3.1 membuat analisis vertikal dan horizo

31
13.1 Membuat Analisis Vertikal dan Horizontal Analisis laporan keuangan merupakan proses untuk mempelajari data-data keuangan agar dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi dan perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan serta kecenderungannya terdapat dalam suatu laporan keuangan, sehingga analisis laporan keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan juga dalam melakukan analisisnya tidak akan lepas dari peranan rasio-rasio laporan keuangan, dengan melakukan analisis terhadap rasio-rasio keuangan akan dapat menentukan suatu keputusan yang akan diambil.Menurut Harahap (2009:195), kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa. 2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).

Upload: soraya-yuliana

Post on 01-Feb-2016

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Analisis vertikal dan Horizontal Laporan keuangan

TRANSCRIPT

Page 1: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

13.1 Membuat Analisis Vertikal dan Horizontal

Analisis laporan keuangan merupakan proses untuk mempelajari data-data keuangan agar

dapat dipahami dengan mudah untuk mengetahui posisi keuangan, hasil operasi dan

perkembangan suatu perusahaan dengan cara mempelajari hubungan data keuangan serta

kecenderungannya terdapat dalam suatu laporan keuangan, sehingga analisis laporan

keuangan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang

berkepentingan dan juga dalam melakukan analisisnya tidak akan lepas dari peranan rasio-

rasio laporan keuangan, dengan melakukan analisis terhadap rasio-rasio keuangan akan dapat

menentukan suatu keputusan yang akan diambil.Menurut Harahap (2009:195), kegunaan

analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat

dari laporan keuangan biasa.

2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari

suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).

3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya

dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern maupun

kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model

dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan.

6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.

7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang

sudah dikenal dalam dunia bisnis.

Page 2: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

Menurut Kasmir (2011:68), tujuan dari analisis laporan keuangan adalah:

Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik

aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa

periode.

Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan

perusahaan.

Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.

Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke

depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu

penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang

hasil yang mereka capai.

Menurut Munawir (2010:36), ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap

penganalisis laporan keuangan, yaitu analisis vertikal dan analisis horisontal.

1. Analisis Vertikal membandingkan masing-masing pos dalam periode berjalan dengan

jumlah total pada laporan yang sama dapat bermanfaat untuk menyoroti hubungan yang

signifikan dalam laporan keuangan. Analisis vertikal (vertical analisys) adalah istilah yang

digunakan untuk menjelaskan perbandingan semacam itu. Dalam analisis vertikal terhadap

neraca, masing-masing pos aktiva dinyatakan sebagai persen dari total aktiva. Masing-masing

pos kewajiban dan ekuitas pemilik dinyatakan sebagai persen dari total kewajiban dan ekuitas

pemilik. Dalam analisis vertikal terhadap laporan laba-rugi, masing-masing pos dinyatakan

sebagai persen dari total pendapatan atau penghasilan. Analisis vertikal juga bisa diterapkan

Page 3: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

untuk beberapa periode guna menyoroti perubahan hubungan sepanjang waktu. Berikut

adalah contoh analisis vertikal untuk dua tahun periode pada PT. Jasa Akuntansi.

PT. Jasa Akuntansi

Laporan Laba – Rugi

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 dan 2011 (dalam 000)

2011 2010

Jumlah Persen Jumlah Persen

Pendapatan Honor 187.500 100,0% 150.000 100,0%

Beban Operasi:

Beban Upah 60.000 32,0% 45.000 30,0%

Beban Sewa 15.000 8,0% 12.000 8,0%

Beban Utilitas 12.500 6,7% 9.000 6,0%

Beban Perlengkapan 2.700 1,4% 3.000 2,0%

Beban Rupa-rupa 2.300 1,2% 1.800 1,2%

Total Beban Operasi 92.500 49,3% 70.800 47,2%

Laba Bersih 95.000 50,7% 79.200 52,8%

Tabel di atas menunjukkan tren yang baik maupun tren yang kurang baik yang

mempengaruhi laporan laba-rugi PT. Jasa Akuntansi. Peningkatan beban upah sebesar 2%

(32% – 30%) adalah tren yang kurang baik, seperti halnya kenaikan beban utilitas sebesar

