إستثناء2

14
اء ن ث ن س إPENGECUALIAN MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas akhir semester pada mata pelajaran Nahwu Madrasah Mu’allimin - Mu’allimat (MMA)

Upload: hasonanganta-malau

Post on 25-Nov-2015

76 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

PENGECUALIAN

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir semesterpada mata pelajaran Nahwu Madrasah Muallimin - Muallimat (MMA)

Oleh :MOCH. ZAINUL ARIFIN

Guru Pembimbing :Ustadz Hudi Efendi, S.PdI

MADRASAH MUALLIMIN - MUALLIMATYAYASAN PONDOK PESANTREN SUNAN DRAJATBANJARANYAR PACIRAN LAMONGAN2011

MOTTO

Siapa Yang Bersungguh-sungguh Maka ia akan berhasil

DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................iMotto.......................................iiDaftar Isi.......................................iiiBAB IPENDAHULUAN

BAB IIPEMBAHASAN

BAB IIIPENUTUP

DAFTAR PUSTAKA ......................................11

BAB IPENDAHULUAN

Kita kaum muslimin memaklumi, bahwa bahasa arab adalah bahasa Al-Quran, setiap orang muslimin yang bermaksud menyelami atau mendalami ajaran Islam yang sebenarnya dan sebagai istianah (lantaran) dalam memahami lebih mendalam. Tiada jalan lain kecuali harus menggali dasar sumber aslinya yaitu Al-Quran dan Sunnah Rosulullah (Al-hadits).Oleh karena ituAbul Ilmiayahnya ilmu, merupakan sebutan yang diberikan para ulama untuk ilmu nahwu, karena ilmu alat inilah yang bertujuan menjaga kesalahan lisan dalam mengucapkan kalam arab dan menurut kaidah kaum Islam, mengerti bahwa ilmu nahwu bagi mereka yang ingin memahami Al-Quran dan hukumnya adalah fardlu ain. Begitu pentingnya ilmu nahwu untuk dipelajari bagi kaum muslim. Maka dalam kesempatan kali ini penulis akan menerangkan pembahasan tentang ilmu nahwu, salah satunya adalah pembahasan tentang istisna (pengecualian) dan mengenai pembahasan tentang istisna itu sendiri akan penulis jelaskan pada berikutnya.Agar mudah dipahami makalah ini disusun menggunakan bahasa yang sederhana dan lugas, selain didalam menyampaikan uraian dan catatan selalu disertakan tempat pengambilan keterangan dari kitab-kitab yang sudah masyhur sebagai referensi (rujukan) nya. Oleh karena itu jika ada kebenarannya itu semuaAnugerahAllahdan jika ditemukan kesalahan, itu semua karena kurangnya ilmu dan kefahaman yang tidak sempurna dari penulis.

BAB IIPEMBAHASAN

Untuk lebih mudahnya sipembaca memahami istisna maka penulis akan menerangkan secara terperinci mengenai istisna yaitu

Istisna yaitu mengecualikan perkara dengan menggunakanatau salah satu ahwatnya, yang seandainya tidak adaperkara itu masukpada hukum yang ada pada kalam, contoh : (semua kaum berdiri kecuali Zaid)Istisna menurut istilah ialah mengeluarkan lafadz setelah adat istisna (yakni alat yang digunakan untuk istisna) dari ketetapan hokum sebelumnya.Contoh : telah datang murid-murid itu, kecuali Ali

Keterangan: Pada contoh diatas lafadzsebagai mahkum bih (yang menghukum atau hukum) sedangkan mahkum alainya atau yang dihukumi dating itu ditetapkan pada lafadz dan lafadzdisebut mustasna minhu sedang lafadzdisebut adatal-istisnaa, dan lafadzdisebut mustasna

lafadz yang jatuh sebelumnya (mengeluarkan atau kecuali).jatuh sebelumnya (isim yang di kecualikan).hukum oleh mustasna.di dahului nafi atau sibhun nafi(nahi : , atausesudah istifham )menunjukan arti tidak) atau yang menyerupai nafi (nahi danistifham).nafi.

Contoh :Contoh : ( Semua kaum telah datang kecuali Khimar)

Disyaratkanadanyamustasna munqoti itu bisa difaham dari mustasna minhu dengan lantaran, walaupun secara urf, seperti jika diucapkan maka kita bisa faham biasanya mereka datang dengan membawa hewan sepertikhimar dan lain-lain.5Dengan demikian tidak boleh jika diucapkan : (semua kaum datang, kecuali semut) Karena semut maknanya tidak bisa dikatakan dari kaum.

