25-2130-1-sm

15
0 ARTIKEL JUDUL SEJARAH WISATA BAHARI DAN PENDIDIKAN SADAR WISATA PADA KOMUNITAS DESA (STUDI KASUS DI DESA TULAMBEN, KUBU, KARANGASEM, BALI) Oleh NI KADEK ARI NIM. 0914021028 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2013

Upload: kurnia-prawesti

Post on 02-Feb-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: 25-2130-1-SM

0

ARTIKEL

JJUUDDUULL

SEJARAH WISATA BAHARI DAN PENDIDIKAN SADAR WISATA

PADA KOMUNITAS DESA (STUDI KASUS DI DESA TULAMBEN,

KUBU, KARANGASEM, BALI)

OOlleehh

NNII KKAADDEEKK AARRII

NNIIMM.. 0914021028

JJUURRUUSSAANN PPEENNDDIIDDIIKKAANN SSEEJJAARRAAHH

FFAAKKUULLTTAASS IILLMMUU SSOOSSIIAALL

UUNNIIVVEERRSSIITTAASS PPEENNDDIIDDIIKKAANN GGAANNEESSHHAA

SSIINNGGAARRAAJJAA

22001133

Page 2: 25-2130-1-SM

1

Sejarah Wisata Bahari dan Pendidikan Sadar Wisata pada Komunitas

Desa (Studi Kasus di Desa Tulamben, Kubu, Karangasem, Bali)

OOlleehh::

NNii KKaaddeekk AArrii,, NNIIMM 0914021028

MMaahhaassiisswwaa JJuurruussaann PPeennddiiddiikkaann SSeejjaarraahh,, UUnniivveerrssiittaass PPeennddiiddiikkaann GGaanneesshhaa

SSiinnggaarraajjaa

ee--mmaaiill:: aaddeexxaarriiiixx@@rroocckkeettmmaaiill..ccoomm

AABBSSTTRRAAKK

Penelitian ini bertujuan mengetahui (1) faktor-faktor yang menyebabkan

pantai Tulamben bisa berkembang sebagai objek wisata bahari di Desa Tulamben,

(2) perkembangan destinasi pantai Tulamben sebagai objek wisata bahari dilihat

dari kunjungan wisman maupun wisdom periode 2000-2010, dan (3)

penyelenggaraan sistem pendidikan sadar wisata guna menjaga kelestarian objek

wisata bahari di Desa Tulamben. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif yaitu: (1) penentuan lokasi penelitian; (2) teknik penentuan informan;

(3) teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, dan studi dokumentasi); (4)

teknik penjaminan keabsahan data; (5) teknik analisis data; dan (6) teknik

penulisan hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) faktor-faktor

yang menyebabkan Pantai Tulamben bisa berkembang sebagai objek wisata

bahari di Desa Tulamben adalah 1) daya tarik pemandangan alamnya yang indah,

2) daya jangkau yang mudah, 3) akomodasi yang lengkap seperti hotel, villa dan

bungalows, restaurant, toko cendramata, penyewaan alat selam, Torism

Information Center, dan parkir, 4) respon masyarakat lokal yang sangat positif.

(2) Perkembangan destinasi Pantai Tulamben sebagai objek wisata bahari dilihat

dari kunjungan wisman maupun wisdom periode 2000-2010 diawali dengan

penemuan awal kemudian direspons oleh masyarakat lokal dan ditindaklanjuti

dengan tahap pengembangan baik dari sarana maupun prasarana sehingga terus

mengalami perkembangan sampai sekarang. (3) penyelenggaraan sistem

pendidikan sadar wisata guna menjaga kelestarian objek wisata bahari di Desa

Tulamben melibatkan berbagai pihak diantaranya Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Karangasem, para nelayan dan sekaa truna-truni Desa

Tulamben. Penyelenggaraan sistem pendidikan sadar wisata di Desa Tulamben

sudah berjalan dengan baik dan masyarakat pun merespon baik terhadap

penyelenggaraan pendidikan sadar wisata.

Kata Kunci: wisata bahari, pendidikan sadar wisata, Pantai Tulamben.

