pengaruh kegiatan jalur sepeda terhadap lalu lintas di rute dago

Upload: dewiwisna

Post on 15-Oct-2015

121 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

TUGAS AKHIRTEKNIK PRESENTASI

PENGARUH KEGIATAN JALUR SEPEDA PADA WEEKENDTERHADAP LALU LINTAS DI RUTE DAGO

Disusun Oleh :Nurfadhielah 10612006Darwin Saputra10611744Edison Nimbrot Kahol 10612013Iis Prastica. A 10612005Muhamad Khaikal Setiawan 10612017Selly Octavianty10612015Vicry Siyasi Sulthan 10612001

JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAFAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTERUNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA2013

KATA PENGATAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas "Pengaruh Kegiatan Jalur Sepeda Pada Weekend terhadap Lalu Lintas di Rute Dago".Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, dan juga kami berterima kasih pada Ibu Murni Tri Mulyani S.T. selaku Dosen mata kuliah Teknik Presentasi Perencanaan. Semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Bandung, 17 Juni 2013

Penyusun

DAFTAR ISIKata Pengantar...................................................................................................................2Daftar Isi..............................................................................................................................3Bab I Pendahuluan1.1 Pendahuluan ...................................................................................................................41.2 Maksud dan Tujuan.........................................................................................................5Bab II Kajian Jalur Sepeda2.1 Pengertian Jalur Sepeda .................................................................................................62.2 Aspek-aspek / Kriteria Jalur Sepeda...............................................................................72.3 Fungsi Jalur Sepeda........................................................................................................8Bab III Identifikasi Studi Kasus3.1 Potensi Jalur Sepeda.......................................................................................................93.2 Kondisi Jalur Sepeda di Kota Bandung..........................................................................93.3 Pengaruh Jalur Sepeda Terhadap Lalu Lintas...............................................................113.4 Analisa Permasalahan...................................................................................................133.5 Strategi Menghadapi Permasalahan Kota Bandung......................................................16Bab IV Kesimpulan dan Saran4.1 Kesimpulan....................................................................................................................174.2 Saran...............................................................................................................................17

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPenggunaan sepeda di Kota Bandung kini semakin bertambah.Selain sebagai penyaluran hobi, budaya bersepeda mulai digalakkan oleh berbagai kalangan masyarakat sebagai upaya untuk menurunkan tingkat polusi udara sekaligus menghemat energi.Hadirnya jalur sepeda menjadi langkah awal bagi Kota Bandung menuju kota hijau dan ramah lingkungan. Sejarah jalur sepeda yang ada di Kota Bandung berawal sejak tahun 2010.Pemerintah Kota Bandung mulai serius untuk membangun jalur sepeda khususnya di daerah Dago.Pembuatan jalur sepeda ini sangatlah berguna bagi para pengguna sepeda yang ada di daerah Dago dan sekitarnya.Dalam membuat jalur sepeda, khususnya bagi pengendara sepeda di Bandung, jalur yang dipakai adalah trotoar yang berada di Jalan Ir. H. Djuanda.Jalur ini dibuat untuk para pengguna sepeda yang melintasi jalan Dago, mulai dari BCA Dago sampai Simpang Dago. Ini merupakan sebagian dari daerah yang nantinya akan di cat biru yang dioleskan ke aspal jalan. Sementara garis pinggir dibubuhi cat putih yang nantinya akan ada di sepanjang jalan Dago.Jalur sepeda di Kota Bandung berada di di kawasan jalur khusus sepeda di sisi timur Jalan Ir.H.Djuanda (dari Jl. Diponegoro Jl. Ir.H.Djuanda) dan di sisi barat ( dari Jl.Sulanjana-Ganesha). Jalur khusus sepeda di Jl. Dago sendiri memang dibuat disepanjang ruas trotoar depan factory outlet yang ada.Namun padatnya Kota Bandung menyebabkan pengendara sepeda tak leluasa mengayuh sepedanya.Atas dasar itulah pemerintah Kota Bandung membuat jalur khusus sepeda di beberapa titik.Sepeda, sebagai kendaraan tidak bermotor, menjadi pilihan masyarakat golongan tertentu sebagai sarana transportasi utama untuk bekerja.Karakteristik sepeda yang tidak menggunakan bahan bakar untuk mengoperasionalkannya dianggap sebagai sarana transportasi yang paling murah dan mudah untuk dijangkau masyarakat.Dengan menjadikan bersepeda sebagai gaya hidup, Kota Bandung bisa menjadi kota yang ramah lingkungan. Meski demikian, pembangunan jalur-jalur sepeda oleh pemerintah Kota Bandung ini memang perlu kita apresiasi mengingat pentingnya fasilitas tersebut bagi pengendara sepeda.Dengan adanya jalur sepeda, hal tersebut juga menandakan bahwa masyarakat makin tertarik menggunakan sepeda sebagai alternatif alat transportasi untuk menunjang aktivitas sehari-hari.Tak menutup kemungkinan bila budaya bersepeda ini terus berkembang dan dapat ditertibkan, Kota Bandung dapat bebas dari kemacetan.

