document27

184
POLA PENDIDIKAN ANAK PADA KELUARGA MISKIN DI DESA KLIDANG LOR KECAMATAN BATANG KABUPATEN BATANG 0 (Kasus 5 keluarga Nelayan Di Desa Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang) SKRIPSI Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Oleh : Nama : Dwi Rasnawati NIM : 1214990004 Jurusan : Pendidikan Luar Sekolah FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005

Upload: pustaka78

Post on 05-Dec-2014

22 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Document27

POLA PENDIDIKAN ANAK PADA KELUARGA MISKIN

DI DESA KLIDANG LOR KECAMATAN BATANG

KABUPATEN BATANG

0 (Kasus 5 keluarga Nelayan Di Desa Klidang Lor Kecamatan

Batang Kabupaten Batang)

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1

Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Nama : Dwi Rasnawati

NIM : 1214990004

Jurusan : Pendidikan Luar Sekolah

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2005

Page 2: Document27

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 12 Mei 2005

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. Siswanto, MM. Dra. Liliek Desmawati, M.Pd.

NIP.130515769 NIP. 131413202

Penguji I Penguji II

Drs. Utsman, M.Pd Drs. Sawa Suryana

NIP. 130936409 NIP. 131413203

Penguji III

Dra. Mintarsih Arbarini, M.Pd.

NIP. 132050302

Page 3: Document27

iii

ABSTRAK

Dwi Rasnawati, 2005. Pola Pendidikan Anak Pada Keluarga Miskin Di

Desa Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang (Kasus 5 keluarga

Nelayan di Desa Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang).

Pendidikan dalam keluarga mempunyai peran yang strategis dan amat

menentukan pencapaian mutu sumber daya manusia. Dalam penyelenggaraan

pendidikan keluarga tidak sekedar berperan sebagai pelaksana yang bersifat rutin

dan alamiah, melainkan berperan sebagai pengelola yang bertanggung jawab

dalam meletakkan landasan dan memberikan bobot dan arah serta pola-pola

kehidupan anak. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Pola

Pendidikan Anak Pada Keluarga Miskin khususnya keluarga nelayan di Desa

Klidang Lor, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang.

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana Pola

pendidikan anak pada keluarga miskin dan ingin mendeskripsikan motivasi cinta

kasih keluarga, penanaman moral, penanaman nilai sosial, penanaman nilai

keagamaan dan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak di keluarga

miskin nelayan Desa Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang.

Subyek penelitian terdiri dari 5 (lima) keluarga nelayan di Desa Klidang

Lor, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang yang berjumlah dari 15 (lima belas)

informan dengan perincian 10 (sepuluh) informan orang tua yang terdiri dari 5

(lima) ayah, 5 (lima) Ibu, dan dari masing-masing pasangan diambil 1 (satu)

informan anak, jadi untuk informan anak berjumlah 5 (lima) orang. Metode

penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data

yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan

analisis data yang digunakan melalui beberapa tahap yaitu: reduksi data, penyajian

data dan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Motivasi cinta kasih pada

keluarga I, III dan IV kurang memperhatikan saat anak mengeluh sakit, saat

makan, mandi, orang tua jarang membelikan oleh-oleh pada saat bepergian,

namun sebaliknya pada keluarga II dan keluarga V selalu memberikan kasih

sayang dan perhatian pada anak. 2) Penanaman moral pada keluarga I, III dan IV

kurang diperhatikan terutama tata krama berbicara dengan orang lain, tidak

membiasakan anak berpamitan. 3) Penanaman nilai sosial pada keluarga I, III dan

IV tidak menanamkan rasa kerja sama, tolong menolong secara kekeluargaan dan

mengajarkan anak untuk bergaul dengan lingkungan, 4) Penanaman nilai

keagamaan pada keluarga I, III, dan IV tidak pernah mengajak anak melakukan

ibadah, 5) Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak pada 5 (lima)

keluarga nelayan mendapat bantuan beasiswa sehingga dapat meringankan

tanggung jawab keluarga dalam pendidikan formal, meskipun demikian dalam

kenyataannya masih banyak anak yang mengalami kegagalan putus sekolah,

karena kurangnya dukungan belajar dari orang tua.

Disimpulkan bahwa : 1) Pola pendidikan anak dalam keluarga miskin

cenderung lebih permisif, karena orang tua selalu membiarkan segala tindakan

yang dilakukan anak, cara mendidik orang tua yang permisif dapat dilihat dari

Page 4: Document27

iv

kurangnya perhatian orang tua terhadap anak, orang tua tidak pernah

menanamkan, mengajarkan anaknya untuk bekerjasama dengan orang lain. 2)

Motivasi atau dorongan cinta kasih pada 5 (lima) keluarga miskin nelayan, dari 3

(tiga) keluarga masih kurang perhatian kasih sayang terhadap anak. 3) Penanaman

moral pada 5 (lima) keluarga sebagian besar dari 3 (tiga) keluarga kurang

memberikan nasehat atau contoh kepada anaknya dalam bertingkah laku dan

berbicara dengan orang lain. 4) Penanaman nilai sosial pada 5 (lima) keluarga

miskin nelayan sebagian besar dari 3 (tiga) keluarga nelayan cenderung tidak

mengajarkan pada anak untuk saling bekerja sama, tolong menolong secara

kekeluargaan dan bergaul dengan lingkungannya. 5) Penanaman nilai keagamaan

pada 5 (lima) keluarga miskin nelayan sebagian besar dari 3 (tiga) keluarga

nelayan tidak pernah menanamkan atau mengajarkan untuk melakukan ibadah

karena orang tua jarang melakukan ibadah, 6) Tanggung jawab orang tua terhadap

pendidikan anak pada 5 (lima) keluarga miskin nelayan sebagian besar dari 3

(tiga) keluarga tidak memberikan dukungan belajar terhadap anak.

Disarankan pada orang tua memberikan kasih sayang, memberikan

contoh tata krama dalam berbicara dengan orang lain yang lebih tua, orang tua

disarankan memupuk kasadaran sosial membantu orang lain, bergaul dengan

lingkungan sekitar, orang tua sebaiknya memberikan contoh dan menanamkan

kasadaran beribadah, orang tua juga harus memberikan dukungan belajar pada

anak. Disarankan pada anak untuk lebih memahami kondisi orang tua dan

berusaha lebih giat dalam belajar walaupun dalam kondisi orang tua yang kurang

mampu dan jangan merasa takut atau rendah diri dengan teman-temannya.

Page 5: Document27

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

♦ Orang yang optimis adalah orang yang melihat peluang disetiap kesulitan

(penulis)

♦ Nilai sebuah perjuangan bukan dilihat dari hasilnya, namun pada kegigihannya

(Achmad Mufid AR)

♦ Keberhasilan akan tercapai dengan ketekunan, kesabaran serta doa

(penulis)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

♦ Mama & Bapakku tercinta, yang selalu

memberikan kasih sayang dengan tulus

dan mengiringi langkahku dengan do’a.

♦ Mbak Ika & Adik Adi tersayang, yang

selalu membantu dan mendo’akanku.

♦ Mas Kadi yang selalu memberiku

semangat dan sabar menungguku.

♦ Sahabat baikku (Nana, Acuh, Mas

Anang) yang selalu membuatku

tersenyum.

♦ Saudara dikost ”Cantik” (Indah, Ida,

Dina, Nining, Rina, Rini, Ina, Mbak

Anik & Aris, Cece, Heni, Mba Ulin)

♦ Almamaterku.

Page 6: Document27

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

berbagai kenikmatan, rahmat, taufik hidayat serta inayahnya, sehingga penulis

dapat menyusun skripsi yang berjudul : Pola Pendidikan Anak Pada Keluarga

Miskin Di Desa Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang (Kasus 5

keluarga Nelayan di Desa Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang).

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat guna mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Negeri Semarang tahun 2004/2005. Dalam penulisan ini banyak mendapat

bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima dari berbagai pihak, oleh karena

itu penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. H. Siswanto, M.M, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Semarang.

2. Drs. Achmad Rifai RC, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah,

Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Sawa Suryana, Dosen pembimbing I yang tulus ikhlas meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan pada

penulis.

4. Dra. Mintarsih Arbarini, M.Pd, dosen pembimbing II yang tulus ikhlas

meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan penuh kesabaran memberikan

bimbingan dan pengarahan pada penulis.

Page 7: Document27

vii

5. Bapak Karbukti, B.E Kepala Desa Klidang Lor beserta perangkat yang telah

memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

6. Kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya penulisan

Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak

kekurangan, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan

demi lebih sempurnanya skripsi ini.

Semarang, April 2005

Penulis

Dwi Rasnawati

Page 8: Document27

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... ii

ABSTRAK ......................................................................................................... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI...................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL.............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Permasalahan.......................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6

E. Penegasan Istilah.................................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................. 9

A. Pendidikan.............................................................................................. 9

B. Pendidikan Keluarga .............................................................................. 12

C. Pola Pendidikan Anak dalam Keluarga.................................................. 16

D. Model Sosialisasi Pendidikan Anak dalam Keluarga ............................ 20

E. Keluarga ................................................................................................. 24

F. Kemiskinan ............................................................................................ 27

G. Pola Pendidikan Keluarga Miskin.......................................................... 31

H. Kerangka Berfikir................................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 35

A. Pendekatan Penelitian ............................................................................ 35

B. Penentuan Lokasi Penelitian .................................................................. 36

C. Fokus Penelitian ..................................................................................... 36

D. Subyek Penelitian................................................................................... 37

E. Sumber Data Penelitian.......................................................................... 37

Page 9: Document27

ix

F. Teknik Pengumpulan Data..................................................................... 38

G. Teknik Analisis Data.............................................................................. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 45

A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 45

1. Gambaran Umum daerah Penelitian................................................ 45

a. Keadaan geografis ..................................................................... 45

b. Penduduk................................................................................... 45

c. Pemerintahan............................................................................. 49

2. Gambaran Subyek Penelitian .......................................................... 50

3. Pola Pendidikan Pada Keluarga Miskin .......................................... 51

4. Kasus keluarga Miskin (5 Keluarga Nelayan) ................................ 56

B. Unit Analisis Informan........................................................................... 78

C. Pembahasan............................................................................................ 96

BAB V SIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 103

A. Simpulan ................................................................................................ 103

B. Saran ...................................................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA. ....................................................................................... 106

LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................. 108

Page 10: Document27

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Penduduk Desa Klidang Lor menurut Umur dan Jenis Kelamin 46

2. Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian bagi yang berumur 10

tahun keatas Desa Klidang Lor .............................................................. 47

3. Jumlah Penduduk Desa Klidang Lor menurut Tingkat Pendidikan.. .... 48

4. Informasi Tentang 10 Informan Orang Tua Menurut Pendidikan, Pekerjaan

Pendapatan dan Jumlah Anak ................................................................ 50

5. Data Identitas Informan Anak Berdasarkan Umur dan Pendidikan....... 51

6. Pola Pendidikan Anak pada Keluarga Miskin menurut Ayah ............... 52

7. Pola Pendidikan Anak pada Keluarga Miskin menurut Ibu................... 53

8. Pola Pendidikan Anak pada Keluarga Miskin menurut Anak ............... 54

Page 11: Document27

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pedoman wawancara untuk orang tua ......................................................... 108

2. Pedoman wawancara untuk orang anak....................................................... 111

3. Transkip wawancara .................................................................................... 114

4. Dokumentasi ................................................................................................ 167

5. Surat ijin penelitian...................................................................................... 170

6. Surat keterangan telah melakukan penelitian .............................................. 171

7. Sketsa Peta Desa Klidang Lor...................................................................... 172

Page 12: Document27

xii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

menyebutkan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual keagamaan, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan merupakan proses upaya pemeliharaan dan peran dalam

membangun peradaban. Dalam pendidikan tidak terbatas pada benda-benda

yang tampak seperti bangunan fisik, melainkan meliputi gagasan, perasaan

dan kebiasaan. Peran serta dalam kehidupan sekarang juga tidak dapat

dipisahkan dari kehidupan masa yang akan datang, karena pemeliharaan

manusia merupakan tugas tanpa akhir bagi setiap lapisan masyarakat.

Pendidikan keluarga merupakan bagian dari jalur Pendidikan Luar

Sekolah yang diselenggarakan dalam keluarga dan yang memberikan

keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan ketrampilan. Pendidikan

keluarga merupakan pendidikan yang utama dan pertama bagi anak sehingga

keluarga mempunyai konstribusi besar dalam pembentukan sikap anak.

1

Page 13: Document27

xiii

Tanggung jawab mendidik anak adalah pekerjaan penting dan mulia,

banyak orang tua tidak sadar bahwa tugas mendidik anak itu merupakan satu

pekerjaan yang tinggi. Orang tua adalah sosok teladan yang akan

diidentifikasi dan diinternalisasi menjadi peran dan sikap oleh anak. Maka

salah satu tugas utama orang tua ialah mendidik keturunannnya dengan kata

lain dalam relasi antara anak dan orang tua itu secara kodrati tercakup unsur

pendidik untuk membangun kepribadian anak dan mendewasakannya, karena

orang tua merupakan pendidik paling pertama dan paling utama bagi anak-

anaknya (Kartono, 1997 : 59-60). Berbagai bentuk perlakuan orang tua

terhadap anaknya setidak-tidaknya akan membuat kesan dalam kehidupan

anak yang akan datang. Sebab apa yang dilakukan orang tua terhadap anaknya

dimasa pertumbuhan dan perkembangan anak dapat menjadi dasar pola

tingkah laku anak.

Pendidikan dalam keluarga mempunyai peran yang strategis dan

amat menentukan pencapaian mutu sumber daya manusia. Dalam

penyelenggaraan pendidikan keluarga tidak sekedar berperan sebagai

pelaksana yang bersifat rutin dan alamiah, melainkan berperan sebagai

pengelola yang bertanggung jawab dalam meletakkan landasan dan

memberikan bobot dan arah serta pola-pola kehidupan anak.

Page 14: Document27

xiv

Orang tua yang menerapkan pendidikan keluarganya ada yang

sangat ketat, longgar dan fleksibel atau luwes ternyata mempunyai dampak

yang berbeda-beda bagi pembentukan pribadi anak itu sendiri. Dalam

kehidupan sehari-hari orang tua ada yang mengharapkan agar anak-anaknya

mengikuti jejak dirinya, ada yang membiarkan secara bebas dan ada pula yang

bersikap masa bodoh. Setiap orang tua didalam mendidik anak-anaknya

memiliki cara-cara yang berbeda-beda.

Kenyataan belum semua anak sekolah di Indonesia memperoleh

dukungan keluarga yang kondusif. Anak-anak usia sekolah yang berasal dari

keluarga yang miskin cenderung hanya mendapat layanan pendidikan

keluarga yang serba terbatas, rutin dan alamiah tanpa disertai upaya

perencanaan pengelolaan yang berorientasi kemasa depan. Problema ini

semakin meresahkan jika dikaitkan dengan konsep perkembangan individu

yaitu bahwa pengalaman pendidikan dalam usia pra sekolah akan menjadi

dasar terbentuknya kerangka kepribadian pada individu yang bersangkutan,

kondisi ini berlangsung dalam kurun waktu lama, bahkan dalam kurun waktu

pembentukan satu generasi. Akan menjadi kendala dasar bagi upaya

pengembangan kualitas sumber daya manusia. Seiring dengan kondisi tersebut

perlu dilakukan pemikiran dan upaya sistematik dan komprehensif terhadap

pendidikan dalam keluarga khususnya bagi keluarga miskin.

Page 15: Document27

xv

Salah satu tugas utama orang tua ialah mendidik keturunannya,

dengan kata lain dalam relasi antara anak dan orang tua tidak secara kodrati

tercakup unsur pendidikan untuk membangun kepribadian anak dan

mendewasakannya, karena orang tua merupakan pendidik paling pertama dan

paling utama bagi anaknya (Kartini, 1997 : 59-60).

Ayah dan ibu berkewajiban untuk memberikan pendidikan kepada

anak-anaknya, namun pendidikan dirumah biasanya dibebankan pada ibu

karena ibu lebih dekat dibandingkan dengan ayah, tetapi pendidikan adalah

tanggung jawab keduanya. Namun tidak semua orang tua memiliki kebiasaan

dan pola pendidikan yang sama dalam mendidik anak, tidak semua orang tua

memiliki kesamaan dalam mengambil kebutuhan dan sikap, sehingga orang

tua kurang memperhatikan anak seperti yang terjadi di keluarga nelayan.

Secara garis besar dapat dilihat bahwa pendidikan dilingkungan

nelayan kurang mendapatkan perhatian yang khusus oleh sebagian keluarga

nelayan hal ini dapat dijumpai dari pendidikan orang tua yang memiliki

pendidikan rendah, bahkan banyak orang tua yang tidak sekolah dikarenakan

kurangnya biaya dan waktu mereka untuk belajar. Waktu mereka banyak

dihabiskan untuk melaut mencari ikan dan hasilnya untuk memenuihi

kehidupan sehari-hari.

Page 16: Document27

xvi

Keluarga yang mengalami kehidupan yang miskin atau kurang

mampu adalah keluarga yang mata pencahariannya sebagai nelayan buruh,

disamping itu sebagian besar keluarga miskin nelayan mempunyai anak yang

banyak

Keluarga miskin nelayan mempunyai beberapa masalah dalam

kehidupan mereka sehari-hari misalnya yang berkenaan dengan sosial,

spiritual keagamaan, dan ekonomi. Dilihat dari kondisi sosial pada keluarga

nelayan dapat digambarkan bahwa sebagian besar keluarga nelayan

mempunyai temperamen yang keras sesuai dengan kondisi lingkungan pesisir,

disamping itu kurangnya komunikasi antar keluarga karena waktu mereka

lebih banyak digunakan untuk berlayar, dilihat dari kehidupan sosial yang

keras serta kurangnya pengetahuan tentang agama sehingga mereka kurang

memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang bermanfaat, hal ini akan berpengaruh

terhadap perekonomian mereka yang mangandalkan dari hasil tangkapan ikan.

. Pola pendidikan orang tua terhadap anak memberikan dampak

langsung terhadap kehidupan sosial anak. Anak dapat beradaptasi dengan

lingkungan pergaulan pada masyarakat sekitar serta lingkungan sekolah

sangat bergantung pada pola pendidikan orang tua yang diterapkan kepada

anak itu sendiri.

Page 17: Document27

xvii

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “POLA PENDIDIKAN ANAK PADA

KELUARGA MISKIN DI DESA KLIDANG LOR KECAMATAN

BATANG KABUPATEN BATANG “(Kasus 5 keluarga Nelayan di Desa

Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang)”.

B. Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu : Bagaimana Pola

Pendidikan Anak Pada Keluarga Miskin khususnya keluarga nelayan di Desa

Klidang Lor, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui pola pendidikan anak

pada keluarga miskin dan mendeskripsikan motivasi cinta kasih keluarga,

penanaman moral, penanaman nilai sosial, penanaman nilai keagamaan dan

tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak di keluarga miskin

nelayan Desa Klidang Lor Kecamatan Batang Kabupaten Batang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Page 18: Document27

xviii

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

tentang pola pendidikan anak yang diterapkan orang tua melalui cara

motivasi atau dorongan cinta kasih keluarga, penanaman moral,

penanaman nilai sosial, penanaman nilai keagamaan serta tanggungjawab

orang tua terhadap pendidikan anak.

2. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan tentang pendidikan luar sekolah melalui pola pendidikan

keluarga.

E. Penegasan Istilah

1. Pola Pendidikan Anak

Pola pendidikan berasal dari kata pola yang mempunyai arti

sesuatu yang dipakai sebagai contoh atau rangkaian. Pendidikan adalah

setiap usaha, perlindungan dan bantuan kepada anak tertuju pada

pendewasaan anak atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap

melaksanakan tugas hidupnya sendiri dan pendidikan merupakan proses

pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan

emosional kearah alam dan sesama manusia (Hasbullah, 2001 : 2).

Page 19: Document27

xix

Jadi pola pendidikan anak adalah suatu rangkaian contoh

pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan

emosional kearah alam dan sesama manusia.

2. Keluarga Miskin

Menurut Abu Ahmadi (2004 : 167) keluarga merupakan

kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak.

Menurut Ki Hajar Dewantara (dalam Abu Ahmadi 2004 : 96) keluarga

adalah kumpulan beberapa orang yang terikat oleh satu turunan lalu

mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial,

dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk

memuliakan masing-masing anggotanya. Makna miskin secara definitif

adalah tidak terpenuhinya kebutuhan asasi manusia atau tidak

terpenuhinya kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, papan, kesehatan

dan pendidikan (Abu Ahmadi, 2003 : 328).

Jadi keluarga miskin adalah kelompok sosial kecil yang terikat

dalam satu turunan dan tidak terpenuhinya kebutuhan pokok seperti

pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan.

3. Nelayan

Page 20: Document27

xx

Nelayan adalah orang yang mata pencaharian utamanya dari

usaha menangkap ikan dilaut (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa, 1991 : 686).

Page 21: Document27

xxi

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pendidikan

Pengertian Pendidikan.

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha

manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai didalam masyarakat

dan kebudayaan, selanjutnya pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan

oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai

tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental (Hasbullah,

2001 : 1).

Pengertian pendidikan selalu mengalami perkembangan, meskipun

secara essensial tidak jauh berbeda. Menurut Langeveld (dalam Hasbullah, 2001

: 2) Pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang

diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat

membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.

Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang

dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan

ditujukan kepada orang yang belum dewasa. John Dewey (dalam Hasbullah,

2001 : 2) menyatakan bahwa pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-

kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama

manusia. Menurut Ki Hajar Dewantara (dalam Hasbullah, 2001 : 3) berpendapat

bahwa pendidikan yaitu tuntunan didalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun

maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada

anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat

dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Sedangkan

menurut UU Nomor 2 Tahun 1989 (dalam Hasbullah, 2001 : 3) pendidikan

adalah usaha sadar untuk menyiapkan manusia peserta didik melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan

datang.

Dari beberapa pengertian yang diberikan para ahli tersebut, meskipun

berbeda namun secara essensial terdapat kesatuan unsur atau faktor-faktor yang

terdapat didalamnya, yaitu bahwa pengertian pendidikan tersebut menunjukkan

suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung

unsur-unsur pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar yang berupa bimbingan dan

pengarahan yang diberikan kepada anak dalam pertumbuhannya. Pendidikan

juga merupakan pembentukan kepribadian dan kemampuan anak menuju

dewasa.

9

Page 22: Document27

xxii

Ruang Lingkup Pendidikan

Menurut Ketetapan MPR No II/MPR/1993, tentang GBHN yang

kemudian disempurnakan menjadi Ketetapan MPR No II/MPR/1999 tentang

GBHN dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan

dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena

itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan

pemerintah.

a. Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh

seseorang dirumah dalam lingkungan keluarga. Pendidikan ini

berlangsung tanpa organisasi, yakni tanpa orang tertentu yang

diangkat atau ditujuk sebagai pendidik, tanpa suatu program yang

harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu tanpa evaluasi yang

formal berbentuk tujuan. Namun demikian pendidikan formal ini

sangat penting bagi pembentukan pribadi seseorang.

b. Pendidikan Formal

Dalam perkataan formal terdapat kata form atau bentuk.

Pendidikan formal ialah pendidikan yang mempunyai bentuk atau

organisasi tertentu, seperti terdapat disekolah atau universitas yang

mencakup adanya perjenjangan, program atau bahan pelajaran untuk

tiap jenis sekolah, cara atau metode mengajar disekolah juga formal

yaitu pola tertentu, penerimaan murid, homogenitas murid, jangka

waktu, kewajiban belajar, penyelenggaraan dan waktu belajar.

c. Pendidikan Non Formal

Pendidikan non formal meliputi berbagai usaha khusus yang

diselenggarakan secara berorganisasi agar terutama generasi muda dan

Page 23: Document27

xxiii

yang dewasa yang tidak dapat sepenuhnya atau sama sekali tidak

berkesempatan mengikuti pendidikan sekolah dapat memiliki

pengetahuan praktis dan ketrampilan dasar yang mereka perlukan

sebagai warga masyarakat yang produktif.

Pendidikan Keluarga

Pengertian Pendidikan Keluarga.

Dalam ayat 4 pasal 10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 2

Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan keluarga

merupakan bagian dari pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam

keluarga dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan

keterampilan.

Pendidikan keluarga termasuk pendidikan informal dan karena

pendidikan informal adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari

pengalaman sehari-hari dengan sadar ataupun tidak sadar ( Idris, 1986:58).

Fungsi Pendidikan Keluarga.

Tugas utama dari pendidikan keluarga ialah sebagai peletak dasar bagi

pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Adapun fungsi pendidikan

keluarga meliputi :

Pengalaman Pertama Masa Kanak-kanak

Lembaga pendidikan keluarga memberikan pengalaman pertama

yang merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak.

Pendidikan keluarga adalah yang pertama dan utama, pertama

maksudnya bahwa kehadiran anak di dunia disebabkan oleh kedua

orang tuanya, sedangkan utama maksudnya adalah bahwa orang tua

bertanggung jawab terhadap pendidikan anak. Hal itu memberikan

pengertian bahwa seorang anak dilahirkan dalam keadaan tidak

berdaya dan penuh ketergantungan orang lain. Orang tua adalah

Page 24: Document27

xxiv

tempat menggantungkan diri bagi anak secara wajar, oleh karena itu

orang tua berkewajiban memberikan pendidikan pada anaknya dan

yang paling utama dimana hubungan orang tua dengan anaknya

bersifat alami dan kodrati (Hasbullah, 2001 : 39-40).

Menjamin Kehidupan Emosional.

Melalui pendidikan keluarga kehidupan emosional atau

kebutuhan akan kasih sayang dapat dipenuhi atau dapat berkembang

dengan baik, hal ini dikarenakan adanya hubungan darah antara

pendidik dengan anak didik, sebab orang tua hanya menghadapi

sedikit anak didik dan karena hubungan tadi didasarkan atas rasa cinta

kasih sayang murni. Kehidupan emisional ini merupakan salah satu

faktor yang terpenting didalam membentuk pribadi seseorang

(Hasbullah, 2001 : 41).

Menanamkan Dasar Pendidikan Moral.

Dalam pendidikan keluarga merupakan penanaman utama dasar-

dasar moral bagi anak, yang biasanya tercermin dalam sikap dan

perilaku orang tua sebagai teladan yang dapat dicontoh anak. Memang

biasanya tingkah laku, cara berbuat dan berbicara akan ditiru oleh

anak. Dengan teladan ini melahirkan gejala identifikasi positif yakni

penyamaan diri dengan seseorang yang ditiru dan hal ini penting

sekali dalam rangka pembentukan kepribadian (Hasbullah, 2001 : 42).

Memberikan Dasar Pendidikan Sosial.

Page 25: Document27

xxv

Dalam pendidikan keluarga, perkembangan benih-benih

kesadaran sosial pada anak dapat dipupuk sedini mungkin, terutama

lewat kehidupan keluarga yang penuh rasa tolong-menolong, gotong-

royong secara kekeluargaan, menolong saudara atau tetangga yang

sakit, bersama-sama menjaga ketertiban, kedamaian, kebersihan dan

keserasian dalam segala hal (Hasbullah, 2001 : 43).

Peletakan Dasar-dasar Keagamaan.

Masa kanak-kanak masa yang paling baik untuk memupuk

dasar-dasar hidup beragama. Anak-anak seharusnya dibiasakan ikut

serta kemasjid bersama-sama untuk menjalankan ibadah,

mendengarkan ceramah keagamaan, kegiatan seperti ini besar

pengaruhnya terhadap kepribadian anak (Hasbullah, 2001 : 44).

Dasar Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Pendidikan Anak.

Dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya

meliputi:

Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan

orang tua dan anak. Kasih sayang orang tua yang ikhlas yang murni

akan mendorong sikap dan tindakan rela menerima tanggung jawab

untuk memberi pertolongan kepada anaknya (Hasbullah, 2001 : 44).

Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan

orang tua terhadap keturunannya. Adanya tangung jawab moral ini

meliputi nilai-nilai agama atau nilai-nilai spiritual. Menurut para ahli,

bahwa penanaman sikap beragama sangat baik pada masa anak-anak

Page 26: Document27

xxvi

(usia 3 sampai 6 tahun) seorang anak memiliki pengalaman agama

yang asli dan mendalam serta mudah berakar dalam kepribadiannya.

Pada periode ini peranan orang tua dirasakan sangat penting melalui

pembiasaan misalnya orang tua sering mengajak anak-anaknya

ketempat ibadah sebagai penanaman dasar yang mengarahkan anak

pada pengabdian dan mampu menghargai kehadiran agama dalam

bentuk pengalaman dengan penuh ketaatan (Hasbullah, 2001 : 44).

Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya

akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara.

Tanggung jawab sosial itu merupakan perwujudan kesadaran

tanggung jawab kekeluargaan yang dibina oleh darah dan keturunan.

Terjalinnya hubungan orang tua dengan anak adalah untuk melindungi

dan memberikan pertolongan kepada anak dalam membimbing

mereka agar pertumbuhan dan perkembangannya menjadi sempurna

sebagaimana yang diharapkan untuk mengambil sikap mandiri dan

mampu mengambil keputusan sendiri serta kehidupannya dalam

keadaan stabil (Hasbullah, 2001 : 45).

Memelihara dan membesarkan anak. Tanggung jawab ini merupakan

dorongan alami untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan,

minum dan perawatan, agar ia dapat hidup secara berkelanjutan

disamping itu orang tua bertanggung jawab dalam menjamin

Page 27: Document27

xxvii

kesehatan baik jasamani maupun rohaniah dari berbagai gangguan

penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan diri anak

(Hasbullah, 2001 : 45).

Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan

keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak, sehingga bila

ia dewasa akan mampu mandiri (Hasbullah, 2001 : 45).

Pola Pendidikan Anak dalam Keluarga

Pengertian Pola Pendidikan dalam Keluarga.

Pola adalah suatu rangkaian unsur-unsur yang sudah mantap mengenai

suatu gejala dan dapat dipakai sebagai contoh dalam hal menggambarkan atau

mendiskripsikan gejala itu sendiri (Ariyono Suyono, 1976:327).

Pola adalah suatu wujud, tipe, sifat yang dikenakan seseorang oleh

orang yang lebih dewasa secara sadar atau tidak sadar terlaksana secara

bertahap, artinya merupakan suatu proses, mengharapkan hasil yang

positif, maka dapat dikatakan adanya suatu proses yaitu proses pendidikan.

Pola pendidikan yang diterapkan orang tua kepada anak sudah

tentu berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan ini nantinya akan

mempengaruhi perkembangan anak itu sendiri. Secara garis besar dapat

dijelaskan bahwa perbedaan dalam pola pendidikan dapat terjadi karena

setiap orang tua memiliki sikap dan nilai-nilai yang berbeda dan akan

mempengaruhi mereka dalam menghadapi anak.

Pendidikan anak didalam keluarga adalah suatu wujud, tipe, sifat

yang disampaikan oleh anggota keluarga yang lebih dewasa (orang tua)

kepada anak untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pendidikan anak

Page 28: Document27

xxviii

dalam keluarga merupakan pendidikan informal, dalam pelaksanaannya

tergantung dari pengalaman orang tua atau pendapat orang tua masing-

masing. Menurut Yaumil Agoes Athir (1994:11) orang tua hendaknya

memperhatikan dan menyesuaikan dengan peranan dan fungsinya yaitu :

a. Sebagai tokoh yang ditiru anak, maka pola pendiikan yang berisi

pemberian teladan.

b. Sebagai tokoh yang mendorong anak, maka pola pendidikanya adalah

pemberian kemandirian kepada anak, motivasi untuk berusaha dan

mencoba bangkit kembali bila mana mengalami kegagalan.

c. Sebagai tokoh mengawasi, dalam hal ini maka pola pendidikannya

adalah berisi pengendalian, pengarahan pendisiplinan, ketaatan,

kejujuran, orang tua perlu memberitahu apa yang boleh atau tidak

boleh dilakukan anak.

Ditarik kesimpulan bahwa pola pendidikan anak didalam keluarga

dapat ditandai oleh interaksi terus menerus antara orang tua dengan anaknya,

yang interaksi ini ditujukan agar anak dapat dididik hingga mencapai tumbuh

kembang secara sempurna.

Pola Pendidikan Anak dalam Keluarga.

Menurut Singgih D. Gunarso (1986:116-117) mengemukakan 3 (tiga)

pola pendidikan yang digunakan oleh para orang tua dalam mendidik anak-

anaknya adalah sebagai berikut :

Page 29: Document27

xxix

a. Pola Pendidikan Otoriter.

Yaitu pola pendidikan dimana anak harus mengikuti pendapat dan

keinginan orang tua, kekuasaan dipilih orang tua. Anak tidak diperkenankan

memberikan pendapat kepada orang tua. Orang tua cenderung bersikap kaku,

suka memaksakan kehendak, selalu mengatur tanpa memperhatikan

kemauan dan perasaan anak, menghukum bila anak bertindak tidak sesuai

dengan kehendaknya dan kurang adanya komunikasi dengan anak.

b. Pola Pendidikan Demokratis.

Cara ini anak diberi kesempatan yang luas untuk mendiskusikan

segala permasalahan dengan orang tua dan orang tua mendengarkan keluhan

dan memberikan pandangan atau pendapat serta orang tua menghargai

pendapat anak-anak. Orang tua selalu memperhatikan perkembangan, saling

terbuka dan mau mendengarkan saran dan kritik dari anak.

c. Pola Pendidikan Permisif.

Yaitu pola pendidikan orang tua yang memberikan kebebasan penuh

pada anak tanpa dituntut kewajiban dan tanggung jawab. Orang tua kurang

kontrol terhadap perilaku anak, kurang membimbing dan mengarahkan anak

serta kurang komunikasi dengan anak.

Sedangkan Sutari (1984 : 123-125) menggolongkan pola pendidikan

anak dalam keluarga dibedakan menjadi 3, yaitu:

a. Pola Pendidikan Otoriter

Dalam pola pendidikan ini pemegang peranan adalah orang tua

karena semua kekuasaan dan keaktifan anak ditentukan oleh orang tua.

Page 30: Document27

xxx

Anak sama sekali tidak mempunyai hak untuk mengemukakan

pendapat misal memilih sekolah, anak dianggap sebagai anak kecil,

anak tidak pernah mendapat perhatian yang layak.

Sifat anak dalam keluarga ini yaitu kurang inisiatif, gugup, ragu-

ragu, suka membangkang, menantang kewibawaan orang tua, penakut

dan penurut.

b. Pola Pendidikan Demokrasi

Pola pendidikan ini memandang anak sebagai individu yang

berkembang sebab itu perlu adanya kewibawaan yang memimpinnya

(orang tua). Pola pendidikan ini disesuaikan dengan taraf

perkembangan anak dengan cita-citanya, minatnya, kecakapan-

kecakapan dan pengalamannya. Anak dilibatkan ditempat semestinya

yang mempunyai kebebasan untuk berinisiatif dan aktif. Disamping

itu orang tua memberikan pertimbangan dan pendapat kepada anak

sehingga anak mempunyai sifat terbuka, anak dapat dipimpin dan

memimpin dengan penuh kreatif dan aktif.

Sifat anak dalam keluarga ini yaitu anak aktif didalam hidupnya,

penuh inisiatif, percaya diri, penuh tanggung jawab, menerima kritik

dengan terbuka, emosi lebih stabil dan mudah menyesuaikan diri.

c. Pola Pendidikan Permisif

Dalam pendidikan ini orang tua kurang tegas, anak menentukan

sendiri apa yang dikehendaki. Orang tua memberi kebebasan kepada

anaknya, orang tua tidak mempunyai fungsi sebagai pimpinan yang

Page 31: Document27

xxxi

mempunyai kewibawaan dan suasana keluarga bebas. Dalam keluarga

ini anak merasa tidak ada pegangan tertentu dan norma-norma yang di

anut, sehingga bertindak atas kemauan sendiri dan tidak menghargai

orang lain sehingga selalu mementingkan diri sendiri.

