238207586 pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai

Upload: ricky-bakhrul-ulum

Post on 05-Jul-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    1/71

     

    PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJAPEGAWAI DI KANTOR CAMAT 568744321897856

    KABUPATEN 223145655225

    SKRIPSI

    Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Menyelesaikan

    Program Strata Satu (S-1) Program Studi Administrasi Pemerintahan

    oleh

    DEWI WARA ARIMBI PRINGGANDANI

    NPM. 10010290

    PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (STISIP)

    BENTANG BARANANG GRINGSING WESI

    2014

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    2/71

      2

    ABSTRAK

    DEWI WARA ARIMBI PRINGGANDANI (10010290) Pengaruh

    Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Camat 568744321897856Kabupaten 223145655225 – Sekolah Tinggi Imu Sosial dan Ilmu

    Pedmerintahan (STISIP) Bentang Baranang Gringsing Wesi

    Pembimbing:

    Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Kecamatan 568744321897856

    Kabupaten 223145655225. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

    (1) kinerja pegawai di Kantor Camat 568744321897856 Kabupaten

    223145655225, (2) pengaruh kepemimpinan di Kantor Camat 568744321897856

    Kabupaten 223145655225, dan (3) Besarnya pengaruh kepemimpinan camat

    terhadap kinerja pegawai di Kantor Camat 568744321897856 Kabupaten

    223145655225.

    Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, dengan pegawai

    di Kantor Camat 568744321897856 Kabupaten 223145655225 yang seluruhnya

     berjumlah 32 orang. Teknik pengumpulan data untuk kedua variabel

    Kepemimpinan Camat dan kinerja pegawai menggunakan instrumen angket

    dengan skala ordinal serta menggunakan skala Likert.

    Hasil penelitian menunjukkan: (1) Kinerja pegawai pada Kantor Camat

    568744321897856 Kabupaten 223145655225 berada pada tingkat yang sedang

    atau kualitasnya cukup baik dengan persentasi sebesar 78,36%. (2) Kinerja

    Pegawai pada Kantor Camat 568744321897856 Kabupaten 223145655225

    tergambar dalam keadaan cukup baik yang ditunjukkan dengan tanggapan

    responden sebesar 70,93%. (3) Kepemimpinan Camat berpengaruh positif

    terhadap kinerja pegawai pada Kantor Camat 568744321897856 Kabupaten

    223145655225. Pengaruh tersebut ditunjukkan dengan nilai thitung  (2,613) yang

    lebih besar daripada nilai ttabel  (1,613) pada tingkat kekeliruan 5% dan db = 32-

    2=30. (4) Kepemimpinan Camat berpengaruh sebesar 63,20 % terhadap Kinerja

    Pegawai pada Kantor Camat 568744321897856. Sedangkan sisanya sebesar 36,80

    % merupakan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    3/71

      3

     

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang Penelitian

    Pada sebuah organisasi pemerintahan, kesuksesan atau kegagalan

    dalam pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi

    oleh kepemimpinan, melalui kepemimpinan dan didukung oleh kapasitas

    organisasi pemerintahan yang memadai, maka penyelenggaraan tata

     pemerintahan yang baik (Good Governance) akan terwujud, sebaliknya

    kelemahan kepemimpinan merupakan salah satu sebab keruntuhan kinerja

     birokrasi di Indonesia.1 

    Kepemimpinan (leadership) dapat dikatakan sebagai cara dari seorang

     pemimpin (leader) dalam mengarahkan, mendorong dan mengatur seluruh

    unsur-unsur di dalam kelompok atau organisasinya untuk mencapai suatu

    tujuan organisasi yang diinginkan sehingga menghasilkan kinerja pegawaiyang maksimal. Dengan meningkatnya kinerja pegawai berarti tercapainya

    hasil kerja seseorang atau pegawai dalam mewujudkan tujuan organisasi.

    Kepemimpinan yang ada di Kantor Camat 568744321897856

    Kabupaten 223145655225 dipimpin oleh seorang Camat yang membawahi 30

    orang pegawai membutuhkan kepemimpinan yang baik sehingga Kantor

    Camat 568744321897856 Kabupaten 223145655225 dapat menciptakan

     pelayanan yang maksimal kepada masyarakat yang ada di wilayah tersebut.

    Salah satu permasalahan yang terjadi di Kantor Camat

    568744321897856 Kabupaten 223145655225 yang juga merupakan

     permasalahan hampir di semua lembaga atau instansi pemerintahan adalah

    1  Istianto, Bambang. Manajemen Pemerintahan Dalam Persepektif Pelayanan Publik . (Jakarta:

    Mitra Wacana Media. 2009) p. 2

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    4/71

      4

    munculnya keluhan dan ketidak-puasan masyarakat terhadap pelayanan

    kepada masyarakat yang tidak maksi-mal seperti yang dikemukakan oleh

    mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris2

      bahwa “kinerja Pegawai Negeri

    Sipil (PNS) masih memprihatinkan, masih buruknya kinerja PNS diketahui

    dari masih tingginya persentase keterlambatan masuk kerja dan pelaksanaan

    tugas yang tidak sesuai standar”.

    Masih buruknya kinerja birokrasi ini juga tercermin dari ungkapan

    seorang pejabat di DPRD 223145655225 yang mendesak Bupati mengganti

    Camat yang tidak berkompeten, Camat yang merupakan perpanjangan tangan

    dari kebijakan dan pelayanan Bupati di tingkat Kecamatan harus siapmelayani masyarakat serta memahami betul kondisi daerah yang dipimpinnya.

    “Kalau Camat tidak berhasil memimpin masyarakatnya, tentu akan berdampak

    kepada citra Bupati juga” tandasnya. Kalau masyarakat resah dan terganggu

    untuk berurusan dengan pemerintah khususnya terkait administrasi, tentu

     pembangunan juga akan terhambat bahkan bisa menggagagalkan program dan

    kebijakan pembangunan di 223145655225.

    Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik melakukan penelitian dengan

     judul “Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Di Kantor

    Camat 568744321897856 Kabupaten 223145655225”. 

    B.  Identifikasi dan Rumusan Masalah

    1.  Identifikasi Masalah

    Berdasar kepada latar belakang penelitian di atas, beberapa permasalahan

    dapat teridentifikasi sebagai berikut.

    a.  Apakah kepemimpinan dapat mempengaruhi kesuksesan dan

    kegagalan pencapaian tujuan organisasi?

     b.  Apakah kepemimpinan dapat meningkatkan kinerja pegawai di

    lingkungan Kantor Camat 568744321897856?

    2  Artikel Kinerja (Online) pada http://www.kompas.com/read/xml/2008/12/24/1346573/kinerja 

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    5/71

      5

    c.  Apa saja langkah yang seharusnya diambil oleh seorang pemimpin

    dalam meningkatkan kinerja pegawainya?

    d.  Bagaimana sebenarnya kualitas kinerja pegawai negeri sipil dan aparat

     pemerintahan di lingkungan kecamatan 568744321897856?

    e.  Seberapa besar kepemimpinan dapat mempengaruhi kinerja pegawai di

    lingkungan kecamatan 568744321897856?

    2.  Rumusan Masalah

    Permasalahan yang teridentifikasi di atas ternyata cukup banyak.

    Oleh karena itu, dalam penelitian ini diperlukan pembatasan permasalahan

    yang dirumuskan melalui rumusan masalah. Di samping itu, untuk

    memudahkan peneliti nantinya, dan agar peneliti memiliki arah yang jelas

    maka terlebih dahulu dilakukan perumusan masalah.

    Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini

    adalah sebagai berikut.

    1)  Bagaimanakah kinerja pegawai di Kantor Camat 568744321897856

    Kabupaten 223145655225?

    2)  Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai di

    Kantor Camat 568744321897856 Kabupaten 223145655225?

    3)  Seberapa besar pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai di

    Kantor Camat 568744321897856 Kabupaten 223145655225?

    C.  Maksud dan Tujuan Penelitian

    Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan

    hal-hal sebagai berikut.

    1.  Kinerja pegawai di Kantor Camat 568744321897856 Kabupaten

    223145655225.

    2.  Pengaruh kepemimpinan di Kantor Camat 568744321897856 Kabupaten

    223145655225.

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    6/71

      6

    3.  Besarnya pengaruh kepemimpinan camat terhadap kinerja pegawai di

    Kantor Camat 568744321897856 Kabupaten 223145655225.

    D.  Kegunaan Penelitian

    1.  Kegunaan Praktis

    a.  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak

    dan diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran sebagai

    alternatif pemecahan masalah-masalah dalam pengembangan

    manajemen pemerintahan.

     b.  Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan informasi yang

     bermanfaat sebagai masukan dan pertimbangan bagi lembaga

     pemerintahan terkait untuk mengetahui arti pentingnya kinerja pegawai

    sehingga dapat mendorong perbaikan kualitas layanan masyarakat

    secara keseluruhan.

    c.  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan

     pemikiran dalam memberikan alternatif terhadap peningkatan sumber

    daya manusia di lingkungan kerja Kantor Camat 568744321897856

    dan untuk menentukan pilihan kebijakan yang berkaitan dengan upaya

     peningkatan kinerja pegawai. 

    2.  Kegunaan Teoretis

    a.  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan yang

     bersifat akademis bagi pengembangan teori, konsep-konsep ilmiah dan

    referensi dalam pengembangan ilmu manajemen khususnya manaje-

    men pemerintahan.

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    7/71

      7

     b.  Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi peneliti-

    an-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kinerja pegawai

    dalam upaya meningkatkan disiplin kerja.

    E.  Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

    1.  Kerangka Pemikiran

    a.  Kepemimpinan

    Menurut Hasibuan3, ”kepemimpinan adalah cara seorang pe-

    mimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan

     bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi”.

    Selanjutnya menurut Istianto4 ada beberapa definisi kepemimpinan

    yang dapat mewakili tentang kepemimpinan, yaitu sebagai berikut.

    1)  Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam memimpin sedangkan

     pemimpin adalah orangnya yang memiliki kemampuan untuk

    mempengaruhi orang lain sehingga orang lain tersebut mengikuti apa

    yang diinginkannya. Oleh karena itu pemimpin harus mampu

    mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan

     bersama.

    2)  Kepemimpinan adalah dimana seorang pemimpin harus mampu

    mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan

     bersama.

