alinemen vertikal

49
LAPORAN TUGAS BESAR PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN Pembimbing : Ir. Heddy Rohadi Agah M. Eng Disusun oleh : Muhammad Ridwan 1006674313 Riyadh 1006771720 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Upload: user

Post on 05-Dec-2015

76 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Alinemen

TRANSCRIPT

Page 1: ALINEMEN VERTIKAL

LAPORAN TUGAS BESAR

PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN

Pembimbing :

Ir. Heddy Rohadi Agah M. Eng

Disusun oleh :

Muhammad Ridwan 1006674313

Riyadh 1006771720

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIA

2013

Page 2: ALINEMEN VERTIKAL

BAB I

PROSEDUR DESAIN

I.1. Lingkup Pengerjaan Perencanaan Geometrik

Pekerjaan perencanaan geometrik jalan arteri primer meliputi 5 tahapan yang berurutan

sebagai berikut:

1. Melengkapan data dasar.

2. Identifikasi lokasi jalan.

3. Penetapan kriteria perencanaan.

4. Penetapan alinyemen jalan yang optimal

5. Pengambaran detail perencanaan geometrik jalan dan pekerjaan tanah.

I.2. Data Dasar

Data dasar yang perlu untuk suatu perencanaan geometrik adalah:

1. Peta topografi berkontur yang akan menjadi peta dasar perencanaan jalan, dengan

skala tidak lebih kecil dari 1:10.000 (skala yang lain misalnya 1:2.500 dan 1:5.000).

Perbedaan tinggi setiap garis kontur disarankan tidak lebih 5 meter.

2. Peta geologi yang memuat informasi daerah labil dan daerah stabil.

3. Peta tata guna lahan yang memuat informasi ruang peruntukan jalan.

4. Peta jaringan jalan yang ada.

I.3. Identifikasi Lokasi Jalan

Berdasarkan data tersebut pada I.2, tetapkan:

1. Kelas medan jalan.

2. Titik awal dan akhir perencanaan.

3. Pada peta dasar perencanaan, identifikasi daerah-daerah yang layak dilintasi jalan

berdasarkan struktur mekanik tanah, struktur geologi, dan pertimbangan lainnya yang

dianggap perlu.

I.4. Kriteria Perencanaan

1. Tetapkan:

a. Untuk perencanaan geometrik, perlu ditetapkan klasifikasi menurut fungsi jalan;

b. Kendaraan Rencana

c. VLHR dan VJR.Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 3: ALINEMEN VERTIKAL

d. Kecepatan Rencana, VR.

2. Kriteria perencanaan tersebut di atas ditetapkan berdasarkan pertimbangan

kecenderungan perkembangan transportasi di masa yang akan datang sehingga jalan

yang dibangun dapat memenuhi fungsinya selama umur rencana yang diinginkan.

I.5. Penetapan Alinemen Jalan

Aliynemen jalan yang optimal diperoleh dari satu proses iterasi pemilihan alinemen.

1. Dengan menggunakan data dasar, dibuat beberapa alternatif alinemen horizontal (lebih

dari satu) yang dipandang dapat memenuhi kriteria perencanaan (I.5.1).

2. Setiap alternatif alinemen horizontal dibuat alinyemen vertikal dan potongan

melintangnya (I.5.2 dan I.5.3).

3. Semua alternatif alinemen dievaluasi (I.5.4) untuk memilih alternatif yang paling

efisien.

I.5.1. Alinyemen Horizontal

1. Berdasarkan kriteria perencanaan, ditetapkan:

a. Jari jari minimum lengkung horizontal.

b. Kelandaian jalan maksimum.

c. Panjang maksimum bagian jalan yang lurus

d. Jarak pandang henti dan jarak pandang mendahului.

2. Dengan memperhatikan kriteria perencanaan dan Damija (I.5.3), pada peta dasar

perencanaan, rencanakan alinyemen horizontal jalan untuk beberapa alternatif

lintasan.

3. Pada setiap gambar alternatif alinyemen, bubuhkan "nomor station", disingkat Sta.

Dan ditulis Sta.XXX+YYY, di mana XXX adalah satuan kilometer dan YYY

satuan meter. Penomoran Sta. ditetapkan sebagai berikut:

a. Pada bagian jalan yang lurus Sta. dibubuhkan untuk setiap 50 m.

b. Pada bagian jalan lengkung Sta. dibubuhkan untuk setiap 20 m.

c. Penulisan Sta. pada gambar dilakukan disebelah kiri dari arah kilometer kecil

ke kilometer besar.

I.5.2. Alinyemen Vertikal

1. Berdasarkan kriteria perencanaan, ditetapkan:

a. Jari jari lengkung vertikal minimum.Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 4: ALINEMEN VERTIKAL

b. Kelandaian jalan maksimum.

c. Panjang jalan dengan kelandaian tertentu yang membutuhkan lajur pendakian.

d. Jarak pandang henti dan jarak pandang mendahului.

2. Dengan memperhatikan kriteria perencanaan, rencanakan gambar alinyemen

vertikal untuk semua alternatif alinyemen horizontal. Gambar alinyemen vertikal

berskala panjang 1:1.000 dan skala vertikal 1:100.

3. Setiap alinyemen perlu diuji terhadap pemenuhan jarak pandang sesuai ketentuan.

I.5.3. Potongan Melintang

1. Berdasarkan kriteria perencanaan, ditetapkan:

a. Lebar lajur, lebar jalur, dan lebar bahu jalan.

b. Pelebaran jalan di tikungan untuk setiap tikungan.

c. Damaja, Damija, dan Dawasja.

2. Rencanakan gambar potongan melintang jalan dengan skala horizontal 1:100 dan

skala vertikal 1:10. Gambar potongan melintang dibuat untuk setiap titik Sta.

3. Potongan melintang jalan beserta alinyemen horizontal serta alinyemen vertikal

digunakan untuk menghitung volume galian, timbunan, dan pemindahan material

galian dan timbunan.

I.5.4. Pemilihan Alinyemen yang Optimal

1. Perencanaan untuk beberapa alternatif bertujuan mencari alinyemen jalan yang

paling efisien yaitu alinyemen dengan kriteria sebagai berikut:

a. Alinyemen terpendek.

b. Semua kriteria perencanaan harus dipenuhi. Jika tidak ada alternatif alinyemen

yang memenuhi kriteria perencanaan, maka kriteria perencanaan harus

dirubah.

c. Memiliki pekerjaan tanah yang paling sedikit atau paling murah. Yang

dimaksud pekerjaan tanah di sini melingkupi volume galian, volume timbunan,

dan volume perpindahan serta pengoperasian tanah galian dan timbunan.

d. Memiliki jumlah dan panjang jembatan paling sedikit atau paling pendek atau

paling murah.

