25. jurnal sri wulandari

6
Volume : V, Nomor : 2 , Januari 2015 Majalah Ilmiah Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : 2339-210X Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerimsa Rewards (Bonus) Berdasarkan Kinerja Karyawan Dengan Metode Analyticalhierarchy Process (Studi Kasus : PT. Inti Cakrawala Citra Medan. Oleh : Sri Wulandari 150 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMSA REWARDS (BONUS) BERDASARKAN KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE ANALYTICALHIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS : PT. INTI CAKRAWALA CITRA MEDAN Sri Wulandari (1011945) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No.338 Simpang Limun Medan www.stmik-budidarma.ac.id // E-mail, [email protected] ABSTRAK Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat cepat dan menghasilkan inovasi baru yang harus diimbangi dengan kemampuan beradaptasi dengan teknologi tersebut. Satu bidang tersebut adalah sistem pendukung keputusan yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Sistem pendukung keputusan sebagai sekumpulan alat komputer yang terintegrasi yang mengijinkan pembuat keputusan untuk berinteraksi langsung dengan komputer. Untuk menciptakan informasi yang berguna dalam membuat keputusan semi terstruktur dan tak terstruktur yang tidak terantisipasi.Penerimaan Rewards dilakukan dalam satu tahun satu kali, dan biasanya karyawan yang menerima rewards (bonus) mendapatkan rewards di bulan desember, namun masalah-masalah sering muncul, untuk mengetahui karyawan yang bekerja dengan rajin, giat, dan bertanggung jawab atas pekerjaannya guna mendapatkan rewards (bonus) yang diperoleh diperusahaan tersebut. Sistem Pendukung Keputusan merupakan bagian dari sistem informasi berbasis komputer yang biasa digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan pada suatu organisasi atau perusahaan. Sistem pendukung keputusan ini dirancang menggunakan metode Analitycal Hierarchy Proses (AHP) untuk melihat hasil dalam menentukan penerimaan rewards (bonus). Kata Kunci : Penerimaan Rewards Karyawan, Sistem Pendukung Keputusan (SPK), AHP 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi informasi sudah sedemikian pesat. Perkembangan yang pesat tidak hanya teknologi perangkat keras dan perangkat lunak saja, tetapi metode komputasi juga ikut berkembang. Salah satu metode komputasi yang cukup berkembang saat ini adalah metode sistem pendukung keputusan (Decision Support Systems). Untuk memecahakan masalah dalam judul ini diperlukan sistem pendukung keputusan dengan metode Analitic Hierarchy Process (AHP). Metode yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan ini adalah metode AHP, metode pengambilan keputusan yang multi kriteria, sedangkan pengambilan keputusan dibidang pembelian juga mengandalkan kriteria-kriteria yaitu kualitas barang, kecepatan pengiriman barang, harga barang dan status supplier. Dengan melihat adanya kriteria-kriteria yang dipergunakan untuk mengambil keputusan, maka akan sangat cocok untuk menggunakan metode AHP dengan multi kriteria. Adapun masalah-masalah yang sering muncul adalah untuk mengetahui karyawan yang bekerja dengan rajin, giat, dan bertanggung jawab atas pekerjaannya guna mendapatkan rewards (bonus) yang diperoleh diperusahaan tersebut. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis mencoba merumuskan masalah yang dihadapi diperusahaan sebagai berikut : 1. Bagaimana menentukan karyawan penerima rewards pada PT. Inti Cakrawala Citra? 2. Bagaimana penerapan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dalam penentuan penerima rewards (bonus) kepada karyawan PT. Inti Cakrawala Citra? 3. Bagaimana merancang sistem pendukung keputusan penerima rewards (bonus) kepada karyawan PT. Inti Cakrawala Citra? 2. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Menurut Kusrini (2007:7) sistem pendukung keputusan adalah sistem informasi yang membantu untuk mengidentifikasi kesempatan pengambilan keputusan atau menyediakan informasi untuk membantu pengambilan keputusan. Pada dasarnya sistem pendukung keputusan hampir sama dengan sistem informasi manajemen karena menggunakan

Upload: bagus-prakoso

Post on 05-Dec-2015

31 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

rfgrdf

TRANSCRIPT

Page 1: 25. Jurnal Sri Wulandari

Volume : V, Nomor : 2 , Januari 2015 Majalah Ilmiah

Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : 2339-210X

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerimsa Rewards (Bonus) Berdasarkan Kinerja Karyawan

Dengan Metode Analyticalhierarchy Process (Studi Kasus : PT. Inti Cakrawala Citra Medan.