Sifat anak dalam keluarga ini yaitu agresif, tidak dapat bekerja

sama dengan orang lain, emosi kurang stabil dan selalu mengalami

kegagalan karena tidak ada bimbingan.

Pola Sosialisasi Pendidikan Anak dalam Keluarga.

Menurut David A Gozali (dalam Diniarti F Soe’oed, 1990 : 30)

sosialisasi adalah proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh

pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai dan norma-norma agar ia dapat

berpartisipasi sebagai anggota kelompok dalam masyarakat. Seseorang dapat

dikatakan sebagai makhluk sosial apabila ia mampu mensosialisasikan dirinya

baik di lingkungan keluarga maupun dimasyarakat. Menurut Varderzande

(dalam Diniarti F Soe’oed, 1990 : 30) sosialisasi merupakan proses sosial

untuk mempelajari cara-cara berfikir, berperasaan dan berperilaku sehingga

dapat berperan serta secara efektif dalam masyarakat.

Dalam suatu keluarga peran ibu, bapak, nenek, kakek, paman, bibi

begitu besar dalam membentuk suatu corak tersendiri yang khas dalam proses

sosialisasi. Bagi anak yang berada dalam lingkungan masyarakat yang

sederhana, keluarga merupakan sumber pengetahuan utam baginya (Rohidi,

1994 : 17).

Page 32: Document27

xxxii

Sosialisasi dapat dilihat sebagai mekanisme hubungan kontrol

sosial mengenai prilaku anak-anak dalam satu kesatuan sosial. Proses

sosialisasi dalam keluarga, anak akan menangkap dan menyadap bentuk

pandangan hidup orang tua sebagai nilai-nilai.

Konsep sosialisasi pendidikan anak dalam keluarga dibagi menjadi

tiga teori antara lain:

Teori Sosialisasi Pasif.

Menurut Persons (dalam Robinson, 1986 : 58 – 61) berpendapat

bahwa sosialisasi seperti belajar, berlangsung terus sepanjang hidup. Un

sur-unsur kepribadian anak diperoleh dengan belajar, struktur kepribadian

dasar (Basic Personality Structure) adalah inti dari pola orientasi nilai

yang digariskan dalam masa anak-anak dan tidak mudah diubah secara

drastis dalam masa hidup dewasa. Sosialisasi dalam kerangka hubungan

fungsional yang terus menerus diarahkan untuk mencapai tujuan. Individu

harus berusaha menyesuaikan diri yaitu mempertahankan pola kemudian

mengintegrasikan perilaku baru itu dalam struktur kepribadian yang baru

tumbuh.

Pada teori pasif digunakan asumsi bahwa sianak hanya sekedar

memberi rerspons kepada rangsangan-rangsangan orang tua dan dengan

demikian mengabaikan kemungkinan bahwa sianak itu (bisa saja)

mengalami beberapa konflik dalam dirinya. Dalam model Persons adanya

suatu struktur kepribadian dasar yang sekali diletakkan pada masa anak-

anak bersifat relatif statis selama hidup.

Page 33: Document27

xxxiii

Sosialisasi adalah sesuatu yang terjadi pada manusia, nilai-nilai

diinternalisasikan, perilaku diubah sementara anak memberi respons

kepada tekanan-tekanan terhadap dirinya : Anak tidak diberi kesempatan

untuk menciptakan dunianya sendiri, demikian pula pengaruh anak

terhadap tindakan orang tua.

Teori Sosialisasi Aktif.

Sosialisasi aktif menurut pendapat Blume (dalam Robinson, 1986 :

66–67) adalah tindakan yang dibangun dalam usaha mengatasi kesulitan-

kesulitan dan tidak sekedar dilepaskan dari suatu struktur psikologis yang

ada sebelumnya oleh faktor-faktor yang mempengaruhi struktur itu.

Dalam teori aktif individu mempunyai kebebasan untuk berbuat sesukanya

dan mengabaikan kekuasaan yang ada pada sementara orang untuk

mengekang kegiatan orang-orang lain. Mead berpendapat bahwa individu

merupakan makhluk sosial dan hanya dibentuk dalam interaksi dengan

orang-orang lain.

Berger dan Lucmann (dalam Robinson, 1986 : 67) berpendapat

bahwa kita dilahirkan dalam suatu struktur sosial yang objektif, suatu

jaringan hubungan-hubungan yang sudah ada sebelum kita lahir dan

disana kita berkenalan dengan orang-orang lain yang signifikan (punya

arti bagi kita), yakni orang tua yang akan bertugas mensosialisasikan kita.

Teori sosialisasi aktif dan pasif dalam proses belajar sering banyak

dijumpai dalam keluarga seperti bagaimana keluarga mempertahankan

Page 34: Document27

xxxiv

pola perilaku yang selama ini dihayati dan bagaimana dengan pola

perilaku yang mengandung situasi baru.

Teori Sosialisasi Radikal.

Teori sosialisasi radikal dipandang sebagai teori sosialisasi yang

penting untuk dipelajari dimana sosialisasi berlangsung dalam suatu

masyarakat yang berlapis-lapis. Latar belakang proses anak-anak menjadi

dewasa merupakan bagian integrasi dari proses pembentukan kelas.

Menurut pandangan Clarke (dalam Robinson, 1986 : 70) berpendapat

bahwa sosialisasi adalah sosialisasi kelas. Dimana kaum muda atau anak

mewarisi dari orang tua mereka suatu orientasi kultural terhadap masalah

umum kelas yang mungkin akan menimbang, membentuk dan

menunjukkan makna-makna yang kemudian akan diterapkan pada

berbagai bidang kehidupan sosial mereka.

Keluarga

Pengertian Keluarga.

Menurut Ki Hajar Dewantara (dalam Abu Ahmadi, 2004 : 96)

keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang terikat oleh satu turunan

lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki,

esensial, dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu

untuk memuliakan masing-masing anggotanya.

Keluarga merupakan persekutuan hidup primer dan alami

diantara seorang wanita dengan seorang pria yang diikat dengan tali

Page 35: Document27

xxxv

perkawinan dan cinta kasih. Diantara makhluk yang bersekutu ini terdapat

unsur hakiki yang sama yaitu : cinta kasih, ketergantungan, saling

membutuhkan dan saling melengkapi. Mereka saling memberi, ngemong,

meminta, memberi pengorbanan, punya loyalitas atau kesetiaan, dan

saling melengkapi sesuai dengan kodratnya masing-masing. Dengan

lahirnya anak, ikatan perkawinan pada umumnya semkin kokoh, erat

terpatri, sebab anak merupakan andalan atau jaminan berpautnya cinta

kasih yang timbal balik. Lagi pula ketidak berdayaan bayi dan anak

membangkitkan imbauan pada kedua orang tuanya untuk bersama

memelihara, merawat, membesarkan, mengasuh dan mendidik anak-anak

dengan rasa tanggung jawab (Kartini, 1997:59).

Menurut Soelaeman (dalam Moch Shochib, 1998 : 17)

menyatakan bahwa dalam pengertian psikologis, keluarga adalah

sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan

masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga

terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling

menyerahkan diri, sedangkan dalam pengertian paedagogis, keluarga

adalah “ satu “ persekutuan hidup yang dijalin oleh kasih sayang antara

pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan, yang

bermaksud untuk saling menyempurnakan diri. Dalam usaha saling

melengkapi dan saling menyempurnakan diri itu terkandung perealisasian

dan fungsi sebagai orang tua.

Fungsi Keluarga.

Page 36: Document27

xxxvi

Dalam kehidupan keluarga suatu pekerjaan atau tugas yang

harus dilakukan itu biasa disebut fungsi. Pekerjaan yang harus dilakukan

oleh keluarga itu dapat digolongkan kedalam beberapa fungsi :

a. Fungsi Biologis

Keluarga diharapkan dapat menyelenggarakan persiapan-

persiapan perkawinan bagi anaknya. Persiapan perkawinan yang perlu

dilakukan oleh orang tua bagi anak-anaknya sejak anak menginjak

kedewasaan dapat berupa pengetahuan tentang kehidupan suami-isteri,

mengatur rumah tangga bagi sang isteri, tugas dan kewajiban sang

suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak (Abu Ahmadi, 2003 :

89).

b. Fungsi Pemeliharaan

Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya

dapat terlindung dari gangguan-gangguan sebagai berikut : gangguan

udara dengan menyediakan rumah, gangguan penyakit dengan

berusaha menyediakan obat-obatan, gangguan bahaya. Bila dalam

keluarga fungsi ini telah dijalankan dengan sebaik-baiknya sudah tentu

membantu terpeliharanya keamanan dalam masyarakat (Abu Ahmadi,

2003 : 90).

c. Fungsi Ekonomi

Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan pokok yaitu :

kebutuhan akan makan dan minum, kebutuhan pakaian untuk menutup

tubuhnya, serta kebutuhan tempat tinggal. Dalam keluarga juga

Page 37: Document27

xxxvii

berusaha melengkapi kebutuhan jasmani dimana keluarga (orang tua)

diwajibkan berusaha mendapatkan perlengkapan jasmani baik yang

bersifat unum maupum individual. Perlengkapan jasmani yang bersifat

umum misalkan kursi, tempat tidur, lampu dan sebagainya, sedangkan

yang bersifat individual misalkan alat-alat sekolah, pakaian,

permainan bagi anak-anak. Permainan merupakan sebagai nilai

mengembangkan daya cipta disamping nilai rekreasi (Abu Ahmadi,

2003 : 90).

d. Fungsi Keagamaan

Di Negara Indonesia yang berideologi Pancasila berkewajiban

pada setiap warganya untuk menghayati, mendalami damn

mengamalkan Pancasila didalam perilaku dan kehidupan keluarganya.

Dengan dasar pedoman ini keluarga diwajibkan untuk menjalani dan

mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya

sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Abu

Ahmadi, 2003 : 90-91).

e. Fungsi sosial

Dalam fungsi ini keluarga memperkenalkan nilai-nilai dan

sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-

peranan yang diharapkan akan mereka jalankan kelak bila sudah

dewasa. Generasi tua dalam keluarga yaitu ayah, ibu mewariskan

sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik dan

buruknya perbuatan dan nilai-nilai (Abu Ahmadi, 2003 : 91).

Page 38: Document27

xxxviii

Kemiskinan

Pengertian Kemiskinan.

Dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat yang tergolong

miskin, kemiskinan adalah sesuatu yang nyata adanya, karena mereka

sendiri yang merasakan dan menjalani kehidupan dalam kemiskinan

tersebut. Kemiskinan akan lebih terasa lagi apabila mereka telah

membandingkan dengan hidup orang lain yang lebih tinggi tingkat

kehidupannya. Selanjutnya kemiskinan dilukiskan sebagai kurangnya

pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang pokok, seperti

pangan, sandang, papan sebagai tempat berteduh.

Menurut Emil Salim (dalam Abu Ahmadi, 2003 : 326)

menyatakan bahwa mereka berada dibawah garis kemiskinan apabila

pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang paling

pokok, seperti pangan, pakaian, tempat berteduh dan lain-lain. Sedangkan

menurut Suparlan (dalam Abu Ahmadi, 2003 : 326) menyatakan

kemiskinan adalah sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu

adanya suatu tingkat kekurangan meteri pada sejumlah atau segolongan

orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam

masyarakat yang bersangkutan. Standar kehidupan yang rendah ini secara

langsung nampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan kesehatan,

kehidupan moral, dan rasa harga diri dari mereka yang tergolong orang

Page 39: Document27

xxxix

miskin. Kemiskinan terwujud sebagai hasil interaksi antara berbagai aspek

tersebut terutama aspek sosial dan ekonomi.

Menurut Amin Raiz (1995:9) mendefinisikan bahwa kemiskinan

adalah kondisi terhadap sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dasar

seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan dasar.

Kemiskinan biasanya dilukiskan sebagai kekurangan pendapatan untuk

memenuhi kebutuhan pokok.

Kaum miskin sebagai suatu kelompok sering disebut sebagai

kelompok berpenghasilan rendah yaitu kelompok yang berdiam disuatu

tempat, daerah yang mendapat penghasilan lebih rendah jika dibandingkan

kebutuhan minimal mereka yang seharusnya mereka penuhi (Mulyanto

dan Evers, 1982:20).

Dalam uraian tersebut diatas peneliti dapat menyimpulkan

bahwa kemiskinan biasanya dilukiskan sebagai kekurangan pendapatan

untuk memenuhi kebutuhan pokok. Kemiskinan disini bukan hanya

meliputi kekurangan kebutuhan pangan, sandang, papan dan kesehatan

tetapi juga pendidikan.

Ukuran-Ukuran Kemiskinan

Klasifikasi atau penggolongan seseoang atau masyarakat itu

dikatakan miskin, ditetapkan dengan menggunakan tolok ukuran yang

umumnya dipakai adalah sebagai berikut :

a. Tingkat Pendapatan

Page 40: Document27

xl

Di negara Indonesia, tingkat pendapatan digunakan ukuran waktu kerja

sebulan. Tolok ukur yang digunakan di Indonesia untuk menentukan besarnya

besarnya jumlah orang miskin adalah batasan tingkat pendapatan per waktu

kerja (Rp 30.000, perbulan atau lebih rerndah) dan disamping itu juga tolok

ukur juga dibuat berdasarkan atas batasan minimal jumlah kalori yang diambil

persamaannya dalam beras, dimana dinyatakan batas minimal kemiskinan

adalah mereka yang makan kurang dari 320 kg beras di desa dan 420 kg dikota

pertahunnya (Suparlan dalam abu Ahmadi, 2003:327).

b. Kebutuhan Relatif

Tolok ukur kebutuhan relatif perkeluarga, yang batasan-batasannya dibuat berdasarkan atas kebutuhan minimal yang

harus dipenuhi guna sebuah keluarga dapat melangsungkan kehidupannnya secara sederhana tetapi memadai sebagai

warga masyarakat yang layak. Tolok ukur ini adalah kebutuhan yang biasanya berkenan dengan sewa rumah, biaya

untuk kesehatan dan pengobatan, biaya menyekolahkan anak, biaya untuk sandang, pangan sederhana tetapi

mencukupi dan memadai.

Menurut konsep struktural, kemiskinan tersebut terasa sudah

mapan dan sulit diubah untuk memperbaiki struktural yang ada dan

sudah mapan tersebut seperti yang telah dikatakan Chambers

(1987:11) bahwa mereka (kaum miskin) terdiri dari berjuta-juta

manusia yang sering tidak nampak dan tenggelam, yang bergelimang

dengan kemiskinan lemah, tersisih, tidak terpedaya, terbelakang, dan

tidak memiliki kekuatan apapun. Istilah yang dipakai untuk golongan

miskin beraneka ragam, seperti kaum miskin, kelompok pinggiran dan

kaum rombeng dari bumi.

Page 41: Document27

xli

Ukuran-ukuran kemiskinan dapat disimpulkan bahwa

keberadaan orang-orang atau keluarga yang dalam kebutuhan primer

tidak dapat mencukupi secara layak. Dari uraian tersebut diatas dapat

disimpulkan bahwa kemiskinan bukan saja berurusan dengan

persoalan ekonomi tetapi bersifat multi dimensional karena dalam

kenyataannya juga berurusan dengan persoalan-persoalan non

ekonomi (sosial, budaya dan politik).

Ciri-ciri Kemiskinan

Menurut Amin Raiz (1995) yaitu ada dua kategori atau ciri

tingkat kemiskinan yaitu :

a. Kemiskinan absolut adalah suatu kondisi dimana tingkat pendapatan

seseorang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokoknya seperti

pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan.

b. Kemiskinan relatif adalah perhitungan kemiskinan berdasarkan

proporsi distribusi pendapat dalam suatu daerah. Kemiskinan jenis ini

dikatakan relatif karena lebih berkaitan dengan distribusi pendapatan

antar lapisan masyarakat.

Sejalan dengan hal tersebut diatas Lukman Sutrisno (1998 : 39-

40) menyatakan bahwa ciri-ciri kemiskinan adalah sebagai berikut :

a. Ketidakpastian hidup, meskipun secara menakjubkan ketidakpastian

itu tidak membawa keputusan dan apatisme atau mengarah dengan

keadaan.

b. Sikap tidak mempedulikan pendidikan keluarga demi masa depan

generasinya.

Page 42: Document27

xlii

c. Sikap menerima nasib (buruk) dari peri kehidupannya yang miskin itu

juga terhadap malapetaka yang menimpa tampak sikap tak berdaya

dan menerima nasib.

Pola Pendidikan Keluarga Miskin

Pendidikan dalam keluarga mempunyai peran yang sangat penting

dalam perkembangan kepribadian anak. Orang tua adalah sosok teladan yang

akan diidentifikasi dan diinternalisasi menjadi peran dan sikap oleh anak,

maka salah satu tugas utama orang tua ialah mendidik keturunanya dengan

kata lain dalam relasi antara anak dan orang tua itu secara kodrati tercakup

unsur pendidik untuk membangun kepribadian anak dan mendewasakan,

karena orang tua merupakan pendidik paling pertama dan paling utama bagi

anak-anaknya.

Orang tua dikeluarga miskin sangat kurang memperhatikan

kebutuhan anaknya karena pendapatan keluarga yang kurang mencukupi

kebutuhan keluarga dengan kata lain hidup serba kekurangan. Matoritas

pendidikan orang tua yang rendah akan memperngaruhi cara mereka dalam

mendidik anak-anaknya.

Pola pendidikan keluarga miskin nelayan ini tentunya berbeda

antara satu dengan yang lainnya, perbedaan ini akan mempengaruhi

perkembangan anak itu sendiri. Secara garis besar dapat dijelaskan bahwa

perbedaan dalam pola pendidikan dapat terjadi karena setiap orang tua

memiliki sikap dan nilai-nilai yang berbeda-beda dan akan mempengaruhi

Page 43: Document27

xliii

mereka dalam menghadapi anak. Dalam kenyataanya hampir tidak pernah

ditemukan keluarga yang memiliki pola pendidikan yang persis sama,

walaupun berbeda antar keluarga tetapi secara umum ada persamaan yaitu

sesuai dengan norma masyarakat yang terikat dengan kultur.

Pola pendidikan anak dalam keluarga dapat ditandai oleh interaksi

terus menerus antara orang tua dengan anaknya, interaksi ini ditujukan agar

anak dapat dididik hingga mencapai tumbuh kembang yang sempurna.

Dikeluarga miskin nelayan interaksi orang tua dengan anakya kuran

memperhatikan. Pada keluarga miskin nelayan ini orang tua selalu

membiarkan segala tindakan yang dilakukan anak, orang tua lebih banyak

mencari uang untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga karena pendapatan

yang mereka dapatkan sangatlah sedikit.

Kerangka Berfikir

Pendidikan diartikan usaha sadar yang terencana yang diberikan

kepada anak dalam pertumbuhannya. Ruang lingkup pendidikan meliputi : 1)

Pendidikan informal yaitu pendidikan yang diperoleh seseorang dirumah

dalam lingkungan keluarga, pendidikan ini berlangsung tanpa organisasi

karena pendidikan informal ini berperan sangat penting dalam pembentukan

kepribadian anak, 2) Pendidikan formal yaitu pendidikan yang mempunyai

organmisasi secara nyata seperti sekolah, 3) Pendidikan non formal meliputi

berbagai usaha khusus yang diselenggarakan secara berorganisasi untuk

Page 44: Document27

xliv

memberikan pengetahuan praktis dan ketrampilan dasar yang diperlukan

sebagai warga masyarakat yang produktif.

Pendidikan keluarga termasuk pendidikan informal, karena dalam

pendidikan keluarga proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari

pengalaman sehari-hari dengan sadar ataupun tidak sadar. Dalam hal ini

pengaruh orang tua, orang-orang lain yang ditemui anak dalam pergaulan

sehari-hari dapat menentukan sikap dan nilai-nilai yang dijadikannya sebagai

pedoman dalam hidupnya. Pendidikan keluarga ini merupakan peran pertama

dan utama dalam perkembangan pribadi anak.

Tugas utama dari pendidikan keluarga ialah sebagai peletak dasar

bagi pendidikan akhlak dan pengetahuan hidup keagamaan, adapun fungsi

pendidikan dalam keluarga ini yaitu sebagai pengalaman pertama pda masa

kanak-kanak, menjamin kehidupan emosional anak, menanamkan dasar

pendidikan moral, memberikan dasar pendidikan sosial dan pengetahuan dasar

keagamaan.

Dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya

meliputi : pemberian cinta kasih keluarga, penanaman moral, penanaman nilai

sosial, penanaman nilai keagamaan dan tanggung jawab memberikan

pendidikan dari berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan.

Penelitian ini dititik beratkan pada 5 keluarga miskin pada

masyarakat nelayan. Nelayan merupakan mata pencaharian pokok masyarakat

tersebut. Penghasilan yang diperoleh pada keluarga miskin jauh dari

penghasilan layak, karena penghasilan pada 5 keluarga nelayan ini hanya

Page 45: Document27

xlv

cukup untuk kebutuhan pokok sehari-hari sedangkan kebutuhan yang lainnya

terabaikan atau tidak mendapat perhatian.

Dari uraian diatas dapat dilihat dari pemberian motivasi cinta

kasih keluarga, penanaman moral, penanaman nilai sosial, penanaman nilai

keagamaan dan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak dapat

diketahui pola pendidikan yang akan diterapkan orang tua yaitu meliputi pola

pendidikan otoriter, pola pendidikan demokrasi dan pola pendidikan permisif.

Page 46: Document27

xlvi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan

kualitatif, yaitu penelitian dengan cara memandang objek kajian sebagai suatu

sistem, artinya objek kajian dilihat sebagai satuan terdiri dari unsur yang

saling terkait dan mediskripsikan fenomena-fenomena yang ada (Arikunto,

1993:209).

Fokus dalam pola pendidikan anak dalam keluarga ini adalah

motivasi atau dorongan cinta kasih keluarga, penanaman moral, penanman

nilai sosial, penanaman nilai keagamaan, dan tanggung jawab orang tua

terhadap pendidikan anak. Oleh karena itu pendekatan yang dianggap cocok

dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang menghasilkan data

deskriptif.

Penelitian deskrptif kualitatif memungkinkan pencarian fakta dan

interpretasi yang tepat, memungkinkan mengkaji masalah-masalah normatif

sekaligus membuat perbandingan antar fenomena.

Dengan metode deskriptif kualitatif ini akan diperoleh pemahaman

dari penafsiran serta realistis dan mendalam mengenai makna dari kenyataan

dan fakta yang ada, karena permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini

tidak berkenaan dengan angka-angka, tapi mendiskripsikan, menguraikan dan

menggambarkan tentang pola pendidikan anak pada masyarakat miskin kasus

35

Page 47: Document27

xlvii

5 (lima) keluarga nelayan di Desa Klidang Lor, Kecamatan Batang,

Kabupaten Batang. Pola pendidikan ini diperoleh anak melalui pengalaman

sehari-hari dalam lingkungan keluarga. Selain itu peneliti juga menguaraikan

daerah yang diteliti meliputi keadan fisik, pendidikan, agama yang dianut,

serta mata pencaharian penduduk.

Lebih lanjut peneliti mengadakan pendekatan secara kekeluargaan

sehingga mereka akan lebih terbuka dalam menyampaikan penjelasan atau

keterangan yang diajukan.

B. Penentuan Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan lokasi penelitian adalah Desa

Klidang Lor, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang karena mayoritas

masyarakatnya sebagai nelayan. Penelitian ini dilakukan pada keluarga

nelayan dengan kategori miskin.

C. Fokus Penelitian

Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pola pendidikan anak

dalam keluarga miskin yaitu:

1. Motivasi atau dorongan cinta kasih keluarga.

2. Pemberian penanaman moral.

3. Penanaman nilai sosial.

4. Penanaman nilai keagamaan.

5. Tanggug jawab orang tua terhadap pendidikan anak.

Page 48: Document27

xlviii

D. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengemukakan subyek penelitian pada 5

(lima) keluarga nelayan di Desa Klidang Lor, Kecamatan Batang, Kabupaten

Batang yang berjumlah dari 15 (lima belas) informan dengan perincian 10

(sepuluh) informan orang tua yang terdiri dari 5 (lima) ayah, 5 (lima) Ibu, dan

dari maing-masing pasangan diambil 1 (satu) informan anak, jadi untuk

informan anak berjumlah 5 (lima) orang.

Penulis mengambil 15 informan dalam penelitian ini karena dari 15

informan dianggap dapat melengkapi data-data dan mampu menjawab

informasi yang peneliti butuhkan. Adapun karakteristik subyek penelitian

yang diteliti sebagai berikut :

1. Karakteristik subyek penelitian orang tua :

Orang tua yang berkerja sebagai nelayan

Pendapatan orang tua kurang dari Rp 300.000 per bulan

Orang tua yang berusia 45-50 tahun

2. Karakteristik subyek penelitian anak :

a. Anak yang berpendidikan SD/SLTP

b. Anak yang berusia 10-14 tahun

E. Sumber Data Penelitian

Dalam pengumpulan data ini, peneliti mengambil dari dua sumber

data yang terdiri dari :

1. Data Primer yaitu data yang diperoleh dari sumbernya. Dalam hal ini data

berupa informasi langsung dari 5 keluarga miskin didesa Klidang Lor

Page 49: Document27

xlix

Batang, yang terdiri dari 15 informan, dengan perincian 10 informan

orang tua dan dari masing-masing keluarga diambil 1 (satu) informan anak

yang berjumlah 5 orang.

2. Data Sekunder yaitu data yang digunakan untuk membantu menyelesaikan

data primer dari arsip atau dokumen yang berkaitan dengan penelitian

yang meliputi monografi penduduk Desa Klidang Lor, Kecamtan Batang,

Kabupaten Batang.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi

Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu

obyek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto, 1996 : 145).

Teknik ini merupakan pengamatan atau mendengarkan perilaku individu

dalam situasi atau selang waktu tanpa manipulasi atau mengontrol, dimana

perilaku itu ditampilkan dalam teknik observasi yang tidak mengabaikan

kemungkinan menggunakan sumber-sumber non manusia seperti

dokumen dan catatan-catatan observasi.

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi

langsung, yaitu peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan pada

objek penelitian ditempat penelitian dilakukan. Pada dasarnya teknik ini

dilakukan sebagai upaya korektif terhadap data primer dan sekunder yang

diperoleh perihal derajat kesahihan.

Page 50: Document27

l

Untuk teknik observasi ini peneliti lakukan pada tanggal 12

februari 2005 yaitu dengan survey awal tempat penelitian sekaligus

meminta kesediaan para informan sebagai subyek dari penelitian. Teknik

observasi juga dilakukan peneliti saat wawancara dengan informan.

Teknik observasi ini dilakukan atas dasar pertimbangan sebagai

berikut : a) Dapat terhindar dari data semu, b) Dapat diperoleh dari

pengalaman secara langsung, c) Memberi kemungkinan bagi peneliti

mengamati secara langsung, d) Peneliti dapat memahami berbagai

permasalahan yang terjadi dilapangan.

Metode ini digunakan peneliti untuk memperoleh data-data

penelitian yang berkaitan dengan pola pendidikan anak yang meliputi :

motivasi kasih sayang keluarga, penanaman moral, penanaman nilai

sosial, penanaman nilai keagamaan dan tanggung jawab orang tua

terhadap pendidikan anak.

2. Teknik Wawancara

Wawancara adalah suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancara

untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto, 1993 : 126).

Teknik wawancara adalah pengumpulan data yang utama dalam penelitian

ini, karena informasi yang diperoleh dapat lebih mendalam sebab peneliti

mempunyai peluang lebih luas untuk mengembangkan lebih jauh

informasi yang diperoleh dari informan dan karena melalui teknik

wawancara ini peneliti mempunyai peluang untuk dapat memahami pola

pendidikan anak pada keluarga miskin khususnya nelayan.

Page 51: Document27

li

Pada prinsipnya pertanyaan disusun berdasarkan fokus penelitian

dan permasalahan dalam penelitian ini, baru kemudian dilakukan

wawancara. Adapun kegiatan wawancara dan jawaban dari seluruh

informan ditulis dalam catatan lapangan. Adapun peneliti menggunakan

teknik wawancara yaitu untuk mendapatkan jawaban yang valid dari

informan, maka peneliti harus bertatap muka dan bertanya langsung

dengan informan.

Wawancara dilaksanakan dengan menggunakan wawancara

terstuktur dengan harapan mampu mengarahkan kepada kejujuran sikap

dan pemikiran subyek penelitian ketika memberikan informasi agar

informasi yang diberikan sesuai dengan fokus penelitian.

Peneliti memulai melaksanakan wawancara kepada informan

keluarga I tanggal 14 februari 2005, pada keluarga II tanggal 14 februari

2005, pada keluarga III tanggal 15 februari 2005, pada keluarga IV

tanggal 15 februari dan pada keluarga V tanggal 16 februari 2005.

Data yang diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara ini

adalah data mengenai pola pendidikan yang diterapkan orang tua yang

meliputi : motivasi atau dorongan cinta kasih keluarga, penanaman moral,

penanaman nilai sosial, penanaman dasar keagamaan serta tanggung

jawab orang tua terhadap pendidikan anak.

3. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi data dari wawancara

dan observasi. Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data

yang tidak langsung ditujukan kepada subyek penelitian.

Page 52: Document27

lii

Dalam penelitian ini dokumentasi dimaksudkan untuk melengkapi

data dari hasil observasi dan wawancara. Pertimbangan peneliti

menggunakan teknik dokumentasi karena dokumentasi merupakan sumber

data yang stabil, menunjukkan suatu fakta yang telah berlangsung dan

mudah didapatkan. Data dari dokumentasi memiliki tingkat kepercayaan

yang tinggi akan kebenaran atau keabsahan data dan dokumentasi juga

sebagai sumber data yang kaya untuk memperjelas identitas subyek

penelitian, sehingga dapat mempercepat proses penelitian.

Dalam penelitian ini dokumen diperoleh dari kantor Kepala Desa

Kilang Lor berupa gambaran umum Desa Kluidang Lor meliputi : kedaan

geografis, kependudukan, pemerintahan serta gambar peta Desa Klidang

Lor. Adapun dokumen yang diperoleh informan meliputi : data identitas

informan, serta hasil wawancara dengan 5 keluarga nelayan di Desa

Klidang Lor, untuk mempertajam validitas laporan akan ditambahkan

foto-foto yang berkaitan dengan fokus penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Proses analisis data bukan hanya merupakan tindak lanjut logis dari

pengumpulan data tetapi juga merupakan proses yang tidak terpisahkan

dengan pengumpulan data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber, yaitu informan kunci dari hasil wawancara, dari

hasil pengamatan dilapangan atau observasi dan dari hasil studi dokumentasi

(Moleong, 2002 : 209).

Page 53: Document27

liii

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data

kualitatif model interaktif yang merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan

terus menerus. Menurut Miles (1992:16-20) analisis model interaktif yang terdiri

dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu sebagai berikut:

Gambar 1. Proses analisis data

Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dengan

metode tersebut adalah sebagai berikut :

1. Langkah pertama mengumpulkan data sesuai dengan tema,

pengumpulan data ini yaitu data mengenai pola pendidikan anak pada

keluarga miskin khususnya keluarga miskin nelayan. Data tersebut

diambil dari data ayah, ibu dan anak. Pengumpulan data ini dilakukan

dengan observasi pada tanggal 12 Februari 2005, wawancara tanggal

14 – 16 Februari 2005 dan dokumentasi dilakukan pada saat proses

wawancara.

2. Langkah kedua adalah reduksi data, pada tahap ini peneliti

memusatkan perhatian pada catatan lapangan yang terkumpul yaitu

hal-hal yang berkaitan dengan penelitian tentang motivasi cinta kasih

keluarga, penanaman moral, penanaman nilai sosial, penanaman nilai

keagamaan dan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak.

Selanjutnya data yang terpilih di sederhanakan dengan

Penyajian data Pengumpulan data

Reduksi data Simpulan / verifikasi

Page 54: Document27

liv

mengklasifikasikan data atas dasar tema-tema, memadukan data yang

tersebar, menelusuri tema untuk merekomendasikan data tambahan,

kemudian peneliti melakukan abstraksi pasar tersebut menjadi uraian

singkat atau ringkasan.

Dalam tahap ini peneliti memisah-misahkan informasi dari informan

satu dengan informan lain, yaitu informasi data daria ayah, ibu, dan

anak disamping itu peneliti juga memisah-misahkan informasi

mengenai motivasi cinta kasih keluarga, penanaman moral,

penanaman nilai sosial, penanaman nilai keagamaan dan tanggung

jawab orang tua terhadap pendidikan anak.

3. Langkah ketiga adalah penyajian data, pada tahap ini peneliti

melakukan penyajian informasi dari data ayah ibu dan anak mengenai

motivasi cinta kasih keluarga, penanaman moral, penanaman nilai

sosial, penanaman nilai keagamaan dan tanggung jawab orang tua

terhadap pendidikan anak, melalui bentuk teks naratif agar diperoleh

penyajian data yang lengkap dari hasil pengumpulan data yang

dilakukan.

Dalam tahap ini peneliti membuat teks naratif mengenai informasi

yang diberikan informan.

4. Langkah keempat adalah tahap kesimpulan, pada tahap ini peneliti

melakukan uji kebenaran setiap makna yang muncul dari data yang

diperoleh informan satu keinforman lain dengan cara melibatkan orang

tua (ayah, ibu) dan anak. Kesimpulan ini dibuat berdasarkan pada

pemahaman terhadap data yang telah disajikan dan dibuat dalam

Page 55: Document27

lv

pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan menguji pada pokok

permasalahan yang diteliti.

Dalam penelitian ini empat tahapan tersebut berlangsung secara

simultan, oleh karena itu teknik bongkar pasang hasil penelitian ini

terpaksa dilakukan jika ditemukan fakta atau pemahaman baru yang lebih

akurat. Data yang dipandang tidak memiliki relevansi dengan maksud

penelitian akan dikesampingkan.

Page 56: Document27

lvi

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Daerah Penelitian.

a. Keadaan Geografis

Desa Klidang Lor adalah salah satu Desa yang ada diwilayah

Kecamatan Batang Kabupaten Batang. Ditinjau dari keadaan

geografisnya, Desa Klidang Lor memiliki luas wilayah ± 114,665 ha.

Adapun batas-batas wilayah Desa Klidang Lor adalah sebagai berikut:

– Sebelah Utara : Laut Jawa

– Sebelah Selatan : Klidang Wetan

– Sebelah Barat : Karangasem Utara

– Sebelah Timur : Desa Depok Kecamatan Tulis.

b. Penduduk

Desa Klidang Lor tahun 2005 mempunyai jumlah penduduk

3423 jiwa. Penduduk tersebut tersebar diseluruh Desa Klidang Lor

yang terdiri dari 1707 orang laki-laki dan 1716 orang perempuan.

Jumlah penduduk Desa Klidang Lor akan digolongkan dalam tabel

menurut umur dan jenis kelamin, jumlah penduduk menurut mata

pencaharian, serta jumlah penduduk desa menurut pendidikan.

Page 57: Document27

lvii

Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Klidang Lor menurut Umur dan Jenis

Kelamin.

