2.1 strategi pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya...

31
Gambar 1. Kerangka Pemikiran 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Pemberdayaan Strategi pada hakekatnya adalah merupakan perencanaan dan manajemen dengan tujuan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Strategi tidak hanya sekedar sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana strategi yang dirumuskan mampu memaparkan secara rinci bagaimana melaksanakannya. Strategi sering dikatakan sebagai perencanaan strategis atau perencanaan jangka panjang. Langkah pertama dalam melakukan strategi adalah menentukan misi, yaitu suatu gambaran terhadap maksud atau alasan bagi keberadaan suatu perusahaan atau suatu lembaga. Misi ini penting karena berfungsi sebagai arah bagi suatu perusahaan atau lembaga pemerintah dalam merencanakan kegiatan usahanya (Soesilowati, 1997). Potensi sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil kaya namun poverty headcount index (PHI) mencapai 3.2 atau dua kali rata-rata kemiskinan nasional. Untuk mengatasi permasalahan ini DKP melalui Direktorat PMP mengembangkan strategi pemberdayaan masyarakat. Adapun Strategi Pemberdayaan Masyarakat dimaksud adalah: 1) Strategi Pemberdayaan Ekonomi a. Pengembangan Keuangan Mikro, Akses ke CSR dan PKBL b. Pengembangan Usaha Mikro (SPDN, Kedai Pesisir, Garam, Klinik Bisnis) 2) Strategi Pemberdayaan Sosial-Budaya Iptek

Upload: truongquynh

Post on 08-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Strategi Pemberdayaan

Strategi pada hakekatnya adalah merupakan perencanaan dan manajemen

dengan tujuan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Strategi tidak hanya sekedar

sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana

strategi yang dirumuskan mampu memaparkan secara rinci bagaimana

melaksanakannya. Strategi sering dikatakan sebagai perencanaan strategis atau

perencanaan jangka panjang. Langkah pertama dalam melakukan strategi adalah

menentukan misi, yaitu suatu gambaran terhadap maksud atau alasan bagi

keberadaan suatu perusahaan atau suatu lembaga. Misi ini penting karena berfungsi

sebagai arah bagi suatu perusahaan atau lembaga pemerintah dalam merencanakan

kegiatan usahanya (Soesilowati, 1997).

Potensi sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil kaya namun poverty

headcount index (PHI) mencapai 3.2 atau dua kali rata-rata kemiskinan nasional.

Untuk mengatasi permasalahan ini DKP melalui Direktorat PMP mengembangkan

strategi pemberdayaan masyarakat.

Adapun Strategi Pemberdayaan Masyarakat dimaksud adalah:

1) Strategi Pemberdayaan Ekonomi

a. Pengembangan Keuangan Mikro, Akses ke CSR dan PKBL

b. Pengembangan Usaha Mikro (SPDN, Kedai Pesisir, Garam, Klinik Bisnis)

2) Strategi Pemberdayaan Sosial-Budaya Iptek

Page 2: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

a. Pengembangan Sosial-budaya: (P3MP, Gender, Punggawa Nusantara, Pemuka

Agama & Adat, Anak Nelayan).

b. Penerapan Iptek : identifikasi Iptek, melalui : lomba, desiminasi, workshop,

kerjasama dengan lembaga pengembang Iptek), implementasi teknologi tepat

guna meliputi peningkatan kualitas SDM pemuda nelayan melalui regenerasi

nelayan implementasi teknologi tepat guna

3) Strategi PNPM-Mandiri Kelautan dan Perikanan

4. Program Baru “pemberdayaan masyarakat pesisir” yang didanai IFAD.

Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia menurut Dahuri (2000)

ada 2 aspek penting untuk melakukan langkah reformasi agar sumberdaya perikanan

dapat meningkatkan kinerjanya dan mampu memberikan kontribusi bagi penguatan

perekonomian nasional adalah sebagai berikut:

1) Reformasi aspek teknis pembangunan perikanan. Jika sektor perikanan

diharapkan menjadi sektor unggulan, maka pengembangan perikanan harus

dilakukan melalui pendekatan agribisnis secara komprehensif dan terpadu. Untuk

mewujudkan hal ini beberapa program yang harus dilakukan meliputi:

pemanfaatan sumberdaya perikanan berwawasan lingkungan, pemberdayaan

masyarakat nelayan dengan cara memberikan kemudahan-kemudahan dalam

melakukan usaha perikanan, pengembangan teknologi pascapanen,

pengembangan sumberdaya manusia dan iptek, pengembangan prasarana dan

sarana keamanan laut, serta pola insentif bagi daerah-daerah terpencil.

2) Reformasi kebijakan pembangunan perikanan. Reformasi yang dilakukan

meliputi empat aspek antara lain: reformasi hukum, reformasi kelembagaan,

reformasi ekonomi, serta reformasi politik.

Pendapat atau pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi

pengelolaan sumberdaya perikanan merupakan suatu langkah yang strategis

bagaimana suatu sistem pengelolaan sumberdaya perikanan secara efektif dan efisien

sehingga benar-benar dapat memberikan kontribusi yang optimal bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat nelayan khususnya serta bagaimana sumberdaya

perikanan tersebut dapat meningkatkan perekonomian baik daerah maupun nasional.

Page 3: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

Dalam proses pengelolaan dan pemberdayaan masyarakat, Soesilowati

(1997) memaparkan beberapa bentuk strategi yang dapat dilaksanakan sebagai

berikut:

1. Strategi Persuasif, merupakan suatu langkah yang diambil dalam hal bagaimana

membawa langkah suatu perubahan melalui kebiasaan dalam berperilaku, dimana

pesan disusun secara terstruktur dan dipresentasikan. Strategi persuasif lebih

sering digunakan bila sasaran tidak sadar terhadap perubahan atau mempunyai

komitmen yang rendah terhadap perubahan.

2. Strategi Fasilitasi, yaitu strategi yang dipergunakan bila kelompok atau sistem

yang dijadikan target mengetahui adanya suatu masalah dan membutuhkan

perubahan serta adanya sikap keterbukaan terhadap bantuan dari luar dan

keinginan pribadi yang kuat untuk terlibat. Melalui strategi ini diharapkan

perubahan dapat bertindak sebagai fasilitator. Strategi ini dikenal sebagai

kooperatif, yaitu agen perubahan bersama-sama dengan sasaran mencari

penyelesaian melalui kerjasama yang bisa bersifat implementatif.

2.2 Konsep Pemberdayaan

Perberdayaan merupakan satu istilah yang diterjemahkan dari istilah

empowerment yang merupakan sebuah konsep yang lahir sebagai bagian dari

perkembangan alam pemikiran dan kebudayaan masyarakat. Pemberdayaan memiliki

dua kecendrungan yaitu kecendrungan primer dan kecenderungan sekunder.

Kecendrungan primer merupakan pemberdayaan yang menekankan pada proses

memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan

kepada masyarakat agar individu menjadi lebih berdaya; Kecenderungan skunder,

merupakan pemberdayaan yang menekankan pada proses menstimulasi, mendorong

atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk

menentukan apa yang menjadi pilihan mereka.

Menurut Sumodiningrat (1999), bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan

upaya untuk memandirikan masyarakat lewat perwujudan potensi kemampuan yang

mereka miliki. Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua

Page 4: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak yang diberdayakan dan

pihak yang menaruh kepedulian sebagai pihak yang memberdayakan.

