kti tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi

99
KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI DI JLN. KALIMANTAN RT 02 DAN 03 RW 17 KECAMATAN PAHANDUT PALANGKARAYA (PENELITIAN DESKRIPTIF) OLEH: CHRISTY VERA WINDYA WIDELTHA NIM. 712201S08068

Upload: yudha-abdi-nugroho

Post on 14-Aug-2015

1.936 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI DI JLN. KALIMANTAN RT 02 DAN 03 RW 17 KECAMATAN PAHANDUT PALANGKARAYA

TRANSCRIPT

Page 1: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI DI JLN. KALIMANTAN RT 02 DAN 03 RW 17

KECAMATAN PAHANDUT PALANGKARAYA

(PENELITIAN DESKRIPTIF)

OLEH:

CHRISTY VERA WINDYA WIDELTHA

NIM. 712201S08068

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYASEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN2012

Page 2: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI DI JLN. KALIMANTAN RT02 DAN 03 RW 17

KECAMATAN PAHANDUT PALANGKARAYA

(PENELITIAN DESKRIPTIF NON ANALITIK)

Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd. Kep) pada Program Studi DIII Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap

Palangka Raya

OLEH:

CHRISTY VERA WINDYA WIDELTHA

NIM. 712201S08068

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYASEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN2012

Page 3: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

SURAT PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa Proposal ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah

dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang

pendidikan di Perguruan Tinggi manapun

Palangka Raya, Juli 2012

Yang Menyatakan,

CHRISTY VERA WINDYA WIDELTHA

Page 4: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

PENETAPAN PANITIA PENGUJI KARYA TULIS ILMIAH

Telah di uji

Pada tanggal, Juli 2012

PANITIA PENGUJI

Nama Tanda Tangan

Penguji I : Putria Carolina, S.Kep., Ners (................................)

Penguji II : Agustina Nugrahini, S.Kep., Ners (................................)

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan,

Meilitha Carolina, S.Kep., Ners

Page 5: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH

Judul : Kecemasan Keluarga Menghadapi Tindakan Seksio Caesar di Ruang C

RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya

Nama : Christy Vera Windya Wideltha

NIM : 712201S08039

Telah diuji

Pada Tanggal, Juli 2012

Panitia Penguji

Ketua : Dra. Mariaty Darmawan, MM …………………….

Anggota : Meilitha Carolina, S.Kep.Ns …………………….

Mengetahui,

Ketua STIKES Eka Harap Ketua Program Studi

Palangka Raya DIII Keperawatan

Page 6: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

MOTTO

Page 7: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

KATA PENGANTAR

Page 8: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

ABSTRAK

Page 9: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

ABSTRACK

Page 10: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

DAFTAR ISI

Page 11: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

DAFTAR TABEL

Page 12: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

DAFTAR BAGAN

Page 13: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

DAFTAR DIAGRAM

Page 14: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

DAFFTAR LAMPIRAN

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian..................................................... 19

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian........................................................ 21

Page 15: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

DAFTAR TABEL

Page 16: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian................................................. 23

Page 17: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Kuesioner

Lampiran 2 Lembar Konsultasi

Page 18: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT

HIPERTENSI DI JLN. KALIMANTAN RT 02 DAN 03 RW 17 KECAMATAN

PAHANDUT PALANGKA RAYA

LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : Tingkat Pengetahuan Keluarga tentang Penyakit Hipertensi

di

Jalan Kalimantan RT 02 dan 03 RW 17 Kecamatan Pahandut

Palangka Raya.

CHRISTY VERA W.W

712201S08068

Karya Tulis Ilmiah ini telah di setujui

Tanggal, Juli 2012

Page 19: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

Oleh :

Pembimbing

Agustina Nugrahini, S.Kep., Ners

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan

Kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul "TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT

HIPERTENSI DI JALAN KALIMANTAN RT02 DAN 03 RW 17

KECAMATAN PAHANDUT PALANGKA RAYA" tepat pada waktunya. Sebagai

persyaratan Pendidikan Akademik dalam penyelesaiyan Program D-III Keperawatan

di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yayasan Eka Harap Palangka Raya

Page 20: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, baik materi, moral maupun spritual. Dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Mariaty darmawan, MM selaku ketua STIKES Eka Harap Palangka

Raya. yang telah banyak membimbing selama ini.

2. Ibu Meilitha Carolina, S.Kep. , Ns selaku ketua Program Studi DIII

Keperawatan yang telah membimbing selama ini.

3. Ibu Sarah H. Rintuh, S. Pd selaku pembimbing akademik yang telah banyak

membimbing selama ini.

4. Ibu Agustina Nugrahini, S.Kep. , Ns selaku dosen pembimbing yang telah

banyak memberi pengarahan, revisi dan saran kepada penulis dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Seluruh staf pengajar jurusan DIII Keperawatan STIKES Eka Harap Palangka

Raya yang telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan selama ini.

6. Kedua orang tua saya yang selama ini telah memberikan dukungan, kasih

sayang, dan bantuan baik moril maupun materil serta doa.

7. Seluruh teman jurusan DIII Keperawatan dan semua pihak yang telah

membantu dalam penulisan Proposal ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh

dari sempurna. Maka dengan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran yang membangun dari berbagai pihak.

Page 21: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

Akhir kata, semoga penelitian ini dapat berguna bagi pengembangan ilmu

keperawatan khususnya dalam riset keperawatan dan semoga Tuhan Yang

Maha Esa senantiasa memberikan berkat dan Kasih karunia-Nya.

Palangka Raya, Juli 2012

Penulis

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan seganap hati, kupersembahkan uraian kata

terima kasih kepada :

Page 22: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

1. Tuhan Yesus Kristus, puji syukur karena kasih

karunianya serta penyertaan yang luar biasa sehingga

saya bisa menyelesaikan KTI ini.

2. Kedua orang tua ku, atas kasih sayang yang luar biasa

yang tidak pernah berhenti menyemangati dan doa

yang tidak pernah putus- putusnya dalam setiap

langkah dan perjalanan ku, tidak ada kata yang dapat

membayar setiap peluh serta tetes air mata mu.

3. Adik- adik ku yang selama ini memberi semangat dan

kasih sayang yang luar biasa

4. Dosen pembimbing ku, terima kasih atas

bimbingngannya selama ini yang banyak menyita

waktu.

5. Sahabat- sahabatku (ika, caca, citra, rini, susan, kiki,

erna, manda, septia), trimakasih atas bantuannya dan

dukungan selama ini.

Page 23: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

23

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan berbagai

masalah pemenuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas serta asupan

kalsium, nutrium, dan juga gaya hidup yang berlebihan (A. Aziz Alimul H, 2009).

Ada pun penyebab hipertensi, antara lain: Yang pertama hipertensi primer yang

tidak diketahui penyebabnya (idiopatik). Sedangkan pada hipertensi sekunder

yang merupakan (10%) dari seluruh kasus hipertensi. Disebabkan oleh suatu

kelainan spesifik pada salah satu organ tubuh. Hipertensi terjadi di masyarakat

karena seperti yang di ketahui bahwa sebagian besar (90%) penderita termasuk

penderita hipertensi primer. Ada pun beberapa faktor yang diduga berkaitan

dengan berkembangnya hipertensi primer seperti : genetik( yang mempunyai

riwayat hipertensi), Berat badan (obesitas), Gaya hidup yang tidak aktif (malas

berolahraga), stres, alkohol, merokok, garam dalam makanan. dapat kita lihat

bahwa masyarakat kita cenderung mengabaikan hal- hal di atas. Salah satu

penyebabnya masarakat menyebabkan kan hal tersebut antara lain bagaimana

tingkat pengetahuan keluarga tentang hipertensi

Diperkirakan 80% kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang

tahun 2015 dari sejumlah 639 juta di tahun 2000, diperkirakan menjadi 1,15

milyar kasus di tahun 2015. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita

hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini (Anonim, 2007).