Laki-laki (L) Perempuan (P) Jumlah ( L+P) Kelompok

Umur Jumlah % Jumlah % Jumlah %

00 – 04 tahun

05 – 09 tahun

10 – 14 tahun

15 – 19 tahun

20 – 24 tahun

25 – 29 tahun

30 – 34 tahun

35 – 39 tahun

40 – 44 tahun

45 – 49 tahun

50 –54 tahun

55 – 59 tahun

60 – 64 tahun

65 – 69 tahun

70 - keatas

339

154

171

136

147

182

129

101

82

62

70

58

23

43

10

19,86

9,03

10,02

7,97

8,61

10,66

7,56

5,92

4,81

3,63

4,10

3,40

1,35

2,52

0,59

345

146

184

127

157

136

100

101

82

79

66

72

38

61

22

20,11

8,51

10,72

7,40

9,15

7,93

5,83

5,89

4,78

4,60

3,85

4,20

2,22

3,56

1,28

684

300

355

263

304

318

229

202

164

141

136

130

61

104

32

19,98

8,76

10,37

7,68

8,88

9,29

6,69

5,90

4,79

4,12

3,97

3,80

1,78

3,04

0,94

Jumlah 1.707 100 1.716 100 3.423 100

Sumber : Laporan monografi dan laporan statistik Desa Klidang Lor

2004

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk

dengan kelompok umur 0-4 tahun adalah 19,98 %, 05-09 tahun 8,76

%, 10-14 tahun 10,37 %, 15-19 tahun 7,68 %, 20-24 tahun 8,88 %, 25-

29 tahun 9,29 %, 30-34 tahun 6,69 %, 35-39 tahun 5,90 %, 40-44

tahun 4,79 %, 45-49 tahun 4,12 %, 50-54 tahun 3,97 %, 55-59 tahun

Page 58: Document27

lviii

3,80 %, 60-64 tahun 1,78 %, 65-69 tahun 3,04 %, 70 tahun keatas 0,94

%.

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah

penduduk Desa Klidang lor menurut umur adalah berfariasi. Dengan

demikian secara keseluruhan dapat diketahui bahwa angka persentase

tertinggi adalah kelompok umur 00-04 tahun yaitu 19,98 % dan angka

persentase terendah adalah kelompok umur 70 tahun keatas yaitu 0,94

%.

Tabel 2. Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian Bagi yang

Berumur 10 Tahun Keatas Desa Klidang Lor.

No Mata Pencaharian Jumlah Persentase

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Petani

Buruh Tani

Nelayan

Pengusaha

Buruh Industri

Buruh Bangunan

Pedagang

PNS dan TNI/POLRI

Pensiunana

11

8

929

30

36

16

82

24

2

0,97

0,70

81,64

2,64

3,16

1,41

7,21

2,11

0,18

Jumlah 1.138 100

Sumber : Laporan monografi dan laporan statistik Desa Klidang Lor

2004

Page 59: Document27

lix

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penduduk yang

mempunyai pekerjaan sebagai petani adalah 0,97%, buruh tani 0,70%,

nelayan 81,64%, pengusaha 2,64%, burh industri 3,16%, buruh

bangunan 1,41%, pedagang 7,21%, PNS (TNI/POLRI) 2,11% dan

pensiunan 0,18%. Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa mata

pencaharian penduduk desa Klidang Lor sebagian besar nelayan.

Dengan demikian secara keseluruhan dapat diketahui bahwa

angka persentase tertinggi adalah penduduk yang bermata pencaharian

nelayan yaitu 81,64% dan angka persentase terendah adalah pensiunan

0,18%.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Klidang Lor menurut Tingkat

Pendidikan.

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Buta Huruf

Tidak tamat SD/Sederajat

Tamat SD/Sederajat

Tamat SLTP/Sederajat

Tamat SLTA/Sederajat

Tamat Perguruan Tinggi D1

Tamat Perguruan Tinggi D2

Tamat Perguruan Tinggi D3

Tamat Perguruan Tinggi S1

149

401

1.185

155

77

1

5

12

3

7,50

20,17

59,61

7,80

3,87

0,05

0,25

0,60

0,15

Jumlah 1.988 100

Page 60: Document27

lx

Sumber : Laporan monografi dan laporan statistik Desa Klidang Lor

2004

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penduduk buta huruf

yaitu 7,50%,tamat SD/ Sederajat yaitu 59,61 %, sedangkan tidak tamat

SD/Sederajat 20,18 %, tamat SLTP/Sederajat 7,79 %, tamat

SLTA/Sederajat 3,88 %, tamat perguruan tinggi D1 0,06 %, tamat

perguruan tinggi D2 0,26 %, tamat perguruan tinggi D3 0,61 %, dan

tamat perguruan tinggi S1 0,16%.

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa tingkat

pendidikan Desa Klidang Lor masih cukup rendah. Dengan demikian

secara keseluruhan dapat diketahui bahwa tingkat persentase tertinggi

adalah penduduk yang tingkat pendikannya tamat SD/ Sederajat yaitu

59,61% dan angka persentase terrendah adalah tamat perguruan tinggi

D1 0,05%.

c. Pemerintahan

Dalam hal pemerintahan Desa Klidang Lor sudah layaknya

seperti desa-desa yang lain, mempunyai kepala desa beserta aparat

pamong desa yang membantu tugas kepala desa dalam melayani

masyarakat. Desa Klidang Lor terbagi dalam 15 RT (rukun tetangga)

dan 4 RW (rukun warga).

Sarana dan prasarana yang ada didesa Klidang Lor cukup

memadai yaitu tersedianya 1 buah masjid, 5 buah musholla. Untuk

sarana terdapat 1 buah TPQ/TPA, 2 buah SD (sekolah dasar). Sarana

Page 61: Document27

lxi

dan prasarana olah raga yaitu terdapat 1 buah lapangan sepak bola dan

2 buah lapangan bulu tangkis. Sedangkan untuk sarana dan prasarana

kesehatan terdapat 1 buah poliklinik/balai pengobatan, 2 buah

posyandu, tenaga medis 1, dukun bayi 2 dan bidan 1.

2. Gambaran Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok.

Kelompok pertama adalah orang tua (ayah dan ibu), sedangkan kelompok

kedua adalah kelompok anak Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam

tabel informasi tentang informan orang tua berdasarkan pendidikan,

pekerjaan, pendapatan dan jumlah anak sebagai berikut :

Tabel 4. Informasi tentang 10 Informan orang tua (ayah, ibu) menurut

pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan jumlah anak

No Orang Tua Pendidikan Jenis

Pekerjaan

Pendapatan Jumlah

Anak

1

2

Mdy

(Ayah)

Hmd

(Ibu)

Tidak

tamat SD

-

Nelayan

Buruh

Rp.200.000/bulan

Rp.30.000/minggu

4

3

4

Dkb

(Ayah)

Wsl

(Ibu)

Tamat SD

Tamat SD

Nelayan

Buruh

Rp.200.000/bulan

Rp.30.000/minggu

4

5

6

Dbr

(Ayah)

Na

(Ibu)

-

-

Nelayan

-

Rp.35.000/minggu

-

2

7

8

Cmn

(Ayah)

Cmt

(Ibu)

Tamat SD

-

Nelayan

-

Rp.200.000/bulan

Rp.30.000/minggu

6

9

Tkd

(Ayah)

Tamat SD

Nelayan

Rp.200.000/bulan

4

Page 62: Document27

lxii

10 Tmt

(Ibu)

Tamat SD Buruh Rp.30.000/minggu

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa orang tua yang

berpendidikan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 4 (empat) orang, orang tua

yang tidak tamat SD 2 (dua) orang sedangkan yang tidak berpendidikan 4

(empat) orang. Jenis pekerjaan ayah adalah nelayan, pekerjaan ibu sebagai

buruh gereh (ikan asin) 3 (tiga) orang, sedangkan ibu yang tidak bekerja 2

(dua) orang. Pendapatan nelayan yang tertinggi adalah Rp 200.000,- per

bulan dan yang terendah Rp 35.000,- per miggu, pendapatan ibu sebagai

buruh Rp 30.000,- per minggu. Dari ketiga keluarga mempunyai anak 4

(empat) orang, satu keluarga 6 (enam) orang dan satu keluarga 2 (dua)

orang.

Kelompok kedua adalah anak-anak dari keluarga nelayan yang

masih sekolah. Kelompok kedua ini untuk melengkapi data dari kelompok

pertama untuk jelasnya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 5. Data Identitas Informan Anak Berdasarkan Umur dan Pendidikan.

No Nama Umur Pendidikan

1 Tkm 12 Tahun SD

2 Jrt 14 Tahun SLTP

3 Nu 13 Tahun SD

4 Mz 12 Tahun SD

5 Bu 12 Tahun SD

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui mayoritas pendidikan

anak pada keluarga nelayan adalah Sekolah Dasar dan satu informan anak

Page 63: Document27

lxiii

yang berpendidikan SLTP. Umur informan anak 12 tahun sebanyak 3

(tiga) orang, 13 tahun terdiri dari 1 (satu) orang dan 14 tahun terdiri dari 1

(satu) orang.

3. Pola Pendidikan Pada Keluarga Miskin.

Cara orang tua dalam mendidik anak berbeda-beda dalam

keluarga miskin khususnya nelayan. Pola pendidikan anak dalam keluarga

dapat di lihat melalui cara pemberian kasih sayang, penanamam nilai

moral, penanaman nilai sosial, penanaman nilai agama dan tanggung

jawab orang tua dalam pendidikan. Berikut ini dipaparkan dalam tabel

tentang pola pendidikan anak pada keluarga miskin:

Tabel 6. Pola Pendidikan Anak pada Keluarga Miskin menurut Ayah.

Pernyataan

No Orang

Tua

(1)

Motivasi cinta

kasih keluarga

(2)

Penanaman

moral

(3)

Penanaman

nilai sosial

(4)

Penanaman

nilai

keagamaan

(5)

Tanggung

Jawab Orang

Tua Terhadap

Pendidikan

1 Mdy Menyuruh anak

beli obat sendiri,

makan, mandi,

sendiri dan tidak

tahu perkembang

anak.

Hanya

menegur jika

anak berbicara

kasar,

membiarkan

tindakan anak.

Tidak

mengajarkan

anak-anak

membantu

pekerjaan

rumah,

membiarkan

anak jika mau

bermain.

Tidak

melakukan

sholat, tidak

mengajarkan

hanya

menegur tidak

memberikan

cotoh kepada

anak.

Jarang

membelikan

fasilitas

sekolah,

membiarkan

anak bolos,

tidak

menyuruh

anak belajar.

2 Dkb Membawa anak

periksa,

memberikan

nasehat kepada

anak tau

perkembangan

yang terjadi pada

anak.

Menasehati

anak berbicara

yang benar

dengan orang

lain,

membiasakan

anak

berpamitan.

Mengajari

anak

membantu

pekerjaan

rumah

memberi

nasehat anak

jika pergi

bermain.

Mengajak

keluarga

melakukan

sholat,

menasehati

anak, jika

tidak

melakukan

sholat.

Membelikan

peralatan

sekolah,

menasehati

untuk belajar

dan tidak bolos

sekolah.

Page 64: Document27

lxiv

3 Dbr Anak terbiasa

membeli obat

sendiri,makan

mandi sendiri,

jarang tahu

perkembangan

anak.

Tidak

mengajarkan

anak

berpamitan

tidak melarang

anak

bernmain,mem

biarkan

tindakan anak.

Tidak

mengajarkan

anak

membantu

pekerjaan

rumah,

membiarkan

anak

Anak belajar

agama di

sekolah, tidak

mengajak dan

mengajarkan

sholat.

Tidak selalu

membelikan

perlatan

sekolah,

membiarkanaa

nak bolos,

tidak memberi

dukungan anak

belajrr

4 Cmn Menyuruh anak

beli obat sendiri,

membiasakan

anak makan dan

mandi sendiri,

tidak tahu

perkembangan

anak.

Marah jika

anak bicara

kasar, tidak

mengajarkan

anak

bepamitan

Anak tidak

pernah

membantu

pekerjaan

rumah,

membiarkan

anak

Anak belajar

agama

disekolah,

tidak

mengajak dan

mengajarkan

sholat.

Peralatan

sekolah

diberikan

tetangga, tidak

menyuruh

anak-anak

belajar,

membiarkan

anak bolos.

5 Tkd Membawa anak

periksa,

memberikan

nasehat dan tahu

perkembangan

anak

Anak tidak

pernah

berbicara

kotor,

mengajarkan

anak

menghargai

orang

lain.mengajark

an berpamitan

Mengajarkan

membantu

pekerjaan

rumah,

menasehati

anak jika mau

bermain

keluar,

mengajarkan

anak untuk

kerja bakti

Mengajak

keluarga

sholat,

menasehati

anak jika tidak

sholat

Membelikan

peralatan

sekolah,

menasehati

anak belajar,

tidak

membolos,

memberi

dukungan

belajar kepada

anak

Sumber: Data Primer

Tabel 7. Pola Pendidikan Anak pada Keluarga Miskin menurut Ibu

Pernyataan

No Orang

Tua

(1)

Motivasi cinta

kasih keluarga

(2)

Penanaman

moral

(3)

Penanaman

nilai sosial

(4)

Penanaman

nilai

keagamaan

(5)

Tanggung

Jawab Orang

Tua Terhadap

Pendidikan

1 Hmd Menyuruh anak

beli obat sendiri,

hanya menegur

jika anak tidak

makan, mandi,

sendiri dan

mengikuti

perkembang

anak.

Memarahi

anak jika

berbicara

kotor, tidak

mengajarkan

berpmitan,

membiarkan

tindakan anak.

mengajarkan

anak-anak

membantu

pekerjaan

rumah,

membiarkan

anak jika mau

bermain.

Tidak

melakukan

sholat, tidak

mengajarkan

hanya

menegur tidak

memberikan

cotoh kepada

anak, tidak

menajak anak

dalam

pengajian

Jarang

membelikan

fasilitas

sekolah,

membiarkan

anak bolos,

tidak

menyuruh

anak belajar.

2 Wsl Membawa anak

periksa

Menasehati

anak berbicara

Mengajari

anak

Mengaj dan

mengajarkan

Membelikan

peralatan

Page 65: Document27

lxv

kepoliklinik,

menyiapkan

makanan anak,

menyuruh anak

mandi mengikuti

perkembangan

anak.

yang benar

dengan orang

lain,

membiasakan

anak

berpamitan,

mengajakan

anak berterima

kasih.

membantu

pekerjaan

rumah

memberi

nasehat anak

jika pergi

bermain.

sholat,

menasehati

jika anak tidak

melakukan

sholat,

mengajak anak

mengikuti

pengajian

sekolah,

menasehati

untuk belajar

dan tidak bolos

sekolah.

3 Na Anak terbiasa

membeli obat

sendiri,makan

mandi sendiri,

jarang tahu

perkembangan

anak.

Hanya

menegur jika

anak bicara

kasar.tidak

mengajarkan

anak

berpamitan

membiarkan

tindakan anak.

Tidak

mengajarkan

anak

membantu

pekerjaan

rumah,

membiarkan

anak

Anak belajar

agama di

sekolah, tidak

mengajak dan

mengajarkan

sholat. Tidak

pernah

mengunjungi

pengajian.

Peralatan

sekolah diberi

oleh tetangga,

tidak pernak

menyuruh

belajar,

membiarkan

anak

membolos

sekolah

4 Cmt Menyuruh anak

beli obat sendiri,

membiasakan

anak makan dan

mandi sendiri,

tidak tahu

perkembangan

anak.

Menjewer

anak jika anak

bicara kasar,

tidak

mengajarkan

anak

bepamitan

Tidak

menyuruh

anak

membantu

pekerjaan

rumah,

membiarkan

anak bermain

Anak belajar

agama

disekolah,

tidak

mengajak dan

mengajarkan

sholat.

Tidak pernah

membelikanpe

ralatan sekolah

diberikan

tetangga, tidak

menyuruh

anak-anak

belajar,

membiarkan

anak bolos.

5 Tmt Membawa anak

periksa,

memberikan

nasehat dan tahu

perkembangan

anak

Anak tidak

pernah

berbicara

kotor,mengajar

kan

berpamitan

dan

mengucapkan

terima kasih

jika ada

pemberian

Mengajarkan

membantu

pekerjaan

rumah,

menasehati

anak jika mau

bermain

keluar,

mengajarkan

anak untuk

kerja bakti

Mengajak

keluarga

sholat,

menasehati

anak jika tidak

sholat

Membelikan

peralatan

sekolah,

menasehati

anak belajar,

tidak

membolos,

memberi

dukungan

belajar kepada

anak

Sumber: Data primer

Tabel 8. Pola Pendidikan Anak pada Keluarga Miskin menurut Anak.

Pernyataan

No Orang

Tua

(1)

Motivasi cinta

kasih keluarga

(2)

Penanaman

moral

(3)

Penanaman

nilai sosial

(4)

Penanaman

nilai

keagamaan

(5)

Tanggung

Jawab Orang

Tua Terhadap

Pendidikan

1 Tkm Orang tua

menyuruh beli

obat diwarung,

menangis bila

Menggunakan

bahasa ngoko

diam bila

diberi

Tetap pergi

meski tidak

diijinkan, bila

dipangil

Belajar tentang

keagamaan

disekolah,

tidak ada yang

Jarang

membelikan

fasilitas

sekolah, tidak

Page 66: Document27

lxvi

orang tua tidak

memberikan.

nasehat,tidak

segera minta

maaf jika

melakukan

kesalahan,

tidak pernah

minta

ijin/berpamitan

jika keluar

rumah.

menjawab tapi

sambil

bermain,

jarang

membantu

pekerjaan

orang tua.

mengingatkan

sholat, tidak

pernah

mengikuti

pengajian.

ada yang

menasehati

jika bolos

sekolah, tidak

disuruh

belajar.

2 Jrt Orang tua selalu

mengantarkan

berobat

kepoliklinik, jika

menginginkan

sesuatu selalu

bilang pada

orang tua.

Menggunakan

bahasa ngoko,

mengucapkan

terima kasih

pada orang

yang memberi,

patuh dan

melaksanakan

nasehat orang

ua, segera

minta maaf

bila

melakukan

kesalahan,

selalu

berpamitan.

Jila tidak

diijinkan

bermain diam

saja dirumah,

bila ada yang

memanggil/

mencari

langsung

pulang,

membantu

menyapu

Orang tua

menyuruh

mengaji sholat

kadang

mengajak

kepengajian.

dibelikan

peralatan

sekolah jika

dapat rejeki.

Orang tua

memberi tahu

pada guru jika

anak tidak

masuk

sekolah.

3 Nu Membeli obat

sendiri, bila

menginginkan

sesuatu

menangis dan

minta dibelikan.

Menggunakan

bahasa jawa

ngoko, tidak

diajarkan

mengucapkan

terimakasih

pada orang

yang memberi

hadiah/makana

diam bila

dinasehati,

tidak minta

maaf jika

melakukan

kesalahan,

tidak pernah

pamit.

Tetap ikut

bermain

walaupun

tidak diijinkan

bermain, bila

dipanggil

menjawab

sambil

bermain, tidak

pernah bantu

pekerjaan

rumah ibu.

Belajar tentang

agama di

sekolah, tidak

ada yang

mengajak dan

mengingatkan

sholat, orang

tua tidak

pernah

mengajak

keacara

pengajian.

Jika peralatan

sekolah sudah

rusak baru

dibelikan,

hanya ditegur

orang tua jika

bolos sekolah,

jarang belajar.

4 Mz Orang tua

menyuruh beli

obat sendiri

diwarung, bila

menginginkan

sesuatu

memaksa harus

dibelikan.

Menggunakan

bhasa jawa

ngoko, tidak

diajarkan

mengucapkan

terimakasih

pada orang

yang memberi,

diam bila

Tetap ikut

bermain

walaupun

tidak diijinkan,

bila dipanggil

menjawab

sambil

bermain,

jarang

Belajar tentang

agama

disekolahan,

tidak ada yang

mengingatkan

sholat, orang

tua tidak

mengajak

keacara

Orang tua

jarang

membelikan

peralatan

sekolah, tidak

ada yang

menegur/mena

sehati bila

bolos sekolah,

Page 67: Document27

lxvii

dinasehati,

tidak minta

maaf jika

melakukan

kesalahan,

tidak pernah

pamit .

membantu ibu.

pengajian. tidak pernah

belajar.

5 Bd orang tua selalu

mengantarkan

periksa

kepoliklinik, bila

menginginkan

sesuatu selalu

bilang pada

orang tua.

Menggunakan

bahasa jawa

ngoko,

mengucapkan

terimakasih

pada orang

yang memberi,

patuh dan

melaksanakan

nasehat orang

tua, segera

minta maaf

jika

melakukan

kesalahan,

berpamitan

bila pergi

keluar rumah.

Bila tidak

diijinkan

bermain keluar

main sendiri

dengan

saudara,

berhenti

bermain jika

ada orang yang

memanggil.

Orang tua

menyuruh

belajar

mengaji di

TPQ Arofah

orang tua

mengingatkan

bila tidak

sholat, orang

tua mengajak

kepengajian

dikampung.

Orang tua

membelikan

peralatan

sekolah, jika

bolos sekolah

ibu selalu

menasehati,

orang tua

selalu

menyuruh

belajar.

Sumber : Data Primer

4. Kasus Keluarga Miskin (5 keluarga nelayan).

Kasus Keluarga 1 (Pak Mdy).

a. Motivasi Cinta Kasih Keluarga

Sebagai nelayan Pak Mdy jarang sekali dirumah, sebulan sekali

dia baru pulang melaut, Pak Mdy kurang memperhatikan

perkembangan yang terjadi pada anak. Seperti pernyataan Pak Mdy

(wawancara 14 februari 2005) yaitu sebagai berikut :

“Anak saya jarang mengeluh sakit, ya... kalau cuma pusing saya suruh

beli obat diwarung terdekat”

Apa yang dikatakan pak Mdy dibenarkan oleh anaknya Tkm

(wawancara 14 februari 2005) yaitu sebagai berikut :

Page 68: Document27

lxviii

“Biasanya kalau saya sakit, bapak selalu menyuruh beli obat diwarung”

Pak Mdy dan Ibu Hmd merasa hubungan dengan anaknya

sudah baik meskipun mereka kurang begitu tahu perkembangan yang

terjadi pada anak. Bu Hmd tidak pernah menyuruh anaknya untuk

mandi walaupun sudah waktunya mandi, orang tua pada keluarga ini

membiarkan anaknya makan dan mandi sendiri. Pak Mdy dan Ibu Hmd

jarang sekali membelikan oleh-oleh untuk anak-anaknya, jika salah satu

anak dibelikan barang pasti yang lainnya merasa iri dan terjadi

pertengkaran.

b. Penanaman Moral

Pak Mdy dan Ibu Hmd tidak memberikan contoh penanaman

moral, orang tua hanya menegur jika anaknya berbicara kasar atau

kotor. Sedangkan bahasa sehari-hari yang digunakan keluarga pak Mdy

adalah bahasa jawa ngoko seperti umumnya bahasa yang digunakan

pada masyarakat pesisir.

Keluarga Pak Mdy tidak pernah membuat peraturan-peraturan

atau tata tertib dirumah untuk anak-anaknya. Seperti pernyataan Pak

Mdy (wawancara 14 Februari 2005) yaitu sebagai berikut :

“Saya tidak membiasakan anak untuk berpamitan, sebab walaupun

saya dirumah anak saya tidak pernah pamit, langsung pergi bersama

teman-temanya”

Seperti pernyataan Ibu Hmd (wawancara 14 Februari 2005)

yaitu sebagai berikut :

Page 69: Document27

lxix

“Anak saya tidak pernah minta ijin kalau keluar rumah, paling...

biasanya anak saya main dirumah tetangga”

Hal tersebut dibenarkan oleh pernyataan anak Tkm (wawancara

14 Februari 2005) yaitu sebagai berikut :

“Saya tidak pernah minta ijin kalau mau pergi bermain keluar rumah”

Keluarga Pak Mdy dan Ibu Hmd tidak marah atau melarang

jika anaknya diberi sesuatu hadiah atau makanan dari tetangga. Jika

orang tua sedang memberi nasehat, anak selalu diam saja

mendengarkan nasehat orang tua, akan tetapi orang tua tidak

mengajarkan anak untuk meminta maaf jika melakukan kesalahan,

seperti pernyataan anak Tkm (wawancara 14 Februari 2005) yaitu

sebagai berikut :

“Kalau saya salah, saya langsung pulang kerumah... diam saja mbak...

tidak ngomong sama orang tua”

c. Penanaman Nilai Sosial

Pak Mdy dan Ibu Hmd tidak pernah mengajarkan anaknya

untuk membantu pekerjaan rumah, sehingga anak-anaknya jarang

membantu ibunya. Pak Mdy dan Ibu Hmd tidak pernah melarang

anaknya bermain keluar dengan teman-temannya. Sebagai orang tua

Pak Mdy selalu memperbolehkan anaknya bermain, sebab jika anak

tidak diijinkan atau dilarang mereka (anak-anaknya) tetap ikut bermain

dengan teman-temannya, seperti pernyataan pak Mdy (wawancara 14

februari 2005) yaitu sebagai berikut :

Page 70: Document27

lxx

“Walaupun saya tidak ijinkan tapi... kalau teman-teman anak

sayasudah menghampiri kerumah, anak saya ya... tetap ikut bermain

dengan teman-temannya”

Pak Mdy jarang sekali ikut serta dalam kegiatan kerja bakti

atau gotong royong dikampungnya, jika dia masih ada pekerjaan Pak

Mdy menyuruh anaknya untuk menggantikan walaupun nantinya anak

tidak mau namun pak Mdy tidak pernah memaksakan.

Ibu Hmd tidak pernah marah jika anaknya membuat kegaduhan

dan memecahkan barang saat bermain di rumah. Ibu Hmd selalu

membiarkan anaknya membersihkan sendiri pecahan-pecahan kaca

yang mereka pecahkan saat bermain.

d. Penanaman nilai keagamaan.

Pak Mdy dan Ibu Hmd tidak pernah menanamkan atau

mengajarkan kepada anaknya tentang dasar keagamaan dirumahnya.

Dalam keluarga ini orang tua tidak pernah mengajak anaknya untuk

mengerjakan sholat bersama-sama di rumah. Pak Mdy dan Ibu Hmd

menganggap itu sudah menjadi kesadaran anak untuk melakukan sholat,

karena mereka sendiri sebagai orang tua jarang melakukan sholat.

Seperti pernyataan Pak Mdy yaitu sebagai berikut :

“Terus terang mbak... saya tidak pernah mengajak anak sholat

bersama-sama, sebab saya belum punya keinginnan untuk

menjalankannya. Dulu saya agak mendingna mbak mau melakukan

sholat, tapi... sekarang malah tidak pernah, soalnya pikiran saya masih

penat, jadi malas melakukan mbak...”

Hal tersebut dibenarkan oleh anaknya Tkm (wawancara 14

februari 2005) yaitu sebagai berikut :

Page 71: Document27

lxxi

“Tidak ada yang mengingatkan dan mengajak saya melakukan sholat”

Kurangnya pengetahuan tentang agama membuat Pak Mdy dan

Ibu Hmd tidak pernah memberikan contoh pada anaknya untuk

melakukan ibadah Setiap kali ada acara pengajian atau kegiatan

keagamaan dikampungnya, Pak Mdy dan Ibu Hmd tidak pernah

mengajak anaknya bersama-sama mengunjungi pengajian tersebut.

e. Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Pendidikan Anak

Pak Mdy dan Ibu Hmd tidak menanggung biaya pendidikan

anak, karena pada keluarga ini semua biaya sekolah anak yang masih

duduk di Sekolah Dasar (SD) mendapatkan beasiswa sehingga dapat

meringankan beban biaya Pak Mdy.

Pak Mdy dan Ibu Hmd tidak pernah membelikan peralatan

sekolah anak. Pada keluarga ini orang tua tidak memberikan dukungan

anak agar mau sekolah dan belajar. Pak Mdy dan Ibu Hmd tidak

memberikan motivasi anak untuk belajar, hal ini dapat dilihat dalam

pernyataan Pak Mdy (wawancara 14 februari 2005) yaitu sebagai

berikut :

“Saya tidak pernah menyuruh anak belajar mbak... sebab anak saya

sulit atau tidak mau jika disuruh baca-baca buku dan tidak mau buat

PRnya mbak...”

Pak Mdy tidak pernah memberikan nasehat pada anaknya jika

anaknya bolos sekolah, karena Pak Mdy dan Ibu Hmd tidak pernah

memperhatikan anaknya jika anak bolos sekolah.

Page 72: Document27

lxxii

Kasus Keluarga II (Pak Dkb)

a. Motivasi Cinta Kasih Keluarga

Pak Dkb dan Ibu Wsl selalu memperhatikan anak-anaknya,

sebagai orang tua mereka selalu mengetahui setiap perkembangan yang

terjadi pada anaknya. Kasih sayang dan perhatian orang tua selalu

diberikan dengan tulus untuk anak-anaknya, seperti pernyataan Pak

Dkb (wawancara 14 februari 2005) yaitu sebagai berikut :

“Kalau anak saya mengeluh sakit, ya... saya atau ibunya membawa

anak kepoliklinik terdekat, yang murah mbak... biar bisa dapat bantuan

periksa”

Apa yang dikatakan Pak Dkb dibenarkan oleh anaknya Jrt

(wawancara 14 februari 2005) yaitu sebagai berikut :

“Biasanya kalau saya sakit, bapak atau ibu pasti mengantar periksa

kepoliklinik”

Sebagai Ibu yang baik bu Wsl selalu memberikan perhatian

jika anaknya tidak mau makan, begitu pula Pak Dkb juga selalu

menanyakan kepada anaknya kenapa tidak mau makan. Pak Dkb selalu

memberikan nasehat pada anaknya supaya tidak saling iri dan

bertengkar jika bapak/ibunya membelikan barang yang dibutuhkan oleh

salah satu anak sehingga anaknya tidak ada yang merasa iri.

Jika sudah waktunya untuk makan atau mandi, Ibu Wsl selalu

memperhatikan anak-anaknya dengan cara menyuruh anaknya untuk

segera makan dan mandi. Dengan segala perhatian dan kasih sayang Ibu

Wsl selalu menyiapkan makanan untuk keluarganya, seperti pernyataan

Ibu Wsl (wawancara 14 februari 2005) yaitu sebagai berikut :

Page 73: Document27

lxxiii

“Biasanya kalau saya kerja,saya sudah menyiapkan makanan dimeja,

tapi... kalau saya sudah pulang (sore) ya... saya pasti menyuruh anak

untuk makan karena saya sudah siapkan dimeja mbak...”

Dengan segala perhatiannya Ibu Wsl selalu mencari anak-

anaknya jika sudah sore anak belum mandi, Ibu Wsl selalu menyuruh

anaknya untuk segera mandi walaupun anaknya sedang asyik bermain.

Jika ada rejeki, Pak Dkb dan Ibu Wsl selalu membelikan oleh-oleh

untuk anak-anaknya.

b. Penanaman Moral

Pak Dkb dan Ibu Wsl selalu memberikan contoh yang baik

pada anaknya. Keluarga Pak Dkb menganggap anak-anaknya sebagai

sahabat dan tidak menyukai hubungan yang kaku dengan menggunakan

bahasa jawa krama seperti pernyataan Pak Dkb (wawancara 14 Februari

2005) yaitu sebagai berikut :

“Dalam sehari-hari menggunakan bahasa jawa ngoko, saya dan ibunya

anak-anak tidak terbiasa pakai bahasa krama, menurut saya

penggunaan bahasa seperti itu malah menimbulkan jarak dan terkesan

hormat ynag berlebihan”

Menurut informasi dari Pak Dkb yang merupakan kepala

keluarga, bahasa jawa krama itu dapat menimbulkan jarak hubungan

orang tua dengan anak. Jadi keluarga ini tidak ada pembedaan

penggunaan bahasa sehari-hari yakni dengan bahasa jawa ngoko.

Meskipun demikian sopan santun tetap dijaga sesuai dengan peran

mereka masing-masing didalam keluarga, karena Pak Dkb menasehati

anaknya untuk berbicara sopan atau tidak kasar kepada orang lain.

Page 74: Document27

lxxiv

Keluarga Pak Dkb selalu membiasakan berpamitan jika keluar

rumah, hal tersebut dinyatakan oleh anaknya Jrt (wawancara 14

Februari 2005) yaitu sebagai berikut :

“Kalau saya mau bermain keluar rumah, apalagi kalau pergi sekolah...

saya selalu pamit atau minta ijin sama bapak, ibu atau orang yang ada

dirumah mbak...”

Dalam keluarga ini ada peraturan atau tata tertib agar mereka

selalu sopan dan patuh kepada orang tua atau keluarga dirumah. Seperti

dinyatakan Pak Dkb (wawancara 14 Februari 2005) sebagai berikut :

“Kalau dirumah tidak ada sopan santun, anak saya pasti berbuat

sesukanya, tidak mau patuh sama orang tua, la... wong sudah saya

kasih tau atau nasehati aja anak masih ada yang agak membantah”

Setiap ada tetangga yang memberikan sesuatu untuk anak,

orang tua selalu mengajarkan anaknya untuk mengucapkan terima kasih

pada orang yang memberi. Pada keluarga ini orang tua juga

mengajarkan anaknya untuk meminta maaf jika melakukan kesalahan

pada orang lain atau temannya, hal ini dinyatakan oleh anak Jrt

(wawancara 14 Februari 2005) yaitu sebagai berikut :

“Saya langsung meminta maaf sama teman saya jika saya melakukan

suatu kesalahan”

c. Penanaman Nilai Sosial

Pak Dkb dan Ibu Wsl selalu mengajarkan, memberikan contoh

dan menasehati anak agar mereka mau membantu pekerjaan rumah,

sehingga pada keluarga ini terjalin suatu kerjasama, tolong menolong

secara kekeluargaan, seperti pernyataan Pak Dkb (wawancara 14

februari 2005) yaitu sebagai berikut :

Page 75: Document27

lxxv

“Ya... saya tidak memaksa anak untuk membantu pekerjaan rumah,

tapi... saya selalu menasehati agar anak membantu ibunya memasak

dan bersih-bersih rumah, bagi saya semua itu sudah kewajiban anak

membantu orang tuanya”

Jika anak ingin bermain keluar rumah, Pak Dkb dan Ibu selalu

menanyakan dan menasehati anaknya untuk membuat tugas sekolah/PR

dulu sebelum bermain, sehingga anak-anak selalu menurutinya, seperti

pernyataan Pak Dkb sebagai berikut :

“Kalau saya tidak ijinkan bermain, ya... anak saya di rumah saja mbak...

buat PRnya, baca-baca buku, nanti baru saya ijinkan bermain bila anak

sudah selesai membuat PRnya”

Pak Dkb menanamkan kepada anak-anaknya untuk tolong

menolong dan menjaga hubungan baik dengan tetangga, hal tersebut di

contohkan Pak Dkb dengan ikut serta dalam acara kerja bakti dan

gotong royong dikampungnya. Pak Dkb selalu ikut serta dalam acara

kerja bakti dikampungnya, menurutnya hubungan dengan tetangga dan

lingkungan itu sangat perlu.

Apabila anak-anak membuat kegaduhan dan memecahkan

barang saat bermain dengan teman-temannya di rumah, Ibu Wsl selalu

menasehatinya untuk berhati-hati menggunakan barang pecah belah.

d. Penanaman nilai keagamaan.

Pada keluarga Pak Dkb dan Ibu Wsl selalu mengajarkan dan

memberikan contoh kepada anak-anaknya untuk melakukan ibadah.

Apabila Pak Dkb dirumah, dia kadang mengajak anak-anaknya sholat

bersama-sama, akan tetapi anak-anak sudah terbiasa sholat sendiri

Page 76: Document27

lxxvi

sehingga tanpa disuruhpun mereka (anak) sudah tahu kewajibannya

sebagai seorang muslim harus taat beribadah, seperti pernyataan Pak

Dkb (wawancara 14 februari 2005) sebagai berikut :

“Saya selalu mengajak keluarga atau anak untuk sholat, tapi jarang

melaksanakan sholat bersama-sama dirumah, sebab anak saya terbiasa

sholat sendiri mbak..”

Sejak anak-anak masih kecil Pak Dkb dan Ibu Wsl selalu

menanamkan dasar keagamaan dengan cara mengajak anak sholat

bersama, jika ada acara pengajian atau kegiatan keagamaan dikampung

Pak Dkb dan Ibu Wsl selalu mengajak anaknya untuk mengunjunginya.

e. Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Pendidikan Anak.

Pak Dkb dan Ibu Wsl sangat mendukung anak-anaknya

bersekolah, semua biaya anak-anaknya yang masih duduk dibangku

Sokolah Dasar (SD) mendapat bantuan beasiswa dari sekolah, namun

biaya pendidikan anaknya yang SMP mereka biyai sendiri karena anak

tidak dapat beasiswa dari sekolahnya.

