25. jurnal sri wulandari
DESCRIPTION
rfgrdfTRANSCRIPT
Volume : V, Nomor : 2 , Januari 2015 Majalah Ilmiah
Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : 2339-210X
Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerimsa Rewards (Bonus) Berdasarkan Kinerja Karyawan
Dengan Metode Analyticalhierarchy Process (Studi Kasus : PT. Inti Cakrawala Citra Medan.
Oleh : Sri Wulandari
150
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMSA
REWARDS (BONUS) BERDASARKAN KINERJA KARYAWAN
DENGAN METODE ANALYTICALHIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS : PT. INTI CAKRAWALA CITRA MEDAN
Sri Wulandari (1011945)
Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan
Jl. Sisingamangaraja No.338 Simpang Limun Medan www.stmik-budidarma.ac.id // E-mail, [email protected]
ABSTRAK
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat cepat dan menghasilkan
inovasi baru yang harus diimbangi dengan kemampuan beradaptasi dengan teknologi tersebut. Satu bidang
tersebut adalah sistem pendukung keputusan yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Sistem
pendukung keputusan sebagai sekumpulan alat komputer yang terintegrasi yang mengijinkan pembuat
keputusan untuk berinteraksi langsung dengan komputer. Untuk menciptakan informasi yang berguna dalam
membuat keputusan semi terstruktur dan tak terstruktur yang tidak terantisipasi.Penerimaan Rewards dilakukan
dalam satu tahun satu kali, dan biasanya karyawan yang menerima rewards (bonus) mendapatkan rewards di
bulan desember, namun masalah-masalah sering muncul, untuk mengetahui karyawan yang bekerja dengan
rajin, giat, dan bertanggung jawab atas pekerjaannya guna mendapatkan rewards (bonus) yang diperoleh
diperusahaan tersebut.
Sistem Pendukung Keputusan merupakan bagian dari sistem informasi berbasis komputer yang biasa digunakan
untuk mendukung pengambilan keputusan pada suatu organisasi atau perusahaan. Sistem pendukung keputusan
ini dirancang menggunakan metode Analitycal Hierarchy Proses (AHP) untuk melihat hasil dalam menentukan
penerimaan rewards (bonus).
Kata Kunci : Penerimaan Rewards Karyawan, Sistem Pendukung Keputusan (SPK), AHP
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi informasi
sudah sedemikian pesat. Perkembangan yang pesat
tidak hanya teknologi perangkat keras dan
perangkat lunak saja, tetapi metode komputasi juga
ikut berkembang. Salah satu metode komputasi
yang cukup berkembang saat ini adalah metode
sistem pendukung keputusan (Decision Support
Systems). Untuk memecahakan masalah dalam
judul ini diperlukan sistem pendukung keputusan
dengan metode Analitic Hierarchy Process (AHP).
Metode yang digunakan dalam sistem
pendukung keputusan ini adalah metode AHP,
metode pengambilan keputusan yang multi kriteria,
sedangkan pengambilan keputusan dibidang
pembelian juga mengandalkan kriteria-kriteria yaitu
kualitas barang, kecepatan pengiriman barang,
harga barang dan status supplier. Dengan melihat
adanya kriteria-kriteria yang dipergunakan untuk
mengambil keputusan, maka akan sangat cocok
untuk menggunakan metode AHP dengan multi
kriteria. Adapun masalah-masalah yang sering
muncul adalah untuk mengetahui karyawan yang
bekerja dengan rajin, giat, dan bertanggung jawab
atas pekerjaannya guna mendapatkan rewards
(bonus) yang diperoleh diperusahaan tersebut.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan diatas, maka penulis mencoba
merumuskan masalah yang dihadapi diperusahaan
sebagai berikut :
1. Bagaimana menentukan karyawan penerima
rewards pada PT. Inti Cakrawala Citra?
2. Bagaimana penerapan metode Analytic
Hierarchy Process (AHP) dalam penentuan
penerima rewards (bonus) kepada karyawan PT.
