makalah komunitas.docx

27

Click here to load reader

Upload: rizky-zentalian

Post on 13-Aug-2015

26 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah komunitas.docx

MAKALAH

KONSEP LANSIA

KEPERAWATAN KOMUNITAS

Disusun Oleh:

Nur Viki ledy M./20101660023

Muchammad Rizky Zentalian/20101660035

Fathatul Jannah/20101660046

Nurmala Sari/20101660013

Achamad Affandi/201016600

Iswan Kosasih/20101660110

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2013

1

Page 2: makalah komunitas.docx

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap rasa syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT atas

segala limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Konsep Lansia pada Keperawatan

Komunitas ini. .

Makalah ini merupakan suatu kewajiban bagi mahasiswa S1 Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Surabaya sebagai tugas kelompok dari dosen

pengajar mata kuliah Keperawatan Komunitas.

Malakah ini belum dapat dikatakan sempurna karena adanya keterbatasan

ilmu yang saya miliki. Tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka tidak mungkin

makalah ini dapat terselesaikan.

Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bu Anis Rosyiatul H, S.Kep,Ns.M.Kes sebagai dosen pengajar mata

kuliah Keperawatan Komunitas

2. Teman-teman selaku pendukung maupun inspirasi

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua

Penyusun

2

Page 3: makalah komunitas.docx

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak

terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan,

penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang

terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga,

ataupun masyarakat dan ekosistem. Komunitas adalah sekelompok manusia

yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang

berada diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan

barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari.

Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang

saling berkaitan dengan masalah – masalah lain diluar kesehatan sendiri.

Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat

dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi – segi yang ada

pengaruhnya terhadap masalah “ sehat sakit “ atau kesehatan tersebut.

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,

saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat

dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat

yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang

sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial

yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).

Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan

khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu

kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program

kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,

penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,

pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu,

keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat

secara keseluruhan. Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973)

3

Page 4: makalah komunitas.docx

adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk

meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat.

Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan

tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu,

berkelanjutan dan melibatkan masyarakat. Dari beberapa pengertian diatas

dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang

dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan antara keperawatan dan

kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta

mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan

dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara

menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses

keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara

optimal.

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk

individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga

penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau

termasuk kelompok siswa di sekolah. Dalam meningkatkan derajat kesehatan

komunitas pelajar intervensi dibuat untuk seluruh pelajar dan lingkungan

sekolah sehingga diharapkan suatu hasil yang berarti untuk civitas akademika

sendiri.

Professional kesehatan lebih banyak meluangkan waktu dengan lansia

dalam perawatan kesehatan, karena itu mereka harus berfokus untuk

mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan khususnya. Lansia memerlukan

bantuan yang lebih besar dalam identifikasi, definisi, dan resolusi masalah

yang mempengaruhi mereka. Insiden masalah kesehatan kronis yang lebih

besar, kemajuan teknologi dan masalah ekonomi, social, dan kesehatan

kontemporer masa kini mendorong professional perawatan kesehatan berfokus

pada peningkatan harapan dan kualitas hidup.

Meningkatnya usia harapan hidup (UHH) memberikan dampak yang

kompleks terhadap kesejahteraan lansia. Di satu sisi peningkatan UHH

mengindikasikan peningkatan taraf kesehatan warga negara. Namun di sisi

lain menimbulkan masalah masalah karena dengan meningkatnya jumlah

4

Page 5: makalah komunitas.docx

penduduk usia lanjut akan berakibat semakin besarnya beban yang ditanggung

oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, terutama dalam menyediakan

pelayanan dan fasislitas lainnya bagi kesejahteraan lansia. Hal ini karena pada

usia lanjut individu akan mengalami perubahan fisik, mental, sosial ekonomi

dan spiritual yang mempengaruhi kemampuan fungsional dalam aktivitas

kehidupan sehari-hari sehingga menjadikan lansia menjadi lebih rentan

menderita gangguan kesehatan baik fisik maupun mental. Walaupun tidak

semua perubahan struktur dan fisiologis, namun diperkirakan setengah dari

populasi penduduk lansia mengalami keterbatasan dalam aktivitas kehidupan

sehari-hari, dan 18% diantaranya sama sekali tidak mampu beraktivitas.