0,7% (6,7% – 6,0%). Tren yang baik adalah menurunnya beban perlengkapan sebesar 0,6%

(2,0% – 1,4%. Beban sewa dan beban rupa-rupa sebagai persen dari pendapatan jasa

akuntansi adalah konstan. Hasil bersih dari tren ini adalah bahwa laba bersih sebagai persen

dari pendapatan jasa akuntansi turun dari 52,8% menjadi 50,7%.Analisis terhadap berbagai

persentase yang diperlihatkan untuk PT. Jasa Akuntansi, dapat diperkuat dengan

membandingkannya terhadap rata-rata industri yang diterbitkan oleh asosiasi dagang dan jasa

informasi keuangan.Setiap perbedaan besar dengan rata-rata industri harus ditelusuri untuk

kemajuan perusahaan kedepan.

Page 4: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

2. Analisis Horizontaladalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan

untuk beberapa periode atau beberapa saat sehingga akan diketahui perkembangannya. Dalam

melakukan analisis horisontal, sutau akun laporan keuangan tahun berjalan dibandingkan

dengan akun yang sama pada periode sebelumnya. Kenaikan atau penurunan jumlah pos

tersebut dihitung sebagai persentase kenaikan atau penurunan. Dalam membandingkan

laporan dari dua periode yang berbeda, laporan keuangan yang lebih awal selalu dijadikan

dasar perhitungan untuk analisis horisontal.Sebagai contoh, berikut ini ditunjukkan analisis

horisontal atas laporan keuangan PT. Angin Ribut yang memperlihatkan trend yang baik

maupun yang buruk yang mempengaruhi laporan laba rugi perusahaan.

PT. Angin Ribut

Laporan Laba Rugi

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (dalam ribuan 000)

Kenaikan (Penurunan)

2011 2010 Jumlah Persen

Pendapatan Penjualan 187.500 150.000 37.500 25,0%

Beban Opersi :

Beban Upah 60.000 45.000 15.000 33,3%

Beban Sewa 15.000 12.000 3.000 25,0%

Beban Utilitas 12.500 9.000 3.500 38,9%

Beban Perlengkapan 2.700 3.000 (300) (10,0)%

Beban Lain-lain 2.300 1.800 500 27,8%

Total Beban Operasi 92.500 70.800 21.700 30,6%

Laba Bersih 95.000 79.200 15.800 19,9%

Pada analisis horisontal di atas, kenaikan pendapatan penjualan adalah trend yang baik,

demikian pula penurunan beban perlengkapan. Trend yang buruk adalah peningkatan beban

upah, beban utilitas, dan beban rupa-rupa. Beban ini meningkat lebih cepat dibanding

pendapatan penjualan, dengan total beban operasi yang meningkat sebesar 30,6%.

Secara keseluruhan, laba bersih meningkat sebesar Rp 15.800.000,- atau 19,9%, yaitu

kecenderungan atau trend yang menunujukkan peningkatan dari trend sebelumnya. Besarnya

peningkatan (penurunan) dari berbagai akun laporan keuangan dan penyebabnya harus

ditelusuri (tracing) lebih jauh untuk mengetahui apakah operasi perusahaan masih dapat

ditingkatkan efisiensinya.Contoh, salah satunya pada peningkatan beban utilitas adalah akibat

Page 5: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

dari penambahan kapasitas produksi dari sebelumnya sehingga membutuhkan beban listrik

yang lebih besar. Hal ini menjelaskan peningkatan beban utilitas sebesar 38,9% dan

peningkatan beban upah sebesar 33,3% akibat adanya penambahan karyawan.Demikian pula

dengan meningkatnya pendapatan, peningkatan pendapatan ini berasal dari hasil penambahan

penjualan yang terjadi pada periode berjalan.Jadi, keputusan untuk menambah karyawan

merupakan keputusan yang sangat tepat.Contoh di atas memberikan gambaran mengenai

kegunaan analisis horisontal (horizontal analysis) dalam menginterpretasikan dan

menganalisis laporan keuangan. Analisis horisontal yang diperlihatkan di atas juga dapat

digunakan untuk analisis pada laporan neraca, laporan ekuitas pemilik, dan laporan arus kas.

