smd kalangan rev

151
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1947 menerangkan bahwa sehat adalah keadaan sejahtera sempurna fisik, mental, dan sosial yang tidak terbatas pada bebas penyakit atau kelemahan saja. Namun batasan sehat yang disebutkan oleh WHO diperluas dalam Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992 yang menyebutkan bahwa sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial, yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan menurut Undang-Undang Kesehatan No.36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Myrnawati, 2004).

Upload: maryam-mari

Post on 02-Jan-2016

59 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

SMD

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1947 menerangkan bahwa

sehat adalah keadaan sejahtera sempurna fisik, mental, dan sosial yang tidak

terbatas pada bebas penyakit atau kelemahan saja. Namun batasan sehat

yang disebutkan oleh WHO diperluas dalam Undang-Undang Kesehatan

No.23 tahun 1992 yang menyebutkan bahwa sehat adalah suatu keadaan

sejahtera dari badan, jiwa dan sosial, yang memungkinkan setiap orang

hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan menurut Undang-

Undang Kesehatan No.36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik

secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap

orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Myrnawati, 2004).

Kesehatan merupakan hak asasi manusia sekaligus investasi sumber

daya manusia serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan

Indeks Pembangunan Manusia. Oleh karena itu, menjadi keharusan bagi

semua pihak untuk memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatan

demi kesejahteraan masyarakat (Notoadmodjo, 2005).

Pada saat ini sebagai hasil dari pembangunan kesehatan, derajat

kesehatan masyarakat telah meningkat secara bermakna. Meskipun

demikian, hasil pembangunan tersebut masih belum dapat dinikmati secara

merata oleh seluruh penduduk dan hasil yang telah dicapai pun masih belum

seluruhnya memuaskan. Masalah kesehatan adalah sesuatu yang sangat

1

2

kompleks dan saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar

kesehatan itu sendiri. Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era

globalisasi, serta adanya transisi demografi dan epidemiologi penyakit,

maka masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan gaya hidup yang

berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya cenderung semakin kompleks

(Notoatmodjo, 2003).

Pembangunan kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) bertujuan agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, perlu diupayakan

pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan

terjangkau (Depkes RI, 2009).

Pada saat ini, sebagai hasil dari pembangunan kesehatan, derajat

kesehatan masyarakat telah meningkat secara bermakna. Akan tetapi

peningkatan tersebut masih jauh dari target yang ingin dicapai. Kenyataan

menunjukkan angka kematian ibu dan bayi masih cukup tinggi. Sementara

penyakit menular belum bisa diatasi sepenuhnya. Pada saat yang sama

penyakit tidak menular meningkat tajam. Penyakit bersifat pandemik baru

seperti HIV/ AIDS, Chikungunya, SARS, dan Avian Influenza (Flu Burung)

muncul, diperberat berbagai kejadian bencana bersumber alam maupun

manusia.

Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor

internal (dari dalam diri manusia) maupun faktor eksternal (di luar diri

manusia). Faktor internal ini terdiri dari faktor fisik dan psikis. Faktor

eksternal terdiri dari berbagai faktor, antara lain sosial, budaya masyarakat,

3

lingkungan fisik, politik, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Banyaknya

faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan sehingga derajat kesehatan

dapat berubah-ubah. Faktor-faktor tersebut sebagian dapat dikendalikan,

tetapi sebagian yang lain tidak dapat dikendalikan (Notoadmodjo, 2007).

Konsep faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan oleh Hendrik L.

Bloem menjelaskan bahwa derajat kesehatan seseorang ditentukan oleh

faktor keturunan, pelayanan kesehatan, lingkungan, dan perilaku.

Berdasarkan urutan besarnya (pengaruh) terhadap kesehatan tersebut adalah

sebagai berikut (Notoadmodjo, 2007) :

Gambar 1. Konsep H.L. Bloem

Keempat faktor tersebut (keturunan/kependudukan, lingkungan,

perilaku, dan pelayanan kesehatan berpengaruh langsung terhadap status

kesehatan baik individu maupun keluarga/ masyarakat. Status kesehatan

akan tercapai secara optimal, bila keempat faktor tersebut secara bersama-

sama mempunyai kondisi yang optimal pula. Apabila salah satu faktor saja

berada dalam keadaan yang terganggu (tidak optimal), maka status

kesehatan akan tergeser ke arah di bawah optimal (Notoatmodjo, 2003).

Kegiatan intervensi desa dilakukan untuk mengetahui derajat kesehatan

masyarakat di suatu desa beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

4

Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal/baik maka dapat

dicapai dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kualitas

lingkungan : fisik dan non fisik, melakukan kegiatan-kegiatan untuk

meningkatkan perilaku masyarakat menuju Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat, melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat pelayanan kesehatan baik

mulai dari rumah tangga sendiri sampai ke bentuk pelayanan yang lebih

lengkap dan canggih, dan dengan mengatur kehamilan dan persalinan.

Puskesmas sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan memiliki

peranan penting dalam peningkatan kesehatan masyarakat. Salah satu fungsi

puskesmas adalah sebagai pemberdaya masyarakat dan keluarga agar

tercipta kecamatan yang sehat. Dengan alasan tersebut maka kegiatan yang

dilakukan puskesmas harus melibatkan masyarakat.

Untuk mewujudkan Indonesia Sehat, harus dimulai dari tingkatan

terendah yang ada di masyarakat yaitu lingkungan RT dan RW, dusun, desa,

kecamatan, kabupaten, provinsi. Salah satu cara untuk menerapkan dan

mewujudkan Indonesia sehat adalah dengan desa siaga.

Desa siaga adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang

memiliki kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi

masalah kesehatan, bencana dan kegawat daruratan kesehatan secara

mandiri (Departemen Kesehatan RI, 2006).

Tujuan Desa Siaga

a. Tujuan umum:

5

Terwujudnya desa dengan masyarakat yang sehat, peduli, dan tanggap

terhadap masalah-masalah kesehatan (bencana dan

kegawatdaruratan

kesehatan) di wilayahnya.

b. Tujuan khusus:

a) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang

pentingnya kesehatan dan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS).

b) Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk

menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan.

c) Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa

terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan

kesehatan (bencana, wabah penyakit, dsb)

d) Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa

e) Meningkatnya dukungan dan peran-aktif stakeholders dalam

mewujudkan kesehatan masyarakat desa (Depkes RI, 2006).

I.2. Latar Belakang Pemilihan Lokasi Kegiatan

Dusun Kalangan terletak di Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid,

dan termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Mungkid yang terdiri dari 14

desa. Adapun alasan yang mendasari penulis memilih Dusun Kalangan

sebagai lokasi intervensi karena belum pernah dilakukan survei pada dusun

tersebut.

I.3. Perumusan Masalah

6

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

dirumuskan masalah mengenai apa saja masalah kesehatan yang ditemukan

dan potensi yang ditemukan di Dusun Kalangan?

I.4. Tujuan Kegiatan

I.4.1. Tujuan Umum

Mengetahui masalah kesehatan di Dusun Kalangan Desa Ambartawang

Kecamatan Mungkid dan melakukan intervensi dari masalah kesehatan yang

ada di Dusun Kalangan.

I.4.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui data khusus Dusun Kalangan

2. Mengetahui kondisi lingkungan Dusun Kalangan

3. Mengetahui perilaku masyarakat Dusun Kalangan

4. Mengetahui akses pelayanan kesehatan di Dusun Kalangan

5. Meelakukan identifikasi masalah kesehatan di Dusun Kalangan

6. Melakukan prioritas pemecahan masalah kesehatan dengan melakukan

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).

I.5. Metodologi

Langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Pertemuan Pra- SMD

2. Survey Mawas Diri (SMD)

3. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

4. Intervensi

7

Pra-SMD merupakan kegiatan sebelum SMD dan MMD, dengan

melakukan pertemuan dengan perangkat dusun dan warga sekitar,

selanjutnya sosialisasi kegiatan SMD dan MMD, untuk menjelaskan

maksud, tujuan, serta cara (pengisian kuesioner) dari kegiatan yang akan

dilakukan.

Setelah kegiatan Pra SMD, dilakukan survey kesehatan/ SMD (Survei

Mawas Diri) di Dusun Kalangan, Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid.

SMD adalah kegiatan pengumpulan dan pengolahan data. Adapun SMD

bertujuan untuk :

Mengenali keadaan kesehatan masyarakat.

Mendeteksi potensi yang ada.

Mengenali faktor risiko penyakit dalam masyarakat.

Adapun pelaksanaan kegiatan SMD dilaksanakan oleh ibu-ibu kader

Dusun Kalangan. Kegiatan SMD di Dusun Kalangan meliputi pengisian

kuesioner dengan pendataan dari rumah ke rumah atau secara door to door.

Isi kuesioner tersebut secara garis besar mencakup :

a. Identitas Keluarga

b. Aspek Akses Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan

c. Aspek KIA, KB, Gizi, dan Imunisasi

d. Aspek Surveilans Observasi Penyakit

e. Aspek Rumah dan Lingkungan

f.Aspek Perilaku Anggota Keluarga (PHBS)

g. Aspek NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Zat adiktif lainnya)

8

Survey Mawas Diri (SMD) adalah kegiatan pengenalan,

pengumpulan, dan pengkajian masalah kesehatan yang dilakukan oleh kader

didampingi oleh ko-ass dalam mengkaji dan menganalisa masalah kesehatan

lingkungan dan perilaku yang paling menonjol di masyarakat.

Sasaran SMD dilakukan pada sebagian rumah yang ada di desa atau

kelurahan dengan menetapkan sampel rumah di dusun tertentu yang dapat

menggambarkan kondisi masalah kesehatan. Adapun kegiatan yang

dilakukan meliputi : pengenalan instrument (daftar pertanyaan) yang akan

dipergunakan dalam pengumpulan data dan informasi masalah kesehatan.