Hipertensi menyumbang 12,8% dari seluruh kematian dan 44% dari semua

1

1

Page 24: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

24

kecacatan (disabilitas) (DepKes RI, 2007). Di Indonesia banyak penderita

hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertansi

yang terkontrol. Prevalensi 6- 15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak

menyadari sebagai penderita hipertensi berat. prevalensi hipertensi di Kalimantan

Tengah tahun 2007 berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah adalah 33,6 %,

dan hanya berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 10 %, sementara

berdasarkan diagnosis dan atau riwayat minum obat hipertensi adalah 10,5 %.

Menurut Kabupaten/Kota, prevalensi hipertensi berdasarkan tekanan darah

berkisar antara 3,7 % - 14,2 %. Pada umumnya nampak perbedaan prevalensi

yang cukup besar. Data ini menunjukkan banyak kasus hipertensi di Kalimantan

Tengah yang belum ditanggulangi dengan baik.

Banyak pesien hipertensi tidak mengetahui apakah dirinya mengidap

hipertensi atau tidak. untuk mewaspadai hal tersebut kita perlu mengenal

hipertensi lebih dalam. Hipertensi terjadi karena gaya hidup yang tidak sehat,

faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi.

Makanan yang di awetkan garam serta bumbu penyedap dalam jumlah tinggi,

dapat meningkatkan tekanan darah karena mengandung nutrium dalam jumlah

yang berlebihan. Kebiasaan dengan mengkonsumsi minuman- minuman

beralkohol dan merokok pun penjadi penyebab utama yang sering di temukan. Hal

ini di sebabkan karena faktor umur, jenis kelamin, adat kebiasaan, pekerjaan,serta

faktor pengetahuan tentang penyakit hipertensi. Pengetahuan tentang hipertensi

yang baik akan mempermudah pencegahan, penanggulangan serta mengurangi

faktor resiko yang terjadi karena penyakit hipertensi. Ada pun hal yang terjadi apa

Page 25: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

25

bila kurangnya pengetahuan tentang hipertensi akan semakin memperparah

keadaan dengan adanya komplikasi penyakit tersebut.

karena itulah keluarga harus mengetahui penyakit hipertensi secara

menyeluruh. Agar dapat mendeteksi penyakit hipertensi sejak dini dengan

demikian keluarga dapat mengontrol peyakit hipertensi tersebut. Berdasarkan latar

belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan pengkajian tentang tingkat

pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi di RW XVII RT 02 dan 03

Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut Palangka Raya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merumuskan masalah

yaitu bagaimana tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi di RW

XVII RT 02 dan 03 Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi

di Palangka Raya.

1.3.2 Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan keluarga tentang definisi hipertensi di

RW XVII RT 02 dan 03 Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya

2. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan keluarga tentang penyebab hipertensi di

RW XVII RT 02 dan 03 Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya

Page 26: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

26

3. Mengidentifikai tingkat pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala

hipertensi di RW XVII RT 02 dan 03 Kelurahan Pahandut Kota Palangka

Raya

4. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi

di RW XVII RT 02 dan 03 Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya

5. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan keluarga tentang penatalaksanaan

pada penderita hipertensi di RW XVII RT 02 dan 03 Kelurahan Pahandut

Kota Palangka Raya

6. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit

hipertensi di RW XVII RT 02 dan 03 Kelurahan Pahandut Kota Palangka

Raya

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Teoritis

Penelitian ini dapat berguna untuk memperkuat teori ilmu keperawatan dan

mengembangkan pola pikir keluarga akan tingkat pengetahuan tentang penyakit

hipertensi

1.4.2 Praktisi

1) Peneliti

Di harapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan

dalam penulisan karya tulis ilmiah serta menambah pengalaman dalam bidang

penelitian khususnya mengenai penyakit hiprtensi.

Page 27: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

27

2) Tempat penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai bahan masukan bagi

masyarakat, keluarga, khususnya penderita hipertensi dalam pencegahan serta

memberikan pengobatan dan perawatan pada keluarga yang mempunyai penyakit

hipertensi.

Page 28: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

28

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pengetahuan

2.1.1 Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari "Tahu" dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan

terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan umumnya datang dari pengindraan

manusia, yaitu: indra penlihatan, pendengar, pencium, rasa dan raba, sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007)

Pengetahuan merupakan hasil dari proses dari usaha manusia untuk tahu terhadap

sesuatu atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu (Bahtiar,

2004).

Dari pendapat para ahli tersebut dapat di simpulkan bahwa pengetahuan

adalah apa yang kita ketahui didasarkan pada panca indera dan menghasilkan

sebuah pengetahuan.

2.1.2 Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan mempunyai enam tingkat, yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari

atau ransangan yang diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

6

Page 29: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

29

tentang apa yang di pelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut. Orang yang telah paham terhadap objek dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya Terhadap

objek yang di pelajari.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi dapat di

artikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, konsep

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini

hanya dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan

(membuat bangan), membedakan, memisahkan, mengelompokan, dansebagainya.

5) Sintetis (synthetis)

Sintetis menunjukan kepada suatu kemampuan meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan baru. Dengan

kata lain sintetis adalah kata lain sintetis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

Page 30: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

30

6) Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objekpenilaian-penilaian itu didasarkan pada

suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

1) Umur

Umur/usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia makaakan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (PRO

HEALT,17 maret 2012)

2) Lingkungan

Lingkungan adalah sesuatu yang ada disekitar idividu, baik langkungan

fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses

masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada didalam lingkungan

tersebut (PRO HEALT, 17 maret 2012)

3) Informasi

Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal dan non formal dapat

memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasil

perubahan atau peningkatan pengetahuan (PRO HEALT, 17 maret 2012)

4) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain

terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat di pungkiri bahwa

Page 31: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

31

semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah pula mereka

menerima informasi (Mubarak, 2007)

5) Minat

Minat sebagai suatu kencenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap

sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal

yang pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam(Mubarak, 2007)

2.1.4 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur disubjek penelitian atau

responden (Notoatmodjo, 2007). Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan memberikan seperangkat alat tes/ kuesioner tentang object pengetahuan

yang mau diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalam pengetahuan

yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan. selanjutnya dilakukan

penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan di beri

nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0.

Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban

dengan skor yang diharapkan (tertimggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya

berupa prosentase dengan rumusan yang di gunakan sebagai berikut. .

Nilai : N

Keterangan :

N = Nilai pengetahuan

Sp = Skor yang didapat

Sm = Skor tertinggi maksimum

Page 32: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

32

Selanjutnya persentase jawaban diinterprestasikan dalam kalimat kualitatif

dengan acuan sebagai berikut :

1) Baik : Nilai = 76- 100%

2) Cukup : Nilai = 56-75%

3) Kurang : Nilai = ≤40- 55% (Notoatmodjo, 2007)

2.2 Konsep Dasar Hipertensi

2.2.1 Pengertian hipertensi

Hipertensi adalah tekanan darah yang tinggi dari 140/90 mmHg dan di

klasifikasikan sesuai derajat keparahan (Doengus Maslin e 2001, 39)

2.2.2 Penyebab hipertensi

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :

1. Hipertensi primer atau esensial

Merupakan 90% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi esensial

yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang tidak atau diketahui

penyebabnya (idiopatik). Beberapa faktor diduga berkaitan dengan

berkembangnya hipertensi esensial seperti berikut ini(Wajan Juni Udjianti, 2010).

1) Genetik : individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi,

beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini.

2) Jenis kelamin dan usia : laki-laki berusia 35- 50 tahun dan wanita

menopouse beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi.

Page 33: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

33

3) Diet : konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan

dengan berkembangnya hipertensi.

