221867695-hasil-pengkajian-smd-stase-keperawan-komunitas.docx

46
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS 3.1 Pengkajian Keperawatan Komunitas Pengumpulan data dalam asuhan keperawatan komunitas ini dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara dan studi dokumentasi di Desa Bakunglor Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon. Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan Survey Mawas Diri (SMD) pada sampel dari populasi penduduk Desa Bakunglor yang berjumlah 1947 KK dengan teknik sampling sebagai berikut : Keterangan : N = Besarnya populasi n = Besar sampel d = Tingkat kepercayaan 27 N n = 1

Upload: ali-imran

Post on 19-Jul-2016

18 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

3.1 Pengkajian Keperawatan Komunitas

Pengumpulan data dalam asuhan keperawatan komunitas ini dilakukan dengan

cara observasi langsung, wawancara dan studi dokumentasi di Desa Bakunglor

Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon. Pengumpulan data dilakukan melalui

kegiatan Survey Mawas Diri (SMD) pada sampel dari populasi penduduk Desa

Bakunglor yang berjumlah 1947 KK dengan teknik sampling sebagai berikut :

Keterangan :

N = Besarnya populasi

n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan

Maka jumlah sampel pada Survey Mawas Diri (SMD) di Desa Bakunglor

adalah sebagai berikut :

1947 1947

n = =

1 + 1947 (0.052) 5,9

= 330 KK

27

N n = 1 + N (d2)

Page 2: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

28

Sedangkan proporsi sampel pada setiap dusun Desa Bakunglor Kecamatan

Jamblang Kabupaten Cirebon, yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.1 Distribusi Proporsi Sampel Pada Setiap Dusun Di Desa Bakunglor Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon

Dusun N Rumus n

Gempol 576∑ n dusun

∑ populasi× 330 98

Jatimulya 664∑ n dusun

∑ populasi× 330 112

Sidapurna 267∑ n dusun

∑ populasi× 330 45

Jatisura 264∑ n dusun

∑ populasi× 330 45

Jatiwaluya 176∑ n dusun

∑ populasi× 330 30

Jumlah 1947 330

Hasil Survey Mawas Diri (SMD) yang telah dilaksanakan pada tanggal

11 Oktober 2013 sampai dengan tanggal 16 Oktober 2013 dengan cara pendataan

door to door, yaitu sebagai berikut :

1. Dimensi Lokasi

a. Batasan Komunitas

Desa Bakunglor termasuk kategori Desa Swakarya yang secara

administrasi merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Jamblang

Kabupaten Cirebon, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Suranenggala Kulon

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bakungkidul

Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Suranenggala Kulon dan Desa

Bakungkidul

Page 3: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

29

Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bakungkidul dan Desa Kreyo

b. Lokasi Pelayanan Kesehatan

Sarana pelayanan kesehatan terdekat adalah Puskesmas Pembantu Desa

Bakunglor yang terletak ± 1 km dari pusat desa yang dapat dicapai dengan

jalan kaki, kendaraan roda dua dan roda empat. Sedangkan Puskesmas induk

adalah Puskesmas Wangunharja yang terletak dekat ibukota Kecamatan

Jamblang yang berjarak ± 10 km.

c. Gambaran Geografis

Desa Bakunglor adalah daerah pemukiman penduduk yang padat,

merupakan daerah dataran rendah dengan luas wilayah ± 295,529 hektar,

yang terdiri dari 248,281 hektar tanah sawah dan 13,049 hektar tanah darat.

d. Flora dan Fauna

Keadaan tanah di Desa Bakunglor sangat subur, seluruh jenis tumbuhan

bisa tumbuh dengan baik seperti jambu, mangga, sayuran, kunyit, jahe,

kencur dan bunga-bungaan. Sebagian besar penduduk tidak memanfaatkan

pekarangan yang ada untuk ditanami tanaman yang bermanfaat untuk obat

keluarga (Toga). Binatang ternak yang banyak dipelihara adalah ayam,

sedangkan kambing diternak jauh dari pemukiman terletak dikebun.

e. Lingkungan Buatan

Terdapat sarana olah raga seperti lapangan badminton dan volly ball,

yang terltak di pusat desa Bakunglor.

Page 4: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

30

2. Dimensi Populasi

a. Ukuran

Jumlah penduduk Desa Bakunglor adalah sebanyak 6.305 jiwa, yang

terdiri laki-laki 3.202 jiwa dan perempuan 3.103 jiwa. Sedangkan jumlah

kepala keluarga (KK) adalah 1947 KK dan jumlah pasangan usia subur

(PUS) berdasarkan hasil survey mawas diri (SMD) sebanyak 261 pasang.

b. Kepadatan

Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah desa Bakunglor

Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon adalah :

Luas wilayah : Jumlah Penduduk

2.955.290 m2 : 6.303 jiwa

469 m2/jiwa

c. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk dapat dilihat dari berbagai indikator, antara lain

berdasarkan kelompok umur dan berdasarkan jenis kelamin.

1) Komposisi Penduduk Berdasarkan kelompok Umur

Dari hasil survey mawas diri (SMD) pada penduduk Desa

Bakunglor yang dilakukan pada tanggal 11 – 16 Oktober 2013 didapat

hasil yang dapat disampaikan dalam bentuk tabel dibawah ini

Tabel 3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

No. Kelompok Umur (Tahun) Jumlah Persentase (%)1. 0 –1 15 1.392. 1 – 5 69 6,423. 5 – 12 119 11,074. 12 – 18 96 8,935. 18 – 55 671 62,426. > 55 th 105 9,77

Jumlah 1075 100Sumber : Data primer pendataan Oktober 2013

Page 5: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

31

Berdasarkan tabel 3.2 diatas, sebagian besar penduduk (62,42%)

adalah kelompok umur 18 – 55 tahun yang merupakan potensi sebagai

sumber daya manusia yang menunjang kesehatan keluarga, kelompok

dan masyarakat.

2) Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis kelamin

Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin hasil survey

mawas diri (SMD) dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)1. Pria 564 52,462. Wanita 511 47,54

Jumlah 1075 100Sumber : Data primer pendataan Oktober 2013

Berdasarkan tabel 3.3 di atas, sebagian besar penduduk (52,46%)

adalah berjenis kelamin wanita.

d. Pertumbuhan Penduduk

Kelahiran pada satu tahun terakhir ada 11 bayi lahir hidup, sedangkan

kematian bayi tidak ada, baik infant mortality rate maupun maternal

mortality rate tidak ada. Kematian balita (3-5 tahun) 1 orang pada periode 6

bulan terakhir tahun 2013 karena sakit.

e. Budaya Penduduk

Mayarakat Desa Bakunglor hampir seluruhnya bersuku jawa, sehingga

tidak ada perbedaan budaya maupun kebiasaan, sehingga tidak ada konflik

etnis maupun sara karena homogen.

f. Mobilitas Penduduk

1) Jenis Kependudukan

Page 6: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

32

Penduduk desa Bakunglor adalah penduduk tetap, tidak ada

penduduk sementara atau penduduk musiman.

2) Pemanfaatan Waktu oleh Penduduk

Karena mayoritas penduduk adalah petani maka waktu lebih

banyak dipergunakan bekerja di sawah, pergi jam 06.00 WIB dan

pulang kadang-kadang jam 18.00 WIB. Waktu istirahat malam rata-rata

jam 21.00 WIB sudah tidur malam dan bangun pagi jam 04.00WIB.

Sedangkan para lansia mereka rata-rata Katz indeknya A dan mereka

masih mampu untuk bekerja disawah.

g. Kelas Sosial Penduduk

Kelas sosial penduduk berdasarkan tingkatan kesejahteraan keluarga

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.4 Distribusi Kelas Sosial Berdasarkan Tingkat Penghasilan

No. Penghasilan Jumlah Persentase (%)1. Keluarga Pra-sejahtera 757 38,892. Keluarga Sejahtera I 450 23,113. Keluarga Sejahtera II 390 20,034. Keluarga Sejahtera III 250 12,845. Keluarga Sejahtera III plus 100 5,13

Jumlah 1947 100 Sumber : Data Sekunder

Berdasarkan tabel 3.4 diatas, sebagian besar keluarga (38,89%) adalah

keluarga Pra-sejahtera.

h. Kelas Sosial Penduduk Berdasaarkan Tingkat Pendidikan

Page 7: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

33

Tingkat pendidikan penduduk berdasarkan hasil survey mawas diri

(SMD), dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.5 Distribusi Kelas Sosial Berdasarkan Kategori Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)1. Belum Sekolah 85 7,912. TK/PA/PAUD 26 2,423. SD/MI 519 48,284. SMP/MTs 167 15,535. SMA 154 14,326. PT 26 2,427. Tidak Sekolah 98 9,12

Jumlah 1075 100Sumber data primer Pendataan Oktober 2013

Berdasarkan tabel 3.5 di atas sebagian besar penduduk (48,28%)

berpendidikan SD, hal ini sangat berpengaruh terhadap pengetahuan dan

prilaku hidup sehat. Karena pada masyarakat yang berpendidikan rendah

biasanya akan menimbulkan dua masalah yaitu perasaan apatis dan

ketidaktegasan keluarga dalam mengambil keputusan terutama tentang

kesehatan. Namun tidak demikian halnya, mereka cukup kooferatif dan

antusias serta semangat kegotongroyongan yang tinggi dan ini merupakan

sumber daya atau kekuatan untuk mengatasi masallah kesehatan.

i. Kelas Sosial Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan penduduk berdasarkan hasil survey mawas diri

(SMD), dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 8: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

34

Tabel 3.6 Distribusi Kelas Sosial Berdasarkan Pekerjaan

No. Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)1. PNS 5 1,522. ABRI 0 03. Karyawan 13 3,944. Wiraswasta 77 23,335. Buruh / petani 214 64,856. Pensiunan 7 2,127. Tidak Bekerja 14 4,24

Jumlah 330 100Sumber : Data Primer Pendataan Oktober 2013

Berdasarkan tabel 3.6 di atas, sebagian besar penduduk (64,85)

bekerja sebagai petani. Dari hasil wawancara didapat data bahwa petani

bekerja jam 06.00 dan pulang jam 18.00. Dilihat dari jam kerja para petani

hampir seharian penuh (12 jam) bekerja di sawah atau ladang, maka

kemungkinan terjadi kelelahan akibat kerja dan hal ini akan menurunkan

daya tahan tubuh dan mudah terserang penyakit, sehingga produktivitas

kerja menurun.

3. Dimensi Sistem Sosial

a. Sistem Kesehatan

1) Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia di puskesmas pembantu

Terdapat Puskesmas Pembantu Desa Bakunglor yang terletak

didusun Gempol, dengan jenis pelayanan sebagai berikut :

a) Konsultasi dan pemeriksaan kesehatan KIA dan KB

b) Pertolongan persalinan

c) Pemeriksaan dan pengobatan penyakit

d) Pelayanan umum

e) Kegawat daruratan medis.

Page 9: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

35

Di Desa Bakunglor juga terdapat 1 bidan desa, 7 unit posyandu

yang tersebar di tiap dusun dengan kader kesehatan berjumlah 35

orang dan kader desa siaga.

2) Jenis pembiayaan kesehatan

Ada Askeskin, Belum ada dana sehat hasil swadaya masyarakat.

