smd trisakti (1)
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1947 menerangkan bahwa
sehat adalah keadaan sejahtera sempurna fisik, mental, dan sosial yang tidak
terbatas pada bebas penyakit atau kelemahan saja. Namun batasan sehat
yang disebutkan oleh WHO diperluas dalam Undang-Undang Kesehatan
No.23 tahun 1992 yang menyebutkan bahwa sehat adalah suatu keadaan
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial, yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan menurut Undang-
Undang Kesehatan No.36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Myrnawati, 2004).
Kesehatan merupakan hak asasi manusia sekaligus investasi sumber
daya manusia serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan
Indeks Pembangunan Manusia. Oleh karena itu, menjadi keharusan bagi
semua pihak untuk memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatan
demi kesejahteraan masyarakat (Notoadmodjo, 2005).
Pada saat ini sebagai hasil dari pembangunan kesehatan, derajat
kesehatan masyarakat telah meningkat secara bermakna. Meskipun
demikian, hasil pembangunan tersebut masih belum dapat dinikmati secara
merata oleh seluruh penduduk dan hasil yang telah dicapai pun masih belum
seluruhnya memuaskan. Masalah kesehatan adalah sesuatu yang sangat
1
2
kompleks dan saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar
kesehatan itu sendiri. Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era
globalisasi, serta adanya transisi demografi dan epidemiologi penyakit,
maka masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan gaya hidup yang
berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya cenderung semakin kompleks
(Notoatmodjo, 2003).
Pembangunan kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) bertujuan agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, perlu diupayakan
pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan
terjangkau (Depkes RI, 2009).
Pada saat ini, sebagai hasil dari pembangunan kesehatan, derajat
kesehatan masyarakat telah meningkat secara bermakna. Akan tetapi
peningkatan tersebut masih jauh dari target yang ingin dicapai. Kenyataan
menunjukkan angka kematian ibu dan bayi masih cukup tinggi. Sementara
penyakit menular belum bisa diatasi sepenuhnya. Pada saat yang sama
penyakit tidak menular meningkat tajam. Penyakit bersifat pandemik baru
seperti HIV/ AIDS, Chikungunya, SARS, dan Avian Influenza (Flu Burung)
muncul, diperberat berbagai kejadian bencana bersumber alam maupun
manusia.
Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor
internal (dari dalam diri manusia) maupun faktor eksternal (di luar diri
manusia). Faktor internal ini terdiri dari faktor fisik dan psikis. Faktor
eksternal terdiri dari berbagai faktor, antara lain sosial, budaya masyarakat,
3
lingkungan fisik, politik, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Banyaknya
faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan sehingga derajat kesehatan
dapat berubah-ubah. Faktor-faktor tersebut sebagian dapat dikendalikan,
tetapi sebagian yang lain tidak dapat dikendalikan (Notoadmodjo, 2007).
Konsep faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan oleh Hendrik L.
Bloem menjelaskan bahwa derajat kesehatan seseorang ditentukan oleh
faktor keturunan, pelayanan kesehatan, lingkungan, dan perilaku.
Berdasarkan urutan besarnya (pengaruh) terhadap kesehatan tersebut adalah
sebagai berikut (Notoadmodjo, 2007) :
Gambar 1. Konsep H.L. Bloem
Keempat faktor tersebut (keturunan/kependudukan, lingkungan,
perilaku, dan pelayanan kesehatan berpengaruh langsung terhadap status
kesehatan baik individu maupun keluarga/ masyarakat. Status kesehatan
akan tercapai secara optimal, bila keempat faktor tersebut secara bersama-
sama mempunyai kondisi yang optimal pula. Apabila salah satu faktor saja
berada dalam keadaan yang terganggu (tidak optimal), maka status
kesehatan akan tergeser ke arah di bawah optimal (Notoatmodjo, 2003).
Kegiatan intervensi desa dilakukan untuk mengetahui derajat kesehatan
masyarakat di suatu desa beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
4
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal/baik maka dapat
dicapai dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kualitas
lingkungan : fisik dan non fisik, melakukan kegiatan-kegiatan untuk
meningkatkan perilaku masyarakat menuju Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat, melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat pelayanan kesehatan baik
mulai dari rumah tangga sendiri sampai ke bentuk pelayanan yang lebih
lengkap dan canggih, dan dengan mengatur kehamilan dan persalinan.
Puskesmas sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan memiliki
peranan penting dalam peningkatan kesehatan masyarakat. Salah satu fungsi
puskesmas adalah sebagai pemberdaya masyarakat dan keluarga agar
tercipta kecamatan yang sehat. Dengan alasan tersebut maka kegiatan yang
dilakukan puskesmas harus melibatkan masyarakat.
Untuk mewujudkan Indonesia Sehat, harus dimulai dari tingkatan
terendah yang ada di masyarakat yaitu lingkungan RT dan RW, dusun, desa,
kecamatan, kabupaten, provinsi. Salah satu cara untuk menerapkan dan
mewujudkan Indonesia sehat adalah dengan desa siaga.
Desa siaga adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang
memiliki kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi
masalah kesehatan, bencana dan kegawat daruratan kesehatan secara
mandiri (Departemen Kesehatan RI, 2006).
Tujuan Desa Siaga
a. Tujuan umum:
5
Terwujudnya desa dengan masyarakat yang sehat, peduli, dan tanggap
terhadap masalah-masalah kesehatan (bencana dan
kegawatdaruratan
kesehatan) di wilayahnya.
b. Tujuan khusus:
a) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang
pentingnya kesehatan dan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).
b) Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan.
c) Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa
terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan (bencana, wabah penyakit, dsb)
d) Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa
e) Meningkatnya dukungan dan peran-aktif stakeholders dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat desa (Depkes RI, 2006).
I.2. Latar Belakang Pemilihan Lokasi Kegiatan
Dusun Kalangan terletak di Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid,
dan termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Mungkid yang terdiri dari 14
desa. Adapun alasan yang mendasari penulis memilih Dusun Kalangan
sebagai lokasi diadakannya intervensi antara lain :
6
1. Dusun Kalangan memiliki kondisi lingkungan yang berbeda, yaitu
terdapat sungai yang kemungkinan dapat mempengaruhi perilaku
kesehatan warga.
2. Dusun Kalangan merupakan desa dengan mata pencaharian yang
beraneka ragam seperti bertani, beternak, buruh, pegawai negeri sipil
sehingga mempengaruhi pola kehidupan masyarakat dusun Kalangan.
3. Lingkungan tempat tinggal warga yang dekat dengan kandang ternak
terutama unggas.
4. Rata-rata tingkat pendidikan warga di dusun Kalangan masih cukup
rendah sehingga tingkat pengetahuan warga mengenai perilaku hidup
bersih dan sehat masih kurang.
5. Belum terdapatnya tempat pembuangan sampah umum di desa tersebut
sehingga warga cenderung membuang sampahnya di area perkebunan.
I.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
dirumuskan masalah mengenai apa saja masalah kesehatan yang ditemukan
dan potensi yang ditemukan di Dusun Kalangan?
I.4. Tujuan Kegiatan
I.4.1. Tujuan Umum
Mengetahui masalah kesehatan di Dusun Kalangan Desa Ambartawang
Kecamatan Mungkid dan melakukan intervensi dari masalah kesehatan yang
ada di Dusun Kalangan.
7
I.4.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui data khusus Dusun Kalangan
2. Mengetahui kondisi lingkungan Dusun Kalangan
3. Mengetahui perilaku masyarakat Dusun Kalangan
4. Mengetahui akses pelayanan kesehatan di Dusun Kalangan
5. Meelakukan identifikasi masalah kesehatan di Dusun Kalangan
6. Melakukan prioritas pemecahan masalah kesehatan dengan melakukan
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
I.5. Metodologi
Langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Pra- SMD
2. Survey Mawas Diri (SMD)
3. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
4. Intervensi
Pra-SMD merupakan kegiatan sebelum SMD dan MMD, dengan
melakukan pertemuan dengan perangkat dusun dan warga sekitar,
selanjutnya sosialisasi kegiatan SMD dan MMD, untuk menjelaskan
maksud, tujuan, serta cara (pengisian kuesioner) dari kegiatan yang akan
dilakukan.
Setelah kegiatan Pra SMD, dilakukan survey kesehatan/ SMD (Survei
Mawas Diri) di Dusun Kalangan, Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid.
SMD adalah kegiatan pengumpulan dan pengolahan data. Adapun SMD
bertujuan untuk :
8
Mengenali keadaan kesehatan masyarakat.
Mendeteksi potensi yang ada.
Mengenali faktor risiko penyakit dalam masyarakat.
Adapun pelaksanaan kegiatan SMD dilaksanakan oleh ibu-ibu kader
Dusun Kalangan. Kegiatan SMD di Dusun Kalangan meliputi pengisian
kuesioner dengan pendataan dari rumah ke rumah atau secara door to door.
Isi kuesioner tersebut secara garis besar mencakup :
a. Identitas Keluarga
b. Aspek Akses Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan
c. Aspek KIA, KB, Gizi, dan Imunisasi
d. Aspek Surveilans Observasi Penyakit
e. Aspek Rumah dan Lingkungan
f.Aspek Perilaku Anggota Keluarga (PHBS)
g. Aspek NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Zat adiktif lainnya)
Survey Mawas Diri (SMD) adalah kegiatan pengenalan,
pengumpulan, dan pengkajian masalah kesehatan yang dilakukan oleh kader
didampingi oleh ko-ass dalam mengkaji dan menganalisa masalah kesehatan
lingkungan dan perilaku yang paling menonjol di masyarakat.
Sasaran SMD dilakukan pada sebagian rumah yang ada di desa atau
kelurahan dengan menetapkan sampel rumah di dusun tertentu yang dapat
menggambarkan kondisi masalah kesehatan. Adapun kegiatan yang
dilakukan meliputi : pengenalan instrument (daftar pertanyaan) yang akan
dipergunakan dalam pengumpulan data dan informasi masalah kesehatan.