Keberdayaan masyarakat merupakan unsur dasar yang memungkinkan suatu

masyarakat bertahan, dan dalam pengertian yang dinamis mengembangkan diri dan

mencapai kemajuan. Keberdayaan masyarakat itu sendiri menjadi sumber dari apa

yang di dalam wawasan politik disebut sebagai ketahanan nasional. Artinya bahwa

apabila masyarakat memiliki kemampuan ekonomi yang tinggi, maka hal tersebut

merupakan bagian dari ketahanan ekonomi nasional.

Dalam kerangka pikir inilah upaya memberdayakan masyarakat pertama-

tama haruslah dimulai dengan menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan

potensi masyarakat berkembang. Di sini titik tolaknya adalah pengenalan bahwa

setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat dikembangkan.

Artinya, bahwa tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya, karena kalau

demikian akan punah. Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu

sendiri, dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi

yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya.

Selanjutnya, upaya tersebut diikuti dengan memperkuat potensi atau daya

yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Dalam konteks ini diperlukan langkah-

langkah lebih positif, selain dari hanya menciptakan iklim dan suasana yang

kondusif. Perkuatan ini meliputi langkah-langkah nyata, dan menyangkut penyediaan

berbagai masukan (input), serta pembukaan akses kepada berbagai peluang

(opportunities) yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya

(Kartasasmita, 1996).

Dalam pengertian yang lebih luas, pemberdayaan masyarakat merupakan

proses untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan

diri secara proporsional dan menjadi pelaku utama dalam memanfaatkan lingkungan

strategisnya untuk mencapai suatu keberlanjutan dalam jangka panjang.

Pemberdayaan masyarakat memiliki keterkaitan erat dengan sustainable development

dimana pemberdayaan masyarakat merupakan suatu prasyarat utama serta dapat

Page 5: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

diibaratkan sebagai gerbong yang akan membawa masyarakat menuju suatu

keberlanjutan secara ekonomi, sosial dan ekologi yang dinamis.

2.3 Tipe Pemberdayaan

Banyak sudah program pemberdayaan yang dilaksanakan pemerintah, salah

satunya adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir (PEMP). Pada intinya

program ini dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu:

(a) Kelembagaan. Bahwa untuk memperkuat posisi tawar masyarakat, mereka

haruslah terhimpun dalam suatu kelembagaan yang kokoh, sehingga segala

aspirasi dan tuntutan mereka dapat disalurkan secara baik. Kelembagaan ini

juga dapat menjadi penghubung (intermediate) antara pemerintah dan swasta.

Selain itu kelembagaan ini juga dapat menjadi suatu forum untuk menjamin

terjadinya perguliran dana produktif diantara kelompok lainnya.

(b) Pendampingan. Keberadaan pendamping memang dirasakan sangat dibutuhkan

dalam setiap program pemberdayaan. Masyarakat belum dapat berjalan sendiri

mungkin karena kekurangtauan, tingkat penguasaan ilmu pengetahuan yang

rendah, atau mungkin masih kuatnya tingkat ketergantungan mereka karena

belum pulihnya rasa percaya diri mereka akibat paradigma-paradigma

pembangunan masa lalu. Terlepas dari itu semua, peran pendamping sangatlah

vital terutama mendapingi masyarakat menjalankan aktivitas usahanya. Namun

yang terpenting dari pendampingan ini adalah menempatkan orang yang tepat

pada kelompok yang tepat pula.

(c) Dana Usaha Produktif Bergulir. Pada program PEMP juga disediakan dana

untuk mengembangkan usaha-usaha produktif yang menjadi pilihan dari

masyarakat itu sendiri. Setelah kelompok pemanfaat dana tersebut berhasil,

mereka harus menyisihkan keuntungannya untuk digulirkan kepada kelompok

masyarakat lain yang membutuhkannya. Pengaturan pergulirannya akan

disepakati di dalam forum atau lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sendiri

dengan fasilitasi pemerintah setempat dan tenaga pendamping.

Page 6: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

2.4 CSR (Corporate Social Reponsibility)

Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah dikenal sejak awal 1970,

yang secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang

berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum,

penghargaan masyarakat, lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk

berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan (Corporate Social

Reponsibility) CSR dan tidak hanya merupakan kegiatan kreatif perusahaan dan tidak

terbatas hanya pada pemenuhan aturan hukum semata, (Chairil, 2007).

Cook (1994) dalam Supriyanto (2004) menyatakan pembangunan masyarakat

merupakan konsep yang berkaitan dengan upaya peningkatan atau pengembangan

masyarakat menuju kearah yang positif. Sedangkan Giarci (2001) dalam Supriyanto

(2004) memandang community development sebagai suatu hal yang memiliki pusat

perhatian dalam membantu masyarakat pada berbagai tingkatan umur untuk tumbuh

dan berkembang melalui berbagai fasilitasi dan dukungan agar mereka mampu

memutuskan, merencanakan dan mengambil tindakan untuk mengelola dan

mengembangkan lingkungan fisiknya serta kesejahteraan sosialnya. Proses ini

berlangsung dengan dukungan collective action dan networking yang dikembangkan

masyarakat. Bartle (2003) dalam Supriyanto (2004) mendefinisikan community

development sebagai alat untuk menjadikan masyarakat semakin komplek dan kuat.

Ini merupakan suatu perubahan sosial dimana masyarakat menjadi lebih komplek,

institusi lokal tumbuh, collective power-nya meningkat serta terjadi perubahan secara

kualitatif pada organisasinya.

2.5 Pendapatan

Ada beberapa definisi pengertian pendapatan dari para ahli antara lain

Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers (1982: 20), pendapatan adalah seluruh

penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari pihak lain maupun dari hasil

sendiri. Dengan dinilai sejumlah uang atas harga yang berlaku pada saat itu.

Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers (1982: 66) juga membedakan

pendapatan menjadi dua yaitu pendapatan yang berupa uang dan pendapatan yang

berupa barang. Pendapatan yang berupa uang yaitu segala penghasilan yang berupa

Page 7: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

uang yang sifatnya reguler dan yang diterima biasanya sebagai balas jasa atau kontra

prestasi, sumber-sumber utama adalah:

1) dari gaji dan upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan, kerja

lemburan, dan kerja kadang-kadang

2) dari usaha sendiri yang meliputi: hasil bersih dari usaha sendiri, komisi, dan

penjualan dari kerajinan rumah

3) dari hasil investasi yakni pendapatan yang di peroleh dari hak milik tanah

4) keuntungan sosial, yakni pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial.

Pendapatan yang berupa barang yaitu segala penghasilan yang sifatnya

regular dan biasa akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterimakan dalam

bentuk barang atau jasa. Pendapatan berupa :

1) Bagian pembayaran upah dan gaji yang dibentuk dalam beras, pengobatan,

transportasi, perumahan, dan rekreasi.

2) Beras yang diproduksi dan dikonsumsi di rumah antara lain pemakaian barang

yang diproduksi di rumah, sewa yang seharusnya dikeluarkan terhadap rumah

sendiri yang di tempati.

Pengertian pendapatan menurut Simanora dalam Astuti (2004: 28-29) adalah

kenaikan aktiva perusahaan atau penurunan kewajiban perusahaan (atau kombinasi

antara keduanya) selama periode tertentu yang berasal dari pengiriman barang–

barang, penyerahan jasa, atau kegiatan-kegiatan lainya yang merupakan kegiatan

sentral perusahaan.

Menurut Tohar dalam Eko (2003:15) pendapatan perseorangan adalah jumlah

pendapatan yang diterima setiap orang dalam masyarakat yang sebelum dikurangi

transfer payment. Transfer Payment yaitu pendapatan yang tidak berdasarkan balas

jasa dalam proses produksi dalam tahun yang bersangkutan.

