perencanaan geometri kurva horiontal vertikal

13
Perencanaan Geometrik Jalan Perencanaan geometrik adalah merupakan bagian dari perencanaan jalan keseluru Ditinjau secara keseluruhan perencanaan geometrik harus dapat menjamin keselamatan kenyamanan dari pemakai jalan. Untuk dapat menghasilkan suatu rencana jalan yang ba mendekati keadaan yang sebenarnya diperlukan suatu data dasar yang baik pula. Secara geometrik, perencanaan jalan dibagi menjadi 2, yaitu perencana horisontal dan alinyemen vertikal. 1. Alinyemen Horizontal Alinyemen Horiontal atau trase sebuah jalan adalah garis proyeksi sumbu jala lurus pada bidang peta, yang biasa disebut tikungan atau belokan. !rase jalan biasa situasi jalan, secara umum menunjukan arah dari jalan yang bersangkutan. Pada alinemen horisontal bagian yang sangat kritis adalah bagian ti terdapat gaya sentri"ugal yang akan melempar kendaraan keluar dari daerah tikungan. dalam perencanaan diusahakan gaya sentri"ugal yang terjadi pada tikungan harus bera angsur dari nol sampai maksimum kembali ke nol lagi. Tinjauan Alinyemen Horizontal Secara Keseluruhan. Ditinjau secara keseluruhan, penetapan alinyemen horiontal harus dapa keselamatan maupun kenyamanan bagi pemakai jalan. Untuk mencapai tujuan ini antara perlu diperhatikan hal$hal sebagai berikut % Sedapatnya mungkin menghindari broken back, artinya tikungan searah y dipisahkan oleh tangen yang pendek. Pada bagian yang relati" lurus dan panjang, jangan sampai terdapat tikungan y yang akan mengejutkan pengemudi. #alau tidak sangat terpaksa jangan sampai menggunakan radius minimum, sebab j tersebut akan sulit mengikuti perkembangan$perkembangan mendatang. Dalam hal kitaterpaksa menghadapi tikungan dengan lengkungmajemuk harus diusahakan agar &' ( ',) &2.

Upload: irwan

Post on 07-Oct-2015

32 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Perencanaan GeometrikJalan

Perencanaan geometrik adalah merupakan bagian dari perencanaan jalan keseluruhan. Ditinjau secara keseluruhan perencanaan geometrik harus dapat menjamin keselamatan maupun kenyamanan dari pemakai jalan. Untuk dapat menghasilkan suatu rencana jalan yang baik dan mendekati keadaan yang sebenarnya diperlukan suatu data dasar yang baik pula.Secara geometrik, perencanaan jalan dibagi menjadi 2, yaitu perencanaan alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal. 1. Alinyemen Horizontal Alinyemen Horizontal atau trase sebuah jalan adalah garis proyeksi sumbu jalan tegak lurus pada bidang peta, yang biasa disebut tikungan atau belokan. Trase jalan biasa disebut situasi jalan, secara umum menunjukan arah dari jalan yang bersangkutan.Pada alinemen horiszontal bagian yang sangat kritis adalah bagian tikungan, dimana terdapat gaya sentrifugal yang akan melempar kendaraan keluar dari daerah tikungan. Karenanya dalam perencanaan diusahakan gaya sentrifugal yang terjadi pada tikungan harus berangsur-angsur dari nol sampai maksimum kembali ke nol lagi. Tinjauan Alinyemen Horizontal Secara Keseluruhan.Ditinjau secara keseluruhan, penetapan alinyemen horizontal harus dapat menjamin keselamatan maupun kenyamanan bagi pemakai jalan. Untuk mencapai tujuan ini antara lain perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : Sedapatnya mungkin menghindari broken back, artinya tikungan searah yang hanya dipisahkan oleh tangen yang pendek. Pada bagian yang relatif lurus dan panjang, jangan sampai terdapat tikungan yang tajam yang akan mengejutkan pengemudi. Kalau tidak sangat terpaksa jangan sampai menggunakan radius minimum, sebab jalan tersebut akan sulit mengikuti perkembangan-perkembangan mendatang. Dalam hal kita terpaksa menghadapi tikungan dengan lengkung majemuk harus diusahakan agar R1 > 1,5 R2. Pada tikungan berbentuk S maka panjang bagian tangen diantara kedua tikungan harus cukup untuk memberikan rounding pada ujung-ujung tepi perkerasan.

