3 p rio p rtama r jim pangan · (sebagai contoh : meningkatnya pemakaian bahan kimia dan mekanisme...

15
3 PERIODE PERTAMA REJIM PANGAN Resensi dari journal : Land grabbing, conflict and agrarian‐environmental transformations: perspectives from East and Southeast Asia An international academic conference 5‐6 June 2015, Chiang Mai University Conference Paper No. 1 Food Regimes and Food Regime Analysis: A Selective Survey Henry Bernstein April 2015 Rejim pangan yang pertama ditandai dengan sentralisme hegemoni Inggris sebagai negara kolonial yang dominan , yang sekiranya terjadi di antara tahun 1870 hingga 1914 , dengan kekuatannya sebagai negara kolonial yang mampu memusatkan impor serta mensirkulasikan (secara terkonsentrasi) atas produk pangan (terutama komoditi gandum) dengan dukungan atas pembukaan sentra produksi di negara ”settler state”-nya (Argentina , Amerika , Australia , dan Senandia baru) , yang spesialisasi (dalam kooptatif kolonial) pembagian kerja Internasional atas jaringan produksi dan komsumsinya berangkat atas pra-kondisi (yg mendukungnya) , sebagai berikut : 1) Pertama , kondisi iklim serta ketersediaan lahan yang lebih fleksible (luas dan tidak bermukim) untuk dipergunakan sebagai sentra produksi komoditi pangan (gandum dan perternakan) di negara-negara jajahan . 2) Kedua , terjadinya krisis ruang hidup (agraria) yang berangkat dari penurunan produktivitas kualitas tanah serta ketersediaannya di eropa (+ pertumbuhan industri) , dibarengi oleh masuknya komoditi gandum yang lebih kompetitif (murah) dari Amerika (settler state) sebagai konsukuensi lanjutan dari persaingan pasar komoditi dan skema produksi antar kawasan yang terspesialisasi (ex : daya topang ketersediaan alam/lahan produksi dan ketersediaan tenaga kerja di negara-negara jajahannya) Serta perkembangan atas integrasi dari produksi ke komsumsi dalam konstalasi pembagian kerja Internasional juga tidak dapat dilepaskan oleh perkembangan dari gerak finansial yang dibangun oleh hegemoni Inggris sebagai negara kolonial dalam men-standarisasi emas untuk dijadikan fondasi dan penentu media pertukaran (penstabil nilai atas komoditi , mediator pertukaran dan sumber kredit keuangan untuk berinvestasi) yang di-monopoli oleh Inggris atas negara-negara jajahannya .

Upload: duonglien

Post on 17-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 3 P RIO P RTAMA R JIM PANGAN · (sebagai contoh : meningkatnya pemakaian bahan kimia dan mekanisme produksi dalam skema ... dengan cenderung mengabsensikan atas analisa formasi sosial

3 PERIODE PERTAMA REJIM PANGAN

Resensi dari journal : Land grabbing, conflict and agrarian‐environmental transformations:

perspectives from East and Southeast Asia

An international academic conference 5‐6 June 2015, Chiang Mai University

Conference Paper No. 1

Food Regimes and Food Regime Analysis: A Selective Survey Henry Bernstein

April 2015

Rejim pangan yang pertama ditandai dengan sentralisme hegemoni Inggris sebagai negara

kolonial yang dominan , yang sekiranya terjadi di antara tahun 1870 hingga 1914 , dengan kekuatannya

sebagai negara kolonial yang mampu memusatkan impor serta mensirkulasikan (secara terkonsentrasi)

atas produk pangan (terutama komoditi gandum) dengan dukungan atas pembukaan sentra produksi di

negara ”settler state”-nya (Argentina , Amerika , Australia , dan Senandia baru) , yang spesialisasi

(dalam kooptatif kolonial) pembagian kerja Internasional atas jaringan produksi dan komsumsinya

berangkat atas pra-kondisi (yg mendukungnya) , sebagai berikut :

1) Pertama , kondisi iklim serta ketersediaan lahan yang lebih fleksible (luas dan tidak bermukim)

untuk dipergunakan sebagai sentra produksi komoditi pangan (gandum dan perternakan) di

negara-negara jajahan .

2) Kedua , terjadinya krisis ruang hidup (agraria) yang berangkat dari penurunan produktivitas

kualitas tanah serta ketersediaannya di eropa (+ pertumbuhan industri) , dibarengi oleh

masuknya komoditi gandum yang lebih kompetitif (murah) dari Amerika (settler state) sebagai

konsukuensi lanjutan dari persaingan pasar komoditi dan skema produksi antar kawasan yang

terspesialisasi (ex : daya topang ketersediaan alam/lahan produksi dan ketersediaan tenaga

kerja di negara-negara jajahannya)

Serta perkembangan atas integrasi dari produksi ke komsumsi dalam konstalasi pembagian kerja

Internasional juga tidak dapat dilepaskan oleh perkembangan dari gerak finansial yang dibangun oleh

hegemoni Inggris sebagai negara kolonial dalam men-standarisasi emas untuk dijadikan fondasi dan

penentu media pertukaran (penstabil nilai atas komoditi , mediator pertukaran dan sumber kredit

keuangan untuk berinvestasi) yang di-monopoli oleh Inggris atas negara-negara jajahannya .

Page 2: 3 P RIO P RTAMA R JIM PANGAN · (sebagai contoh : meningkatnya pemakaian bahan kimia dan mekanisme produksi dalam skema ... dengan cenderung mengabsensikan atas analisa formasi sosial

Dan pada rejim pangan periode pertama juga telah melahirkan 3 relasi yang dikombinasikan

antara sektor pertanian dan industri dengan di-mediasi oleh kekuatan finansial dan relasi antar negara

kolonial dan yang terkolonial , adalah :

1) Pertama , terbangunnya konstalasi dalam membentuk pasar komoditi yang kompetitif , yang

membentuk komplementari (saling mengisi dan melengkapi atas komoditi pangan di pasaran)

yang berangkat dari pantikularitas ruang maupun organisasi sosial yang memproduksi komoditi

secara terspesialisasi dari antar wilayah/kawasan .