Berkaitan dengan kategori fisik, diperkirakan 85% dari kelompok umur 65

tahun atau lebih mempunyai paling tidak satu.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa pengertian dari lansia?

b. Perubahan apa saja yang terjadi pada lansia?

c. Permasalahan apa yang timbul pada lansia?

d. Bagaimana peran perawat terhadap lansia?

1.3 Tujuan

Tujuan Umum

Agar mahasiswa /mahasiswi keperawatan Universitas Muhammadiyah

Surabaya memperoleh informasi dan gambaran tentang Asuhan Keperawatan

Komunitas Pada Kelompok Khusus Lansia

Tujuan Khusus

1) Mampu menjelaskan konsep teori tentang kelompok khusus lansia.

2) Mampu melaksanakan pengkajian pada kelompok khusus lansia dengan

masalah yang ada.

5

Page 6: makalah komunitas.docx

1.4 Manfaat

Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Lansia dan Masyarakat Umum

Memberikan gambaran kesehatan guna meningkatkan status kesehatan lansia

di komunitas.

2. Mahasiswa / Penyusun

Menambah pengetahuan dan mampu membuat serta memberikan asuhan

keperawatan lansia sehingga nantinya diharapkan mampu mengembangkan

asuhan keperawatan terhadap lansia dimasa mendatang.

6

Page 7: makalah komunitas.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Lansia

2.1.1 Definisi lansia

Menurut WHO yaitu lansia (elderly) antara usia 60-74 tahun, usia tua (old)

:75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) adalah usia > 90 tahun. Sedangkan

meurut Depkes RI Ada 3 yaitu lansia presenilis : antara usia 45-59 tahun, lansia

yaitu usia 60 tahun ke atas, dan lansia beresiko yaitu usia ˃ 70 tahun atau ˃ usia

60 th dg masalah kesehatan.

2.1.2 Proses Menua

Proses menua adalah :

• Proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri dan mempertahankan anatomis dan fungsi normal.

• Tidak ada kemampuan untuk bertahan terhadap jejas, antigenik dan tidak

mampu memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994)

• Terjadi pemendekan telomer

Penyebab proses penuaan adalah sebagai berikut :

1. Penuaan Primer

Perubahan pada tingkat sel (dimana sel yang mempunyai inti

DNA/RNA pada proses penuaan DNA tidak mampu membuat protein dan

RNA tidak lagi mampu mengambil oksigen, sehingga membran sel menjadi

kisut dan akibat kurang mampunya membuat protein maka akan terjadi

penurunan imunologi dan mudah terjadi infeksi.

2. Penuaan Skunder

Proses penuaan akibat dari faktor lingkungan, fisik, psikis dan sosial.

Stress fisik, psikis, gaya hidup dan diit dapat mempercepat proses menjadi tua.

Contoh diet: suka memakan oksidator, yaitu makanan yang hampir expired.

Gairah hidup yang dapat mempercepat proses menjadi tua dikaitkan dengan

kepribadian seseorang, misal: pada kepribadian tipe A yang tidak pernah puas

dengan apa yang diperolehnya.

7

Page 8: makalah komunitas.docx

Faktor-faktor penyebab proses penuaan:

Faktor-faktor proses penuaan ; faktor genetik, faktor endogenik dan

faktor eksogenik (faktor lingkungan dan gaya hidup) yang akan mempengaruhi

kesepatan proses penuaan.

1. Faktor genetik ;

Penuaan diri

Resiko penyakit

Intelegensia

Pharmakogenetik

Warna kulit

Tipe atau kepribadian seseorang

2. Faktor endogenik;

Perubahan struktural dan penurunan fungsional

Kemampuan/skill

Daya adaptasi

Kapasitas kulit untuk mensintesis vitamin D

3. Faktor lingkungan;

Diet/asupan zat gizi

Merokok

Tingkat polusi

Pendidikan

Obat

Penyinaran sinar ultraviolet

Gejala yang timbul pada proses penuaan adalah sebagai berikut:

Peningkatan usia > 60 th

Hilangnya kemampuan mendengar. Harus dg frekwensi tinggi

Penurunan indera rasa

Berkurangnya kelenjar thimus 5-10%

Hilangnya keseluruhan gigi

Timbul penyakit artritis

Gangguan toleransi glukosa

Peningkatan body fat

8

Page 9: makalah komunitas.docx

Penurunan BB, krn menjadi kurus, hilangnya air dan massa tulang

sampai 36%

Penurunan kekuatan otot (30-40% from age 30 to age 80).