Inti Cakrawala Citra?
3. Bagaimana merancang sistem pendukung
keputusan penerima rewards (bonus) kepada
karyawan PT. Inti Cakrawala Citra?
2. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Menurut Kusrini (2007:7) sistem pendukung
keputusan adalah sistem informasi yang membantu
untuk mengidentifikasi kesempatan pengambilan
keputusan atau menyediakan informasi untuk
membantu pengambilan keputusan. Pada dasarnya
sistem pendukung keputusan hampir sama dengan
sistem informasi manajemen karena menggunakan
Volume : V, Nomor : 2 , Januari 2015 Majalah Ilmiah
Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : 2339-210X
Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerimsa Rewards (Bonus) Berdasarkan Kinerja Karyawan
Dengan Metode Analyticalhierarchy Process (Studi Kasus : PT. Inti Cakrawala Citra Medan.
Oleh : Sri Wulandari
151
basis data sebagai sumber data. Decision Support
System bermula dari Management Information
System karena menekankan pada fungsi mendukung
pembuat keputusan.
2.2 Prinsip Dasar AHP
Dalam menyelesaikan permasalahan dengan
AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami,
diantaranya adalah :
1. Membuat Hierarki
Sistem yang kompleks bias dipahami dengan
memecahnya menjadi elemen-elemen
pendukung, menyusun elemen secara hierarki,
dan menggabungkannya atau mensintesisnya.
Berikut dapat dilihat dari tabel berikut :
Gambar 1 : Struktur Hierarchy
2. Penilaian Kriteria dan Alternatif
Kriteria dan alternatif dilakukan dengan
perbandingan berpasangan. Menurut Saaty
(1988), untuk berbagai persoalan, skala 1
sampai 9 adalah skala terbaik untuk
mengekspresikan pendapat. Nilai dan defenisi
pendapat kualitatif dari dari skala perbandingan.
Tabel 1 : Skala Penilaian Perbandingan
Berpasangan
Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan
pembuat keputusan dengan menilai tingkat
kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya
Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari
level hirarki paling atas yang ditujukan untuk
memilih kriteria. Untuk menentukan nilai
kepentingan relatif antar elemen digunakan skala
bilangan dari 1 sampai 9.
2.3 Prosedur AHP
Pada dasarnya, prosedur atau langkah-
langkah dalam metode AHP meliputi:
1. Mendefenisikan masalah dan menentukan solusi
yang diinginkan, lalu menyusun hierarki dari
permasalahan yang dihadapi.
2. Menentukan prioritas elemen, langkah pertama
dalam menentukan prioritas elemen adalah
membuat perbandingan pasangan, yaitu
membandingkan elemen secara berpasangan
sesuai kriteria yang diberikan. Matriks
perbandingan berpasangan diisi mengggunakan
bilangan untuk mempresentasikan kepentingan
relatif dari suatu elemen terhadap elemen
lainnya.
3. Sintesis
Pertimbangan-pertimbangan terhadap
perbandingan berpasangan disintesis untuk
memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang
dilakukan dalam langkah ini adalah:
Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom
pada matriks, membagi setiap nilai dari kolom
dengan total kolom yang bersangkutan untuk
memperoleh normalisasi matriks, dan
menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan
membaginya dengan jumlah elemen untuk
mendapatkan nilai rata-rata.
4. Mengukur Konsistensi
Dalam pembuatan keputusan, penting untuk
mengetahui seberapa baik konsitensi yang ada
karena kita tidak menginginkan keputusan
berdasarkan pertimbangan dengan konsitensi
yang rendah. Hal-hal yang dilakukan dalam
langkah ini adalah:
Kalikan setiap nilai pasa kolom pertama dengan
prioritas relatif elemen pertama, nilai pada
kolom kedua dengan prioritas relatif elemen
kedua, dan seterusnya, jumlahkan setiap baris,
hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan
elemen prioritas relatif yang bersangkutan, dan
jumlahkan hasil bagi diatas dengan banyaknya
elemen yang ada, hasilnya disebut maks.