Page 3: 25-2130-1-SM

2

ABSTRACT

This study aimed to (1) the factors that led to the beach of Tulamben can

develop as a maritime tourist attraction in the village of Tulamben, (2)

development of Tulamben beach destination as attraction of foreign tourists

visiting marine views and wisdom from the period 2000-2010, and (3)

organization of the education system in order to maintain the sustainability of

tourism awareness maritime tourist attraction in the village of Tulamben. This

study used a qualitative approach, namely : (1) determining the location of the

research, (2) determination techniques informant, (3) data collection techniques

(observation, interviews, and documentary studies), (4) techniques guarantee the

validity of the data, (5) analysis techniques the data, and (6 ) writing techniques

and research results. The results showed that (1) the factors that led to Tulamben

Beach can grow as marine attractions in the village of Tulamben is 1) the

attractiveness of the beautiful natural scenery, 2) a range of convenient, 3)

complete accommodation such as hotels, villas and bungalows, restaurant,

souvenirs shop, diving equipment rental, Torism Information Center, and parking

,4) response of the local community is very positive. (2) The development of

destination Tulamben Beach as seen from marine attraction of foreign tourists

visit the period 2000-2010 and wisdom begins with the initial discovery then

responded to by local people and followed up with both the development phase of

the facilities and infrastructure that had been developed up to now. (3) the

implementation of tourism awareness education system in order to preserve the

maritime tourist attraction in the village of Tulamben involve various stakeholders

including the Department of Culture and Tourism of Karangasem regency,

fishermen and sekaa truna - truni Tulamben village. Implementation of the

education system in the village of Tulamben tourism awareness has been going

well and the community is responding well to the implementation of tourism

awareness education.

Keywords : nautical tourism, educational tourism awareness, Tulamben Beach.

Page 4: 25-2130-1-SM

3

PENDAHULUAN

Pulau Bali sudah terkenal

sampai ke mancanegara sebagai

tempat tujuan wisata karena

keindahan alam serta keunikan

kebudayaannya. Hal tersebut

mendorong tumbuh suburnya usaha

pariwisata di Pulau Bali,

meningkatkan pendapatan daerah,

dan selanjutnya berdampak positif

terhadap kesejahteraan masyarakat

umum (Pendit, 2001:3).

Objek wisata di Bali cukup

beragam, mulai dari wisata alam,

wisata tradisi atau kebudayaan yang

unik, serta wisata bahari yang

eksotis. Keragaman tersebut tentu

saja semakin membuat para turis

betah berlama-lama di Pulau Dewata.

Selain berbagai keindahan di atas

perkembangan pariwisata Bali

tersebut tidak bisa dilepaskan pula

dari berbagai fasilitas yang dibuat

untuk menunjang pariwisata.

Fasilitas tersebut seperti: hotel,

bungalow, restaurant, travel agen,

dan berbagai akomodasi wisata

lainnya yang tentunya akan membuat

wisatawan lebih mudah dan senang

tinggal di Bali

Pulau Bali juga cukup kaya

akan berbagai objek wisata alam,

mulai dari suasana laut, pantai,

persawahan, danau, sungai dan

sebagainya. Namun objek wisata

alam yang paling terkenal sampai ke

mancanegara ialah pantai.

Salah satu pantai yang

sekarang berkembang pesat sebagai

objek wisata adalah pantai

Tulamben. Pantai Tulamben ini

terletak di kecamatan Kubu,

kabupaten Karangasem. Pantai

Tulamben merupakan salah satu

diving site yang kini terkenal karena

panorama bawah lautnya. Sulit

dipercaya hanya 40 meter dari Pantai

Teluk Tulamben terdapat salah satu

tempat yang terbaik dan teraman

untuk menyelam di dunia.

Rongsokan kapal perang US Liberty

Glo merupakan sisa Perang Dunia II

milik angkatan laut Amerika Serikat

menjadi tempat menyelam yang

paling disukai di seluruh Bali.

Sebagai sebuah ojek wisata

yang baru berkembang, pantai

Tulamben mengalami perkembangan

yang signifikan bahkan hampir

menyaingi objek-objek wisata

lainnya di kabupaten Karangasem

yang berkembang lebih dulu seperti

Candi Dasa. Tentu saja hal tersebut

dikarenakan adanya berbagai potensi

Page 5: 25-2130-1-SM

4

wisata yang mampu menarik minat

wisatawan untuk berkunjung ke

pantai ini.