3) Jenis penyakit penduduk desa Bakunglor

Tabel 3.7 Distribusi Jenis Penyakit Yang Diderita Penduduk Desa Bakunglor Tahun 2013

No. Jenis Penyakit Jumlah Persentase (%)1. ISPA 16 23,192. Rematik 15 21,743. Hipertensi 9 13,044. Carries Dentist 7 10,145. Myalgian 7 10,146. Diare 4 5,797. Katarak 4 5,798. Dermatitis 3 4,359. Gastritis 2 2,8910. Kecacingan 2 2,89

Jumlah 69 100Sumber : Data primer pendataan Oktober 2013

Berdasarkan tabel 3.7 diatas, bahwa penyakit ISPA 23,19%

merupakan urutan pertama penyakit yang banyak diderita oleh

masyarakat, ini kemungkinan disebabkan oleh faktor sanitasi

lingkungan yang kurang baik. Sedangkan urutan kedua adalah Rematik

21,74% yang mayoritas diderita oleh lansia.

4) Kondisi kesehatan penduduk desa Bakunglor

Terdapat 261 Pasangan Usia Subur (PUS), 260 orang (99,62%)

dalam keadaan sehat dan 1 orang (0,38%) sakit kista.

Page 10: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

36

Terdapat 4 ibu hamil, 100% frekuensi makan 3 kali makanan pokok

+ selingan, 100% melakukan pemeriksaan kehamilan ke petugas

kesehatan (bidan/dokter), 100% mendapatkan imunisasi TT 2 kali,

masalah kesehatan : tidak ada.

Terdapat 17 ibu menyusui, 70,59% (12) memberikan ASI eksklusif

selama 6 bulan, masalah kesehatan : tidak ada

Terdapat 84 balita, 100% berat badan balita normal, 60 balita

(71,43%) telah mendapatkan imunisasi lengkap dan 24 balita

(28,57%) imunisasi belum lengkap. 8 balita (9,52%)) kondisi balita

saat ini sakit yaitu : 6 balita (75%) ISPA dan 2 balita (25%) diare.

Terdapat 119 anak usia pra sekolah dan sekolah, 24 orang (20,17%)

kondisi anak saat ini sakit, yaitu : ISPA 10 orang (41,7%), carries 7

orang (21,2%), penyakit kulit 3 orang (12,5%), diare 2 orang

(8,3%) dan cacingan 2 orang (8,3%).

Terdapat 96 usia remaja, 76 orang (79,17%) kegiatan remaja

setelah pulang sekolah adalah bermain, masalah kesehatan : tidak

ada.

Terdapat 671 usia dewasa, 10 orang (1,5 %) kondisi saat ini sakit,

yaitu : 7 orang (70%) myalgia, 2 orang (20%) gastritis, dan 1

orang (10%) kecelakaan.

Terdapat 101 usia lansia, 28 orang (27,7%) kondisi lansia saat ini

sakit, yaitu : 15 orang (55,57%) rematik, 9 orang (32,15%)

hipertensi dan 4 orang (14,28) katarak, 78,22% (79) tidak tahu

tentang posbindu.

Page 11: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

37

5) Pelayanan keluarga berencana

Tabel 3.8 Distribusi Jenis Kontrasepsi Yang Digunakan PUS

No. Jenis Kontrasepsi Jumlah Persentase (%)1. IUD 3 1,402. Pil 48 22,433. Suntik 120 56,074. Implan 37 17,295. Lain-lain 6 2,81

Jumlah 214 100 Sumber : Data Primer Pendataan Oktober 2013

Berdasarkan tabel 3.8 di atas, sebagian besar (56,07%) PUS

menggunakan jenis kontrasepsi suntikan.

6) Kondisi kesehatan lingkungan

a) Pemukiman

Tabel 3.9 Distribusi Jenis Bangunan Rumah Penduduk

No. Jenis bangunan Jumlah Persentase (%)1. Permanen 325 98,482. Semi permanen 5 11,52

Jumlah 330 100 Sumber : Data Primer Pendataan Oktober 2013

Berdasarkan tabel 3.9 di atas, sebagian besar (98,48%) jenis

bangunan rumah penduduk adalah permanen.

b) Kondisi Rumah

Tabel 3.10 Distribusi Rumah Berdasarkan Kebersihan

No. Kriteria Jumlah Persentase (%)1. Bersih 232 70,302 Tidak Bersih 98 29,70

Jumlah 330 100 Sumber : Data Primer Pendataan 2013

Berdasarkan tabel 3.10 di atas, sebagian besar rumah (70,30%)

dalam keadaan bersih.

Page 12: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

38

c) Ventilasi Rumah

Tabel 3.11 Distribusi Rumah Berdasarkan Ventilasi

No. Kriteria Jumlah Persentase (%)1. Baik 258 78,182. Kurang 72 21,82

Jumlah 330 100Sumber : Data Primer Pendataan 2013

Berdasarkan tabel 3.11 di atas, 21,82% rumah memiliki

ventilasi yang kurang.

d) Pencahayaan Rumah

Tabel 3.12 Distribusi Rumah Berdasarkan Pencahayaan

No. Kriteria Jumlah Persentase (%)1. Terang 209 63,332. Kurang Terang 121 36,67

Jumlah 330 100

Berdasarkan tabel 3.12 di atas, 36,67% rumah memiliki

pencahayaan yang kurang.

e) Jamban Keluarga

Tabel 3.13 Distribusi Rumah Berdasarkan Jamban Keluarga

No. Kriteria Jumlah Persentase (%)1. Punya WC 134 40,612. Tidak Punya WC 196 59,39

Jumlah 330 100 Sumber : Data Primer Pendataan Oktober 2013

Berdasarkan tabel 3.13 di atas, sebagian besar rumah (59,39%)

tidak memiliki jamban keluarga.

