31967618-5-b-pembuatan-sosis.ppt
TRANSCRIPT
OlehOleh
Ir. Wahyu Suryaningsih, MSiIr. Wahyu Suryaningsih, MSi
TEKNOLOGI INDUSTRI PANGANTEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBERPOLITEKNIK NEGERI JEMBER
20201010
TAHAP-TAHAP PEMBUATAN SOSISTAHAP-TAHAP PEMBUATAN SOSISDaging Trimming
Curing
Grinding
Mixing
Casing
Stufing
Pengasapan
Pemasakan Pendinginan SOSIS
Tujuan CuringTujuan Curing Melarutkan protein myosin daging Mengembangkan flavor Menstabilkan warna Meningkatkan WHC daging
Metode Metode : Curing Kering
Curing Basah
CURING Pemeraman daging dng menambahan : Garam, nitrat/nitrit, phosphat, Asam ascorbat
dilakukan dengan grinder dengan screw
Daging dan lemak dicacah dalam grinder (pisau berputar pada porosnya memotong daging yg dimasukkan dalam lobang
Daging dicacah berukuran 1/8 inchi
Pada proses ini ditambahkan garam dan bahan curing lainnya
Penggilingan dilakukan pada suhu dingin dan partikel daging tidak seragam
PENGGILINGAN DAGING (GRINDING)PENGGILINGAN DAGING (GRINDING)
GrinderGrinder
Hancuran daging dan lemak yg digiling dicampurkan dan diaduk dengan mixer
Tujuannya agar daging yg tidak seragam menyebar menjadi partikel lemak dan protein
Untuk sosis kasar pada tahap ini langsung di isikan dalam casing
Untuk sosis halus harus dilakukan pencacahan lagi dalam copper dengan menambahkan bahan binder / filler untuk memperoleh tekstur dan komponen yg seragam
PPENCAMPURAN ADONAN ENCAMPURAN ADONAN (M(MIXINGIXING))
Chopping atau pelumatan dilakukan dalam mangkok berisi daging dan pisau akan berputar pada porosnya mencacah daging
Chopping dilakukan agar massa daging tercampur dan teremulsikan dengan baik
Suhu akan meningkat 10-20 oC selama pelumatan 10-15 menit
Untuk itu diturunkan suhunya dengan penambahan es
PELUMATAN (CHOPPING)PELUMATAN (CHOPPING)
CHOPPERCHOPPER
CHOPPINGCHOPPING
Agar adonan teremulsikan dengan merata biasanya alat didisain berhubungan dengan alat stuffer
PengemulsianPengemulsian
Emulsi sosis dilewatkan pada stuffer untuk diisikan dalam selongsong sesuai ukuran dan bentuk yg diinginkan
Jenis Stuffer :
1. Piston
2. Pompa
3. Kombinasi piston dan pompa
Stuffing dilakukan dengan tekanan 125 psi
StuffingStuffing
STUFERSTUFER
StufferStuffer
pada panjang tertentu selongsong yang diisi dijepit dan diikat dengan tali baik secara manual atau otomatis
PENJEPITAN/PENGIKATAN (CLIPPING)PENJEPITAN/PENGIKATAN (CLIPPING)
sosis diletakan di tongkat asap kemudian dimasukkan dalam lemari asap bisa masak/tidak
Faktor yg harus diperhatikan pd pengasapan :
1. Ukuran sosis
2. Waktu Pengasapan
3. Suhu ( 60-70 oF, pemasakan 155 – 160 oF)
4. Panas dalam sosis (suhu internal)
5. RH 35 – 45%
6. Aliran udara
7. Pola Aliran Udara
8. Kerapatan Asap
PEMASAKAN DAN PENGASAPANPEMASAKAN DAN PENGASAPAN
Pengasapan Pengasapan
Sosis KeringSosis Kering
1. Mengkompakan sosis (koagulasi protein dan dehidrasi)
2. Memantapkan warna sosis curing (denaturasi mioglobin dan pembentukan nitrosohemokrom)
3. Pasteurisasi sosis
Sosis dimasak pada suhu internal = 66-68 oC
Sosis Frankfuter suhu dinaikkan 10 oC selama 15 menit
Sosis Bologna suhu dinaikan 10 oC selama 2 jam
Pengasapan konstan 46 oC akan kehilangan berat 5-10%
Tujuan Pemasakan SosisTujuan Pemasakan Sosis
setelah pengasapan dan pemasakan produk disiram dengan air dingin (showering)
Produk sering kali direndam atau disemprot dalam air garam 6% (untuk mempertahankan tekanan osmosis) dan garam pada sosis tidak keluar
PENDINGINANPENDINGINAN
Pengupasan dan pengemasan Pengupasan dan pengemasan
Suhu internal sosis 35 – 40 oC
Casing selulosa dan plastik selofan dikupas
Sosis dikemas dengan kemasan vakum
PRINSIP DAN FAKTOR-PRINSIP DAN FAKTOR-FAKTOR YANG FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI DALAM MEMPENGARUHI DALAM PEMBUATAN SOSISPEMBUATAN SOSIS
EMULSIEMULSI
Sistem 2 fase yang terdiri dari suatu dispersi 2 cairan/senyawa yang tidak tercampur, yang 1 fase terdispersi dan yang 1 nya lagi fase pendispersi
Globula lemak merupakan fase dispersi (diskontinue)
Cairan tempat larutnya globula lemak (air) sebagai fase kontinue (Pendispersi)
PEMBENTUKAN EMULSIPEMBENTUKAN EMULSI SOSISSOSIS
Pada Sosis terjadi
Pencampuran 2 senyawa : lemak dan air
Agar suspensi kolloid membentuk larutan yg stabil harus ada agensia pengemulsi yaitu protein