13.2 Analisis Rasio

Seorang manajer perusahaan jasa pelayanan (hospitality industry) seperti hotel, secara

rutin sangat membutuhkan informasi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja dan

kondisi bisnis yang sedang dijalankan. Informasi mengenai perkembangan keuangan

perusahaan dapat diperoleh dari Laporan keuangan (Financial Statement).

Melakukan interpretasi terhadap neraca dan laporan laba rugi akan sangat bermanfaat

untuk mengetahui perkembangan keuangan perusahaan. Interpretasi tersebut dapat disusun

berdasarkan ukuran yang berupa rasio – rasio yang dapat digunakan untuk memprediksi usaha

dan pengambilan keputusan untuk masa yang akan datang.

Rasio Likuiditas dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

melunasi hutang–hutang jangka pendeknya. Rasio Solvabilitas mengukur seberapa besar

hutang jika dibandingkan dengan harta yang dimilikinya. Rasio Solvabilitas juga

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menjamin hutang– hutangnya terhadap kreditor,

baik jangka pendek maupun jangka panjang.Rasio Aktivitas menunjukkan efisiensi aktivitas

penggunaan harta perusahaan dalam kegiatan usahanya. Sedangkan Profitabilitas, merupakan

rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.

Pembahasan perhitungan – perhitungan rasio di atas kita gunakan contoh neraca dan

laporan laba rugi Star Hotel tahun 2007 dan 2008

Balance Sheet

Star Hotel

Page 6: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

December 31, 2007 and 2008

2007 2008

Assets

Current Assets

Cash 503.000 520.000

Account Receivable (net) 190.000 160.000

Inventories 120.000 150.000

Prepaid Expenses 48.000 40.000

Total Current Assets 861.000 870.000

Invesment 50.000 50.000

Property and Equipment (net) 7.483.000 7.490.000

Total Assets 8.394.000 8.410.000

Liabilities and Owners’ Equity

Current Liabilities

Account Payable 192.000 225.000

Notes Payable 40.000 25.000

Taxes Payable 20.000 15.000

Advance deposit 30.000 50.000

Accrued Expenses 6.000 5.000

Current portion of mortgage 120.000 124.000

Total Current Liabilities 408.000 444.000

Long Term Debt – Mortgage Payable 4.120.000 4.000.000

Total Liabilities 4.528.000 4.444.000

Owners’ Equity

Commond Stock 3.312.000 3.312.000

Page 7: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

Retained Earnings 554.000 654.000

Total Owners’ Equity 3.866.000 3.966.000

Total Liabilities and Owners’ Equity 8.394.000 8.410.000

Income Statement

Star Hotel

For Years Ended December 31, 2007 and 2008

Description 2007 2008

Total Revenue 1.430.500 2.062.000

Rooms:

Revenue 906.500 1.220.000

Payroll and related expenses (175.500) (295.000)

Other Direct Expenses (95.000) (215.000)

Departmental Income 636.000 710.000

Food and Beverage :

Revenue 512.000 817.000

Cost of Sales (180.000) (310.000)

Payroll and Related Expenses (169.000) (245.000)

Others Direct Expenses (55.000) (90.000)

Departmental Income 108.000 172.000

Rental and Other Income Revenue 12.000 25.000

Gross Operating Profit 756.000 907.000

Undistributed Operating Expenses

Administrative and General 100.000 90.000

Marketing 65.000 64.000

Property Operation and Maintenance 80.000 70.000

Page 8: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

Energy Cost 105.000 80.000

Total Undistributed Operating Expenses 350.000 304.000

Income Before Fixed Charge 406.000 603.000

Fixed Charge:

Rent 0 0

Insurance 75.000 95.000

Interest 25.000 25.000

Depreciation 245.000 295.000

Total Fixed Charge 345.000 415.000

Income Before Taxes 61.000 188.000

Income Taxes (0) (0)

Net Income 61.000 188.000

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk melunasi

atau menjamin hutang jangka pendeknya dengan aktiva lancar.