2. Pada alternatif yang paling efisien, perlu dievaluasi koordinasi antara alinyemen

horizontal dan alinyemen vertikal (II.7.5). Perubahan kecil pada alinyemen terpilih

ini dapat dilakukan, tetapi jika perubahan alinyemen tersebut menyebabkan Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 5: ALINEMEN VERTIKAL

penambahan pekerjaan tanah yang besar maka proses seleksi alinyemen perlu

diulang.

I.6. Penyajian Rencana Geometrik

1. Bagian-bagian perencanaan yang disajikan meliputi:

a. Gambar alinyemen horizontal jalan pada peta topografi berkontur.

b. Gambar alinyemen vertikal jalan.

c. Diagram superelevasi.

d. Gambar potongan melintang jalan untuk setiap titik Sta.

e. Diagram pekerjaan tanah (mass diagram)

f. Bagian bagian lain yang dianggap perlu.

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 6: ALINEMEN VERTIKAL

BAB II

KRITERIA PERENCANAAN

II.1. Lokasi dan Klasifikasi Jalan

Lokasi Jalan : Jalan antar kota.

Daerah di Luar Kota adalah daerah lain selain daerah perkotaan. Jalan Antar Kota

adalah jalan jalan yang menghubungkan simpul-simpul jasa distribusi dengan ciri-ciri tanpa

perkembangan yang menerus pada sisi mana pun termasuk desa, rawa, hutan, meskipun

mungkin terdapat perkembangan permanen, misalnya rumah makan, pabrik, atau

perkampungan.

Klasifikasi jalan : Jalan Arteri.

Jalan Arteri adalah Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan

jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.

Klasifikasi jalan : Jalan Kelas I.

Berdasarkan tabel II.1 atau Pasal 11, PP. No.43/1993. Manual Direktorat Jenderal Bina

Marga No. 038/TBM/1997, tentang tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota, Hal 4.

Untuk Muatan Sumbu Terberat sebesar > 10 Ton, dengan fungsi jalan sebagai jalan arteri di

kategotikan sebagai jalan Kelas I.

Klasifikasi jalan : Notasi D.

Berdasarkan tabel II.2. Manual Direktorat Jenderal Bina Marga No. 038/TBM/1997,

tentang tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota, Hal 4. Untuk kemiringan medan

rata-rata < 3% (Datar) dikategorikan sebagai jalan dengan notasi D.

II.2. Kecepatan Rencana

Kecepatan rencana : 40 km/jam

Kecepatan Rencana (VR) adalah kecepatan maksimum yang dipilih sebagai dasar

perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan kendaraan-kendaraan bergerak kecepatan

yang dapat dipertahankan di sepanjang bagian tertentu pada jalan raya dengan aman dan

nyaman dalam kondisi cuaca yang cerah, lalu lintas yang lengang, dan pengaruh samping

jalan yang tidak berarti.

Berdasarkan tabel II.6. Manual Direktorat Jenderal Bina Marga No. 038/TBM/1997,

tentang tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota, Hal 11. Untuk jalan berbukit

dengan fungsi jalan sebagai jalan arteri, kecepatan rencana (VR) sebesar 40 km/jam.

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 7: ALINEMEN VERTIKAL

II.3. Spesifikasi Daerah Milik Jalan

Lebar Jalur : 9 m

Jalur lalu lintas adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan yang

secara fisik berupa perkerasan jalan.

Berdasarkan tabel II.7. Manual Direktorat Jenderal Bina Marga No. 038/TBM/1997,

tentang tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota, Hal 16. Untuk jalan arteri dengan

kelas jalan I dengan VLHR 25000 SMP/hari, lebar jalur ideal adalah 7 m.

Lebar Lajur : 3,5 m

Lajur adalah bagian jalur lalu lintas yang memanjang, dibatasi oleh marka lajur jalan,

memiliki lebar y ang cukup untuk dilewati suatu kendaraan bermotor sesuai kendaraan

rencana.

Berdasarkan tabel II.8. Manual Direktorat Jenderal Bina Marga No. 038/TBM/1997,

tentang tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota, Hal 17. Untuk jalan arteri dengan

kelas jalan I Lebar lajur ideal adalah 3 m.

Kemiringan Melintang Jalan : 2%

Untuk kelancaran drainase permukaan, lajur lalu lintas pads alinyemen lurus

memerlukan kemiringan melintang normal. untuk perkerasan aspal dan perkerasan beton

kemiringan melintang normal 2-3%, diambil 2%.

Lebar Bahu Jalan : 1,5 m

Bahu Jalan adalah bagian jalan yang terletak di tepi jalur lalu lintas dan harus

diperkeras.

Berdasarkan tabel II.7. Manual Direktorat Jenderal Bina Marga No. 038/TBM/1997,

tentang tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota, Hal 16. Untuk jalan arteri dengan

kelas jalan II dengan VLHR 25000 SMP/hari, lebar bahu jalan ideal adalah 1 m.

Kemiringan Bahu Jalan : 4%

Kemiringan bahu jalan normal 3 - 5%, diambil 4%.

Dimensi Drainase : 1 m × 0,5 m

II.4. Spesifikasi Galian Timbunan

Tebal Perkerasan : 44 cm

Tebal Stripping : 10 cm

Stripping adalah pengupasan lapisan atas tanah yang masih merupakan tanah yang

mengandung banyak humus sehingga kondisinya masih sangat lunak sehingga harus dibuang

terlebih dahulu. Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 8: ALINEMEN VERTIKAL

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 9: ALINEMEN VERTIKAL

BAB III

JARAK PANDANG

Berdasarkan RSNI T-14-2004, jarak pandang (Jr) adalah jarak di sepanjang tengah-

tengah suatu jalur dari mata pengemudi ke suatu titik di muka pada garis yang sama yang

dapat dilihat oleh pengemudi sedemikian sehingga jika pengemudi melihat suatu halangan

yang membahayakan, pengemudi dapat melakukan sesuatu untuk menghidari bahaya tersebut

dengan aman.