Protein (Myosin)
Lemak Protein
Protein (Kolagen)
Lemak
Lemak
PROTEIN SEBAGAI AGENSIA EMULSIPROTEIN SEBAGAI AGENSIA EMULSI
Protein menyelimuti globula lemak dalam suatu emulsi disebut KAPASITAS EMULSI
Protin mempunyai afinitas yang baik terhadap air (hidrofilik) dan lemak (hidrofobik)
Jenis Protein daging :1. Myofibril/myosin : Larut pada kadar garam
rendah (2%) daya emulsinya tinggi 2. Sarcoplasma : Larut dalam air , daya emulsinya rendah 3. Kolagen : tidak larut , tidak memp. daya
emulsi
Stabilitas emulsi sosis dipengaruhi :Stabilitas emulsi sosis dipengaruhi :1. Temperatur/Suhu Stabilitas emulsi maks pada suhu 3 -11 oC pada proses pencacahan Pencacahan tinggi , suhu = 11 oC Pencacahan rendah, suhu 4-7 oC Temperatur emulsi akhir pada
suhu 10 – 18 oC rendah suhu 18 – 21 oC tinggi
pada suhu > 22 oC emulsi akan pecah dan terjadi pemisahan lemak dan air
Suhu Tinggi akan mempengaruhi : 1. Denaturasi protein
2. Penurunan viskositas3. Melelehnya partikel lemak
Mekanisme pecahnya emulsi sosisMekanisme pecahnya emulsi sosis SUHU TINGGI 1.Terjadi denaturasi protein yg
menyebabkan pecahnya emulsi selama proses pemanasan
2. Terjadi penurunan viskositas emulsi sehingga stabilitas emulsi menurun, partikel yg terdispersi menjadi berkurang dan cenderung pindah ke permukaan sosis
3. Viskostas fase kontinue menurun sehingga terjadi pemisahan emulsi
4. Partikel kecil , stabilitas emulsinya menurun
EMULSI YG BAIK PERPINDAHAN PARTIKEL LEMAK
TERHALANG OLEH SIFAT VISKUS FASE KONTINUE
PENCEGAHANNYA Pencegahan agar suhu adonan tidak
tinggi dilakukan dengan penambahan es, CO2 dan Penggunaan daging Beku maks pada suhu 3 -11 oC
Stabilitas emulsi sosisStabilitas emulsi sosis (lanjutan) (lanjutan)
2. Partikel Lemak Ukuran partikel lemak yg besar , akan
berubah menjadi partikel kecil-kecil sehingga luas permukaan total partikel lemak menjadi besar
Untuk membentuk emulsi memerlukan protein terlarut yang seimbang (besar) agar bisa menyelubungi lemak tersebut
Penggunaan jenis protein daging sangat mempengaruhi kestabilan emulsi
Protein Miofibril (miosin) Protein sarcoplasma ( bisa
digunakan ,kapasitas emulsi rendah) Protein Kolagen (tidak boleh digunakan)
Stabilitas emulsi sosisStabilitas emulsi sosis (lanjutan) (lanjutan)
3. Jumlah dan Jenis Protein yg larut Penggunaan jenis protein daging sangat
mempengaruhi kestabilan emulsi Ratio jumlah protein : lemak : air harus
seimbang Jenis protein yang digunakan
mempengaruhi kestabilan emulsi 1. Protein Miofibril /miosin (sangat baik, kapasitas emulsinya tinggi) 2. Protein sarcoplasma ( bisa digunakan, kapasitas emulsi rendah) 3. Protein Kolagen (tidak boleh digunakan)
miselmisel
Stabilitas emulsi sosisStabilitas emulsi sosis (lanjutan) (lanjutan)
4. PH daging pH yg tinggi dari pH isoelektrik protein
daging ultimat (5,3-5,7) akan mampu mengekstrak protein yg tinggi / banyak
Daging pre rigor Daging post rigor, mempunyai pH titik
isoelektrik - Aktomiosis mempunyai kelarutan minimum pada pH 5,0 kebawah- Protein yg terekstrak rendah
Stabilitas emulsi sosisStabilitas emulsi sosis (lanjutan) (lanjutan)
4. PH daging Emulsi yg baik dioeroleh :
Daging prerigor + es + garam kemudian dicuring , dicincang dan diperam selama 12 jam pada suhu dingin
- Daya ikat air oleh protein meningkat jika daging digarami dan dibekukan
Fungsi Utama Garam Dlm Pembuatan Sosis
1. Melonggarkan protein miofibril2. Meningkatkan daya emulsi lemak pada
pH mendekati titik isoelektrik
Stabilitas emulsi sosisStabilitas emulsi sosis (lanjutan) (lanjutan)
5. Binder Bahan non daging yg ditambahkan pada
sosis Alasan penambahan binder :1. Meningkatkan stabilitas emulsi2. Memperbaiki sifat khas pemotongan
irisan3. Perbaikan tekstur4. Memperbaiki pemasakan5. Meningkatkan kandungan protein 6. Memperbaiki pengikatan lemak7. Meningkatkan pengikatan air8. Mengurangi biaya
Stabilitas emulsi sosisStabilitas emulsi sosis (lanjutan) (lanjutan)
5. Binder bisa sebagai1. Filler
Bahan yg mengandung karbohidrat tinggimis . Tepung tapioka, terigu, cereal
2. Stabilizer yang mengandung protein tinggi
mis : Gluten. Isolat Protein Kedelai3. Emulsifier
yang mengandung protein dan lemak mis : Kuning telur
Penggunaan dalam pembuatan sosis 3- 15 %.