Tohar dalam Eko (2003) juga menambahkan bahwa pendapatan dibedakan

menjadi :

1) Pendapatan asli, yaitu pendapatan yang diterima oleh setiap orang yang langsung

ikut serta dalam produksi barang

Page 8: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

2) pendapatan turunan (sekunder) yaitu pendapatan dari golongan penduduk lainnya

yang tidak langsung ikut serta dalam produksi barang seperti dokter, ahli hukum

dan pegawai negeri.

Sedangkan menurut Kasryno (1984: 263) pendapatan menurut perolehannya

dibedakan menjadi:

1) Pendapatan kotor, yaitu pendapatan yang diperoleh sebelum dikurangi

pengeluaran dan biaya-biaya

2) Pendapatan bersih, yaitu pendapatan yang diperoleh sesudah dikurangi

pengeluaran dan biaya-biaya

Pendapatan menurut bentuknya dibedakan menjadi:

1) Pendapatan berupa uang, adalah segala penghasilan yang sifatnya reguler dan

yang diterima biasanya sebagai balasa jasa, sumber utamanya berupa gaji, upah,

bangunan, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pendapatan dari penjualan

seperti : hasil sewa, jaminan sosial, premi asuransi.

2) Pendapatan berupa uang, adalah segala penghasilan yang sifatnya reguler dan

biasanya tidak berbentuk balas jasa dan diterima dalam bentuk barang.

Yudhohusodo dalam Aryani A. (2005) tingkat pendapatan seseorang dapat

digolongkan dalam 4 golongan yaitu:

1) Golongan yang berpenghasilan rendah (low income group) yaitu pendapatan rata-

rata dari Rp. 150.000 perbulan

2) Golongan berpenghasilan sedang (Moderate income group) yaitu pendapatan

rata-rata Rp. 150.000 – Rp.450.000 perbulan

3) Golongan berpenghasilan menengah (midle income group) yaitu pendapatan rata-

rata yang diterima Rp. 450.000 – Rp. 900.000 perbulan

4) Golongan yang berpenghasilan tinggi (high income group) yaitu rata-rata

pendapatan lebih dari Rp. 900.000.

2.7. Nelayan

Nelayan Indonesia masih sangat memprihatinkan, bahkan sering dianggap

sebagai kelompok termiskin diantara yang miskin. Mereka miskin modal usaha,

informasi, pendidikan, pengetahuan dan kemampuan usaha, tinggal di daerah yang

Page 9: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

miskin akan sarana prasarana dalam mengaktualisasikan dirinya. Banyak Faktor

penyebab kemiskinan nelayan, baik itu faktor internal maupun faktor eksternal yang

berkaitan dengan lingkugan secara umum.

Menurut Undang-undang (UU) No 31 tahun 2004 tentang Perikanan, nelayan

adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Nelayan

adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan

ikan, binatang air lainnya atau tanaman air. Orang yang hanya melakukan pekerjaan

seperti membuat jaring, mengangkut alat-alat atau perlengkapan ke dalam perahu

atau kapal, tidak dimasukkan sebagai nelayan. Ahli mesin dan juru masak yang

bekerja di atas kapal penangkap dimasukkan sebagai nelayan, walaupun tidak secara

langsung melakukan penangkapan. Berdasarkan curahan waktu kerjanya, nelayan

dibedakan menjadi:

1) Nelayan penuh adalah nelayan yang seluruh waktu kerjanya dipergunakan untuk

melakukan operasi penangkapan ikan

2) Nelayan sambilan utama adalah nelayan yang sebagian besar waktu kerjanya

dipergunakan untuk melakukan operasi penangkapan ikan

3) Nelayan sambilan tambahan adalah nelayan yang sebagian kecil dari waktu

kerjanya dipergunakan untuk melakukan operasi penangkapan.

Menurut Hermanto (1986) secara umum berdasarkan bagian yang diterima

dalam usaha penangkapan ikan dibagi menjadi lima kelompok, yaitu:

1) Juragan darat adalah orang yang mempunyai perahu dan alat penangkapan ikan

laut. Juragan darat hanya menerima bagi hasil tangkapan yang diusahakan oleh

orang lain. Pada umumnya juragan darat menangggung seluruh biaya operasi

penangkapan

2) Juragan laut adalah orang yang tidak punya perahu dan alat tangkap, tetapi

bertanggung jawab dalam operasi penangkapan ikan di laut

3) Juragan darat-laut adalah orang yang memiliki perahu dan alat tangkap sekaligus

ikut dalam operasi penangkapan ikan di laut. Juragan darat-laut menerima bagi

hasil sebagai nelayan dan bagi hasil sebagai pemilik unit penangkapan

Page 10: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

4) Buruh atau pandega adalah orang yang tidak memiliki unit penangkapan dan

hanya berfungsi sebagai anak buah kapal, umumnya menerima bagi hasil

tangkapan dan jarang diberikan upah harian, dan

5) Anggota kelompok adalah orang yang berusaha pada suatu unit penangkapan

secara berkelompok. Perahu yang dioperasikannya adalah perahu yang dibeli dari

modal yang dikumpulkan oleh semua anggota kelompok.

2.7 Kesejahteraan Nelayan

Pengertian mengenai kesejahteraan berbeda-beda antara yang satu dengan

yang lainnya, sehingga keadaan sejahtera yang dialami oleh seseorang belum tentu

berarti sejahtera bagi yang lainnya. Kesejahteraan tidak saja menyangkut aspek yang

bersifat lahiriah atau material, tetapi juga yang bersifat batiniah atau spritual.

Menurut Sukirno (1985) dalam Suswanti (2005), kesejahteran adalah suatu yang

bersifat subyektif dimana setiap orang mempunyai pedoman, tujuan dan cara hidup

yang berbeda-beda terhadap faktor-faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan.

Menurut Sawidak (1985), kesejahteraan merupakan sejumlah kepuasan yang

diperoleh seseorang dari hasil mengkonsumsi pendapatan yang diterima, namun

tingkatan dari kesejahteraan itu sendiri merupakan sesuatu yang bersifat relatif

karena tergantung dari besarnya kepuasan yang diperoleh dari hasil mengkonsumsi

pendapatan tersebut. Konsumsi sendiri pada hakekatnya bukan hanya sesuatu yang

mengeluarkan biaya, karena dalam beberapa hal konsumsi pun dapat dilakukan tanpa

menimbulkan biaya bagi konsumennya.

BPS (1991) menyatakan bahwa kesejahteraan bersifat subyektif, sehingga

ukuran kesejahteraan bagi setiap individu atau keluarga berbeda satu sama lain. Pada

prinsipnya kesejahteraan dari individu atau keluarga tersebut sudah tercapai.

Kebutuhan dasar erat kaitannya dengan kemiskinan. Apabila kebutuhan dasar belum

terpenuhi oleh individu atau keluarga, maka dikatakan bahwa individu atau keluarga

berada dibawah garis kemiskinan.

Menurut BPS (1996), pendapatan per kapita sering digunakan untuk

mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat. Ekonomi masyarakat yang

makmur ditunjukkan oleh pendapatan per kapita yang tinggi, dan sebaliknya

Page 11: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

ekonomi masyarakat yang kurang makmur ditunjukkan oleh pendapatan per kapita

yang rendah.