Rasio Lancar (Current Ratio)

Current Ratio = Current Assets

Current Liabilities

= 870.000

444.000

= 1,96

Rasio tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp.1, hutang lancar dijamin dengan Rp.1,96

aktiva lancar. Untuk menilai apakah rasio tersebut baik atau tidak, perlu dibandingkan

dengan standar rata-rata industri hotel. Misal standar rata-rata industri current ratio untuk

hotel sebesar 2:1, maka rasio 1,96 : 1 lebih kecil dari 2:1. Dapat disimpulkan bahwa Star

Hotel kemungkinan akan kesulitan untuk melunasi hutang – hutang jangka pendeknya.

Page 9: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

Akan tetapi, rasio tersebut tidak mutlak karena banyak hotel yang beroperasi tanpa

kesulitan meskipun mempunyai current rasio di bawah 2:1 .Hal tersebut dikarenakan pada

umumnya aktiva lancar hotel dalam bentuk persediaan jumlahnya relatif kecil.

Pada perusahaan hotel, meskipun memiliki current ratio yang relatif lebih besar akan

tetapi komposisi persediaannya cukup besar, justru akan menyebabkan ketidak efisienan

operasional. Jenis persediaan di hotel ( bahan makanan, minuman dan supplies) , tidak

mudah di jual/dicairkan untuk membayar hutang.

Rasio Cepat (Accid Test Ratio)

Rasio cepat mengukur likuiditas berdasarkan aktiva lancar yang dapat secara cepat

dicairkan menjadi alat pembayaran saja, yaitu Kas, Surat Berharga dan Piutang. Dalam

operasional hotel, meskipun persediaan termasuk sebagai aktiva lancar akan tetapi

membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencairkannya menjadi kas.

Acid Test Ratio =Cash + Marketable Securities + Account Receicvable

Current Liabilities

=520.000 + 0 +160.000

444.000

=1,53

Rasio tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- hutang lancar dijamin dengan

Rp.1,53 aset lancar yang dapat dengan cepat dicairkan. Rasio tersebut dapat dinyatakan

dalam angka 1,53:1 atau 153%. Untuk menentukan baik tidaknya rasio ini , perlu

dibandingkan dengan standar rata – rata industri. Misal, rata – rata industri acid test rasio

sebesar 1:1 , maka 1,53:1 lebih besar dari 1:1. Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen

tidak kesulitan untuk melunasi hutang – hutang jangka pendeknya.Acid test rasio

merupakan metode yang paling sesuai untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan hotel.

2. Rasio Solvabilitas (Solvability)

Page 10: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

Rasio Solvabilitas mengukur tingkat keuangan hotel yang dibiayai dengan hutang dan

seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh hutangnya baik jangka

pendek maupun jangka panjang.Secara umum, perusahaan dapat membayar atau menjamin

seluruh hutangnya apabila hartanya lebih besar dibandingkan dengan seluruh hutangnya

Assets To Liabilities Ratio

Assets to total liabilities ratio merupakan rasio perbandingan antara total harta

dengan total hutang. Rasio ini bermanfaat untuk melihat seberapa besar harta yang

dimiliki untuk menjamin seluruh hutangnya.

Assets to Liabilities Ratio= Total Assets

Total Liabilities

= 8.410.000

4.444.000

= 1,89

Rasio tersebut menunjukkan bahwa setiap hutang sebesar Rp.1,- dijamin

dengan harta (assets) sebesar Rp. 1,89,- . Untuk menentukan baik tidaknya rasio ini

perlu diperbandingkan dengan rasio rata – rata industri. Jika rata-rata industri untuk

Assets to Liabilities Ratio sebesar 2:1, maka rasio 1,89 :1 lebih kecil dari2:1 . Hasil

Rasio tersebut berarti bahwa harta yang dimiliki perusahaan masih belum dapat untuk

menjamin hutangnya secara penuh.

Debt To Equity Ratio

Debt to Equity Ratio merupakan ratio total hutang terhadap modal sendiri.

Total aktiva yang dimiliki oleh hotel dapat didanai dari sumber hutang (creditor)

maupun dari modal sendiri (investor/owner). Rasio ini menggambarkan hubungan

antara kedua sumber pendanaan tersebut.Rasio ini memberikan informasi seberapa

besar pembelian aktiva yang dibiayai hutang dibandingkan dengan modal sendiri.