Oleh : Sri Wulandari

150

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMSA

REWARDS (BONUS) BERDASARKAN KINERJA KARYAWAN

DENGAN METODE ANALYTICALHIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS : PT. INTI CAKRAWALA CITRA MEDAN

Sri Wulandari (1011945)

Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan

Jl. Sisingamangaraja No.338 Simpang Limun Medan www.stmik-budidarma.ac.id // E-mail, [email protected]

ABSTRAK

Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat cepat dan menghasilkan

inovasi baru yang harus diimbangi dengan kemampuan beradaptasi dengan teknologi tersebut. Satu bidang

tersebut adalah sistem pendukung keputusan yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Sistem

pendukung keputusan sebagai sekumpulan alat komputer yang terintegrasi yang mengijinkan pembuat

keputusan untuk berinteraksi langsung dengan komputer. Untuk menciptakan informasi yang berguna dalam

membuat keputusan semi terstruktur dan tak terstruktur yang tidak terantisipasi.Penerimaan Rewards dilakukan

dalam satu tahun satu kali, dan biasanya karyawan yang menerima rewards (bonus) mendapatkan rewards di

bulan desember, namun masalah-masalah sering muncul, untuk mengetahui karyawan yang bekerja dengan

rajin, giat, dan bertanggung jawab atas pekerjaannya guna mendapatkan rewards (bonus) yang diperoleh

diperusahaan tersebut.

Sistem Pendukung Keputusan merupakan bagian dari sistem informasi berbasis komputer yang biasa digunakan

untuk mendukung pengambilan keputusan pada suatu organisasi atau perusahaan. Sistem pendukung keputusan

ini dirancang menggunakan metode Analitycal Hierarchy Proses (AHP) untuk melihat hasil dalam menentukan

penerimaan rewards (bonus).

Kata Kunci : Penerimaan Rewards Karyawan, Sistem Pendukung Keputusan (SPK), AHP

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi informasi

sudah sedemikian pesat. Perkembangan yang pesat

tidak hanya teknologi perangkat keras dan

perangkat lunak saja, tetapi metode komputasi juga

ikut berkembang. Salah satu metode komputasi

yang cukup berkembang saat ini adalah metode

sistem pendukung keputusan (Decision Support

Systems). Untuk memecahakan masalah dalam

judul ini diperlukan sistem pendukung keputusan

dengan metode Analitic Hierarchy Process (AHP).

Metode yang digunakan dalam sistem

pendukung keputusan ini adalah metode AHP,

metode pengambilan keputusan yang multi kriteria,

sedangkan pengambilan keputusan dibidang

pembelian juga mengandalkan kriteria-kriteria yaitu

kualitas barang, kecepatan pengiriman barang,

harga barang dan status supplier. Dengan melihat

adanya kriteria-kriteria yang dipergunakan untuk

mengambil keputusan, maka akan sangat cocok

untuk menggunakan metode AHP dengan multi

kriteria. Adapun masalah-masalah yang sering

muncul adalah untuk mengetahui karyawan yang

bekerja dengan rajin, giat, dan bertanggung jawab

atas pekerjaannya guna mendapatkan rewards

(bonus) yang diperoleh diperusahaan tersebut.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah

diuraikan diatas, maka penulis mencoba

merumuskan masalah yang dihadapi diperusahaan

sebagai berikut :

1. Bagaimana menentukan karyawan penerima

rewards pada PT. Inti Cakrawala Citra?