Berdasarkan hasil wawancara

dengan Kepala Desa Tulamben pada

tanggal 18 April 2013 yang

mengatakan bahwa Pantai Tulamben

sebagai daerah yang berkembang

sebagai objek pariwisata terus

mengalami perkembangan yang

signifikan. Hal tersebut terlihat dari

banyaknya wisatawan yang

mengunjungi pantai tersebut tiap

tahunnya. Data awal yang diperoleh

peneliti mengenai jumlah wisatawan

yang datang berkunjung ke pantai

Tulamben dari tahun 2000 berkisar

8.000 wisatawan, tahun 2001 naik

menjadi 8.500 wisatawan, tahun

2002 sampai 2004 terjadi penurunan

jumlah kunjungan wisatawan yang

datang ke pantai Tulamben pada

khususnya dan Bali pada umumnya.

Hal ini disebabkan adanya bom Bali

yang membuat perkembangan

pariwisata di Bali mengalami

penurunan. Setelah tahun 2005

sampai tahun 2010 jumlah

wisatawan yang datang berkunjung

ke pantai Tulamben terus mengalami

peningkatan sampai tahun 2010

jumlah wisatawan yang berkunjung

ke pantai Tulamben 20.000

wisatawan pertahunnya.

Peningkatan kunjungan

wisatawan yang datang ke pantai

Tulamben juga tidak terlepas dari

fasilitas-fasilitas pendukung seperti

penyediaan villa dan restorant yang

tiap tahunnya terus bertambah.

Selain itu juga pelayanan terhadap

wisatawan yang semakin bagus,

promosi yang dilakukan pihak-pihak

pengelola serta dukungan pemerintah

di Kabupaten Karangasem semakin

meluas.

Masyarakat di sekitar pantai

Tulamben dapat memanfaatkan

kedatangan para wisatawan selain

untuk memperkenalkan daerahnya

yang indah, juga memanfaatkan

untuk meningkatkan perekonomian

karena semakin banyak wisatawan

yang datang untuk berkunjung,

semakin besar pula pemasukan yang

diperoleh masyarakat di disekitar

pantai Tulamben. Masyarakat di

sekitar pantai Tulamben sudah

mengetahui berbagai jenis dan

kualitas layanan yang dibutuhkan

oleh para wisatawan. Dalam hal ini

pemerintah kabupaten Karangasem

melalui instansi-instansi terkait telah

menyelenggarakan berbagai

Page 6: 25-2130-1-SM

5

penyuluhan kepada masyarakat

Tulamben. Salah satunya adalah

dalam bentuk bina masyarakat sadar

wisata. Dengan terbinanya

masyarakat yang sadar wisata akan

berdampak positif karena mereka

akan memperoleh keuntungan dari

para wisatawan yang membelanjakan

uangnya. Hal tersebut akan

berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi masyarakat setempat dan

tumbuhnya lapangan pekerjaan di

wilayah tersebut. Para wisatawanpun

akan untung karena mendapat

pelayanan yang memadai dan juga

mendapatkan berbagai kemudahan

dalam memenuhi kebutuhannya

(Suwantoro, 1997:23). Hal tersebut

sesuai dengan pengertian pariwisata

yakni merupakan salah satu jenis

industri baru mampu menghasilkan

pertumbuhan ekonomi yang cepat

dalam penyediaan lapangan

pekerjaan, peningkatan penghasilan,

standar hidup serta menstimulasi

sektor-sektor produktivitas lainnya

(Pendit, 1994 : 34).

Fenomena masyarakat

Tulamben yang awalnya agraris,

kemudian menuju sektor jasa

pariwisata memunculkan

permasalahan-permasalahan yang

menarik. Bukan saja menyangkut

sejarahnya tetapi juga tentang

bagaimana institusi lokal Desa

Tulamben bergandeng tangan dengan

Pemda dan Investor terlibat dalam

kolaborasi pendidikan sadar wisata

untuk menunjang keberlanjutan

perkembangan wisata bahari di

pantai Tulamben.

Dari latar belakang di atas,

maka penulis tertarik untuk mengkaji

serta meneliti lebih jauh lagi tentang

objek wisata bahari yang telah

dipaparkan di atas melalui sebuah

penelitian yang berjudul “Sejarah

Wisata Bahari dan Pendidikan

Sadar Wisata pada Komunitas

Desa (Studi Kasus di Desa

Tulamben, Kubu, Karangasem,

Bali)” mengingat penelitian ini

dianggap penting dan belum pernah

ada peneliti yang mengkaji masalah

ini.

