bora 27 gaki

25
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium pada Suatu Wilayah Letidebora Enjuvina Tambawan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 Nim: 102012300 [email protected] BAB I Pendahuluan Latar Belakang GAKI adalah istilah yang digunakan untuk semua spektrum gangguan yang terjadi akibat kekurangan konsumsi iodium pada populasi yang dapat dicegah dengan memastikan populasi mengkonsumsi iodium secara cukup. GAKI merupakan silent pandemic atau pandemi yang tersembunyi yang jarang terekspos dalam sosialisasi dan kebijakan kesehatan. Dampak yang ditimbulkan GAKI sudah 1 Tinjauan Pustak

Upload: letidebora-enjuvina

Post on 06-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kekurangan yodium

TRANSCRIPT

Page 1: Bora 27 Gaki

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium pada Suatu Wilayah

Letidebora Enjuvina Tambawan

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Nim: 102012300

[email protected]

BAB I

Pendahuluan

Latar Belakang

GAKI adalah istilah yang digunakan untuk semua spektrum gangguan

yang terjadi akibat kekurangan konsumsi iodium pada populasi yang dapat

dicegah dengan memastikan populasi mengkonsumsi iodium secara cukup. GAKI

merupakan silent pandemic atau pandemi yang tersembunyi yang jarang terekspos

dalam sosialisasi dan kebijakan kesehatan. Dampak yang ditimbulkan GAKI

sudah menjadi semakin besar, sementara perhatian pada klinisi secara global

masih termarginalisasikan pada tingkat individu. Hal tersebut terbukti pada

berbagai negara yang menghadapi prevalensi GAKI yang tinggi, ketika kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dunia sudah melampaui kebutuhan

untuk mengeliminasi gangguan tersebut. Secara umum, dapat dinyatakan bahwa

GAKI masih belum mendapat perhatian yang layak. GAKI harus ditatap sebagai

diagnosis kelompok, populasi, atau komunitas jauh melampaui penilaian selama

1

Tinjauan Pustaka

Page 2: Bora 27 Gaki

ini yang lebih terbatas pada tingkat individu. Interpretasi status GAKI seharusnya

dilakukan pada tingkat populasi yang menggunakan data yang diambil dari

kelompok masyarakat di suatu daerah tertentu.

BAB II

Pembahasan

Yodium

Yodine ada di dalam tubuh dalam jumlah sangat sedikit, yaitu sebanyak

kurang lebih 0,00004% dari berat badan atau 15-23 mg. Sekitar 75% dari yodium

ini ada di dalam kelenjar tiroid, dan merupakan komponen yang penting dalam

pembentukan hormone tiroid, tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Komponen-

komponen tersebut berperan dalam meregulasi banyak reaksi biokimia, terutama

sintesis protein dan aktivitas enzim. Di dalam darah yodium terdapat dalam

bentuk yodium bebas atau terikat-dengan-protein (protein-bound iodine/PBI)

(Almatsier, 2010).

Sumber Yodium

Iodium dapat diperoleh dari berbagai jenis pangan dan kandungannya

berbeda-beda tergantung asal jenis pangan tersebut dihasilkan. Kandungan iodium

pada buah dan sayur tergantung pada jenis tanah. Kandungan iodium pada

jaringan hewan serta produk susu tergantung pada kandungan iodium pada pakan

ternaknya. Pangan asal laut merupakan sumber iodium alamiah. Sumber lain

iodium adalah garam dan air yang difortifikasi. Hal yang sama juga dikemukakan

oleh bahwa makanan laut dan ganggang laut adalah sumber iodium yang paling

baik.

2

Page 3: Bora 27 Gaki

Fungsi Yodium

Fungsi iodium di dalam tubuh yaitu memaksimalkan kerja kelenjar tiroid (kelenjar

gondok) dalam pembentukan hormon tiroid. Hormon tiroid dibedakan menjadi dua jenis yaitu

tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Kedua hormon ini berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh,

merangsang jaringan tubuh untuk memproduksi protein dan energi dari oksigen dan makanan,

pembentukan sel darah merah serta fungsi otot dan saraf. Fungsi utama hormon-hormon ini

adalah mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Hormon tiroid mengontrol kecepatan tiap

sel menggunakan oksigen. Yodium juga berperan dalam perubahan karoten menjadi vitamin A

dan sintesis kolesterol darah.

