3.kti keluarga bab i.ii.iii,iv

176
1 PBAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangPP Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara dalam menuju terciptanya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Hakekat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal melalui upaya yang menyeluruh dengan peran serta aktif masyarakat.

Upload: amelia-lia

Post on 20-Oct-2015

73 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jkhsdfuhudgh jhgsyudfiyugfb jhgdvgufsd hgvdyudf hjgdvhuydfs hjghdvyudfv hjgvdyudf

TRANSCRIPT

Page 1: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

1

PBAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangPP

Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan

berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara

dalam menuju terciptanya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945.

Hakekat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia

seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan di bidang

kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional yang bertujuan

untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal melalui upaya yang menyeluruh dengan

peran serta aktif masyarakat.

Sehat adalah suatu keadaan dari proses dalam upaya menjadikan dirinya

terintegrasi secara keseluruhan, fisik, mental, dan social ( Nursalam, 2003 ). Sakit

adalah suatu kegagalan mekanisme adaptasi suatu organ secara tepat terhadap

rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau struktur dari

bagian organ atau system tubuh. ( Gold Medical Dictionary, dalam Arif Mansyur,

1999 ).

Salah satu program pemerintah Indonesia dalam bidang kesehatan adalah

terwujudnya Indonesia sehat tahun 2010. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan

1

Page 2: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

2

bantuan dan kesadaran dari berbagai pihak baik dari petugas kesahatan maupun dari

masyarakat luas. Pemerintah dalam hal ini telah membangun sarana dan pra sarana

kesehatan diantaranya dibangunnya Puskesmas sebagai salah satu tempat untuk

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha-usaha di bidang

Promotif (Penyuluhan), Preventif (Pencegahan), Kuratif (Pengobatan), Dan

rehabilitatif (Pemulihan). Namun pada kenyataannya untuk dapat mewujudkan

program Indonesia sehat 2010 tersebut masih banyak kendala yang dihadapi. Faktor-

faktor penghambat tersebut antara lain kurangnya prilaku hidup bersih dan sehat,

rendah nya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, masih

banyaknya masyarakat ekonomi lemah, serta pengaruh tempat tinggal dan

lingkungan yang kurang baik dimana dapat mempengaruhi derajat kesehatan itu

sendiri. Faktor- faktor tersebut dapat menimbulkan terjadinya penyakit baru dan

reaksi ulang dari penyakit yang sudah ada, contohnya penyakit Hipertensi dimana

pola makan terhadap makanan yang gurih , asin , serta mengandung bahan pengawet

menjadi konsumsi masyarakat setiap hari yang seringkali tidak pernah dihiraukan

oleh masyarakat, padahal sudah dirasakan gejala yang khas dari hipertensi dan

sudah pada tahap serius yang apabila tidak ditangani dengan benar akan

menyebabkan komplikasi yang fatal.

Di masyarakat khususnya keluarga, penyakit hipertensi ini sangat dipengaruhi

oleh setatus ekonomi yang rendah dan pola hidup yang tidak baik serta tingkat

pengetahuan keluarga yang kurang tentang penyakit Hipertensi ini. Hal tersebut

dapat menjadikan penyakit Hipertensi ini sebagai salah satu faktor yang dapat

Page 3: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

3

mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat umumnya, serta derajat kesehatan

keluarga khususnya.

Berdasarkan data kunjungan penderita Hipertensi di Dinas Kesehatan

Kabupaten Lebak, diketahui pada semester pertama tahun 2010 yaitu bulan Januari

sampai dengan bulan Juni menduduki peringkat ke tujuh, sedangkan di Puskesmas

Pajagan Kecamatan sajira pada tahun 2009 diketahui bahwa penyakit Hipertensi

masuk ke dalam urutan ke sembilan dalam distribusi sepuluh besar penyakit yang ada

pada Puskesmas Pajagan. Di mana kunjungan penderita Hipertensi ke Puskesmas

Pajagan kecamatan Sajira terbanyak pada bulan januari s/d mei sebanyak 143

kunjungan.

Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1

Distribusi 10 Besar Penyakit di Dinas Kesehatan Kabupaten LebakBulan Januari s/d Bulan Juni Tahun 2010

N0 Jenis Penyakit Jumlah Persentase12345678910

ISPAGastritisInfeksi KulitDiareMyalgiaFebrisHipertensiBatukArtritisConjungtivitis

51.05829.59319.50419.23313.59311.11210.9229.0113.2682.456

30,0 %17,5 %11,5 %11,3 %8,0 %6,5 %6,4 %5,4 %1,9 %1,45 %

Jumlah 169750 100 %

Page 4: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

4

Sumber : Data Dinas Kesehatan kabupaten Lebak Bulan Januari s/d Juni 2010Tabel 2

Distribusi 10 Besar Penyakit di Puskesmas Pajagan Kecamatan SajiraBulan Januari s/d Bulan Juli Tahun 2010

N0 Jenis Penyakit Jumlah Persentase12345678910

ISPADispepsiaHipertensiKulitDiareGigiFebrisTBCMyalgiaFaringitis

25424514312811510381806453

20.06 %19.35 %11.29 %9.29 %9.08 %8.13 %6.39 %6.31 %5.05 %4.18 %

Jumlah 1.266 100 %Sumber : Data RR Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira Bulan Januari s/d Juli 2010

Tabel 3Data Rekapitulasi Kunjungan Penderita Hipertensi

Puskesmas Pajagan Kecamatan SajiraBulan Januari s/ d juni 2010

No Bulan Data Kunjungan Presentase1234567

JanuariFebruariMaretAprilMeiJuniJuli

31363739000

21,68 %25.17%25.87%27.27%

0 %0 %0%

Jumlah 143 100 %

Sumber : Data RR Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira Bulan Januari s/d Juli 2010

Page 5: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

5

Berdasarkan tabel di atas dimana penderita hipertensi menduduki posisi

ke tujuh dalam distribusi sepuluh besar penyakit pada Dinas Kesehatan

kabupaten Lebak sebesar 6,4 % dengan jumlah penyakit 10.922 penderita serta

yang berkunjung ke Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira pada bulan Januari s/d

Juni 2010 menempati urutan ke 3 dan masuk urutan 10 dengan presentasi besar

11,29 %. . Sedangkan kunjungan penderita hipertensi pada tahun 2010 dari bulan

januari s/d juli 2010 sebanyak 143 orang .munculnya angka kesakitan tersebut

menunjukkan bahwa masih rendahnya tingkat pengetahuan dan derajat kesehatan

yang dimiliki masyarakat. Oleh karena itu untuk menurunkan angka kesakitan

tersebut diperlukan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan

cara memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat pada umumnya dan

penderita hipertensi khususnya agar mereka mengetahui tentang penyakit

hipertensi, serta dapat menangani penyakit hipertensi tersebut dengan benar.

Berdasarkan uraian di atas, penulis sangat tertarik untuk melakukan studi

kasus keperawatan keluarga dengan Hipertensi. Dalam studi kasus ini penulis

telah melakukan observasi dan pengamatan sehingga ditemukanlah kasus

penyakit Hipertensi yang dialami oleh Tn.”S” dimana penulis akan

menuangkannya dalam bentuk karya tulis ilmiah dengan judul “ASUHAN

KEPERAWATAN KELUARGA Tn. “S’’ KHUSUSNYA PADA Tn “S”

DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR : HIPERTENSI DI

PERUMAHAN KORPRI RT. 02 RW. 05 DESA CIUYAH PUSKESMAS

Page 6: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

6

PAJAGAN, KECAMATAN SAJIRA KABUPATEN LEBAK PROVINSI

BANTEN”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Memperoleh pengalaman secara nyata dalam pemberian asuhan keperawatan

keluarga secara langsung dan komprehensif pada keluarga Tn”.S” perumahan

Korprii Rt.02 Rw.05 Desa Ciuyah Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira

Kabupaten Lebak Provinsi Banten meliputi aspek bio-psiko-sosial dan spiritual

melalui pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian pada keluarga Tn.”S” khususnya pada

“Tn.”S” dengan hipertensi di Perumahan Korpri Rt.02 Rw.05 Desa

Ciuyah Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak Provinsi

Banten

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga “Tn.S”

khususnya pada “Tn”S” dengan hipertensi di Perumahan korpri Rt.02

Rw.05 Desa Ciuyah Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten

Lebak Provinsi Banten

c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada keluarga “Tn.S” khususnya

pada “Tn”S” dengan hipertensi di Perumahan Korpri Rt.02 Rw.05 Desa

Page 7: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

7

Ciuyah Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak Provinsi

Banten

d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada keluarga Tn.”S”

khususnya pada Tn.”S” dengan hipertensi di Perumahan Korpri Rt.02

Rw.05 Desa Ciuyah Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten

Lebak Provinsi Banten

e. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada keluarga Tn.”S”

khususnya pada Tn”S” dengan hipertensi di Perumahan Korpri Rt.02

Rw.05 Desa Ciuyah Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten

Lebak Provinsi Banten

f. Mampu mendokumentasikan pelaksananan asuhan keperawatan pada

keluarga Tn.”S” khususnya pada “Tn.S” dengan hipertensi di Perumahan

korpri Rt.02 Rw.05 Desa Ciuyah Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira

Kabupaten Lebak Provinsi Banten

B. Batasan Masalah

Studi kasus ini hanya akan membahas tentang “ Asuhan keperawatan pada

keluarga Tn.:”S” khususnya pada Tn.”S” dengan gangguam sistem

Kardiovaskular : hipertensi di Perumahan Korpri Rt.02 Rw.05 Desa Ciuyah

Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak Provinsi Banten ”

Page 8: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

8

C. Metodologi Penulisan

1. Waktu dan Tempat

Pengambilan Studi Kasus ini dilakukan selama 5 hari dari tanggal 2 Agustus

sampai dengan 6 Agustus 2010 di Perumahan Korpri Rt.02 Rw.05 Desa

Ciuyah Puskesmas Pajagan Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak Provinsi

Banten.

2. Jenis Penulisan

Dalam penulisan studi kasus ini penulis menggunakan penulisan deskriptif

(laporan kasus) yaitu studi kasus dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan dimana penulis menggunakan literatur-literatur yang ada di

perpustakaan dan data dari pasien serta keluarganya.

3. Sumber dan Jenis Data

Data-data yang digunakan dalam pembuatan laporan studi kasus ini meliputi :

a. Data Primer, data yang diperoleh dengan wawancara dan pengamatan

langsung terhadap klienmemakai format pengkajian fisik dengan

melakukan pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi dan

auskultasi.

b. Data sekunder, data yang diperoleh selain dari data pokok, yaitu data yang

diperoleh dari Puskesmas Pajagan yang ada hubungannya dengan kasus

yang diambil di Puskesmas Pajagan.

Page 9: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

9

c. Data tersier, data yang diperoleh dengan melakukan studi kepustakaan ,

yaitu mencari dan menemukan sumber-sumber atau buku-buku untuk

mendapatkan teori-teori yang relevan dengan laporan studi kasus ini.

4. Cara Pengambilan data :

a. Wawancara, yaitu Tanya jawab dan tatap muka dengan Tn.”S” dan

keluarga untuk diminta pendapatnya berkaitan dengan masalah yang

dihadapi dengan menggunakan format pengkajian.

b. Observasi, yaitu data yang diperoleh dengan pengamatan secara langsung

terhadap keadaan lingkungan dengan menggunakan list observasi.

c. Pemeriksaan Fisik, yaitu menilai keadaan fisik klien dengan melakukan

pemeriksaan secara sistematis yaitu dengan cara inspeksi, palpasi,

perkusi, dan auskultasi.

d. Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan menggunakan buku

sebagai referensi yang ada hubungannya dengan studi kasus ini.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan studi kasus ini terdiri dari 4 Bab, yaitu Bab I

Pendahuluan yang berisikan tentang Latar belakang, Tujuan Penulisan,

Batasan Masalah, Metodologi Penulisan, Waktu dan Tempat, Jenis Penulisan,

Sumber dan Jenis Data, dan Sistematika Penulisan. Bab II Tinjauan Teoritis,

yang terdiri dari Konsep Dasar Keluarga, Konsep Menua, Konsep Penyakit

Page 10: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

10

Hipertensi yang mencakup Pengertian, Etiologi, Patofisiologi, Manifestasi

Klinis, Komplikasi, Penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Hipertensi, yang

mencakup Pengkajian, Diagnosa Keperawatan, Intervensi Keperawatan, dan

Evaluasi. Konsep Asuhan Keperawatan yang mencakup Pengertian, Tahap-

tahap Dalam Proses Keperawatan, Tipologi Masalah Kesehatan dan

Keperawatan Keluarga, Prioritas Masalah, Diagnosa Keperawatan,

Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi. Bab III Tinjauan Kasus dan

Pembahasan yang terdiri dari Pengkajian, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi

dan pembahasan kasus yang berisikan tentang Pemecahan masalah dan

perbandingan antara teori dan kenyataan yang terjadi di lapangan. Bab IV

Penutup yang berisikan tentang Kesimpulan dan Saran.

Page 11: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

11

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Keluarga

1. Definisi Keluarga

“Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepada keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.” (Effendi, Nasrul, 1998 : 32).

“Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.” (Setiadi, 2008. 3).

Dari kedua definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga merupakan

unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas dua orang atau lebih yang terjadi

karena adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah dan hidup dalam suatu rumah

tangga dibawah pimpinan seorang kepala rumah tangga yang berinteraksi diantara

sesama anggota keluarga dan menjalankan fungsinya masing-masing serta

mempertahankan kebudayaan.

2. Stuktur Keluarga

Menurut Effendy, Nasrul, 1998 : 33, struktur keluarga terdiri atas :

a. Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui

jalur jenis ayah.

11

Page 12: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

12

b. Matrilinear, keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi dimana hubungan disusun melalui jalur jenis

ibu.

c. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama saudara

sedarah istri.

d. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama saudara

sedarah suami.

e. Keluarga kawinan, adalah sepasang suami istri sebagai dasar dari

pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.

3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga

Menurut Effendy, Nasrul, 1998 : 33, Ciri-ciri struktur keluarga terdiri atas:

a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota

keluarga.

b. Ada keterbatasan : setiap anggota keluarga memiliki kebebasan tetapi

mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan

tugasnya masing-masing.

c. Ada perbedaan dan kekhusuan : setiap anggota keluarga mempunyai

peranan dan fungsinya masing-masing.

Page 13: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

13

4. Ciri-Ciri Keluarga Indonesia

Menurut Effendy, Nasrul, 1998 : 33, Ciri-ciri keluarga Indonesia terdiri atas

a. Suami sebagai pengambil keputusan

b. Merupakan satu kesatuan yang utuh

c. Membentuk monogram

d. Bertanggung jawab

e. Pengambil keputusan

f. Meneruskan nilai – nilai budaya bangsa

g. Mempunyai sifat gotong royong

5. Tipe Bentuk Keluarga

a. Keluarga inti ( nuclear family ) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu

dan anak

b. Keluarga besar ( extended family ) adalah keluarga inti ditambah sanak

saudara misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi

dan sebagainya.

c. Keluarga berantai ( serial family ) adalah keluarga yang terdiri wanita/pria

yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.

d.Keluarga duda/janda ( single family ) adalah kelurga yang terjadi karena

perceraian atau kematian.

e.Keluarga berkomposisi ( composite ) adalah keluaga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama.

Page 14: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

14

f.Keluarga cabitas ( cohabitation ) adalah dua orang menjadi tanpa pernikahan

tetapi membentuk suatu keluarga .

.

6. Peranan Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,

kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.

Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari

keluarga, kelompok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut :

a. Peranan ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan

sebagai pencari nafkah, pendidikan, pelindung, dan

pemberi rasa aman. Sebagai keluaga keluarga sebagai

anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota

masyarakat dari lingkungan.

b. Peranan Ibu: Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai

peranan untuk mengurus rumah tangganya, sebagai

pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan

sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta

sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. selain itu

ibu juga berperan sebagai pencari nafkah.

Page 15: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

15

c. Peranan anak : Anak-anak menjalankan fungsi psiko-sosial sesuai dengan

tingkat perkembangannya baik fisik, mental, social dan

spiritual.

7. Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga adalah sebagai berikut:

a. Fungsi ekonomi ( economic function ), yaitu keluarga berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

mengembangkan kemampuan individu dan meningkatkan penghasilan

untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

b. Fungsi pendidikan yaitukeluarga yang mempunyaiperan dan tanggung

jawab yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi

kehidupan dewasanya.

c. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social

placement function), adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih

anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk

berhubungan dengan orang lain diluar rumah.

d. Fungsi efektif (the effective function), adalah fungsi keluarga yang utama

utuk mengajarkan segala sesuatuyang mempersiapkan anggota kelurga

berhubungan dengan orang lain. fungsi ini dibutuhkan untuk

pengembangan individu dan psikososial anggota keluarga.