Berdasarkan latar belakang di

atas, maka dapat dirumuskan

masalah penelitian ini yaitu (1)

faktor-faktor apa yang menyebabkan

Pantai Tulamben bisa berkembang

sebagai objek wisata bahari di Desa

Tulamben?, (2) bagaimana

perkembangan destinasi Pantai

Tulamben sebagai objek wisata

Page 7: 25-2130-1-SM

6

bahari dilihat dari kunjungan wisman

maupun wisdom periode 2000-

2010?, (3) Bagaimana

penyelenggaraan sistem pendidikan

sadar wisata guna menjaga

kelestarian objek wisata bahari di

Desa Tulamben?.

Tujuan penelitian ini adalah (1)

mengetahui Faktor-faktor yang

menyebabkan pantai Tulamben bisa

berkembang sebagai objek wisata

bahari di Desa Tulamben, (2)

mengetahui perkembangan destinasi

pantai Tulamben sebagai objek

wisata bahari dilihat dari kunjungan

wisman maupun wisdom periode

2000-2010, dan (3) mengetahui

penyelenggaraan sistem pendidikan

sadar wisata guna menjaga

kelestarian objek wisata bahari di

Desa Tulamben.

Penelitian ini dapat

memberikan sumbangan bagi

perkembangan ilmu sejarah

khususnya Sejarah Bahari dan

Antropologi pada umumnya, serta

penelitian ini dapat dijadikan sumber

referensi tentang Sejarah Wisata

Bahari. Selain itu penelitian ini dapat

bermanfaat bagi peneliti sendiri,

masyarakan dan mahasiswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis

penelitian kualitatif dengan

bersandarkan pada teknik – teknik

pendekatan kualitatif di antaranya:

(1) Penentuan Lokasi Penelitian; (2)

penentuan informan; (3)

Pengumpulan data; (4) Penjaminan

keabsahan data; (5) Analisis data;

dan (6) Penulisan hasil penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa

Tulamben

Desa Tualamben merupakan

salah satu desa yang terletak di

Kecamatan Kubu, Kabupaten

Karangasem. Jarak Desa Tulamben

dengan pusat kota Kecamatan sekitar

4 km. Jarak dari Ibu kota Kabupaten

Karangasem sekitar 29 km dan dari

Denpasar yang merupakan Ibu kota

Provensi sekitar 125 km.

Wilayah Desa Tulamben

berada disepanjang garis pantai yang

memberikan keuntungan dan

berimbas terhadap kemajuan

pariwisata. Dilihat dari lingkungan

wilayahnya Desa Tulamben diapit

oleh beberapa desa yakni di sebelah

Page 8: 25-2130-1-SM

7

utara laut / selat Lombok, sebelah

selatan Desa Dukuh, sebelah barat

Desa Dukuh dan di sebelah timur

Desa Datah.

B. Faktor-Faktor yang

Menyebabkan Pantai Tulamben

bisa Berkembang Sebagai

Objek Wisata Bahari di Desa

Tulamben

Pantai Tulamben merupakan

salah satu objek wisata bahari yang

terdapat di pulau Bali, adapun faktor-

faktor yang menyebabkan pantai

Tulamben bisa berkembang sebagai

objek wisata bahari di Desa

Tulamben adalah sebagai berikut.

1. Daya Tarik Pemandangan Alam

Pantai Tulamben memiliki

daya tarik berupa panorama alam

yang indah. Kawasan pantai

Tulamben memiliki panorama alam

yang menawan dengan pasirnya yang

halus dan keindahan bawah lautnya

yang mempesona, yang menghiasi

sekitaran pantai serta lokasinya yang

agak “terisolir” dari pusat keramaian.

Daya tarik utama pantai Tulamben

adalah potensi alam bawah lautnya

yang eksotis untuk kegiatan diving

dan snorkling karena kondisi airnya

yang jernih sepanjang tahun dan

arusnya yang tenang serta kaya

dengan biota laut yang indah. Selain

itu juga terdapat rongsokan kapal

perang milik Amerika serikat yang

bernama US Liberty Glo yang kini

menjadi tempat tumbuhnya terumbu

karang dan tempat ikan-ikan mencari

makan.