5. Hitung Consistency Index (CI)
dengan rumus:
CI = ( maks-n)/n
………………………………………. (1)
di mana n = banyaknya elemen.
6. Hitung Rasio Konsistensi/ Consistency
Ratio (CR)
dengan rumus:
CR = CI/RC
……………………………………. (2)
di mana CR = Consistency Ratio
CI = Consistency Index
IR = Index Random Consistency
7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika
nilainya lebih dari 10%, maka penilaian data
judgment harus diperbaiki. Namun jika rasio
konsistensi (CI/RI) kurang atau sama dengan
Volume : V, Nomor : 2 , Januari 2015 Majalah Ilmiah
Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : 2339-210X
Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerimsa Rewards (Bonus) Berdasarkan Kinerja Karyawan
Dengan Metode Analyticalhierarchy Process (Studi Kasus : PT. Inti Cakrawala Citra Medan.
Oleh : Sri Wulandari
152
0,1, maka hasil peritungan bisa dinyatakan
benar.
3. ANALISA
3.1 Analisa Penentuan Penerima Rewards
(Bonus) Berdasarkan Kinerja Karyawan
Sebelum merancang sebuah sistem perlu
adanya gambaran mengenai sistem yang sedang
berjalan. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan
dalam melakukan apa yang diinginkan sehingga
sistem berjalan sebagaimana mestinya. Dengan kata
lain sistem lama dapat dijadikan sebagai
perbandingan untuk merancang sistem baru.
Analisa sistem merupakan penguraian dari suatu
sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian
komponennya dengan tujuan untuk
mengidentifikasikan dan mengevaluasi
permasalaham-permasalahan, hambatan-hambatan
yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang
diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-
perbaikannya.
Untuk menentukan pemberian reward,
sebuah perusahaan akan memilih karyawan
berprestasi dengan memperhatikan beberapa
kriteria. kriteria yang dipertimbangkan oleh
manager beserta penilaiannya adalah kedisiplinan,
prestasi kerja, pengalaman kerja dan perilaku.
Kriteria-kriteria ini yang akan dibobotkan untuk
melakukan perhitungan sehingga akan didapat
alternatif terbaik dalam menentukan pemberian
reward, dan nilai paling tertinggilah yang akan
mendapatkan reward paling besar. Sistem yang
sedang berjalan masih menggunakan sistem
manual.
3.2 Analisa Implementasi Metode (Analythic
Hierarchi Process) Penentuan Penerimaan
Rewards (Bonus) Berdasarkan Kinerja
Karyawan
Analytical Hierarchy Process adalah metode
pencarian keputusan yang akan menghasilkan hasil
keputusan yang rasional. Keputusan yang rasional
didefinisikan sebagai keputusan terbaik dari
berbagai tujuan yang ingin dicapai oleh pembuat
keputusan. Kunci utama keputusan yang rasional
tersebut meliputi altrnatif dan kriteria yang menuju
ke tujuan yang diinginkan dan berkiblat pada
sumber-sumber yang ada. Dalam pengambilan
keputusan ini penulis melakukan beberapa tahapan
yaitu :
1. Intelligent.
2. Modelling.
3. Choice.
3.2.1 Tahap Intelligent
Tahap intelligent adalah mengumpulkan
serta menyusun kriteria pemilihan. Dalam kasus ini
penulis telah mentukan kriteria, berikut keriteria
yang digunaka :
1. Tentukan beberapa karyawan yang berhak
mendapat reward.
Pada penentuan pemilihan karyawan penulis
memilih 3 nama karyawan yang layak
mendapat reward, karyawan ini berada pada
bagian umum yang termasuk kedalam struktur
organisasi, dan terletak dibagian staff
pramuniaga yaitu :
a. Andy
b. Dika
c. Eko
2. Tentukan beberapa kriteria karyawan yang
berhak mendapat reward.