1.2 Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui apakah fungsi jalur sepeda di Kota Bandung saat ini sesuai dengan fungsinya atau tidak.2. Mengetahui perkembangan pengguna sepeda di Kota Bandung.3. Untuk dapat menganalisis cara antisipasi permasalahan jalur sepeda di kota Bandung.

BAB IIKAJIAN JALUR SEPEDA

2.1 Pengertian Jalur SepedaJalur sepeda adalah jalur yang khusus diperuntukkan bagi pengguna sepeda, dipisahkan dari lalu lintas kendaraan bermotor untuk meningkatkan keselamatan pengguna sepeda.Jalur sepeda ini hanya dipisahkan dari jalur biasa dengan marka jalan atau warna jalan yang berbeda. Lebar lajur sepeda sekurang-kurangnya 1 meter, dapat dilewati satu sepeda dengan ruang bebas di kiri dan kanan sepeda dengan jarak yang cukup, dan jalur untuk lalu lintas dua arah sekurang-kurangnya 2 meter.Di sepanjang lajur selebar 1,5 meter diberi cat khusus berwarna biru dilengkapi gambar sepeda dan sejumlah rambu khusus lainnya. Pengamanan jalur sepeda ini dilakukan untuk mensterilkan dari kendaraan lainnya, agar para pengguna sepeda dapat memanfaatkan jalur tersebut semaksimal mungkin dan tentunya supaya aman dan nyaman bersepeda. Berikut beberapa pengertian jalur sepeda :a. Sepeda merupakan kendaraan beroda dua yang mempunyai setang, tempat duduk, dan sepasang pengayuh yg digerakkan kaki untuk menjalankannya. Sedangkan jalur adalah ruang di antara dua garis pd permukaan yg luas. Sehingga jalur sepeda adalah ruang dimana antara dua garis permukaan yang luas digunakan bagi pengguna kendaraan sepeda.

b. Menurut Wikipedia, Jalur Sepeda adalahjalur yang khusus diperuntukkan untuk lalu lintas untuk pengguna sepeda dan kendaraan yang tidak bermesin yang memerlukan tenaga manusia, dipisah dari lalu lintas kendaraan bermotor untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas pengguna sepeda.

Sehingga jalur sepeda merupakan jalur khusus yang digunakan para pesepeda yang dipisahkan dari lalu lintas kendaraan lain sehingga menghindari bersamaan antara kendaraan lain.

2.2 Aspek-aspek / Kriteria Jalur Sepeda

A. Desain Jalur Lintasan SepedaJalur lintasan sepeda adalah jalur yang khusus diperuntukan untuk lalu lintas untuk pengguna sepeda, dipisahkan dari lalu lintas kendaraan bermotor untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas pengguna sepeda. Di Indonesia hingaa saat ini, belum ada standar baku yang mengenai tipe rancangan dan desain jalur lintasan sepeda secara terperinci, hingga pada implementasi pembangunannya, masih menggunakan pendekatan standar yang mengacu di Negara lain.