Angka Kecukupan Gizi Yodium

Kebutuhan yodium sehari sekitar 1-2 µg per kg berat badan. Widyakarya Pangan dan

Gizi (2004) menganjurkan AKG untuk yodium sebagai berikut:

1. Bayi 0-6 bulan : 90 µg

2. Balita 7 bulan – 5 tahun dan anak sekolah : 70-120 µg

3. Remaja 10-12 tahun : 120 µg

4. Dewasa : 150 µg

5. Ibu hamil : + 50 µg

6. Ibu menyusui : + 50 µg

Khusus bagi kelompok ibu hamil tambahan tersebut sebagian dapat

dipergunakan untuk keperluan aktivitas kelenjar tiroid dan sebagiannya lagi untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin khususnya perkembangan otak (Almatsier,

2010).

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) menurut Depkes RI

(1996) adalah sekumpulan gejala atau kelainan yang ditimbulkan karena tubuh

3

Page 4: Bora 27 Gaki

menderita kekurangan iodium secara terus menerus dalam waktu yang lama yang

berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan manusia.

Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) berupa gondok atau

pembengkakan kelenjar tiroid di leher dan kretinisme (cebol) telah dikenal sejak

zaman budaya Cina dan Hindu, Yunani dan Roma. Di abad pertengahan, gambar-

gambar orang gondok kretin muncul dalam dunia seni lukis, antara lain lukisan

Madona di Italia menggambarkan wanita dengan gondok. Gondok waktu itu

dianggap normal. Baru pada abad ke 17 dan 18 dilakukan penelitian tentang

penyebab gondok dan kretin, dan pada abad ke 19 dimulai langkah konkret untuk

menanggulanginya. Pada abad ke 20 diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam

tentang cara pencegahan dan penanggulangannya.

Epidemiologi

Penduduk dunia yang mengalami resiko GAKY dilaporkan pada tahun

1999 sebesar 2,2 miliar orang yang tinggal di 130 negara, termasuk Indonesia,

740 juta orang di antaranya menderita gondok endemik. Di Indonesia 42 juta

orang tinggal di daerah yang lingkungannya kurang yodium. Dari hasil survei

pemetaan GAKI tahun 1998 pada anak sekolah, diperkirakan 53,8 juta penduduk

tinggal di daerah risiko GAKI dengan rincian 8,8 juta penduduk tinggal di daerah

endemik berat, 8,2 juta di daerah endemik sedang dan 36,8 juta di daerah endemik

ringan. Di beberapa provinsi seperti Maluku, Nusa Tenggara Timur, dan Sumatera

Barat, angka gondok bahkan mencapai 30%.

1.    Gaky Di Daerah Pesisir Pantai

Penelitian dengan mengambil latar belakang prevalensi gondok yang

tinggi dipesisir Kab. Halmahera. Berdasarkan hasil Survei Nasional Gondiok

tahun 1980/1982 dan hasil survei tahun 1995/1996, gugus pulau Halmahera

Utara-Barat telah memiliki GTR (Total Goiter Rate) 54,7%. TGR didapat melalui

pemeriksaan pe rabaan pada kelenjar tiroid di daerah leher dan ditemukan adanya

pembesaran. Dari Gambaran TGR >30 % berarti termasuk wilayah endemik berat.