4) Berat badan : obesitas (>25% di atas BB ideal) dikaitkan dengan

berkembangnya hipertensi.

5) Gaya hidup : merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan

darah, bila gaya hidup menetap.

2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang di sebabkan/ sebagai akibat dari

adanya penyakit lain. Seperti (Wajan Juni Udjianti, 2010 )

1) Penyakit ginjal

(1) Stenosis arteri renalis

(2) Pielonefritis

(3) Glomerulonefritis

(4) Tumor-tumor ginjal

(5) Penyakit ginjal poli kista (biasanya diturunkan)

(6) Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)

(7) Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

2) Kelainan hormonal

(1) Hiperaldosteronisme

(2) Sindrom cushing

(3) Feokromositoma

3) Obat-obatan

(1) Pil KB

(2) Kotikostiroid

(3) Siklosporin

Page 34: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

34

(4) Eritropoietin

(5) Kokain

4) Penyebab lainnya

(1) Koartasio aorta

(2) Preeklamsi pada kehamilan

(3) Porfilia intermiten akut

(4) Keracunan timbal akut.

2.2.3 Gejala hipertensi

Banyak pasien dari hipertensi tidak dapat terdeteksi lebih dini. Dengan kata

lain gejala awal yang di tunjukan sulit untuk mendeteksi apakah seseorang

terkena penyakit hipertensi atau tidak. Pada hipertensi primer sering tidak

menunjukkan gejala apa pun. Baru timbul gejala setelah adanya komplikasi pada

organ pasien, misalnya pada ginjal, mata, otak dan jantung.

Pada hipertensi sekunder, gajala yang timbul akan didahului gejala penyakit

menimbulkan hipertensi tersebut. Gejala yang timbul tergantung pada tingginya

tekanan darah. Gejala yang banyak dirasakan pada penderita penyakit hipertensi

sekunder adalah sakit kepala, mimisan, jantung berdebar-debar, dan sering buang

air kecil dimalam hari.

2.2.4 Komplikasi

Dokter Hananto (2008) menjelaskan akibat penyakit hipertensi yang tidak

terkontrol, akan berbahaya karna bisa disusul masalah komplikasi lainnya.

komplikasi hipertensi terjadi karena adanya kerusakan salah satu bahkan lebih

pada organ tubuh. Hal ini disebabkan peningkatan tekanan darah sangat tinggi

Page 35: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

35

dalam waktu lama sehingga organ tidak mampu bertahan dalam keadaan itu.

Tekanan darah yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan :

1. Serangan jatung atau stroke

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pengerasan danpenebalan arteri

(arterikolosis), yang dapat menyebabkan serangan jantung.

2. Aneurisma atau aneurysm

Peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan pembulu darah melemah,

membentuk suatu anuarisme. Jika anuarisma pecah, dapat mengancam jiwa.

3. Gagal jantung

Untuk memompa darah terhadap tekanan tinggidalam pembuluh, otot jantung

oerlu berkontraksi lebih sehingga otot akan menjadi kental. Otot kentalmemiliki

kesulitan memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh,hal ini

yang menyebabkan komplikasi hipertensi yang berupa gagal jantung.

4. Penyempitan pembuluh darah

Lemah dan menyempitnya pembuluh darah peda ginjal hal ini dapat

mencegah dari organ-organ lain berfungsi normal.

5. Sindrom metabolik

Sindrom ini adalah sekelompok gangguan metabolisme tubuh termasuk

lingkar pinggang meningkat, trigiserida tinggi, rendah high density lipoprotein

(HDL), tekanan darah tinggi dan tingkat insulin yang tinggi

6. Ginjal

Hipertensi yang lama atau berat dapat mnyebabkan kerusakan sehingga

fungsi ginjal menurun menyebabkan darah yang disaring menjadi kurang

Page 36: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

36

sehingga jumlah yang di hasilkan menurun dan zat-zat yang seharusnya di buang

seperti urea menumpukdalam darah/plasma.

2.2.5 Penatalaksanaan

1. Istirahat

2. Diet dan olah raga

1) Diet rendah garam

2) Penurunan berat badan

3) Olah raga teratur

4) Menghindari faktor resiko :

5) Rokok

6) Alkohol

7) Hiperlipidemi

8) Stres

3. Medikametosa

Obat pertama :

1) Diuretik

2) Tiazid

3) Hidroklorotiazid (HTC) : 1-2 X (25-50) mg/hari

4) Furosemid : 40mg/hari

5) Asam etakrinat : dosis awal 50 mg/hari

6) Spironolakton (aldakton) : 1-2 x (50-100)/hari

7) Reserpin : 1-2 x (0,1-0,2) mg/hari

8) Bloker beta

Page 37: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

37

2.2.6 Pencegahan Hipertensi

Setiap datangnya penyakit, pastilah pengobatan harus menjadi perhatian

utama. Tetapi alangkah lebih baik, kalau kita perlu melakukan proses pencegahan,

agar penyakit yang kita jauhi memang tidak menghinggap dalam kesehatan kita.

Bagaimana pun, pencegahan lebih baik dari pada mengobati. Langkah preventif

akan menjadi pelajaran berharga bagi keluarga untuk mengharmoniskan hubungan

kekeluargaan, sehingga bisa terhindar dari berbagai macam penyakit. dalam

rangka pencegahan atas hipertensi, segala kegiatan hidup haruslah dalam proses

pengawasan. Khususnya kegiatan sehari-hari keluarga. Beberapa hal yang dapat

kita lakukan dalam pencegahan hipertensi.

1. Pencegahan Hipertensi dengan Olahraga yang Cukup

Olahraga yang dianjurkan bagi orang yang beresiko tinggi terkena hipertensi

adalah :

1) Aerobik, meliputi jalan santai, joging, lari, bersepeda, renang secara teratur.

2) Olahraga rileks seperti yoga dan meditasi.

2. Pencegahan Hipertensi dengan Tidak Merokok

Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan

kertas (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990).

Cara untuk menghindari pengaruh rokok yaitu :

1) Sebaiknya menghindari daerah yang terkena asap rokok.

2) Jika anda seorang perokok, berhentilah merokok sama sekali dengan niat

penuh. Menghentikan merokok secara total mungkin sulit dilakukan, tetapi

peluang untuk kembali merokok lebih kecil jika di bandingkan dengan cara

Page 38: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

38

mengurangi perlahan-lahan. Suksesnya seseorang untuk berhenti merokok

tergantung niat pada diri perokok itu sendiri.

3. Pencegahan Hipertensi dengan Tidak Minum Alkohol

Pada seseorang yang sering meminum minuman beralkohol tekanan darah

mudah berubah dan cenderung lebih tinggi. alkohol dapat meningkatkan

keasaman darah, darah menjadi lebih kental. Kekentalan darah ini yang memaksa

jantung memompa darah lebih kuat lagi. Ini berarti terjadi peningkatan tekanan

darah.

4. Pencegahan Hipertensi dengan Istirahat yang Cukup

Istirahat dapat mengurangi ketegangan dan kelelahan otot. Istirahat dengan

posisi badan berbaring dapat mengembalikan aliran darah ke otak.

5. Pencegahan Hipertensi dengan Cara Medis

Bagi orang yang memiliki resiko tinggi terkena hipertensi, lakukan

pemeriksaan diri ke dokter secara berkala. Pengobatan hipertensi harus dengan

resep Dokter. Jangan meminum obat tanpa petunjuk dari Dokter, karena dapat

menimbulkan kekebalan terhadap obat tertentu dan kerusakan ginjal.

6. Pencegahan Hipertensi dangan Mengatur Pola Makan

Perbanyak minum air putih. Cara makan yang baik adalah sedikit-sedikit

tapi sering kandungan zat dalam makanan pun perlu diperhatikan, meliputi :

1) Kurangi minum-minuman yang mengandung soda

2) Kurangi memakam daging, ikan, kerang , kepiting dan susu, cemilan

yang asin dan gurih.