Menetapkan Kecepatan Rencana (Design Speed).Untuk menetapkan alinyemen horizontal pada suatu rute, section ataupun segment dari suatu jalan, perlu diketahui terlebih dahulu Topography yang akan dilalui oleh trase jalan yang akan di design. Keadaan topograpi tersebut kemudian akan dijadikan dasar dalam menetapkan besarnya kecepatan rencana dari jalan yang akan direncanakan, setelah kelas jalan tersebut ditentukan. Bentuk Tikungan dan Lengkung Peralihan.Pada saat kendaraan memasuki tikungan, secara berangsur-angsur mendapat gaya sentripugal dari mulai nol hingga maksimum dan selanjutnya kembali ke nol pada saat memasuki jalan lurus kembali. Untuk mengatasi gaya sentripugal ini, terdapat beberapa cara untuk membentuk tikungan agar gaya sentripugal tersebut dapat berkurang.Bentuk kurva dalam alinyemen horizontal terdiri atas :a) Bentuk tikungan Full Circle (FC).Bentuk tikungan Full Circle yaitu yaitu lengkung yang hanya terdiri dari bagian lengkung tanpa adanya peralihan. Yang dimaksud disini adalah hanya ada satu jari2 lingkaran pada lengkung tersebut. Bentuk tikungan ini dugunakan pada tikungan dengan jari jari (R) besar dan sudut tangent ( D ) relatif kecil.

Keterangan :

P1 Sta : nomor stasiun (point of intersection). V : kecepatan rencana (km/jam).R : jari jari lengkung (m).D : sudut tangen (derajat).TC : tangen circle.CT : circle tangen.T : jarak antara TC dan P1L : panjang tikungan.E : jarak P1 kelengkung peralihan (m).

Rumus yang dugunakan :T = R . tan DE = T . tan 1/4 DL = D /360 . 2p . R

b) Bentuk tikungan Spiral Circle Spiral.Bentuk tikungan Spiral Circle Spiral. yaitu, Lengkung terdiri atas bagian lengkungan (Circle) dengan bagian peralihan (Spiral) untuk menghubungkan dengan bagian yang lurus FC. Dua bagian lengkung di kanan-kiri FC itulah yg disebut Spiral.

Rumus yang digunakan : Dimana :Xs = absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik TS ke SC (jarak lurus lengkungperalihan).Ys = ordinat titik SC pada garis tegak lurus garis tangen, jarak tegak lurus ke titik SC pada lengkung.Ls = panjang lengkung peralihan (panjang dari titik TS ke SC atau CS ke ST).Lc = panjang busur lingkaran (panjang dari titik SC ke CS).Ts = panjang tangen dari titik P1 ke titik TS atau ke titik ST.TS = titik dari tangen ke spiral.SC = titik dari spiral ke lingkaran.Es = jarak dari P1 ke busur lingkaran.q s = sudut lengkung spiral.Rc = jari jari lingkaran.p = pergeseran tangen terhadap spiral.k = abis dari p pada garis tangen spiral.Jika diperoleh Lc B. Maka tikungan yang bersangkutan tidak memerlukan pelebarantikungan. Hal ini dapat terjadi pada tikungan dengan jari jari besar (R>1200 m) serta untuksudut tangen kecil ( D > 10 ).

2. Alinyemen VertikalAlinemen vertikal adalah garis potong yang dibentuk oleh bidang vertikal terhadap sumbu jalan atau bidang tegak melalui sumbu jalan atau gambar proyeksi tegak lurus bidang gambar.Profil ini menggambarkan tinggi rendahnya jalan terhadap muka tanah asli, sehingga memberikan gambaran terhadap kemampuan kendaraan dalam keadaan naik dan bermuatan penuh. Kendaraan yang dipakai sebagai standart adalah kendaraan truk.Landai maksimum adalah besarnya kelandaian yang masih diijinkan untuk memungkinkan kendaraan pada kecepatan rencana dapat melaju tanpa mengalami hambatan.

Panjang kritis landai adalah panjang maksimum landai yang masih dapat diterima tanpamengakibatkan gangguan pada arus lalu lintas.

1) Lengkung Vertikal Cembung.

Gambar. Lengkung vertikal cembung

Panjang L, berdasarkan jarak pandang henti (Jh) :

Panjang L, berdasarkan jarak pandang mendahului (Jd) :

Panjang untuk kenyamanan :

2) Lengkung Vertikal Cekung.

Gambar. Lengkung vertikal cekung

Panjang L, berdasarkan jarak pandang henti (Jh) :

Panjang lengkung vertikal cekung minimum yang dapat memenuhi syarat adalah :