Tahun 2002/2003 dilakukan survei pada Kecamatan Tobelo (Desa Pitu) dan

4

Page 5: Bora 27 Gaki

Kecamatan Tobelo Selatan (Desa Kupa-kupa dan Tomahalu) dengan hasil TGR

masih >30% atau masih masuk dalam kategori endemik berat (Dachlan dan Thaha

2001). Besarnya nilai TGR atau tingkat endemisistas GAKI di kawasan pesisir

Kabupaten Halmahera Utara merupakan sesuatu yang sangat ironis jika dilihat

dari potensi sumberdaya alamnya. Sumberdaya pesisir merupakan sumberdaya

yang memiliki kandungan gizi cukup tinggi terutama kandungan iodin, misalnya

ikan dan rumput laut. Konsumsi harian sebagian besar masyarakat juga tidak

terlepas dari produk perikanan baik produk segar maupun olahan. Berdasarkan

kondisi tersebut, tingginya nilai TGR atau endemisitas GAKI yang terjadi

dimungkinkan karena faktor lain, misalnya rendahnya kadar iodium pada air

minum, konsumsi umbi-umbian yang mengandung goitrogenik, serta penggunaan

garam yang tidak memenuhi standar kandungan iodiumnya.1,2

2.    GAKY Di Daerah Dataran Rendah

Beberapa penelitian telah menemukan kejadian gondok di daerah dataran

rendah yang cukup yodium, di mana kandungan yodium dari air, tanah dan

produk-produk pertanian di daerah tersebut mestinya cukup memadai, Berkaitan

dengan hal tersebut, muncul beberapa teori ; antara lain kemungkinan adanya

paparan oleh kontaminan di lingkungan yang dapat menyebabkan terjadinya

gangguan fungsi tiroid, seperti logam berat (Plumbum=Pb, Hydrargyrum=Hg dan

Cadmium=Cd), polychlorinated biphenyl (PCB), dan pestisida. Hasil penelitian

Samsudin (2007), mengenai risiko pajanan Pb di Yogyakarta, diketahui proporsi

Wanita Usia Subur(WUS) menderita hipotiroid sebesar 19,2%. Proporsi WUS

dengan kadar Pb tinggi (PbB = 50 μgr/L) adalah 49,5%. Hasil penelitian

menunjukkan ada hubungan antara kadar Pb dalam darah dengan fungsi tiroid.

Kadar Pb tinggi dalam darah merupakan faktor risiko terjadinya hipotiroid pada

WUS risiko terpajan Pb di perkotaan. Tingginya kadar Pb dalam darah ini

mengakibatkan terbentuknya ikatan dengan unsur yodium di dalam tubuh yang

akibatnya akan menyebabkan timbulnya gondok.

3. GAKY Di Daerah Dengan Pola Konsumsi Makanan Yang Banyak

Mengandung Zat Goitrogenik.

5

Page 6: Bora 27 Gaki

Goitrogenik adalah zat yang dapat  menghambat pengambilan zat iodium

oleh kelenjar gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi

rendah. Selain itu, zat goitrogenik dapat menghambat perubahan iodium  dari

bentuk anorganik ke bentuk organik sehingga pembentukan hormone tiroksin

terhambat (Linder, 1992). Laporan penelitian BP2GAKI (2012), dalam

penelitiannya tentang pola makan pada anak penderita gangguan akibat

kekurangan yodium (gaky) di kabupaten Wonosobo menunjukkan hasil bahwa

pola makan anak penderita GAKY masih banyak mengandung zat-zat

goitrogenik.

4.    Peran Selenium Terhadap Penyerapan Iodium

Selenium merupakan senyawa penting pada metabolismeiodin. Penemuan

fungsi selenium dalam metabolisme hormon tiroid memiliki implikasi penting

bagi penafsiran efek defesiensi selenium pada gondok. Suatu kejadian/musibah air

bandang yang menimpa, menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan

mikromineral dalam tanah, salah satunya adalah selenium. Hal ini terjadi pada

daerah pada bagian timur gunung Muria untuk 10 tahun terakhir.1,2

Etiologi

Menurut Fadil (1996), penyebab timbulnya GAKI yaitu:

1. Kandungan yodium dalam konsumsi sehari-hari tidak cukup (intake yang

rendah). Asupan yodium dapat diperiksa dengan cara langsung yaitu

menganalisis makanan duplikat yang terdapat dalam makanan seseorang,

ataupun dengan cara tidak langsung seperti memeriksa kadar yodium di

dalam urin (Djokomoeljanto, 1987).

2. Meningkatnya kebutuhan hormon tiroid terutama dalam masa anak-anak,

pubertas, kehamilan dan menyusui.