2) Kedua , adanya jaringan pasar (Market links) ke industri , yang secara tegas telah (tidak

sepenuhnya) menjadikan pertanian sebagai dari bagian dari sektor ekonomi kapitalisme

(sebagai contoh : meningkatnya pemakaian bahan kimia dan mekanisme produksi dalam skema

produksi pertanian , serta pembangunan infrastruktur yang menjadi penopang untuk

mempercepat sirkulasi kapital) dalam mencapai tahapan produksi yang efesien (pemangkasan

ruang dan waktu) , atau dengan kata lain pertanian merupakan kooptasi dari bagian ekonomi

kapitalisme internasional dan sebagai pra-kondisi untuk mendukung pengembangan industri

serta kelengkapannya (pertanian sbg produsen bahan mentah industri maupun menjadi fondasi

industralisasi dalam menyediakan ketersediaan pangan di pasar)

3) Dan dari proses saling melengkapi (sektor pertanian maupun industri) , yang berangkat dari

perdagangan internasional dan masih terikat dalam relasi dependen (analisa komparatif) adalah

paradox yang terinternalisasi dalam bentuk ekonomi nasional yang terorganisir (oleh pasar

transnasional) atau diadopsi oleh negara jajahan sebagai model tunggal pembangunan .

Meskipun sering-kali analisa akan rejim pangan pada periode pertama telah teredusir hanya

dengan analisa ”negara” yang bersifat kapital sentris (yang disandingkan dalam wacana kapital ,

perdagangan dan kapitalisme industri ) dengan cenderung mengabsensikan atas analisa formasi sosial

yang mendukung cara kerja basisnya , dan tidak dilupakan juga bahwa penguatan yang menjadi

rasionalisasi dari rejim pangan untuk melakukan ekspansi atas pembagian kerja Internasional juga di-

dorong oleh penguatan wacana akan pasar bebas . Serta hasil atau manifestasi yang dihasilkan dari

periode rejim pangan dunia pertama adalah :

1) Terbentuk kelas sosial petani yang bergantung pada pasar (valuasi harga) maupun orientasi

ekspor untuk negara kolonial .

2) Terjadinya perpindahan penduduk dari negara kolonial ke negara yang dikolonial (ex : penduduk

Inggris ke Amerika untuk membuka sentra produksi pertanian) .

3) Terjadinya transformasi pertanian kultural menjadi pertanian surplus , yang dibangun juga oleh

kekuatan politik kolonial (berserta perspektif-nya ) sebagai penopang untuk memusatkan

pertukaran pasar / sirkuit kapital .

4) Dan terjadinya kompetisi antar komoditi yang diproduksi dari masing-masing ruang atas

keunggulan kompetitif (ruang hidup dalam konteks iklim yang mendetederminasi produksi serta

ketersediaan pekerja/budak dalam memproduksi komoditi agar lebih murah)

Page 3: 3 P RIO P RTAMA R JIM PANGAN · (sebagai contoh : meningkatnya pemakaian bahan kimia dan mekanisme produksi dalam skema ... dengan cenderung mengabsensikan atas analisa formasi sosial

Dan adapun tabel kesimpulan yang akan menjelaskan konstalasi dari periode pertama rejim

pangan :

Kasus dari tabel ; (Gandum murah Amerika yang menguasai pasar di Eropa) Yang dalam tabel tersebut terdeskripsikan bahwa Amerika bukan-lah produsen gandum yang

dominan (secara kuantatif) , namun merupakan salah satu wilayah yang dapat memenuhi kebutuhan

gandum dalam harga yang lebih murah untuk kebutuhan pasar di Eropa (Inggris dan sekitar) , karena

berangkat dari adanya pengembangan sentra produksi pangan yang dilakukan oleh para imigran dari

Eropa dengan proses pengerjaan yang dilakukan oleh para budak (cost effectivenes) dalam ruang

produksi yang lebih fleksibel dalam arti (ketersediaan ruang/padang rumput yang luas) , dengan skema

produksi yang dilakukan model ”family farming” , yang secara spesifik ada dua indikasi yang kuat ,

adalah :

a) Pertama di Amerika sendiri masih banyak ketersediaan tenaga-tenaga budak / “unpaid labour of

men” (ketersediaan tenaga kerja lepas) , yang jika di Inggris/Negara eropa telah

mengimplementasikan sistem kerja berbayar (buruh tani) , dengan cost produksi gandum

Amerika yang lebih murah dapat mengkondisikan penguasaan pasar komoditi gandum Eropa

dalam skema penurunan harga komoditi .

b) Kedua , di Amerika produksi pangan yang dilakukan dalam bentuk ”self exploitation” dengan

model produksi ”family farming” dapat mengkondisikan produktivitas dalam effesiensi yang

Page 4: 3 P RIO P RTAMA R JIM PANGAN · (sebagai contoh : meningkatnya pemakaian bahan kimia dan mekanisme produksi dalam skema ... dengan cenderung mengabsensikan atas analisa formasi sosial

lebih kompetitif , jika dibandingkan dengan pertanian skala besar / capitalist large scale farming.

(masih diperdebatkan kebenaran effesiensinya) .