Kesejahteraan rakyat mempunyai aspek yang sangat kompleks dan tidak

memungkinkan untuk menyajikan data yang mampu mengukur semua aspek

kesejahteraan. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan

indikator kesejahteraan yang dipergunakan Badan Pusat Statistik dalam Susenas

1991, indikator tersebut adalah:

1) Pendapatan per kapita per tahun

2) Konsumsi rumah tangga per tahun

3) Keadaan tempat tinggal

4) Fasilitas tempat tinggal

5) Kesehatan anggota rumah tangga

6) Kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan dan medis

7) Kemudahan memasukkan anak ke jenjang pendidikan

8) Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi

9) Kehidupan beragama

10) Perasaan aman dari tindakan kejahatan.

Tingkat kesejahteraan sosial diukur dengan pendekatan pengeluaran rumah

tangga yang didasarkan pada pola pengeluaran untuk pangan, barang dan jasa,

rekreasi, bahan bakar dan perlengkapan rumah tangga. Pendekatan pengamatan

dilakukan terhadap kondisi perumahan, kesehatan, pendidikan, dan pola pengeluaran

rumah tangga. Penilaian terhadap kondisi perumahan didasarkan pada jenis dinding

rumah, jenis lantai, jenis atap serta status kepemilikan. Pendekatan untuk menilai

kondisi kesehatan berdasarkan kondisi sanitasi perumahan serta kondisi

perlengkapan air minum, air mandi, cuci dan kakus (BPS 1991).

Pengukuran kemiskinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah garis

kemiskinan menurut Sajogyo (1977) yang membedakannya berdasarkan tingkat

pendapatan per kapita per tahun setara beras antara desa dengan kota. Sajogyo (1977)

membagi tingkat kemiskinan tersebut sebagai berikut

Page 12: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

1) Tidak Miskin, yaitu apabila pengeluaran per kapita per tahun lebih tinggi dari

nilai 320 kg beras untuk daerah pedesaan dan lebih dari 480 kg beras untuk

daerah perkotaan

2) Miskin (nilai ambang kecukupan pangan), yaitu apabila pengeluaran per kapita

per tahun lebih rendah dari nilai tukar 320 kg beras untuk daerah pedesaan dan

480 kg beras untuk daerah perkotaan

3) Miskin sekali (tidak cukup pangan), yaitu apabila pengeluaran per kapita per

tahun lebih rendah dari nilai tukar 240 kg beras untuk daerah pedesaan 360 kg

beras untuk daerah perkotaan, dan

4) Paling miskin (melarat), yaitu apabila pengeluaran per kapita per tahun lebih

rendah dari nilai tukar 180 kg beras untuk daerah pedesaan dan 270 kg beras

untuk daerah perkotaan.

Selain pengukuran kemiskinan menurut Sajogyo, juga dapat digunakan

konsep kemiskinan yang ditetapkan oleh Direktorat Tata Guna Tanah, Ditjen Agraria

diacu dalam Hardjanto (1996) yang mengklasifikasikan tingkat kemiskinan

berdasarkan nilai konsumsi total sembilan bahan pokok dalam setahun yang dinilai

dengan harga setempat. Kebutuhan hidup minimum yang digunakan sebagai tolak

ukur adalah:

1) 100 kg beras

2) 15 kg ikan asin

3) 6 kg gula pasir

4) 4 M tekstil kasar

5) 6 kg minyak goreng

6) 60 liter minyak tanah

7) 9 kg garam

8) 20 batang sabun

9) 2 potong kain batik kasar.

Dengan mengunakan tingkat pendapatan per kapita per tahun setara dengan

pengeluaran untuk konsumsi sembilan bahan pokok, Direktorat Tata Guna Tanah,

Ditjen Agraria diacu dalam Hardjanto (1996) membagi tingkat kemiskinan menkadi

empat golongan, yaitu:

Page 13: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

1) Miskin sekali: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun lebih rendah 75%

dari total pengeluaran 9 bahan pokok

2) Miskin: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun berkisar antara 75-125%

dari total pengeluaran 9 bahan pokok

3) Hampir miskin: apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun berkisar antara

126-200% dari total pengeluaran 9 bahan pokok, dan

4) Tingkat miskin: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun lebih besar

200% dari total pengeluaran 9 bahan pokok.

3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 7 bulan yang dimulai dari studi literatur,

pembuatan proposal, pengumpulan data dan penyusunan laporan. Penelitian lapang

dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai dengan Juni 2010. Penelitian ini

dilakukan di desa Kusu Lovra kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi

Maluku Utara. Lokasi Penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

Page 14: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

Sumber : Hasil Analisa GIS Tim RDTR Kota Kao, 2007

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Studi kasus

adalah studi intensif dan terperinci mengenai suatu objek yang dilakukan dengan

berpedoman pada kuesioner (Soekartawi 1986). Aspek yang diteliti meliputi aspek

sosial dan ekonomi berupa tingkat kesejahteraan nelayan.

3.3 Pengolahan dan Analisis Data

Untuk mengarahkan pada pengambilan keputusan berdasarkan situasi

organisasi dan pertimbangan lainnya dibutuhkan suatu kerangka kerja yang logis.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).

Page 15: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

3.4 Jenis dan Sumber Data

Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

kualitatif. Pendekatan kuantitatif menggunakan analisis kuantitatif terhadap aktor-

aktor yang berperan dalam pengentasan kemiskinan di desa Kusu Lovra. Sedangkan

analisis kualitatif menggunakan observasi dan wawancara mendalam dengan

lembaga pemerintah, LSM dan tokoh masyarakat.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder yang meliputi:

1. Pengambilan data primer, yaitu data yang dikumpulkan secara langsung melalui

wawancara responden (stakeholders) dengan menggunakan kuesioner yang telah

disusun sebelumnya. Data primer meliputi data yang menyangkut karakteristik

dan pola konsumsi masyarakat nelayan, pendapat responden mengenai strategi

pemberdayaan nelayan, serta beberapa faktor pendukung terhadap kegiatan

ekonomi masyarakat nelayan dalam meningkatkan kesejahteraan di desa Kusu

Lovra kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara dengan menggunakan daftar

pertanyaan yang terdiri dari beberapa bagian:

a. Karakteristik masyarakat nelayan meliputi: umur, tingkat pendidikan, tingkat

pendapatan, dan jumlah tanggungan

b. Faktor eksternal meliputi: kondisi sosial ekonomi masyarakat, fluktuasi

harga, musim panen

c. Faktor pendukung meliputi: program pemberdayaan, bantuan kredit,

pendamping, informasi pasar.

2. Data sekunder, yaitu data- data yang mendukung yang diperoleh dari lembaga

yang terkait, data tersebut di peroleh dari:

a. Kantor Bupati Halmahera Utara

b. Kantor Bappeda Halmahera Utara

c. Kantor BPS Halmahera Utara

d. Kantor Perikanan dan Kelautan Halmahera Utara

e. Kantor Kecamatan Setempat

f. Pengamatan Langsung

Page 16: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

g. Literatur yang relevan dengan topik penelitian ini

h. Data penunjang lainnya yang berhubungan dengan tujuan penelitian ini

3.5 Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Alat tulis

memulis, kuesioner dan kamera.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Pada pelaksanaan kegiatan kajian, untuk mengumpulkan dan mendapatkan

data kualitatif berupa fakta-fakta lisan/tulisan adalah dengan cara:

(1) Observasi

Tujuan teknik observasi adalah agar kita memperoleh gambaran yang lebih

jelas melalui kegiatan pengamatan tentang kehidupan sosial yang sukar diperoleh

melalui metode lain. Adapun syarat untuk melakukan pengumpulan data dengan

teknik ini yaitu bahwa peneliti harus secara langsung ada dalam lingkungan peneliti.

