3bab i-vi

Upload: dewa-putu-oka-diatmika

Post on 25-Feb-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    1/62

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai

    masalah baik secara fisikbiologis, mental maupun sosial ekonomi. Dengan

    semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama

    dibidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan

    peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan di dalam

    hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat mengakibatkan

    ketergantungan yang memerlukan bantuan oarang lain. Kelompok lansia

    dipandang sebagai kelompok masyarakat yang berisiko mengalami gangguan

    masalah kesehatan. Membicarakan mengenai status kesehatan para lansia

    tentang penyakit atau keluhan yang umum diderita adalah penyakit reumatik,

    hipertensi, penyakit jantung, penyakit paru, diabetes mellitus, paralysis lumpuh

    separuh badan, patah tulang dan kanker !Muchtar, "#$#%.

    &roporsi lansia di dunia diperkirakan mencapai "" persen dari penduduk

    dunia atau sekitar " miliar pada tahun "#"#, sekitar '#( lansia hidup di negara

    berkembang. )umlah lansia di seluruh dunia dapat mencapai jumlah $ miliar orang

    dalam kurun $# tahun mendatang. &ertumbuhan penduduk usia lanjut !lansia% di

    dunia yang semakin meningkat !ledakan% tersebut diperkirakan akan menjadi

    masalah baru bagi dunia kesehatan, untuk hal ini maka World Health

    Organization!*H+% telah mencanangkan program peningkatan kesehatan agar

    $

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    2/62

    seseorang memiliki usia yang lebih panjang dan tetap produktif. Sedangkan

    jumlah penduduk di $$ negara anggota *H+ kaasan -sia enggara yang

    berusia di atas /# tahun berjumlah $0" juta orang dan diperkirakan akan terusmeningkat hingga 1 kali lipat di tahun "#2# !3samas, "#$1%.

    Sementara di 3ndonesia proporsi penduduk berusia lanjut terus bertambah.

    &ada tahun "#$# jumlah lansia mencapai $',$ juta jia atau 4,/( dari jumlah

    penduduk. Hal ini menjadikan 3ndonesia termasuk lima besar negara dengan

    jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia. Di tahun "#$$ sekitar "0 juta jia

    !hampir $#( jumlah penduduk%. &enduduk lansia ini diproyeksikan menjadi "','juta jia !$$,10 (% dari total penduduk 3ndonesia pada tahun "#"#, atau menurut

    proyeksi 5-&&67-S, jumlah penduduk lansia /# tahun akan menjadi dua kali

    lipat !1/ juta% pada "#"2 !3samas, "#$1%.Menurut data hasil proyeksi sensus penduduk 5adan &usat Statistik !5&S%

    di &rovinsi Sulaesi enggara pada tahun "#$# jumlah penduduk di Sulaesi

    enggara sebanyak "."10./## jia dan diproyeksikan tahun "#$2 jumlah

    penduduk sebanyak ".044.2## jia. 8ntuk jumlah lansia tahun "#$# sebanyak

    $"4.### jia dan diproyeksikan pada tahun "#$2 ini sebanyak $29.2## jia !5&S,

    "#$"%. Sedangkan jumlah lansia yang terlantar berdasarkan data Kementrian

    Sosial :3 tahun "#$" di Sulaesi anggara mencapai "9.0#9 jia yang tersebar di

    seluruh ilayah &rovinsi Sulaesi enggara !Kemensos :3, "#$"%.

    5erdasarkan data tersebut menunjukkan kelompok resiko dalam

    masyarakat kita menjadi lebih tinggi lagi. Karena lansia merupakan kelompok

    yang sangat rentan mengalami masalah kesehatan yang disebabkan oleh

    penurunan fungsi;fungsi organ tubuh. 5ahkan berdasarkan hasil National Health

    "

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    3/62

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    4/62

    penderita pada tahun "#$0. -ngka tersebut telah dihimpun dari sejumlah

    &uskesmas yang barada di ilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Kendari !&rofil

    Dinas Kesehatan Kota Kendari, "#$0%.Data yang diperoleh dari &anti Sosial resna *erdha Minaula Kendari

    &rovinsi Sulaesi enggara, tercatat lansia sebanyak 42 orang yang terdiri dari

    laki;laki sebanyak 02 orang dan perempuan sebanyak 2# orang. Diketahui pula

    baha banyak lansia yang mengalami masalah kesehatan yakni berjumlah 9/

    orang. -dapun masalah kesehatan dengan frekuensi tertinggi adalah :eumatik

    sebanyak $4 orang, Aastritis sebanyak $" orang, -sam urat dan Dermatitismasing;masing sebanyak 9 orang, -sma sebanyak 2 orang, >ephalgia sebanyak

    0 orang, Hipertensi dan 3nfeksi Saluran &ernapasan -kut !3S&-% masing;masing

    sebanyak 1 orang, Konstipasi, 7euralgia, 3nsomnia, &ruritis, Diare, -rtritis,

    +bstipasi, Aangguan 8sus, -bses Kaki, Sakit &inggang, 7yeri Dada dan

    -noreksia masing;masing berjumlah $ orang. 5ahkan diantara 42 tersebut

    tersebut terdapat "" orang lanjut usia yang membutuhkan bantuan dalam

    melaksanakan -ctivity of Daily Biving !-DB% seperti mengenakan dan melepas

    pakaian, mandi, berpindah dari kursi roda ke tempat tidur atau sebaliknya, makan

    dan minum, 5-K dan 5-5, personal toilet mereka membutuhkan bantuan dan

    pengaasan dari petugas panti dan sesama lansia !&rofil &anti Sosial resna

    *erdha Minaula Kendari, "#$0%.

    Dari data diatas dapat dilihat baha penyakit rematik menjadi jumlah

    penyakit tertinggi dari jenis penyakit yang dialami lansia. Dari aancara yang

    dilakukan pada tanggal 1 )uni"#$2 kepada $# orang lansia yang mengalami

    reumatik diketahui baha 0 orang lansia mengatakan dulunya bekerja sebagai

    0

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    5/62

    petani dan buruh bangunan yang merupakan aktifitas fisik yang berat, " orang

    lansia mengatakan pernah mengalami benturan pada lututnya dan 0 orang lainnya

    memiliki riayat reumatik dan memiliki pantangan makanan tertentu yang dapatmemicu peningkatan asama urat.

    +leh karena itu berdasarkan uraian data diatas, maka penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian yang berjudul C@aktor :esiko yang 5erhubungan dengan

    &enyakit :eumatik &ada Bansia di &anti Sosial resna *erdha Minaula Kendari

    &rovinsi Sulaesi enggara ahun "#$2.B. Rumusan Masalah

    5erdasarkan uraian pada latar belakang, maka masalah penelitian dapat

    dirumuskan sebagai berikut E

    $. -pakah ada resiko antara faktor aktifitas fisik dengan penyakit reumatik

    pada lansia di &anti Sosial resna *erdha Minaula Kendari &rovinsi Sulaesi

    enggara ahun "#$2F

    ". -pakah ada resiko antara faktor riayat trauma dengan penyakit reumatik

    pada lansia di &anti Sosial resna *erdha Minaula Kendari &rovinsi Sulaesi

    enggara ahun "#$2F

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan umum

    8ntuk mengetahui faktor resiko yang berhubungan dengan penyakit

    reumatik pada lansia di &anti Sosial resna *erdha Minaula Kendari &rovinsi

    Sulaesi enggara ahun "#$2.

    2

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    6/62

    . Tujuan khusus

    a. 8ntuk mengetahui resiko antara faktor aktifitas fisik dengan penyakit

    reumatik pada lansia di &anti Sosial resna *erdha Minaula Kendari&rovinsi Sulaesi enggara ahun "#$2

    b. 8ntuk mengetahui resiko antara faktor riayat trauma fisik dengan

    penyakit reumatik pada lansia di &anti Sosial resna *erdha Minaula

    Kendari &rovinsi Sulaesi enggara ahun "#$2D. Man!aat "enelitian

    1. Man!aat Praktis

    a. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi &anti Sosial resna *erdhaMinaula Kendari dalam rangka meningkatkan meningkatkan pelayanan

    kepada lansia dan dapat mengurangi masalah kesehatan pada lansia

    terutama reumatik.b. 5agi penulis, penelitian ini pada hakikatnya adalah merupakan proses

    belajar memecahkan masalah secara sistimatis dan logis.c. 5agi 3nstitusi S3K6S Mandala *aluya hasil penelitian ini diharapkan dapat

    memberikan informasi kepada institusi dan dijadikan sebagai dokumentasi

    ilmiah untuk merangsang minat peneliti selanjutnya.d. 5agi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat manambah

    khasanah ilmu kesehatan masyarakat khususnya.. Man!aat Te#ritis

    a. Sebagai sumbangan ilmiah dan dapat memperkaya khasanah ilmu

    pengetahuanb. Sebagai bahan untuk pengembangan ilmu keperaatan khususnya

    keperaatan gerontik.

    /

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    7/62

    BAB II

    TIN$AUAN PU%TA&A

    A. Tinjauan Umum Tentang Panti %#sial %asana Tresna 'er(ha

    1. Pengertian&anti Sosial resna *erdha !&S*% adalah unit pelaksana teknis di

    bidang pembinaan kesejahteraan sosial lanjut usia yang memberikan

    pelayanan kesejahteraan sosial bagi para lanjut usia berupa pemberian

    penampungan, jaminan hidup seperti makan dan pakaian, pemeliharaan

    kesehatan, pengisian aktu luang termasuk rekreasi, bimbingan sosial,

    mental serta agama, sehingga mereka dapat menikmati hari tuanya dengan

    diliputi ketentraman lahir dan bathin.&anti Sasana resna *erdha merupakan tempat dimana penerima

    pelayanan dapat memperoleh cara hidup yang baru dalam kehidupan

    bersama rekan;rekannya memperoleh pengalaman dari hidup berkelompok,

    9

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    8/62

    memperoleh pemeliharaan kesehatan yang baik, tambahan makanan yang

    bergiGi, suasana persahabatan, memperoleh latihan kesemuanya diberikan

    oleh tenaga;tenaga yang profesional seperti pekerja sosial.. $enis Pela)anan)enis jenis pelayanan yang diberikan meliputi E

    a. &elayanan kebutuhan makanan, dengan pengaturan menu kebutuhan

    giGi lanjut usia. &emberian makanan oleh petugas panti kepada lanjut

    usia menurut jadal yang telah ditetapkan.b. &emeliharaan kesehatan dan kebersihan, melalui pemeriksaan rutin,

    pengobatan pada saat menderita sakit, oleh petugas kesehatan !dokter

    atau tenaga para medis%.c. &emberian bimbingan rohani, berupa bimbingan mental, keagamaan dan

    bimbingan kemasyarakatan, oleh petugas panti atau petugas instansi

    terkait.d. &emberian bimbingan keterampilan untuk pengisian aktu luang, oleh

    tenaga instruktur dibantu petugas panti.B. Tinjauan Umum Tentang Reumatik

    1. Pengertian

    :eumatik adalah suatu penyakit degeneratif yang menyebabkan

    kerusakan tulang raan !kartilago% sendi dan tulang didekatnya, disertai

    proliferasi dari tulang dan jaringan lunak di dalam dan sekitar daerah yang

    terkena !5angun -.&., "##'%.:eumatik adalah berbagai kelompok penyakit dan sindrom yang

    semuanya merupakan penyakit pada jaringan ikat sehingga biasanya

    ditemukan keluhan nyeri, kaku, atau pembengkakan pada otot serta sendi

    !>ristine 5, "##$ dalam 7ango, "#$"%&engertian reumatik yaitu cukup luas mencakup gejalanya seperti nyeri,

    pembengkakan, kemerahan, gangguan fungsi sendi dan jaringan sekitarnya.

