kti tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi
DESCRIPTION
TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI DI JLN. KALIMANTAN RT 02 DAN 03 RW 17 KECAMATAN PAHANDUT PALANGKARAYATRANSCRIPT
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI DI JLN. KALIMANTAN RT 02 DAN 03 RW 17
KECAMATAN PAHANDUT PALANGKARAYA
(PENELITIAN DESKRIPTIF)
OLEH:
CHRISTY VERA WINDYA WIDELTHA
NIM. 712201S08068
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYASEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN2012
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI DI JLN. KALIMANTAN RT02 DAN 03 RW 17
KECAMATAN PAHANDUT PALANGKARAYA
(PENELITIAN DESKRIPTIF NON ANALITIK)
Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd. Kep) pada Program Studi DIII Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap
Palangka Raya
OLEH:
CHRISTY VERA WINDYA WIDELTHA
NIM. 712201S08068
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYASEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN2012
SURAT PERNYATAAN
Saya bersumpah bahwa Proposal ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah
dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang
pendidikan di Perguruan Tinggi manapun
Palangka Raya, Juli 2012
Yang Menyatakan,
CHRISTY VERA WINDYA WIDELTHA
PENETAPAN PANITIA PENGUJI KARYA TULIS ILMIAH
Telah di uji
Pada tanggal, Juli 2012
PANITIA PENGUJI
Nama Tanda Tangan
Penguji I : Putria Carolina, S.Kep., Ners (................................)
Penguji II : Agustina Nugrahini, S.Kep., Ners (................................)
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan,
Meilitha Carolina, S.Kep., Ners
LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH
Judul : Kecemasan Keluarga Menghadapi Tindakan Seksio Caesar di Ruang C
RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
Nama : Christy Vera Windya Wideltha
NIM : 712201S08039
Telah diuji
Pada Tanggal, Juli 2012
Panitia Penguji
Ketua : Dra. Mariaty Darmawan, MM …………………….
Anggota : Meilitha Carolina, S.Kep.Ns …………………….
Mengetahui,
Ketua STIKES Eka Harap Ketua Program Studi
Palangka Raya DIII Keperawatan
MOTTO
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
ABSTRACK
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN
DAFTAR DIAGRAM
DAFFTAR LAMPIRAN
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian..................................................... 19
Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian........................................................ 21
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian................................................. 23
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Kuesioner
Lampiran 2 Lembar Konsultasi
KARYA TULIS ILMIAH
TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT
HIPERTENSI DI JLN. KALIMANTAN RT 02 DAN 03 RW 17 KECAMATAN
PAHANDUT PALANGKA RAYA
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL : Tingkat Pengetahuan Keluarga tentang Penyakit Hipertensi
di
Jalan Kalimantan RT 02 dan 03 RW 17 Kecamatan Pahandut
Palangka Raya.
CHRISTY VERA W.W
712201S08068
Karya Tulis Ilmiah ini telah di setujui
Tanggal, Juli 2012
Oleh :
Pembimbing
Agustina Nugrahini, S.Kep., Ners
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
Kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul "TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT
HIPERTENSI DI JALAN KALIMANTAN RT02 DAN 03 RW 17
KECAMATAN PAHANDUT PALANGKA RAYA" tepat pada waktunya. Sebagai
persyaratan Pendidikan Akademik dalam penyelesaiyan Program D-III Keperawatan
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yayasan Eka Harap Palangka Raya
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, baik materi, moral maupun spritual. Dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Mariaty darmawan, MM selaku ketua STIKES Eka Harap Palangka
Raya. yang telah banyak membimbing selama ini.
2. Ibu Meilitha Carolina, S.Kep. , Ns selaku ketua Program Studi DIII
Keperawatan yang telah membimbing selama ini.
3. Ibu Sarah H. Rintuh, S. Pd selaku pembimbing akademik yang telah banyak
membimbing selama ini.
4. Ibu Agustina Nugrahini, S.Kep. , Ns selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberi pengarahan, revisi dan saran kepada penulis dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Seluruh staf pengajar jurusan DIII Keperawatan STIKES Eka Harap Palangka
Raya yang telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan selama ini.
6. Kedua orang tua saya yang selama ini telah memberikan dukungan, kasih
sayang, dan bantuan baik moril maupun materil serta doa.
7. Seluruh teman jurusan DIII Keperawatan dan semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan Proposal ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari sempurna. Maka dengan ini penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata, semoga penelitian ini dapat berguna bagi pengembangan ilmu
keperawatan khususnya dalam riset keperawatan dan semoga Tuhan Yang
Maha Esa senantiasa memberikan berkat dan Kasih karunia-Nya.
Palangka Raya, Juli 2012
Penulis
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan seganap hati, kupersembahkan uraian kata
terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus, puji syukur karena kasih
karunianya serta penyertaan yang luar biasa sehingga
saya bisa menyelesaikan KTI ini.
2. Kedua orang tua ku, atas kasih sayang yang luar biasa
yang tidak pernah berhenti menyemangati dan doa
yang tidak pernah putus- putusnya dalam setiap
langkah dan perjalanan ku, tidak ada kata yang dapat
membayar setiap peluh serta tetes air mata mu.
3. Adik- adik ku yang selama ini memberi semangat dan
kasih sayang yang luar biasa
4. Dosen pembimbing ku, terima kasih atas
bimbingngannya selama ini yang banyak menyita
waktu.
5. Sahabat- sahabatku (ika, caca, citra, rini, susan, kiki,
erna, manda, septia), trimakasih atas bantuannya dan
dukungan selama ini.
23
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan berbagai
masalah pemenuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas serta asupan
kalsium, nutrium, dan juga gaya hidup yang berlebihan (A. Aziz Alimul H, 2009).
Ada pun penyebab hipertensi, antara lain: Yang pertama hipertensi primer yang
tidak diketahui penyebabnya (idiopatik). Sedangkan pada hipertensi sekunder
yang merupakan (10%) dari seluruh kasus hipertensi. Disebabkan oleh suatu
kelainan spesifik pada salah satu organ tubuh. Hipertensi terjadi di masyarakat
karena seperti yang di ketahui bahwa sebagian besar (90%) penderita termasuk
penderita hipertensi primer. Ada pun beberapa faktor yang diduga berkaitan
dengan berkembangnya hipertensi primer seperti : genetik( yang mempunyai
riwayat hipertensi), Berat badan (obesitas), Gaya hidup yang tidak aktif (malas
berolahraga), stres, alkohol, merokok, garam dalam makanan. dapat kita lihat
bahwa masyarakat kita cenderung mengabaikan hal- hal di atas. Salah satu
penyebabnya masarakat menyebabkan kan hal tersebut antara lain bagaimana
tingkat pengetahuan keluarga tentang hipertensi
Diperkirakan 80% kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang
tahun 2015 dari sejumlah 639 juta di tahun 2000, diperkirakan menjadi 1,15
milyar kasus di tahun 2015. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita
hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini (Anonim, 2007).
Hipertensi menyumbang 12,8% dari seluruh kematian dan 44% dari semua
1
1
24
kecacatan (disabilitas) (DepKes RI, 2007). Di Indonesia banyak penderita
hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertansi
yang terkontrol. Prevalensi 6- 15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak
menyadari sebagai penderita hipertensi berat. prevalensi hipertensi di Kalimantan
Tengah tahun 2007 berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah adalah 33,6 %,
dan hanya berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan adalah 10 %, sementara
berdasarkan diagnosis dan atau riwayat minum obat hipertensi adalah 10,5 %.