Page 39: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

39

3) Hindari memakan makanan iskan asin, telur asin, otak,vetsin (monosodium

glutame/MSG), soda kue, jeroan, sarden, udang dan cumi-cumi.

4) Diet rendah kolesterol. Memakan makanan yang mengandung lemak baik

(meningkatkan HDL) dan sedikit mengandung lemak jahat (menurunkan

LDL).

2.3 Konsep Dasar Pengetahuan Keluarga tentang Hipertensi

2.3.1 Konsep Keluarga

Keluarga adalah suatu unit terkecil dri masyarakat terdiri dari kepala

keluarga danbeberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat

dibawah satu atap dan dalam keadaan saling tergantung (DepKes RI,1988).

2.3.2 Peran Keluarga

Peran keluarga menggambarkan seperangkat prilaku interpersonal yang

berhubungan dengan posisi dan situasi tertentu. Antara laieran keluarga dalam

pengambilan keputusan

2.3.3 Fungsi keluarga

Fungsi dari keluarga adalah memenuhi kebutuhan anggota individu keluarga

dan masyarakat.

1. Fungsi keluarga dalam perawatan kesehatan

Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek kasuhan keperawatan

yaitu mencegah terjadi gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga

yang sakit. Kesanggupan keluarga untuk melaksanakan pemeliharaan kesehatan

dapat dilihat dari kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, membuat

Page 40: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

40

keputusan tindakan, memberikan perawatan, memelihara lingkungan serta

menggunakan fasilitas kesehatan.

2. Peran keluarga dalam perawatan kesehatan

Keluarga mempunyai peran besar dalam peningkatan derajat kesehatan dan

pembentukan karakter seseorang, termasuk pola prilaku hidup sehat. Keluarga

mengetahui definisi hipertensi, beberapa tanda dan gejala hipertensi, komplikasi

serta sumber- sumber yang ada yang dapat di manfaatkan dalam perawatan

hipertensi. Keputusan yang di ambil keluarga terhadap masalah hipertensi adalah

kontrol dan mengatur diet. Perawatan yang diberikan terhadap anggota keluarga

yang mengalami hipertensi adalah mengelola menu dan diet, memberikan

motivasi untuk berobat atau kontrol ke sarana kesehatan.

Kemampuan keluarga dalam menjalankan peran dan fungsinya serta

keterlibatan seluruh anggota keluarga untuk saling memberikan motivasi serta

lingkungan yang menunjang secara ekonomis dan Sumber- sumber yang di

gunakan keluarga adalah puskesmas dan petugas kesehatan terdekat yang sudah

mereka percaya kehandalannya. Hal tersebutlah yang Menunjukan tingkat

pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi.

Page 41: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

41

2.4 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah hubungan atara konsep- konsep yang

ingin diamati melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoamodjo, 2002)

Keterangan :

: Di teliti

: Tidak diteliti

: Berpengaruh

Gambar 2.1 Kerangka konsep penelitian tentang tinkat pengetahuan keluarga

tentang penyakit hipertensi di RW XVII RT 02 dan 03 Kelurahan

Pahandut Kota Palangka Raya

Keluarga mengetahui

dan memahami :

Definisi hipertensi

penyebab

hipertensi

gejala

hipertensi

Keberhasilan

pengendalian

peningkatan tekanan

darah dipengaruhi

oleh :

Pengetahuan

Pasien

Pengetahuan

keluarga :

Baik

Page 42: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

42

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang

dibuat oleh peneliti dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan

(Narusalam, 2009). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian

deskriptif yang bertujuan untuk mendeskriptifkan (memaparkan) peristiwa-

peristiwa yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

pengetahuan keluarga mengenai penyakit hipertensi di RW XVII RT 02 dan 03

Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya.

3.2 Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan bagan kerja kegiatan penelitian yang akan

dilakukan (Hidayat, 2008). Kerangka kerja adalah langkah- langkah dalam

aktivitas ilmiah, mulai dari penetapan populasi, sampel, dan seterusnya yaitu

Page 43: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

43

kegiatan sejak awal dilaksanakannya penelitian. adapun kerangka kerja dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

20

Populasi

Seluruh keluarga yang mempunyai keluarga dengan penyakit hipertensi

Sampel dalam penelitian ini adalah keluarga dengan penyakit hipertensi di

RW XVII RT 02 dan 03 Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya

Teknik sampling dalam penelitian adalah Simple Random Sampling

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain deskriptif

Page 44: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

44

Gambar 3.1 Kerangka kerja penelitian tentang tingkat pengetahuan keluarga

tentang penyakit hipertensi di RW XVII RT 02 dan 03 Kelurahan

Pahandut Kota Palangka Raya

3.3 Identifikasi Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain- lain). (Narusalam, 2009)

Pengumpilan data menggunakan kuesioner

Analisa data

Menggunakan coding,editing, scoring, dan tabulating

Penyajian data

Disajikan dalam bentuk gambar dan persentase

Page 45: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

45

3.3.1 Variabel penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi variabel penelitian yaitu tingkat

pengetahuan keluarga mengenai penyakit hipertensi di Jln. Kalimantan

PalangkaRaya.

3.4 Definisi Operasional

Definisi opeasional adalah mendefinisikan berdasarkan karakteristik yang

diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau

pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Alimul, Aziz

2008).

Page 46: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

46

Tabel 3.1 Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Penyakit Hipertensi di RW XVII RT 02 dan 03 Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya

Variabel Defiisi operasional Parameter Alat ukur Skala SkorVariabel Pengetahuan keluarga tentang hipertensi.

Segala sesuatu yang diketahui, dipahami oleh keluarga tentang tekanan darah tinggi dari 140/90 mmHg dan di klasifikasikan sesuai derajat keparahan.

Pengetahuan keluarga mengenai penyakit hipertensi : 1. mengetahui definisi

hipertensi2. mengetahui penyebab

hipertensi 3. mengetahui gejala hipetensi4. mengetahui komplikasi

hipertensi5. mengetahui penatalaksanaan

pada pnderita hipertensi6. mengetahui pencegahan

hipertensi

Kuesioner Ordinal 1. Penilaian Benar : 1Salah : 0

2.Nilai : N

Keterangan :

N = Nilai pengetahuan Sp =skor byang didapat Sm = skor tertinggi maksimum 3. Kategori

a. baik : nilai = 76- 100%

b. Cukup : nilai = 56- 75%

c. kurang :nilai = ≤ 56%

23

Page 47: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

47

3.5 Populasi, Sampel, dan Sampling

3.5.1 Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek (musalnya manusia, klien) yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Narusalam, 2009). Populasi dalam

penelitian ini adalah semua keluarga yang memiliki anggota keluarga yang

mengidap penyakit hipertensi di Jln. kalimantan PalangkaRaya.

3.5.2 Sampel

Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat digunakan

sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sampel yang dipilih dalam penelitian

ini menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel yang diteliti yaitu seluruh

keluarga yang berjumlah....di Jln. Kalimantan PalangkaRaya.

3.5.3 Sampling

Sampling adalah proses penyeleksian porsi dari populasi. Sempel diambil

menggunakan tehnik ‘probabiliti sampling’ yaitu simpel random sampling dimana

pemilihan sampel dengan cara menyeleksi setiap elemen secara acak (Narusalam,

2009)

3.5.4 Kriteria sampling

1. Kriteria inklusi

Adalah sampel yang dimasukan atau layak untuk diteliti, yaitu :

1) Keluarga yang memiliki anggota keluarga yang mengidap penyakit

hipertensi di Rindang Banua Jln. Kalimanta PalangkaRaya.

2) Keluarga tidak mengalami gangguan jiwa.