    '

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    9/62

    Semua gangguan pada daerah tulang, sendi, dan otot disebut rematik yang

    sebagian besar masyarakat juga menyebutnya pegal linu !3ran, "#$"%.:eumatik adalah penyakit kelainan pada sendi yang menimbulkan nyeri

    dan kaku pada sistem muskuloskeletal!sendi, tulang, jaringan ikat dan otot%.

    Dari sekitar lebih dari seratusan penyakit reumatik sebagian besar tidak

    berbahaya, namun sangat mengganggu karena rasa nyerinya !6kaginanjar,

    "#$#%.:eumatik adalah kerusakan tulang raan sendi yang berkembang

    lambat dan berhubungan dengan usia lanjut !degeneratif%. &enyakit rematik

    ada ratusan jenisnya. :ematik jenis peradangan yang di sebabkan oleh asam

    urat termasuk jenis yang paling banyak di temui di 3ndonesia.. Eti#l#gi

    @aktor penyebab dari penyakit ini belum diketahui dengan pasti. 7amun,

    faktor genetik seperti produk kompleks histokompatibilitas utama kelas 33

    !HB-;D:% dan beberapa faktor lingkungan diduga berperan dalam timbulnya

    penyakit ini.

    @aktor genetik seperti kompleks histokompatibilitas utama kelas 33 !HB-;

    D:%, dari beberapa data penelitian menunjukkan baha pasien yang

    mengemban HB-;D:0 memiliki resiko relatif 0E$ untuk menderita penyakit ini.

    :ematikpegal linu pada pasien kembar lebih sering dijumpai pada kembar

    monoGygotic dibandingkan kembar diGygotic.

    @aktor infeksi sebagai penyebab rematikpegal linu timbul karena

    umumnya onset penyakit ini terjadi secara mendadak dan timbul dengan

    disertai oleh gambaran inflamasi yang mencolok.

    4

    http://dr.ekaginanjar.blogspot.com/http://dr.ekaginanjar.blogspot.com/
  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    10/62

    Dengan demikian timbul dugaan kuat baha penyakit ini sangat

    mungkin disebabkan oleh tercetusnya suatu proses autoimun oleh suatu

    antigen tunggal atau beberapa antigen tertentu saja. -gen infeksius yangdiduga sebagai penyebabnya adalah bakteri, mycoplasma, atau virus.

    *. Pat#!isi#l#gi

    &emahaman mengenai anatomi normal dan fisiologi persendian

    diartrodial atau sinovial merupakan kunci untuk memahami patofisiologi

    penyakit reumatik. @ungsi persendian sinovial adalah gerakan. Setiap sendi

    sinovial memiliki kisaran gerak tertentu kendati masing;masing orang tidak

    mempunyai kisaran gerak yang sama pada sendi;sendi yang dapat

    digerakkan. &ada sendi sinovial yang normal, kartilago artikuler membungkus

    ujung tulang pada sendi dan menghasilkan permukaan yang licin serta ulet

    untuk gerakan. Membran Sinovial melapisi dinding dalam kapsula fibrosa dan

    mensekresikan cairan ke dalam ruangan antar;tulang. >airan Sinovial ini

    berfungsi sebagai peredam kejut !shock absorbber% dan pelumas yang

    memungkinkan sendi untuk bergerak secara bebas dalam arah yang tepat.

    Sendi merupakan bagian tubuh yang paling sering terkena inflamasi dan

    generasi yang terlihat pada penyakit reumatik. Meskipun memiliki

    keanekaragaman mulai dari kelainan yang terbatas pada satu sendi hingga

    kalainan multisistem yang sistemik, semua penyakit reumatik meliputi

    inflamasi dan degenerasi dalam derajat tertentu yang bisa terjadi sekaligus.

    3nflamasi akan terlihat pada persendian sebagai sinovitis. &ada penyakit

    reumatik inflamatori, inflamasi merupakan proses primer dan degenerasi

    $#

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    11/62

    yang terjadi merupakan proses sekunder yang timbul akibat pembentukkan

    pannus !proliferasi jaringan sinovial %. 3nflamasi merupakan akibat dari

    respons imun. Sebaliknya, pada penyakit reumatik degeneratif dapat terjadiproses inflamasi yang sekunder. Sinovitis ini biasanya lebih ringan serta

    menggambarkan suatu proses reaktif, dan lebih besar kemungkinannya untuk

    terlihat pada penyakit yang lanjut. Sinovitis dapat berhubungan dengan

    pelepasan proteoglikan tulang raan yang bebas dari kartilago artikuler yang

    mengalami degenerasi kendati faktor;faktor imunologi dapat pula terlihat

    !5runner dkk, "##"%.

    +. &lasi!ikasi Reumatik:eumatik dapat dikelompokan dalam beberapa golongan, yaituEa. Arthritis Remat#i( , AR -

    &enyakit ini terjadi karena sistem imun menyerang lapisan atau

    membran sinovial sendi. &roses ini pada umumnya melibatkan seluruh

    tubuh, sehingga adapat menyebabkan kelelahan, kehilangan berat

    badan, dan kurang darah atau anemia. Serta menyerang organ paru,

    jantung, dan mata. Bebih serius lagi, -: dapat mnyebabkan kecacatan

    tubuh. -rthritis reumatoid dapat ditegakkan melalui pemeriksaan

    serum.. /#ut

    5iasanya penyakit ini timbulnya secara mendadak dan biasanya di

    jempol kaki atau pada sendi lainnya. Aout disebabkan oleh gangguan

    metabolisme protein purin yang menyebabkan asam urat darah

    meningkat dan kristal asam urat terbentuk dalam sendi atau tempat

    lainnya. 5iasanya penyakit menyerang pada umur 0#;2# tahun. Aout

    dapat ditegakkan melalui pemeriksaan kadar asam urat.

    $$

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    12/62

    0. ste#arthritis , A -&enyakit ini disebabkan oleh patahnya bantalan tulang raan !kartilago%

    yang menjadi bantal tulang. &enyakit ini sering juga disebut arthritis

    degeneratif. 5iasanya menyerang sendi kaki, lutut, pangkal paha, dan

    jari tangan. &enderita +- ini umumnya berusia sekitar 02 tahun ke atas.(. Arthritis Ps#riatik

    -rthritis ini selain menyerang tulang dan jaringan sendi, juga dapat

    menyerang bagian tubuh lainnya. 5ila menyerang kulit disebut arthritis

    psoriasis, yang bersifat menahun atau kronis, yaitu sekitar 2 (. -rthritis

    jenis ini lebih sering menyerang jari;jari tangan dan tulang belakang.Kebanyakan gejalanya ringan, tetapi dapat menjadi sangat berat.

    e. Arthritis Rheumat#i( $u2enile&enyakit ini menyerang anak;anak. Sifat arthritis ini berbeda dengan

    orang deasa, baik diagnosa dan peraatannya. &ada beberapa anak,

    penyakit ini dapat sembuh total atau tetap ada sepanjang hidup mereka.!. Ankil#sing %"#n(ilitis

    &enyakit ini biasanya pada pria berumur $/;12 tahun dan kebanyakan

    menyerang pada tulang belakang secraa kronis. ulang belakang yang

    terkena dapat menjadi rapuh atau menyatu secara perlahan dari atas ke

    baah, sehingga gerakan penderita seperti robot. &enderita tidak bisa

    membungkuk maupun menoleh. Dalam keadaan yang sangat ekstrim,

    bentuk tubuh penderita menjadi melengkung seperti C tanda tanya.

    Khusus pada anita, umumnya ringan dan sulit didiagnosa. &enyakit ini

    bertendensi genetik.3. Mani!estasi &linis

    -dapun manifestasi klinis dari penyakit reumatik adalah E

    a. 7yeri sendi, terutama pada saat bergerak

    $"

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    13/62

    b. &ada umumnya terjadi pada sendi penopang beban tubuh, seperti

    panggul, tulang belakang, dan lutut.

    c. erjadi kemerahan, inflamasi, nyeri, dan dapat terjadi deformitas!perubahan bentuk%

    d. ang tidak progresif dapat menyebabkan perubahan cara berjalan

    e. :asa sakit bertambah hebat terutama pada sendi pinggul, lutut, dan jari;

    jari

    f. Saat perpindahan posisi pada persendian bisa terdengar suara

    !cracking%.

    g. Aerakan terbatas

    h. Kekakuan, kelemahan dan perasaan mudah lelah

    4. Diagn#sis

    Diagnosis yang dapat ditegakkan pada penderita reumatik adalah

    sebagai berikut E

    a. 7yeri berhubungan dengan inflamasi dan peningkatan aktivitas penyakit,

    keadaan mudah lelah serta keterbatasan mobilitas.

    b. Keletihan berhubungan dengan peningkatan aktivitas penyakit, rasa

    nyeri, tidur istirahat yang tidak memadai, nutrisi yang tidak memadai,

    stress emosional depresi.

    c. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan rentang

    gerak, kelemahan otot, nyeri pada gerakan, keterbatasan ketahanan fisik.

    d. Kurang peraatan diri yang berhubungan dengan kontraktur, keletihan

    atau gangguan gerak.

