3-lo-health promotion setting (iin) [16-24]

13
Editor : Iin Health Promotion Setting a.k.a Principal of Health 23 rd Block—Community Medicine | 5 th Chapter dr. Supriyati (Pengganti dr. Fatwa Sari Tetra D., MPH i 23 .04 .2012 Apa itu Promosi Kesehatan? Dahulu kala, promosi kesehatan itu diartikan sebagai penyuluhan, dan orang yang memberikan penyuluhan disebut dengan penyuluh kesehatan. Tapi itu definisi kuno coy! Sekarang itu promosi kesehatan sudah berkembang dan bisa kita kenal dengan pendidikan kesehatan. Nah, apa bedanya penyuluhan dan pendidikan kesehatan? Kalo penyuluhan sifatnya bisa one shot aja, selesai penyuluhan, selesai perkara. Kalo pendidikan kesehatan itu lebih berstruktur, bersistem, berkesinambungan, ya seperti itulah. Yang menjadi catatan adalah promosi kesehatan tidak hanya diberikan pada orang-orang yang sehat saja. Dari 5 level of prevention, semua itu bisa disisipkan promosi kesehatan. Misalnya pada diabetes nih, preventif-nya adalah promosi kesehatan yang kita lakukan berupa bagaimana caranya dia akhirnya dapat meminimalisir komplikasi diabetesnya. Trend penyakit di dunia sekarang adalah non communicable disease (NCD). Faktanya, prevalensi NCD yang tinggi dan tingkat mortalitasnya tinggi (63%), dibandingkan dengan penyakit infeksi, kematian maternal perinatal dan gizi (29%). Mirisnya, NCD ini TIDAK MASUK program MDG’s. Efeknya adalah pemerintah tidak terlalu memperhatikan NCD ini demi ngejar target MDG’s. Akibat dari keadaan terabaikan ini ya seperti keadaan kesehatan yang kita hadapi sekarang ini. Ya kurang lebih sama seperti hati yang terabaikan, keadaan yang… ah syudahlah.. Naaah, mengingat gentingnya keadaan tersebut, PBB sudah mulai rapat-rapat untuk mengevaluasi, merevisi, dan melanjutkan program pasca MDG’s yang harusnya baru mulai diberlakukan 2015. Namanya Sustainable Development Goals (SDG’s) Health Promotion (Health promotion in Hospital, School, Workplace, and The 2 jam 1

Upload: m-isyhaduul-islam

Post on 28-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Re

TRANSCRIPT

Page 1: 3-LO-Health Promotion Setting (Iin) [16-24]

Editor : Iin

Health Promotion Setting a.k.a Principal of Health

23rd Block—Community Medicine | 5th Chapter

dr. Supriyati (Pengganti dr. Fatwa Sari Tetra D., MPH i 23 .04 .2012

Apa itu Promosi Kesehatan?Dahulu kala, promosi kesehatan itu diartikan sebagai penyuluhan, dan

orang yang memberikan penyuluhan disebut dengan penyuluh kesehatan. Tapi itu definisi kuno coy! Sekarang itu promosi kesehatan sudah berkembang dan bisa kita kenal dengan pendidikan kesehatan. Nah, apa bedanya penyuluhan dan pendidikan kesehatan? Kalo penyuluhan sifatnya bisa one shot aja, selesai penyuluhan, selesai perkara. Kalo pendidikan kesehatan itu lebih berstruktur, bersistem, berkesinambungan, ya seperti itulah.

Yang menjadi catatan adalah promosi kesehatan tidak hanya diberikan pada orang-orang yang sehat saja. Dari 5 level of prevention, semua itu bisa disisipkan promosi kesehatan. Misalnya pada diabetes nih, preventif-nya adalah promosi kesehatan yang kita lakukan berupa bagaimana caranya dia akhirnya dapat meminimalisir komplikasi diabetesnya.