B. Bentuk Jalur SepedaAda beberapa pendekatan desain jalur sepeda:1. Jalur khusus sepeda, adalah jalur dimana lintas untuk sepeda dipisah secara phisik dari jalur lalu lintas kendaraan bermotor dengan pagar pengaman ataupun ditempatkan secara terpisah dari jalan raya.2. Jalur sepeda sebagai bagian jalur lalu lintas yang hanya dipisah dengan marka jalan atau warna jalan yang berbeda.

C. Tipe Jalur Lintasan SepedaTipe jalur lintasan sepeda yang lebih rinci diterangkan oleh Yamakawa (1994), yakni:1. Tipe A, jalur untuk ruang gerak sepeda bercampur dengan jalan pengguna kendaraan bermotor.2. Tipe B, jalur untuk ruang gerak sepeda secara khusus terpisah dari badan jalan dan jalur pejalan kaki.3. Tipe C, jalur untuk ruang gerak sepeda bercampur dengan jalur pejalan kaki.

D. DimensiLebar jalur sepeda sekurang-kurangnya 1 meter cukup untuk dilewati satu sepeda dengan ruang bebas di kiri dan kanan sepeda yang cukup, dan jalur untuk lalu lintas dua arah sekurang-kurangnya 2 meter.

E. Karakteristik Permukaan Jalur SepedaPermukaan jalur sepeda disarankan menggunakan material yang rata dan licin yang berfungsi untuk menjaga tingkat kenyamanan dan keselamatan bersepeda. Material yang menyerap air akan lebih baik karena dapat menghindari genangan air yang dapat menyebabkan kecelakaan.

F. Aspek keselamatan Jalur SepedaAspek keselamatan yang paling rawan untuk jalur sepeda adalah:1. Dipersimpangan karena di sini terjadi konflik antara kendaraan yang berjalan dijalur lalu lintas dengan sepeda yang berjalan jalur kendaraan bermotor.2. Pada ruas terutama pada akses jalan ke bangunan atau tempat parkir, karena akan terjadi konflik3. Ataupun bila bercampur dengan lalu lintas lainnya, apalagi bila arus lalu lintas kendaraan bermotornya berjalan pada kecepatan yang tinggi. Perbedaan kecepatan yang tinggi merupakan peluang untuk terjadinya kecelakaan yang fatal.

2.3 Fungsi Jalur SepedaBerdasarkan definisi jalur sepeda yaitu jalur yang khusus diperuntukkan untuk lalu lintas untuk pengguna sepeda dan kendaraan yang tidak bermesin yang memerlukan tenaga manusia, dipisah dari lalu lintas kendaraan bermotor untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas pengguna sepeda.Jalur sepeda ini sangat berfungsi untuk menurunkan angka kecelakaan lalu-lintas antara sepedamotor sehingga menghilangkan konflik dengan kendaraan lain. Banyak kejadian kecelakaan antara sepeda motor dengan kendaraan truk besar, pengendara terjatuh dan terlindas oleh truk ataupun bus.

BAB IIIIDENTIFIKASI STUDI KASUS

3.1 Potensi Jalur SepedaPembangunan jalur khusus sepeda di Kota Bandung menjadi program prioritas dalam rangka pengembangan kota berwawasan lingkungan. Karena selama ini masyarakat yang menggunakan sepeda di jalan Kota Bandung seringkali harus berpacu dengan maut.Kota Bandung yang makin padat dan macet sepertinya tidak memberi ruang gerak bagi masyarakat pencinta sepeda atau masyarakat yang hanya memiliki alat transportasi sepeda. Berikut potensi dari jalur sepeda:a. Menurunkan Angka KecelakaanJalur sepada sangat berfungsi untuk menurunkan angka kecelakaan lalu-lintas.Sehingga menghilangkan konflik dengan kendaraan bermotor lainnya. Banyak kejadian kecelakaan antara sepeda motor dengan kendaraan truk besar, pengendara terjatuh dan terlindas oleh truk ataupun bus.

b. Mengurangi KemacetanDengan adanya jalur sepeda yang diharapkan dapat mengurangi para pengguna kendaraan seperti motor ataupun mobil kendaraan lainnya. Sehingga volume kendaraan dapat berkurang dan mengurangi kemacetan.

c. Merupakan Fasilitas yang ada di Kota Bandung untuk Mempermudah Pengguna SepedaJalur sepeda merupakan jalur yag digunakan para pengguna sepeda sebagai salah satu fasilitas yang ada di Kota Bandung. Sehingga mempermudah para pengguna sepeda menggunakan jalur sendiri tanpa bersamaan dengan pengguna kendaraan lain.