Debt to Equity Ratio = Total Liabilities

Total Equity

Page 11: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

= 4.444.000

3.966.000

= 1,12

Rasio tersebut menunjukkan bahwa setiap Rp.1,- investasi yang dilakukan

investor (pemilik), para kreditor telah mendanai sebesar Rp.1,12. Hal ini

menunjukkan bahwa dalam pembelian aktiva, lebih banyak dibiayai dari hutang

dibandingkan dengan modal sendiri.Untuk menentukan baik tidaknya rasio ini perlu

diperbandingkan dengan rasio rata– rata industri. Jika rasio rata – rata industri sebesar

0,60:1 , maka 1,12 : 1 lebih besar dari 0,60 : 1.

Bagi kreditor, makin tinggi angka rasio ini berarti makin tinggi risiko yang

dihadapi oleh para kreditor (pihak pemberi pinjaman), karena makin tinggi hutang

yang ditanggung sebuah hotel.

3. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas mengukur efektivitas manajemen dalam menggunakan sumber

daya perusahaan.Efektifitas manajemen dalam penggunaan sumber daya tersebut

misalnya mempercepat pengumpulan piutang yang dapat segera digunakan untuk

membiayai operasional dan pemakaian persediaan untuk menghasilkan pendapatan dari

penjualan.

Tingkat Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover)

Transaksi penjualan yang dilakukan hotel sebagian besar merupakan

penjualan secara kredit, sehingga piutang dalam usaha hotel merupakan aktiva lancar

yang jumlahnya cukup besar jika dibandingkan dengan lainnya.Piutang dari penjualan

secara kredit kepada tamu diharapkan dapat segera dicairkan menjadi kas.

(diasumsikan bahwa seluruh penjualan merupakan penjualan kredit,) maka Tingkat

Perputaran Piutang dapat dihitung sebagai berikut :

Account Receivable Turnover = Total Credit Sales

Average A. Receivable

Page 12: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

= 2.062.000

175.000

= 11,78 kali

Average Account Receivable = Beginning + Ending

2

= 190.000+160.000

2

= 175.000

Semakin besar angka ini atau semakin cepat perputaran, maka akan semakin

baik, karena ada kemungkinan semakin cepat piutang dicairkan menjadi kas.

Sebaliknya semakin kecil angka ini semakin lambat piutang dicairkan menjadi kas.

Jika rata – rata industri sebesar 20 kali, maka 11,78 kali lebih kecil dari 20 kali. Hal

ini menandakan bahwa manajemen belum cukup efektif dalam memanfaatkan piutang

untuk membiaya operasional.

Inventory Turnover (Perputaran Persediaan)

Tingkat perputaran persediaan atau inventory turnover, mengukur seberapa

cepat persediaan berputar dalam operasional.Secara umum, semakin cepat persediaan

berputar akan semakin baik pengaruhnya terhadap operasional. Hal tesebut dapat

berarti bahwa persediaan banyak diambil untuk dijual dan biaya penyimpanan dan

pemeliharaan dapat dikurangi. Biaya–biaya pemeliharaan dan penyimpanan

persediaan antara lain yaitu: sewa gudang, asuransi, listrik, alat pendingin, karyawan

dan dana yang digunakan untuk membeli persediaan.

Food and Beverage Department Income Statement

Page 13: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

Star Hotel

For the Years Ended December ,31 , 2008

Food Beverage

Sales 665.000 152.000

Cost of Sales :

Beginning Inventory 10.000 4.000

Purchase 275.000 66.000

Less : Ending Inventory (30.000) (10.000)

Cost Of Goods Used 255.000 60.000

Less : Employee Meals (5.000) (0)

Cost Of Goods Sold 250.000 60.000

Gross Profit 415.000 92.000

Expenses:

Payroll and Related Expenses 200.000 45.000

Other Direct Expenses 60.000 30.000

Total Expenses 260.000 70.000

Departmental Income 155.000 22.000

Food Inventory Turnover = Cost of Food Used

Average Food Inventory

= 255.000

20.000

=12,75 kali

Average Food Inventory = Beginning + Ending

Page 14: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

2

= 10.000+30.000

2

= 20.000

Perputaran persediaan makanan sebesar 12,75 kali selama satu tahun dapat

diartikan bahwa terjadi perputaran pesediaan 1 kali sebulan. Angka tersebut berarti

bahwa secara keseluruhan pembelian (pengisian ) persediaan dilakukan selama

sebulan. Jika standar yang ditetapkan manajemen sebesar 24 kali , maka 12,75 kali <

24 kali, yang berarti tingkat perputaran makanan sangat lambat. Perputaran makanan

yang lambat mengindikasikan bahwa banyak persediaan yang menumpuk di gudang.