Cara memperoleh informasi masalah kesehatan adalah dengan cara
9
wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan. Sehingga dapat diperoleh
perumusan masalah kesehatan yang merumuskan prioritas masalah
kesehatan lingkungan dan perilaku di desa atau kelurahan yang
bersangkutan. Setelah kegiatan SMD terlaksana, maka kegiatan selanjutnya
adalah MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) yang merupakan pertemuan
lengkap dengan pihak-pihak terkait di desa yang bertujuan untuk :
a. Ajang silaturahmi antara Dokter Muda FK Trisakti Jakarta denga warga
Dusun Kalangan.
b. Membahas hasil survey yang telah dilakukan.
c. Identifikasi masalah, potensi di desa serta peluang.
d. Rumuskan masalah dan prioritas masalah.
e. Identifikasi penyebab masalah dan prioritas penyebab.
f. Rumuskan pemecahan masalah dengan manfaatkan potensi dan peluang
(jangka pendek, menengah/ jangka panjang).
g. Susun rencana kegiatan operasional tiap pemecahan masalah yang
disepakati.
h. Setelah kegiatan terlaksana, maka langkah terakhir adalah menyusun
intervensi terhadap masalah dalam bentuk Plan of Action (POA).
10
BAB II
DATA UMUM DESA AMBARTAWANG
II. 1. Keadaan Geografis
II. 1. 1. Letak wilayah
Desa Ambartawang terletak di wilayah Kecamatan Mungkid,
Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Terdapat 7 dusun di Desa
Ambartawang, yaitu Dusun Ambartawang, Dusun Panjangan Atas, Dusun
Gergunung, Dusun Srikuwe Utara, Dusun Srikuwe Selatan, Dusun Pajangan
Bawah, Dusun Kalangan. Pelaksanaan kegiatan intervensi dilakukan di
Dusun Kalangan.
II. 1. 2. Batas wilayah
Wilayah desa Ambartawang dibatasi oleh:
a. Sebelah Utara: Desa Blondo
b. Sebelah Timur: Desa Mungkid
c. Sebelah Selatan : Desa Paremono
d. Sebelah Barat : Desa Bumirejo
II. 1. 3. Luas Wilayah
11
Luas wilayah Desa Ambartawang berdasarkan data statistik tahun
2013 adalah 167, 2 hektar.
II. 2. Keadaan Demografi
II. 2. 1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk desa Ambartawang pada tahun 2013 adalah
3.793 jiwa. Jumlah KK adalah 1.067.
II. 2. 2. Data Penduduk
Daftar tabel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk
Desa Ambartawang menurut dusun, jenis kelamin dan peserta Jamkesmas.
Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Ambartawang tahun 2013
NO Dusun
Jumlah
Jiwa KK
1 Ambartawang 514 139
2 Panjangan atas 466 130
3 Gergunung 547 153
4 Srikuwe utara 712 207
5 Srikuwe selatan 563 159
6 Panjangan bawah 529 144
12
7 Kalangan 462 135
Jumlah 3.793 1.067
(Sumber : Balai Desa Ambartawang)
Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Ambartawang menurut jenis kelamin
tahun 2013
(Sumber : Balai Desa Ambartawang)
NO Dusun
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
1 Ambartawang 284 226
2 Panjangan atas 247 223
3 Gergunung 294 253
4 Srikuwe utara 388 324
5 Srikuwe selatan 301 262
6 Panjangan bawah 256 273
7 Kalangan 251 211
Jumlah 2021 1772
13
Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk laki – laki dan perempuan
terbanyak ada pada Dusun Srikuwe Utara.
Tabel 3. Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Jamkesmas
NO Dusun
Jumlah Peserta
Jamkesmas
1 Ambartawang 198
2 Panjangan atas 164
3 Gergunung 261
4 Srikuwe utara 229
5 Srikuwe selatan 246
6 Panjangan bawah 191
7 Kalangan 137
Jumlah 1426
(Sumber : Balai Desa Ambartawang)
14
Pada tabel di atas dapat kita lihat, bahwa dusun dengan peserta jamkesmas
terbanyak terdapat di Dusun Gergunung.
II.3 Fasilitas umum
Tabel 4. Fasilitas umum pada Desa Ambartawang
NODUSUN RS Puskesmas
Puskesmas pembantu
PosyanduBidan desa
Bidan praktek
Praktek dokter
1 Ambartawang 0 0 0
4
0 2 0
2Panjangan
atas0 0 0 0 0 0
3 Gergunung 0 0 0 0 0 0
4 Srikuwe utara 0 0 0 1 0 0
5Srikuwe
selatan0 0 1 0 0 0 0
6Panjangan
bawah0 0 0 0 0 0 0
15
7 Kalangan 0 0 0 1 0 0 0
Jumlah 0 0 1 5 1 2 0
(Sumber : Balai Desa Ambartawang)
Tabel 5. Posyandu di Desa Ambartawang
No. Dusun Jumlah Posyandu
1 Ambartawang 1
2 Panjangan atas 1
3 Gergunung 1
4 Srikuwe utara 1
5 Srikuwe selatan 0
6 Panjangan bawah 0
7 Kalangan 1
Jumlah 5
(Sumber : Balai Desa Ambartawang)
16
BAB III
DATA DUSUN KALANGAN
III. 1. Keadaan Geografis
III. 1. 1. Letak wilayah
Dusun Kalangan terletak di wilayah Desa Ambartawang,
Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah.
III. 1. 2. Batas wilayah
Wilayah Kalangan dibatasi oleh:
a. Sebelah Utara : Dusun Srikuwe Selatan dan Dusun Panjangan Bawah
b. Sebelah Timur : Dusun Panjangan Atas
c. Sebelah Selatan : Desa Paremono
d. Sebelah Barat : Dusun Srikuwe Selatan
III. 1. 3. Luas Wilayah
17
Luas wilayah Dusun Kalangan 21,3 hektar.
III. 2. Keadaan Demografi
III. 2. 1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk dusun Kalangan tahun 2012 adalah 462 jiwa dan
jumlah KK adalah 130.
II. 2. 2. Data Penduduk
Penduduk dusun Kalangan sebanyak 462 jiwa, terdiri dari 130
KK, 251 laki – laki dan 211 perempuan. Mayoritas beragama Islam.
(Sumber : Balai Desa Ambartawang)
Data Dusun Kalangan, Desa Ambartawang dilakukan dengan
melakukan survei kesehatan pada masyarakat di daerah tersebut pada
tanggal 9 Maret – 10 Maret 2013. Survei menggunakan kuesioner yang
berisi pertanyaan yang meliputi faktor-faktor yang memperngaruhi status
kesehatan yaitu kependudukan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan
kesehatan. Kuesioner tersebut juga disesuaikan dengan 16 indikator PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) tahun 2002, yang meliputi:
1. Pemeriksaan kehamilan (K4)
2. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Nakes)
3. Keluarga Berencana
4. Penimbangan balita
5. Kesehatan gigi dan mulut
6. MIRAS/NAPZA
18
7. Bebas asap rokok
8. Gizi seimbang
9. Air bersih
10. Jamban sehat
11. Sampah
12. Saluran air limbah
13. Cuci tangan
14. PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)
15. Dana sehat/JPKM
16. Obat sederhana/TOGA (Tanaman Obat Keluarga)
Survei dilakukan pada 107 KK yang berasal dari Dusun Kalangan.
Pelaksana survei adalah kader dan didampingi oleh dokter muda Fakultas
Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta. Pertanyaan diberikan sesuai isi
kuesioner dan dengan pengamatan langsung terhadap objek survei. Berikut
adalah data jumlah penghasilan penduduk di Dusun Kalangan :
Tabel 2.
Penghasilan per bulan kepala keluarga Dusun Kalangan yang disurvei
PENGHASILAN PER BULAN JUMLAH PERSENTASE (%)
< Rp 500.000,00
Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00
>Rp 1.000.000,00
30
47
30
28
44
28
TOTAL 107 100%
III.3. Determinan Masalah Berdasarkan H. L. Bloem
14
19
Masalah kesehatan adalah sesuatu yang sangat kompleks dan saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain di lur kesehatan itu sendiri.
Faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan
berpengaruh langsung kepada status kesehatan baik individu maupun
keluarga/masyarakat. Status kesehatan akan tercapai secara optimal bila
keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang
optimal pula. Bila salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang
terganggu (tidak optimal), maka status kesehatan akan tergeser ke arah di
bawah optimal.
1. Lingkungan
Lingkungan dapat dibedakan menjadi lingkungan fisik, biologi,
kimia, dan sosial. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu
kodisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh
positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula.
Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain meliputi
perumahan, pembuangan tinja, penyediaan air bersih, pembuangan
sampah, pembuangan air limbah, kandang ternak, dan sebagainya.
Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah
suatu usaha untuk memperbaiki lingkungan hidup manusia agar
menjadi media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum
bagi manusia yang hidup di dalamnya.
2. Perilaku
Faktor ini paling besar pengaruhnya terhadap munculnya
gangguan kesehatan di masyarakat, terutama di negara berkembang.
20
Tersedianya jasa pelayanan kesehatan (health services) tanpa disertai
perubahan perilaku masyarakat akan mengakibatkan masalah
kesehatan tetap potensial berkembang di masyarakat.
3. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) adalah
bagian dari pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah untuk
meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran
utamanya adalah masyarakat.
4. Biologi/keturunan
Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan
perorangan/masyarakat dibandingkan faktor dengan ketiga
sebelumnya. Pengaruhnya pada status kesehatan perorangan terjadi
secara evolutif dan paling sukar dideteksi. Untuk kepentingan
kesehatan atau keluarga, khususnya di bidang pencegahan penyakit,
faktor genetic perlu mendapat perhatian.
Kuesioner yang dibuat mengacu pada konsep H. L. Bloem di atas.