3) Keluarga tidak buta huruf

Page 48: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

48

2. Kriteria ekslusi

Adalah kriteria sampel yang tidak layak untuk diteliti, yaitu :

1. Tidak tersedia untuk diteliti

2. Keluarga yang tidak kooperatif

3.6 Pengumpulan Data dan Analisis Data

3.6.1 lokasi dan waktu penelitian

1. lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Jln. Kalimantan PalangkaRaya.

2. waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan mulai....

3.6.2 Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah

kuesioner dengan jenis daftar pertanyaan kuesioner untuk menggali fakta dengan

bentuk pertanyaan tertutup sehingga memudahkan mentabulasi data atau

mengelola data, dengan menggunakan pertanyaan Closedended Question dengan

cara pilihan jawaban ya atau tidak yang sebut dengan Dichotomy Question hasil

jawaban kuesioner lalu diberikan kode (Narusalam, 2009).

3.6.3 Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh kemudian dilakukan pengelolaan data sebagai

berikut :

Page 49: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

49

1. Tabulasi Data

Tabulasi adalah proses penyusunan data kedalam bentuk tabel pada tahap ini

data dianggap telah selesai diproses sehingga harus segera disusun kedalam suatu

format yang telah dirancang.

2. Tehnik analisis data

Analisis pemberian skor dengan menggunakan skala ordinal, dimana jika

responden memilih jawaban benar diberi nilai 1, sedangkan jika bjawaban

responden salah di beri nilai 0. Setelah jawaban terkumpul kemudian dinilai,

dianalisis dan dipersentase.

N

Keterangan:

N : Nilai pengetahuan

Sm : Skor tertinggi maksimum

Sp : Skor yang didapat

Selanjutnya presentasi jawaban kemudian diinterpretasikan dalam kalimat

kualitatif dengan acuan sebagai berikut :

1. Baik : Nilai = 76- 100%

2. Cukup : Nilai = 56- 75%

3. Kurang : Nilai = ≤56% (Narusalam,2009)

Page 50: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

50

3.7 Keterbatasan

Dalam penelitian ini, keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah :

1. Kemampuan responden dalam menjawab pertanyaan dan memberi data

sesuai tujuan penelitian.

2. Jumlah sampel yang diteliti

3.8 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi dari

pembimbing dan permintaan izin Ke RT/RW setempat, Kepala Prodi DIII

Keperawatan STIKES Eka Harap untuk melakukan penelitian di RW XVII RT 02

dan 03 Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya.

3.8.1 infomed consent (Lembar Persetujuan)

Subjek harus mendapat informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian

yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi untuk

menolak menjadi responden.

3.8.2 Anonimiti(Tanpa nama)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus

dirahasiakan. Untuk menjaga rahasia responden, peneliti tidak mencantumkan

namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberi nomor pada

masing- masing lembar tersebut.

3.8.3 Confidentiality(kerahasiaan)

Page 51: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

51

Kerahasiaan informasi dijamin oleh peneliti dengan hanya menyajikan

kelompok data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil peneliti.

Page 52: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

52

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menyajikan hasil dan pembahasan dari

pengumpulan data yang dilakukan di Jalan Kalimantan RT 02 dan 03 RW 17

Kecamatan Pahandut Palangka Raya tentang tingkat pengetahuan keluarga

tentang penyakit hipertensi. Data diperoleh dengan memberikan kuesioner untuk

mengetahui tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi dengan

jumlah respondennya sebanyak 34 responden yang memenuhi kriteria inklusi.

Data yang disajikan terdiri dari 2 macam yaitu data umum dan data khusus.

Adapun data umum yang merupakan karakteristik subjek penelitian yaitu data

demografi meliputi umur, pendidikan, dan pekerjaan, sedangkan yang termasuk

dalam data khusus yaitu karakteristik responden menurut tingkat pengetahuan

keluarga tentang penyakit hipertensi. Berikut akan diuraikan hasil penelitian dan

pembahasannya.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Karakteristik lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jalan Kalimantan RT 02 dan 03 RW 17

Kecamatan Pahandut Palangka Raya dimana daerah ini merupakan tempat

pemukiman penduduk. Lokasi RW 17 termasuk dalam wilayah Kecamatan

Pahandut dan Kelurahan Pahandut yang terdiri dari 5 RT yakni RT 01, RT 02, RT

03, RT 04, RT 05 dimana RT 02 dan RT 03 dijadikan sebagai tempat penelitian.

Lokasi perumahan semua berada di pinggir jalan Kalimantan dan di pinggir

sungai Kahayan, perumahan warga rata- rata berukuran 6 x 10 m yang bentuknya

Page 53: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

53

persegi panjang dengan atap sebagian besar terbuat dari bahaseng, sedangkan

sekat rumah terbuat dari kayu (papan). Jumlah penduduk RT 02 dan 03

Kecamatan Pahandut PalangkaRaya.(Data PKL Tahun 2012)

4.1.2 Data Umum

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat di jalan Kalimantan

Kecamatan Pahandut Palangka Raya. Karakteristik yang akan dipaparkan pada

data umum mencakup usia, pendidikan, dan pekerjaan hasil data umum sesuai

karakteristik demografi akan diuraikan di berikut ini:

1) Karakteristik umur responden

Kriteria responden berdasarkan golongan umur terdiri dari 21-30, 31- 40,

41- 50 dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

Diagram 4.1 karakteristik responden berdasarkan umur di Jalan Kalimantan RT 02dan 03 RW 17 Kecamatan Pahandut Palangka Raya bulan April 2012

Dari diagram 4.1 di atas dapat diketahui bahwa dari 34 responden, 15

responden (44%) berusia 21- 30 Tahun, 7 responden (21%) berusia 31- 40 tahun,

12 responden (35%) berusia 41- 50 tahun

Page 54: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

54

2) Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Kriteria responden berdasarkan tingkat pendidikan SD, SMP, SMA,

PERGURUAN TINGGI dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Diagram 4.2 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan di Jalan Kalimantan RT 02 dan 03 RW 17 Kecamatan Pahandut Palangka Raya bulan April 2012.

Dari diagram 4.2 di atas dapat diketahui bahwa dari 34 responden, 15

responden (48%)pendidikan SD, 10 responden (32%) pendidikan SMP, 5

responden (16%) pendidikan SMA, 4 responden (4%) pendidikan PERGURUAN

TINGGI.

3) Karakteritik responden berdasarkan pekerjaan

Kriteria responden berdasarkan pekerjaan terdiri dari PNS, SWASTA

dapat dilihat dari diagram berikut :

Page 55: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

55

Diagram4.3 Karakteristik respondenberdasarkan pekerjaan di jalan Kalimantan RT 02 dan 03 RW 17 Kecamatan Pahandut Palangka Raya Bulan April 2012.

Dari diagram 4.3 di atas dapat diketahui bahwa dari 34 responden, 31

responden (91%) pekerjaan swasta, 9 responden (9%) responden yang

pekerjaannya PNS.

4.1.3 Data Khusus

4.1.3.1 Tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi

Sesuai dengan pertanyaan penelitian maka hasil penelitian ini sesuai dengan

variabel penelitian, yaitu pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi.

Berikut ini akan disajikan hasil penelitian tersebut dalam bentuk tabel dan

diagram.

Page 56: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

56

Diagram 4.4 Responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang penyakit hipertensi di jalan Kalimantan RT 02 dan 03 RW17 Kecamatan Pahandut Palangka Raya bulan April 2012.

Dari diagram 4.4 di atas dapat diketahui bahwa dari 34 responden, 17

responden (50%) berpengetahuan cukup, 12 responden (35%) berpengetahuan

kursng, 5 responden (15%) berpengetahuan baik.