Menurut Kabupaten/Kota, prevalensi hipertensi berdasarkan tekanan darah
berkisar antara 3,7 % - 14,2 %. Pada umumnya nampak perbedaan prevalensi
yang cukup besar. Data ini menunjukkan banyak kasus hipertensi di Kalimantan
Tengah yang belum ditanggulangi dengan baik.
Banyak pesien hipertensi tidak mengetahui apakah dirinya mengidap
hipertensi atau tidak. untuk mewaspadai hal tersebut kita perlu mengenal
hipertensi lebih dalam. Hipertensi terjadi karena gaya hidup yang tidak sehat,
faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya hipertensi.
Makanan yang di awetkan garam serta bumbu penyedap dalam jumlah tinggi,
dapat meningkatkan tekanan darah karena mengandung nutrium dalam jumlah
yang berlebihan. Kebiasaan dengan mengkonsumsi minuman- minuman
beralkohol dan merokok pun penjadi penyebab utama yang sering di temukan. Hal
ini di sebabkan karena faktor umur, jenis kelamin, adat kebiasaan, pekerjaan,serta
faktor pengetahuan tentang penyakit hipertensi. Pengetahuan tentang hipertensi
yang baik akan mempermudah pencegahan, penanggulangan serta mengurangi
faktor resiko yang terjadi karena penyakit hipertensi. Ada pun hal yang terjadi apa
25
bila kurangnya pengetahuan tentang hipertensi akan semakin memperparah
keadaan dengan adanya komplikasi penyakit tersebut.
karena itulah keluarga harus mengetahui penyakit hipertensi secara
menyeluruh. Agar dapat mendeteksi penyakit hipertensi sejak dini dengan
demikian keluarga dapat mengontrol peyakit hipertensi tersebut. Berdasarkan latar
belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan pengkajian tentang tingkat
pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi di RW XVII RT 02 dan 03
Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut Palangka Raya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merumuskan masalah
yaitu bagaimana tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi di RW
XVII RT 02 dan 03 Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi
di Palangka Raya.
1.3.2 Khusus
1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan keluarga tentang definisi hipertensi di
RW XVII RT 02 dan 03 Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya
2. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan keluarga tentang penyebab hipertensi di
RW XVII RT 02 dan 03 Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya
26
3. Mengidentifikai tingkat pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala
hipertensi di RW XVII RT 02 dan 03 Kelurahan Pahandut Kota Palangka
Raya
4. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi
di RW XVII RT 02 dan 03 Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya
5. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan keluarga tentang penatalaksanaan
pada penderita hipertensi di RW XVII RT 02 dan 03 Kelurahan Pahandut
Kota Palangka Raya
6. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit
hipertensi di RW XVII RT 02 dan 03 Kelurahan Pahandut Kota Palangka
Raya
1.4 Manfaat penelitian
1.4.1 Teoritis
Penelitian ini dapat berguna untuk memperkuat teori ilmu keperawatan dan
mengembangkan pola pikir keluarga akan tingkat pengetahuan tentang penyakit
hipertensi
1.4.2 Praktisi
1) Peneliti
Di harapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
dalam penulisan karya tulis ilmiah serta menambah pengalaman dalam bidang
penelitian khususnya mengenai penyakit hiprtensi.
27
2) Tempat penelitian
Penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai bahan masukan bagi
masyarakat, keluarga, khususnya penderita hipertensi dalam pencegahan serta
memberikan pengobatan dan perawatan pada keluarga yang mempunyai penyakit
hipertensi.
28
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Pengetahuan
2.1.1 Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari "Tahu" dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan yang terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan umumnya datang dari pengindraan
manusia, yaitu: indra penlihatan, pendengar, pencium, rasa dan raba, sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007)
Pengetahuan merupakan hasil dari proses dari usaha manusia untuk tahu terhadap
sesuatu atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu (Bahtiar,
2004).
Dari pendapat para ahli tersebut dapat di simpulkan bahwa pengetahuan
adalah apa yang kita ketahui didasarkan pada panca indera dan menghasilkan
sebuah pengetahuan.
2.1.2 Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan mempunyai enam tingkat, yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari
atau ransangan yang diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
6
29
tentang apa yang di pelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut. Orang yang telah paham terhadap objek dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya Terhadap
objek yang di pelajari.
3) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi dapat di
artikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, konsep
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu
objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini
hanya dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan
(membuat bangan), membedakan, memisahkan, mengelompokan, dansebagainya.
5) Sintetis (synthetis)
Sintetis menunjukan kepada suatu kemampuan meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan baru. Dengan
kata lain sintetis adalah kata lain sintetis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
30
6) Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objekpenilaian-penilaian itu didasarkan pada
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang
telah ada.
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1) Umur
Umur/usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia makaakan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (PRO
HEALT,17 maret 2012)
2) Lingkungan
Lingkungan adalah sesuatu yang ada disekitar idividu, baik langkungan
fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses
masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada didalam lingkungan
tersebut (PRO HEALT, 17 maret 2012)
3) Informasi
Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal dan non formal dapat
memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasil
perubahan atau peningkatan pengetahuan (PRO HEALT, 17 maret 2012)
4) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain
terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat di pungkiri bahwa
31
semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah pula mereka
menerima informasi (Mubarak, 2007)
5) Minat
Minat sebagai suatu kencenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal
yang pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam(Mubarak, 2007)
2.1.4 Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur disubjek penelitian atau
responden (Notoatmodjo, 2007). Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan
dengan memberikan seperangkat alat tes/ kuesioner tentang object pengetahuan
yang mau diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalam pengetahuan
yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan. selanjutnya dilakukan
penilaian dimana setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan di beri
nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0.
Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban
dengan skor yang diharapkan (tertimggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya
berupa prosentase dengan rumusan yang di gunakan sebagai berikut. .
Nilai : N
Keterangan :
N = Nilai pengetahuan
Sp = Skor yang didapat
Sm = Skor tertinggi maksimum
32
Selanjutnya persentase jawaban diinterprestasikan dalam kalimat kualitatif
dengan acuan sebagai berikut :
1) Baik : Nilai = 76- 100%
2) Cukup : Nilai = 56-75%
3) Kurang : Nilai = ≤40- 55% (Notoatmodjo, 2007)
2.2 Konsep Dasar Hipertensi
2.2.1 Pengertian hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah yang tinggi dari 140/90 mmHg dan di
klasifikasikan sesuai derajat keparahan (Doengus Maslin e 2001, 39)
2.2.2 Penyebab hipertensi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
1. Hipertensi primer atau esensial
Merupakan 90% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi esensial
yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang tidak atau diketahui
penyebabnya (idiopatik). Beberapa faktor diduga berkaitan dengan
berkembangnya hipertensi esensial seperti berikut ini(Wajan Juni Udjianti, 2010).
1) Genetik : individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi,
beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini.
2) Jenis kelamin dan usia : laki-laki berusia 35- 50 tahun dan wanita
menopouse beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi.
33
3) Diet : konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan
dengan berkembangnya hipertensi.
4) Berat badan : obesitas (>25% di atas BB ideal) dikaitkan dengan
berkembangnya hipertensi.
5) Gaya hidup : merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan
darah, bila gaya hidup menetap.
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang di sebabkan/ sebagai akibat dari
adanya penyakit lain. Seperti (Wajan Juni Udjianti, 2010 )
1) Penyakit ginjal
(1) Stenosis arteri renalis
(2) Pielonefritis
(3) Glomerulonefritis
(4) Tumor-tumor ginjal
(5) Penyakit ginjal poli kista (biasanya diturunkan)
(6) Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
(7) Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2) Kelainan hormonal
(1) Hiperaldosteronisme
(2) Sindrom cushing
(3) Feokromositoma
3) Obat-obatan
(1) Pil KB
(2) Kotikostiroid
(3) Siklosporin
34
(4) Eritropoietin
(5) Kokain
4) Penyebab lainnya
(1) Koartasio aorta
(2) Preeklamsi pada kehamilan
(3) Porfilia intermiten akut
(4) Keracunan timbal akut.
