strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi...

144
STRATEGI PE DI KOPERAS DEP FAKULTAS INSTI EMASARAN SUSU PASTEURISASI SI PRODUKSI SUSU (KPS) BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI NADIA MEISYA H34086061 PARTEMEN AGRIBISNIS S EKONOMI DAN MANAJEMEN ITUT PERTANIAN BOGOR 2011 i

Upload: vuthien

Post on 05-Feb-2018

344 views

Category:

Documents


27 download

TRANSCRIPT

Page 1: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

STRATEGI PEMASARAN DI KOPERASI PRODUKSI SUSU (KPS) BOGOR,

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

STRATEGI PEMASARAN SUSU PASTEURISASI DI KOPERASI PRODUKSI SUSU (KPS) BOGOR,

JAWA BARAT

SKRIPSI

NADIA MEISYA H34086061

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

i

Page 2: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

ii

RINGKASAN

NADIA MEISYA. Strategi Pemasaran Susu Pasteurisasi di Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. (di bawah bimbingan NUNUNG KUSNADI)

Susu merupakan produk peternakan yang dihasilkan oleh sapi perah. Susu memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan karena susu dibutuhkan oleh semua kalangan masyarakat. Selain itu susu memiliki peranan yang sangat besar bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui pemenuhan kebutuhan protein dan mineral. Salah satu produk olahan dari susu adalah susu pasteurisasi. KPS Bogor merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan susu segar menjadi susu pasteurisasi. KPS Bogor berlokasi di Jl. Kedung Badak, Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Bogor Timur dengan jangkauan pemasaran di daerah Bogor. Sistem pemasaran yang dilakukan oleh KPS Bogor dalam memasarkan produknya menggunakan kontrak pemasaran yang biasa disebut job order. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mempelajari sistem pemasaran susu pasteurisasi di KPS Bogor. Dan tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1) mengidentifikasi sisi positif dan sisi negatif dari job order di KPS Bogor, 2) mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pemasarkan susu pasteurisasidi KPS Bogor, 3) merumuskan alternatif strategi pemasaran susu pasteurisasi yang tepat dengan kondisi yang ada di KPS Bogor, 4) menentukan prioritas strategi pemasaran susu pasteurisasi yang tepat di KPS Bogor.

Pemilihan lokasi di KPS Bogor dilakukan secara sengaja (purposive). Data yang digunakan dalam penelitian menggunakan data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data disajikan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan strategi pemasaran. Analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui lingkungan perusahaan baik itu lingkungan internal maupun eksternal. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan pada matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan Matriks QSPM.

Sistem pemasaran yang dilakukan oleh KPS Bogor dalam memasarkan produk susu pasteurisasi menggunakan kontrak pemasaran yang biasa disebut dengan istilah job order. Job order merupakan sistem penjualan produk berdasarkan pemesanan dari pelanggan. Job order di KPS Bogor memberikan keuntungan diantaranya kontinuitas pemasaran susu pasteurisasi lebih terjamin, pasar lebih pasti, dapat meminimalisir biaya promosi, dapat meminimalisir risiko kerugian akibat belum menguasai pasar, serta meminimalisasi risiko kerugian susu pasteurisasi yang rusak akibat tidak laku terjual. Selain memberikan keuntungan job order di KPS Bogor juga memberikan kerugian diantaranya menimbulkan ketergantungan produksi kepada pelanggan.

Pemasaran susu pasteurisasi di KPS Bogor dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal yang ada. Kondisi internal tersebut mencakup kekuatan KPS bogor seperti kualitas produk yang baik, SDM yang berkualitas, saluran distribusi yang jelas dan pasti, harga jual produk yang lebih murah, citra rasa produk yang beragam, wilayah pemasaran yang terjangkau dan delivery service programe dan kelemahan yang ada di KPS Bogor yaitu ketergantungan jumlah produksi kepada pelanggan, kegiatan promosi penjualan yang kurang efektif dan design produk yang kurang menarik dan kondisi eksternal perusahaan mencakup peluang yang terdiri dari pangsa pasar susu pasteurisasi yang masih luas, loyalitas konsumen, kemajuan teknologi, tren gaya hidup sehat, penurunan harga BBM. Dan ancaman yang terdiri dari kebijakan tarif impor menjadi 0 persen, peningkatan harga bahan baku susu pasteurisasi, tingkat persaingan industri pengolahan susu yang kompetitif, banyaknya produk substitusi susu pasteurisasi.