Adapun data dan hasil penelitian tentang data dan sub- sub variabel yaitu :

tingkat pengetahuan keluarga tentang definisi hipertens, penyebab hipertensi,

tanda dan gejala hipertensi, komplikasi hipertensi, penatalaksanaan hipertensi,

pencegahan hipertensi, dapat di lihat pada tabel berikut ini.

4.1.3.2 Tingkat pengetahuan keluarga tentang sub variabel 1 dan variabel 2

Dari hasil jawaban responden terhadap 8 pertanyaan tentang sub variabel

1 dan variabel 2 di peroleh jawaban yang benar dan salah pada tabel berikut iniTabel 4.1 Soal variabel 1 dan 2 nomor 1,2,3,4,5,6,7 dan 8 tingkat pengetahuan

keluarga tentang definisi hipertensi dan penyebab hipertensi di jalan KalimantanRT 02 dan 03 RW 17 Kecamatan Pahandut Palangka Raya bulan April 2012.

No PertanyaanBenar Salah

∑ % ∑ %

1 2 3 4 5 6

1. Apa yang dimaksud denfinisi hipertensi 26 76,5 % 8 23,5%

2.Di bawah ini yang termasuk penyebab hipertensi

27 79,5 % 7 20,5%

3.Di bawah ini pola makan yang menyebabkan hipertensi

19 56 % 15 44 %

4Penyebab lain hipertensi yang berhubungan dengan keadaan mental seseorang

19 56 % 15 44 %

5Beberapa makanan dibawah ini yangmenyebabkan hipertensi

23 68 % 11 32 %

6 Di bawah ini yang termasuk daging merah 22 65 % 12 35 %

7Di bawah ini minum- minuman yang menyebabkan hipertensi

20 59 % 13 41 %

Page 57: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

57

8Di bawah ini penyakit yang menyebabkan hipertensi

15 44,1% 19 55,9%

9 Rata- Rata 21,4 63 % 12,5 37 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 8 pertanyaan tentang definisi hipertensi

dan penyebab hipertensi terdapat 21,4 (63%) jawaban yang benar dan 12,5 (37%)

jawaban yang salah.

berdasarkan berdasarkan jawaban di atas maka di peroleh tingkat

pengetahuan keluarga tentang definisi dan penyebab hipertensi dapat dilihat pada

diagram berikut ini.

Diagram 4.5 Tingkat pengetahuan keluarga tentang definisi hipertensi dan penyebab hipertensi di jalan Kalimantan RT02 dan RW 03 Kecamatan Pahandut Palangka Raya bulan April 2012

Dari diagram di atas di ketahui bahwa dari 34 responden. 19 responden

(56%) yang berpengetahuan cukup, 9 responden (26%) berpengetahuan kurang, 6

responden (18%) berpengetahuan baik tentang definisi dan penyebab hipertensi.

4.1.3.3 Tingkat pengetahuan keluarga tentang sub variabel 3 Dari hasil jawaban

responden terhadap 4 pertanyaan tentang sub variabel 3 di peroleh jawaban yang

benar dan salah pada tabel berikut ini.

Page 58: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

58

Tabel 4.2 Soal parameter 3 nomor 9, 10, 11, dan 12 tingkat pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala hipertensi di Jalan Kalimantan RT02 dan 03 RW 17 Kecamatan Pahandut Palangka Raya bulan April 2012.

No PertanyaanBenar Salah∑ % ∑ %

1 2 3 4 5 6

1.Tanda dan gejala hipertensi yang sering dirasakan adalah

23 68 % 11 32 %

2.Gejala lain pada penyakit hipertensi

20 59 % 14 41 %

3.Gejala hipertensi yang sering dirasakan akibat adanya kelainan ginjal

25 74 % 9 26 %

4Apa saja yang perlu dilakukan pada saat mengetahui ada gejala hipertensi pada keluarga

20 59 % 14 41%

5Rata- Rata

22 65 % 12 35 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 4 pertanyaan tentang tanda dan

gejala hipertensi terdapat 22 (65%) jawaban yang benar dan 12 (35%) jawaban

yang salah.

berdasarkan hasil jawaban di atas maka di peroleh tingkat pengetahuan

keluarga tentang tanda dan gejala hipertensi dapat dilihat pada diagram berikut

ini.

Page 59: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

59

Diagram 4.6 Tingkat pengetahuan keluarga tentang Tanda dan gajala hipertensi di Jalan Kalimantan RT 02 dan 03 RW 17 Kecamanat Pahandut Palangka Raya bulan April 2012. Dari diagram di atas di ketahui bahwa dari 34 responden.18 responden

(53%) yang berpengetahuan kurang, 9 responden (26%) berpengetahuan baik, 7

responden (21%) berpengetahuan cukup tentang tanda dan gejala hipertensi.

4.1.3.4 Tingkat pengetahuan keluarga tentang sub variabel 4 dan sub variabel 5

Dari hasil jawaban responden terhadap 4 pertanyaan tentang sub variabel 4 di

peroleh jawaban yang benar dan salah pada tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Soal parameter 4 dan 5 nomor 13, 14, 15, dan 16 tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi dan penatalaksanaan pada penderita hipertensi di jalan Kalimantan RT02 dan 03 RW 17 Kecamatan Pahandut Palangka Raya bulan April 2012.

No PertanyaanBenar Salah

∑ % ∑ %1 2 3 4 5 6

1. Beberapa penyakit komplikasi hipertensi 22 65 % 12 35 %

2.Penatalaksanaan pada penderita pada penyakit hipertensi

21 62 % 13 38 %

3. Penatalaksanaan lain pada penderita hipertensi

18 53 % 16 47 %

4Penatalaksanaan tanpa meminium obat pada penderita hipertensi

22 65 % 12 35 %

5 Rata- Rata 21 62 % 13 38 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 4 pertanyaan komplikasi

hipertensi dan penatalaksanaan pada penderita hipertensi terdapat 21 (62%)

jawaban yang benar dan 13 (38%) jawaban yang salah.

Page 60: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

60

berdasarkan hasil jawaban di atas maka di peroleh tingkat pengetahuan

keluarga tentang komplikasi dan penatalaksanaan pada penderita hipertensi dapat

dilihat pada diagram berikut ini.

Diagram 4.7 Tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dan penatalaksanaan pada penderita hipertensi di jalan Kalimantan RT 02 dan 03 RW 17 Kecamatan Pahandut Palangka Raya bulan April 2012.

Dari diagram di atas di ketahui bahwa dari 34 responden.18 responden

(53%) yang berpengetahuan kurang, 10 responden (29%) berpengetahuan cukup,6

responden (18%) berpengetahuan baik tentang komplikasi dan penatalaksanaan

pada penderita hipertensi.

4.1.3.5 Tingkat pengetahuan keluarga tentang sub variabel 6 Dari hasil jawaban

responden terhadap 4 pertanyaan tentang sub variabel 6 di peroleh jawaban yang

benar dan salah pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4 soal parameter nomor 17, 18, 19, dan 20 tingkat pengetahuan keluarga tentang pencegahan pada penderita hipertensi di jalan Kalimantan RT02 dan 03 RW 17 Kecamatan Pahandut Palangka Raya bulan April 2012.

No PertanyaanBenar Salah

∑ % ∑ %

Page 61: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

61

1 2 3 4 5 6

1Pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan antara lain

22 65 % 12 35 %

2Pencegahan lain pada hipertensi yang dapat dilakukan

19 56 % 15 44 %

3Pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan

21 62 % 13 38%

4 Pencegahan lain yang dapat dilakukan 22 65 % 12 35 %

5 Rata- Rata 21 62 % 13 38 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 4 pertanyaan tentang

pencegahan hipertensi terdapat 21 (62%) jawaban yang benar dan 13 (38%)

jawaban yang salah.

berdasarkan hasil jawaban di atas maka di peroleh tingkat pengetahuan

keluarga tentang komplikasi dan penatalaksanaan pada penderita hipertensi dapat

dilihat pada diagram berikut ini.