2.2.3 Gejala hipertensi
Banyak pasien dari hipertensi tidak dapat terdeteksi lebih dini. Dengan kata
lain gejala awal yang di tunjukan sulit untuk mendeteksi apakah seseorang
terkena penyakit hipertensi atau tidak. Pada hipertensi primer sering tidak
menunjukkan gejala apa pun. Baru timbul gejala setelah adanya komplikasi pada
organ pasien, misalnya pada ginjal, mata, otak dan jantung.
Pada hipertensi sekunder, gajala yang timbul akan didahului gejala penyakit
menimbulkan hipertensi tersebut. Gejala yang timbul tergantung pada tingginya
tekanan darah. Gejala yang banyak dirasakan pada penderita penyakit hipertensi
sekunder adalah sakit kepala, mimisan, jantung berdebar-debar, dan sering buang
air kecil dimalam hari.
2.2.4 Komplikasi
Dokter Hananto (2008) menjelaskan akibat penyakit hipertensi yang tidak
terkontrol, akan berbahaya karna bisa disusul masalah komplikasi lainnya.
komplikasi hipertensi terjadi karena adanya kerusakan salah satu bahkan lebih
pada organ tubuh. Hal ini disebabkan peningkatan tekanan darah sangat tinggi
35
dalam waktu lama sehingga organ tidak mampu bertahan dalam keadaan itu.
Tekanan darah yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan :
1. Serangan jatung atau stroke
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pengerasan danpenebalan arteri
(arterikolosis), yang dapat menyebabkan serangan jantung.
2. Aneurisma atau aneurysm
Peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan pembulu darah melemah,
membentuk suatu anuarisme. Jika anuarisma pecah, dapat mengancam jiwa.
3. Gagal jantung
Untuk memompa darah terhadap tekanan tinggidalam pembuluh, otot jantung
oerlu berkontraksi lebih sehingga otot akan menjadi kental. Otot kentalmemiliki
kesulitan memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh,hal ini
yang menyebabkan komplikasi hipertensi yang berupa gagal jantung.
4. Penyempitan pembuluh darah
Lemah dan menyempitnya pembuluh darah peda ginjal hal ini dapat
mencegah dari organ-organ lain berfungsi normal.
5. Sindrom metabolik
Sindrom ini adalah sekelompok gangguan metabolisme tubuh termasuk
lingkar pinggang meningkat, trigiserida tinggi, rendah high density lipoprotein
(HDL), tekanan darah tinggi dan tingkat insulin yang tinggi
6. Ginjal
Hipertensi yang lama atau berat dapat mnyebabkan kerusakan sehingga
fungsi ginjal menurun menyebabkan darah yang disaring menjadi kurang
36
sehingga jumlah yang di hasilkan menurun dan zat-zat yang seharusnya di buang
seperti urea menumpukdalam darah/plasma.
2.2.5 Penatalaksanaan
1. Istirahat
2. Diet dan olah raga
1) Diet rendah garam
2) Penurunan berat badan
3) Olah raga teratur
4) Menghindari faktor resiko :
5) Rokok
6) Alkohol
7) Hiperlipidemi
8) Stres
3. Medikametosa
Obat pertama :
1) Diuretik
2) Tiazid
3) Hidroklorotiazid (HTC) : 1-2 X (25-50) mg/hari
4) Furosemid : 40mg/hari
5) Asam etakrinat : dosis awal 50 mg/hari
6) Spironolakton (aldakton) : 1-2 x (50-100)/hari
7) Reserpin : 1-2 x (0,1-0,2) mg/hari
8) Bloker beta
37
2.2.6 Pencegahan Hipertensi
Setiap datangnya penyakit, pastilah pengobatan harus menjadi perhatian
utama. Tetapi alangkah lebih baik, kalau kita perlu melakukan proses pencegahan,
agar penyakit yang kita jauhi memang tidak menghinggap dalam kesehatan kita.
Bagaimana pun, pencegahan lebih baik dari pada mengobati. Langkah preventif
akan menjadi pelajaran berharga bagi keluarga untuk mengharmoniskan hubungan
kekeluargaan, sehingga bisa terhindar dari berbagai macam penyakit. dalam
rangka pencegahan atas hipertensi, segala kegiatan hidup haruslah dalam proses
pengawasan. Khususnya kegiatan sehari-hari keluarga. Beberapa hal yang dapat
kita lakukan dalam pencegahan hipertensi.
1. Pencegahan Hipertensi dengan Olahraga yang Cukup
Olahraga yang dianjurkan bagi orang yang beresiko tinggi terkena hipertensi
adalah :
1) Aerobik, meliputi jalan santai, joging, lari, bersepeda, renang secara teratur.
2) Olahraga rileks seperti yoga dan meditasi.
2. Pencegahan Hipertensi dengan Tidak Merokok
Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan
kertas (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990).
Cara untuk menghindari pengaruh rokok yaitu :
1) Sebaiknya menghindari daerah yang terkena asap rokok.
2) Jika anda seorang perokok, berhentilah merokok sama sekali dengan niat
penuh. Menghentikan merokok secara total mungkin sulit dilakukan, tetapi
peluang untuk kembali merokok lebih kecil jika di bandingkan dengan cara
38
mengurangi perlahan-lahan. Suksesnya seseorang untuk berhenti merokok
tergantung niat pada diri perokok itu sendiri.
3. Pencegahan Hipertensi dengan Tidak Minum Alkohol
Pada seseorang yang sering meminum minuman beralkohol tekanan darah
mudah berubah dan cenderung lebih tinggi. alkohol dapat meningkatkan
keasaman darah, darah menjadi lebih kental. Kekentalan darah ini yang memaksa
jantung memompa darah lebih kuat lagi. Ini berarti terjadi peningkatan tekanan
darah.
4. Pencegahan Hipertensi dengan Istirahat yang Cukup
Istirahat dapat mengurangi ketegangan dan kelelahan otot. Istirahat dengan
posisi badan berbaring dapat mengembalikan aliran darah ke otak.
5. Pencegahan Hipertensi dengan Cara Medis
Bagi orang yang memiliki resiko tinggi terkena hipertensi, lakukan
pemeriksaan diri ke dokter secara berkala. Pengobatan hipertensi harus dengan
resep Dokter. Jangan meminum obat tanpa petunjuk dari Dokter, karena dapat
menimbulkan kekebalan terhadap obat tertentu dan kerusakan ginjal.
6. Pencegahan Hipertensi dangan Mengatur Pola Makan
Perbanyak minum air putih. Cara makan yang baik adalah sedikit-sedikit
tapi sering kandungan zat dalam makanan pun perlu diperhatikan, meliputi :
1) Kurangi minum-minuman yang mengandung soda
2) Kurangi memakam daging, ikan, kerang , kepiting dan susu, cemilan
yang asin dan gurih.
39
3) Hindari memakan makanan iskan asin, telur asin, otak,vetsin (monosodium
glutame/MSG), soda kue, jeroan, sarden, udang dan cumi-cumi.
4) Diet rendah kolesterol. Memakan makanan yang mengandung lemak baik
(meningkatkan HDL) dan sedikit mengandung lemak jahat (menurunkan
LDL).