f) Jarak Sumber Air dengan Septiktank

Page 13: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

39

Tabel 3.14 Distribusi Rumah Berdasarkan Jarak Sumber Air dengan Septiktank

No. Kriteria Jumlah Persentase (%)1. < 10 meter 76 56,722. > 10 meter 58 43,28

Jumlah 134 100 Sumber : Data Primer Pendataan Oktober 2013

Berdasarkan tabel 3.14 di atas, sebagian besar rumah (56,72%)

memiliki jarak sumber air dengan setiktank < 10 meter.

g) Keberadaan Jentik Nyamuk

Tabel 3.15 Distribusi Rumah Berdasarkan Keberadan Jentik Nyamuk

No. Kriteria Jumlah Persentase (%)1. Ada Jentik 15 4,542. Tidak Ada Jentik 315 95,46

Jumlah 330 100 Sumber : Data Primer Pendataan Oktober 2013

Berdasarkan tabel 3.15 di atas, 4,54% rumah ditemukan jentik

nyamuk.

h) Pengolahan Sampah

Tabel 3.16 Distribusi Pengolahan Sampah

No. Pembuangan Limbah Jumlah %1. Ditumpuk 7 2,122. Dikubur 2 0,613. Dibakar 35 10,614. Diambil petugas 286 86,66

Total 330 100 Sumber : Data Primer Pendataan Oktober 2013

Page 14: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

40

Berdasarkan tabel 3.16 di atas, sebagian besar (86,66%)

pengelolaan sampahnya diambil oleh petugas sampah.

4. Sistem Keluarga

a. Type Keluarga

Tabel 3.17 Distribusi Keluarga Berdasarkan Type Keluarga

No. Type Keluarga Jumlah Persentase (%)1. Extended family 91 27,572. Nuclear family 236 71,513. Lansia sendirian 3 0,92

Jumlah 330 100 Sumber : Data Primer Pendataan Oktober 2013

Berdasarkan tabel 3.17 di atas, sebagian besar keluarga (71,51%)

merupakan keluarga inti.

b. Pola Hidup Sehat

a) Pengelolaan sayuran sebelum dimasak

Tabel 3.18 Distribusi Keluarga Berdasarkan Pengelolaan Sayuran Sebelum Dimasak

No. Pengolahan Makanan Jumlah Persentase (%)1. Dicuci baru dipotong 172 52,122. Dipotong baru dicuci 158 47,88

Total 330 100 Sumber : Data Primer Pendataan Oktober 2013

Berdasarkan tabel 3.18 di atas, sebagian besar keluarga (52,12%)

melakukan pengelolaan sayuran dicuci baru dipotong.

b) Penyajian makanan yang telah dimasak

Tabel 3.19 Distribusi Keluarga Berdasarkan Penyajian Makanan Setelah Dimasak

No. Penyajian Makanan Jumlah Persentase (%)1. Tertutup 290 87,892. Terbuka 40 12,11

Total 330 100Sumber : Data Primer Pendataan Oktober 2013

Page 15: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

41

Berdasarkan tabel 3.19 di atas, sebagian besar keluarga (87,89%)

melakukan penyajian makanan setelah dimasak secara tertutup.

c) Kebiasaan menggantung pakaian

Tabel 3.20 Distribusi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan Menggantung Pakaian

No. Kebiasaan Menggantung Pakaian Jumlah Persentase (%)1. Ya 199 60,302. Tidak 131 39,70

Total 330 100Sumber : Data Primer Pendataan Oktober 2013

Berdasarkan tabel 3.20 di atas, sebagian besar keluarga (60,30%)

mempunyai kebiasaan menggantung pakaian.

d) Kebiasaan keluarga menggunakan handuk

Tabel 3.21 Distribusi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan Menggunakan Handuk

No. Menggunakan Handuk Jumlah Persentase (%)1. Sendiri 255 77,272. Bersama sama 75 22,73

Total 330 100Sumber : Data Primer Pendataan Oktober 2013

Berdasarkan tabel 3.21 di atas, sebagian keluarga (22,73%)

mempunyai kebiasaan menggunakan handuk secara bersama-sama.

e) Kebiasaan anak melakukan kebersihan diri

Tabel 3.22 Distribusi Kebiasaan Anak Melakukan Kebersihan Diri

No. Kebiasaan Mandi Jumlah Persentase (%)1. 1x 10 8,402. 2x 100 84,033. 3x 9 7,57

Total 119 100Sumber : Data Primer Pendataan Oktober 2013

Page 16: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

42

Berdasarkan tabel 3.22 di atas, sebagian anak (8,40%) mempunyai

kebiasaan membersihkan diri (mandi) 1 kali/hari.

f) Kebiasaan anak mencuci tangan pakaian sabun

Tabel 3.23 Distribusi Kebiasaan Anak Melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun

No. Kebiasaan Cuci Tangan Jumlah Persentase (%)1. Ya 105 88,232. Tidak 14 11,77

Total 119 100Sumber : Data Primer Pendataan Oktober 2013

Berdasarkan tabel 3.23 di atas, sebagian anak (11,77%) mempunyai

kebiasaan tidak cuci tangan pakai sabun.

g) Kebiasaan anak memakai alas kaki saat bermain

Tabel 3.24 Distribusi Kebiasaan Anak Memakai Alas Kaki Saat Bermain

No. Kebiasaan Memakai Alas Kaki Jumlah Persentase (%)1. Ya 106 89,072. Tidak 13 10,93

Total 119 100Sumber : Data Primer Pendataan Oktober 2013

Berdasarkan tabel 3.24 di atas, sebagian anak (10,93%) mempunyai

kebiasaan tidak memakai alas kaki saat bermain.

