dago-dago komunitas.docx

Upload: nuralifiyah-maghfira

Post on 10-Jan-2016

40 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

nagoklanSenin, 21 April 2014Modul Keperawatan Komunitas I

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Deskripsi MataKuliah

Mata kuliah ini membahas mengenai konsep tentang komunitas dan kelompok khusus anak sekolah serta kelompok khusus pekerja sebagai unit pelayanan keperawatan. Fokus bahasan dalam mata kuliah ini meliputi konsep komunitas dan kelompok khusus, konsep praktik keperawatan komunitas, lingkup praktik keperawatan komunitas, falsafah keperawatan komunitas, strategi dan pendekatan praktik keperawatan komunitas, serta ilmu kesehatan masyarakat yang menunjang. Kegiatan belajar dilakukan melalui kuliah, diskusi, praktikum.

1.2. Tujuan Mata KuliahSetelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada Blok Keperawatan Komunitas I mahasiswa akan mampu:1.Menjelaskan konsep komunitas kelompok khusus2.Menjelaskan konsep kelompok khusus3.Menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan.4.Menjelaskan konsep keperawatan komunitas5.Menjelaskan konsep keperawatankelompok khusus6.Menjelaskan biostatistik dan penggunaanya dalam praktik keperawatan komunitas dan kelompok7.Menjelaskan epidemiologi dan penggunaannya dalam praktik keperawatan komunitas8.Menjelaskan demografi dan penggunaanya dalam praktik keperawatan komunitas dan kelompok khusus9.Menjelaskan kesehatan lingkungan10.Menjelaskan kesehatan kerja11.Menjelaskan keperawatan kesehatan kerja12.Menjelaskan keperawatan kelompok anak sekolah13.Menjelaskan konsep UKS14.Menjelaskan konseptual model dalam praktik keperawatan kesehatan komunitas15.Melakukan pengkajian komunitas dan kelompok khusus16.Melakukan diagnosa keperawatan komunitas17.Melakukan perencanaan keperawatan komunitas dan kelompok khusus18.Melakukan berbagai intervensi keperawatan komunitas dan kelompok khusus19.Menjelaskan pengorganisasian dan pengembangan masyarakat20.Menjelaskan pemberdayaan komunitas21.Menjelaskan konsep kerja tim22.Menjelaskan evaluasi asuhan keperawatan komunitas dan kelompok khusus23.Menjelaskan berbagai kebijakan pemerintah dibidang kesehatan dan sektor lain yang terkait dengan praktik keperawatan komunitas dan kelompok khusus.

Kompetensi matakuliah inidiharapkan dapat dicapai dalam proses belajar mengajar selama16minggu. Secara garis besar dari23unit kompetensi yang telah dijelaskan diatas dapat diringkas menjadi13kompetensi besar yaitu; 1)mahasiswa mampumenjelaskan komunitas dan kelompok khusus sebagai unit sasaran praktik keperawatan komunitas, 2) menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan komunitas dan kelompok khusus, 3) mensintesa/mengintegrasikan ilmu kesehatan masyarakat ke dalam praktik keperawatan komunitas dan kelompok khusus, 4) menjelaskan konsep, prinsip dan persfektif asuhan keperawatan komunitas dan kelompok khusus, 5) membangun kerjasama lintas sektor dan kerja di dalam tim, 6) melakukan pengkajian keperawatan komunitas dan kelompok khusus, 7) merumuskan diagnosa keperawatan komunitas dan kelompok khusus, 8) membuat perencanaan keperawatan komunitas dan kelompok khusus, 9) melaksanakan berbagai intervensi keperawatan komunitas dan kelompok khusus, 10) mengevaluasi asuhan keperawatan komunitas dan kelompok khusus, 11) Mendokumentasikan asuhan keperawatan komunitas dan kelompok khusus, 12) mengaplikasikan strategi promosi kesehatan, kemitraan, pemberdayaan komunitas, pengorganisasian komunitas dalam praktik keperawatan komunitas, dan 13) Menerapkan konsep dan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja dalam melakukan praktik keperawatan pada kelompok khusus pekerja.Operasionalisasi untuk mencapai13kompetensi tersebuttentunya akan didukung dengan bahan kajian yang sesuai dengan kompetensi tesebut. Berikut ini disampaikan penjabaran bahan kajian yang diperlukan untuk mendukung tercapai kompetensi pada Blok MataMata KuliahKeperawatan Komunitas I (tabel 1).

Tabel1. Penjabaran Kompetensi dengan Bahan Kajian pada KeperawatanKomunitas I

Kompetensi DasarBahan Kajian

1Mahasiswa mampumenjelaskan komunitas dan kelompok khusus sebagai unit sasaran praktik keperawatan komunitasKonsepkomunitasFalsafah keperawatanKonsep kelompok

2Mahasiswa mampu menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi status kesehatan komunitas dan kelompok khusus3.Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat/status kesehatan

3Mensintesa/mengintegrasikan ilmu kesehatan masyarakat ke dalam praktik keperawatan komunitas dan kelompok khusus1.Biostatistik2.Epidemiologi3.Kesehatan lingkungan4.Demografi

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13Menjelaskan konsep, prinsip dan persfektif asuhan keperawatan komunitas dan kelompok khususMembangun kerjasama lintas sektor dan kerja di dalam timMelakukan pengkajian keperawatan komunitas dan kelompok khususMerumuskan diagnosa keperawatan komunitas dan kelompok khususMembuat perencanaan keperawatan komunitas dan kelompok khususMelaksanakan berbagai intervensi keperawatan komunitas dan kelompok khususMengevaluasi asuhan keperawatan komunitas dan kelompok khususMendokumentasikan suhan keperawatan komunitas dan kelompok khususMengaplikasikan strategi promosi kesehatan, kemitraan, pemberdayaan komunitas, pengorganisasian komunitas dalam praktik keperawatan komunitas Menerapkan konsep dan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja dalam melakukan praktik keperawatan pada kelompok khusus pekerja

1.Konsep asuhan keperawatan komunitas2.Konsep asuhan keperawatan kelompok3.Prinsip4.Persfektif asuhan keperawatan komunitas dan kelompok khususNet working/tim keperawatan komunitas dan kelompok

Pengkajiankesehatan komunitas dan kelompok khusus

Diagnose keperawatankomunitas dan kelompok khusus

Rencana keperawatankomunitas dan kelompok khusus

Implementasikomunitas dan kelompok khusus

Evaluasikomunitas dan kelompok khusus

1.Dokumentasi keperawatankelompokanak sekolah2.Dokumentasi keperawatankelompok DM3.Dokumentasi keperawatankomunitas1.Pemberdayaan komunitas2.Strategi promosi kesehatan komunitas3.Pengorganisasian komunitas

1. Konsepkeselamatan dan kesehatan kerja dalam melakukan praktik keperawatan pada kelompok khusus pekerja2. Prinsip keselamatan dan kesehatan kerja dalam melakukan praktik keperawatan pada kelompok khusus pekerja3. Asuhan keperawatan kerja

1.3. WaktuProses pembelajaran dilaksanakan selama16minggu, dimulai pada tanggal5 Agustus s/d2Desember2013(tidak termasuk Ujian)Perkuliahan Blok dilaksanakan setiap hari Senin dan Rabu dengan waktu yang dipergunakan sebanyak 4 jam perminggu. Dengan penghitungan waktu sebagai berikut: 3 SKS (2T, 1 P)= 4 jam/minggu x 16= 64 jam/4 =16minggu. Setiap hari Senin Pukul 07.20 09.10tutorial, 09.10 11.00 step 6 (mandiri)dan minggu II berikutnya step 7 Pukul07.20 09.10 presentasi laporan kelompokdemikian seterusnya.