2.3 Konsep Dasar Pengetahuan Keluarga tentang Hipertensi
2.3.1 Konsep Keluarga
Keluarga adalah suatu unit terkecil dri masyarakat terdiri dari kepala
keluarga danbeberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
dibawah satu atap dan dalam keadaan saling tergantung (DepKes RI,1988).
2.3.2 Peran Keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat prilaku interpersonal yang
berhubungan dengan posisi dan situasi tertentu. Antara laieran keluarga dalam
pengambilan keputusan
2.3.3 Fungsi keluarga
Fungsi dari keluarga adalah memenuhi kebutuhan anggota individu keluarga
dan masyarakat.
1. Fungsi keluarga dalam perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek kasuhan keperawatan
yaitu mencegah terjadi gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga
yang sakit. Kesanggupan keluarga untuk melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dari kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, membuat
40
keputusan tindakan, memberikan perawatan, memelihara lingkungan serta
menggunakan fasilitas kesehatan.
2. Peran keluarga dalam perawatan kesehatan
Keluarga mempunyai peran besar dalam peningkatan derajat kesehatan dan
pembentukan karakter seseorang, termasuk pola prilaku hidup sehat. Keluarga
mengetahui definisi hipertensi, beberapa tanda dan gejala hipertensi, komplikasi
serta sumber- sumber yang ada yang dapat di manfaatkan dalam perawatan
hipertensi. Keputusan yang di ambil keluarga terhadap masalah hipertensi adalah
kontrol dan mengatur diet. Perawatan yang diberikan terhadap anggota keluarga
yang mengalami hipertensi adalah mengelola menu dan diet, memberikan
motivasi untuk berobat atau kontrol ke sarana kesehatan.
Kemampuan keluarga dalam menjalankan peran dan fungsinya serta
keterlibatan seluruh anggota keluarga untuk saling memberikan motivasi serta
lingkungan yang menunjang secara ekonomis dan Sumber- sumber yang di
gunakan keluarga adalah puskesmas dan petugas kesehatan terdekat yang sudah
mereka percaya kehandalannya. Hal tersebutlah yang Menunjukan tingkat
pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi.
41
2.4 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah hubungan atara konsep- konsep yang
ingin diamati melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoamodjo, 2002)
Keterangan :
: Di teliti
: Tidak diteliti
: Berpengaruh
Gambar 2.1 Kerangka konsep penelitian tentang tinkat pengetahuan keluarga
tentang penyakit hipertensi di RW XVII RT 02 dan 03 Kelurahan
Pahandut Kota Palangka Raya
Keluarga mengetahui
dan memahami :
Definisi hipertensi
penyebab
hipertensi
gejala
hipertensi
Keberhasilan
pengendalian
peningkatan tekanan
darah dipengaruhi
oleh :
Pengetahuan
Pasien
Pengetahuan
keluarga :
Baik
42
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang
dibuat oleh peneliti dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan
(Narusalam, 2009). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian
deskriptif yang bertujuan untuk mendeskriptifkan (memaparkan) peristiwa-
peristiwa yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan keluarga mengenai penyakit hipertensi di RW XVII RT 02 dan 03
Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya.
3.2 Kerangka Kerja
Kerangka kerja merupakan bagan kerja kegiatan penelitian yang akan
dilakukan (Hidayat, 2008). Kerangka kerja adalah langkah- langkah dalam
aktivitas ilmiah, mulai dari penetapan populasi, sampel, dan seterusnya yaitu
43
kegiatan sejak awal dilaksanakannya penelitian. adapun kerangka kerja dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
20
Populasi
Seluruh keluarga yang mempunyai keluarga dengan penyakit hipertensi
Sampel dalam penelitian ini adalah keluarga dengan penyakit hipertensi di
RW XVII RT 02 dan 03 Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya
Teknik sampling dalam penelitian adalah Simple Random Sampling
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain deskriptif
44
Gambar 3.1 Kerangka kerja penelitian tentang tingkat pengetahuan keluarga
tentang penyakit hipertensi di RW XVII RT 02 dan 03 Kelurahan
Pahandut Kota Palangka Raya
3.3 Identifikasi Variabel
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda
terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain- lain). (Narusalam, 2009)
Pengumpilan data menggunakan kuesioner
Analisa data
Menggunakan coding,editing, scoring, dan tabulating
Penyajian data
Disajikan dalam bentuk gambar dan persentase
45
3.3.1 Variabel penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi variabel penelitian yaitu tingkat
pengetahuan keluarga mengenai penyakit hipertensi di Jln. Kalimantan
PalangkaRaya.
3.4 Definisi Operasional
Definisi opeasional adalah mendefinisikan berdasarkan karakteristik yang
diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau
pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Alimul, Aziz
2008).
46
Tabel 3.1 Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Penyakit Hipertensi di RW XVII RT 02 dan 03 Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya
Variabel Defiisi operasional Parameter Alat ukur Skala SkorVariabel Pengetahuan keluarga tentang hipertensi.
Segala sesuatu yang diketahui, dipahami oleh keluarga tentang tekanan darah tinggi dari 140/90 mmHg dan di klasifikasikan sesuai derajat keparahan.
Pengetahuan keluarga mengenai penyakit hipertensi : 1. mengetahui definisi
hipertensi2. mengetahui penyebab
hipertensi 3. mengetahui gejala hipetensi4. mengetahui komplikasi
hipertensi5. mengetahui penatalaksanaan
pada pnderita hipertensi6. mengetahui pencegahan
hipertensi
Kuesioner Ordinal 1. Penilaian Benar : 1Salah : 0
2.Nilai : N
Keterangan :
N = Nilai pengetahuan Sp =skor byang didapat Sm = skor tertinggi maksimum 3. Kategori
a. baik : nilai = 76- 100%
b. Cukup : nilai = 56- 75%
c. kurang :nilai = ≤ 56%
23
47
3.5 Populasi, Sampel, dan Sampling
3.5.1 Populasi
Populasi dalam penelitian adalah subjek (musalnya manusia, klien) yang
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Narusalam, 2009). Populasi dalam
penelitian ini adalah semua keluarga yang memiliki anggota keluarga yang
mengidap penyakit hipertensi di Jln. kalimantan PalangkaRaya.
3.5.2 Sampel
Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat digunakan
sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sampel yang dipilih dalam penelitian
ini menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel yang diteliti yaitu seluruh
keluarga yang berjumlah....di Jln. Kalimantan PalangkaRaya.
3.5.3 Sampling
Sampling adalah proses penyeleksian porsi dari populasi. Sempel diambil
menggunakan tehnik ‘probabiliti sampling’ yaitu simpel random sampling dimana
pemilihan sampel dengan cara menyeleksi setiap elemen secara acak (Narusalam,
2009)
3.5.4 Kriteria sampling
1. Kriteria inklusi
Adalah sampel yang dimasukan atau layak untuk diteliti, yaitu :
1) Keluarga yang memiliki anggota keluarga yang mengidap penyakit
hipertensi di Rindang Banua Jln. Kalimanta PalangkaRaya.
2) Keluarga tidak mengalami gangguan jiwa.
3) Keluarga tidak buta huruf
48
2. Kriteria ekslusi
Adalah kriteria sampel yang tidak layak untuk diteliti, yaitu :
1. Tidak tersedia untuk diteliti
2. Keluarga yang tidak kooperatif
3.6 Pengumpulan Data dan Analisis Data
3.6.1 lokasi dan waktu penelitian
1. lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Jln. Kalimantan PalangkaRaya.
2. waktu penelitian
Waktu penelitian dilakukan mulai....