Trend penyakit di dunia sekarang adalah non communicable disease (NCD). Faktanya, prevalensi NCD yang tinggi dan tingkat mortalitasnya tinggi (63%), dibandingkan dengan penyakit infeksi, kematian maternal perinatal dan gizi (29%). Mirisnya, NCD ini TIDAK MASUK program MDG’s. Efeknya adalah pemerintah tidak terlalu memperhatikan NCD ini demi ngejar target MDG’s. Akibat dari keadaan terabaikan ini ya seperti keadaan kesehatan yang kita hadapi sekarang ini. Ya kurang lebih sama seperti hati yang terabaikan, keadaan yang… ah syudahlah.. Naaah, mengingat gentingnya keadaan tersebut, PBB sudah mulai rapat-rapat untuk mengevaluasi, merevisi, dan melanjutkan program pasca MDG’s yang harusnya baru mulai diberlakukan 2015. Namanya Sustainable Development Goals (SDG’s) yang salah dua poin tambahannya adalah penanggulangan NCD dan Universal Health Coverage (UHC).

Promosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan kontrol atas kesehatan, dan untuk meningkatkan kesehatan mereka (Ottawa Charter, 1986). mengontrol dan meningkatkan kesehatan!!! Yang sehat tetap sehat, yang sakit jadi sehat.

Proses advokasi1 kesehatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kemungkinan

1 Proses advokasi yang dimaksud adalah proses untuk mempengaruhi kebijakan publik

School, Workplace, and The Community)

2 jam

1

Page 2: 3-LO-Health Promotion Setting (Iin) [16-24]

Editor : Iin

Health Promotion Setting a.k.a Principal of Health

23rd Block—Community Medicine | 5th Chapter

Implementation

EvaluationProgram planning development

Targeted Assessment

Community Analysis

Dignan & Carr, 1992

- personal (individu, keluarga & masyarakat)- swasta (profesional dan bisnis);- serta pemerintah (nasional, propinsi, lokal)

untuk mendukung praktek kesehatan positif menjadi norma sosial2 (Dwore & Kreuter, 1980).

Paradigma promosi kesehatan yang baru adalah tidak secara langsung mengubah perilakunya, tetapi dengan cara merekayasa lingkungan. Kek mana pula tu contohnya?

Misalnya untuk meningkatkan kebugaran mahasiswanya, UMY bikin aturan setiap kendaraan harus parkir di sekitar sportorium. Dari sporto kan jauh tu kalo mau ke wilayah fkik. Mau gak mau, mahasiswa harus jalan kaki atau naik sepeda yang udah disediain kampus. Tujuan utama peraturan ini apa? Supaya mahasiswa punya waktu untuk beraktifitas fisik. Bukan dengan cara menyuruh mahasiswa untuk harus fitness atau jogging, tapi dengan ‘dipaksa’ berjalan kaki. Ini contoh rekayasa lingkungan.

Pemerintah Singapura berusaha membuat aturan gimana cara warganya dapat beraktifitas fisik dengan berjalan kaki. Mereka membuat jalur pejalan kaki yang nyaman dan aman, serta membuat jalur kendaraan itu ‘tidak simple’ atau muter-muter. Misalnya mau ke suatu tempat, waktu tempuh antara jalan kaki dengan naik taksi itu sama. Kalo jalan kaki gak ribet, kalo naik taksi harus bayar argo yang tidak murah. Jadi mau gak mau, warga mereka ‘dipaksa’ berjalan kaki dan menjadi terbiasa. Jelas kan ya?!

Ini merupakan tahapan program kesehatan

1. Community analysisKita tidak akan pernah bisa merencanakan kalau kita tidak tau data-data dan prioritas masalah di suatu tempat. Dan cara kita tau prioritas masalah adalah dengan community analysis.Community analysis merupakan proses menganalisis masyarakat dengan cara mengumpulkan data yang ada, crosscheck data ke lapangan (bila data berupa data sekunder), dan kemudian membuat prioritas masalah. Nah, kalo udah buat prioritas bukan berarti yang paling banyak itu tema yang

2 Norma sosial itu kita sendiri yang buat, dan ini dapat dirubah

2

Page 3: 3-LO-Health Promotion Setting (Iin) [16-24]