Diagram 4.8 Tingkat pengetahuan keluarga tentang pencegahan pada penderita hipertensi di jalan Kalimantan RT02 dan 03 RW 17 Keamatan Pahandut Palangka Raya bulan April 2012.

Dari diagram di atas di ketahui bahwa dari 34 responden.15 responden

(44%) yang berpengetahuan kurang, 12 responden (35%) berpengetahuan cukup,

Page 62: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

62

7 responden (21%) berpengetahuan baik tentang pencegahan pada penderita

hipertensi.

4.2 Pembahasan Tentang Tingkat Pengetahuan Responden Tentang

Hipertensi

Berdasarkan data yang didapat dari 34 responden terdapat 17 responden

(50%) yang berpengetahuan cukup, 12 responden (35%) yang berpengetahuan

kurang, dan 5 responden (15%) yang berpengetahuan baik tingkat hipertensi.

Menurut Notoatmojo (2005) pengetahuan seseorang itu dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya yaitu pendidikan, pengalaman serta pekerjaan. Pengetahuan

adalah suatu informasi yang diterima seseorang yang bisa didapat melalui

pengamatan yang dilakukan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan berpikir,

melihat, dan mendengar. Pengetahuan memiliki makna yang luas oleh karena itu

perlu diseimbangkan dengan pengetahuan yang bersifat nyata dimana kita sendiri

yang menerapkan informasi yang didapat.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 17 responden 50% yang

pengetahuannya cukup. Menurut Notoatmodjo, 2003:121 diartikan sebagai

mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk kedalam

pengetahuan ini adalah mangingat kembali (rescall) sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, maka tahu ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Pengetahuan tentang

hipertensi yang cukup berarti keluarga belum sepenuhnya mengerti dan

memahami tentang penyakit hipertensi. Menurut peneliti hasil penelitian

Page 63: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

63

menunjukan bahwa responden belum mampu sepenuhnya menganalisa setiap

informasi yang diperoleh. Responden cukup baik dalam menjawab kuesioner

walaupun belum sepenuhnya, mungkin di karena kan tingkat pendidikan

responden yang mayoritas adalah SMP 10 responden (32%). kebanyakan

responden mengatakan bahwa cukup hanya mengetahui saja tentang penyakit

hipertensi, agar responden mengetahui dan memahami tentang hipertensi maka

tugas penting bagi tenaga kesehatan yang memang bertanggung jawab atas

informasi dan kesehatan masyarakat untuk dapat memberikan informasi bisa

melalui penyuluhan dan lain- lain, hal ini pun ditunjang dari sikap keluarga

tersebut hendaknya masyarakat yang harus lebih aktif untuk mencari informasi

untuk menambah pengetahuannya khususnya tentang penyakit hipertensi.

Berdasarkan data di atas terdapat 12 responden (35%) yang

berpengetahuan kurang. Selain pendidikan, pekerjaan dan umur, suatu pesan yang

diterima itu akan melalui beberapa tahap. Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo

(2007) bahwa suatu pesan yang diterima oleh setiap individu akan melalui lima

tahapan- tahapan yaitu Awarners (Kesadaran), Interest (Merasa tertarik),

Evaluation (Menimbang- nimbang), Trial (Mencoba), Adaption (Adopsi).

Menurut peneliti antara teori dan fakta sudah sesuai karena dengan pendidikan

yang sebagian besar SD sudah tentu pengetahuan responden sempit sehingga

kesadaran pun rendah dalam menyimak informasi dan karena merasa tidak

tertarik. Segala informasi mengenai penyakit hipertensi dianggap tidak terlalu

penting sehingga mengabaikan hal tersebut. Hal ini menyebabkan responden

minim pengetahuannya terutama mengenai penyakit hipertensi. tenaga kesehatan

sebagai pemberi pelayanan kesehatan pun berperan penting dalam peningkatan

Page 64: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

64

pengetahuan dengan memberikan sarana dan prasarana untuk masyarakat dalam

peningkatan pengetahuan seperti memberikan penyuluhan, kembali lagi pada

kesadaran masyarakat itu sendiri untuk lebih aktif dalam meningkatkan

pengetahuannya dengan menggali informasi- informasi dari berbagai sumber.

Berdasarkan data di atas dari 34 responden tingkat pengetahuannya baik

tentang penyakit hipertensi yaitu ada 5 responden (15%). Menurut Notoatmojo

(2005) pengetahuan seseorang itu dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

yaitu pendidikan, pengalaman serta pekerjaan. karena beberapa faktor seperti

pendidikan responden sehingga responden atau pola pikirnya sudah baik

menciptakan suatu pengetahuan serta pemahaman yang baik terhadap berbagai

informasi terutama yang berhubungan dengan penyakit hipertensi, kemudian

ditunjang lagi dengan pendidikan yang mayoritas responden adalah SMA dan

PERGURUAN TINGGI serta pekerjaan yang bekerja disektor formal yang

aksesnya lebih baik maka akan semakin memantapkan pengetahuannya karena

informasi yang didapat lebih luas dan lebih banyak sumbernya terutama informasi

kesehatan sehingga responden tidak hanya tahu tetapi dapat memelihara

kesehatan. Responden dengan tingkat pengetahuan baik pun harus tetap

mendapatkan informasi karena seperti yang kita ketahui bahwa informasi harus

selalu diperbaharui sesuai dengan kemajuan jaman.

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan keluarga tentang definisi

dan penyebab hipertensi, didapatkan hasil penelitian masih banyak responden

yang pengetahuannya cukup tentang depfinisi hipertensi dan penyebab hipertensi

sebanyak 19 responden (56%) dan 9 responden (26%) kurang, 6 responden (18%)

yang berpengetahuan baik. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi yang

Page 65: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

65

didapat oleh keluarga dan kurangnya minat keluarga untuk mengetahui lebuh jauh

tentang apa itu hipertensi dan penyebab hipertensi selain itu tingkat pendidikan

yang cukup rendah juga sangat berpengaruh. Yang kita ketahui hipertensi adalah

tekanan darah yang tinggi dari 140/90 dan diklasifikasikan sesuai derajat

keparahan (Doengus Maslin e 2001). Adapun penyebab hipertensi dibagi menjadi

dua yaitu primer dan sekunder. Hipertensi primer merupakan 90% dari seluruh

kasus hipertensi beberapa faktor diduga berkaitan dengan berkembangnya

hipertensi adalah genetik, jenis kelamin dan usia, berat badan, gaya hidup.

Sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan sebagai akibat

dari adanya penyakit lain seperti ginjal dll. Jika keluarga tidak mengetahui

pengertian hipertensi dan penyebab hipertensi itu sendiri akan terjadi peningkatan

penderita hipertensi dan kematian pada penderita hipertensi, bagaimanan keluarga

tersebut dapat melakukan pencegahan terhadap hipertensi apabila jika keluarga

tersebut tidak mengerti tentang pengertian hipertensi dan penyebab hipertensi itu

sendiri, akan berdampak sangat buruk apabila terjadi keterlambatan membawa

anggota keluarga ke tempat pelayanan kesehatan dikarenakan ketidak tahuan

keluarga tentang pengertian dan penyebab hipertensi. Oleh sebab itu penting bagi

keluarga untuk mengetahui pengertian dan penyebab hipertensi agar apabila

terjadi peningkatan tekanan darah responden tahu apa yang harus dilakukan.