1.4.Resource PersonKoordinator matamata kuliah : Nagoklan Simbolon, SST, M. Kes

1.5. Buku Sumber/RujukanAllender, Judith Ann & Spradly, Barbara Walton, (2001),Community HealthNursing: Conceps and practice, LippincottAnsersons, Elizabeth T & Judith M. Mc Forlane (1988)Community As Client Applicationt of Th E Nursing Process. JB. Lippincott Co. PhiladelphiaErvin, Naomi, E. (2002),Advanced Community Health Nursing practice, Population Focused Care. Prentice Hall, New Jersey.Helvie, Carl O, (1998),Advanced Practice Nursing in The Community. SAGE Publication. New Delhi.Logan, Barbara Bryan & Cecilia E Dawkins (1986).Family Centered Nursing in The Community, Addison Wesley publishing company CaliforniaLucas, David & Paul Meyer,Beginning Population Studies. National Centre for Development Studies, the Australian National University : AustraliaMurray, Anne Mc., (1993)Community Health Nursing Primary Health Care in Practice, Second edition, Churchill living Stine : MelbournePagano, Marcello & Kimberlee Gauvreau, (1993)Principle of Biostatistic. Cuxburg on Imprint of Wadsworth Publ. Co. Belmont: CaliforniaSwanson, Janice M. & Mary A Nies (1997)Community Health Nursing Promoting The Health of Aggregates, Second Edition, WB Saunders Co. Philadelphia.Stanhope M & Lanster Jeanette (1996)Community Health Nursing4Th Edition Mosby Years Book Inc. : LondonSmith, Claudia M & Maurer France A (1995) :Community Health Nursing: Theory and Practice, W.B. Saunders Company

BAB 2. KEBIJAKAN DAN STANDAR

2.1.Pembelajaran Blok2.1.1. DefinisiPembelajaran blok bermaksud memberikan kesempatan seluas-luasnya pada mahasiswa dalam mengeluarkan isi pikiran dan tanggapan terhadap suatu rangsangan. Dosen sebagai fasilitator tidak boleh menghakimi dengan mengatakan salah ataupun membendung dari isi pikiran tersebut. Fasilitator hanya memberikan arahan dari alur pikir mahasiswa. Blok ini merupakan blok pada semesterVdalam pembelajaran mahasiswa. Pada blok ini mahasiswa akan mempelajari KeperawatanKomunitas Iyang berdasarkanevidence based. Mahasiswa akan mempelajari beberapa cabang ilmu secara terintegrasi yaituKesehatan Masyarakat, Keperawatan Masyrakat, Kelompok,Biostatistik Epidemiologi, Kesehatan lingkungan , Demografi, Kesehatan dan Keselamatan kerja, Ashuahan keperaawatan,Usaha Kesehatan Sekolah (UKS),Net working,Pemberdayaan dan Pengorganisasian masyarakat, dan Promosi Kesehatan Masyarakat

2.1.2. Aktivitas PembelajaranBlok Keperawatan Komunitas Iini terdiri dari7unit pembelajaran yang berfokus padaPengkajianKeperawatanKomunitas,Perumusan Diagnosa Keperawatan,RencanakeperawatanKeperawatan Komunitas,ImplementasiKeperawatanKomunitas, Evaluasi Keperawatan Komunitas, asuhan keperawatan komunitas dan kelompok, Dokumentasi keperawatankelompokanak sekolah , Dokumentasikeperawatankelompok DM, Dokumentasi keperawatankomunitas, Pemberdayaan komunitas, Strategi promosi kesehatan komunitas dan Pengorganisasian komunitas, konsepkeselamatan dan kesehatan kerja dalam melakukan praktik keperawatan pada kelompok khusus pekerja dan Asuhan keperawatan kerja.. Oleh karena itu disiapkan aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Aktivitas pembelajaran dalam Blok yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran adalah :