    3)  Kepemimpinan merupakan subjek yang penting di dalam manajemen

    dan ilmu administrasi karena kepemimpinan terkait dengan hubungan

    antara atasan dan bawahan di dalam organisasi.

    4)  Kepemimpinan merupakan proses berorientasi kepada manusia dan

    dapat diukur dari pengaruhnya terhadap perilaku organisasi.

    3  Hasibuan, Malayu, S.P. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah (Jakarta: Gunung

    Agung.2003 p. 1704  Istianto, Bambang. Manajemen Pemerintahan Dalam Persepektif Pelayanan Publik . (Jakarta:

    Mitra Wacana Media. 2009) p. 87

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    8/71

      8

    5)  Kepemimpinan pemerintahan adalah sikap, perilaku dan kegiatan

     pemimpin pemrintahan di pusat dan daerah dalam upaya mencapai

    tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara.

    Dari berbagai pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

     pengertian kepemimpinan merupakan suatu cara seorang pemimpin dalam

    usahanya untuk mempengaruhi bawahannya agar mau bekerja sama untuk

    mencapai tujuan organisasi.

    Kepemimpinan transformasional (transformational leadership)

    merupakan salah-satu diantara sekian model kepemimpinan, oleh Burns

    diartikan sebagai “sebuah proses saling meningkatkan diantara para pemimpin dan pengikut ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih

    tinggi’.5  Bass mengistilahkan kepemimpinan transformasional sebagai

    “Fours I’s”, yang meliputi “pengaruh individual (individualized influence),

    motivasi inspiratif (inspirational motivation), stimulasi intelektual

    (intellectual stimulation), dan pertimbangan individual (individualized

    consideration)” (individualized consideration)”.6 

    Keefektifan peran seorang pemimpin sangatlah diperlukan dalam

    lingkungan kerja. Bass (1985) mendefinisikan bahwa kepemimpinan

    sebagai pemimpin yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi

     bawahan dengan cara-cara tertentu.7  Bawahan merasa percaya, kagum,

    loyal dan hormat terhadap atasannya sehingga bawahan termotivasi untuk

     berbuat lebih banyak dari pada apa yang biasa dilakukan dan

    diharapkannya. Kepemimpinan pada prinsipnya memotivasi bawahan

    untuk berbuat lebih baik dari apa yang biasa dilakukan, dengan kata lain

    dapat meningkatkan kepercayaan atau keyakinan diri bawahan yang akan

     berpengaruh terhadap peningkatan kerja.

    5  Yukl, Gary. Leadership in Organization. (Saddle River, New Jersey: Prentice Hall Inc. 2010) p.

    296)6  Ibid

    7  Toha, Miftah. Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta: Raja Grafindo. 2003) p. 78

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    9/71

      9

    Faktor kepemimpinan, dari atasan dapat memberikan pengayoman

    dan bimbingan kepada karyawan dalam menghadapi tugas dan lingkungan

    kerja yang baru. Pemimpin yang baik akan mampu menularkan optimisme

    dan pengetahuan yang dimilikinya agar karyawan yang menjadi

     bawahannya dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik. Menurut

    Robbins, kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi

    suatu kelompok ke arah tercapainya suatu tujuan.8 Fungsi kepemimpinan

    adalah memandu, menuntun, membimbing, membangun, atau memberi

    motivasi kerja, dan membuat jaringan komunikasi dan membawa

     pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju dengan ketentuan waktu dan

     perencanaan. Sehingga setiap pimpinan akan memperlihatkan gaya

    kepemimpinannya lewat ucapan, sikap tingkah lakunya yang dirasa oleh

    dirinya sendiri maupun orang lain.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa indikator

    kepemimpinan terdiri atas:

    1)  Pengarahan. Camat memberikan pengarahan yang jelas dan dapat

    dimengerti oleh pegawai dalam melakukan pekerjaan.

    2)  Komunikasi. Komunikasi sebagai cara yang dilakukan Camat dalam

     proses pekerjaan sehingga pegawai mau bekerjasama.

    3)  Pengambilan keputusan. Camat memberikan wewenang dan

    tanggungjawab dalam pengambilan keputusan kepada pegawainya

    dalam menyelesaikan pekerjaan.

    4)  Motivasi. Camat memberikan bimbingan, dorongan dan pengawasan

    kepada bawahan dalam pelaksanaan pekerjaan.

    b.  Kinerja Pegawai

    8  Robbins, Stephen. P. dan Mary Coulter. Manajemen. Gramedia. Jakarta. 2005) p. 56

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    10/71

      10

    Pengertian kinerja menurut Tika menyatakan bahwa kinerja adalah

    hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang dalam

    melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.9

     

    Sedangkan pengertian kinerja menurut Anwar Prabu merupakan

     perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang

    dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.10

     

    Selanjutnya Rivai mengatakan bahwa kinerja merupakan perilaku

    nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan

    oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.11 

    Pengertian kinerja juga dikemukakan oleh beberapa ahli

    manajemen antara lain sebagai berikut

    1)  Prawiro Suntoro mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang

    dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi

    dalam rangka mencapai tujuan organisasi dalam periode tertentu.

    2)  Handoko mendefinisikan kinerja sebagai proses dimana organisasi

    mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.12 

    Berdasarkan beberapa definisi tersebut, penulis mengambil

    kesimpulan tentang definisi dari kinerja seseorang pegawai adalah sebagai

    hasil pekerjaan atau kegiatan seorang pegawai secara kualitas dan

    kuantitas dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan dalam

    melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.

    Pengukuran Kinerja Pegawai Menurut Agus Dharma hampir

    semua cara pengukuran kinerja mempertimbangkan hal-hal sebagai

     berikut:

    9  Tika, P. Budaya Organisasi Dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara.

    Jakarta. 2006) p. 23510

      Anwar Prabu Mangkunegara. 2008. Kinerja (Online). Terdapat pada

    (http://intanghina.wordpress.com/2008/06/10/kinerja/). Diunduh tanggal 4 Februari 2014.11

      Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi. 2009. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. (Jakarta :PT Rajagrafindo Persada.. 2009) p. 309

    12  Tjutju Yuniarsih dan Suwatno. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Bandung : Alfabeta. 2008) p. 121

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    11/71

      11

    1)  kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai.

    2)  kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran

    kualitatif keluaran mencerminkan pengukuran atau tingkat kepuasan

    yaitu seberapa baik penyelesaiannya

    3)  ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang

    direncanakan.13

     

    Sedangkan menurut Mathis yang menjadi indikator dalam

    mengukur kinerja atau prestasi karyawan adalah sebagai berikut:

    1)  kuantitas kerja, yaitu volume kerja yang dihasilkan dalam kondisi

    normal.

    2)  kualitas kerja, yaitu dapat berupa kerapian ketelitian dan keterkaitan

    hasil dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan.

    3)   pemanfaatan waktu, yaitu penggunaan masa kerja yang disesuaikan

    dengan kebijaksanaan perusahaan atau lembaga pemerintahan.

    4)  kerjasama, yaitu kemampuan menangani hubungan dengan orang lain

    dalam pekerjaan.14

     

    Berdasar kepada pemikiran di atas, indikator kinerja pegawai

    terdiri atas:

    1)  Kuantitas kerja yang dilihat dari penyelesaian semua tugas dengan baik

    dan tanpa banyak kesalahan.

    2)  Kualitas kerja berupa kerapian, ketelitian dan mematuhi semua

     peraturan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan pekerjaannya.

    3)  Pemanfaatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan tepat waktu sesuai

    dengan peraturan yang berlaku.

    13  Agus Dharma (2003:355)

    14  Mathis, Robert L & John H. Jackson ( Terjemahan Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira),

    Manajemen Sumber Daya Manusia, jilid 2, Jakarta: Salemba Empat. 2002) p. 78

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    12/71

      12

    4)  Kerjasama yakni kemampuan pegawai dalam membina hubungan

    dengan pegawai lain dan pimpinan

    2.  Hipotesis Penelitian

    Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang akan

    dilakukan, yang mana kebenarannya perlu untuk diuji serta dibuktikan

    melalui penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan

     baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-

    fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Dengan kata lain,

    hipotesis dapat juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan

    masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.15 

    Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka teori yang telah

    dipaparkan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Terdapat

     pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Kecamatan

    568744321897856 Kabupaten 223145655225”. 

    Paradigma penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

    Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

    F.  Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

    1.  Metode Penelitian

    Penelitian tentang ”Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja

    Pegawai Kecamatan 568744321897856 Kabupaten 223145655225” ini

    15  Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. (Bandung: Alfabeta. 2004) p. 70

    Kepemimpinan

    Camat (X)

    Kinerja Pegawai

    (Y)

    (1) Pengarahan(2) Komunikasi(3) Pengambilan

    Keputusan

    (4) Motivasi

    (1) Kuantitas kerja(2) Kualitas Kerja(3) Pemanfaatan

    Waktu

    (4) Kerja sama

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    13/71

      13

    menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan salah

    satu pendekatan yang ada dalam penelitian. Pendekatan ini menekankan pada

     prosedur yang ketat dalam menentukan variabel-variabel penelitiannya.

    Keketatan pendekatan ini sudah terlihat dari asumsi dasar penelitian

    kuantitatif.

    Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai

    objek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefenisikan dalam

     bentuk operasionalisasi variabel masing-masing. Reliabilitas dan validitas

    merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan

     pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil

     penelitian dan kemampuan replikasi serta generalisasi penggunaan model

     penelitian sejenis. Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan adanya

    hipotesis dan pengujiannya yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan

     berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan formula statistik yang akan

    digunakan. Juga, pendekatan ini lebih memberikan makna dalam hubungan-

    nya dengan penafsiran angka statistik bukan makna secara kebahasaan dan

    kulturalnya.

    Metode penelitian memandu peneliti tentang urut-urutan bagaimana penelitian akan dilakukan, dengan alat apa dan prosedur yang bagaimana.

    Dalam penelitian tentang ”Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai

    Kecamatan 568744321897856 Kabupaten 223145655225” ini digunakan

    metode deskriptif verifikasi dengan menggunakan teknik survei. Singarimbun

    mengemukakan bahwa penelitian survei adalah penelitian yang mengambil

    sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

     pengumpul data yang pokok.16

      Sementara itu, Sugiyono mengemukakan

     bahwa menurut tingkat eksplanasinya, penelitian ini termasuk ke dalam

     penelitian asosiatif.17

      Penelitian asosiatif adalah penelitian yang mencari

     pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya. Variabel yang

    16  Masri Singarimbun & Sofian Effendi. Metode Penelitian Survai. (Jakarta: LP3ES. 2003) p. 3

    17  Sugiyono. Op.Cit. p. 11

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    14/71

      14

    dimaksud dalam penelitian ini adalah (1) Kepemimpinan dan (2) Kinerja

    Pegawai pada Kantor Camat 568744321897856.