Kuesioner berisi pertanyaan yang meliputi faktor yang mempengaruhi status
kesehatan yaitu kependudukan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan
kesehatan. Sehingga dari hasil kuesioner Survei Mawas Diri maka bisa
diketahui berbagai permasalahan yang terdapat di Dusun Kalangan.
Pembagian kuesioner Survei Mawas Diri ke warga Dusun Kalangan
dilakukan selama dua hari dimulai dari tanggal 9 Maret – 10 Maret 2013.
Kuesioner dibagikan pada warga yang menjadi responden yang berjumlah
107 kepala keluarga.
21
Berdasarkan survei yang telah dilakukan, diperoleh hasil yang
memuat beberapa masalah kesehatan (dengan hasil persentase <80% dari
target yang diharapkan) di Dusun Kalangan. Masalah kesehatan yang
ditemukan tersebut selanjutnya dibagi menjadi masalah fisik dan masalah
non fisik. Untuk mengetahui masalah kuesioner yang ada, maka dapat
dilihat dari jawaban responden terhadap kuesioner.
BAB IV
HASIL SURVEI MAWAS DIRI
Hasil survei mawas diri di Dusun Kalangan, Desa Ambartawang,
Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, didapatkan dengan melakukan survei
kesehatan pada masyarakat di daerah tersebut pada tanggal 9 Maret 2013 sampai
10 Maret 2013. Survei dilakukan secara acak pada 107 kepala keluarga dari 130
kepala keluarga yang berada di Dusun Kalangan, Desa Ambartawang, Kecamatan
Mungkid, Kabupaten Magelang. Survei dilakukan oleh tenaga kader setempat
didampingi oleh dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta.
Survei menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan yang meliputi faktor-faktor
yang mempengaruhi status kesehatan, yaitu:
1. Akses pelayanan dan pembiayaan kesehatan
2. Kesehatan ibu dan anak, KB, gizi dan imunisasi
3. Surveilans
4. Rumah dan lingkungan
5. Perilaku anggota keluarga
22
Berdasarkan survei yang telah dilakukan, diperoleh hasil yang memuat
beberapa masalah kesehatan (dengan hasil persentase < 80% dari target yang
diharapkan) di Dusun Kalangan, Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid,
Kabupaten Magelang. Untuk mengetahui masalah kesehatan yang ada, maka kami
tampilkan hasil jawaban responden terhadap kuesioner yang kami bagikan.
IV.1. HASIL SURVEI MAWAS DIRI
IV.1.1. AKSES PELAYANAN DAN PEMBIAYAAN KESEHATAN
1. Bila Anda atau anggota keluarga lainnya sakit, dimana berobatnya?
TEMPAT BEROBAT JUMLAH PERSENTASE (%)
Tenaga kesehatan
Tradisional (dukun atau
alternatif)
Diobati sendiri
106
1
0
0
99 %
1 %
0 %
0 %
TOTAL 107 100 %
2. Berapa jarak dari rumah Anda sampai ke fasilitas kesehatan (Puskesmas,
Pustu, Polindes, Praktek Swasta) yang ada?
JARAK RUMAH KE
FASILITAS KESEHATANJUMLAH
PERSENTASE
(%)
< 0,5 km
0,5 - 1 km
>1 km
106
1
0
99%
1%
0 %
19
23
TOTAL 107 100 %
3. Apa sarana transportasi yang Anda gunakan?
SARANA
TRANSPORTASIJUMLAH PERSENTASE (%)
Jalan kaki
Kendaraan pribadi
Angkutan umum
27
50
30
25 %
47 %
28 %
TOTAL 107 100 %
4. Apakah keluarga Anda adalah peserta?
ASURANSI JUMLAH PERSENTASE (%)
Jamkesmas
Askes
TOTAL 84 100 %
IV.1.2.KESEHATAN IBU DAN ANAK, KB, GIZI DAN IMUNISASI
1. Apakah di keluarga Anda mempunyai bayi?
BAYI JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
2
105
2 %
98 %
TOTAL 107 100 %
24
2. Siapakah yang menolong persalinan anak terakhir Anda? (Bagi yang
mempunyai bayi kelahiran sejak Mei 2011)
PENOLONG
PERSALINANJUMLAH PERSENTASE (%)
Tenaga Kesehatan
Dukun Bayi
Lain-lain
2
0
0
100 %
0 %
0 %
TOTAL 2 100 %
3. Di keluarga Anda, apakah pernah terlahir bayi BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah < 2500gr)
BBLR JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
0
2
0
100 %
TOTAL 2 100 %
4. Apakah bayi Anda diberikan ASI saja? (bagi keluarga yang memiliki
bayi usia 0-6 bulan)
ASI SAJA JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
0
2
0 %
100 %
TOTAL 2 100 %
25
5. Apakah bayi Anda diberikan ASI eksklusif (hanya diberi ASI saja sampai
usia 6 bulan? (bagi keluarga yang memiliki bayi usia 6-12 bulan) ( ket :
indikator Kadarzi)
ASI EKSKLUSIF JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
2
0
1000 %
0 %
TOTAL 2 100 %
6. Apakah Anda selalu membawa bayi Anda ke Posyandu? (Indikator Kadarzi)
MEMBAWA
BAYI KE POSYANDUJUMLAH PERSENTASE (%)
Ya, setiap bulan
Ya, kadang-kadang
Tidak
2
0
0
100 %
0 %
0 %
TOTAL 2 100 %
7. Apakah bayi Anda memiliki buku KIA?
MEMILIKI
BUKU KIA
JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
2
0
100 %
0 %
TOTAL 2 100 %
8. Apakah anda selalu membawa buku KIA setiap ke Posyandu?
26
MEMBAWA
BUKU KIA
JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
2
0
100 %
0 %
TOTAL 2 100 %
9. Apakah anda sudah pernah membaca buku KIA?
MEMBACA
BUKU KIA
JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
2
0
100 %
0 %
TOTAL 2 100 %
10. Apakah anda mengerti isi buku KIA? (Jawaban boleh > 1)
MENGERTI
ISI BUKU KIAJUMLAH PERSENTASE (%)
Cara menyusui bayi
Imunisasi
Pemberian kapsul
vitamin A
Pemberian makanan
pendamping ASI
Tidak mengerti
2
2
2
2
0
25 %
25 %
25 %
25 %
0 %
TOTAL 8 100 %
27
11. Apakah bayi anda memperoleh imunisasi sesuai usia (lihat buku
KIA/KMS)
MEMPEROLEH
IMUNISASI SESUAI USIAJUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
2
0
100 %
0 %
TOTAL 2 100%
12. Apakah ibu nifas (dalam 40 hari setelah ibu melahirkan) mendapatkan 2
kapsul vitamin A merah (1 kapsul diminum setelah melahirkan dan 1
kapsul lagi diminum pada hari berikutnya paling lambat pada hari ke-28)?
MEMPEROLEH VITAMIN
A PADA IBU NIFASJUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
2
0
100 %
0 %
TOTAL 2 100 %
13. Di keluarga anda apakah pernah terjadi kematian bayi (0 – 12 bulan
dalam 1 tahun terakhir) (ditujukan untuk semua KK)
KEMATIAN BAYI
(0 – 12 BULAN)JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
5
102
5 %
95 %
28
TOTAL 107 100 %
14. Apakah dikeluarga Anda mempunyai anak balita (usia 1 – 5 tahun / 13 –
60 bulan)?
MEMPUNYAI BALITA JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
23
84
21 %
79 %
TOTAL 107 100 %
15. Apakah anda selalu membawa anak balita anda ke Posyandu? (lihat
buku KIA/KMS) (Indikator Kadarzi)
MEMBAWA BALITA
KE POSYANDUJUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Kadang-kadang
Tidak
14
5
4
61 %
22 %
17 %
TOTAL 23 100 %
16. Apakah anak balita Anda memiliki buku KIA?
MEMILIKI BUKU KIA JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
18
5
78 %
22 %
TOTAL 23 100 %
17. Apakah Anda selalu membawa buku KIA setiap ke Posyandu?
29
MEMBAWA BUKU KIA JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
13
10
57 %
43 %
TOTAL 23 100 %
18. Apakah Anda sudah pernah membaca buku KIA?
MEMBACA BUKU KIA JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
17
6
74 %
26 %
TOTAL 23 100 %
19. Apakah Anda mengerti isi buku KIA?
MENGERTI
ISI BUKU KIAJUMLAH PERSENTASE (%)
Cara memberi makan anak
Cara merangsang
perkembangan anak
Pemberian vitamin A pada
anak
Obat yang harus
disediakan di rumah
Tidak
18
18
17
13
0
25 %
25 %
24 %
26 %
0 %
TOTAL 66 100 %
30
20. Di keluarga Anda, apakah pernah terjadi kematian anak balita (usia
1-5 tahun) [untuk disemua KK 1 tahun terakhir] ?
KEMATIAN BALITA JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
0
107
0 %
100 %
TOTAL 107 100 %
21. Apakah dalam keluarga Anda ada balita dengan status gizi kurang/ BGM/
buruk (lihat dalam KMS)?