Page 5: 3 P RIO P RTAMA R JIM PANGAN · (sebagai contoh : meningkatnya pemakaian bahan kimia dan mekanisme produksi dalam skema ... dengan cenderung mengabsensikan atas analisa formasi sosial

Periode kedua Pada periode kedua tepatnya yang terjadi pada tahun 1945 hingga 1973 , dengan dimulai dari

adanya kebangkitan Negara-negara di Eropa maupun Asia yang mulai melawan/melepaskan kontrol

hegemoni dari Negara kolonialnya (sebagai ekspresi popular kebangkitan negara bangsa paska PDII) ,

seiring dengan berkembangnya hegemoni kapitalisme Amerika dalam perekonomian dunia , yang

terekspresikan dalam bentuk penyediaan modal (cenderung politis) dengan mata uang dollar yang

berperan dalam menggantikan emas sebagai medium pertukaran Internasional - (Brettonwoods – 1944).

Dan juga di beberapa negara dunia pertama telah juga mengalami beberapa transformasi model

pertanian , yang salah satunya berangkat dari regulasi yang ditetapkan oleh Amerika dengan kebijakan

pertaniannya dalam kaitannya atas isu ”overproduksi” (gandum dan jagung) yang disandingkan dengan

isu harga pasaran dalam rangka untuk membentuk stabilitas harga komoditi di pasar , dalam regulasi

yang ditujukan untuk mempertahankan harga (price support) atas komoditi pertanian , meskipun

dengan berjalannya waktu gejala overproduksi atas komoditi tetap terjadi . Dan kebijakan untuk

menstabilkan harga komoditi di pasar juga telah terimplementasikan dalam kebijakan luar negerinya ,

dalam bentuk food aid / bantuan pangan yang di satu sisi dijadikan agenda untuk memfasilitasi politik

luar negerinya dalam rangka untuk membangun negara-negara eropa (yang terkena dampak perang)

dengan Marshall Plan Aid serta negara dunia ketiga melalui kebijakan (public law 480) yang ditetapkan

di tahun 1953 .

Yang kedua adanya pengembangan yang dilakukan dalam skope transnasional (tembus-

batas/lintas negara) dibawah stimulus korporasi pangan global dalam peran mereka untuk membentuk

dinamika yang kompleks atas industri pangan , dalam arti mulai terbangunnya spesialisasi produksi dan

mediasi oleh kapital dalam masing-masing tahapan produksi , dari hilir sampai hulu

(produksi>komsumsi) , termaksuk pembacaan peta pasar yang lebih spesifik .. dan hal tersebut

termanifestasi dalam bentuk :

1) Mulai terjadinya peningkatan akumulasi yang masif atas produksi dan komsumsi pangan , serta

pengembangan intensifisikasi produksi dari kompleksitas atas masing-masing komoditi pangan ,

sebagai contoh adanya implementasi metode ”intensive meat complex”

2) Adanya (perpanjangan) tempo kadarluarsa atas produk-produk olahan industri .

3) Ketiga dilakukannya subsitusi dari gula tropikal dan minyak sayur dengan ekstrak dari gandum

dan minyak nabati .

4) Adanya model produksi yang seragam atas komoditi pangan

5) Adanya peningkatan daya topang komsumsi pasar di negara dunia pertama (1950-1960)

6) Adanya gerak ”re-nasionalisasi” atas pertanian domestik (dalam negeri) hingga mengkondisikan

surplus pada hasil produksi komoditi pertanian (gandum) .

Dan untuk konteks negara dunia ketiga , komoditi pangan (gandum dan minyak sayur) yang

diekspor dari Amerika dan di-subsidi melalui aturan PL480 nyatanya justru diterima bahkan disambut

dengan baik oleh para pemangku kebijakan , karena kesepakatan ekspor dapat menyediakan komoditi

yang kompetitif (murah) yang harganya disamakan dengan harga domestik . Dan kelanjutan atas

subsitusi ekspor bahan pangan ke negara dunia ketiga kembali diarahkan untuk mengkonsentrasikan

Page 6: 3 P RIO P RTAMA R JIM PANGAN · (sebagai contoh : meningkatnya pemakaian bahan kimia dan mekanisme produksi dalam skema ... dengan cenderung mengabsensikan atas analisa formasi sosial

pertumbuhan industri (beserta proletariatisasinya/involusi pekerja) , yang akhirnya menjadi cikal bakal

dari Negara dunia ketiga untuk bergantung pada impor komoditi pangan , disamping juga mulai

bertumbuhnya korporasi besar agribisnis (non-state actor) yang berkonstribusi dalam mengembangkan

model industrialisasi pertanian (seragam) , disamping juga mengenalkan tata-cara produksi pertanian

yang mereka promosikan (produksi yang terintensifikasi) atau diadopsi oleh Negara dunia ketiga sebagai

titik kunci untuk mengenal periode kedua rejim pangan .

Kelanjutan dari rejim pangan kedua disebut juga sebagai ”surplus regime” (1947-72) yang

dibangun dalam kombinasi politik negara (the mercantile-industrial food regime) dengan pasar (non-

state actor/korporasi) sebagai titik kecenderungan atas gambaran rejim pangan periode kedua , yang

pada saat itu masih didominasi oleh Amerika sebagai penguasa pasar global . Dan kiranya ada beberapa

determinasi yang dijadikan titik kunci dari pada periode rejim pangan kedua adalah :

1) Adanya lobby politik dalam bentuk kebijakan yang dikeluarkan oleh Amerika dalam konteks

persaingan bipolar (perang dingin; amerika vs soviet) , dalam rangka membangun aliansi

kekuatan politik dengan Eropa (sbg atlatic pivot) , dengan berekspansinya korporasi besar

agro-food dalam skope transnasional yang terpusat di kekuatan ekonomi atlatik (Eropa dan

Amerika) , sebagai ekspresi pembangunan aliansi ekonomi , yang indikatornya adalah :

- Sentralisme dukungan harga melalui kebijakan ekspor pangan Amerika ke Eropa ,

termaksuk subsidi ekspor .... kelanjutannya dengan adanya pembembentukan skema

dumping (penurunan harga) secara kompetitif hingga berdampak pada perang dagang

(trade wars) .... yang artinya ekspor pangan dari Amerika ke Eropa bukan hanya

dijadikan skema pembangunan relasi secara politik , namun juga termanifesasi dalam

membentuk skema persaingan dagang yang lebih ketat dan kompetitif di antara kedua

blok politik yang sedang bersaing (soviet dan amerika) > (negara sebagai instrumen

politik dan korporasi besar sebagai pelaku produksi) .