3. Terdapatnya zat goitrogen di dalam air minum dan masakan sehari-hari.

Goitrogen adalah bahan yang mengganggu pembentukan hormone tiroid,

yang dapat menyebabkan pembesaran kelenjar gondok, terdapat pada

sayuran seperti kol, kacang tanah, ubi kayu, lobak, jagung, buncis, bawang

6

Page 7: Bora 27 Gaki

merah, bawang putih. Aktivitas bahan goitrogenik pada prinsipnya bekerja

pada tempat yang berlainan dalam rantai proses pembentukan hormon

tiroid yang terbagi atas dua (Nahampun dan Chatherina, 2010):

a. Menghambat pengambilan yodium oleh kelenjar tiroid, golongan

ini termasuk kelompok perchlorate.

b. Menghalangi pembentukan ikatan organik antara yodium dan

tiroksin untuk menjadi hormone tiroid, golongan ini adalah

kelompok tiouracils imidazoles.

4. Kelainan genetik dari kelenjar gondok.

Diagnosa

Untuk menentukan apakah seseorang mengalami pembesaran kelenjar

gondok dapat dilakukan dengan palpasi. Kriteria tingkat pembesaran kelenjar

gondok dapat dilihat pada table di bawah ini:

Grade (Tingkat) Hasil Palpasi

Normal (0) Tidak ada pembesaran kelenjar

IA Pembesaran kelenjar tidak nampak walaupun leher

pada posisi tengadah maksimum.

Pembesaran kelenjar teraba ketika palpasi

setidaknya sebesar phalang terakhir dari ibu jari

penderita.

IB Pembesaran kelenjar gondok terlihat jika leher

tengadah maksimum.

Pembesaran kelenjar teraba ketika palpasi.

II Pembesran kelenjar gondok terliht pada posisi

kepala normal dan terlihat dari jarak satu meter.

III Pembesaran kelenjar gondok tampak nyata dari

jarak 5-6 meter.

7

Page 8: Bora 27 Gaki

Pemeriksaan status yodium dianjurkan untuk menilai angka kejadian

gondok yang telah dijelaskan di atas, pengukuran kadar yodium yang

diekskresikan ke dalam urin dan penetuan kadar TSH dalam darah berbagai

kelompok usia. Kriteria keparahan dan signifikansi GAKY dibagi sebagai berikut:

Keparahan

Gambaran

KlinisTotal Goitre

Rate (%)

Rata-rata

kadar urine

(µg/L)

Prioritas

KoreksiG H K

Derajat 0

(normal)

0 0 0 <5,0 ≤100 -

Derajat I

(ringan)

+ 0 0 5,0-19,9 50-99 Penting

Derajat II

(sedang)

++ + 0 20,0-29,9 20-49 Segera

Derajat III

(parah)

++ +++ ++ ≥30 <20 Kritis

Keterangan: G (Goitre), H (Hipotiroidisme), K (Kretin), 0 (tidak ada), + (ringan),

++ (sedang), +++ (sangat berat)

Dampak Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

Pada kekurangan yodium, konsentrasi hormon tiroid menurun dan hormon

perangsang tiroid/TSH meningkat agar kelenjar tiroid mampu menyerap lebih

banyak yodium. Bila kekurangan berlanjut, sel kelenjar tiroid membesar dalam

usaha meningkatkan pengambilan yodium oleh kelenjar tersebut. Bila pembesaran

ini menampak dinamakan gondok sederhana. Bila terdapat secara meluas di suatu

daerah disebut gondok endemik. Gondok dapat menampakkan diri dalam bentuk

gejala yang sangat luas, yaitu dalam bentuk kretinisme (cebol) di satu sisi dan

pembesaran kelenjar tiroid di sisi lain.

Ganong (1979) menyatakan bahwa kekurangan yodium dapat memberikan

efek pada sistem saraf janin dan bayi, dikarenakan hormon tiroid dapat

8

Page 9: Bora 27 Gaki

merangsang penggunaan oksigen dalam otak. Sedangkan efeknya pada

pembentukan kalori adalah pada sistem katabolisme protein yang menyebabkan

berat badan menurun dan kelemahan otot.

Gejala kekurangan yodium adalah malas dan lamban, kelenjar tiroid

membesar, pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan

janin, dan dalam keadaan berat bayi lahir dalam keadaan cacat mental yang

permanen serta hambatan pertumbuhan yang disebut sebagai kretinisme. Seorang

anak yang menderita kretinisme mempunyai bentuk tubuh abnormal dan IQ

sekitar 20. Kekurangan yodium pada anak-anak menyebabkan kemampuan belajar

yang rendah. Pengurangan tingkat kecerdasan yang diakibatkan oleh GAKY dapat

diperinci sebagai berikut:

1. Setiap penderita gondok akan mengalami pengurangan IQ sebesar 5 poin

di bawah normal.