Gangguan tidur

Presbyopia (terjadi 42% lansia dengan usia 52-64, 73% dalam usia

65-74 dan 92% dalam usia lebih 75)

2.1.3 Teori Aging Process

1. Biological Theory

a. Genetic aging theory

Genome maintenance defect theory

Perjalanan waktu terjadi mutasi sehingga mengakibatkan

ketidakaktifan kontrol replikasi gene (DNA repair)

Cell death theory

Mitokondria DNA mutasi dan disfungsi, yg disebabkan oleh

gangg konsentrasi Ca++, ROS dan pro-apoptotic protein

Genetic clock theory

Adanya program waktu (jam) dalam inti sel. Jam ini akan habis

putarannya akan terjadi pemberhentian proses mitosis

DNA repair

DNA sel selalu mengalami kerusakan oleh Oxigen radikal,

sinar ultraviolet dan bahan toxic lain, sedangkan kemampuan utk

perbaikan menurun.

Genome instability theory

Perubahan genome dg hilangnya sebagian serentetan DNA

menimbulkan gangguan pengaturan mitosis.

2.Biochemical aging theory

Somatic mutation theory

Mutasi sel terjadi akibat oleh exposure radiasi dosis rendah

sepanjang hidupnya.

Wear and tear theory

9

Page 10: makalah komunitas.docx

Manusia ibarat mesin kesalahan bagian organ menimbulkan

kerusakan dimana-mana dan mengabaikan kesalahan dpt meningkatkan

hasil. (ex. Latihan fisik)

Deprivation theories

Ketidak adequatan penyaluran bahan nutrien dan Oxigen ke sel

akan menimbulkan kerusakan sel (ex. Stroke)

Cross linkage theory

Hubungan silang molekul DNA inti menimbulkan reaksi kimia

dan hasilnya suatu protein jaringan ikat spt kolagen (fibrosis paru)

Accumulation theory

Lipofusin dan lipids terakumulasi di vaskuler shg timbul

sklerosis

Oxidative stress theory

Oxigen bebas hasil metabolisme merpk kondisi yg tdk stabil

dpt merusak protein, membran sel dan asam nukleat

Free radical theory

Gugus hidroksil, peroksida hidrogen sangat reaktif dan merusak

protein, DNA dan asam lemak jenuh.

HSPs

HSPs dapat membantu kerusakan sel dan memperbaiki

rusaknya protein, bila komposisi yg tepat.

Hormones

Glucose cross linking

3. Physiological aging theory

Error catastrophe theory

Penuaan terjadi akibat kesalahan sepanjang kehidupan manusia.

Kesalahan metabolisme dapat mengakibatkan kerusakan sel dan fungsi

sel secara perlahan.

Adaptation theory

Calorie restriction

Behavioral factors

Replicative senescence theory

10

Page 11: makalah komunitas.docx

Waste product theory

Collagen theory

Disposable soma theory

Membrane hypothesis of aging

Asam lemak polyunsaturated bagian membran rusak akibat

radikal bebas.

4. Sociopsychological Theory

Activity theory

Penurunan aktivitas, menimbulkan pe¯ blood flow dan atrophy

shg penuaan lebih cepat

Personal meaning and purpose theory

Ketidakbahagiaan, depresi, dan kehilangan menimbulkan

respon emosional yg dpt mempercepat penuaan.