2. Daya Jangkau

Pantai Tulamben terletak sekitar

125 kilometer di timur laut

Denpasar, dari Bandara Internasional

Ngurah Rai sekitar 135 km atau

sekitar 3 jam perjalanan. Daya

jangkau dari objek wisata

Tirtagangga, hanya mengambil jalan

ke barat sekitar 30 km. Daya jangkau

objek wisata pantai Tulamben dari

Singaraja sekitar 90 km ke timur,

melewati objek wisata Air Sanih

dengan waktu tempuh sekitar 1 jam.

3. Akomodasi

Objek wisata bahari di Desa

Tulamben sudah dilengkapi dengan

berbagai fasilitas-fasilitas pendukung

yang menunjang pariwisata tersebut,

diantaranya Hotel, Villa dan

Bungalow, Restauran, Toko

Cenderamata, Penyewaan Alat

Page 9: 25-2130-1-SM

8

Selam, Tourism Information Center,

dan Parkir.

4. Masyarakat Lokal Menerima

Kunjungan Wisatawan di

Pantai Tulamben

Di pantai Tulamben masyarakat

lokal menerima dengan baik

wisatawan yang berkunjung dan

memberikan pelayanan yang terbaik,

sehingga antara masyarakat lokal

dengan wisatawan bisa saling

menguntungkan satu sama yang

lainya. Hal tersebut senada dengan

pendapat Ross (1998:186) yang

menyatakan bahwa faktor yang

berpengaruh besar terhadap sikap

masyarakat terhadap pariwisata

adalah tingkat hubungan wisatawan

dengan penduduk setempat.

Hubungan yang baik antara

wisatawan dan setempat membuat

wisatawan tidak hanya dapat

menikmani keindahan pantai

Tulamben seperti diving dan

snorkling saja namun secara tidak

langsung dapat berinteraksi dengan

masyarakat lokal serta mempelajari

kehidupan masyarakat lokal di

sekitar pantai Tulamben.

C. Perkembangan Destinasi Pantai

Tulamben Sebagai Objek

Wisata Bahari Dilihat dari

Kunjungan Wisman maupun

Wisdom Periode 2000-2010

Berikut ini akan dipaparkan

secara terperinci mengenai

perkembangan destinasi pantai

Tulamben sebagai objek wisata

bahari dilihat dari kunjungan wisman

maupun wisdom periode 2000-2010.

1. Tahap Penemuan Awal

Tulamben merupakan tempat

wisata menyelam yang kegiatannya

baru dimulai sekitar tahun 1994.

Pada awalnya pantai ini adalah

pantai biasa yang kurang dirawat

oleh warga. Seiring

perkembangannya, banyak investor

yang ingin membangun villa,

bungalow dan hotel di sekitar pantai

Tulamben. Fasilitas pertama yang

ada di pantai Tulamben yaitu berupa

hotel yang bernama hotel Mimpi dan

dilanjutkan dengan pembangunan

fasilitas-fasilitas pendukung lainnya

sehingga Tulamben layak disebut

sebagai objek wisata. Dalam waktu

5 tahun (1995-2000) perkembangan

fasilitas di pantai Tulamben, baik

berupa restaurant, villa serta

Page 10: 25-2130-1-SM

9

bungalow semakin menarik

kunjungan wisatawan mancanegara

maupun wisatawan domestik untuk

datang ke pantai Tulamben.

2. Respon Masyarakat Lokal

Perkembangan objek wisata

bahari di pantai Tulamben semakin

pesat. Hal tersebut dipengaruhi oleh

berbagai bidang yakni fasilitas

pendukung objek wisata, pelestarian

lingkungan, dan usaha masyarakat

lokal dalam mengembangkan objek

wisata di daerahnya. Hal tersebut

memunculkan suatu respons dari

masyarakat yaitu dengan mulai

membuat kios-kios kecil yang

menjual makanan dan minuman

untuk menambah perekonomian

masyarakat Tulamben.