2.1.2.1.Tutorial

Tutorial yang dilakukan adalah diskusi dalam kelompok kecil dengan menggunakanProblem Based Learning(PBL).SistematikaSeven JumpsTerdapatskenario tutorial, masing-masing skenario diselesaikan pada pertemuan/tatap muka yang telah dijadwalkan.Mahasiswadibagi menjadi3kelompok kecil, jumlah mahasiswa masing-masing kelompok sekitar89mahasiswa. Setiap tutor mendampingi satu kelompok mahasiswa. Pada setiap proses tutorial, dalam kelompok harus ada ketua, sekretaris, dan anggota kelompok. Ketua dan sekretaris boleh dipilih secara periodik, untuk menjaga keaktifan kelompok. Tugas ketua kelompok bertanggung jawab memimpin diskusi kelompok sedangkan tugas sekretaris mencatat hal-hal penting hasil diskusi. Ketua kelompok akan mengarahkan diskusi denganseven jumps to discuss the problem in the scenario. Tahapan seven jumps adalah :Langkah I Klarifikasi Istilah-IstilahPastikan bahwa semua peserta mencapai persamaan pemahaman tentang istilah di dalam skenario. Gunakanlah kamusdan bukuyang tersedia. Buatlah daftar istilah-istilah yang masih belum jelas maknanya. Bila terdapat istilah yang tidak dapat diklarifikasi, maka peserta diskusi dan tutor membuat kesepakatan tentang arti istilah itu.Identifikasi dan klarifikasi istilah yang belum diketahui dalam skenario. Cari istilah yang belum diketahui dalam kamus terkait pembahasan.Langkah II Identifikasi permasalahanMendefinisikan masalah berdasarkan scenario. Tiap mahasiswa akan mempunyai perbedaan pandangan terhadap scenario dengan eksplorasi pertanyaan. Semua pertanyaan harus ditampung.Diskusi selanjutnya adalah mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada di dalam skenario. Disini hendaknya mahasiswa tidak hanya mengidentifikasi permasalahan keperawatantetapi juga permasalahan-permasalahan lain seperti etika, hukum, sosio-ekonomi, kultural,kode etik keperawatan.Masalah adalahkesenjangan antara fakta dan harapan/dibuktikan secara apa?Dalam mengidentifikasi masalah, peserta harus menentukan fakta-fakta yang adadi dalam pemicu kemudian dianalisis apakah fakta tersebut sudah sesuai denganharapansecara teoritis. Bila belum sesuai maka akan diidentifikasi sebagai masalah. Setelah itu, masalah disusun menurut skala prioritas, urutan prioritas masalah bergantung kepada apakah masalah tersebut memerlukan perhatian yang besar atau tidak.Langkah III Analisis permasalahanMendiskusikan masalah yang telah teridentifikasi dalam step 2 jawaban singkat dari step 2 berdasarkanprior knowledgemahasiswa tanpa referensi.Langkah ketiga bertujuan untuk menentukanpokok bahasandari permasalahan yang sudah diidentifikasi.Sebaiknya analisis permasalahan diawali dengan membuat sebanyak mungkin pertanyaan yang berhubungan dengan permasalahan. Biasakan untuk membuat pertanyaan apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana,misalnyatentangasuhan keperawatan kelompok HIV AIDS.Pertanyaannya adalah:1)Apa yang dimaksud dengankelompok HIV AIDS?2)Siapa Sasaranya kelompok HIV AIDS?3)Apa faktor risiko kelompok HIV AIDS?4)Mengapaterjadi HIV AIDS?5)Bagaimanacara mencegah dan penanggulangan terjadinya HIV AIDS?6)Bagaimana memberdayakan HIV AIDS?7)Bagaimana pengkajian keperawatan kelompok penderita AIDS?8)Apa diagnosa keperawatan kelompok penderita AIDS?9)Bagaimana perencanaan keperawatan kelompok penderita AIDS?10)Bagaimana implementasi keperawatan kelompok penderita AIDS?11)Bagaimana evaluasi keperawatan kelompok penderita AIDS?Mahasiswa hendaknya mengembangkan keterampilan berpikir dan bertanya secara kritis, dengan demikian permasalahan dapat dieksplorasi secara mendalam dan dari berbagai aspek (dibahas lebih lanjut pada Pendekatan dalam Proses PBLMengajukan Pertanyaan). Disinitutor mungkin membantu mengajukan pernyataan-pernyataanmengarah- kan, seperti;Adakah pertanyaan lain?,Dapatkah ditelaah lebih lanjut?,Apa relevansinya terhadap masalah?dan seterusnya agar semua sasaran pembelajaran yang akan dicapai terangkum semua.Langkah IV Merumuskan hipotesisReview step 2 dan 3, penjelasan secara detail dari step 3,diskusi interaktif. Bisa dibuat skema penjelasan masalah.Mahasiswa mendiskusikan semua pokok bahasan yang telah ditentukan dalam suatu curah pendapat. Semua mahasiswa hendaknya berpartisipasi menyumbangkan pikiran dan pengetahuannya (menggunakanprior knowledge-nya) untuk menjelaskan atau memecahkan permasalahan yang sudah dirinci, meskipun pada tahap ini uraian tersebut belum sempurna.Hasil diskusi akan dirumuskan dalam bentuk hipotesis untuk menjelaskan permasalahan di dalam skenario. Hipotesis sebaiknya dibuat dalam bentuk kerangka konsep berdasarkan hubungan sebab-akibat atau patofisiologis dari permasalahan pokok.Bila diperlukan, mahasiswa juga hendaknya mengidentifikasi informasi yang belum ada di dalam skenario yang diperlukan untuk penjelasan dan pemecahan masalah tersebut. Sesuai dengan skenario yang telah dibuat, pada saat ini tutor dapat menambahkan informasi yang dibutuhkan/dipertanyakan mahasiswa (bila ada skenario tambahan).Langkah V Merumuskan Keterbatasan Pengetahuan danLearning IssuesTujuan belajar dirumuskan berdasarkan kesepakatan kelompok, dibawah supervisi tutor. Minimal tujuan khusus TIK harus dicapaiSelanjutnya peserta mengidentifikasi pokok bahasan yang sudah terjawab serta yang belum jelas atau belum lengkap untuk dicatat sebagai isu-isu pembelajaran (learning issues). Juga perlu disepakati bagaimana mencari jawaban dari berbagai sumber pembelajaran (learning resources). Tentukan isu-isu mana yang fundamental yang harus dipelajari oleh semua peserta dan isu-isu mana yang dapat dibagi-bagikan di antara peserta.Tabel 2.1. Contoh Perumusanlearning ObyektivePokok BahasanWhat I knowWhat I dont know(Learning issues)What I have to proveHow I will learn

PengkajianDefinisi PengkajianKegiatan PengkajianFormat pengkajianKegiatan pengkajian ;Pengumpulan data, Pengelompokan dan analisa dataText bookJournalPakarSumber lain (internet)