Cara memperoleh informasi masalah kesehatan adalah dengan cara

wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan. Sehingga dapat diperoleh

perumusan masalah kesehatan yang merumuskan prioritas masalah

kesehatan lingkungan dan perilaku di desa atau kelurahan yang

bersangkutan. Setelah kegiatan SMD terlaksana, maka kegiatan selanjutnya

adalah MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) yang merupakan pertemuan

lengkap dengan pihak-pihak terkait di desa yang bertujuan untuk :

a. Ajang silaturahmi antara Dokter Muda FK Trisakti Jakarta denga warga

Dusun Kalangan.

b. Membahas hasil survey yang telah dilakukan.

c. Identifikasi masalah, potensi di desa serta peluang.

d. Rumuskan masalah dan prioritas masalah.

e. Identifikasi penyebab masalah dan prioritas penyebab.

f. Rumuskan pemecahan masalah dengan manfaatkan potensi dan peluang

(jangka pendek, menengah/ jangka panjang).

9

g. Susun rencana kegiatan operasional tiap pemecahan masalah yang

disepakati.

h. Setelah kegiatan terlaksana, maka langkah terakhir adalah menyusun

intervensi terhadap masalah dalam bentuk Plan of Action (POA).

BAB II

DATA UMUM DESA AMBARTAWANG

II. 1. Keadaan Geografis

II. 1. 1. Letak wilayah

Desa Ambartawang terletak di wilayah Kecamatan Mungkid,

Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Terdapat 7 dusun di Desa

Ambartawang, yaitu Dusun Ambartawang, Dusun Panjangan Atas, Dusun

Gergunung, Dusun Srikuwe Utara, Dusun Srikuwe Selatan, Dusun Pajangan

Bawah, Dusun Kalangan. Pelaksanaan kegiatan intervensi dilakukan di

Dusun Kalangan.

II. 1. 2. Batas wilayah

Wilayah desa Ambartawang dibatasi oleh:

a. Sebelah Utara: Desa Blondo

b. Sebelah Timur: Desa Mungkid

c. Sebelah Selatan : Desa Paremono

d. Sebelah Barat : Desa Bumirejo

II. 1. 3. Luas Wilayah

10

Luas wilayah Desa Ambartawang berdasarkan data statistik tahun

2013 adalah 167, 2 hektar.

II. 2. Keadaan Demografi

II. 2. 1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk desa Ambartawang pada tahun 2013 adalah

3.793 jiwa. Jumlah KK adalah 1.067.

II. 2. 2. Data Penduduk

Daftar tabel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk

Desa Ambartawang menurut dusun, jenis kelamin dan peserta Jamkesmas.

Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Ambartawang tahun 2013

NO Dusun

Jumlah

Jiwa KK

1 Ambartawang 514 139

2 Panjangan atas 466 130

3 Gergunung 547 153

4 Srikuwe utara 712 207

5 Srikuwe selatan 563 159

6 Panjangan bawah 529 144

11

7 Kalangan 462 135

Jumlah 3.793 1.067

(Sumber : Balai Desa Ambartawang)

Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Ambartawang menurut jenis kelamin

tahun 2013

(Sumber : Balai Desa Ambartawang)

NO Dusun

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

1 Ambartawang 284 226

2 Panjangan atas 247 223

3 Gergunung 294 253

4 Srikuwe utara 388 324

5 Srikuwe selatan 301 262

6 Panjangan bawah 256 273

7 Kalangan 251 211

Jumlah 2021 1772

12

Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk laki – laki dan perempuan

terbanyak ada pada Dusun Srikuwe Utara.

Tabel 3. Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Jamkesmas

NO Dusun

Jumlah Peserta

Jamkesmas

1 Ambartawang 198

2 Panjangan atas 164

3 Gergunung 261

4 Srikuwe utara 229

5 Srikuwe selatan 246

6 Panjangan bawah 191

7 Kalangan 137

Jumlah 1426

(Sumber : Balai Desa Ambartawang)

13

Pada tabel di atas dapat kita lihat, bahwa dusun dengan peserta jamkesmas

terbanyak terdapat di Dusun Gergunung.

II.3 Fasilitas umum

Tabel 4. Fasilitas umum pada Desa Ambartawang

NODUSUN RS Puskesmas

Puskesmas pembantu

PosyanduBidan desa

Bidan praktek

Praktek dokter

1 Ambartawang 0 0 0

4

0 2 0

2Panjangan

atas0 0 0 0 0 0

3 Gergunung 0 0 0 0 0 0

4 Srikuwe utara 0 0 0 1 0 0

5Srikuwe

selatan0 0 1 0 0 0 0

6Panjangan

bawah0 0 0 0 0 0 0

14

7 Kalangan 0 0 0 1 0 0 0

  Jumlah 0 0 1 5 1 2 0

(Sumber : Balai Desa Ambartawang)

Tabel 5. Posyandu di Desa Ambartawang

No. Dusun Jumlah Posyandu

1 Ambartawang 1

2 Panjangan atas 1

3 Gergunung 1

4 Srikuwe utara 1

5 Srikuwe selatan 0

6 Panjangan bawah 0

7 Kalangan 1

Jumlah 5

(Sumber : Balai Desa Ambartawang)

15

BAB III

DATA DUSUN KALANGAN

III. 1. Keadaan Geografis

III. 1. 1. Letak wilayah

Dusun Kalangan terletak di wilayah Desa Ambartawang,

Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah.

III. 1. 2. Batas wilayah

Wilayah Kalangan dibatasi oleh:

a. Sebelah Utara : Dusun Srikuwe Selatan dan Dusun Panjangan Bawah

b. Sebelah Timur : Dusun Panjangan Atas

c. Sebelah Selatan : Desa Paremono

d. Sebelah Barat : Dusun Srikuwe Selatan

III. 1. 3. Luas Wilayah

16

Luas wilayah Dusun Kalangan 21,3 hektar.

III. 2. Keadaan Demografi

III. 2. 1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk dusun Kalangan tahun 2012 adalah 462 jiwa dan

jumlah KK adalah 130.

II. 2. 2. Data Penduduk

Penduduk dusun Kalangan sebanyak 462 jiwa, terdiri dari 130

KK, 251 laki – laki dan 211 perempuan. Mayoritas beragama Islam.

(Sumber : Balai Desa Ambartawang)

Data Dusun Kalangan, Desa Ambartawang dilakukan dengan

melakukan survei kesehatan pada masyarakat di daerah tersebut pada

tanggal 9 Maret – 10 Maret 2013. Survei menggunakan kuesioner yang

berisi pertanyaan yang meliputi faktor-faktor yang memperngaruhi status

kesehatan yaitu kependudukan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan

kesehatan. Kuesioner tersebut juga disesuaikan dengan 16 indikator PHBS

(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) tahun 2002, yang meliputi:

1. Pemeriksaan kehamilan (K4)

2. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Nakes)

3. Keluarga Berencana

4. Penimbangan balita

5. Kesehatan gigi dan mulut

6. MIRAS/NAPZA

17

7. Bebas asap rokok

8. Gizi seimbang

9. Air bersih

10. Jamban sehat

11. Sampah

12. Saluran air limbah

13. Cuci tangan

14. PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)

15. Dana sehat/JPKM

16. Obat sederhana/TOGA (Tanaman Obat Keluarga)

Survei dilakukan pada 107 KK yang berasal dari Dusun Kalangan.

Pelaksana survei adalah kader dan didampingi oleh dokter muda Fakultas

Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta. Pertanyaan diberikan sesuai isi

kuesioner dan dengan pengamatan langsung terhadap objek survei. Berikut

adalah data jumlah penghasilan penduduk di Dusun Kalangan :

Tabel 2.

Penghasilan per bulan kepala keluarga Dusun Kalangan yang disurvei

PENGHASILAN PER BULAN JUMLAH PERSENTASE (%)

< Rp 500.000,00

Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00

>Rp 1.000.000,00

30

47

30

28

44

28

TOTAL 107 100%

III.3. Determinan Masalah Berdasarkan H. L. Bloem

18

Masalah kesehatan adalah sesuatu yang sangat kompleks dan saling

berkaitan dengan masalah-masalah lain di lur kesehatan itu sendiri.

Faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan

berpengaruh langsung kepada status kesehatan baik individu maupun

keluarga/masyarakat. Status kesehatan akan tercapai secara optimal bila

keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang

optimal pula. Bila salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang

terganggu (tidak optimal), maka status kesehatan akan tergeser ke arah di

bawah optimal.

1. Lingkungan

Lingkungan dapat dibedakan menjadi lingkungan fisik, biologi,

kimia, dan sosial. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu

kodisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh

positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula.

Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain meliputi

perumahan, pembuangan tinja, penyediaan air bersih, pembuangan

sampah, pembuangan air limbah, kandang ternak, dan sebagainya.

Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah

suatu usaha untuk memperbaiki lingkungan hidup manusia agar

menjadi media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum

bagi manusia yang hidup di dalamnya.

2. Perilaku

Faktor ini paling besar pengaruhnya terhadap munculnya

gangguan kesehatan di masyarakat, terutama di negara berkembang.

19

Tersedianya jasa pelayanan kesehatan (health services) tanpa disertai

perubahan perilaku masyarakat akan mengakibatkan masalah

kesehatan tetap potensial berkembang di masyarakat.

3. Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) adalah

bagian dari pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah untuk

meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran

utamanya adalah masyarakat.

4. Biologi/keturunan

Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan

perorangan/masyarakat dibandingkan faktor dengan ketiga

sebelumnya. Pengaruhnya pada status kesehatan perorangan terjadi

secara evolutif dan paling sukar dideteksi. Untuk kepentingan

kesehatan atau keluarga, khususnya di bidang pencegahan penyakit,

faktor genetic perlu mendapat perhatian.

Kuesioner yang dibuat mengacu pada konsep H. L. Bloem di atas.

Kuesioner berisi pertanyaan yang meliputi faktor yang mempengaruhi status

kesehatan yaitu kependudukan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan

kesehatan. Sehingga dari hasil kuesioner Survei Mawas Diri maka bisa

diketahui berbagai permasalahan yang terdapat di Dusun Kalangan.

Pembagian kuesioner Survei Mawas Diri ke warga Dusun Kalangan

dilakukan selama dua hari dimulai dari tanggal 9 Maret – 10 Maret 2013.

Kuesioner dibagikan pada warga yang menjadi responden yang berjumlah

107 kepala keluarga.