3.2 Kondisi Jalur Sepeda di Kota BandungJalur sepeda yang ada di Kota Bandung merupakan fasilitas yang ada dibangun sejak tahun 2010. Fasilitas ini mempermudah bagi para pengguna sepeda agar tidak bersamaan dengan kendaraaan lain. Jalur sepeda merupakan sebagian dari daerah yang di cat biru yang dioleskan ke aspal jalan serta garis pinggir dibubuhi cat putih.

Gambar 3.1 Jalur Sepeda

Akan tetapi, yang terlihat saat ini jalur khusus sepeda yang telah dibuat oleh pemerintah kota Bandung justru tidak terpakai lagi bahkan beberapa jalur telah terhapus. Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.2 Kondisi Jalur Sepeda saat iniBerdasarkan gambar di atas dapat dibandingkan bahwa pada awal pembuatan jalur khusus sepeda terlihat jalur berwarna biru yang menandakan bahwa jalur itu sebagai jalur khusus sepeda.Sementara pada jalur sepeda yang terlihat pada saat ini sangat berbeda, jalur berwarna biru sebagai tanda jalur khusus sepeda sudah terhapus bahkan jalur itu tidak terpakai lagi.Seiring menjamurnya komunitas pesepeda atau yang dikenal dengan istilah cyclist di Kota Bandung, tidak diiringi sarana jalur sepeda yang baik.Seperti yang terlihat pada gambar di atas karena jalur sepeda yang sudah ada saat ini kondisinya tidak terawat seperti cat jalur sepeda yang sudah luntur bahkan tidak terlihat lagi.Warna biru muda terang yang menjadi ciri jalur khusus sepeda, kini luntur dan yang terlihat hanya warna aspal jalan saja.Selain faktor bahan cat yang kurang berkualitas, faktor cuaca yang kini melanda kota Bandung pun menjadi salah satu penyebab semakin lunturnya warna jalur khusus sepeda Selain itu, terlihat bahwa jalur sepeda tersebut sebenarnya tidak pernah terpakai lagi. Banyak pengguna sepeda yang merasa kurang nyaman dengan jalur yang telah disediakan.Karena Seringkali rute jalur sepeda diserobot oleh pengguna kendaraan bermotor dan akibatnya justru pengguna sepeda mengalah dengan alasan keselamatan.

3.3 Pengaruh Jalur Sepeda terhadap Lalu LintasDengan adanya car free day di Kota Bandung, merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan pemerintah Kota Bandung dalam menjaga keadaan lalu lintas yng bebas polusi. Car free day inipun dilakukan satu minggu sekali yaitu pada setiap hari minggu pada pukul 06.00-10.00 WIB. Lokasinya terletak di Jl. Ir. H. Djuanda (dago) sepanjang jalan dari taman cikapayang hingga simpang dago.