2. Bagaimana penerapan metode Analytic

Hierarchy Process (AHP) dalam penentuan

penerima rewards (bonus) kepada karyawan PT.

Inti Cakrawala Citra?

3. Bagaimana merancang sistem pendukung

keputusan penerima rewards (bonus) kepada

karyawan PT. Inti Cakrawala Citra?

2. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Menurut Kusrini (2007:7) sistem pendukung

keputusan adalah sistem informasi yang membantu

untuk mengidentifikasi kesempatan pengambilan

keputusan atau menyediakan informasi untuk

membantu pengambilan keputusan. Pada dasarnya

sistem pendukung keputusan hampir sama dengan

sistem informasi manajemen karena menggunakan

Page 2: 25. Jurnal Sri Wulandari

Volume : V, Nomor : 2 , Januari 2015 Majalah Ilmiah

Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : 2339-210X

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerimsa Rewards (Bonus) Berdasarkan Kinerja Karyawan

Dengan Metode Analyticalhierarchy Process (Studi Kasus : PT. Inti Cakrawala Citra Medan.

Oleh : Sri Wulandari

151

basis data sebagai sumber data. Decision Support

System bermula dari Management Information

System karena menekankan pada fungsi mendukung

pembuat keputusan.

2.2 Prinsip Dasar AHP

Dalam menyelesaikan permasalahan dengan

AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami,

diantaranya adalah :

1. Membuat Hierarki

Sistem yang kompleks bias dipahami dengan

memecahnya menjadi elemen-elemen

pendukung, menyusun elemen secara hierarki,

dan menggabungkannya atau mensintesisnya.

Berikut dapat dilihat dari tabel berikut :

Gambar 1 : Struktur Hierarchy

2. Penilaian Kriteria dan Alternatif

Kriteria dan alternatif dilakukan dengan

perbandingan berpasangan. Menurut Saaty

(1988), untuk berbagai persoalan, skala 1

sampai 9 adalah skala terbaik untuk

mengekspresikan pendapat. Nilai dan defenisi

pendapat kualitatif dari dari skala perbandingan.

Tabel 1 : Skala Penilaian Perbandingan

Berpasangan

Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan

pembuat keputusan dengan menilai tingkat

kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya

Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari

level hirarki paling atas yang ditujukan untuk

memilih kriteria. Untuk menentukan nilai

kepentingan relatif antar elemen digunakan skala

bilangan dari 1 sampai 9.

2.3 Prosedur AHP

Pada dasarnya, prosedur atau langkah-

langkah dalam metode AHP meliputi:

1. Mendefenisikan masalah dan menentukan solusi

yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari

permasalahan yang dihadapi.

2. Menentukan prioritas elemen, langkah pertama

dalam menentukan prioritas elemen adalah

membuat perbandingan pasangan, yaitu

membandingkan elemen secara berpasangan

sesuai kriteria yang diberikan. Matriks

perbandingan berpasangan diisi mengggunakan

bilangan untuk mempresentasikan kepentingan

relatif dari suatu elemen terhadap elemen

lainnya.

3. Sintesis

Pertimbangan-pertimbangan terhadap

perbandingan berpasangan disintesis untuk

memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang

dilakukan dalam langkah ini adalah:

Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom

pada matriks, membagi setiap nilai dari kolom

dengan total kolom yang bersangkutan untuk

memperoleh normalisasi matriks, dan

menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan

membaginya dengan jumlah elemen untuk

mendapatkan nilai rata-rata.

4. Mengukur Konsistensi

Dalam pembuatan keputusan, penting untuk

mengetahui seberapa baik konsitensi yang ada

karena kita tidak menginginkan keputusan

berdasarkan pertimbangan dengan konsitensi

yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam

langkah ini adalah:

Kalikan setiap nilai pasa kolom pertama dengan

prioritas relatif elemen pertama, nilai pada

kolom kedua dengan prioritas relatif elemen

kedua, dan seterusnya, jumlahkan setiap baris,

hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan

elemen prioritas relatif yang bersangkutan, dan

jumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya

elemen yang ada, hasilnya disebut maks.