Jika ada rejeki Pak Dkb dan Ibu Wsl selalu membelikan semua

peralatan sekolah anak-anaknya, walaupun mereka dari keluarga kurang

mampu, tapi segala kebutuhan sekolah anak mereka penuhi, karena

mereka ingin anak-anaknya pendidikannya lebih baik dari pada orang

tuanya. Pada keluarga ini orang tua memahami pentingnya pendidikan

sekolah sebagai bekal ilmu anak agar budi pekerti anak dapat terbina

dengan baik, sehingga Pak Dkb selalu memberikan motivasi anak untuk

Page 77: Document27

lxxvii

belajar, seperti pernyataan Pak Dkb (wawancara 14 februari 2005)

sebagai berikut :

“Kalau mau pinter ya... anak harus belajar mbak... walaupun cuma

baca-baca buku sebentar, saya selalu meyuruh anak belajar”

Pak Dkb dan Ibu Wsl selalu menasehati anak-anaknya jika

anak bolos sekolah, sehingga anak-anak Pak Dkb dan Ibu Wsl selalu

menuruti dan tidak pernah mengulanginya lagi.

Kasus Keluarga III (Pak Dbr)

a. Motivasi Cinta Kasih Keluarga

Pak Dbr jarang sekali dirumah, sebulan sekali dia baru pulang

melaut, sehingga kurang memperhatikan perkembangan yang terjadi

pada anak. Pak Dbr dan Ibu Na kurang memperhatikan anak-anaknya,

mereka tidak pernah menyuruh anaknya untuk makan dan mandi, anak-

anak pada keluarga ini terbiasa melakukannya sendiri tanpa disuruh.

Saat anak mengeluh sakitpun Pak Dbr dan Ibu Na hanya memberikan

uang untuk membeli obat, seperti pernyataan Pak Dbr (wawancara 15

februari 2005) yaitu sebagai berikut :

“Kalau anak saya pusing, biasanya minta uang buat beli obat

diwarung”

Apa yang dikatakan pak Dbr dibenarkan oleh anaknya Nu

(wawancara 15 februari 2005) yaitu sebagai berikut :

“ Saya biasanya minta uang buat beli obat diwarung jika saya sakit”

Pak Dbr dan Ibu Na merasa hubungan dengan anaknya sudah

baik meskipun mereka kurang begitu tahu perkembangan yang terjadi

Page 78: Document27

lxxviii

pada anak. Bu Na tidak pernah menyuruh anaknya untuk mandi

walaupun sudah waktunya mandi, orang tua pada keluarga ini

membiarkan anaknya makan dan mandi sendiri. Pak Dbr dan Ibu Na

tidak pernah membelikan oleh-oleh untuk anak-anaknya saat pulang

bepergian, jika salah satu anak dibelikan barang pasti yang lainnya

merasa iri dan terjadi pertengkaran.

b. Penanaman Moral

Dalam penanaman moral, Pak Dbr dan Ibu Na tidak pernah

menasehati anak tetapi hanya menegur segala tindakan yang dilakukan

anak. Seperti pernyataan Pak Dbr (wawancara 15 februari 2005) yaitu

sebagai berikut :

“Kalau anak saya ngomongnya kasar dengan orang lain, ya... paling

saya tegur mbak...”

Bahasa sehari-hari yang digunakan keluarga ini adalah bahasa

jawa ngoko, karena Pak Dbr tidak pernah mengajarkan pada anaknya

bahasa jawa halus atau krama inggil. Pada saat akan pergi bermain

orang tua kurang atau tidak begitu memperhatikan sehingga membuat

anak terbiasa tidak berpamitan atau minta ijin, seperti pernyataan Pak

Dbr yaitu sebagai berikut :

“Saya tidak pernah membiasakan anak pamit, bila anak mau keluar

rumah langsung pergi, anak saya tidak pernah pamit atau minta ijin,

saya malah tidak pernah tahu anak mau pergi kemana dan dengan siapa

dia bermain”

Hal tersebut dibenarkan oleh pernyataan Nu (anaknya) yaitu

sebagai berikut:

Page 79: Document27

lxxix

“Saya tidak pernah pamit mbak... kalau mau main”

Pak Dbr tidak pernah membuat peraturan atau tata tertib

dirumah untuk anak-anaknya, sehingga saat dirumah anak bertindak

semaunya sendiri dan tidak tahu sopan santun misal cara duduk anak

tidak pernah sopan (kaki diangkat).

Pak Dbr dan Ibu Na merasa senang dan berterima kasih jika

ada tetangga yang memberi hadiah atau makanan untuk anaknya.

Walaupun mereka kurang begitu memperhatikan tapi sebagai orang tua

mereka mengajarkan pada anaknya untuk meminta maaf jika anak

mereka melakukan kesalahan, pernyataan tersebut dibenarkan oleh Nu

(anaknya) yaitu sebagai berikut :

“Saya selalu meminta maaf sama teman saya kalau saya melakukan

kesalahan”

c. Penanaman Nilai Sosial

Pak Dbr dan Ibu Na tidak pernah mengajarkan anaknya untuk

saling kerjasama dan tolong menolong, sehingga anak-anaknya tidak

terbiasa membantu pekerjaan rumah. Seperti pernyataan Pak Dbr

(wawancara 15 februari 2005) yaitu sebagai berikut :

“Saya tidak memaksakan anak bantu-bantu kerjaan rumah, soalnya

anak saya males-males mbak...semua dikerjakan ibunya”

Hal tersebut dibenarkan oleh pernyataan Ibu Na (wawancara 15

februari 2005) sebagai berikut :

“Semua kerjaan rumah saya yang mengerjakan dari nyapu, masak

sampai mencuci, anak saya tidak mau bantu mbak...”

Page 80: Document27

lxxx

Pak Dbr dan Ibu Na tidak pernah menanyakan pada anaknya

jika anak mau pergi keluar atau bermain. Keluarga ini selalu

membiarkan anaknya bermain dan tidak pernah melarang anaknya,

karena walaupun dilarang anaknya masih tetap ikut bermain keluar

dengan teman-temannya. Seperti pernyataan Pak Dbr yaitu sebagai

berikut :

“Saya tidak pernah melarang anak bermain mbak... jadi anak saya ya...

biasa keluar bermain denga teman-temannya”

Pak Dbr selalu ikut serta dalam kegiatan kerja bakti atau

gotong royong dikampungnya, Pak Dbr tidak pernah menyuruh

anaknya untuk menggantikan karena Pak Dbr tidak punya anak laki-

laki.

d. Penanaman nilai keagamaan.

Pak Dbr dan Ibu Na tidak pernah menanamkan atau

mengajarkan kepada anaknya tentang dasar keagamaan dirumahnya.

Dalam keluarga ini orang tua tidak pernah mengajak anaknya untuk

mengerjakan sholat bersama-sama dirumah. Pak Dbr dan Ibu Na sendiri

jarang mengerjakan sholat. Sebagai orang tua mereka tidak

menanamkan nilai agama dan tidak pernah memberikan contoh kepada

anak-anaknya dirumah, seperti pernyataan Pak Dbr (wawancara 15

februari 2005) yaitu sebagai berikut :

“Saya tidak pernah mengajak anak untuk sholat bersama-sama, sebab

saya sendiri jarang melakukan sholat mbak...”

Page 81: Document27

lxxxi

Hal tersebut dibenarkan oleh anaknya Nu (wawancara 15

februari 2005) yaitu sebagai berikut :

“Dikeluarga saya, tidak ada yang mengingatkan dan mengajak saya

melakukan sholat”

Kurangnya pengetahuan tentang agama membuat Pak Dbr dan

Ibu Na tidak pernah memberikan contoh pada anaknya untuk

melakukan ibadah Setiap kali ada acara pengajian atau kegiatan

keagamaan dikampungnya, Pak Dbr dan Ibu Na tidak pernah ikut dan

tidak pernah mengajak anak untuk mengunjungi pengajian.

e. Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Pendidikan Anak

Pak Dbr dan Ibu Na tidak menanggung biaya pendidikan anak,

karena pada keluarga ini semua biaya sekolah anak yang masih duduk

di Sekolah Dasar (SD) mendapatkan beasiswa sehingga dapat

meringankan beban biaya Pak Dbr.

Pak Dbr dan Ibu Na jarang sekali membelikan peralatan

sekolah anak. Pada keluarga ini orang tua tidak memberikan dukungan

anak agar mau sekolah dan belajar. Pak Dbr dan Ibu Na tidak

memberikan motivasi anak untuk belajar, hal ini dapat dilihat dalam

pernyataan Pak Dbr (wawancara 15 februari 2005) yaitu sebagai berikut

:

“Saya jarang sekali menyuruh anak belajar mbak... tergantung anaknya

ada tugas (PR) dari sekolah atau tidak, kalau ada tugas ya... saya suruh

belajar mbak...”

Pak Dbr dan Ibu Na tidak pernah memberikan nasehat pada

anaknya jika anaknya bolos sekolah atau tidak mau sekolah, karena Pak

Page 82: Document27

lxxxii

Dbr dan Ibu Na selalu memaklumi jika anaknya bolos sekolah, seperti

pernyataan Pak Dbr sebagai berikut :

“Biasanya anak bolos karena tidak buat tugas mbak..., jadi ya...

maklumlah mbak...”

Kasus Keluarga IV (Cmn)

a. Motivasi Cinta Kasih Keluarga

Sebagai nelayan Pak Cmn jarang sekali dirumah, sebulan sekali

dia baru pulang melaut, sehingga Pak Cmn kurang memperhatikan

perkembangan yang terjadi pada anak. Seperti pernyataan Pak Cmn

(wawancara 15 februari 2005) yaitu sebagai berikut :

“Saat anak mengeluh sakit, ya... saya suruh beli obat diwarung

terdekat, biar sakitnya agak mendingan mbak...”

Apa yang dikatakan pak Cmn dibenarkan oleh anaknya Mz

(wawancara 15 februari 2005) yaitu sebagai berikut :

“ Biasanya kalau saya sakit, bapak selalu menyuruh beli obat diwarung”

Pak Cmn dan Ibu Cmt merasa hubungan dengan anaknya sudah

baik meskipun mereka kurang begitu tahu perkembangan yang terjadi

pada anak. Bu Cmt tidak pernah menyuruh anaknya untuk mandi

walaupun sudah waktunya mandi, orang tua pada keluarga ini

membiarkan anaknya makan dan mandi sendiri. Pak Cmn dan Ibu Cmt

tidak pernah membelikan oleh-oleh untuk anak-anaknya, jika salah satu

anak dibelikan barang pasti yang lainnya merasa iri dan terjadi

pertengkaran.

Page 83: Document27

lxxxiii

b. Penanaman Moral

Pak Cmn dan Ibu Cmt selalu marah dan tidak senang bila

anaknya berbicara kasar pada orang lain, seperti pernyataan mereka

(wawancara 15 februari 2005) yaitu sebagai berikut :

“Saya marah mbak... nek anakku ngomonge ora bener mesti tak

kandani, ora usah melu-melu kancane”

Bahasa yang digunakan sehari-hari pada keluarga Pak Cmn

adalah bahasa jawa ngoko seperti umumnya masyarakat nelayan.

Sebagai orang tua Pak Cmn tidak melatih anaknya menggunakan

bahasa jawa halus atau krama. Sehingga anak selalu menggunakan

bahasa yang sama (ngoko) dengan orang yang lebih tua.

Keluarga Pak Cmn tidak membuat peraturan atau tata tertib

dirumah. Aktifitas yang ada dirumah berjalan sewajarnya, karena semua

anggota keluarga sudah tahu segala tindakan yang boleh dilakukan dan

tidak boleh dilakukan. Bila keluar rumah keluarga Pak Cmn tidak

pernah membiasakan berpamitan atau minta ijin, hal tersebut

dibenarkan oleh pernyataan Mz (anak) yaitu sebagai berikut :

“Saya tidak pernah minta ijin bila keluar rumah mbak...”

Pak Cmn tidak melarang jika anaknya diberi sesuatu hadiah

atau makanan dari tetangga, menurutnya kalau anak terlalu sering diberi

hadiah nanti anak akan menjadi kebiasaan menerima sesuatu barang

dari orang lain. Anak-anak Pak Cmn selalu diam saja bila diberi

Page 84: Document27

lxxxiv

nasehat, tapi kadang-kadang mereka juga membantah dan tidak patuh

pada orang tua.

Pak Cmn tidak mengajarkan pada anaknya untuk meminta

maaf jika melakukan kesalahan pada teman atau orang lain. Seperti

pernyataan Mz (anak) sebagai berikut :

“Kalau saya salah atau nakal dengan teman saya, saya pasti pulang

kerumah takut kalau teman saya bilang sama orang tuanmya”

c. Penanaman Nilai Sosial

Pak Cmn dan Ibu Cmt tidak pernah mengajarkan anaknya

membantu pekerjaan rumah, sehingga anaknya jarang membantu

pekerjaan rumah. Seperti pernyataan Bu Cmt (wawancara 15 februari

2005) yaitu sebagai berikut :

“Anak saya tidak tidak pernah bantu saya memasak atau membersihkan

rumah, walaupun saya sudah menyuruhnya mbak...”

Pak Cmn jarang sekali melarang anaknya untuk bermain,

sehingga anak merasa bebas karena orang tua selalu mengijinkan

kemanapun anaknya pergi bermain. Anak-anak Pak Cmn tidak pernah

patuh pada orang tua walaupun Pak Cmn tidak mengijinkan anaknya

bermain mereka tetap ikut bermain bersama teman-temannya.

Pak Cmn selalu ikut serta dalam kegiatan kerja bakti

dikampung, jika Pak Cmn masih ada kerjaan di rumah, dia selalu

menyuruh anaknya untuk menggantikannya, namun Pak Cmn tidak

pernah memaksakan jika anaknya tidak mau.

d. Penanaman nilai keagamaan.

Page 85: Document27

lxxxv

Pak Cmn dan Ibu Cmt tidak pernah menanamkan atau

mengajarkan kepada anaknya tentang dasar keagamaan dirumahnya.

Dalam keluarga ini orang tua tidak pernah mengajak anaknya untuk

mengerjakan sholat bersama-sama dirumah. Pak Cmn dan Ibu Cmt

menganggap itu sudah menjadi kesadaran anak untuk melakukan sholat,

karena mereka sendiri sebagai orang tua tidak pernah melakukan sholat.

Seperti pernyataan Pak Cmn yaitu sebagai berikut :

“Saya tidak pernah mengajak anak sholat bersama-sama, sebab saya

juga tidak pernah melakukan sholat mbak...”

Hal tersebut dibenarkan oleh anaknya Mz (wawancara 15

februari 2005) yaitu sebagai berikut :

“Tidak ada yang mengingatkan dan mengajak saya melakukan sholat”

Kurangnya pengetahuan tentang agama membuat Pak Cmn dan

Ibu Cmt tidak pernah memberikan contoh pada anak-anaknya untuk

melakukan ibadah Setiap kali ada acara pengajian atau kegiatan

keagamaan dikampungnya, Pak Cmn dan Ibu Cmt tidak pernah

mengajak anaknya bersama-sama mengunjungi pengajian tersebut.

e. Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Pendidikan Anak

Pak Cmn dan Ibu Cmt menanggung semua biaya pendidikan

sekolah anak-anaknya karena anaknya tidak mendapatkan beasiswa.

Pak Cmn dan Ibu Cmt Tidak selalu membelikan peralatan sekolah bagi

anak-anaknya, biasanya anak-anak mereka diberi tas, sepatu bekas dari

tetangga bahkan kadang seragam sekolah anak juga dari pemberian

tetangga.

Page 86: Document27

lxxxvi

Pak Cmn dan Ibu Cmt tidak memberikan dukungan pada anak-

anaknya agar mau sekolah, seperti pernyataan Pak Cmn (wawancara 15

februari 2005) yaitu sebagai berikut :

“Saya tidak pernah mnyuruh anak belajar, sebab anak saya males baca

buku mbak...”

Pak Cmn dan Ibu Cmt Tidak pernah memperhatikan jika

anaknya bolos sekolah, seperti pernyataan Pak Cmn sebagai berikut :

“Saya kurang tahu kalau anak membolos, sebab yang saya tahu kalau

anak pakai seragam sekolah ya... berarti berangkat sekolah mbak...”

Kasus Keluarga V (Pak Tkd)

a. Motivasi Cinta Kasih Keluarga

Pak Tkd dan Ibu Tmt selalu memperhatikan anak-anaknya,

sebagai orang tua mereka selalu mengetahui setiap perkembangan yang

terjadi pada anaknya. Kasih sayang dan perhatian orang tua selalu

diberikan dengan tulus untuk anak-anaknya, seperti pernyataan Pak Tkd

(wawancara 16 februari 2005) yaitu sebagai berikut :

“Kalau anak saya mengeluh sakit, ya... saya bawa periksa kepoliklinik

mbak... tapi kalau saya tidak dirumah ya...pasti ibunya yang membawa

anak kepoliklinik terdekat, yang murah mbak... biar bisa dapat bantuan

periksa”

Apa yang dikatakan Pak Tkd dibenarkan oleh anaknya Bd

(wawancara 16 februari 2005) yaitu sebagai berikut :

“Kalau saya sakit, bapak atau ibu pasti mengantar periksa kepoliklinik”

Sebagai orang tua Pak Tkd dan Ibu Tmt merasa bingung bila

anaknya susah makan/tidak mau makan, mereka selalu memberikan

Page 87: Document27

lxxxvii

nasehat kepada anaknya untuk makan walaupun Cuma makan sedikit.

Pak Tkd dan Ibu Tmt selalu sabar dan memberikan pengertian kepada

anak-anaknya supaya anak tidak saling iri bila ada salah satu anak yang

dibelikan sesuatu barang yang sangat dibutuhkannya.

Bila sudah waktunya untuk makan atau mandi, Pak Tkd dan

Ibu Tmt selalu membiasakan dan menyuruh anak-anak untuk segera

makan atau mandi walaupun anak-anak mereka sedang asyik bermain.

Pada keluarga ini selalu memperhatikan anak-anaknya dengan acara

menyuruh anaknya untuk segera makan dan mandi.

Dengan segala perhatiannya Ibu Tmt selalu mencari anak-

anaknya jika sudah sore anak belum mandi. Jika ada rejeki, Pak Tkd

dan Ibu Tmt selalu membelikan oleh-oleh untuk anak-anaknya.

b. Penanaman Moral

Pak Tkd dan Ibu Tmt selalu menasehati anak untuk bersikap

sopan dan ramah kepada orang lain, sehingga anak-anak tidak pernah

ngomong kasar dengan orang tua maupun orang lain, seperti pernyataan

pak Tkd (wawancara 16 februari 2005) yaitu sebagai berikut :

“Walaupun dalam sehari-hari menggunakan bahasa jawa ngoko tapi

saya selalu menanamkan pada anak sikap sopan dan ramah kepada

orang lain yang lebih tua, dalam berbicara dengan orang lain yangn

lebih tua anak saya selalu menggunakan bahasa jawa halus atau krama

inggil”

Keluarga Pak Tkd selalu membiasakan berpamitan jika mau

keluar rumah, hal tersebut dinyatakan oleh Bd (anak) sebagai berikut :

“Saya selalu pamit kalau mau pergi sekolah maupun bermain dengna

teman-teman saya”

Page 88: Document27

lxxxviii

Pak Tkd dan Ibu Tmt tidak membuat peraturan untuk anak-

anaknya tapi mereka selalu mengajarkan pada anaknya untuk bersikap

sopan, bertingkah laku yang baik dirumah misalnya saja cara duduk

dirumah harus sopan kaki tidak boleh diangkat, seperti pernyataan Pak

Tkd yaitu sebagai berikut :

“Walaupun dirumah tidak saya buat peraturan, tapi sopan santun

dirumah itu perlu sekali mbak... karena saya selalu mengajarkan anak

untuk sopan bila mereka duduk juga membiasakan anak berpamitan

bila masih ada orang yang dirumah”

Jika ada tetangga yang memberikan sesuatu hadiah atau

makanan untuk anak, Pak Tkd selalu mengajarkan kepadanya anaknya

untuk mengucapkan terima kasih, tapi Pak Tkd kadang tidak

memperbolehkan anak menerima sesuatu hadiah atau makanan dari

tetangga karena jika anak selalu menerima pemberian orang lain

nantinya akan menjadi kebiasaan anak.

Pak Tkd selalu mengajarkan anak untuk meminta maaf jika

anak melakukan kesalahan, seperti yang dinyatakan Bd (anak) yaitu

sebagai berikut :

“Ya... kalau saya salah langsung minta maaf sama teman saya”

c. Penanaman nilai Sosial

Pak Tkd dan Ibu Tmt selalu memberikan contoh dan

menasehati anak untuk saling tolong menolong, kerjasama secara

kekeluargaan, seperti pernyataan Bu Tmt (wawancara 16 februari 2005)

yaitu sebagai berikut :

Page 89: Document27

lxxxix

“Saya tidak memaksakan anak untuk membantu kerjaan saya didapur,

saya hanya menasehati supaya anak tidak bermalas-malasan, namanya

anak ya... harus bantu-bantu pekerjaan rumah mbak...”

Pak Tkd tidak melarang anaknya bermain dengan teman-

temannya, asalkan anak tidak terlalu jauh bermain dengan teman-

temannya, jika Pak Tkd tidak mengijinkan anak hanya diam saja

dirumah bermain dengan kakak atau adiknya dirumah, seperti

pernyataan Pak Tkd sebagai berikut :

“Jika saya tidak mengijinkan anak bermain, ya... anak saya diam saja

dirumah mbak... kadang bermain dirumah dengan adiknya”

Pak Tkd dan Ibu Tmt selalu menanamkan tolong-menolong dan

gotong-royong sehingga saat Pak Tkd masih ada pekerjaan lain,

anaknya selalu menggantikan bila ada kerja bakti dikampungnya

d. Penanaman Nilai Keagamaan.

Pada keluarga Pak Tkd dan Ibu Tmt selalu mengajarkan dan

memberikan contoh kepada anak-anaknya untuk melakukan ibadah.

Apabila Pak Tkd dirumah, dia kadang mengajak anak-anaknya sholat

bersama-sama, akan tetapi anak-anak sudah terbiasa sholat sendiri

sehingga tanpa disuruhpun mereka (anak) sudah tahu kewajibannya

sebagai seorang muslim harus taat beribadah, seperti pernyataan Pak

Tkd (wawancara 16 februari 2005) sebagai berikut :

“Kadang-kadang saya mengajak anak sholat, kalau saya pas dirumah

mbak... tapi biasanya anak saya melaksanakan sholat sendiri dirumah”

Sejak anak-anak masih kecil Pak Tkd dan Ibu Tmt selalu

menanamkan dasar keagamaan dengan cara mengajak anak sholat

Page 90: Document27

xc

bersama, jika ada acara pengajian/kegiatan keagamaan dikampung Pak

Tkd dan Ibu Tmt selalu mengajak anaknya untuk mengunjungi

pengajian.

e. Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Pendidikan Anak

Pak Tkd dan Ibu Tmt sangat mendukung anak-anaknya

bersekolah, semua biaya anak-anaknya yang masih duduk dibangku

Sokolah Dasar (SD) mendapat bantuan beasiswa dari sekolah, namun

biaya pendidikan anaknya yang SMP mereka biayai sendiri karena anak

tidak dapat beasiswa dari sekolahnya.

Jika ada rejeki Pak Tkd dan Ibu Tmt selalu membelikan semua

peralatan sekolah anak-anaknya, walaupun mereka dari keluarga kurang

mampu, tapi segala kebutuhan sekolah anak mereka penuhi, karena

mereka ingin anak-anaknya pendidikannya lebih baik dari pada orang

tuanya. Pada keluarga ini orang tua memahami pentingnya pendidikan

sekolah sebagai bekal ilmu anak agar budi pekerti anak dapat terbina

dengan baik, sehingga Pak Tkd selalu memberikan motivasi anak untuk

belajar, seperti pernyataan Pak Tkd (wawancara 16 februari 2005)

sebagai berikut :

“Ya... saya selalu menyuruh anak belajar mbak... buat PR atau baca-

baca buku walaupun sebentar”

Pak Tkd dan Ibu Tmt selalu menasehati anak-anaknya jika

anak bolos sekolah, sehingga anak-anak Pak Tkd dan Ibu Tmt selalu

menuruti dan tidak pernah mengulanginya lagi.

Page 91: Document27

xci

B. Unit Analisis Informan

Informan Satu

Mdy (47 th) inisial kepala keluarga I beragama Islam Pendidikan

tidak tamat SD, dikaruniai 4 (empat) orang anak dari perkawinannya dengan

Hmd (45 th). Pak Mdy bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan Rp.

200.000,- perbulan. Sebagai kepala rumah tangga beliau menggunakan pola

pendidikan permisif begitu pula dengan istrinya yang mendidik anaknya

cenderung permisif. Pola mendidik anak yang permisif ditunjukkan dengan

sikap yang selalu membiarkan segala tindakan anak tanpa memberikan contoh

teladan yang baik kepada anak-anaknya.

Adapun motivasi/dorongan kasih sayang orang tua kepada anak-

anaknya kurang. Pak Mdy kurang memperhatikan perkembangan anak-

anaknya, dalam penanaman moral pak Mdy tidak pernah mengajarkan anak-

anaknya menggunakan bahsa halus (krama) kepada orang lain yang lebih tua,

bahasa sehari-hari yang digunakan keluarga ini adalah bahasa jawa ngoko

seperti umumnya masayarakat pesisira. Sebagai kepala rumah tangga beliau

tidak pornah mengajarkan pada anaknya untuk saling meminta maaf jika

mereka melakukan suatu kesalahan pada temannya atau orang lain.

Dalam penanaman nilai sosial, Pak Mdy tidak pernah mengajarkan

pada anak untuk saling tolong menolong dan membantu pekerjaan rumah.

Beliau jarang mengikuti kegiatan gotong royong dikampungnya, sedangkan

dalam penanaman nilai keagamaan beliau kurang dapat memberikan teladan

bagi anak-anaknya, bukan berarti tidak memberikan penanaman tentang

Page 92: Document27

xcii

agama, namun beliau kurang baik dalam memberikan contoh perilaku rajin

sholat lima waktu, karena beliau tidak pernah mengajak anak dan menasehati

anak-anaknya untuk sholat.

Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya kurang

memperhatikan, Pak Mdy tidak pernah memberikan dukungan anak agar mau

sekolah dan belajar, orang tua tidak memberikan dukungan penuh tehadap

pendidikan anak dan kebutuhan belajar anak. Beliau tidak pernah memberikan

nasehat dan perhatian pada anak jika anaknya bolos sekolah.

Informan Dua

Hmd (45 th) adalah istri dari Pak Mdy, beliau memeluk agama islam,

beliau tidak berpendidikan, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya

beliau bekerja sebagai buruh gereh (ikan asin) dengan penghasilan Rp.

30.000,- per minggu. Beliau cenderung permisif dalam mendidik anak-

anaknya., pola mendidik anak yang permisif ditunjukkan dengan sikap yang

selalu membiarkan segala tindakan anak tanpa memberikan contoh teladan

yang baik kepada anak-anaknya.

Adapun motivasi/dorongan kasih sayang, sebagai ibu, beliau

mengetahui setiap perkembangan yang terjadi pada anaknya, dalam

penanaman moral Bu Hmd tidak pernah mengajarkan anak-anaknya

menggunakan bahasa halus (krama) kepada orang lain yang lebih tua, bahasa

sehari-hari yang digunakan keluarga ini adalah bahasa jawa ngoko seperti

umumnya masyarakat pesisir, beliau tidak pornah mengajarkan pada anaknya

Page 93: Document27

xciii

untuk saling meminta maaf jika mereka melakukan suatu kesalahan pada

temannya atau orang lain.

Dalam penanaman nilai sosial, Bu Hmd tidak pernah mengajarkan

pada anak untuk saling tolong menolong dan membantu pekerjaan rumah.

Sedangkan dalam penanaman nilai keagamaan beliau kurang dapat

memberikan teladan bagi anak-anaknya, bukan berarti tidak memberikan

penanaman tentang agama, namun beliau kurang baik dalam memberikan

contoh perilaku rajin sholat lima waktu, karena beliau tidak pernah mengajak

anak dan menasehati anak-anaknya untuk sholat.

Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya kurang

memperhatikan, BU Hmd tidak pernah memberikan dukungan anak agar mau

sekolah dan belajar, orang tua tidak memberikan dukungan penuh tehadap

pendidikan anak dan kebutuhan belajar anak. Beliau tidak pernah memberikan

nasehat dan perhatian pada anak jika anaknya bolos sekolah.

Informan Tiga

Tkm (12 th), adalah inisial anak keluarga I, agama islam, pendidikan

SD dan sekarang duduk di kelas 6 (enam). Orang tua kurang memberikan

kasih sayang karena tidak pernah memperhatikan perkembangan dan kondisi

anak saat sakit. Karena kurang perhatian dari orang tua, Tkm menjadi terbiasa

membeli obat sendiri saat ia sakit.

Adapun penanaman moral, Tkm tidak bisa menggunakan bahasa

krama pada orang lain yang lebih tua, karena orang tuanya tidak pernah

Page 94: Document27

xciv

mengajarkannya untuk menggunakan bahasa krama, dia juga tidak segera

meminta maaf jika melakukan kesalahan dan tidak pernah berpamitan/minta

ijin jika keluar rumah.

Tkm tidak pernah membantu pekerjaan rumah, karena orang tua

tidak pernah menanamkan nilai sosial. Anak tidak diajarkan untuk saling

tolong menolong secara kekeluargaan.

Tkm belajar tentang agama di sekolah, karena orang tua tidak pernah

menanamkan nilai keagamaan. Tidak ada yang mengingatkannya untuk sholat

sehingga membuat dia tidak rajin melaksanakannya, orang tua tidak pernah

mengajarkan dan memberikan contoh kepada Tkm untuk rajin sholat.

Dukungan orang tua terhadap pendidikan anak kurang diberikan

sehingga membuat Tkm malas belajar dan mendapatkan nilai jelek, orang tua

tidak pernah memotivasinya untuk belajar.

Informan Empat

Dkb (45 th) inisial kepala keluarga I beragama Islam, pendidikan

tamat SD, dikaruniai 4 (empat) orang anak dari perkawinannya dengan Wsl

(45 th). Pak Dkb bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan Rp. 200.000,-

perbulan. Sebagai kepala rumah tangga beliau cenderung menggunakan pola

pendidikan demokratis begitu pula dengan istrinya. Pola mendidik anak yang

demokratis ditunjukkan dengan kedekatan dan keakraban, sehingga ada

keterbukaan pribadi dengan anak-anaknya.

Page 95: Document27

xcv

Adapun motivasi/dorongan kasih sayang orang tua kepada anak-

anaknya selalu memperhatikan. Pak Dkb selalu memperhatikan perkembangan

anak-anaknya, dalam penanaman moral pak Dkb selalu mengajarkan anak-

anaknya menggunakan bahasa halus (krama) kepada orang lain yang lebih tua,

walaupun bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa jawa ngoko

seperti umumnya masayarakat pesisir. Sebagai kepala rumah tangga beliau

selalu mengajarkan pada anaknya untuk saling meminta maaf jika mereka

melakukan suatu kesalahan pada temannya atau orang lain.

Dalam penanaman nilai sosial, Pak Dkb mengajarkan pada anak

untuk saling tolong menolong dan membantu pekerjaan rumah. Beliau selalu

mengikuti kegiatan gotong royong dikampungnya, sedangkan dalam

penanaman nilai keagamaan beliau selalu memberikan teladan bagi anak-

anaknya untuk rajin melaksanakan sholat lima waktu, beliau kadang mengajak

anak dan menasehati anak-anaknya untuk sholat.

Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya selalu

memperhatikan, Pak Dkb memberikan dukungan anak agar mau sekolah dan

belajar, orang tua dalam keluarga ini memberikan dukungan penuh tehadap

pendidikan anak dan memenuhi semua kebutuhan belajar anak. Beliau selalu

memberikan nasehat dan perhatian pada anak jika anaknya bolos sekolah.

Informan Lima

Wsl (45 th) adalah istri dari Pak Dkb, beliau memeluk agama islam,

pendidikan tamat SD, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya beliau

Page 96: Document27

xcvi

bekerja sebagai buruh gereh (ikan asin) dengan penghasilan Rp. 30.000,- per

minggu. Beliau cenderung demokratis dalam mendidik anak-anaknya., pola

mendidik anak yang demokratis ditunjukkan dengan kedekatan dan keakraban,

sehingga ada keterbukaan pribadi dengan anak-anaknya.

Adapun motivasi atau dorongan kasih sayang orang tua kepada anak-

anaknya selalu memperhatikan Bu Wsl selalu memperhatikan perkembangan

anak-anaknya, dalam penanaman moral Bu Wsl selalu mengajarkan anak-

anaknya menggunakan bahasa halus (krama) kepada orang lain yang lebih tua,

walaupun bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa jawa ngoko

seperti umumnya masayarakat pesisir, beliau selalu mengajarkan pada

anaknya untuk saling meminta maaf jika mereka melakukan suatu kesalahan

pada temannya atau orang lain.

Dalam penanaman nilai sosial, Bu Wsl mengajarkan pada anak untuk

saling tolong menolong dan membantu pekerjaan rumah, sedangkan dalam

penanaman nilai keagamaan beliau selalu memberikan teladan bagi anak-

anaknya untuk rajin melaksanakan sholat lima waktu, beliau kadang mengajak

anak dan menasehati anak-anaknya untuk sholat.

Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya selalu

memperhatikan, Bu Wsl memberikan dukungan anak agar mau sekolah dan

belajar, orang tua dalam keluarga ini memberikan dukungan penuh tehadap

pendidikan anak dan memenuhi semua kebutuhan belajar anak. Beliau selalu

memberikan nasehat dan perhatian pada anak jika anaknya bolos sekolah.

Page 97: Document27

xcvii

Informan Enam

Jrt (14 th), adalah inisial anak keluarga II, agama islam, pendidikan

SLTP dan sekarang duduk di kelas 1 (satu). Orang tua selalu memperhatikan

perkembangan dan kondisi anak saat sakit dan selalu membawa periksa

kepoliklinik.

Adapun penanaman moral, Jrt kadang menggunakan bahasa krama

pada orang lain yang lebih tua, karena orang tuanya mengajarkan untuk

menggunakan bahasa krama meskipun dalam sehari-hari selalu menggunakan

bahasa jawa ngoko, dia sudah terbiasa untuk segera meminta maaf jika

melakukan kesalahan dan selalu berpamitan atau minta ijin jika keluar rumah.

Jrt selalu membantu pekerjaan rumah, karena orang tua selalu

menanamkan nilai sosial. Anak selalu diajarkan untuk saling tolong menolong

secara kekeluargaan.

Jrt belajar tentang agama disekolah, dimusholla dan kadang disuruh

belajar di TPQ karena orang tua selalu menanamkan nilai keagamaan. Orang

tua selalu mengingatkannya untuk sholat sehingga membuat dia rajin

melaksanakannya, orang tua selalu mengajarkan dan memberikan contoh

kepada Jrt untuk rajin sholat.

Dukungan orang tua terhadap pendidikan anak selalu diberikan

sehingga membuat Jrt selalu belajar dan kadang mendapatkan nilai bagus

disekolahnya, karena orang tuanya selalu memotivasinya untuk belajar.

Informan Tujuh

Page 98: Document27

xcviii

Dbr (50 th) inisial kepala keluarga III beragama Islam, tidak sekolah,

dikaruniai 2 (dua) orang anak dari perkawinannya dengan Na (45 th). Pak Dbr

bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan Rp 35.000,- per minggu. Sebagai

kepala rumah tangga beliau menggunakan pola pendidikan permisif begitu

pula dengan istrinya yang mendidik anaknya cenderung permisif. Pola

mendidik anak yang permisif ditunjukkan dengan sikap yang selalu

membiarkan segala tindakan anak tanpa memberikan contoh teladan yang baik

kepada anak-anaknya.