2. Setiap penderita kretin akan mengalami pengurangan IQ sebesar 5 poin di

bawah normal.

3. Setiap penderita GAKY lain yang bukan gondok maupun kretin akan

mengalami penurunan IQ sebesar 5 poin di bawah normal.

4. Setiap kelahiran bayi yang terdapat di daerah yang kurang yodium akan

mengalami pengurangan IQ sebesar 5 poin di bawah normal (Nahampun

dan Chatherina, 2010).

Dampak karena GAKY dapat dilihat pada tabel spektrum di bawah ini:

Kelompok Rentan Dampak

Ibu Hamil Keguguran

Janin Lahir mati, meningkatkan kematian janin, kematian

bayi, kretin (keterbelakangan mental, tuli, mata

juling, lumpuh), kelainan fungsi psikomotor

Neonatus Gondok dan hipotiroid

Anak dan Remaja Gondok, gangguan pertumbuhan fisik dan mental,

hipotiroid juvenile

Dewasa Gondok, hipotiroid

9

Page 10: Bora 27 Gaki

Permasalahan pada GAKY

GAKY atau Gangguan akibat kekurangan yodium suatu spektrum yang

cukup luas dan mengenai semua segmen usia, sejak fetus hingga penduduk

dewasa. Sehingga bukan saja pembesaran kelenjar tiroid atau gondok yang

dinamakan GAKY, tetapi gangguan fungsional lain yang dapat dan sering

menyertai yaitu hipotiroidisme, kretin endemik serta gangguan perkembangan

fisik/mental dan rendahnya IQ. Kelainan GAKY itu sendiri didefinisikan sebagai

semua kelaianan dan gangguan (reversibel maupun irreversibel), yang dapat

dicegah dengan pemberian unsur yodium secara adekuat. Terdapat 3 bentuk

kelainan klinis, yaitu gondok endemic, kretin endemik, hipotiroidisme.

Gondok Endemik

Semula gondok endemik disama artikan dengan GAKY, namun kini telah

dipisahkan. Gondok hanya sebagian kecil dari spectrum GAKY. Penyebab utama

gondok adalah defisiensi yodium dan penyebab lain seperti goitrogen dan

kelebihan yodium dan mikronutrien yang lain. Dengan member yodium dalam

jumlah yang cukup, prevalensi gondok akan berkurang, tetapi tidak berarti GAKY

telah tiada.3

Kretin Endemik

Merupakan akibat defisiensi yodium berat pada masa fetus dan merupakan

indikator klinik penting bagi GAKY yang belum diketahui tepat peneybabnya.

Prevalensinya di daerah defisiensi yodium derajat berat berkisar antara 1-15%.

Kretin endemik umumnya lahir di daerah defisiensi yodium yang sangat berat,

dengan Urine Iodine Excretion (UIE) < 25 ug/L8. Gambaran klinis seseorang

dikatakan kretin endemic, jika ia lahir di daerah gondok endemik dan

menunjukkan dua dari tiga gejala ini, yaitu retardasi mental, tuli perseptif

(sensorineural) nada tinggi dan gannguan neuromuscular. Kretin sendiri

10

Page 11: Bora 27 Gaki

dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu kretin tipe nervosa, kretin tipe miksedematosa

dan kretin tipe campuran.

a. Kretin Tipe Nervosa

Jenis ini terdapat di China, Indonesia, Thailand an New Guinea, ditandai

dengan retardasi mental yang sangat berat, dengan penyebab kekurangan hormon

tiroid intrauterine, yang menyebabkan, yaitu:

Gangguan pendengaran dan bisu tuli

Sindroma paresis sistem piramidalis khisusnya tungkai bawah, hipertonia,

klonus

Sikap berdiri dan cara berjalan yang khas, spastic, ataksik atau bajkan

tidak mampu beridiri.

b. Kretin Tipe Miksedematosa

Tipe ini banyak dijumpai di Kongo, disebabkan karena atrofi kelenjar gondok

oleh sebab yang belum dapat diungkapkan, ditandai dengan:

Retardasi mental, namun derajatnya lebih ringan

Tanda-tanda hipotiroid klinis. Tubuh sangat pendek (cebol), miksedema,

kulit kering, rambut jarang

Gangguan neurologis: spastisitas tungkai bawah, reflex plantaris dan

gangguan gaya berjalan

c. Kretin Tipe Campuran

Terdapat di Jawa Tengah dan Thailand. Gambaran klinisnya merupakan

gabungan dari keduanya.