Dalam identifikasi isu-isu pembelajaran akan muncul bias dan kekhasan individu maupun kelompok. Tidak ada yang benar atau salah! Dengan semakin terbiasa dan meningkat kematangan pembelajaran di dalam kelompok, maka semakin besar kemampuan mahasiswa mengatur dan menentukan kebutuhan pembelajaran sendiri. Di dalam tutorial, tutor berperan sebagai fasilitator yang akan membantu mahasiswa dalam proses identifikasi dan diskusi.Langkah I V adalah proses yang berlangsung dalam tutorial tahappertama.Perlu diingat disini, kemungkinan pokok bahasan yang ada dalam skenario hendaknya disesuaikan dengan waktu diskusi 3 jam yang disediakan. Apabila pokok bahasan yang muncul sedemikian banyak sehingga tidak dapat dibahas seluruhnya dalam waktu diskusi yang tersedia, hendaknya pembahasan lebih mendalam dilakukan pada pokok bahasan utama. Pokok lain dapat dibahas secara singkat, jika perlu dapat dibahas juga dalam tutorial tahap keduaLangkah VI Belajar MandiriMahasiswa belajar mandiri, mencari informasi berdasarkan tujuan belajar yang sudah disepakati.Learning resources text book, journal.Mahasiswa secara mandiri mengumpulkan informasi yang relevan denganlearning issuesyang telah dirumuskan. Informasi dicari dari berbagai sumber pembelajaran, termasuk perpustakaan, internet dan pakar-pakar dalam bidang terkait. Untuk konsultasi dengan pakar, hendaknya terlebih dahulu dibahas dengan tutor. Tutor akan menentukan apakah konsultasi ini memang perlu (mungkin ada sumber lain). Tutor juga dapat menentukan siapa pakar yang akan ditemui, termasuk membantu mahasiswa dalam menghubungi dan membuat perjanjian dengan yang bersangkutan. Mahasiswa hendaknya menyusun jawaban, keterangan, atau konsep untuk menerangkanlearning issues.Pada tahap belajar mandiri, hendaknya diawali dengan menyusun, merangkum dan menuliskan kembali informasi dan konsep-konsep yang telah didapat dari tutorial sebelumnya. Informasi tersebut akan disempurnakan dengan informasi baru hasil dari penelusuran sumber pembelajaran. Sebagian informasi baru yang dianggap penting hendaknya difotokopi untuk dibaca oleh seluruh mahasiswa di dalam kelompok diskusi.Dalam kelompok diskusi, mahasiswa harus menumbuhkan rasa saling percaya, sikap terbuka, kejujuran dan saling ketergantungan yang positif. Tahap mandiri hendaknya juga dimanfaatkan oleh mahasiwa untuk saling berkomunikasi dan melakukan diskusi tidak terjadual secara intensif baik secaraon-linemaupun tatap muka langsung. Kebersamaan dalam kelompok akan bertumbuh lebih baik melalui komunikasi dan interaksi tersebut.Langkah VII Mensintesis dan Merangkum Hasil Belajar MandiriMahasiswa melaporkan sumber belajarnya dan hasil belajarnya.Pada turorial tahap kedua ini, masing-masing mahasiswa memaparkan hasil dari proses belajar mandiri, mengoreksi konsep-konsep yang salah dan meninjau ulanglearning issuesyang telah dirumuskan dan diuraikan dalam tutorial tahap I. Selanjutnya secara bersama merangkum hasil temuan mereka tersebut sehingga menjadi suatu uraian lengkap tentang permasalahan di dalam skenario yang ditinjau dari berbagai aspek. Tugas yang krusial dari seorang tutor disini adalah meninjau dan mengarahkan agar semua sasaran pembelajaran yang dirumuskan dapat dicapai. Apabila ada di antara objektif ini belum tuntas, hendaknya tutor mendiskusikan dengan mahasiswa bagaimana cara yang akan mereka tempuh selanjutnya agar objektif itu tercapai.Setelah tutorial tahap II, setiap kelompok harus membuat rangkuman hasil diskusi untuk dilaporkan dan dipaparkan di dalam diskusi pleno.1.Tehnik Pelaksanaan Tutoriala.Persiapan pelaksanaan tutorial1)Mengorganisasi dan dinamika kelompok meliputi: Doa sebelum melakukan kegiatan, pengantar tentang kegiatan tutorial, perkenalan dengan seluruh peserta dan tutor, pemilihan Ketua Kelompok dan Sekretaris2)Peran Ketua Kelompok; Memimpin dan memoderatori jalannya tutorial, mendorong agar setiap peserta berperan aktif, menyeimbangkan partisipasi para peserta tutorial, menjaga agar diskusi tidak keluar dari topik yang disepakati, menjaga efektifitas diskusi dan waktu dalam setiap langkah, mengarahkan agar diskusi mencapai suatu kesimpulan3)Peran Sekretaris Kelompok; mendengarkan dan mencatat pokok ide dan konsep yang muncul, Menyusun catatan sesuai kategori ide dan konsep, Menyampaikan hasil catatan kepada kelompok untuk memastikan semua ide dan konsep telah terdokumentasi, Berpartisipasi aktif mengemukakan pendapat tanpa melupakan tugas mencatat, Menggarisbawahi ide dan konsep yang penting4)Peran Peserta; berpartisipasi aktif dalam proses diskusi, Menggali masalah berdasarkan skenario, Mendiskusikan masalah untuk mencari jawaban, Bekerjasama dengan anggota lain untuk menggali informasi dari sumber yang diperlukan5)Peran Tutor; Sebagai fasilitator, Sebagai pendengar, Sebagai profesional,danSebagai evaluatorb.Pelaksanaan Tutorial1)Membaca skenario2)Mengklarifikasi istilah/konsep yang tidak dimengerti(Clarify unfamiliar term)3)Mendefinisikan dan menyusun masalah dapat berupa pertanyaan atau kalimat pernyataan (menetapkan permasalahan/define the problem4)Menganalisa masalah/Brainstorm possible hypothesis/explanation(Merumuskan hipotesis (jawaban sementara) dari permasalahan atau pernyataan di atas)5)Identifikasi dan mencari pengetahuan yang diperlukan untuk mendukung hipotesis (menari kesimpulan dari langkah ke-3)6)Mengorganisasi dan menguraikan pengetahuan yang dibutuhkan(menetapkan tujuan belajar/Define Learning Objective7)Membagi anggota untuk mengumpulkan informasi dari sumber-sumber belajar yang ada (hasil analisis/rangkuman journal/teksbook diserahkan ke tutor)/Belajar mandiri untuk mengumpulkan informasi.8)Mensintesis/menguji informasi baru/ masalah yaitu mendiskusikan informasi yang ada untuk mengetahui apakah ada kesalahan dan/atau ada informasi/masalah yang belum lengkap. (seven jump : 1-5 pada pertemuan I, langkah 6 dan 7 pada pertemuan berikutnya.c.Penutupan Kegiatan Tutorial1)Membacakan kembali (notulasi) hasil diskusi2)Setiap mahasiswa membuat ringkasan diskusi pada buku panduan dan laporan tersebut diparaf oleh dosen/tutor3)Evaluasi diskusi oleh tutor dan mahasiswa4)Doa penutup

2.1.2.2.Belajar mandiriDalam pembelajaran orang dewasa, mahasiswa dapat belajar secara mandiri dari berbagai sumber belajar eksternal yaitu : perpustakaan, wabsite (internet & intranet),e-Learning, buku, brosur dan jurnal. Metode belajar mandiri berbentuk pelaksanaan tugas membaca atau kajian jurnal oleh mahasiswa tanpa bimbingan atau pengajaran khusus. Dalam metode ini mahasiswa akan terlebih dahulu mendapatkan penjelasan tentang proses dan hasil yang diharapkan serta diberikan daftar bacaan sesuai kebutuhan. Dengan belajar mandiri diharakan dapat meningkatkan kemampuan kerja dan memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk memperdalam pengetahuan secara aktif.

2.1.2.3.Kuliah PakarMetode kuliah pengantar berbentuk penjelasan pengajar kepada mahasiswa dan biasanya diikuti dengan tanya jawab tentang isi pelajaran yang belum jelas. Yang perlu dipersiapkan pengajar daftar topik yang akan diajarkan dan media visual atau materi pembelajaran. Selama kuliah pakar seluruh dosen diwajibkan menggunakan pendekatanstudent centered learning(SCL). SCLadalah konsep pembelajaran dengan pendekatan menyertakan mahasiswa dalam proses pembelajaran, mendorong mahasiswa untuk memiliki pengetahuan yang lebih banyak, luas dan mendalam, membantu mahasiswa untuk menyelami kejadian pada kehidupan nyata, mendorong terjadinya pembelajaran secara aktif, mendorong kemampuan mahasiswa untuk berfikir kritis, mengarahkan mahasiswa untuk mengenali dan menggunakan berbagai macam gaya belajar, memperhatikan kebutuhan dan latar belakang mahasiswa, memberikan kesempatan untuk mengembangkan berbagai strategi assessment. Dalam kuliah pengantar ini mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas selama proses diskusi tutorial atau belajar mandiri.