Hal ini dibuktikan bahwa peneliti berasal dari lokasi penelitian sehinga diharapkan

dapat mendalami dan memaknai permasalahan sebagai suatu upaya mengkaji

kondisi masyarakat.

(2) Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam dilakukan dengan cara tatap muka anatara peneliti

dengan responden dan stakeholders yang dilakukan dalam suasana formal dan

informal. Tujuan teknik wawancara adalah mencari informasi yang sedalam-

dalamnya dalam bentuk komunikasi verbal

(3) Kuesioner.

Page 17: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

Mengedarkan daftar pertanyaan kepada responden dan stakeholders, baik itu

pertanyaan terbuka maupun tertutup

(4) Studi Kepustakaan.

Tujuan teknik ini adalah untuk mempelajari arsip-arsip atau dokumen-

dokumen yang terkait dengan situasi dan kondisi masyarakat desa Kusu Lovra

kecamatan Kao.

3.7 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisa yang digunakan antara lain:

3.7.1 Analisis Deskriptif

Analisys deskriptif yaitu analisis yang dilakukan membaca tabel-tabel,

informasi, gambar gambar, grafik beserta angka angka yang tersedia kemudian

melakukan perbandingan, penafsiran, menarik kesimpulan dari hasil analisis. Hal ini

mengandung pengertian bahwa data yang terkumpul baik berupa data kuantitatif

maupun kualitatif dianalisa secara kualitatif untuk mendapatkan penguraian dan

perbandingan dalam bentuk kalimat atau kata kata untuk ditarik kesimpulan.

Adapun populasi kajian yang menjadi sasaran adalah anggota masyarakat

sebanyak 17 orang yang beraktifitas baik sebagai nelayan, buruh nelayan, maupun

pedagang pengumpul yang dilakukan baik secara perorangan maupun secara

kelompok dan stakholder lain seperti tokoh masyarakat 2 orang, pemerintah terkait 3

orang, tokoh agama 1 orang, tokoh nelayan 2 orang, maupun tokoh LSM 2 orang.

Sedangkan pengambilan sampel responden dilakukan berdasarkan sampling (random

sampling dan purposive sampling) yakni ditujukan kepada perorangan maupun

anggota kelompok dan pihak-pihak terkait baik sebagai responden maupun sebagai

informan yang langsung berkenan dengan kegiatan upaya peningkatan kesejahteraan

masyarakat nelayan di desa Kusu Lovra kecamatan Kao, sebagai berikut:

a. Anggota kelompok

b. Pengurus kelompok

Page 18: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

c. Pemilik katinting

d. Nelayan

e. Pedagang pengumpul

f. Aparat desa

g. Tokoh agama.

h. Tokoh masyarakat

i. Instansi terkait.

Selanjutnya untuk mendapatkan data yang lebih optimal maka análisis

deskriptif diharapkan paling kurang dapat menyajikan data dalam beberapa tahapan

sebagai berikut:

1) Reduksi, data yang diperoleh dilapangan dicatat secara lengkap dan rinci. Data

tersebut perlu dirangkum, dipilih hal-hal pokok dan difokuskan sesuai dengan

tujuan penelitian, hasil dari reduksi data adalah tersusunnya data ini secara

sistematis yang memberi gambaran lebih tajam tentang hasil pengamatan dan

juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila

diperlukan

2) Display data yaitu melihat gambar keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari

penelitian maka perlu display data, yaitu menyajikan data dalam tabel, gambar,

matriks, grafik, network dan chart. Dalam tahap ini data hasil wawancara

diuraikan secara terperinci dan selanjutnya ditampilkan tabel untuk memudahkan

membaca hasil penelitian sesuai dengan pertanyaan peneliti

3) Kesimpulan dan verifikasi, yaitu: upaya mencari pola, model, tema, hubungan

dan persamaan serta hal-hal yang sering muncul, sehingga dapat ditarik suatu

kesimpulan. Data hasil penelitian dan analisis berdasarkan kerangka pemikiran

yang telah ditetapkan untuk kemudian dilihat hubungan dan persamaan dari

implikasi teoritiknya, sehinga diperoleh suatu kesimpulan jawaban peneliti.

3.7.2 Analisa SWOT

Analisis ini digunakan sebagai alat untuk menyusun suatu strategi yang

sesuai dan tepat dalam mengembangkan suatu kegiatan. Analisis SWOT dilakukan

berdasarkan asumsi bahwa suatu strategi yang efektif memaksimalkan kekuatan dan

peluang, serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Analisis SWOT digunakan

Page 19: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

untuk memperoleh hubungan antara faktor eksternal dan faktor internal. Dengan

analisis ini, kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), yang merupakan faktor

internal dapat diidentifikasi, begitu pula peluang (Opportunities) dan ancaman

(Threats) sebagai faktor eksternal.

Analisis SWOT adalah identifikasi secara sistematik atas kekuatan dan

kelemahan dari faktor-faktor eksternal yang dihadapi suatu sektor. Analisis ini

digunakan untuk memperoleh hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal.

Lingkup kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman adalah sebagai berikut:

(1). Kekuatan

Kekuatan yang diidentifikasikan meliputi semua aspek yang berada dalam

strategi pemberdayaan masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan yang

memberikan nilai positif.

(2). Kelemahan

Kelemahan yang diidentifikasikan meliputi semua aspek yang berada dalam

sistem pemberdayaan masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan yang

memberikan nilai negatif.

(3). Peluang

Peluang yang diidentifikasi adalah potensi atau kesempatan dari strategi

pemberdayaan masyarakat nelayan yang dapat diambil untuk penanggulangan

kemiskinan.

(4). Ancaman

Ancaman yang diidentifikasi adalah semua dampak negatif dari luar strategi

pemberdayaan masyarakat nelayan yang mungkin dihadapi untuk

penanggulangan kemiskinan.

Kemudian, langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis SWOT ini adalah

sebagai berikut:

1) Identifikasi faktor internal dan eksternal

Page 20: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

Dari potensi sumberdaya Desa Kusu Lovra, akan diidentifikasi beberapa

faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam pemberdayaan masyarakat

untuk penanggulangan kemiskinan.

2) Analisis SWOT

Setelah teridentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal (faktor strategis)

yang berperan dalam pemberdayaan masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan

kemudian dibangkitkan (generating) berbagai alternatif strategi yang relevan dengan

menggunakan Matriks SWOT (Tabel 1). Dari matriks SWOT pada tabel itu

diperoleh 4 (empat) kemungkinan alternatif strategi, yaitu:

1. Strategi SO yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil

peluang yang ada.

2. Strategi ST yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi

ancaman yang dihadapi.

3. Strategi WO yaitu berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari peluang yang

ada dengan mengatasi kelemahan-kelemahan.

4. Strategi WT yaitu berusaha meminimumkan kelemahan dengan menghindari

ancaman yang ada

Tabel 1 Matriks Analisis SWOT

Faktor

Internal

Faktor

Eksternal

STRENGTHS

(S)

WEAKNESSES

(W)

STRATEGI SO STRATEGI WO

Page 21: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

OPPORTUNITIES (O)

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang.

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan

untuk memanfaatkan peluang

THREATS

(T)

STRATEGI ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman.

STRATEGI WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.

3.7.3 ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Setelah dilakukan analisa dengan menggunakan SWOT, maka langkah

selanjutnya adalah membuat urutan prioritas program dengan menggunakan analysis

Hirarkhy Proces (AHP). Adapun langkah-langakah dalam analisis data dengan AHP

adalah:

1) Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi masalah.