    2.  Teknik Pengumpulan Data

    Menurut Nasir, teknik pengumpulan data merupakan instrumen ukur

    yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan

    dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan,

    serta beragam fakta yang berpengaruh terhadap fokus penelitian yang sedang

    diteliti. Sesuai dengan pengertian teknik penelitian di atas, teknik

     pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini terutama ada dua

    macam, yakni studi dokumentasi dan teknik angket.18 

    a.  Studi Dokumentasi

    Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini

    dimaksudkan sebagai cara pengumpulkan data dengan mempelajari dan

    mencatat bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi

    yang terdapat baik di lokasi penelitian maupun di instansi lain yang ada

     pengaruhnya dengan lokasi penelitian. Studi dokumentasi ditujukan untuk

    memperoleh data langsung dari instansi/lembaga meliputi buku-buku,laporan kegiatan dan keuangan, serta dokumen lain yang relevan dengan

    fokus penelitian.

    b.  Teknik Angket

    Angket yang disusun dan dipersiapkan disebar kepada responden

    sebagaimana ditetapkan sebagai sampel penelitian. Pemilihan dengan

    model angket ini didasarkan atas alasan bahwa (a) responden memiliki

    waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan

    yang diajukan, (b) setiap responden menghadapi susunan dan cara

     pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c) responden

    mempunyai kebebasan dalam memilih jawaban, dan (d) dapat digunakan

    18  Nazir, Moh. Metode Penelitian. (Jakarta: Ghalia Indonesia. 2005) p. 328

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    15/71

      15

    untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dalam

    waktu yang cepat dan tepat.

    Untuk mengungkap data ini digunakan angket yang berbentuk skala

    Likert. Adapun alasan menggunakan skala Likert ini untuk mengukur sikap,

     pendapat dan profesi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu

    fenomena sosial. Permasalahan strategi pemasaran dan keputusan pembelian

     produk dapat dikategorikan sebagai fenomena sosial. Oleh karena itu,

     penggunaan skala Likert pada penelitian ini dapat diterima.

    Skala Likert yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

    Tabel 1.1 Penskoran Skala Likert

    Pernyataan Bobot

    Penilaian Pernyataan 

    Bobot

    Penilaian 

    Sangat setuju Skor : 5 Sangat baik Skor : 5

    Setuju Skor : 4 Baik Skor : 4

     Netral Skor : 3 Netral Skor : 3

    Tidak setuju Skor : 2 Tidak baik Skor : 2

    Sangat tidak setuju Skor : 1 Sangat tidak baik Skor : 1

    G.  Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Kantor Camat 568744321897856, yang

     berlokasi di Jl. Jangari, Kademangan, Kabupaten 223145655225. Penelitian

    ini dilaksanakan selama 6 bulan, yakni dari bulan Februari 2014 sampai

    dengan bulan Juli 2014. Rincian pelaksanaan penelitian dapat dijelaskan

    melalui tabel berikut.

    Tabel 1.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

    No KegiatanFebrua

    ri 2014

    Maret

    2014

    April

    2014

    Mei

    2014

    Juni

    2014

    Juli

    2014

    1 Kegiatan Prapenelitian X X X

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    16/71

      16

    2 Pengumpulan Data X X X

    3 Analisis Data X X X X X

    4 Penyusunan Laporan X X X X

    5 Bimbingan dan

    PerbaikanX X X X

    6 Sidang Skripsi X

     

    H.  Sistematika Penulisan Skripsi

    Secara sistematis, karya tulis ini dikembangkan dalam lima bagian

    sebagai berikut.

    1.  Bagian pertama merupakan pendahuluan yang membahas latar belakang

    masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka

     pemikiran dan hipotesis, waktu dan lokasi penelitian, serta sistematika

     pengembangan skripsi.

    2.  Bagian kedua merupakan tinjauan teoretis yang berisi tentang pembahasan

    kepemimpinan dan kinerja pegawai.

    3.  Bagian ketiga merupakan pembatasan mengenai metode penelitian yang

    membahas tentang latar penelitian, metode dan teknik penelitian, metode

    dan teknik pengumpulan data, serta teknik pengolahan data.

    4.  Pembahasan hasil penelitian yang berisi deskripsi, analisis, serta pem-

     bahasan hasil penelitian serta pembuktian hipotesis.

    5.  Bagian kelima merupakan kesimpulan atas seluruh hasil analisis data yang

    diperoleh dalam penelitian serta saran yang dapat dikemukakan

     berdasarkan temuan-temuan pada saat penelitian.

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    17/71

      17

     

    BAB II

    KAJIAN TEORETIS

    A.  Kepemimpinan

    1.  Pengertian Kepemimpinan

    Makna kata “kepemimpinan” erat kaitannya dengan kata “memimpin”.

    Kata memimpin mengandung makna yaitu kemampuan untuk menggerakkan

    segala sumber yang ada pada suatu organisasi sehingga dapat didayagunakan

    secara maksimal untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Pengertian

    “kepemimpinan” itu bersifat universal, berlaku dan terdapat pada berbagai

     bidang kegiatan hidup manusia. Oleh karena itu, sebelum dibahas pengertian

    kepemimpin-an yang menjurus pada bidang pendidikan, maka perlu dipahami

    dahulu pengertian kepemimpinan yang bersifat universal.

    Istilah kepemimpinan mempunyai banyak batasan dan para pakar pen-didikan memberikan pengertian kepemimpinan yang berbeda-beda. Guna

    lebih memahami makna dari kepemimpinan, berikut dikemukakan menurut

     beberapa ahli pendidikan mengenai pengertian dan definisi tentang

    kepemimpinan.

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    18/71

      18

    Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting

    dalam suatu organisai karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu

    organisasi ditentukan oleh kepemimpinan dalam organisasi tersebut.

    Pentingnya ke-pemimpinan seperti yang dikemukakan oleh James M. Black

     pada  Management: a Guide to Executive Command dalam Sadili Samsudin

    menyebutkan bahwa ”Kepemimpinan adalah kemampuan meyakinkan dan

    menggerakkan orang lain agar mau bekerja sama di bawah kepemimpinannya

    sebagai suatu tim untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.19 

    Menurut Goetsch dan Stanley20

      kepemimpinan adalah kemampuan

    untuk menginspirasikan orang guna menciptakan satu komitmen total,

    diinginkan dan sukarela terhadap pencapaian tujuan organisasional atau

    melebihi pencapaian tujuan tersebut. Selanjutnya Terry, juga mengatakan

     bahwa kepemimpinan adalah hubungan di mana satu orang yakni pemimpin,

    mempengaruhi pihak lain untuk dapat bekerja sama dalam upaya mencapai

    tujuan. Dari pengertian itu, dapat diketahui bahwa pemimpin berhubungan

    dengan sekelompok orang.21 

    Sedangkan menurut Kimball Wiles, dengan secara singkat

    mendefinisikan kepemimpinan itu dari sudut pandangan yang agak berbeda,dan dengan " scope" pengertian yang lebih luas. Beliau mengatakan bahwa:

     Leadership is any contribution to the establishment and attainment of group

     purposes.22

     Beliau tidak memandang kepemimpinan itu sebagai satu kesiapan,

    kemampuan atau energi belaka, tetapi ia lebih menekankan kepemimpinan itu

    sebagai satu sumbangan dari setiap orang yang dapat bermanfaat di dalam

     penetapan dan pencapaian tujuan " group" secara bersama.

    Sementara itu, Indrafachrudi mengartikan “kepemimpinan adalah suatu

    kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga

    19  Samsudin, Sadili. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Bandung: Pustaka Setia. 2006), p. 287

    20  David L. Goetsch dan Stanley B. Davis, Manajemen Mutu Total , alih bahasa; Benyamin Molan,

    (Jakarta: PT. Prenhallindo, 2002), p. 16921

      Marno & Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, Bandung: Refika

    Aditama, 2008), p.2222

      Kimball Wiles, Supervision for Better Schools, (New York: Englewood Cliffs, Printice- Hall.,1961), p.29

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    19/71

      19

    tercapai-lah tujuan itu”.23

      Kemudian menurut Ukas, “kepemimpinan adalah

    kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi orang

    lain, agar ia mau berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian suatu

    maksud dan tujuan”.24

      Sedangkan George R. Terry dalam Miftah Thoha

    mengartikan bahwa “kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi

    orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi”.25 

    Sejumlah definisi dikemukakan pula oleh berbagai ahli di dunia

    sebagai-mana dikutip berikut ini.

    1)  Kepemimpinan adalah suatu proses di mana individu mempengaruhi

    kelompok untuk mencapai tujuan umum.

    26

     

    2)  Kepemimpinan itu adalah kemampuan untuk menanamkan keyakinan dan

    memperoleh dukungan dari anggota organisasi untuk mencapai tujuan

    organisasi.27

     

    3)  Menurut Rivai definisi kepemimpinan secara luas adalah meliputi proses

    mempengaruhi dan menetukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku

     pengikut untuk mencapai tujuan, dan mempengaruhi untuk memperbaiki

    kelompok dan budayanya.28

     

    4)  Menurut Nawawi, kepemimpinan berarti kemampuan menggerakkan

    memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia

    melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan melalui

    keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang harus dilakukan.29

     

    23  Indrafachrudi, Soekarto. Bagaimana Memimpin Sekolah yang Efektif . (Bogor: Ghalia Indonesia,

    2006), p. 224

      Ukas, Maman. Manajemen: Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. (Bandung: Agini, 2004), p. 268.25

      Toha, Miftah. Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta: Raja Grafindo. 2003), p. 5.26  P. G. Northouse,  Leadership: Theory and Practice  (New Delhi: Response Book, 2003), p.3.Pengertian ini dipertajam oleh Suprayogo bahwa proses mempengaruhi aktivitas dapat

    dilakukan kepada individu atau group untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam situasi

    yang telah ditetapkan. Lihat Imam Suprayogo,  Reformulasi Visi dan Misi Pendidikan Islam (Malang: STAIN Press, 1999), p. 160.