2) Mulai berkembangnya skema produksi industrial atas pangan , yang bertujuan untuk

membentuk skema (transformasi model produksi) dan pembukaan lapangan pekerjaan di

negara-negara Amerika dan Eropa Utara , dan hal tersebut dilakukan dengan mulai adanya

mekanisasi dan kemikalisasi untuk mengintensifikasi produksi komoditi dengan dasar

tuntuntan penurunan harga pasar (penguasaan pasar) .

3) Yang ketiga dari dampak ekspor pangan (gandum) ke negara-negara selatan akhirnya

membuat negara-negara tersebut terjebak dalam skema dependency (relasi

ketergantungan) , hingga di awal tahun 1970 telah mengkooptatif negara-negara selatan ,

disamping juga telah terjadinya penurunan pemasukan (income) atas komoditi yang

diproduksi oleh pertanian di negara-negara selatan (berupa komoditi pertanian

tradisionalnya) sebagai dampak dari ekonomi-politik yang struktural antara utara dan

selatan , yang artinya skema produksi pangan bukan lagi terbangun dalam konteks ruang

secara ekologis dan kultural , namun telah berubah menjadi orientasi dagang/komersial

yang termediasi oleh mata uang dollar sebagai mediator .

Page 7: 3 P RIO P RTAMA R JIM PANGAN · (sebagai contoh : meningkatnya pemakaian bahan kimia dan mekanisme produksi dalam skema ... dengan cenderung mengabsensikan atas analisa formasi sosial

Dan dampak yang ditimbulkan oleh sentralisme politik pangan pada periode kedua adalah ,

adanya replikasi dan integrasi :

a) Replikasi industri : Timbulnya replikasi akan model produksi yang diadopsi dari industrialisasi

pangan , yang juga akhirnya mengkondisikan surplus komoditi , disamping juga terjadi sebuah

fenomena berupa penurunan nilai mata tukar uang dollar yang mengkondisikan persaingan

dagang (trade wars) dan dumping untuk politik penguasaan pasar di era perang dingin terjadi .

b) Adanya gangguan integrasi yang pada periode kedua cenderung dimainkan dalam skema

ekonomi-politik negara , yang dilampaui oleh kekuatan agro-industri ... yang kemudian

berdampak pada gerak asimetris dari politik pangan yang ditetapkan oleh negara secara

merkantilis melalui price support , dengan bangkitnya kekuatan industri yang mendambakan

hilangnya rerstriksi dan hambatan-hambatan struktural berupa regulasi (kebangkitan

postfordisme) .

Dan cikal bakal dalam menutup periode ke-dua rejim pangan adalah :

1) Pertama , adanya kerja sama antara Amerika dengan Soviet di tahun 1972-1973 dalam

perdagangan gandum skala besar , yang mengurangi ketersediaan-komoditi pangan

(gandum) secara tiba-tiba , sehingga penaikan harga gandum menjadi tidak terhindarkan ,

disamping adanya kegagalan spekulasi akan produksi dari yang ditargetkan , atau

terjadinya perjanjian dagang dalam kuantitas besar yang dibarengi oleh peningkatan hutang

pelaku usaha pertanian (farm debt) dan negara yang berangkat dari subsidi (state debt)

dalam periode liberalisasi yang kompetitif dan terbuka hingga mengkondisikan produksi

menurun (krisis) .

2) Kedua , dengan meningkatnya hutang para petani hingga 3 kali lipat (di Amerika yang terjadi

tahun 1970an , yang dikendarai atas kondisi harga komoditi yang tinggi (krn menurunnya

produktivitas pertanian) dengan dibarengi oleh spekulasi akut akan pertanian yang terjadi

secara besar-besaran , telah menjadi cikal bakal (cara pandang) atas Indusri agro yang mulai

menggantikan peran produksi maupun model produksinya dengan tujuan mengembalikan

harga seperti semula

3) Ketiga , adanya penumpukan hutang oleh negara-negara selatan (dan eropa timur) , yang

berangkat dari peningkatan harga minyak (1970) , hingga mendorong negara-negara selatan

untuk mengadopsi dan memodernisasi model produksi untuk orientasi ekspor sebagai

bagian dari penyesuaian struktural yang ditekankan oleh kreditur Dengan indikator yang

paling kuat adalah bangkitnya kekuatan-kekuatan baru di-luar Amerika beserta komoditinya

dengan membentuk skema dagang yang lebih kompetitif sebagai tempo pengakhiran

periode rejim pangan kedua .

Page 8: 3 P RIO P RTAMA R JIM PANGAN · (sebagai contoh : meningkatnya pemakaian bahan kimia dan mekanisme produksi dalam skema ... dengan cenderung mengabsensikan atas analisa formasi sosial

Dan adapun tabel atas rejim pangan periode kedua :

Dengan kunci sebagai berikut :

1) Pertama , pada periode rejim pangan kedua tetap terbangun dalam relasi yang struktural

(dependen) dan kapital sentris , dalam tataran regulasi maupun orientasi produksinya

2) Kedua , rejim pangan periode kedua terbangun dalam 2 dimensi yang dominan , antara

dimensi regulasi merkantilis yang diperankan oleh negara melalui subsidi dengan juga adanya

kebangkitan oleh politik korporasi dengan gerakan politik (yg khasnya) berupa anti restriksi

,... serta mulai tergantikannya peran dan model pertanian kultural oleh peran dan model

produksi korporasi pangan , sebagai salah satu ”harapan”/ dijadikan jawaban untuk

menopang krisis akan ketersediaan komoditi pangan serta dengan tujuan kembali

menstabilkan harga di-pasaran .