Adapun beberapa kriteria sebagai perbandingan
adalah seperti dibawah ini :
a. Kriteria 1 : C1 = Kedisiplinan
b. Kriteria 2 : C2 = Prestasi Kerja
c. Kriteria 3 : C3 = Loyalitas
d. Kriteria 4 : C4 = Perilaku
3. Tentukan bobot kriteria karyawan yang berhak
mendapat reward.
Pada bagian penentuan bobot kriteria ini adalah
mencari data dari setiap karyawan seperti
dibawah ini :
I. Andy
a. Kedisiplinan :C1 = Cukup
b. Prestasi Kerja :C2 = Sangat Baik
c. Loyalitas :C3 = Cukup
d. Perilaku :C4 = Baik
II. Dika
a. Kedisiplinan :C1 = Sangat Baik
b. Prestasi Kerja :C2 = Cukup
c. Loyalitas :C3 = Kurang
d. Perilaku :C4 = Baik
III. Eko
a. Kedisiplinan :C1 = Baik
b. Prestasi Kerja :C2 = Sangat Baik
c. Loyalitas :C3 = Cukup
d. Perilaku :C4 = Baik
Sesuai dengan data yang ada maka
dilakukan pembobotan dari setiap kriteria sesuai
nilai kepentingannya yang mana sesuai dengan
ketentuan metode Analitycal Hierarchy Process
sebagai berikut:
1. Bobot Kedisiplinan
Dari kriteria Nilai Kedisiplinan akan
ditentukan bobotnya, pada bobot terdiri dari
empat bilangan Analytical Hierarchy Process
seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 1 : Bobot Kedisiplinan
Volume : V, Nomor : 2 , Januari 2015 Majalah Ilmiah
Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : 2339-210X
Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerimsa Rewards (Bonus) Berdasarkan Kinerja Karyawan
Dengan Metode Analyticalhierarchy Process (Studi Kasus : PT. Inti Cakrawala Citra Medan.
Oleh : Sri Wulandari
153
2. Bobot Prestasi Kerja
Dari kriteria prestasi kerja akan ditentukan
bobotnya, pada bobot terdiri dari empat
bilangan Analytical Hierarchy Process seperti
pada tebel berikut ini: \
Tabel 2 : Bobot Prestasi Kerja
3. Bobot Loyalitas
Dari kriteria loyalitas akan ditentukan bobotnya,
pada bobot terdiri dari empat bilangan
Analytical Hierarchy Process seperti pada tebel
berikut ini :
Tabel 3 : Bobot Loyalitas
4. Bobot Perilaku
Dari kriteria perilaku akan ditentukan bobotnya,
pada bobot terdiri dari empat bilangan
Analytical Hierarchy Process seperti pada tabel
berikut ini :
Tabel 4 : Bobot Perilaku
Dari bobot diatas maka kita dapat
menentukan bobot dari karyawan yang mendapat
reward adalah sebagai berikut :
1. Andy
a. Kedisiplinan = 3
b. Prestasi Kerja = 2
c. Loyalitas = 3
d. Perilaku = 2
2. Dika
a. Kedisiplinan = 3
b. Prestasi Kerja = 2
c. Loyalitas = 3
d. Perilaku = 3
3. Eko
a. Kedisiplinan = 2
b. Prestasi Kerja = 1
c. Loyalitas = 2
d. Perilaku = 2
3.2.2. Tahap Modelling
Pada tahap modelling (pemodelan), penulis
memilih model pendekatannya adalah Analytical
Hierarchy Process. Pada tahap ini ada beberapa hal
yang harus diperhatikan yaitu:
a. Gambarkan Hierarchy keputusan
Dalam Hierarchy keputusan ini terdapat
objek yang akan dibahas, kriteria dan alternatif.
Berikut ini adalah gambar dari Hierarchy
keputusan.