(3) Adatistana (lafd yang berfungsi untuk mengecualikan) itu ada 8 yaitu(1)(2)(3) (4)(5) (6)(7)(8)

(4) Hukum Lafad yang Jatuh Sesudahituada3:

(b) Bila mustana tersebut mengkote naka wajib dibaca nasob akan tetapi menurutulama tamim adalah dijadikan badal contoh : (c) Lebih baik dibaca nasob karena istisna denganyang menyebutkan mustasnaminhu yang berada pada kalam tam manfi ( yang terdapat rafi nahi atau istifham) contoh : (a) Boleh dibaca nasob sebagai istisna atau dibaca rofa sebagai badal (apabila mustsna tersebud berada dalam kalam tam manfi dan yang menyerupainya) seperti , Akan tetapi yang lebihbaik di jadikan badal (b) Boleh dijadikan badal akan tetapi lebih baik dibaca nasob, karena istisnadenganyang mendahuluimustasna minhu begitu juga berada dalam kalam lam manficontoh lafad zaidah sebagai mustasna (yang dikecualikan) itu mendahului lafadsebagai mustasna minhu yang sunan asalnya adalah (3) (a) Mustasnadibacamenurut kebutuhan amil baik dibaca rofa, nasob jer dandimulghokan (tidak berlaku apa-apa dan tidak bisa mempengaruhi mustasnayang jatuh setelahnya) itu jika berada kalam nagos (susunan istisna yang tidak menyebutkan mustasna minhu) contoh : .Zaidun dibaca rofa sebab menjadi failnyasedangkantidak berfungsi apa-apa seperti yang dibaca nashobZaidun dibaca nashob sebab menjadi maful bih.

(5) Hukumnyadisebutkan berulang-ulang (dua atau tiga keatas dalam tarkib istisna)(1) Adat istisnayang diulang-ulang (disebutkandua atau tiga keatas) dan mengulangi menyebutkanyang bermaksud untuk mentaukhiyang pertama. Makayang kedua keatas itu hukumnya mulgho (tidak berfungsi apa-apa dan isim yang jatuh setelahyang kedua keatas diirobi seperti irobnya isim (mustasna) yang jatuh setelahyang pertama tersebut berlaku secara mutlak yakni baik berada pada kalam tam mujab, tam manfi kalam naqis, baik istisna muntashil, mungkote itu adalah dua wajah :a. Menjadi badal, contoh : Lafadmenjadi badalnya isim (mustasna) ayang jatuh setelahyangpertama berupa lafaddan contoh tersebut masuk pada istisna muntasil tammanfi (tidak didahului nafi)b. Menjadi atof, contoh : Lafad sholikhun dan artinya menjadi mathufnya lafadz muhammadun (diathofnya pada lafadyang dibaca rofa, sebab menjadi failnya ) karena contoh tersebut termasuk kalam manfi atau sibhunnafi (yang didahului nafi) makatidak berlaku apa-apa dan isim yang jatuh setelahyang pertama (mustasna) dibaca menurut amilnya yang berupa7 , , Lafad-lafad yang bergaris bawah tersebut itu diirobi menurut kebutuhan amil, yang salah satunya harus diirobi menurut amil yang jatuh sebelumyang pertama, sedangkan yang lainnya wajib dibaca nashob dengan syarat8 (saya tidak menghormati kecuali pejuang kecuali dai dan kecuali para solihin). Contoh :/Sedang yang lain wajib dibaca nasob semuanya, adapun hokum mustasna-mustasnatersebut itu seperti hukum mustasna yang pertama dalam arti masuk dan keluarnya :

Catatan : Mustasna yang bisa dijadikan badal dan bisa dibaca nasob yang berada pada kalam tam manti tersebut itu boleh yang pertama,kedua,ketiga,atau yang ke empat yang seterusnya.9

(6) Hukum mustasna selain1. Lafad yang jatuh setelah ,dan itu harusdibacajer menjadi mudhof ileh secara mutlak (baik pada kalam tam mujab, ta manfi, kalam naqis ataupun pada istisna muttasil ataupun munfasil/mungqote, sedang , danitu diirobi seperti irobnya mustasna denganadakalanya :a. wajib dibaca nasob bila berada pada kalam tam mujab contoh : / / / b. wajib di baca nasob (menurut pendapat mayoritas ulama nahwu) bila pada istisna mungkote: / / / (saya lewat melihat malingkecualiAbdillah)Dan boleh dijadikan badal (menurut ibnu tamim) contoh : / / / c. lebih baik dijadikan badal dari pada di baca nasob bila berada pada kalam tam manfi yang berada pada istisna muttasilcontoh :10 / / /d. di Irobi menurut kebutuhan amil yang sebelumnya jika berada pada kalam naqis .(di baca rofa) / / / (di baca nasob) / / / (di baca jer)///Hukum lafad yang jatuh setelah,,,dan itusemuannya harus di baca nasob yakni:11A.)Mustasna (lafad) yang jatuh setelah dan harus dibaca nasab (menjadi maful bih) contoh : / B.)Mustasna (lafad) yang jatuh setelah dan yang didahului (menjadi dan ) maka wajib dibaca nasab contoh : (pelajar-pelajar putrid hadir dalam diskusi ilmiyah ini selain Fatimah) Jika mustasna dibaca nasab maka dan itu adalah fiil madhi yang mutaadi maful satu sedang fiilnya tersimpan.C.)Mustasna (lafad) yang jatuh selain `dan itu selain dibaca nasab ( sebagaimafulnya) juga bisa dibaca jer (sebagai majrurnya contoh : / D.)Kadang-kadang ada juga mustasna yang jatuh setelah dan yang didahuluiMenjadi ( dan ) itu dibaca jer dengan menjadikanyang jatuh sebelumnya tersebut sebagai (tambahan)Contoh: / Jika mustasna yang jatuh setelah dantersebut dibaca jer, maka danitu keduanya adalah termasuk huruf jer.12