Page 16: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

16

e. Fungsi reproduksi (the reproductive function), adalah fungsi unuk

mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

f. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (the health care function),

yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga

agar tetap memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan

menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.

8. Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga

Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut :

a. Tahap pembentukan keluarga ;tahap ini dimulai dari pernikahan yang

dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.

b. Tahap menjelang kelahiran anak; tugas keluarga yang utama untuk

mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak

merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang

dinantikan.

c. Tahap menghadapi bayi; dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan

memberikan kasih sayang pada anak, karena pada tahap ini kehidupan

bayi tergantung kepada kedua orang tuanya, dan kondisinya masih

sangat lemah.

d. Tahap menghadapi anak pra-sekolah;pada saat ini anak sudah mulai

mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman

sebayanya, tetspi sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena tidak

Page 17: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

17

mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. dalam fase ini anak

sangat sensitifterhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah

mulai menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma agama,

norma-norma social, budaya dan sebagainya.

e. Tahap menghadapi anak sekolah; dalam tahap ini tugas keluarga adalah

bagai mana mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa

depannya, membiasakan anak belajar teratur, mengontrol tugas-tugas

sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan umum anak.

f. Tahap menghadapi anak remaja; tahap ini adalah tahap yang paling

rawan karena dalam tahap ini anak mencari identitas diri dalam

membentuk kepribadiannya, oleh Karen itu suritauladan dari kedua

orang tuanya sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian

diantara kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan

dipertimbangkan.

g. Tahap melepaskan anak kemasyarakat; setelah melaluii tahap anak

remaja, dan anak anak telah menyelesaikan pendidikannya, maka tahap

selanjutnya adalah tahap melepaskan anak ke masyarakat dan memulai

kehidupan sesungguhnya, dan tahap ini anak akan melalui kehidupan

berumah tangga.

h. Tahap berdua kembali; setelah anak besar dan menempuh kehidupan

keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap

Page 18: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

18

ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan

maka akan menimbulkan depresi dan stress.

i. Tahap masa tua; tahap ini masuk ke tahap lanjut usia dan kedua orang tua

mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

9. Tugas-Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan

Untuk dapat mencapai asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluraga:

mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan pada anggotanya dan saling

memelihara. Freeman : 1981 membagi 5 tugas kesehatan yang harus dilakukan

oleh keluaraga yaitu :

a. Menggenal gangguan kesehatan setiap anggotanya.

b. Mengambil keputusan untukmmelekukan tindakan yang tepat.

c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan

tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang telalu

muda.

d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangankeepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbale balik antar keluarga dan lembaga-

lembaga kesehatan yang menunjukan pemanfaatan dengan baik fasilitas-

fasilitas yang ada.

Page 19: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

19

10.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Individu dan

Keluarga

a.Keturunan

Faktor turunan dan bawaan akan timbul dan menjadi masalah bila kedua

yang dominan, contohnya seseorang yang salah satu orang tuanya

menderitadiabetes mellitus, kemungkinan besar anaknya akan mempunyai

penyakit yang sama dengan orang tuanya.

b.Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan saat ini sudah tersebar dimana-mana, tetapi masih

banyak yang belum terjangkau oleh masyarakat, terutama yang tinggal

didaerah terpecil, contoh daerah yang sulit terjangkau oleh puskesmas

akan mempengaruhi layanan kesehatan.

c. Perilaku

Perilaku atau kebiasaan yang ada di masyarakat akan berbeda-beda dan

akan mempengaruhi kesehatan individu keluarga bila perilaku manusia

bertentangan dengan syarat kesehatan, contohnya membuang sampah

sembarangan akan memgakibatkan penyakit saluran pencernaan yaitu

diare, disentri, dan lain-lain.

d. Lingkungan

Faktor lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan karena

semua factor yang lain akan lebih besar pengaruhnya apabila kurang

didukung oleh lingkungan yang kurang baik, terutama menyangkut

Page 20: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

20

masalah kesehatan, contohnya pemukiman masyarakat yang tidak

memenuhi syarat kesehatan akan mempengaruhi tingkat kesehatan

masyarakat tersebut.

11. Keluarga Kelompok Resiko Tinggi

Dalam melaksanakan asuhan perawatan kesehatan keluarga, yang menjadi

prioritas utama adalah keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam

bidang kesehatan, Meliputi :

a. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah

sebagai berikut :

1). Tingkat sosial ekonomi rendah

2). Keluarga tidak / kurang mampu mengatasi masalah kesehatan

sendiri

3). Keluarga dengan keturunan yang kurang baik / keluarga dengan

penyakit keturunan.

b. Keluarga dengan ibu resiko tinggi kebidanan waktu hamil :

1). umur ibu kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun

2). Menderita kekurangan gizi / anemia

3). Menderita Hipertensi

4). Primipara atau multi para

5). Riwayat persalinan dengan komplikasi

Page 21: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

21

c. Keluarga di mana anak menjadi resiko tinggi karena :

1). Lahir prematur / BBLR

2). Berat badan Sukar naik

3). Lahir dengan cacat bawaan

4). ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan gizi bayi

5). Ibu menderita penyalit menular yang dapat mengancam bayi atau

anaknya.

d. Keluarga mempunyai masalah antar anggota keluarga :

1). Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan

2). Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering

timbul cekcok dan ketegangan.

3). Ada anggota keluarga yang sering sakit

4). Salah satu orang tua (suami/istri) meninggal, cerai, atau lari

meninggalkan keluarga

12. Siklus Penyakit dan Kemiskinan Dalam Keluarga

Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga, lebih ditekankan

kepada keluarga-keluarga dengan keadaan sosial ekonomi yang rendah.

Keadaan sosial ekonomi yang rendah pada umumnya berkaitan erat dengan

berbagai masalah kesehatan yang disebabkan karena ketidakmampuan dan

ketidaktahuan dalam menghadapi berbagai masalah yang mereka hadapi.

Page 22: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

22

Masalah kemiskinan akan mengurangi kemampuan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan keluarga mereka terhadap gizi, perumahan dan

lingkungan yang sehat , pendidikan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Jelas

kesemuanya itu akan dengan mudah dapat menimbulkan penyakit.

Berikut ini merupakan lingkaran yang dapat menimbulkan kemiskinan :

Penghasilan rendah

Kecenderungan yang terjadi

1. Kurang gizi

Produktifitas Kurang 2. Lingkungan yang jelek

3. Pendidikan rendah

4. Kebiasaan kesehatan jelek

Daya tahan tubuh lebih peka Daya tahan tubuh kurang

terhadap penyakit

B. Tinjauan Teoritis Medis

1. Konsep Menua

a. Definisi

“Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita” . ( Nugroho Wahyudi, SKM, 1999 : 12 ).

Page 23: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

23

Proses menua merupakan proses yang terus menerus ( berlanjut ) secara

alamiah. Proses menua setiap individu pada organ tubuh juga tidak sama cepatnya,

adakalanya orang belum tergolong lanjut usia ( masih muda ) tetapi kekurangan-

kekurangannya tampak terlihat.

Menurut Undang-Undang no. 13 tahun 1998, mengamanatkan bahwa

pemerintah dan masyarakat berkewajiban memberikan pelayanan sosial kepada

lanjut usia.

2. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia

Perubahan-perubahan fisik :

a. Sel

1). Lebih sedikit jumlahnya

2). Lebih besar ukurannya

3). Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intra

seluler

4). Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati

5). Jumlah sel otak menurun

6). Terganggunya mekanisme perbaikan sel

7). Otak menjadi atropi , berkurang 5-10 %

b. Sistem Persarafan

1). Berat otak menurun berkaitan dengan berkurangnya kandungan

protein dan lemak pada otak sehingga otak menjadi lebih ringan.

Page 24: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

24

2). Akson, dendrite dan badan sel syaraf banyak mengalami kematian ,

sedangkan yang hidup mengalami perubahan.

3). Daya hantar syaraf mengalami penurunan 10 % sehingga gerakan

menjadi lamban.

4). Mengecilnya syaraf panca indera

5). Kurang sensitif terhadap sentuhan

c. Sistem Pendengaran

1). Presbiakusis, hilangnya kemampuan atau daya pendengaran pada

telinga dalam , terutama terhadap bunyi atau nada-nada yang tinggi ,

suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata.

2). Membran Tympani menjadi atropi, menyebabkan otosklerosis

3). Terjadinya pengumpulann serumen dapat mengeras karena

meningkatnya keratin.

d. Sistem Penglihatan

1). Kornea lebih berbentuk sferis ( bola )

2). Pupil kehilangan respon terhadap sinar

3). Lensa kehilangan elastisitas dan menjadi kaku, lebih suram

( kekeruhan lensa ).

4). Hilangnya daya akomodasi

5). Menurunnya lapang pandang

6). Daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat dan susah melihat

dalam gelap.

Page 25: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

25

e. Sistem Cardiovascular

1). Elastisitas dinding aorta menurun

2). Katup jantung menebak dan menjadi kaku

3). Kemampuan jantung memompa menurun 1 % setiap tahun sesudah

berumur 20 tahun.

4). Kehilangan elastisitas pembuluh darah.

5). Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi

dari pembuluh darah perifer, sistolik normal 140 mmHg, diastolik

normal 90 mmHg.

f. Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh

Pada pengaturan suhu, Hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu

thermostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi

akibat berbagai faktor yang mempengaruhinya, yang sering ditemui antara

lain :

1). Temperatur tubuh menurun (hypotermia) secara fisiologik , 35o C,

ini akibat metabolisme yang menurun.

2). Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas

yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot.

g. Sistem Respirasi

1). Otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku

2). Menurunnya aktifitas dari silia

Page 26: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

26

3). Paru-paru kehilangan elastisitas , menarik napas lebih berat,

kapasitas pernapasan maksimum menurun .

4). Alveoli ukurannya melebar dan jumlahnya berkurang

5) Kemampuan untuk batuk berkurang

6). Kemampuan pegas, dinding, dada dan kekuatan otot pernapasan

akan menurun seiring dengan pertambahan usia.

h. Sistem Gastrointestinal

1). Indera pengecap menurun

2). Kehilangan gigi penyebab utama adanya periodental disease yang

terjadi setelah umur 30 tahun.

3). Esophagus melebar

4). Waktu pengosongan pada lambung menurun

5). Peristaltik usus lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi

6). Fungsi absorpsi melemah

3. Konsep Penyakit Hipertensi

a. Definisi

“Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90

mmHg. Pada populasi manula, Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan

sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90

mmHg.”(Brunner&Suddarth, vol.2 :896,2001).

Page 27: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

27

Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal

ginjal.

b. Klasifikasi

Menurut WHO / ISH Hipertensi dapat di bedakan menjadi :

Tabel 4

Klasifikasi Sistolik ( mmHg ) Diastolik ( mmHg )

NormotensiHipertensi ringanHipertensi perbatasanHipertensi sedang dan beratHipertensi sistolik terisolasiHipertensi sistolik perbatasan

< 140140 – 180140 – 160

> 180> 140

140 - 160

< 9090 – 10590 – 95> 105< 90< 90

c. Etiologi

1). Sebagian besar tidak diketahui penyebabnya dengan jelas, disebut

hipertensi essensial.

2). Beberapa disebabkan oleh penyakit tertentu ;

a). Penyakit ginjal

b). Penyakit pembuluh darah

c). Kelainan hormon

3). Faktor – faktor lain yang berperan sebagi penyebab Hipertensi

a). Faktor keturunan

b). Lingkungan

c). Makan garam yang berlebihan

Page 28: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

28

d. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak di pusat vasomotor pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor

bermula syaraf simpatis yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar

dari kolumna ke ganglia simpatis ke thorax dan absomen. Rangsangan pusat

vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui

sistem syaraf simpatis melalui ganglia simpatis. Pada titik ini neurun

preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf

pasca ganglion ke pembuluh darah dengan dilepaskannya nor efineprin

mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Kecemasan dan ketakutan dapat

mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan vaso konstriksi.

Pada saat sistem syaraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai

respon rangsang emosi, kelenjar adrenal yang terangsang mengakibatkan

tambahan aktifitas vasokonstriksi. Medula adrenal mensekresi efineprin yang

meneyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan

steroid yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah.

Vasokonstriksi mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,

menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan

angiotensin I yang diubah menjadi angiotensin II . Kemudian merangsang

sekresi aldosteron eloh korteks adrenal menyebabkan retensi natrium dan air

oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskular.

Page 29: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

29

e. Manifestasi Klinis

1). Sakit kepala atau pusing

2). Epistaksis

3). Marah

4). Telinga berdengung

5). Sukar tidur

6). Mata berkunang-kunang

7). Cepat lelah

( Arief Mansyoer, 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 jilid I, Jakarta,

EGC : 518 )

f. Komplikasi

1). Pada ginjal

2).. Pada mata

3). Pada otak

( Arief Mansyoer, 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 jilid I, Jakarta,

EGC : 518 )

g. Penatalaksanaan

1). Tirah baring

2). Diet rendah garam

3). Memberikan obat anti Hipertensi

Page 30: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

30

h. Dampak terhadap KDM

1). Aktivitas istirahat

Klien dengan hipertensi akan mengalami kelemahan,gaya hidup monoton

sehingga klien tidak dapat melakukan aktivitas dan mempengaruhi pola

istirahat klien.

2). Integritas ego

Klien dengan hipertensi akan mengalami perubahan

kepribadian,ansietas,euporia atau marah-marah.

3). Eliminasi

Klien dengan hipertensi akan mengelami gangguan eliminasi urine karena

adanya gangguan ginjal.

4). Makanan dan cairan

Klien dengan hipertensi tidak bisa menikmati makanan yang disukai,

yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi

kolesterol sehingga asupan makanan yang dikonsumsi klien tidak

maksimal dan tidak memenuhi kebutuhan nutrisi.

5). Ketidaknyamanan

Klien dengan hipertensi akan mengeluh pusing-pusing,sakit kepala saat

bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam, status

mental berubah,orientasi,pola/isi bicara.

Page 31: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

31

6). Keamanan

Klien dengan hipertensi akan mengalami gangguan koordinasi/cara

berjalan sehingga terjadi potensial terjatuh pada klien

h. Pengaruh Hipertensi Terhadap Fungsi Keluarga

1). Fungsi Ekonomi

Hipertensi akan sangat berpengaruh pada fungsi ekonomi keluarga,

dimana obat-obatan dan pelayanan kesehatan saat ini semakin mahal.

Oleh karena itu keluarga dengan status ekonomi lemah akan kesulitan

dalam merawat anggota keluarga dengan Hipertensi.

2). Fungsi Pendidikan

Pendidikan keluarga akan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan

keluarga tentang Hipertensi dimana keluarga dengan pendidikan rendah

tidak akan mudah menyerap pengetahuan mengenai Hipertensi sehingga

keluarga tidak mampu merawat anggota keluarga dengan Hipertensi.

3). Fungsi Sosialisasi

Hipertensi akan juga berpengaruh terhadap fungsi sosialisasi dimana klien

dengan Hipertensi dan tidak mengerti tentang Hipertensi akan sulit untuk

menjelaskan kepada anggota keluarga dan masyarakat mengenai

Hipertensi.

4). Fungsi Afektif

Hipertensi tidak banyak mempengaruhi fungsi afektif dalam keluarga

Page 32: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

32

5). Fungsi Reproduksi

Hipertensi mempunyai pengaruh terhadap fungsi reproduksi, dimana klien

dengan Hipertensi akan mengalami resiko tinggi pada saat hamil baik

primi atau pun Multipara. Biasanya klien dengan riwayat Hipertensi akan

mengalami peningkatan tekanan darah setelah melahirkan.

6). Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan

Kemampuan anggota keluarga memelihara kesehatan akan berpengaruh

terhadap perawatan anggota keluarga dengan hipertensi, dimana apabila

anggota keluarga tidak mampu merawat anggota dengan Hipertensi akan

menimbulkan resiko tinggi komplikasi penyakit lainnya.