1. Tujuan atau Objek yang akan dibahas
(Tentang Pemberian Reward)
2. Kriteria (Kedisiplinan, Prestasi Kerja,
Loyalitas dan Perilaku)
3. Alternatif (Nama-nama Karyawan yang
akan dipilih)
Gambar 1 : Hierarchy tujuan proses pemilihan
karyawan
b. Tentukan bobot kriteria
Penentuan bobot dari kriteria ini di tentukan
oleh pengguna atau pemilih yang dimana nilai
pembobotan dari skala 1 samapai 9 sesuai
dengan minat pemilih.
Kriteria 1 : C1: Kedisiplinan = 1
Kriteria 2 : C2: Prestasi Kerja = 2
Kriteria 3 : C3: Loyalitas = 2
Kriteria 4 : C4: Perilaku = 3
c. Membuat matriks perbandingan krtiteria
persepsi pemilih.
Untuk membuat matriks perbandingan
yang sesuai dengan penginputan oleh pemilih
dilakukan dengan cara seperti berikut :
a) Membuat matriks perbandingan berpasangan
Pada tahap ini dilakukan penilaian
perbandingan antara satu kriteria dengan
criteria yang lain. Hasil penilaian bisa dilihat
dalam tabel 5
Tabel 5 : Matriks Perbandingan Berpasangan
Volume : V, Nomor : 2 , Januari 2015 Majalah Ilmiah
Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : 2339-210X
Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerimsa Rewards (Bonus) Berdasarkan Kinerja Karyawan
Dengan Metode Analyticalhierarchy Process (Studi Kasus : PT. Inti Cakrawala Citra Medan.
Oleh : Sri Wulandari
154
Angka 1 pada kolom kedisiplinan baris
kedisiplinan menggambarkan tingkat
kepentingan yang sama antara kepentingan yang
sama antara kedisiplinan dengan kedisiplinan,
sedangkan angka 2 pada kolom prestasi kerja
baris kedisiplinan menunjukkan prestasi kerja
sedikit lebih penting dibandingkan dengan
kedisiplinan. Angka 0.5 pada kolom
kedisiplinan baris prestasi kerja merupakan
hasil perhitungan 1/nilai pada kolom prestasi
kerja baris kedisiplinan (2). Angka-angka yang
lain diperoleh dengan cara yang sama.
b) Membuat matriks nilai kriteria
Tabel 6 Matriks Nilai Kriteria
Matrik nilai kriteria ini didapat dari membagi
tiap elemen kolom berkesesuaian dengan total
seperti berikut :
Untuk C1
1 / 2.33 = 0.43
0.5 / 2.33 = 0.21
0.5 / 2.33 = 0.21
0.33 / 2.33 = 0.14
Untuk mencari nilai dari kolom jumlah
dilakukan dengan menambahkan tiap elemen
pada kolom disetiap barisnya seperti berikut :
0.43+0.50+0.36+0.38= 1.67
Dan untuk mendapatkan nilai dari bobot
prioritas dengan cara membagi nilai dari kolom
jumlah dengan jumlah elemen yang ada sebagai
berikut :
1.67 / 4 = 0.42
Untuk nilai empat diambil dari jumlah elemen.
c) Membuat indeks konsistensi (CI) λmaks –n /
n-1
λmaks = Jumlah elemen pada matriks Y
N
λmaks = (2.33*0.42) + (4*0.27) + (5.5*0.19)
+ (8*0.12) = 116
CI = 116-4 / 4-1 = 28
d) Membuat rasio konsistensi (CR) CR= CI /
RI
RI diambil dari pembangkit nilai acak.
Tabel 7 : Nilai Indeks Random
Karena matriks berordo 4 maka nilai RI =
0,9
Maka CR= 28 / 0,9 = 31.1
d. Membuat matriks perbandingan terhadap
karyawan yang mendapat reward
Untuk membuat matriks pemberian
reward maka dilalukan dengan cara menghitung
bobot dari keseluruhan kriteria yang ada.