    27  A. J. Dubrin,  Leadership: Research Findings, Practices, and Skills,  (Boston: Houghton MifflinCompany, 2001), p. 3.

    28 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), 2.29

     Hadari Nawawi, Administrasi Pandidikan (Jakarta: Haji Masagung, 1998), p. 81. 

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    20/71

      20

    Pada definisi-definisi kepemimpinan yang berbeda-beda tersebut, pada

    dasarnya terkandung kesamaan asumsi yang bersifat umum seperti: (1) di

    dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau

    lebih, (2) di dalam melibatkan proses mempengaruhi, di mana pengaruh yang

    sengaja (intentional influence) digunakan oleh memimpin terhadap bawahan.

    Di samping kesamaan asumsi yang umum, di dalam definsi tersebut juga

    memiliki perbedaan yang bersifat umum pula seperti: (1) siapa yang

    mempergunakan pengaruh, (2) tujuan dari usaha untuk mempengaruhi, dan (3)

    cara pengaruh itu digunakan.

    Bertolak dari pengertian kepemimpinan di atas, terdapat tiga unsur

    yang saling berkaitan, yaitu unsur manusia, sarana, dan tujuan. Untuk dapat

    memper-lakukan ketiga unsur tersebut secara seimbang, seorang pemimpin

    harus memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan yang diperlukan

    dalam melaksanakan kepemimpinannya. Pengetahuan dan keterampilan ini

    dapat diperoleh dari pengalaman belajar secara teori ataupun dari

     pengalamannya dalam praktek selama menjadi pemimpin. Namun secara tidak

    disadari seorang pemimpin dalam memperlakukan kepemimpinannya menurut

    caranya sendiri, dan cara-cara yang digunakan itu merupakan pencerminan

    dari sifat-sifat dasar kepemimpinannya.

    2.  Teori Kepemimpinan

    Pada dasarnya, kepemimpinan merupakan kemampuan pemimpin

    untuk mempengaruhi karyawan dalam sebuah organisasi, sehingga mereka

    termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam memberikan penilaian

    terhadap gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin, karyawan

    melakukan proses kognitif untuk menerima, mengorganisasikan, dan memberi

     penafsiran terhadap pemimpin.

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    21/71

      21

    Menurut Wursanto, teori kepemimpinan adalah bagaimana seseorang

    menjadi pemimpin, atau bagaimana timbulnya seorang pemimpin.30

     Beberapa

    teori tentang kepemimpinan yaitu:

    a.  Teori Kelebihan

    Teori ini beranggapan bahwa seorang akan menjadi pemimpin apabila ia

    memiliki kelebihan dari para pengikutnya. Pada dasarnya kelebihan yang

    harus dimiliki oleh seorang pemimpin mencakup 3 hal yaitu kelebihan

    ratio, kelebihan rohaniah, kelebihan badaniah.

     b.  Teori Sifat

    Teori ini menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik

    apabila memiliki sifat-sifat yang positif sehingga para pengikutnya dapat

    menjadi pengikut yang baik, sifat-sifat kepemimpinan yang umum

    misalnya bersifat adil, suka melindungi, penuh percaya diri, penuh

    inisiatif, mempunyai daya tarik, energik, persuasif, komunikatif dan

    kreatif.

    c.  Teori Keturunan

    Menurut teori ini, seseorang dapat menjadi pemimpin karena keturunan

    atau warisan, karena orangtuanya seorang pemimpin maka anaknya

    otomatis akan menjadi pemimpin menggantikan orangtuanya.

    d.  Teori Kharismatik

    Teori ini menyatakan bahwa seseorang menjadi pemimpin karena orang

    tersebut mempunyai kharisma (pengaruh yang sangat besar). Pemimpin ini

     biasanya memiliki daya tarik, kewibawaan dan pengaruh yang sangat

     besar. 

    e.  Teori Bakat

    30  Wursanto. Dasar-Dasar Ilmu Organisasi. (2002:197)

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    22/71

      22

    Teori ini disebut juga teori ekologis, yang berpendapat bahwa pemimpin

    lahir karena bakatnya. Ia menjadi pemimpin karena memang mempunyai

     bakat untuk menjadi pemimpin. Bakat kepemimpinan harus

    dikembangkan, misalnya dengan memberi kesempatan orang tersebut

    menduduki suatu jabatan.

    f.  Teori Sosial

    Teori ini beranggapan pada dasarnya setiap orang dapat menjadi pemimpin.

    Setiap orang mempunyai bakat untuk menjadi pemimpin asal dia diberi

    kesempatan. Setiap orang dapat dididik menjadi pemimpin karena masalah

    kepemimpinan dapat dipelajari, baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman praktek. 

    3.  Fungsi-fungsi Kepemimpinan

    Fungsi kepemimpinan berhubungan dengan situasi sosial dalam

    kehidupan kelompok/ organisasi dimana fungsi kepemimpinan harus

    diwujudkan dalam interaksi antar individu. Menurut Rivai31

     secara operasional

    fungsi pokok kepemimpinan dapat dibedakan sebagai berikut.

    a.   Fungsi Instruktif

    Fungsi ini bersifat komunikasi satu arah. Pemimpin sebagai komunikator

    merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, bilamana, dan dimana

     perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.

    Kepemimpinan yang efektif memerlukan kemampuan untuk menggerak-

    kan dan memotivasi orang lain agar mau melaksanakan perintah.

     b.   Fungsi Konsultatif

    Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam usaha

    menetapkan keputusan, pemimpin kerapkali memerlukan bahan

     pertimbangan yang mengharuskannya berkonsultasi dengan orang-orang

    31  Rivai. (2005:53) 

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    23/71

      23

    yang dipimpinnya yang dinilai mempunyai berbagai bahan informasi yang

    diperlukan dalam menetapkan keputusan. Tahap berikutnya konsultasi dari

     pimpinan pada orang-orang yang dipimpin dapat dilakukan setelah

    keputusan ditetapkan dan sedang dalam pelaksanaan. Konsultasi itu

    dimaksudkan untuk memperoleh masukan berupa umpan balik (feedback)

    untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah

    ditetapkan dan dilaksanakan. Dengan menjalankan fungsi konsultatif dapat

    diharapkan keputusan-keputusan pimpinan, akan mendapat dukungan dan

    lebih mudah menginstruksikannya sehingga kepemimpinan berlangsung

    efektif.

    c.   Fungsi Partisipasi

    Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-

    orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan

    maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi tidak berarti bebas berbuat

    semaunya, tetapi dilakukan secara terkendali dan terarah berupa kerjasama

    dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain.

    Keikutsertaan pemimpin harus tetap dalam fungsi sebagai pemimpin dan

     bukan pelaksana.

    d.   Fungsi Delegasi

    Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang

    membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun

    tanpa persetujuan dari pimpinan. Fungsi delegasi pada dasarnya berarti

    kepercayaan. Orang-orang penerima delegasi itu harus diyakini merupakan

     pembantu pemimpin yang memiliki kesamaan prinsip, persepsi dan

    aspirasi.

    e.   Fungsi Pengendalian

    Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses/

    efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam

    koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    24/71

      24

     bersama secara maksimal. Fungsi pengendalian ini dapat diwujudkan

    melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan.

    4.  Teknik Kepemimpinan

    Menurut Wursanto teknik kepemimpinan yaitu membicarakan

     bagaimana seorang pemimpin, menjalankan fungsi kepemimpinanya yang

    terdiri atas teknik-teknik berikut.32

     

    a.  Teknik Kepengikutan

    Merupakan teknik untuk membuat orang-orang suka mengikuti apa yang

    menjadi kehendak si pemimpin. Ada beberapa sebab mengapa seseorang

    mau menjadi pengikut yaitu:

    -  kepengikutan karena peraturan/ hukum yang berlaku

    -  kepengikutan karena agama

    -  kepengikutan karena tradisi atau naluri

    -  kepengikutan karena rasio

     b.  Teknik Human Relations

    Merupakan hubungan kemanusiaan yang bertujuan untuk mendapatkan

    kepuasan psikologis maupun kepuasan jasmaniah. Teknik human relations

    dapat dilakukan dengan memberikan berbagai macam kebutuhan kepada

     para bawahan, baik kepuasan psikologis ataupun jasmaniah.

    c.  Teknik Memberi Teladan, Semangat, dan Dorongan

    Dengan teknik ini pemimpin menempatkan diri sebagai pemberi teladan,

     pemberi semangat, dan pemberi dorongan. Dengan cara demikian diharapkandapat memberikan pengertian dan kesadaran kepada para bawahan sehingga

    mereka mau dan suka mengikuti apa yang menjadi kehendak pemimpin. 

    5.  Tipe Kepemimpinan

    32  Wursanto. Op.Cit. p. 207.

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    25/71

      25

    Tipe kepemimpinan sering diartikan sebagai perilaku kepemimpinan

    atau gaya kepemimpinan (leadership style). Secara umum dapat dikatakan

     bahwa, kepemimpinan merupakan sumbangan dari seseorang di dalam situasi-

    situasi kelompok/kerjasama. Kepemimpinan dan kelompok adalah dua hal

    yang tidak dapat dipisahkan, karena tidak ada kelompok tanpa adanya

    kepemimpian, dan sebaliknya kepemimpinan hanya terjadi dalam situasi

    interaksi kelompok, seorang pemimpin harus berada di dalam suatu kelompok

    di mana dia memainkan peranan-peranan dan kegiatan-kegiatan kepemimpin-

    annya.

    Tipe kepemimpinan menurut Sanusi adalah sebagai berikut.

    1)  Tipe Otokratik , menganggap bahwa kepemimpinan adalah hak pribadinya sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan orang lain dan

    tidak boleh ada orang lain.

    2)  Tipe Kendali bebas (Laeissez-Faire) ,  cenderung memilih peran pasifdan membiarkan organisasi berjalan menurut temponya sendiri.

    Pemimpin Laeissez-Faire banyak memberikan kekebasan kepada

     personil untuk menentukan sendiri kebijaksanaan dalam melaksanakan

    tugas, tidak ada pengawasan dan sedikit sekali memberikan pengarahan

    kepada personilnya. Kepemimpinan Laeissez-Faire tidak dapat

    diterapkan secara resmi di lembaga pendidikan, kepemimpinan

    Laeissez-Faire dapat mengakibatkan kegiatan yang dilakukan tidakterarah, perwujudan kerja samping siur, wewenang dan tanggungjawab

    tidak jelas, yang akhirnya apa yang menjadi tujuan pendidikan tidak

    tercapai.