Adapun motivasi atau dorongan kasih sayang orang tua kepada anak-

anaknya kurang begitu memperhatikan. Pak Dbr kurang memperhatikan

perkembangan anak-anaknya, dalam penanaman moral pak Dbr tidak pernah

mengajarkan anak-anaknya menggunakan bahasa halus (krama) kepada orang

lain yang lebih tua, bahasa sehari-hari yang digunakan keluarga ini adalah

bahasa jawa ngoko seperti umumnya masyarakat pesisir. Sebagai kepala

rumah tangga beliau tidak pernah mengajarkan pada anaknya untuk saling

meminta maaf jika mereka melakukan suatu kesalahan pada temannya atau

orang lain.

Dalam penanaman nilai sosial, Pak Dbr tidak pernah mengajarkan

pada anak untuk saling tolong menolong dan membantu pekerjaan rumah.

Beliau jarang mengikuti kegiatan gotong royong dikampungnya, sedangkan

dalam penanaman nilai keagamaan beliau kurang dapat memberikan teladan

bagi anak-anaknya, bukan berarti tidak memberikan penanaman tentang

agama, namun beliau kurang baik dalam memberikan contoh perilaku rajin

Page 99: Document27

xcix

sholat lima waktu, karena beliau tidak pernah mengajak anak dan menasehati

anak-anaknya untuk sholat.

Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya kurang

memperhatikan, Pak Dbr tidak pernah memberikan dukungan anak agar mau

sekolah dan belajar, orang tua tidak memberikan dukungan penuh terhadap

pendidikan anak dan kebutuhan belajar anak. Beliau tidak pernah memberikan

nasehat dan perhatian pada anak jika anaknya bolos sekolah.

Informan Delapan

Na (45 th) adalah istri dari Pak Dbr, beliau memeluk agama islam,

beliau tidak berpendidikan, sebagai ibu rumah tangga aktivitas beliau tiap hari

dirumah saja mengurus pekerjaan rumah tangga. Beliau cenderung permisif

dalam mendidik anak-anaknya., pola mendidik anak yang permisif

ditunjukkan dengan sikap yang selalu membiarkan segala tindakan anak tanpa

memberikan contoh teladan yang baik kepada anak-anaknya.

Adapun motivasi/dorongan kasih sayang, sebagai ibu, beliau

mengetahui setiap perkembangan yang terjadi pada anaknya, dalam

penanaman moral Bu Na tidak pernah mengajarkan anak-anaknya

menggunakan bahasa halus (krama) kepada orang lain yang lebih tua, bahasa

sehari-hari yang digunakan keluarga ini adalah bahasa jawa ngoko seperti

umumnya masyarakat pesisir, beliau tidak pornah mengajarkan pada anaknya

untuk saling meminta maaf jika mereka melakukan suatu kesalahan pada

temannya atau orang lain.

Page 100: Document27

c

Dalam penanaman nilai sosial, Bu Na tidak pernah mengajarkan

pada anak untuk saling tolong menolong dan membantu pekerjaan rumah.

Sedangkan dalam penanaman nilai keagamaan beliau kurang dapat

memberikan teladan bagi anak-anaknya, bukan berarti tidak memberikan

penanaman tentang agama, namun beliau kurang baik dalam memberikan

contoh perilaku rajin sholat lima waktu, karena beliau tidak pernah mengajak

anak dan menasehati anak-anaknya untuk sholat.

Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya kurang

memperhatikan, Bu Na tidak pernah memberikan dukungan anak agar mau

sekolah dan belajar, orang tua tidak memberikan dukungan penuh tehadap

pendidikan anak dan kebutuhan belajar anak. Beliau tidak pernah memberikan

nasehat dan perhatian pada anak jika anaknya bolos sekolah.

Informan Sembilan

Nu (13 th), adalah inisial anak keluarga III, agama islam, pendidikan

SD dan sekarang duduk di kelas 5 (lima). Orang tua kurang memberikan kasih

sayang karena tidak pernah memperhatikan perkembangan dan kondisi anak

saat sakit. Karena kurang perhatian dari orang tua, Nu menjadi terbiasa

membeli obat sendiri saat ia sakit.

Adapun penanaman moral, Nu tidak bisa menggunakan bahasa

krama pada orang lain yang lebih tua, karena orang tuanya tidak pernah

mengajarkannya untuk menggunakan bahasa krama, dia juga tidak segera

Page 101: Document27

ci

meminta maaf jika melakukan kesalahan dan tidak pernah berpamitan/minta

ijin jika keluar rumah.

Nu tidak pernah membantu pekerjaan rumah, karena orang tua tidak

pernah menanamkan nilai sosial. Anak tidak diajarkan untuk saling tolong

menolong secara kekeluargaan.

Nu belajar tentang agama di sekolah, karena orang tua tidak pernah

menanamkan nilai keagamaan. Tidak ada yang mengingatkannya untuk sholat

sehingga membuat dia tidak rajin melaksanakannya, orang tua tidak pernah

mengajarkan dan memberikan contoh kepada Nu untuk rajin sholat.

Dukungan orang tua terhadap pendidikan anak kurang diberikan

sehingga membuat Nu malas belajar dan mendapatkan nilai jelek, orang tua

tidak pernah memotivasinya untuk belajar.

Informan Sepuluh

Cmn (45 th) inisial kepala keluarga IV beragama Islam, tamat SD,

dikaruniai 6 (enam) orang anak dari perkawinannya dengan Cmt (40 th). Pak

Cmn bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan Rp 200.000,- per bulan.

Sebagai kepala rumah tangga beliau menggunakan pola pendidikan permisif

begitu pula dengan istrinya yang mendidik anaknya cenderung permisif. Pola

mendidik anak yang permisif ditunjukkan dengan sikap yang selalu

membiarkan segala tindakan anak tanpa memberikan contoh teladan yang baik

kepada anak-anaknya.

Page 102: Document27

cii

Adapun motivasi atau dorongan cinta kasih orang tua kepada anak-

anaknya kurang. Pak Cmn kurang memperhatikan perkembangan anak-

anaknya, dalam penanaman moral Pak Cmn tidak pernah mengajarkan anak-

anaknya menggunakan bahsa halus (krama) kepada orang lain yang lebih tua,

bahasa sehari-hari yang digunakan keluarga ini adalah bahasa jawa ngoko

seperti umumnya masyarakat pesisir. Sebagai kepala rumah tangga beliau

tidak pernah mengajarkan pada anaknya untuk saling meminta maaf jika

mereka melakukan suatu kesalahan pada temannya atau orang lain.

Dalam penanaman nilai sosial, Pak Cmn tidak pernah mengajarkan

pada anak untuk saling tolong menolong dan membantu pekerjaan rumah.

Beliau jarang mengikuti kegiatan gotong royong dikampungnya, sedangkan

dalam penanaman nilai keagamaan beliau kurang dapat memberikan teladan

bagi anak-anaknya, bukan berarti tidak memberikan penanaman tentang

agama, namun beliau kurang baik dalam memberikan contoh perilaku rajin

sholat lima waktu, karena beliau tidak pernah mengajak anak dan menasehati

anak-anaknya untuk sholat.

Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya kurang

memperhatikan, Pak Cmn tidak pernah memberikan dukungan anak agar mau

sekolah dan belajar, orang tua tidak memberikan dukungan penuh tehadap

pendidikan anak dan kebutuhan belajar anak. Beliau tidak pernah memberikan

nasehat dan perhatian pada anak jika anaknya bolos sekolah.

Informan Sebelas

Page 103: Document27

ciii

Cmt (40 th) adalah istri dari Pak Cmn, beliau memeluk agama islam,

beliau tidak berpendidikan, sebagai ibu rumah tangga aktivitas beliau tiap hari

dirumah saja mengurus pekerjaan rumah tangga. Beliau cenderung permisif

dalam mendidik anak-anaknya., pola mendidik anak yang permisif

ditunjukkan dengan sikap yang selalu membiarkan segala tindakan anak tanpa

memberikan contoh teladan yang baik kepada anak-anaknya.

Adapun motivasi atau dorongan cinta kasih, sebagai ibu beliau

mengetahui setiap perkembangan yang terjadi pada anaknya, dalam

penanaman moral Bu Cmt tidak pernah mengajarkan anak-anaknya

menggunakan bahasa halus (krama) kepada orang lain yang lebih tua, bahasa

sehari-hari yang digunakan keluarga ini adalah bahasa jawa ngoko seperti

umumnya masyarakat pesisir, beliau tidak pernah mengajarkan pada anaknya

untuk saling meminta maaf jika mereka melakukan suatu kesalahan pada

temannya atau orang lain.

Dalam penanaman nilai sosial, Bu Cmt tidak pernah mengajarkan

pada anak untuk saling tolong menolong dan membantu pekerjaan rumah.

Sedangkan dalam penanaman nilai keagamaan beliau kurang dapat

memberikan teladan bagi anak-anaknya, bukan berarti tidak memberikan

penanaman tentang agama, namun beliau kurang baik dalam memberikan

contoh perilaku rajin sholat lima waktu, karena beliau tidak pernah mengajak

anak dan menasehati anak-anaknya untuk sholat.

Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya kurang

memperhatikan, Bu Cmt tidak pernah memberikan dukungan anak agar mau

Page 104: Document27

civ

sekolah dan belajar, orang tua tidak memberikan dukungan penuh tehadap

pendidikan anak dan kebutuhan belajar anak. Beliau tidak pernah memberikan

nasehat dan perhatian pada anak jika anaknya bolos sekolah.

Informan Duabelas

Mz (12 th), adalah inisial anak keluarga IV, agama islam, pendidikan

SD dan sekarang duduk di kelas 6 (enam). Orang tua kurang memberikan

kasih sayang karena tidak pernah memperhatikan perkembangan dan kondisi

anak saat sakit. Karena kurang perhatian dari orang tua, Mz menjadi terbiasa

membeli obat sendiri saat ia sakit.

Adapun penanaman moral, Mz tidak bisa menggunakan bahasa

krama pada orang lain yang lebih tua, karena orang tuanya tidak pernah

mengajarkannya untuk menggunakan bahasa krama, dia juga tidak segera

meminta maaf jika melakukan kesalahan dan tidak pernah berpamitan atau

minta ijin jika keluar rumah.

Mz tidak pernah membantu pekerjaan rumah, karena orang tua tidak

pernah menanamkan nilai sosial. Anak tidak diajarkan untuk saling tolong

menolong secara kekeluargaan.

Mz belajar tentang agama disekolah, karena orang tua tidak pernah

menanamkan nilai keagamaan. Tidak ada yang mengingatkannya untuk sholat

sehingga membuat dia tidak rajin melaksanakannya, orang tua tidak pernah

mengajarkan dan memberikan contoh kepada Mz untuk rajin sholat.

Page 105: Document27

cv

Dukungan orang tua terhadap pendidikan anak kurang diberikan

sehingga membuat Mz malas belajar dan mendapatkan nilai jelek, orang tua

tidak pernah memotivasinya untuk belajar.

Informan Tiga belas.

Tkd (45 th) inisial kepala keluarga V beragama Islam, pendidikan

tamat SD, dikaruniai 4 (empat) orang anak dari perkawinannya dengan Tmt

(45 th). Pak Tkd bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan Rp. 200.000,-

perbulan. Sebagai kepala rumah tangga beliau cenderung menggunakan pola

pendidikan demokratis begitu pula dengan istrinya. Pola mendidik anak yang

demokratis ditunjukkan dengan kedekatan dan keakraban, sehingga ada

keterbukaan pribadi dengan anak-anaknya.

Adapun motivasi atau dorongan kasih sayang orang tua kepada anak-

anaknya selalu memperhatikan. Pak Tkd selalu memperhatikan perkembangan

anak-anaknya, dalam penanaman moral Pak Tkd selalu mengajarkan anak-

anaknya menggunakan bahasa halus (krama) kepada orang lain yang lebih tua,

walaupun bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa jawa ngoko

seperti umumnya masyarakat pesisir. Sebagai kepala rumah tangga beliau

selalu mengajarkan pada anaknya untuk saling meminta maaf jika mereka

melakukan suatu kesalahan pada temannya atau orang lain.

Dalam penanaman nilai sosial, Pak Tkd mengajarkan pada anak

untuk saling tolong menolong dan membantu pekerjaan rumah. Beliau selalu

mengikuti kegiatan gotong royong dikampungnya, sedangkan dalam

Page 106: Document27

cvi

penanaman nilai keagamaan beliau selalu memberikan teladan bagi anak-

anaknya untuk rajin melaksanakan sholat lima waktu, beliau kadang mengajak

anak dan menasehati anak-anaknya untuk sholat.

Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya selalu

memperhatikan, Pak Tkd memberikan dukungan anak agar mau sekolah dan

belajar, orang tua dalam keluarga ini memberikan dukungan penuh tehadap

pendidikan anak dan memenuhi semua kebutuhan belajar anak. Beliau selalu

memberikan nasehat dan perhatian pada anak jika anaknya bolos sekolah.

Informan Empat belas

Tmt (45 th) adalah istri dari Pak Tkd, beliau memeluk agama islam,

pendidikan tamat SD, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya beliau

bekerja sebagai buruh gereh (ikan asin) dengan penghasilan Rp. 30.000,- per

minggu. Beliau cenderung demokratis dalam mendidik anak-anaknya, pola

mendidik anak yang demokratis ditunjukkan dengan kedekatan dan keakraban,

sehingga ada keterbukaan pribadi dengan anak-anaknya.

Adapun motivasi atau dorongan kasih sayang orang tua kepada anak-

anaknya, Bu Tkd selalu memperhatikan perkembangan anak-anaknya dalam

penanaman moral Bu Tkd selalu mengajarkan anak-anaknya menggunakan

bahasa halus (krama) kepada orang lain yang lebih tua, walaupun bahasa

sehari-hari yang digunakan adalah bahasa jawa ngoko seperti umumnya

masyarakat pesisir, beliau selalu mengajarkan pada anaknya untuk saling

meminta maaf jika mereka melakukan suatu kesalahan pada temannya atau

orang lain.

Page 107: Document27

cvii

Dalam penanaman nilai sosial, Bu Tkd mengajarkan pada anak untuk

saling tolong menolong dan membantu pekerjaan rumah, sedangkan dalam

penanaman nilai keagamaan beliau selalu memberikan teladan bagi anak-

anaknya untuk rajin melaksanakan sholat lima waktu, beliau kadang mengajak

anak dan menasehati anak-anaknya untuk sholat.

Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya selalu

memperhatikan, Bu Tkd memberikan dukungan anak agar mau sekolah dan

belajar, orang tua dalam keluarga ini memberikan dukungan penuh terhadap

pendidikan anak dan memenuhi semua kebutuhan belajar anak. Beliau selalu

memberikan nasehat dan perhatian pada anak jika anaknya bolos sekolah.

Informan Lima Belas.

Bd (12 th) adalah inisial anak keluarga II, agama islam, pendidikan

SD sekarang duduk di kelas 6 (enam). Orang tua selalu memperhatikan

perkembangan dan kondisi anak saat sakit dan selalu membawa periksa

kepoliklinik.

Adapun penanaman moral, Bd kadang menggunakan bahasa krama

pada orang lain yang lebih tua, karena orang tuanya mengajarkan untuk

menggunakan bahasa krama meskipun dalam sehari-hari selalu menggunakan

bahasa jawa ngoko, dia sudah terbiasa untuk segera meminta maaf jika

melakukan kesalahan dan selalu berpamitan atau minta ijin jika keluar rumah.

Page 108: Document27

cviii

Bd selalu membantu pekerjaan rumah, karena orang tua selalu

menanamkan nilai sosial. Anak selalu diajarkan untuk saling tolong menolong

secara kekeluargaan.

Bd belajar tentang agama di sekolah, di musholla dan kadang disuruh

belajar di TPQ karena orang tua selalu menanamkan nilai keagamaan. Orang

tua selalu mengingatkannya untuk sholat sehingga membuat dia rajin

melaksanakannya, orang tua selalu mengajarkan dan memberikan contoh

kepada Bd untuk rajin sholat.

Dukungan orang tua terhadap pendidikan anak selalu diberikan

sehingga membuat Bd selalu belajar dan kadang mendapatkan nilai bagus

disekolahnya, orang tua selalu memotivasinya untuk belajar.

C. Pembahasan

1. Pola Pendidikan Anak dalam Keluarga Miskin.

Ayah dan Ibu dan keluarga mempunyai kedudukan yang sama

bagi anak-anak dan buah hati mereka. Pemegang kendali keluarga bukan

hanya terletak ditangan suami, sang istripun memiliki hak yang sama

dalam pengambilan keputusan, bukan terjadi dualisme kepemimpinan

tetapi kedudukasn istri yang notabene ibu dari anak-anak merupakan

penyeimbang suami. Pola pendidikan anak yang digunakan orang tua

dalam menanamkan motivasi kasih sayang, moral, nilai sosial, nilai

keagamaan dan tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak

antara lain: pola otoriter, demokrasi dan permisif. Pada pola otoriter,

Page 109: Document27

cix

orang tua menentukan peraturan ketat yang harus dipatuhi anak, jika tidak

ia akan mendapatkan hukuman, orang tua jarang memberikan sesuatu

hadiah pada anak-anaknya, anak kurang mendapatkan kebebasan untuk

mempertimbangkan ataupun mengambil keputusan sendiri. Adapun pola

demokratis, orang tua selalu memberikan penjelasan atau alasan dan

nasehat pada anak dalam menentukan aturan tertentu, anak diajak

berdiskusi disamping itu orang tua selalu mempertimbangkan keadaan,

kondisi dan kebutuhan anak, orang tua selalu memberikan nasehat pada

anak-anaknya sehingga anak merasa dekat dengan orang tuanya,

sedangkan pola permisif orang tua lebih banyak berbuat sekehendaknya,

jarang memberikan aturan yang ketat, anak mendapat banyak kebebasan

untuk menentukan dan memutuskan sendiri dimana orang tua tidak

mengadakan tuntunan atau nasehat terhadapnya, orang tua selalu

membiarkan tindakan anaknya.

Menurut S.C Utami (1985:45) yaitu orang tua dari taraf sosial

ekonomis yang lebih tinggi dan menengah cenderung lebih demokratis,

sedangkan dari taraf ekonomis yang rendah cenderung lebih permisif, dan

lebih membiarkan anak. Konsep tersebut perlu ditinjau kembali karena

tidak terbukti pada keluarga II (Pak Dkb) dan keluarga V (Pak Tkd). Pak

Dkb dan Pak Tkd ternyata lebih demokratis walaupun mereka dari

keluarga kurang mampu, pada keluarga Pak Dkb dan keluarga Pak Tkd

orang tua berpendidikan, meskipun hanya SD tetapi mereka sangat

mengerti keadaan dan kebutuhan anak bila dibandingkan orang tua pada

Page 110: Document27

cx

keluarga I (Pak Mdy), keluarga III (Dbr) dan keluarga IV (Pak Cmn)

yang tidak berpendidikan sehingga cenderung permisif dan selalu

membiarkan segala tindakan anaknya.

2. Motivasi atau Dorongan Cinta Kasih Keluarga

Hasil temuan menunjukkan pada keluarga I (Pak Mdy),

keluarga III (Pak Dbr) dan keluarga IV (Pak Cmn) orang tua cenderung

membiarkan anaknya, ketika anak masih asyik bermain dan belum makan

orang tua tidak pernah memperhatikan. Pada keluarga I, III dan IV ini

motivasi kasih sayang orang tua sangat kurang.

Hal ini terlihat kurangnya kasih sayang yang diberikan orang

tua kepada anaknya dan terkesan membiarkan anaknya beli obat sendiri

saat sakit, karena orang tua cenderung permisif.

Menurut Hasbullah (2001 : 44) kasih sayang orang tua yang

ikhlas dan murni akan mendorong sikap dan tindakan rela menerima

tanggung jawab untuk mengorbankan hidupnya dalam memberikan

pertolongan kepada anaknya. Kasih sayang yang ikhlas dan tindakan rela

berkorban untuk anak-anaknya dapat dilihat pada keluarga II (Pak Dkb)

dan keluarga V (Pak Tkd), terlihat adanya sikap konsistensi sikap rela

berkorban demi anak, karena adanya motivasi atau dorongan kasih

sayang orang tua yang memperhatikan kesehatan anaknya, orang tua

selalu memperhatikan saat anak makan, mandi dan membelikan oleh-oleh

saat pulang bepergian.

3. Penanaman Moral

Page 111: Document27

cxi

Hasil temuan menunjukkan pada keluarga I (Pak Mdy),

keluarga III (Pak Dbr) dan keluarga IV (Pak Cmn) orang tua cenderung

permisif yang selalu membiarkan segala tingkah laku anak. Pada keluarga

ini orang tua tidak memberikan penanaman moral, sehingga membuat

anak bertindak semaunya sendiri, tidak punya sopan santun yang harus

dipegang.

Didalam keluarga merupakan penanaman utama dasar-dasar

moral bagi anak, yang biasanya tercermin dalam sikap dan perilaku orang

tua sebagai teladan yang dapat dicontoh anak (Hasbullah, 2001 : 42). Pada

Keluarga II (Pak Dkb) dan V (Pak Tkd) orang tua cenderung Demokratis

karena orang tua sebagai teladan yang dicontoh anaknya. Pada keluarga ini

anak selalu mempunyai inisiatif dan percaya diri, karena orang tua selalu

menanamkannya.

Bernstein (dalam Robinson, 1986 : 95) berpendapat bahwa bentuk

hubungan sosial mempengaruhi tutur bahasa yang digunakan dan pada

gilirannya kembali mempengaruhi hubungan sosial itu. Menurut temuan

penelitian, kelima keluarga tidak terlihat adanya penggunaan bahasa jawa

krama, sehari-hari keluarga ini menggunakan bahasa jawa ngoko.

Keluarga II (Pak Dkb) dan keluarga V (Pak Tkd) dalam sehari-hari tidak

menggunakan bahasa krama tetapi orang tua selalu mengajarkan pada

anaknya untuk selalu menggunakan bahasa jawa krama dengan orang lain

yang lebih tua, sedangkan pada keluarga I (Pak Mdy), III (Pak Dbr) dan IV

(Pak Cmn) tidak pernah mengajarkan pada anaknya berbahasa krama

Page 112: Document27

cxii

sehingga anak-anak tidak bisa menggunakan bahasa krama jika berbicara

dengan orang lain yang lebih tua.

4. Penanaman Nilai Sosial

Hasil temuan menunjukkan bahwa orang tua pada keluarga I (Pak

Mdy), keluarga III (Pak Dbr), dan keluarga IV (Pak Cmn) tidak

mengajarkan dan menasehati anak untuk saling membantu dengan rasa

kebersamaan kepada saudara ataupun orang lain, sehingga membuat anak

malas tidak pernah membantu pekerjaan rumah.

Menurut Hasbullah (2001 : 43) didalam kehidupan keluarga,

merupakan basis yang sangat penting dalam peletakan dasar pendidikan

sosial anak. Perkembangan kesadaran sosial pada anak-anak dapat dipupuk

sedini mungkin, terutama lewat kehidupan keluarga yang penuh rasa

tolong menolong, gotong royong secara kekeluargaan, bersama-sama

menjaga ketertiban, kedamaian, dan kebersihan rumah. Seperti pada

Keluarga II (Pak Dkb) dan keluarga V (Pak Tkd), orang tua selalu

mengajarkan dan menasehati anaknya untuk saling tolong menolong. Pada

keluarga ini anak selalu sadar dan mempunyai kewajiban membantu

pekerjaan rumah, karena orang tua selalu menanamkan kesadaran pada

anaknya untuk membantu dan saling tolong menolong secara

kekeluargaan.

5. Penanaman Nilai Keagamaan

Hasil temuan menunjukkan sikap mendua (kadang-kadang sholat)

dalam nilai agama anak secara langsung ataupun tidak langsung

Page 113: Document27

cxiii

disebabkan oleh perilaku orang tuanya. Anak akan merasakan suatu hal

yang kontradiktif dalam sikap orang tua yang sering menegur agar

anaknya rajin sholat tapi dirinya sendiri kurang rajin sholat. Diam-diam

anak akan mengamati apakah orang tuanya konsisten terhadap apa yang

diperintahkan, sehingga apabila orang tua tidak rajin beribadah maka

tentunya anak tidak termotivasi untuk melaksanakan nasehat orang tuanya.

Menurut pepatah lama “buah tidak jatuh jauh dari pohonnya”, rajin atau

tidaknya perilaku orang tua akan diimitasi oleh anak dalam kehidupan

religiusnya.

Pada keluarga I Tkm merasa bingung akan sikap ayahnya yang

sering mengingatkannya untuk rajin sholat namun ayahnya sendiri tidak

rajin sholat. Pak Mdy tidak konsisten terhadap ucapannya dalam memupuk

nilai agama, teladan rajin beribadah tidak ditunjukkan pada ayah dan ibu

dalam keluarga ini karena Pak Mdy cenderung Permisif dalam mendidik

anaknya.

Pada keluarga II (Pak Dkb) nilai agama cukup baik ditanamkan,

terlihat pada sikap Jrt (anak) yang pandai mengaji dan berusaha untuk rajin

sholat meskipun terkadang ada sholat lima waktu yang terlalaikan. Pada

keluarga ini Pak Dkb cenderung demokratis.

Pada keluarga III Pak Dbr tidak memberi teladan rajin sholat pada anak-

anaknya. Perilaku ibadah Nu kurang rajin, kadang sholat, kadang juga tidak sama

sekali, karena orang tua tidak ada yang mengingatkan jika tidak sholat. Begitu

pula pada keluarga IV Mz merasa bingung akan sikap ayahnya yang kadang

menegurnya untuk rajin sholat namun ayah dan ibunya tersebut tidak rajin sholat.

Orang tua pada keluarga ini tidak konsisten terhadap ucapannya dalam memupuk

Page 114: Document27

cxiv

nilai agama, teladan rajin beribadah tidak ditunjukkan pada ayah dan ibu pada

keluarga ini. Pada keluarga III dan pada keluarga IV orang tua cenderung

permisif.

Sedangkan pada keluarga V nilai agama cukup baik ditanamkan, terlihat

pada sikap Bd (anak) yang pandai mengaji karena ayahnya menyuruhnya belajar

mengaji di musholla kadang di TPQ Aroffah. Bd juga berusaha rajin sholat

meskipun terkadang ada sholat lima waktu yang terlalaikan. Pada keluarga ini

cenderung Demokratis.

Kesadaran anak dalam mengejawantahkan nilai-nilai agama dalam

kehidupannya dapat dibangun melalui; suasana kebersamaan seluruh anggota

keluarga dalam menjalankan ibadah, konsistensi orang tua dalam menjalankan

perintah agama secara benar sebagai suri teladan dan adanya dialog-dialog antara

anak dengan orang tua dalam nuansa keagamaan.

6. Tanggung Jawab Orang Tua terhadap Pendidikan Anak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada keluarga I (pak Mdy),

keluarga II (Pak Dkb), keluarga III (Pak Dbr), dan keluarga V (Pak Tkd) biaya

pendidikan anak-anak yang duduk di SD mendapat bantuan beasiswa dari

sekolah kecuali pada keluarga IV (Pak Cmn) tidak mendapat bantuan beasiswa.

Pak Mdy, Pak Dbr dan Pak Cmn tidak pernah memberikan

motivasi kepada anaknya untuk sekolah. Ketiga keluarga ini cenderung

permisif dalam mendidik anaknya. Penelitian menemukan suatu konsep

dimana orang tua tidak pernah memaksa anak untuk bersekolah dan

mendapatkan prestasi, karena bagaimanapun hal tersebut ditentukan oleh

kemampuan anak sendiri.

Orang tua tidak pernah membelikan segala kebutuhan sekolah

anak, orang tua juga tidak memberikan dukungan pada anaknya untuk

Page 115: Document27

cxv

belajar dan sekolah sehingga anak-anak pada keluarga ini ada yang putus

sekolah dan tidak mau melanjutkan.

Berbeda dengan keluarga Pak Dkb dan keluarga Pak Tkd yang

selalu memberikan motivasi kepada anaknya untuk sekolah. Menurut

penelitian, tujuan orang tua menyekolahkan anak adalah memberikan

bekal pengetahuan, pengalaman bagi kehidupan anak di masa yang akan

datang. Kesadaran untuk mendapatkan prestasi di sekolah tidak lepas dari

adanya dukungan orang tua yang selalu memotivasi anak untuk hidup

lebih baik dari orang tuanya, karena mereka memahami arti pentingnya

pendidikan bagi masa depan anak. Menurut keluarga Pak Dkb, dan Pak

Tkd sekolah sudah merupakan kebutuhan bagi anak-anak usia sekolah.

Dari hasil penelitian terlihat adanya kerelaan orang tua berkorban demi

anak terutama dalam biaya pendidikan. Pak Dkb dan Pak Tkd berusaha

mencukupi biaya sekolah anak, dan semua kebutuhan belajar anak, meskipun

penghasilannya sangatlah sedikit mereka menginginkan anaknya pintar agar tidak

seperti orang tuanya yang tidak mempunyai bekal pengetahuan yang cukup.

Page 116: Document27

cxvi

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan di Desa Klidang Lor

Batang dan hasil pembahasan yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Pola pendidikan pada 5 (lima) keluarga miskin nelayan sebagian besar dari

3 (tiga) keluarga selalu membiarkan segala tindakan anak dan cenderung

permisif. Cara mendidik anak yang permisif dapat dilihat dari kurangnya

perhatian orang tua terhadap anak, orang tua tidak pernah menanamkan,

memberikan contoh dan mengajarkan pada anaknya untuk bekerjasama

dengan orang lain. Sebagian besar anak dari tiga keluarga miskin nelayan

mengalami kegagalan dalam pendidikan karena tidak ada bimbingan dan

dukungan belajar dari orang tua.

2. Motivasi atau dorongan cinta kasih pada 5 (lima) keluarga miskin nelayan

sebagian besar dari 3 (tiga) keluarga masih kurang perhatiannya terhadap

anak-anak terutama saat anak mengeluh sakit, saat anak makan, mandi,

dan membelikan oleh-oleh pada saat pulang bepergian.

3. Penanaman moral pada 5 (lima) keluarga miskin nelayan sebagian besar

dari 3 (tiga) keluarga menunjukkan bahwa penanaman moral terhadap

anak kurang diperhatikan, terutama tata krama berbicara dengan orang

lain yang lebih tua, kurang memberikan nasehat atau contoh kepada

103

Page 117: Document27

cxvii

anaknya dalam bertingkah laku, mengajarkan anak mengucapkan

terimakasih pada saat diberi hadiah atau makanan oleh tetangga.

4. Dalam penanaman nilai sosial pada 5 (lima) keluarga miskin nelayan

sebagian besar dari 3 (tiga) keluarga nelayan cenderung tidak

mengajarkan pada anak untuk membantu pekerjaan rumah, mengajarkan

anak bergaul dengan lingkungannya, dan menanamkan pada anak untuk

gotong-royong dan tolong-menolong dengan para tetangga.

5. Penanaman nilai keagamaan pada 5 (lima) keluarga nelayan sebagian

besar dari 3 (tiga) keluarga nelayan menunjukkan bahwa orang tua tidak

pernah mengajak dan mengerjakan sholat bersama-sama dirumah, orang

tua juga tidak pernah mengajak anak-anak mengunjungi acara pengajian

atau kegiatan keagaamaan.

6. Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan (sekolah dasar) anak pada

5 (lima) keluarga miskin nelayan mendapat bantuan beasiswa dari sekolah

sehingga tanggungjawab keluarga dalam pendidikan formal lebih ringan,

meskipun demikian dalam kenyataan masih banyak anak yang mengalami

putus sekolah karena kurangnya dukungan dan perhatian orang tua

terhadap keinginan anak dalam belajar. Dari 3 (tiga) keluarga nelayan

menunjukkan bahwa orang tua jarang membelikan peralatan sekolah

untuk anak, orang tua tidak pernah menyuruh anak belajar, orang tua

kurang perhatian saat anak mendapat nilai jelek dan saat anak bolos

sekolah.

Page 118: Document27

cxviii

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang pola pendidikan anak pada

keluaraga miskin nelayan yang meliputi motivasi cinta kasih keluarga,

penanaman moral, penanaman nilai sosial, penanaman nilai keagamaan, dan

tanggung jawab orang tua terhadapa pendidikan anak, peneliti memberikan

saran sebagai berikut :

1. Orang tua sebaiknya memberikan perhatian kasih sayang, memberikan

contoh tata krama dalam berbicara dengan orang lain yang lebih tua, pada

orang tua disarankan memupuk kesadaran sosial membantu orang lain,

bergaul dengan lingkungan sekitar, orang tua sebaiknya memberikan

contoh dan menanamkan kesadaran beribadah, orang tua juga harus

memberikan dukungan belajar pada anak sehingga anak tidak mengalami

kegagalan dalam pendidikan.

2. Disarankan pada anak untuk lebih memahami kondisi orang tua dan

berusaha lebih giat dalam belajar walaupun dalam kondisi orang tua yang

kurang mampu dan jangan merasa takut atau rendah diri dengan teman-

temannya.

Page 119: Document27

cxix

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

----------------. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Rineka Cipta.

Amin Raiz. 1995. Kemiskinan dan Kesejahteraan di Indonesia. Yogyakarta :

Aditya Media.

Ariyono Suyono. 1976. Kamus Antropologi. Jakarta : Akademika Pressindo

Chambers Robert. 1987. Pembangunan Desa Mulai dari Belakang. Jakarta :

LP3ES.

Diniarti Soe’oed. 1996. Proses Sosialisasi Dalam Bunga Rampai Sosiologi

Keluarga. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Gerungan W. A. 1996. Psikologi Sosial. Bandung : Eresco.

Hasbullah. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo.

Kartono, Kartini. 1997. Tinjauan Holistik Mengenai Tujuan Pendidikan Nasional.

Jakarta : PT. Pradnya Paramita.

Lukman Soetrisno. 1981. Kemiskinan dan Kesejahteraan di Indonesia.

Yogyakarta. Aditya Media.

Miles & Haberman. 1992. Analisis data Kualitatif. Jakarta : Universitas

Indonesia.

Mulyanto & Evers. 1982. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta : Rajawali.

Moleong Lexy 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Moh. Shochib. 1998. Pola Asuh Orang Tua. Jakarta : Rineka Cipta.

Robinson Philip. 1986. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali

Tjetjep Rohendi Rohidi. 1994. Pendekatan Sistem Sosial Budaya Dalam

Pendidikan. Semarang : IKIP Press.

Singgih D. Gunarso. 1986. Psikologi Remaja. Jakarta : Gunung Mulia.

Sutari Imam Barnadib. 1984. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta :

FIP IKIP Press.

Suharsimi Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Yogyakarta : Rineka Cipta.

Page 120: Document27

cxx

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1993. Kamus

Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta :

Depdikbud.

Yaumil Agoes Athir. 1997. Peranan Keluarga dalam Pembentukan Kepribadian

Anak. Jakarta : Kantor Menteri Negara Kependudukan, BKKBN.

Page 121: Document27

cxxi

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK ORANG TUA

I. IDENTITAS SUBYEK PENELITIAN

Nama :

Umur :

Agama :

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

Pendidikan akhir : SD/SLTP/SLTA

II. DAFTAR PERTANYAAN

A. MOTIVASI ATAU DORONGAN CINTA KASIH KELUARGA

1. Jika anak anda mengeluh sakit, apa yang akan anda lakukan?

2. Bagaimana sikap anda, jika anak anda tidak mau makan atau susah

makan?

3. Jika salah satu anak minta dibelikan keperluan yang sangat

dibutuhkannya (misal baju, sepatu) dan anda menurutinya, kemudian

anak yang lain merasa iri, bagaimana sikap anda?

4. Apakah anda mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak

sampai dai tumbuh dewasa?

5. Apakah anda membiasakan dan menyuruh anak untuk makan jika

sudah waktunya makan?

6. Bagaimana sikap anda, jika anak anda menangis sepulang dari

bermain dengna teman-temannya?

7. Bagaimana cara anda mengajarkan pada anak untuk mandi (pagi,

sore)?