Perkembangan pariwisata

Pantai Tulamben telah mampu

memberikan dampak ekonomi yang

baik terhadap masyarakat di

sekitarnya. Seperti wawancara yang

dilakukan dengan Gede Sutama (26

tahun) pada tanggal 23 Mei 2013

menyatakan bahwa, sebelumnya ia

bekerja sebagai peternak sapi

kemudian beralih profesi sebagai

guide di pantai Tulamben melihat

peluang guide lebih besar dari segi

penghasilan. Wawancara yang

dilakukan dengan Made Simpen (52

tahun) pada tanggal 23 Mei 2013

diketahui bahwa sebelumnya ia

hanya sebagai nelayan kemudian

beralih propesi sebagai penjaga villa

di villa Markisa. Alih profesi yang

dilakukan warga dikarenakan

peluang penghasilan yang diperoleh

di sektor pariwisata lebih

menjanjikan. Selain hal tersebut

warga memilih bekerja di pantai ini

karena wisatawan asing maupun

domestik yang datang berkunjung ke

pantai Tulamben semakin

meningkat, sehingga mereka

memutuskan untuk bekerja disini.

Pantai Tulamben sebagai salah satu

objek pariwisata di Kabupaten

Karangasem telah mampu

memberikan kesempatan kepada

masyarakat untuk membangun

fasilitas wisata naik kecil, menengah,

maupun besar sehingga ekonomi

masyarakat perlahan mengalami

peningkatan.

3. Tahap Pengembangan

Untuk pengembangan kawasan

wisata pantai Tulamben fase

discovery yang terjadi pada tahun

1994-2000 pada saat itu objek ini

Page 11: 25-2130-1-SM

10

mulai ramai dikunjungi wisatawan.

Pada tahun 1994 datanglah investor

atas nama “Patrick Schwarz” dari

Swis yang tertarik melirik pantai

Tulamben. Patrick Schwarz

kemudian membangun hotel Mimpi.

Kemunculan hotel Mimpi ini

menjadi vioner fasilitas wisata di

pantai Tulamben yang dilanjutkan

pada pembangunan fasilitas

pariwisata lain.

Mulai tahun 2000, objek wisata

pantai Tulamben semakin ditata

dengan sudah bagusnya akses

menuju pantai serta fasilitas-fasilitas

yang semakin dilengkapi sehingga

diharapkan mampu menarik

wisatawan untuk berkunjung ke

objek wisata bahari Tulamben.

Berdasarkan hasil observasi,

fasilitas-fasilitas yang disediakan di

pantai Tulamben yaitu hotel,

bungalow, restaurant, cenderamata,

penyewaan alat selam, areal parkir

yang cukup luas, WC umum, listrik,

kantor dive center dan informasi

kepariwisataan Pemda Karangasem

(Tourism Information) serta pusat

informasi tentang lokasi objek wisata

bahari yang terdapat di Kabupaten

Karangasem kepada wisatawan.

Berdasarkan data

Kepariwisataan Kabupaten

Karangasem tahun 2013, dapat

diketahui bahwa jumlah kunjungan

wisatawan ke objek wisata bahari di

Tulamben tiap tahunnya mengalami

peningkatan namun mulai tahun

2002 sampai 2004 mengalami

penurunan yang sangat tinggi

disebabkan terjadinya Bom Bali I

pada tahun 2002 dan Bom Bali II

yang terjadi pada tahun 2004, yang

mengakibatkan perkembangan

pariwisata Bali menurun secara

drastis. Kemudian dari tahun 2005

mulai ada peningkatan pengunjung

ke pantai Tulamben walaupun masih

sedikit prosentasenya. Dilihat dari

prosentase jumlah kunjungan

wisatawan mancanegara, angka

tertinggi adalah pada tahun 2008 dan

2009 mencapai 13.919 (10,82%) dan

20.678 (16,10%) sedangkan

wisatawan domestik mencapai 4.293

(15,53%) dan 65576 (23,71%). Hal

ini dikarenakan sudah mulai

percayanya wisatawan mancanegara

maupun wisatawan domestik dengan

keamanan Bali setelah Bom Bali I

dan II, dan usaha untuk

mengembalikan citra pariwisata Bali

di dunia internasional. Dengan usaha

Page 12: 25-2130-1-SM

11

tersebut akhirnya membuahkan hasil

yang maksimal dengan kunjungan

wisatawan yang terus mengalami

peningkatan.

D. Penyelenggaraan Sistem

Pendidikan Sadar Wisata Guna

Menjaga Kelestarian Objek

Wisata Bahari di Desa

Tulamben

Sistem pendidikan sadar wisata

merupakan salah satu pendidikan

yang tergolong dalam pendidikan

non-formal. Bentuk sistem

pendidikan sadar wisata di Desa

Tulamben berupa penyuluhan-

penyuluhan dan sosialisasi dari

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

yang diketuai oleh I Gusti Lanang

Tustha, kegiatan ini dilaksanakan ke

tiap-tiap banjar yang ada di Desa

Tulamben. Kegiatan penyuluhan dan

sosialisasi dilakukan pada satu tahun

sekali. Kegiatan ini bertujuan agar

masyarakat Tulamben bisa menjaga

dan mengembangkan serta

melestarikan objek wisata bahari

yang dimilikinya.