C. Asuhan Keperawatan Hipertensi

1. Pengkajian

Pengkajian pasien dengan hipertensi yang baru saja terdekteksi, meliputi

tekanan darah dengan interval yang sering dan kemudian dilanjutkan dengan

interval dengan jumlah jadwal yang rutin. Pada tahun 1993 Joint national

Comunitee On Detection, Evaluation And Treatment Of High School Pressure

menyusun panduan yang telah dikeluarkan sebelumnya mengenai kondisi yang

ditetapkan sebelum dilakukan pemeriksaan tekanan darah untuk memperoleh

harga yang dapat dipercaya, yang dapat mencerminkan tekanan darah normal

pasien. Apabila pasien sedang dalam pengobatan anti hipertensi, pengukuran

Page 33: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

33

tekanan darah wajib dilakukan untuk menentukan apakah obat tersebut bereaksi

dan untuk menentukan adanya perubahan tekanan darah yang memerlukan

penggantian pengobatan.

Riwayat yang lengkap harus diperolah untuk mengkaji gejala system

tubuh. Hal ini meliputi tanda seperti perdarahan, nyeri angina, nafas pendek,

perubahan tajam pandang, vertigo, sakit kepala atau nokturia. Pemeriksaan fisik

juga harus memperhatikan kecepatan irama, karakter, denyut epical dan kapiler

untuk mendekteksi efek hipertensi terhadap jantung dan pembuluh darah perifer,

pengkajian menyeluruh dapat memberikan informasi berharga mengenai nafas

pendek pada hipertensi telah mempengaruhi tubuh, juga setiap factor psikologis

yang ada hubunganya dengan masalah ini.

2. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan pada data pengkajian, diagram hipertensi bagi pasien dapat

mencakup sebagai berikut :

- Kurangnya pengetahuan mengenai hubungan antara aturan penanganan dan

control penyakit ini.

- Potensial ketidakpatuhan terhadap program keperawatan berhubungan dengan

efek samping terapi yang diberikan.

Masalah kolaborasi

Komplikasi Potensial

Page 34: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

34

Berdasarkan data pengkajian, komplikasi pengkajian, komplikasi potensial yang

mungkin terjadi mencakup :

- Perdarahan

- Gagal jantung kongestif

- Cedera serebra vesikuler

3. Intervensi Keperawatan dan Implementasi

Penyuluhan mengenai tujuan penanganan hipertensi adalah agar tekanan

darah mendekati sisi normal tanpa menimbulkan efek samping, serta kepatuhan

terhadap terapi harus dipromosikan dengan cara yang mudah. Aturan penanganan

meliputi obat anti hipertensi, pembatasan natrium (garam), lemak, pengaturan

berat badan, perubahan gaya hidup, dan tidak lupa program latihan.

Asuhan keperawatan harus dengan interval teratur, karena aturan terapi

harus menjadi tanggung jawab pasien, atau jika pasien tidak mampu akan

menjadi tanggung jawab keluarga terdekatnya, maka penyuluhan secara terus

menerus adalah wajib. Kebanyakan pasien memperoleh banyak manfaat dengan

mengunjungi klinik hipertensi dan menghadiri pertemuan kelompok pendukung

dimana mereka dapat berbagi antara kepribadianya dengan pribadi orang lain dan

memperoleh dukungan yang diperlukan untuk melakukan perubahan gaya hidup

yang merupakan bagian dari terapi, dan rekan lainny dilibatkan dalam program

pendidikan dan penyuluhan.

Page 35: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

35

Tindak lanjut secara teratur wajib dilakukan sehingga proses penyakit

dapat dikaji dalam hal pengontrolan dan perkembangannya. Secara

penanganannya yang sesuai riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik harus

dilengkapi pada setiap kunjungan klinik. Riwayat kesehatan harus meliputi

temuan data yang mungkin berhubungan dengan potensial masalah terutama

masalah yang berhubungan dengan pengobatan seperti pusing atau kepala terasa

ringan kalau berdiri.

Ketidakpatuhan dengan program asuhan diri, ketidakpatuhan terhadap

program terapi merupakan masalah yang besar pada penderita hipertensi.

Diperkirakan 50% diantara mereka menghentikan pengobatan dan 1 tahun

pemulihan. Pengontrolan tekanan darah dapat dipertahankan dalam 20%. Namun

bila pasien berpartisipasi secara aktif dalam program termasuk pemantauan diri

mengenai tekanan darah dan diet, maka kepatuhan cenderung meningkat

sehingga mereka dapat segera memperoleh umpan balik sejalan dengan perasaan

yang semakin terkontrol.

Usaha seperti ini sering dirasakan dan tidak masuk akal bagi sebagian

orang. Menurut mereka yang tidak merasakan gejala saat minum obat, tetapi

justru mengalami efek samping saat minum obat. Bimbingan, penyuluhan serta

dorongan secara terus menerus biasanya diperlukan agar penderita hipertensi

tersebut mampu melaksanakan rencana yang dapat diterima untuk bertahan

hidup.

Page 36: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

36

Pemahaman yang menyeluruh mengenai penyakit ini begitu pula dengan

obatnya yang bekerja sesuai dengan kebiasaan hidup, konsep mengontrol

hipertensi dengan penyuluhan sangat penting untuk dijelaskan, begitu pula

dengan efek samping obat yang harus dijelaskan. Konsultasi dengan ahli diet

sangat berguna untuk memodifikasi program pemberian garam dan makanan

berlemak, pemberian diit makanan yang rendah garam dan menentukan

penggantian garam akan sangat membantu. Pasien harus dianjurkan agar dapat

mengurangi atau menghindari minuman yang mengandung kafein dan alcohol

karena mempunyai efek yang sinergis terhadap obat. Pasien juga harus

dianjurkan agar menghindari tembakau karena nikotin yang terkandung di

dalamnya akan menyebabkan vasokontriksi.

Menurut sebagian orang, merokok akan dapat menghilangkan stress.

Informasi mengenai efek yang diharapkan dan efek samping obat sangat penting

dalam menjaga program pengobatan itu sendiri. Karena bila efek samping obat

itu terjadi pasien akan dengan cepat mengetahui kapan dan siapa yang harus

dihubungi atau bahkan bagaimana caranya untuk menangani efek sampaing obat

tersebut.

Pasien harus diajari bagaimanan mengukur tekanan darah di rumah.

Beberapa ahli menganggap hal ini dapat melibatkan pasien dalam perawatan diri

sendiri dan menekankan jika tidak minum obat secara teratur maka tekanan darah

akan meningkat, namun demikian sulit sekali meyakinkan pada kebanyakan

pasien bahwa tekanan darah selalu berubah dan tidak tetap pada satu pengukuran.

Page 37: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

37

4. Evaluasi

Hasil yang diharapkan

a. Mempersiapkan perfusi jaringan yang adekuat

- Tekanan darah dalam rentang yang akan diterima dengan pengobatan,

terapi diet dan perubahan gaya hidup.

- Tidak merupakan gejala angina atau penurunan penglihatan.

b. Memenuhi program asuhan diri

- Minum obat sesuai resep dan melaporkan diri setiap ada efek samping

- Memenuhi aturan diet sesuai dengan informasi : mengurangi natrium,

kolesterol dan kalori.

- Mengukurtekanan darah secara teratur

- Berhenti mengkonsumsi tembakau kafein dan alcohol.

- Menempati jadwal kunjungan klinik atau dokter.

c. Bebas dari komplikasi

- Tidak terjadi penurunan ketajaman penglihatan

- Kecepatan irama denyut nadi dan kecepatan nafas dalam batas normal

- Menjaga keluaran urine sesuai dengan masukan cairan

- Tidak memperlihatkan deficit motorik, bicara dan snsorik

- Tidak mengalami sakit kepala, pusing atau perubahan sensori

Page 38: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

38

D. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Definisi

“Proses keperawatan adalah suatu metode ilmiah yang digunakan secara sistematik untuk mengkaji dan menentukan masalah keperawatan keluarga sesuai dengan rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan terhadap keluarga.” ( Effendy, Nasrul, 1998 : 16 )

“Proses keperawatan merupakan proses yang dinamis yang memerlukan dasar pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dan diselidiki dengan menggunakan pemikiran yang tajam. Proses keperawatan merupakan kerangka kerja dalam melaksanakan tindakan yang digunakan agar proses asuhan keperawatan dan kesehatan terhadap keluarga menjadi lebih sistematis. “ ( Effendy. Nasrul, 1998: 46 )

Dasar dari proses keperawatan adalah menggunakan cara-cara ilmiah dalam

menganalisa data sehingga mendapat kesimpulan yang logis dalam menganalisa

masalah secara rasional dan masuk akal.

2. Tipologi Masalah Kesehatan dalam Keperawatan keluarga

Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada 3 kelompok masalah besar, yaitu:

a. Ancaman kesehatan

Adalah keadaan-keadaan yang dapat memungkinkann terjadinya penyakit,

kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan . Yang

termasuk di dalam ancaman kesehatan adalah :

1). Penyakit keturunan, seperti Asma dan Diabetes Militus

2). Keluarga / anggota keluarga yang menderita penyakit menular seperti

penyakit TBC dan Hepatitis.

Page 39: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

39

3). Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai dengan

kemampuan dan sumber daya keluarga , seperti jumlah anak yang

terlalu banyak, sedangkan penghasilan keluarga rendah.

4). Resiko terjadi kecelakaan dalam keluarga , misalnya benda tajam

diletakkan sembarangan, tangga rumah terlalu curam

5). Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing keluargA

6). Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan stress, diantaranya yaitu :

a). Hubungan keluarga yang kurang harmonis

b). Hubungan orang tua dan anak tegang

c). Orang tua yang tidak dewasa

7). Sanitasi lingkungan yang buruk, diantaranya :

a). Ventilasi dan penerangan rumah kurang baik

b). Tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat

c). Polusi udara

d). Tempat pembuangan tinja mencemari sumber air minum

e). Selokan tempat pembuangan air limbah harus memenuhi syarat

f). Sumber air minum tidak memenuhi syarat

g). Kebisingan

8). Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan kesehatan :

a). Merokok

b). Minum minuman keras ( beralkohol )

c). Tidak memakai alas kaki

Page 40: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

40

d). Makan obat tanpa resep

e). Kebiasaan makan daging mentah

f). Personal Hygiene kurang

9). Sifat kepribadian yang melekat, misalnya pemarah

10). Riwayat persalinan sulit

11). Memainkan peranan yang tidak sesuai, misalnya anak wanita

memainkan peranan ibu karena meninggal

12). Imunisasi anak tidak lengkap

b. Kurang / tidak sehat

Adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan , yang termasuk di

dalamnya adalah :

1). Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum didiagnosa

2). Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak

sesuai dengan pertumbuhan normal.

c. Situasi kritis

Adalah saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga dalam

menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya keluarga. Yang

termasuk dalam situasi krisis adalah :

1). Perkawinan

2). Kehamilan

Page 41: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

41

3). Persalinan

4). Masa Nifas

5). Menjadi orang tua

6). Penambahan anggota keluarga misalnya bayi baru lahir

7). Abortus

8). Anak masuk sekolah

9). Anak remaja

10). Kehilangan pekerjaan

11). Kematian anggota keluarga

12). Pindah rumah

3. Tahap-Tahap Proses Keperawatan Keluarga

Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling ketergantungan satu sama lainnya

dan bersifat dinamis, dan disusun secara sistematis untuk menggambarkan

perkembangan dari tahap satu ke tahap lainnya.

a. Pengkajian ( Assesment )

Adalah sekumpulan tindakan yang dilakukan perawat untuk

mengukur keadaan klien ( keluarga ) dengan menggunakan norma – norma

kesehatan keluarga mau pun sosial yang merupakan sistem yang

terintegrasi dan kesanggupan keluarga mengatasinya.

Dasar pemikiran dari pengkajian adalah suatu perbandingan, suatu

ukuran atau suatu penilaian mengenaii keadaan keluarga dengan

Page 42: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

42

menggunakan norma-norma yang diambil dari kepercayaan, nilai-nilai,

prinsip-prinsip, aturan-aturan, harapan-harapan, teori, konsep, yang

berkaitan dengan permasalahan-permasalahan yang dihadapi keluarga.

Norma yang digunakan untuk menentukan status kesehatan keluarga

adalah :

1). Keadaan kesehatan normal dari setiap anggota keluarga

2). Keadaan rumah dan lingkungan yang membawa kepada peningkatan

kesehatan keluarga.

3). Sifat keluarga , dinamika, dan tingkat kemampuan keluarga yang dapat

membawa kepada perkembangan keluarga dan perubahan perilaku

sehat

Yang termasuk dalam tahap ini adalah :

a). Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan melalui cara :

(1) Wawancara , yaitu pengumpulan data melalui tatap muka

untuk mengetahui hal-hal yang perlu diketahui baik fisik,

mental, sosial, budaya, ekonomi, kebiasaan, lingkungan dan

sebagainya.

(2) Pengamatan, yaitu mengamati hal-hal yang tidak perlu

ditanyakan, karena sudah dianggap cukup melalui pengamatan

saja, diantaranya yang berkaitan dengan lingkungan fisik,

misalnya ventilasi, penerangan, kebersihan, dan sebagainya.

Page 43: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

43

(3) Studi dokumentasi, yaitu studi yang berkaitan dengan

perkembangan kesehatan anak, diantaranya melalui Kartu

Menuju sehat (KMS), kartu keluarga, dan catatan-catatan

kesehatan lainnya.

(4) Pemeriksaan fisik, dilakukan terhadap anggota keluarga yang

mempunyai maslah kesehatan dan keperawatan , berkaitan

dengan keadaan fisik, misalnya kehamilan, kelainan organ

tubuh dan tanda – tanda penyakit.

Data-data yang dikumpulkan meliputi sebagai berikut ;

(1) Identitas keluarga

(3) Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami maupun

yang pernah dialami.

(4) Anggota keluarga

(5) Jarak antara lokasi dengan fasilitas kesehatan masyarakat yang

ada.

(6) Keadaan keluarga, meliputi :

(a). Biologis

(b). Psikologis

(c). Sosial

(d). Kultural

(e). Spiritual

(f). Lingkungan

Page 44: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

44

b) Analisa Data

Dalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam

melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu :

(1). Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga , yaitu

meliputi :

(a) Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga

(b) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota

keluarga

(c) Keadaan gizi anggota keluarga

(d) Status imunisasi anggota keluarga

(e) Kehamilan dan keluarga berencana

(2). Keadaan Rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi :

(a) Rumah, meliputi : ventilasi, penerangan, kebersihan,

konstruksi, luas rumah dibandingkan jumlah anggota keluarga.

(b) Sumber air minum

(c) Jamban keluarga

(d) Tempat pembuangan air limbah

(e) Pemanfaatan pekarangan yang ada

(3). Karakteristik Keluarga

(a) Sifat-sifat keluarga

Page 45: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

45

(b) Dinamika dalam keluarga

(c) Komunikasi dalam keluarga

(d) Interaksi antar anggota keluarga

(e).Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan

anggota keluarga

(f) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga

c) Perumusan Masalah

Setelah data dianalisa, maka selanjutnya dapat dirumuskan

masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Rumusan masalah

kesehatan keluarga dapat menggambarkan keadaan kesehatan dan

status kesehatan keluarga, karena merupakan hasil dari pemikiran dan

pertimbangan yang mendalam tentang situasi kesehatan, lingkungan,

nilai, norma, kultur yang dianut oleh keluarga tersebut.

Perumusan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga yang

diambil didasarkan kepada penganalisaan praktek lapangan yang

didasarkan pada analisa, konsep, prinsip, teori, standar yang dapat

dijadikan acuan dalam menganalisa sebelum mengambil keputusan

tentang masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Disamping

melalui diskusi antar perawat dengan mempertimbangkan situasi dan

sumberdaya yang ada dalam keluarga.

Page 46: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

46

Dalam menyusun masalah kesehatan dan keperawatan

keluarga , seorang perawat selalu mengacu pada tipologi maslah

kesehatan dan keperawatan serta berbagai alasan dari

ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga

dalam bidang kesehatan.

d) Prioritas Masalah

Setelah menentukan masalah , langkah selanjutnya adalah menentukan

prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga.

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas masalah adalah

sebagai berikut ;

(1) Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang

ditemukan dalam keluarga dapat diatasi sekaligus

(2) Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat mengancam

kehidupan keluarga seperti masalah penyakit.

(3) Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap

asuhan keperawatan yang akan diberikan

(4) Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka

hadapi

(5) Sumber daya keluarga yang dapat menunjang pemecahan masalah

kesehatan / keperawatan keluarga

Page 47: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

47

(6). Pengetahuan dan kebudayaan keluarga

e). Kriteria Prioritas Masalah

Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga

harus didasarkan kepada beberapa kriteria, antara lain :

(1). Sifat Masalah, dikelompokkan menjadi :

(a) Ancaman kesehatan

(b) Keadaan sakit atau kurang sehat

(c) Situasi kritis

(2). Kemungkinan masalah dapat dirubah

Adalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah atau

mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan

kesehatan.