III.1. Jarak Pandang Henti (Jh)

Berdasarkan RSNI T-14-2004, jarak pandang henti adalah jarak pandangan

pengemudi ke depan untuk berhenti dengan aman dan waspada dalam keadaan biasa,

didefinisikan sebagai jarak pandangan minimum yang diperlukan oleh seorang

pengemudi untuk menghentikan kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya

halangan didepannya. Jarak pandang henti diukur berdasarkan anggapan bahwa tinggi

mata pengemudi adalah 108 cm dan tinggi halangan adalah 60 cm diukur dari

permukaan jalan. Setiap titik di sepanjang jalan harus memenuhi Jh.

Berdasarkan tabel II.10. Manual Direktorat Jenderal Bina Marga No.

038/TBM/1997, tentang tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota, Hal 21.

Jarak pandang henti (Jh) paling minimun untuk kecepatan rencana (VR) 40 km/jam

adalah sebesar 50 m.

a) Jarak Tanggap (Jht)

Jarak tanggap adalah jarak yang ditempuh oleh kendaraan sejak pengemudi

melihat suatu halangan yang menyebabkan ia harus berhenti sampai saat pengemudi

menginjak rem.

Jht=V R

3,6×T ;T=3 detik

Jht=403,6

×3=33,3 m

b) Jarak Pengereman (Jhr)

Jarak pengereman adalah jarak yang dibutuhkan untuk menghentikan

kendaraan sejak pengemudi menginjak rem sampai kendaraan berhenti

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 10: ALINEMEN VERTIKAL

Jhr=(V R /3,6)2

2. g . f; f =0,4

¿(40/3,6)2

2. 9,8 . 0,4=15,74 m

Jadi, jarak pandang henti (Jh) = Jht + Jhr = 33,3 m + 15,74 m = 49,04 m.

III.2. Jarak Pandang Mendahului (Jd)

Jarak pandang mendahului jarak yang memungkinkan suatu kendaraan

mendahului kendaraan lain di depannya dengan aman sampai kendaraan tersebut

kembali ke lajur semula. Jd diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi

adalah 105 cm dan tinggi halangan adalah 105 cm.

Berdasarkan tabel II.11. Manual Direktorat Jenderal Bina Marga No.

038/TBM/1997, tentang tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota, Hal 22.

Jarak pandang mendahului (Jd) paling minimum untuk kecepatan rencana (VR) 100

km/jam adalah sebesar 670 m. Atau dapat dihitung dengan menggunakan rumus II.2:

Jd=d1+d2+d3+d4

d1 = jarak selama waktu tanggap

d1=0,278. T 1(V R−m+a .T 1

2 )T 1=2,12+0,026. V R

¿2,12+0,026 ( 40 )

¿3,16

m diambil 15 km/jam

a=2,052+0,0036. V R

¿2,052+0,0036 ( 40 )

¿2,196

d1=0,278. 3,16(40−15+ 2,196.3,162 )=25 m

d2 = jarak selama mendahului

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 11: ALINEMEN VERTIKAL

d2=0,278. V R .T 2

T 2=6,56+0,048 .V R

¿6,56+0,048 (40 )

¿8,48

d2=0,278. 40 .8,48

¿94,29 m (dibulatkan menjadi 95 m)

d3 = jarak antara kendaraan yang berlawanan

d3 = 100 m

d4 = jarak tempuh kendaraan yang berlawanan

d4=23

. d2

¿ 23

.94,29

¿62,86 m (dibulatkan menjadi 63 m)

Jadi, jarak pandang menyiap (Jd) = d1 + d2 + d3 + d4

Jd = 25 m + 95 m + 100 m + 63 m = 283 m

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 12: ALINEMEN VERTIKAL

BAB IV

ALINEMEN HORIZONTAL

Alinyemen horisontal terdiri atas bagian lurus dan bagian lengkung (disebut juga

tikungan). Perencanaan geometri pada bagian lengkung dimaksudkan untuk mengimbangi

gaya sentrifugal yang diterima oleh kendaraan yang berjalan pada kecepatan VR.

Untuk keselamatan pemakai jalan, jarak pandang dan daerah bebas samping jalan harus

diperhitungkan. Jenis jalan yang akan dirancang merupakan jalan arteri primer dimana

kecepatan rencana (VR) sebesar 40 km/jam dengan friksi jalan sebesar 0,14.

IV.1. Tikungan

1. Superelevasi

Berdasarkan sub-bab 11.6.3. tentang tikungan, poin 2 tentang superelevasi,

Manual Direktorat Jenderal Bina Marga No. 038/TBM/1997, tentang tata cara

perencanaan geometrik jalan antar kota, Hal 27. Superelevasi adalah suatu

kemiringan melintang di tikungan yang berfungsi mengimbangi gaya sentrifugal

yang diterima kendaraan pada saat berjalan melalui tikungan pada kecepatan VR.

Nilai superelevasi maksimum ditetapkan 6%.

2. Jari-jari tikungan

Berdasarkan tabel II.16. Manual Direktorat Jenderal Bina Marga No.

038/TBM/1997, tentang tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota, Hal 28.

Panjang jari-jari paling minimun untuk kecepatan rencana (VR) 40 km/jam adalah

sebesar 50 m. Atau dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Rmin=V R

2

127 .(emax+ f )

¿ 402

127 .(6 %+0,14)

¿62,99 m

Menghitung minimum lengkung spiral

Karena kemiringan jalan (superelevasi) > 2%, maka lengkung yang digunakan adalah

spiral circle spiral (SCS).

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 13: ALINEMEN VERTIKAL

Besarnya panjang lengkung peralihan, dihitung dengan mengambil nilai terbesar dari

tiga persaman berikut:

1. Berdasarkan waktu tempuh maksimum di lengkung peralihan:

Ls=V R

3,6. T= 40

3,6. 3=33,33 m

2. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal:

Ls=0,022V R

3

R .C−2,727

V R. eC

¿0,022403

100 .0,4−2,727

40 .0,10,4

=7.93 m

3. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian:

Ls=( em−en ) .V R

3,6 .r e

Ls=(0,1−0,02 ) .40

3,6 .0,025

¿35.36 m

Maka nilai Ls diambil sebesar 35.36 m, yaitu perhitungan panjang lengkung spiral

berdasarkan tingkat pencapai perubahan kelandaian

Perencanaan Tikungan

Pada perencanaan yang dilakukan, jalan direncanakan memiliki 4 tikungan pada

alinemen horizontal, dimana besar jari-jari tiap tikungan adalah sebagai berikut:

R1 = 100 m

R2 = 120 m

R3 = 135 m

R4 = 140 m

Fresnel’s Integral

Pada perencanaan jalan ini lengkung spiral direncanakan sehingga membentuk spiral clothoid

yang mengikuti persamaan berikut ini:

C(t )=∫0

t

sinπ2

u2 du

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 14: ALINEMEN VERTIKAL

S(t)=∫0

t

cosπ2

u2du

Dengan

πB(C( t )

S( t ) )Dimana

C(t ) : koordinat pada sumbu x

C(t ) : koordinat pada sumbu y

πB : skala pada lengkung clothoid

Gambar 1 Semakin besar πB maka jalan akan menjadi semakin spiral

Lengkung clothoid dapat disederhanakan dengan persamaan berikut

C(t )≈12−R(t )sin( 1

2π ( A(t)−t2 ))

S(t)≈12−R(t )cos ( 1

2π ( A(t)−t2 ))

Dimana

R(t)=0.506 t+1

1.79 t 2+2.054 t+√2

A(t)=1

0.803 t 3+1.886 t2+2.42 t+2

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 15: ALINEMEN VERTIKAL

Sehingga dengan perhitungan pada Ms Excel diperoleh bentuk lengkung clothoid

untuk t antara 0.01 – 10

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9-0.1

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

Tikungan Pertama

Daerah pertama direncanakan berada pada kontur tertinggi pada daerah 500 meter

pertama.

Panjang lengkung pada daerah circular diambil sebesar:

R = 100 meter

Sudut circular = 23.5o

Sehingga

Lc=23.5o

360o × 2 πr=41.01 meter

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 16: ALINEMEN VERTIKAL

Penggambaran dalam membuat tikungan adalah sesuai dengan ilustrasi diatas

dimana kita telah memiliki besar lingkaran serta garis lurus sehingga akan dicari

panjang lengkung clotohoid pada garis merah. Sesuai dengan jurnal Clothoid Spline

Transition Spiral oleh D. S. Meek dan D.J Walton pendekatan yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

Diketahui:

Curvature KP merupakan jalan lurus sehingga bernilai 0

Curvature KQ merupakan 1R

= 1100

Besar sudut yang membentuk tikungan adalah 100o maka didapat W = 1.11

Sehingga koordinat untuk menentukan jalan akan menjadi sebagai berikut

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 17: ALINEMEN VERTIKAL

Telah ditentukan bahwa lengkung circular yaitu 23.5o, maka didapat bahwa L = 0.261

Sehingga dengan persamaan

B=√W−LKQ

=√1.111−0.2611

100

=92.19 meter

Diperoleh nilai t yaitu

t=KQ B= 1100

× 92.19=0.92

Bentuk lengkung clothoid untuk t = 0.92 adaalah sebagai berikut:

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9-0.05

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

Sehingga panjang lengkung pada tikungan pertama yaitu

L=L s+Lc+Ls

L=92.19+41.01+92.19=225.3 9 meter

Tikungan Kedua

Daerah kedua direncanakan berada pada kontur terendah pada daerah 350 meter

kedua.

Panjang lengkung pada daerah circular diambil sebesar:

R = 120 meterPerancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 18: ALINEMEN VERTIKAL

Sudut circular = 19.5o

Sehingga

Lc=23.5o

360o × 2 πr=40.8 meter

Penggambaran dalam membuat tikungan adalah sesuai dengan ilustrasi diatas

dimana kita telah memiliki besar lingkaran serta garis lurus sehingga akan dicari

panjang lengkung clotohoid pada garis merah. Sesuai dengan jurnal Clothoid Spline

Transition Spiral oleh D. S. Meek dan D.J Walton pendekatan yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

Diketahui:

Curvature KP merupakan jalan lurus sehingga bernilai 0

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 19: ALINEMEN VERTIKAL

Curvature KQ merupakan 1R

= 1120

Besar sudut yang membentuk tikungan adalah 102o maka didapat W = 1.133

Sehingga koordinat untuk menentukan jalan akan menjadi sebagai berikut

Telah ditentukan bahwa lengkung circular yaitu 19.5o, maka didapat bahwa L = 0.2167

Sehingga dengan persamaan

B=√W−LKQ

=√1.1 33−0.21671

12 0

=114.89meter

Diperoleh nilai t yaitu

t=KQ B= 1100

× 92.19=0.95

Bentuk lengkung clothoid untuk t = 0.95 adaalah sebagai berikut:

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9-0.05

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

0.45

Sehingga panjang lengkung pada tikungan kedua yaitu

L=L s+Lc+Ls

L=114.89+40.8+114.89=270.44 meter

Tikungan tiga

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 20: ALINEMEN VERTIKAL

Daerah ketiga direncanakan berada pada kontur tertinggi pada daerah 450 meter

kedua.

Panjang lengkung pada daerah circular diambil sebesar:

R = 135 meter

Sudut circular = 9o

Sehingga

Lc=23.5o

360o × 2 πr=21.2meter

Penggambaran dalam membuat tikungan adalah sesuai dengan ilustrasi diatas

dimana kita telah memiliki besar lingkaran serta garis lurus sehingga akan dicari

panjang lengkung clotohoid pada garis merah. Sesuai dengan jurnal Clothoid Spline

Transition Spiral oleh D. S. Meek dan D.J Walton pendekatan yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 21: ALINEMEN VERTIKAL

Diketahui:

Curvature KP merupakan jalan lurus sehingga bernilai 0

Curvature KQ merupakan 1R

= 1135

Besar sudut yang membentuk tikungan adalah 31o maka didapat W = 0.3444

Sehingga koordinat untuk menentukan jalan akan menjadi sebagai berikut

Telah ditentukan bahwa lengkung circular yaitu 9o, maka didapat bahwa L = 0.1

Sehingga dengan persamaan

B=√W−LKQ

=√0 .344−0.11

135

=66.7 meter

Diperoleh nilai t yaitu

t=KQ B= 1100

× 66.7=0. 49

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 22: ALINEMEN VERTIKAL

Bentuk lengkung clothoid untuk t = 0.49 adaalah sebagai berikut:

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5

-0.01

0

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

0.07

Sehingga panjang lengkung pada tikungan ketiga yaitu

L=L s+Lc+Ls

L=66.7+21.2+66.7=154.6 meter

Tikungan Keempat

Daerah keempat direncanakan berada pada kontur terendah pada daerah 500 meter

terakhir.