E.)Mustasna (lafad) yang jatuh setelahdan itu dibacaF.)Lafaditu bisa dibaca dan itu semua seperti hukumnya lafadyakni:contoh : Contoh lainya: : (Diriwayatkandari sahabat ibnu Umar RA. Bahwasanya Rosullah SAW. berkata : Usamalah itu adalah orang yang paling aku cintai selain Fatimah.15

(7) Sibhul IstisnaSibhul istisna (yang serupa sengan istisna) itu ada 2 yaitu : danlafad susunan aslinya dari yang bermakna (misalnya) dan tasniahnya berupaadapun tersebut adalahlinafyil jinsi.Lafad itu digunakan untuk menjelaskan lafad setelahnya (mustasna) dan lafadyang sebelumnya seperti ucapan : (Murid-mirid bersunguh-sunguh apalagi kholid).Lafad yang jatuh setelah itu ada dua wajah yakni :(1) berupa nakiro (2)berupa marifat, adapun bila berupa nakiroh maka boleh wajah 3 yaitu :A.Dibaca rofa contoh : Rofanya lafad itu menjadi khobarnya mubtadak yang dibuang yang ditakdirkan dan adapunnya itu mausul yang mahal jer yang dimudhofkan pada lafad dan jumlah ismiahnya (mubtada khobar) yang berupaitu menjadi silahnya isim mausultakdirnya (Semua murid disenangi apalagi murid-murid sepertimu karena kamu itu lebih utama dari pada murid-murid yang lain).B.Dibaca nasob seperti contoh : (setiap orang yang giat itu disenangi apalagi murid yang sepertimu).Lafaddibaca nasob karena menjadi tamyiznya lafad dan tersebut berlaku ( ) tambahan .C.Bila dibaca jer seperti contoh : Lafad dibaca jerk arena di rofaknya pada lafad adapundiatas berlaku sebagaitambahan ( ) dan kebanyakan itu dibaca jer, karena dibaca jer itu sudah mashur (lebih utama).Adapun lafad yang jatuh setelahitu berupa marifad maka boleh wajah 2 yaitu :

Terkadangitumempunyai arti yang khusus diantaranya adalah1.Setelahitu keadaan mufrod.Contoh: (Saya senang mutholaah (belajar) apalagi sendirian)

2.Setelahitu berupa jumlah.Contoh : (Saya senang mutholaah apalagi saya sendirian)3.Setelahitu berupa jumlah sartiyah yang jatuh pada tempatnya halContoh :

Adapun lafaditu adalah isim lazim yang untuk menasobkan pada istisna dan tidak akan terjadi kecuali pada istisna munkhote yaitu wajib memudhofkan pada masdar muawwal dengan menasobkan isimnya dan merofakan khobarnya contoh : ,

Dalam hadis :

BAB IIIPENUTUP

Istisna adalah mengeluarkan lafad setelah adat istisna dari ketetapan hukum sebelumnya.Adapun istisna itu ada yang mutasil dan ada yang istisna mungkote sedang istilah-istilah dalam istisna itu ada 10 diantaranya adalah : istisna, adat istisna, mustasna, mustasna minhu, kalam tam, kalam naqis, kalam tam mujab, kalam tam manfi, kalam muffasil, istisna mungkote.Adapun adat istisna yaitu lafal yang berfungsi untuk mengecualikan itu ada 8 dan terbagi jadi 4 yaitu :Mustasna minhu itu boleh berupa isim nakiroh asalkan berfaidah adapun faidah istisna itu ada 2 yaitu :

B.SARANAkhirnya selesai sudah penulis menerangkan tentang istisna semoga makalah ini bisa dijadikan sebagai pembelajaran bagi semua orang yang ingin faham tentang ilmu nahwu bab istisna dan semoga pemakalah ini bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi yang belum bisa teruslah belajar atau mencari pengertian tentang istisna di kitab-kitab lainnya, jangan menyerah sebelum mencoba karena tidak bisa karena tidak mau bisa maka kita belajar harus yakin akan bisa.

DAFTAR PUSTA