Penatalaksanaan

Penanggulangan GAKY dilakukan dalam dua jangka waktu, yaitu :

1. Jangka Panjang: suplementasi tidak langsung melalui fortifikasi garam

konsumsi dengan iodium dimana program ini disebut garam iodium.

2. Jangka pendek: suplementasi langsung dengan ,minyak iodium baik secara

oral maupun suntikan lipiodol intramuscular dengan dosis 2 ml, diebrikan

kepada anak-anak dan kepada ibu usia subur khususnya yang sedang

11

Page 12: Bora 27 Gaki

hamil. Upaya ini hanya ditunjukkan pada daerah endemik berat dan telah

dilaksanakan sejak tahun 1974.

Menurut ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan RI 1986, kandungan

KIO3 yang dianjurkan adalah 40 ppm. Iodium diperlukan semata-mata untuk

biosintesis hormon thyroid yang mengandung iodium. Kebutuhan iodium

meningkat pada kaum remaja dan kehamilan. Banyaknya metoda suplementasi

Iodium tergantung pada beratnya GAKY pada populasi, grade iodium urine dan

prevalensi goiter dan kretinism. Strategi penanggulangan sesuai daerah produksi

garam dan konsumsi garamnya:

Sentra Produksi Garam Nonsentra Produksi

Garam

Konsumsi Garam

beryodium cukup

Kategori 1

Strategi:

Mempertahankan

produksi dan konsumsi

garam beryodium yang

memenuhi syarat.

Upaya:

Meneruskan

pengawasan di tingkat

produksi, distribusi,

dan konsumsi,

penegakan hukum,

peningkatan status

sosial ekonomi

pegaram, teknologi

iodisasi dan survailans.

Kategori 2

Strategi:

Mempertahankan

pasokan dan konsumsi

garam beryodium yang

memenuhi syarat.

Upaya:

Menjamin pasokan

garam beryodium dan

pengawasan mutu

garam di tingkat

distribusi dan

konsumsi secara

intensif serta

memperkuat

penegakan

perundangan garam

beryodium dan

12

Page 13: Bora 27 Gaki

survailans.

Konsumsi Garam

Beryodium Tidak

cukup

Kategori 3

Strategi:

Meningkatkan

produksi dan konsumsi

Garam beryodium

memenuhi syarat

Upaya:

Meningkatkan

konsumsi garam

beryodium melalui

promosi intensif,

penegakan norma

sosial dan hukum,

meneruskan

pengawasan di tingkat

produksi, distribusi,

dan konsumsi secara

intensif, peningkatan

status sosial ekonomi

pegaram dan teknologi

iodisasi serta

survailans.

Kategori 4

Strategi:

Meningkatkan pasokan

dan konsumsi garam

beryodium yang

memenuhi syarat.

Upaya:

Menjamin pemenuhan

pasokan garam

beryodium disertai

dengan promosi

intensif konsumsi

garam beryodium,

penegakan norma

sosial dan hukum,

pengawasan mutu

garam di tingkat

distribusi dan

konsumsi serta

survailans.

1. GAKY ringan: akan lenyap dengan sendirinya jika status ekonomi

penduduk ditingkatkan.

2. GAKY sedang: dapat dikontrol dengan garam beryodium (biasanya 20-40

mg/kg pada tingkat rumah tangga). Di samping itu minyak beryodium

diberi secara oral atau suntik yang dikoordinasi melalui puskesmas.

13

Page 14: Bora 27 Gaki

3. GAKY berat: minyak beryodium diberikan secara oral pada 3, 6, dan 12

bulan maupun suntuikan setiap 2 tahun sampai system garam beryodium

efektif, jika efek pada system saraf pusat dicegah dengan sempurna.