5. Hitung Consistency Index (CI)

dengan rumus:

CI = ( maks-n)/n

………………………………………. (1)

di mana n = banyaknya elemen.

6. Hitung Rasio Konsistensi/ Consistency

Ratio (CR)

dengan rumus:

CR = CI/RC

……………………………………. (2)

di mana CR = Consistency Ratio

CI = Consistency Index

IR = Index Random Consistency

7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika

nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data

judgment harus diperbaiki. Namun jika rasio

konsistensi (CI/RI) kurang atau sama dengan

Page 3: 25. Jurnal Sri Wulandari

Volume : V, Nomor : 2 , Januari 2015 Majalah Ilmiah

Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : 2339-210X

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerimsa Rewards (Bonus) Berdasarkan Kinerja Karyawan

Dengan Metode Analyticalhierarchy Process (Studi Kasus : PT. Inti Cakrawala Citra Medan.

Oleh : Sri Wulandari

152

0,1, maka hasil peritungan bisa dinyatakan

benar.

3. ANALISA

3.1 Analisa Penentuan Penerima Rewards

(Bonus) Berdasarkan Kinerja Karyawan

Sebelum merancang sebuah sistem perlu

adanya gambaran mengenai sistem yang sedang

berjalan. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan

dalam melakukan apa yang diinginkan sehingga

sistem berjalan sebagaimana mestinya. Dengan kata

lain sistem lama dapat dijadikan sebagai

perbandingan untuk merancang sistem baru.

Analisa sistem merupakan penguraian dari suatu

sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian

komponennya dengan tujuan untuk

mengidentifikasikan dan mengevaluasi

permasalaham-permasalahan, hambatan-hambatan

yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang

diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-

perbaikannya.

Untuk menentukan pemberian reward,

sebuah perusahaan akan memilih karyawan

berprestasi dengan memperhatikan beberapa

kriteria. kriteria yang dipertimbangkan oleh

manager beserta penilaiannya adalah kedisiplinan,

prestasi kerja, pengalaman kerja dan perilaku.

Kriteria-kriteria ini yang akan dibobotkan untuk

melakukan perhitungan sehingga akan didapat

alternatif terbaik dalam menentukan pemberian

reward, dan nilai paling tertinggilah yang akan

mendapatkan reward paling besar. Sistem yang

sedang berjalan masih menggunakan sistem

manual.

3.2 Analisa Implementasi Metode (Analythic

Hierarchi Process) Penentuan Penerimaan

Rewards (Bonus) Berdasarkan Kinerja

Karyawan

Analytical Hierarchy Process adalah metode

pencarian keputusan yang akan menghasilkan hasil

keputusan yang rasional. Keputusan yang rasional

didefinisikan sebagai keputusan terbaik dari

berbagai tujuan yang ingin dicapai oleh pembuat

keputusan. Kunci utama keputusan yang rasional

tersebut meliputi altrnatif dan kriteria yang menuju

ke tujuan yang diinginkan dan berkiblat pada

sumber-sumber yang ada. Dalam pengambilan

keputusan ini penulis melakukan beberapa tahapan

yaitu :

1. Intelligent.

2. Modelling.

3. Choice.

3.2.1 Tahap Intelligent

Tahap intelligent adalah mengumpulkan

serta menyusun kriteria pemilihan. Dalam kasus ini

penulis telah mentukan kriteria, berikut keriteria

yang digunaka :

1. Tentukan beberapa karyawan yang berhak

mendapat reward.

Pada penentuan pemilihan karyawan penulis

memilih 3 nama karyawan yang layak

mendapat reward, karyawan ini berada pada

bagian umum yang termasuk kedalam struktur

organisasi, dan terletak dibagian staff

pramuniaga yaitu :

a. Andy

b. Dika

c. Eko

2. Tentukan beberapa kriteria karyawan yang

berhak mendapat reward.