Gambar 3.3 Kegiatan Car Free Day

Kegiatan ini tentu mempengaruhi sistem lalu lintas, karena jalanpun ditutup karena adanya car free day ini. Dari simpang dago hingga taman cikapayang, jalan ditutup sehingga dialihkan ke jalan lain. Para pengendara kendaraan lain tidak boleh memasuki area car free day sehingga beralih melewati jalan dipati ukur hingga di cikapayang.Pengaruh dari adanya car free day ini mengakibatkan perbedaan antara jalan yang ditutup pada hari minggu dengan hari sabtu yang tidak ditutup. Menurut survey yang kami wawancarai dari supir angkot, mereka tidak merasakan perbedaan yang terjadi. Baik itu pada hari sabtu dan minggu mereka merasakan hal yang sama saja. Karena meskipun jalan tersebut ditutup pada hari minggu, terasa sama saja melewati jalan yang dialihkan pada jalan lain.Berdasarkan hasil survey dan dari data yang didapatkan dapat dilihat di bawah ini beberapa data mengenai jumlah pesepeda yang melewati Jalan Dago. Survey yang kami lakukan adalah dengan menghitung berapa banyaknya jumlah pesepeda yang melewati Jalan Dago selama satu jam (dimulai dari pukul 11.00-12.00) pada tanggal 15 Juni 2013. Dilakukan perbedaan perhitungan antara yang memakai jalur sepeda dan yang tidak menggunakan jalur sepeda.Perbandingan Penggguna Sepeda yang MenggunakanJalur Sepeda dan Jalan Raya

Dilihat dari perbandingan diatas, menyimpulkan bahwa banyak pengguna sepeda yang lebih memilih melewati jalan raya dibandingkan jalur khusus sepeda.Ini diakibatkan kurangnya pengetahuan dari para pengguna sepeda terhadap jalur khusus sepeda yang ada di Kota Bandung.Kemudian pada survey berikutnya kami mengunjungi beberapa tempat pesewaan sepeda yang terletak di Taman Dago.Tempat pesewaan ini merupakan salah satu bentuk sarana pendukung dalam bertransportasi menggunakan sepeda. Data jumlah pengguna sepeda yang kami dapatkan yaitu di Taman Dago (Halte Bike) dengan data sebagai berikut :Grafik Data penyewaan sepeda per satu Minggu pada tangal(9 juni-15juni 2013)

3.4 Analisa PermasalahanJalan raya sebagai ruang milik publik, seharusnya mampu mengakomodir kebutuhan seluruh penggunanya sebagai prasarana transportasi, yaitu bagi kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor, termasuk sepeda.Namun kenyataannya, keamanan bersepeda kemudian menjadi sangat rentan ketika harus berhadapan dengan kendaraan bermotor.Karakteristik fisik sepeda yang berbeda dengan kendaraan bermotor membutuhkan tingkat keamanan yang berbeda dengan pengendara kendaraan bermotor.Konflik perebutan ruang jalan yang tejadi seakan dimenangkan oleh kendaraan bermotor, dan hal ini mengindikasikan adanya perbedaan dari para pengendara sepeda. Berikut permasalahan yang terjadi :A. Kondisi Jalan Tidak LebarSeperti yang kita ketahui, kondisi jalan yang ada di Kota Bandung tidak terlalu lebar.Sehingga terjadinya penyempitan antar jalan raya dengan jalur khusus sepeda.Maka dari itu, jalur sepeda yang ada di Kota Bandung menggunakan bagian dari trotoar dan bercampur dengan jalur pejalan kaki.

Gambar 3.4 Jalur Sepeda dan Pejalan Kaki yang bercampur

B. Penyalahgunaan fungsi dari jalur sepeda.Jalur sepeda yang ada kini beralih fungsi menjadi lahan parkir.Kondisi ini membuat kapasitas jalan semakin sempit.Pengguna sepeda mencoba memanfaatkan area kosong dari jalur khusus itu.Namun ketika ada kendaraan yang terparkir para pengendara tersebut terlihat harus menggunakan lajur kendaraan bermotor.Selain itu juga dijadikan sebagai tempat berjualan. Berikut contoh dari penyalahgunaan fungsi dari jalur sepeda :1. Sebagai Tempat Parkir