Minyak beryodium secara oral diberikan dalam bentuk kapsul dengan dosis

tinggi dan tiap kapsul berisi 200 mg yodium dalam larutan minyak. Kapsul

yodium diberikan kepada penduduk yang tinggal di daerah endemik sedang dan

berat (prevalensi ≤ 20%) setiap tahun sekali:

1. Pada laki-laki : 0-20 tahun

2. Pada perempuan : 0-30 tahun

3. Pada semua ibu hamil dan menyusui

Dosis pemberian kapsul yodium:

1. Bayi 0-1 tahun : ½ kapsul per tahun

2. Balita 1-5 tahun : 1 kapsul per tahun

3. Wanita 6-35 tahun : 2 kapsul per tahun

4. Pria 6-20 tahun : 2 kapsul per tahun

5. Wanita hamil dan menyusui : 2 kapsul per tahun

Pencegahan

Secara relatif, hanya makanan laut yang kaya akan yodium sekitar

100µg/100gr. Pencegahan dilaksanakan melalui pemberian garam beryodium.

Jika tidak tersedia maka diberikan kapsul yodium secara oral seperti yang sudah

dijelaskan atau suntikan ke dalam otot setiap 2 tahun.

Kegiatan pencegahan dan penanggulangan GAKY yang telah dilakukan

oleh pemerintah meliputi komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang tertuju

pada 3 kelompok sasaran yaitu:

1. Para perencana, pengelola, dan pelaksana program.

2. Masyarakat di daerah gondok endemik.

3. Masyarakat di luar daerah gondok endemik.

14

Page 15: Bora 27 Gaki

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah sekumpulan

gejala atau kelainan yang ditimbulkan karena tubuh menderita kekurangan iodium

secara terus menerus dalam waktu yang lama yang berdampak pada pertumbuhan

dan perkembangan manusia. Pada kekurangan yodium, konsentrasi hormon tiroid

menurun dan hormon perangsang tiroid/TSH meningkat agar kelenjar tiroid

mampu menyerap lebih banyak yodium. Bila kekurangan berlanjut, sel kelenjar

tiroid membesar dalam usaha meningkatkan pengambilan yodium oleh kelenjar

tersebut. Gondok dapat menampakkan diri dalam bentuk gejala yang sangat luas,

yaitu dalam bentuk kretinisme (cebol) di satu sisi dan pembesaran kelenjar tiroid

di sisi lain.

15

Page 16: Bora 27 Gaki

Daftar Pustaka

1. Almatsier, 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

2. Chan, M., Javalera, and A. Rayes. 1988. A Discriptive Study abouth The

General Preceptions and Behavior Related to Goiter of Females Fifteen

Years old and above in Three Barangays of Ternate, Govite, Philipina.

College of Public Health, University of Philippina. Manila.

3. Depkes RI, 1997. Strategi Mobilisasi sosial dalam Rangka Meningkatkan

Konsumsi Garam Beryodium di Masyarakat. Komite Nasional Garam

Tingkat Pusat, Dirjen PKM, Jakarta.

4. Djokomoeljanto R, 1987. Kelenjar Tiroid: Embriologi, Anatomi dan

Faalnya. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi kedua. Jakarta: FKUI.

5. Djokomoeljanto R, 1997. Peta Gondok dan Gangguan Akibat Kekurangan

Yodium di Jawa Tengah. Jurnal Vol. 32 No. 1, M Med Indonesia.

6. Fadil, 1996. Evaluasi Dampak Program Yodiolisasi pada Masyarakat

Rawan GAKY di Sumatera Barat. Temu Ilmiah & Simposium Nasional III

Penyakit Kelenjar Tiroid. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Semarang.

7. Saidah RD, 2001. Neonatal Hypothyroidism. Kumpulan Naskah

Pertemuan Ilmiah Nasional Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY).

Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

8. Soeharyo H dkk. 1996. Laporan Penelitian Survei Pemetaan Gaki di Jawa

Tengah. Kerja Sama Tim Peneliti GAKY FK Undip dengan Kanwil

Depkes Prop. Jateng Semarang.

16