3) Ketiga , di Amerika sendiri mulai terjadinya diferensiasi para petani dalam skala produksi

maupun spesifikasi komoditi , disamping kembali ditekankan mulai berkurangnya para

petani karena perannya yang mulai digantikan oleh agro industri (karena kalah persaingan

dalam penguasaan pasar) .

Page 9: 3 P RIO P RTAMA R JIM PANGAN · (sebagai contoh : meningkatnya pemakaian bahan kimia dan mekanisme produksi dalam skema ... dengan cenderung mengabsensikan atas analisa formasi sosial

4) Keempat , adanya orientasi politik pangan yang dibangun bukan dalam tata cara elektoral

namun lobby politik yang langsung dapat mengakses kekuasaan negara , yang cenderung

dimainkan oleh korporasi besar agro untuk memfasilitasi operasi akumulasi kapitalnya .

Periode ketiga : Rejim pangan periode ke-3 dimulai dengan titik dimana integrasi dalam intensifikasi (produksi-

sirkulasi-komsumsi) atas komoditi pangan dilakukan oleh korporasi dalam kondisi yang disandingkan

dengan istilah globalisasi secara geo-ekonomi-nya , ada-pun poin-poinya :

1) Pertama secara inheren adanya logika produksi atas pangan yang disandingkan pada

orientasi atas akumulasi kapital , dengan model sirkulasi yang ter-finansialisasi dalam sirkuit

kapital .

2) Kedua , mulai berkembangnya teknologi dan mekanisme produksi pangan yang terbarukan ,

untuk mendukung pengembangan skala besaran produksi dalam model produksi komoditi

yang seragam .

3) Ketiga , adanya orientasi pasar kosmopolit (tembus-batas negara/transnasional) untuk

mengsirkulasi kapital dalam mencari ruang-ruang baru akumulasi dan produksi .

4) Keempat , adanya cara pandang yang terbarukan dalam melihat ruang hidup (ekologis) /

rekonstruksi paradigma ekologis , atau mulai terjadinya komodifikasi akan ruang secara

akutc.

5) Kelima , mulai timbulnya reproduksi kelas pekerja pertanian dalam transisi krisisnya , dalam

model produksi yang seragam dan industrial (kelas buruh tani dalam involusi tenaga kerja

yang kehilangan lahan produksinya).

6) Keenam , secara institusional-pun mulai munculnya institusi yang meregulasi akumulasi

kapital , sebagai contoh adanya bank dunia atas kontrol-nya yang dominan dalam mengatur

nilai mata uang sebagai media pertukaran/penentu harga komoditi .

7) Ketujuh , mulai muncul gerakan administrasi secara regional dan lokal dalam mengatur

koordinasi kekuasaan yang termanifestasi dalam lingkup ekonomi politik yang ter-

desentralisasi (otonomi daerah sbg sample) , dengan cara kembali merekoneksi ulang

gerakan produksi dalam skope lokal untuk diarahkan langsung ke sirkulasi komoditi secara

global , atau terjadinya rekonstruksi peta produksi-komsumsi dalam model ekonomi-politik

ruang yang terbarukan .

Dan penekanan kunci atas rejim pangan ketiga adalah adanya dominasi dari korporasi agro yang

mampu menginterfensi atau mengorganisir kondisi yang lebih stabil dari perspektif pasar atas gerak

produksi-komsumsi , sebagai prasyarat (rasionalisasi) atas kondisi untuk perencanaan investasi-nya ,

yang berangkat dalam analisa atas ketersediaan bahan baku (Raw material) untuk memproduksi dalam

rangka mengejar peta-peta pasar yang terbarukan , yang juga perlu ditekankan adalah akan keunggulan

korporasi pada penguasaan jarak tempuh (produksi-komsumsi) dalam subordinasi pemotongan ruang

dan waktu untuk mengakses pasar sebagai bagian dari percepatan akumulasi , dan hal tersebut

Page 10: 3 P RIO P RTAMA R JIM PANGAN · (sebagai contoh : meningkatnya pemakaian bahan kimia dan mekanisme produksi dalam skema ... dengan cenderung mengabsensikan atas analisa formasi sosial

dilakukan sebagai ekspresi ekonomi politik industri agro untuk dapat mempertahankan diri (survilalitas)

/ daya tahan di-konstalasi ruang persaingan , yang kemudian dilanjutkan secara lebih detail adalah :

1) Pertama , adanya peran yang semakin di-dominasi maupun ter-konsentrasi dari peran produksi

dalam skala akumulasi yang semakin meningkat oleh korporasi , dengan manifestasi berupa

lahirnya aktor-aktor sosial baru dalam merespon kontradiksi yang terbarukannya.

2) Kedua , adanya kepentingan yang beragam dari korporasi , dengan mengkondisikan perubahaan

radikal atas struktur (maupun pola) produksi kelas produsen (pertani>korporasi) dan

differensiasi konsumen .

3) Ketiga , korporasi yang mulai berubah orientasi/fokus untuk memproduksi komoditi dalam

bentuk barang jadi , jika dibandingkan pada memproduksi bahan mentahnya .

4) Korporasi yang mampu menggantikan peran dan formasi sosial akan produksi (terkonsentrasi)

akhirnya mampu mengurangi angka (dalam skala kuantitas) petani secara signifikan serta

melemahkan posisi dan bargaining politik petani dalam konstalasi politik pangan , sehingga

politik pangan bukan lagi isu rural (pedesaan) namun berubah menjadi isu urban (re-orientasi

isu atas keterkaitan ekologis > harmonisasi/stardarisasi akses konsumen akan komoditi) .

Dan kiranya ada 2 peristilahan dalam konsep journal untuk menggambarkan rejim pangan

periode ke 3 , adalah :

1) Sebagai A corporate-environmental food regime , yang dibentuk dengan substansi

dari krisis ekologis yang disandingkan dari transformasi model produksi yang

diadopsi oleh industri .