    $1

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    14/62

    e. Aangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan dan

    ketergantungan fisik serta psikologis yang disebabkan oleh penyakit atau

    terapi.f. Koping tidak efektif yang berhubungan dengan gaya hidup atau

    perubahan peranan yang aktual atau dirasakan.

    5. Penatalaksanaan

    a. Konsep pengobatan

    Konsep pengobatan ditujukan untuk E

    $% Menghilangkan gejala inflamasi aktif baik lokal maupun sistemik

    "% Mencegah terjadinya destruksi jaringan

    1% Mencegah terjadinya deformitas dan memelihara fungsi persendian

    agar tetap dalam keadaan baik

    0% Mengembalikan keadaan fungsi organ dan persendian yang terlibat

    agar sedapat mungkin menjadi normal kembali.

    b. erapi non;farmakologi

    $% erapi non;farmakologi yang dapat dilakukan agar terapi pada

    rematikpegal linu efektif, yaituidera yang terjadi karena aktivitas, seperti olahraga atau kegiatan lain

    juga berisiko terkena reumatik < gerakan kejut !misalnya tiba;tiba jatuh atau

    terhentak%, Sikap tubuh atau posisi yang salah, trauma terkilir, benturan saat

    olahraga

    >idera otot maupun sendi yang dialami seaktu berolahraga atau

    lantaran aktivitas fisik yang terlalu berat, bisa pula mengundang rematik.

    Karena itu, sebelum berolahraga sangat dianjurkan melakukan pemanasan

    yang bertujuan melenturkan otot dan sendi sehingga cidera dapat

    dihindarkan. -danya :iayat trauma pada sendi merupakan faktor yang

    dapat menimbulkan penyakit reumatik hal ini diakibatkan oleh menurunya

    kelenturan dan elastisitas sendi yakni kartilago dan juga sinovial pada sendi

    mengalami penurunan fungsi. &enurunan elastisitas sendi dan deteriorasi

    kartilago inilah yang menyebabkan intensitas nyeri yang sering atau menetap

    pada sendi.

    $4

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    20/62

    +. 6akt#r H#rm#nHormon adalah molekul;molekul yang kegiatannya mengatur reaksi;

    reaksi metabolik penting. Molekul;molekul tersebut dibentuk di dalam

    organisme dengan proses metabolik dan tidak berfungsi didalam nutrisi.

    &ada osteoporosis atau penyakit keropos tulang merupakan jenis

    reumatik yang banyak dirasakan anita setelah menopouse. Kurangnya

    hormon estrogen setelah menopouse memperburuk masa tulang yang sudah

    berkurang karena usia. Hormon estrogen !hormon utama pada anita%,

    membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada anita.5egitu juga faktor kegemukan memberikan beban berlebih pada tulang. 5erat

    badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk

    timbulnya reumatik baik pada anita maupun pada pria. Hal ini akan

    mempengaruhi kesehatan sendi.

    3. 6akt#r Makananidak semua jenis reumatik dipengaruhi oleh faktor makanan. :eumatik

    gout atau asam urat merupakan satu;satunya jenis reumatik yang

    serangannya sangat dipengaruhi oleh pola makanan. )enis makanan yang

    dapat meningkatkan kadar asam urat yaitu mengkonsumsi terlalu banyak

    makanan yang mengandung purin, seperti E jeroan, bayam, mentega,

    makanan laut, kacang;kacangan, daging, tape, jengkol, santan, alpukat,

    sarden, dan alkohol !Misnadiarly, "##9%.Diketahui baha lansia merupakan fase dimana organ;organ tubuh

    mengalami penurunan fungsi tubuh, seperti fungsi pendengaran, fungsi

    penglihatan, system persyarafan, system kardiovaskular, fungsi metabolisme,

    system pencernaan dan lain;lain.

    "#

    http://id.wikipedia.org/wiki/Estrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kalsiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Estrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kalsiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulang
  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    21/62

    @aktor makanan jelas berhubungan dengan kejadian reumatik pada

    lansia. Dimana makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi akan

    memicu kenaikan asam urat dalam darah. &urin merupakan salah satu Gatalami yang terkandung dalam tubuh. &urin merupakan salah satu penyusun

    rantai D7- dan :7- bersama;sama dengan pirimidin. 6nGim HA&:

    bertugas mengubah purin menjadi nukleotida ourin agar dapat digunakan

    kembali sebagai penyusun D7- dan :7-.5ahan dasar asam urat adalah purin. -pabila jumlah purin dalam tubuh

    terlalu banyak, kelebihannya akan diubah menjadi asam urat. Dengandemikian, mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung purin dapat

    meningkatkan asam urat dalam darah. &eningkatan produksi atau hambatan ekskresi akan meningkatkan

    kadar asam urat dalam tubuh. -sam urat ini merupakan suatu Gat yang

    kelarutannya sangat rendah sehingga cenderung membentuk kristal.

    &enimbunan asam urat paling banyak terdapat di sendi dalam bentuk kristal

    mononatrium urat. Mekanismenya hingga saat ini masih belum diketahui.

    &enimbunan Kristal pada persendian ini dapat menjadikan peradangan pada

    persendian. Karena pada masa lansia terjadi penurunan kelenturan sendi,

    kalsifikasi tulang raan dan menurunkan fungsi kondrosit, >airan dalam

    sendi yang berfungsi melumasi setiap gerakan mulai menipis dan mengental.

    Ditambah lagi terdapat penimbunan Kristal pada sendi sehingga dapat

    menyebabkan peradangan pada sendi. &eradangan pada sendi ini akan

    terasa nyeri sendi, terutama pada saat bergerak pada sendi pinggul,lutut, dan

    "$

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    22/62

    jari;jari, nampak kemerahan, inflamasi, nyeri dan dapat terjadi deformitas

    !perubahan bentuk%.Tael 1 $enis Makanan (an &a(ar Purin

    N#. &ateg#ri &a(ar Purin $enis Makanan

    $. inggi !$2#;$'# mg$##g% Hati sapi, ginjal, limpa,

    paru, otak, dan sari pati

    daging.". Sedang !2#;$2# mg$##g% Daging sapi, udang,

    kepiting, cumi, kerang,

    kembang kol, bayam

    kangkung, asparagus,

    dan jamur.1. :endah !I2# mg $##g% Aula, telur dan susuSumber E Sustrani, -lam dan Hadibroto !"##2%

    4. 6akt#r Psik#l#gisKetegangan yang diliputi dengan kelelahan dan ketidakmampuan

    menangani tuntutan fisik menjadi faktor timbulnya reumatik. :asa nyeri yang

    menjadi gejala khas reumatik akan bertambah buruk jika terjadi stress,

    depresi, dan gelisah. Stress digunakan sebagai label untuk gejala psikologis

    yang mendahului penyakit, reaksi ansietas, ketidaknyamanan dan banyak

    keadaan lain. Dengan stress berkepanjangan, mekanisme tubuh dilengkapi

    untuk mempertahankan tubuh, tetapi akibatnya adalah apa yang

    dimanifestasikan dengan melemahnya resistensi terhadap penyakit dan

    infeksi. Selama jangka aktu tertentu, kemampuan untuk bereaksi terhadap

    stress dalam keadaan ini mengorbankan tubuh, yaitu sistem individu

    berangsur;angsur menjadi Ckehabisan tenaga, mengakibatkan kerentanan

    terhadap penyakit meningkat dan penurunan resistensi terhadap stress itu

    sendiri. Sehingga pada lansia yang mempunyai stress tingkat tinggi atau

    ""

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    23/62

    mekanisme koping yang kurang juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit

    reumatik.5. 6akt#r Ra(ikal Beas

    Dunia kedokteran dan kesehatan banyak membahas tentang radikalbebas !free radicak%. Hal ini terjadi karena sebagian besar penyakit diaali

    oleh adanya reaksi oksidasi yang berlebihan di dalam tubuh. +ksigen

    merupakan sesuatu yang paradoksial dalam kehidupan. Molekul ini sangat

    dibutuhkan oleh organisme aerob karena memberikan energi pada proses

    metabolisme dan respirasi, namun pada kondisi tertentu keberadaannya

    dapat berimplikasi pada berbagai penyakit dan kondisi degeneratif, seperti

    aging, reumatikartrhitis, kanker dan lain;lain.:adikal bebas adalah sekelompok elemen yang bersifat tidak stabil,

    reaktif, merusak sel sel hidup !sitotoksik%, menurunkan kinerja Gat Gat

    dalam tubuh seperti enGim dan hormone serta merusak pembuluh darah dan

    kulit. Kerusakan tersebut menyebabkan kulit menebal, kaku, tidak elastis,

    keriput, pucat dan kering. @actor yang mempengaruhi terbentuknya radikal

    bebas antara lain sinar matahari, Gat kimia, Gat pengaet, pearna dan

    peleGat makanan, polusi udara, makanan tinggi kalori dan karbohidrat,

    pengobatan dengan sinar ultra violet dalam jangka panjang. :adikal bebas

    yang timbul karena pencemaran dan bahan kimia dalam makanan menjadi

    racun yang menurunkan daya tahan tubuh. -kibatnya, hal ini memperburuk

    kerusakan jaringan tubuh dan menimbulkan gejala reumatik.D. Tinjauan Umum Tentang Lansia

    1. De!inisi Lansia

    "1

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    24/62

    Menurut 8ndang;8ndang :3 7o.1 ahun $4'/ 5ab 3 &asal 3 ayat "

    tentang kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi lanjut usia adalah seseorang

    yang mencapai usia /# tahun ke atas !7ugroho, "##2%. Menurut &rof Dr.Koesoemato Setyo 7egoro !Darmojo, "##4% lanjut usia !geriatric age% adalah

    seseorang dengan usia lebih dari /2 tahun.

    Banjut usia !Bansia% adalah proses menjadi lebih tua dengan umur

    mencapai /2 tahun ke atas. &ada lansia akan mengalami kemunduran fisik,

    mental, dan sosial. Salah satu contoh kemunduran fisik pada lansia adalah

    rentannya lansia terhadap penyakit, khususnya penyakit degeneratif. &enyakit

    degeneratif yang umum di derita lansia adalah hipertensi, reumatik, asam urat,

    dermatitis, retensi urine, dermatitis dan lain;lain !7ugroho, "#$1%.

    Banjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua

    orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh

    siapapun. 7amun manusia dapat menghambat kejadiannya.