Sedangkan untuk tingkat perputaran persediaan minuman dari Star Hotel

tahun 2008 dapat dihitung sebagai berikut :

Beverage Inventory Turnover = Cost of Bevg. Used

Average Bevg Inventory

= 60.000

7.000

=8,57 kali

Average Bevg Inventory = Beginning + Ending

2

= 4.000 +10.000

2

= 7.000

Tingkat perputaran persediaan minuman sebesar 8,57 kali berarti bahwa

dalam satu tahun akan dilakukan pengisian/ pembelian kembali sebanyak 8,57 kali

atau setiap 43 hari. Tidak semua item beverage selalu habis terjual pada periode itu,

Page 15: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

akan tetapi beberapa item lainnya di-stock kembali pada periode tersebut. Secara

umum, industri hotel yang memiliki beberapa bar dan lounge, beverage inventory

turnovernya mencapai 15 kali pertahun atau 1,25 kali perbulan.

Rasio perputaran yang lambat merupakan pemborosan ( persediaan rusak di

gudang) atau kualitas menurun, berdampak juga pembiayaan (cost) tinggi karena

hanya sebagian yang dapat digunakan.

4. Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas atau Profitability Ratio menggambarkan prestasi dan

pertanggungjawaban manajemen dalam mengelola hotel.

Margin Laba (Profit Margin)

Manajemen sering mengevaluasi kemampuan mereka dalam menghasilkan

laba ( keuntungan) dari seluruh pendapatan dari penjualan yang dilakukan. Margin

laba dihitung dengan cara laba bersih ( net income) dibagi dengan total pendapatan

( Total revenue).

Profit Margin = Net Income x100%

Total Revenue

= 188.000 x100%

2.062.000

= 9,12%

Rasio tersebut menunjukkan bahwa Star Hotel memperoleh 9,12%

keuntungan bersih dari total pendapatan dari penjualan. Rasio tersebut lebih besar

jika dibandingkan dengan rata – rata margin laba industri perhotelan sebesar 5 %.

Rasio Efisiensi Operasional (Operating Efficiency Ratio)

Page 16: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

Operating Efficiency Ratio disebut juga Gross Operating Profit Ratio. Rasio

ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen sesungguhnya tanpa dipengaruhi

oleh biaya–biaya yang timbul akibat keputusan pemilik atau investor, seperti :

penyusutan, bunga pinjaman bank dan asuransi. Sedangkan, pendapatan dan biaya

yang terjadi dalam operasional dari revenue center maupun support center

sepenuhnya dapat dikendalikan manajemen. Sehingga pengukuran operating

efficiency ratio merupakan pengukuran kemampuan manajemen dalam menghasilkan

keutungan tanpa dipengaruhi keputusan pemilik.

Operating Efficiency Ratio = Income Before Fixed Charge x100%

Total Revenue

= 603.000 x100%

2.062.000

=29,24 %

Operating Efficiency Ratio sebesar 29,24% menunjukkan bahwa setiap

Rp.0,29 dari penjualan Rp.1,- tersedia untuk menutup beban tetap (fixed charge) atau

setiap 29,24% dari 100% penjualan tersedia untuk menutup beban tetap. Hal tersebut

menunjukkan bahwa manajemen dapat mengelola pendapatan dan biaya yang

terkendali (controllable revenue and expenses), sehingga tersedia 29,24% untuk

menutup beban tetap.

Return On Assets (ROA)

Return On Assets merupakan ratio yang mengukur seberapa besar keuntungan

yang dihasilkan dari penggunaan assets hotel. ROA diperoleh dengan cara net

income dibagi dengan total assets. Rreturn on assets Star Hotel dapat dihitung sebagai

berikut :

ROA = Net Income x100%

Average Total Assets

Page 17: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

= 188.000 x100%

8.402.000

= 2,23 %

Average Total Assets = Beginning + Ending

2

= 8.394.000 +8.410.000

2

= 8.402.000

ROA sebesar 2,23 % menunjukkan bahwa setiap Rp.1 dari assets akan

menghasilkan keuntungan sebesar Rp.0,021 atau dari 100% assets akan menghasikan

keuntungan sebersar 2,23% nya. ROA yang rendah merupakan indikasi bahwa

keuntungan yang diperoleh terlalu rendah atau assets yang digunakan tidak

dimanfaatkan secara efisien, untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang

diharapkan.