BALITA DENGAN
STATUS GIZI
KURANG / BGM /
BURUK
JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
6
101
6 %
94 %
TOTAL 107 100 %
IBU HAMIL
22. Apakah dikeluarga Anda terdapat ibu hamil?
IBU HAMIL DALAM
KELUARGAJUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
2
100
2 %
98 %
TOTAL 102 100 %
31
23. Jika ya, apakah ibu hamil punya buku KIA?
MEMPUNYAI BUKU KIA JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
2
0
100 %
0 %
TOTAL 2 100 %
24. Apakah ibu selalu membawa buku KIA setiap periksa kehamilan?
MEMBAWA BUKU KIA JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
2
0
100 %
0 %
TOTAL 2 100 %
25. Apakah ibu sudah pernah membaca buku KIA?
MEMBACA BUKU KIA JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
2
0
100 %
0 %
TOTAL 2 100 %
26. Apakah ibu mengerti isi buku KIA?
MENGERTI BUKU KIA JUMLAH PERSENTASE (%)
Anjuran pemeriksaan
kehamilan secara rutin
Pemberian imunisasi
2 25 %
32
pada ibu hamil
Tanda bahaya kehamilan
Tanda bayi akan lahir
Tidak mengerti
2
2
2
0
25 %
25 %
25 %
0 %
TOTAL 8 100 %
27. Apakah saat hamil, ibu melakukan pemeriksaan sesuai usia
kehamilan ? (lihat Buku KIA)
PEMERIKSAAN SESUAI
USIA KEHAMILANJUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
2
0
100 %
0 %
TOTAL 2 100 %
28. Dimana rencana tempat melahirkan?
RENCANA TEMPAT
MELAHIRKANJUMLAH PERSENTASE (%)
Rumah sakit
Bidan
Dukun
Rumah sendiri
0
2
0
0
0 %
100 %
0 %
0 %
TOTAL 2 100 %
33
29. Siapakah rencana penolong persalinannya?
RENCANA PENOLONG
PERSALINANJUMLAH PERSENTASE (%)
Dokter
Bidan
Dukun
Sendiri / keluarga
0
2
0
0
0 %
100 %
0 %
0 %
TOTAL 2 100 %
30. Apakah ibu pernah mengalami gangguan kehamilan?
GANGGUAN KEHAMILAN JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
1
1
50 %
50 %
TOTAL 2 100 %
31. Apakah anda memiliki stiker P4K (Program, Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi)?
MEMILIKI STRIKER P4K JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
1
1
50 %
50 %
TOTAL 2 100 %
34
32. Apakah di depan rumah (dinding luar) ibu hamil telah terpasang
stiker P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi)?
PASANG STRIKER P4K JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
0
2
0 %
100 %
TOTAL 2 100 %
33. Apakah selama kehamilan ini, ibu mendapat TTD (Tablet Tambah
Darah) (minimal 90 tablet selama masa kehamilan, isian sesuaikan
dengan umur kehamilan ibu)? (ket : Indikator Kadarzi)
MENDAPAT TTD JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
2
0
100 %
0 %
TOTAL 2 100 %
34. Di keluarga Anda pada tahun 2011, apakah pernah terjadi kematian
ibu hamil (untuk semua KK)?
KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
0
107
0 %
100 %
TOTAL 107 100 %
35
35. Apakah di keluarga Anda terdapat Pasangan Usia Subur (usia 15 –
45 tahun dan menikah)?
PASANGAN USIA SUBUR JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
44
63
41 %
59 %
TOTAL 107 100 %
36. Apakah Anda atau pasangan Anda menggunakan alat kontrasepsi?
ALAT KONTRASEPSI JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
30
14
68 %
32 %
TOTAL 44 100 %
37. Apakah Keluarga Anda terbiasa untuk sarapan pagi? (ket : Indikator
Kadarzi)
SARAPAN PAGI JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
102
5
95 %
5 %
TOTAL 107 100 %
38. Apakah keluarga Anda selalu mengkonsumsi aneka ragam
makanan / menu seimbang? (Indikator Kadarzi )
KONSUMSI MENU
SEIMBANGJUMLAH PERSENTASE (%)
36
Ya
Tidak
95
12
89 %
11 %
TOTAL 107 100 %
39. Apakah keluarga Anda selalu menggunakan garam beryodium?
(Indikator Kadarzi ) (Tes garam beryodium dengan Iodine: Tes
garam berubah warna menjadi biru tua)
GARAM BERYODIUM JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
107
0
100 %
0 %
TOTAL 107 100 %
40. Bagaimana bentuk garam beryodium tersebut?
BENTUK GARAM
BERYODIUM
JUMLAH PERSENTASE (%)
Halus
Krosok
Bata
60
4
43
56 %
4 %
40 %
TOTAL 107 100 %
41. Apakah Merk / nama garam yang Anda gunakan adalah?
MERK GARAM JUMLAH PERSENTASE (%)
Gadjah
Ndan Ndut
16
10
14,9 %
9,3 %
37
Kapal Layar
Apel merah
Stardut
Ibu Bijak
Revina
Tiga roda
Segitiga
Tidak Tahu
19
1
8
20
16
1
9
7
17,7 %
0,9 %
7,4 %
18,6 %
14,9 %
0,9 %
8,4 %
7 %
TOTAL 107 100 %
42. Dimanakah anda membeli garam beryodium?
TEMPAT MEMBELI
GARAM BERYODIUMJUMLAH PERSENTASE (%)
Pasar
Warung
Tukang sayur
Lain-lain
63
44
0
0
81 %
19 %
0 %
0 %
TOTAL 107 100 %
43. Apakah keluarga ini termasuk Keluarga Kadarzi (merupakan
kesimpulan dari Keluarga yang telah punya 3 – 5 Indikator Kadarzi
tersebut diatas)?
KELUARGA KADARZI JUMLAH PERSENTASE (%)
38
Ya
Tidak
87
20
81 %
19 %
TOTAL 107 100 %
44. Apakah Anda / keluarga Anda mengetahui kelas ibu hamil (untuk
ibu hamil usia kehamilan 20-32 minggu)?
MENGETAHUI KELAS
IBU HAMIL
JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
1
1
50 %
50 %
TOTAL 2 100 %
45. Apakah Anda / keluarga Anda ada yang pernah mengikuti kelas ibu hamil?
MENGIKUTI KELAS
IBU HAMILJUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
1
1
50 %
50 %
TOTAL 2 100 %
46. Apa saja yang dibicarakan dalam kelas ibu hamil? (bila pernah ada
yang mengikuti kelas ibu hamil)
PEMBICARAAN DALAM
KELAS IBU HAMIL
JUMLAH PERSENTASE (%)
39
a. Kehamilan, perubahan
tubuh dan keluhan
b. Perawatan kehamilan
c. Persalinan
d. Perawatan nifas
e. Tidak tahu
1
1
1
1
0 100 %
TOTAL 1 100 %
47. Bagaimanakah respon dari suami atau keluarga anda setelah anda
mengikuti kelas ibu hamil?
RESPON SUAMI /
KELUARGA MENGIKUTI
KELAS IBU HAMIL
JUMLAH PERSENTASE (%)
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
2
0
0
100 %
0 %
0 %
TOTAL 2 100 %
IV.2.3. SURVEILANS
Dalam 3 bulan terakhir, apakah pernah ada anggota keluarga yang sakit
(penderita bisa lebih dari 1 orang)
1. Batuk pilek
BATUK DAN PILEK JUMLAH PERSENTASE (%)
40
Ya
Tidak
76
31
71 %
29 %
TOTAL 107 100 %
2. Diare (Gejala : BAB cair > 3 kali/hari)
DIARE JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
13
94
12 %
88 %
TOTAL 107 100 %
3. Malaria (Gejala : demam disertai menggigil)
MALARIA JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
0
107
0 %
100 %
TOTAL 107 100 %
4. Demam Berdarah (Gejala : demam tinggi mendadak disertai bintik-
bintik merah pada kulit, mimisan)
DEMAM BERDARAH JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
0
107
0 %
100 %
TOTAL 107 100 %
5. Demam Chikungunya (Gejala : Demam tinggi, linu pada persendian, sulit
berjalan,timbul bintik-bintik merah pada kulit)
41
DEMAM CHIKUNGUNYA JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
0
107
0 %
100 %
TOTAL 107 100 %
6. TBC / Flek paru (Gejala : batuk lama > 3 minggu, keringat dingin
malam hari)
TBC JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
0
107
0 %
100 %
TOTAL 107 100 %
7. Demam Tifus (Gejala : panas disertai nyeri perut, mual, muntah)
DEMAM TIFUS JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
0
107
0 %
100 %
TOTAL 107 100 %
8. Gatal-gatal
GATAL-GATAL JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
9
98
8 %
92 %
TOTAL 107 100 %
9. Campak / Gabagen
CAMPAK JUMLAH PERSENTASE (%)
42
Ya
Tidak
0
107
0 %
100 %
TOTAL 107 100 %
10. Hepatitis / Sakit Kuning (Gejala : nyeri perut, disertai warna kuning
pada mata, kencing seperti air teh)
HEPATITIS JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
0
107
0 %
100 %
TOTAL 107 100 %
11. Varicella / Cacar Air / Cangkrang
VARICELLA JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
1
106
1 %
99 %
TOTAL 107 100 %
12. Flu Burung (Gejala : demam tinggi disertai sesak nafas, dengan
riwayat kontak dengan unggas yang mati mendadak, atau unggas
yang positif flu burung)
FLU BURUNG JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
0
107
0 %
100 %
TOTAL 107 100 %
43
13. Pneumoni (pada bayi dan anak balita) (Gejala : sesak nafas,
panas, batuk)
PNEUMONI JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
0
107
0 %
100 %
TOTAL 107 100 %
14. Asma (Gejala : sesak napas disertai bunyi napas nyaring (mengi),
kadang tanpa demam)
ASMA JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
4
103
4 %
96 %
TOTAL 107 100 %
15. Mempunyai tanaman obat keluarga (TOGA) minimal 3 jenis
TOGA JUMLAH PERSENTASE (%)
Ya
Tidak
17
90
16 %
84 %
TOTAL 107 100 %
IV.2.4. RUMAH DAN LINGKUNGAN
I. Indikator Rumah Sehat
I.1. Komponen Rumah
1. Apakah rumah anda mempunyai langit-langit?
44
LANGIT-LANGIT JUMLAH PERSENTASE (%)
a. Tidak ada
b.Ada, bersih, rawan
kecelakaan
c. Ada, bersih, kuat dan tinggi
min 2.75 m
51
5
51
48 %
5 %
48 %
TOTAL 107 100 %
2. Apakah rumah anda mempunyai dinding?
DINDING JUMLAH PERSENTASE (%)
a. Non permanen (bukan
tembok, terbuat dari
anyaman bambu)
b.Semi permanen (tembok
tidak diplester)