    . Batas8Batas Lanjut Usia

    5atasan usia menurut *H+ meliputi !dikutip dalam Darmojo, "##4% E

    a. 8sia pertengahan !middle age%, yaitu kelompok usia 02 sampai 24 tahun

    b. Banjut usia elderly%, antara /# sampai 90 tahun

    c. Banjut usia tua !old%, antara 92 sampai 4# tahun

    d. 8sia sangat tua !very old%, di atas 4# tahun

    Menurut 88 7o. 0 tahun $4/2 pasal $ dinyatakan sebagai berikut E

    CSeseorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah

    yang bersangkutan mencapai umur 22 tahun, tidak mempunyai atau tidak

    "0

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    25/62

    berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari;hari serta

    menerima nafkah dari orang lain. Saat ini berlaku 88 7o. $1 tahun $44'

    tentang kesejahteraan lansia yang berbunyi sebagai berikutE lansia adalahseseorang yang mencapai usia /# tahun ke atas !Darmojo, "##4%.

    *. Peruahan8Peruahan )ang Terja(i Pa(a Lansia

    Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut

    usia mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perubahan E !$%

    perubahan penampilan pada bagian ajah, tangan, dan kulit, !"% perubahan

    bagian dalam tubuh seperti sistem saraf E otak, isi perut E limpa, hati, !1%

    perubahan panca indra E penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan

    !0% perubahan motorik antara lain berkurangnya kekuatan, kecepatan dan

    belajar keterampilan baru.

    Menurut 7ugroho !"##2% perubahan;perubahan yang terjadi pada lansia

    meliputiE

    a. &erubahan;perubahan @isik

    $% Sel.

    &erubahan yang terjadi pada tingkat sel meliputiE Sel menjadi

    lebih sedikit jumlahnya, ukurannya menjadi lebih besar, jumlah cairan

    tubuh dan cairan intraseluler berkurang, proporsi protein di otak, otot,

    ginjal, darah, dan hati menurun, jumlah sel otak menurun, mekanisme

    perbaikan sel terganggu, dan otak menjadi atrofis beratnya berkurang

    2;$#(.

    "% Sistem &ersarafan.

    "2

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    26/62

    &erubahan yang terjadi pada system persarafan berupaE berat

    otak menurun $#;"#(. !Setiap orang berkurang sel saraf otaknya

    dalam setiap harinya%, hubungan persarafan cepat menurun, lambatdalam respon dan aktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress,

    saraf panca indra mengecil, penglihatan berkurang, pendengaran

    menurun, saraf pencium dan perasa mengecil, lebih sensitif terhadap

    perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin, serta

    kurang sensitif terhadap sentuhan.

    1% Sistem &endengaran.

    &erubahan yang terjadi pada system pendengaran dapat berupa

    !7ugroho, "##2%E

    a% &resbiakusis !gangguan dalam pendengaran%. Hilangnya

    kemampuan pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap

    bunyi suara atau nada;nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit

    mengerti kata;kata, 2#( terjadi pada usia diatas umur /2 tahun.

    b% +tosklerosis akibat atrofi membran tympani .

    c% erjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena

    meningkatnya keratin.

    d% &endengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami

    ketegangan jiastres.

    0% Sistem &englihatan.

    &erubahan pada system penglihatan dapat berupaE timbul

    sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar, kornea lebih berbentuk

    "/

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    27/62

    sferis !bola%, kekeruhan pada lensa menyebabkan katarak,

    meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap

    kegelapan lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap,hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapangan pandang, berkurang

    luas pandangannya, dan menurunnya daya membedakan arna biru

    atau hijau.

    2% Sistem Kardiovaskuler.

    &erubahan yang terjadi pada system kardiovaskuler dapat berupa

    !7ugroho, "##2%E

    a% 6lastisitas dinding aorta menurun.

    b% Katup jantung menebal dan menjadi kaku.

    c% Kemampuan jantung memompa darah menurun, hal ini

    menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

    d% Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas

    pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi. &erubahan posisi dari

    tidur ke duduk atau dari duduk ke berdiri bisa menyebabkan

    tekanan darah menurun, mengakibatkan pusing mendadak.

    e% ekanan darah meninggi akibat meningkatnya resistensi pembuluh

    darah perifer.

    /% Sistem &engaturan emperatur ubuh.

    &erubahan yang terjadi dapat berupaE temperatur tubuh menurun

    !hipotermia% secara fisiologis akibat metabolisme yang menurun, dan

    "9

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    28/62

    keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas

    akibatnya aktivitas otot menurun.

    9% Sistem :espirasi&erubahan pada sitem respirasi teridiri atasE otot;otot pernafasan

    kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, aktivitas silia menurun, paru;

    paru kehilangan elastisitas, menarik nafas lebih berat, kapasitas

    pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun,

    alveoli ukuranya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang,

    kemampuan untuk batuk berkurang, serta kekuatan otot pernafasan

    akan menurun seiring dengan pertambahan usia.

    '% Sistem Aastrointestinal.

    &erubahannya dapat berupaE kehilangan gigi akibatperiodontal

    disease, kesehatan gigi yang buruk dan giGi yang buruk, indera

    pengecap menurun, hilangnya sensitivitas saraf di lidah terhadap rasa

    manis, asin, asam, dan pahit, esophagusmelebar, rasa lapar menurun,

    asam lambung menurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul

    konstipasi, dan daya absorbsi melemah.

    4% Sistem :eproduksi.

    &ada sistem reproduksi, perubahannya dapat berupaE ovari dan

    uterus menciut, atrofi payudara, pada laki;laki testis masih dapat

    memproduksi spermatoGoa meskipun adanya penurunan secara

    berangsur;angsur, dan selaput lendir vagina menurun.

    $#%Sistem &erkemihan.

    "'

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    29/62

    &erubahan yang terjadi pada system perkemihan berupaE nefron

    menjadi atrofi dan aliran darah ke ginjal menurun sampai 2#(, otot;otot

    vesika urinaria menjadi lemah, frekuensi buang air kecil meningkat danterkadang menyebabkan retensi urin pada pria.

    $$%Sistem 6ndokrin.

    &erubahan yang terjadi pada sistem endokrin dapat berupaE

    produksi semua hormon menurun, aktivitas tiroid menurun, 5M:

    !!asal "etabolic Rate% menurun, daya pertukaran Gat, menurun,

    produksi aldosteron menurun, dan juga sekresi hormon kelamin

    misalnya, progesteron, estrogen, dan testosterone mengalami

    penurunan.

    $"%Sistem Kulit !Sistem 3ntegumen%

    &ada system integument, dapat terjadi perubahan sebagai

    berikut E kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak,

    permukaan kulit kasar dan bersisik karena kehilangan proses

    keratinisasi, serta perubahan ukuran dan bentuk;bentuk sel epidermis,

    kulit kepala dan rambut menipis berarna kelabu, rambut dalam hidung

    dan telinga menebal, berkurangnya elastisitas akibat dari menurunya

    cairan dan vaskularisasi, serta pertumbuhan kuku lebih lambat.

    b. &erubahan;&erubahan &sikologis

    "4

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    30/62

    &ada lansia, dapat terjaid perubahan pada aspek psikologis atau

    mental yang dipengaruhi olehEperubahan fisik, khususnya organ perasa,

    kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan !hereditas%, lingkungan,kenangan !memori% !Stanley, "##9%.

    c. &erubahan;&erubahan &sikososial

    #$ &ensiunE nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan

    identitas dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. 5ila seseorang

    pensiun, ia akan mengalami kehilangan;kehilangan, antara lain E

    kehilangan finansial income berkurang%, kehilangan status !dulu

    mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan segala

    fasilitasnya%, kehilangan temankenalan atau relasi, dan kehilangan

    pekerjaankegiatan.

    %$ Merasakan atau sadar akan kematiansense of a&areness of mortality

    '$ &erubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah peraatan

    bergerak lebih sempit.

    ($ 6konomi akibat pemberhentian dari jabataneconomic deprivation

    )$ Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya

    biaya pengobatan.

    *$ &enyakit kronis dan ketidakmampuan.

    +$ Aangguan saraf dan penginderaan, timbul kebutaan dan ketulian.

    ,$ Aangguan giGi akibat kehilangan jabatan.

    -$ :angkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman;

    teman dan keluarga.

    1#

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    31/62

    #.$Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisikE perubahan terhadap

    gambaran diri, perubahan konsep diri !Stanley, "##9%.

    +. Tugas "erkemangan "a(a lansia

    +rang tua diharapkan untuk menyesuaikan diri dengan menurunnya

    kekuatan dan menurunnya kesehatan secara bertahap. Mereka diharapkan

    untuk mencari kegiatan untuk mengganti tugas;tugas terdahulu yang

    menghabiskan sebagian besar aktu kala mereka masih muda. 5agi

    beberapa orang berusia lanjut, keajiban untuk menghadiri rapat yang

    menyangkut kegiatan sosial sangat sulit dilakukan karena kesehatan dan

    pendapatan mereka menurun setelah pensiun, mereka sering mengundurkan

    diri dari kegiatan sosial. Disamping itu, sebagian besar orang berusia lanjut

    perlu mempersiapkan dan menyesuaikan diri dengan peristia kehilangan

    pasangan, perlu membangun ikatan dengan anggota dari kelompok usia

    mereka untuk menghindari kesepian dan menerima kematian dengan tentram

    !7ugroho, "##2%

    3. Akti!itas %ehari8hari Lansia

    Kondisi fisik seseorang yang telah memasuki lanjut usia akan

    mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perubahan

    penampilan pada ajah, tangan, dan kulit, perubahan bagian dalam tubuh

    seperti sistem saraf, perubahan panca indera seperti penglihatan,

    pendengaran, penciuman, perasa dan perubahan motorik antara lain

    berkurangnya kekuatan, kecepatan dan belajar ketrampilan baru. &erubahan;

    perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduran kesehatan

    1$

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    32/62

    fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh pada penurunan aktifitas

    kehidupan sehari;hari. Kemampuan lansia untuk melakukan aktifitas kegiatan

    sehari;hari memberikan suatu data untuk menandakan kemampuan diri lansia.8ntuk merencanakan bantuan yang diberikan pada lansia dalam mencapai

    kembali tingkat ketidak ketergantungan yang maksimal, dan untuk

    merencanakan pemberian dukungan. -ktifitas dasar kehidupan sehari;hari

    dan aktifitas intrumental aktifitas kehidupan sehari;hari diberikan keduanya

    !)umriah, "#$$%.