Page 3: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

iii

Total skor IFE yang dihasilkan adalah sebesar 2,927 menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kondisi internal yang kuat dan dapat memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan. Kekuatan utama yang dimiliki oleh perusahaan yaitu kualitas produk yang baik. Kelemahan utama yang dimiliki oleh perusahaan adalah ketergantungan jumlah produksi susu pasteurisasi.

Total EFE yang dihasilkan sebesar 2,940. Hal ini menunjukkan bahwa KPS Bogor merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman dengan baik. Peluang yang paling besar yang dimiliki KPS Bogor adalah pangsa pasar yang masih luas. Peluang pasar masih luas disebabkan karena adanya pertumbuhan jumlah penduduk serta adanya perubahan gaya hidup masyarakat mengkonsumsi produk susu. Ancaman terbesar yang dihadapi KPS Bogor adalah adanya kebijakan pemerintah mengenai tarif impor susu yang turun hingga 0 persen.

Nilai total matrik IFE sebesar 2,927 dan matrik EFE sebesar 2,940 menempatkan KPS Bogor pada posisi sel V dalam matrik IE . Posisi ini di sebut Hold and Maintan (jaga dan pertahankan), dan strategi yanag tepat digunakan pada posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk (David,2006).

Hasil analisis matrik SWOT menunjukan alternatif strategi pemasaran yang digunakan oleh KPS Bogor yaitu: diversifikasi produk, menambah jaringan distribusi melalui kerjasama dengan agen-agen baru dalam bentuk job order, melakukan pemasaran langsung ke konsumen akhir, memperluas sistem pemasaran dengan kontrak pemasaran, meningkatkan kegiatan promosi, dan harga jual produk yang lebih murah.

Hasil Analisis QSPM adalah strategi diversifikasi produk. Diversifikasi produk yang dilakukan KPS Bogor adalah menambah citra rasa susu pasteurisasi dan melakukan diversifikasi pada kemasan produk. Selain itu dari hasil analisis QSPM diperoleh bahwa sistem pemasaran dengan job order dinilai lebih menguntungkan dibandingkan dengan sistem pemasaran biasa.

Page 4: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

iv

STRATEGI PEMASARAN SUSU PASTEURISASI DI KOPERASI PRODUKSI SUSU (KPS) BOGOR,

JAWA BARAT

NADIA MEISYA H34086061

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Page 5: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

v

Judul Proposal : Strategi Pemasaran Susu Pasteurisasi di Koperasi Produksi

Susu

(KPS) Bogor, Jawa Barat

Nama : Nadia Meisya

NIM : H34086061

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 195809081984031002

Diketahui Ketua Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 195809081984031002

Tanggal Lulus :

Page 6: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

vi

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya dengan judul “Strategi

Pemasaran Susu Pasteurisasi di Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor, Jawa

Barat” adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk

publikasi apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitka maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar

pustaka di bagian akhir skripsi ini

Bogor, Januari 2011

Nadia Meisya

H34086061

Page 7: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 19 Mei 1987. Penulis adalah

anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Taufik Rahman dan Ibu

Setyawati.

Penulis mengikuti Sekolah Dasar di SD Negeri Bedahan 1 Cibinong dan

lulus pada tahun 1999. Pendidikan tingkat menengah dapat diselesaikan penulis

pada tahun 2002 di SLTP Negeri 2 Cibinong. Penulis memilih SMU Negeri 7

Bogor sebagai pendidikan tingkat atas dan dapat diselesaikan penulis pada tahun

2005. Penulis melanjutkan pendidikan formal di Institut Pertanian Bogor pada

Program Diploma III Program Keahlian Manajemen Agribisnis, melalui jalur

Penerimaan Mahasiswa Dengan jalur Khusus (PMDK) dan dapat diselesaikan

pada tahun 2008. Penulis kemudian melanjutkan perkuliahan ke Program Sarjana

Agribisnis Penyelenggara Khusus, Departemen Agribisnis, Institut Pertanian

Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2008.