Editor : Iin

Health Promotion Setting a.k.a Principal of Health

23rd Block—Community Medicine | 5th Chapter

akan kita bahas untuk promosi kesehatan. Bisa saja hal itu bukan menjadi masalah bagi masyarakat walau kasusnya banyak. Intinya adalah kita juga memperhatikan kebutuhan masyarakat secara umum (bukan juga hasutan oknum).Misalnya: data dari puskesmas menyebutkan bahwa masalah utama di RT99 adalah ISPA, gak ada masalah dengan NCD. Tapi setelah kita survey di lapangan, penderita hipertensi itu gak sedikit bahkan ada warga yang masih 32 tahun tapi udah stroke. Nah, ini kan sebenernya masalah yang perlu kita angkat. Karena logikanya, penyakit NCD itu bersifat kronis dan kebanyakan dari masyarakat memeriksakan langsung ke rumah sakit karena ada dokter spesialisnya, bukan ke puskesmas.

2. Targeted assessmentHasil dari community analysis adalah targeted assessment. Targeted assessment ini juga harus jelas. Apa masalahnya, di tingkat mana kita mau intervensi, siapa sasaran program kita, dll harus jelas. Kalo udah jelas, baru bisa kita buat rencana program kerja kita.

3. Program planning development4. Implementation5. Evaluation

Dari evaluasi itu ada garis putus ke implementasi. Maksudnya adalah selama proses implementasi itu secara tidak langsung kita harus melakukan evaluasi yang disebut dengan evaluasi proses. Evaluasi proses ini untuk kembali memastikan bahwa rencana yang kita buat sudah tepat dengan keadaan di lapangan. Misalnya kita diminta kepala sekolah untuk memberikan pendidikan kesehatan remaja mengenai pencegahan rokok pada pergaulan. Nah, setelah kita siapkan materi, ternyata mayoritas siswa sudah pernah dan mungkin sering merokok. Maka rencana program yang akan kita implementasikan itu diganti secara spontan dengan tips bagaimana berhenti merokok. Ini merupakan bentuk dari evaluasi proses.Selain evaluasi proses ada juga evaluasi hasil. Ini yang biasanya sering kita pakai untuk menilai apakah promosi kesehatan kita berhasil atau tidak.

Setiap tahap harus ada dan proporsional. Bahkan rencana evaluasi itu harus kita buat bersamaan dengan pembuatan rencana program. Saat kita membuat rencana kerja, kita juga harus membuat poin-poin apa evaluasinya. Kita gak bisa mendesain poin evaluasi setelah implementasi, pasti banyak hal yang terlewatkan.

Kalo kita melewatkan tahapan community analysis – targeted assessment, kemungkinan besar program yang kita buat itu bisa jadi akan sia-sia dan tidak dibutuhkan masyarakat. Akibatnya apa? Karena masyarakat merasa tidak membutuhkan program itu, program tidak akan berlanjut setelah kita

3

Page 4: 3-LO-Health Promotion Setting (Iin) [16-24]

Editor : Iin

Health Promotion Setting a.k.a Principal of Health

23rd Block—Community Medicine | 5th Chapter

mensosialisasikan, masyarakat tidak berperan aktif, hingga tujuan utama kita juga tidak tercapai.

Lain cerita kalo setiap tahap itu kita lakukan. Karena di awal juga kita udah survey apa masalah yang terjadi dan dibutuhkan masyarakat, maka masyarakat akan merasa memiliki program tersebut, tingkat partisipasi tinggi, dan tujuan kita pun tercapai.

Pendidikan Kesehatan?Praktek multidisiplin, meliputi perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi program pendidikan yang menyebabkan individu, keluarga, kelompok, organisasi dan komunikasi mempunyai peran aktif di dalam mencapai, melindungi dan mempertahankan kesehatan (JCHET, 1990)

Perbandingan settingSetting Primary mission Who is

served ?