2) Membuat struktur hirarki yang di awali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan

sub-sub tujuan, kriteria dan memungkinkan alternatif-alternatif pada tingkatan

kriteria yang paling bawah.

3. Membuat matrik perbadingan berpasangan yang menggambarkan pengaruh

relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan yang

setingkat di atasnya, perbandingan berdasarkan judgment dari para pengambil

keputusan dengan nilai tingkat kepentingan satu elemen dibandingkan dengan

elemen lainnya. Untuk mengkuantifikasikan data kualitatif pada materi

wawancara digunakan nilai skala komparasi berdasarkan skala Saaty.

4. Melakukan perbandingan berpasangan. Kegiatan ini dilakukan oleh

stakeholder yang berkompeten.

5. Menghitung akar ciri, vektor ciri, dan menguji konsistensinya. Jika tidak

konsisten maka pengambilan data diulangi atau dikoreksi. Indeks Konsistensi

(CI) menyatakan penyimpangan konsistensi dan menyatakan ukuran tentang

konsisten tidaknya suatu penelitian perbandingan berpasangan. Nilai pengukuran

Page 22: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

konsistensi diperlukan untuk mengetahui konsistensi jawaban dari respon karena

akan berpengaruh terhadap keabsahan hasil.

Menurut Saaty, 1993 ada tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan

AHP, yaitu prinsip menyusun hirarki (Decomposition), prinsip menentukan prioritas

(Comparative Judgement), dan prinsip konsistensi logis (Logical Consistency).

Hirarki yang dimaksud adalah hirarki dari permasalahan yang akan dipecahkan untuk

mempertimbangkan kriteria-kriteria atau komponen-komponen yang mendukung

pencapaian tujuan. Dalam proses menentukan tujuan dan hirarki tujuan, perlu

diperhatikan apakah kumpulan tujuan beserta kriteria-kriteria yang bersangkutan

tepat untuk persoalan yang dihadapi. Dalam memilih kriteria-kriteria pada setiap

masalah pengambilan keputusan perlu memperhatikan kriteria-kriteria sebagai

berikut:

1) Lengkap. Kriteria harus lengkap sehingga mencakup semua aspek yang penting,

yang digunakan dalam mengambil keputusan untuk pencapaian tujuan.

2) Operasional. Operasional dalam artian bahwa setiap kriteria ini harus

mempunyai arti bagi pengambil keputusan, sehingga benar-benar dapat

menghayati terhadap alternatif yang ada, disamping terhadap sarana untuk

membantu penjelasan alat untuk berkomunikasi.

3) Tidak berlebihan. Menghindari adanya kriteria yang pada dasarnya mengandung

pengertian yang sama.

4) Minimum. Diusahakan agar jumlah kriteria seminimal mungkin untuk

mempermudah pemahaman terhadap persoalan, serta menyederhanakan

persoalan dalam analisis.

5)

Tabel 2 Skala Angka Saaty

Intensitas/ Penting-

nya Definisi Keterangan

1 Atribut yang satu dengan yang lainnya sama penting

Dua aktivitas memberikan kontribusi yang sama kepada tujuan

3 Atribut yang satu sedikit lebih penting (agak kuat) dari atribut

Pengalaman dan selera sedikit menyebabkan yang satu lebih disukai

Page 23: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

yang lainnya. daripada yang lain

5 Sifat lebih pentingnya atribut yang satu dengan lain kuat

Pengalaman dan selera sangat menyebabkan penilaian yang satu lebih dari yang lain, yang satu lebih disukai dari yang lain.

7 Menunjukkan sifat sangat penting satu atribut dengan atribut lain

Aktivitas yang satu sangat disukai dibandingkan dengan yang lain, dominasinya tampak dalam kenyataan

9 Satu atribut ekstrim penting dari atribut lainnya

Bukti bahwa antara yang satu lebih disukai daripada yang lain menunjukkan kepastian tingkat tertinggi yang dapat dicapai.

2, 4, 6, 8 Nilai tengah di antara dua penilaian

Diperlukan kesepakatan (kompromi)

Resiprokal

Jika atribut i dibandingkan dengan j mendapat nilai bukan nol, maka j jika dibandingkan dengan i mempunyai nilai kebalikannya

Asumsi yang masuk akal

Rasional Rasio yang timbul dari skala Jika konsistensi perlu dipaksakan dengan mendapatkan sebanyak n nilai angka untuk melengkapi matriks

Hirarki strategi pemberdayaan masyarakat nelayan di desa Kusu Lovra

Kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini

KEBIJAKAN

PEMBERDAYAAN

NELAYAN DESA KUSU

LOVRA

NELAYAN DKP TOKOH

MASY.

PEMERINT

AH DESA

KOPERASI

EKOLOGI EKONOMI SOSIAL TEKNOLO

GI

SDM

Page 24: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

Gambar 3. Hierarki Strategi Pemberdayaan Masyarakat Nelayan di Desa Kusu Lovra Kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara

4 HASIL PENELITIAN

4.1 Kondisi Umum Nelayan Halmahera utara

Luas perairan Halmahera Utara adalah 19.536,02 Km2 atau 76 % dari luas

wilayah keseluruhan, mengandung berbagai sumber daya perikanan yang bernilai

Page 25: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

ekonomis penting. Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Kelautan kabupaten

Halmahera Utara standing stock perikanan sebesar 89.865,69 Ton/tahun, potensi

lestari Maksimum Sustainable Yield (MSY) yang dapat dimanfaatkan setiap tahun

diperkirakan sebesar 26.946,41 ton/tahun dengan perincian sebagai berikut:

Perikanan pelagis : 17.986,44 ton/tahun, Perikanan demersel : 71.879,25 ton/tahun.

Perikanan laut di Halmahera Utara merupakan daerah sebaran jenis ikan Pelagis

dan Demersal yang mempunyai nilai ekonomis penting, (Laporan tahunan Dinas

Perikanan dan Kelautan kabupaten Halmahera Utara, 2008).

Menurut laporan tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Halmahera Utara tahun 2008, produksi perikanan laut dapat mencapai sebesar

14.686,581 ton. Secara keseluruhan jenis ikan ekonomis penting yang terdapat

dalam sumberdaya alam laut di kabupaten Halmahera Utara yaitu : cakalang

(Katsuwonus pelamis), tatihu / madidihang (Thunnus albacores), mata besar (Thunnus

abesus), albacore (Thunnus alalunga), layang (Decapterus spp), kembung (Rastreliger

sp), lemuru (Clupea spp), teri (Stolephorus spp), komo (Auxis spp), bubara (Caranx

spp), julung (Hanirhampus sp), ikan terbang (Cypsilerus sp) peperek (Leiognathus

sp), beloso (Sameda sp), biji nangka (Upeneus spp), gerot-gerot (Prada tyas spp), ikan

merah (Lutjanus spp), kerapu (Ephynephelus sp), suwangi (Priocathus sp), kakap

(Lotes spp), cucut (Hemigalerus sp), pari (Trygen sp), bawal hitam (Pormia niger),

bawal putih ( Panpus argentus), baronang (Siganus sp), jenis – jenis bukan ikan

krustasea, moluska, echinodermata dan rumput laut, serta terumbu karang. Sumber

daya alam pantai yaitu : ketam kenari (Birgus latro), penyu, burung laut, hutan

mangrove. Dalam perairan ini terdapat juga jenis udang (Penaied sp), kepiting

(Brachyura sp), cumi-cumi (Chaphalopoda sp), kerang mutiara (Pinctada maxima),

tapis-tapis (Pinctada margaritifera), lola (Trochus niloticus), teripang (Holothuridae sp).