    3)  Tipe Paternalistik , seorang pemimpin yang tergolong paternalistikmenganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap

    melindungi, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya, dan

     bersikap maha tahu.

    4)  Tipe Kharismatik , pemimpin yang mempunyai daya tarik sangatmemikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang banyak dan

     pengikutnya tidak dapat menjelaskan secara kongkrit mengapa

     pemimpinnya dikagumi.5)  Tipe Militeristik , pemimpin yang menggerakkan bawahannya sering

    menggunakan dengan sistem perintah, senang pada formalitas yang

     berlebih-lebihan, menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan,

    sukar menerima kritikan dari bawahannya dan meng-gemari upacara-

    upacara untuk berbagai keadaan.

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    26/71

      26

    6)  Tipe Pseudo-demokratik , pemimpin semu demokratis, nampakdemokratis padahal otokratis.

    7)  Tipe Demokratis, pemimpin yang menggerakkan bawahannya bertitiktolak dari pendapat bahwa manusia itu adalah makhluk yang termulia di

    dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan

    organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari bawahannya,

    senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritikan dari

     bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan

    teamwork .33

     

    Sejalan dengan pendapat Sanusi di atas, Siagian mengemukakan

    tentang lima tipe kepemimpinan, yakni:

    (1)  kepemimpinan otokratis, menganggap organisasi yang dipimpinnya

    sebagai milik pribadi, mengidentifikasikan tujuan pribadi dengantujuan organisasi, dan tidak mau menerima pendapat, saran dan kritik

    dari anggotannya;

    (2)  kepemimpinan militeristis, menggerakkan bawahan sering mengguna-kan cara perintah, senang bergantung pada jabatan, senang formalitas

    yang berlebih-lebihan, dan sulit menerima kritik dan saran dari

     bawahnnya;

    (3)  kepemimpinan paternalistis, menganggap bawahan sebagai manusiayang tidak dewasa, terlalu melindungi, jarang memberi kesempatan

     pada bawahan untuk mengambil keputusan, hampir tidak pernah

    memberi kesempatan pada bawahan untuk berinisiatif sendiri dan

    mengembangkan krasi dan fantasinya;

    (4)  kepemimpinan karismatis, memiliki daya penarik yang sangat besarsehingga memiliki pengikut yang besar jumlahnya, pengikutnya tidak

    dapat menjelaskan mengapa mereka tertarik mengikuti dan mentaati

     pemimpinnya, dia seolah-olah memiliki kekuatan gaib, karisma yang

    dimilikinya tidak bergantung pada umur, kekayaan, kesehatan atau

    ketampanan si pemimpin, dan

    (5)  kepemimpinan demokratis, dalam menggerakkan bawahan ber- pendapat bahwa manusia itu makhluk yang termulia di dunia, selalu

     berusaha mensinkronkan kepentingan dan tujuan organisasi dengan

    kepentingan dan tujuan pribadi bawahan, senang menerima saran,

     pendapat dan kritik dari bawahan.34 

    Selanjutnya, gaya kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan

     pemim-pin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Menurut Thoha gaya

    33 Sanusi Achmad, Kepemimpinan Sekarang dan Masa Depan, (Bandung: Prospect, 2009), p. 5134

     Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi I. Cetakan Ketiga Belas. (Jakarta:Bumi Aksara. 2006), pp. 67-68

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    27/71

      27

    kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada

    saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia

    lihat.35

     

    Di lihat dari segi efektif dan tidak efektif gaya kepemimpinan menurut

    Mulyasa mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan dikelompokkan sebagai

     berikut.

    a.  Gaya Efektif

    1)   Executif , gaya ini menunjukkan adanya perhatian baik kepadatugas maupun kepada hubungan kerja dalam kelompok. Pimpinan

     berusaha memotivasi anggota dan menetapkan standar kerja yang

    tinggi serta mau mengerti perbedaan individu, dan menempatkan

    individu sebagai manusia.

    2)   Developer , gaya ini memberikan perhatian yang cukup tinggiterhadap hubungan kerja dalam kelompok dan perhatian menimum

    terhadap tugas pekerjaan. Pimpinan yang menganut gaya ini sangat

    memperhatikan pengembangan individu.

    3)   Benevolent Authocrat , gaya ini memberikan perhatian yang tinggiterhadap tugas dan rendah dalam hubungan kerja. Pemimpin yang

    menganut gaya ini mengetahui secara tepat apa yang ia inginkan

    dan bagaimana memperoleh yang diinginkan tersebut tanpa

    menyebabkan ketidakseganan di pihak lain.

    4)   Birokrat , gaya ini memberikan perhatian yang rendah terhadaptugas maupun terhadap hubungan. Pemimpin yang menganut gaya

    ini menerima setiap peraturan dan berusaha memeliharanya dan

    melaksanakannya.

     b.  Gaya yang tidak Efektif

    1)  Compromiser , gaya ini memberi perhatian yang tinggi pada tugasmaupun pada hubungan kerja. Pemimpin yang menganut gaya ini

    merupakan pembuat keputusan yang tidak efektif dan sering

    menemui hambatan dan masalah.

    2)   Missionary, gaya ini memberi perhatian yang tinggi pada

    hubungan kerja dan rendah pada tugas. Pemimpin yang menganutgaya ini hanya tertarik pada keharmonitas dan tidak bersedia

    mengontrol hubungan meskipun tujuan tidak tercapai.

    3)   Autocrat , gaya ini memberi perhatian yang tinggi pada tugas danrendah pada hubungan. Pemimpin yang menganut gaya ini selalu

    menetapkan kebijaksanaan dan keputusan sendiri.

    35  Toha, Miftah. Opcit , p. 45.

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    28/71

      28

    4)   Deserter , gaya ini memberi perhatian yang rendah pada tugas danhubungan kerja. Pemimpin yang menganut gaya ini hanya mau

    memberikan dukungan dan memberikan struktur yang jelas serta

    tanggung jawab, hanya pada waktu dibutuhkan.36

     

    Sergovanni dan Starrat telah mengidentifikasikan dua dimensi kunci

    kepemimpinan yakni (1) gaya kepemimpinan yang berorientasi pada

     pelaksanaan pekerjaan dan tugas, dan (2) gaya kepemimpinan yang

     berorientasi terhadap kebutuhan atau perasaan manusia dan hubungan diantara

    mereka.37 

    Dalam situasi yang tidak tepat, gaya kepemimpinan tersebut menjadi

    kurang efektif, tetapi dalam situasi yang tepat ia menjadi sangat efektif. Gaya

    kepemimpinan yang ideal adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan

    semua gaya yang ada sebaik mungkin pada situasi yang mendukung dan

    memenuhi kebutuhan kinerja kepemimpinan itu sendiri. Hal ini berarti

    situasilah yang mungkin menentukan gaya apa yang digunakan, karenanya

    tidak mungkin menerapkan satu gaya secara efesien.

    B.  Kinerja Pegawai

    1.  Pengertian Kinerja

    Kinerja merupakan suatu konsep umum yang digunakan untuk menge-

    tahui efektivitas pelaksanaan kerja pegawai sehingga dapat diaplikasikan

    dalam beragam setting organisasi. Kata kinerja merupakan terjemahan dari

    kata  performance  yang berarti: (1) melakukan, menjalankan, dan

    melaksanakan, (2) memenuhi atau menjalankan kewajiban sebuah nazar, (3)

    melaksanakan dan menyempurnakan tanggungjawab, dan (4) melakukan

    sesuatu yang diharapkan oleh seseorang.38 Dalam kamus Webster’s, third New

     International  disebutkan beberapa pengertian performance di antaranya : “the

    act or process of carrying out something; the execution of an action the ability

    36  Mulyasa, OpCit , p. 138

    37  Sagala, Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer . (Bandung: Alfabeta. 2002), p. 153

    38  Prawirosentono, Suyadi. Kebijaksanaan Kinerja Karyawan - Kiat Membangun Organisasi

     Kompetitif Menjalang Perdagangan Bebas Dunia. (Yogyakarta: BPFE. 1999) p. 1. 

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    29/71

      29

    to perform, the capacity to achieve a desired result ”39

    , yang berarti aktivitas

    atau proses penyelesaian sesuatu; pelaksanaan kegiatan; kemampuan

     berprestasi; kemampuan untuk mencapai hasil yang telah diharapkan.

    Banyak ahli memberi batasan tentang kinerja sesuai dengan sudut

     pandang masing-masing. Menurut Bernadin dan Rusell bahwa kinerja adalah

    “the record outcomer produced on a specified job function or activity during

     specified time period ”40

    , yang berarti kinerja adalah catatan yang dihasilkan

    outcomer   dari fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan selama satu priode

    tertentu.

    Hasibuan menyebutkan kinerja sebagai prestasi kerja, mengungkapkan bahwa prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

    melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang disandarkan atas

    kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.41

      Menurut Hasibuan,

     peningkatan kinerja karyawan akan terlihat jika technical skill , dan human

     skill  karyawan yang semakin baik, maka kualitas dan kuantitas produksi pun

    akan semakin baik. Oleh karena itu, untuk melihat perkembangan dan

     peningkatan kinerja, Hasibuan menegaskan perlunya penilaian kinerja yang

    tujuannya meliputi hal-hal sebagai berikut.

    a.  Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk

     promosi, demosi, pemberhentian, dan penetapan besarnya upah.

     b.  Untuk mengukur prestasi kerja.

    c.  Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas perusahaan.

    d.  Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan.

    e.  Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan latihan karyawan.