Panjang lengkung pada daerah circular diambil sebesar:

R = 140 meter

Sudut circular = 21o

Sehingga

Lc=21o

360o × 2 πr=51.3 meter

Penggambaran dalam membuat tikungan adalah sesuai dengan ilustrasi diatas

dimana kita telah memiliki besar lingkaran serta garis lurus sehingga akan dicari

panjang lengkung clotohoid pada garis merah. Sesuai dengan jurnal Clothoid Spline

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 23: ALINEMEN VERTIKAL

Transition Spiral oleh D. S. Meek dan D.J Walton pendekatan yang dilakukan

adalah sebagai berikut:

Diketahui:

Curvature KP merupakan jalan lurus sehingga bernilai 0

Curvature KQ merupakan 1R

=140

Besar sudut yang membentuk tikungan adalah 82o maka didapat W = 0.9111

Sehingga koordinat untuk menentukan jalan akan menjadi sebagai berikut

Telah ditentukan bahwa lengkung circular yaitu 21o, maka didapat bahwa L = 0.2333

Sehingga dengan persamaan

B=√W−LKQ

=√0 .9 11−0.2 331

14 0

=1 15.2meter

Diperoleh nilai t yaitu

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 24: ALINEMEN VERTIKAL

t=KQ B= 1100

× 92.19=0.82

Bentuk lengkung clothoid untuk t = 0.82 adaalah sebagai berikut:

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8

-0.05

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

Sehingga panjang lengkung pada tikungan pertama yaitu

L=L s+Lc+Ls

L=115.2+51.3+115.2=281.7 meter

Perencanaan Lengkung Spiral di lapangan

Dalam merencanakan lengkung clothoid ini di lapangan maka diasumsikan titik awal dari

lengkung horizontal berada pada titik koordinat (0,0) sehingga berikut ini merupakan titik

koordinat untuk membentu lengkung clothoid

t x yClothoid 1 Clothoid 2 Clothoid 3 Clothoid 4

x y x y x y x y

0.01 0.009712 -0.00021 0.895383 -0.01941 1.115853 -0.024190.64781

4 -0.01405 1.118864 -0.02426

0.02 0.019471 -0.00039 1.795022 -0.03627 2.237011 -0.04521.29870

9 -0.02624 2.243047 -0.04532

0.03 0.029271 -0.00055 2.698539 -0.0504 3.363002 -0.062811.95240

9 -0.03646 3.372076 -0.06298

0.04 0.03911 -0.00067 3.605578 -0.06163 4.493382 -0.07682.60865

7 -0.04459 4.505506 -0.07701

0.05 0.048984 -0.00076 4.5158 -0.06979 5.627729 -0.086973.26720

8 -0.05049 5.642913 -0.0872

0.06 0.058888 -0.00081 5.428888 -0.07469 6.765647 -0.093083.92783

2 -0.05404 6.783902 -0.09333

0.07 0.06882 -0.00083 6.344542 -0.07615 7.906762 -0.09494.59031

3 -0.0551 7.928096 -0.09516

0.08 0.078777 -0.0008 7.262477 -0.07399 9.050721 -0.09221 5.25444 -0.05353 9.075142 -0.09246

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 25: ALINEMEN VERTIKAL

4

0.09 0.088756 -0.00074 8.182427 -0.06801 10.19719 -0.084765.92003

4 -0.04921 10.22471 -0.08499

0.1 0.098754 -0.00063 9.104141 -0.05802 11.34586 -0.072316.58689

9 -0.04198 11.37647 -0.07251

0.11 0.108769 -0.00048 10.02738 -0.04383 12.49643 -0.054627.25486

7 -0.03171 12.53014 -0.05477

0.12 0.118797 -0.00027 10.95192 -0.02523 13.64861 -0.031447.92377

6 -0.01825 13.68544 -0.03152

0.13 0.128838-2.19E-

05 11.87754 -0.00201 14.80216 -0.002518.59347

1 -0.00146 14.8421 -0.00252

0.14 0.138888 0.000282 12.804050.02601

3 15.9568 0.0324189.26380

7 0.01882 15.99986 0.032506

0.15 0.148945 0.000641 13.731260.05906

4 17.11231 0.0736089.93464

5 0.042733 17.15849 0.073806

0.16 0.159008 0.001056 14.65898 0.09735 18.26846 0.1213210.6058

5 0.070433 18.31776 0.121648

0.17 0.169075 0.00153 15.587030.14108

3 19.42503 0.17582111.2773

1 0.102074 19.47745 0.176296

0.18 0.179144 0.002066 16.515260.19047

7 20.58182 0.23737911.9488

8 0.137811 20.63735 0.238019

0.19 0.189212 0.002666 17.44350.24575

2 21.73862 0.30626312.6204

7 0.177803 21.79727 0.307089

0.2 0.19928 0.003331 18.371590.30712

5 22.89524 0.38274813.2919

5 0.222206 22.95702 0.383781

0.21 0.209344 0.004066 19.29940.37481

7 24.0515 0.46710913.9632

3 0.271183 24.1164 0.468369

0.22 0.219403 0.004871 20.226770.44905

3 25.20722 0.55962314.6341

9 0.324892 25.27524 0.561133

0.23 0.229456 0.00575 21.153560.53005

6 26.36222 0.66057215.3047

3 0.383498 26.43335 0.662354

0.24 0.239501 0.006704 22.079640.61805

2 27.51632 0.77023615.9747

5 0.447164 27.59057 0.772314

0.25 0.249537 0.007737 23.00486 0.71327 28.66936 0.88889816.6441

5 0.516055 28.74672 0.891297

0.26 0.259563 0.008851 23.929090.81593

6 29.82117 1.01684517.3128

4 0.590335 29.90163 1.019589

0.27 0.269576 0.010048 24.85220.92628

3 30.97157 1.15436217.9807

1 0.670171 31.05514 1.157477

0.28 0.279575 0.01133 25.77404 1.04454 32.1204 1.30173718.6476

7 0.75573 32.20707 1.30525

0.29 0.289559 0.012701 26.694481.17093

8 33.26748 1.45925919.3136

1 0.84718 33.35725 1.463196

0.3 0.299527 0.014163 27.61338 1.30571 34.41265 1.62721619.9784

4 0.944689 34.5055 1.631607

0.31 0.309476 0.015719 28.53061 1.44908 35.55571 1.805899 20.6420 1.048425 35.65165 1.810772