20

Berdasarkan survei yang telah dilakukan, diperoleh hasil yang

memuat beberapa masalah kesehatan (dengan hasil persentase <80% dari

target yang diharapkan) di Dusun Kalangan. Masalah kesehatan yang

ditemukan tersebut selanjutnya dibagi menjadi masalah fisik dan masalah

non fisik. Untuk mengetahui masalah kuesioner yang ada, maka dapat

dilihat dari jawaban responden terhadap kuesioner.

BAB IV

HASIL SURVEI MAWAS DIRI

Hasil survei mawas diri di Dusun Kalangan, Desa Ambartawang, Kecamatan

Mungkid, Kabupaten Magelang, didapatkan dengan melakukan survei kesehatan pada

masyarakat di daerah tersebut pada tanggal 9 Maret 2013 sampai 10 Maret 2013. Survei

dilakukan secara acak pada 107 kepala keluarga dari 130 kepala keluarga yang berada di

Dusun Kalangan, Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.

Survei dilakukan oleh tenaga kader setempat didampingi oleh dokter muda Fakultas

Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta. Survei menggunakan kuesioner yang berisi

pertanyaan yang meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan, yaitu:

1. Akses pelayanan dan pembiayaan kesehatan

2. Kesehatan ibu dan anak, KB, gizi dan imunisasi

3. Surveilans

4. Rumah dan lingkungan

5. Perilaku anggota keluarga

Berdasarkan survei yang telah dilakukan, diperoleh hasil yang memuat beberapa

masalah kesehatan (dengan hasil persentase < 80% dari target yang diharapkan) di Dusun

21

Kalangan, Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Untuk

mengetahui masalah kesehatan yang ada, maka kami tampilkan hasil jawaban responden

terhadap kuesioner yang kami bagikan.

IV.1. HASIL SURVEI MAWAS DIRI

IV.1 Kuesioner

IV.1.1. Akses Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan

1. Tempat berobat responden dan anggota keluarganya (total

responden = 107)

YANG DIHARAPKAN

- Tenaga kesehatan

(dokter, bidan, mantri)

(106)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

- Tradisional

(dukun/alternatif) (1)

- Diobati sendiri (0)

- Lain-lain (0)

99% 1 %

19

22

2. Jarak dari rumah responden ke fasilitas kesehatan (total responden =

107)

< 0,5 km 0,5-1 km >1 km

106

(99%)

1

(1%)

0

(0%)

3. Sarana transportasi yang digunakan

Jalan kaki Kendaraan pribadi Angkutan umum

27 50 30

25% 47% 28%

4. Keluarga responden adalah peserta

Asuransi Peserta

Jamkesmas 42 (39%)

Iuran Dana Sehat 3 (3%)

Askes 7 (7%)

23

Tabulin 0

Umum 55 (51%)

IV.1.2. Kesehatan Ibu dan Anak, KB, Gizi dan Imunisasi

1. Responden yang mempunyai bayi (0-6 bulan dan 6 – 12 bulan)

di keluarganya. (total responden = 107)

Ada (2) Tidak (105)

2% 98%

24

2. Yang menolong responden dalam persalinan terakhir (khusus

yang mempunyai bayi 0-12 bulan). (total responden = 2)

YANG DIHARAPKAN

Tenaga Kesehatan (2)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Dukun (0), lain-lain (0)

100% 0%

3. Responden yang pernah memiliki bayi BBLR cukup umur

( hamil 9 bulan). (total responden = 2)

YANG DIHARAPKAN

Tidak (2)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (0)

100% 0%

25

4. Responden yang hanya memberikan ASI saja pada bayinya (0-6

bulan). (total responden = 2)

YANG DIHARAPKAN

Ya (2)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (0)

100% 0%

5. Responden yang hanya memberikan ASI ekslusif pada bayinya (6-12

bulan). (total responden = 2)

YANG DIHARAPKAN YANG TIDAK DIHARAPKAN

26

Ya (2) Tidak (0)

100% 0%

6. Responden yang selalu membawa bayi ke posyandu (indikator kadarzi

). (total responden = 2)

Ya setiap bulan(2) Ya kadang-kadang (0) Tidak (0)

100% 0% 0%

7. Responden yang memiliki bayi dengan memiliki buku KIA). (total

responden = 2)

YANG DIHARAPKAN YANG TIDAK DIHARAPKAN

27

YA (2) TIDAK (0)

100% 0%

8. Responden yang selalu membawa buku KIA tiap ke Posyandu.

(total responden = 2 )

YANG DIHARAPKAN

YA (2)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

TIDAK (0)

100% 0%

9. Responden pernah membaca buku KIA.(total responden = 2)

28

YANG DIHARAPKAN

YA (2)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

TIDAK (0)

100% 0%

10. Responden mengerti isi tentang buku KIA.(total responden =

2)

ISI BUKU KIA Ya

CARA MEYUSUI BAYI 2 (100%)

IMUNISASI 2 (100%)

PEMBERIAN KAPSUL VIT A 2 (100%)

PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING

ASI

2 (100%)

TIDAK MENGERTI 0 (0%)

29

11. Responden yang memiliki bayi dan memperoleh imunisasi sesuai

usia. (total responden = 2)

YANG DIHARAPKAN

Ya (2)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (0)

100% 0%

12. Responden ibu nifas yang mendapatkan 2 kapsul vit. A merah (1

kapsul diminum setelah kelahiran, 1 nya lagi pada hari berikutnya

paling lambat pada hari ke-28)

YANG DIHARAPKAN YANG TIDAK DIHARAPKAN

30

YA (2)

TIDAK (0)

100% 0%

13. Responden yang pada keluarganya pernah terjadi kematian

bayi (0-12 bulan). (total responden = 107, untuk semua KK)

dibawah 1 tahun.

YANG DIHARAPKAN

Tidak (102)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (5)

95% 5%

31

14. Responden yang memiliki balita (1-5 tahun atau 13-60 bulan)

Ada (23) Tidak (84)

21% 79%

YANG DIHARAPKAN

Ya (14)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

YA KADANG-KADANG (5) & TIDAK (4)

61% 39%

15. Responden yang balitanya selalu ditimbang setiap bulannya di

Posyandu.

16. Res

32

16. Responden yang mempunyai anak balita yang memiliki buku KIA.

(total responden = 107, total responden yang mempunyai balita 23)

YANG DIHARAPKAN

Ya (18)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (5)

78% 22%

17. Responden yang selalu membawa buku KIA tiap ke POSYANDU.

(total responden = 107, total responden yang mempunyai balita 23)

YANG DIHARAPKAN YANG TIDAK DIHARAPKAN

33

Ya (13)

Tidak (10)

57% 43%

18. Responden yang sudah pernah membaca buku KIA.(total

responden =107, total responden yang mempunyai balita 23)

YANG DIHARAPKAN

Ya (17)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (6)

74% 26%

34

19. Responden yang mengerti buku KIA, jawaban boleh lebih dari 1.

(total responden = 107, total responden yang mempunyai balita 23)

ISI BUKU KIA

CARA MEMBERI MAKAN ANAK 18 (25%)

CARA MERANGSANG PERKEMBANGAN

ANAK

18 (25%)

PEMBERIAN VIT A ANAK 17 (23%)

OBAT YANG HARUS DISEDIAKAN DI RUMAH 13 (18%)

TIDAK MENGERTI 5 (7%)

20. Responden yang pada keluarganya pernah terjadi kematian balita

(1-5 tahun). (total responden = 107)

YANG DIHARAPKAN

Tidak (107)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (0)

100% 0%

35

21. Responden yang memiliki balita dengan status gizi

kurang/BGM/buruk. (total responden = 107, total responden

yang mempunyai bailta BGM = 6 )

YANG DIHARAPKAN

Tidak (101)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (6)

94% 6%

IV. 1. 3. Ibu Hamil

1. Responden yang pada keluarganya terdapat ibu hamil. (total

responden = 107, total ibu hamil = 2)

36

Ada (2) Tidak (105)

2% 98%

2. Responden yang melakukan pemeriksaan sesuai usia kehamilan.

(Total ibu hamil = 2)

YANG DIHARAPKAN

Ya (2)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (0)

100% 0%

3. Tempat pemeriksaan kehamilan ibu hamil

TEMPAT Ya

37

RUMAH SAKIT 0 (0%)

PUSKESMAS 0 (0%)

DOKTER/ DOKTER SPESIALIS

KANDUNGAN

0 (0%)

BIDAN DESA SETEMPAT 2 (100%)

BIDAN PRAKTEK SWASTA LAIN 0 (0%)

4. Responden yang mempunyai buku KIA

YANG DIHARAPKAN

Ya (2)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (0)

100% 0%

38

5. Responden yang membawa buku KIA setiap periksa kehamilan

YANG DIHARAPKAN

Ya (2)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (0)

100% 0%

6. Responden yang pernah membaca buku KIA

YANG DIHARAPKAN

Ya (2)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (0)

100% 0%

7. Responden yang mengerti isi buku KIA

ISI BUKU KIA YA

39

ANJURAN PEMERIKSAAN

KEHAMILAN SECARA RUTIN

2 (100%)

PEMBERIAN IMUNISASI PADA IBU

HAMIL

2 (100%)

TANDA BAHAYA KEHAMILAN 2 (100%)

TANDA BAYI AKAN LAHIR 2 (100%)

TIDAK MENGERTI 0 (0%)

8. Pemeriksaan ibu hamil sesuai usia kehamilan (pemberian T1,T2)

YANG DIHARAPKAN

Ya (2)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (0)

100% 0%

40

9. Tempat responden merencanakan persalinan. (Total ibu hamil = 2)

YANG DIHARAPKAN

Rumah sakit (0), puskesmas, dokter, dan

bidan (2)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Dukun (0) dan rumah sendiri (0)

100% 0,00%

10. Rencana penolong persalinan bagi responden. (Total ibu hamil = 2)

YANG DIHARAPKAN

Dokter (0) dan bidan (2)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Dukun (0) dan sendiri/keluarga (0)

100% 0,00%

41

11. Responden yang mengalami gangguan kehamilan. (Total ibu hamil = 2)

YANG DIHARAPKAN

Tidak (1)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (1)