c. Permanen dan kedap air
14
20
73
13 %
19 %
68 %
TOTAL 107 100 %
3. Apakah jenis lantai dirumah anda?
LANTAI JUMLAH PERSENTASE (%)
a. Tanah
b.Seluruh lantai plester kasar
c. Seluruhnya kedap air dan
sebagian dikeramik
4
38
33
4 %
36 %
31 %
45
d.Seluruh lantai pasang
keramik 32 29 %
TOTAL 107 100 %
4. Apakah pintu rumah anda?
PINTU JUMLAH PERSENTASE (%)
a. Hanya ada pintu utama
b.Setiap ruang tidur
terpasang pintu
30
77
28 %
72 %
TOTAL 107 100 %
5. Apakah rumah anda mempunyai jendela kamar tidur?
JENDELA KAMAR TIDUR JUMLAH PERSENTASE (%)
a. Tidak ada
b.Ada
16
91
15 %
85 %
TOTAL 107 100 %
6. Apakah rumah anda mempunyai jendela ruang keluarga?
JENDELA RUANG
KELUARGAJUMLAH PERSENTASE (%)
a. Tidak ada
b.Ada
16
91
15 %
85 %
TOTAL 107 100 %
46
7. Apakah rumah anda mempunyai ventilasi?
VENTILASI JUMLAH PERSENTASE (%)
a. Tidak ada
b.Ada, luas ventilasi < 10%
dari luas lantai
c. Ada, luas ventilasi 10%
luas lantai, tidak dipasang
kasa
d.Ada, luas ventilasi 10%
luas lantai dan dipasang
kasa
17
35
45
10
16 %
33 %
42 %
9 %
TOTAL 107 100 %
8. Apakah rumah anda mempunyai lubang asap dapur?
LUBANG ASAP DAPUR JUMLAH PERSENTASE (%)
a. Tidak ada
b.Ada
c. Ada dan berfungsi baik
62
36
9
58 %
34 %
8 %
TOTAL 107 100 %
9. Apakah rumah anda mempunyai pencahayaan (pencahayaan alamiah)?
PENCAHAYAAN JUMLAH PERSENTASE (%)
a. Tidak terang, tidak dapat
digunakan untuk membaca
b.Kurang terang, bila untuk
membaca mata terasa sakit
4
38
4 %
36 %
47
c. Terang, enak untuk
membaca dan tidak silau 65 61 %
TOTAL 107 100 %
10. Pencegahan terhadap kenungkinan resiko penularan penyakit oleh
hewan serangga/nyamuk, setiap ventilasi rumah dipasangi kasa
nyamuk :
VENTILASI DIPASANG
KASA NYAMUKJUMLAH PERSENTASE (%)
a. Tidak ada
b.Ada sebagian, terutama
kamar tidur
c. Ada pada semua ventilasi
97
7
3
91 %
7 %
3 %
TOTAL 107 100 %
I.2. Sarana Sanitasi
1. Apakah rumah anda mempunyai sarana air bersih?
SARANA AIR BERSIH JUMLAH PERSENTASE (%)
a. Sumur gali
b.Sumur pompa tangan
c. PDAM
19
1
91
17 %
1 %
82 %
TOTAL 111 100 %
2. Kepemilikan dan kualitas SAB (Sarana Air Bersih)
KEPEMILIKAN JUMLAH PERSENTASE (%)
48
DAN KUALITAS
SARANA AIR BERSIH
a. Bukan milik sendiri
b.Ada, milik sendiri tapi
tidak memenuhi syarat
c. Bukan milik sendiri tapi
memenuhi syarat
d.Milik sendiri dan
memenuhi syarat
1
5
42
59
1 %
5 %
39 %
55 %
TOTAL 107 100 %
3. Apakah di rumah anda terdapat jamban?
JAMBAN JUMLAH PERSENTASE (%)
a. Tidak ada
b.Ada, tapi tidak memenuhi
syarat
c. Ada dan memenuhi syarat
46
21
40
43 %
20 %
37 %
TOTAL 107 100 %4. Apakah di rumah anda terdapat SPAL (Sarana Pembuangan Air
Limbah)?
SPAL JUMLAH PERSENTASE (%)
a. Tidak ada
b. Ada, jarak dengan sumber
air <10 m, atau ke saluran
terbuka
c. Ada, jarak dengan sumber
air > 10 m, atau ke saluran
16
39
0
29 %
71 %
0 %
49
kota
TOTAL 107 100 %
5. Apakah di rumah anda terdapat sarana pembuangan sampah?
SARANA
PEMBUANGAN SAMPAHJUMLAH PERSENTASE (%)
a. Tidak ada
b. Ada, tidak kedap air dan
tidak tertutup
c. Ada, kedap air dan
tertutup
53
43
11
49 %
41 %
10 %
TOTAL 107 100 %
I.3. Perilaku Penghuni
1. Apakah anda sering membuka jendela?
MEMBUKA JENDELA JUMLAH PERSENTASE (%)
a. Tidak pernah dibuka
b.Kadang-kadang
c. Setiap hari dibuka
21
21
65
20 %
20 %
60 %
TOTAL 107 100 %
2. Apakah anda sering menyapu dan mengepel rumah?
MENYAPU DAN
MENGEPEL
JUMLAH PERSENTASE (%)
50
a. Seminggu
b.Tiap 3 hari
c. Setiap hari
4
21
82
4 %
20 %
76 %
TOTAL 107 100 %
3. Apakah anda membuang tinja?
MEMBUANG TINJA JUMLAH PERSENTASE (%)
a. Dibuang ke sungai/ kebun/
kolam/ sembarangan
b.Ke WC/ jamban
46
61
43 %
57 %
TOTAL 107 100 %
4. Apakah anda selalu membuang sampah pada tempatnya?
MEMBUANG SAMPAH JUMLAH PERSENTASE (%)
a. Dibuang ke sungai/ kebun/
kolam/ sembarangan
b.Ke TPS/ Petugas sampah
c. Dimanfaatkan/daur ulang
78
26
3
73 %
24 %
3 %
TOTAL 107 100 %
5. Kepadatan penghuni dalam rumah?
PENGHUNI RUMAH JUMLAH PERSENTASE (%)
a. < 8 m2 per orang
b.> 8 m2 per orang
21
86
20 %
80 %
TOTAL 107 100 %
51
6. Keberadaan tikus dalam rumah?
TIKUS JUMLAH PERSENTASE (%)
a. Ya
b.Tidak ada
84
23
79 %
21 %
TOTAL 107 100 %
7. Keberadaan lalat dalam rumah?
LALAT JUMLAH PERSENTASE (%)
a. > 5 ekor
b.< 5 ekor
59
48
55 %
45 %
TOTAL 107 100 %
8. Keberadaan kecoa dalam rumah?
KECOA JUMLAH PERSENTASE (%)
a. Ya
b.Tidak ada
85
22
79 %
21 %
TOTAL 107 100 %
9. Keberadaan nyamuk dalam rumah?
NYAMUK JUMLAH PERSENTASE (%)
a. Ya
b.Tidak ada
102
5
95 %
5 %
TOTAL 107 100 %
52
10. Apakah terdapat jentik nyamuk di penampungan air (bak mandi, gentong,
dll) (pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan senter)?
JENTIK NYAMUK JUMLAH PERSENTASE (%)
a. Ya
b.Tidak ada
4
103
4 %
96 %
TOTAL 107 100 %
11. Tentang kandang ternak, apakah?
KANDANG TERNAK JUMLAH PERSENTASE (%)
a. Menyatu dengan rumah
b.Terpisah dari rumah < 10m
c. Terpisah dari rumah > 10m,
atau tidak punya ternak
16
42
49
15 %
39 %
46 %
TOTAL 107 100IV.2.5.PERILAKU ANGGOTA KELUARGA (16 INDIKATOR
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT)
KESIMPULAN PHBS
KELUARGA
JUMLAH PERSENTASE (%)
Sehat Pratama
Sehat Madya
Sehat Utama
Sehat Paripurna
0
25
82
0
0 %
23 %
77 %
0 %
TOTAL 107 100 %
53
BAB V
ANALISIS MASALAH
V.1 Hasil Survei Mawas Diri Dusun Kalangan
Penelitian pendahuluan (Survei Mawas Diri) telah dilakukan di Dusun
Kalangan, Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang
pada tanggal 9-10 Maret 2013. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah pembagian kuesioner yang berisi daftar pertanyaan, meliputi
identitas responden, data keluarga, serta pertanyaan mengenai kesehatan
(akses pelayanan dan pembiayaan kesehatan; kesehatan ibu dan anak, KB,
gizi dan immunisasi; surveilans; rumah dan lingkungan; serta perilaku
anggota keluarga).
Berdasarkan hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang telah dilakukan
tersebut, didapatkan beberapa masalah yang dibagi menjadi masalah fisik
dan non fisik. Masalah – masalah tersebut merupakan hasil kuesioner
dengan nilai <80%, yaitu :
V.1.1. Masalah Fisik
1. Memiliki langit-langit rumah yang bersih, kuat, sehat dan tingginya 2,75
m2
54
2. Memiliki tembok permanen dan kedap air
3. Memiliki lantai kedap air
4. Memiliki ventilasi >10% luas lantai dan ventilasi dipasang kawat
nyamuk
5. Mempunyai lubang asap dapur yang berfungsi
6. Memiliki pencahayaan rumah yang terang,enak untuk membaca dan
tidak silau
7. Ketersediaan jamban sehat
8. Ketersediaan SPAL tiap rumah
9. Memiliki sarana pembuangan sampah
10. Setiap ruang tidur terpasang pintu
11. Memilliki ventilasi dipasangi kasa nyamuk
12. Kandang ternak yang terpisah dari rumah dengan jarak >10 m
V.1.2. Masalah Non Fisik
1. Jumlah penduduk yang mendapat jaminan asuransi
2. Ibu yang memiliki balita membaca dan mengerti buku KIA
3. Gangguan kehamilan ibu hamil
4. Balita yang dibawa ke posyandu
5. Balita yang mempunyai buku KIA
6. Balita yang selalu membawa buku KIA ke posyandu
7. Ibu hamil yang memasang (memiliki) stiker P4K di depan rumah
8. PUS yang memakai alat kontrasepsi
9. Memiliki tanaman TOGA
10. Membuka jendela rumah setiap hari
11. Menyapu dan mengepel lantai rumah tiap hari
12. Kebiasaan buang sampah ke TPS atau petugas sampah
13. Rumah yang tidak ada nyamuk, tikus, kecoa dan lalat
55
14. Perilaku membuang tinja ke WC/ jamban sehat
15. Ibu yang mengetahui dan mengikuti kelas ibu hamil
Dari masalah-masalah tersebut kemudian disepakati oleh pihak desa,
pihak dusun, pihak puskesmas, dan co-ass FK Trisakti dalam Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD) berupa masalah fisik dan masalah non fisik.