Stabilitas emulsi sosisStabilitas emulsi sosis (lanjutan) (lanjutan)
ES atau AIR DINGIN Penambahan dilakukan pada saat chopping
atau pencampuran adonan (mixing)
Fungsinya :1. Menurunkan suhu awal dan melumas
daging2. Membantu melarutkan NaCl dan Bahan
Curing lainnya3. Mengencerkan emulsi sosis4. Membantu / memudahkan dalam casing5. Memperbaiki tekstur dan keempukan sosis
(produk akhirnya tidak kering)
Selongsong alamiSelongsong alami Usus sapi, domba atau Usus sapi, domba atau
kambingkambing
Selongsong buatanSelongsong buatan
Selulosa, plastik dan kolagenSelulosa, plastik dan kolagen
Pemasukan dalam selongsong Pemasukan dalam selongsong berbentuk bulat panjang berbentuk bulat panjang (karakteristik sosis)(karakteristik sosis)
SSELONGSONG SOSIS (CASING)ELONGSONG SOSIS (CASING)
1. Casing AlamiUsus sapi, kambing, domba, babi (Usus kecil, besar, tengah, bagian terminal, kandung kemih)
Sifatnya :1. Mudah Rusak2. Caranya dibersihkan, digarami dan
dikeringkan3. Pada kondisi basah mudah ditembus
asap dan panas4. Casing lunak dan porus
SSELONGSONG SOSIS (CASING)ELONGSONG SOSIS (CASING)1. Casing Buatan Casing Sellulosa,
mempunyai diameter 1,5 – 15 cmTidak bisa dimakan , harus dipisahkan
Casing Kolagen yg dapat dimakanDiameter kecil , selama pemanasan akan mengeras dan kering- ada kolagen yang tidak dapat dimakan
Plastik selofanTidak tembus asap dan panasuntuk sosis segar, hati
Kekuatan casing buatan lebih besar dari casing alami (usus)
JENIS-JENIS SOSISJENIS-JENIS SOSIS
SOSIS MASAKSOSIS MASAK
Italian sosisItalian sosis
Bologna SosisBologna Sosis
Sosis Asap (smoke Sosis Asap (smoke sausage)sausage)
Polish Sosis
Sosis semi keringSosis semi kering
KERUSAKAN SISTEM EMULSI SOSIS
OVERCHOPPING Ukuran globula
lemaknya kecil & area permukaannya luas
Partikel protein tidak cukup menyelimuti partikel lemak
Sosisnya akan terpisah antara lemak & air
ProteinLemak
Lemak
SHORT MEATSHORT MEAT Timbulnya pemisahan lemak
bag. atas dan terbentuknya jelly bag. bawah sosis
Jumlah protein miosin & kolagen ketidak seimbang
Lemak
Lemak
Proteinmyosin
ProteinKolagen
Kolagen
Seperti Jelly
HEAT BREAKDOWNHEAT BREAKDOWN Permukaan sosis
terbentuk serabut Pemisahan lemak
karena pemanasan cepat pada suhu tinggi
Partikel lemak mengembang & pecah sehingga mendorong seny. protein
Lemak
Protein myosin
SAMPAI JUMPA SAMPAI JUMPA PD. POKOK BAHASAN YANG LAIN PD. POKOK BAHASAN YANG LAIN
DARI DARI MATA KULIAH MATA KULIAH
PENGOLAHAN PRODUK HEWANI PENGOLAHAN PRODUK HEWANI
PS. TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN,PS. TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN,
TEKNOLOGI PERTANIANTEKNOLOGI PERTANIAN