(3) Potensi masalah untuk dicegah

Adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat

dikurangi atau dicegah melalui tindakan keperawatan dan

kesehatan.

Page 48: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

48

(4). Masalah yang menonjol Adalah cara keluarga melihat dan menilai

masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui

intervensi keperawatan dan kesehatan.

Skala prioritas Dalam Menyusun Masalah Kesehatan Keluarga

Tabel 5

No Kriteria Nilai Bobot

1.

2

3

4

Sifat Masalah

Skala : Potensial

Resiko Tinggi

Aktual

Kemungkinan Masalah Untuk Diubah

Skala : Dengan mudah

Hanya Sebagian

Tidak Dapat

Potensial Masalah Untuk Dicegah

Skala : Tinggi

Cukup

Rendah

Menonjolnya Masalah

1

2

3

2

1

0

3

2

1

1

2

1

1

Page 49: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

49

Skala : Masalah Harus Segera Ditangani

Masalah Tidak Perlu Segera Ditangani

Masalah Tidak Dirasakan

2

1

0

Skoring :

(1) Tentukan skor untuk semua kriteria

(2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikann dengan bobot

(3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria

(4) Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot

Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas

(1) Sifat masalah : Dalam menentukan sifat masalah , bobot yang paling besar

diberikann pada keadaan aktual yang mengancam kehidupan keluarga , yaitu

keadaan sakit atau pertumbuhan anak tidak sesuai dengan usia, kemudian

baru diberikan kepada hal-hal yang resiko tinggi, selanjutnya yang potensial

terjadi.

(2) Kemungkinan masalah dapat diubah

Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah dapat diubah adalah :

(a) Pengetahuan, teknologi, dan tindakan-tindakan untuk mengatasi masalah

(b) Sumber daya keluarga diantaranya keuangan, tenaga, sarana dan

prasarana.

Page 50: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

50

(c) Sumber daya perawatan , diantaranya adalah pengetahuan, keterampilan

dan waktu

(d) Sumber daya masyarakat, dalam bentuk fasilitas, organisasi seperti

Posyandu, Polindes dan pustu

(3) Potensial Masalah Untuk Dicegah

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

(a) Kesulitan masalah, hal ini berkaitan dengan beratnya penyakit

(b) Lamanya masalah , berhubungan dengan jangka waktu terjadinya

masalah

(c) Tindakan yang sedang dan sudah dijalankan, adalah tindakan untuk

mencegah dan memperbaiki masalah dalam rangka meningkatkan

status kesehatan keluarga

(d) Adanya kelompok resiko tinggi dalam keluarga atau kelompok yang

sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah

b. Diagnosa Keperawatan Keluarga

Setelah diketahui masalah kesehatan dan keperawatan keluarga ,

langkah selanjutnya adalah menegakkan diagnosa keperawatan keluarga.

Dalam menetapkan diagnosa keperawatan keluarga , ditetapkan

berdasarkan faktor aktual, faktor resiko tinggi, dan faktor potensial terjadinya

penyakit atau masalah kesehatan keluarga , serta mempertimbangkan

kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya . Diagnosa

Page 51: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

51

keperawatan ditegakkan dengan menggunakan formulasi PES ( Problem

Etiologi Sign / syndroma )

1) Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga,

disebabkan karena :

a). Kurang pengetahuan atau ketidaktahuan fakta

b). Rasa takut akibat masalah yang diketahui

c). Sikap dan falsafah hidup

2). Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan

tindakan yang tepat, disebabkan karena :

a). Tidak memahami mengenai sifat, berat, dan luasnya masalah

b). Masalah kesehatan tidak begitu menonjol

c). Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang

pengetahuan dan kurangnya sumber daya manusia

d). Tidak sanggup memilih tindakan dari beberapa pilihan

e). Ketidakcocokan pendapat dari anggota keluarga

f). tidak tahu fasilitas kesehatan yang ada

g). Takut akibat tindakan

h). Sikap negatif terhadap masalah kesehatan

i). Fasilitas kesehatan tidak terjangkau

j). Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan.

Page 52: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

52

3). Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit , disebabkan

karena :

a). Tidak mengetahui keadaan penyakit , misalnya sifat, penyebab,

penyebaran, perjalanan penyakit, gejala dan perawatannya.

b). Tidak mengetahui perkembanganperawatan yang dibutuhkan

c). Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan

d). Tidak seimbangnya sumberdaya yang ada dalam keluarga misalnya

masalah keuangan

e). Sikap negatif terhadap penyakit

f). Konflik

g). Individu dalam keluarga

h). Sikap dan pandangan hidup

i). Perilaku yang mementingkan diri sendiri

4). Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang mempengaruhi

kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga , disebabkan

karena :

a). Sumber daya keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan, keadaan

fisik rumah yang tidak memenuhi syarat

b). Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan

lingkungan rumah

c). Ketidaktahuan perlunya sanitasi lingkungan

Page 53: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

53

d). Konflik personil dalam keluarga

e). Sikap dan pandangan hidup

f). Ketidak kompakan keluarga karena sifat mementingkan diri sendiri.

5). Ketidakmampuan keluarga menggunakan sumber daya di

masyarakat guna memelihara kesehatan, disebabkan karena :

a). Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada

b). Tidak memahami keuntungan yang diperoleh

c). Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan

d). Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan

e). Rasa takut akibat tindakan kesehatan

c. Perencanaan

Langkah selanjutnya setelah menentukan diagnosa keperawatan

keluarga adalah menyusun perencanaan perawatan kesehatan dan perawatan

keluarga . Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang

ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah

kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi ( Effendy, Nasrul,

1998 : 54 )

1). Ciri-ciri rencana perawatan keluarga :

a). Berpusat pada tindakan-tindakan yang dapat memecahkan atau

meningkatkan masalah yang sedang dihadapi.

Page 54: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

54

b). Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah dipelajari

dengan pikiran yang logis.

c). Rencana perawatan keluarga berhubungan dengan masa yang akan

datang

d). Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang

didefinisikan

e). Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan.

f). Merupakan proses yang berlangsung secara terus menerus

2) Kualitas Rencana perawatan keluarga

Kualitas rencana perawatan sangat bergantung kepada :

a). Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan

didasarkan pada analisa yang menyeluruh tentang masalah dan

situasi keluarga.

b). Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat

menghasilkan apa yang diharapkan.

c). Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan

d). Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam :

(1). Menentukan masalah dan kebutuhan perawatan keluarga

(2). Menentukan prioritas masalah

(3). Memilih tindakan yang tepat

(4). Pelaksanaan tindakan

Page 55: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

55

(5). Penilaian hasil tindakan

e) Dibuat secara tertulis

3). Tujuan perawatan keluarga di lihat dari sudut perhatian dibagi

menjadi :

a). Berorientasi pada perawat

Yaitu tujuan dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan

perawat

b). Berorientasi pada Pasien

Yaitu tujuan dinyatakan dari pihak penerima ( pasien / keluarga)

dalam bentuk hasil, baik fisik, mental, maupun perilaku.

4). Tujuan perawatan keluarga dilihat jangka waktu dapat dibagi

menjadi :

a). Tujuan Khusus ( TUK ), yang ditekankan pada keadaan-keadaan

yang mengancam kehidupan.

Contoh : bayi yang belum diimunisasi pada keluarga tersebut harus

segera di beri imunisasi ( BCG, DPT, Polio )

b). Tujuan Umum ( TUM ), lebih menekankan kepada perubahan

perilaku, dari perilaku yang merugikann kesehatan menjadi perilaku

yang menguntungkan kesehatan dan mengarah pada kemampuan

Page 56: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

56

mandiri dalam memlihara kesehatan keluarga dan mengatasi

masalahnya.

d. Pelaksanaan

1). Faktor kegagalan dalam pelaksanaan tindakan perawatan keluarga

a). Faktor dari keluarga :

(1). Pengetahuan keluarga tentang kesehatan kurang.

(2). Informasi yang diterima oleh keluarga tidak menyentuh

permasalahan yang ada.

(3). Adat istiadat yang berlaku

(4). Keluarga kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan

b). Faktor lain yang bersumber dari perawat :

(1). Menggunakan pola pendekatan yang tetap ( perawat kaku dan

kurang luwes)

(2). Kurang memberikan penghargaan, perhatian terhadap faktor

sosial budaya

(3).Perawat kuarang ahli dalam mengambil tindakan

2). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan

terhadap keluarga :

a). Sumber daya keluarga ( keuangan )

b). Tingkat pendidikan keluarga

c). Adat istiadat yang berlaku

Page 57: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

57

d). Respon dan penerimaan keluarga

e). Sarana dan pra sarana yang ada pada keluarga

e. Evaluasi

Penilaian ( evaluasi ) adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai.

Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan , apabila penilaian dalam tujuan tidak

tercapai , maka perlu dicari penyebabnya.

1). Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor :

a). Tujuan tidak realistis

b) Tindakan perawatan yang tidak tepat

c). Ada faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi

2). Dimensi Dalam Penilaian

a). Keberhasilan tindakan perawatan yang dikaitkan dengan pencapaian

tujuan

b). Ketepatgunaan yang dikaitkan dengan biaya apakah dalam bentuk

uang, waktu, tenaga dan bahan/alat yang diperlukan.

c). Kecocokan, dikaitkan dengan kesanggupan tindakan yang dilakukan

untuk memecahkan masalah dengan baik sesuai dengan

pertimbangan profesional.

d). Kecukupan, menyinggung kelengkapan dari tindakan apakah semua

tindakan dilaksanakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Page 58: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

58

3). Kriteria dan Standar

Kriteria adalah gambaran tentang faktor-faktor tidak tetap yang dapat

memberi petunjuk bahwa tujuan telah tercapai. Standar menunjukkan

tingkat pelaksanaan yang diinginkan untuk membandingkan pelaksanaan

yang sebenarnya. Standar akan memberitahukan apakah tingkat

pelaksanaan yang dapat diterima atau keadaan yang bagaimana agar dapat

mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan berhasil atau tujuan tercapai.

Contoh :

a). Tujuan: Keluarga dapat memberikan asuhan keperawatan yang

baik terhadap anak yang mengalami mal nutrisi

b). Kriteria: Jumlah dan mutu makanan yang diberikan kepada anak

yang menderita mal nutrisi.

c) Standar : Pemberian makanan pada anak sesuai dengan

petunjuk

4). Pengukuran Hasil Penilaian

Hasil asuhan keperawatan dapat diukur dari 3 dimensi :

a). Keadaan fisik, misalnya peningkatan berat badan anak

b). Psikologis dan sikap, misalnya berkembangnya sifat positif keluarga

terhadap perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga di

rumah

Page 59: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

59

c). Pengetahuan dan perubahan perilaku, misalnya keluarga melaksanakan

petunjuk yang berkaitan dengan perawatan payudara sewaktu menyusui

bayi

5) Alasan Pentingnya Penilaian

a). Menghentikan tindakan / kegiatan yang tidak berguna

b). Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperwatan

c). Sebagai bukti hasil dari tindakan perawatan

d). Untuk pengembangan dan penyempurnaan praktek keperawatan.

6) Metode Penilaian

a). Observasi langsung

Mengamati secara langsung perubahan yang terjadi dalam keluarga

Misalnya dari membuang sampah sembarangan dengan membuang

sampah pada tempatnya.

b). Wawancara

Mewawancarai keluarga yang berkaitan dengan perubahan sikap apakah

telah menjalani anjuran yang telah diberikan perawat.

c). Memeriksa laporan

Dapat dilihat dari rencana asuhan keperawatan yang dibuat dan tindakan

yang dilaksanakan sesuai dengan rencana.

d). latihan Stimulasi

Latihan stimulasi berguna dalam menentukan perkembangan

kesanggupan melaksanakan asuhan keperawatan.

Page 60: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

60

BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus

1. Pengkajian

Page 61: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

61

a. Data Umum

1). Nama KK : Tn.” S”

2). Alamat : Perumahan korpri Rt. 02, RW 5, Perumahan

Korpri Desa Ciuyah

Kecamatan Sajira Kabupaten Lebak

3). Pekerjaan : Wiraswata

4). Pendidikan KK : STM

5). Komposisi Keluarga

No. Nama Umur L/P Hub. Dengan KK Pendidikan pekerjaan

1 Tn S 52 L KK STM Wirasta

2 Ny: S 45 P Istri SMP IRT

3 An R 31 L Anak STM Swasta

4 An : N 28 P Anak SMA IRT

5 An : J 26 L Anak SMA Swasta

6 Tn :S 29 L Menantu SMP Swasta

Genogram 61

Page 62: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

62

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Garis perkawinan

: Garis keturunan

: Klien

+ : Meninggal

----------- : Tinggal serumah

Klien Tn.”S” ditandai dengan tanda panah, Ny”S” Tinggal bersama

suaminya, Tn.”S” dan anak ke satu , An “R” dan anak ke duanya An “N”,

serta anak ke tiganya An “J” anak pertama dan ketiga bekerja di Jakarta,

sedangkan anak ke duanya sudah menikah dan tinggal serumah dengan

orang tuanya.

Keluarga Tn. “S” adalah keluarga dengan tipe extended family (keluarga

besar) dimana dalam keluarga (ayah, ibu), dalam keluarga ada menantu

dan tinggal di rumah.

7). Suku

Page 63: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

63

Keluarga Tn. “S” adalah suku Jawa. Bahasa yang digunakan adalah

bahasa Indonesia dan bahasa jawa. Penduduk dilingkungan tempat tingal

umumnya berasal dari sunda juga ada yang berasal dari jawa tengah, ada

juga pendatang lain yang mempunyai latar belakang budaya hampir sama

sehingga tidak ada kendala dalam berinteraksi dengan masyarakat sekitar.

8). Agama

Keluarga Tn. “S” menganut agama Islam dan menjalankan shalat 5

waktu, semua aktivitas yang dilakukan tidak boleh bertentangan dengan

ajaran agama Islam. Setiap hari Selasa dan Jum’at Ny. “S” selalu

mengikuti pengajian ibu-ibu di kampungnya.

9). Status sosial ekonomi keluarga

Pencari nafkah keluarga Tn.”S” adalah Tn. “S” sendiri kadang –kadang

dibantu istrinya, Ny ‘S” Menagatakan penghasilan keluarga lebih kurang

Rp. 1.000.000,- / bulan yang diperoleh dari suaminya hasil bekerja

sebagai wiraswasta. Sedangkan istrinya membuka warung di depan

rumahnya Menurut Ny.”S” penghasilan yang ada mencukupi untuk

memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari

10). Aktivitas rekreasi keluarga

Keluarga tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi, biasanya

hanya berkunjung ke rumah sanak saudara di dekat rumah. Rekreasi

biasanya hanya kumpul bersama dirumah dengan nonton televise bersama

Page 64: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

64

b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

11). Tahap perkembangan keluarga saat ini

Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan tidak ada

masalah ,untuk memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota

Keluarga, keluarga biasanya berusaha memenuhi kebutuhan kesehatan

anggotanya, bila ada yang sakit selalu membawa ke mantri kesehatan

dan puskesmas terdekat.

12) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Semua tahap perkembangan keluarga sudah terpenuhi, tinggal

memenuhi kebutuhan perkembangan individu sesuai usianya.

13). Riwayat kesehatan keluarga inti

Tn.”S” mengatakan mempunyai penyakit Hipertensi sejak 2 tahun

yang lalu dan Ny.”S” mempunyai sakit lambung, dimana keluhan ini

sudah berlangsung selama 1 tahun serta bila timbul sakit hanya

berobat ke pak mantri atau membeli obat dari warung saja. Sedangkan

menurut Ny.”S” anaknya dalam keadaan sehat.

14). Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Riwayat penyakit orangtua dari pihak Tn.”S”, Bapak Tn.”S”

memiliki riwayat penyakit darah tinggi. Sedangkan dari pihak istri

Page 65: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

65

Orang tua Ny.”S’ kususnya Ibu sudah meninggal karena menderita

penyakit kanker mamae.

c. Data Lingkungan

15). Karakteristik rumah

Rumah yang ditempati keluarga Tn.”S” mempunyai luas ± 72 meter

persegi. Rumah terdiri atas 3 kamar tidur,dan pencahayaan kamar

tidur cukup baik, lantai rumah keramik dalam keadaan bersih, hal ini

terlihat dan tidak adanya kotoran pada lantai, dapur Penataan alat

rumah tangga cukup baik. Keluarga mempunyai WC dan kamar

mandi sendiri dimana kebersihannya baik. Sumber air bersih untuk air

minum, mandi, mencuci dan keperluan lainnya menggunakan pam

dan kadang-kadang pompa air. Ventilasi rumah cukup baik dengan

penerangan menggunakan lampu listrik dan jendela selalu dibuka

pada siang hari keluarga mempunyai kebiasaan merawat rumah

dengan menyapu setiap hari dan mengepel lantai pada pagi hari.