3.6.2 Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah
kuesioner dengan jenis daftar pertanyaan kuesioner untuk menggali fakta dengan
bentuk pertanyaan tertutup sehingga memudahkan mentabulasi data atau
mengelola data, dengan menggunakan pertanyaan Closedended Question dengan
cara pilihan jawaban ya atau tidak yang sebut dengan Dichotomy Question hasil
jawaban kuesioner lalu diberikan kode (Narusalam, 2009).
3.6.3 Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh kemudian dilakukan pengelolaan data sebagai
berikut :
49
1. Tabulasi Data
Tabulasi adalah proses penyusunan data kedalam bentuk tabel pada tahap ini
data dianggap telah selesai diproses sehingga harus segera disusun kedalam suatu
format yang telah dirancang.
2. Tehnik analisis data
Analisis pemberian skor dengan menggunakan skala ordinal, dimana jika
responden memilih jawaban benar diberi nilai 1, sedangkan jika bjawaban
responden salah di beri nilai 0. Setelah jawaban terkumpul kemudian dinilai,
dianalisis dan dipersentase.
N
Keterangan:
N : Nilai pengetahuan
Sm : Skor tertinggi maksimum
Sp : Skor yang didapat
Selanjutnya presentasi jawaban kemudian diinterpretasikan dalam kalimat
kualitatif dengan acuan sebagai berikut :
1. Baik : Nilai = 76- 100%
2. Cukup : Nilai = 56- 75%
3. Kurang : Nilai = ≤56% (Narusalam,2009)
50
3.7 Keterbatasan
Dalam penelitian ini, keterbatasan yang dihadapi oleh peneliti adalah :
1. Kemampuan responden dalam menjawab pertanyaan dan memberi data
sesuai tujuan penelitian.
2. Jumlah sampel yang diteliti
3.8 Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi dari
pembimbing dan permintaan izin Ke RT/RW setempat, Kepala Prodi DIII
Keperawatan STIKES Eka Harap untuk melakukan penelitian di RW XVII RT 02
dan 03 Kelurahan Pahandut Kota Palangka Raya.
3.8.1 infomed consent (Lembar Persetujuan)
Subjek harus mendapat informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian
yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi untuk
menolak menjadi responden.
3.8.2 Anonimiti(Tanpa nama)
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus
dirahasiakan. Untuk menjaga rahasia responden, peneliti tidak mencantumkan
namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberi nomor pada
masing- masing lembar tersebut.
3.8.3 Confidentiality(kerahasiaan)
51
Kerahasiaan informasi dijamin oleh peneliti dengan hanya menyajikan
kelompok data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil peneliti.
52
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan menyajikan hasil dan pembahasan dari
pengumpulan data yang dilakukan di Jalan Kalimantan RT 02 dan 03 RW 17
Kecamatan Pahandut Palangka Raya tentang tingkat pengetahuan keluarga
tentang penyakit hipertensi. Data diperoleh dengan memberikan kuesioner untuk
mengetahui tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi dengan
jumlah respondennya sebanyak 34 responden yang memenuhi kriteria inklusi.
Data yang disajikan terdiri dari 2 macam yaitu data umum dan data khusus.
Adapun data umum yang merupakan karakteristik subjek penelitian yaitu data
demografi meliputi umur, pendidikan, dan pekerjaan, sedangkan yang termasuk
dalam data khusus yaitu karakteristik responden menurut tingkat pengetahuan
keluarga tentang penyakit hipertensi. Berikut akan diuraikan hasil penelitian dan
pembahasannya.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Karakteristik lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jalan Kalimantan RT 02 dan 03 RW 17
Kecamatan Pahandut Palangka Raya dimana daerah ini merupakan tempat
pemukiman penduduk. Lokasi RW 17 termasuk dalam wilayah Kecamatan
Pahandut dan Kelurahan Pahandut yang terdiri dari 5 RT yakni RT 01, RT 02, RT
03, RT 04, RT 05 dimana RT 02 dan RT 03 dijadikan sebagai tempat penelitian.
Lokasi perumahan semua berada di pinggir jalan Kalimantan dan di pinggir
sungai Kahayan, perumahan warga rata- rata berukuran 6 x 10 m yang bentuknya
53
persegi panjang dengan atap sebagian besar terbuat dari bahaseng, sedangkan
sekat rumah terbuat dari kayu (papan). Jumlah penduduk RT 02 dan 03
Kecamatan Pahandut PalangkaRaya.(Data PKL Tahun 2012)
4.1.2 Data Umum
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat di jalan Kalimantan
Kecamatan Pahandut Palangka Raya. Karakteristik yang akan dipaparkan pada
data umum mencakup usia, pendidikan, dan pekerjaan hasil data umum sesuai
karakteristik demografi akan diuraikan di berikut ini:
1) Karakteristik umur responden
Kriteria responden berdasarkan golongan umur terdiri dari 21-30, 31- 40,
41- 50 dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
Diagram 4.1 karakteristik responden berdasarkan umur di Jalan Kalimantan RT 02dan 03 RW 17 Kecamatan Pahandut Palangka Raya bulan April 2012
Dari diagram 4.1 di atas dapat diketahui bahwa dari 34 responden, 15
responden (44%) berusia 21- 30 Tahun, 7 responden (21%) berusia 31- 40 tahun,
12 responden (35%) berusia 41- 50 tahun
54
2) Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Kriteria responden berdasarkan tingkat pendidikan SD, SMP, SMA,
PERGURUAN TINGGI dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Diagram 4.2 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan di Jalan Kalimantan RT 02 dan 03 RW 17 Kecamatan Pahandut Palangka Raya bulan April 2012.
Dari diagram 4.2 di atas dapat diketahui bahwa dari 34 responden, 15
responden (48%)pendidikan SD, 10 responden (32%) pendidikan SMP, 5
responden (16%) pendidikan SMA, 4 responden (4%) pendidikan PERGURUAN
TINGGI.
3) Karakteritik responden berdasarkan pekerjaan
Kriteria responden berdasarkan pekerjaan terdiri dari PNS, SWASTA
dapat dilihat dari diagram berikut :
55
Diagram4.3 Karakteristik respondenberdasarkan pekerjaan di jalan Kalimantan RT 02 dan 03 RW 17 Kecamatan Pahandut Palangka Raya Bulan April 2012.
Dari diagram 4.3 di atas dapat diketahui bahwa dari 34 responden, 31
responden (91%) pekerjaan swasta, 9 responden (9%) responden yang
pekerjaannya PNS.
4.1.3 Data Khusus
4.1.3.1 Tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi
Sesuai dengan pertanyaan penelitian maka hasil penelitian ini sesuai dengan
variabel penelitian, yaitu pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi.
Berikut ini akan disajikan hasil penelitian tersebut dalam bentuk tabel dan
diagram.
56
Diagram 4.4 Responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang penyakit hipertensi di jalan Kalimantan RT 02 dan 03 RW17 Kecamatan Pahandut Palangka Raya bulan April 2012.
Dari diagram 4.4 di atas dapat diketahui bahwa dari 34 responden, 17
responden (50%) berpengetahuan cukup, 12 responden (35%) berpengetahuan
kursng, 5 responden (15%) berpengetahuan baik.
Adapun data dan hasil penelitian tentang data dan sub- sub variabel yaitu :
tingkat pengetahuan keluarga tentang definisi hipertens, penyebab hipertensi,
tanda dan gejala hipertensi, komplikasi hipertensi, penatalaksanaan hipertensi,
pencegahan hipertensi, dapat di lihat pada tabel berikut ini.