Page 8: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang maha Esa atas segala berkat dan

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Strategi

Pemasaran Susu Pasteurisasi di Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor, Jawa

Barat”

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sistem pemasaran dengan

menggunakan sistem pemasaran kontrak di KPS Bogor dan menganalisis faktor

internal dan eksternal yang mempengaruhi kegiatan usaha susu pasteurisasi di

KPS Bogor untuk merumuskan strategi pemasaran yang tepat bagi kegiatan usaha

susu pasteurisasi di KPS Bogor. Penulisan skripsi ini merupakan hasil penelitian

yang dilaksanakan di KPS Bogor

Namun demikian sangat disadari masih terdapat kekurangan karena

keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran

dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga

dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Januari 2011

Nadia Meisya

Page 9: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

ix

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur Alhamdulillah, kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat

dan karunia-Nya, sehingga penulisan strategi pemasaran susu di Koperasi

Produksi Susu (KPS) Bogor dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang

direncanakan. Penulisan laporan ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak, untuk itu kami sebagai penulis ingin

menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar – besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS selaku dosen pembimbing skripsi atas

bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis

selama penyusunan skripsi ini

2. Eva Yolynda Aviny, SP, MM, selaku dosen penguji utama pada ujian sidang

penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran

demi perbaikan skripsi ini.

3. Suprehatin, SP, MAB, selaku dosen penguji akademik pada ujian sidang

penulis atas bimbingan, arahan, demi perbaikan skripsi ini.

4. Ir. Narni Farmayanti, Msc selaku dosen evaluator kolokium proposal

penelitian yang telah meluangkan waktu serta memberikan kritik dan saran

demi keberhasilan penelitian

5. Natalina Sianturi selaku pembahas seminar skripsi atas masukan, saran dan

kritik yang telah diberikan kepada penulis.

6. Ayahanda, Ibunda, dan keluarga besar yang selalu kucintai. Terima kasih

atas perhatian, kasih sayang yang tulus, arahan, dukungan, semangat, motivasi

dan do`anya serta materil yang telah diberikan selama ini.

7. Keluarga besar KPS Bogor atas waktu, informasi, kesempatan dan dukungan

yang telah diberikan

8. Seluruh dosen-dosen dan staf di Program Sarjana Agribisnis Penyelenggara

Khusus, Departemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor, terima kasih atas

bimbingan, didikan, pengarahan, semangat dan doa.

Page 10: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

x

9. Rekan-rekan Mahasiswa AGB, teman-teman dan semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Bogor, Januari 2011

Nadia Meisya

Page 11: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

I. PENDAHULUAN........................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 7 1.3. Tujuan .................................................................................................. 8 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9 1.5. Ruang Lingkup ..................................................................................... 9

II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 10 2.1 Perkembangan Susu Pasteurisasi ...................................................................... 10 2.2 Perkembangan Koperasi Persusuan ..................................................................... 12 2.3 Sistem Pemasaran di Perusahaan ............................................................. 13 2.4 Penelitian Menggunakan Analisis QSPM ........................................................... 15

III KERANGKA PEMIKIRAN .................................................................... 18 3.1 Indusrti Pengolahan Susu ....................................................................... 18 3.2 Kontrak Pemasaran ............................................................................... 18 3.3 Strategi Pemasaran ................................................................................ 19 3.4 Analisis Lingkungan Perusahaan .......................................................... 21 3.4.1 Analisis lingkungan Internal Perusahaan ...................................... 21 3.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan .................................. 25

3.5 Kerangka Pemikiran Operasional ......................................................... 30

IV METODE PENELITIAN ......................................................................... 33 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 33 4.2 Jenis dan Sumber Data .......................................................................... 33 4.3 Teknik Penentuan Responden ............................................................... 33

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................. 33 4.4.1 Tahap Input .................................................................................... 34 4.4.2 Tahap Pencocokan ....................................................................... 37 4.4.3 Tahap Keputusan............................................................................ 40

V GAMBARAN UMUM KPS BOGOR ...................................................... 42 5.1 Sejarah dan Perkembangan KPS Bogor ................................................. 42 5.2 Visi, Misi, dan Tujuan KPS Bogor ......................................................... 45 5.3 Aspek Organisasi dan Manajemen KPS Bogor ...................................... 46 5.3.1 Rapat Anggota Tahunan................................................................. 47 5.3.2 Pengurus KPS Bogor ..................................................................... 48

