18 - 27 wow

21
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) RS PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM NTB 2013 – 2015 VARISELA 1. Pengertian (Definisi) Penyakit infeksi yang disebabkan virus zoster-varicella 2. Anamnesis Demam subferit, malaise, diikuti adanya bintik-bintik berair 3. Pemeriksaan Fisik vesikel pada mukosa dapat terkena. Terdapat vesikel umbilicated, pustula, erosi clan krusta 4. Kriteria Diagnosis Dapat terjadi pada anak-anak, tetapi dapat juga mengenai orang dewasa. Dimulai dengan gejala prodromal berupa demam dan malaise. UKK : vesikel dengan kulit di sekitarnya eritematous, generalisata, mengenai kulit dan mukosa. Vesikel segera berubah menjadi pustula, umbilicated, erosi dan krusta. lesi baru yang timbul secara tiba-tiba/serentak dalam waktu lebih dart 3-5 hari, sehingga test tersebut dalam semua fase perkembangan dan resolusinya terjadi bersama-sama. 5. Diagnosis Banding Impetigo. Erupsi obat tipe vesiko- pustular; folikutitis 6. Pemeriksaan Penunjang Tes Tzanck: diketemukan muttinucteated giant cell 7. Terapi 1. Umum : simtomatis antipiretik,

Upload: cesar-caldwell

Post on 25-Dec-2015

227 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

o09

TRANSCRIPT

Page 1: 18 - 27 wow

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

RS PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

NTB

2013 – 2015

VARISELA

1. Pengertian (Definisi) Penyakit infeksi yang disebabkan virus zoster-varicella

2. Anamnesis Demam subferit, malaise, diikuti adanya bintik-bintik berair

3. Pemeriksaan Fisik vesikel pada mukosa dapat terkena. Terdapat vesikel umbilicated, pustula, erosi clan krusta

4. Kriteria Diagnosis Dapat terjadi pada anak-anak, tetapi dapat juga mengenai orang dewasa. Dimulai dengan gejala prodromal berupa demam dan malaise. UKK : vesikel dengan kulit di sekitarnya eritematous, generalisata, mengenai kulit dan mukosa. Vesikel segera berubah menjadi pustula, umbilicated, erosi dan krusta. lesi baru yang timbul secara tiba-tiba/serentak dalam waktu lebih dart 3-5 hari, sehingga test tersebut dalam semua fase perkembangan dan resolusinya terjadi bersama-sama.

5. Diagnosis Banding Impetigo. Erupsi obat tipe vesiko-pustular; folikutitis

6. Pemeriksaan Penunjang Tes Tzanck: diketemukan muttinucteated giant cell

7. Terapi 1. Umum : simtomatis antipiretik, antihistamin, losio kocok

2. Khusus : asiklovir 5 x 800 mg terutama pada penderita dengan immunocompromized selama 7 had

3. Indikasi perawatan : bila ada komplikasi dan gejala ensefalitis

Page 2: 18 - 27 wow

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

RS PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

NTB

2013 – 2015

VERUKA VULGARIS

1. Pengertian (Definisi) Penyakit infeksi yang disebabkan human papilloma virus

(HPV) Kriteria

2. Anamnesis Timbul benjolan/kutil tidak nyeri

3. Pemeriksaan Fisik Mula-mula berupa papula kecil, mengkilat, transulen, yang

kemudian berkembang menjadi papula dengan permukaan

verukosa

4. Diagnosis Kerja 1. Papula hiperkeratotik, berwarna seperti kutit normal, permukaan verukosa

2. Bentuk lesi bervariasi, tergantung lokasi

5. Diagnosis Banding 1. Keratosis aktinik

2. Keratosis seboroik

6. Terapi 1. Umum : -2. Khusus : eksisi, etektrodesikasi

Page 3: 18 - 27 wow

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

RS PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

NTB

2013 – 2015

SKABIES

1. Pengertian (Definisi) Penyakit kulit oleh karena infeksi Sarcoptes scabiei

2. Kriteria Diagnosis 1. Gigitan serangga

2. Papular urtikaria

3. Prurigo

3. Terapi 1. Umum : jaga kebersihan perseorangan/keluarga

2. Khusus :- 2-4 zalf, malam berturut-turut diulangi fi minggu kemudian- Emutsi benryl benzoat 25% dengan cara yang sama- Permetrin 5 %, diolyoioaioada kulit dan dibiarkan

setama 8-14 jam, kemudian dicuci- Crotaminton- Lindane

Page 4: 18 - 27 wow

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

RS PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

NTB

2013 – 2015

ERUPSI OBAT

1. Pengertian (Definisi) Reaksi pada kulit atau selaput lendir yang tidak diharapkan akibat penggunaan obat secara sistemis pada dosis diagnosis, terapeutik maupun profitaktik