Social exchange theory

Perubahan sosial dpt menimbulkan stress bagi lansia shg

mempercepat proses menjadi tua

5. Enviromental Theory

Exposure theory

Orang yg terpapar sinar matahari terlalu lama akan cepat terjadi

penuaan

Radiation theory

Radiasi sinar γ, sinar X dan ultraviolet akan memudahkan mengalami

denaturasi protein dan mutasi DNA

6. Polution theory

Udara, Air dan Tanah yg telah kena polusi dan menimpa seseorang

maka akan mempengaruhi kondisi epigenetik dan dapat menimbulkan

penuaan lebih cepat

Stress theory

11

Page 12: makalah komunitas.docx

2.1.4 Perubahan-Perubahan Pada Lansia

Secara umum perubahan proses fisiologis proses menua adalah:

1. Perubahan Mikro, terjadi dalam sel seperti:

a. Berkurangnya cairan dalam sel

b. Berkurangnya besarnya sel

c. Berkurangnya jumlah sel

2. Perubahan Makro, yang jelas terlihat seperti:

a. Mengecilnya mandibula

b. Menipisnya discus intervertebralis

c. Erosi permukaan sendi-sendi

d. Osteoporosis

e. Atropi otot

f. Emphysema Pulmonum

g. Presbyopi

h. Arterosklerosis

i. Manopause pada wanita

j. Demintia senilis

k. Kulit tidak elastisl

l. Rambut memutih

Perubahan per sistem yang dialami oleh lansia:

a. Perubahan Sistem Pernapasan

•Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, shg volume paru

berkurang

•Penurunan aktivitas silia

•Alveoli melebar dan jumlahnya berkurang

•Penurunan tekanan parsial oksigen (75 mmHg)

•Darah yg tereduksi bertambah

•Kemampuan batuk efektif berkurang

•Mudah terkena pneumonia

b. Perubahan Sistem Persyarafan

Lambat dalam merespon

Perubahan pancaindera

12

Page 13: makalah komunitas.docx

Penglihatan

Pendengaran

Pengecapan

perabaan

Mengecilnya syaraf indera

Sering terjadi neuritis dan hilangnya sensasi

c. Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Katub jantung menebal dan kaku

Kemampuan pompa menurun 1% stlh umur 20 th

Kehilangan elastisitas pembuluh darah

Kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh

darah perifer

d. Perubahan Sistem Genitourinari

Ginjal mengecil dan nefron atrofi

Blood flow ke ginjal menurun sampai 50%

Vesika urinaria, kapasitasnya menurun sampai 200 ml

Frekwensi BAK meningkat

Pembesaran prostat + 75% pd usia 65th

Atrovi vulva

Vagina, selaput menjadi kering, elastisitas jaringan menurun, sekresi

menjadi berkurang

Keasaman vagina lebih alkalis basa

Permukaan menjadi halus

e. Perubahan Sistem endokrin

Produksi hampir semua hormon menurun

Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah

Menurunnya aktivitas tiroid, shg BMR menurun

Defisiensi hormonal sering terjadi pada lansia

Pituitary, pertumbuhan hormon ada tetapi rendah dan hanya ada di

pembuluh darah dan produk : ACTH, TSH, FSH dan LH menurun.

Menurunnya Produksi aldosteron

13

Page 14: makalah komunitas.docx

f. Perubahan Sistem Pencernaan

Kehilangan gigi

Indera pengecapan menurun sampai 80%

Esofagus melebar

Rasa lapar menurun

Asam lambung menurun dan sering terjadi korosif

Peristaltik melemah, biasanya timbul konstipasi

Fungsi absorbsi melemah (terganggu)

Liver (hati), makin mengecil & menurunnya kemampuan metabolisme

karena blood flow menurun

g. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Tulang kehilangan densitas, shg rapuh

Resiko terjadi fraktur

Kyphosis

Persendian besar dan menjadi kaku

Lansia wanita > resiko fraktur

Pinggang, lutut dan jari pergelangan tangan terbatas

Diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek, shg :

Gerakan volunter menurun

Gerakan reflektonik sbg reaksi thdp rangsangan lobus

Gerakan involunter perangsangan terhadap lobus

h. Perubahan Integumen

Kulit menjadi keriput dan kehilangan jaringan lemak

Kulit kering dan elastisitas menurun

Kelenjar keringat mulai tidak bekerja

Pigmentasi kulit berkurang, dan sering timbul bercak hitam akibat

menurunnya aliran darah

Penyembuhan luka berkurang

Kuku jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh

Pertumbuhan rambut berkurang, rambut mjd kelabu dan menipis

Pada wanita >60th rambut wajah kadang meningkat

Temperatur tubuh menurun

14

Page 15: makalah komunitas.docx

i. Perubahan Sistem reproduksi

Selaput lendir vagina menurun/ kering

Ovarium dan uterus menciut

Payudara atrofi

Testis masih dapat berproduksi walaupun ada penurunan

Dorongan sex tetap sampai >70th asal sehat

Frekwensi sexual intercouse cenderung menurun, ttp kapasitas utk

melakukan dan menikmati berjalan terus.