2.1.2.4.Kuliah PlenoMetode kuliah pleno berbentuk kegiatan belajar bagi kelompok mahasiswa untuk membahas topik atau masalah tertentu. Setiap anggota seminar diharapkan aktif berpartisipasi. Penyelesaian tugas membahas topik atau masalah tersebut menjadi tanggung jawab anggota seminar dan dosen sebagai narasumber. Dilakukan setelah menyelesaikan pertemuan kedua. Kelompok yang presentasi adalah kelompok yang dipilih oleh nara sumber.Diskusi pleno dihadiri seluruh mahasiswa, tutor dan idealnya 2 pakar keilmuan yang relevan, di dalamsatu kelas besar. Setiap kelompok harus siap memaparkan hasil tutorial dalam tutorial. Diskusi pleno diawali dengan paparan wakil kelompok (2 kelompok, atau lebih) yang baru ditentukan saat diskusi pleno.Setelah paparan dilanjutkan dengan diskusi dan bila perlu, sesudah diskusi, pakar akan memberikan masukan. Diskusi pleno tidak bertujuan menyeragamkan hasil rangkuman dari tutorial, namun sebagai suatu proses refleksi dengan meninjauapa yang telah dicapai di dalam tutorial masing-masing dengan yang dicapai oleh kelompok lain. Refleksi disini terutama untuk menelaah dimana kelemahan dirisendiri/kelompok, dengan demikian dapat diperbaiki dalam modul PBLberikutnya.Sebagian waktu dalam diskusi pleno dapat juga dijadwalkan untuk kuliah pakar.Kuliah pakar hanya dijadwalkan apabila dalam tutorial ditemukan adanya materi-materi yang penting namun tidak terungkap penuh atau masih kontroversi.Setiap skenario diselesaikan pada waktu yang telah terjadwal. Tahap 1 sampai tahap 5 diselesaikan satu kali tatap muka, tahapke-6 bisa diselesaikan 1 atau 2 kali pertemuan, dan tahap ke-7 diselesaikan 1 sampai 2 pertemuan. Pada tahap self study mahasiswa mengeksplorasi sumber belajar baik berupa text book maupun melalui pencarian di internet.Tutor membantu kelancaran diskusi dan menjadi fasilitator diskusi tanpa memberikan penyelesaian masalah atau memberikan jawaban atas skenario yang ada.Ketua kelompok memimpin diskusi dan bertanggung jawab atas kelurusan topic dengan mengaktifkan ide, gagasan, dan pertanyaan dari anggota kelompok. Ketua kelompok berhak untuk menegur dan menstimulasi anggota kelompok yang pasif. Tidak diperkenankan hanya satu atau dua anggota kelompok saja yang aktif, semua harus aktif. Tidak diperkenankan juga satu anggota kelompok mendominasi diskusi, Ketua kelompok berhak mengingatkan anggota kelompoknya yang mendominasi. Tutor mengingatkan tugas ketua kelompok jika diperlukan. Selama diskusi diperlukan media white board untuk mencatat hal-hal penting hasil diskusi. Selama diskusi mahasiswa bebas mengeksplorasi pemikirannya dan mengungkapkan pendapatnya. Untuk setiap kegiatan tutorial, tutor menilai proses kegiatan dengan menggunakan format penilaian yang ada. (terlampir)2.1.2.5. Intractive Skill Station (ISS)Modifikasi model pembelajaran kelompok yang pernah dilaksanakan. Suatu model belajar mengajar yang menekankan pada ketrampilan aplikasi, analisas, sintesa dan evaluasi. Metode pendekatan dalam upaya peningkatan optimalisasi kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan secara sinergis dan aplikatif. Proses belajar dikemas menjadi beberapa sub paket menurut pokok bahasan sesuai dengan sasbel yang diaplikasi, dianalisa, dan disintesa oleh dan dari mahasiswa untuk mengembagkan kompetensi individual dosen sebagai tutor/fasilitator.Cara penerapan ISS : 1)tutor menyiapkan analisis istruksional, 2) bahan ajar, buku acuan dan jurnal-jurnal 5 tahun terakhir, 3)mahasiswa dibagi sesuai dengan pokok bahasan, 4) membagi mahasiswa menjadi sejumlah kelompok kecil dengan tugas masing-masing, 5) mahasiswa mempelajari topic bahasan sesuai dengan penugasanyang diberikan, 6) mahasiswa harus menguasai materi sehingga bisatransfer learningke kelompok lain, 7) mahasiswa harus mencari jurnal tandingan dari dosen, dan 8)pada waktu yang telah disepakati mahasiswa mempresentasekan pada kelompok lain.Tahap pembelajaran : 1) penjelasan metode, 2) pembagian materi, 3) pencarian materi (belajar mandiri), 4) konsultasi sesuai dengan kebutuhan, 5) diskusi kelompok kecil (kelompo duta) untuk persamaan persepsi, 6) diskusi antar kelompok besar (kelompok tutorial) untuksharing, pleno untuk persamaan persepsi dengan TIK dengan cara kelompok tutorial melakukan presentase dan divalidasi oleh pembuat modul/PJMKblok untuk mengevaluasi sasaranbelajar

2.2. Evaluasi Proses Pembelajaran dan Penilaian2.2.1. Pretes dan PostestUntuk mengetahui kemampuan yang dimiliki seorang mahasiswa di awal program pengajaran, kadang-kadang diselenggarakan pra-tes. Hasil pra-tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan mahasiswa pada awal program pengajaran. Tingkat kemampuan awal ini penting untuk menentukan sejauhmana kemajuan seorang mahasiswa. Kemajuan yang dicapai bisa dilihat dari perbandingan hasil pra-tes dengan hasil tes yang diselenggarakan di akhir program pengajaran (post-test). Pre test dilakukan pertemuan pertama kegiatan tutorial, sedangkan post test dilakukan pada pertemua kedua kegiatan tutorial.2.2.2. Ujian Tengah Blok dan Ujian Akhir BlokUjian tengah blok dilakukan pada saat program pengajaran sedang berlangsung(progress),tujuannya untuk memperoleh informasi tentang jalannya pengajaran sampai tahap tertentu. Ujian tengah blok akan dilakukan pada minggu ketiga. Informasi tersebut penting untuk mengetahui apakah program pengajaran berjalan sesuai dengan format yang ditentukan sehingga dipertahankan atau program pembelajaran memerlukan perubahan atau penyesuaian, hasilnya berguna untuk memperbaiki strategi mengajar selanjutnya. Tes ini dilakukan secara periodik sepanjang rentang proses pembelajaran, materi tes dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran tiap pokok bahasan atau sub pokok materi. Jadi tes untuk menentukan keberhasilan belajar dan untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran.Ujian akhir blok diselenggarakan untuk mengetahui hasil pengajaran secarakeseluruhan(total). Konsekuensi dari tes yang menekankan hasil pengajaran secara keseluruhan, maka item ujian akhir blok atau bahan cakupannya meliputi seluruh materi yang telah disampaikan. Ujian akhir blok diberikan di akhir blok yaitu pada minggu kelima. Hasilnya untuk menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Tingkat keberhasilan dinyatakan dengan skor atau nilai.