2. Pemeriksaan Fisik Beberapa bentuk reaksi:Eritem:

Dapat hanya bebrapa eritem, dapat pula sampat banyak berupa bercak-bercak eritem tersebar menyerupai Morbiti (Eritema morbiliform) terasa gatal. (a.l. o.k. ampicillin). DD : Morbili (panas tinggi)Sifilis stadium II (tidak gatal, tidak panas, termasuk telapak tangant

Makulo-papulamakula dan papula kemerahan, tersebar dan ada yang bergerombol o.k. trimroprim-sulfametoksasol

Makulo-papula-purpurikmakula dan papula kemerahan,

disertai emoragi o.k. FemasetinIntertriginosa

pada lipatan-lipatan; lesi kemerahan; sebagian kehitaman, membasah, ada selaput putih ( a.t. o.k. asam mefenamat)DD: kandidiasis

Deskuamasi setelah eritemmula•mula eritem, kemudian disusul pengerasan dan pengelupasan (a.l. o.k. trimetropimsulfa-metoksasol)DD: Keratosis palmo-plantar, Dermatitis kontak iritan

Dermatitis eksfoliatif /eritrodermaseturuh tubuh Wit merah dan mengelupas (a.l. o.k. sulfametoksasol)DD: Dermattits'eksfoliatif dengan dasar penyakit lain misalnya: Dermatitis atopik, Dermatitis kontak, Dermatitis seboroik, Pitiriasis rubra pitaris

Urtikadapat timbut ringan sampai berat (angioedema), sedikit sampai menyeluruh a.l. o.k. penisitin

Page 5: 18 - 27 wow

DD: Urtikaria o.k. makanan, idiopatikEritema nodosum

nodus-nodus kemerahan, di berbagai tempat (kebanyakan di daerah ekstensor tungkal bawah), nyeri tekan.DD: Eritema nodosum akibat Infeksf Stafitokokus, Tbc, Lepra (Eritema nodosum leprosum )

Peka terhadap sinar. bag. yang terkena sinar menjadi kemerahan,

bagian yang tertutup tidak ada perubahan (a.l. o.k. karbutarpfd)

Fixed drug eruptionmula-mula kemerahan, kemudian hitam kebiru-bfruan tepinya kemerahan, kadang-kadang disertai buta, kumat pada tempat yang sarna, kemudian menghitam dan menetap sampai lama (a.l. o.k. tetrasiklfn)predileksi: terutama daerah bibir dan genitalpada genital (terutama glans penis) merupakan predileksi yang cukup sering (disertai bentuk bula yang kemudian pecah, menge(upas jadi erosi dpt membekas jadi hitam) DD: purpura, hematom (untuk yang berupa pigmentasi), pemfigus, pemfigoid Bulosa (yang berupa bula)

Akneformls:Papul-papul eritematosa tersebar di befiagai tempat, menyerupai akne paputosa, tanpa komedo, dapat metuas di luar daerah akne. (a. l. o.k. kortikosteroid, preparat halogen) D0: Akne (ada komedo, terbatas di daerah akne: wajah, dada atas, punggung, tengan atas ekstensor)

Eksematosa:Reakst berbentuk dermatitis akut, berbentuk mumular dengan berbagai ukuran, tersebar di berbagai tempat, hampir serentak ( a.l. o.k. penisilin) DD: Dermatitis numularis

3. Kriteria Diagnosis 1. riwayat penggunaan obat sistemik2. timbut reaksi pada kulit setelah penggunaan

tsb.3. bukan oteh sebab lain4. gambaran klinisnya sesuai dengan gambaran

klinis akibat obat tsb secara umum/ teoritis5. ada riwayat reaksi yang sama setelah

penggunaan obat tsb. (untuk peristiwa yang lebih dari satu kati)

6. lesi menyurut setetah penggunaan obat tsb. Dihentikan

Page 6: 18 - 27 wow

4. Pemeriksaan Penunjang laboratoris tidak banyak membantuTes tes provokasi tidak dlkerjakan (tidak etis clan dapat

berbahaya)

5. Terapi Sedapat mungkin dicari penyebabnya dan kemudian dihlndari Topikal: tergantung bentuk test Sistemis: kortiko steroid, antihistamin (kalau perlu)