Schools education Children/adolescent

Worksite Produce goods and services (make a profit?)

consumers

Hospital Treat illness and trauma patients

Community primary care setting

Prevent, detect and treat illness and trauma

patients

Health department Chronic and infectious disease prevention and control

Public

Health voluntary agencies

Prevention and control targeted disease (condition)

public

Mengapa di Sekolah? Pendidikan dan kesehatan saling berkaitan

Misalnya: sakit itu akan membuat rasa gak enak dan bisa jadi gak konsen untuk belajar/mengajar. Jadi ya pendidikan relatif berhasil kalo semua pesertanya sehat.

Demografi menjadi determinant kesehatanSecara tidak langsung, pendidikan itu menggambarkan kesehatan. Walau gak ada jaminan bahwa orang berpendidikan itu mengerti kesehatan sepenuhnya. Misalnya seorang wanita lulusan S2 tidak berarti pengetahuan kesehatannya lebih baik dari ibu rumah tangga lulusan SMA.

4

Page 5: 3-LO-Health Promotion Setting (Iin) [16-24]

Editor : Iin

Health Promotion Setting a.k.a Principal of Health

23rd Block—Community Medicine | 5th Chapter

Tapi setidaknya pendidikan itu membuat seseorang mempunyai banyak akses mendapatkan pengetahuan kesehatan. Mereka bisa searching sendiri, konsultasi online, dsb.

Perlu pendekatan komprehensif dan integral Anak-anak dan remaja banyak menghabiskan waktu di sekolah Preventif jauh lebih murah

Tujuan Promosi Kesehatan di Sekolah Health as a value Life skills – healthy life behavior As a lifetime learner, siswa lebih mudah untuk mengevaluasi dan

mengadopsi informasi baru untuk pengambilan keputusan di masa mendatang

SasaranSettings objectives

Schools 75% cakupan SD dan SMP yang mengintegrasikan pendidikan kesehatan, yang bahkan telah dirancang sejak TK

Worksite 50% proporsi tempat kerja yang peduli kesehatan

Community 50% masyarakat tercakup promosi kesehatan

Health care provider

90% RS menerapkan promosi kesehatan (staf, pasien...)

Note :Di tempat kerja proporsinya lebih rendah karena kebijakan dipegang oleh pimpinan/majikan berorientasi pada pelanggan/konsumen. Dan kebanyakan pimpinan/majikan serta pelanggan/konsumen tidak terlalu peduli dengan kesehatan.Di komunitas juga proporsinya lebih rendah karena masyarakat yang majemuk dan punya kepentingan masing-masing. Jadi cukup susah gitu lah.

Aplikasi di Sekolah Melakukan needs assessment3 secara partisipatori terhadap orangtua dan

masyarakat Membangun model untuk

pelibatan keluarga Membentuk pelatihan untuk

sekolah dan masyarakat

3 Needs assessment ini seperti istilah lain community analysis. Beberapa pustaka menggunakan istilah need assessment, beberapa sumber lain menggunakan istilah community analysis. Tapi maksudnya sama kok.

5

Page 6: 3-LO-Health Promotion Setting (Iin) [16-24]

Editor : Iin

Health Promotion Setting a.k.a Principal of Health

23rd Block—Community Medicine | 5th Chapter

Membentuk guideline kurikulum pendidikan kesehatan di sekolah Membuat layanan pendidikan kesehatan bagi guru Evaluasi dan monitoring

Umum Lingkungan fisik:

- Kondisi gedung- Fasilitas sekolah

Lingkungan sosial

TK-SD SMP-SMA Perguruan Tinggi

Kebersihan tangan dan kuku

Kecacingan Penularan

penyakit Pembiasaan

hidup

Coba-coba terhadap perilaku yang berbahaya (rokok, drug, free sex)

Kesehatan reproduksi Pola makan (misalnya trend makan

fast food) Diet (misalnya trend badan

langsing sehingga kurang makan)

Aktivitas fisik Pola makan Diet Stres

School Health Program Terencana, masuk dalam kurikulum Komprehensif (fisik, mental, emosi, sosial...) Kurikulum dirancang untuk memotivasi dan membantu sasaran untuk

mengontrol dan meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit dan membentuk healthy life style. Kurikulum di sini gak harus dibentuk mata pelajaran khusus gitu ya, tapi terintegrasi dengan pelajaran pokok ya udah cukup. Misalnya bikin narasi untuk soal-soal ujian itu tentang kesehatan atau bikin tugas mengarang tentang hidup sehat, dll.