Adapun beberapa kriteria sebagai perbandingan

adalah seperti dibawah ini :

a. Kriteria 1 : C1 = Kedisiplinan

b. Kriteria 2 : C2 = Prestasi Kerja

c. Kriteria 3 : C3 = Loyalitas

d. Kriteria 4 : C4 = Perilaku

3. Tentukan bobot kriteria karyawan yang berhak

mendapat reward.

Pada bagian penentuan bobot kriteria ini adalah

mencari data dari setiap karyawan seperti

dibawah ini :

I. Andy

a. Kedisiplinan :C1 = Cukup

b. Prestasi Kerja :C2 = Sangat Baik

c. Loyalitas :C3 = Cukup

d. Perilaku :C4 = Baik

II. Dika

a. Kedisiplinan :C1 = Sangat Baik

b. Prestasi Kerja :C2 = Cukup

c. Loyalitas :C3 = Kurang

d. Perilaku :C4 = Baik

III. Eko

a. Kedisiplinan :C1 = Baik

b. Prestasi Kerja :C2 = Sangat Baik

c. Loyalitas :C3 = Cukup

d. Perilaku :C4 = Baik

Sesuai dengan data yang ada maka

dilakukan pembobotan dari setiap kriteria sesuai

nilai kepentingannya yang mana sesuai dengan

ketentuan metode Analitycal Hierarchy Process

sebagai berikut:

1. Bobot Kedisiplinan

Dari kriteria Nilai Kedisiplinan akan

ditentukan bobotnya, pada bobot terdiri dari

empat bilangan Analytical Hierarchy Process

seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 1 : Bobot Kedisiplinan

Page 4: 25. Jurnal Sri Wulandari

Volume : V, Nomor : 2 , Januari 2015 Majalah Ilmiah

Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : 2339-210X

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerimsa Rewards (Bonus) Berdasarkan Kinerja Karyawan

Dengan Metode Analyticalhierarchy Process (Studi Kasus : PT. Inti Cakrawala Citra Medan.

Oleh : Sri Wulandari

153

2. Bobot Prestasi Kerja

Dari kriteria prestasi kerja akan ditentukan

bobotnya, pada bobot terdiri dari empat

bilangan Analytical Hierarchy Process seperti

pada tebel berikut ini: \

Tabel 2 : Bobot Prestasi Kerja

3. Bobot Loyalitas

Dari kriteria loyalitas akan ditentukan bobotnya,

pada bobot terdiri dari empat bilangan

Analytical Hierarchy Process seperti pada tebel

berikut ini :

Tabel 3 : Bobot Loyalitas

4. Bobot Perilaku

Dari kriteria perilaku akan ditentukan bobotnya,

pada bobot terdiri dari empat bilangan

Analytical Hierarchy Process seperti pada tabel

berikut ini :

Tabel 4 : Bobot Perilaku

Dari bobot diatas maka kita dapat

menentukan bobot dari karyawan yang mendapat

reward adalah sebagai berikut :

1. Andy

a. Kedisiplinan = 3

b. Prestasi Kerja = 2

c. Loyalitas = 3

d. Perilaku = 2

2. Dika

a. Kedisiplinan = 3

b. Prestasi Kerja = 2

c. Loyalitas = 3

d. Perilaku = 3

3. Eko

a. Kedisiplinan = 2

b. Prestasi Kerja = 1

c. Loyalitas = 2

d. Perilaku = 2

3.2.2. Tahap Modelling

Pada tahap modelling (pemodelan), penulis

memilih model pendekatannya adalah Analytical

Hierarchy Process. Pada tahap ini ada beberapa hal

yang harus diperhatikan yaitu:

a. Gambarkan Hierarchy keputusan

Dalam Hierarchy keputusan ini terdapat

objek yang akan dibahas, kriteria dan alternatif.

Berikut ini adalah gambar dari Hierarchy

keputusan.