Dalam laporan yang sama juga menyebutkan bahwa di beberapa wilayah

kecamatan yang berada di wilayah perairan Teluk Kao merupakan daerah

penangkapan jenis ikan komersial, cakalang, tuna, komo, kerapu, kakap merah,

baronang, ekor kuning, sedangkan alat tangkap yang dominan digunakan nelayan

Page 26: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

untuk mengeksploitasi sumberdaya ikan di perairan Teluk Kao adalah jaring. Alat

tangkap jaring tetap lebih dominan digunakan pada perairan pantai yang jaraknya

dari pantai kurang dari 6 mil. Produksi ikan dengan menggunakan jenis alat

tangkap tersebut antara lain ikan ekor kuning dan ikan komo.

Selain memiliki luas perairan laut yang potensial, kabupaten Halmahera

Utara dikaruniakan sumberdaya darat, tanah yang subur yang ditumbuhi berbagai

jenis pohon dan tanaman yang dapat diusahakan masyarakat berupa tanaman

hortikultura, tanaman perkebunan dan tanaman pangan, menjadi kekuatan

penopang sumber pendapatan masyarakat.

Masyarakat Halmahera Utara terdiri dari berbagai etnis diantaranya etnis

Tobelo, Kao, Galela, Tobaru (sebagai suku-suku asli) dan suku-suku pendatang

diantaranya; suku Batak, Jawa, Toraja, Ambon, Minahasa, Bugis-Makasar, Cina,

Buton Sanger dan Talaud. Etnis-etnis ini sudah sejak lama berbaur dalam

kehidupan masyarakat di Halmahera Utara. Keterbukaan yang tinggi terhadap

siapa saja dimiliki oleh masyarkaat Halmahara Utara karena filosofi “Hibualamo”

yang dianut masyarakatnya. Hibualamo adalah rumah besar tempat berkumpulnya

komunitas masyarakat asli untuk membicarakan berbagai persoalan dalam

komunitas tersebut. Hibualamo sebagai Rumah besar dibangun dalam bentuk segi

delapan tanpa dinding, dengan filosofi siapapun dapat bertetduh dirumah itu.

Selain keterbukaan, nilai-nilai kebersamaan, tolong-menolong, membantu orang

lain dalam keadaan susah, telah membentuk pola hidup masyarakat yang gampag,

tidak perlu terlalu sulit menghadapi kehidupan kesehariannya. O’dora, mencintai,

menyayangi; O’leleani, melayani merupakan nilai-nilai yang hidup dalam

masyarakat adat Hibualamo.

Kondisi itu menyebabkan masyarakat Halmahera Utara di era sampai

dengan tahun 1980-an tidak sulit dalam menghadapi hidup, dan hidup dibangun

dengan biaya yang masih relativ kecil. Kondisi hidup seperti ini berlangsung sudah

sangat lama yang menyebabkan masyarakat setempat terlena. Etos kerja menjadi

relatif rendah kerena semua kebutuhan telah terpenuhi dengan mudah dan

Page 27: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

masyarakat bisa hidup dengan nyaman. Mereka menganggap bahwa dari hasil

kebun saja mereka bisa hidup dengan aman dan nyaman. Sebagai ilustrasi, jika kita

melihat buah-buahan di kebun orang lain, jika kita menghendakinya kita bisa

mengambilnya dengan bebas, asalkan sekembali dari kebun dapat diinformasikan

kepada pemiliknya. Artinya bahwa kondisi kesejahteraan masyarakat ketika itu

sudah cukup sejahtera dengan ketersediaan sumberdaya alam di sekitarnya.

Berbeda dengan kondisi sekarang, sejak era 1990-an, masyarakat sudah mulai

menganggap uang menjadi penting bagi kehidupannya, oleh karena itu semua hasil

sumberdaya sudah dapat diperdagangkan untuk memenuhi kebutuhan hidup

keluarganya. Dengan perkembangan kondisi terakhir inilah membuat sebagian

besar masyarakat desa di kabupaten Halmahera Utara mengalami kesulitan dalam

menghadapi kehidupan kesehariannya terutama dalam upaya membangun masa

depan kehidupan keluarga sejahtera.

4.2 Sumber Pendapatan Nelayan

Kabupaten Halmahera Utara secara geografis sebagian besar adalah

wilayah laut yang dapat menggambarkan bahwa masyarakat dalam aktifitasnya

baik segi ekonomi, sosial dan lain-lain selalu ada hubungan dengan perairan laut.

Pemukiman masyarakat pada umumnya berada pada pesisir pantai dan pulau-

pulau tetapi sumber pencaharian utama adalah sebagai petani dengan

mengembangkan tanaman Kelapa dan berbagai jenis tanaman perkebunan seperti

cengkeh, pala, kakao, vanili juga berbagai jenis tanaman hortikurltura dan tanaman

pangan. Oleh karena itu selain bermata pencaharian sebagai petani, sector

perdagangan dan perikanan juga mulai diusahakan oleh masyarakat di Halmahera

Utara. Khusus pada sektor perikanan masyarakat memanfaatkan sumberdaya ini

sebagai pekerjaan sambilan

Nelayan di desa Kusu Lovra terbagi menjadi dua kelompok yaitu nelayan

katinting dan buruh nelayan katinting. Nelayan katinting yang dimaksud dalam

Page 28: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

penelitian ini adalah nelayan yang melakukan penangkapan dengan perahu

katinting milik sendiri. Sedangkan buruh nelayan katinting yaitu nelayan yang

melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan perahu katinting milik orang

lain. Pendapatan buruh nelayan diperoleh melalui pembagian hasil penangkapan

dengan pemilik perahu katinting setelah dikurangi total biaya operasional. Pemilik

perahu katinting mendapat setengah dari total pendapatan bersih, begitu juga

dengan buruh nelayan mendapat bagian yang sama dengan pemilik perahu

katinting.

Secara umum, nelayan desa Kusu Lovra tidak sepenuhnya mengandalkan

pendapatannya dari hasil melaut, tetapi banyak juga dari mereka yang sumber

pendapatannya dari hasil bekerja sebagai petani, khususnya petani kopra. Rata-rata

pendapatan dari sektor pertanian tanaman kelapa sebesar Rp. 450.000,- per bulan

dari lahan seluas 1 sampai 2 hektar. Satu kilogram kopra dijual seharga Rp.3.000,-

dari rata-rata kopra yang dihasilkan sebanyak 1.200 kilogram. Sedangkan panen

kelapa dilakukan setiap tiga kali dalam setahun. Sebagian besar dari mereka

menjual kelapa di lokasi pemanenan tanpa harus membawanya ke pasar, atau

penjual yang datang langsung ke kebun kelapa, tetapi ada sebagian masyarakat

yang sudah sejak awal menerima panjar sehingga hasil kelapa mereka dijual kepada

langganan mereka. Model yang terakhir ini terkadang selaku petani kelapa ada

dalam ketidakberdayaan karena harga dapat dimainkan oleh pembeli langganan

tersebut, dengan berbagai alasan diantaranya bunga atas panjar yang telah diambil.

Bagi nelayan maupun buruh nelayan di desa Kusu Lovra, pendapatan dari

hasil kebun dianggap sebagai pendapatan tambahan yang diperoleh tanpa

mengorbankan waktu yang cukup banyak. Mereka menjual hasil kebun (kelapa)

setelah kelapa terlihat mulai mengering.

Pendapatan kotor nelayan dari hasil melaut sebesar Rp.100.000-150.000/hari.