    39  Gove, Philip Babcock and Webster, Merriam. Webster Third New International Dictionary.

    (Springfield, Mass., U.S.A. : Merriam-Webster, [1996], ©1993) p. 167840  Bernardin, John and Russel, Joyce, E. A. 1998. Human Resource Management an Experiental

     Approach. 2nd edition. (New York: Mc.Graw-Hill Companies Inc. 1998), p. 239 41

      Hasibuan, Malayu SP. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), p.94

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    30/71

      30

    f.  Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi karyawan.

    g.  Untuk mendorong atau membiasakan para atasan untuk mengobservasi

     perilaku bawahan supaya diketahui minat dan kebutuhan bawahannya.

    h.  Sebagai alat untuk melihat kekurangan atau kelemahan masa lampau dan

    meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya.

    i.  Sebagai kriteria di dalam menentukan seleksi dan penempatan karyawan.

     j.  Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan

    karyawan.

    k.  Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian

     pekerjaan.42

     

    Mangkunegara mengatakan bahwa prestasi kerja adalah hasil kerja

    secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam

    melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

    kepadanya.43

      Menurut Mangkunegara, terdapat aspek-aspek standar pekerjaan

    yang terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif.

    Aspek kuantitatif yaitu :

    a.   proses kerja dan kondisi pekerjaan,

     b.  waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan,

    c.   jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan, dan

    d.   jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja

    Aspek kualitatif yaitu :

    a.  ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan,

     b.  tingkat kemampuan dalam bekerja,

    c.  kemampuan menganalisis data/informasi, kemampuan/kegagalanmenggunakan mesin/peralatan, dan

    42  Ibid , p. 89

    43 Mangkunegara, Anwar Prabu. Evaluasi Kinerja SDM . (Jakarta:Tiga Serangkai, 2005), p. 67

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    31/71

      31

    d.  kemampuan mengevaluasi (keluhan atau keberatan konsumen ataumasyarakat).

    44 

    Kebutuhan individu pegawai menjadi motivasi utama karena hal ini

    terkait dengan pemenuhan kebutuhan psikologis, kebutuhan sosial dan juga

    kebutuhan egois (egoistical needs)  pegawai sendiri. Kondisi fisik pekerjaan

    dapat menjadi motivasi kuat bagi pegawai karena terkait lingkungan tempat

     pegawai bekerja dan ini meliputi; tingkat kebisingan, pencahayaan, ventilasi,

    kondisi ekonomi secara umum, dan situasi personal si pegawai yang

     bersangkutan. Kondisi sosial pekerjaan ditempatkan pada motivasi tinggi

    karena terkait: (a) organisasi formal; (b) organisasi informal, dan; (c)

    kepemimpinan atau supervisor .

    2.  Pengukuran Kinerja

    Kegiatan yang paling lazim dinilai dalam suatu organisasi adalah

    kinerja pegawai, yakni bagaimana ia melakukan segala sesuatu yang

     berhubungan dengan suatu pekerjaan, jabatan, atau peranan dalam organisasi.

    Dalam konteks vitalitas kerja, maka memberdayakan pegawai menjadi sesuatu

    yang penting. Pegawai yang berharga bagi perusahaan adalah karyawan yang

    menciptakan prestasi yang berharga dengan cara yang efisien.

    Pengukuran kinerja dapat bersifat subjektif atau objektif. Objektif

     berarti pengukuran kinerja dapat juga diterima, diukur oleh pihak lain selain

    yang melakukan penilaian dan bersifat kuantitatif. Sedangkan pengukuran

    yang bersifat subjektif berarti pengukuran yang berdasarkan pendapat pribadi

    atau standar pribadi orang yang melakukan penilaian dan sulit untuk

    diverifikasi oleh orang lain.

    Fokus pengukuran kinerja sektor publik justru terletak pada outcome 

    dan bukan sekedar input   dan  proses.  Outcome yang dimaksudkan adalah

    outcome yang dihasilkan oleh individu ataupun organisasi secara keseluruhan,

    44  Ibid, p.71

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    32/71

      32

    outcome harus mampu memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat menjadi

    tolok ukur keberhasilan organisasi sektor publik.

    Castetter memberikan definisi penilaian kinerja, sebagai suatu proses

     penetapan kinerja individu pada masa lalu atau saat ini dibandingkan dengan

    latar belakang lingkungan kerjanya serta mengenai potensi masa depan bagi

    organisasi.45

     Penilaian kinerja harus dapat diarahkan pada tingkat pencapaian

     produktivitas pegawai, yaitu seberapa produktif seorang pegawai berkinerja,

    sama atau lebih efektif pada masa akan datang, sehingga karyawan, organisasi

    dan masyarakat memperoleh manfaat.

    Tujuan penilaian kinerja pada dasarnya untuk mendapatkan informasitentang apa yang dikerjakan pekerja dalam kurun waktu tertentu sesuai standar

    kerja yang telah ditentukan, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk

     proses perbaikan di masa yang akan datang. Castetter mengelompokkan tujuan

     penilaian kinerja dalam lima kategori: ”a) to determine personal employment

     status; b) to implement personal actions; c) to improve individual

     performance; d) to achieve organizational goals, and e) to translate the

    authority system into controls that regulate performance”.46

     

    Setiap organisasi memiliki sistem pengukuran kinerjanya sendiri-

    sendiri dan dimensi-dimensi yang dijadikan ukuran, yaitu  job specification

    and job description.  T.R Mitchell menguraikan dalam lima dimensi kinerja

    yang dapat diukur, yaitu (1) quality of work, (2) promptness, (3) initiative, (4)

    capability, (5) communication.47

      Sedangkan Gibson mengemukakan empat

    dimensi:  (1) performance, (2) conformance, (3) dependability,  (4) personal

    adjustment .48 Hasibuan memberi dimensi yang lebih banyak dibanding kedua

     pakar di atas, sebelas dimensi, yakni (1) kesetiaan, (2) prestasi, (3) kejujuran,

    45  Castetter, William B. The Human Resources Function in Educational Administration. (New

    Jersey: Prentice Hall, 1996), p. 27046

       Ibid , p. 27747

      Mitchell, T. R.  People In Organization; Under Standing Their Behaviors. (New York : Mc Grow-

    Hill. 1978) p. 34348

      Gibson. Op.Cit ., p. 120

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    33/71

      33

    (4) kedisiplinan, (5) kreativitas, (6) kerjasama, (7) kepemimpinan, (8)

    kepribadian, (9) prakarsa, (10) kecakapan, (11) tanggung jawab.49

     

    Tidak semua standar penilaian kinerja efektif dapat dilaksanakan,

    Casteter mengemukakan mengenai beberapa hal yang menjadi penyebab

    ketidakefektifan kinerja seperti berikut.

    a.  Sumber individu pekerja itu sendiri yang disebabkan oleh: (1) kelemahanintelektual, (2) kelemahan psikologis, (3) kelemahan fisiologis, (4)

    kelemahan motivasi, (5) faktor-faktor personalitas, (6) faktor ketuaan/usia,

    (7) preparasi posisi, (8) orientasi nilai.

     b.  Sumber dari organisasi yang disebabkan oleh: (1) sistem organisasi, (2) peranan organisasi, (3) kelompok-kelompok dalam organisasi, (4) perilaku

    yang berhubungan dengan pengawasan, (5) iklim organisasi.

    c.  Sumber dari lingkungan eksternal, yang disebabkan oleh: (1) keluarga, (2)kondisi ekonomi, (3) kondisi politik, (4) kondisi hukum, (5) nilai-nilai

    sosial, (6) pasar kerja, (7) perubahan teknologi, (8) perkumpulan-

     perkumpulan.50 

    C.  Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    Berdasarkan deskripsi teori-teori yang ada dapat disimpulkan bahwa

    kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seorang pemimpin

    dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama

    dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai

    tujuan yang telah ditetapkan. Dapat dikatakan bahwa kepemimpinanlah yang

    memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi

    dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja

     para pegawainya.51

      Yang dapat dilihat dari bagaimana seorang pemimpin

    dapat mempengaruhi bawahannya untuk bekerjasama menghasilkan pekerjaan

    yang efektif dan efisien.

    Sedangkan Kinerja pegawai adalah hasil pekerjaan atau kegiatan

    seorang pegawai secara kuantitas dan kualitas untuk mencapai tujuan

    49  Hasibuan. Op.Cit ., p. 106

    50  Castetter. Op.Cit ., p. 324

    51  (Siagian, 2003:3) 

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    34/71

      34

    organisasi yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya dimana tugas pegawai

    negeri adalah bersifat pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat.

    BAB III

    OBJEK PENELITIAN

    A.  Deskripsi Latar Penelitian

    Kecamatan merupakan perangkat daerah sebagai pelaksana teknis

    kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh

    Camat. Camat berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati

    melalui Sekretaris Daerah.

    Kecamatan 568744321897856 memiliki luas daerah 105,20 km2

    dengan jumlah penduduk 64.654 jiwa. Kecamatan 568744321897856

    memiliki 12 desa, 64 Rukun Warga (RW), serta 282 Rukun Tetangga (RT).

    Kantor Kecamatan 568744321897856 terletak di Jl. R.A. Natamanggala

    KM.14 568744321897856 Telp. (0263)284993, 223145655225 43292.

    Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan

    yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi

    daerah dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan, meliputi

     pemberdayaan masyarakat, ketentraman dan ketertiban umum, penerapan dan

     penegakan peraturan perundangan-undangan, pemeliharaan prasarana dan

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    35/71

      35

    fasilitas pelayanan umum pemerintahan di tingkat kecamatan, pemerintahan

    desa dan atau kelurahan, dan pelayanan masyarakat sesuai dengan ketentuan

    dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Dalam melaksanakan tugas, Kecamatan menyelenggarakan fungsi :

    1.  Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat;

    2.  Pengkoordinasian upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban

    umum;

    3.  Pengkoordinasian penerapan dan penegakan peraturan perundang-

    undangan;

    4.  Pengkoordinasian pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

    5.  Pengkoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat

    kecamatan;

    6.  Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan;

    7.  Pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya

    dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau

    kelurahan.

    Adapun struktur organisasi Kecamatan 568744321897856 adalah

    sebagai berikut.

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    36/71

      36

     

    Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kecamatan

    B.  Definisi Operasional Variabel Penelitian

    Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna

    variabel yang sedang diteliti. Singarimbun52

     memberikan pengertian tentang

    definisi operasional sebagai unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana

    cara mengukur suatu variabel. Definisi operasional dapat juga dikatakan

    sebagai informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang akan

    menggunakan variabel yang sama. Dengan demikian, definisi operasional

    dalam sebuah penelitian harus dapat diukur dan spesifik serta dapat dipahami

    oleh orang lain.

    Berdasarkan pendekatan penelitian yang digunakan, variabel penelitian

    ini dapat didefinisikan sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

    Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

    Variabel Dimensi Indikator Item Skala

    Kepemimpinan  Pengarahan 1.  Camat memberikan pengarahan yang jelas

    1, 2 Ordinal

    52  Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. Metode Penelitian Survai. (Jakarta: LP3ES, 2003) hal.