Pada pelaksanaan pendidikan

sadar wisata di Desa Tulamben di

dalamnya juga terlibat beberapa

pihak diantaranya :

1. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Karangasem

Dalam pelaksanaan pendidikan

sadar wisata di Desa Tulamben,

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

sangat berperan penting untuk

menggerakkan serta memberikan

kesadaran bagi masyarakat Desa

Tulamben tentang pentingnya

memelihara lingkungan khususnya

dalam hal menjaga kelestarian

daerahnya agar tetap terjaga. Hal

tersebut akan berdampak terhadap

berkembangnya objek pariwisata di

Desa Tulamben.

Pendidikan sadar wisata yang

dilakukan oleh Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata di Desa Tulamben

dilaksanakan dengan memberikan

penyuluhan serta sosialisasi tentang

pelestarian terumbu karang dan ikan-

ikan yang berada di areal pantai

Tulamben. Selain itu juga

memberikan contoh serta

menerapkan bagaiman cara menjaga

dan melestarikan objek wisata yang

ada di Pantai Tulamben. Contoh

nyatanya dengan memberikan

pengarahan tidak boleh membuang

sampah di sekitar pantai serta tidak

boleh merusak terumbu karang yang

dimiliki pantai Tulamben.

Page 13: 25-2130-1-SM

12

2. Para Nelayan

Pelaksanaan pendidikan sadar

wisata di Desa Tulamben juga diikuti

oleh kelompok nelayan yang ada di

Desa Tulamben. Jika para nelayan

tidak memiliki kesadaran untuk

menjaga dan melestarikan wisata

bahari yang ada di Pantai Tulamben

akan sangat berdampak pada

kelangsungan terumbu karang dan

ikan-ikan yang ada di kawasan

Pantai Tulamben, karena para

nelayan saat mencari ikan akan

cenderung menginginkan hasil yang

banyak hal itulah yang akan

membuat para nelayan saat mencari

ikan menggunakan alat-alat yang

cenderung merusak terumbu karang

seperti pemakaian racun, bom dan

lain-lain. Penyuluhan dan sosialisasi

yang ditujukan pada kelompok

nelayan adalah arahan agar para

nelayan bisa mencari ikan dengan

tidak merusak lingkungan bawah laut

seperti merusak terumbu karang,

meracuni ikan dan lain-lain.

3. Sekaa Truna-truni.

Dalam pelaksanaan pendidikan

sadar wisata di Desa Tulamben juga

melibatkan sekaa truna-truni di

lingkungan Desa Tulamben.

keterlibatan sekaa truna-truni ini

tidak lain karena sekaa truna-truni

merupakan pewaris yang akan

melestarikan objek wisata Pantai

Tulamben maka penyuluhan

dilakukan pada sekaa truna-truni ini

mutlak dilakukan demi kelestarian

objek wisata Pantai Tulamben

kedepannya.

Sistem pendidikan sadar

wisata terhadap masyarakat Desa

Tulamben sudah berjalan dengan

baik. Hal tersebut dapat dilihat dari

kesadaran baik kelompok maupun

individu masyarakat di Desa

Tulamben sudah sangat tinggi.

Masyarakat sudah membuat

peraturan terkait pelestarian

lingkungan bawah laut yang di

dalamnya sudah mencakup

pelestarian ikan, terumbu karang dan

lain-lain. Beranjak dari hal tersebut,

dapat dikatakan bahwa

penyelenggaraan sistem pendidikan

sadar wisata di Desa Tulamben

sudah berjalan dengan baik dan

masyarakat pun merespons dengan

baik terhadap penyelenggaraan

pendidikan sadar wisata.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan penelitian

yang telah dipaparkan pada

Page 14: 25-2130-1-SM

13

pembahasan diatas, maka penulis

dapat menarik beberapa simpulan

diantaranya (1) Faktor-faktor yang

menyebabkan Pantai Tulamben bisa

berkembang sebagai objek wisata

bahari di Desa Tulamben adalah a)

daya tarik pemandangan alamnya

yang indah, b) daya jangkau yang

mudah, c) akomodasi yang lengkap

seperti hotel, villa dan bungalows,

restaurant, toko cendramata,

penyewaan alat selam, Torism

Information Center, dan parkir, d)

respon masyarakat lokal (masyarakat

Desa Tulamben) sangat positif

terhadap kunjungan wisatawan yang

datang ke Pantai Tulamben sehingga

para wisatawan merasa nyaman

untuk berkunjung ke tempat tersebut.