h) Kebiasaan keluarga buang air besar

Tabel 3.25 Distribusi Keluarga Berdasarkan Kebiasaan Buang Air Besar

No. Kebiasaan Buang Air Besar Jumlah Persentase (%)1. Dijamban 134 40,612. Sembarangan (kebun, sawah, sungai, dll) 196 59,39

TotalSumber : Data Primer Pendataan Oktober 2013

Page 17: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

43

Berdasarkan tabel 3.25 di atas, sebagian besar keluarga (59,39%)

mempunyai kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS).

i) Penggunaan air bersih dalam keluarga

Tabel 3.26 Distribusi Keluarga Berdasarkan Penggunaan Air Bersih

No. Sumber Air Jumlah %1. PAM/Ledeng 0 02. Sumur 94 28,483. Sungai 0 04. Pompa air/listrik 236 71,52

Total 330 100Sumber : Data Primer Pendataan Oktober 2013

Berdasarkan tabel 3.26 di atas, 100% keluarga telah menggunakan air

bersih.

5. Sistem Kesejahteraan

Program pengentasan kemiskinan yang berjalan di masyarakat diantaranya

adalah Raskin (beras miskin), Jamkesmas/Askeskin untuk jaminan pelayaan

kesehatan masyarakat miskin, bantuan langsung tunai (BLT) untuk

kompensensasi kenaikan BBM bagi masyarakat miskin. Disamping itu juga

terdapat lembaga perekonomian desa yang dapat mendorong peningkatan

kesejahteraan masyarakat desa Bakunglor, yaitu koperasi simpan pinjam,

lumbung desa dan gabungan kelompok tani (Gapoktan).

Kegiatan gotong royong antar warga desa Bakunglor masih kuat, seperti

pada kegiatan hajatan, pembangunan sarana umum, pembangun rumah warga.

6. Sistem Ekonomi

Mayoritas penduduk desa Bakunglor bermata pencaharian dari hasil

pertanian padi. Hal ini sesuai dengan sumberdaya alam utama yang dimiliki

Page 18: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

44

oleh desa bakunglor adalah lahan pesawahan yang subur, disamping padi hasil

pertanian lainya yang menjadi andalan desa bakunglor adalah jambu biji.

Tabel 3.27 Distribusi Keluarga Berdasarkan Penghasilan

No. Sifat Kesejahteraan Jumlah Persentase (%)1. < Rp 500.000 5 1,522. Rp 500.000 – 1000.000 123 37,273. > Rp 1000.000 202 61,21

Jumlah 330 100

Berdasarkan tabel 3.27 di atas, sebagian besar keluarga (61,21%) memiliki

tingkat penghasilan > Rp. 1000.000, hal ini menunjukan bahwa dari segi

ekonomi sudah dapat dikatakan cukup memadai dan ini merupakan kekuatan

untuk menunjang hidup sehat.

7. Sistem Politik

Cara pemilihan tokoh masyarakat formal seperti Ketua RT dan RW

dilakukan dengan cara musyawarah mufakat. Sedangkan dalam bidang

non formal seperti bidang agama, misalnya imam dan bilal di masjid

dipilih berdasarkan keahliannya.

Peraturan tak tertulis berdasarkan aturan-aturan yang terdapat dalam

budaya jawa dan hasil kesepakatan bersama warga.

Struktur pemerintahan formal : Kepala desa membawahi Kepala dusun,

Kepala dusun membawahai beberapa RW dan RW membawahi beberapa

RT.

Page 19: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

45

8. Sistem Rekreasi

Warga Desa Bakunglor hampir rata-rata tidak mempunyai jadwal

rekreasi, mereka hanya melakukan rekreasi pada saat-saat tertentu saja,

seperti pada saat tahun baru dan pada hari raya idul fitri.sesekali.

Desa Bakunglor tidak mempunyai sarana/tempat rekreasi, untuk rekreasi

warga harus keluar wilayah seperti ke kota cirebon, kuningan, majalengka,

dan lain-lain. Satu-satunya sarana hiburan bagi keluarga pada waktu luang

adalah televisi dan radio.

9. Sistem Komunikasi

Komunikasi dalam masyarakat terbentuk secara vertikal dan horisontal.

Komunikasi horisontal yaitu komunikasi yang terbentuk antar warga

masyarakat Desa Bakunglor. Sedangkan komunikasi vertikal yaitu

komunikasi antara warga masyarakat Desa Bakunglor dengan Pemerintahan

Desa Bakunglor, yaitu dari warga masyarakat ke ketua RT, kemudian ke

ketua RW, kemudian ke kepala dusun, kemudian ke kepala desa/kuwu dan

sebaliknya.

Media komunikasi yang sering digunakan biasanya adalah masjid atau

musollah sebagai pusat penyampaian informasi disamping telepon.

10.Sistem Keagamaan

Seluruh penduduk desa Bakunglor beragama islam, kegiatan ibadah

khususnya Sholat dilaksanakan di Masjid atau Musolah, disamping itu

terdapat kegiatan pengajian rutin mingguan yang dilaksanakan di Masjid

Desa Bakunglor setiap malam minggu jam 18.00 WIB. Selain itu juga selalu

Page 20: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

46

dilaksanakan kegiatan keagamaan yang berhubungan dengan peringatan

tahun baru islam, maulid nabi, isra miraj, dan lain-lain.

Organisasi keagamaan yang mengatur kegiatan yang berhubungan

pelaksanaan syariat agama diantaranya adalah majelis ulama tingkat desa dan

organisasi remaja masjid.

11.Sistem Legal

Peraturan atau ketentuan tentang kependudukan yang berlaku adalah

peraturan perundang-undangan negara RI yang berhubungan dengan

pemerintahan desa, peraturan yang bersumber pada hukum agama dan

norma/nilai-nilai yang bersumber pada adat istiadat/budaya dan atas

kesepakatan bersama warga masyarakat.