2) Sebagai Corporate food regime , sebagai sebuah ekspresi dari transformasi historis

berupa neoliberalisasi (secara ekonomi politik) sebagai kelanjutan dari kapitalisme ,

yang mempengaruhi politik pangan dunia (secara global)

a) A corporate-environmental food regime

“A corporate-environmental food regime” merupakan sebuah istilah yang terbangun dari

dialektika antara produksi yang dilakukan oleh industri agro dengan kombinasi politik yang dimainkan

oleh gerakan lingkungan , yang menyertaan isu yang berupa ”fair trade” , kesehatan konsumen

(standarisasi/harmonisasi produk) dan kebelanjutan hidup biota hewan (animal welfare) . Dan secara

spesifiknya jika diberangkatkan dari rentetan kebangkitan atas rejim pangan periode ke tiga dengan

model produksi seragam yang teradopsi oleh corak produksi industri agro sebagai indikator kuatnya ,

juga melahirkan dampak keberlanjutan konstalasi yang dibentuk oleh keberadaan korporasinya yang

pada akhirnya mereposisi gerak produksi dan komsumsi , terutama melalui reorganisasi atas ”food

supply chain” yang secara spesifiknya dilakukan melalui transformasi dalam konsep ”supermarket

revolution” , yang akhirnya mengkondisikan differensiasi identitas konsumen melalui indikator atas

kekuatan daya beli konsumen (rich and poor consumers) , hingga pasar tidak lagi terkonsentrasi di

Negara-negara utara , namun terekspansi dalam ruang-ruang baru pasar , yang secara spesifiknya

ditandai oleh bangkitnya pasar di-negara Tiongkok serta Negara-negara selatan sebagai titik kunci

manifestasi kelanjutan geo-ekonomi yang dibangun dalam konstalasi integrasi ekonomi serta

penyeragaman model dan alur produksi-komsumsi , selain keberangkatan melalui analisa geo-ekonomi

Page 11: 3 P RIO P RTAMA R JIM PANGAN · (sebagai contoh : meningkatnya pemakaian bahan kimia dan mekanisme produksi dalam skema ... dengan cenderung mengabsensikan atas analisa formasi sosial

atas tergerusnya hegemoni Amerika sebagai awal transformasi dari rejim pangan periode ke dua menuju

ke tiga . Serta di-waktu yang sama-pun juga mulai termanifestasinya regulasi Internasional (yang kian

diadopsi secara nasional) untuk meredusir krisis-krisis dari model produksi yang diadopsinya dalam

ruang yang juga dibangun melalui tekanan dari aktivis lingkungan , yang hampir membangun isu-nya

secara seragam . Dan dalam konteks peran negara-pun , mereka masih mengadopsi peran yang cukup

krusial dalam menopang dan memfasilitasi produksi dan komsumsi yang tidak bisa dilakukan sendiri

oleh industri agro , dalam arti bagaimana regulasi atas model yang diadopsi oleh pelaku usaha

(pertanian dan industri) pangan dikondisikan pada model produksi yang harmonis (dipengaruhi oleh

tekanan aktivis lingkungan) , melalui regulasi untuk memproduktifkan lahan , regulasi atas pasar tenaga

kerja serta regulasi yang mengatur standarisasi tata cara produksi maupun komsumsi (harmonisasi

komoditi/ standarisasi produk dalam lingkup ramah lingkungan) , disamping krisis akan terdisposesinya

petani masih tetap terlanjutkan dalam konstalasi ekonomi-politik pangan yang terjadi dari periode rejim

pangan ke III .

B. A corporate food regime

A corporate food regime tidak lain merupakan kunci penting dari pembangunan global , dengan

poin-poin-nya sebagai berikut :

1) Pertama , sebagai sebuah titik dari transformasi historis atas skema kapitalisme dunia yang

dikendarai oleh gerak politik neo-liberalisme , yang juga merupakan wujud dari kapitalisme

pangan dengan kembali disandingkan sebagai konsep dari pembangunan , yang terbangun

melalui karakterisasinya atas fenomena (politik) berupa deregulasi dari relasi finansial ,

peningkatan nilai moneter dengan relasi kredit (piutang) ,

2) Kedua , Dilahirkan melalui gerak privatisasi yang diadopsi oleh negara penghutang dari negara

piutang dalam model penyeragaman produksi (dengan restrukturasi formasi sosial) melalui

investasi korporasi atas pertanian yang berorientasi pada akumulasi kapital dan pasar ekspor .

3) Beserta bukan hanya privatisati , namun juga oleh gerakan keterbukaan pasar dalam model

liberalisasi yang terekspresikan melalui devaluasi nilai mata uang , pengurangan subsidi

pertanian dan korporatisasi akan pasar ... hingga akhirnya harga komoditi dapat berdiri dalam

harga yang seragam dan kompetitif

Sehingga menjadikan (ruang hidup) untuk para petani sangat rentan terdisposesi dalam lingkup

persaingan maupun penguasaan ruang produksi dan pasar , yang proses disposessi merupakan

kontradiksi yang lahir dilalui sebagai pra-kondisi untuk membangun konsep pangan dunia (world

agriculture) . Dan dari dinamika yang ditimbulkan oleh rejim pangan korporasi kiranya mengandung 4

kunci utama untuk melihat karakteristik rentetan cara kerjanya :

1) Pertama , adanya liberalisasi (pasar) dan privatisasi (institusi publik) sebagai titik krusial

globalisasi neo-liberal , sehingga kedaulatan negara tersubordinasi oleh cara kerja sistem

kapital global , dengan rasionalisasi-nya (ideologi pasar) yang diadopsi dalam bentuk regulasi

atas cara kerja secara fundamental (arus produksi-sirkulasi-komsumsi maupun formal) ,

Page 12: 3 P RIO P RTAMA R JIM PANGAN · (sebagai contoh : meningkatnya pemakaian bahan kimia dan mekanisme produksi dalam skema ... dengan cenderung mengabsensikan atas analisa formasi sosial

yang memberikan penguatan atas keberadaan korporasi dalam menopang ketersediaan

komoditi pangan .