Page 12: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

xii

5.3.3 Pengawas ........................................................................................ 50 5.3.4 Manajer .......................................................................................... 51 5.3.5 Keanggotaan KPS Bogor ............................................................... 53 5.3.6 Kewajiban dan Hak Anggota KPS Bogor ...................................... 55 5.4 Unit Usaha di KPS Bogor ....................................................................... 56 5.4.1 Unit Pelayanan Susu Murni ........................................................... 56 5.4.2 Unit Pakan Ternak ......................................................................... 64 5.4.3 Unit Administrasi Umum dan Keuangan ....................................... 67 5.4.4 Unit Waserda.................................................................................. 67 5.4.5 Unit Pengolahan Susu Pasteurisasi ................................................ 67 5.4.5.1 Stuktur Organisasi Unit Pengolahan Susu Pasteurisasi ..... 68 5.4.5.2 Proses Produksi Susu Pasteurisasi ..................................... 69 5.5 Pemasaran susu di KPS Bogor ................................................................ 71 VI ANALISIS STRATEGI PEMASARAN.................................................. 74 6.1 Analisis Lingkungan Internal ................................................................. 74 6.1.1 Manajemen ..................................................................................... 74 6.1.2 Pemasaran ...................................................................................... 75 6.1.3 Keuangan ....................................................................................... 82 6.1.4 Produksi dan Operasi ..................................................................... 82 6.1.5 Penelitian dan Pengembangan ....................................................... 83 6.2 Analisis Lingkungan Eksternal ............................................................... 83 6.2.1 Faktor Ekonomi.............................................................................. 84 6.2.2 Faktor Sosial Budaya dan Demografi ............................................ 85 6.2.3 Faktor Politik dan Hukum .............................................................. 86 6.2.4 Faktor Teknologi ............................................................................ 87 6.2.5 Faktor Kekuatan Kompetitif .......................................................... 88 6.3 Matriks Internal Factor Evaluation (Matrik IFE) .................................. 92 6.4 Matriks Eksternal Factor Evaluation (Matrik EFE) ............................... 95 6.5 Matriks Internal-Eksternal (IE) ............................................................... 99 6.6 Analisis Matrik SWOT ........................................................................... 100 6.7 Matriks Quantitative Strategi Planning (Matrik QSPM) ....................... 104 VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 107 Kesimpulan dan Saran .................................................................................. 107 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 109 LAMPIRAN ........................................................................................................ 111

Page 13: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

xiii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Populasi Ternak Sapi Perah(ekor) dan Produksi Susu Segar (Ton) di

Indonesia Tahun 2004-2009 ............................................................................. 2

2. Jumlah Produksi dan Konsumsi Susu di Indonesia Tahun 2001-2006 ............ 2

3. Jumlah Impor Susu (Ton) Indonesia Periode 2004-2008 ................................ 3

4. Harga dan Kualitas Susu Lokal dan Impor di Indonesia Tahun 2010 ............. 3

5. Jumlah Konsumsi Susu pasteurisasi di Indonesia Tahun 2004-2009 ........................................................................................................ 5

6. Produksi Susu Segar (Kg) dan Konsumsi Susu Pasteurisasi (Kg) Di Jawa Barat 2008 ........................................................................................................ 6

7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan .................................... 35

8. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan ................................. 36

9. Matriks IFE ..................................................................................................... 37

10. Matriks EFE .................................................................................................... 37

11. Matriks SWOT ................................................................................................ 39

12. Format dasar QSPM ......................................................................................... 41

13. Jumlah Anggota KPS Bogor Tahun 2008-2010 .............................................. 54

14. Teknologi di Unit Penanganan Susu KPS Bogor............................................. 57

15. Klasifikasi Rezazurine Test di KPS Bogor ...................................................... 61

16. Kelompok Peternak Anggota KPS Bogor ........................................................ 69

17. Penjualan Susu Pasteurisasi di KPS Bogor Tahun 2009.................................. 72

18. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 1995-2005 ......................... 85

19. Matrik IFE KPS Bogor Tahun 2010 ................................................................ 92

20. Matrik EFE KPS Bogor Tahun 2010 ............................................................... 96

21. Matrik SWOT Pemasaran Susu Pasteurisasi di KPS Bogor Tahun 2010 ........ 101

Page 14: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Komponen Bauran Pemasaran ......................................................................... 24

2. Strategi Bauran Pemasaran .............................................................................. 24

3. Model Lima Kekuatan Bersaing ...................................................................... 28

4. Kerangka Pemikiran Oprasional ...................................................................... 32

5. Matrik Internal Eksternal ................................................................................. 38

6. Rantai Pengolahan Susu di KPS Bogor ........................................................... 58

7. Alur Proses Produksi Konsentrat di KPS Bogor .............................................. 66

8. Stuktur Organisasi Unit Pengolahan Susu Pasteurisasi Tahun 2010 ............... 68

9. Diagram Alir Susu Pasteurisasi di KPS Bogor ................................................ 70

10. Distribusi Pemasaran Susu Segar di KPS Bogor Tahun 2010 ......................... 72

11. Matrik Internal-Eksternal ................................................................................. 100

Page 15: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Mesin dan Peralatan Unit Pengolahan Susu KPS Bgor .................................. 112