Untuk promosi kesehatan di sekolah, hal-hal berikut harus diperhatikan. Pastikan jadwal kegiatan sekolah untuk target dan sesuaikan dengan

kegiatan kita, bukan waktu menjelang ujian atau malah pas lagi liburan. Ijin Dinas Pendidikan Siapa yang menjadi sasaran? Siswa atau guru, kelas berapa,

laki/perempuan, dst. Tema / issue sensitif? Sekolah cenderung menolak intervensi/penelitian

dengan isu sensitive misalnya pola perilaku pacaran remaja SMP atau tingkat keparahan merokok, dst.

6

Page 7: 3-LO-Health Promotion Setting (Iin) [16-24]

Editor : Iin

Health Promotion Setting a.k.a Principal of Health

23rd Block—Community Medicine | 5th Chapter

Social Ecological Model (CDC)

Gambar ini mah intinya siswa itu bagian dari keluarga, sekolah, komunitas, budaya.

Masyarakat Cek jadwal pertemuan di masyarakat Siapa yang menjadi sasaran? Afiliasi masyarakat sasaran? Karakteristik masyarakat sasaran?

Lemahnya kerjasama lintas program dan lintas sektor di bidang kesehatan serta tidak terintegrasikannya program pada struktur lokal yang ada menjadi penyebab kurang berhasilnya program kesehatan di masyarakat (Dewi et al., 2005)

Program intervensi di masyarakat perlu menyelaraskan dan menyatu dengan kegiatan masyarakat yang bersangkutan (Dewi et al., 2007)

Organisasi masyarakat yang ada dalam suatu masyarakat berperan dalam proses perlindungan perokok pasif di Kota Yogyakarta (Supriyati, 2008)

Contoh 1. Program Promosi Kesehatan untuk Penurunan Faktor Risiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (PROJABAR)

Faktor resiko : Aktivitas fisik (48% kurang gerak) Diet tinggi serat (80,8% kurang serat) Perilaku merokok (47,4% merokok)

Pelaksanaan : Center of Health Behavior and Promotion (CHBP) FK UGM BKPK DIY Dinas kesehatan Prop. DIY

7

Page 8: 3-LO-Health Promotion Setting (Iin) [16-24]

Editor : Iin

Health Promotion Setting a.k.a Principal of Health

23rd Block—Community Medicine | 5th Chapter

Umea University

Tempat Pelaksanaan : Sekolah (SMP A dan B Yogyakarta) Masyarakat (Kelurahan Tegalrejo dan Kelurahan Kricak) Tempat kerja (instansi pemerintah dan Swasta).

Kegiatan : tahap penyadaran tahap perancangan kegiatan tahap pelanggengan kegiatan

didasarkan pada

karakteristik & kebutuhan sasaran

(hasil need assessment)

Kegiatan yang berbasis pada masyarakat : Lomba (masak tinggi serat, aktivitas fisik) Posko jantung Senam bersama + penyuluhan + pengukuran tekanan darah Pembentukan kader jantung

Gambaran Hasil : Masyarakat merasakan manfaat program secara langsung Masyarakat menyukai bentuk-bentuk program yang dilakukan Masyarakat menginginkan program terus dilanjutkan – kegiatan rutin Tanda-tanda perubahan perilaku mulai muncul 78,4% sasaran berusaha mengubah perilaku mereka menjadi lebih sehat

Keuntungan yang Diperoleh : Lebih hemat (dana yang dikeluarkan untuk program jauh lebih sedikit dari

pada dana untuk pengobatan penyakit cardiovascular) Beban tidak hanya terletak pada dinas kesehatan / pemerintah (masyarakat

berpartisipasi sejak penemuan masalah hingga evaluasi)

Yang Diharapkan Masyarakat : Adanya pendampingan dari pihak yang berkompeten Perubahan perilaku menjadi lebih baik dan menjadi gaya hidup (positif)