Denah Rumah

K. tidurDapur

Page 66: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

66

U

16). Karakteristik tetangga dan komunitasnya

Perumahan Korpri Rt.02 Rw.05 berpenduduk tidak terlalu padat dan

sebagian besar bekerja sebagai pedagang. Sebagian kecil tetangga

Tn.”S” berasal dari daerah yang sama. Kehidupan antar warga terjalin

cukup akrab dan saling mengunjungi. Di dekat rumah Tn terdapat

posyandu, sekolah dan masjid, sedangkan didepan rumah Tn ‘S”

terdapat warung dan warga sekitar belanja di warungnya tapi kadang-

kadang belanja di tukang sayur keliling.

17). Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Tn.”S” tinggal di Perumah Korpri Rt.02 Rw.05 Desa Ciuyah

sebelumnya keluarga tinggal di cikande kemudian pindah ke desa

Kamar Mandi

Kam

ar Tidur 2

Kam

ar Tamu 1

Ruang Keluarga

warung

6 m

12 m

Jalan

Page 67: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

67

ciuyah dengan membeli tanah ditempat tersebut serta membangun

rumah dengan biaya sendiri. Anak pertamanya belum menikah dan

bekerja di Jakarta dan pulang satu minggu sekali sedangkan anak ke

dua sudah menikah dan tinggal serumah dengan Tn.”S” anak yang ke

tiga sudah bekerja dan belum menikah.

18). Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Tn. “S” aktif dalam kegiatan di lingkungannya seperti kerja bakti yang

diadakan oleh lingkungan sekitar. Sedangkan Ny.”S” aktif mengikuti

pengajian di kampungnya setiap hari selasa dan jumat bersama-sama

ibu yang lain.

19). Sistem pendukung keluarga

Keluarga Tn.”S” tinggal bersama anak ke duanya dan menantuntnya .

Anak pertama dan ketiganya yang sudah bekerja di jakarta satu

minggu sekali pulang ke rumah, sedangkan untuk pemenuhan biaya

hidup sehari-hari apabila ada kekurangan , maka Tn.”S” suka minta

tolong kepada anak pertama dan ketiga yang sudah bekerja. Keluarga

Tn.”S” memiliki kartu Jamkesmas yang dapat digunakan untuk

berobat baik ke Puskesmas mau pun Rumah Sakit Umum secara

gratis.

d. Struktur Keluarga

20). Struktur Peran

Page 68: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

68

Tn “S” adalah kepala keluarga dan bekerja sebagai Wiraswasta/buka

warung di depan rumahnya. Ny.”S” adalah ibu rumah tangga yang

membantu suaminya berjualan serta mengurus suami serta anak-

anaknya, ia juga yang mengurus rumah tangga seperti memasak dan

mencuci serta mengurus keuangan keluarga. Ny’S” juga berperan

sebagai perawat keluarga, merawat dan menggasuh anggota keluarga

lainya Dalam pelakasanaan perannya masing-masing tidak ada

masalah. An.”N” membantu suaminya berjualan voucer di depan

rumahnya .

21). Nilai / Norma keluarga

Fungsi nilai dan budaya yang dianut Keluarga adalah saling

menghormati antar anggota keluarga satu dengan lainya dan

menghormati yang lebih tua atau sebaliknya , hal ini terlihat setiap

perawat datang selalu menyalami. Nilai yang ada di keluarga

merupakan gambaran nilai agama yang dianutnya .Tn “S”

menerapkan aturan-aturan sesauai dengan ajaran agama islam dan

mengharapkan anak cucunya nanti menjadi anak yang taat

menjalankan agama. Dalam keluarga tidak tampak adanya konflik

dalam nilai dan tidak ada yang memengaruhi status kesehatan

keluarga dalam menggunakan nilai yang diyakini oleh keluarga.

22). Pola komunikasi keluarga

Page 69: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

69

Pola komunikasi yang digunakan Keluarga adalah saling terbuka satu

sama lain. Setiap anggota keluarga bebes menyampaikan keluhanya

Apabila ada masalah, baik dari Tn”S” maupun Ny.”S” maka akan

didiskusikan dan selalu mengomunikasikan bersama untuk mencari

jalan keluarnya. Semua anggota keluarga bebas mengatakan

pendapatnya tetapi yang mengambil keputusan adalah Tn.”S” sebagai

kepala keluarga. Menurut Ny ”S” tidak ada hal yang ditutup-tutupi di

dalam keluarga. Anggota keluarga sebagian bertemu setiap hari dan

kedua anaknya bertemu satu minggu sekali walaupun demikian dapat

berkomunikasi dengan baik. Apabila ada yang tidak sesuai, anggota

keluarga menyampaikan secara terbuka dengan sikap positif.

23). Struktur kekuatan keluarga

Keluarga Tn.”S” saling menghargai satu sama lain, serta saling

membantu dan mendukung, Ny.”S” tetap sabar dan memberi

dukungan Apabila ada anggota keluarga yang sakit maka Tn.”S”

maupun Ny.”S” membawa anaknya ke puskesmas maupun ke mantri

terdekat. Apabila terdapat masalah maka Tn.”S” selalu berdiskusi

dengan Istrinya untuk memecahkannya.

e. Fungsi Keluarga

24). Fungsi Ekonomi

Page 70: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

70

Tn.”S” mengatakan bahwa penghasilan suaminya sudah mencukupi

untuk kebutuhan keluarga.

25). Fungsi Mendapatkan Status Sosial

Keluarga Tn.”S”, sangat dikenal di lingkungan perumahan dan para

tetangganya selalu memanggil Tn.”S” dengan sebutan Pa E para

tetangganya mengakui keberadaannya serta keluarganya sebagai

anggota masyarakat perumahan korpri. Rt.02 Rw.05. Desa Ciuyah

Kecamatan sajira Kabupaten Lebak.

26). Fungsi Pendidikan

Keluaraga Tn.”S” sangat mementingkan pendidikan bagi anak-

anaknya ketiga anaknya semua lulusan SLTA dan dua anaknya sudah

bekerja. Saat ini keluarga telah memahami benar pentingnya

memperoleh pendidikan di sekolah.

27). Fungsi Sosialisasi

Keluarga Tn.”S” ,menekankan kepada anak-anaknya untuk

bersosialisasi dengan lingkungannya dan menekankan bersikap sopan

kepada orang yang lebih tua. Ny.”S” membiasakan anaknya untuk

bergaul dengan teman sebayanya, dan apabila anaknya salah, ia akan

menegur, kalau perlu memarahinya,tetapi tidak berlebihan . anak tidak

dibiarkan begitu saja dalam bertindak. Orang tua tetap memperhatikan

sikapnya.

Page 71: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

71

28). Fungsi Pemenuhan Perawatan / pemeliharaan Kesehatan

a). Mengenal masalah kesehatan

Tn.”S” mengatakan kalau dirinya sering sakit kepala, pusing,

pundak terasa pegal, . Saat dilakukan pemeriksaan , tekanan darah

Tn.”S” 160 / 110 mmHg. Nadi: 85x/menit RR.16x/menit.

b). Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan

Tn.”S” mengatakan kalau sudah terasa pusing, leher pegal

langsung berobat kemantri terdekat begitu juga Ny.”S”bila terasa

mual langsung minum obat milanta dan kadang-kadang berobat

kepuskesmas. Begitu pun dengan anaknya, bila sakit lebih sering

di bawa ke mantri kesehatan maupun ke Puskesmas.

c). Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit

Tn.”S” mengatakan bila ada anggota yang sakit misalkan hanya

panas, maka hanya diberikan kompres dingin dan diberi obat

paracetamol saja, bila ada anggota keluarga yang sakit berat maka

dibawa ke mantri kesehatan atau puskesmas terdekat.

d). Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan

rumah yang sehat.

Tn.”S” mengatakan untuk membersihkan, mengepel lantai,

mencuci pakaian, memasak, dilakukan oleh istrinya dan anak

keduanya. Keluarga Tn.”S” sangat mengutamakan kebersihan

rumahnya.

Page 72: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

72

e). Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan

Tn.”S” mengatakan bila dirinya sakit kadang-kadang kepuskesmas

dan bila Ny.”S” mengatakan bila dirinya sakit atau anggota

keluarganya sakit dibawa ke mantri kesehatan atau kepuskesmas.

29). Fungsi Religius

Tn.”S” mengatakan , seluruh anggota keluarga selalu menjalankan

ibadah sholat 5 waktu, serta Ny.”S” aktif dalam mengikuti pengajian.

30). Fungsi Rekreasi

Tn.”S” mengatakan tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk

berekreasi. Biasanya keluarga hanya berkunjung ke sanak keluarga di

jawa tengah yang dilakukan satu tahun sekali.

31). Fungsi Reproduksi

Ny.”S” mengatakan setelah melahirkan anak yang ke-3 langsung

menggunakan kontrasepsi KB inplan sampai dengan saat ini.

32). Fungsi Afeksi

Semua anggota keluarga Tn.”S” saling menyayangi satu sama lain.

Walaupun saudara-saudaranya jauh, komunikasi selalu dilakukan

lewat telepon dan telepon genggam.

f. Stress dan Koping keluarga

33). Stressor jangka pendek dan jangka panjang

Tn.”S” mengatakan dan selalu mengharapkan anaknya dapat bekerja

dengan baik dan cepat dikaruniai seorang cucu.

Page 73: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

73

Stres jangka panjang : menurut keluarga, sterss jangka panjang tidak

ada. Menurut keluarga bila ada masalah, mereka menyelesaikanya

dengan pelan-pelan dan tidak usah dibuat stres.

34). Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama istri

dan keluarga yang lain.

35). Strategi Koping yang Digunakan

Keluarga mengatakan jika ada masalah selalu didiskusikan dalam

keluarga, serta memecahkanya secara bersama-sama,sehingga

masukan dari keluarga dapat membantu menyelesaikan masalah.

36). Strategi Adaptasi Disfungsional

Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara-cara keluarga

mengatasi masalah secara mal adaftif

g. Pemeriksaan Kesehatan Individu Anggota Keluarga

Tn.“S” ( 52 tahun)

Tn. “S” mengatakan lehernya sakit dan pegal dan kepalanya pusing

dan jika tekanan darah sedang tinggi, klien akan merasakan sakit

kepala sampai dengan pusing dan jika berjalan agak sempoyongan.

Saat dilakukan pengkajian klien tampak memegang kepala dan

memijat-mijat lehernya. Klien mengatakan sering makan ikan asin dan

makanan yang gurih. Keadaan umum baik, Tekanan Darah : 160 / 110

mmHg, Suhu : 36,80C, RR : 16 kali/menit, Nadi : 85 kali/menit, Berat

Page 74: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

74

Badan : 72 kg, Tinggi Badan : 152 cm, IMT : 31 ( normal > 17 dan <

27 ).Kulit kepala tampak bersih, rambut tebal hitam beruban. tidak

terdapat finger print pada dahi ditandai dengan kembalinya kulit + 3

detik, bentuk mata kanan dan kiri simetris sama besar, konjungtiva

tidak anemis, sklera tidak icterik, refleks cahaya positif dengan

diameter pupil isokor + 3 mm saat diberi cahaya penlight, tekanan

intra okular sama kenyal antara mata kanan dan kiri, septum hidung

berada di tengah, terdapat sekret kering pada hidung, pinna telinga

kanan dan kiri simetris sama besar, terdapat serumen kering, refleks

politser positif ditandai dengan membran timfani memantulkan cahaya

saat disorot oleh cahaya penlight, lidah bersih , mukosa bibir

lembab,tidak ada ceries gigi, gigi berwarna putih kekuningan, tidak

ada nyeri menelan, tidak ada pembesaran kelejar getah bening dan

kelenjar tyroid, bentuk dada simetris, saat dilakukan vokal premitus

getarannya sama antara torax kanan dan kiri atas bawah, suara nafas

vesikuler diseluruh lapang paru,ronkhi (-), mengi (-), stidor (-), tidak

ada penggunaan otot bantu pernapasan. ictuscordis teraba dengan

penyebaran + 1cm, akral hangat, batas atas jantung ICS 2 linea

sternalis kanan kiri, batas bawah jantung ICS 5 midclavicularis kiri,

batas kiri jantung medioclavikularis kiri, perkusi jantung pekak, bunyi

jantung II aorta di ICS 2 linea sternalis kanan, bunyi jantung II

pulmonal di ICS 2 linea sternalis kiri, bunyi jantung I-Trikuspidalis di

Page 75: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

75

ICS 4 linea sternalis kiri, bunyi jantung I-Mitral di ICS 5

midclavikularis kiri, bunyi jantung tunggal tidak ada bunyi tambahan

seperti gallop dan mur-mur. Abdomen : bentuk abdomen datar,

terdapat lipatan lemak pada abdomen, bising usus 18 kali/menit, tidak

ada pembesaran hati dan lien, tidak ada nyeri tekan, tumor (-).

tidak ada nyeri tekan pada seluruh abdomen, kandung kemih teraba

kosong, kulit tampak elastis, klien tampak dapat bergerak bebas

dengan kekuatan otot :

5 5

5 5

Kesimpulan : saat di kaji Tn,”S” menderita hipertensi

Ny: “S” ( 45 tahun )

mengatakan perutnya terasa sakit terutama ulu hati, dan mengalami

mual, muntah tidak ada. Keadaan umum baik, Tekanan Darah : 130 /

90 mmHg, Suhu : 36,80C, RR : 16 kali/menit, Nadi : 80 kali/menit.

Kulit kepala tampak bersih, rambut tebal hitam beruban, tidak ada

kelainan pada rambut sepert kerontokan, tidak ada bekas luka pada

kepala. tidak terdapat finger print pada dahi ditandai dengan

kembalinya kulit + 3 detik. Mata: bentuk mata kanan dan kiri simetris

sama besar, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak icterik, refleks

Page 76: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

76

cahaya positif dengan diameter pupil isokor + 3 mm saat diberi

cahaya penlight, tekanan intra okular sama kenyal antara mata kanan

dan kiri, tidak ada peradangan. Hidung : septum hidung berada di

tengah, terdapat sekret kering pada hidung,tidak ada kelainan.

Telinga : pinna telinga kanan dan kiri simetris sama besar, terdapat

serumen kering, refleks politser positif ditandai dengan membran

timfani memantulkan cahaya saat disorot oleh cahaya penlight, tidak

ada luka di telinga. Mulut : tidak ada stomatitis, lidah bersih , mukosa

bibir lembab,tidak ada ceries gigi, gigi berwarna putih kekuningan,

tidak ada karang gigi. Leher : tidak ada nyeri menelan, tidak ada

pembesaran kelejar getah bening dan kelenjar tyroid, Dada : bentuk

dada simetris, saat dilakukan vokal premitus getarannya sama antara

torax kanan dan kiri atas bawah, suara nafas vesikuler diseluruh

lapang paru, Ronkhi (-),mengi (-) Stidor (-) tidak ada penggunaan

otot bantu pernapasan. ictuscordis teraba dengan penyebaran + 1cm,

akral hangat, batas atas jantung ICS 2 linea sternalis kanan kiri, batas

bawah jantung ICS 5 midclavicularis kiri, batas kiri jantung

medioclavikularis kiri, perkusi jantung pekak, bunyi jantung II aorta

di ICS 2 linea sternalis kanan, bunyi jantung II pulmonal di ICS 2

linea sternalis kiri, bunyi jantung I-Trikuspidalis di ICS 4 linea

sternalis kiri, bunyi jantung I-Mitral di ICS 5 midclavikularis kiri,

bunyi jantung tunggal tidak ada bunyi tambahan seperti gallop dan

Page 77: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

77

mur-mur, bentuk abdomen datar, terdapat lipatan lemak pada

abdomen, bising usus 18 kali/menit, tidak ada pembesaran hati dan

lien.

Terdapat nyeri tekan pada epigastrik, tidak ada nyeri tekan pada

seluruh abdomen, kandung kemih teraba kosong, kulit tampak

elastis. Ektremitas : klien tampak dapat bergerak bebas dengan

kekuatan otot, tidak ada cedera.