2. Kuisioner Penelitian IFE dan EFE .................................................................. 113

3. Kuisioner Penelitian QSPM ............................................................................ 119

4. Pembobotan Faktor Internal ............................................................................ 122

5. Pembobotan Faktor Eksternal ......................................................................... 123

6. Analisis Bobot Responden .............................................................................. 124

7. Analisis Rating Responden ............................................................................. 124

8. Analisis Matrik IE ........................................................................................... 125

9. Matrik QSPM .................................................................................................. 126

Page 16: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor pertanian memiliki kontribusi yang sangat besar dalam

pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini menarik perhatian pemerintah untuk

menitik beratkan sektor pertanian agar terwujud pertanian yang tangguh.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS 2008) pertanian merupakan sektor

terbesar kedua dalam total Produk Domestik Bruto (PDB) setelah industri

pengolahan, dimana sektor tersebut memberikan kontribusi sebesar Rp 180,6

triliun atau 14,7 persen dari total PDB nasional. Selain itu sektor pertanian

mampu menyerap sekitar 43 persen dari total tenaga kerja Indonesia.

Sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor pertanian yang sangat

potensial untuk dikembangkan, karena subsektor peternakan memiliki nilai

strategis, antara lain dalam memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat

akibat bertambahnya jumlah penduduk, peningkatan rata-rata pendapatan

penduduk, dan penciptaan lapangan pekerjaan.

Pengembangan sub sektor peternakan perlu untuk dilakukan karena sub

sektor ini dapat memberikan nilai tambah (added value) bagi pertanian Indonesia.

Kontribusi sub sektor peternakan terhadap pertanian Indonesian ditentukan oleh

seberapa jauh kemampuan kita untuk mengembangkan usaha peternakan tersebut

agar mempunyai prospek yang baik di pasaran. Terkait dengan hal tersebut maka

sub sektor peternakan yang ingin dibangun di masa depan adalah yang mampu

menghasilkan produk-produk yang dapat bersaing di pasar dan mampu

berkembang secara berkelanjutan.

Peternakan setidaknya memiliki tiga peranan strategis dalam

pembangunan perekonomian Indonesia, yaitu; a) sebagai salah satu sumber

pendapatan masyarakat, b) sebagai bahan makanan masyarakat khususnya sumber

protein dan vitamin dan, c) sebagai salah satu sumber negara non-migas. Oleh

karena itu produksi produk peternakan perlu dijaga dan terus ditingkatkan.

Susu merupakan produk peternakan yang dihasilkan oleh sapi perah. Susu

memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan karena susu dibutuhkan oleh

Page 17: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

2

semua kalangan masyarakat. Selain itu susu memiliki peranan yang sangat besar

bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui pemenuhan kebutuhan

protein dan mineral. Pengembangan produksi susu juga didukung oleh semakin

meningkatnya populasi ternak sapi perah yang ada di Indonesia. Perkembangan

populasi ternak sapi dan produksi susu di Indonesia dapat di lihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Populasi Ternak Sapi Perah (ekor) dan Produksi Susu Segar (Ton) di Indonesia Tahun 2004-2009

No Tahun Sapi Perah

(ekor)

Pertumbuhan Sapi Perah

(%)

Produksi Susu (Ton)

Pertumbuhan Produksi Susu

(%) 1. 2004 364.000 - 341.021 - 2. 2005 361,351 -0,7 535.962 57 3. 2006 369,008 2,1 616.549 15 4. 2007 375,067 1,6 567.683 -7,9 5. 2008 457.577 22 646.953 14 6. 2009* 486.994 6,4 679.331 5

*Angka sementara Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 (data diolah)

Jumlah populasi sapi perah nasional dari tahun 2004-2009 mengalami

peningkatan. Hal ini mengakibatkan produksi susu yang dihasilkan juga

mengalami peningkatan. Peningkatan populasi ternak sapi perah dan produksi

susu meningkat tajam pada tahun 2008 dengan tingkat pertumbuhan sapi perah

sebesar 22 persen dan pertumbuhan produksi susu sebesar 14 persen.