    46-47

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    37/71

      37

    Variabel Dimensi Indikator Item Skala

    dan dapat dimengerti

    oleh pegawai dalammelakukan pekerjaan.

     Komunikasi 2.  Komunikasi sebagaicara yang dilakukan

    Camat dalam proses

     pekerjaan sehingga

     pegawai mau

     bekerjasama.

    3, 4 Ordinal

     Pengambilan

     Keputusan

    3.  Camat memberikanwewenang dan

    tanggungjawab dalam pengambilan keputusan

    kepada pegawainya

    dalam menyelesaikan

     pekerjaan.

    5, 6 Ordinal

    Camat (X)

     Motivasi 4.  Camat memberikan bimbingan, dorongan

    dan pengawasan

    kepada bawahan dalam

     pelaksanaan pekerjaan.

    7, 8 Ordinal

     Kuantitas Kerja 5.  Dilihat dari penyelesaian semua

    tugas dengan baik dan

    tanpa banyak

    kesalahan.

    1, 2 Ordinal

     Kualitas Kerja 6.  Berupa kerapian,ketelitian dan

    mematuhi semua

     peraturan dalam

    melaksanakan tugas

    sesuai dengan

     pekerjaannya.

    3, 4 Ordinal

    KinerjaPegawai (Y)

     Pemanfaatan

    Waktu

    7.  Dalam menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

    sesuai dengan peraturan

    yang berlaku.

    5, 6 Ordinal

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    38/71

      38

    Variabel Dimensi Indikator Item Skala

     Kerja Sama 8.  Kemampuan pegawaidalam membina

    hubungan dengan

     pegawai lain dan

     pimpinan

    7, 8 Ordinal

    C.  Populasi dan Sampel Penelitian

    1.  Populasi Penelitian

    Sumber data mengacu kepada populasi penelitian serta penentuan

    sampel yang digunakan dalam penelitian. Populasi menurut Husaeni53

     

    adalah semua nilai baik melalui perhitungan kuantitatif maupun kualitatif,

    dari karak-teristik tertentu mengenai objek yang lengkap dan jelas.

    Ditinjau dari banyaknya anggota populasi, maka populasi terdiri dari

     populasi terbatas (terhingga) dan populasi tak terbatas (tak terhingga), dan

    dilihat dari sifatnya populasi dapat bersifat homogen dan heterogen.

    Menurut Sugiyono54 populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

    objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

    ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

    Populasi penelitian tentang ”Pengaruh Kepemimpinan Terhadap

    Kinerja Pegawai di Kantor Camat 568744321897856 Kabupaten

    223145655225” ini adalah seluruh pegawai Kantor Camat

    568744321897856, Kabupaten 223145655225 yang seluruhnya berjumlah

    32 orang. Jumlah ini meliputi camat hingga pegawai pada seksi-seksi yang

    ada.

    2.  Sampel Penelitian

    Pada penelitian ini digunakan teknik sampling berupa  probability

     sampling , yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama

    53  Winarno, Surakhmad.  Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik, (Bandung: Tarsito.2005), hal. 8 

    54  Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. (Bandung: Alfabeta. 2004) hal. 4

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    39/71

      39

     bagi semua anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.55

     

    Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah  stratified random

     sampling  di mana populasi mempunyai anggota yang tidak homogen dan

     berstrata secara proporsional.

    Sampel yang diambil pada penelitian ini didasarkan kepada

     pendapat Arikunto56

     yang menyatakan bahwa untuk sekedar ancer-ancer,

    maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya.

    Selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih besar, dapat diambil antara 10 % -

    15 % atau 20 % - 25 %.

    Mengingat jumlah populasi di atas sedikit (32 orang), maka seluruh populasi dijadikan sebagai sampel atau sensus penelitian. Seluruh

    responden akan menjawab seluruh item yang terdapat pada angket yang

    diajukan tanpa pemilahan dan pengklasifikasian.

    D.  Langkah-langkah Pengumpulan Data

    Menurut Nasir 57

    , teknik pengumpulan data merupakan instrumen ukur

    yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan

    dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan,

    serta beragam fakta yang berpengaruh terhadap fokus penelitian yang sedang

    diteliti. Sesuai dengan pengertian teknik penelitian di atas, teknik

     pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini terutama ada dua

    macam, yakni studi dokumentasi dan teknik angket.

    1.  Studi Dokumentasi

    Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan

    sebagai cara pengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang

    terdapat baik di lokasi penelitian maupun di instansi lain yang ada

    55  Ibid, hal. 92

    56  Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . (Jakarta: Rineka Cipta.

    2002), hal. 94 57

      Nasir, Muhammad. Metode Penelitian. (Jakarta: Ghalia Indonesia. 2005), hal. 328

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    40/71

      40

     pengaruhnya dengan lokasi penelitian. Studi dokumentasi ditujukan untuk

    memperoleh data langsung dari instansi/lembaga meliputi buku-buku,

    laporan kegiatan dan keuangan, serta dokumen lain yang relevan dengan

    fokus penelitian.

    2.  Teknik Angket

    Angket yang disusun dan dipersiapkan disebar kepada responden

    sebagaimana ditetapkan sebagai sampel penelitian. Jumlah angket yang

    disebarkan seluruhnya adalah 31 perangkat angket. Pemilihan dengan

    model angket ini didasarkan atas alasan bahwa (a) responden memiliki

    waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataanyang diajukan, (b) setiap responden menghadapi susunan dan cara

     pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c) responden

    mempunyai kebebasan dalam memilih jawaban, dan (d) dapat digunakan

    untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dalam

    waktu yang cepat dan tepat.

    Untuk mengungkap data ini digunakan angket yang berbentuk

    skala Likert. Adapun alasan menggunakan skala Likert ini untuk

    mengukur sikap, pendapat dan profesi seseorang atau sekelompok orang

    tentang suatu fenomena sosial. Permasalahan kepemimpinan dan kinerja

     pegawai dapat dikategorikan sebagai fenomena sosial. Oleh karena itu,

     penggunaan skala Likert pada penelitian ini dapat diterima.

    E.  Langkah-langkah Pengolahan Data

    1.  Analisis Deskriptif Hasil Penelitian

    Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur

     persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah

     peristiwa atau fenomena sosial, berdasarkan definisi operasional yang

    telah ditetapkan oleh peneliti. Pengolahan data secara deskriptif adalah

    dengan cara memperoleh hasil perkalian dari jumlah responden dengan

    skor pilihan jawaban yang diberikan. Seluruh hasil perkalian dari jumlah

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    41/71

      41

    responden pada masing-masing pilihan jawaban ini (pada masing-masing

    item) dijadikan dasar penafsiran data hasil penelitian secara deskriptif.

    Untuk menentukan tingkat tanggapan responden, dilakukan

     perhitungan persentase dengan mengacu kepada teori yang dikemukakan

    oleh Harun Al-Rasyid dalam Ating Somantri58

      dalam menyusun

     penskalaan dengan metode  Likert’s Summated Rating   yang ditentukan

    oleh skor maksimum dan skor minimum yang mungkin dicapai oleh setiap

    responden.

             

    2.  Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

    Uji validitas instrumen penelitian bertujuan untuk mengukur valid

    tidaknya instrumen itu. Teknik analisis yang dipergunakan adalah teknik r

    Product Moment, yaitu hasil perhitungan dibandingkan dengan kriteria

    validitas yaitu suatu butir pernyataan dinyatakan valid jika koefesien rhitung 

    lebih besar dari r tabel pada taraf signifikansi α = 0,05.

    Uji validitas menunjukkan sejauh mana skor atau nilai ataupun

    ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran atau

     pengamatan yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan dengan mengukur

    korelasi antara masing-masing item pertanyaan dengan skor total variabel

    dengan nilai item correted correlation  pada analisis reability statistics 

    dengan menggunakan aplikasi SPSS 18.0 for Windows. Jika nilai item

    correted correlation > r tabel, maka item instrumen dinyatakan valid.

    58  Ating Somantri dan Sambas A. Muhidin. Aplikasi Statistik dalam Penelitian. (Bandung:

    Pustaka Setia. 2006), hal. 122.

    Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi

    20 40 60 80 100

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    42/71

      42

    Uji reliabilitas instrumen digunakan dengan menggunakan

    koefesien reliabilitas dari Alpha Cornbach. Uji reliabilitas merupakan

    indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

    dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam penelitian ini teknik untuk

    menghitung indeks reliabilitas yaitu menggunakan metode Cronbach’s

     Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran

    dengan ketentuan jika nilai r Cronbach’s Alpha > r tabel, maka instrumen

    dinyatakan reliabel atau dapat dipercaya.

    3.  Uji Asumsi Klasik

    a.  Uji Normalitas Distribusi Data

    Karena statistik parametrik berlandaskan pada asumsi bahwa

    data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal, maka dilakukan

     pengujian normalitas untuk mengetahui apakah data yang dihasilkan

     berdistribusi normal atau tidak. Asumsi normalitas merupakan syarat

     penting pada pengujian kebermaknaan koefisien regresi. Apabila data

    residual dari mode regresi tidak mengikuti distribusi normal, maka

    kesimpulan dari uji F dan uji t perlu dipertanyakan karena statistik uji

    dalam analisis regresi diturunkan dari data yang berdistribusi normal

    (Sugiono, 2004: 74).

    Uji normalitas distribusi data yang digunakan pada penelitian

    ini adalah Kolmogorov-Smirnov Test. Dasar pengambilan

    keputusannya jika thitung < ttabel maka data telah berasal dari data yang

     berdistribusi normal.

    b.  Uji Asumsi Heteroskedastisitas

    Persyaratan kedua dalam analisis regresi linier klasik adalah

    harus tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Artinya, varian residu

     pada data harus bersifat homogen atau sama. Uji heteroskedastitas

    dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman antara

    variabel bebas dengan nilai residu regresi parsialnya. Jika probabiltias

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    43/71

      43

    kesalahan statistik atau p-value > (α = 0,05) atau nonsignifikan, maka

    diputuskan tidak terjadi situasi heteroskedastitas.

    c.  Uji Asumsi Autokorelasi

    Menurut Maurice G. Kendall (1971:8), autokorelasi akan

    menjelaskan bahwa varian residual (e) tidak saling berpengaruh. Hal

    ini dapat dilihat dengan menggunakan tes dari Durbin-Watson.