50% 50%

12. Responden yang di rumahnya memiliki dan telah terpasang stiker

P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi). (Total

ibu hamil = 2)

YANG DIHARAPKAN

Ya (1)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (1)

50% 50%

42

13. Ibu yang mendapat tablet tambah darah (TTD) selama kehamilan

YANG DIHARAPKAN

Ya (2)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (0)

100% 0%

14. Responden atau keluarganya yang mengetahui kelas ibu hamil

YANG DIHARAPKAN

YA (1)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

TIDAK (1)

50% 50%

43

15. Responden atau keluarga responden yang pernah mengikuti kelas ibu hamil

YANG DIHARAPKAN

YA (1)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

TIDAK (1)

50% 50%

16. materi yang di bicarakan dalam kelas bumil (bila pernah ada yang

mengikuti kelas bumil)

MATERI

KEHAMILAN, PERUBAHAN TUBUH

DAN KELUHAN

0 (0%)

PERAWATAN KEHAMILAN 0 (0%)

PERSALINAN 0 (0%)

44

PERAWATAN NIFAS 0 (0%)

TIDAK MENGERTI 2 (100%)

17. Respon dari suami atau keluarga responden yan g mengikuti kelas

bumil

RESPON

SETUJU 2 (100%)

KURANG SETUJU 0 (0%)

TIDAK SETUJU 0 (0%)

45

18. Responden yang mengetahui tentang JAMPERSAL

YANG DIHARAPKAN

Ya (1)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak Tahu (1)

50% 50%

19. Responden yang pada keluarganya pernah terjadi kematian ibu hamil

pada tahun 2012. (total responden = 107)

YANG DIHARAPKAN

Tidak (107)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (0)

100% 0%

46

20. Responden yang pada keluarganya terdapat pasangan usia subur

(15-45 tahun dan menikah) (total responden = 107)

Ada (44) Tidak (63)

41% 59%

21. Responden yang menggunakan alat kontrasepsi (total

responden = 44)

22.

YANG DIHARAPKAN

Ya (30)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (14)

68% 32%

47

22. Responden yang terbiasa untuk sarapan pagi. (total responden

= 107)

YANG DIHARAPKAN

Ya (102)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (5)

95% 5%

23. Responden yang selalu mengkonsumsi aneka ragam makanan /

menu seimbang. (total responden = 107)

YANG DIHARAPKAN YANG TIDAK DIHARAPKAN

48

Ya (95) Tidak (12)

89% 11%

24. Responden yang menggunakan garam beryodium. (total responden = 107)

YANG DIHARAPKAN

Ya (107)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (0)

100% 0%

25. Responden menilai bagaimana bentuk garam Yodium tersebut

BENTUK

HALUS 60 (56%)

KROSOK 4 (4%)

BATA 43 (40%)

49

26. Merk atau nama garam yang digunakan responden

Yakni : Stardut, kapal layar, ibu bijak, daun, refina, segitiga biru, dll

27. Responden mengetahui tempat dimana membeli garam beryodium

TEMPAT PEMBELIAN

PASAR 63 (59%)

WARUNG 44 (41%)

TUKANG SAYUR 0 (0%)

LAIN-LAIN 0 (0%)

28. Responden yang termasuk keluarga kadarzi

YANG DIHARAPKAN

Ya (87)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (20)

50

81% 19%

4.2 Rumah dan Lingkungan

Komponen Rumah Sehat

1. Responden yang memiliki langit-langit rumah (total responden = 107)

Tidak ada (51) Ada, bersih, rawan

kecelakaan (5)

Ada, bersih, kuat dan tinggi min

2,75 m (51)

48% 4% 48%

2. Responden yang memiliki dinding rumah (total responden = 107)

51

Bukan tembok (14) Semi permanen (20) Permanen (73)

13% 19% 68%

3. Responden yang memiliki lantai rumah (total responden = 107)

Tanah (4) Seluruh lantai plester

kasar (38)

Seluruhnya kedap air,

sebagian keramik (33)

Seluruhnya keramik

(32)

4% 36% 31% 29%

4. Pintu rumah responden

HANYA ADA PINTU UTAMA SETIAP RUANG TIDUR

TERPASANG PINTU

30 (28%) 77 (72%)

52

5. Responden yang memiliki jendela kamar tidur (total responden = 107)

Tidak ada (16) Ada (91)

15% 85%

6. Responden yang memiliki jendela ruang keluarga (total responden = 107)

Ada (91) Tidak ada (16)

85% 15%

53

7. Responden yang memiliki ventilasi di rumah (total responden = 107)

Tidak ada (17) Ada, <10% luas

lantai (35)

Ada, >10% luas

lantai, tidak dipasang

kasa (45)

Ada, >10% luas lantai,

dipasang kasa (10)

16% 33% 42% 9%

8. Responden yang memiliki lubang asap dapur (total responden = 107)

Ada dan berfungsi dengan baik (9) Ada (36) Tidak ada (62)

8% 34% 58%

54

9. Responden yang memilki rumah dengan pencahayaan baik (total

responden = 107)

Terang (65) Kurang terang (38) Tidak terang (4)

61% 36% 3%

10. Setiap ventilasi rumah responden dipasangi kasa nyamuk (total responden

= 107)

TIDAK ADA ADA SEBAGIAN, TERUTAMA

KAMAR TIDUR

ADA PADA SEMUA

VENTILASI

97 (91%) 7 (7%) 3 (3%)

55

Sarana Sanitasi

1. Sumber yang di miliki responden untuk SAB (total responden = 107)

SUMUR GALI (19) SUMUR POMPA

TANGAN (1)

PDAM (91)

17% 1% 82%

2. Responden yang memiliki sarana air bersih (total responden = 107)

Ada, milik sendiri, Bukan milik sendiri, Ada, milik sendiri,

tidak memenuhi

Bukan milik sendiri,

tidak memenuhi

56

memenuhi syarat (59) memenuhi syarat (42) syarat (5) syarat (1)

55% 39% 5% 1%

3. Responden yang memiliki jamban (total responden = 107)

YANG DIHARAPKAN YANG TIDAK

DIHARAPKAN

Ada dan memenuhi syarat

(46)

Ada tapi tidak memenuhi syarat

(21)

Tidak ada (40)

43% 20% 37%

57

4. Responden yang memiliki sarana pembuangan air limbah (total responden

= 107)

Ada, jarak dengan sumber air > 10

meter atau ke saluran kota (0)

Ada, jarak dengan sumber air < 10

meter atau kesaluran terbuka (0)

Tidak ada

(107)

0% 0% 100%

5. Responden yang memiliki sarana pembuangan sampah (total

responden = 107)

58

Ada, kedap air dan

tertutup (11)

Ada, tidak kedap air dan

tidak tertutup (43)

Tidak ada (53). Mungkid?

10% 41% 49%

Perilaku Penghuni

1. Kebiasaan responden membuka jendela kamar tidur minimal 1 jam sehari

(total responden = 107)

Setiap hari (65) Kadang-kadang (21) Tidak pernah (21)

61% 20% 20%

59

2. Responden yang sering menyapu dan mengepel rumah (total responden

107)

Setiap hari (82) Tiap tiga hari (21) Seminggu (4)

77% 20% 4%

3. Dimana anda membuang tinja (total responden = 107)

60

Dibuang

kesungai/kebun/kolam/sembarangan (46)

Ke wc/jamban (61)

43% 57%

4. Responden yang selalu membuang sampah pada tempatnya (total

responden = 107)

Dimanfaatkan/daur ulang (3) Ke TPS/petugas sampah (26) Sungai/kebun/kolam/

sembarangan (78)

3% 24% 73%

61

5. Kepadatan penghuni dalam rumah

< 8 m2 perorang (21) > 9 m2 perorang (86)

20% 80%

6. Keberadaan tikus dalam rumah

Ada (84) Tidak ada (23)

79% 21%

62

7. Keberadaan lalat dalam rumah

>5ekor (49) < 5 ekor (48)

51% 49%

8. Keberadaan kecoa dalam rumah

Ada (85) Tidak ada (22)

79% 21%

9. Keberadaan nyamuk dalam rumah

Ada (102) Tidak ada (5)

63

95% 5%

10. Terdapatnya jentik nyamuk di penampungan air yang ada di rumah responden

(bak mandi, gentong diperiksa dengan senter)

YA TIDAK

4 (4%) 103 (96%)

11. Letak kandang ternak

Menyatu dengan rumah

(16)

Terpisah dari < 10 m

(42)

Terpisah dari rumah > 10 m atau

tidak punya ternak (49)

64

15% 39% 46%

4.3 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

No. Pertanyaan Ya Tidak

1. Apakah persalinan di keluarga Anda ditolong oleh

nakes terampil?

90(84%) 17 (16%)

2. Apakah keluarga Anda hanya memberi ASI

eksklusif saja pada bayi sampai usia 6 bulan?

68(64%) 39(36%)

3. Apakah balita Anda ditimbang secara rutin (minimal

8 kali setahun)?

86(80%) 21(20%)

4.. Apakah keluarga Anda biasa makan dengan gizi

seimbang?99(93%)

8(7%)

5. Apakah keluarga Anda menggunakan air bersih

untuk kebutuhan sehari – hari?

91(85%) 16(15%)

6. Apakah keluarga Anda biasa BAB di jamban sehat? 40(37%) 67(63%)

7. Apakah keluarga Anda sehari-hari membuang

sampah pada tempatnya?

26(24%) 81(76%)

8. Apakah keluarga Anda menghuni rumah dengan 86(80%) 21(20%)

65

kepadatan yang memenuhi syarat kesehatan (sama

atau lebih dari 9 m2 per orang) (luas rumah dibagi

jumlah penghuni)?

9 Apakah keluarga Anda menggunakan lantai rumah

kedap air (bukan tanah)?

104(97%) 3(3%)

10. Apakah keluarga Anda biasa melakukan aktivitas

fisik minimal 30 menit tiap hari?

87(81%) 20(19%)

11. Apakah tidak ada anggota keluarga yang merokok? 56(52%) 51(48%)

12. Apakah keluarga Anda biasa mencuci tangan

dengan sabun sebelum makan dan sesudah makan?