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 26: ALINEMEN VERTIKAL

9 6

0.32 0.319406 0.01737 29.4461.60130

7 36.69651 1.99559821.3043

5 1.158555 36.79552 2.000983

0.33 0.329314 0.019119 30.359421.76259

8 37.83484 2.19660321.9652

2 1.27525 37.93693 2.20253

0.34 0.339199 0.02097 31.270721.93319

2 38.97053 2.40920322.6245

5 1.398676 39.07568 2.415704

0.35 0.349059 0.022924 32.179732.11332

4 40.10337 2.63368823.2822

2 1.529002 40.21157 2.640795

0.36 0.358893 0.024983 33.08632.30322

3 41.23316 2.87034723.9381

3 1.666395 41.34442 2.878091

0.37 0.368698 0.027152 33.99026 2.50312 42.3597 3.11946524.5921

5 1.811022 42.47399 3.127882

0.38 0.378473 0.029431 34.891432.71324

5 43.48276 3.38132925.2441

5 1.963048 43.60009 3.390452

0.39 0.388216 0.031824 35.789632.93382

4 44.60213 3.65622225.8940

1 2.122639 44.72248 3.666087

0.4 0.397925 0.034332 36.684683.16508

4 45.71757 3.94442526.5415

8 2.289957 45.84093 3.955068

0.41 0.407597 0.036959 37.576383.40724

8 46.82884 4.24621727.1867

3 2.465164 46.95519 4.257674

0.42 0.417231 0.039706 38.464533.66053

7 47.93568 4.56187427.8293

1 2.64842 48.06502 4.574183

0.43 0.426824 0.042577 39.348923.92516

9 49.03783 4.89166628.4691

7 2.839883 49.17014 4.904865

0.44 0.436374 0.045573 40.229324.20135

9 50.13501 5.23586229.1061

5 3.039708 50.27029 5.24999

0.45 0.445878 0.048696 41.105514.48931

8 51.22695 5.59472529.7400

8 3.248047 51.36517 5.609821

0.46 0.455334 0.05195 41.977254.78925

2 52.31334 5.96851230.3707

9 3.465052 52.45449 5.984617

0.47 0.464739 0.055335 42.84435.10136

5 53.39387 6.357477 30.9981 3.690867 53.53794 6.374631

0.48 0.47409 0.058855 43.706385.42585

4 54.46823 6.76186531.6218

2 3.925637 54.6152 6.78011

0.49 0.483385 0.062511 44.563245.76291

1 55.53607 7.18191632.2417

6 4.169499 55.68592 7.201294

0.5 0.49262 0.066306 45.41466.11272

2 56.59706 7.617862 56.74977 7.638417

0.51 0.501792 0.07024 46.260166.47546

9 57.65083 8.069927 57.80638 8.091702

0.52 0.510897 0.074317 47.099636.85132

3 58.697 8.538328 58.85538 8.561367

0.53 0.519934 0.078538 47.9327 7.24045 59.7352 9.023271 59.89638 9.047618

0.54 0.528897 0.082905 48.759047.64300

9 60.76501 9.524952 60.92897 9.550653

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 27: ALINEMEN VERTIKAL

0.55 0.537784 0.087419 49.578328.05914

9 61.78603 10.04356 61.95274 10.07066

0.56 0.546591 0.092082 50.39028.48900

9 62.79781 10.57926 62.96726 10.60781

0.57 0.555313 0.096895 51.194328.93272

1 63.79993 11.13223 63.97208 11.16227

0.58 0.563947 0.101859 51.990319.39040

5 64.79192 11.70261 64.96674 11.73419

0.59 0.572489 0.106977 52.7778 9.86217 65.77331 12.29054 65.95078 12.3237

0.6 0.580935 0.112248 53.5563910.3481

1 66.74361 12.89614 66.9237 12.93093

0.61 0.58928 0.117674 54.3256810.8483

2 67.70233 13.51951 67.885 13.55599

0.62 0.597519 0.123255 55.0852611.3628

7 68.64894 14.16076 68.83417 14.19897

0.63 0.605648 0.128992 55.8347111.8918

2 69.58293 14.81995 69.77068 14.85994

0.64 0.613663 0.134887 56.573612.4352

1 70.50375 15.49714 70.69398 15.53895

0.65 0.621558 0.140938 57.3014712.9930

7 71.41084 16.19236 71.60352 16.23606

0.66 0.629329 0.147146 58.0178713.5654

3 72.30364 16.90565 72.49873 16.95127

0.67 0.636971 0.153512 58.7223414.1522

7 73.18157 17.63699 73.37903 17.68458

0.68 0.644478 0.160035 59.414414.7535

8 74.04404 18.38637 74.24383 18.43598

0.69 0.651845 0.166714 60.0935615.3693

3 74.89044 19.15373 75.09251 19.20541

0.7 0.659067 0.173549 60.7593415.9994

6 75.72015 19.93902 75.92446 19.99282

0.71 0.666138 0.180539 61.41123 16.6439 76.53256 20.74214 76.73906 20.79811

0.72 0.673053 0.187684 62.0487317.3025

6 77.32702 21.56298 77.53567 21.62116

0.73 0.679806 0.194981 62.671317.9753

2 78.10289 22.40139 78.31363 22.46184

0.74 0.686392 0.20243 63.2784318.6620

5 78.85952 23.25722 79.0723 23.31997

0.75 0.692804 0.210029 63.8695919.3625

9 79.59624 24.13026 79.81101 24.19537

0.76 0.699037 0.217776 64.4442420.0767

7 80.31239 25.02029 80.52909 25.0878

0.77 0.705086 0.225669 65.0018420.8043

9 81.00728 25.92706 81.22586 25.99702

0.78 0.710943 0.233704 65.5418421.5452

1 81.68025 26.8503 81.90064 26.92275

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 28: ALINEMEN VERTIKAL

0.79 0.716604 0.241881 66.0636922.2989

9 82.3306 27.78969 82.55274 27.86467

0.8 0.722061 0.250195 66.5668523.0654

6 82.95764 28.74488 83.18148 28.82244