Sistem keamanan desa diantaranya terdapat Linmas yang unsur utamanya

adalah petugas hansip yang pembinanya dari unsur TNI/Polri (Babinsa).

3.2 Analisa Data Komunitas

Analisa data yang dilakukan meliputi tahapan sebagai berikut :

1. Klasifikasi Data

No. Klasifikasi Distribusi Frekuensi Persentase (%)

1 Distribusi penduduk menurut kelompok umur

Balita (0-5 tahun) 84 7,81 Usia pra dan sekolah (5-12 tahun) 119 11,07 Usia remaja (12-18 tahun) 96 8,93 Usia Dewasa (18-55 Tahun) 671 62,42 Usia Lansia (>55 Tahun) 105 9,77

2 Distribusi tingkat kesejahteraan keluarga

Keluarga Pra-sejahtera 757 38,89Keluarga Sejahtera I 450 23,11Keluarga Sejahtera II 390 20,03Keluarga Sejahtera III 250 12,84Keluarga Sejahtera III plus 100 5,13

3 Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan

Tidak Sekolah 98 9,12Belum Sekolah 85 7,91TK/PA/PAUD 26 2,42SD/MI 519 48,28SMP/MTs 167 15,53SMA 154 14,32

Page 21: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

47

PT 26 2,424 Distribusi penduduk

menurut pekerjaan kepala keluarga

PNS 5 1,52ABRI 0 0Karyawan 13 3,94Wiraswasta 77 23,33Buruh / petani 214 64,85Pensiunan 7 2,12Tidak Bekerja 14 4,24

5 Distribusi jenis penyakit

ISPA 16 23,19Rematik 15 21,74Hipertensi 9 13,04Carries Dentist 7 10,14Myalgian 7 10,14Diare 4 5,79Katarak 4 5,79Dermatitis 3 4,35Gastritis 2 2,89Kecacingan 2 2,89

6 Distribusi jenis bangunan rumah

Permanen 325 98,48Semi permanen 5 11,52

7 Distribusi kebersihan rumah

Bersih 232 70,30Tidak Bersih 98 29,70

8 Distribusi ventilasi rumah

Baik 258 78,18Kurang 72 21,82

9 Distribusi pencahayaan rumah

Terang 209 63,33Kurang Terang 121 36,67

10 Distribusi jamban keluarga

Punya WC 134 40,61Tidak Punya WC 196 59,39

11 jarak sumber air dan septiktank

< 10 meter 76 56,72> 10 meter 58 43,28

No. Klasifikasi Distribusi Frekuensi Persentase (%)

12 Distribusi keberadaan jentik nyamuk

Ada Jentik 15 4,54

Tidak Ada Jentik 315 95,46

13 Distribusi Pengolahan sampah

Ditumpuk 7 2,12

Dikubur 2 0,61

Dibakar 35 10,61

Diambil petugas 286 86,66

14 Distribusi tipe keluarga

Extended family 91 27,57

Nuclear family 236 71,51

Lansia sendirian 3 0,92

15 Distribusi pengolahan sayuran

Dicuci baru dipotong 172 52,12

Dipotong baru dicuci 158 47,88

16 Distribusi penyajian makanan

Tertutup 290 87,89

Terbuka 40 12,11

17 Distribusi kebiasaan Ya 199 60,30

Page 22: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

48

menggantung pakaian Tidak 131 39,70

18 Distribusi kebiaasaan memakai handuk

Sendiri 255 77,27

Bersama sama 75 22,73

19 Distribusi kebiasaan anak membersihkan diri (mandi)

1x 10 8,40

2x 100 84,03

3x 9 7,57

20 Distribusi kebiasaan anak cuci tangan

Ya 105 88,23

Tidak 14 11,77

21 Distribusi kebiasaan anak memakai sandal

Ya 106 89,07

Tidak 13 10,93

22 Distribusi kebiasaan buang air besar

Dijamban 134 40,61

Sembarangan (kebun, sungai, dll) 196 59,39

23 Distribusi penggunaan air bersih

PAM/Ledeng 0 0

Sumur 94 28,48

Sungai 0 0

Pompa air/listrik 236 71,52

24 Distribusi tingkat penghasilan keluarga

< Rp 500.000 5 1,52

Rp 500.000 – 1000.000 123 37,27

> Rp 1000.000 202 61,21

2. Interpretasi Data

No. Data Masalah kesehatan1 11,77% anak tidak melakukan

kebiasan cuci tangan pakai sabun

10,93% anak tidak memakai alas

kaki saat bermain

60,30% memiliki kebiasaan

menggantung pakaian

59,39% tidak memiliki jamban

keluarga

59,39% melakukan perilaku buang

air besar sembarangan (BABS)

Resiko terjadinya penyakit

yang disebabkan oleh karena

sanitasi lingkungan yang

kurang baik

Page 23: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

49

56, 72% jarak sumber air dengan

septiktank <10 meter

22,73% mempunyai kebiasaan

menggunakan handuk bersama-sama

21,28% kondisi ventilasi rumah

kurang

36,67% kondisi pencahayaan rumah

kurang

4,54% ditemukan keberadaan jentik

nyamuk

2 Berdasarkan kelompok umur lansia

berada pada peringkat 3 yaitu 9,77%

Masalah kesehatan : Rematik

55,57%, Hipertensi 32,15% dan

Katarak 14,28%

78,22% tidak tahu tentang Posbindu

Resiko tinggi terjadinya

peningkatan angka kejadian

penyakit degeneratif pada

lansia. (reumatik, Hipertensi,

dan Katarak)