2.2.3. PenilaianSistem penilaian berdasarkan acuan Penilaian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) STIKes Santa Elisabeth Medan dalam nilai angka mutu, huruf mutu, dan bobot (tabel 3).Tabel 3. Penilaian Keberhasilan Belajar Mahasiswa yang Menggunakan Kurikulum Berbasis Kelompok (KBK) STIKes Santa Elisabeth Medan.

NONILAIBOBOT PRESTASIPENGUASAAN KOMPETENSI

ABSOLUTPRESTASI

187-100A4,00Sangat Kompeten

281 - 86B+3,50Kompeten

275 - 80B3,00Kompeten

370 74C+2,50Cukup Kompeten

4 47 tahun dan 20% diantaranya Obesitas dan 10%mempunyai pola makan yang tidak baik. Dari data yang diperoleh dari Puskesmas Hamparan Perak bahwa penduduk desa ini yang datang berobat karena Diabetes Mellitus (DM) sebanyak 60 orang dan dari wawancara dengan warga desa ini 50 orang menderita DM tetapi mereka berobat ke Praktek dokter. Mereka berobat hanya pada waktu lemas ada merasa sakit dan tidak pernah mengikuti aturan makan.

5.Hasil pengkajian mahasiswa STIKes X ditemukan di Puskesmas Pembantu Hamparan perak ada 5 perusahaan di desa G. dengan tenaga kerja rata-rata sebanyak 300 orang. Perusahaan ini dekat dengan warga masyarakat, sehingga banyak warga desa G yang menjadi tenaga kerja di perusahaan-perusahaan ini. Dari laporan diperoleh data bahwa semua perusahaan ini tidak mempunyai klinik perusahaan dan tidak pernah dibina oleh puskesmas dari hasil observasi limbah perusahaandi buang sembarang tempat baik cair maupun padat, sehingga banyak warga yang mengeluh gatal-gatal dan tanam-tanaman penduduk menjadi tidak subur. Hasil observasi di dalam perusahaan tidak ada tanda petunjuk bahaya, mesin produksi terbuka sehingga karyawan semua tampak berdebu, tidak mempunyai ruangan makan, karyawan makan di tempat kerja masing-masing. Laporan tenaga kerja di perusahaan yang lima ini sering terjadi kecelakaan dan tenaga kerja sakit setelah bekerja beberapa lama di perushaan ini. Seorang karyawan mengatakan kami tidak pernah periksa kesehatan dan tidak pernah dijelaskan apa program kesehatan tenaga kerja.

6.Pada saat pengkajian di desa X masyarakat desa tersebut mengatakan bahwa yang paling penting mereka tahu saat ini adalah bagaimana persiapan penanggulangan bencana karena daerah kami adalah daerah bencana sehingga kami tidak mau menjadi korban bencana lagi sudah banyak saudara kami yang meninggal karena bencana maka kami minta kepada petugas kesehatan mengajari kami bagaimana cara menghadapi bencana dan apa peranan petugas kesehatan dalam penanganan bencana dan siapa saja yang terlibat biar kami tahu bagaimana mempersiapkan diri.

Duta1. Frymayani2. Darto Tumanggor3. Elita Sinaga4. Jefri Lombu5. Ellis6. Yetti Malau

7.Hasil pengkajian mahasiswa STIKes Santa Elisabeth Medan di Desa Bulucina Kecamatan Hamparan Perak pada bulan April 2012 ditemukan data sebagai berikut: penduduk berjumlah 5000 orang dengan jumlah KK 1000 dari 5000 penduduknya 25% berusia > 47 tahun dan 20% diantaranya Obesitas dan 10%mempunyai pola makan yang tidak baik. Dari data yang diperoleh dari Puskesmas Hamparan Perak bahwa penduduk desa ini yang datang berobat karena Diabetes Mellitus (DM) sebanyak 60 orang dan dari wawancara dengan warga desa ini 50 orang menderita DM tetapi mereka berobat ke Praktek dokter. Mereka berobat hanya pada waktu lemasatau ada merasa sakit dan tidak pernah mengikuti aturan makan.

ANALISA DATA

DATAETIOLOGIPROBLEM

DS-Petugas Puskesmas Hamparan Perak mengatakan 60 orang yang menderita DM-Masyarakat mengatakan ada 50 orang menderita DM berobat ke praktek dokter waktu lemas atau ada merasa sakit-Tidak pernah mengikuti aturan makanDODS-Penduduk berusia 25% berusia > 47 tahun-20% diantara masyarakat yang berusia > 47 tahun obesitas-10% diantara masyArakat yang berusia > 47 tahun mempunyai pola makan yang tidak baik-DO

Ketidak patuhan menjalankan terapi DM

Pola hidup yang tidak sehat

Risiko terjadinya komplikasi penyakit DM Desa Bulucina Kecamatan Hamparan Perak

Risiko terjadinya peningkatan jumlah penderita DM Desa Bulucina Kecamatan Hamparan Perak

PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Risiko terjadinya komplikasi penyakit DM Desa Bulucina Kecamatan Hamparan Perak faktor yang berperan ketidak patuhan menjalankan terapi DM pada bulan April 20122. Risiko terjadinya peningkatan jumlah penderita DM Desa Bulucina Kecamatan Hamparan Perak faktor yang berperan pola hidup yang tidak sehat pada bulan April 2012

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

NOMASALAH KESEHATANKRITERIAPERKALIANJLHPRIORITAS

PCSPTF

1Risiko terjadinya komplikasi penyakit DM Desa Bulucina Kecamatan Hamparan Perak faktor yang berperan ketidak patuhan menjalankan terapi DM pada bulan April 2012

+ +++++++++2X4X1X3241

2Risiko terjadinya peningkatan jumlah penderita DM Desa Bulucina Kecamatan Hamparan Perak faktor yang berperan pola hidup yang tidak sehat pada bulan April 2012

++++++++2x2x1x3122

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

NODIAGNOSA KEPERAWATANResiko terjadiResiko parahPotensi u/.PenkesMinat masyaMungkin diatasiSsi programDanaFasilitasSumber dayaSsi dgn peran Perawat.Skore

Urutan mslhKeterangan

1Risiko terjadinya komplikasi penyakit DM Desa Bulucina Kecamatan Hamparan Perak faktor yang berperan ketidak patuhan menjalankan terapi DM pada bulan April 2012