8. Apakah anda selalu membawakan oleh-oleh saat pulang bepergian?

Page 122: Document27

cxxii

B. PENANAMAN MORAL

9. Jika anda mengetahui anak berbicara kotor atau kasar, apa yang akan

anda lakukan?

10. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari dirumah?

11. Apakah anda membiasakan anak untuk selalu berpamitan atau minta

ijin jika keluar rumah?

12. Bagaimana sikap anda, apabila ada tetangga yang memberikan

makanan atau sesuatu barang kepada anak anda?

13. Bagaimana sikap anda, jika melihat anak tidak patuh pada perintah

anda?

14. Apakah anda selalu membuat peraturan atau tata tertib dirumah untuk

anak atau semua anggota keluarga?

C. PENANAMAN NILAI SOSIAL

15. Apakah anda memaksakan anak untuk membantu pekerjaan rumah?

16. Bagaimana sikap anda jika anak akan bermain keluar rumah?

17. Apabila anda tidak mengijinkan anak bermain dengan teman-

temannya, bagaimana sikap anak anda?

18. Jika ada acara kerja bakti atau gotong-royong dilingkungan anda dan

saat itu anda msh ada pekerjaan, apa anda menyuruh anak untuk

mrnggantikannya?

19. Bagaimana sikap anda jika anak anda dan teman-temannya membuat

kegaduhan dan memecahkan barang saat bermain dirumah?

D. PENANAMAN DASAR KEAGAMAAN

20. Dimana anak anda belajar tentang keagamaan?

21. Apakah anda pernah mengajak anak untuk mengerjakan sholat

bersama-sama dirumah?

22. Bagaimana sikap anda, apabila anak sudah menginjak dewasa tetapi

belum melakukan sholat?

Page 123: Document27

cxxiii

23. Apabila diDesa atau dikampung anda ada kegiatan keagamaan

(pengajian), apakah anda mengunjunginya bersama anak-anak?

E. TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN

24. Apakah biaya pendidikan anak seluruhnya tanggungan anda?

25. Apakah anda selalu membelikan peralatan sekolah anak?

26. Apakah anda selalu menyuruh anak untuk belajar setiap hari?

27. Dimana dan dengan siapa anak belajar?

28. Jika anak mendapat nilai jelek/kurang baik disekolah, bagaimana

sikap anda?

29. Bagaimana tanggapan anda jika anak mendapat rangking

disekolahnya?

30. Apakah anda merasa puas bila anak tamat sekolah sampai SD/SLTP

saja?

31. Apa harapan anda pada anak setelah lulus sekolah?

32. Apa yang anda lakukan jika anak tidak masuk atau membolos

sekolah?

33. apakah anda selalu mengambil sendiri raport anak?

Page 124: Document27

cxxiv

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK ANAK

I. IDENTITAS SUBYEK PENELITIAN

Nama :

Umur :

Agama :

Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan

Pendidikan akhir : SD/SLTP/SLTA

II. DAFTAR PERTANYAAN

A. MOTIVASI ATAU DORONGAN CINTA KASIH KELUARGA

1. Bagaimana sikap orang tuamu, jika kamu mengeluh sakit?

2. Jika kamu menginginkan sesuatu, apakah kamu harus

mendapatkannya atau hanya dipendam?

3. Jika kamu minta sesuatu pada orang tuamu, namun orang tuamu tidak

memberikan karena sesuatu alasan, apa yang akan kmu lakukan?

4. Jika kamu bertanya kepada orang tuamu dan jawabannya tidak

memuaskan, apa yang akan kamu lakukan?

5. Apakah orang tuamu selalu membelikan oleh-oleh dan bagaimana

sikapmu?

B. PENANAMAN MORAL

6. Jika kamu berbicara dengan orang tuamu atau orang lain yang lebih

tua, bahasa apa yang akan kamu gunakan?

7. Bagaimana sikapmu, jika kamu diberi orang lain hadiah atau

makanan?

8. Apakah orang tuamu marah jika kamu diberi hadiah atau makanan

dari orang lain/tetangga?

9. Apabila kamu diberi nasehat oleh orang tuamu, apa yang akan kamu

lakukan?

Page 125: Document27

cxxv

10. Jika kamu melakukan kesalahan pada orang lain/teman kamu, apa

yang akan kamu lakukan?

11. Apakah orang tuamu marah jika kamu melakukan kesalahan dan apa

yang akan kamu lakukan?

12. Jika kamu akan bermain atau keluar rumah, apakah kamu

membiasakan berpamitan atau minta ijin?

C. PENANAMAN NILAI SOSIAL

13. Jika kamu tidak diijinkan bermain dengan teman-temanmu apa yang

akan kamu lakukan?

14. Bagaimana sikapmu jika ada orang yang memanggilmu saat kamu

sedang asyik bermain dengan teman-teman kamu?

15. Apakah kamu selalu membantu pekerjaan orang tuamu dirumah?

D. PENANAMAN NILAI KEAGAMAAN

16. Dimana kamu belajar tentang keagamaan (mengaji, sholat)?

17. Jika kamu tidak sholat, siapa yang akan mengingatkanmu/

18. Apakah orang kamu mengajak kamu mengikuti acara pengajian

(kegiatan keagamaan) diDesa/kampungmu?

E. TANGGUNG JAWAB TERHADAP PENDIDIKAN

19. Apakah biaya pendidikan seluruhnya tanggungan orang tua kamu?

20. Apakah setiap kenaikan kelas orang tuamu membelikan peralatan

sekolah?

21. Siapa yang membelikan kamu peralatan dan buku-buku sekolah?

22. Apakah orang tuamu marah, jika kamu bolos sekolah?

23. Apakah kamu selalu belajar setiap hari?

24. Dimana dan dengan siapa kamu belajar?

25. Apakah orang tuamu marah jika nilaimu jelek?

Page 126: Document27

cxxvi

Page 127: Document27

cxxvii

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

UNTUK ORANG TUA

Variabel Sub Variabel Indikator No Item

A.Motivasi atau

Dorongan cinta

kasih keluarga.

B.Penanaman

Nilai Moral.

C.Penanaman

Nilai Sosial.

1.Hubungan orang

tua dengan anak-

anak

2.Kasih sayang dan

perhatian orang

tua dengan anak

1.Sopan-santun

berbahasa

2.Sikap dan tingkah

laku anak.

1.Pergaulan anak.

2.Kebersihan dan

keteraturan.

3.Tolong

menolong.

Terjalinnya

komunikasi dan

hubungan dalam

keluarga

Memperhatikan

perkembangan

anak-anak.

Menghargai orang

tua dalam

berbahasa

Kebiasaan

berpamitan dan

patuh.

Batasan bermain

dan pergaulan

anak.

Bersama-sama

menjaga

kebersihan dan

keteraturan

Mengajarkan

kerjasama dan

tolong menolong.

1, 2

3, 4, 5, 6

1, 3,

2, 4, 5, 6, 7,

8

1, 3

2

4, 5

Page 128: Document27

cxxviii

D.Penanaman

Nilai

Keagamaan.

E.Tanggung

jawab terhadap

pendidikan

anak.

1.Kebiasaan

beribadah.

2.Kegiatan

keagamaan.

1.Perhatian dan

dukungan orang

tua .

2.Biaya Pendidikan.

3.Pilihan

Pendidikan anak.

Mengajarkan

anak untuk

beribadah.

Keaktifan anak

dalam kegiatan.

Memoerhatikan

pendidikan anak.

Beban biaya

pendidikan anak

Kebebasan anak

menentukan arah

pendidikan.

1, 3, 4

2, 5

1, 4, 5, 6, 7,

9

2, 3

8, 10. 11

Page 129: Document27

cxxix

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

UNTUK ANAK

Variabel Sub Variabel Indikator No Item

A.Motivasi atau

Dorongan cinta

kasih keluarga.

B.Penanaman

Nilai Moral.

C.Penanaman

Nilai Sosial.

D.Penanaman

Nilai

1.Hubungan orang

tua.

2.Kasih sayang dan

perhatian orang

tua.

1.Sopan-santun

berbahasa

2.Sikap dan tingkah

laku.

1.Pergaulan dengan

teman.

2.Tolong

menolong.

1.Kebiasaan

beribadah.

Terjalinnya

komunikasi dan

hubungan dalam

keluarga

Memperhatikan

perkembangan

anak-anak.

Menghargai orang

tua dalam

berbahasa

Kebiasaan

berpamitan dan

patuh kepada

orang tua.

Batasan bermain

dan pergaulan

Sikap tolong

menolong dan

kerjasama.

Ajaran orang tua

anak untuk

1, 2

3, 4, 5

1, 3,

2, 4, 5, 6, 7,

8

1, 2, 3

4, 5

1, 3, 4

Page 130: Document27

cxxx

Keagamaan.

E.Tanggung

jawab orang tua

terhadap

pendidikan

anak.

2.Kegiatan

keagamaan.

1.Perhatian dan

dukungan orang

tua .

2.Biaya Pendidikan.

3.Fasilitas sekolah.

3.Pilihan

Pendidikank.

beribadah.

Keaktifan dalam

kegiatan.

Memperhatikan

pendidikan anak.

Beban biaya

pendidikan.

Buku dan

peralatan sekolah

yang memadai.

Kebebasan anak

menentukan arah

pendidikan.

2,

1, 5, 6, 7, 8,

9

2

3, 4

10, 11

Page 131: Document27

cxxxi

PEDOMAN OBSERVASI

Observasi Keterangan

1. Keadaan

keluarga

2. Komunikasi

orang tua dengan anak.

3. Perhatian

(kasih sayang) orang tua kepada anak-

anaknya.

4. Kebersihan

dan keteraturan rumah.

5. Keadaan

Lingkungan.

............................................................

............................................................

............................................................

............................................................

............................................................

Page 132: Document27

cxxxii

TRANSKIP WAWANCARA

Informan 1 (orang tua)

Nama : Muhdiyat

Umur : 47 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki (ayah)

Agama : Islam

Pendidikan : Tidak tamat SD

Alamat : Ds. Klidang Lor

Tgl/jam : 14 Februari 2005/16.00 WIB

Tempat : Ruang tamu

Hasil wawancara

1. Jika anak anda mengeluh sakit, apa yang akan anda lakukan?

Jawab :“Anak saya jarang mengeluh sakit, kalau cuma pusing...ya... saya

suruh beli obat diwarung terdekat mbak..”

2. Bagaimana sikap anda, jika anak anda tidak mau makan atau susah makan?

Jawab :“Ya... paling... saya hanya menegur saja mbak... kenapa anak tidak

mau makan?”

3. Jika salah satu anak minta dibelikan keperluan yang sangat dibutuhkannya

(misal baju, sepatu) dan anda menurutinya, kemudian anak yang lain merasa

iri, bagaimana sikap anda?

Jawab :“Ya... wajarlah kalau merasa iri dengan saudaranya, kalau anak-

anak tidak benar-benar membutuhkannya, saya juga atidak akan

membelikannya kok mbak..”

4. Apakah anda mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak sampai dai

tumbuh dewasa?

Jawab :“Terus terang, saya jarang memperhatikan mbak..., Ibunya yang

lebih tahu”

5. Apakah anda mermbiasakan anak untuk makan jika sudah waktunya makan?

Jawab :“Ya... kalau anak masih asyik bermain biasanya lupa makan...

palang ya.. saya tegur”

6. Bagaimana sikap anda, jika anak anda menangis sepulang dari bermain

dengan teman-temannya?

Jawab :“Ya.. biasa mbak..namanya anak bertengkar dengan temannya,

paling... nanti kalau sudah lelah menangis anaknya diam sendiri

kok mbak”

Page 133: Document27

cxxxiii

7. Bagaimana cara anda mengajarkan pada anak untuk mandi (pagi, sore)?

Jawab :“Biasanya anak mandi sendiri kok mbak...”

8. Apakah anda selalu membawakan oleh-oleh saat pulang bepergian?

Jawab :“Jarang sekali mbak...kalau pulang melaut ada rejeki ya.. saya

belikan”

9. Jika anda mengetahui anak berbicara kotor atau kasar, apa yang akan anda

lakukan?

Jawab :“Ya.. maklum mbak... lingkungan nelayan omongannya kasar,

paling ya... saya tegur”

10. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari dirumah?

Jawab :“Saya dan ibunya biasa menggunakan bahasa jawa ngoko sudah

umumnya masyarakat disini mbak... soalnya memang sejak kecil

anak-anak tidak saya latih untuk bahasa krama dengan saya, jadi

anak saya ya... tidak bisa bahasa jawa krama dengan orang lain”

11. Apakah anda membiasakan anak untuk selalu berpamitan atau minta ijin jika

keluar rumah?

Jawab :“walaupun saya dirumah mereka tidak pernah pamit mbak..

langsung pergi saja bersama teman-temannya”

12. Bagaimana sikap anda, apabila ada tetangga yang memberikan makanan atau

sesuatu barang kepada anak anda?

Jawab :“Tidak apa-apa mbak... malah bersyukur ada yang peduli dengan

keluargaku”

13. Bagaimana sikap anda, jika melihat anak tidak patuh pada perintah anda?

Jawab :“Ya... saya tegur mbak...”

14. Apakah anda selalu membuat peraturan atau tata tertib dirumah untuk anak

atau semua anggota keluarga?

Jawab :“Wah... saya tidak pernah buat peraturan anak harus begini atau

anak harus begitu”.

15. Apakah anda memaksakan anak untuk membantu pekerjaan rumah?

Jawab :“Anak saya jarang membantunya ibunya mbak...”

16. Bagaimana sikap anda jika anak akan bermain keluar rumah?

Jawab :“Ya... tidak apa-apa mbak... paling main ditetangga’

17. Apabila anda tidak mengijinkan anak bermain dengan teman-temannya,

bagaimana sikap anak anda?

Jawab :“Ya... kalau temannya sudah menghampiri kerumah anak saya ya..

tetap ikut bermain sama teman-temannya”

Page 134: Document27

cxxxiv

18. Jika ada acara kerja bakti atau gotong-royong dilingkungan anda dan saat itu

anda msh ada pekerjaan, apa anda menyuruh anak untuk menggantikannya?

Jawab :“Kalu saya ada kerjaan ya... saya menyuruh anak menggantikan,

tapi kalu anak tidak mau ya... saya tidak bisa paksakan mbak..”

19. Bagaimana sikap anda jika anak anda dan teman-temannya membuat

kegaduhan dan memecahkan barang saat bermain dirumah?

Jawab :“Ya... marah, saya suruh bersihkan mbak...”

20. Dimana anak anda belajar tentang keagamaan?

Jawab :“Anak saya belajar disekolah mbak... soalnya saya tidak pernah

mengajarkan dirumah, terus terang mbak.. tentang agama saya

kurang tahu”

21. Apakah anda pernah mengajak anak untuk mengerjakan sholat bersama-sama

dirumah?

Jawab :“Tidak pernah mbak... sebab saya belum punya keinginan

menjalankannnya, dulu saya melakukan sholat, sekarang tidak

pernah... pikirannya masih penat mbak...’

22. Bagaimana sikap anda, apabila anak sudah menginjak dewasa tetapi belum

melakukan sholat?

Jawab :“Ya.. paling saya menegur... tapi itu sudah kesadran anak mbak...”

23. Apabila diDesa atau dikampung anda ada kegiatan keagamaan (pengajian),

apakah anda mengunjunginya bersama anak-anak?

Jawab :“Saya jarang mengunjungi mbak...”

24. Apakah biaya pendidikan anak seluruhnya tanggungan anda?

Jawab :“Untung saja mbak...biayanya dapat dari bantuan beasiswa”

25. Apakah anda selalu membelikan peralatan sekolah anak?

Jawab :“kadang anak saya memakainya sampai lulus mbak..bahkan sampai

rusak sebab saya tidak bisa membelikan’”.

26. Apakah anda selalu menyuruh anak untuk belajar setiap hari?

Jawab :“Tidak mbak... Sebab anak sulit disuruh baca-baca buku”

27. Dimana dan dengan siapa anak belajar?

Jawab :“Jarang saya liat anak belajar, tapi kadang belajar sendiri dirumah”

28. Jika anak mendapat nilai jelek/kurang baik disekolah, bagaimana sikap anda?

Jawab :“Ya... saya tegur mbak... lawong anaknya susah belajar ya..nilainya

jelek coba mau belajar kan bisa pinter”.

Page 135: Document27

cxxxv

29. Bagaimana tanggapan anda jika anak mendapat rangking disekolahnya?

Jawab :“Ya pasti senang... tapi sayangnya, anak saya tidak pernah dapat

nilai bagus”.

30. Apakah anda merasa puas bila anak tamat sekolah sampai SD/SLTP saja?

Jawab :“Mau lulus SD saja sudah seneng mbak... soalnya semakin tinggi

sekolahnya biayanya semakin mahal...

31. Apakah harapan anda pada anak setelah lulus sekolah?

Jawab :“Harapan saya setelah anak lulus ya... saya suruh kerja mbak...cari

duit”.

32. Apa yang anda lakukan jika anak tidak masuk sekolah/bolos sekolah?

Jawab :“Saya kurang tahu kalau anak membolos, sebab yang saya tahu

kalau anak sudah pakai seragam ya.. dia pergi sekolah mba”.

33. Apakah anda selalu mengambil sendiri raport anak disekolah?

Jawab :“Yang mengambil raport ya... ibunya”.

Page 136: Document27

cxxxvi

TRANSKIP WAWANCARA

Informan 2 (orang tua)

Nama : Hamdanah

Umur : 45 tahun

Jenis kelamin : Perempuan (Ibu)

Agama : Islam

Pendidikan akhir : -

Alamat : Ds. Klidang Lor

Tgl/jam : 14 Februari 2005/16.00 WIB

Tempat : Ruang tamu

Hasil wawancara

1. Jika anak anda mengeluh sakit, apa yang akan anda lakukan?

Jawab :“Ya...saya suruh beli obat kewarung mbak”.

2. Bagaimana sikap anda, jika anak anda tidak mau makan atau susah makan?

Jawab :“Saya selalu tanyakan... apa masakanya tidak cocok...tapi biasanya

susah makan karena sakit mbak...”

3. Jika salah satu anak minta dibelikan keperluan yang sangat dibutuhkannya

(misal baju, sepatu) dan anda menurutinya, kemudian anak yang lain merasa

iri, bagaimana sikap anda?

Jawab :“Biasa saja mbak...yang namanya anak-anak ya pasti iri”.

4. Apakah anda mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak sampai dai

tumbuh dewasa?

Jawab :“Sebagai ibu ya... saya pasti tahu apa yang terjadi dengan anak-

anak saya”.

5. Apakah anda mermbiasakan anak untuk makan jika sudah waktunya makan?

Jawab :“Ya... saya hanya menegur saja, kadang mereka lupa makan siang

kalau sedang bermain”.

6. Bagaimana sikap anda, jika anak anda menangis sepulang dari bermain

dengan teman-temannya?

Jawab :“Kalau anak meminta jajan seperti temanya ya..saya pasti kasih

uang biar tidak menangis terus”.

7. Bagaimana cara anda mengajarkan pada anak untuk mandi (pagi, sore)?

Jawab :“Saya sudah membiasakan anakuntuk mandi sendiri”.

8. Apakah anda selalu membawakan oleh-oleh saat pulang bepergian?

Jawab :“Saya jarang membawa oleh-oleh”.

Page 137: Document27

cxxxvii

9. Jika anda mengetahui anak berbicara kotor atau kasar, apa yang akan anda

lakukan?

Jawab :“Ya.. saya marahi kalau anak bicara kasar”

10. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari dirumah?

Jawab :“Bahasa jawa (ngoko) sudah umumnya masyarakat disini mbak...”

11. Apakah anda membiasakan anak untuk selalu berpamitan atau minta ijin jika

keluar rumah?

Jawab :“Tidak mbak walaupun dirumah ada bapaknya mereka tidak

meminta ijin, paling ya mereka main ditetangga..”

12. Bagaimana sikap anda, apabila ada tetangga yang memberikan makanan atau

sesuatu barang kepada anak anda?

Jawab :“Saya tidak apa-apa malah senang kalau ada tetangga yang

memberikan sesuatu buat anak saya”.

13. Bagaimana sikap anda, jika melihat anak tidak patuh pada perintah anda?

Jawab :“Anaknya saya marahi mbak...”

14. Apakah anda selalu membuat peraturan atau tata tertib dirumah untuk anak

atau semua anggota keluarga?

Jawab :“Dirumah saya tidak ada tata tertib”.

15. Apakah anda memaksakan anak untuk membantu pekerjaan rumah?

Jawab :“Tidak mbak... anak saya jarang membantu saya didapur”.

16. Bagaimana sikap anda jika anak akan bermain keluar rumah?

Jawab :“Saya melarang anak bermain jauh-jauh mbak”.

17. Apabila anda tidak mengijinkan anak bermain dengan teman-temannya,

bagaimana sikap anak anda?

Jawab :“anak saya tetap ikut bermain dengan teman-temanya”.

18. Jika ada acara kerja bakti atau gotong-royong dilingkungan anda dan saat itu

anda masih ada pekerjaan, apa anda menyuruh anak untuk menggantikannya?

Jawab :“biasanya yang ikut kerja bakti bapanya mbak”

19. Bagaimana sikap anda jika anak anda dan teman-temannya membuat

kegaduhan dan memecahkan barang saat bermain dirumah?

Jawab :“Ya..tidak apa-apa tapi saya suruh anak membersikanya sendiri”.

20. Dimana anak anda belajar tentang keagamaan?

Jawab :“anak saya belajar agama disekolahan”.

Page 138: Document27

cxxxviii

21. Apakah anda pernah mengajak anak untuk mengerjakan sholat bersama-sama

dirumah?

Jawab :“tidak pernah mbak... mengajak anak sholat dirumah.

22. Bagaimana sikap anda, apabila anak sudah menginjak dewasa tetapi belum

melakukan sholat?

Jawab :“Ya.. saya menegur... tapi itu sudah kesadaran anak mbak...”

23. Apabila didesa atau dikampung anda ada kegiatan keagamaan (pengajian),

apakah anda mengunjunginya bersama anak-anak?

Jawab :“saya tidak pernah mengunjunggi pengajian”

24. Apakah biaya pendidikan anak seluruhnya tanggungan anda?

Jawab :“biaya pendidikanya dapat beasiswa dari sekolahnya”.

25. Apakah anda selalu membelikan peralatan sekolah anak?

Jawab :“saya jarang membelikan, biasanya mereka memakainya sampai

rusak/ sampai mereka lulus mbak”.

26. Apakah anda selalu menyuruh anak untuk belajar setiap hari?

Jawab :“Tidak pernah mbak... Sebab anak sulit disuruh baca-baca buku”

27. Dimana dan dengan siapa anak belajar?

Jawab :“anak saya belajar sendiri dirumah kadang kalau tidak bisa ya

dengan teman-temannya”.

28. Jika anak mendapat nilai jelek/kurang baik disekolah, bagaimana sikap anda?

Jawab :“Ya... saya suruh belajar jangan banyak bermain”

29. Bagaimana tanggapan anda jika anak mendapat rangking disekolahnya?

Jawab :“anak saya tidak pernah dapat rengking”.

30. Apakah anda merasa puas bila anak tamat sekolah sampai SD/SLTP saja?

Jawab :“mau melanjutkan ke SMP tapi biayanya tidak ada”.

31. Apakah harapan anda pada anak setelah lulus sekolah?

Jawab :“Ya... saya suruh cari kerja seadanya mbak...”.

32. Apa yang anda lakukan jika anak tidak masuk sekolah/bolos sekolah?

Jawab :“Saya kurang tahu kalua anak membolos, sebab yang saya tahu

kalau anak sudah pakai seragam ya.. dia pergi sekolah mba”.

33. Apakah anda selalu mengambil sendiri raport anak disekolah?

Jawab :“Biasanya saya yang menggambil raport sebab bapaknya jarang di

rumah”

Page 139: Document27

cxxxix

TRANSKIP WAWANCARA

Informan 3 (anak)

Nama : Takim

Umur : 12 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Alamat : Ds. Klidang Lor

Tgl/ jam : 14 Februari2005/ 19.00 WIB

Tempat : Ruang tamu.

Hasil wawancara

1. Bagaimana sikap orang tuamu, jika kamu mengeluh sakit?

Jawab :”Biasanya kalau saya sakit bapak suruh beli obat diwarung”.

2. Jika kamu menginginkan sesuatu, apakah kamu harus mendapatkannya atau

hanya dipendam?

Jawab :”Bilang sama bapak minta dibelikan”.

3. Jika kamu minta sesuatu pada orang tuamu, namun orang tuamu tidak

memberikan karena sesuatu alasan, apa yang akan kamu lakukan?

Jawab :”Ya... saya menangis mbak minta dibelikan”

4. Jika kamu bertanya kepada orang tuamu dan jawabannya tidak memuaskan,

apa yang akan kamu lakukan?

Jawab :” Saya diam saja walau jawabanya kurang jelas”

5. Apakah orang tuamu selalu membelikan oleh-oleh dan bagaimana sikapmu?

Jawab :”Jarang membelikan oleh-oleh kalau dibelikan ya.... senang

mbak...”

6. Jika kamu berbicara dengan orang tuamu atau orang lain yang lebih tua,

bahasa apa yang akan kamu gunakan?

Jawab :”Bahasa jawa ngoko, soalnya dirumah saya terbiasa menggunakan

bahasa jawa ngoko”

7. Bagaimana sikapmu, jika kamu diberi orang lain hadiah atau makanan?

Jawab :”Saya senang menerimanya dan mengucapkan terimakasih”.

8. Apakah orang tuamu marah jika kamu diberi hadiah atau makanan dari orang

lain/tetangga?

Jawab :”Tidak marah malah ikut senang”.

Page 140: Document27

cxl

9. Apabila kamu diberi nasehat oleh orang tuamu, apa yang akan kamu lakukan?

Jawab :”Saya hanya diam mendengarkan mbak”

10. Jika kamu melakukan kesalahan pada orang lain/teman kamu, apa yang akan

kamu lakukan?

Jawab :”Kalau saya salah saya langsung pulang kerumah”

11. Apakah orang tuamu marah jika kamu melakukan kesalahan dan apa yang

akan dilakukannya?

Jawab :”Kadang marah-marah dan jewer saya”

12. Jika kamu akan bermain atau keluar rumah, apakah kamu membiasakan

berpamitan atau minta ijin?

Jawab :”Tidak pernah minta ijin bila keluar rumah”

13. Jika kamu tidak diijinkan bermain dengan teman-temanmu, apa yang akan

kamu lakukan?

Jawab :”Kalau teman-teman sudah datang ya tetap ikut”

14. Bagaimana sikapmu jika ada orang yang memanggilmu saat kamu sedang

asyik bermain dengan teman-teman kamu?

Jawab :”Kalau dipanggil saya menjawab tetapi sambil tetap bermain”

15. Apakah kamu selalu membantu pekerjaan orang tuamu dirumah?

Jawab :”Dirumah saya jarang membantu orang tua”

16. Dimana kamu belajar tentang keagamaan (mengaji, sholat)?

Jawab :”Saya belajar agama disekolah”

17. Jika kamu tidak sholat, siapa yang akan mengingatkanmu?

Jawab :”Tidak ada yang mengingatkan saya jika tidak melakukan sholat”

18. Apakah orang tua kamu mengajak kamu mengikuti acara pengajian (kegiatan

keagamaan) diDesa/kampungmu?

Jawab :”Bapak dan ibu saya jarang mengunjungi acara pengajian, jadi saya

tidak pernah ikut pengajian,”

19. Apakah biaya pendidikan seluruhnya tanggungan orang tua kamu?

Jawab :”Biaya sekolah tidak dari orang tua tetapi dapat bantuan beasiswa”

20. Apakah setiap kenaikan kelas orang tuamu membelikan peralatan sekolah?

Jawab :”Kalau kenaikan sekolah tidak selalu memberikan perlatan sekolah”

Page 141: Document27

cxli

21. Siapa yang membelikan kamu peralatan dan buku-buku sekolah?

Jawab :”Bapak, tapi kadang ada tetangga yang memberikan tas untuk

sekolah”

22. Apakah orang tuamu marah, jika kamu bolos sekolah?

Jawab :”Tidak ada yang marah kalau saya bolos”.

23. Apakah kamu selalu belajar setiap hari?

Jawab :”Belajar kadang-kadang kalau saya ada PR”

24. Dimana dan dengan siapa kamu belajar?

Jawab :”Saya belajar sendiri dirumah”

25. Apakah orang tuamu marah jika nilaimu jelek?

Jawab :”Orang tua saya tidak pernah marah mbak...”

Page 142: Document27

cxlii

TRANSKIP WAWANCARA

Informan 4 (orang tua)

Nama : Daskobari

Umur : 45 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : Tidak Tamat SD

Alamat : Ds. Klidang Lor

Tgl/jam : 14 Februari 2005/19.00 WIB

Tempat : Ruang tamu

Hasil wawancara

1. Jika anak anda mengeluh sakit, apa yang akan anda lakukan?

Jawab :“Ya saya dan ibunya membawa anak kepoliklinik yang murah biar

bisa dapat bantuan”

2. Bagaimana sikap anda, jika anak anda tidak mau makan atau susah makan?

Jawab :“Kalau saya pas dirumah biasanya saya tanyakan”kenapa kok

tyidak maumakan apa ia sakit atau makananya yang tidak cocok”

3. Jika salah satu anak minta dibelikan keperluan yang sangat dibutuhkannya

(misal baju, sepatu) dan anda menurutinya, kemudian anak yang lain merasa

iri, bagaimana sikap anda?

Jawab :“saya beri nasehat pada semua anak saya agar mereka tidak

bertengkar dan mau mengerti kalau bapaknya hanya bisa

membelikan saat anak benar-benar membutuhkan”

4. Apakah anda mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak sampai dai

tumbuh dewasa?

Jawab :“Setiap perkembangan anak saya pasti tahu walaupun saya jarang

sekali pulang”

5. Apakah anda membiasakan anak untuk makan jika sudah waktunya makan?

Jawab :“Ya pasti... walaupun masih bermain, saya menyuruh anak untuk

makan dulu”

6. Bagaimana sikap anda, jika anak anda menangis sepulang dari

bermain dengan teman-temannya?

Jawab :“Saya tanyakan kenapa dia menangis setelah itu baru saya

menasehati supaya tidak saling bertengkar dan rukun dengan

teman-teman”

Page 143: Document27

cxliii

7. Bagaimana cara anda mengajarkan pada anak untuk mandi (pagi, sore)?

Jawab :“Menyuruh anak untuk cepat-cepat mandi”

8. Apakah anda selalu membawakan oleh-oleh saat pulang bepergian?

Jawab :“Biasanya saya bawakan oleh-oleh kalau saya ada rejeki”

9. Jika anda mengetahui anak berbicara kotor atau kasar, apa yang akan anda

lakukan?

Jawab :“Saya selalu menasehatinya supaya anak menjaga omongan dengan

orang lain dan tidak mengulangnya lagi, karena saya selalu

menanamkan sikap sopan dan ramah terhadap siapapun baik yang

muda ataupun yang lebih tua”

10. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari dirumah?

Jawab :“Dalam sehari-hari saya menggunakan bahasa jawa ngoko mbak..

saya, ibunya dan anak-anak tidak terbiasa pakai bahasa

krama...memang sejak kecil saya tidak mengajarkan bahasa

krama, menurut saya penggunaan bahasa seperti itu malah

menimbulkan jarak dan terkesan hormat yang berlebihan, tapi

walaupun begitu anak saya tetap sopan dan patuh pada orang tua”

11. Apakah anda membiasakan anak untuk selalu berpamitan atau minta ijin jika

keluar rumah?

Jawab :“Ya saya selalu membiasakan anak untuk pamit/ minta ijin dengan

orang-orang yang dirumah”

12. Bagaimana sikap anda, apabila ada tetangga yang memberikan makanan atau

sesuatu barang kepada anak anda?

Jawab :“Alhamdulilah mbak... kalau ada tetangga yang memberi saya

membiasakan pada anak untuk mengucapkan terima kasih”

13. Bagaimana sikap anda, jika melihat anak tidak patuh pada perintah anda?

Jawab :“Ya... saya nasehati mbak kalu masih ikut orang tua ya harus

menurut dan patuh.”

14. Apakah anda selalu membuat peraturan atau tata tertib dirumah untuk anak

atau semua anggota keluarga?

Jawab :“Ya kalu yidak ada sopansantun dirumah anak berbuat sesukanya

tidak mau patuh”.

15. Apakah anda memaksakan anak untuk membantu pekerjaan rumah?

Jawab :“Ya saya tidak memaksa tapi saya selalu menasehati karena

membantu orang tua bagi saya semua itu sudah kewajiban anak.”

16. Bagaimana sikap anda jika anak akan bermain keluar rumah?

Page 144: Document27

cxliv

Jawab :“Paling saya tanyakan mau bermain dimana dan dengan siapa saja”

17. Apabila anda tidak mengijinkan anak bermain dengan teman-temannya,

bagaimana sikap anak anda?

Jawab :“Ya dirumah saja mbak... buat PR nanti baru saya ijinkan bermain

kalu anak sudah selesai membuat PR”

18. Jika ada acara kerja bakti atau gotong-royong dilingkungan anda dan saat itu

anda msh ada pekerjaan, apa anda menyuruh anak untuk menggantikannya?

Jawab :“Biasanya saya ikut mbak... bagi saya hubungan dengan tetangga

sangat perlu,kecuali kalau saya tidak dirumah tidak ada yang

menggantikan sebab saya tidak punya anak laki-laki yang sudah

besar”

19. Bagaimana sikap anda jika anak anda dan teman-temannya membuat

kegaduhan dan memecahkan barang saat bermain dirumah?

Jawab :“Saya menasehati anak saya untuk hati-hati menggunakan barang

pecah belah, saya memaklumi mbak kalu ada barang yang pecah

namanya anak-anak...”

20. Dimana anak anda belajar tentang keagamaan?

Jawab :“Alhamdulilah mbak anak saya yang nomer 2 dan nomer 4 sedikit

bisa mengaji karena belajar diTPQ Arrofah”.

21. Apakah anda pernah mengajak anak untuk mengerjakan sholat bersama-sama

dirumah?

Jawab :”Ya saya selalu menegur dan mengajak keluarga untuk sholat tapi

jarang melaksanakan sholat bersama diruma sebab anak saya

terbiasa sholat sendiri”

22. Bagaimana sikap anda, apabila anak sudah menginjak dewasa tetapi belum

melakukan sholat?

Jawab :“Ya.. saya menasehati mbak la wong sudah kewajiban agama

agama Islam melaksanakn sholat lima waktu ya harus

dilaksanakan”.

23. Apabila diDesa atau dikampung anda ada kegiatan keagamaan (pengajian),

apakah anda mengunjunginya bersama anak-anak?

Jawab :“Kalau saya dirumah biasanya saya mengajak anak mengunjungi

pengajuan”

24. Apakah biaya pendidikan anak seluruhnya tanggungan anda?

Jawab :“Kebetulan anak saya yang SD dapat bantuan beasiswa tapi yang

SMP saya biayai sendiri”

25. Apakah anda selalu membelikan peralatan sekolah anak?

Page 145: Document27

cxlv

Jawab :“Kadang mbak kalau saya punya rejeki semua peralatan anak saya

belikan”

26. Apakah anda selalu menyuruh anak untuk belajar setiap hari?

Jawab :“Kalau mau pintar ya.. harus belajar mbak.. walaupun cuma baca

sebentar”

27. Dimana dan dengan siapa anak belajar?

Jawab :“Biasanya anak saya belajar dirumah dengan kakaknya yang

lulusan SMP”

28. Jika anak mendapat nilai jelek/kurang baik disekolah, bagaimana sikap anda?

Jawab :“Saya menasehati untuk banyak belajar, jangan hanya bermain

terus”.

29. Bagaimana tanggapan anda jika anak mendapat rangking disekolahnya?

Jawab :“Senang mbak.. tidak sia-sia saya menyekolahkannnya”.