100(93%) 7(7%)

13. Apakah anggota keluarga Anda terbiasa menggosok

gigi minimal 2 kali sehari yaitu pagi sebelum makan

dan malam sebelum tidur?

99(93%) 8(7%)

14. Apakah tidak ada anggota keluarga Anda yang

minum miras/narkoba?

97(91%) 10(9%)

15. Apakah keluarga Anda menjadi anggota JPK/Dana

Sehat/Asuransi Kesehatan/JAMKESMAS?

84(79%) 23(21%)

16. Apakah di lingkungan Anda melakukan

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) seminggu

sekali?

58 (54%) 49 (46%)

Strata PHBS

Strata PHBS Score Persentase

Sehat Pratama 0 0%

66

Sehat Madya 25 23%

Sehat Utama 82 77%

Sehat Paripurna 0 0%

67

68

69

70

4.4 Surveilans

1. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang

menderita penyakit batuk pilek. (total responden = 389)

YANG DIHARAPKAN

Tidak (313)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (76)

80% 20%

71

2. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang

menderita penyakit diare. (total responden = 389)

YANG DIHARAPKAN

Tidak (376)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (13)

96% 4%

3. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang

menderita penyakit malaria. (total responden = 389)

YANG DIHARAPKAN

Tidak (389)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (0)

72

100% 0%

4. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang

menderita penyakit demam berdarah. (total responden =389)

YANG DIHARAPKAN

Tidak (389)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (0)

100% 0%

73

5. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang

menderita penyakit demam chikungunya. (total responden =389)

YANG DIHARAPKAN

Tidak (389)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (0)

100% 0%

6. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang

menderita penyakit TBC (flek paru). (total responden =389)

YANG DIHARAPKAN

Tidak (389)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (0)

100% 0%

74

7. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang

menderita penyakit demam tifus. (total responden = 389)

YANG DIHARAPKAN

Tidak (389)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (0)

100% 0%

8. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang

menderita penyakit gatal-gatal. (total responden = 389)

YANG DIHARAPKAN

Tidak (380)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (9)

97% 3%

75

9. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang

menderita penyakit campak (gabagen). (total responden = 389)

YANG DIHARAPKAN

Tidak (389)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (0)

100% 0%

10. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang

menderita penyakit hepatitis (sakit kuning). (total responden = 389)

YANG DIHARAPKAN

Tidak (389)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (0)

100% 0%

76

11. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang

menderita penyakit varicella (cacar air). (total responden = 389)

YANG DIHARAPKAN

Tidak (388)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (1)

99% 1%

12. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang

menderita penyakit flu burung. (total responden = 389)

YANG DIHARAPKAN

Tidak (389)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (0)

77

100% 0%

13. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang

menderita penyakit pneumoni (balita). (total responden = 389)

YANG DIHARAPKAN

Tidak (389)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (0)

100% 0%

78

14. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang

menderita penyakit asma. (total responden = 389)

YANG DIHARAPKAN

Tidak (385)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Ya (4)

98% 4%

15. Responden yang mempunyai tanaman obat keluarga (TOGA) minimal 3

jenis.(total responden = 107)

YANG DIHARAPKAN

Ya (17)

YANG TIDAK DIHARAPKAN

Tidak (90)

16% 84%

79

Hasil survey tersebut di atas mengenai status kesehatan masyarakat, ditemukan

beberapa masalah kesehatan yang persentasenya kurang dari 80% di dusun

Kalangan, Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang,

yaitu:

No. Uraian Hasil

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

Balita di bawa ke posyandu

Balita mempunyai buku KIA

Balita membawa buku KIA

Orang tua membaca buku KIA

Orang tua mengerti buku KIA

Ibu hamil mengerti buku KIA

Tidak terjadi gangguan kehamilan

Mempunyai stiker P4K

Terpasang stiker P4K di dinding

Mengetahui kelas ibu hamil

Mengikuti kelas ibu hamil

Mengerti yang dibicarakan pada kelas ibu hamil

Mengetahui tentang jampersal

Menggunakan kontrasepsi

Rumah dengan dinding yang memenuhi syarat

Rumah dengan lantai kedap air

Pintu rumah memenuhi syarat

61%

78%

57%

74%

25%

25%

50%

50%

0%

50%

50%

0%

50%

68%

68%

31%

72%

80

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

37.

38.

Mempunyai ventilasi yang memenuhi syarat

Mempunyai ventilasi dengan kasa nyamuk

Rumah mempunyai langit-langit yang memenuhi syarat

Rumah dengan pencahayaan yang memenuhi syarat

Rumah dengan lubang asap dapur yang berfungsi baik

Ketersediaan jamban yang memenuhi syarat

Ketersediaan tempat pembuangan sampah

Kepemilikan dan kualitas SAB yang memenuhi syarat

Terdapat sarana pembuangan air limbah

Tidak ada tikus

Tidak ada lalat

Tidak ada kecoa

Tidak ada nyamuk

Keberadaan kandang ternak yang memenuhi syarat

Sering menyapu dan mengepel rumah setiap hari

Membuka jendela setiap hari

Membuang tinja di jamban

Membuang sampah pada tempatnya

Pemberian ASI eksklusif

Tidak merokok

Pemberantasan sarang nyamuk seminggu sekali

42%

3%

48%

61%

8%

43%

51%

39%

0%

21%

49%

21%

5%

46%

77%

21%

57%

24%

64%

48%

54%

81

39.

40.

41.

42.

43.

Peserta jaminan kesehatan

Batuk pilek

Diare

Gatal-gatal

Varicella (cacar air)

79%

20%

4%

3%

1%

Tabel 6. Masalah Kesehatan di dusun Kalangan

BAB V

ANALISIS MASALAH

82

V.1 Hasil Survei Mawas Diri Dusun Kalangan

Penelitian pendahuluan (Survei Mawas Diri) telah dilakukan di Dusun

Kalangan, Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang pada

tanggal 9-10 Maret 2013.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pembagian kuesioner

yang berisi daftar pertanyaan, meliputi identitas responden, data keluarga, serta

pertanyaan mengenai kesehatan (akses pelayanan dan pembiayaan kesehatan;

kesehatan ibu dan anak, KB, gizi dan immunisasi; surveilans; rumah dan

lingkungan; serta perilaku anggota keluarga).

Berdasarkan hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang telah dilakukan tersebut,

didapatkan beberapa masalah yang dibagi menjadi masalah fisik dan non fisik.

Masalah – masalah tersebut merupakan hasil kuesioner dengan nilai <80%, yaitu :

V.1.1. Masalah Fisik

1. Memiliki langit-langit rumah yang bersih, kuat, sehat dan tingginya 2,75

m2 (53%)

2. Memiliki tembok permanen dan kedap air (68%)

3. Memiliki lantai kedap air (77%)

4. Memiliki ventilasi >10% luas lantai dan ventilasi dipasang kawat

nyamuk (9%)

5. Mempunyai lubang asap dapur yang berfungsi (42%)

6. Memiliki pencahayaan rumah yang terang,enak untuk membaca dan

tidak silau (61%)

7. Ketersediaan jamban sehat (37%)

8. Ketersediaan SPAL tiap rumah (36%)

9. Memiliki sarana pembuangan sampah (10%)

10. Setiap ruang tidur terpasang pintu (72%)

83

11. Kandang ternak yang terpisah dari rumah dengan jarak >10 m (46%)

V.1.2. Masalah Non Fisik

1. Jumlah penduduk yang mendapat jaminan asuransi (39%)

2. Ibu yang memiliki balita membaca dan mengerti buku KIA (57%)

3. Gangguan kehamilan ibu hamil (50%)

4. Balita yang dibawa ke posyandu (61%)

5. Balita yang mempunyai buku KIA (78%)

6. Balita yang selalu membawa buku KIA ke posyandu (57%)

7. Ibu hamil yang memasang (memiliki) stiker P4K di depan rumah (50%)

8. PUS yang memakai alat kontrasepsi (68%)

9. Memiliki tanaman TOGA (84%)

10. Membuka jendela rumah setiap hari (61%)

11. Menyapu dan mengepel lantai rumah tiap hari (77%)

12. Kebiasaan buang sampah ke TPS atau petugas sampah (24%)

13. Rumah yang tidak ada nyamuk (5%), tikus (21%), kecoa (21%) dan

lalat (49%)

14. Perilaku membuang tinja ke WC/ jamban sehat (57%)

15. Ibu yang mengetahui dan mengikuti kelas ibu hamil (50%)

16. Batuk pilek (20%)

17. Diare (4%)

18. Gatal-gatal (3%)

20. Varicella (cacar air) (1%)

Dari masalah-masalah tersebut kemudian disepakati oleh pihak desa,

pihak dusun, pihak puskesmas, dan co-ass FK Trisakti dalam Musyawarah

Masyarakat Desa (MMD) berupa masalah fisik dan masalah non fisik.

Masalah tersebut dikerucutkan menjadi sembilan masalah berdasarkan

pertimbangan prioritas masalah berdasarkan co-ass FK Trisakti dan pihak

84

puskesmas, serta pentingnya masalah dari pandangan masyarakat dusun

Kalangan.

A. Masalah Fisik

Tabel 4. Daftar Masalah Fisik

NO MASALAH FISIKPENCAPAIAN

(%)

1 Sarana pembuangan sampah

yang memenuhi syarat10 %

2 Jamban yang memenuhi syarat

kesehatan37%

3 Dapur rumah yang memiliki

lubang asap8%

4 Rumah yang memiliki

pencahayaan yang memenuhi

syarat

61%

5 Rumah yang memiliki langit-

langit yang memenuhi syarat48%

A. Masalah Non Fisik

Tabel 5. Daftar Masalah Non Fisik

85

NO MASALAH NON FISIKPENCAPAIAN

(%)

1 Perilaku BAB di jamban 57 %

2 Perilaku membuang sampah

pada tempatnya24%

3 Balita yang datang ke

posyandu61%

4 Membuka jendela rumah

setiap hari61%

V.2 Penentuan Prioritas Masalah

Dari masalah-masalah yang didapat dilakukan tahapan analisis

masalah sebagai berikut :

Dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) diberikan pengarahan

kepada 15 orang peserta musyawarah mengenai cara menentukan prioritas

masalah berdasarkan metode USGP. Modifikasi metode ini mengacu pada

4 indikator sebagai berikut :

1. Urgency (U) / Mendesaknya

2. Seriousness (S) / Kegawatannya

3. Growth (G) / Perkembangannya

Gambar 2. Tahap Analisis Masalah

86

4. Potensi (P) / Sumber Daya

Masing-masing indikator diberi skor 1-5. Hal tersebut dimaksudkan

untuk memudahkan warga masyarakat dalam memberikan penilaian pada

setiap masalah yang ada.