1. Tujuan atau Objek yang akan dibahas

(Tentang Pemberian Reward)

2. Kriteria (Kedisiplinan, Prestasi Kerja,

Loyalitas dan Perilaku)

3. Alternatif (Nama-nama Karyawan yang

akan dipilih)

Gambar 1 : Hierarchy tujuan proses pemilihan

karyawan

b. Tentukan bobot kriteria

Penentuan bobot dari kriteria ini di tentukan

oleh pengguna atau pemilih yang dimana nilai

pembobotan dari skala 1 samapai 9 sesuai

dengan minat pemilih.

Kriteria 1 : C1: Kedisiplinan = 1

Kriteria 2 : C2: Prestasi Kerja = 2

Kriteria 3 : C3: Loyalitas = 2

Kriteria 4 : C4: Perilaku = 3

c. Membuat matriks perbandingan krtiteria

persepsi pemilih.

Untuk membuat matriks perbandingan

yang sesuai dengan penginputan oleh pemilih

dilakukan dengan cara seperti berikut :

a) Membuat matriks perbandingan berpasangan

Pada tahap ini dilakukan penilaian

perbandingan antara satu kriteria dengan

criteria yang lain. Hasil penilaian bisa dilihat

dalam tabel 5

Tabel 5 : Matriks Perbandingan Berpasangan

Page 5: 25. Jurnal Sri Wulandari

Volume : V, Nomor : 2 , Januari 2015 Majalah Ilmiah

Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : 2339-210X

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerimsa Rewards (Bonus) Berdasarkan Kinerja Karyawan

Dengan Metode Analyticalhierarchy Process (Studi Kasus : PT. Inti Cakrawala Citra Medan.

Oleh : Sri Wulandari

154

Angka 1 pada kolom kedisiplinan baris

kedisiplinan menggambarkan tingkat

kepentingan yang sama antara kepentingan yang

sama antara kedisiplinan dengan kedisiplinan,

sedangkan angka 2 pada kolom prestasi kerja

baris kedisiplinan menunjukkan prestasi kerja

sedikit lebih penting dibandingkan dengan

kedisiplinan. Angka 0.5 pada kolom

kedisiplinan baris prestasi kerja merupakan

hasil perhitungan 1/nilai pada kolom prestasi

kerja baris kedisiplinan (2). Angka-angka yang

lain diperoleh dengan cara yang sama.

b) Membuat matriks nilai kriteria

Tabel 6 Matriks Nilai Kriteria

Matrik nilai kriteria ini didapat dari membagi

tiap elemen kolom berkesesuaian dengan total

seperti berikut :

Untuk C1

1 / 2.33 = 0.43

0.5 / 2.33 = 0.21

0.5 / 2.33 = 0.21

0.33 / 2.33 = 0.14

Untuk mencari nilai dari kolom jumlah

dilakukan dengan menambahkan tiap elemen

pada kolom disetiap barisnya seperti berikut :

0.43+0.50+0.36+0.38= 1.67

Dan untuk mendapatkan nilai dari bobot

prioritas dengan cara membagi nilai dari kolom

jumlah dengan jumlah elemen yang ada sebagai

berikut :

1.67 / 4 = 0.42

Untuk nilai empat diambil dari jumlah elemen.

c) Membuat indeks konsistensi (CI) λmaks –n /

n-1

λmaks = Jumlah elemen pada matriks Y

N

λmaks = (2.33*0.42) + (4*0.27) + (5.5*0.19)

+ (8*0.12) = 116

CI = 116-4 / 4-1 = 28

d) Membuat rasio konsistensi (CR) CR= CI /

RI

RI diambil dari pembangkit nilai acak.

Tabel 7 : Nilai Indeks Random

Karena matriks berordo 4 maka nilai RI =

0,9

Maka CR= 28 / 0,9 = 31.1

d. Membuat matriks perbandingan terhadap

karyawan yang mendapat reward

Untuk membuat matriks pemberian

reward maka dilalukan dengan cara menghitung

bobot dari keseluruhan kriteria yang ada.