    Bansia yang masih melakukan aktifitas kehidupan sehari;hari

    dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor fisik, faktor psikis dan

    faktor lingkungan, faktor fisik, setiap orang yang /# tahun atau disebut lansia

    akan berbeda;beda tingkat kemampuannya dalam melakukan sejumlah

    aktifitas dasar seperti makan dan mandi. Semuanya tergantung bagaimana

    kekuatan fisik dan sistem imun yang dimiliki si lansia tersebut dan bagaimana

    kebiasaan hidup ketika si lansia itu dulunya masih muda contohnya seseorang

    yang ketika ia masih muda dan dia menerapkan perilaku hidup yang bersih

    dan sehat !&H5S% seperti E rajin berolahraga, makan makanan yang bergiGi,

    sehat dan bervitamin !sayur;sayuran dan buah;buahan%, tidak merokok, tidak

    minum minuman yang beralkohol, tidak melakukan free seJ, dll. tentunya

    secara fisiologis ketika nantinya seseorang tersebut menjadi lansia maka

    kekuatan fisiknya akan sedikit mengalami penurunan dan dia masih akan

    mampu melakukan aktifitas dasar sehari;hari seperti makan dan mandi

    bahkan aktifitas lainnya. Hal tersebut akan bertolak belakang dengan lansia

    1"

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    33/62

    yang ketika masa mudanya tidak menerapkan &H5S atau perilaku hidup

    bersih dan sehat. &H5S yang kita lakukan ketika masih muda akan

    berpengaruh nantinya ketika kita akan lansia. Mengonsumsi makan makananyang sehat, bergiGi, dan bervitamin dapat memberikan manfaat yang sangat

    besar bagi tubuh. Seperti dapat menjaga sistem kerja motorik, terhindar dari

    berbagai penyakit !&rajaningsih, "#$"%.

    4. Masalah &esehatan Pa(a Lansia

    -dapun beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia

    berbeda dari orang deasa, yang menurut Kane +uslander sering disebut

    dengan istilah $0 3, yaitu /mmobility!kurang bergerak%, /nstability!berdiri dan

    berjalan tidak stabil atau mudah jatuh%, /ncontinence !beser buang air kecil

    dan atau buang air besar%, /ntellectual impairment !gangguan intelektual

    dementia%, /nfection !infeksi%, /mpairment of vision and hearing0 taste0 smell0

    communication0 convalescence0 skin integrity !gangguan pancaindera,

    komunikasi, penyembuhan, dan kulit%, /mpaction !sulit buang air besar%,

    /solation !depresi%, /nanition !kurang giGi%, /mpecunity !tidak punya uang%,

    /atrogenesis !menderita penyakit akibat obat;obatan%, /nsomnia !gangguan

    tidur%, /mmune deficiency!daya tahan tubuh yang menurun%, dan /mpotence

    !impotensi% !7ango, "#$$%.

    BAB III

    &ERAN/&A &N%EP

    11

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    34/62

    A. Dasar Pikir Penelitian

    :eumatik merupakan penyakit yang telah lama dikenal dan merupakan

    masalah kesehatan yang memerlukan penanggulangan yang baik mengingatangka kejadian dan kesakitan cukup tinggi dan akibat jangka panjang yang

    ditimbulkan mempunyai konsekuensi tertentu. :eumatik dapat berlangsung

    secara perlahan;lahan tetapi secara potensial sangat membahayakan karena

    komplikasi dapat bersifat sistemik yaitu mencakup seluruh organ tubuh.

    Secara teori belum ditemukan secara pasti penyebab utama dari reumatik,

    akan tetapi beberapa studi menyebutkan baha faktor predisposisi reumatik

    seperti aktivitas dan riayat trauma mempunyai korelasi yang nyata dengan

    insiden reumatik. +leh karena itu dalam penelitian ini, peneliti ingin mencoba

    mencari hubungan faktor aktifitas fisik dan riayat trauma dengan penyakit

    reumatik pada lansia di &anti Sosial resna *erdha Minaula Kendari.

    B. Bagan &erangka nse"

    @aktor;faktor yang mempengaruhi penyakit reumatik E Lariabel 3ndependen Lariabel Dependen

    106akt#r Resik#

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    35/62

    Aambar $. Kerangka Konsep &enelitian

    KeteranganE

    E Lariabel independen yang ditelitiE Lariabel dependen yang ditelitiE Aaris variable yang ditelitiE Aaris variable yang tidak diteliti

    C. 9ariael Penelitian

    $. Lariabel bebas !independen% dalam penelitian ini adalah aktifitas fisik dan

    riayat trauma". Lariabel terikat !dependen% dalam penelitian ini adalah penyakit reumatik

    pada lansia

    D. De!inisi "erasi#nal (an &riteria jekti!

    1. Pen)akit Reumatik Pa(a Lansia

    &enyakit reumatik pada lansia yang dimaksud dalam penelitian ini

    adalah penyakit radang sendi atau yang lebih dikenal dengan reumatik yang

    dialami lansia pada umur ? /# tahun dalam penelitian ini, dimana kriteria

    objektifnya adalah sebagai berikut.

    Menderita E 5ila responden dalam penelitian ini mengalami reumatik

    12

    &enyakit :eumatik&ada Bansia

    Aenetik

    3nfkesi

    -utoimun-ktifitas @isik

    :iayat rauma

    8mur&sikologis

    :adikal 5ebas

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    36/62

    idak Menderita E 5ila responden dalam penelitian ini tidak mengalami

    reumatik

    . Akti!itas !isik

    @aktor -ktivitas fisik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan

    yang dilakukan oleh lansia di &anti *erdha Minaula setiap hari. &engukuran

    indikator berdasarkan jaaban pertanyaan kuesioner yang telah diberi skor

    atau bobot dimana setiap pertanyaan mempunyai skor $ dan #, dimana pada

    variable ini terdiri dari $# !sepuluh% pertanyaan.

    Skor $ E )ika responden menjaab ya

    Skor # E )ika responden menjaab tidak

    Skor atau bobot tersebut kemudian dihitung dengan menggunakan

    rumus interval kelas menurut skala Auttman E

    :3 = !Sugiono, "#$#%

    KDimana E

    3 = 3nterval

    : = :ange atau kisaran !$##;# = $##%

    K = )umlah kategori !"%

    Skor tertinggi = $ J $# = $# !$##(%

    Skor terendah = # J $# = # !#(%

    $##3 =

    "

    3 = 2#(

    1/

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    37/62

    Dengan demikian kriteria objektifnya adalah E

    idak 5eresiko E 5ila responden memperoleh nilai ? 2#( dari pertanyaan

    yang diajukan5eresiko E 5ila responden memperoleh nilai I 2#( dari pertanyaan

    yang diajukan

    *. Ri7a)at Trauma

    @aktor :iayat rauma yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

    adanya riayat trauma fisik atau kecelakaan yang menyebabkan gangguan

    pada sendi lansia di dalam panti.

    Kriteria +bjektifE

    5erisiko E bila pasien pernah mengalami trauma seperti pernah

    jatuh terhentak, trauma terkilir,luka akut pada sendi dan

    benturan baik dalam aktivitas sehari;hari maupun saat

    olahraga.idak berisiko E bila pasien tidak pernah mengalami trauma seperti jatuh

    terhentak, trauma terkilir, dan benturan baik dalam

    aktivitas sehari;hari maupun saat olahraga.

    E. Hi"#tesis Penelitian

    $. -ktifitas @isik

    Ho E idak ada resiko antara faktor aktifitas fisik dengan penyakit

    reumatik pada lansia di &anti Sosial resna *erdha Minaula

    Kendari &rovinsi Sulaesi enggara ahun "#$2

    Ha E -da resiko antara faktor aktifitas fisik dengan penyakit reumatik

    pada lansia di &anti Sosial resna *erdha Minaula Kendari &rovinsi

    19

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    38/62

    Sulaesi enggara ahun "#$2

    ". :iayat rauma

    Ho E idak ada resiko antara faktor riayat trauma dengan penyakitreumatik pada lansia di &anti Sosial resna *erdha Minaula

    Kendari &rovinsi Sulaesi enggara ahun "#$2

    Ha E -da resiko antara faktor riayat trauma dengan penyakit

    reumatik pada lansia di &anti Sosial resna *erdha Minaula

    Kendari &rovinsi Sulaesi enggara ahun "#$2

    BAB I9

    METDE PENELITIAN

    1. $enis Penelitian

    &enelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan menggunakan

    rancangan 1ase 1ontrol 2tudy dimana faktor resiko ditelusuri dengan efek

    diidentifikasi pada saat ini kemudian faktor risiko !7otoatmodjo, "#$#%.Dibaah ini adalah desain case control sebagai berikut E

    1'

    @aktor :isiko

    @aktor :isiko ;

    Bansia yang mengalami reumatik

    !kasus%

    Matching!8mur%

    &opulasi!sampel%

    Bansia yg tdk mengalami reumatik

    !kontrol%

    @aktor :isiko

    @aktor :isiko ;

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    39/62

    Aambar " E :ancangan &enelitian Kasus Kontrol

    2. 'aktu (an L#kasi Penelitian

    1. 'aktu Penelitian&enelitian ini dilaksanakan pada "1 )uni sampai 1# )uni "#$2.

    . L#kasi Penelitian&enelitian ini dilaksanakan di &anti Sosial resna *erdha Minaula

    Kendari &rovinsi Sulaesi enggara.

    3. P#"ulasi (an %am"el

    1. P#"ulasi&opulasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti

    !7otoatmodjo, "#$#%. &opulasi dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh

    lansia yang tercatat dan tinggal di &anti Sosial resna *erdha Minaula

    Kendari &rovinsi Sulaesi enggara hingga bulan )uni "#$2 berjumlah 42

    orang.. %am"el

    a. )umlah SampelSampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih dengan cara

    tertentu hingga dianggap meakili populasinya !7otoatmodjo, "#$#%.

    -pabila subjek lebih dari $## maka menggunakan $# "# ( tetapi bila

    subjek kurang dari $## maka menggunakan total sampling !-rikunto,

    "##/%.Dengan demikian peneliti mengambil sampel dengan jumlah sama

    besar dengan populasi, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini

    adalah $4 orang. Sampel penelitian ini terbagi dua yaitu E

    14

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    40/62

    $% Sampel kasus E :esponden yang merupakan lansia yangmengalami reumatik yang tercatat hingga bulan)uni "#$2 berjumlah $4 orang.

    "% Sampel kontrol E :esponden yang merupakan lansia yang tidak

    mengalami reumatik yang tercatat hingga bulan

    )uni "#$2 berjumlah $4 orang.