1. Urgency (U) / Mendesaknya

Mendesaknya (Urgency) lebih menekankan soal waktu. Bila tidak

segera ditanggulangi akan menimbulkan akibat yang lebih serius. Nilai

1-5, bila makin mendesak nilai mendekati 5, makin tidak mendesak

nilai mendekati 1.

Skor : 1 5

Skor 1 : Sangat tidak mendesak

Skor 2 : Tidak mendesak

Skor 3 : Cukup Mendesak

Skor 4 : Mendesak

Skor 5 : Sangat mendesak

2. Seriousness (S) / Kegawatannya

Besar/kecilnya akibat masalah ini bagi masyarakat. Nilai 1-5,

dengan ketentuan bila makin gawat masalah mendekati nilai 5, bila

sebaliknya nilai mendekati 1.

Skor : 1 5

Skor 1 : Sangat tidak gawat

Skor 2 : Tidak gawat

87

Skor 3 : Cukup gawat

Skor 4 : Gawat

Skor 5 : Sangat gawat

3. Growth (G) / Perkembangannya

Semakin banyak penduduk atau semakin luas wilayah yang

terkena, menjadi semakin penting. Nilai 1-5, dengan ketentuan makin

banyak penduduk yang terkena atau semakin luas wilayah yang terkena,

nilai mendekati 5, bila sebaliknya mendekati 1.

Skor : 1 5

Skor 1 : Paling kecil

Skor 2 : Kecil

Skor 3 : Cukup besar

Skor 4 : Besar

Skor 5 : Paling besar

4. Potensi (P) / Sumber Daya

Kaitannya dengan kemampuan yang mereka miliki untuk

mengatasi permasalahan tersebut, baik dana, sarana, tenaga, maupun

teknologinya. Nilai 1-5, dalam arti makin banyak sumber daya yang

tersedia, maka nilai mendekati 5, begitu juga sebaliknya.

Skor : 1 5

Skor 1 : Paling tidak tersedia

Skor 2 : Tidak tersedia

88

Skor 3 : Cukup tersedia

Skor 4 : Tersedia

Skor 5 : Paling banyak tersedia

Penilaian prioritas masalah dilakukan pada Musyawarah Masyarakat

Desa (MMD) yang dilaksanakan pada tanggal 13 Juni 2012. Prioritas

masalah ditentukan berdasarkan hasil penjumlahan dari keempat indikator

diatas. Masalah kesehatan yang mempunyai total nilai tertinggi merupakan

prioritas utama.

V.2.1 Penentuan Prioritas Masalah Fisik dan Non Fisik

Masalah fisik adalah masalah yang memerlukan upaya tambahan

secara fisik untuk memecahkan permasalahannya serta harus didukung

dengan sumber daya desa. Masalah non fisik adalah masalah yang tidak

memerlukan pembangunan secara fisik tetapi lebih diarahkan kepada

pendekatan sosial budaya.

Tabel 6. Penentuan Prioritas Masalah Fisik dan Non Fisik

No MASALAH U S G P JUMLAH URUTAN

a.

Tidak tersedia sarana

pembuangan sampah

dan perilaku membuang

sampah tidak pada

tempatnya

4.80 3.73 4.07 4.13 16.73 I

b. Dapur rumah yang

tidak memiliki lubang

3.00 2.93 2.73 2.73 11.40 V

89

asap

c.

Rumah yang tidak

memiliki pencahayaan

yang memenuhi syarat

2.93 3.07 2.93 2.53 11.47 IV

d.

Tidak memiliki langit-

langit rumah yang

bersih, kuat, sehat dan

tingginya 2,75 m2

2.80 2.67 2.33 2.60 10.40 VII

e.

Tidak tersedianya

jamban sehat dan

perilaku BAB tidak di

jamban

4.53 3.87 3.67 3.40 15.47 II

f. Balita yang tidak

datang ke posyandu3.67 3.27 3.13 2.33 12.40 III

g. Tidak membuka jendela

rumah setiap hari3.00 2.73 2.93 2.53 11.20 VI

Urutan prioritas masalah fisik dan non fisik:

1. Tidak tersedia sarana pembuangan sampah dan perilaku membuang

sampah tidak pada tempatnya.

2. Tidak tersedianya jamban sehat dan perilaku BAB tidak di jamban.

3. Balita yang tidak datang ke posyandu.

4. Rumah yang tidak memiliki pencahayaan yang memenuhi syarat.

5. Dapur rumah yang tidak memiliki lubang asap.

6. Tidak membuka jendela rumah setiap hari.

7. Tidak memiliki langit-langit rumah yang bersih, kuat, sehat dan tingginya

2,75 m2

90

Berdasarkan hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) diperoleh hasil urutan

prioritas masalah fisik dan non fisik yang saling berkaitan maupun yang tidak

berkaitan, yaitu :

a. Saling berkaitan

1. Perilaku BAB di sungai dan sarana jamban yang tidak

memenuhi syarat kesehatan.

2. Membuang sampah di kebun dan rumah dengan sarana

pembuangan sampah yang tidak kedap air dan tertutup.

b. Tidak Berkaitan

1. Masalah Fisik

a) Rumah yang tidak memiliki pencahayaan yang memenuhi

syarat.

b) Dapur rumah yang tidak memiliki lubang asap.

c) Tidak memiliki langit-langit rumah yang bersih, kuat,

sehat dan tingginya 2,75 m2

2. Masalah Non-Fisik

a) Tidak membuka jendela rumah setiap hari.

b) Balita yang tidak datang ke posyandu.

Perilaku masyarakat dan lingkungan berkaitan dengan masalah-masalah kesehatan

yang muncul di Dusun Kalangan.

No Surveilans penyakit Perilaku

1 Diare - Perilaku dan sarana pembuangan tinja yang

91

tidak sehat

- Perilaku dan kurangnya sarana pembuangan

sampah yang memenuhi syarat

2 Batuk pilek - Rumah tidak memilki lubang asap dapur

- Rumah tidak memiliki ventilasi yang

memenuhi syarat

- Rumah tidak memiliki pencahayaan alami

3 Gatal-gatal - Perilaku dan sarana pembuangan

pembuangan tinja yang tidak sehat

BAB VI

92

ANALISIS PENYEBAB MASALAH

Setelah menganalisis masalah, maka diperoleh prioritas masalah yang

selanjutnya dilakukan pembahasan dan analisis penyebab yang dapat dijadikan

kemungkinan penyebab. Penyebab yang telah dianalisa tersebut diharapkan dapat

dipecahkan.

Tabel 8. Penyebab Masalah Fisik dan Non Fisik

NO MASALAH PENYEBAB

1. Tidak tersedia sarana

pembuangan sampah dan

perilaku membuang sampah

tidak pada tempatnya

1. Kurangnya pengetahuan tentang

sarana pembuangan sampah yang

baik.

2. Kesadaran warga yang masih

kurang tentang pentingnya

membuang sampah pada tempatnya.

2. Tidak tersedianya jamban sehat

dan perilaku BAB tidak di

jamban

1. Kebiasaan

2. Kesulitan teknologi dalam

pembuatan septic tank

3. Kurangnya kesadaran tentang

pentingnya BAB di jamban sehat.

4. Kurangnya pengetahuan

mengenai jamban sehat dan

dampak yang akan timbul apabila

BAB di sungai.

3. Balita yang tidak datang ke 1. Kesibukan orang tua

93

posyandu 2. Ada balita yang sudah mengikuti

PAUD

3. Kurangnya pengetahuan tentang

pentingnya pemeriksaan balita ke

posyandu

4. Rumah yang tidak memiliki

pencahayaan yang memenuhi

syarat

1. Kurangnya pengetahuan mengenai

pentingnya pencahayaan alami bagi

kesehatan.

5. Dapur rumah yang tidak

memiliki lubang asap

1. Kurangnya pengetahuan tentang

sirkulasi udara

6. Tidak membuka jendela rumah

setiap hari

1. Rumah ditinggal pergi

2. Kurangnya pengetahuan tentang

arti sirkulasi udara di dalam rumah

3. Belum mempunyai jendela

7. Tidak memiliki langit-langit

rumah yang bersih, kuat, sehat

dan tingginya 2,75 m2

1. Faktor sosial ekonomi

2. Kurangnya pengetahuan mengenai

rumah sehat

BAB VII

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

94

Masalah adalah adanya kesenjangan antara harapan atau tujuan yang ingin

dicapai dengan kenyataan yang sesungguhnya sehingga menimbulkan rasa tidak

puas dan keinginan untuk memecahkannya. Untuk memecahkan masalah

digunakan metode siklus pemecahan masalah, dimana hal terpenting pada upaya

pemecahan masalah adalah bahwa kegiatan dalam rangka pemecahan masalah

harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut.

Adapun urutan dalam siklus pemecahan masalah :

1. Identifikasi/ inventarisasi masalah

2. Penentuan prioritas masalah

3. Penentuan penyebab masalah

4. Memilih penyebab yang paling memungkinkan

5. Menentukan alternatif pemecahan masalah

6. Penetapan pemecahan masalah terpilih

7. Penyusunan rencana penerapan

8. Monitoring dan evaluasi

Setelah mendapatkan prioritas masalah, bersama dengan warga kemudian

ditentukan rencana kegiatan untuk pemecahan masalah. Kegiatan untuk program

jangka pendek dan mudah dilaksanakan, dapat dilakukan segera oleh masyarakat

sendiri. Sedangkan kegiatan untuk program jangka pendek dan atau jangka

panjang yang memerlukan tindak lanjut dapat diusulkan sebagai

bahanperencanaan dalam Mubangdes (Musyawarah Pembangunan Desa) tahun

berikutnya.