13.3 Analisis Informasi Keuangan Berdasarkan USALI (UNIFORM SYSTEM OF

ACCOUNTS FOR LODGING INDUSTRIES)

Pengertian

Uniform System of Accounts for Lodging Industries merupakan penetapan format

standar dan klasifikasi perkiraan yang mengarah pada kepemilikan individu dalam

penyiapan dan penyajian laporan keuangan pada bidang perhotelan.

Standarisasi tersebut membantu pemakai laporan keuangan internal dan eksternal

untuk membandingkan posisi keuangan dan kinerja operasi pada jenis kepemilikan yang

sama dalam industri hotel.

Ada beberapa konsep penting dari Uniform System of Accounts for Lodging

Industries, yaitu :

Page 18: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

1. Membagi departemen fungsional menjadi 3 jenis yaitu :

Departemen operasi, merupakan departemen yang memberikan kontribusi

pendapatan seperti room, F & B, telephone, laundry dan lain-lain.

Departemen overhead, merupakan departemen pendukung, seperti administration

& general, marketing.

Departemen alokasi, merupakan departemen yang berfungsi mengalokasikan beban 

pada masing-masing departemen, seperti departemen personalia mengalokasikan 

beban gaji karyawan.

2. Setiap departemen dalam organisasi akan dibebani oleh gaji karyawan dan 

pengeluaran departemennya.

3. Memberikan keseragaman dalam departemen dan dalam klasifikasi aktiva,

hutang, penghasilan dan biaya.

4. Memberi kemampuan untuk membandingkan hasil operasi.

5. Memberikan kemampuan untuk melatih pengendalian anggaran yang kuat

dimana pengendalian anggaran merupakan alat untuk mengendalikan hasil

departemen.

Sejarah Uniform System of Account

Edisi pertama dari Uniform System of Account diterbitkan oleh Asosiasi Hotel

New York pada tahun 1925/1926.

Tahun 1961, the American Hotel & Motel Association menetapkan The National

Association of Accountants untuk mengembangkan Uniform System of Account untuk

hotel dan motel kecil.

Tahun 1979, The Committee on Financial Management of the American Hotel &

Motel Association merevisi uniform system of accounts original, guna untuk

merefleksikan perubahan dalam penggunaan terminology untuk industri penginapan

(lodging industry).

Tahun 1986 dilakukan revisi lagi yang merupakan edisi ke delapan, dengan

perubahan spesifik pada distribusi pengeluaran, meningkatkan fungsi marketing,

pemrosesan data, sumber daya manusia dan transportasi.Edisi ini diterbitkan oleh The

Hotel Association of New York City.

Page 19: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

Tahun 1996 dikeluarkan lagi edisi ke sembilan yang dterbitkan oleh The Education

Institute of The American Hotel & Motel Association, dengan sebutan baru yaitu

Uniform System of Accounts for the Lodging Industry dan Chart of Accounts. Disamping

itu hal lain yang dibahas dalam edisi adalah penjelasan dan rumus analisa rasio, informasi

statistic departemental, pengendalian anggaran operasi serta analisa breakeven.

Adapun hal-hal yang dibahas dalam Uniform system of accounts yang diterbitkan

oleh Hotel Association of New York (1996), meliputi :