5552452555631

2Risiko terjadinya peningkatan jumlah penderita DM Desa Bulucina Kecamatan Hamparan Perak faktor yang berperan pola hidup yang tidak sehat pada bulan April 2012

4352452355382

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITASPADA KELOMPOK PENDERITA DMDIDESA BULUCINAKECAMATAN MEDANHAMPARAN PERAKAPRIL 2012

NODIAGNOSA KEPERAWATANTUJUANSASARANSTRATEGIRENCANA KEGIATANWAKTU/TEMPAT/PELAKSANA/PENANGGUNGJAWABEVALUASI

KRITERIASTANDAR

1Risiko terjadinya komplikasi penyakit DM Desa Bulucina Kecamatan Hamparan Perak faktor yang berperan ketidak patuhan menjalankan terapi DM pada bulan April 2012

Setelah dilakukan pertemuan 2 kali 60 menittidak terjadi komplikasi dm pada penderita DMToma

Kelompok penderita DMKIE

1.Pendekatan pada Toma

2.Berikan penyuluhan kesehatan tentangkomplikasi DM dan cara mencegahnya3.Diskusikan dengankelompokcaraperawatan DM (diet, olahraga, pengobatan dan pemeriksaan gula darah)4.Ajarkan caramelakukan pemantauangula darah dengan teratur5.Diskusikan dengan kelompok DM untuk membentuk kelompok senam DM dan kalu memungkinkan Pos pemantauan Gula darah6.Simulasikan cara pengukuran makanan, cara mengukur kecukupan olahraga dan menghitung BBN atau IMT

TempatKantor Kepala Desa BulucinaWaktu : 20 April 2012 Pukul 08.00Pelaksana :-Mahasiswa-KaderP.Jawab :PuskesmasWaktu:Selasa 21 April 2012 Pukul 15.00 WIB/Tempat :BalaiDesa Bulu CinaPelaksana :MahasiswaPuskesmasKaderPenanggung Jawab :-Kades dan Stafnya-Puskesmas

Respon verbaltomatentang :pelaksanaan pembinaan kelompok DM

Respon verbalkelompoktentang:a.Komplikasi dan pencegahankomplikasi DMb.Cara perawatan DMc.Waktupemantauan darahd.Kelompok pemantauan gula darah/senam lansia

Demonstrasi kelompok tentangpengukurannasi, olah raga, dan BB

a.Menyampaikan persetujuan untuk pelaksanaan pembinaan kelompok DM

b.Menjelaskankomplikasic.Menjelaskan3 dari 4 cara perawatan DMd.Menjelaskanwaktu pemeriksaan gula darah dengan 1 cara yang amane.Memutuskan membentuk salah satu kelompok dari2 yang disarannkan senam DM

Kelompok dapat mendemostrasikan2 dari tiga yang didemonstrasikan :-cara menghitungpols dan menentukan kenaikan pols yang dianggap normal

ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KEADAAN BENCANA

1.PENGKAJIAN :

Pada saat pengkajian di desa X masyarakat desa tersebut mengatakan bahwa yang paling penting mereka tahu saat ini adalah bagaimana persiapan penanggulangan bencana karena daerah kami adalah daerah bencana sehingga kami tidak mau menjadi korban bencana lagi sudah banyak saudara kami yang meninggal karena bencana maka kami minta kepada petugas kesehatan mengajari kami bagaimana cara menghadapi bencana dan apa peranan petugas kesehatan dalam penanganan bencana dan siapa saja yang terlibat biar kami tahu bagaimana mempersiapkan diri.

ANALISA DATA

DATAETIOLOGIPROBLEM

DS-masyarakat desa X mengatakan bahwa yang paling penting kamitahu saat ini adalah bagaimana persiapan penanggulangan bencana karena daerah kami adalah daerah bencana-kami tidak mau menjadi korban bencana lagi sudah banyak saudara kami yang meninggal karena bencana maka kami minta kepada petugas kesehatan mengajari kami bagaimana cara menghadapi bencana-masyarakat desa X menanyakan apa peranan petugas kesehatan dalam penanganan bencana-siapa saja yang terlibat biar kami tahu bagaimana mempersiapkan diri.DODS-masyarakat desa X mengatakan bahwa yang paling penting kamitahu saat ini adalah bagaimana persiapan penanggulangan bencana karena daerah kami adalah daerah bencana-kami tidak mau menjadi korban bencana lagi sudah banyak saudara kami yang meninggal karena bencana maka kami minta kepada petugas kesehatan mengajari kami bagaimana cara menghadapi bencanaDOSaat ini desa X tidak dalam keadaan banjirKondisi Lingkungan Rawan Banjir

Ada keinginan untuk bebas dari ancaman bahaya banjir/tingginya kesadaran masyarakatuntuk bebas dari ancaman

Resiko terjdinya peningkatan jumlah korban bencana

Potensial optimalnya peningkatan kesehatan masyarakat di desa X

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Resiko terjdinya peningkatan jumlah korban bencana faktor yang berhubungankondisi daerah rawan banjir rawan banjir2.Potensial optimalnya peningkatan kesehatan masyarakat di desa X faktor yang berperan adakeinginan /tingginya kesadaran masyarakat untuk bebas dari ancaman untuk bebas dari ancaman bahaya banjir

IMPLEMENTASIN0TujuanHARI/TANGGALIMPLEMENTASIEVALUASI

1Setelah dilakukan pertemuan 3 kali 60 menit masyarakat mampu meningkatkan/memelihara (mengoptimalkan)kesehatan balitanya dengan melakukan pemantauan tumbuh dan stimulasi kembang anak balita.Selasa 21 April Pukul 15.30

16.30

1.Mempersiapkan ruangan dan tempat duduk masyarakat dan alat-alat bantupenyuluhan2.Memberikan kesempatan pada ibu-ibu terlebih dahulu menyampaikanpendapatnya tentang tumbuh kembang anak.-Memberikan reinforcement pada ibu yang memberikan pendapatnya-Memberikan penyuluhan kesehatan tentang proses tumbuh kembang anak balita dengan menyimpulkan pendapat ibu para balita3.Memberikan kesempatan pada ibu-ibu terlebih dahulu menyampaikan pendapatnya tentang cara pemantauan perkembangan anak dengan menggunakan KPSP, ibu balita tidak mengetahui apa KPSP-Menjelaskan cara pemantauan perkembangan anak dengan KPSP-Memberikan kesempatan untuk bertanya tentang cara menggunakan KPSP-Menyimpulkan jawaban ibu-ibu tentang cara pemantauan perkembangan anak dengan KPSP4.Memberikan kesempatan pada ibu-ibu terlebih dahulu menyampaikan pendapatnya tentang cara membaca KMS-Memberikan reinforcement pada ibu-ibubalita yang memberikan pendapatnya dengan benar tentang cara membaca KMS.-Memberikan kesempatan pada ibu balita untuk menanyakan ha-hal yang belum diketahui dari materi yang sudah dibahas.5.Memberikan kesempatan pada ibu-ibubalita terlebih dahulu menyampaikan pendapatnya tentang cara melakukan stimulasi tumbang anak balita, ibu-ibu balita belum ada yang mengetahui cara stimulasi tumbang anak.-Memberikan penjelasan tentang cara stimulasi tumbang anak dengan usia.6.Memberi kesempatan untuk bertanya kembali cara melakukan stimulasi tumbuh kembang anak.7.Melakukan evaluasi hasil dan mengingatkan ibu balita untuk tetap memantau pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya setiap bulan termasuk melakukan stimulasi tumbuh kemang anak.