Gambar 3.5 Jalur Sepeda Sebagai Tempat Parkir

2. Sebagai tempat berjualan

Gambar 3.5 Jalur Sepeda Sebagai Tempat Berjualan

C. Kurang Dukungan dari Pemerintah SetempatTindakan pemerintah kota dalam membuat rute jalur sepeda di kota Bandung beberapa waktu lalu sebenarnya merupakan langkah yang cukup baik. Akan tetapi, fasilitas-fasilitas tersebut malah disalahgunakan oleh kalangan masyarakat pengendara motor bahkan mobil. Terlihat lebih banyak yang mendominasi melalui jalur khusus sepeda tersebut adalah para pengendara motor dan mobil, sehingga pengguna sepeda lebih memilih untuk mencari jalan yang lain untuk keselamatan seperti yang dijelaskan pada pernyataan di atas tadi.Kondisi tersebut menyebabkan masyarakat menjadi acuh tak acuh terhadap adanya rute tersebut, bahkan menganggap rute itupun tak ada lagi. Akibatnya, yang terlihat saat inipun beberapa rute jalur sepeda di kota Bandung telah terhapus dan tak terlihat lagi. Terhapusnya rute-rute jalur sepeda itu tak membuat pemerintah kota Bandung bergerak untuk mengadakan perbaikan abahkan perpanjangan terhadap jalur sepeda lagi.

3.5 Strategi Menghadapi Permasalahan Kota Bandung

A. Upaya dari PemerintahPemkot Bandung telah menganggarkan dana sebesar Rp 2,2 miliar. Alokasi dana tersebut akan digunakan untuk membuat jalur sepeda dan penegcatan kembali jalur sepeda yang telah terhapus.B. Antisipasi yang DilakukanDari kondisi jalur sepeda yang ada di Kota Bandung dapat kita lihat bahwa jalur khusus sepeda yang telah dibuat oleh pemerintah kota Bandung justru tidak terpakai lagi bahkan beberapa jalur telah terhapus. Maka dari itu perlu pemeliharaan jalur sepeda.Jalur sepeda harus dipelihara untuk menjaga permukaan yang rata, tidak berlubang dan bebas dari kotoran.Sering kali kaca, pasir, tanah, limbah cairan dan dedaunan yang jatuh menutupi jalur sepeda, oleh karenanya disarankan adanya pembersihan secara regular agar jalur sepeda tetap bersih dan aman untuk digunakan.Permukaan jalur yang dibangun menggunakan material blok juga harus dilakukan pengecekan secara teratur untuk memastikan bagian penyambungan material tersebut tetap rapi, dan tidak terdapat patahan.Kondisi dimana volume lalu lintas sepeda cukup tinggi harus mendapatkan perhatian lebih dan perawatannya.Pepohonan, semak, dan belukar yang mengelilingi jalur sepeda harus dikontrol secara teratur agar pengendara sepeda memilki jarak pandang yang akurat.Rerumputan yang tumbuh disekitar jalur sepeda juga harus dipotong teratur agar tidak menganggu pengendara sepeda.Berbagai kondisi tersebut penting dilakukan karena sering kali benda-benda yang berserakan menutupi jalur, juga dapat menutupi lubang pada jalur.Sistem drainase yang terhubung pada jalur sepeda harus dibersihkan untuk menghindari genangan air karena terjadinya difungsi drainase. Pemeliharaan jalur sepeda yang dilakukan secara rutin akan menunjang kondisi mengendara yang baik.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KesimpulanFasilitas jalur sepeda yang telah disediakan Pemerintah Kota Bandung merupakan salah satu sarana yang dapat membantu para penggguna sepeda.Tetapi fasilitas/sarana tersebut malah tidakterawatt hingga sekarang.Selain itu pengaruh kegiatan sepeda pada weekend berpengaruh dengan adanya kegiatan car free day yang diadakan setiap minggu mengakibatkan sistem lalu lintas jalanpun ditutup. Namun, dengan adanya kegiatan penutupan jalan ini tidak ada pengaruh ataupun perbedaan yang dialami masyarakat sekitar terhadap lalu lintas yang dibandingkan dengan hari biasa pada saat jalan tetap dibuka.

4.2 SaranDiharapakan semua masyarakat ikut berpartisipasi dalam pemeliharaan jalur sepeda yang telah disediakan sebagai salah satu fasilitas pengguna sepeda yang ada di Kota Bandung.Selain itu semoga pemerintah Kota Bandung dapat lebih memperhatikan kembali fasilitas jalur sepeda yang telah terhapus.

17