A. Masalah Fisik
Tabel 4. Daftar Masalah Fisik
NO MASALAH FISIKPENCAPAIAN
(%)
BESAR
MASALAH
(%)
1 Sarana pembuangan sampah
yang memenuhi syarat10 % 90%
2 Jamban yang memenuhi syarat
kesehatan37% 63%
3 Dapur rumah yang memiliki
lubang asap8% 92%
4 Rumah yang memiliki
pencahayaan yang memenuhi
syarat
61% 39%
5 Rumah yang memiliki langit-
langit yang memenuhi syarat48% 52%
56
A. Masalah Non Fisik
Tabel 5. Daftar Masalah Non Fisik
NO MASALAH NON FISIKPENCAPAIAN
(%)
BESAR
MASALAH
(%)
1 Perilaku BAB di jamban 57 % 43%
2 Perilaku membuang sampah
pada tempatnya24% 76%
3 Balita yang datang ke
posyandu61% 39%
4 Membuka jendela rumah
setiap hari61% 39%
V.2 Penentuan Prioritas Masalah
Dari masalah-masalah yang didapat dilakukan tahapan analisis
masalah sebagai berikut :
Dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) diberikan pengarahan
kepada 15 orang peserta musyawarah mengenai cara menentukan prioritas
masalah berdasarkan metode USGP. Modifikasi metode ini mengacu pada
Gambar 2. Tahap Analisis Masalah
57
4 indikator sebagai berikut :
1. Urgency (U) / Mendesaknya
2. Seriousness (S) / Kegawatannya
3. Growth (G) / Perkembangannya
4. Potensi (P) / Sumber Daya
Masing-masing indikator diberi skor 1-5. Hal tersebut dimaksudkan
untuk memudahkan warga masyarakat dalam memberikan penilaian pada
setiap masalah yang ada.
1. Urgency (U) / Mendesaknya
Mendesaknya (Urgency) lebih menekankan soal waktu. Bila tidak
segera ditanggulangi akan menimbulkan akibat yang lebih serius. Nilai
1-5, bila makin mendesak nilai mendekati 5, makin tidak mendesak
nilai mendekati 1.
Skor : 1 5
Skor 1 : Sangat tidak mendesak
Skor 2 : Tidak mendesak
Skor 3 : Cukup Mendesak
Skor 4 : Mendesak
Skor 5 : Sangat mendesak
2. Seriousness (S) / Kegawatannya
Besar/kecilnya akibat masalah ini bagi masyarakat. Nilai 1-5,
dengan ketentuan bila makin gawat masalah mendekati nilai 5, bila
sebaliknya nilai mendekati 1.
58
Skor : 1 5
Skor 1 : Sangat tidak gawat
Skor 2 : Tidak gawat
Skor 3 : Cukup gawat
Skor 4 : Gawat
Skor 5 : Sangat gawat
3. Growth (G) / Perkembangannya
Semakin banyak penduduk atau semakin luas wilayah yang
terkena, menjadi semakin penting. Nilai 1-5, dengan ketentuan makin
banyak penduduk yang terkena atau semakin luas wilayah yang terkena,
nilai mendekati 5, bila sebaliknya mendekati 1.
Skor : 1 5
Skor 1 : Paling kecil
Skor 2 : Kecil
Skor 3 : Cukup besar
Skor 4 : Besar
Skor 5 : Paling besar
4. Potensi (P) / Sumber Daya
Kaitannya dengan kemampuan yang mereka miliki untuk
mengatasi permasalahan tersebut, baik dana, sarana, tenaga, maupun
teknologinya. Nilai 1-5, dalam arti makin banyak sumber daya yang
tersedia, maka nilai mendekati 5, begitu juga sebaliknya.
59
Skor : 1 5
Skor 1 : Paling tidak tersedia
Skor 2 : Tidak tersedia
Skor 3 : Cukup tersedia
Skor 4 : Tersedia
Skor 5 : Paling banyak tersedia
Penilaian prioritas masalah dilakukan pada Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD) yang dilaksanakan pada tanggal 13 Juni 2012. Prioritas
masalah ditentukan berdasarkan hasil penjumlahan dari keempat indikator
diatas. Masalah kesehatan yang mempunyai total nilai tertinggi merupakan
prioritas utama.
V.2.1 Penentuan Prioritas Masalah Fisik dan Non Fisik
Masalah fisik adalah masalah yang memerlukan upaya tambahan
secara fisik untuk memecahkan permasalahannya serta harus didukung
dengan sumber daya desa. Masalah non fisik adalah masalah yang tidak
memerlukan pembangunan secara fisik tetapi lebih diarahkan kepada
pendekatan sosial budaya.
Tabel 6. Penentuan Prioritas Masalah Fisik dan Non Fisik
No MASALAH U S G P JUMLAH URUTAN
a. Tidak tersedia sarana
pembuangan sampah
dan perilaku membuang
sampah tidak pada
4.80 3.73 4.07 4.13 16.73 I
60
tempatnya
b.
Dapur rumah yang
tidak memiliki lubang
asap
3.00 2.93 2.73 2.73 11.40 V
c.
Rumah yang tidak
memiliki pencahayaan
yang memenuhi syarat
2.93 3.07 2.93 2.53 11.47 IV
d.
Tidak memiliki langit-
langit rumah yang
bersih, kuat, sehat dan
tingginya 2,75 m2
2.80 2.67 2.33 2.60 10.40 VII
e.
Tidak tersedianya
jamban sehat dan
perilaku BAB tidak di
jamban
4.53 3.87 3.67 3.40 15.47 II
f. Balita yang tidak
datang ke posyandu3.67 3.27 3.13 2.33 12.40 III
g. Tidak membuka jendela
rumah setiap hari3.00 2.73 2.93 2.53 11.20 VI
Urutan prioritas masalah fisik dan non fisik:
1. Tidak tersedia sarana pembuangan sampah dan perilaku membuang
sampah tidak pada tempatnya.
2. Tidak tersedianya jamban sehat dan perilaku BAB tidak di jamban.
3. Balita yang tidak datang ke posyandu.
4. Rumah yang tidak memiliki pencahayaan yang memenuhi syarat.
5. Dapur rumah yang tidak memiliki lubang asap.
6. Tidak membuka jendela rumah setiap hari.
7. Tidak memiliki langit-langit rumah yang bersih, kuat, sehat dan tingginya
2,75 m2
61
Berdasarkan hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) diperoleh hasil urutan
prioritas masalah fisik dan non fisik yang saling berkaitan maupun yang tidak
berkaitan, yaitu :
a. Saling berkaitan
1. Perilaku BAB di sungai dan sarana jamban yang tidak
memenuhi syarat kesehatan.
2. Membuang sampah di kebun dan rumah dengan sarana
pembuangan sampah yang tidak kedap air dan tertutup.
b. Tidak Berkaitan
1. Masalah Fisik
a) Rumah yang tidak memiliki pencahayaan yang memenuhi
syarat.
b) Dapur rumah yang tidak memiliki lubang asap.
c) Tidak memiliki langit-langit rumah yang bersih, kuat,
sehat dan tingginya 2,75 m2
2. Masalah Non-Fisik
a) Tidak membuka jendela rumah setiap hari.
b) Balita yang tidak datang ke posyandu.
62
BAB VI
ANALISIS PENYEBAB MASALAH
Setelah menganalisis masalah, maka diperoleh prioritas masalah yang
selanjutnya dilakukan pembahasan dan analisis penyebab yang dapat dijadikan
kemungkinan penyebab. Penyebab yang telah dianalisa tersebut diharapkan dapat
dipecahkan.
Tabel 8. Penyebab Masalah Fisik dan Non Fisik
NO MASALAH PENYEBAB
1. Tidak tersedia sarana pembuangan
sampah dan perilaku membuang
sampah tidak pada tempatnya
1. Kurangnya pengetahuan tentang
sarana pembuangan sampah yang
baik.
2. Kesadaran warga yang masih
kurang tentang pentingnya
membuang sampah pada tempatnya.
2. Tidak tersedianya jamban sehat
dan perilaku BAB tidak di
jamban
1. Kebiasaan
2. Kesulitan teknologi dalam
pembuatan septic tank
3. Kurangnya kesadaran tentang
pentingnya BAB di jamban sehat.
4. Kurangnya pengetahuan
mengenai jamban sehat dan
dampak yang akan timbul apabila
63
BAB di sungai.
3. Balita yang tidak datang ke
posyandu
1. Kesibukan orang tua
2. Ada balita yang sudah mengikuti
PAUD
3. Kurangnya pengetahuan tentang
pentingnya pemeriksaan balita ke
posyandu
4. Rumah yang tidak memiliki
pencahayaan yang memenuhi
syarat
1. Kurangnya pengetahuan mengenai
pentingnya pencahayaan alami bagi
kesehatan.