Struktur-Kegiatan direncanakan 1 hari sebelum kegiatan bersama kader-Masyarakat sudah diinformasikan 1 hari sebelum pelaksanaan-Alat bantu penyuluhan (leaflet) sudah disiapkan satu hari sebelum penyuluhan.

Proses-Acaraterlambat dimulai-Penyuluhan dihadiri 90% ibu-ibu balita-Ibu-ibu aktif mengemukakan pendapatnya dan bertanya-Tempat penyuluhan terlalu ribut karena dekat dengan rumah penduduk

Hasil-25% masyarakat mampu menjelaskan proses tumbuh kembang anak balita-92%ibu balita mampu menjelaskan cara pemantauan tumbuh kembangbalita-89% ibu balita mampu menjelaskan cara membaca KMS-90%ibu balita belummampu menjelaskan cara stimulasi tumbuh kembang balita sesuai usia

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DIPERUMNAS SIMALINGKARKELURAHAN MANGGA KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN APRIL 2012

NODIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITASTUJUANSASARANSTRATEGIRENCANA KEGIATANWAKTU/TEMPATEVALUASI

KRITERIASTANDAR

1Potensial optimalnyatumbuh kembang balita di Kelurahan Mangga b.d tingginya kesadaran masyrakat dalam pemeliharaan kesehatan balitaSetelah dilakukan pertemuan 3 kali 60 menit masyarakat mampu meningkatkan/memelihara (mengoptimalkan)kesehatan balitanya dengan melakukan pemantauan tumbuh dan stimulasi kembang anak balita.Ibu yang mempunyai balitaKIE

7.Berikan penyuluhan kesehatan tentang proses tumbuh kembang balita8.Diskusikan dengan masyarakat cara melakukan pemantauan tumbang anak balita9.Diskusikan dengan warga cara membaca KMS dan tindak lanjutnya10.Diskusikan dengan masyarakat cara melakukan stimulasi perkembangan anak sesuai usia11.Diskusikan dengan masyarakat tentang nutrisi anak termasuk pemberian vitamin A dosis tinggi12.Berikan reinforcement atas keberhasilan para ibu selama ini.Selasa 21 April 2012 Pukul 15.00 WIB/Balai Kelurahan ManggaRespon verbalmasyarakat tentang :a.Tumbuh kembang anak balitab.Pemantauan tumbuh kembangbalitac.KMSd.Stimulasi tumbuh kembange.Nutrisi anak

f.Menjelaskan proses tumbuh kembang anak balitag.Melakukan pemantauan tumbuh kembangbalitah.Membaca KMSi.Melakukan stimulasiperkembanganj.Menjelaskan nutrisi anak

D. IMPLEMENTASI DAN EVASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DIPERUMNAS SIMALINGKARKELURAHAN MANGGA KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN 21 APRIL 2012

N0TujuanHARI/TANGGALIMPLEMENTASIEVALUASI

1Setelah dilakukan pertemuan 3 kali 60 menit masyarakat mampu meningkatkan/memelihara (mengoptimalkan)kesehatan balitanya dengan melakukan pemantauan tumbuh dan stimulasi kembang anak balita.Selasa 21 April Pukul 15.30

16.30

8.Mempersiapkan ruangan dan tempat duduk masyarakat dan alat-alat bantupenyuluhan9.Memberikan kesempatan pada ibu-ibu terlebih dahulu menyampaikanpendapatnya tentang tumbuh kembang anak.-Memberikan reinforcement pada ibu yang memberikan pendapatnya-Memberikan penyuluhan kesehatan tentang proses tumbuh kembang anak balita dengan menyimpulkan pendapat ibu para balita10.Memberikan kesempatan pada ibu-ibu terlebih dahulu menyampaikan pendapatnya tentang cara pemantauan perkembangan anak dengan menggunakan KPSP, ibu balita tidak mengetahui apa KPSP-Menjelaskan cara pemantauan perkembangan anak dengan KPSP-Memberikan kesempatan untuk bertanya tentang cara menggunakan KPSP-Menyimpulkan jawaban ibu-ibu tentang cara pemantauan perkembangan anak dengan KPSP11.Memberikan kesempatan pada ibu-ibu terlebih dahulu menyampaikan pendapatnya tentang cara membaca KMS-Memberikan reinforcement pada ibu-ibubalita yang memberikan pendapatnya dengan benar tentang cara membaca KMS.-Memberikan kesempatan pada ibu balita untuk menanyakan ha-hal yang belum diketahui dari materi yang sudah dibahas.12.Memberikan kesempatan pada ibu-ibubalita terlebih dahulu menyampaikan pendapatnya tentang cara melakukan stimulasi tumbang anak balita, ibu-ibu balita belum ada yang mengetahui cara stimulasi tumbang anak.-Memberikan penjelasan tentang cara stimulasi tumbang anak dengan usia.13.Memberi kesempatan untuk bertanya kembali cara melakukan stimulasi tumbuh kembang anak.14.Melakukan evaluasi hasil dan mengingatkan ibu balita untuk tetap memantau pertumbuhan dan perkembangan anak-anaknya setiap bulan termasuk melakukan stimulasi tumbuh kemang anak.

Struktur-Kegiatan direncanakan 1 hari sebelum kegiatan bersama kader-Masyarakat sudah diinformasikan 1 hari sebelum pelaksanaan-Alat bantu penyuluhan (leaflet) sudah disiapkan satu hari sebelum penyuluhan.

Proses-Acaraterlambat dimulai-Penyuluhan dihadiri 90% ibu-ibu balita-Ibu-ibu aktif mengemukakan pendapatnya dan bertanya-Tempat penyuluhan terlalu ribut karena dekat dengan rumah penduduk

Hasil-25% masyarakat mampu menjelaskan proses tumbuh kembang anak balita-92%ibu balita mampu menjelaskan cara pemantauan tumbuh kembangbalita-89% ibu balita mampu menjelaskan cara membaca KMS-90%ibu balita belummampu menjelaskan cara stimulasi tumbuh kembang balita sesuai usia

Medan,Agustus 2013Disusun oleh,

(Nagoklan Simbolon, SST., M. Kes)