95

Tabel 9. Alternatif Pemecahan Masalah Fisik dan Non-Fisik

NO MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN

MASALAH

1 Tidak tersedia sarana pembuangan

sampah dan perilaku membuang

sampah tidak pada tempatnya

1. Penyuluhan mengenai tempat atau

lokasi pembuangan sampah yang

memenuhi syarat kesehatan serta

dampaknya apabila terus menerus

membuang sampah sembarangan.

2. Gotong royong membuat tempat

penampungan sampah yang

memenuhi syarat

2 Tidak tersedianya jamban sehat dan

perilaku BAB tidak di jamban

3. Penyuluhan tentang perubahan

perilaku BAB

3 Balita yang tidak datang ke posyandu 4. Penyuluhan mengenai pentingnya

pemeriksaan balita di Posyandu

5. Kerja sama dengan PAUD 4di

Dusun Panjangan Bawah dan

Srikuwe Utara

4 Rumah yang tidak memiliki

pencahayaan yang memenuhi syarat6. Penyuluhan tentang rumah sehat

5 Dapur rumah yang tidak memiliki

lubang asap

6. Penyuluhan tentang rumah sehat

6 Tidak membuka jendela rumah setiap

hari

7. Penyuluhan tentang rumah sehat

96

7 Tidak memiliki langit-langit rumah

yang bersih, kuat, sehat dan tingginya

2,75 m2

8. Penyuluhan tentang rumah sehat

Rekapitulasi alternatif penyelesaian masalah

1. Penyuluhan mengenai tempat atau lokasi pembuangan sampah yang

memenuhi syarat kesehatan serta dampaknya apabila terus menerus

membuang sampah sembarangan.

2. Gotong royong membuat tempat penampungan sampah yang memenuhi

syarat

3. Penyuluhan tentang perubahan perilaku BAB

4. Penyuluhan mengenai pentingnya pemeriksaan balita di Posyandu

5. Kerja sama dengan PAUD di Dusun Panjangan Bawah dan Srikuwe Utara

6. Penyuluhan tentang rumah sehat

Rangkuman alternatif penyelesaian masalah:

1. Penyuluhan mengenai perilaku dan sarana pembuangan sampah yang

memenuhi syarat kesehatan serta dampak dari perilaku dan sarana yang

tidak memenuhi syarat, serta bagaimana cara pemanfaatan sampah.

2. Gotong royong membuat tempat penampungan sampah yang memenuhi

syarat

3. Penyuluhan mengenai pentingnya pemeriksaan balita di Posyandu

4. Kerja sama dengan PAUD di Dusun Panjangan Bawah dan Srikuwe Utara

5. Penyuluhan mengenai rumah sehat

97

BAB VIII

STRATEGI PENENTUAN INTERVENSI MASALAH

Setelah menentukan alternatif pemecahan masalah, tahapan selanjutnya

adalah menentukan intervensi masalah. Dalam menentukan intervensi masalah

perlu diketahui pertimbangan dalam pemecahan masalah dalam hal kemudahan

dan kesulitannya serta penting atau kurang pentingnya masalah tersebut,

kemudian dapat menentukan pula jangka waktu yang dapat diperkirakan untuk

98

pelaksanaan kegiatan intervensi. Berdasarkan hal tersebut, maka intervensi

masalah yang akan dilakukan dikelompokkan menjadi :

1. Pemecahan masalah yang penting dan mudah dilakukan

2. Pemecahan masalah yang penting dan sulit dilakukan

3. Pemecahan masalah yang kurang penting dan mudah dilakukan

4. Pemecahan masalah yang kurang penting dan sulit dilakukan

Dalam melakukan intervensi dibagi juga menjadi intervensi fisik dan non

fisik. Intervensi fisik adalah intervensi yang dilakukan dengan pembangunan fisik,

sedangkan intervensi non fisik adalah intervensi yang bentuk pelaksanaannya

berupa pembangunan non fisik. Pengelompokkan tersebut dapat dilihat dalam

tabel berikut :

Tabel 10.Intervensi Fisik dan Non Fisik

MUDAH SULIT

PENTING Penyuluhan mengenai perilaku

dan saran pembuangan sampah

yang memenuhi syarat dan

dampak dari perilaku membuang

sampah tidak pada tempatnya

serta cara pemanfaatan sampah.

Gotong royong membuat tempat

penampungan sampah yang

memenuhi syarat

Penyuluhan mengenai pentingnya

pemeriksaan balita di posyandu

Kerja sama dengan

PAUD di Dusun

Panjangan Bawah dan

Srikuwe Utara

99

Penyuluhan mengenai rumah

sehat

TIDAK

PENTING

- -

Tabel 2x2 diatas, mengelompokkan kegiatan yang masuk dalam kriteria :

1. Mudah dan penting : menunjukkan kegiatan dapat dilakukan dalam waktu 1

tahun (rencana jangka pendek).

2. Sulit dan penting : menunjukkan kegiatan dapat dilakukan dalam waktu 1-3

tahun (rencana jangka menengah).

100

PLAN OF ACTION MASALAH FISIK DAN NON FISIK

DUSUN KALANGAN, DESA AMBARTAWANG

Jangka Pendek

No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Waktu Pelaksana Dana Metode Tolak ukur

1 Penyuluhan

tentang rumah

sehat dan

pembuangan

sampah yang baik

Penyuluhan

tentang

Warga Dusun

Kalangan

diharapkan

mengetahui tentang

rumah sehat dan

pembuangan

sampah yang baik

Warga

Dusun

Kalangan,

Desa

Ambartawa

ng

Kediaman warga

di Dusun

Kalangan

16-03-2013

16-09- 2013

Dokter

muda

Universitas

Trisakti

Petugas

puskesmas

Dana

swadaya

dokter

muda

Ceramah dan

Tanya jawab

Proses:

Telah dilakukan

penyuluhan rumah

sehat dan

pembuangan

sampah yang baik

Hasil :

Meningkatnya

pengetahuan

mengenai

pengelolaan

101

2.

pentingnya

Posyandu

Warga Dusun

Kalangan yang

memiliki balita

mengetahui

pentingnya datang

ke Posyandu

Ibu yang

memiliki

balita di

Dusun

Kalangan

Posyandu 16-03-2013

16-09- 2013

Dokter

muda

Universitas

Trisakti

Petugas

puskesmas

Dana

swadaya

dokter

muda

Ceramah dan

Tanya jawab

sampah, rumah

sehat, jamban

sehat.

Proses:

Telah dilakukan

penyuluhan tentang

pentingnya

pemeriksaan balita

di Posyandu

Hasil :

Meningkatnya

pengetahuan

mengenai

pentingnya

pemeriksaan balita

di Posyandu

102

103

2. Sosialisasi

genteng kaca

Diharapkan warga

dapat memahami

fungsi dan dampak

dari kurangnya

pencahayaan agar

terhindar dari

gangguan mata.

Warga

Dusun

Kalangan

Desa

Ambartawa

ng

Dusun Kalangan,

Desa

Ambartawang,

kediaman Ibu

Yuli Amwimkhati

16-03-2013 Dokter

muda

Universitas

Trisakti dan

dibantu

Petugas

puskesmas

Dana

swadaya

dokter

muda dan

masyarakat

dusun

Kalangan

Ceramah dan

tanya jawab

Proses :

Warga diharapkan

dapat menggunakan

genting kaca

sebagai alternatif

untuk pencahayaan

rumah yang baik.

Hasil:

Warga dapat

mengaplikasikan

untuk penggunaan

genting kaca

104

Jangka Menengah

No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Waktu Pelaksana Dana Metode Tolak ukur

1. Gerakan Jumat

Bersih

Warga Dusun

Kalangan dapat

menciptakan

lingkungan yang

bersih dan sehat

Warga

Dusun

Kalangan,

Desa

Ambartawa

ng

Dusun

Kalangan, Desa

Ambartawang,

kediaman

Setiap hari

Jum’at

Warga Dusun

Kalangan

Dana dari

Warga

Dusun

Kalangan.

Dilakukan

kerja bakti

bersama.

Proses :

Telah dilakukan

gerakan jum’at bersih

Hasil :

Terciptanya

lingkungan bersih dan

sehat di Dusun

Kalangan.

2. Pembuatan

percontohan jamban

sehat dan tempat

Agar warga

Dusun Kalangan

dapat

mengetahui cara

Warga

Dusun

Kalangan

Dusun Kalangan Sesuai

dengan

kesepakata

n bersama

Perangkat desa

dan warga

dusun Kalangan,

Desa

PNPM-MP-

APBDes

Pembuatan

jamban sehat

dan tempat

pembuangan

Proses:

Terlaksana pembuatan

percontohan jamban

sehat dan tempat

105

pembuangan sampah membuat

jamban sehat

dan tempat

pembuangan

sampah

Ambartawang sampah pembuangan sampah

Hasil:

Warga mengetahui dan

membuat jamban sehat

dan tempat

pembuangan sampah

yang baik

106

3. Kerja sama dengan

PAUD di Dusun

Panjangan Bawah

dan Srikuwe Utara

Balita yg

bersekolah di

PAUD dapat

terpantau oleh

posyandu

Balita yang

sudah

bersekolah

di PAUD

Sesuai

kesepakatan

pihak yang

bersangkutan

PAUD di

dusun

Panjangan

Bawah dan

Srikuwe Utara

Petugas

puskesmas

atau bidan

desa dibantu

dengan pihak

PAUD

Dana

kegiatan

posyandu

atau

puskesmas

Pelaporan

hasil

pemeriksaan

balita di

PAUD ke

Posyandu

Telah dilakukan kerja

sama antara PAUD

dengan Posyandu.

Hasil:

Balita yang bersekolah

di PAUD dapat

terpantau oleh

Posyandu

107

BAB IX

RENCANA PELAKSANAAN INTERVENSI MASYARAKAT

Setelah dapat menentukan intervensi masalah yang akan dilaksanakan,

langkah berikutnya yaitu membuat rencana pelaksanaan intervensi masyarakat.

Rencana pelaksanaan ini haruslah memuat :

1. WHAT (KEGIATAN) : sesuatu yang ingin dicapai.

Penjelasan tujuan operasional program yang ingin dicapai.