4.1.3.2 Tingkat pengetahuan keluarga tentang sub variabel 1 dan variabel 2
Dari hasil jawaban responden terhadap 8 pertanyaan tentang sub variabel
1 dan variabel 2 di peroleh jawaban yang benar dan salah pada tabel berikut iniTabel 4.1 Soal variabel 1 dan 2 nomor 1,2,3,4,5,6,7 dan 8 tingkat pengetahuan
keluarga tentang definisi hipertensi dan penyebab hipertensi di jalan KalimantanRT 02 dan 03 RW 17 Kecamatan Pahandut Palangka Raya bulan April 2012.
No PertanyaanBenar Salah
∑ % ∑ %
1 2 3 4 5 6
1. Apa yang dimaksud denfinisi hipertensi 26 76,5 % 8 23,5%
2.Di bawah ini yang termasuk penyebab hipertensi
27 79,5 % 7 20,5%
3.Di bawah ini pola makan yang menyebabkan hipertensi
19 56 % 15 44 %
4Penyebab lain hipertensi yang berhubungan dengan keadaan mental seseorang
19 56 % 15 44 %
5Beberapa makanan dibawah ini yangmenyebabkan hipertensi
23 68 % 11 32 %
6 Di bawah ini yang termasuk daging merah 22 65 % 12 35 %
7Di bawah ini minum- minuman yang menyebabkan hipertensi
20 59 % 13 41 %
57
8Di bawah ini penyakit yang menyebabkan hipertensi
15 44,1% 19 55,9%
9 Rata- Rata 21,4 63 % 12,5 37 %
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 8 pertanyaan tentang definisi hipertensi
dan penyebab hipertensi terdapat 21,4 (63%) jawaban yang benar dan 12,5 (37%)
jawaban yang salah.
berdasarkan berdasarkan jawaban di atas maka di peroleh tingkat
pengetahuan keluarga tentang definisi dan penyebab hipertensi dapat dilihat pada
diagram berikut ini.
Diagram 4.5 Tingkat pengetahuan keluarga tentang definisi hipertensi dan penyebab hipertensi di jalan Kalimantan RT02 dan RW 03 Kecamatan Pahandut Palangka Raya bulan April 2012
Dari diagram di atas di ketahui bahwa dari 34 responden. 19 responden
(56%) yang berpengetahuan cukup, 9 responden (26%) berpengetahuan kurang, 6
responden (18%) berpengetahuan baik tentang definisi dan penyebab hipertensi.
4.1.3.3 Tingkat pengetahuan keluarga tentang sub variabel 3 Dari hasil jawaban
responden terhadap 4 pertanyaan tentang sub variabel 3 di peroleh jawaban yang
benar dan salah pada tabel berikut ini.
58
Tabel 4.2 Soal parameter 3 nomor 9, 10, 11, dan 12 tingkat pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala hipertensi di Jalan Kalimantan RT02 dan 03 RW 17 Kecamatan Pahandut Palangka Raya bulan April 2012.
No PertanyaanBenar Salah∑ % ∑ %
1 2 3 4 5 6
1.Tanda dan gejala hipertensi yang sering dirasakan adalah
23 68 % 11 32 %
2.Gejala lain pada penyakit hipertensi
20 59 % 14 41 %
3.Gejala hipertensi yang sering dirasakan akibat adanya kelainan ginjal
25 74 % 9 26 %
4Apa saja yang perlu dilakukan pada saat mengetahui ada gejala hipertensi pada keluarga
20 59 % 14 41%
5Rata- Rata
22 65 % 12 35 %
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 4 pertanyaan tentang tanda dan
gejala hipertensi terdapat 22 (65%) jawaban yang benar dan 12 (35%) jawaban
yang salah.
berdasarkan hasil jawaban di atas maka di peroleh tingkat pengetahuan
keluarga tentang tanda dan gejala hipertensi dapat dilihat pada diagram berikut
ini.
59
Diagram 4.6 Tingkat pengetahuan keluarga tentang Tanda dan gajala hipertensi di Jalan Kalimantan RT 02 dan 03 RW 17 Kecamanat Pahandut Palangka Raya bulan April 2012. Dari diagram di atas di ketahui bahwa dari 34 responden.18 responden
(53%) yang berpengetahuan kurang, 9 responden (26%) berpengetahuan baik, 7
responden (21%) berpengetahuan cukup tentang tanda dan gejala hipertensi.
4.1.3.4 Tingkat pengetahuan keluarga tentang sub variabel 4 dan sub variabel 5
Dari hasil jawaban responden terhadap 4 pertanyaan tentang sub variabel 4 di
peroleh jawaban yang benar dan salah pada tabel berikut ini.
Tabel 4.3 Soal parameter 4 dan 5 nomor 13, 14, 15, dan 16 tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi dan penatalaksanaan pada penderita hipertensi di jalan Kalimantan RT02 dan 03 RW 17 Kecamatan Pahandut Palangka Raya bulan April 2012.
No PertanyaanBenar Salah
∑ % ∑ %1 2 3 4 5 6
1. Beberapa penyakit komplikasi hipertensi 22 65 % 12 35 %
2.Penatalaksanaan pada penderita pada penyakit hipertensi
21 62 % 13 38 %
3. Penatalaksanaan lain pada penderita hipertensi
18 53 % 16 47 %
4Penatalaksanaan tanpa meminium obat pada penderita hipertensi
22 65 % 12 35 %
5 Rata- Rata 21 62 % 13 38 %
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 4 pertanyaan komplikasi
hipertensi dan penatalaksanaan pada penderita hipertensi terdapat 21 (62%)
jawaban yang benar dan 13 (38%) jawaban yang salah.
60
berdasarkan hasil jawaban di atas maka di peroleh tingkat pengetahuan
keluarga tentang komplikasi dan penatalaksanaan pada penderita hipertensi dapat
dilihat pada diagram berikut ini.
Diagram 4.7 Tingkat pengetahuan keluarga tentang komplikasi hipertensi dan penatalaksanaan pada penderita hipertensi di jalan Kalimantan RT 02 dan 03 RW 17 Kecamatan Pahandut Palangka Raya bulan April 2012.
Dari diagram di atas di ketahui bahwa dari 34 responden.18 responden
(53%) yang berpengetahuan kurang, 10 responden (29%) berpengetahuan cukup,6
responden (18%) berpengetahuan baik tentang komplikasi dan penatalaksanaan
pada penderita hipertensi.
4.1.3.5 Tingkat pengetahuan keluarga tentang sub variabel 6 Dari hasil jawaban
responden terhadap 4 pertanyaan tentang sub variabel 6 di peroleh jawaban yang
benar dan salah pada tabel berikut ini.
Tabel 4.4 soal parameter nomor 17, 18, 19, dan 20 tingkat pengetahuan keluarga tentang pencegahan pada penderita hipertensi di jalan Kalimantan RT02 dan 03 RW 17 Kecamatan Pahandut Palangka Raya bulan April 2012.
No PertanyaanBenar Salah
∑ % ∑ %
61
1 2 3 4 5 6
1Pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan antara lain
22 65 % 12 35 %
2Pencegahan lain pada hipertensi yang dapat dilakukan
19 56 % 15 44 %
3Pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan
21 62 % 13 38%
4 Pencegahan lain yang dapat dilakukan 22 65 % 12 35 %
5 Rata- Rata 21 62 % 13 38 %
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 4 pertanyaan tentang
pencegahan hipertensi terdapat 21 (62%) jawaban yang benar dan 13 (38%)
jawaban yang salah.
berdasarkan hasil jawaban di atas maka di peroleh tingkat pengetahuan
keluarga tentang komplikasi dan penatalaksanaan pada penderita hipertensi dapat
dilihat pada diagram berikut ini.
Diagram 4.8 Tingkat pengetahuan keluarga tentang pencegahan pada penderita hipertensi di jalan Kalimantan RT02 dan 03 RW 17 Keamatan Pahandut Palangka Raya bulan April 2012.