30. Apakah anda merasa puas bila anak tamat sekolah sampai SD/SLTP saja?

Jawab :“Tidak mbak... karena saya menginginkan anak saya

pendidikannnya harus lebih baik dari orang tuanya, inipun saya

harus utang duit buat biaya sekolah.”.

31. Apakah harapan anda pada anak setelah lulus sekolah?

Jawab :“Saya berharap anak saya bisa kerja cari duit sendiri sesuai dengan

ilmu yang didapati disekolah”.

32. Apa yang anda lakukan jika anak tidak masuk sekolah/bolos sekolah?

Jawab :“Saya tegur mbak.. lain kali tidak boleh diulangi”

33. Apakah anda selalu mengambil sendiri raport anak disekolah?

Jawab :“Kadang-kadang tapi, kalau saya tidak dirumah ya... ibunya yang

ambil raport”.

Page 146: Document27

cxlvi

TRANSKIP WAWANCARA

Informan 5 (orang tua)

Nama : Wasliah

Umur : 45 tahun

Jenis kelamin : Tamat SD

Agama : Islam

Pendidikan : -

Alamat : Ds. Klidang Lor

Tgl/jam : 14 Februari 2005/19.00 WIB

Tempat : Ruang tamu

Hasil wawancara

1. Jika anak anda mengeluh sakit, apa yang akan anda lakukan?

Jawab :“Saya membawa kepoliklinik mbak... biasanya dapat keringanan

biaya”.

2. Bagaimana sikap anda, jika anak anda tidak mau makan atau susah makan?

Jawab :“Anak saya kalau makan tidak pernah rewel paling kalau sakit tidak

mau mkan..”

3. Jika salah satu anak minta dibelikan keperluan yang sangat dibutuhkannya

(misal baju, sepatu) dan anda menurutinya, kemudian anak yang lain merasa

iri, bagaimana sikap anda?

Jawab :“Kalau ada yang iri dengan saudaranya yang lain, ya... saya cuma

bisa bilang dan menjanjikan untuk membelikan jika bapak sudah

pulang melaut”

4. Apakah anda mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak sampai dai

tumbuh dewasa?

Jawab :“Sebagai ibu ya... saya pasti tahu apa yang terjadi dengan anak-

anak saya”

5. Apakah anda membiasakan anak untuk makan jika sudah waktunya makan?

Jawab :“Biasanya kalau saya kerja, saya sudah menyiapkan makanan

dimeja, tapi kalau saya dah pulang kerja ya... saya pasti menyuruh

anak untuk makan mbak...”

6. Bagaimana sikap anda, jika anak anda menangis sepulang dari bermain

dengan teman-temannya?

Page 147: Document27

cxlvii

Jawab :“Saya selalu tanyakan kenapa dia menangis... kalau anak meminta

jajan seperti temannya ya... saya pasti kasih uang biar tidak

menangis terus”.

7. Bagaimana cara anda mengajarkan pada anak untuk mandi (pagi, sore)?

Jawab :“Kalau sudah sore belum mandi, ya... saya cari dirumah temannya

mbak”

8. Apakah anda selalu membawakan oleh-oleh saat pulang bepergian?

Jawab :“Kalau ada rejeki ya... saya belikan”

9. Jika anda mengetahui anak berbicara kotor atau kasar, apa yang akan anda

lakukan?

Jawab :“Ya.. saya nasehati mbak... kalau ngomong sama orang ya... jangan

kasar-kasar”

10. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari dirumah?

Jawab :“Bahasa jawa (ngoko) sudah umumnya masyarakat disini mbak...”

11. Apakah anda membiasakan anak untuk selalu berpamitan atau minta ijin jika

keluar rumah?

Jawab :“Kalau ada orang dirumah, anak saya selalu pamit mbak...”

12. Bagaimana sikap anda, apabila ada tetangga yang memberikan makanan atau

sesuatu barang kepada anak anda?

Jawab :“Saya tidak apa-apa malah senang dan berterima kasih ada tetangga

yang memberikan sesuatu buat anak saya”

13. Bagaimana sikap anda, jika melihat anak tidak patuh pada perintah anda?

Jawab :“Anak saya selalu patuh mbak sama orang tua, tidak pernah

membantah”

14. Apakah anda selalu membuat peraturan atau tata tertib dirumah untuk anak

atau semua anggota keluarga?

Jawab :“Kalau dirumah tidak ada peraturan sopan santun... ya anak saya

pasti berbuat sesukanya mbak tanpa ada yang melarang”

15. Apakah anda memaksakan anak untuk membantu pekerjaan rumah?

Jawab :“Sudah kewajiban anak mbak... bantu-bantu pekerjaan saya kalau

saya tidak dirumah”

16. Bagaimana sikap anda jika anak akan bermain keluar rumah?

Jawab :“Saya pasti tanyakan mau main dimana dengan siapa, anak saya

selalu pamit mbak... kalau saya dirumah jadi ya... saya tidak

melarang selama mainnya tidak jauh”

Page 148: Document27

cxlviii

17. Apabila anda tidak mengijinkan anak bermain dengan teman-temannya,

bagaimana sikap anak anda?

Jawab :“Anak saya diam saja dirumah, kadang dia malah mengerjakan PR

nya mbak...”

18. Jika ada acara kerja bakti atau gotong-royong dilingkungan anda dan saat itu

anda msh ada pekerjaan, apa anda menyuruh anak untuk menggantikannya?

Jawab :“Biasanya kalau bapaknya dirumah yang ikut kerja bakti ya...

bapaknya mbak...”

19. Bagaimana sikap anda jika anak anda dan teman-temannya membuat

kegaduhan dan memecahkan barang saat bermain dirumah?

Jawab :“Ya..tidak apa-apa... tapi lain kali saya tidak mengijinkan anak

bermain barang pecah lagi”

20. Dimana anak anda belajar tentang keagamaan?

Jawab :“Kadang dirumah dengan kakaknya mbak... soalnya dulu anak-anak

saya pernah ikut ngaji di TPQ Arrofah, ya... syukurlah bisa baca

AlQuran dikit-dikit”

21. Apakah anda pernah mengajak anak untuk mengerjakan sholat bersama-sama

dirumah?

Jawab :“Ya pernah.. tapi semua keluarga disini sholatnya sendiri-sendiri

mbak... tidak pernah bareng”

22. Bagaimana sikap anda, apabila anak sudah menginjak dewasa tetapi belum

melakukan sholat?

Jawab :“Ya.. kalau sudah besar saya nasehati mbak...karena itu sudah

kewajiban seorang muslim”

23. Apabila didesa atau dikampung anda ada kegiatan keagamaan (pengajian),

apakah anda mengunjunginya bersama anak-anak?

Jawab :“Biasanya saya dan bapaknya mengajak anak pergi kepengajian”

24. Apakah biaya pendidikan anak seluruhnya tanggungan anda?

Jawab :“Alhamdulillah mbak... anak saya yang SD dapat beasiswa, tapi

yang SMP saya biayai sendiri mbak...”

25. Apakah anda selalu membelikan peralatan sekolah anak?

Jawab :“Kadang saya belikan mbak.., tapi kalau punyaan kakaknya masih

bagus ya... saya tidak jadi belikan malah saya suruh pakai”

26. Apakah anda selalu menyuruh anak untuk belajar setiap hari?

Page 149: Document27

cxlix

Jawab :“Walaupun tidak ada PR saya suruh baca-baca sebentar”

27. Dimana dan dengan siapa anak belajar?

Jawab :“Anak saya belajar dengna kakaknya dirumah”

28. Jika anak mendapat nilai jelek/kurang baik disekolah, bagaimana sikap anda?

Jawab :“Ya... saya suruh belajar jangan banyak bermain”

29. Bagaimana tanggapan anda jika anak mendapat rangking disekolahnya?

Jawab :“Ya... saya senang mbak...”

30. Apakah anda merasa puas bila anak tamat sekolah sampai SD/SLTP saja?

Jawab :“Tidak mbak... saya ingin anak saya melanjutkan ke SMP biar

pinter tidak seperti orang tuanya”

31. Apakah harapan anda pada anak setelah lulus sekolah?

Jawab :“Saya berharap setelah lulus, anak saya dapat bekerja sesuai dengan

ilmu yang diperolehnya selama sekolah”

32. Apa yang anda lakukan jika anak tidak masuk sekolah/bolos sekolah?

Jawab :“Saya pasti crewet mbak...kadang jewer anak saya, saya pasti

menasehati lain kali tidak boleh diulangi lagi”

33. Apakah anda selalu mengambil sendiri raport anak disekolah?

Jawab :“Saya ambil sendiri raport anak saya soalnya biar bisa tahu dari ibu

gurunya tentang perkembangan anak asaya disekolah”

Page 150: Document27

cl

TRANSKIP WAWANCARA

Informan 6 (anak)

Nama : Jarotin

Umur : 14 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SLTP

Alamat : Ds. Klidang Lor

Tgl/ jam : 14 Februari2005/ 19.00 WIB

Tempat : Ruang tamu.

Hasil wawancara

1. Bagaimana sikap orang tuamu, jika kamu mengeluh sakit?

Jawab :”Biasanya kalau saya sakit pasti diantar ibu pergi berobat

kepoliklinik”

2. Jika kamu menginginkan sesuatu, apakah kamu harus mendapatkannya atau

hanya dipendam?

Jawab : ”Bilang sama ibu minta dibelikan”.

3. Jika kamu minta sesuatu pada orang tuamu, namun orang tuamu tidak

memberikan karena sesuatu alasan, apa yang akan kamu lakukan?

Jawab : ”Ya...tidak apa-apa mbak...diam saja kalau tidak dibelikan”

4. Jika kamu bertanya kepada orang tuamu dan jawabannya tidak memuaskan,

apa yang akan kamu lakukan?

Jawab : ”Saya minta mengulanginya mbak, biar jelas”

5. Apakah orang tuamu selalu membelikan oleh-oleh dan bagaimana sikapmu?

Jawab :”Ya...kadang bapak belikan oleh-oleh, saya pasti senang mbak”

6. Jika kamu berbicara dengan orang tuamu atau orang lain yang lebih tua,

bahasa apa yang akan kamu gunakan?

Jawab :”Bahasa jawa ngoko, tapi kalau dengan orang lain yang tidak

dikenal saya menggunakan krama mbak”

7. Bagaimana sikapmu, jika kamu diberi orang lain hadiah atau makanan?

Jawab :”Saya senang menerimanya dan mengucapkan terimakasih”.

Page 151: Document27

cli

8. Apakah orang tuamu marah jika kamu diberi hadiah atau makanan dari orang

lain/tetangga?

Jawab :”Tidak marah malah ikut senang dan menyuruh saya mengucapkan

terima kasih pada orang yang memberi”

9. Apabila kamu diberi nasehat oleh orang tuamu, apa yang akan kamu lakukan?

Jawab :”Ya... saya selalu patuh dan melaksanakan mbak...”

10. Jika kamu melakukan kesalahan pada orang lain/teman kamu, apa yang akan

kamu lakukan?

Jawab :”Ya... saya langsung minta maaf sama teman saya mbak...”

11. Apakah orang tuamu marah jika kamu melakukan kesalahan dan apa yang

akan dilakukannya?

Jawab :”Bapak saya selalu menasehati jika saya salah”

12. Jika kamu akan bermain atau keluar rumah, apakah kamu membiasakan

berpamitan atau minta ijin?

Jawab :”Kalau mau bermain keluar rumah, apalagi kalau sekolah saya

selalu pamit?minta ijin mbak...”

13. Jika tidak diijinkan apa yang akan kamu lakukan?

Jawab :”Ya... saya dirumah saja buat PR”

14. Bagaimana sikapmu jika ada orang yang memanggilmu saat kamu sedang

asyik bermain dengan teman-teman kamu?

Jawab :”Kalau ibu saya memanggil saya langsung pulang rumah”

15. Apakah kamu selalu membantu pekerjaan orang tuamu dirumah?

Jawab :”Paling saya hanya bantu-bantu ibu menyapu”

16. Dimana kamu belajar tentang keagamaan (mengaji, sholat)?

Jawab :”Saya pernah ngaji di TPQ Arrofah, soalnya bapak yang nyuruh”

17. Jika kamu tidak sholat, siapa yang akan mengingatkanmu?

Jawab :”Biasanya bapak/ibu yang menyuruh saya sholat”

18. Apakah orang kamu mengajak kamu mengikuti acara pengajian (kegiatan

keagamaan) diDesa/kampungmu?

Jawab :”Kalau bapak dirumah, bapak selalu mengajak kepengajian”

19. Apakah biaya pendidikan seluruhnya tanggungan orang tua kamu?

Jawab :”Biayanya dapat beasiswa dari sekolahan”

Page 152: Document27

clii

20. Apakah setiap kenaikan kelas orang tuamu membelikan peralatan sekolah?

Jawab :”Kadang dibelikan kalau bapak saya punya uang”

21. Siapa yang membelikan kamu peralatan dan buku-buku sekolah?

Jawab :”Yang membelikan bapak, kadang ibu juga membelikan”

22. Apakah orang tuamu marah, jika kamu bolos sekolah?

Jawab :”Kalau saya tidak masuk sekolah biasanya ibu yang bilang sama

guru saya”

23. Apakah kamu selalu belajar setiap hari?

Jawab :”Ibu selalu menyuruh saya baca-baca buku mbak...”

24. Dimana dan dengan siapa kamu belajar?

Jawab :”Saya selalu belajar dengan kakak saya”’

25. Apakah orang tuamu marah jika nilaimu jelek?

Jawab :”Ya... marah tapi bapak selalu menyuruh saya belajar”

Page 153: Document27

cliii

TRANSKIP WAWANCARA

Informan 7 (orang tua)

Nama : Dulbari

Umur : 50 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki (ayah)

Agama : Islam

Pendidikan : -

Alamat : Ds. Klidang Lor

Tgl/jam : 15 Februari 2005/15.30 WIB

Tempat : Ruang tamu

Hasil wawancara

1. Jika anak anda mengeluh sakit, apa yang akan anda lakukan?

Jawab :“Kalau anak saya pusing, biasanya anak saya malah minta uang

buat beli obat diwarung”

2. Bagaimana sikap anda, jika anak anda tidak mau makan atau susah makan?

Jawab :“Saya jarang dirumah mbak... jadi ya... saya tidak tahu”

3. Jika salah satu anak minta dibelikan keperluan yang sangat dibutuhkannya

(misal baju, sepatu) dan anda menurutinya, kemudian anak yang lain merasa

iri, bagaimana sikap anda?

Jawab :“Kalau anak-anak ada yang iri ya... saya marahi mbak...”

4. Apakah anda mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak sampai dai

tumbuh dewasa?

Jawab :“Kadang kalau saya dirumah”

5. Apakah anda mermbiasakan anak untuk makan jika sudah waktunya makan?

Jawab :“Anak saya biasanya makan sendiri mbak... jadi saya tidak

menyuruhnya untuk makan”

6. Bagaimana sikap anda, jika anak anda menangis sepulang dari bermain

dengan teman-temannya?

Jawab :“Ya... saya suruh diam mbak...”

7. Bagaimana cara anda mengajarkan pada anak untuk mandi (pagi, sore)?

Jawab :“Kalau sudah sore anak saya mandi sendiri kok mbak... jadi saya

tidak pernah menyuruh anak saya untuk mandi”

Page 154: Document27

cliv

8. Apakah anda selalu membawakan oleh-oleh saat pulang bepergian?

Jawab :“Saya tidak pernah membawa oleh-oleh mbak...”

9. Jika anda mengetahui anak berbicara kotor atau kasar, apa yang akan anda

lakukan?

Jawab :“Ya.. kalau anak saya ngomong kasar sama orang lain ya... paling

saya tegur mbak...”

10. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari dirumah?

Jawab :“Bahasa jawa (ngoko) mbak...”

11. Apakah anda membiasakan anak untuk selalu berpamitan atau minta ijin jika

keluar rumah?

Jawab :“Saya tidak pernah membiasakan anak pamit, jika keluar anak

langsung pergi saja tidak pernah berpamitan...”

12. Bagaimana sikap anda, apabila ada tetangga yang memberikan makanan atau

sesuatu barang kepada anak anda?

Jawab :“Ya... senang... berterima kasih ada yang mau bantu”

13. Bagaimana sikap anda, jika melihat anak tidak patuh pada perintah anda?

Jawab :“Kalau anak saya tidak patuh ya... saya marahi”

14. Apakah anda selalu membuat peraturan atau tata tertib dirumah untuk anak

atau semua anggota keluarga?

Jawab :“Saya tidak pernah buat peraturan dirumah”

15. Apakah anda memaksakan anak untuk membantu pekerjaan rumah?

Jawab :“Saya tidak pernah memaksakan anak bantu pekerjaan rumah

mbak... soalnya anak saya males-males tidak mau kerja bantu-

bantu ibunya”

16. Bagaimana sikap anda jika anak akan bermain keluar rumah?

Jawab :“Ya... tidak apa-apa namanya anak-anak ya... pinginnya main terus”

17. Apabila anda tidak mengijinkan anak bermain dengan teman-temannya,

bagaimana sikap anak anda?

Jawab :“Ya...walaupun tidak diijinkan, anak saya tetap ikut bermain karena

teman-temannya sudah menghampiri kerumah mbak...”

18. Jika ada acara kerja bakti atau gotong-royong dilingkungan anda dan saat itu

anda masih ada pekerjaan, apa anda menyuruh anak untuk menggantikannya?

Jawab :“Tidak mbak... soalnya anak saya perempuan semua, jadi tidak ada

yang menggantikan, kalau saya dirumah ya... saya yang ikut kerja

bakti mbak...”

Page 155: Document27

clv

19. Bagaimana sikap anda jika anak anda dan teman-temannya membuat

kegaduhan dan memecahkan barang saat bermain dirumah?

Jawab :“Biasa aja mbak... namanya anak-anak kalau bermain ya... pasti

bikin berantakan”

20. Dimana anak anda belajar tentang keagamaan?

Jawab :“Ya... disekolahnya mbak... soalnya saya tidak bisa ngaji mbak...”

21. Apakah anda pernah mengajak anak untuk mengerjakan sholat bersama-sama

dirumah?

Jawab :“Saya tidak pernah mangajak anak untuk sholat soalnya saya jarang

melakukan sholat mbak...”

22. Bagaimana sikap anda, apabila anak sudah menginjak dewasa tetapi belum

melakukan sholat?

Jawab :“Saya.. sudah menegur mbak... tapi anak saya belum punya

keinginan melakukan sholat”

23. Apabila didesa atau dikampung anda ada kegiatan keagamaan (pengajian),

apakah anda mengunjunginya bersama anak-anak?

Jawab :“Terus terang mbak... saya tidak pernah ikut pengajian dikampung”

24. Apakah biaya pendidikan anak seluruhnya tanggungan anda?

Jawab :“Biaya pendidikan bukan tanggungan saya mbak... soalnya anak

mendapat beasiswa dari sekolahnya”

25. Apakah anda selalu membelikan peralatan sekolah anak?

Jawab :“Tidak selalu membelikan mbak... saya membelinya kalau sudah

rusak dan tidak bisa dipakai lagi”

26. Apakah anda selalu menyuruh anak untuk belajar setiap hari?

Jawab :“Tergantung anaknya, ada tugas dari sekolah atau tidak. Kalau ada

tugas ya... saya suruh belajar mbak...”

27. Dimana dan dengan siapa anak belajar?

Jawab :“Belajar sendiri dirumah”

28. Jika anak mendapat nilai jelek/kurang baik disekolah, bagaimana sikap anda?

Jawab :“Ya... saya marahi mbak...?

29. Bagaimana tanggapan anda jika anak mendapat rangking disekolahnya?

Jawab :“Anak saya tidak pernah dapat rangking mbak...”

Page 156: Document27

clvi

30. Apakah anda merasa puas bila anak tamat sekolah sampai SD/SLTP saja?

Jawab :“Anaknya mau sekolah saja saya sudah bersyukur mbak... kalau

tidak mau sekolah ya... saya tidak paksakan mbak...”

31. Apakah harapan anda pada anak setelah lulus sekolah?

Jawab :“Ya harapan saya kalau bisa cepat-cepat cari kerja mbak...”

32. Apa yang anda lakukan jika anak tidak masuk sekolah/bolos sekolah?

Jawab :“Biasanya bolos sekolah karena tidak buat tugas mbak... jadi ya...

maklum lah...”

33. Apakah anda selalu mengambil sendiri raport anak disekolah?

Jawab :“Ya... kadang kalau saya dirumah, saya yang mengambil raport tapi

kalau saya tidak dirumah ya... ibunya yang ngambil ”

Page 157: Document27

clvii

TRANSKIP WAWANCARA

Informan 8 (orang tua)

Nama : Nur azizah

Umur : 45 tahun

Jenis kelamin : Perempuan (ibu)

Agama : Islam

Pendidikan : -

Alamat : Ds. Klidang Lor

Tgl/jam : 15 Februari 2005/15.30 WIB

Tempat : Ruang tamu

Hasil wawancara

1. Jika anak anda mengeluh sakit, apa yang akan anda lakukan?

Jawab :“Biasanya anak minta uang untuk beli obat sendiri”

2. Bagaimana sikap anda, jika anak anda tidak mau makan atau susah makan?

Jawab :“Bingung mbak... biasanya saya tanyakan kenapa dia tidak mau

makan?

3. Jika salah satu anak minta dibelikan keperluan yang sangat dibutuhkannya

(misal baju, sepatu) dan anda menurutinya, kemudian anak yang lain merasa

iri, bagaimana sikap anda?

Jawab :“Ya... biasa mbak... maklum pasti mereka iri kalau saudaranya

dibelikan, pasti minta dibelikan”

4. Apakah anda mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak sampai dai

tumbuh dewasa?

Jawab :“Sebagai ibu ya... saya tahu perkembangan anak dari lahir sampai

sekarang mbak...”

5. Apakah anda mermbiasakan anak untuk makan jika sudah waktunya makan?

Jawab :“Kalau saya sedang kerja, anak biasa makan sendiri mbak...”

6. Bagaimana sikap anda, jika anak anda menangis sepulang dari bermain

dengan teman-temannya?

Jawab :“Biasanya minta dibelikan jajan seperti temannya, kalau saya punya

uang ya... saya kasih mbak... biar tidak menangis terus”

7. Bagaimana cara anda mengajarkan pada anak untuk mandi (pagi, sore)?

Page 158: Document27

clviii

Jawab :“Saya jarang menyuruh anak untuk mandi mbak... kalau sudah sore

anak saya mandi sendiri”

8. Apakah anda selalu membawakan oleh-oleh saat pulang bepergian?

Jawab :“Saya jarang membelikan oleh-oleh mbak...”

9. Jika anda mengetahui anak berbicara kotor atau kasar, apa yang akan anda

lakukan?

Jawab :“Kalau ngomong kasar sama orang lain ya..saya menegur saja

mbak...”

10. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari dirumah?

Jawab :“Bahasa jawa (ngoko) biasa mbak...”

11. Apakah anda membiasakan anak untuk selalu berpamitan atau minta ijin jika

keluar rumah?

Jawab :“Anak saya tidak pernah pamit atau minta ijin bila keluar rumah

mbak...”

12. Bagaimana sikap anda, apabila ada tetangga yang memberikan makanan atau

sesuatu barang kepada anak anda?

Jawab :“Tidak apa-apa mbak... saya hanya menyuruh untuk mengucapkan

terima kasih”

13. Bagaimana sikap anda, jika melihat anak tidak patuh pada perintah anda?

Jawab :“Kalau anak saya tidak patuh ya... saya marahi”

14. Apakah anda selalu membuat peraturan atau tata tertib dirumah untuk anak

atau semua anggota keluarga?

Jawab :“Tidak pernah buat tata tertib dirumah”

15. Apakah anda memaksakan anak untuk membantu pekerjaan rumah?

Jawab :“Tidak mbak, semua kerjaan rumah saya yang menyelesaikan dari

nyapu, masak, sampai mencuci baju semua saya yang kerjakan”

16. Bagaimana sikap anda jika anak akan bermain keluar rumah?

Jawab :“Ya... tidak apa-apa mbak... biasa saja, paling main dirumah

tetangga”

17. Apabila anda tidak mengijinkan anak bermain dengan teman-temannya,

bagaimana sikap anak anda?

Jawab :“Ya... menangis mbak... pengin ikut bersama teman-temannya”

18. Jika ada acara kerja bakti atau gotong-royong dilingkungan anda dan saat itu

anda masih ada pekerjaan, apa anda menyuruh anak untuk menggantikannya?

Jawab :“Tidak mbak... soalnya saya juga jarang ikut kerja bakti”

Page 159: Document27

clix

19. Bagaimana sikap anda jika anak anda dan teman-temannya membuat

kegaduhan dan memecahkan barang saat bermain dirumah?

Jawab :“Ya saya jengkel mbak...”

20. Dimana anak anda belajar tentang keagamaan?

Jawab :“Ya... disekolahnya mbak..”

21. Apakah anda pernah mengajak anak untuk mengerjakan sholat bersama-sama

dirumah?

Jawab :“Saya tidak pernah mengajak sholat...”

22. Bagaimana sikap anda, apabila anak sudah menginjak dewasa tetapi belum

melakukan sholat?

Jawab :“Ya...itu kan sudah kesdaran mereka mbak mau melakukan sholat

atau tidak ya...terserah mereka”

23. Apabila didesa atau dikampung anda ada kegiatan keagamaan (pengajian),

apakah anda mengunjunginya bersama anak-anak?

Jawab :“Jarang ikut pengajian mbak...”

24. Apakah biaya pendidikan anak seluruhnya tanggungan anda?

Jawab :“Biaya sekolah anak dapat beasiswa mbak...”

25. Apakah anda selalu membelikan peralatan sekolah anak?

Jawab :“Tidak mbak... kadang-kadang ada tetangga yang memberi tas pada

anak saya ”

26. Apakah anda selalu menyuruh anak untuk belajar setiap hari?

Jawab :“Tidak pernah mbak...”

27. Dimana dan dengan siapa anak belajar?

Jawab :“Anak saya jarang belajar mbak...”

28. Jika anak mendapat nilai jelek/kurang baik disekolah, bagaimana sikap anda?

Jawab :“Ya... saya tegur mbak...?

29. Bagaimana tanggapan anda jika anak mendapat rangking disekolahnya?

Jawab :“Anak saya tidak pernah dapat rangking mbak...”

30. Apakah anda merasa puas bila anak tamat sekolah sampai SD/SLTP saja?

Jawab :“Saya tidak bisa membiayai mbak kalau sekolahnya tinggi-tinggi

sampai lulus SD saja sudah syukur kok mbak...”

31. Apakah harapan anda pada anak setelah lulus sekolah?

Jawab :“Ya harapan saya anak bisa cepet kerja biar bisa cari duit sendiri”

Page 160: Document27

clx

32. Apa yang anda lakukan jika anak tidak masuk sekolah/bolos sekolah?

Jawab :“ya... saya nasehati mbak...”

33. Apakah anda selalu mengambil sendiri raport anak disekolah?

Jawab : “Saya tidak pernah mengambil raport mbak...”

TRANSKIP WAWANCARA

Informan 9 (anak)

Nama : Nur Usmawati

Umur : 13 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan (anak)

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Alamat : Ds. Klidang Lor

Tgl/ jam : 15 Februari2005/ 15.30 WIB

Tempat : Ruang tamu.

Hasil wawancara

1. Bagaimana sikap orang tuamu, jika kamu mengeluh sakit?

Jawab :” Saya biasanya minta uang sendiri buat beli obat”

2. Jika kamu menginginkan sesuatu, apakah kamu harus mendapatkannya atau

hanya dipendam?

Jawab :”Saya biasanya bilang sama ibu minta dibelikan”.

3. Jika kamu minta sesuatu pada orang tuamu, namun orang tuamu tidak

memberikan karena sesuatu alasan, apa yang akan kamu lakukan?

Jawab :”Kalau saya tidak dibelikan ya... menangis...”

4. Jika kamu bertanya kepada orang tuamu dan jawabannya tidak memuaskan,

apa yang akan kamu lakukan?

Jawab :”Ya... saya diam saja”

5. Apakah orang tuamu selalu membelikan oleh-oleh dan bagaimana sikapmu?

Jawab :”Bapak tidak pernah membeli oleh-oleh”

6. Jika kamu berbicara dengan orang tuamu atau orang lain yang lebih tua,

bahasa apa yang akan kamu gunakan?

Jawab :”Bahasa jawa ngoko, soalnya bapak tidak mengajarkan tentang

bahasa jawa kromo”

7. Bagaimana sikapmu, jika kamu diberi orang lain hadiah atau makanan?

Jawab :”Kalau ada yang memberi hadiah ya... saya seneng mbak...”

Page 161: Document27

clxi

8. Apakah orang tuamu marah jika kamu diberi hadiah atau makanan dari orang

lain/tetangga?

Jawab :”Bapak tidak marah mbak kalau saya diberi sesuatu

makanan/hadiah dari tetangga”

9. Apabila kamu diberi nasehat oleh orang tuamu, apa yang akan kamu lakukan?

Jawab :”Saya diam saja kalau bapak dan ibu sedang memberikan nasehat”

10. Jika kamu melakukan kesalahan pada orang lain/teman kamu, apa yang akan

kamu lakukan?

Jawab :”Saya minta maaf sama teman-teman saya kalau saya salah...”

11. Apakah orang tuamu marah jika kamu melakukan kesalahan dan apa yang

akan kamu lakukan?

Jawab :”Biasanya ibu jewer telinga saya kalau saya nakal”

12. Jika kamu akan bermain atau keluar rumah, apakah kamu membiasakan

berpamitan atau minta ijin?

Jawab :”Saya tidak pernah minta ijin atau pamit mbak... kalau saya main”

13. Jika tidak diijinkan apa yang akan kamu lakukan?

Jawab :”Saya tetap ikut bermain dengan teman-teman saya, sebab bapak,

ibu tidak pernah melarang saya”

14. Bagaimana sikapmu jika ada orang yang memanggilmu saat kamu sedang

asyik bermain dengan teman-teman kamu?

Jawab :”Walaupun sedang bermain saya menjawab kalau dipanggil

mbak...”

15. Apakah kamu selalu membantu pekerjaan orang tuamu dirumah?

Jawab :”Saya tidak pernah membantu ibu”

16. Dimana kamu belajar tentang keagamaan (mengaji, sholat)?

Jawab :” Disekolahan”

17. Jika kamu tidak sholat, siapa yang akan mengingatkanmu?

Jawab :”Tidak ada yang mengingatkan saya untuk sholat”

18. Apakah orang kamu mengajak kamu mengikuti acara pengajian (kegiatan

keagamaan) diDesa/kampungmu?

Jawab :”Bapak tidak pernah mengajak ikut pengajian”

19. Apakah biaya pendidikan seluruhnya tanggungan orang tua kamu?

Jawab :”Tidak mbak... soalnya saya dapat beasiswa dari sekolahan”

Page 162: Document27

clxii

20. Apakah setiap kenaikan kelas orang tuamu membelikan peralatan sekolah?

Jawab :”Tidak mbak....kadang-kadang kalau sudah rusak bapak baru

membelikan”

21. Siapa yang membelikan kamu peralatan dan buku-buku sekolah?

Jawab :”Bapak yang membelikan alat-alat sekolah tapi saya tidak pernah

dibelikan buku pelajaran”

22. Apakah orang tuamu marah, jika kamu bolos sekolah?

Jawab :” Jika saya bolos, ibu hanya menegur saja”

23. Apakah kamu selalu belajar setiap hari?

Jawab :”Saya tidak belajar tiap hari, tapi kadang-kadang kalau saya ada PR

baru belajar”

24. Dimana dan dengan siapa kamu belajar?

Jawab :”Saya belajar sendiri dirumah”

25. Apakah orang tuamu marah jika nilaimu jelek?

Jawab :”Tidak marah mbak”

Page 163: Document27

clxiii

TRANSKIP WAWANCARA

Informan 10 (orang tua)

Nama : Casmono

Umur : 45 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki (ayah)

Agama : Islam

Pendidikan : Tamat SD

Alamat : Ds. Klidang Lor

Tgl/jam : 15 Februari 2005/19.00 WIB

Tempat : Ruang tamu

Hasil wawancara

1. Jika anak anda mengeluh sakit, apa yang akan anda lakukan?

Jawab :“Kalau anak saya sakit, ya... saya suruh beli obat diwarung biar

sakitnya agak mendingan”

2. Bagaimana sikap anda, jika anak anda tidak mau makan atau susah makan?

Jawab :“Ya... bingung... saya pasti tanyakan sama anak “kenapa dia tidak

mau makan”

3. Jika salah satu anak minta dibelikan keperluan yang sangat dibutuhkannya

(misal baju, sepatu) dan anda menurutinya, kemudian anak yang lain merasa

iri, bagaimana sikap anda?

Jawab :“Ya maklum... biasa mbak anak-anak...”

4. Apakah anda mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak sampai dai

tumbuh dewasa?

Jawab :“Ya... kadang-kadang... soalnya saya jarang dirumah”

5. Apakah anda membiasakan anak untuk makan jika sudah waktunya makan?

Jawab :“Tidak mbak...anak saya biasanya makan sendiri tanpa saya suruh”

6. Bagaimana sikap anda, jika anak anda menangis sepulang dari bermain

dengan teman-temannya?

Jawab :“Ya... saya suruh diam mbak...”

7. Bagaimana cara anda mengajarkan pada anak untuk mandi (pagi, sore)?

Page 164: Document27

clxiv

Jawab :“Biasanya saya suruh mandi sendiri”

8. Apakah anda selalu membawakan oleh-oleh saat pulang bepergian?

Jawab :“Tidak pernah membawa oleh-oleh mbak... soalnya tidak ada uang

lebih untuk membelinya”

9. Jika anda mengetahui anak berbicara kotor atau kasar, apa yang akan anda

lakukan?

Jawab :“Ya... saya marah mbak.. kalau ngomongnya kasar sama orang lain

ya... paling saya tegur mbak...”

10. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari dirumah?

Jawab :“Bahasa jawa (ngoko) mbak...”

11. Apakah anda membiasakan anak untuk selalu berpamitan atau minta ijin jika

keluar rumah?

Jawab :“Tidak mbak... anak saya tidak pernah pamit kalau pergi keluar

rumah”

12. Bagaimana sikap anda, apabila ada tetangga yang memberikan makanan atau

sesuatu barang kepada anak anda?

Jawab :“Saya melarang mbak... soalnya nanti jadi kebiasaan anak”

13. Bagaimana sikap anda, jika melihat anak tidak patuh pada perintah anda?

Jawab :“Kalau anak saya tidak patuh ya... paling saya tegur”

14. Apakah anda selalu membuat peraturan atau tata tertib dirumah untuk anak

atau semua anggota keluarga?

Jawab :“Dirumah saya tidak ada peraturan anak harus begini atau harus

begitu, semua aktifitas berjalan sewajarnya saja mbak...”

15. Apakah anda memaksakan anak untuk membantu pekerjaan rumah?

Jawab :“Tidak mbak, anak saya tidak pernah bantu ibunya dirumah”

16. Bagaimana sikap anda jika anak akan bermain keluar rumah?

Jawab :“Ya... tidak apa-apa.... paling cuman ditetangga sebelah”

17. Apabila anda tidak mengijinkan anak bermain dengan teman-temannya,

bagaimana sikap anak anda?

Jawab :“walaupun saya tidak mengijinkan, anak saya tetap ikut bermain

dengan temannya mbak...”

18. Jika ada acara kerja bakti atau gotong-royong dilingkungan anda dan saat itu

anda masih ada pekerjaan, apa anda menyuruh anak untuk menggantikannya?

Jawab :“Saya menyuruh anak menggantikan, tapi kalau anak tidak mau...

ya... saya tidak bisa paksakan mbak..”

Page 165: Document27

clxv

19. Bagaimana sikap anda jika anak anda dan teman-temannya membuat

kegaduhan dan memecahkan barang saat bermain dirumah?