Contoh 2. Pemberdayaan Kader dalam Perlindungan Perokok Pasif

Pelatihan untuk petugas kesehatan propinsi dan kabupaten kota Pelatihan untuk toma di tingkat kecamatan Pelatihan kader – kader melakukan promosi kesehatan untuk perlindungan

8

Page 9: 3-LO-Health Promotion Setting (Iin) [16-24]

Editor : Iin

Health Promotion Setting a.k.a Principal of Health

23rd Block—Community Medicine | 5th Chapter

perokok pasif

Fakta : Kader adalah suami ketua RT / RW yang merokok Kader memiliki keluarga perokok / kader perokok Pengetahuan kader tentang bahaya asap rokok minimal (belum percaya) Merokok di tempat umum adalah wajar Belum terpikirkan untuk melindungi perokok pasif

Di akhir pelatihan: Kesadaran kader terhadap perlunya bahaya perokok pasif muncul Ada keinginan untuk melakukan perlindungan perokok pasif Adanya analisis peluang di masyarakat Optimalisasi sumber daya yang ada Pembuatan rencana tindak lanjut

Di Masyarakat Kader melakukan sosialisasi dan lobby Menggandeng pihak-pihak yang dapat mendukung Melakukan social marketing

Hasil :Kader dari Kelurahan Keparakan telah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada tokoh masyarakat dan masyarakat umum mengenai bahaya perokok pasif. Hasilnya Deklarasi Keparakan: perlindungan perokok pasif.

Pelibatan masyarakat sejak perencanaan akan menumbuhkan partisipasi masyarakat (Dignan & Carr, 1992)

Partisispasi masyarakat menjaga keberlangsungan program

Tempat kerja Pemerintah / swasta Orientasi pimpinan Orientasi lembaga Sistem rekruitmen tenaga kerja Bargaining position tenaga kerja Sistem kerja

Di tempat kerja Meningkatkan kapasitas dan pemahaman tentang kesehatan di tempat

kerja bagi pimpinan instansi, personel kesehatan, manajer dan tenaga kerja

Monitoring dan evaluasi

Lingkungan kerja yang kurang kondusif:

Keadaan suhu

Kelembaban ruangan Sirkulasi udara Penerangan

9

Page 10: 3-LO-Health Promotion Setting (Iin) [16-24]

Editor : Iin

Health Promotion Setting a.k.a Principal of Health

23rd Block—Community Medicine | 5th Chapter

Intensitas bunyi Debu, uap, gas

Masalah lain: Perangkat kerja yang tidak

ergonomis

Tidak menggunakan Alat Pelindung Diri

Perlu dianalisis kesalahan tidak menggunakan APD ini dari perusahaan yang tidak menyediakan atau pegawai yang tidak mau menggunakan.

Jam kerja yang overJam kerja standar adalah 40jam/minggu.

Waktu istirahat yang terlalu sedikit

Paparan yang berbahayaDi Pasar

Membangun sistem dan mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kualitas manajemen pasar

Membuat program pelatihan mengenai penanganan makanan Membuat model pasar sehat (planning, rehabilitation, maintenance)

Di Rumah sakit Membuat suatu sistem pendidikan yang berkelanjutan bagi profesional

kesehatan dan administrator Membuat sistem penjangkauan komunitas dan manajemen kesehatan

lingkungan untuk layanan kesehatan Perilaku pengunjung; anak-anak dilarang masuk, dilarang merokok Perilaku petugas Kebijakan manajemen

Keuntungan promosi kesehatan : Lebih hemat (dana yang dikeluarkan untuk program jauh lebih sedikit dari

pada dana untuk pengobatan penyakit kardiovaskular) beban tidak hanya terletak pada dinas kesehatan / pemerintah

(masyarakat berpartisipasi sejak penemuan masalah hingga evaluasi) – good governance

Perlu diperhatikan Asas kesetaraan Mengajari tanpa menggurui Perlu keteladanan Penyadaran ‘manfaat’

END

10