Dari diagram di atas di ketahui bahwa dari 34 responden.15 responden
(44%) yang berpengetahuan kurang, 12 responden (35%) berpengetahuan cukup,
62
7 responden (21%) berpengetahuan baik tentang pencegahan pada penderita
hipertensi.
4.2 Pembahasan Tentang Tingkat Pengetahuan Responden Tentang
Hipertensi
Berdasarkan data yang didapat dari 34 responden terdapat 17 responden
(50%) yang berpengetahuan cukup, 12 responden (35%) yang berpengetahuan
kurang, dan 5 responden (15%) yang berpengetahuan baik tingkat hipertensi.
Menurut Notoatmojo (2005) pengetahuan seseorang itu dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya yaitu pendidikan, pengalaman serta pekerjaan. Pengetahuan
adalah suatu informasi yang diterima seseorang yang bisa didapat melalui
pengamatan yang dilakukan. Hal ini berkaitan dengan kemampuan berpikir,
melihat, dan mendengar. Pengetahuan memiliki makna yang luas oleh karena itu
perlu diseimbangkan dengan pengetahuan yang bersifat nyata dimana kita sendiri
yang menerapkan informasi yang didapat.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 17 responden 50% yang
pengetahuannya cukup. Menurut Notoatmodjo, 2003:121 diartikan sebagai
mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk kedalam
pengetahuan ini adalah mangingat kembali (rescall) sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, maka tahu ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Pengetahuan tentang
hipertensi yang cukup berarti keluarga belum sepenuhnya mengerti dan
memahami tentang penyakit hipertensi. Menurut peneliti hasil penelitian
63
menunjukan bahwa responden belum mampu sepenuhnya menganalisa setiap
informasi yang diperoleh. Responden cukup baik dalam menjawab kuesioner
walaupun belum sepenuhnya, mungkin di karena kan tingkat pendidikan
responden yang mayoritas adalah SMP 10 responden (32%). kebanyakan
responden mengatakan bahwa cukup hanya mengetahui saja tentang penyakit
hipertensi, agar responden mengetahui dan memahami tentang hipertensi maka
tugas penting bagi tenaga kesehatan yang memang bertanggung jawab atas
informasi dan kesehatan masyarakat untuk dapat memberikan informasi bisa
melalui penyuluhan dan lain- lain, hal ini pun ditunjang dari sikap keluarga
tersebut hendaknya masyarakat yang harus lebih aktif untuk mencari informasi
untuk menambah pengetahuannya khususnya tentang penyakit hipertensi.
Berdasarkan data di atas terdapat 12 responden (35%) yang
berpengetahuan kurang. Selain pendidikan, pekerjaan dan umur, suatu pesan yang
diterima itu akan melalui beberapa tahap. Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo
(2007) bahwa suatu pesan yang diterima oleh setiap individu akan melalui lima
tahapan- tahapan yaitu Awarners (Kesadaran), Interest (Merasa tertarik),
Evaluation (Menimbang- nimbang), Trial (Mencoba), Adaption (Adopsi).
Menurut peneliti antara teori dan fakta sudah sesuai karena dengan pendidikan
yang sebagian besar SD sudah tentu pengetahuan responden sempit sehingga
kesadaran pun rendah dalam menyimak informasi dan karena merasa tidak
tertarik. Segala informasi mengenai penyakit hipertensi dianggap tidak terlalu
penting sehingga mengabaikan hal tersebut. Hal ini menyebabkan responden
minim pengetahuannya terutama mengenai penyakit hipertensi. tenaga kesehatan
sebagai pemberi pelayanan kesehatan pun berperan penting dalam peningkatan
64
pengetahuan dengan memberikan sarana dan prasarana untuk masyarakat dalam
peningkatan pengetahuan seperti memberikan penyuluhan, kembali lagi pada
kesadaran masyarakat itu sendiri untuk lebih aktif dalam meningkatkan
pengetahuannya dengan menggali informasi- informasi dari berbagai sumber.
Berdasarkan data di atas dari 34 responden tingkat pengetahuannya baik
tentang penyakit hipertensi yaitu ada 5 responden (15%). Menurut Notoatmojo
(2005) pengetahuan seseorang itu dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
yaitu pendidikan, pengalaman serta pekerjaan. karena beberapa faktor seperti
pendidikan responden sehingga responden atau pola pikirnya sudah baik
menciptakan suatu pengetahuan serta pemahaman yang baik terhadap berbagai
informasi terutama yang berhubungan dengan penyakit hipertensi, kemudian
ditunjang lagi dengan pendidikan yang mayoritas responden adalah SMA dan
PERGURUAN TINGGI serta pekerjaan yang bekerja disektor formal yang
aksesnya lebih baik maka akan semakin memantapkan pengetahuannya karena
informasi yang didapat lebih luas dan lebih banyak sumbernya terutama informasi
kesehatan sehingga responden tidak hanya tahu tetapi dapat memelihara
kesehatan. Responden dengan tingkat pengetahuan baik pun harus tetap
mendapatkan informasi karena seperti yang kita ketahui bahwa informasi harus
selalu diperbaharui sesuai dengan kemajuan jaman.
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan keluarga tentang definisi
dan penyebab hipertensi, didapatkan hasil penelitian masih banyak responden
yang pengetahuannya cukup tentang depfinisi hipertensi dan penyebab hipertensi
sebanyak 19 responden (56%) dan 9 responden (26%) kurang, 6 responden (18%)
yang berpengetahuan baik. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi yang
65
didapat oleh keluarga dan kurangnya minat keluarga untuk mengetahui lebuh jauh
tentang apa itu hipertensi dan penyebab hipertensi selain itu tingkat pendidikan
yang cukup rendah juga sangat berpengaruh. Yang kita ketahui hipertensi adalah
tekanan darah yang tinggi dari 140/90 dan diklasifikasikan sesuai derajat
keparahan (Doengus Maslin e 2001). Adapun penyebab hipertensi dibagi menjadi
dua yaitu primer dan sekunder. Hipertensi primer merupakan 90% dari seluruh
kasus hipertensi beberapa faktor diduga berkaitan dengan berkembangnya
hipertensi adalah genetik, jenis kelamin dan usia, berat badan, gaya hidup.
Sedangkan hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan sebagai akibat
dari adanya penyakit lain seperti ginjal dll. Jika keluarga tidak mengetahui
pengertian hipertensi dan penyebab hipertensi itu sendiri akan terjadi peningkatan
penderita hipertensi dan kematian pada penderita hipertensi, bagaimanan keluarga
tersebut dapat melakukan pencegahan terhadap hipertensi apabila jika keluarga
tersebut tidak mengerti tentang pengertian hipertensi dan penyebab hipertensi itu
sendiri, akan berdampak sangat buruk apabila terjadi keterlambatan membawa
anggota keluarga ke tempat pelayanan kesehatan dikarenakan ketidak tahuan
keluarga tentang pengertian dan penyebab hipertensi. Oleh sebab itu penting bagi
keluarga untuk mengetahui pengertian dan penyebab hipertensi agar apabila
terjadi peningkatan tekanan darah responden tahu apa yang harus dilakukan.