Berdasarkan hasil penelitian tentang tanda dan gejala, sebanyak 18

responden (53%) berpengetahuan kurang, 9 responden (26%) pengetahuan baik,

7 responden (21%) pengetahuan cukup tentang tanda dan gejala penyakit

hipertensi hal ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang

tanda dan gajala masih kurang hal ini disebabkan pengetahuan keluarga yang

Page 66: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

66

sangat minim tentang tanda dan gejala hipertensi hal tersebut akan berdampak

buruk karena apabila keluarga tidak mengetahui tanda dan gejala dapat

menembah kaparahan penyakit dan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi,

pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala meskipun

secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi secara bersamaan dan dipercaya

berhubungan dengan hipertensi, gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,

hipertensi yang menahun dapat menimbulkan gejala seperti kelelahan, mual,

muntah,sesak nafas, gelisah dan pandangan menjadi kabur. Hipertensi dapat

berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius dan bahkan dapat

menyebabkan kematian oleh karena itu tanda dan gejala harus diketahui. Serta

harus melakukan pemeriksaan rutin ke tempat pelayanan kesehatan terdekat

minimal 1 kali seminggu.

Berdasarkan tingkat pengetahuan responden tentang komplikasi hipertensi dan

penatalaksanaan, 18 responden (53%) pengetahuan kurang, 10 responden (29%)

pengetahuan cukup, 6 responden (18%) pengetahuan baik. Dari hasil penelitian

tersebut masih banyak responden yang pengetahuannya kurang dan hal ini

disebabkan karena kurangnya informasi yang didapat selain oleh tingkat

pendidikan yang rendah yang juga saling mempengaruhi, Sedangkan yang kita

tahu bahwa komplikasi hipertensi dan penatalaksanaannya adalah penyumbatan

pembulu darah, aterolerosis atau aterosklerosis, ginjal, penyakit pada arteri.

Adapun penatalaksanaannya antara lain diit rendah garam, melakukan

pengobatan ke pelayanan kesehatan setempat, olahraga, tidak merokok dan tidak

meminum- minuman beralkohol. Jadi apabila keluarga memahami tentang

komplikasi dan penatalaksanaan tentunya akan memudahkan keluarga pada saat

Page 67: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

67

akan terjadinya akan terjadinya akan dapat mempersiapkan diri dalam

penatalaksanaan. jika tidak tahu tentangkomplikasi, akan sulit pada saat

melkukan penatalaksanaan dan mencegah komplikasi.

Berdasarkan pengetahuan responden tentang pencegahan, sebanyak 15

responden (44%) pengetahuan kurang, 12 responden (35%) pengetahuan cukup, 7

responden (21%) pengetahuan baik. yang kita ketahui berdasarkan

teoripencegahan. Pencegahan dapat dilakukan dengan olahraga cukup, dengan

tidak merokok, tidak minum alkohol, istrahat cukup, menghindari makan-

makanan yang memicu hipertensi. Setiap datangnya penyakit pastilah pengobatan

harus menjadi perhatian utama tetapi alangkah lebih bijaksana apabila kita

melekukan pencegahan seperti yang sudah diuraikan di atas langkah prevantif

akan menjadi pelajaran berharga bagi keluarga untuk mengharmoniskan hubungan

kekeluargaan, sehingga bisa terhindar dari berbagai macam penyakit khususnya

hipertensi.hal ini menunjukan bahwa cukup banyak responden yang

pengetahuannya kurang tentang pencegahan hipertensi, hal ini dikarenakan

kurangnya informasi yang didapat tentang hal tersebut, cukup rendahnya

pendidikan yang mereka dapat dan juga mereka mengangggap bahwa apabila

responden dalam keadaan sakit mereka dapat dengan mudah ke tempat pelayanan

kesehatan terdekat tanpa memikirkan lebih baik mlakukan pencegahan karena

seperti data yang dapat kita lihat bahwa sebagian dari responden adalah dengan

pekerjaan swasta sehingga tidak ada waktu untuk olah raga atau istirahat cukup

hal tersebutlah yang menjadi salah satu alasan bagi mereka. Maka dari itu deteksi

dini bagi mereka yang belum teridentifikasi dan kepatuhan minum obat bagi yang

sudah terkena hipertensi adalah kunci pengendalian hipertensi.

Page 68: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

68

Berdasalkan hasil penelitian di atas didapatkan bahwa tingkat pengetahuan

keluarga tentang peyakit hipertensi adalah cukup hal ini dikarenakan pengetahuan

yang sudah dimiliki oleh responden kurang dan lagi keluarga tidak berusaha untuk

menambah pengetahuan tentang hipertensi karena kebanyakan dari responden

merasa bahwa hanya cukup dengan pengetahuan seadanya, sedangkan dari data

yang secara umum didapatkan menunjukan bahwa kasusu hipertensi di kalimantan

tengah masih belum dapat di tanggulngi dengan baik dan hal ini dikarenakan

sangat minimnya kesadaran masyarakat untuk mencari informasi. Apabila

keluarga hanya memiliki pengetahuan cukup dan tidak berusaha meningkatkan

pengetahuan tentang hipertensi resiko terjadi hipertensi akan semakin besar, hal

ini disebabkan penyakit tersebut menyerang secara tiba- tiba dan terkadang tanpa

disertai tanda dan gejala yang bisa dirasakan sehingga memicu terjadinya

komplikasi pada penderita hipertensi dan sebagian besar yang menyebabkan

kematian pada penderita hipertensi adalah kurangnya pengetahuan keluarga

sebagai orang terdekat yang dapat mengingatkan dan sebagai pemberi semangat.

Untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi maka

perlu adanya pemberian informasi yang cukup dari pihak tenaga kesehatan,

sehingga setiap anggota keluarga akan mendapat informasi yang baik tentang

penyakit hipertensi, sehingga mampu untuk mengurangi komplikasi- komplikasi

yang mungkin terjadi. Diharapkan petugas kesehatan lebih intensif memberikan

masukan atau penyuluhan sehingga responden tanggap dan lebih mengerti apa

yang menjadi masalah dan cara penanganan masalahnya yang berhubungan

denganpenyakit hipertensi.

Page 69: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

69

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 70: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

70

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dapat

disimpulkan bahwa kesimpulan tentang tingkat pengetahuan keluarga tentang

penyakit hipertensi anatara lain tingkat pengetahuannya cukup tentang penyakit

hipertensi terdapat 17 responden (50%), yang tingkat pengetahuannya kurang

tentang penyakit hipertensi terdapat 12 responden (35%) dan yang tingkat

pengetahuannya baik tentang penyakit hipertensi terdapat 5 responden (15%),

jadi sebagian besar keluarga atau responden tersebut pengetahuannya tentang

penyakit hipertensi adalah cukup, hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang

di dapat tentang penyakit hipertensi dan tingkat pendidikan yang sangat minim.

Proses pengolahan data pada penelitian dilaksanakan pada bulan April 2012 Jalan

Kalimantan RT02 dan 03 RW 17 Kecamatan Pahandut PalangkaRaya.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Tempat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat membantu ketua RT dalam memperoleh

pengetahuan tantang penyakit hipertensi di Jalan Kalimantan RT 02 dan 03 RW

17 Kecamatan Pahandut Palangka Raya, selanjutnya di harapkan bagi ketua RT

untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat setempat tentang penyakit

hipertensi.

5.2.2 Petugas Kesehatan

Bagi pihak Puskesmas ataupun petugas kesehatan lainnya, agar lebih

meningkatkan pemberian informasi tentang penyakit hipertensi atau penyuluhan

kesehatan kepada keluarga atau masyarakat tentang penyakit hipertensi, sehingga

Page 71: KTI TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI

71

dengan pengetahuan yang didapat oleh keluarga nantinya mampu menjadi acuan

dan panduan bagi bagi keluarga apabila ada keluarga yang terkena hipertensi

sehingga dapat melakukan pengontrolan terhadap penyakit tersebut dan mencegah

terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan serta dapat melakukan pencegahan

apabila belum terkena hipertensi.

5.2.3 Bagi Penelitian Selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya hendaknya menggali lebih dalam lagi tentang

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan keluarga tentang penyakit

hipertensi