5 5

5 5

Ny:”S” mengatakan ulu hati terasa nyri dan kadang mual.

Kesimpulan : Saat dikaji Ny,”S’ menderita dispepsia.

Keterangan: Pada pemeriksaan kesehatan individu ini , anggota

keluarga yang diperiksa hanya Tn.”S” dan Ny: “S” serta anak

keduannya An “A” . sedangkan anak pertama dan ketiga tidak

dilakukan pemeriksaan karena bekerja dijakarta dan tidak pulang.

An: “N” ( 28 tahun )

Keadaan umum baik, Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg, Suhu : 36,0C,

RR : 16 kali/menit, Nadi : 84 kali/menit, .Kulit kepala tampak bersih,

rambut tebal hitam beruban. tidak terdapat finger print pada dahi

ditandai dengan kembalinya kulit + 3 detik, bentuk mata kanan dan

Page 78: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

78

kiri simetris sama besar, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak icterik,

refleks cahaya positif dengan diameter pupil isokor + 3 mm saat diberi

cahaya penlight, tekanan intra okular sama kenyal antara mata kanan

dan kiri, tidak ada peradangan. Septum hidung berada di tengah,

terdapat sekret kering pada hidung,tidak ada kelainan. Telinga pinna

telinga kanan dan kiri simetris sama besar, terdapat serumen kering,

refleks politser positif ditandai dengan membran timfani memantulkan

cahaya saat disorot oleh cahaya penlight, tidak ada luka dan kelainan.

Mulut stomatitis tidak ada, lidah bersih , mukosa bibir lembab,tidak

ada ceries gigi, gigi berwarna putih kekuningan, tidak ada nyeri

menelan, tidak ada pembesaran kelejar getah bening dan kelenjar

tyroid, bentuk dada simetris, saat dilakukan vokal premitus getarannya

sama antara torax kanan dan kiri atas bawah, suara nafas vesikuler

diseluruh lapang paru, ictuscordis teraba dengan penyebaran + 1cm,

akral hangat, batas atas jantung ICS 2 linea sternalis kanan kiri, batas

bawah jantung ICS 5 midclavicularis kiri, batas kiri jantung

medioclavikularis kiri, perkusi jantung pekak, bunyi jantung II aorta

di ICS 2 linea sternalis kanan, bunyi jantung II pulmonal di ICS 2

linea sternalis kiri, bunyi jantung I-Trikuspidalis di ICS 4 linea

sternalis kiri, bunyi jantung I-Mitral di ICS 5 midclavikularis kiri,

bunyi jantung tunggal tidak ada bunyi tambahan seperti gallop dan

mur-mur, bentuk abdomen datar, terdapat lipatan lemak pada

Page 79: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

79

abdomen, bising usus 10 kali/menit, tidak ada pembesaran hati dan

lien.

Tidak terdapat nyeri tekan pada epigastrik, tidak ada nyeri tekan pada

seluruh abdomen, kulit tampak elastis. Ekstremitas :klien tampak

dapat bergerak bebas dengan kekuatan otot :

5 5

5 5

Kasimpulan : saat dikaji An.”N” dalam keadaan sehat

An.”R” dan An.”J” tidak diperiksa karena tinggal dijakarta dan pulang

hanya satu minngu sekali pada saat pengkajian kedua anak Tn.”S”

tidak pulang.

h. Harapan Keluarga

Keluarga mengatakan sangat senang dengan kehadiran perawat dan

berharap perawat dapat membantu keluarga mencegah semua penyakit yang

ada dalam keluarga.

Page 80: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

80

2. Diagnosa Keperawatan Keluarga

a. Analisis dan Sintesis Data

NO DATA PENYEBAB MASALAH

1.

2.

3

DS:- Tn”S” mengatakan kepala

sering pusing.- Tn.”S” mengatakan leher

terasa sakit dan kaku- Tn.”S” mengatakan sering

makan makanan asin dan gurih

DO:- Tn”S” tampak sering memegang

kepala dan lehernya- TD : 160 / 110 mmHg

DS : - Tn.”S” mengatakan kepala

sering pusing- Tn.”S” mengatakan bila berjalan

kadang- kadang sempoyongan

DO: - TD : 160/110 mmHg- Tn.”S” tampak

sempoyongan bila berjalanDS:-

- Ny.”S” mengatakan ulu hati sering perih

- Ny.”S” mengatakan sering mual

DO:- Tampak nyeri tekan pada

epigastric Ny.”S” pada pemeriksaan fisik dengan skala : 3 dari 1-10

Ketidakmampuan keluarga Tn.”S”merawat anggota keluarga yang sakit Hipertensi,khususnya Tn.”S”

Ketidaktahuan anggota keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Hipertensi,khususnya Tn” S”

Ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang sakit gastritis, khususnya Ny.”S”

Gangguan rasa nyaman : kepala pusing dan leher pegal

Resiko tinggi Injury : peningkatan tekanan darah danTerjatuh

Gangguan rasa nyaman :Nyeri ulu hati

Page 81: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

81

b. Perumusan Diagnosa Keperawatan

1). Gangguan rasa nyaman : kepala pusing dan leher pegal berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang

sakit Hipertensi, Khususnya Tn.”S” ditandai dengan :

DS : - Tn.”S” mengatakan kepala sering pusing

- Tn.”S” mengatakan leher terasa sakit

- Tn.”S” mengatakan sering makan makanan asin dan gurih

DO :- T.”S” tampak sering memegang kepala dan lehernya

- TD : 160 / 110 mmHg

2). Resiko tinggi injury ; peningkatan tekanan darah dan terjatuh berhubungan

dengan ketidaktahuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang

sakit Hipertensi, Khususnya Tn.”S” ditandai dengan :

DS : - Tn.”S” mengatakan kepala sering pusing

- Tn.”S” mengatakan bila berjalan sering sempoyongan

DO: - TD : 160 / 110 mmHg

- Tn.”S” tampak sempoyongan bila berjalan

3). Gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang sakit

Gastritis , Khususnya Ny.”S” ditandai dengan :

DS : - Ny.”S” mengatakan ulu hati sering perih

- Ny.”S” sering mual

Page 82: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

82

DO: - Tampak nyeri tekan pada epigastric Ny.”S” pada pemeriksaan

Fisik dengan skala 3 dari 1-10

c. Penilaian ( skoring ) Diagnosis Keperawatan

1). Gangguan rasa nyaman : kepala pusing dan leher pegal

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat

anggota keluarga yang sakit Hipertensi, Khususnya Tn.”S”

No. Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran

1 Sifat masalah- Aktual

3 1 3/3 x 1 = 1 Tanda dan gejala hipertensi seperti nyeri pada leher dan kepala pusing yang saat ini dirasakan dan belum dilakukan tindakan apapun, jika tidak segera ditangani akan menyebabkan hipertensi yang berat.

2 Kemungkinan masalah dapat diubah- Mudah

2 2 2/2 x 2 = 2 Ada kemauan keluarga untuk mengenal penyakit hipertensi dan mau berobat serta melakukan diit hipertensi.

3 Potensial masalah untuk dicegah- Cukup

2 1 2/3 x 1 = 2/3 Masalah ini dapat dicegah agar tidak berlanjut, mengingat Tn. “S” berada dalam keadaan hipertensi sehingga masalah tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan pemahaman keluarga tentang hipertensi dan diit hipertensi.

4 Menonjolnya masalah- Segera diatasi

2 1 2/2 x 1= 1 Keluarga merasakan masalah tersebut dan harus segera ditangani

Total 4 2/3

Page 83: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

83

2). Resiko tinggi injury ; peningkatan tekanan darah dan terjatuh

berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga Tn.”S” merawat anggota

keluarga yang sakit Hipertensi, Khususnya Tn.”S”

No. Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran

1 Sifat masalah- Resiko

2 1 2/3 x 1 = 2/3 Apabila tidak mendapat perhatian serius terhadap penyakit Hipertensi yang dialami Tn.”S” sewaktu-waktu akan timbul komplikasi yang lebih berat

2 Kemungkinan masalah dapat diubah- Sebagian

1 2 1/2 x 2 = 1 Ada kemauan keluarga untuk mengenal penyakit hipertensi dan mau melakukan diit hipertensi.

3 Potensial masalah untuk dicegah- Tinggi

3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah ini dapat dicegah agar tidak berlanjut, mengingat Tn. “S” berada dalam kondisi hipertensi sehingga masalah tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan pemahaman keluarga tentang hipertensi dan diit hipertensi.

4 Menonjolnya masalah- Segera diatasi

2 1 2/2 x 1= 1 Keluarga merasakan masalah dan segera diatasi.

Total 3 2/3

Page 84: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

84

3). Gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang

sakit Gastritis , Khususnya Ny.”S”

No. Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran

1 Sifat masalah- Aktual

3 1 3/3 x 1 = 1 Tanda dan gejala Gastritis seperti nyeri ulu hati dan mual yang saat ini dirasakan dan belum dilakukan tindakan apapun, jika tidak segera ditangani akan menyebabkan gastritis yang kronis

2 Kemungkinan masalah dapat diubah- Sebagian

1 2 1/2 x 2 = 1 Ada kemauan keluarga untuk mengenal penyakit Gastritis dan mau berobat serta melakukan diit .

3 Potensial masalah untuk dicegah- Tinggi

3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah ini dapat dicegah agar tidak berlanjut, mengingat Ny. “S” berada dalam keadaan gastritis ringan sehingga masalah tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan pemahaman keluarga tentang penyakit gastritis dan dietnya.

4 Menonjolnya masalah- Segera diatasi

2 1 2/2x 1= 1 Keluarga merasakan masalah tersebut dan harus segera ditangani

Total 4

Page 85: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

85

d. Prioritas Diagnosa Keperawatan

Prioritas

Diagnosa Keperawatan Skor

1

2.

3.

Gangguan rasa nyaman : kepala pusing dan leher pegal berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang sakit Hipertensi, Khususnya Tn.”S” ditandai dengan : DS : - Tn.”S” mengatakan kepala sering pusing

- Tn.”S” mengatakan leher terasa sakit dan pegal- Tn.”S” mengatakan sering makan makanan asin dan gurih

DO :- Tn.”S” tampak sering memegang kepala dan lehernya - TD : 160 / 110 mmHg

Gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang sakit Gastritis , Khususnya Ny.”S” ditandai dengan : DS : - Ny.”S” mengatakan ulu hati sering perih

- Ny.”S” sering mual DO : - Tampak nyeri tekan pada epigastric Ny.”S” pada pemeriksaan Fisik dengan skala 3 dari 1-10

Resiko tinggi injury ; peningkatan tekanan darah dan terjatuh berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang sakit Hipertensi, Khususnya Tn.”S” ditandai dengan :

DS: - Tn.”S” mengatakan kepala sering pusing- Tn.”S” mengatakan bila berjalan kadang

sempoyongan DO: - TD : 160 / 110 mmHg

- Tn.”S” tampak sempoyongan bila berjalan

4 2/3

4

3 2/3

Page 86: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

86

3. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

No Tgl Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Standar IntervensiTUM TUK

1. 2/8/2010 Gangguan rasa nyaman : kepala pusing dan leher pegal berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang sakit Hipertensi, Khususnya Tn.”S” ditandai dengan :

DS : Tn.”S” mengatakan kepala

sering pusing-Tn.”S” mengatakan leher terasa sakit dan pegal

-Tn.”S”mengatakan sering makan makanan asin dan gurih

DO: - Tn.”S” tampak sering

memegang kepala dan lehernya - TD : 160 / 110 mmHg

Selama 5 hari kunjungan, kebutuhan rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria:- Pusingkepala

pada Tn.”S” berkurang

- Pegal di leher Tn.”S”berkurang

Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x30 menit, keluarga khususnya Tn”S”, mampu:

1. Mengenal masalah gangguan rasa nyaman :kepala pusing dan leher pegal akibat hipertensi dengan cara :

1.1 Menyebutkan pengertian hipertensi

1.2 Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi.

Verbal

Verbal

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg atau diastolik lebih dari 90 mmHg (lebih dari 140/90 mmHg)

Menyebutkan 5 dari 9 tanda dan gejala hipertensi :

- Sakit kepala- Rasa sakit di

tengkuk- Epistaksis- Sukar tidur- Sering marah- Mata berkunang-

kunang- Telinga berdengung- Kepala pusing- TD : > 140 / 90

mmHg

1.1.1 Jelaskan pengertian dari Hipertensi

1.1.2Kajipengetahuan keluarga tentang Hipertensi

1.1.3 Berikan motivasi untuk berobat secara teratur

1.2.1Kaji pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala penyakit Hipertensi1.2.2Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala penyakit Hipertensi1.2.3Berikan Reinforcement positif atas jawaban yang benar

Page 87: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

87

1.3 Menjelaskan bagaimana mengobati penyakit Hipertensi

Motorik Menjelaskan dan mempraktekan bagaimana mengobati penyakit Hipertensi:- Menurunkan BB

bagi penderita Hipertensi yang gemuk

- Diet rendah garam- Tidak merokok- Olahraga teratur- Minum obat anti

hipertensi

1.3.1Jelaskan kepada keluarga tentang bagaimana mengobati penyakit Hipertensi1.3.2Praktekan kepada

keluarga bagaimana cara memberikan garam pada saat memasak makanan

di keluarga1.3.3Berikan reinforcement positif atas partisipasi yang kelauarga berikan

1.4 Menyebutkan hal-hal yang perlu diketahui penderita hipertensi

2. Keluarga mampu mengambil

keputusan untuk merawat anggota keluarga yang sakit Hipertensi,

Verbal

Sikap

Menyebutkan 2 dari 3 hal yang perlu di ketahui penderita Hipertensi :- Kontrol TD secara

teratur ke Puskesmas, klinik atau rumah sakit

- Jangan melakukan aktifitas bila timbul gejala Hipertensi

-Tetap menjaga Diet rendah garam,rendah lemak dan rendah kalori

Menyebutkan akibat tidak diobati keluhan dari hipertensi :- stroke- kelumpuhan

1.4.1Kajipengetahuan keluarga tentang hal-hal yang perlu dilakukan oleh penderita Hipertensi 1.4.2Diskusikan dengan keluarga tentang hal-hal yang perlu diketahui oleh penderita Hipertensi

1.4.3Berikan reinforcement positif atas jawaban

benar yang keluarga berikan

2.1.1 Diskusikan tentang akibat tidak mengobati keluhan penyakit Hipertensi2.1.2 Berikan reinforcement positif atas partisipasi

Page 88: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

88

dengan cara :

2.1 Menyebutkan akibat bila keluhan tidak diobati

2.2 Tn”S” memutuskan untuk berobat

3. Keluarga mampu mengobati anggota keluarga yang sakit hipertensi dengan cara :

3.1 Menyebutkan cara mengobati anggota keluarga yang sakit hipertensi

4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mengatasi keluhan penyakit Hipertensi, kepala pusing dengan cara :4.1 menyebutkan cara memodifikasi

Sikap

Verbal

Psikomotor

Keluarga memutuskan untuk mengobati anggota keluarga

Menyebutkan cara mengobati penyakit hipertensi :- Kurangi makanan mangandung garam- olahraga-Berobat secara teratur Ke pelayanan Kesehatan

Memodifikasi lingkungan untuk mengurangi rasa pusing kepala:- lingkungan rumah yang tenang- Ventilasi rumah selalu terbuka di siang hari agar

yang keluarga berikan

2.2.1 Diskusikan kembali dengan keluarga untuk mengobati anggota keluarga yang hipertensi2.2.2 Berikan reinforcement positif atas keputusan keluarga untuk mengobati keluarga yang sakit Hipertensi

3.1.1 Diskusikan kembali dengan keluarga cara mengobati penyakit hipertensi.3.1.2 Berikan reinforcement positif atas jawaban benar yang keluarga berikan

4.1.1 Jelaskan cara Memodifikasi lingkungan untuk meringankan rasa pusing kepala akibat Hipertensi4.1.2 Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga mebuka

Page 89: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

89

lingkungan untuk mengurangi rasa pusing di kepala

5.Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara ;

5.1 Jelaskan pentingnya berobat ke puskesmas/ klinik kesehatan

Psikomotor

oksigen mencukupi

Tn.”S” akan rutin berobat setiap minggu ke puskesmas atau sarana kesehatan lainnya.

