatalaksana penderita diare dirumah yaitu: memberikan cairan lebih banyak dari biasanya, meneruskan makanan pendamping ASI, mengetahui tanda-tanda penderita diare yang harus dibawa kesarana kesehatan. 1111. Penangulangan diare Penatalaksanaan diare yang dapat dilakukan : 13a. Pemberian cairan sebagai prioritas utama pengobatan1) Jenis cairan

Pada diare akut yang ringan dapat diberikan oralit. Diberikan cairan Ringer Laktat, bila tidak tersedia diberikan cairan NaCl 0,9% ditambah satu ampul Na Bikarbonat 7,5% sebanyak 50 ml.

2) Jumlah cairan

Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang dikeluarkan.

3) Jalan masuk atau Cara pemberian cairan

Pemberian cairan dapat dilakukan dengan cara oral ataupun parenteral (infus).

4) Jadwal pemberian cairan

Rehidrasi dengan perhitungan kebutuhan cairan diberikan pada 2 jam pertama, selanjutnya dilakukan penilaian kembali terhadap status dehidrasi untuk memperhitungkan kebutuhan cairan. Rehidrasi di harapkan terpenuhi lengkap pada akhir jam ketiga.b. Terapi simtomatik

Yaitu pemberian obat antidiare yang bersifat simtomatik, terapi simtomatik meliputi antimotilitas, obstipansia untuk terapi simtomatis yang dapat menghentikan diare. Zat penekan peristaltik, memberikan lebih banyak waktu untuk resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus seperti derivat petidin, antokolinergik. Adstringensia yang menciutkan selaput lendir usus. Adsorbensia, misalnya karbo adsorben yanga pada permukaannya dapat menyerap (adsorpsi) zat-zat beracun (toksin).

c. Identifikasi penyebab diare Secara klinis tentukan jenis diare dengan pemeriksaan penunjang untuk mengidentifikasi penyebab diare.d. Terapi simtomatik.

Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus secara keseluruhan.B. Keterampilan ibu dalam pembuatan larutan gula garam

Pengertian Keterampilan Kata keterampilan sama artinya dengan kata kecekatan. Terampil atau cekatan adalah kepandaian melakukan sesuatu dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil. Demikian pula apabila seseorang dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat, juga tidak dapat dikatakan terampil.141. Cara Membuat Larutan Gula Garam Sendiri:

Cara Membuat Larutan gula dan garam dengan metode yang sederhana mampu mencegah timbulnya dehidrasi. Oralit merupakan cairan yang mudah dikerjakan oleh orang tua pada bayi maupun balita yang terkena dehidrasi misalnya pada penderita diare (mencret).142. Bahan dan alat yang diperlukan

Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) :14a. Pertama kita harus menyediakan gula pasir sebanyak dua sendok teh.

b. Kedua yaitu garam dapur kalau bisa yang halus agar dapat larut dengan mudah, takaran yang diperlukan sebanyak seperempat sendok teh.c. Ketiga yaitu air matang sebanyak 1 gelas (200 mg), setelah diaduk rata pada gelas diperoleh larutan gula garam yang siap digunakan.

3. Langkah pembuatan larutan gula garam :14a. Pertama-tama sebelum kita membuat,cucilah tangan sampai bersih agar tidak ada kuman penyakit yang menyebar.

b. Kedua tuangkan air masak tersebut ke dalam gelas sebanyak satu gelas penuh.

c. Ketiga masukkanlah gula pasir serta garam dapur itu sesuai dengan takaran yang telah ditentukan kedalam gelas tersebut.

d. Keempat yaitu gelas tersebut kita aduk sampai gula dan garamnya benar-benar larut dalam air. Setelah selesai kita bisa langsung meminumnya.

Larutan gula garam direkomendasikan sebagai pengganti larutan oralit.selain itu larutan ini sangat dianjurkan bagi mereka yang mengalami diare karena dapat mengurangi dampak diare atau dehidrasi karena larutan ini dapat menggantikan cairan tubuh yang hilang itu.C. Faktor yang berhubungan dengan diare Menurut Depkes RI epidemiologi penyakit diare berhubungan dengan faktor lingkungan, faktor sosiodemografi dan faktor perilaku hidup bersih dan sehat:151. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan meliputi faktor lingkungan dalam tatanan rumah tangga yang terdiri dari sumber air minum, jenis tempat pembuangan tinja, jenis lantai dan pengelolaan tempat sampah. Faktor lingkungan dapat diartikan juga dengan kesehatan lingkungan. Ilmu faktor lingkungan lingkungan adalah cara dan usaha individu atau masyarakat untuk mengontrol dan mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi kesehatan.152. Faktor Sosiodemografi

Demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaan perubahan-perubahan penduduk yang berhubungan dengan komponen komponen perubahan tersebut seperti kelahiran, kematian, migrasi sehingga menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin tertentu. Dalam pengertian yang lebih luas, demografi juga memperhatikan berbagai karakteristik individu maupun kelompok yang meliputi: jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, pengetahuan dan pendapatan.153. Faktor Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan kegiatan kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatankegiatan kesehatan di masyarakat. Balita merupakan kelompok usia yang masih memiliki imunitas rendah sehingga jika terpapar pada buruknya PHBS yang kurang baik maka balita rentan mengalami penyakit infeksi salah satunya diare. Faktor PHBS yang berkaitan dengan penyakit diare diantarnya:15a. Tidak memberi bayi ASI secara eksklusifAir susu ibu turut memberikan perlindungan terhadap diare. Tidak memberikan ASI Eksklusif secara penuh selama 6 bulan. Pada bayi yang tidak diberi ASI risiko untuk menderita diare lebih besar dari pada bayi yang diberi ASI penuh dan kemungkinan menderita dehidrasi berat juga lebih besar. Pada bayi yang baru lahir, pemberian ASI secara penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang disertai dengan susu formula. Pemberian ASI yang tidak ekslusif karena pemberian susu formula atau makanan pendamping ASI pada bayi kurang dari 6 bulan menyebabkan dampak jangka panjang adalah rendahnya imunitas balita rentan infeksi bakteri dan virus penyebab diare.15b. Tidak menggunakan air bersih Sumber air minum utama merupakan salah satu sarana sanitasi yang tidak kalah pentingnya berkaitan dengan kejadian diare. Sebagian kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur oral yang ditularkan dengan memasukkan cairan atau benda yang tercemar dengan dan makanan yang disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air tercemar ke dalam mulut.15c. Tidak membiasakan mencuci tangan dengan air bersih Mencuci tangan adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari terutama setelah memegang benda kotor, sesudah buang air besar dan sebelum makan dengan menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit salah satunya diare. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen.15d. Tidak tersedianya jamban sehat. Pembuangan tinja merupakan bagian yang penting dari kesehatan lingkungan, pembuangan tinja yang tidak menurut aturan memudahkan terjadinya penyebaran penyakit tertentu yang penulurannya melalui tinja antara lain penyakit diare. Pembuangan tinja tidak saniter selain mengotori lingkungan juga dapat menyebabkan media penularan bakteri coli form dan coli tinja 154. Membiasakan hidup bersih dan sehat

Ada lima pesan utama dalam membiasakan hidup bersih dan sehat pada kehidupan sehari-hari diantaranya :16a. Mencuci tangan yang benar pada saat sebelum makan atau minum, sebelum menyiapkan atau memegang makanan, setelah buang air besar yang dapat mencegah penularan penyakit. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun dapat mematikan kuman yang melekat di tangan. Hal ini membantu mencegah masuknya kuman ke dalam mulut. Anak- anak sering sekali mempunyai kebiasaan memasukkan jari ke dalam mulut, oleh karena itu sngat penting mencuci tangan anak sebelum makan dan setelah buang air besar guna mencegah penularan penyakit.

b. Penggunaan jamban yang sehat untuk keperluan buang air besar dapat mencegah penyebab penyakit.

Tindakan yang penting dan dapat dilakukan oleh keluarga untuk mencegah penularan penyakit terutama penyakit diare adalah membuang kotoran manusia secara aman yaitu di jamban. Kuman dapat tertelan oleh manusia melalui air minum, makanan dan alat makan. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, gunakan jamban untuk buang air besar, jamban harus dibersihkan secara teratur dan bersih dari lalat dan amankan sumber air bersih dari pencemaran atau kotoran manusia dan kotoran hewan.

c. Memanfaatkan air bersih yang sehat dapat mencegah penularan penyakit.

Perlindungan terhadap sumber air bersih sangat penting untuk mencegah penyebab kuman penyakit yakni dengan cara menjauhkan jarak sumber air bersih dari jamban dan buangan air limbah, menjaga kesehatan peralatan penyimpanan air bersih (gentong, ember, dan sebagainya), menjaga agar bintang jauh dari sumber air bersih. d. Pengolahan makanan atau minum yang bersih yang bersih dan sehat dapat mencegah penularan penyakit.

Kuman dalam makan dapat masuk kedalam tubuh dan menyebabkan orang sakit. Tetapi makanan dapat dijaga tetap aman dengan makanan dimasak dengan baik, terutama daging dan unggas, memakan makanan segera setelah dimasak sehingga tidak menjadi basi, menjaga makanan agar tetap bersih koma, terlindungi dari lalat dan bintang lainnya, membersihkan alat-alat makan dicuci dengan air bersih dan sabun untuk mencegah pencemaran kuman.

e. Penanganan sampah yang sehat dapat mencegah penyebaran penyakit dan pencemaran lingkungan.

Kuman penyakit dapat disebarkan oleh lalat, yang membiak pada sampah seperti sisa-sisa makanan dan kulit buah serta sayuran.D. Anak Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0 1 tahun), usia bermain atau toddler (1 2,5 tahun), prasekolah (2,5 5 tahun), usia sekolah (5 11 tahun) hingga remaja (11 18 tahun). Rentang ini berada antara anak satu dengan yang lain mengingat latar belakang anak berbeda. Pada anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat. Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial.174