    Dengan demikan total sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak

    1' orang responden.b. eknik &enarikan Sampel

    Sampel diambil dengan teknik Total 2ampling dimana cara

    pengambilan sampel yang diambil sama besar dengan jumlah populasi!7otoatmodjo, "#$#%.

    4. $enis (an Cara Pengum"ulan Data

    1. $enis Dataa. Data primer

    Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan aancara

    langsung kepada responden dalam hal ini adalah lansia di &anti Sosial

    resna *erdha Minaula Kendari dengan menggunakan kuisioner.b. Data Sekunder

    Data sekunder diperoleh dari bagian;bagian yang berhubungan

    dengan obyek penelitian di &anti Sosial resna *erdha Minaula Kendari

    seperti bagian pencatatan !status pasien, buku pelaporan dan &rofil &anti

    Sosial resna *erdha Minaula% serta hal yang terkait yang berhubungan

    dengan data yang di perlukan%.

    . Cara Pengum"ulan Dataa. 3Gin &enelitian

    &enelitian dimulai setelah mendapat iGin dari institusi tempat

    penelitian.

    0#

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    41/62

    b. &elaksanan &enelitian&elaksana penelitian dilakukan oleh peneliti sendiri.

    c. 3nformed >oncentSetiap responden diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan

    dari penelitian, dan diberikan kesempatan bertanya tentang penelitian ini.

    :esponden yang setuju diminta untuk menandatangani surat bersedia

    menjadi reponden.d. &rosedur &elaksanaan

    Setelah responden ditetapkan sesuai dengan kriteria sampel,

    peneliti melakukan pengumpulan data untuk mengetahui hubungan antara

    pelayanan peraat dengan masalah kesehatan lansia di &anti Sosialresna *erdha Minaula Kendari.

    3. Peng#lahan (an Analisis Data

    1. Peng#lahan DataData primer yang di kumpulkan dalam penelitian di olah adalah sebagai

    berikut E

    a3 1odingMemberikan kode jaaban dengan angka atau simbol tertentu untuk

    memudahkan perhitungan dan menganalisanya.b3 4diting

    4diting dilakukan untuk meneliti kembali setiap daftar pertanyaan yang

    sudah diisi. 4ditingmeliputi kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian

    dan konsistensi dari setiap jaabanc3 2koring

    2koring adalah perhitungan secara manual dengan menggunakan

    kalkulator untuk mengetahui persentase setiap variabel yang diteliti.d3 Tabulating

    abulasi data merupakan kelanjutan dari pengkodean pada proses

    pengolahan dalam hal ini setelah data tersebut di coding kemudian

    0$

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    42/62

    ditabulasi agar lebih mempermudah penyajian data dalam bentuk distribusi

    frekuensi. &engolahan data dilakukan secara elektronik dengan

    menggunakan komputer program S&SS versi "".# for Windo&s3e3 4ntry &roses memasukkan data kedalam komputer.

    . Analisis Dataa. -nalisis 8nivariat

    Dalam penelitian ini di gunakan untuk mengetahui frekuensi,

    distribusi dan proporsi variabel bebas dan variabel terikat dengan

    menggunakan nilai mean dan presentase.

    N=

    Keterangan EN = presentase variabel teliti@ =jumlah sampel berdasrkan kriteria penelitiann = jumlah sampelk = konstanta !$##(% !>andra, "##'%

    b. -nalisis 5ivariat

    -nalisis ini digunakan untuk mengetahui besaran hubungan dan

    pengaruh faktor resiko terhadap faktor efek dengan menggunakan 8ji +dds

    :atio. -dapun rumus uji +dds :atio adalah E

    Kemudian hasil analisis disajikan pada tabel dengan menggunakan

    tabel " J " seperti berikut ini.

    Tael . Tael : C#unt Data Case C#ntr#l %tu()

    6akt#r Risik# &asus ntr#l $umlah

    0"

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    43/62

    P#siti! a b a b

    Negati! c d c d

    $umlah a c b d a b c d

    Keterangan E

    a E )umlah kasus dengan resiko positif

    b E )umlah kontrol dengan resiko positif

    c E )umlah kasus dengan resiko negatif

    d E )umlah kontrol dengan resiko negatif

    -dapun ketentuan yang digunakan dalam +: sebagai berikut E

    $% 3nterval kepercayaan sebesar 42(

    "% 7ilai kemaknaan untuk melihat hubungan faktor resiko dengan kasus

    ditentukan berdasarkan batas;batas !limit% sebagai berikut E

    a% 5ila +: ? $ berarti merupakan faktor risikob% 5ila +: I $ berarti efek protektif !perlindungan%

    c% 5ila +: = $ berarti bukan merupakan faktor risiko

    7ilai +: di anggap bermakna jika nilai Boer limit dan 8pper limit

    tidak mencakup nilai $.

    $% 8pper Bimit E +: J e@

    "% Boer Bimit E +: J e;@

    Dimana E

    @ = O$a $b $c $d J $,4/

    e = Bog 7ature !",9"% !-rikunto, "##/%

    01

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    44/62

    4. Pen)ajian Data

    &enyajian data dilakukan, setelah data di olah dan di sajikan dalam bentuk

    tabel distribusi serta tabel analisis pengaruh antara variabel, yang di sertai dengannarasi.

    5. Etika Penelitian

    Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan iGin

    kepada Kepala &anti resna *erdha Minaula Kendari dengan memperhatikan

    masalah etika sebagai berikut E

    $. Bembar &ersetujuan menjadi responden !/nformed consent%Bembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti, agar

    responden memahami maksud dan tujuan penelitian. -pabila responden

    penelitian setuju maka harus menandatangani lembar persetujuan sebagai

    responden penelitian.". anpa 7ama !5nonimity%

    8ntuk menjaga kerahasiaan identitas responden, maka peneliti tidak

    mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data !kuesioner% yang di isi

    oleh responden tersebut hanya diberi nomor kode tertentu.1. Kerahasiaan !1onfidientialy%

    Kerahasiaan informasi yang diberikan, dijamin oleh peneliti, hanya

    kelompok data tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.

    00

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    45/62

    BAB 9

    HA%IL DAN PEMBAHA%AN

    A. /amaran Umum L#kasi Penelitian1. Letak /e#gra!is

    &anti Sosial resna *erdha !&S*% Minaula didirikan pada tahun

    $494$4'#, yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan sosial di Sulaesi

    enggara khususnya permasalahn sosial lanjut usia terlantar.&anti Sosial resna *erdha Minaula berlokasi P "0 km dari Kota

    Kendari tepatnya di Desa :anooha Kecamatan :anomeeto Kabupaten

    Konae Selatan dengan luas area P 1### m ". -dapun batas ilayah &anti

    Sosial *erdha Minaula adalah sebagai berikut Ea. Sebelah 8tara berbatasan dengan Desa Baikaahab. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa +neilac. Sebelah 5arat berbatasan dengan Hutan :anooha.d. Sebelah imur berbatasan dengan Kecamatan Konda

    . Lingkungan;%arana 6isik&anti Sosial resna *erdha Minaula !&S*% memiliki sarana fisik

    sebanyak "/ unit yang terdiri dari Ea. *isma tempat tinggal klien E $" 5uahb. :uang peraatan khusus E $ 5uahc. :uang Keterampilan E $ 5uahd. :uangan kantor E $ 5uahe. -ula E $ 5uahf. &oliklinik E $ 5uahg. Mushola E $ 5uahh. :umah jabatan pimpinan E $ 5uah

    02

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    46/62

    i. :umah &etugas E / 5uahj. Dapur umumgudang E $ 5uah

    Selain sarana bangunan, &anti Sosial resna *erdha Minaula !&S*%

    Kendari juga dilengkapi dengan sarana transportasi antara lain Ea. Kendaraan roda 0 E 1 unit !Kendaraan Dinas Kepala &anti, 5us -mbulance%

    b. Kendaraan roda " E 1 unitSarana fisik khusus dalam menanggulangi risiko jatuh bagi para lansia

    di &anti *erdha ini masih minim. Hal ini dibuktikan baha tidak semua *isma

    memiliki sarana pendukung keselamatan lansia seperti E tempat berpegang di

    dalam maupun di luar tiap isma, kemudian kondisi lantai yang licin, termasuk

    keadaan kamar mandi yang pencahayaannya masih kurang. Sehingga risiko

    cedera atau jatuh masih sangat besar akan dialami oleh lansia.*. %tatus

    &anti Sosial resna *erdha diresmikan oleh Menteri Sosial :3 5apak

    Saparjo pada tanggal 9 Desember $4'$. &ada aal beroperasi &anti *erdha

    Minaula menyantuni lanjut usia terlantar jompo sebanyak "# orang, dan

    jumlah ini berkembang terus sehingga pada tahun $4'"$4'1 mencapai $##

    orang lansia jompo, keadaan ini bertahan hingga tahun "#$2 dan bertambah

    dari tahun ke tahunnya.+. $enis &egiatan Lansia Di Panti 'er(ha

    )enis kegiatan yang dilakukan oleh lansia selama berada di panti

    erdha, antara lain < kegiatan bimbingan kerohanian pada hari Senin,

    bimbingan keterampilan ! menganyam tikar, membuat tudungtopi, membuat

    atap%, berkebun, pelayanan kesehatan, dan kegiatan senam lansia yang

    dilaksanakan pada hari Senin, :abu, dan )umat.B. Hasil Penelitian (an Pemahasan

    1. &arakteristik Res"#n(ena. $enis &elamin

    0/

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    47/62

    )enis kelamin responden dalam penelitian ini disajikan seperti pada

    tabel berikut ini E

    Tael *. Distriusi &arakterisitik Res"#n(en Ber(asarkan $enis&elamin (i Panti %#sial Tresna 'er(ha Minaula &en(ariTahun

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    48/62

    kasus dalam penelitian ini dan sebanyak sebanyak $4 orang !2#.#(% yang

    tidak menderita penyakit reumatik dan sebagai sampel kontrol dalam

    penelitian ini.