1. Andy

a) Membuat matriks perbandingan kriteria

Tabel 8 : Matriks Perbandingan Berpasangan

3.2.3 Tahap Choice

Pada tahap choice ini akan dilakukan

perbandingan dari setiap kriteria yang ada dengan

mengalikan nilai bobot prioritas dari persepsi

pemilih dengan bobot prioritas setiap karyawan

dengan cara sebagai berikut :

Tabel 9 : Prioritas Global

Untuk nilai dari prioritas global didapat

dari perkalian antar kolom kriteria perusahaan

dengan kolom persepsi pemilih berkesesuaian

seperti berikut :

(0.3*0.42) + (0.28*0.27) + (0.21*0.9) + (0.9*0.12)

= 0.5

Jadi, menurut hasil perhitungan yang

dilakukan dari awal hingga akhir, serta didukung

dangan penentuan kriteria yang telah ditentukan

sebelumnya, maka disarankan untuk memilih Andy

sebagai pilihan utama dengan nillai tertinggi yaitu

Page 6: 25. Jurnal Sri Wulandari

Volume : V, Nomor : 2 , Januari 2015 Majalah Ilmiah

Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : 2339-210X

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerimsa Rewards (Bonus) Berdasarkan Kinerja Karyawan

Dengan Metode Analyticalhierarchy Process (Studi Kasus : PT. Inti Cakrawala Citra Medan.

Oleh : Sri Wulandari

155

0.5 sebagai penerima reward pilihan terbaik (best

choice).

4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan Setelah melakukan pembahasan dari bab-bab

sebelumnya maka penulis dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam menentukan karyawan penerima rewards

(bonus) pada PT. Inti Cakrawala Citra dapat

diterapkan dengan kriteria kedisiplinan, prestasi

kerja, loyalitas dan perilaku karena berdasarkan

kriteria tersebut dapat dijadikan sebagai bahan

penentuan terhadap kinerja karyawan.

2. Dengan menerapkan metode AHP dapat

diterapkan sangat baik serta dalam

pengimplementasinya, AHP mampu

menunjukkan bahwa salah satu alternatif

merupakan prioritas dari keputusan.

3. Dalam merancang sistem pendukung keputusan

penentuan penerima rewards (bonus)

berdasarkan kinerja karyawan pada PT. Inti

Cakrawala Citra sangat baik pada bahasa

pemograman Visual Basic 2008 dan aplikasi ini

dapat diterapkan dalam penentuan penerima

rewards (bonus) pada karyawan.

4.2 Saran Penelitian yang penulis lakukan dirasa masih jauh

dari sempurna. Untuk penelitian selanjutnya

disarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Menentukan kinerja karyawan dapat

ditambahkan kriteria agar lebih menarik dan

lebih mendukung penerima rewards (bonus)

dengan metode Analytical Hierarchy Process

(AHP).

2. Sistem pendukung keputusan penerima rewards

(bonus) dapat dikembangkan dengan metode

selain AHP, misalnya TOPSIS, WP, SAW, dan

yang lainnya.

3. Diharapkan agar dapat menjadi sumber

referensi dan bahan pembelajaran untuk

melakukan penelitian dengan objek berbeda

selain penerima rewards (bonus) pada karyawan

5. DAFTAR PUSTAKA

[1]. PT. Inti Cakrawala Citra

[2]. Turban, dkk, “Decision Support Systems and

Intelligent Systems” (2005).

[3]. Kusrini, “Konsep dan Aplikasi Sistem

Pendukung Keputusan” (2007)

[4]. https://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Kine

rja_artikel

[5]. Syafarudin Alwi (2003)

[6]. Adi Nugroho dalam bukunya yang berjudul

“Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi

Objek dengan Metode USDP” (2010).

[7]. Munawar, “Pemodelan Visual dengan

UML” (2005)

[8]. http://endangengkusdafa.blogspot.com/2012/

04/pengertian-mysql.html.

[9]. Rahmat Priyanto (2009)