1. Andy
a) Membuat matriks perbandingan kriteria
Tabel 8 : Matriks Perbandingan Berpasangan
3.2.3 Tahap Choice
Pada tahap choice ini akan dilakukan
perbandingan dari setiap kriteria yang ada dengan
mengalikan nilai bobot prioritas dari persepsi
pemilih dengan bobot prioritas setiap karyawan
dengan cara sebagai berikut :
Tabel 9 : Prioritas Global
Untuk nilai dari prioritas global didapat
dari perkalian antar kolom kriteria perusahaan
dengan kolom persepsi pemilih berkesesuaian
seperti berikut :
(0.3*0.42) + (0.28*0.27) + (0.21*0.9) + (0.9*0.12)
= 0.5
Jadi, menurut hasil perhitungan yang
dilakukan dari awal hingga akhir, serta didukung
dangan penentuan kriteria yang telah ditentukan
sebelumnya, maka disarankan untuk memilih Andy
sebagai pilihan utama dengan nillai tertinggi yaitu
Volume : V, Nomor : 2 , Januari 2015 Majalah Ilmiah
Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : 2339-210X
Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerimsa Rewards (Bonus) Berdasarkan Kinerja Karyawan
Dengan Metode Analyticalhierarchy Process (Studi Kasus : PT. Inti Cakrawala Citra Medan.
Oleh : Sri Wulandari
155
0.5 sebagai penerima reward pilihan terbaik (best
choice).
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan Setelah melakukan pembahasan dari bab-bab
sebelumnya maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam menentukan karyawan penerima rewards
(bonus) pada PT. Inti Cakrawala Citra dapat
diterapkan dengan kriteria kedisiplinan, prestasi
kerja, loyalitas dan perilaku karena berdasarkan
kriteria tersebut dapat dijadikan sebagai bahan
penentuan terhadap kinerja karyawan.
2. Dengan menerapkan metode AHP dapat
diterapkan sangat baik serta dalam
pengimplementasinya, AHP mampu
menunjukkan bahwa salah satu alternatif
merupakan prioritas dari keputusan.
3. Dalam merancang sistem pendukung keputusan
penentuan penerima rewards (bonus)
berdasarkan kinerja karyawan pada PT. Inti
Cakrawala Citra sangat baik pada bahasa
pemograman Visual Basic 2008 dan aplikasi ini
dapat diterapkan dalam penentuan penerima
rewards (bonus) pada karyawan.
4.2 Saran Penelitian yang penulis lakukan dirasa masih jauh
dari sempurna. Untuk penelitian selanjutnya
disarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Menentukan kinerja karyawan dapat
ditambahkan kriteria agar lebih menarik dan
lebih mendukung penerima rewards (bonus)
dengan metode Analytical Hierarchy Process
(AHP).
2. Sistem pendukung keputusan penerima rewards
(bonus) dapat dikembangkan dengan metode
selain AHP, misalnya TOPSIS, WP, SAW, dan
yang lainnya.
3. Diharapkan agar dapat menjadi sumber
referensi dan bahan pembelajaran untuk
melakukan penelitian dengan objek berbeda
selain penerima rewards (bonus) pada karyawan
5. DAFTAR PUSTAKA
[1]. PT. Inti Cakrawala Citra
[2]. Turban, dkk, “Decision Support Systems and
Intelligent Systems” (2005).
[3]. Kusrini, “Konsep dan Aplikasi Sistem
Pendukung Keputusan” (2007)
[4]. https://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Kine
rja_artikel
[5]. Syafarudin Alwi (2003)
[6]. Adi Nugroho dalam bukunya yang berjudul
“Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi
Objek dengan Metode USDP” (2010).
[7]. Munawar, “Pemodelan Visual dengan
UML” (2005)
[8]. http://endangengkusdafa.blogspot.com/2012/
04/pengertian-mysql.html.
[9]. Rahmat Priyanto (2009)