    Mekanisme tes Durbin-Watson (dalam Gujarati, 1993:217) ini

    adalah sebagai berikut.

    (1)  Menentukan regresi OLS dan menentukan residual ei.

    (2)  Menghitung nilai d (dengan menggunakan aplikasi

    komputer).

    (3)  Untuk ukuran sampel tertentu, menghitung nilai kritis dL

    dan dU.

    (4)  Menghitung nilai d-dL dan 4-dU dan kemudian mem-

     bandingkannya dengan nilai d pada daerah berikut.

    1 dL dU 4-dL 4-dU 4

    4 1,660 1,660 2,340 2,340 4

     Autokorelasi(+)

    Tidakmeyakinkan

    Tidak ada AutokorelasiTidak

    meyakinkan Autokorelasi

    (-)

    Jika nilai d terletak di antara dU dan 4-dU, maka dapat

    disimpulkan tidak ada autokofrelasi dalam data. Sedangkan jika nilai d

     berada pada daerah lainnya maka kesimpulan diberikan oleh gambar di

    atas. Untuk mengatasi masalah autokorelasi dilakukan transformasi

    melalui transformasi p = 1 – d/2 (d= nilai Durbin-Watson).

    4.  Uji Regresi Linier Sederhana

    Analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis yang diawali

    dengan deskripsi data penelitian dari ketiga variabel dalam bentuk

    distribusi frekuensi dan histogramnya serta menentukan persamaan

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    44/71

      44

    regresinya. Analisis regresei linier sederhana diawali dengan pengujian

    asumsi klasik dengan persamaan regresi sebagai berikut.

    Ŷ = a + bX + e

    Keterangan:

    Y : Kinerja Pegawai

    X : Kepemimpinan Camat

    a : konstanta

     b : koefisien regresi atau slope garis regresi Y atas X

    e : epsilon, galat presisi yang terjadi secara acak.

    (Sugiyono, 2004: 124)

    5.  Pengujian Hipotesis

    Sebelum digunakan sebagai dasar kesimpulan, persamaan regresi

    yang diperoleh dan telah memenuhi asumsi regresi melalui pengujian di

    atas, perlu diuji koefisien regresinya. Pengujian regresi ini dilakukan untuk

    melihat apakah model yang diperoleh dan koefisien regresinya dapat

    dikatakan bermakna secara statistik sehingga dapat diambil kesimpulan

    secara umum untuk populasi penelitian.

    Untuk mengetahui apakah variabel independen (X) memiliki

     pengaruh terhadap variabel Y dengan tingkat keyakinan 1 – α, maka

    digunakan uji t. Bentuk hipotesis statistik yang diuji adalah sebagai

     berikut.

    Hipotesis statistik yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai

     berikut.

    HO  : βi  = 0 Tidak terdapat pengaruh Kepemimpinan Camat terhadap

    Kinerja Pegawai pada Kantor Camat 568744321897856

    Kabupaten 223145655225.

    HA : βi ≠ 0 Terdapat pengaruh Kepemimpinan Camat terhadap Kinerja

    Pegawai pada Kantor Camat 568744321897856

    Kabupaten 223145655225.

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    45/71

      45

    Statistik Uji-t yang digunakan menggunakan rumus sebagai

     berikut.

    thitung =βSE

    β  atau thitung = r  2r -1

    2-n

    Keterangan:

    β  = koefisien regresi

    SEβ  = standar error dari koefisien regresi

    r = koefisien korelasi

    n = ukuran sampel

    Terdapat 2 (dua) cara pengambilan keputusan atas hasil pengujian

    di atas, yakni dengan cara sebagai berikut.

    (1) Membandingkan nilai thitung dengan ttabel.

    (a) Jika thitung > ttabel, maka HO ditolak dan HA diterima.

    (b) Jika thitung ≤ ttabel, maka HA ditolak dan HO diterima.

    (2) Membandingkan nilai signifikansi dengan nilai alpha.

    (a) Jika nilai signifikansi (p-value) < ά, maka HO ditolak dan HA 

    diterima.

    (b) Jika nilai signifikansi (p-value) ≥ ά, maka HA ditolak dan HO 

    diterima.

    Jika HO  ditolak, berarti variabel independen berpengaruh secara

    nyata (signifikan) terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika HO ditolak,

    maka variabel independen tidak bepengaruh secara nyata (signifikan)

    terhadap variabel dependen.

    6.  Koefisien Determinasi

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    46/71

      46

    Koefisien determinasi dihitung untuk menentukan variabel

    independen terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi multiple

    diperoleh dari jumlah kuadrat regresi dan jumlah kuadrat total dengan

    menggunakan rumus sebagai berikut.

    KD = R 2 x 100%

    Untuk mempermudah pengolahan dan analisis, maka dalam

     penelitian ini digunakan aplikasi SPSS   (Statistical Product and Service

    Solutions)  for Windows Release 18. Langkah ini ditempuh mengingat

     pengolahan data pada paket program tersebut lebih cepat dan mempunyai

    tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan perhitungan

    secara manual.

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A.  Profil Responden

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 dengan responden

    seluruh pegawai pada Kantor Camat 568744321897856, Kabupaten

    223145655225, yang seluruhnya berjumlah 32 orang. Berdasarkan hasil

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    47/71

      47

    angket yang disebarkan ke seluruh responden penelitian, diperoleh profil

    responden sebagai berikut.

    Tabel 4.1

    Penggolongan Responden Berdasarkan Kelompok Umur

    No.Kelompok Usia Responden

    (Tahun)Jumlah Persentase

    1 < 30 2 6,25

    2 31 – 35 12 37,50

    3 36 – 40 9 28,125

    4 41 – 45 6 18,75

    5 46 – 50 2 6,25

    6 > 51 1 3,125

    Jumlah Seluruh 32 100

    Sumber: Data hasil pengolahan penulis (2014)

    Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa usia responden terbanyak

    adalah berusia 31-35 tahun serta 36-40 tahun, yang masing-masing

     berjumlah 12 orang atau 37,50% dan 9 orang atau 28,125%, sedangkan

    yang berusia di bawah 30 tahun sebanyak 2 orang, atau 6,25%. Data ini

    menunjukkan bahwa responden penelitian ini, yakni para pegawai Kantor

    Camat 568744321897856 masih tergolong cukup muda.

    Tabel 4.2

    Penggolongan Responden berdasarkan Gender

    No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

    1 Laki-laki 24 75

    2 Perempuan 8 25

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    48/71

      48

    Jumlah Seluruh 32 100

    Sumber: Data hasil pengolahan penulis (2014)

    Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa responden laki-laki ternyata

    lebih banyak daripada responden perempuan, yakni sebanyak 75%. Hal ini

    menunjukkan bahwa pegawai Kantor Camat 568744321897856 lebih

     banyak lak-laki daripada wanita. 

    Tabel 4.3

    Penggolongan Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan

    No. Tingkat PendidikanResponden Jumlah Persentase

    1 Pascasarjana 1 3,125

    2 Sarjana 11 34,375

    3 Diploma II dan III 5 15,625

    4 SLTA 12 37,50

    5 SMP dan di bawahnya 3 9,375

    Jumlah Seluruh 32 100

    Data pada tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

    responden yang terbanyak adalah tingkat SLTA, yakni 12 orang atau

    sebanyak 37,50%. Kemudian responden yang berpendidikan Sarjana

    sebanyak 11 orang atau 34,375%. Dengan demikian dapat disimpulkan

     bahwa responden pegawai Kantor Camat 568744321897856 223145655225

    rata-rata cukup tinggi.

    B.  Uji Instrumen

    1.  Uji Validitas Instrumen

    Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana tingkat

    kesahihan atau ketepatan suatu instrumen penelitian sehingga tidak

    menyimpang dari operasional variabel yang telah ditetapkan. Uji validitas

    dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi item total melalui

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    49/71

      49

    koefisien korelasi r  Product Moment  dari  Pearson dengan pengujian dua

    arah (two tailed test ). Data diolah dengan bantuan program SPSS for

    Windows Release 18.0 dengan hasil sebagai berikut.

    Tabel 4.4

    Hasil Uji Validitas Instrumen Kepemimpinan Camat (X) 

    ItemScale Mean ifItem Deleted

    Scale Varianceif Item Deleted

    Corrected Item-Total Correlation

    Squared MultipleCorrelation

    Cronbach's Alphaif Item Deleted

    Item 1 53,0364 46,258 ,513 ,627 ,795

    Item 2 53,8545 41,756 ,437 ,559 ,785

    Item 3 53,9636 42,221 ,445 ,484 ,785

    Item 4 53,2909 45,729 ,458 ,647 ,797

    Item 5 53,8364 42,732 ,438 ,608 ,785

    Item 6 53,6000 42,467 ,530 ,564 ,779

    Item 7 53,2909 43,951 ,534 ,743 ,793

    Item 8 54,0000 40,593 ,520 ,674 ,778

    Validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai pada table r

     product moment   sebesar 0,344 pada taraf signifikansi 5% dan N = 32.

    Hasil pada tabel di atas dapat ditafsirkan sebagai berikut.

    1)  Skor Item 1. Besarnya Koefisien  korelasi skor item terhadap Skor

    Total = 0,513 > r kritis = 0,344. Dengan demikian instrumen Item 1

    dinyatakan Valid.

    2)  Skor Item 2. Besarnya Koefisien  korelasi skor item terhadap Skor

    Total = 0,437 > r kritis = 0,344. Dengan demikian instrumen Item 2

    dinyatakan Valid.

    3)  Skor Item 3. Besarnya Koefisien  korelasi skor item terhadap Skor

    Total = 0,445 > r kritis = 0,344. Dengan demikian instrumen Item 3

    dinyatakan Valid.

    4)  Skor Item 4. Besarnya Koefisien  korelasi skor item terhadap Skor

    Total = 0,458 < r kritis = 0,344. Dengan demikian instrumen Item 4

    dinyatakan Valid.

  • 8/16/2019 238207586 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai

    50/71

      50

    5)  Skor Item 5. Besarnya Koefisien  korelasi skor item terhadap Skor

    Total = 0,438 > r kritis = 0,344. Dengan demikian instrumen Item 5

    dinyatakan Valid.