Bagian I Financial Statements

Seksi 1 : Balance sheet

Seksi 2 : Statement of income

Seksi 3 : Statement of owners equity

Seksi 4 : Statement of cash flows

Seksi 5 : Notes to the financial statements

Seksi 6 : Departemental statements

Skedul 1 : Rooms

Skedul 2 : Food

Skedul 3 : Beverage

Skedul 4 : Telecomunications

Skedul 5 : Garage and Parking

Skedul 6 : Golf Course

Skedul 7 : Golf Pro Shop

Skedul 8 : Guest Laundry

Skedul 9 : Health Centre

Skedul 10 : Swimming Pool

Skedul 11 : Tennis

Skedul 12 : Tennis Pro Shop

Skedul 13 : Other Operated Departements

Skedul 14 : Tentals and Other Income

Skedul 15 : Administrative and General

Skedul 16 : Human Resources

Skedul 17 : Information System

Page 20: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

Skedul 18 : Security

Skedul 19 : Marketing

Skedul 20 : Franchise Fees

Skedul 21 : Tranportation

Skedul 22 : Property Operation and Maintenance

Skedul 23 : Utility Costs

Skedul 24 : Management Fees

Skedul 25 : Rent, Property Taxes and Insurance

Skedul 26 : Interest expense

Skedul 27 : Depreciation and Amortization

Skedul 28 : Income Taxes

Skedul 29 : House Laundry

Skedul 30 : Salaries and Wages

Seksi 7 : Statement For Gaming Operations

Seksi 8 : Statement for Properties Operated by a Management Company

Bagian II : Financial Analysis

Seksi 9 : Financial Statement Formats

Seksi 10 : Rasio Analysis and Statistics

Seksi 11 : Breakeven Analysis

Seksi 12 : Operation Budgeting and Budgetary Control

Seksi 13 : Guidelines for Allocating Expenses to Operated Departements 

( Responsibility Accounting )

Bagian III : Recording Financial Information

Seksi 14 : Sample Chart of Accounts

Seksi 15 : Simplified Bookkeeping for Limited Services Properties

Bagian IV : Expense Dictionary

Bagian V : Sample Set of Uniform System Statements

Page 21: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

Uniform System of Accounts for the Lodging Industry berisi lima bagian yang terbagi

lagi dalam 15 seksi. Adapun yang dibahas meliputi penyusunan laporan keuangan industri

perhotelan, analisa keuangan, format laporan keuangan, petunjuk dalam mengalokasikan biaya -

biaya operasional, penyusunan dan pengendalian anggaran operasional.Contohnya penyusunan

bagan arus, contoh pencatatan sederhana pada industri perhotelan, dan kamus pengeluaran/biaya,

serta contoh laporan yang dihasilkan dari penerapan Uniform System of Accounts.

Chart of Account

Bagan akun (chart of account) digunakan dalam sistem akuntansi untuk pencatatan

transaksi usaha.Bagan akun disusun berdasarkan pada standar pelaporan yang diinginkan oleh

manajemen. Adapun penyusunan bagan akun biasanya memperhatikan beberapa spesifikasi atas

akun itu sendiri, seperti :

XXX - XXX - XXX – XXX

Sub akun dengan kegunakan untuk analisa dan pengendalian

Akun utama pada neraca atau laba rugi

Departemen pendapatan atau biaya

Nomor property

Contoh penyusunan 3 digit kedua dari bagian akun :

100 Rooms department

120 Front office

140 Reservations

160 Housekeeping

200 Food department

210 Coffee Shop

220 Banquet department

240 Room Service dan seterusnya

Contoh penyusunan 3 digit ke tiga dari bagan akun :

100 – 199 Assets

200 – 279 Liabilities

280 – 299 Equity

Page 22: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

300 – 399 Revenue

400 – 499 Cost of Sales

500 – 599 Payroll

600 – 699 Other expenses

700 – 799 Fixed charges

Page 23: 3.1 Membuat Analisis Vertikal Dan Horizo

DAFTAR PUSTAKA

.2013. Analisis Keuangan Analisis Vertikal Analisis Horisontal. Dapat diakses pada URL:

http://www.akuntansiitumudah.com/analisisis-keuangan-analisis-vertikal -analisis-horisontal //

(Diakses pada tanggal 23 November 2013 pukul 16.00)

2013. ANALISIS RASIO. Dapat diakses pada URL:

http://budiampta2.blogspot.com/2013/02/analisis-rasio-seorang-manajer.html(diakses pada 20

November 2013 pukul 19.00)

2013. Uniform System of Accounts for Lodging Industries. Dapat diakses pada URL:

http://www.scribd.com/doc/174012609/Uniform-System-of-Accounts-for-Lodging-

Industries(diakses pada 24 November 2013 pukul 18.00)