5. Dapur rumah yang tidak memiliki
lubang asap
1. Kurangnya pengetahuan tentang
sirkulasi udara
6. Tidak membuka jendela rumah
setiap hari
1. Rumah ditinggal pergi
2. Kurangnya pengetahuan tentang arti
sirkulasi udara di dalam rumah
3. Belum mempunyai jendela
7. Tidak memiliki langit-langit rumah
yang bersih, kuat, sehat dan
tingginya 2,75 m2
1. Faktor sosial ekonomi
2. Kurangnya pengetahuan mengenai
rumah sehat
64
BAB VII
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Masalah adalah adanya kesenjangan antara harapan atau tujuan yang ingin
dicapai dengan kenyataan yang sesungguhnya sehingga menimbulkan rasa tidak
puas dan keinginan untuk memecahkannya. Untuk memecahkan masalah
digunakan metode siklus pemecahan masalah, dimana hal terpenting pada upaya
pemecahan masalah adalah bahwa kegiatan dalam rangka pemecahan masalah
harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut.
Adapun urutan dalam siklus pemecahan masalah :
1. Identifikasi/ inventarisasi masalah
2. Penentuan prioritas masalah
3. Penentuan penyebab masalah
4. Memilih penyebab yang paling memungkinkan
5. Menentukan alternatif pemecahan masalah
6. Penetapan pemecahan masalah terpilih
7. Penyusunan rencana penerapan
8. Monitoring dan evaluasi
Setelah mendapatkan prioritas masalah, bersama dengan warga kemudian
ditentukan rencana kegiatan untuk pemecahan masalah. Kegiatan untuk program
jangka pendek dan mudah dilaksanakan, dapat dilakukan segera oleh masyarakat
sendiri. Sedangkan kegiatan untuk program jangka pendek dan atau jangka
panjang yang memerlukan tindak lanjut dapat diusulkan sebagai
66
65
bahanperencanaan dalam Mubangdes (Musyawarah Pembangunan Desa) tahun
berikutnya.
Tabel 9. Alternatif Pemecahan Masalah Fisik dan Non-Fisik
NO MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH
1. Tidak tersedia sarana
pembuangan sampah dan
perilaku membuang sampah
tidak pada tempatnya
- Penyuluhan mengenai tempat atau
lokasi pembuangan sampah yang
memenuhi syarat kesehatan serta
dampaknya apabila terus menerus
membuang sampah sembarangan.
- Gotong royong membuat tempat
penampungan sampah yang memenuhi
syarat
2. Tidak tersedianya jamban sehat
dan perilaku BAB tidak di
jamban
- Penyuluhan tentang perubahan perilaku
BAB
3. Balita yang tidak datang ke
posyandu
Penyuluhan mengenai pentingnya
pemeriksaan balita di Posyandu
- Kerja sama dengan PAUD di Dusun
Panjangan Bawah dan Srikuwe Utara
4. Rumah yang tidak memiliki
pencahayaan yang memenuhi
syarat
- Penyuluhan mengenai pentingnya
pencahayaan alami
- Pemasangan genteng kaca
5. Dapur rumah yang tidak
memiliki lubang asap
- Penyuluhan tentang sirkulasi udara
6. Tidak membuka jendela rumah
setiap hari
- Penyuluhan tentang pentingnya
sirkulasi udara
66
7. Tidak memiliki langit-langit
rumah yang bersih, kuat, sehat
dan tingginya 2,75 m2
- Penyuluhan tentang rumah sehat
67
BAB VIII
STRATEGI PENENTUAN INTERVENSI MASALAH
Setelah menentukan alternatif pemecahan masalah, tahapan selanjutnya
adalah menentukan intervensi masalah. Dalam menentukan intervensi masalah
perlu diketahui pertimbangan dalam pemecahan masalah dalam hal kemudahan
dan kesulitannya serta penting atau kurang pentingnya masalah tersebut,
kemudian dapat menentukan pula jangka waktu yang dapat diperkirakan untuk
pelaksanaan kegiatan intervensi. Berdasarkan hal tersebut, maka intervensi
masalah yang akan dilakukan dikelompokkan menjadi :
1. Pemecahan masalah yang penting dan mudah dilakukan
2. Pemecahan masalah yang penting dan sulit dilakukan
3. Pemecahan masalah yang kurang penting dan mudah dilakukan
4. Pemecahan masalah yang kurang penting dan sulit dilakukan
Dalam melakukan intervensi dibagi juga menjadi intervensi fisik dan non
fisik. Intervensi fisik adalah intervensi yang dilakukan dengan pembangunan fisik,
sedangkan intervensi non fisik adalah intervensi yang bentuk pelaksanaannya
berupa pembangunan non fisik. Pengelompokkan tersebut dapat dilihat dalam
tabel berikut :
Tabel 10.Intervensi Fisik dan Non Fisik
MUDAH SULIT
PENTING Penyuluhan mengenai jamban
sehat.
Penyuluhan mengenai BAB yang
Mengubah perilaku
agar BAB di 70
68
benar serta dampak apabila terus-
menerus BAB di sungai.
Penyuluhan mengenai tempat
atau lokasi pembuangan sampah
yang memenuhi syarat kesehatan.
Penyuluhan mengenai pentingnya
posyandu balita
Penyuluhan mengenai rumah
sehat
Penyuluhan mengenai pentingnya
pencahayaan di rumah bagi
kesehatan.
Mengusulkan kepada warga
untuk menggunakan genteng kaca
pada ruangan yang tidak memiliki
pencahayan yang cukup, misalnya
ruangan yang tidak terdapat
jendela ataupun ventilasi.
Mengusulkan kepada warga
jamban sehat
Pembuatan percontohan
jamban sehat.
\
[
Pembuatan percontohan
sarana pembuangan
sampah yang benar.
[
Monitoring balita oleh
para kader yang lebih
intensif
Percontohan rumah
yang memenuhi syarat
kesehatan dalam hal
pencahayaan yang
adekuat.
69
untuk membuat lubang asap
Memberikan saran kepada warga
supaya menyisihkan sebagian
uangnya untuk memperbaiki
pencahayaan di rumahnya,
misalnya dengan memasang
genteng kaca ataupun upaya
lainnya.
TIDAK
PENTING
- -
Tabel 2x2 diatas, mengelompokkan kegiatan yang masuk dalam kriteria :
1. Mudah dan penting : menunjukkan kegiatan dapat dilakukan dalam waktu 1
tahun (rencana jangka pendek).
2. Sulit dan penting : menunjukkan kegiatan dapat dilakukan dalam waktu 1-3
tahun (rencana jangka menengah).
70
BAB IX
RENCANA PELAKSANAAN INTERVENSI MASYARAKAT
Setelah dapat menentukan intervensi masalah yang akan dilaksanakan,
langkah berikutnya yaitu membuat rencana pelaksanaan intervensi masyarakat.
Rencana pelaksanaan ini haruslah memuat :
1. WHAT (KEGIATAN) : sesuatu yang ingin dicapai.
Penjelasan tujuan operasional program yang ingin dicapai.
2. WHY (KENAPA) : mengapa program ini dilaksanakan.
Masalah utama yang akan dipecahkan, dituangkan dalam bentuk tujuan
yang ingin dicapai. Berisi penjelasan terhadap pertanyaan mengapa kegiatan
program penting dilaksanakan.
3. WHEN (KAPAN) : kapan rencana kegiatan akan dilaksanakan.
Jelaskan fase atau tahapan kegiatan yang akan dilakukan.
4. WHERE (DIMANA) : dimana rencana kegiatan tersebut akan
dilaksanakan.
Berisi penjelasan tentang transport, dana, dan jenis komunikasi yang
dibutuhkan untuk mendukung kegiatan program.
5. WHO (SIAPA SAJA) : siapa saja yang akan mengerjakan dan siapa
sasaran kegiatan program.
Berbagai kegiatan program harus ada penanggungjawabnya dan staf yang
akan melaksanakan rencana kegiatan tersebut.
6. HOW (BAGAIMANA) : bagaimana cara mengerjakannya.
74
71
Langkah praktis yang akan digunakan untuk mencapai tujuan program
termasuk bagaimana mengatasi berbagai hambatan atau kendala yang
mungkin muncul selama kegiatan berlangsung.
Dari dasar teori tersebut, kami jabarkan dalam rencana, dijabarkan
dalam rencana tabel pelaksanaan. Rencana pelaksanaan ini memuat antara
lain adalah nama intervensi, tujuan kegiatan intervensi, rencana waktu
pelaksanaan, rencana lokasi pelaksanaan, rencana indikator intervensi, dan
Pelaksanaan intervensi direncanakan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Rencana pelaksanaan jangka pendek
Rencana pelaksanaan jangka pendek berisi rencana intervensi yang
akan dilaksanakan selambat-lambatnya dalam waktu 1 tahun ke depan.
2. Rencana pelaksanaan jangka menengah
Rencana jangka menengah berisi rencana intervensi yang akan
dilaksanakan selambat-lambatnya dalam waktu 3 tahun ke depan
(Hartoyo, 2006).
72
BAB X
LAPORAN KEGIATAN INTERVENSI
Berdasarkan prioritas masalah, intervensi dilakukan di Dusun Kalangan
dipilih salah satu masalah yang paling utama baik fisik maupun non fisik.
Perwujudan intervensi ini disusun mengenai posyandu balita dan rumah sehat
yang telah diprioritaskan dalam pemberian informasi yang sebelumnya telah
dilakukan MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) dengan dihadiri oleh
perwakilan dari kepala desa Ambartawang, perwakilan dari kepala dusun, para
tokoh masyarakat, kader dan warga Dusun Kalangan.