    . Akti!itas 6isik

    -ktifitas fisik responden dalam penelitian ini disajikan seperti pada

    tabel berikut ini E

    Tael +. Distriusi Res"#n(en Ber(asarkan 9ariael Akti!itas 6isik (iPanti %#sial Tresna 'er(ha Minaula &en(ari Tahun

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    49/62

    0. Ri7a)at Trauma

    :iayat trauma responden dalam penelitian ini disajikan seperti

    pada tabel berikut ini ETael 3. Distriusi Res"#n(en Ber(asarkan 9ariael Ri7a)at Trauma

    (i Panti %#sial Tresna 'er(ha Minaula &en(ari Tahun

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    50/62

    dk5eresiko

    0 $#.2 $" 1$./ $/ 0".$

    otal $4 2#.# $4 2#.# 1' $##

    2umber 6 7ata 8rimer diolah bulan 9uli %.#)

    &ola sebaran data pada tabel diatas menunjukkan responden

    dengan aktifitas kurang lebih banyak menderita penyakit reumatik yakni

    sebanyak $2 !14.2(% orang daripada yang tidak menderita reumatik

    sebanyak 9 !$'.0(% orang. Sedangkan pada responden dengan aktifitas

    baik lebih sedikit yang menderita penyakit reumatik sebanyak 0 !$#.2(%

    dan lebih banyak didapatkan responden yang aktifitas fisiknya baik dan

    tidak menderita penyakit reumatik sebanyak $" !1$./(% orang.

    Hasil uji +dds :atio !+:% dengan nilai >onfidence 3nterval !>3% 42(

    didapatkan besarnya nilai +dds :atio !+:% = /.0"4 dengan nilai

    kepercayaan Boer Bimit !batas baah% = $.2$9 dan 8pper Bimit !batas

    atas% = "9."00. Hal ini menunjukkan baha faktor aktifitas fisikberhubungan dengan penyakit reumatik yang dialami lansia dengan risiko

    rendah $.2$9 dan risiko tertinggi "9."00, dimana responden yang aktifitas

    fisiknya kurang beresiko /.0"4 kali lebih besar peluangnya untuk menderita

    penyakit reumatik dibanding responden yang aktifitas fisiknya baik. 5atas

    baah dan batas atas tidak mencakup nilai satu atau diatas satu maka

    dinyatakan hubungan bermakna antara faktor aktifitas fisik dengan penyakit

    reumatik pada lansia di &anti Sosial resna *erdha Minaula Kendari ahun

    "#$2.

    2#

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    51/62

    . Huungan 6akt#r Ri7a)at Trauma (engan Pen)akit Reumatik "a(a

    Lansia

    Hubungan faktor riayat trauma dengan penyakit reumatik pada

    lansia dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikutE

    Tael ?. Distriusi Res"#n(en Ber(asarkan Huungan 6akt#rRi7a)at Trauma (engan Pen)akit Reumatik "a(a Lansia (iPanti %#sial Tresna 'er(ha Minaula &en(ari Tahun 3= Cl

    &asus ntr#l

    n = n = n = L#7er U""er

    5eresiko $1 10." 2 $1." $' 09.0

    /.

    #/9

    $.0'/ "0.9/0dk5eresiko

    / $2.' $0 1/.' "# 2"./

    otal $4 2#.# $4 2#.# 1' $##

    2umber 6 7ata 8rimer diolah bulan 9uli %.#)

    &ola sebaran data pada tabel diatas menunjukkan responden

    dengan riayat trauma yang beresikolebih banyak menderita penyakit

    reumatik yakni sebanyak $1 !10."(% orang daripada yang tidak menderita

    2$

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    52/62

    reumatik sebanyak 2 !$1."(% orang. Sedangkan pada responden dengan

    riayat trauma yang tidak beresiko sedikit yang menderita penyakit

    reumatik sebanyak / !$2.'(% orang dan lebih banyak didapatkan padaresponden yang riayat trauma yang tidak beresiko dan tidak menderita

    penyakit reumatik sebanyak $0 !1/.'(% orang.

    Hasil uji +dds :atio !+:% dengan nilai >onfidence 3nterval !>3% 42(

    didapatkan besarnya nilai +dds :atio !+:% = /.#/9 dengan nilai

    kepercayaan Boer Bimit !batas baah% = $.0'/ dan 8pper Bimit !batas

    atas% = "0.9/0. Hal ini menunjukkan baha faktor riayat trauma

    berhubungan dengan penyakit reumatik yang dialami lansia dengan risiko

    rendah $0'/ dan risiko tertinggi "0.9/0, dimana responden yang memiliki

    riayat trauma beresiko, akan beresiko /.#/9 kali lebih besar peluangnya

    untuk menderita penyakit reumatik dibanding responden yang aktifitas

    fisiknya baik. 5atas baah dan batas atas tidak mencakup nilai satu atau

    diatas satu maka dinyatakan hubungan bermakna antara faktor riayat

    trauma dengan penyakit reumatik pada lansia di &anti Sosial resna

    *erdha Minaula Kendari ahun "#$2.

    +. Pemahasana. Huungan 6akt#r Akti!itas 6isik (engan Pen)akit Reumatik "a(a

    Lansia

    -ktivitas didefinisikan sebagai suatu aksi energetik atau keadaan

    bergerak dan semua manusia memerlukan kemampuan untuk bergerak.

    -ktivitas merupakan tanda kesehatan dimana adanya kemampuan

    2"

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    53/62

    seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan, dan berkerja.

    Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem

    persarafan dan muskuloskeletal ! @itriyani, "##/ %.Dari hasil analisis univariat diketahui baha responden dengan

    kriteria aktifitas fisik baik sebanyak "" orang !29.4(% dan responden

    dengan kriteria aktifitas fisik kurang yaitu sebanyak $/ orang !0".$(%.

    Sedangkan pada hasil analisis bivariat diketahui baha dari hasil uji

    +dds :atio !+:% dengan nilai >onfidence 3nterval !>3% 42( didapatkan

    besarnya nilai +dds :atio !+:% = /.0"4 dengan nilai kepercayaan Boer

    Bimit !batas baah% = $.2$9 dan 8pper Bimit !batas atas% = "9."00. Hal ini

    menunjukkan baha faktor aktifitas fisik berhubungan dengan penyakit

    reumatik yang dialami lansia dengan risiko rendah $.2$9 dan risiko tertinggi

    "9."00, dimana responden yang aktifitas fisiknya kurang beresiko /.0"4

    kali lebih besar peluangnya untuk menderita penyakit reumatik dibanding

    responden yang aktifitas fisiknya baik. 5atas baah dan batas atas tidak

    mencakup nilai satu atau diatas satu maka dinyatakan hubungan bermakna

    antara faktor aktifitas fisik dengan penyakit reumatik pada lansia di &anti

    Sosial resna *erdha Minaula Kendari ahun "#$2.

    &eneliti berasumsi baha adanya hubungan antara faktor aktifitas

    fisik dengan penyakit reumatik pada lansia disebabkan karena lansia cukup

    melakukan aktifitas fisik dalam kehidupan sehari;hari, sehingga otot;otot

    tubuh semakin terlatih untuk menerima beban yang diterima. Selain itu,

    tulang juga menjadi kuat dan dapat mencegah terjadinya osteoporosis. Dari

    21

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    54/62

    hasil penelitian diketahui baha responden mengatakan tidak pernah

    mengalami reumatik bila banyak gerak di panti, oleh karena itu responden

    sering mengikuti kegiatan;kegiatan yang ada di panti. Selain itu, respondenjuga tiap pagi selalu jalan;jalan pagi dan membuat tubuh menjadi sgar dan

    bugar.

    Demikian pula menurut &riharjo !$441% yang dikutip oleh Soni &.

    !"#$#% yang menyatakan aktivitas fisik merupakan pergerakan anggota

    tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga. 5agi para lansia aktivitas

    fisik sangat penting karena dengan mampu beraktivitas, para lansia dapat

    mempertahankan kualitas hidup mereka agar tetap sehat.

    &eneliti berpendapat pula baha penderita reumatik harus mampu

    menyeimbangkan kehidupannya antara isirahat dan beraktivitas. 3stirahat

    berlebihan atau jarang beraktivitas tidak diperbolehkan, karena dapat

    mengakibatkan kekakuan pada otot dan sendi dan juga seseorang yang

    tidak melakukan aktivitas aliran cairan sendi akan berkurang dan berakibat

    aliran makanan yang masuk ke sendi berkurang. Hal tersebut akan

    mengakibatkan proses degeneratif menjadi berlebihan. Bakukan aktivitas

    sesuai kemampuan tubuh, seperti E olahraga secara teratur setelah bangun

    pagi, seperti berjalan kaki, senam pernapasan dan sejenisnya, dan

    dilakukan secara rutin. Selain itu, berolahraga jalan kaki baik untuk

    kebugaran tubuh dan relatif aman bagi para lansia karena menghindari

    risiko cedera lutut.

    20

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    55/62

    Demikian pula menurut Soni & !"#$#% baha para lansia yang

    sebelumnya tidak pernah berolahraga, disarankan agar latihan dilakukan

    secara bertahap, baik intensitas, lama, dan frekuensi. ujuannya, memberikesempatan tubuh beradaptasi pada beban latihannya. Batihan olahraga

    untuk para lansia juga harus dilakukan dengan takaran cukup

    Selain itu, faktor umur juga berpengaruh terhadap kejadian reumatik

    pada lansia ini. Karena diketahui baha responden dalam penelitian ini

    merupakan lansia yang berumur ? /# tahun. Dimana saat memasuki masa

    lansia seseorang akan mengalami penurunan fungsi tubuh. ermasuk

    peningkatan kelemahan di sekitar sendi, penurunan kelenturan sendi,

    kalsifikasi tulang raan dan menurunkan fungsi kondrosit, yang semuanya

    mendukung terjadinya reumatik. Dengan bertambahnya usia, cairan dalam

    sendi yang berfungsi melumasi setiap gerakan mulai menipis dan

    mengental. Hal ini menyebabkan tubuh menjadi kaku dan mulai sakit

    digerakan !5angun -.&, "##'%.

    Disamping itu, ada makanan tertentu yang harus dihindari oleh

    lansia yang mengidap reumatik. Meskipun aktifitas fisik lansia cukup bila

    makanan yang tidak dibatasi akan sama saja lansia menderita reumatik.

    erutama makanan yang mengandung purin tinggi, seperti susu. Susu

    memiliki kandungan kalsium yang cukup namun juga memiliki kadar purin

    yang tinggi yang dapat memicu kejadian reumatik ini. Selain itu, ada

    beberapa jenis makanan yang harus dihindari seperti E jeroan, bayam,

    22

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    56/62

    mentega, makanan laut, kacang;kacangan, daging, tape, jengkol, santan,

    alpukat, sarden, dan alkohol !Misnadiarly, "##9%.

    Diketahui baha lansia merupakan fase dimana organ;organ tubuhmengalami penurunan fungsi tubuh, seperti fungsi pendengaran, fungsi

    penglihatan, system persyarafan, system kardiovaskular, fungsi

    metabolisme, system pencernaan dan lain;lain.