Page 7: 18 - 27 wow

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

RS PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

NTB

2013 – 2015

URTIKARIA

1. Pengertian (Definisi) Penyakit dengan tanda utama urtika(Yang dimaksud "urtika" di sfnt: wheat, bldur, merupakan ruam ku(it yang timbul berupa edema Wit superfisial, berbatas tegas, cepat timbul dan menghilang dengan sendirinya datam waktu yang relatif cepat, datam beberapa jam)

2. Kriteria Diagnosis Timbul urtika dalam saat menderita penyakit iniCatatan:

- karena tanda urtika hanya muncul setama beberapa jam saja, kemungkinan pada waktu pemeriksaan: dijumpai urtika tidak dijumpai, tetapi pada anamnesis terdapat

tanda urtika Pembagian:- Urtikaria akut, bila berlangsung kurang dari 6

mingg- Urtikaria kronik, bila berlangsung lebih dari 6

minggu3. Terapi 1. menghindari penyebabnya

2. menghilangkan gejalanya3. mencegah timbulnya gejala

I. Menghindari penyebabnya jika diketemukana. Makanan: diketahui dengan cara:

- memperhatikan riwayat hubungan antara setiap makan makanan tsb. dengan timbulnya urtika: timbut jika makan dan tidak timbut jika tidak makanan tsb.

- provokasi jika tidak membahayakan Yang perlu dicurigai a.l.:

- makanan asli: ikan, udang , kerang, kepiting, tetor, jamur

- aditif: bahan pengawet (as. benzoat), pewarna (gol.azo), ragi

b. Obat: diketahui dengan cara:- riwayat hubungan penggunaannya dengan

timbulnya urtika - provokasi jika perlu

Page 8: 18 - 27 wow

dan tidak membahayakan Yang pertu dicurigai: penisilin, aspirin

c. Inhatan: diketahui dengan cara:- riwayat hubungan antara pajanan dengan

timbulnya urtika Yang pertu dicurigai a.l.: tepung sari, bulu, debu

d. Vaksin, serume. Gigitan seranggaf. Psikisg. Tekanan: pada tempat-tempat yang tertekan:

ikat pinggang, gelang jam dsb.h. Fisik: digores dengan benda kecil, timbul urtikai. Sinar: pada tempat yang kena sinar mataharij. Dingin: provokasi dengan tabung berisi air esk. Kotinergik: dengan otah raga hingga ketuar

keringatl. Kontak: provokasi dengan kontak dengan

bahan yang bersangkutanII. Menghilangkan gejala/tanda

- daerah urtika dihangatkan: botol diisi air hangat, tampu, alat penghangat lain

- bedak anti-pruritik, mengandung mental, kamfer dsb.

- kalau pertu dapat digunakan adrenalin, atau kortikosteroid

III. Mencegah timbulnya gejala- antihistamin H1 (dengan daya competitive

inhibition dan kalau ada yangmempunyal daya menghambat degranulasi set mast) dengan dosis tergantungjenis obat, kemudian dapat dikurangi, tergantung gejata yang timbul. Untukurtikaria kronik lebih balk digunakan antihistamin long-acting

- kalau pertu dikombinasikan dengan antihistamin H2

Page 9: 18 - 27 wow

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

RS PENDIDIKAN UNIVERSITAS

MATARAM

NTB

2013 – 2015

SINDROM STEVENS-JOHNSON

(Eritema multiforme mayor)

1. Pengertian (Definisi) Sindrom Stevens-Johnson adatah penyakit reaktif yang mengenai kulit clan selaput lendir, serta daerah pturiorifisial disertai gejala sistemik

2. Anamnesis Timbut bercak kemerahan, lepuh-lepuh pada kulit yang tersebar luas, disertai kelainan pada selaput lendir mulut, mata dan kemaluan, disertai demam clan lemah

3. Pemeriksaan Fisik -Dermatologis : ujud kelainan kulit dapat berupa makula eritematosa, purpura,vesikel atau bula dengan dasar eritem serta dijumpai lesi target. Pada mukosadijumpai adanya erosi, eksudasi dan krusta

-Mata: konjuntivitis dan keratitis-Kelainan sistemik : demam, gangguan keseimbangan

cairan dan elektrotit

4. Kriteria Diagnosis Tanda-tanda pokok adanya trias yaitu : lesi Wit berupa makuta eritem, vesikel, bula atau purpura, dengan atau tanpa lesi iris atau target; erosi pada mukosa (mulut, mata atau genital).