ventilasi rumah dan membersihkan ruangan tengah rumah

5.1.1 Diskusikan kembali pentingnya berobat teratur ke puskesmas atau klinik

5.1.2 Motivasi kembali keluarga untuk berobat teratur ke puskesmas atau klinik

5.1.3 Beri reinforcement positif atas jawaban benar yang keluarga berikan.

2. 2/8/2010 Gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang sakit Gastritis , Khususnya Ny.”S” ditandai dengan : DS:

- Ny.”S” mengatakan ulu hati sering perih - Ny.”S” sering mual DO :

- Tampak nyeri tekan pada epigastric Ny.”S” pada pemeriksaan Fisik dengan skala 3 dari 1-10

Selama 5 hari kunjungan, kebutuhan rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria:- Nyeri ulu

hati pada Ny.”S” berkurang- Mual berkurang

Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x30 menit Ny. “S” dan Keluarga mampu

1.mengenal masalah gastritis pada keluarga dengan cara :

1.1 Menyebutkan pengertian Gastritis

1.2 Menyebutkan penyebab gastritis

Verbal

Verbal

Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung

Menyebutkan 4 dari 6 penyebab gastristis :

- Kuman

- Makanan terlalu

1.1.1 Jelaskan pengertian dari

penyakit gastritis pada keluarga1.1.2Tanyakan kembali pada keluarga tentang penyakit gastritis1.1.3Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga yang benar

1.2.1Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab gastritis

1.2.2Motivasi keluarga

Page 90: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

90

1.3 Menyebutkan tanda dan gejala penyakit gastritis

\

Verbal

berbumbu

- Merokok

- Minum munuman beralkohol

- Mengkonsumsi obat-obatan

- Makan terlalu banyak dan cepat

Menyebutkan 2 dari 3 tanda dan gejala penyakit Gastritis :

- Nyeri ulu hati

- Mual,muntah

- Demam

untuk menyebutkan kembali penyebab gastritis1.2.3Berikan reinforcement positif atas jawaban benar yang diberikan

1.3.1Jelaskan kepada keluarga tentang tanda dan gejala penyakit gastritis1.3.2 Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala penyakit gastritis1.3.3 Beri reinforcement Positif atas

kemampuan keluarga menjelaskan tanda dan gejala penyakit gastristis

1.4 Menjelaskan pencegahan penyakit gastritis

VerbalMenyebutkan 6 dari 8 cara mencegah penyakit gastritis :

-Makan teratur

- Hindari makanan pedas

- Hindari makan

1.4.1Jelaskan kepada keluarga tentang pencegahan penyakit gastritis1.4.2Motivasi keluarga

untuk menyebutkan kembali cara mencegah penyakit

Page 91: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

91

terlalu banyak dan cepat

- Hindari minum kopi

-Hindari minuman beralkohol

-Hindari stress

- Istirahat cukup

-Makan teratur

gastritis1.4.3Beri reinforcement positif atas jawaban benar yang diberikan keluarga

1.5 Menyebutkan pengobatan gastritis

VerbalMenyebutkan 4 dari 6 cara pengobatan penyakit gastritis :

- Antasida

- Analgetik

- Antibiotik

- Anti emetic

- Diet lunak

- Makan sedikit tapi sering

1.5.1Jelaskan cara pengobatan pada penyakit gastritis1.5.2Tanyakan kembali pada keluarga tentang pengobatan penyakit gastritis1.5.3Beri reinforcement positif atas jawaban benar yang diberikan keluarga

1.6 Menjelaskan makanan yang boleh dan tidak pada penyakit gastritis

Verbal Menyebutkan makanan yang boleh dan tidak boleh pada penyakit gastritis:

a.Makanan yang

1.6.1.Sebutkan makanan yang boleh dan tidak boleh pada penyakit gastritis1.6.2.Diskusikan dengan keluarga makanan

yang

Page 92: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

92

2. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga yang sakit Gastritis, dengan cara

2.1 Menyebutkan akibat bila keluhan tidak diobati

Sikap

Sikap

boleh;

-Hidrat arang : beras, kentang,roti

-Protein :telur,

-Sayuran yang tidak menimbulkan gas

-Bumbu-bumbu dibatasi

b.Makanan yang tidak boleh:

-Beras ketan, singkong

-Makanan kaleng

-Bumbu pedas , cabe

Menyebutkan akibat tidak diobati keluhan dari hipertensi :

- Perdarahan lambung- tidak napsu makan

Keluarga memutuskan untuk mengobati anggota keluarga

boleh dan tidak boleh diberikan pada

penyakit gastritis1.6.3Beri reinforcement positif atas jawaban benar yang diberikan keluarga.

2.1.1 Diskusikan tentang akibat tidak mengobati keluhan penyakit gastritis2.1.2 Berikan reinforcement positif atas partisipasi yang keluarga berikan

2.2.1 Diskusikan kembali dengan keluarga untuk mengobati anggota keluarga yang gastritis2.2.2 Berikan reinforcement positif atas keputusan keluarga untuk

Page 93: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

93

2.2 Ny”S” memutuskan untuk berobat

3. Keluarga mampu mengobati anggota keluarga yang sakit gastritis dengan cara :

3.1 Menyebutkan cara mengobati anggota keluarga yang sakit gastritis

4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mengatasi keluhan penyakit gastritis, perut perih dan mual dengan cara :

4.1 menyebutkan cara memodifikasi lingkungan untuk mengurangi rasa perih di perut dan mual

5. Keluarga mampu

Verbal

Psikomotor

Psikomotor

Menyebutkan cara mengobati penyakit gastritis:- Kurangi makanan Asam dan pedas- tidak boleh telat makan- Berobat secara

teratur Ke pelayanan Kesehatan

Memodifikasi lingkungan untuk mengurangi rasa pusing kepala:- lingkungan rumah yang tenang- Ventilasi rumah selalu terbuka di siang hari agar oksigen mencukupi

mengobati keluarga yang sakit gastritis

3.1.1 Diskusikan kembali dengan keluarga cara mengobati penyakit gastritis3.1.2 Berikan reinforcement positif atas jawaban benar yang keluarga berikan

4.1.1 Jelaskan cara Memodifikasi lingkungan untuk meringankan rasa rasa perih di perut dan mual4.1.2 Berikan reinforcement positif atas usaha keluarga mebuka ventilasi rumah dan membersihkan ruangan tengah rumah

5.1.1 Diskusikan kembali

Page 94: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

94

memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara ;

5.1 Jelaskan pentingnya berobat ke puskesmas/ klinik kesehatan

Ny.”S” akan rutin berobat setiap minggu ke puskesmas atau sarana kesehatan lainnya.

pentingnya berobat teratur ke puskesmas atau klinik

5.1.2 Motivasi kembali keluarga untuk berobat teratur ke puskesmas atau klinik

5.1.3 Beri reinforcement positif atas jawaban benar yang keluarga berikan.

3 2/8/2010 Resiko tinggi injury ; Peningkatan tekanan darah dan terjatuh berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang sakit Hipertensi, Khususnya Tn “ S’” ditandai dengan :

DS: - Tn.”S” mengatakan kepala sering pusing

- Tn.”S” mengatakan bila Berjalan sering sempoyongan

DO: - TD : 160 / 110 mmHg- Tn.”S” tampak

-sempoyongan bila berjalan

Selama 5 hari kunjungan,peningkatan tekanan darah dan resiko terjatuh tidak terjadi dengan kriteria:- TD : 140/90

mmHg- Tn.”S” bila berjalan

tidak sempoyongan

Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x 30 menit Tn. “S” dan Keluarga mampu

1. mengetahui makanan yang dapat meningakatkan tekananan darah, dengan cara :

1.1 Menjelaskan pengertian Diet rendah garam untuk Hipertensi

1.2 Menjelaskan tujuan

diet rendah garam

Verbal

Verbal

Diet : mengatur pola makan sehari-hari atau mengurangi makanan yang harus dihindari.

Diet Rendah garam untuk Hipertensi:yaitu dalam maskan tidak ditambahkan garam dapur, menghindari makanan yang mengandung natrium

Tujuan diet rendah garam adalah menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh

1.1.1Kaji pengetahuan keluarga tentang diet rendah garam1.1.2Diskusikan dengan keluarga tentang diet rendah garam1.1.3Berikan reinforcement positif atas jawaban benar yang diberikan oleh keluarga

1.2.1Jelaskan kepada keluarga tujuan diet rendah garam1.2.2Tunjukan kepada keluarga jenis garam dapur yang tidak boleh dikonsumsi penderita

Page 95: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

95

Hipertensi1.2.3Berikan reinforcement positif atas partisipasi yang keluarga lakukan

1.3 Menyebutkan dan menunjukkan makanan yang boleh dan tidak boleh pada penyakit Hipertensi

Motorik Menyebutkan dan menunjukkan makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan pada penyakit Hipertensi ;

1.Karbohidrat

a.Boleh: Beras,kentang

b.Tidak boleh: Biskuit dimasak dengan garam

2.Protein hewani:

a.Boleh: daging,ikan 100mg/hari,telur 200gr/hari

b.Tidak boleh : ikan yang diawetkan

3.Sayur-sayuran:

a.Semua sayuran segar boleh diberikan

b.Tidak boleh: sayuran yang diawetkan

1.3.1 Jelaskan kepada keluarga makanan yang boleh dantidak boleh pada penayakit Hipertensi

1.3.2 Tunjukkan pada klien makanan yang boleh dan tidak pada penyakit Hipertensi1.3.3 Kaji pengetahuan klien tentang makanan

yang boleh dantidak boleh diberikan pada penyakit Hipertensi1.3.4 Berikan Reinforcement positif atas partispasi yang telah diberikan oleh keluarga.

Page 96: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

96

2. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan diet rendah garam, dengan cara :

2.1 menyebutkan akibat pada penderita hipertensi bila tidak diet rendah garam

3. Keluarga mampu melaksanakan diet rendah garam, dengan cara :

3.1 Menyebutkan jenis

Verbal

Verbal

4.Lemak;

a.boleh:minyak sayur, margarine tanpa garam

b.Tidak boleh; garam dapur, soda kue,vetsin,terasi

5.Buah-buahan :

a.Semua buah segar boleh diberikan

b.Tidak boleh: buah-buahan dalamkaleng

6.Minuman

a..Boleh : air teh

b.Tidak boleh : Kopi

Akibat pada penderita hipertensi bila tidak diet rendah garam:

1. kenaikan tekanan darah

2. resiko terjatuh

3. Stroke

Keluarga , khususnya Tn.”S” memutuskan untuk melaksnakan diet rendah garam

2.1.1 Diskusikan kembali dengan keluarga

tentang diet rendah garam2.1.2 Berikan reinforcement positif atas jawaban benar yang diberikan

3.1.1 Diskusikan kembali dengan keluarga pengertian diet rendah garam3.1.2 menyebutkan jenis

Page 97: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

97

garam dapur yang sering digunakan

3.2 memisahkan pemberian garam pada makanan Tn.”S” dan keluarga

motorik Menyebutkan kembali tujuan diet rendah garam yaitu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh

garam dapur yang tidak boleh dikonsumsi penderita hipertensi3.1.3 Berikan reinforcement positif atas jawaban benar yang diberikan

3.2.1 Diskusikan kembali dengan keluarga tujuan diet rendah garam3.2.2 motivasi keluarga untuk melaksanakan diet rendah garam3.2.3 Berikan reinforcement positif atas usaha yang dilakukan keluarga

Page 98: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

98

4. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan

HariTgl

NoDp

Waktu Implementasi Evaluasi TtdPwt

selasa3/8/2010

DP1

10.00s/d

10.10

TUK 1

Menjelaskan kepada keluarga tentang:

a. Menyebutkan pengertian hipertensib. Menyebutkan tanda dan gejala

hipertensi.c. Menjelaskan bagaimana

mengobati penyakit Hipertensid. Menyebutkan hal-hal yang perlu

diketahui penderita hipertensi

RS :- Tn.”S” dan keluarga dapat memahami

tentang pengertian Hipertensi- Tn.”S” dan keluarga dapat memahami

tentang tanda dan gejala penyakit Hipertensi

RO :- Tn.”S” dan keluarga tampak bertanya

tentang pengertian Hipertensi- Tn.”S” dan keluarga tampak dapat

menyebutkan 5 dari 9 tanda dan gejala penyakit Hipertensi

- TD : 160 / 110 mmHg

S :

- Tn”S” dan keluarga dapat memahami tentang pengertian Hipertensi

- Tn.”S” dan keluarga dapat memahami tentang tanda dan gejala penyakit Hipertensi

O:- Tn.”S” dan keluarga

tampak bertanya tentang pengertian Hipertensi

- Tn “S” kooperatif dan aktif saat di jelaskan.

- Keluarga mendengarkan penjelasan yang diberikan.

- TD : 160 / 110 mmHg

A :Tn,”S” dapat menyebutkan pengertian hipertensi, penyebab dan gejala.

P :Lanjutkan TUK berikutnya

Evi S

Selasa 3/8/2010

DP1

10.10s/d

10.15

TUK 2

Menjelaskan kepada keluarga untuk segera mengambil keputusan untuk mengobati penyakit Hipertensi Tn.”S”

RS:-Tn.”S” mengatakan akan segera berobat ke petugas kesehatan

- Tn”S” merasa khawatir komplikasi dari penyakit hipertensinya

RO:- Tn..”S” tampak sedikit cemas- Tn.”S” tampak bertanya akibat bila tidak segera mengobati pusing kepalanya

S :

- Tn.”S” dan keluarga mengatakan akan segera berobat

O:- Tn.”S” dan keluarga

tampak bertanya akibat bila tidak segera mengobati pusing kepalanya.

A :Masalah teratasi sebagian

P :Lanjutkan TUK berikutnya

Evi S

Page 99: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

99

Rabu 4/8/2010

DP1

10.15s/d

10.20

TUK 3

Mendiskusikan kembali bagaimana mengobati penyakit Hipertensi:

- Mengurangi makanan mengandung garam

- Olahraga teratur - Berobat secara rutin

RS: - Tn.”S” mengatakan akan mengurangi

makan mengandung garam - Tn.”S” mengatakan agak malas

berolahraga-Tn.”S” mengatakan akan segera berobat

RO:- Klien tampak gemuk- Klien tampak mampu menjelaskan

tentang mengurangi makan makanan mengandung garam

S :

- Tn.”S” dan keluarga dapat memahami tentang mengobati penyakit hipertensi

- Tn.”S” mengatakan akan segera berobat

O:- Tn.”S” mendengarkan saat

diberikan penjelasan tentang pengobatan Hipertensi

A :Masalah teratasi sebagian

P :Lanjutkan TUK berikutnya

Evi S

Rabu 4/8/2010

DP1

10.20s/d

10.25

TUK 4

Menjelaskan cara memodifikasi lingkungan untuk mengurangi pusing kepala dan memberi rasa nyaman :- Buka ventilasi agar oksigen mencukupi- menjaga suasana lingkungan rumah

tenang- Menjaga kebersuhan rumah

RS: -Tn.”S” mengatakan akan membersihkan rumah dan lingkungannya

RO: -Tn.”S” Tampak membuka jendela

rumahnya

S :

- Tn.”S” dan keluarga mengatakan memahami modifikasi lingkungan untuk meredakan rasa pusing pada Tn.”S”

- Tn.”S” dan keluarga mengatakan akan membersihkan lingkungan dan rumahnya

O:- Tn.”S” dan keluarga

tampak membuka jendela

A :Masalah teratasi sebagian

P :Lanjutkan TUK berikutnya

Evi S

Rabu 4/8/2010

DP1

10.25 s/d

10.30

TUK 5

Mendiskusikan dengan keluarga pentingnya berobat rutin ke Puskesmas atau pun klinik kesehatan lainnya

S :

- Tn.”S” mengatakan akan mencoba berobat rutin ke Puskesmas

Evi S

Page 100: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

100

RS;- Tn.”S”mengatakan akan mencoba

berobat rutin ke Puskesmas untuk mengobati sakit hipertensinya

RO:- Tn.” S” Tampak dapat menjelaskan

pentingnya berobat rutin ke puskesmas

O: Tn.”S” tampak dapat

menjelaskan pentingnya berobat ke sarana kesehatan

A :Masalah teratasi

P :Ingatkan Kembali Tn. “S” untuk berobat kepuskesmas.