Impotensi tersering kulit hitam > kulit putih > kulit berwarna ( 35%

: 30% : 15% )

2.1.5 Permasalahan yang timbul Pada Lansia

Berikut ini kita bicarakan masalah kesehatan lansia.

2.1.5.1. Permasalah Umum

a. Besarnya jumlah penduduk lansia dan tingginya prosentase kenaikan lansia

memerlukan upaya peningkatan kualitas pelayanan dan pembinaan kesehatan

bagi lanjut usia. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 akan meningkat

menjadi 209.535.49. jiwa dan jumlah lansianya 15.262.199., berarti 7.28%

(Anwar,1994 ). Menurut Kinsilla dan Taeuber ( 1993) peningkatan penduduk

lansia dalam waktu 1990-2000 sebesar 41% dan merupakan yang tertinggi

didunia ( Darmojo, 1999:1).

b. Jumlah lansia miskin makin banyak

c. Nilai perkerabatan melemah, tatanan masyarakat makin individualistik

d. Rendahnya kualitas dan kuantitas tenaga profesional yang melayani lansia

e. Terbatasnya sarana dan fasilitas pelayanan bagi lansia

f. Adanya dampak pembangunan yang merugikan seperti urbanisasi dan popuilasi

pada kehidupan dan penghidupan lansia.

15

Page 16: makalah komunitas.docx

2.1.5.2 Permasalahan Khusus

a. Terjadinya perubahan normal pada fisik lansia

Perubahan normal ( alami ) tidak dihindari cepat dan lambatnya perubahan

dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, sosial, ekonomi dan medik. Perubahan akan

terlihat pada jaringan organ tubuh seperti: kulit menjadi kering dan keriput,

rambut beruban dan rontok, penglihatan menurun sebagian dan menyeluruh,

pendengaran juga berkurang, daya penciuman berkurang,tinggi badan menyusut

karena proses ostoporosis yang berakibat badan bungkuk, tulang keropos masanya

berkurang, kekuatan berkurang dan mudah patah, elastisitas jaringan paru

berkurang, nafas menjadi pendek, terjadi pengurangan fungsi organ di dalam

perut, dinding pembuluh darah menebal dan terjadi peningkatan tekanan darah,

otot bekerja tidak efisien, terjadi penurunan fungsi organ reproduksi terutama

ditemukan pada wanita, otak menyusut dan reaksi menjadi lambat terutama pada

pria dan sexsualitas tidak selalu menurun

b. Terjadi perubahan abnormal pada fisik lansia

Perubahan fisik pada lansia dapat diperbaiki dan dapat dihilangkan melalui

nasehat atau tindakan medik. Perubahan yang terjadi misalnya: katarak, kelainan

sendi, kelainan prostat dan inkotenensia

2.1.6 Pendekatan perawatan lanjut usia

a. Pendekatan fisik

Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2 bagian yaitu :

- Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak tanpa bantuan

orang lain.

- Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang mengalami

kelumpuhan atau sakit.

b. Pendekatan psikis

16

Page 17: makalah komunitas.docx

Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan

pendekatan edukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai

supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung

rahasia pribadi dan sebagai sahabat yang akrab.

c. Pendekatan sosial

Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan upaya

perawatan dalam pendekatan sosial. Memberi kesempatan berkumpul bersama

dengan sesama klien lanjut usia untuk menciptakan sosialisasi mereka.

2.1.7 Sikap perawat terhadap lansia

Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan

memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di berbagai

tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk mencapai dan

mempertahankan fungsi yang optimal. Perawat gerontologi mengaplikasikan dan

ahli dalam memberikan pelayanan kesehatan utama pada lanjut usia dank

keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut perawat tersebut

independen dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional. Lingkup praktek

keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan keperawatan, malaksanakan

advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan kemampuan atau kemandirian lanjuy

usia, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan

meminimalkan kecacatan dan menunjang proses kematian yang bermartabat.