2) Kedua , globalisasi korporasi yang bekerja dalam mekanisme akumulasi kapital dengan

men-disposessi (merampas) apapun yang tidak relevan dan tidak produktif bagi cara kerja

sistemnya , seperti genosida global (global displacement) atas kultur pertanian yang

dikendarai oleh tindakan diskriminasi harga/melalui skema penurunan harga , revolusi

tempat perbelanjaan (supermarket revolution) sebagai konsentrasi atas penyediaan

komoditi pangan , dan pembukaan lahan produksi untuk kebutuhan agro-export ... yang

dilakukan dengan skema pendanaan (yang bukan hanya diperankan oleh swasta , namun

juga oleh di-dukung oleh kapital yang disediakan negara untuk mengoptimalisasi investasi

swasta , adalah berupa regulasi , penyediaan dana yang dilakukan oleh pemerintah terhadap

swasta serta ketersediaan pasukan keamanan) .

3) Ketiga , dalam dunia pertanian (dari skema kerja yang dilakukan dengan cara disposesi

untuk akumulasi) yang dilakukan oleh korporasi-korporasi yang mendominasi , secara

inheren merupakan wujud dari ekspresi rejim pangan dunia ke 3 , dengan rentetan sebagai

berikut :

1) adanya ekstensifikasi ruang secara besar-besar yang dilakukan oleh korporasi untuk

syarat produksi serta untuk menopang rekonstruksi atas relasi komoditi dalam

perputaran kapital (commodity circuits) , yang dilakukan dalam bangunan integratif

atas relasi pangan yang terbarukan (komodifikasi akut) ,

2) Dan dalam konteks pembagian kerja Internasional dan pasar tetaplah masih

bertumpu pada pola struktural yang diadopsi oleh rejim pangan sebelumnya ,

sebagai contoh komoditi gandum yang ditukar dengan komoditi yang lebih mahal

(high-value product) dari negara-negara selatan , seperti daging , buah-buahan dan

sayuran… yang sekarang yang terwujud dalam pola yang sama strukturalnya namun

dengan cara yang berbeda , dengan 2 sample sebagaiberikut :

o Lahan : dilakukannya perampasan lahan dalam skala besar di Negara-negara

selatan yang digunakan bukan untuk kebutuhan komsumsi secara langsung ,

namun untuk bahan baku industri agro dan energi terbarukan .. (ex : pakan

ternak dan biofuel) ...

o Komoditi : terjadinya pertukaran produk tradisional (traditional export : kopi ,

kakao dan teh) hingga ke non-tradisional (fresh fruit vegetables) , dengan

perputaran komoditinya yang diperankan oleh dominasi korporasi global dari

hilir maupun hulu , serta secara langsung maupun tidak langsung (ex: contract

farming) ... yang skema-nya bukan hanya dilakukan oleh korporasi , namun oleh

negara (foreign states) dalam konsep ”agro-industry merkantilism” yang caranya

dilakukan melalui pendanaan dan hubungan politik , untuk memproduksi

pangan dalam pertanian skala besar , yang kembali hasil produksi pertaniannya

akan diekspor ke negara tujuan (foreign states) dalam rangka mengejar

kebutuhan nasionalnya (national needs) .

Page 13: 3 P RIO P RTAMA R JIM PANGAN · (sebagai contoh : meningkatnya pemakaian bahan kimia dan mekanisme produksi dalam skema ... dengan cenderung mengabsensikan atas analisa formasi sosial

4) Keempat , korporasi dari rejim pangan bangkit dalam skala yang besar , dengan melakukan

kerusakan ekologis yang cukup parah dalam skema produksi atas industrialisasi-nya , tanpa

lagi memikirkan keberlanjutan hidup manusia (secara ekologis dan sosial) , dengan cara ;

o Mengintensifikasi pemakaian minyak bumi (fossil fuel) sebagai bahan baku produksi

oleh industri .

o Terbuktinya Industri pangan yang telah berkontribusi menjadi penyumbang terbesar

ketiga atas kadar emisi (GHG) green house emission .

o Skema produksi yang dilakukan melahirkan degradasi akan kesuburan tanah (dengan

cara menggintensifikasi penggunaan akan petro-fertiliser) .

o Adanya kerusakan biodiversitas yang disebabkan oleh skema produksi industri pangan.

o Adanya gerak dari genosida pengetahuan , kultural dan (keretakan ekologis) antara

relasi manusia dengan ruang hidupnya , dengan cara mematikan pertanian-pertanian

kultural (skala kecil) yang sebenarnya jauh lebih produktif dan ramah lingkungan

dibandingkan dengan model produksi yang terspesialisasi dan seragam .