Jawab :“Biasa mbak...paling saya suruh anak membersihkan barang-barang

yang pecah bersama teman-temannya yang memecahkannya”

20. Dimana anak anda belajar tentang keagamaan?

Jawab :“Anak saya belajar disekolahan mbak... lawong saya tidak bisa

bacaan-bacaan Alquran”

21. Apakah anda pernah mengajak anak untuk mengerjakan sholat bersama-sama

dirumah?

Jawab :“Saya tidak pernah mangajak anak untuk sholat mabak.. soalnya

saya tidak pernah melakukannya mbak...”

22. Bagaimana sikap anda, apabila anak sudah menginjak dewasa tetapi belum

melakukan sholat?

Jawab :“Saya... hanya menegur saja mbak... soalnya itu sudah kewajiban

dan kesadaran anak mbak...”

23. Apabila didesa atau dikampung anda ada kegiatan keagamaan (pengajian),

apakah anda mengunjunginya bersama anak-anak?

Jawab :“Terus terang mbak... saya jarang mengunjungi pengajian

dikampung”

24. Apakah biaya pendidikan anak seluruhnya tanggungan anda?

Jawab :“Ya... semua biaya sekolah anak saya yang bayar mbak... soalnya

anak saya tidak dapat beasiswa dari sekolahnya”

25. Apakah anda selalu membelikan peralatan sekolah anak?

Jawab :“Tidak mabk... lawong tetangga malah pada memberikan tas, sepatu

pada anak saya”

26. Apakah anda selalu menyuruh anak untuk belajar setiap hari?

Jawab :“Tidak pernah, soalnya anak saya malas belajar”

27. Dimana dan dengan siapa anak belajar?

Jawab :“Belajar sendiri dirumah mbak... tapi anak saya jarang belajar”

28. Jika anak mendapat nilai jelek/kurang baik disekolah, bagaimana sikap anda?

Jawab :“Ya... tidak apa-apa, lawong anaknya jarang belajar kok mbak...”

29. Bagaimana tanggapan anda jika anak mendapat rangking disekolahnya?

Jawab :“Anak saya tidak pernah dapat rangking mbak...”

30. Apakah anda merasa puas bila anak tamat sekolah sampai SD/SLTP saja?

Page 166: Document27

clxvi

Jawab :“Kalau anaknya mau lulus SD saja saya sudah senang kok...

soalnya mereka tidak mau sekolah mbak... ya... saya tidak bisa

paksakan”

31. Apakah harapan anda pada anak setelah lulus sekolah?

Jawab :“Ya harapan saya anak cepat-cepat cari kerja mbak... biar bisa cari

duit sendiri”

32. Apa yang anda lakukan jika anak tidak masuk sekolah/bolos sekolah?

Jawab :“Saya kurang tahu kalau anak membolos sekolah, sebab yang saya

tahu kalau anak pakai seragam ya... berarti berangkat sekolah

mbak...”

33. Apakah anda selalu mengambil sendiri raport anak disekolah?

Jawab :“Yang mengambil raport ya... ibunya mbak...”

Page 167: Document27

clxvii

TRANSKIP WAWANCARA

Informan 11 (orang tua)

Nama : Casmuti

Umur : 40 tahun

Jenis kelamin : Perempuan (ibu)

Agama : Islam

Pendidikan : -

Alamat : Ds. Klidang Lor

Tgl/jam : 15 Februari 2005/19.00 WIB

Tempat : Ruang tamu

Hasil wawancara

1. Jika anak anda mengeluh sakit, apa yang akan anda lakukan?

Jawab :“Saya suruh beli obat diwarung mbak...”

2. Bagaimana sikap anda, jika anak anda tidak mau makan atau susah makan?

Jawab :“Saya tanyakan ‘apa masakannya kurang cocok’? tapi biasanya

anak susah makan karena sakit”

3. Jika salah satu anak minta dibelikan keperluan yang sangat dibutuhkannya

(misal baju, sepatu) dan anda menurutinya, kemudian anak yang lain merasa

iri, bagaimana sikap anda?

Jawab :“Ya... biasa aja mbak... namanya anak ya..pasti iri”

4. Apakah anda mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak sampai dai

tumbuh dewasa?

Jawab :“Ya... pasti tahu mbak... perkembangan anak dari kecil sampai anak

besar”

5. Apakah anda mermbiasakan anak untuk makan jika sudah waktunya makan?

Jawab :“Ya... hanya menegur saja, kadang mereka lupa makan karena

terlalu asyik bermain”

6. Bagaimana sikap anda, jika anak anda menangis sepulang dari bermain

dengan teman-temannya?

Jawab :“Ya... kalau anaknya nangis minta jajan seperti temannya, ya... saya

kasih uang, kadang saya utang sama tetangga yang punya warung”

Page 168: Document27

clxviii

7. Bagaimana cara anda mengajarkan pada anak untuk mandi (pagi, sore)?

Jawab :“Saya biasakan anak mandi sendiri mbak...”

8. Apakah anda selalu membawakan oleh-oleh saat pulang bepergian?

Jawab :“Saya jarang membawakan oleh-oleh mbak...”

9. Jika anda mengetahui anak berbicara kotor atau kasar, apa yang akan anda

lakukan?

Jawab :“Ya... saya jewer mbak kalau anak ngomongntya kasar”

10. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari dirumah?

Jawab :“Bahasa jawa (ngoko) biasa mbak...”

11. Apakah anda membiasakan anak untuk selalu berpamitan atau minta ijin jika

keluar rumah?

Jawab :“Tidak pernah mbak... anak saya tidak pernah pamit atau minta ijin

bila keluar rumah mbak...”

12. Bagaimana sikap anda, apabila ada tetangga yang memberikan makanan atau

sesuatu barang kepada anak anda?

Jawab :“Saya malah senang kalau ada tetangga yang memberi sesuatu

hadiah atau makanan pada tetangga saya’

13. Bagaimana sikap anda, jika melihat anak tidak patuh pada perintah anda?

Jawab :“Kalau anak saya tidak patuh ya... saya marahi”

14. Apakah anda selalu membuat peraturan atau tata tertib dirumah untuk anak

atau semua anggota keluarga?

Jawab :“Tidak pernah buat tata tertib dirumah”

15. Apakah anda memaksakan anak untuk membantu pekerjaan rumah?

Jawab :“Tidak mbak... anak saya tidak pernah bantu-bantu saya didapu,

membersihkan rumah walaupun saya sudah menyuruhnya

mbak...”

16. Bagaimana sikap anda jika anak akan bermain keluar rumah?

Jawab :“Ya... tidak apa-apa mbak... biasa mbak... paling ditetangga

sebelah”

17. Apabila anda tidak mengijinkan anak bermain dengan teman-temannya,

bagaimana sikap anak anda?

Jawab :“Anak saya tetap ikut bermain dengan teman-temannya mbak...

walaupun saya tidak mengijinkannya”

18. Jika ada acara kerja bakti atau gotong-royong dilingkungan anda dan saat itu

anda masih ada pekerjaan, apa anda menyuruh anak untuk menggantikannya?

Jawab :“Biasanya bapaknya anak-anak yang ikut kerja bakti mbak...’

Page 169: Document27

clxix

19. Bagaimana sikap anda jika anak anda dan teman-temannya membuat

kegaduhan dan memecahkan barang saat bermain dirumah?

Jawab :“Ya... tidak apa-apa mbak... lain kali saya tidak mengijinkan anak

bermain barang pecah belah lagi mbak, soalnya bahaya”

20. Dimana anak anda belajar tentang keagamaan?

Jawab :“Ya... disekolahnya mbak...”

21. Apakah anda pernah mengajak anak untuk mengerjakan sholat bersama-sama

dirumah?

Jawab :“Tidak pernah mengajak sholat...”

22. Bagaimana sikap anda, apabila anak sudah menginjak dewasa tetapi belum

melakukan sholat?

Jawab :“Ya... saya hanya menegur saja, soalnya sudah kesadaran sendiri

sih mbak...”

23. Apabila didesa atau dikampung anda ada kegiatan keagamaan (pengajian),

apakah anda mengunjunginya bersama anak-anak?

Jawab :“Saya tidak pernah mengunjung pengajian mbak... jadi ya... tidak

pernah mengajak anak-anak”

24. Apakah biaya pendidikan anak seluruhnya tanggungan anda?

Jawab :“Biaya sekolah anak tanggungan saya sendiri mbak... kadang saya

sampai utang duit pada tetangga saya buat bayar sekolah anak”

25. Apakah anda selalu membelikan peralatan sekolah anak?

Jawab :“Tidak pernah mbak... malah kadang anak saya dikasih tas, sepatu

dari tetangga kok mbak...”

26. Apakah anda selalu menyuruh anak untuk belajar setiap hari?

Jawab :“Tidak pernah mbak... soalnya anak saya malas belajar”

27. Dimana dan dengan siapa anak belajar?

Jawab :“Saya jarang melihat anak saya belajar mbak... ya... kadang anak

belajar sendiri dirumah”

28. Jika anak mendapat nilai jelek/kurang baik disekolah, bagaimana sikap anda?

Jawab :“Ya... maklum... soalnya anak saya tidak mau belajar jadi nilainya

pasti jelek mbak...”

29. Bagaimana tanggapan anda jika anak mendapat rangking disekolahnya?

Jawab :“Anak saya tidak pernah dapat rangking mbak...”

30. Apakah anda merasa puas bila anak tamat sekolah sampai SD/SLTP saja?

Jawab :“Kalau anaknya mau lulus SD saja sudah seneng mbak... soalnya

mereka malas kalau disuruh sekolah”

31. Apakah harapan anda pada anak setelah lulus sekolah?

Page 170: Document27

clxx

Jawab :“Ya... saya suruh kerja mbak... bantu orang tua cari duit buat bekal

hidupnya”

32. Apa yang anda lakukan jika anak tidak masuk sekolah/bolos sekolah?

Jawab :“Ya... saya jewer mbak... pasti saya nasehati kalau anak mau

sekolah ya... jangan bolos sekolah”

33. Apakah anda selalu mengambil sendiri raport anak disekolah?

Jawab :“Saya yang mengambil raport anak saya mbak...”

TRANSKIP WAWANCARA

Informan 12 (anak)

Nama : Maezaroh

Umur : 12 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Alamat : Ds. Klidang Lor

Tgl/ jam : 15 Februari2005/ 19.00 WIB

Tempat : Ruang tamu.

Hasil wawancara

1. Bagaimana sikap orang tuamu, jika kamu mengeluh sakit?

Jawab :”Biasanya bapak menyuruh beli obat sendiri diwarung”

2. Jika kamu menginginkan sesuatu, apakah kamu harus mendapatkannya atau

hanya dipendam?

Jawab :”Biasanya saya bilang sama ibu minta dibelikan”.

3. Jika kamu minta sesuatu pada orang tuamu, namun orang tuamu tidak

memberikan karena sesuatu alasan, apa yang akan kamu lakukan?

Jawab :”Ya... saya menangis minta dibelikan”

4. Jika kamu bertanya kepada orang tuamu dan jawabannya tidak memuaskan,

apa yang akan kamu lakukan?

Jawab :”Ya saya hanya diam saja mbak walaupun belum jelas”

5. Apakah orang tuamu selalu membelikan oleh-oleh dan bagaimana sikapmu?

Jawab :”Bapak, ibu jarang sekali membeli oleh-oleh”

6. Jika kamu berbicara dengan orang tuamu atau orang lain yang lebih tua,

bahasa apa yang akan kamu gunakan?

Jawab :”Bahasa jawa ngoko, soalnya bapak tidak mengajarkan bahsa

krama”

Page 171: Document27

clxxi

7. Bagaimana sikapmu, jika kamu diberi orang lain hadiah atau makanan?

Jawab :”Saya senang menerimanya”

8. Apakah orang tuamu marah jika kamu diberi hadiah atau makanan dari orang

lain/tetangga?

Jawab :”Tidak marah mbak... soalnya bapak, ibu sudah kenal dengan

tetangga yang memberi saya makanan dan peralatan sekolah”

9. Apabila kamu diberi nasehat oleh orang tuamu, apa yang akan kamu lakukan?

Jawab :”Saya mendengarkan saja kalau bapak dan ibu sedang memberikan

nasehat”

10. Jika kamu melakukan kesalahan pada orang lain/teman kamu, apa yang akan

kamu lakukan?

Jawab :”Kalau saya salah/nakal dengan teman saya, saya pasti pulang

kerumah, takut kalau teman sya bilang sama orang tuanya”

11. Apakah orang tuamu marah jika kamu melakukan kesalahan dan apa yang

akan kamu lakukan?

Jawab :”Kadang bapak marah-marah mbak kalau saya salah, saya pasti

menangis kalau bapak memarahi saya”

12. Jika kamu akan bermain atau keluar rumah, apakah kamu membiasakan

berpamitan atau minta ijin?

Jawab :”Saya tidak pernah minta ijin/pamit bila keluar rumah mbak...”

13. Jika kamu tidak diijinkan bermain oleh orang tuamu, apa yang akan kamu

lakukan?

Jawab :”Kalau teman-teman saya sudah menghampiri, ya... saya tetap ikut

bermain dengan teman-teman saya mbak...”

14. Bagaimana sikapmu jika ada orang yang memanggilmu saat kamu sedang

asyik bermain dengan teman-teman kamu?

Jawab :”Walaupun sedang bermain saya menjawab kalau dipanggil

mbak...”

15. Apakah kamu selalu membantu pekerjaan orang tuamu dirumah?

Jawab :”Saya jarang membantu ibu mbak...”

16. Dimana kamu belajar tentang keagamaan (mengaji, sholat)?

Jawab :”Belajar agamanya disekolah”

17. Jika kamu tidak sholat, siapa yang akan mengingatkanmu?

Jawab :”Tidak ada yang mengingatkan saya untuk sholat”

Page 172: Document27

clxxii

18. Apakah orang tua kamu mengajak kamu mengikuti acara pengajian (kegiatan

keagamaan) diDesa/kampungmu?

Jawab :”Saya tidak pernah ikut pengajian mbak...”

19. Apakah biaya pendidikan seluruhnya tanggungan orang tua kamu?

Jawab :”Semua biaya sekolah bapak yang bayar mbak...”

20. Apakah setiap kenaikan kelas orang tuamu membelikan peralatan sekolah?

Jawab :”Tidak selalu membelikan mbak....kadang-kadang kalau sudah

rusak”

21. Siapa yang membelikan kamu peralatan dan buku-buku sekolah?

Jawab :”Bapak, tapi kadang ada tetangga yang memberikan tas, sepatu

bekas buat sekolah saya mbak...”

22. Apakah orang tuamu marah, jika kamu bolos sekolah?

Jawab :”Kalau saya bolos, ibu menjewer kuping saya mbak...”

23. Apakah kamu selalu belajar setiap hari?

Jawab :”Tidak kadang-kadang kalau saya ada PR saya belajar mbak...”

24. Dimana dan dengan siapa kamu belajar?

Jawab :”Saya belajar sendiri dirumah, tapi jarang mbak...”

25. Apakah orang tuamu marah jika nilaimu jelek?

Jawab :”Tidak marah mbak”

Page 173: Document27

clxxiii

TRANSKIP WAWANCARA

Informan 13 (orang tua)

Nama : Takudi

Umur : 45 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki (ayah)

Agama : Islam

Pendidikan : Tamat SD

Alamat : Ds. Klidang Lor

Tgl/jam : 16 Februari 2005/16.00 WIB

Tempat : Ruang tamu

Hasil wawancara

1. Jika anak anda mengeluh sakit, apa yang akan anda lakukan?

Jawab :“Kalau saya pas dirumah, saya pasti membawa periksa anak saya

kepoliklinik, tapi kalau saya tidak dirumah ya... ibunya yang

membawa periksa”

2. Bagaimana sikap anda, jika anak anda tidak mau makan atau susah makan?

Jawab :“Ya... pasti saya suruh makan mbak... anak harus makan walaupun

sedikit”

3. Jika salah satu anak minta dibelikan keperluan yang sangat dibutuhkannya

(misal baju, sepatu) dan anda menurutinya, kemudian anak yang lain merasa

iri, bagaimana sikap anda?

Jawab :“Ya maklum mbak kalau saling bertengkar... paling saya nasehati

mbak, saya hanya bisa menjanjikan untuk membelikannya kalau

sudah ada rejeki”

4. Apakah anda mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak sampai dai

tumbuh dewasa?

Jawab :“Walaupun jarang dirumah, saya selalu tahu mbak perkembangan

anak dari kecil sampai anak tumbuh besar”

Page 174: Document27

clxxiv

5. Apakah anda membiasakan anak untuk makan jika sudah waktunya makan?

Jawab :“Saya pasti menyuruh anak saya makan mbak... kalau sudah

waktunya makan”

6. Bagaimana sikap anda, jika anak anda menangis sepulang dari bermain

dengan teman-temannya?

Jawab :“Saya pasti tanyakan pada anak saya, kenapa dia menangis dan

menyuruh anak saya supaya tidak cengeng (nangisan) mbak...”

7. Bagaimana cara anda mengajarkan pada anak untuk mandi (pagi, sore)?

Jawab :“Kalu sudah sore anak belum juga mandi, saya pasti menyuruhnya

untuk mandi mbak...”

8. Apakah anda selalu membawakan oleh-oleh saat pulang bepergian?

Jawab :“Kadang kalau ada rejeki, saya pasti membelikan oleh-oleh buat

anank-anak saya mbak...?

9. Jika anda mengetahui anak berbicara kotor atau kasar, apa yang akan anda

lakukan?

Jawab :“Memang mbak lingkungan nelayan omongannya pasti kasar-kasar,

tapi alhamdulillah anak saya tidak pernah ngomong kasar mbak...

karena saya selalu mengajarkan anak untuk sopan dalam berbicara

dengan orang lain”

10. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari dirumah?

Jawab :“Walaupun dalam sehari-hari menggunakan bahasa jawa (ngoko)

tapi saya mengajarkan pada anak sikap sopan dan ramah terhadap

orang lain yang lebih tua, dalam berbicara dengan orang lain anak

saya selalu menggunakan bahasa jawa halus (krama)”

11. Apakah anda membiasakan anak untuk selalu berpamitan atau minta ijin jika

keluar rumah?

Jawab :“Kalau saya dirumah dan masih ada orang yang dirumah, anak ya...

harus pamit mbak kalau mau keluar rumah”

12. Bagaimana sikap anda, apabila ada tetangga yang memberikan makanan atau

sesuatu barang kepada anak anda?

Jawab :“Tergantung mbak... kadang saya tidak memperbolehkan, karena

nanti akan jadi kebiasaan anak’

13. Bagaimana sikap anda, jika melihat anak tidak patuh pada perintah anda?

Jawab :“Saya beritahu sama anak “kalau masih ikut orang tua ya... harus

patuh mbak...”

Page 175: Document27

clxxv

14. Apakah anda selalu membuat peraturan atau tata tertib dirumah untuk anak

atau semua anggota keluarga?

Jawab :“Ya... walaupun tidak saya buat aturan, tapi bagi saya sopan santun

dirumah itu sangat perlu mbak...”

15. Apakah anda memaksakan anak untuk membantu pekerjaan rumah?

Jawab :“Ya sebagai anak ya... harus bantu orang tua mba... karena saya

selalu memberikan contoh dan mengajarkan pada anak untuk

menyapu rumah, memasak”

16. Bagaimana sikap anda jika anak akan bermain keluar rumah?

Jawab :“Ya... saya tidak apa-apa.... asalkan jangan jauh-jauh kalau mau

bermain”

17. Apabila anda tidak mengijinkan anak bermain dengan teman-temannya,

bagaimana sikap anak anda?

Jawab :“Jika saya tidak ijinkan anak bermain ya... anak dirumah saja

bermain dengan saudaranya, kadang malah belajar sendiri

mbak...”

18. Jika ada acara kerja bakti atau gotong-royong dilingkungan anda dan saat itu

anda masih ada pekerjaan, apa anda menyuruh anak untuk menggantikannya?

Jawab :“Jika dikampung ada kerja bakti, kadang anak saya yang

menggantikan kalau saya masih ada kerjaan dan tidak bisa ikut

kerja bakti”

19. Bagaimana sikap anda jika anak anda dan teman-temannya membuat

kegaduhan dan memecahkan barang saat bermain dirumah?

Jawab :“Ya tidak apa-apa mbak... namanya anak-anak, saya hanya

menasehati supaya lain kali musti hati-hati”

20. Dimana anak anda belajar tentang keagamaan?

Jawab :“Saya selalu menyuruh anak belajar mengaji di TPQ Arrofah

mbak...”

21. Apakah anda pernah mengajak anak untuk mengerjakan sholat bersama-sama

dirumah?

Jawab :“Kadang mbak... saya mengajak anak melakukan sholat bersama-

sama dirumah, kalau saya pas dirumah”

22. Bagaimana sikap anda, apabila anak sudah menginjak dewasa tetapi belum

melakukan sholat?

Jawab :“Saya selalu menasehati anak untuk melakukan sholat, karena itu

sudah kewajiban orang muslim untuk melakukannya mbak...”

Page 176: Document27

clxxvi

23. Apabila didesa atau dikampung anda ada kegiatan keagamaan (pengajian),

apakah anda mengunjunginya bersama anak-anak?

Jawab :“Kalu saya pas dirumah ya...mengajak anak untuk mengunjungi

pengajian, tapi anak-anak jarang yang mau ikut mbak...’

24. Apakah biaya pendidikan anak seluruhnya tanggungan anda?

Jawab :“Syukur mbak... semua anak saya dapat beasiswa, jadi ya... agak

ringan biaya sekolahnya”

25. Apakah anda selalu membelikan peralatan sekolah anak?

Jawab :“Ya... kalau ada rejeki pasti saya belikan oleh-oleh buat anak-anak

saya mbak... biar anak-anak senang mbak”

26. Apakah anda selalu menyuruh anak untuk belajar setiap hari?

Jawab :“Saya selalu menyuruh anak baca buku walaupun sebentar, apalagi

kalau anak ada tugas/PR dari sekolah pasti saya selalu menyuruh

belajar mbak...”

27. Dimana dan dengan siapa anak belajar?

Jawab :“Belajar sendiri dirumah mbak...”

28. Jika anak mendapat nilai jelek/kurang baik disekolah, bagaimana sikap anda?

Jawab :“Ya... saya selalu menasehati anak supaya lebih giat belajar lagi

mbak...”

29. Bagaimana tanggapan anda jika anak mendapat rangking disekolahnya?

Jawab :“Ya pasti senang mbak... paling saya suruh belajar terus”

30. Apakah anda merasa puas bila anak tamat sekolah sampai SD/SLTP saja?

Jawab :“Tidak mbak... karena saya menginginkan anak saya pendidikannya

harus lebih tinggi dari orang tuanya, biar mereka jd pintar tidak

sepeerti orang tuanya”

31. Apakah harapan anda pada anak setelah lulus sekolah?

Jawab :“Saya berharap anak bisa melanjutkan sekolah, kalau saya masih

mampu membiayai saya suruh anak meneruskan samapai SMP,

tapi kalau tidak mampu ya... saya suruh cari kerja mbak... biar bisa

cari duit sendiri”

32. Apa yang anda lakukan jika anak tidak masuk sekolah/bolos sekolah?

Jawab :“Ya... saya menasehati anak supaya tidak mengulangi lagi bolos

sekolah”

33. Apakah anda selalu mengambil sendiri raport anak disekolah?

Page 177: Document27

clxxvii

Jawab :“Kadang saya yang mengambil raport, tapi kalau saya tidak

dirumah yang mengambil raport ya... ibunya”

TRANSKIP WAWANCARA

Informan 14 (orang tua)

Nama : Tarmuti

Umur : 45 tahun

Jenis kelamin : Perempuan (ibu)

Agama : Islam

Pendidikan : Tamat SD

Alamat : Ds. Klidang Lor

Tgl/jam : 16 Februari 2005/19.00 WIB

Tempat : Ruang tamu

Hasil wawancara

1. Jika anak anda mengeluh sakit, apa yang akan anda lakukan?

Jawab :“Walaupun saya tidak punya uang, bagaimanapun caranya saya

akan bawa anak saya periksa kepoliklinik mbak... biar bisa dapat

keringanan”

2. Bagaimana sikap anda, jika anak anda tidak mau makan atau susah makan?

Jawab :“Saya bingung mbak... walaupun sedikit pasti saya suruh makan”

3. Jika salah satu anak minta dibelikan keperluan yang sangat dibutuhkannya

(misal baju, sepatu) dan anda menurutinya, kemudian anak yang lain merasa

iri, bagaimana sikap anda?

Jawab :“Semua anak saya tidak ada yang iri... sebab mereka tahu kalau

orang tuanya tidak bisa belikan kalau mereka tidak benar-benar

membutuhkannya”

4. Apakah anda mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak sampai dai

tumbuh dewasa?

Jawab :“Ya... saya pasti tahu perkembangan anak-anak dari mereka lahir

sampai mereka bersar”

Page 178: Document27

clxxviii

5. Apakah anda membiasakan anak untuk makan jika sudah waktunya makan?

Jawab :“Ya... pasti... biasanya saya cari dirumah temannya dan saya pasti

menyuruh anak makan walaupun mereka sedang asyik bermain

mbak...”

6. Bagaimana sikap anda, jika anak anda menangis sepulang dari bermain

dengan teman-temannya?

Jawab :“Saya pasti tanyakan pada anak saya kenapa dia menagis... biasanya

anak saya menangis karena minta dibelikan jajan seperti teman-

temanya mbak...”

7. Bagaimana cara anda mengajarkan pada anak untuk mandi (pagi, sore)?

Jawab :“Saya suruh anak cepat-cepat mandi karena sudah sore, kalau anak

saya yang kelas dua SD biasanya masih saya mandiin mbak...”

8. Apakah anda selalu membawakan oleh-oleh saat pulang bepergian?

Jawab :“Kadang kalau ada rejeki saya selalu membawakan oleh-oleh buat

anak saya supaya mereka senang mbak...”

9. Jika anda mengetahui anak berbicara kotor atau kasar, apa yang akan anda

lakukan?

Jawab :“Syukur mbak... anak saya tidak pernah ngomong kasar mbak...”

10. Bahasa apa yang anda gunakan sehari-hari dirumah?

Jawab :“Bahasa jawa (ngoko) biasa mbak...”

11. Apakah anda membiasakan anak untuk selalu berpamitan atau minta ijin jika

keluar rumah?

Jawab :“Ya... harus pamit mbak... biar saya tahu mereka mau pergi

kemana, dengan siapa... kan saya tidak kwatir mbak...”

12. Bagaimana sikap anda, apabila ada tetangga yang memberikan makanan atau

sesuatu barang kepada anak anda?

Jawab :“Ya tidak apa-apa mbak... saya malah senang dan berterima kasih

ada yang memberi bantuan mbak...”

13. Bagaimana sikap anda, jika melihat anak tidak patuh pada perintah anda?

Jawab :“Syukur mbak... anak saya selalu patuh dengan orang tua”

14. Apakah anda selalu membuat peraturan atau tata tertib dirumah untuk anak

atau semua anggota keluarga?

Jawab :“Walaupun dirumah tidak ada peraturan, tapi mereka harus patuh

dan sopan dirumah”

15. Apakah anda memaksakan anak untuk membantu pekerjaan rumah?

Page 179: Document27

clxxix

Jawab :“Ya saya tidak memaksa anak untuk membantu saya mbak... saya

hanya menasehati anak supaya tidak bermalas-malasan, namanya

anak ya... harus bantu-bantu pekerjaan rumah mbak...”

16. Bagaimana sikap anda jika anak akan bermain keluar rumah?

Jawab :“Kalau anak mau main ya... tidak apa-apa mbak... biasa mbak...

paling ditetangga sebelah”

17. Apabila anda tidak mengijinkan anak bermain dengan teman-temannya,

bagaimana sikap anak anda?

Jawab :“Anak saya diam saja dirumah mbak, kadang malah bermain

dengan adiknya dirumah mbak...”

18. Jika ada acara kerja bakti atau gotong-royong dilingkungan anda dan saat itu

anda masih ada pekerjaan, apa anda menyuruh anak untuk menggantikannya?

Jawab :“Biasanya yang ikut menggantikan kerja bakti anak laki-laki saya

mbak...”

19. Bagaimana sikap anda jika anak anda dan teman-temannya membuat

kegaduhan dan memecahkan barang saat bermain dirumah?

Jawab :“Maklum mbak... anak-anak, saya hanya menasehati pada anak

saya supaya lain kali harus hati-hati”

20. Dimana anak anda belajar tentang keagamaan?

Jawab :“Anak-anak saya suruh belajar ngaji di TPQ Arrofah mbak...’

21. Apakah anda pernah mengajak anak untuk mengerjakan sholat bersama-sama

dirumah?

Jawab :“Ya... kadang saya mengajak anak untuk sholat, tapi anak-anak

biasa sholat sendiri kok mbak...”

22. Bagaimana sikap anda, apabila anak sudah menginjak dewasa tetapi belum

melakukan sholat?

Jawab :“Saya menasehati mbak... lawong sudah kewajiban orang muslim

menjalankan sholat lima waktu ya... harus dilaksanakan”

23. Apabila didesa atau dikampung anda ada kegiatan keagamaan (pengajian),

apakah anda mengunjunginya bersama anak-anak?

Jawab :“Saya dan bapaknya anak-anak pasti mengajak anak-anak

mengunjungi pengajian mbak... tapi kadang-kadang anak saya

tidak mau ikut”

24. Apakah biaya pendidikan anak seluruhnya tanggungan anda?

Jawab :“Biaya sekolah anak saya dapat beasiswa mbak dari sekolahan”

25. Apakah anda selalu membelikan peralatan sekolah anak?

Jawab :“Kadang saya belikan peralatan sekolah kalau ada rejeki”

Page 180: Document27

clxxx

26. Apakah anda selalu menyuruh anak untuk belajar setiap hari?

Jawab :“ya... harus baca buku mbak... walaupun cuman sebentar”

27. Dimana dan dengan siapa anak belajar?

Jawab :“Belajar sendiri dirumah”

28. Jika anak mendapat nilai jelek/kurang baik disekolah, bagaimana sikap anda?

Jawab :“Ya... saya selalu menasehati supaya belajar lebih giat lagi mbak...”

29. Bagaimana tanggapan anda jika anak mendapat rangking disekolahnya?

Jawab :“Ya... saya pasti senang mbak... tidak sia-sia saya menyekolahkan

anak mbak kalau anaknya mau belajar”

30. Apakah anda merasa puas bila anak tamat sekolah sampai SD/SLTP saja?

Jawab :“Kalau hanya tamat SD saya tidak puas mbak... karena saya ingin

anak saya sekolahnya bisa lebih tinggi dari orang tuanya”

31. Apakah harapan anda pada anak setelah lulus sekolah?

Jawab :“Ya... harapan saya setelah lulus anak dapat kerja sesuai denmgan

ilmu yang diperolehnya”

32. Apa yang anda lakukan jika anak tidak masuk sekolah/bolos sekolah?

Jawab :“Saya selalu menasehati anak saya supaya tidak bolos lagi mbak”

33. Apakah anda selalu mengambil sendiri raport anak disekolah?

Jawab :“Saya yang mengambil raport anak saya mbak...”

Page 181: Document27

clxxxi

TRANSKIP WAWANCARA

Informan 15 (anak)

Nama : Budi. A

Umur : 12 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Alamat : Ds. Klidang Lor

Tgl/ jam : 16 Februari2005/ 19.00 WIB

Tempat : Ruang tamu.

Hasil wawancara

1. Bagaimana sikap orang tuamu, jika kamu mengeluh sakit?

Jawab :”Kalau saya sakit, bapak dan ibu saya selalu membawa periksa

kepoliklinik”

2. Jika kamu menginginkan sesuatu, apakah kamu harus mendapatkannya atau

hanya dipendam?

Jawab :”Biasanya saya ngomong sama bapak”

3. Jika kamu minta sesuatu pada orang tuamu, namun orang tuamu tidak

memberikan karena sesuatu alasan, apa yang akan kamu lakukan?

Jawab :”Ya... tidak apa-apa mbak kalau bapak memang tidak bisa

membelikan”

4. Jika kamu bertanya kepada orang tuamu dan jawabannya tidak memuaskan,

apa yang akan kamu lakukan?

Jawab :”Ya saya minta bapak untuk mengulangi jawabannya mbak...”

5. Apakah orang tuamu selalu membelikan oleh-oleh dan bagaimana sikapmu?

Page 182: Document27

clxxxii

Jawab :”Kalau bapak ada rejeki pasti membelikan oleh-oleh mbak... Ya

saya senang mbak..

6. Jika kamu berbicara dengan orang tuamu atau orang lain yang lebih tua,

bahasa apa yang akan kamu gunakan?

Jawab :”Bahasa jawa ngoko mbak...”

7. Bagaimana sikapmu, jika kamu diberi orang lain hadiah atau makanan?

Jawab :”Saya senang menerimanya dan mengucapkan terima kasih sama

orang yang memberi mbak...”

8. Apakah orang tuamu marah jika kamu diberi hadiah atau makanan dari orang

lain/tetangga?

Jawab :”Tidak apa-apa mbak... tapi kadang bapak sama ibu tidak

mengijinkan mbak”

9. Apabila kamu diberi nasehat oleh orang tuamu, apa yang akan kamu lakukan?

Jawab :”Saya pasti mendengarkan dan melaksanakan nasehat orang tua

mbak...”

10. Jika kamu melakukan kesalahan pada orang lain/teman kamu, apa yang akan

kamu lakukan?

Jawab :”Ya saya pasti langsung minta maaf sama teman saya jika saya

salah”

11. Apakah orang tuamu marah jika kamu melakukan kesalahan dan apa yang

akan kamu lakukan?

Jawab :”Bapak selalu menasehati saya kalau saya nakal, tapi saya selalu

mendengarkannya”

12. Jika kamu akan bermain atau keluar rumah, apakah kamu membiasakan

berpamitan atau minta ijin?

Jawab :”Saya selalu pamit mbak kalau mau keluar rumah, apalagi kalau

mau pergi sekolah”

13. Jika kamu tidak diijinkan bermain oleh orang tuamu, apa yang akan kamu

lakukan?

Jawab :”Ya saya dirumah saja mbak main dengan adik atau kakak saya,

kadang saya malah buat PR”

14. Bagaimana sikapmu jika ada orang yang memanggilmu saat kamu sedang

asyik bermain dengan teman-teman kamu?

Jawab :”Bila ada yang memanggil saya pasti langsung berhenti bermain

mbak...”

Page 183: Document27

clxxxiii

15. Dimana kamu belajar tentang keagamaan (mengaji, sholat)?

Jawab :”Saya belajar mengaji di TPQ arrofah mbak...”

16. Jika kamu tidak sholat, siapa yang akan mengingatkanmu?

Jawab :”Kalau saya tidak sholat ibu selalu mengingatkan mbak...”

17. Apakah orang tua kamu mengajak kamu mengikuti acara pengajian (kegiatan

keagamaan) diDesa/kampungmu?

Jawab :”Saya kadang diajak bapak mengunjungi pengajian dikampung saya

mbak...”

18. Apakah biaya pendidikan seluruhnya tanggungan orang tua kamu?

Jawab :”Tidak mbak... soalnya saya dapat beasiswa dari sekolahan”

19. Apakah setiap kenaikan kelas orang tuamu membelikan peralatan sekolah?

Jawab :”Kadang bapak membelikan kalau ada rejeki”

20. Siapa yang membelikan kamu peralatan dan buku-buku sekolah?

Jawab :”Bapak, tapi kadang ada tetangga yang memberikan tas, sepatu

bekas buat sekolah saya mbak...”

21. Apakah orang tuamu marah, jika kamu bolos sekolah?

Jawab :”Kalau saya bolos, ibu menjewer kuping saya mbak...”

22. Apakah kamu selalu belajar setiap hari?

Jawab :”Walaupun sedit-sedikit saya selalu baca buku mbak...”

23. Dimana dan dengan siapa kamu belajar?

Jawab :”Saya belajar sendiri dirumah.”

24. Apakah orang tuamu marah jika nilaimu jelek?

Jawab :”Bapak selalu menasehati mbak supaya belajar lebih giat lagi”

Page 184: Document27

clxxxiv