    @aktor makanan jelas berhubungan dengan kejadian reumatik pada

    lansia. Dimana makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi akan

    memicu kenaikan asam urat dalam darah. &urin merupakan salah satu Gat

    alami yang terkandung dalam tubuh. &urin merupakan salah satu penyusun

    rantai D7- dan :7- bersama;sama dengan pirimidin. 6nGim HA&:

    bertugas mengubah purin menjadi nukleotida ourin agar dapat digunakan

    kembali sebagai penyusun D7- dan :7-.

    5ahan dasar asam urat adalah purin. -pabila jumlah purin dalam

    tubuh terlalu banyak, kelebihannya akan diubah menjadi asam urat.

    Dengan demikian, mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung

    purin dapat meningkatkan asam urat dalam darah.

    &eningkatan produksi atau hambatan ekskresi akan meningkatkan

    kadar asam urat dalam tubuh. -sam urat ini merupakan suatu Gat yang

    kelarutannya sangat rendah sehingga cenderung membentuk kristal.

    &enimbunan asam urat paling banyak terdapat di sendi dalam bentuk

    kristal mononatrium urat. Mekanismenya hingga saat ini masih belum

    diketahui. &enimbunan Kristal pada persendian ini dapat menjadikan

    2/

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    57/62

    peradangan pada persendian. Karena pada masa lansia terjadi penurunan

    kelenturan sendi, kalsifikasi tulang raan dan menurunkan fungsi kondrosit,

    >airan dalam sendi yang berfungsi melumasi setiap gerakan mulai menipisdan mengental. Ditambah lagi terdapat penimbunan Kristal pada sendi

    sehingga dapat menyebabkan peradangan pada sendi. &eradangan pada

    sendi ini akan terasa nyeri sendi, terutama pada saat bergerak pada sendi

    pinggul,lutut, dan jari;jari, nampak kemerahan, inflamasi, nyeri dan dapat

    terjadi deformitas !perubahan bentuk%.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

    -hdaniar, dkk !"#$1% dengan judul penelitian @aktor yang 5erhubungan

    dengan Kejadian &enyakit :ematik &ada Bansia Di *ilayah &uskesmas

    Kassi;Kassi Kota Makassar, dimana hasil penelitian menunjukkan baha

    ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian penyakit rematik pada lansia

    didaptkan nilai p= #,#"$ !pI#,##2%.

    . Huungan 6akt#r Ri7a)at Trauma (engan Pen)akit Reumatik "a(a

    Lansia

    rauma berasal dari kata yunani Ctramatosyang berarti luka dari

    sumber luar. rauma diartikan sebagai luka emosi dan fisik yang

    disebabkan oleh keadaan yang mengancam diri. rauma akut yang terjadi

    pada persendian termasuk robekan pada ligamentum krusiatum dan

    meniskus merupakan faktor risiko timbulnya reumatik. Studi @ramingham

    menemukan baha orang dengan riayat trauma pada daerah persendian

    29

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    58/62

    memiliki risiko 2 / kali lipat lebih tinggi untuk menderita reumatik ! 6ka &.,

    "##9 %.

    Dari hasil analisis univariat diketahui baha responden kriteriariayat trauma tidak beresiko yakni sebanyak "# responden !2"./(% dan

    responden kriteria riayat trauma beresiko yaitu sebanyak $' orang

    responden !09.0(%.

    Sedangkan untuk hasil analisis bivariate menunjukkan hasil baha

    responden dengan riayat trauma yang beresikolebih banyak menderita

    penyakit reumatik yakni sebanyak $1 !10."(% responden daripada yang

    tidak menderita reumatik sebanyak 2 !$1."(% responden. Sedangkan pada

    responden dengan riayat trauma yang tidak beresiko sedikit yang

    menderita penyakit reumatik sebanyak / !$2.'(% dan lebih banyak

    didapatkan pada responden yang riayat trauma yang tidak beresiko dan

    tidak menderita penyakit reumatik sebanyak $0 !1/.'(% responden.

    Hasil uji +dds :atio !+:% dengan nilai >onfidence 3nterval !>3% 42(

    didapatkan besarnya nilai +dds :atio !+:% = /.#/9 dengan nilai

    kepercayaan Boer Bimit !batas baah% = $.0'/ dan 8pper Bimit !batas

    atas% = "0.9/0. Hal ini menunjukkan baha faktor riayat trauma

    berhubungan dengan penyakit reumatik yang dialami lansia dengan risiko

    rendah $0'/ dan risiko tertinggi "0.9/0, dimana responden yang memiliki

    riayat trauma beresiko, akan beresiko /.#/9 kali lebih besar peluangnya

    untuk menderita penyakit reumatik dibanding responden yang riayat

    trauma tidak beresiko. 5atas baah dan batas atas tidak mencakup nilai

    2'

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    59/62

    satu atau diatas satu maka dinyatakan hubungan bermakna antara faktor

    riayat trauma dengan penyakit reumatik pada lansia di &anti Sosial

    resna *erdha Minaula Kendari ahun "#$2.&eneliti berasumsi baha adanya hubungan faktor riayat trauma

    dengan penyakit reumatik pada lansia disebabkan karena cedera yang

    pernah dialami berpengaruh pada elastisitas persendiannya dan

    berpengaruh pada penyakit reumatik yang dialaminya saat ini. Dari hasil

    penelitian diketahui baha, terdahulunya responden pernah kerja berat,

    Selain itu, ada responden juga pernah jatuh hingga terkilir pada

    persendian. :iayat trauma yang pernah dialami lansia dapat

    menyebabkan reumatik pada masa lansia. Dimana elastisitas persendian

    yang mengalami trauma mengalami penurunan dan seiring seseorang

    mengalami pertambahan usia maka dengan cepat akan dirasakan gejala;

    gejala dari penyakit reumatik ini akibat riayat trauma.

    &endapat peneliti sesuai dengan pendapat 6ka &. !"##9%, cidera otot

    maupun sendi yang dialami seaktu berolahraga atau lantaran aktivitas

    fisik yang terlalu berat, bisa pula mengundang rematik. -danya :iayat

    trauma pada sendi merupakan faktor yang dapat menimbulkan penyakit

    reumatik hal ini diakibatkan oleh menurunya kelenturan dan elastisitas

    sendi yakni kartilago dan juga sinovial pada sendi mengalami penurunan

    fungsi. &enurunan elastisitas sendi dan deteriorasi kartilago inilah yang

    menyebabkan intensitas nyeri yang sering atau menetap pada sendi.

    24

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    60/62

    Ditambah lagi responden memasuki masa lansia dimana seluruh

    fungsi tubuh mengalami penurunan. Dan termasuk juga penurunan

    kelenturan sendi, kalsifikasi tulang raan dan menurunkan fungsi kondrosit,yang semuanya mendukung terjadinya reumatik. Dengan bertambahnya

    usia, cairan dalam sendi yang berfungsi melumasi setiap gerakan mulai

    menipis dan mengental. Hal ini menyebabkan tubuh menjadi kaku dan

    mulai sakit digerakan !5angun -.&, "##'%.

    @aktor jenis kelamin bisa menjadi faktor resiko reumatik. &ada

    anita umumnya lebih banyak yang mengalami reumatik.&ada osteoporosis

    atau penyakit keropos tulang merupakan jenis reumatik yang banyak dirasakan

    anita setelah menopouse. Kurangnya hormon estrogen setelah menopouse

    memperburuk masa tulang yang sudah berkurang karena usia. Hormon estrogen

    !hormon utama pada anita%, membantu mengatur pengangkutan kalsium ke

    dalam tulangpada anita. 5egitu juga faktor kegemukan memberikan beban

    berlebih pada tulang. 5erat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan

    meningkatnya resiko untuk timbulnya reumatik baik pada anita maupun pada

    pria. Hal ini akan mempengaruhi kesehatan sendi !5angun -.&, "##'%.

    @aktor makanan juga dapat menambah resiko responden

    mengalami reumatik. 3ni disebabkan proses metabolisme tubuh yang

    menurun seiring dengan pertambahan usia, sehingga makanan;makanan

    yang mengandung purin yang dikonsumsi lansia tidak sempurna

    dimetabolisme oleh tubuh sehingga memicu peningkatan asam urat dan

    membuat peradanan pada persendian.

    /#

    http://id.wikipedia.org/wiki/Estrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kalsiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Estrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kalsiumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tulang
  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    61/62

    Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

    Maharani !"##9% dengan judul penelitian @aktor;@aktor :isiko +steoartritis

    Butut !Studi Kasus di :umah Sakit Dokter Kariadi Semarang% dengan hasilpenelitian menunjukkan baha ada hubungan riayat trauma lutut dengan

    kejadian rumatik !nilai p = #,#11< +: adjusted = ",4#< 42( >3 = $,#4

    9,92%.

    BAB 9I

    &E%IMPULAN DAN %ARAN

    A. &esim"ulan

    5erdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diajukan pada

    penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut E

    $. -da resiko antara faktor aktifitas fisik dengan penyakit reumatik pada lansia di

    &anti Sosial resna *erdha Minaula Kendari ahun "#$2.

    ". -da resiko antara faktor riayat trauma dengan penyakit reumatik pada lansia

    di &anti Sosial resna *erdha Minaula Kendari ahun "#$2.

    B. %aran

    /$

  • 7/25/2019 3BAB I-VI

    62/62

    -dapun saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut.

    $. 5agi pihak &anti Sosial resna *erdha Minaula Kendari diharapkan dapat

    meningkatan pelaksanaan program;program yang berkaitan dengan aktifitas

    fisik dan dapat membuat lansia ikut berpartisipasi dengan kegiatan tersebut

    sehingga lansia dapat mencegah terjadinya penyakit reumatik tersebut.

    ". 5agi 3nstitusi &endidikan S3K6S Mandala *aluya, diharapkan hasil penelitian

    ini dapat menjadi sumbangan dalam perkembangan ilmu keperaatan

    1. 5agi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat manambah khasanah

    ilmu kesehatan masyarakat khususnya.

    0. 5agi peneliti selanjutnya diharapkan tulisan ini dapat menjadi bahan sebagai

    referensi dan agar lebih mengembangkan variabel dan desain penelitian

    sehingga penelitian ini menjadi lebih variatif dan informatif.2. 5agi peneliti, untuk lebih meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan

    sehingga bila terjun di masyarakat dan memberikan pelayanan keperaatan

    kepada masyarakat, masyarakat akan merasa puas terhadap pelayanan

    keperaatan yang diberikan.