0.81 0.72731 0.258643 67.05075 23.8443 83.56069 29.7155 83.78616 29.79568

0.82 0.732345 0.267222 67.5148424.6352

1 84.13906 30.70115 84.36609 30.78399

0.83 0.737158 0.275928 67.9585725.4378

1 84.69205 31.70138

0.84 0.741744 0.284757 68.3813926.2517

4 85.21898 32.71572

0.85 0.746098 0.293704 68.7827427.0765

7 85.71916 33.74365

0.86 0.750212 0.302765 69.1620827.9118

8 86.1919 34.78464

0.87 0.754083 0.311934 69.51887 28.7572 86.63654 35.8381

0.88 0.757702 0.321206 69.8525729.6120

2 87.05241 36.90341

0.89 0.761066 0.330576 70.1626530.4758

4 87.43885 37.97992

0.9 0.764167 0.340038 70.448631.3480

8 87.7952 39.06693

0.91 0.767002 0.349584 70.709932.2281

6 88.12084 40.16372

0.92 0.769563 0.359209 70.9460633.1154

7 88.41515 41.26952

0.93 0.77556 0.388482 89.10411 44.63272

0.94 0.77698 0.398347 89.26722 45.76611

0.95 0.778102 0.408252 89.39618 46.90411

0.96 0.778923 0.418189

0.97 0.779439 0.428148

0.98 0.779644 0.43812

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 29: ALINEMEN VERTIKAL

BAB V

ALINEMEN VERTIKAL

Alinemen vertikal adalah suatu alinemen yang membentuk lintasan yang menanjak

atau menurun. Alinemen vertikal terdiri atas bagian landai dan bagian lengkung vertikal.

Ditinjau dari titik awal perencanaan, bagian landai vertikal dapat berupa landai positf berupa

tanjakan, landai negatif yang berupa turunan, maupun landai nol yang berupa bagian datar.

Bagian lengkung vertikal dapat berupa lengkung cekung dan cembung. Kelandaian

maksimum dimaksudkan untuk memungkinkan kendaraan bergerak terus tanpa kehilangan

kecepatan yang berarti. Kelandaian maksimum didasarkan kepada kecepatan truk yang

bermuatan penuh yang mampu bergerak dengan penurunan kecepatan yang tidak lebih dari

separuh kecepatan semula tanpa harus menggunakan gigi rendah.

Panjang kritis yaitu panjang landai maksimum yang harus disediakan agar kendaraan

dapat mempertahankan kecepatannya sedemikian hingga penurunan kecepatan tidak lebih dari

setengah dari VR. Berdasarkan RSNI T-14-2004 Tentang Geometri Jalan Perkotaan dengan

kecepatan rencana 40 Km/jam maka Jarak pandang henti (Jh) minimum sebesar 50 m dan

Jarak pandang mendahului (Jd) sebesar 200 m.

Lengkung Vertikal 1 (Cembung)

Menghitung kemiringan

Koordinat 1 (Awal Lengkung) (147,2;-1,2)

g 1=y1

x1

×100 %=−1 .2147,2

×100 %=−0,85 %

Koordinat 2 (Akhir Lengkung) (109,6:-2,3)

g 2=y2

x2

×100 %= −2,3109,6

× 100 %=−2,09 %

Maka

A=|g1−g 2|=1,28 %

Menghitung panjang lengkung :

a. Berdasarkan Jh

Untuk Jh < L

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 30: ALINEMEN VERTIKAL

L=A . J h

2

399=1,28 . 502

399=8,04 m

Karena nilai L < Jh maka tidak memenuhi syarat.

Untuk Jh > L

L=2 Jh−399

A=2 . 50− 399

1,28=−210,912 m

Karena nilai L bertanda negatif maka tidak memenuhi syarat.

b. Berdasarkan Jd

Untuk Jd < L

L=A J d

2

840=1,28 .2002

840=53,47 m

Tidak memenuhi

Untuk Jd > L

L=2 Jd−840A

=2 .200− 8401,28

=−348,058 m

Tidak memenuhi

c. Berdasarkan kebutuhan drainase

L=50. A=50.1,28=64,16 m

d. Berdasarkan keluwesan bentuk

L=0,6.V=0,6.40=24 m

e. Berdasarkan keluwesan bentuk dengan kerb

L=40. A=40.1,28=51,33 m

Maka diambil L dengan nilai 64,16 m sehingga nilai k dan EV nya adalah

k= A200. L

= 1,28200.64,16

=0,0001

EV=k . (0,5. L)2=0,0001.(0,5.64,16)2=0,102 m

Elevasi untuk lengkung 1 sebesar 0,102 m

Lengkung Vertikal 1 (Cembung)

Menghitung kemiringan

Koordinat 1 (Awal Lengkung) (109,6;-2,3)

g 1=y1

x1

x100 %= −2,3109,6

x 100%=−2,09 %

Koordinat 2 (Akhir Lengkung) (143,3:2,9)

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 31: ALINEMEN VERTIKAL

g 2=y2

x2

x100 %= 2,9143,3

x 100%=2,02 %

Maka

A=|g1−g 2|=4,12 %

Menghitung panjang lengkung :

a. Berdasarkan Jarak Penyinaran

Untuk Jh < L

L=A .Jh

2

120+3,5. jh= 4,12 .502

120+3,5.50=34,93 m

Karena nilai L < Jh maka tidak memenuhi syarat.

Untuk Jh > L

L=2 Jh−150+3,5. Jh

A=2.50−150+3,5.50

1,28=21,15 m

Memenuhi syarat

Untuk Jd < L

L=A J d

2

150+3,5. Jh= 4,12. 2002

150+3,5.200=193,98 m

Tidak memenuhi

Untuk Jd > L

L=2 Jd−150+3,5. Jd

A=2 .200−150+3,5.200

4,12=193,8 m

Memenuhi syarat

b. Berdasarkan Jarak pandang bebas di bawah bangunan

Untuk Jh < L

L=A . J h

2

3480=4,12 . 502

3480=2,96 m

Karena nilai L < Jh maka tidak memenuhi syarat.

Untuk Jh > L

L=2 Jh−3489

A=2 .50−3489

4,12=−746,379 m

Karena nilai L bertanda negatif maka tidak memenuhi syarat.