X.1. Laporan Intervensi Dusun Kalangan
Telah dilakukan intervensi dusun dalam bentuk penyuluhan mengenai
posyandu balita dan rumah sehat. Intervensi telah dilaksanakan pada hari
Sabtu, 16 Maret 2013, pukul 19.00-20.00 WIB dilaksanakan di kediaman
Ibu Yuli Amwimkhati, yang dihadiri oleh para tokoh masyarakat dan warga
Dusun Kalangan. Dalam penyuluhan disajikan materi mengenai :
1. Posyandu balita
2. Rumah sehat
X.1.1.Pelaksanaan Intervensi
Saat dilakukan penyuluhan, warga yang hadir memberi respon yang
cukup baik dari permulaan penyuluhan sampai akhirnya warga mengerti dan
berusaha untuk melakukan seperti apa yang dijelaskan selama proses
penyuluhan. Respon warga diwujudkan dengan adanya pertanyaan seputar
61
73
masalah kesehatan. Dengan penyuluhan ini diharapkan warga mengerti cara
mengatasi permasalahan kesehatan yang ada sehingga dapat mencapai visi
Indonesia Sehat dengan membentuk Dusun Kalangan menjadi dusun siaga
menuju desa sehat.
X.1.2. Laporan Kegiatan Intervensi
1. Hari/Tanggal : Sabtu, 16 Maret 2013
Tempat : Kediaman Ibu Yuli Amwimkhati RT 02
Peserta : 40 orang
Acara :
1. Pembukaan.
2. Pembacaan doa.
3. Sambutan oleh tokoh masyarakat Dusun Kalangan
4. Penyuluhan oleh dokter muda
5. Sesi Tanya Jawab
6. Penutupan
Penyuluhan dilakukan 4 sesi, dilakukan penyuluhan lalu dilakukan
sesi tanya jawab. Penyuluhan dilakukan masing-masing kurang lebih 20
menit setelah itu dilkukan dengan sesi tanya jawab.
Penyuluhan mengenai Posyandu Balita
1. Menjelaskan pengertian posyandu
2. Menjelaskan tujuan posyandu
3. Menjelaskan mengenai kegiatan posyandu
4. Menjelaskan mengenai indikator standar posyandu
74
Penjelasan mengenai Rumah Sehat
1. Menjelaskan pengertian rumah sehat
2. Menjelaskan syarat-syarat rumah sehat
3. Menjelaskan indikator rumah sehat
4. Menjelaskan manfaat rumah sehat
5. Menjelaskan akibat apabila rumah tidak sehat
75
BAB XI
SIMPULAN DAN SARAN
XI.1. Simpulan
Setelah dilakukan survei di Dusun Kalangan Desa Ambartawang,
ditentukan masalah fisik dan masalah non fisik, yaitu :
5 Masalah Fisik, yaitu :
Jamban yang memenuhi syarat kesehatan
Sarana Pembuangan Sampah yang memadai
Dapur rumah yang memiliki lubang asap
Rumah yang memiliki pencahayaan yang memenuhi syarat
Rumah yang memiliki langit-langit yang memenuhi syarat
4 Masalah Non-Fisik, yaitu :
Perilaku buang air besar (BAB) di jamban
Membuang sampah di tempatnya
Balita datang ke Posyandu
Membuka jendela setiap hari
Penentuan prioritas masalah dilakukan melalui Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD) pada hari Rabu, tanggal 13 Maret 2013. Dari hasil
MMD, didapatkan prioritas masalah fisik dan non fisik yang saling
berkaitan maupun yang tidak berkaitan, yaitu :
76
1. Saling berkaitan
a. Perilaku BAB di sungai dan sarana jamban yang tidak memenuhi
syarat kesehatan.
b. Membuang sampah di kebun dan rumah dengan sarana
pembuangan sampah yang tidak kedap air dan tertutup.
2. Tidak Berkaitan
a. Masalah Fisik
1) Dapur yang memiliki lubang asap.
2) Rumah yang memiliki langit-langit yang memenuhi syarat.
3) Rumah dengan pencahayaan yang tidak memenuhi syarat.
b. Masalah Non-Fisik
1) Balita yang tidak datang ke posyandu
2) Membuka jendela setiap hari
Intervensi dilakukan pada tanggal 16 Maret dan 2013 di Kediaman Ibu
Yuli Amwimkhati. Intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan tentang
posyandu balita dan rumah sehat.
XI.2. Saran
1. Terhadap perangkat desa dan tokoh masyarakat:
a. Kepala desa, perangkat dusun dan tokoh masyarakat tetap aktif
membina dan menggerakkan warga Dusun Kalangan secara
berkesinambungan dalam upaya meningkatkan kesadaran warga
tentang masalah yang terjadi di lingkungannya. Perlu dilakukan
tindak lanjut atas pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang telah
77
dilaksanakan agar warga Dusun Kalangan secara bertahap mulai
menyadari dan memahami perilaku hidup bersih dan sehat serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Terhadap pihak pengelola kesehatan:
a. Peningkatan frekuensi pemantauan terhadap masalah kesehatan
yang ada di warga Dusun Kalangan.
b. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut atas kegiatan pemantauan
c. Peningkatan frekuensi penyuluhan kesehatan sehingga memperluas
wawasan warga Dusun Kalangan.
d. Meningkatkan peran serta kader-kader kesehatan dalam
meningkatkan kesadaran warga. Membantu perangkat desa untuk
berkoordinasi dengan pihak-pihak lain yang dapat membantu
memecahkan masalah-masalah kesehatan yang timbul.
78
BAB XII
PENUTUP
Demikian laporan hasil survei kesehatan dan intervensi kesehatan warga
Dusun Kalangan, Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah yang terlaksana dengan baik, berkat kerjasama antara
warga desa, perangkat desa, dan instansi yang terkait. Dengan kerjasama yang
baik tersebut akan didapatkan alternatif pemecahan masalah dari masalah-masalah
yang timbul pada warga desa, dan kemudian diambil alternatif pemecahan
masalah terbaik. Besar harapan kami dengan adanya kegiatan ini dapat
memberikan manfaat bagi seluruh pihak yang terkait dalam mewujudkan Dusun
Kalangan menjadi dusun sehat.
Untuk selanjutnya diharapkan warga desa dan perangkat desa aktif
melanjutkan dan membina kegiatan-kegiatan kesehatan yang telah ada secara
berkesinambungan, guna tercapai desa siaga menuju Indonesia sehat.
Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat yang berarti dalam upaya
peningkatan kesehatan warga Dusun Kalangan, Desa Ambartawang, Kecamatan
Mungkid, Kabupaten Magelang.
66
88
79
DAFTAR PUSTAKA
Adnani, Hariza. 2011. Buku Ajar : Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Depkes RI. 2006. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI.
Hadisaputro S, Nizar M, Suwandono A. 2011. Epidemiologi Manajerial.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hartoyo. 2010. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Intervensi Masyarakat dalam
Bentuk Pendekatan Kemasyarakatan..
Mubarak W.I & Chayatin N. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba
Medika..
Myrnawati. 2004. Buku Ajar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : FK Yarsi.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta :
PT. Rineka Cipta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Waluyono K, et al. Pedoman Praktis Pelaksanaan Kerja di Puskesmas. Magelang :
Bapelkes. 2000.
80
LAMPIRAN
81
Lampiran 1
LAPORAN KEGIATAN
PRA SURVEI MAWAS DIRI (SMD)
DUSUN KALANGAN DESA AMBARTAWANG
Sesi : Pra-SMD
Hari/Tanggal : Sabtu, 9 Maret 2013
Tempat : Kediaman Ibu Yuli Amwimkhati
Peserta : Perwakilan Kepala Desa Ambartawang, Kepala Dusun
Kalangan, ketua RT, tokoh masyarakat setempat, kader,
Kepala Puskesmas Mungkid, dan Dokter Muda
Jumlah yang hadir : 11 orang
Acara :
1. Pembukaan
2. Perkenalan
3. Sambutan dari perwakilan kepala desa Ambartawang, Kepala Dusun
Kalangan, perwakilan kepala Puskesmas Mungkid
4. Penjelasan Isi Kuesioner
5. Penjelasan pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD)
6. Sesi tanya jawab
7. Penutupan
82
Lampiran 2
LAPORAN KEGIATAN
MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)
DUSUN KALANGAN DESA AMBARTAWANG
Sesi : MMD
Hari/Tanggal : Rabu, 13 Maret 2013
Tempat : Kediaman Ibu Yuli Amwimkhati
Peserta : Perwakilan Kepala Desa Ambartawang, Kepala Dusun
Kalangan, ketua RT, tokoh masyarakat setempat, kader,
Kepala Puskesmas Mungkid, dan Dokter Muda
Jumlah yang hadir : 15 orang
Acara :
1. Pembukaan
2. Sambutan dari perwakilan kepala desa Ambartawang
3. Sambutan perwakilan kepala Puskesmas Mungkid
4. Pemaparan hasil SMD
5. Penjelasan cara penentuan prioritas masalah
6. Menentukan prioritas masalah
7. Pemaparan prioritas masalah
8. Sesi tanya jawab
9. Penutupan
83
LAPORAN KEGIATAN INTERVENSI
Hari/Tanggal : Sabtu, 16 maret 2013
Tempat : di kediaman Ibu Yuli Amwimkhati dan Mushola
Peserta : 80 orang
Acara :
1. Pembukaan.
2. Pembacaan doa.
3. Sambutan oleh tokoh masyarakat Dusun Kalangan.
4. Penyuluhan oleh dokter muda
5. Sesi Tanya Jawab
6. Penutupan
Penyuluhan dilakukan 2 sesi, dilakukan penyuluhan lalu dilakukan sesi
tanya jawab. Penyuluhan dilakukan masing-masing kurang lebih 20 menit setelah
itu dilakukan dengan sesi tanya jawab.
Penyuluhan mengenai Posyandu Balita
1. Menjelaskan pengertian posyandu
2. Menjelaskan tujuan posyandu
3. Menjelaskan pelaksanaan kegiatan posyandu
4. Menjelaskan indikator standar posyandu
Penyuluhan mengenai Rumah Sehat
1. Menjelaskan pengertian rumah sehat
84
2. Menjelaskan syarat-syarat rumah sehat
3. Menjelaskan indikator rumah sehat
4. Menjelaskan manfaat rumah sehat
5. Menjelaskan akibat apabila rumah tidak sehat
Kuisioner dan foto