Setelah pendapatan tersebut dikurangi dengan total biaya operasional, sisanya

kemudian dibagi dua antara pemilik perahu dengan buruh nelayan. Rata-rata biaya

operasional perhari untuk nelayan katinting adalah sebesar Rp.41.000. Sehingga

Page 29: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

rata-rata pendapatan bersih untuk nelayan maupun untuk buruh nelayan perhari

sebesar kurang lebih Rp.42.000,- Begitu juga pendapatan untuk buruh nelayan. Jika

diasumsikan (berdasarkan pengalaman nelayan desa Kusu Lovra) bahwa

penangkapan efektif 14 hari dalam sebulan maka rata-rata pendapatan nelayan

adalah sebesar Rp.588.000- per bulan. Upah Minimum Propinsi (UMP) Maluku

Utara tahun 2008 sebesar Rp. 700.000,-per bulan, pada tahun 2009 naik sebesar 10%

menjadi Rp. 770.000,-per bulan

.

4.3 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan suatu gambaran secara umum untuk

melihat kualitas sumber daya manusia (SDM) masyarakat nelayan desa Kusu

Lovra. Hal ini disebabkan karena pendidikan mempunyai pengaruh terhadap

pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan adaptasi dan adopsi terhadap

teknologi dan perubahan (kemajuan). Keragaan pendidikan pada masyarakat

nelayan, secara umum diperoleh informasi bahwa tingkat pendidikan masyarakat

nelayan serendah-rendahnya Sekolah Dasar (SD) dan setinggi-tingginya adalah

Sekolah Menengah Pertama (SMP), hal ini tidak menunjukkan adanya perbedaan

berdasarkan perbedaan klasifikasi nelayan. Artinya baik pemilik nelayan katinting

maupun buruh nelayan katinting mempunyai kesempatan yang sama dalam hal

pendidikan. Namun demikian secara keseluruhan tingkat pendidikan masyarakat

nelayan di desa Kusu Lovra dapat dikatakan masih relatif rendah karena

ditemukan sebanyak 76,4% nelayan hanya berpendidikan Sekolah Dasar (SD), dan

23,5% berpendidikan SMP dari total jumlah penduduk 341 jiwa. Tingkat

pendidikan tersebut sangat berpengaruh terhadap inovasi dan kreativitas nelayan

dalam melaksanakan aktivitasnya, dan akan berpengaruh pula terhadap tingkat

pendapatan nelayan.

Menurut Dahuri (2000) bahwa pada umumnya masyarakat pesisir lebih

merupakan masyarakat tradisional dengan kondisi sosial ekonomi yang rendah

Page 30: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

dan relatif sederhana. Pendidikan formal yang diterima masyarakat pesisir secara

umum jauh lebih rendah dari pendidikan masyarakat non pantai lainnya.

Berkaitan dengan tingkat sosial ekonomi masyarakat, Rahardjo (1996) menyatakan

bahwa masyarakat pesisir dapat dibedakan secara jelas dari masyarakat kota,

perbedaan utamanya karena keadaan sosial ekonomi mereka yang umumnya

terbelakang. Seperti terlihat dari beberapa indikator, misalnya pendapatan yang

relatif rendah, kurangnya kelembagaan penunjang, lemahnya infrastruktur (sosial,

fisik, ekonomi), rendahnya tingkat pendidikan dan status kesehatan.

Sedangkan perhatian dan tingkat partisipasi nelayan terhadap pendidikan

anak-anaknya cukup tinggi, baik untuk anak perempuan maupun anak laki-laki.

Anak-anak mereka pada umumnya bersekolah hingga jenjang SLTP, walaupun

tidak semua anak nelayan bersekolah hingga SLTP. Kepedulian masyarakat

setempat terhadap arti penting pendidikan bagi masa depan kehidupan anak-anak

mereka, mulai berubah sejak dasa warsa 90-an. Walaupun dengan kondisi yang

demikian, ada juga nelayan yang mulai menyekolahkan anak-anaknya hingga ke

jenjang pendidikan tinggi.

4.4 Sosial ekonomi nelayan

Masayarakat desa Kusu Lovra terdiri dari etnis Tobelo, Boeng, Pagu, Kao,

Tobaru (suku-suku asli), dan suku pendatang; Sanger, Talaud dan Minahasa.

Khusus untuk masyarakat nelayan di desa Kusu Lovra didominasi oleh etnis Sanger

dan Talaud, dan mereka berdomisili dalam satu lokasi yang tidak bercampur

banyak dengan etnis yang lain, oleh karena itu sebagai kelompok masyarakat

sesama etnis, tolong-menolong, saling membantu, gotong royong juga masih hidup

dan berkembang dalam masyarakat., tetapi dalam perkembangan terakhir ini,

dalam banyak hal, nilai-nilai yang pernah ada dulu sudah mulai terdegradasi hanya

karena berbagai usaha dan aktifitas masyarakat telah memiliki nilai materi (uang).

Kehidupan para nelayan desa Kusu Lovra bukanlah bersifat individual,

tetapi dalam melaksakan pekerjaan sebagai nelayan, sebagian dari mereka ada yang

Page 31: 2.1 Strategi Pemberdayaan - repository.ipb.ac.id · sebagai peta yang hanya menunjukkan arahnya saja, tetapi sangat penting bagaimana ... Dalam strategi pembangunan perikanan di Indonesia

hidup berkelompok. Setiap kelompok nelayan terdiri dari: (1) juragan pemilik

kapal/perahu; (2) dan buruh nelayan. Ketika melaut buruh nelayan juga terkadang

ada yang sendiri dan ada juga yang lebih dari satu orang. Sebagai sebuah

(organisasi) kelompok nelayan, pola relasi kerja, baik antara juragan/pemilik perahu

dan buruh nelayan sendiri, bukan terjadi dalam kerangka hubungan kerja antara

“atasan” dan “bawahan” yang bersifat “hubungan pengabdian”, tetapi lebih

bersifat “kolegialisme” dan “kekeluargaan”, sekalipun terdapat klasifikasi di antara

mereka sesuai dengan spesifikasi kerja masing-masing. Hubungan kerja di antara

mereka pun sangat longgar, terbuka, suka-hati dan didasarkan atas kerjasama yang

saling menguntungkan. Hal ini menunjukkan betapa faktor-faktor sosial dan

budaya bercampur baur dengan faktor-faktor ekonomi.

Menurut Boeke dalam Mintaroem (2008), masyarakat desa tradisional

mampu membangun dan mengembangkan struktur ekonomi secara otonom dan

swasembada, hal itu tidak lain karena didukung penuh oleh adanya ikatan-ikatan

sosial dan budaya yang asli dan organis, sistem kesukuan tradisional, kebutuhan-

kebutuhan yang tak terbatas dan bersahaja, prinsip produksi pertanian yang

semata-mata untuk keperluan keluarga, pengekangan pertukaran sebagai alat

untuk memuaskan kebutuhan, serta tidak terlalu didasarkan pada motif-motif

murni ekonomi yang sangat berorientasi kepada pasar dan laba (non profit oriented).

Sehubungan dengan hal itu maka pekerjaan tidak lain dipandang sebagai “sarana

pengabdian” terhadap kewajiban-kewajiban moral, sosial, etika dan keagamaan;

atau hanya sebatas sebagai upaya manusia untuk mempertahankan hidup. Dengan

kata lain, setiap aktivitas ekonomi, apapun bentuk dan jenisnya, ia senantiasa

dikuasai atau berada di dalam “konteks tradisi”.

PEMILIK

KAPAL/JURAG

AN

BURUH

NELAYAN

PEDAGANG

PENGEPUL

KONSUMEN

AKHIR