Page 24: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

50

3. Prioritas MasalahN

omor

Mas

alah

Kes

ehat

an

Kes

adar

an M

asya

raka

t

Mot

ivas

i Mas

yara

kat

Kem

ampu

an P

eraw

at

Mem

peng

aruh

i Pe

nyel

esai

an M

asal

ah

Ket

erse

diaa

n K

eahl

ian

yang

Rel

evan

Kon

seku

ensi

Jik

a M

asal

ah

Tid

ak T

erse

lesa

ikan

Perc

epat

an p

enye

lesa

ian

mas

alah

yan

g da

pat

dica

pai

Jum

lah

NIl

ai

Prio

rita

s

Pem

bena

ran

Bobot 5 Bobot 10 Bobot 5 Bobot 7 Bobot 8 Bobot 8Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria :

Tinggi 3 Tinggi 3 Tinggi 3 Tinggi 3 Tinggi 3 Tinggi 3Sedang 2 Sedang 2 Sedang 2 Sedang 2 Sedang 2 Sedang 2Rendah 1 Rendah 1 Rendah 1 Rendah 1 Rendah 1 Rendah 1

1 Resiko terjadinya penyakit yang disebabkan oleh karena sanitasi lingkungan yang kurang baik 3,3 3,3 3,3 2,3 8 2,6 22,8 II

Masyarakat menyadari & masalah dapat diatasi dengan memberikan Penkes dan pembinaan pada lansia

2 Resiko tinggi terjadinya peningkatan angka kejadian penyakit degeneratif pada lansia. (reumatik, Hipertensi, dan Katarak)

5 3,3 5 4,6 8 5,3 31,2 I

Masyarakat menyadari namun membutuhkan biaya dan waktu yang lama karena masalahnya yang kompleks

Page 25: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

51

3.3 Diagnosa Keperawatan Komunitas

Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah adalah sebagai berikut :

1. Resiko tinggi terjadinya peningkatan angka kejadian penyakit degeneratif pada

lansia (Reumatik, Hipertensi dan Katarak) berhubungan dengan : Kurangnya

pengetahuan keluarga tentang proses menua, ketidak mampuan masyarakat

mengenal masalah penyakit hipertensi, rematik dan rematik, serta kurangnya

pemantauan dan pelayanan kesehatan pada lansia, yang ditandai dengan :

9,77% penduduk adalah lansia

Penyakit yang sering dialami lansia adalah reumatik, hypertensi dan katarak

78,22% lansia tidak tahu tentang Posbindu

2. Resiko terjadinya penyakit yang disebabkan oleh karena sanitasi lingkungan

yang kurang baik berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat

mengenai dampak yang di timbulkan dari sanitasi lingkungan yang kurang baik,

yang ditandai dengan :

11,77% anak tidak melakukan kebiasan cuci tangan pakai sabun

10,93% anak tidak memakai alas kaki saat bermain

60,30% memiliki kebiasaan menggantung pakaian

59,39% tidak memiliki jamban keluarga dan melakukan perilaku buang air

besar sembarangan (BABS)

56, 72% jarak sumber air dengan septiktank <10 meter

22,73% mempunyai kebiasaan menggunakan handuk bersama-sama

21,28% kondisi ventilasi rumah kurang

36,67% kondisi pencahayaan rumah kurang

4,54% ditemukan keberadaan jentik nyamuk

Page 26: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

52

3.4 Rencana Keperawatan Komunitas

Prioritas Masalah

Tujuan Strategi Aktifitas Penanggung jawab

Waktu Tempat Biaya Standar/Kriteria Ket

1 Jangka Panjang :- Sampai akhir

Nopember 2013 tidak terjadi peningkatan penyakit degeneratif pada lansia

Jangka Pendek :- Perkumpulan

lansia yang telah terbentuk mampu menjadi wadah pemantauan kesehatan Lansia

- Lansia mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan yang ada

- Lansia tidak mengeluh kondisi patologis kecuali yang berkaitan dengan proses menua fisiologis

- Mengadakan pelatihan kader posbindu

- Sosialisasi masalah lansia pada masyarakat , tokoh masyarakat, puskesmas

- Sosialisasi jenis kegiatan : jenis, persiapan, dan bentuk partisipasi yang diharapkan

- Kerjasama lintas program dan lintas sektoral bila diperlukan

- Mengadakan pelatihan kader Posbindu

- Kerjasama dengan tokoh masyarakat dan puskesmas untuk pelaksanaan pendidikan kesehatan pada lansia tentang : Hipertensi,

Rematik dan Katarak : pengertian, penyebab, dan faktor yang mempengaruhinya, tanda dan gejala, upaya pencegahan dan penanganannya

Pentingnya latihan fisik

Endin W Eni Rohayati

Engkus K Nani C

27 Oktober

2013

28 Oktober

2013

Balai Desa

Balai Desa

50.000

50.000

- Masyarakat dan tokoh masyarakat hadir pada pelatihan kader posbindu

- Minimal 50% lansia hadir dalam pendidikan kesehatan dan latihan fisik pada lansia

- Lansia mau mengikuti latihan dan mau mempraktekkannya dirumah

- Tokoh masyarakat, Puskesmas, mendukung adanya pendidikan kesehatan pada lansia

- Puskesmas berperan aktif dalam follow up case dan pembinaan keluarga

- Keluarga memberikan perhatian dan membantu lansia dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya

Page 27: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

53

- Keluarga mau merawat lansia baik lansia yang tinggal serumah maupun lansia yang terdekat

bagi lansia : Pengertian, manfaat dan bentuk latihan fisik yang dapat dilakukan oleh lansia

Tingkatkan upaya pengembangan kelompok senam lansia dengan meningkatkan partisipasi lansia dalam latihan fisik secara tepat dan teratur

Anjurkan lansia dan keluarga segera memeriksa diri kepelayanan kesehatan bila ada masalah kesehatan

Bina keluarga dan follow up case

- Adanya perhatian dari warga sekitar terhadap pemenuhan kebutuhan dasar lansia yang hidup sendiri.