Perawat gerontologi dalam prakteknya menggunakan managemen kasus,

pendidikan, konsultasi , penelitian dan administrasi.

Penting bagi perawat untuk mengkaji sikapnya pada penuaan karena sikap

tersebut mempengaruhi asuhan keperawatan. Untuk memberi asuhan yang efektif,

perawat harus menciptakan sikap positif terhadap lansia. Sikap negatif dapat

mengakibatkan penurunan rasa nyaman, adekuat, dan kesejahteraan klien. Lebih

jauh lagi, sikap tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas asuhan. Klien

dalam fasilitas perawatan jangka panjang memberi tantangan khusus bagi

perawat. Klien ini sering kali memandang diri sendiri sebagai pecundang, dan

17

Page 18: makalah komunitas.docx

mungkin masyarakat juga memandang mereka seperti itu. Perawat dapat

meningkatkan kemandirian dan harga diri klien yang merasa bahwa hidup tidak

lagi berharga.

Perawat harus menjelaskan sikap pribadi dan nilai tentang lansia untuk

memberikan perawatan paling efektif. Usia, pendidikan, pengalaman kerja, dan

lembaga pekerjaan seorang perawat mempengaruhi stereotip. Pengalaman pribadi

dengan lansia sebagai anggota keluarga dapat juga mempengaruhi sikap. Karena

lansia menjadi lebih lazim dalam pelayanan kesehatan, maka penting sekali bagi

perawat untuk mengembangkan pendekatan asuhan yang positif bagi klien lansia.

Adapun asuhan keperawatan dasar yang diberikan, disesuaikan pada

kelompok lanjut usia, apakah lanjut usia aktif atau pasif, antara lain:

1. Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa

dukungan tentang personal hygiene: kebersihan gigi dan mulut atau

pembersihan gigi palsu: kebersihan diri termasuk kepala, rambut, badan,

kuku, mata serta telinga: kebersihan lingkungan seperti tempat tidur dan

ruangan : makanan yang sesuai, misalnya porsi kecil bergizi, bervariai dan

mudah dicerna, dan kesegaran jasmani.

2. Untuk lanjut usia yang mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain.

Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada

lanjut usia pasif pada dasarnya sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan

bantuan penuh oleh anggota keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang

lumpuh, perlu dicegah agar tidak terjadi dekubitus (lecet).

3. Lanjut usia mempunyai potensi besar untuk menjadi dekubitus karena

perubahan kulit berkaitan dengan bertambahnya usia, antara lain:

Berkurangnya jaringan lemak subkutan

Berkurangnya jaringan kolagen dan elastisitas

Menurunnya efisiensi kolateral capital pada kulit sehingga kulit menjadi lebih tipis dan rapuh

Adanya kecenderungan lansia imobilisasi sehingga potensi terjadinya dekubitus.

DAFTAR PUSTAKA

18

Page 19: makalah komunitas.docx

Anonim. 2009. http://askep- askeb.cz.cc/ diakses tanggal 10 maret 2013

.

Jhonson, Marion dkk. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). St.

Louise, Missouri : Mosby, Inc.

McCloskey, Joanne C. 1996. Nursing Intervention Classification (NIC).

St. Louise, Missouri : Mosby, Inc.

NANDA. Nursing Diagnoses: Definition and Classification 2005-2006.

Philadelphia : NANDA International.

Gunawan S, Nardho, Dr, MPH, 1995, Upaya Kesehatan Usia Lanjut.

Jakarta: Dep Kes R.I.

Lueckennotte, Annette G, 1996, Gerontologic Nursing, St. Louis : Mosby

Year Incorporation.

Nugroho, Wahyudi, SKM, 1995, Perawatan Lanjut Usia, Jakarta : EGC

Carpenito, Lynda Juall. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 1.

Jakarta: EGC.

Hazry, Ahmad. 2011. Disitasi dari :

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17030/4/Chapter%20II.pdf

diakses pada 11 maret 2013 pukul 15.00 wib

19