Dan bagan yang kemudian akan menyimpulkan rejim pangan periode ketiga adalah :

Page 14: 3 P RIO P RTAMA R JIM PANGAN · (sebagai contoh : meningkatnya pemakaian bahan kimia dan mekanisme produksi dalam skema ... dengan cenderung mengabsensikan atas analisa formasi sosial

KESIMPULAN

Kesimpulan atas rejim pangan dari 3 periode yang dijelaskan di journal tidaklah menjadikan

pangan dalam satu titik dimana komsumsi atas pangan disandingkan sebagai syarat hidup dari pada

manusia yang menghuni muka bumi atau dibangun dalam istilah yang paling moralis , namun

merupakan sebuah eksplanatoris dari pada gerak ekonomi politik yang historis dalam melihat pangan

sebagai titik krusial atas pasar (melalui angka komsumsi) untuk dikuasai , atau pangan sebagai instrumen

kunci akumulasi atas bangunan ekonomi maupun politik . Dan kiranya kesimpulan-kesimpulan dari

setiap periode adalah :

Periode pertama : (1870 hingga 1914)

- Pertama , rejim pangan periode pertama telah menjadikan pangan sebagai fondasi /

bangunan maupun ekspresi ekonomi-politik dari pada negara kolonial ke Negara-negara

jajahannya dalam skema produksi yang terspesialisasi dari setiap kawasan , dalam arti

dimana negara kolonial menjadikan negara jajahan-nya sebagai kawasan sentra

produksi pangan , yang berangkat karena secara inheren negara yg kolonial memiliki

keunggulan komparatif berupa ketersediaan akan alam dan manusia , maupun

ketersediaan tenaga kerja sebagai titik kunci cara kerja rejim pangan periode pertama .

- Yang kedua , timbulnya dampak pada kondisi lanjutan berupa lahirnya pertanian surplus

yang bergantung pada orientasi pasar ekspor dalam kungkungan ekonomi-politik

kolonial , perpindahan penduduk transnasional , pemusatan pasar komoditi serta

konsentrasi kapital , dan spesialisasi ekonomi antar kawasan yang terinstruksi secara

natural (karena terdegradasinya ruang agraria di kawasan eropa yang sedang melakukan

industrialisasi dan pengkaplingan) maupun terinstruksi ekonomi secara finansial

(pemusatan bank sentral di Inggris) dalam instumen maupun perspektif politik kolonial

yang diadopsi oleh negara-negara jajahan .

- Telah adanya persaingan pasar komoditi (gandum) antar kawasan hingga adopsi akan

skema produksi dalam logika intensifikasi (mekanisasi dan kemikalisasi) menjadi hal

yang harus dilakukan untuk penguasaan pasar komoditi dalam menunjangan

ketersediaan maupun penurunan harga pasar .

Periode kedua : (1945 hingga 1973)

- Rejim pangan kedua terjadi di era kebangkitan Negara Bangsa paska perang dunia ke II

(era bipolar perang dingin ; Amerika vs Soviet) serta adanya transformasi dollar untuk

menggantikan emas sebagai mediator pertukaran .

- Rejim pangan peiode ke dua juga secara faktual menjadikan pangan sebagai instrumen

politik antar blok yang sedang bersaing , sebagai contoh Amerika yang mengeluarkan

regulasi berupa subsidi impor dalam bentuk price support akan komoditi ekspor pangan

ke kawasan eropa (Marshall plan) dan PL 380 untuk kawasan Asia Tenggara , untuk

kelanjutnya konsentrasi ekonomi atas kawasan yang di-didukung-nya dapat

dikosentrasikan dalam bentuk yang lain (industri), atau pangan menjadi fondasi awal

Page 15: 3 P RIO P RTAMA R JIM PANGAN · (sebagai contoh : meningkatnya pemakaian bahan kimia dan mekanisme produksi dalam skema ... dengan cenderung mengabsensikan atas analisa formasi sosial

yang harus dipenuhi untuk dapat kawasan yang didukungnya membangun industrialisasi

kawasan , hingga membentuk skema dependendy atas pangan .

- Dan model produksi yang telah ter-transformasi dalam logika intensifikasi , yang

diperankan bukan oleh kekuatan politik saja (negara) untuk diadopsi ke basis (usaha

pertanian) dalam skema pembangunan nasionalnya namun juga oleh korporasi yang

membangun logika produksi dalam pengejaran target pasar , hingga alam

terobjektivikasi dalam skema pasar . (penyeragaman produksi , intensifikasi

produksi>mekanisasi dan kemikalisasi dan spesialisasi produksi antar kawasan)

- Munculnya aktor baru dalam rejim pangan ke dua , berupa non-state aktor yang

perlahan mulai menantang hegemoni politik negara dengan ciri khas politik anti

resktrisi-nya dan mampu melakukan disposessi basis (petani) dengan mulai

menghilangkan peran para petani dalam konstalasi ekonomi dan lobby politik .

Periode ke tiga : 1989 – sekarang

- Terjadinya intensifikasi produksi bukan hanya dalam mekanisasi dan kemikalisasi , namun

manifestasi terbaru dari rejim pangan periode ketiga adalah , adanya rekayasa genetika

(genetical modification organism) dalam skema produksi yang dilakukan oleh korporasi pangan

besar , (ex: Mosanto) .

- Munculnya gerakan politik desentralisasi secara global , karena berangkat dari lepasnya kontrol

bipolar atau perang dingin , yang berdampak lebih banyak ruang karena tidak berlakunya lagi

restriksi politik antar kawasan untuk korporasi dapat melakukan ekspansi ruang produksi dan

pasar (beserta paradigma pembangunannya) dalam lanskap neo-liberal ( berupa privatisasi ,

liberalisasi dan pasar bebas) . (munculnya pasar baru Cina dan negara-negara eks komunis, serta

selatan)

- Lahirnya sebuah revolusi food supply chain dalam bentuk supermarket revolution ... sebagai titik

konsentrasi kapital dalam bentuk komoditi , hingga berdampak pada differensiasi konsumen

yang berangkat dari aksestabilitas akan komoditi melalui harga .

- Terjadinya pengkerdikalkan peran negara yang hanya terbatas dalam peran administratifnya

untuk memfasilitasi pasar , yaitu adalah standarisasi dan harmonisasi sebuah cara produksi dan

komoditi yang ada di pasar .

- Terjadinya disposessi sebagai syarat transformasi pembangunan pangan dunia , dalam arti

disposessi akan ruang produksi dan komsumsi yang semakin terkonsentrasi dan terspesialisasi ,

disposessi dalam bentuk pengetahuan dan cara produksi yang kultural serta ekologis

(biodiversitas dan biopiracy)

-