5. Diagnosis Banding Nekrotisis epidermal toksik. pemfigus vulgaris

6. Pemeriksaan Penunjang - Darah: rutin (lekosit, trombosit, hitung jenis, KED, elektrolit, protein total, CRP kultur clan tes sensitivitas

- Urin: rutin- Sitotogi: usapan dasar bula

Page 10: 18 - 27 wow

7. Terapi - Umum : eliminasi faktor penyebab; gangguan keseimbangan cairan clan elektrolit,perawatan luka bakar; memperbaiki keadaan umum

- Khusus : antibiotika profitaksis spektrum luas turunan sefalosporin, kortikosteroid im/iv atau peroral setera prednison 1-2 mg/kg BB; topikal: larutan povidon iodin 10%

- Perawatan: dirawat di ruang isolasi, ruang luka bakar atau ICU

Page 11: 18 - 27 wow

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

RS PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

NTB

2013 – 2015

NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK

1. Pengertian (Definisi) Nekrolisis epidermal toksik adalah penyakit kulit reaktif akut ditandai dengan lesi kulit berupa butta, epidermotisis, nekrosis, erosi Was, biasanya bersifat generatisata dan dapat mengenai mukosa.

2. Anamnesis Badan demam, malaise dan nyeri kepala; Wit kemerahan dan terasa panas, dan ngtonyom

3. Pemeriksaan Fisik - Dermatologis; terdapat epidermolisis dan nekrosis, tanda Nikolski positif

Kelainan sistemik: demam, keadaan umum jetek, kesadaran menurun dan mungkin .gangguan keseimbangan cairan dan etektrolit

Mata: konjungtivitis dan keratitis

4. Kriteria Diagnosis 1. Terdapat gejala sistemik berupa demam, malaise dan keadaan umum jelek

2. Wit mengatami epidermotisis, nekrolisis dan erosi Was

3. Mukos mutut, mata atau genital mengalami erosi

5. Diagnosis Kerja

6. Diagnosis Banding Sindrom Stevens-Johnson, Staphylococcal scalded skin syn-

drome (pada bayi/anak-anak)

7. Pemeriksaan Penunjang - Darah rutin: Hb, (eukosit, trombosit, hitung jenis, KED, CAP etektrotit, kultur dan tes sensitifitas

- Urin: rutin- Sitologi

8. Terapi 1. Umum : penderita pertu dirawat di ruang isolasi, atau unit luka bakar, mengatasi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

2. Khusus : antibiotika spektrum luas (gotongan sefalosporin); kortikosteroid parenteral Setara prednison 100 mg : antibiotika topikal

Page 12: 18 - 27 wow

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

RS PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

NTB

2013 – 2015

PEMPFIGUS(Pemfigus vulgaris, Pemfigus vegetans, pemfigus foliaseus, Pemfigus eritematosus)

1. Pengertian (Definisi) Penyakit kronik residif yang ditandai dengan ketainan kulit berupa bula

2. Kriteria Diagnosis 1. AnamnesisLepuh-lepuh pada kulit seluruh tubuh, kadang disertai Qatar

2. MinisTerutama pada daerah seboroik terdapat bula berdinding kendor dasar eritematosa, mudah pecah, meninggalkan kulit yang erosi, eksudasi dengan krusta di atasnya. Tanda Nikotsky positif

3. LaboratoriumDarah: Hb, leukosit, trombosit, hitung jenis, gula darah, protein total, albumin clan globulin, kultur clan tes sensitivitas Urin : rutin

4. PenunjangPemeriksaan serologi: Tzanck test dijumpai set tzanck (set akantolisis) Pemeriksaan histopatologi

3. Diagnosis Banding - Pemfigoid bulosa- Dermatitis herpetiformis- Sindrom Stevens-Johnson

4. Terapi - Umum: perbaikan keadaan umum, cairan dart diit tinggi protein

- Khusus: Kortikosteroid 2 Mb/kg 88 setara prednison/hari dan diturunkan perlahan(tappering off atau alternat days). Antibiotika bila ada infeksi sekunder Obat topikal: antiseptik (kompres PK 1/5000 atau sotusio Povidon iodin 1%)

- Rawat inap di ruang isolasi

Page 13: 18 - 27 wow

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

RS PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM

NTB

2013 – 2015

PSORIASIS

1. Pengertian (Definisi) Psoriasis adalah suatu penyakit kulit non-infeksius yang bersifat

kronik dan residif ditandai dengan lesi-lesi berupa plakat

eksematosa ditutupi skuama melekat.