Rabu 4/8/2010

DP

2

14.00 s/d

14.10

TUK 1

Menjelaskan kepada keluarga tentang :

a. Menyebutkan pengertian Gastritisb. Menyebutkan penyebab gastritisc. Menyebutkan tanda dan gejala

penyakit gastritisd. Menjelaskan pencegahan penyakit

gastritise. Menyebutkan pengobatan gastritisf. Menjelaskan makanan yang boleh dan

tidak pada penyakit gastritis

RS : - Ny.”S” dan keluarga telah

memahami tentang penyakit Gastritis- Ny.”S” dapat mengetahui

penyebab penyakit gastritis

RO :- Ny.”S” dan keluarga tampak

bertanya mengenai pengertian gastritis- Ny.”S” dan keluarga tampak

dapat menyebutkan 4 dari 6 penyebab gastritis

S :- Ny.”S” dan

keluarga telah memahami tentang penyakit Gastritis

- Ny.”S” dapat mengetahui penyebab penyakit gastritis

O:- Ny.”S” dan

keluarga tampak bertanya mengenai pengertian gastritis.

- Ny,”S” kooperatif dan aktif saat dijelaskan.

- Ny.”S” dan keluarga tampak dapat menyebutkan 4 dari 6 penyebab gastritis

A: Ny,”S” dan keluarga dapat menyebutkan pengertian gastritis, penyebab dan tanda-tanda gastritis.

P :Lanjutkan TUK berikutnya

Evi S

Kamis 5/8/2010

DP

2

14.10 s/d

14.15

TUK 2

Menjelaskan kepada keluarga untuk segera mengambil keputusan untuk mengobati penyakit Gastritis Ny.”S”

RS:

S :

- Ny.”S” dan keluarga mengatakan akan segera berobat

O:

Evi s

Page 101: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

101

- Ny.”S” mengatakan akan segera berobat ke petugas kesehatan

- Ny.”S” merasa khawatir komplikasi dari penyakit gastritisnya

RO:- Ny.”S” tampak agak cemas- Ny.”S” tampak bertanya akibat bila

tidak segera mengobati nyeri ulu hatinya

- Ny.”S” dan keluarga tampak bertanya akibat bila tidak segera mengobati nyeri ulu hatinya.

A :Masalah teratasi sebagian

P :Lanjutkan TUK berikutnya

Kamis 5/8/2010

DP

2

14.15 s/d

14.20

TUK 3

Mendiskusikan kembali bagaimana mengobati penyakit Gastritis:

- Mengurangi makanan asam dan pedas- makan makanan selagi hangat - Berobat secara rutin

RS: - Ny.”S” mengatakan akan mengurangi

makan Makanan pedas dan asam

- Ny.”S” mengatakan akan segera berobat

RO:- Klien tampak mampu menjelaskan

tentang Berpantang makan asam dan pedas

S :

Ny.”S” dan keluarga dapat memahami tentang mengobati penyakit gastritis

- Ny.”S” mengatakan akan segera berobat

O: Ny.”S” dan keluarga tampak bertanya tentang pengobatan gastritis

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan TUK berikutnya

Evi S

Kamis 5/8/2010

DP

2

14.20 s/d

14.25

TUK 4

Menjelaskan cara memodifikasi lingkungan untuk mengurangi nyeri ulu hati dan memberi rasa nyaman :- Buka ventilasi agar oksigen mencukupi- menjaga suasana lingkungan rumah

tenang- Menjaga kebersihan rumah

RS:- Ny.”S” mengatakan akan

membersihkan rumah dan lingkungannya.

RO: -Ny. S”Tampak membuka jendela rumahnya

S :

- Ny.”S” dan keluarga mengatakan memahami modifikasi lingkungan untuk meredakan rasa nyeri ulu hati pada Ny.”S”

- Ny.”S” dan keluarga mengatakan akan membersihkan lingkungan dan rumahnya

O: Ny.”S” dan keluarga tampak membuka jendela

Evi S

Page 102: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

102

A :Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan TUK berikutnya

Kamis 5/8/2010

DP

2

14.25 s/d

14.30

TUK 5

Mendiskusikan dengan keluarga pentingnya berobat rutin ke Puskesmas atau pun klinik kesehatan lainnya

RS;- Tn.”S”mengatakan akan mencoba

berobat rutin ke Puskesmas untuk mengobati sakit hipertensinya

RO:- Tn.” S” Tampak dapat menjelaskan

pentingnya berobat rutin ke puskesmas

S :Tn”S” mengatakan akan mencoba berobat rutin ke Puskesmas

O: Tn.”S” tampak dapat

menjelaskan pentingnya berobat ke sarana kesehatan

A : TUK 5 teratasi

P : ingatkan kembali Tn ’S” pentingnya berobat ke puskesmas.

Evi S

Jum,at 5/8/2010

DP

3

14.00 s/d

14.10

TUK 1

Mengkaji pengetahuan keluarga tentang :

a. Diet rendah garam pada Hipertensib. Pantangan makanan pada Hipertensi

RS :- Tn.”S”dan keluarga mengerti tentang

diet rendah garam pada penyakit Hipertensi

- Tn.”S” dan keluarga memahamii pantangan makan pada Hipertensi

RO :- Tn.”S” dan keluarga tampak dapat

menjelaskan pengertian diet rendah garam pada Hipertensi

- Tn.”S” dan keluarga dapat mempraktekan pemberian garam pada masakan di keluarganya

- Tn.”S” dan keluarga tampak dapat memahami pantangan makan pada penyakit Hipertensi

S: Tn.”S”dan keluarga mengerti tentang diet rendah garam pada penyakit Hipertensi

- Tn.”S” dan keluarga memahami pantangan makan pada Hipertensi

O :- Tn.”S” dan keluarga

tampak dapat menjelaskan pengertian diet rendah garam pada Hipertensi

- Tn.”S” dan keluarga dapat mempraktekan pemberian garam pada masakan di keluarganya

- Tn.”S” dan keluarga tampak dapat memahami pantangan makan pada penyakit Hipertensi

A : Masalah teratasi

Evi S

Page 103: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

103

sebagian

P : Lanjutkan TUK berikutnya

Sabtu 6/8/2010

DP

3

14.10 s/d

14.15

TUK 2

Menjelaskan kepada keluarga tentang diet rendah garam, yaitu mengurangi konsumsi semua makanan yang mengandung garam / natrium serta resko penderita hipertensi bila tidak diet rendah garam:- Stroke- Terjatuh- Kenaikan tekanan darah

RS: Tn.”S” mengatakan mengerti tentang diet rendah garam serta resiko bila tidak mengikutnya

RO: Tn.”S” tampak dapat menjelaskan pengertian diet rendah garam

S:

Tn.”S” mengatakan mengerti tentang diet rendah garam serta resiko bila tidak mengikutinya

O; Tn.”S” tampak dapat menjelaskan pengertian diet rendah garam

A: Resiko tinggi injury belum terjadi.

P: Lanjutkan TUK berikutnya

Evi S

Sabtu 6/8/2010

DP

3

14.15 s/d

14.30

TUK 3

Menjelaskan kepada keluarga tentang jenis garam dapur yang tidak boleh dikonsumsi oleh Tn.”S”

RS: Tn’S” mengatakan mengerti tentang jenis-jenis garam dapur yang tidak boleh dikonsumsi

RO: -Tn.”S” tampak dapat menunjukkan

jenis garam dapur yang tidak boleh dikonsumsi. -Tn”S” dapat menunjukkan cara

membei garam pada masakan untuk keluarga

S:

Tn’S” mengatakan mengerti tentang jenis-jenis garam dapur yang tidak boleh dikonsumsi

O:Tn.”S” tampak dapat menunjukkan jenis garam dapur yang tidak boleh dikonsumsiTn”S” dapat menunjukkan cara membei garam pada masakan untuk keluarga dan dirinya

A:Keluarga mampu mendemontrasikan cara memberi garam pada masakan untuk keluarga.

P:- Ingatkan kembali

hal-hal yang telah di praktekan

- Motivasi keluarga untuk terus melakukan cara memberi garam pada masakan.

Evi S

Page 104: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

104

B. Pembahasan Kasus

Asuhan keperawatan keluarga fokus yang dilakukan oleh penulis adalah

Tn.”S” yang menderita penyakit Hipertensi, dengan memperhatikan pelayanan

keperawatan secara menyeluruh baik Bio ( seperti kemampuan Tn.”S” untuk

memenuhi kebutuhan dirinya dan keadaan tubuhnya ), Psiko ( seperti perasaan

Tn.”S” saat ini apakah Tn.”S” merasa senang dengan keadaannya sekarang ),

Sosial ( seperti hubungannya dengan tetangga dan masyarakat ), Spiritual

( seperti kegiatan keagamaan yang sering diikuti oleh Tn.”S”) yang dilaksanakan

selama lima hari yaitu mulai tanggal 2 Agustus sampai dengan tanggal 6 Agustus

2010.

Pada bab pembahasan ini penulis mencari kesenjangan-kesenjangan yang

ada dalam aspek pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga di tengah-tengah

masyarakat dan dihubungkan dengan teori yang ada dalam bab II.

Asuhan keperawatan ini terbagi menjadi 5 tahap yang dalam pelaksanaannya

menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga yang diawali dengan :

1. Pengkajian

Penulis melakukan pengkajian pada keluarga Tn.”S” khususnya Tn.”S”

dengan Hipertensi pada tanggal 2 Agustus 2010 serta implementasi dan

evaluasi dari tanggal 3 Agustus sampai dengan tanggal 6 Agustus 2010.

Page 105: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

105

Hasil pengkajian didapatkan data subyektif dan obyektif, dimana data

subyektif diperoleh dari Tn.”S” dan keluarga dengan cara wawancara,

sedangkan data obyektif didapat dengan melakukan observasi,

pengamatan dan pemeriksaan fisik . Dalam pengkajian penulis tidak

mendapat kesulitan bertemu dengan Tn.”S” selaku kepala rumah tangga

karena Tn”S” selalu berada di rumah.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan dibuat menurut teori yang telah ditulis dalam Bab

II, yaitu:

a. Kurangnya pengetahuan mengenai hubungan antara aturan

penanganan dan kontrol penyakit ini.

b. Potensi ketidak patuhan terhadap program keperawatan berhubungan

dengan efek samping therapy yang diberikan.

Dari hasil pengkajian yang didapatkan munculah beberapa diagnosa

keperawatan, antara lain :

a. Gangguan rasa nyaman : kepala pusing dan leher pe gal berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga

yang sakit Hipertensi, Khususnya Tn.”S”

b. Gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang

sakit Gastritis , Khususnya Ny.”S”

Page 106: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

106

c. Resiko tinggi injury ; peningkatan tekanan darah dan terjatuh

berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga Tn.”S” merawat anggota

keluarga yang sakit Hipertensi, Khususnya Tn.”S”

Dalam pembahasan ini ditemukan adanya kesenjangan karena pada

diagnosa keperawatan dalam toeri terdapat dua diagnosa, namun setelah

pengkajian ditemukan tiga diagnosa keperawatan.

c. Perencanaan

Perencanaan asuhan keperawatan keluarga Tn.”S” terdiri atas dua tujuan

yaitu Tujuan Umum (TUM ) dan Tujuan Khusus (TUK). Penentuan

tujuan asuhan keperawatan ini mengacu pada masalah yang ada pada

keluarga Tn.”S” khususnya Tn.”S” yaitu dengan menyusun rencana

keperawatan bersama keluarga, hampir 80 % rencana dapat terpenuhi

karena Tn.”S” dan keluarga dapat melaksanakan rencana keperawatan

tersebut.

d. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penulis tidak mendapatkan kesulitan atau

hambatan yang berarti karena sikap keluarga yang kooperatif dan mampu

menerima penjelasan penulis. Misalnya saat penulis memberikan

penjelasan melalui penyuluhan tentang bagaimana memberikan asuhan

keperawatan terhadap anggota keluarga dengan Hipertensi terlihat pihak

Page 107: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

107

keluarga sangat antusias dalam mendengarkan. Hal ini menunjukkan

bahwa pihak keluarga belum tahu banyak tentang penyakit Hipertensi.

e. Evaluasi

Evaluasi asuhan keperawatan keluarga adalah untuk menilai keberhasilan

asuhan keperawatan keluarga dari suatu tindakan keperawatan. Dari

empat diagnosa keperawatan, penulis dapat mengemukakan evalusi

sebagai berikut :

a. Diagnosa keperawatan pertama, berhasil pada perubahan kognitif, di

mana Tn.”S” dan keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan

gejala, bagaimana cara mengobati, dan hal-hal yang perlu diketahui

penderita Hipertensi, serta adanya perubahan perilaku dalam hal

keinginan untuk berobat ke pelayanan kesehatan / puskesmas untuk

mengatasi rasa pusing dan menurunkan tekanan darah yang dialami

keluarga khususnya Tn.”S”.

b. Diagnosa keperawatan ke dua, berhasil pada perubahan kognitif, di

mana Ny.”S” dan keluarga dapat menyebutkan pengertian, penyebab,

tanda dan gejala, bagaimana cara mengobati, dan jenis makanan yang

boleh dan tidak pada penyakit gastritis , serta adanya perubahan

perilaku dalam hal keinginan untuk berobat ke pelayanan kesehatan /

puskesmas untuk mengatasi nyeri ulu hati dan mual yang dialami

keluarga khususnya Ny.”S”.

Page 108: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

108

c. Diagnosa keperawatan ke tiga , adanya kemauan dari Tn.”S” dan

keluarga untuk mengikuti anjuran pembatasan garam / natrium dan

mengikuti diet rendah garam serta Tn.”S” dan keluarga dapat

mempraktekan bagaimana memberikan garam pada masakan untuk

keluarga serta untuk dirinya, dimana hal ini dilakukan sebagai

pencegahan terjadinya injuri : terjatuh dan pemulihan.

Page 109: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

109

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan keluarga terhadap keluarga

Tn”S” khususnya Tn.”S” dengan Hipertensi maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa :

1. Asuhan keperawatan keluarga sangat penting dalam upaya meningkatkan

derajat kesehatan keluarga, karena keluarga merupakan unit terkecil dari

masyarakat. Asuhan keperawatan keluarga juga sangat penting untuk

memperbaiki untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan keluarga dalam

masyarakat itu sendiri. Keluarga mempunyai peran utama dalam

pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarga dimana pengetahuan

keluarga sangat berpengaruh terhadap pemeliharaan kesehatan keluarga itu

sendiri.

2. Masalah kesehatan pada keluarga Tn”S” khususnya Tn.”S” antara lain:

Gangguan rasa nyaman : kepala pusing dan leher pegal berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang sakit

Hipertensi, khususnya Tn.”S”, gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn.”S” merawat anggota

keluarga yang sakit Gastritis, Khususnya Ny.”S”, resiko tinggi injury ;

peningkatan tekanan darah dan terjatuh berhubungan dengan ketidaktahuan

keluarga Tn.”S” merawat anggota keluarga yang sakit Hipertensi, Khususnya

109

Page 110: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

110

Tn.”S”Adanya perubahan kearah yang lebih baik setelah diberikan

penyuluhan kesehatan kepada Keluarga Tn”S” tentang Hipertensi, Gastritis,

Diet rendah garam.

B. Saran

1. Bagi Tn.”S”

Hendaknya Tn.”S” dapat melakukan diet rendah garam, rendah lemak,

menghindari makanan asam, menurunkan berat badan dengan berolahraga,

serta selalu memeriksakan diri ke sarana kesehatan baik klinik kesehatan mau

pun puskesmas setempat.

2. Bagi Keluarga

a. Hendaknya melakukan pemantauan terhadap Tn.”S” secara terus menerus

terkait dengan pola makan, diet rendah garam, serta aktifitas yang

dilakukan.

b. Hendaknya selalu memberikan perhatian dan kasih sayang pada Tn.”S”

c. Hendaknya selalu mengingatkan Tn.”S” untuk memeriksakan diri ke

sarana kesehatan baik klinik kesehatan maupun puskesmas setempat

secara teratur.

3. Bagi Puskesmas

a. Petugas Puskesmas hendaknya dapat memotivasi klien serta keluarganya

agar mau memeriksakan kesehatannya secara rutin dan selalu memantau

keadaan kesehatan masyarakat wilayah binaannya.

Page 111: 3.Kti Keluarga Bab i.ii.III,IV

111

b. Meningkatkan kegiatan Puskesmas Keliling atau pun mantri keliling

mengetahui kasus-kasus yang ada di masyarakat di luar pelayanan dalam

gedung.

c. Meningkatkan kegiatan Posyandu dengan banyak memberikan

penyuluhan-penyuluhan kesehatan.

4. Bagi Institusi pendidikan

Melengkapi sarana dan prasarana perpustakaan untuk melengkapi terutama

buku-buku yang berhubungan dengan proses keperawatan keluarga sehingga

dapat memudahkan mahasiswa dalam penulisan membuat laporan studi

kasus.