2. WHY (KENAPA) : mengapa program ini dilaksanakan.

Masalah utama yang akan dipecahkan, dituangkan dalam bentuk tujuan

yang ingin dicapai. Berisi penjelasan terhadap pertanyaan mengapa kegiatan

program penting dilaksanakan.

3. WHEN (KAPAN) : kapan rencana kegiatan akan dilaksanakan.

Jelaskan fase atau tahapan kegiatan yang akan dilakukan.

4. WHERE (DIMANA) : dimana rencana kegiatan tersebut akan

dilaksanakan.

Berisi penjelasan tentang transport, dana, dan jenis komunikasi yang

dibutuhkan untuk mendukung kegiatan program.

5. WHO (SIAPA SAJA) : siapa saja yang akan mengerjakan dan siapa

sasaran kegiatan program.

Berbagai kegiatan program harus ada penanggungjawabnya dan staf yang

akan melaksanakan rencana kegiatan tersebut.

6. HOW (BAGAIMANA) : bagaimana cara mengerjakannya.

74

108

Langkah praktis yang akan digunakan untuk mencapai tujuan program

termasuk bagaimana mengatasi berbagai hambatan atau kendala yang

mungkin muncul selama kegiatan berlangsung.

Dari dasar teori tersebut, kami jabarkan dalam rencana, dijabarkan

dalam rencana tabel pelaksanaan. Rencana pelaksanaan ini memuat antara

lain adalah nama intervensi, tujuan kegiatan intervensi, rencana waktu

pelaksanaan, rencana lokasi pelaksanaan, rencana indikator intervensi, dan

Pelaksanaan intervensi direncanakan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Rencana pelaksanaan jangka pendek

Rencana pelaksanaan jangka pendek berisi rencana intervensi yang

akan dilaksanakan selambat-lambatnya dalam waktu 1 tahun ke depan.

2. Rencana pelaksanaan jangka menengah

Rencana jangka menengah berisi rencana intervensi yang akan

dilaksanakan selambat-lambatnya dalam waktu 3 tahun ke depan

(Hartoyo, 2006).

109

BAB X

LAPORAN KEGIATAN INTERVENSI

Berdasarkan prioritas masalah, intervensi dilakukan di Dusun Kalangan

dipilih salah satu masalah yang paling utama baik fisik maupun non fisik.

Perwujudan intervensi ini disusun mengenai posyandu balita dan rumah sehat

yang telah diprioritaskan dalam pemberian informasi yang sebelumnya telah

dilakukan MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) dengan dihadiri oleh

perwakilan dari kepala desa Ambartawang, perwakilan dari kepala dusun, para

tokoh masyarakat, kader dan warga Dusun Kalangan.

X.1. Laporan Intervensi Dusun Kalangan

Telah dilakukan intervensi dusun dalam bentuk penyuluhan mengenai

posyandu balita dan rumah sehat. Intervensi telah dilaksanakan pada hari

Sabtu, 16 Maret 2013, pukul 19.00-20.00 WIB dilaksanakan di kediaman

Ibu Yuli Amwimkhati, yang dihadiri oleh para tokoh masyarakat dan warga

Dusun Kalangan. Dalam penyuluhan disajikan materi mengenai :

1. Posyandu balita

2. Rumah sehat

X.1.1.Pelaksanaan Intervensi

Saat dilakukan penyuluhan, warga yang hadir memberi respon yang

cukup baik dari permulaan penyuluhan sampai akhirnya warga mengerti dan

berusaha untuk melakukan seperti apa yang dijelaskan selama proses

penyuluhan. Respon warga diwujudkan dengan adanya pertanyaan seputar

61

110

masalah kesehatan. Dengan penyuluhan ini diharapkan warga mengerti cara

mengatasi permasalahan kesehatan yang ada sehingga dapat mencapai visi

Indonesia Sehat dengan membentuk Dusun Kalangan menjadi dusun siaga

menuju desa sehat.

X.1.2. Laporan Kegiatan Intervensi

1. Hari/Tanggal : Sabtu, 16 Maret 2013

Tempat : Kediaman Ibu Yuli Amwimkhati RT 02

Peserta : 40 orang

Acara :

1. Pembukaan.

2. Pembacaan doa.

3. Sambutan oleh tokoh masyarakat Dusun Kalangan

4. Penyuluhan oleh dokter muda

5. Sesi Tanya Jawab

6. Penutupan

Penyuluhan dilakukan 4 sesi, dilakukan penyuluhan lalu dilakukan

sesi tanya jawab. Penyuluhan dilakukan masing-masing kurang lebih 20

menit setelah itu dilkukan dengan sesi tanya jawab.

Penyuluhan mengenai Posyandu Balita

1. Menjelaskan pengertian posyandu

2. Menjelaskan tujuan posyandu

3. Menjelaskan mengenai kegiatan posyandu

4. Menjelaskan mengenai indikator standar posyandu

111

Penjelasan mengenai Rumah Sehat

1. Menjelaskan pengertian rumah sehat

2. Menjelaskan syarat-syarat rumah sehat

3. Menjelaskan indikator rumah sehat

4. Menjelaskan manfaat rumah sehat

5. Menjelaskan akibat apabila rumah tidak sehat

112

BAB XI

KESIMPULAN DAN SARAN

XI.1. Kesimpulan

Setelah dilakukan survei di Dusun Kalangan Desa Ambartawang,

ditentukan masalah fisik dan masalah non fisik, yaitu :

5 Masalah Fisik, yaitu :

Jamban yang memenuhi syarat kesehatan

Sarana Pembuangan Sampah yang memadai

Dapur rumah yang memiliki lubang asap

Rumah yang memiliki pencahayaan yang memenuhi syarat

Rumah yang memiliki langit-langit yang memenuhi syarat

4 Masalah Non-Fisik, yaitu :

Perilaku buang air besar (BAB) di jamban

Membuang sampah di tempatnya

Balita datang ke Posyandu

Membuka jendela setiap hari

Penentuan prioritas masalah dilakukan melalui Musyawarah

Masyarakat Desa (MMD) pada hari Rabu, tanggal 13 Maret 2013. Dari hasil

MMD, didapatkan prioritas masalah fisik dan non fisik yang saling

berkaitan maupun yang tidak berkaitan, yaitu :

113

1. Saling berkaitan

a. Perilaku BAB di sungai dan sarana jamban yang tidak memenuhi

syarat kesehatan.

b. Membuang sampah di kebun dan rumah dengan sarana

pembuangan sampah yang tidak kedap air dan tertutup.

2. Tidak Berkaitan

a. Masalah Fisik

1) Dapur yang memiliki lubang asap.

2) Rumah yang memiliki langit-langit yang memenuhi syarat.

3) Rumah dengan pencahayaan yang tidak memenuhi syarat.

b. Masalah Non-Fisik

1) Balita yang tidak datang ke posyandu

2) Membuka jendela setiap hari

Intervensi dilakukan pada tanggal 16 Maret dan 2013 di Kediaman Ibu

Yuli Amwimkhati. Intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan tentang

posyandu balita dan rumah sehat.

XI.2. Saran

1. Terhadap perangkat desa dan tokoh masyarakat:

a. Kepala desa, perangkat dusun dan tokoh masyarakat tetap aktif

membina dan menggerakkan warga Dusun Kalangan secara

berkesinambungan dalam upaya meningkatkan kesadaran warga

tentang masalah yang terjadi di lingkungannya. Perlu dilakukan

tindak lanjut atas pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang telah

114

dilaksanakan agar warga Dusun Kalangan secara bertahap mulai

menyadari dan memahami perilaku hidup bersih dan sehat serta

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Terhadap pihak pengelola kesehatan:

a. Peningkatan frekuensi pemantauan terhadap masalah kesehatan

yang ada di warga Dusun Kalangan.

b. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut atas kegiatan pemantauan

c. Peningkatan frekuensi penyuluhan kesehatan sehingga memperluas

wawasan warga Dusun Kalangan.

d. Meningkatkan peran serta kader-kader kesehatan dalam

meningkatkan kesadaran warga. Membantu perangkat desa untuk

berkoordinasi dengan pihak-pihak lain yang dapat membantu

memecahkan masalah-masalah kesehatan yang timbul.

115

BAB XII

PENUTUP

Demikian laporan hasil survei kesehatan dan intervensi kesehatan warga

Dusun Kalangan, Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten

Magelang, Jawa Tengah yang terlaksana dengan baik, berkat kerjasama antara

warga desa, perangkat desa, dan instansi yang terkait. Dengan kerjasama yang

baik tersebut akan didapatkan alternatif pemecahan masalah dari masalah-masalah

yang timbul pada warga desa, dan kemudian diambil alternatif pemecahan

masalah terbaik. Besar harapan kami dengan adanya kegiatan ini dapat

memberikan manfaat bagi seluruh pihak yang terkait dalam mewujudkan Dusun

Kalangan menjadi dusun sehat.

Untuk selanjutnya diharapkan warga desa dan perangkat desa aktif

melanjutkan dan membina kegiatan-kegiatan kesehatan yang telah ada secara

berkesinambungan, guna tercapai desa siaga menuju Indonesia sehat.

Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat yang berarti dalam upaya

peningkatan kesehatan warga Dusun Kalangan, Desa Ambartawang, Kecamatan

Mungkid, Kabupaten Magelang.

66

88

116

DAFTAR PUSTAKA

Adnani, Hariza. 2011. Buku Ajar : Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta :

Nuha Medika.

Depkes RI. 2006. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga. Jakarta :

Departemen Kesehatan RI.

Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta : Departemen Kesehatan

RI.

Hadisaputro S, Nizar M, Suwandono A. 2011. Epidemiologi Manajerial.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hartoyo. 2010. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Intervensi Masyarakat dalam

Bentuk Pendekatan Kemasyarakatan..

Mubarak W.I & Chayatin N. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba

Medika..

Myrnawati. 2004. Buku Ajar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : FK Yarsi.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT.

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT.

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta :

PT. Rineka Cipta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Waluyono K, et al. Pedoman Praktis Pelaksanaan Kerja di Puskesmas. Magelang :

Bapelkes. 2000.

117

LAMPIRAN