2. Anamnesis Timbul bercak-bercak kemerahan bersisik terasa gatat dari ringan sampai berat dankadang terasa kaku

3. Pemeriksaan Fisik Umum : Gambaran khas sesuai dengan bentuk-bentuk klinisKhusus :

- Fenomena koebner- Fenomena titik perdarahan- Fenomena tetesan lilin- Ketainan kuku

4. Kriteria Diagnosis 1. Psoriasis vulgarisMerupakan bentuk yang paling umum, dengan ditandai tanda-tanda klinis:

- Predileksi pada daerah-daerah eksentor seperti kepata (scalp), siku, lutut dan punggung bawah

- Lesi berupa plak eritematosa ditutupi skuama putih tebat dan melekat

- Fenomena Koebner (erupsi isomorfik)- Tanda titik perdarahan (Auspitz sign)- Tanda tetes lilin- Tanda pada kuku berupa lekukan (pitting), onikolisis

atau hiperkeratosis subunguat 2. Bentuk-bentuk Minis khusus

- Psoriasis guttataePada bentuk ini biasanya berupa makula atau paputa eritem ditutupi skuama, yang akan bersih dalam beberapa bulan dan dapat berkembang menjadi bentuk plakat (vulgaris)

- Psoriasis kepalalesi hanya terbatas pada kepala, dapat berupa plak eritem dengan skuama atau skuama tebal saja seperti asbes (Tinea amiantaceae)

Page 14: 18 - 27 wow

- Psoriasis fleksuralBentuk psoriasis pada daerah-daerah fleksural seperti inframamae, aksila dan inguinal

- Psoriasis pustulosaBentuk ini ditandai dengan adanya pustula sterit di atas dasar eritem. Dapat lokatisata pada telapak tangan atau kaki, dan dapat generatisata dengan gejala sistemik berat (penyakit Van Zumbusch)

5. Diagnosis Banding - Eksem doskoid

- Pitiriasis rosea

- Dermatitis seboroik

- Tinea korporis

- Limfoma get T kulit

- Sifilis skunder

- Onikomikosis

- Liken kronis simpleks

6. Pemeriksaan Penunjang - PA: biopsi Wit pada lesi hanya jika diagnosis tidak pasti

- Bakteriologi: kuttur usa pan tenggorok untuk streptokokus beta hemolitikus pada psoriasis guttatae

- Radiologi dan tes faktor rematoid, jika ada artritis

7. Terapi 1. UmumPenjelasan kepada penderita bahwa pengobatan psoriasis tidak mudah dan memerlukan waktu lama, serta bagaimana menghindari faktor-faktor yang mungkin menjadi pencetus. Penderita pertu dianjurkan mengurangi stres fisik meupun psikis.

2. Khususa. Topikal

- Keratolitik satep satisit 3-5%- Ter: dapat pix carbonas/liquor carbonis

detergen ata'u pix liquor/oleum cadinum, dengan konsentrasi tidak lebih 10%

- Antratin (dithranot), dimulai dengan konsentrasi 0,1 % kemudian dapat ditingkatkan sampai 0,5%, jarang lebih 1%. Sering menyebabkan iritasi. Pengobatan kontak singkat ditakukan dengan pemakaian tidak lebih dari 30 menit

- Kortikosteroid meskipun sekarang paling banyak dipergunakan, pengobatan psoriasis

Page 15: 18 - 27 wow

dengan kortikosteroid harus dibatasi pad a keadaan-keadaan tertentu seperti lesi terbatas, daerah-daerah yang sensitif jika mempergunakan ter/ antralin (muka, telinga, genital dan f(eksural), daerah yang sulit (kepala, telapak tangan dan kaki). Biasanya dipilih kortikosteroid dengan potensi kuat yang dapat dikombinasi dengan keratolitik atau preparat ter

- Ultraviolet B: penyinaran UVB dengan atau tanpa kombinasi terdapat diberikan pada lesi-lesi plakat yang luas

b. SistemikPengobatan sistemik psoriasis diberikan jika lesi tebih dari 20% luas badan dan gagal dengan pengobatan topikal tersebut- Methotrexate diberikan sekati seminggu

dengan dosis awal 2,5 mg kemudianditingkatkan sampai 10 mg/minggu. Perlu pemeriksaan hematologi, faal hati,ginjal dan biopsi hati rutin sebelum dan selama pengobatan

- Cyclospbrin A(Sandimun"): merupakan obat baru yang efektif