(2) Perkembangan destinasi Pantai

Tulamben sebagai objek wisata

bahari dilihat dari kunjungan wisman

maupun wisdom periode 2000-2010

diawali dengan penemuan awal

pantai ini dan kemudian direspons

oleh masyarakat Tulamben dengan

membuka fasilitas-fasilitas

penunjang seperti pembangunan

hotel, villa, bungalows dan fasilitas-

fasilitas lain. Kemudian tahap

pengembangan mulai tahun 2000,

objek wisata Pantai Tulamben

semakin ditata dengan sudah

bagusnya akses menuju pantai serta

fasilitas-fasilitas yang semakin

dilengkapi sehingga mampu menarik

wisatawan untuk berkunjung ke

Pantai Tulamben. (3)

Penyelenggaraan sistem pendidikan

sadar wisata guna menjaga

kelestarian objek wisata bahari di

Desa Tulamben melibatkan berbagai

pihak diantaranya Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kabupaten

Karangasem, para nelayan dan seka

truna-truni Desa Tulamben.

Penyelenggaraan sistem pendidikan

sadar wisata di Desa Tulamben

sudah berjalan dengan baik dan

masyarakat pun merespon baik

terhadap penyelenggaraan

pendidikan sadar wisata.

Berdasarkan hasil penelitian di

atas, penulis ingin memberikan

beberapa saran dan masukan sebagai

bahan pertimbangan bagi beberapa

pihak. Adapun saran yang penulis

berikan adalah sebagai berikut.

1. Bagi Pengunjung dan Masyarakat

Sekitar

a. Agar tetap menjaga kelestarian

Pantai Tulamben dan

lingkungan sekitarnya sehingga

kelestarian objek wisata Pantai

Page 15: 25-2130-1-SM

14

Tulamben tetap terjaga dengan

baik.

b. Tetap mempertahankan prilaku

yang ramah terhadap

wisatawan yang berkunjung

agar objek wisata Pantai

Tulamben tetap menarik bagi

wisatawan.

c. Bagi masyarakat sekitar

(masyarakat lokal) diharapkan

mampu bersaing dalam

mengelola industri pariwisata

di Pantai Tulamben agar tidak

warga asing saja yang

menguasai saham fasilitas yang

sifatnya besar di objek wisata

tersebut.

2. Bagi Pekab yang Terkait

a. Lebih mengintensifkan

promosi-promosi keberbagai

daerah maupun negara-negara

luar agar objek wisata ini

menjadi salah satu daerah

tujuan wisatawan untuk

dikunjungi.

b. Tetap menjaga dan

melestarikan eksistensi objek

wisata Pantai Tulamben

sebagai aset Pemkab yang

tidak ternilai harganya.

c. Melengkapi fasilitas-fasilitas

yang diperlukan wisatawan

selama berada di objek wisata

Pantai Tulamben, sehingga

wisatawan merasa betah dan

nyaman untuk berkunjung

lama-lama di objek wisata

Pantai Tulamben.

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Karangasem. 2013.

Data Kepariwisataan

Kabupaten Karangasem.

Amlapura

Pendit, Nyoman S. 2001.

Membangun Bali “Menggugat

Pembangunan di Bali Untuk

Orang Jakarta Melalui Jalur

Pariwisata”. Denpasar :

Pustaka Bali Post.

----------------. 1994. Ilmu Pariwisata

Sebuah Pengantar. Jakarta :

PT Pradnya Paramita.

Ross, Glenn F. 1998. Psikologi

Pariwisata. Jakarta :

Yayasan Obor Indonesia.

Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-

Dasar Pariwisata. Yogyakarta:

penerbit ANDI Yogyakarta.

Wahab, Salah. 2003. Manajemen

Kepariwisataan. Jakarta :

PT Pradnya Paramita.