Berdasarkan hasil penelitian tentang tanda dan gejala, sebanyak 18
responden (53%) berpengetahuan kurang, 9 responden (26%) pengetahuan baik,
7 responden (21%) pengetahuan cukup tentang tanda dan gejala penyakit
hipertensi hal ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang
tanda dan gajala masih kurang hal ini disebabkan pengetahuan keluarga yang
66
sangat minim tentang tanda dan gejala hipertensi hal tersebut akan berdampak
buruk karena apabila keluarga tidak mengetahui tanda dan gejala dapat
menembah kaparahan penyakit dan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi,
pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala meskipun
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi secara bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan hipertensi, gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,
hipertensi yang menahun dapat menimbulkan gejala seperti kelelahan, mual,
muntah,sesak nafas, gelisah dan pandangan menjadi kabur. Hipertensi dapat
berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius dan bahkan dapat
menyebabkan kematian oleh karena itu tanda dan gejala harus diketahui. Serta
harus melakukan pemeriksaan rutin ke tempat pelayanan kesehatan terdekat
minimal 1 kali seminggu.
Berdasarkan tingkat pengetahuan responden tentang komplikasi hipertensi dan
penatalaksanaan, 18 responden (53%) pengetahuan kurang, 10 responden (29%)
pengetahuan cukup, 6 responden (18%) pengetahuan baik. Dari hasil penelitian
tersebut masih banyak responden yang pengetahuannya kurang dan hal ini
disebabkan karena kurangnya informasi yang didapat selain oleh tingkat
pendidikan yang rendah yang juga saling mempengaruhi, Sedangkan yang kita
tahu bahwa komplikasi hipertensi dan penatalaksanaannya adalah penyumbatan
pembulu darah, aterolerosis atau aterosklerosis, ginjal, penyakit pada arteri.
Adapun penatalaksanaannya antara lain diit rendah garam, melakukan
pengobatan ke pelayanan kesehatan setempat, olahraga, tidak merokok dan tidak
meminum- minuman beralkohol. Jadi apabila keluarga memahami tentang
komplikasi dan penatalaksanaan tentunya akan memudahkan keluarga pada saat
67
akan terjadinya akan terjadinya akan dapat mempersiapkan diri dalam
penatalaksanaan. jika tidak tahu tentangkomplikasi, akan sulit pada saat
melkukan penatalaksanaan dan mencegah komplikasi.
Berdasarkan pengetahuan responden tentang pencegahan, sebanyak 15
responden (44%) pengetahuan kurang, 12 responden (35%) pengetahuan cukup, 7
responden (21%) pengetahuan baik. yang kita ketahui berdasarkan
teoripencegahan. Pencegahan dapat dilakukan dengan olahraga cukup, dengan
tidak merokok, tidak minum alkohol, istrahat cukup, menghindari makan-
makanan yang memicu hipertensi. Setiap datangnya penyakit pastilah pengobatan
harus menjadi perhatian utama tetapi alangkah lebih bijaksana apabila kita
melekukan pencegahan seperti yang sudah diuraikan di atas langkah prevantif
akan menjadi pelajaran berharga bagi keluarga untuk mengharmoniskan hubungan
kekeluargaan, sehingga bisa terhindar dari berbagai macam penyakit khususnya
hipertensi.hal ini menunjukan bahwa cukup banyak responden yang
pengetahuannya kurang tentang pencegahan hipertensi, hal ini dikarenakan
kurangnya informasi yang didapat tentang hal tersebut, cukup rendahnya
pendidikan yang mereka dapat dan juga mereka mengangggap bahwa apabila
responden dalam keadaan sakit mereka dapat dengan mudah ke tempat pelayanan
kesehatan terdekat tanpa memikirkan lebih baik mlakukan pencegahan karena
seperti data yang dapat kita lihat bahwa sebagian dari responden adalah dengan
pekerjaan swasta sehingga tidak ada waktu untuk olah raga atau istirahat cukup
hal tersebutlah yang menjadi salah satu alasan bagi mereka. Maka dari itu deteksi
dini bagi mereka yang belum teridentifikasi dan kepatuhan minum obat bagi yang
sudah terkena hipertensi adalah kunci pengendalian hipertensi.
68
Berdasalkan hasil penelitian di atas didapatkan bahwa tingkat pengetahuan
keluarga tentang peyakit hipertensi adalah cukup hal ini dikarenakan pengetahuan
yang sudah dimiliki oleh responden kurang dan lagi keluarga tidak berusaha untuk
menambah pengetahuan tentang hipertensi karena kebanyakan dari responden
merasa bahwa hanya cukup dengan pengetahuan seadanya, sedangkan dari data
yang secara umum didapatkan menunjukan bahwa kasusu hipertensi di kalimantan
tengah masih belum dapat di tanggulngi dengan baik dan hal ini dikarenakan
sangat minimnya kesadaran masyarakat untuk mencari informasi. Apabila
keluarga hanya memiliki pengetahuan cukup dan tidak berusaha meningkatkan
pengetahuan tentang hipertensi resiko terjadi hipertensi akan semakin besar, hal
ini disebabkan penyakit tersebut menyerang secara tiba- tiba dan terkadang tanpa
disertai tanda dan gejala yang bisa dirasakan sehingga memicu terjadinya
komplikasi pada penderita hipertensi dan sebagian besar yang menyebabkan
kematian pada penderita hipertensi adalah kurangnya pengetahuan keluarga
sebagai orang terdekat yang dapat mengingatkan dan sebagai pemberi semangat.
Untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi maka
perlu adanya pemberian informasi yang cukup dari pihak tenaga kesehatan,
sehingga setiap anggota keluarga akan mendapat informasi yang baik tentang
penyakit hipertensi, sehingga mampu untuk mengurangi komplikasi- komplikasi
yang mungkin terjadi. Diharapkan petugas kesehatan lebih intensif memberikan
masukan atau penyuluhan sehingga responden tanggap dan lebih mengerti apa
yang menjadi masalah dan cara penanganan masalahnya yang berhubungan
denganpenyakit hipertensi.
69
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
70
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dapat
disimpulkan bahwa kesimpulan tentang tingkat pengetahuan keluarga tentang
penyakit hipertensi anatara lain tingkat pengetahuannya cukup tentang penyakit
hipertensi terdapat 17 responden (50%), yang tingkat pengetahuannya kurang
tentang penyakit hipertensi terdapat 12 responden (35%) dan yang tingkat
pengetahuannya baik tentang penyakit hipertensi terdapat 5 responden (15%),
jadi sebagian besar keluarga atau responden tersebut pengetahuannya tentang
penyakit hipertensi adalah cukup, hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang
di dapat tentang penyakit hipertensi dan tingkat pendidikan yang sangat minim.
Proses pengolahan data pada penelitian dilaksanakan pada bulan April 2012 Jalan
Kalimantan RT02 dan 03 RW 17 Kecamatan Pahandut PalangkaRaya.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Tempat Penelitian
Penelitian ini di harapkan dapat membantu ketua RT dalam memperoleh
pengetahuan tantang penyakit hipertensi di Jalan Kalimantan RT 02 dan 03 RW
17 Kecamatan Pahandut Palangka Raya, selanjutnya di harapkan bagi ketua RT
untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat setempat tentang penyakit
hipertensi.
5.2.2 Petugas Kesehatan
Bagi pihak Puskesmas ataupun petugas kesehatan lainnya, agar lebih
meningkatkan pemberian informasi tentang penyakit hipertensi atau penyuluhan
kesehatan kepada keluarga atau masyarakat tentang penyakit hipertensi, sehingga
71
dengan pengetahuan yang didapat oleh keluarga nantinya mampu menjadi acuan
dan panduan bagi bagi keluarga apabila ada keluarga yang terkena hipertensi
sehingga dapat melakukan pengontrolan terhadap penyakit tersebut dan mencegah
terjadinya komplikasi yang tidak diinginkan serta dapat melakukan pencegahan
apabila belum terkena hipertensi.
5.2.3 Bagi Penelitian Selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya hendaknya menggali lebih dalam lagi tentang
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan keluarga tentang penyakit
hipertensi