Untuk Jd < L

L=A J d

2

840=4,12 . 2002

3480=47,38 m

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 32: ALINEMEN VERTIKAL

Tidak memenuhi

Untuk Jd > L

L=2 Jd−3489

A=2.200−3489

4,12=−446,379 m

Tidak memenuhi

c. Berdasarkan kenyamanan

L= A . 402

380=4,12. 402

380=17,35 m

Maka diambil L dengan nilai 193,8 m sehingga nilai EV nya adalah

EV= A . L800

=4,12.193,8800

=0,99 m

Elevasi untuk lengkung 2 sebesar 0,99 m

Panjang lengkung dan Elevasi dari setiap lengkung

Lengkung Jenis Lengkung Panjang Lengkung (m) Elevasi

1 cembung 64.166 0.1029

2 cekung 193.803 0.9986

3 cembung 145.517 0.5294

4 cekung 105.206 0.3792

5 cembung 46.770 0.0547

6 cembung 200.197 1.0020

7 cekung 7.233 0.0155

8 cembung 86.461 0.1869

9 cekung 153.165 0.6593

10 cekung 7.540 0.0169

11 cembung 127.680 0.4076

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 33: ALINEMEN VERTIKAL

BAB VI

ANALISA GALI DAN TIMBUN

Analisa gali dan timbun diperhitungkan atas dasar rencana alinyemen vertikal suatu

rencana jalan. Dalam perencanaan jalan di usahakan mengikuti kondisi eksisting tanah

(kontur) dengan selisih gali timbun atau sebaliknya sekecil mungkin yaitu tidak lebih dari 10

%, hal ini dilakukan untuk memperkecil biaya pelaksanaan dan meringankan pelaksanaan

pembangunan jalan dilapangan.

I.1. Perhitungan Volume Galian dan Timbunan

Perhitungan volume baik galian maupun timbunan dihitung dengan menggunakan metode

Average End Area Method atau Metode Luas Penampang Ujung. Dimana volume di

antara dua potongan melintang merupakan rata-rata dari luas kedua penampang dikalikan

dengan jarak potongan. Atau secara sederhana dapat digambarkan dengan rumusan

berikut:

V=( A1+ A2 )

2×L

Luasan potongan melintang dihitung dengan mencocokan antara metode manual dengan

menggunakan perangkat lunak komputer (AutoCAD). Potongan melintang dihitung tiap

jarak 50 m.

I.2. Galian

Luas galian bruto (B) : Merupakan luasan yang didapat dari hasil perhitungan metode

manual yang dibandingkan menggunakan perangkat lunak

komputer (AutoCAD).

Luas Perkerasan (P) : Merupakan luasan yang akan digunakan untuk perkerasan.

Luas Stripping (S) : Merupakan luasan pengupasan lapisan atas tanah yang

kondisinya masih sangat lunak sehingga harus dibuang.

Luas Galian Netto (N) : Merupakan luas bersih yang akan digunakan sebagai tanah

timbunan. Dapat dihitung dengan mengunakan rumus berikut.

N = B + P – S

Koefisien tanah galian yakni sebesar 0,9 akibat adanya stripping pada lapisan atas.

Rincian perhitungan volume galian terlampir dalam lampiran. Maka, didapat volume galian

sebesar 5953,2 m³.

I.3. Timbunan

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 34: ALINEMEN VERTIKAL

Luas timbun bruto (B) : Merupakan luasan yang didapat dari hasil perhitungan metode

manual yang dibandingkan menggunakan perangkat lunak

komputer (AutoCAD).

Luas Perkerasan (P) : Merupakan luasan yang akan digunakan untuk perkerasan.

Luas Stripping (S) : Merupakan luasan pengupasan lapisan atas tanah yang

kondisinya masih sangat lunak sehingga harus dibuang.

Luas Timbun Netto (N) : Merupakan luas bersih yang akan digunakan sebagai tanah

timbunan. Dapat dihitung dengan mengunakan rumus berikut.

N = B + S

Koefisien tanah timbunan yakni sebesar 1,1 untuk pemadatan tanah.

Maka, didapat volume timbunan sebesar 3078 m³.

StasiunVolume Galian

(B+P-S) (m³)Volume Timbunan

(B+S) (m³)Volume Kumulatif

(m³)

0 + 000 0 0 0

0 + 050 1467.4 0 1467.4

0 + 100 0 0 1467.4

0 + 150 0 0 1467.4

0 + 200 81.4 0 1548.8

0 + 250 213.4 0 1762.2

0 + 300 0 -108 1654.2

0 + 350 0 -135 1519.2

0 + 400 0 -27 1492.2

0 + 450 81.4 0 1573.6

0 + 500 114.4 0 1688

0 + 550 81.4 0 1769.4

0 + 600 0 0 1769.4

0 + 650 0 0 1769.4

0 + 700 0 0 1769.4

0 + 750 0 0 1769.4

0 + 800 0 0 1769.4

0 + 850 0 0 1769.4

0 + 900 0 -54 1715.4

0 + 950 0 -135 1580.4

1 + 000 0 0 1580.4

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 35: ALINEMEN VERTIKAL

1 + 050 48.4 0 1628.8

1 + 100 0 0 1628.8

1 + 150 0 -135 1493.8

1 + 200 0 -108 1385.8

1 + 250 411.4 0 1797.2

1 + 300 774.4 0 2571.6

1 + 350 0 0 2571.6

1 + 400 0 -513 2058.6

1 + 450 0 -594 1464.6

1 + 500 0 -378 1086.6

1 + 550 48.4 0 1135

1 + 600 1170.4 0 2305.4

1 + 650 873.4 0 3178.8

1 + 700 0 -162 3016.8

1 + 750 0 0 3016.8

1 + 800 48.4 0 3065.2

1 + 850 114.4 0 3179.6

1 + 900 48.4 0 3228

1 + 950 147.4 0 3375.4

2 + 000 0 -351 3024.4

2 + 050 0 -378 2646.4

2 + 100 0 0 2646.4

2 + 150 81.4 0 2727.8

2 + 200 147.4 0 2875.2

2 + 250 0 0 2875.2

Σ 5953.2 -3078

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh

Page 36: ALINEMEN VERTIKAL

I.4. Perhitungan Sisa Tanah

Dari hasil perhitungan, didapat volume galian sebesar 5953,2 m³ dan volume timbunan

sebesar 3078 m³. Maka besarnya sisa tanah adalah sebesar 2875,2 m³ (Galian). Maka

persentase tanah yang dibuang dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

% tanah yangdibu ang=2875,25953,2

x 100 %=48,29 %

I.5. Diagram Massa

Diagram Massa adalah grafik yang menyatakan hubungan antara STA sebagai sumbu x

dan volume kumulatif dari galian (cut) sebagai sumbu y positif dan volume kumulatif

timbunan (fill) sebagai sumbu y negatif.

Berikut diagram massa yang dihasilkan dari perhitungan yang telah dilakukan

010

020

030

040

050

060

070

080

090

010

0011

0012

0013

0014

0015

0016

0017

0018

0019

0020

0021

0022

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

Diagram Massa

Hubungan antara Volume galian-timbunan vs Stasiun Jalan

Perancangan Gometrik JalanMuhammad Ridwan - Riyadh