- Penurunan angka penyakit degeneratif: Hipertensi, Rematik dan katarak sampai 10% dari angka kejadian

Prioritas Tujuan Strategi Aktifitas Penanggung Waktu Tempat Biaya Standar/Kriteria Ket

Page 28: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

54

Masalah jawab

2 Jangka Panjang :- Sampai akhir

Nopember 2013 tidak terjadi penyakit akibat sanitasi lingkungan yang kurang baik seperti ISPA & diare.

Jangka Pendek :- Adanya

peningkatan pengetahuan masyarakat tentang sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan

- Masyarakat mampu meningkatkan pengetahuan tentang PHBS tatanan rumah tangga

- Masyarakat mampu mempertahankan pola hidup sehat

- Penyegaran dan pelatihan kader kesehatan tentang PHBS tatanan rumah tangga

- Sosialisasi kegiatan :Jenis, persiapan, dan bentuk partisipasi yang diharapkan

- Kerja sama lintas program dan lintas sektoral

- Mengadakan penyegaran dan pelatihan kader kesehatan tentang PHBS tatanan rumah tangga dan STBM

- Kerja sama dengan tokoh masyarakat, Puskesmas untuk pelaksanaan pendidikan kesehatan tentang sanitasi lingkungan yang sehat serta dampak negatif dari kondisi lingkungan yang tidak sehat bagi kesehatan

- Bina keluarga dan follow up case

Sujana Heriyana

Jaja SPipin V

29 Oktober

2013

30 Oktober

2013

Balai Desa

Balai Desa

50.000

50.000

- Kader mengerti apa yang disampaikan oleh pemberi materi

- Seluruh Kader hadir pada kegiatan pelatihan kader

- Masyarakat yang diundang dapat hadir dalam pendidikan kesehatan

- Masyarakat mengatakan bahwa ia mampu dan akan berusaha untuk menata lingkungan yang sesuai dengan kesehatan

- Tidak terjadi peningkatan angka kejadian ISPA ataupun diare

- Puskesmas berperan aktif dalam follow up case dan pembinaan keluarga

Page 29: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

55

3.5 Implementasi Keperawatan Komunitas

Untuk merealisasikan rencana asuhan keperawatan yang telah dibuat maka

dilakukan implementasi keperawatan sebagai berikut :

Dx. Kep Fase Persiapan Fase Kegiatan Paraf1 Tanggal 26 Oktober 2013

Mensosialisasikan pada kepala desa dan tokoh masyarakat tentang masalah kesehatan pada lansia hasil dari hasil MMD dan sekaligus musyawarah untuk mengatasi masalah dengan hasil kesepakatan mengadakan pelatihan kader posbindu, pemantauan kesehatan lansia dan konseling pada lansia

Tanggal 27 Oktober 2013

Negosiasi ke Puskesmas Wangunharja tentang akan dilaksanakanya kegiatan pelatihan kader Posbindu, pemantauan kesehatan dan konseling pada lansia

Tanggal 28 Oktober 2013

Melaksanakan pelatihan kader posbindu tentang proses menua dan penyakit degeneratif bertempat di Balai Desa Bakunglor jam 09.00 WIB

Mengadakan kegiatan pemeriksaan kesehatan dan konseling pada lansia bertempat di Balai Desa Bakunglor jam 11.00 WIB

2 Tanggal 26 Oktober 2013

Mensosialisasikan pada kepala desa dan tokoh masyarakat tentang masalah kesehatan pada pola hidup dan sanitasi lingkungan yang kurang baik dari hasil MMD dan sekaligus musyawarah untuk mengatasi masalah dengan hasil kesepakatan mengadakan pelatihan kader tentang PHBS tatanan rumah tangga dan nantinya kader yang akan menyampaikan ke masyarakat

Tanggal 27 Oktober 2013

Negosiasi ke Puskesmas Wangunharja tentang akan dilaksanakanya kegiatan pelatihan kader tentang PHBS tatanan rumah tangga dan STBM

Tanggal 29 Oktober 2013

Melaksanakan kegiatan pelatihan kader tentang PHBS tatanan rumah tangga dan STBM bertempat di Balai Desa Bakunglor jam 10.00 WIB

Page 30: 221867695-HASIL-PENGKAJIAN-SMD-STASE-KEPERAWAN-KOMUNITAS.docx

56

3.6 Evaluasi Keperawatan Komunitas

No Dx. Kep Tanggal Implementasi Evaluasi Modifikasi Paraf

1 1 28/10/2013 Pelatihan kader posbindu tentang proses menua dan penyakit degeneratif (rematik, hipertensi dan katarak)

Pemeriksaan kesehatan dan konseling pada lansia

Kader dapat memahami materi yang disampaikan dan bersedia untuk menginformasikan kepada masyarakat

Pemeriksaan kesehatan dan konseling dilakukan terhadap 28 lansia dengan masalah kesehatan yang didapat pada saat survey mawas diri (SMD)

Bekerjasama dengan majelis talim dalam pembinaan dan pemantauan kesehatan lansia

2 2 29/10/2013 Penyegaran dan Pelatihan kader posyandu tentang PHBS tatanan rumah tangga dan STBM

Kader posyandu dapat memahami materi yang disampaikan dan bersedia untuk menginformasikan kepada masyarakat

35 orang kader posyandu dapat hadir pada saat pelatihan

Memberikan suport terhadap PMPN Mandiri yang berencana membangun jamban (WC) umum di 3 musola, yaitu :- Jatiwaluya- Sidapurna- Jatimulya