Produksi susu di Indonesia yang terus meningkat sampai saat ini masih

belum dapat memenuhi permintaan susu masyarakat Indonesia. Hal ini

disebabkan tingkat permintaan masyarakat akan susu lebih besar dari jumlah

produksi susu yang dihasilkan. Data Produksi dan Konsumsi Susu dan Impor

Susu di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2. Jumlah Produksi dan Konsumsi Susu di Indonesia Tahun 2001-2006

No Tahun Produksi (Kg) Konsumsi (Kg) Impor (Kg) 1. 2001 495.650 1.322.110 826,450 2. 2002 479.950 1.330.000 850.050 3. 2003 493.370 1.352.432 859.062 4. 2004 553.440 1.381.210 827.770 5. 2005 549.945 1.398.320 848.375 6. 2006 552.320 1.402.425 850.105

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 (data diolah)

Page 18: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

3

Data pada Tabel 2 menunjukan bahwa dari tahun 2001-2006 bahwa

permintaan masyarakat terhadap susu selalu mengalami peningkatan yang lebih

besar dari peningkatan produksi susu nasional. Seperti tahun 2006 tingkat

produksi susu nasional hanya sebesar 552.320 Kg, sedangkan tingkat konsumsi

masyarakat mencapai 1.402.425 Kg. Hal ini mengakibatkan IPS harus melakukan

impor susu sebesar 850.105 Kg. Meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat

terhadap susu disebabkan oleh semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan

pentingnya kesehatan.

Produksi susu nasional baru dapat memenuhi 30 persen kebutuhan

nasional. Sisanya sebesar 70 persen Indonesia masih mengimpor dari beberapa

negara seperti Australia, Selandia Baru, dan Belanda. Kekurangan produksi susu

tersebut menyebabkan Industri Pengolahan Susu (IPS) harus melakukan impor

susu dalam negeri. Data jumlah impor susu (ton) periode 2004-2008 tersebut

terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Impor Susu (Ton) Indonesia Periode 2004-2008

No Tahun Impor Pertumbuhan (%) 1. 2004 165.411 - 2. 2005 173.084 4,6 3. 2006 188.128 8,7 4. 2007 198.216 5,4 5. 2008 180.932 -8,7

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010

Setiap tahunnya pemerintah melakukan impor susu yang cukup besar.

Peningkatan impor susu mengalami peningkatan yang cukup besar dari tahun

2005 ke 2006 dengan angka pertumbuhan 8,7%. Impor susu yang dilakukan oleh

IPS selain disebabkan oleh pasokan susu lokal yang kurang juga disebabkan oleh

harga dan kualitas susu impor yang lebih murah dan berkualitas. Harga dan

Kualitas Susu Lokal dan Impor di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Harga dan Kualitas Susu Lokal dan Impor di Indonesia Tahun 2010

No Komponen Susu Lokal Susu Impor Satuan 1. Harga 3.400,00–3.700,00 3.250,00 (Rp/ liter)

2. Kualitas (bakteri)

Lebih besar dari 3 juta

Lebih kecil dari 3 juta

Per cc per 10 liter/ hari

Sumber : Bisnis Indonesia 2010 (data diolah)

Page 19: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

4

Susu impor memiliki harga yang lebih murah dari susu lokal, harga susu

impor yaitu Rp.3.250,00 sedangkan harga susu lokal yaitu Rp.3.400,00 -Rp

3.700,00 dan tingkat bakteri dari susu impor lebih rendah yaitu kurang dari 3 juta

per cc per 10 liter per hari dari susu lokal berjumlah lebih besar dari 3 juta per cc

per 10 liter per hari yang menyebabkan susu impor memiliki kualitas yang baik

karena memiliki kandungan bakteri yang lebih rendah. Menurut Standarisasi

Nasional Indonesia (SNI) kandungan bakteri yang baik pada susu berjumlah ≤ 5

juta per cc per 10 liter. Hal ini mengakibatkan kondisi yang tidak kondusif bagi

kondisi persusuan nasional, karena IPS cenderung akan memilih susu impor

dibandingkan susu lokal.

Susu sapi yang dihasilkan oleh peternak disalurkan ke koperasi. Koperasi

susu merupakan mediator antara peternak sapi perah dan IPS. Koperasi memiliki

peran penting dalam menentukan posisi tawar peternak dalam menentukan jumlah

penjualan susu, waktu penjualan, dan harga yang akan diterima peternak, serta

networking dengan industri-industri pengolahan lainnya. Selain itu ada beberapa

manfaat lain yang diperoleh peternak dengan bergabung dalam koperasi antara lain,

membantu mencapai skala efisiensi dalam hal pelayanan kesehatan ternak,

reproduksi modern, permodalan, kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan

komplementer, kemudahan memasarkan susu, akses informasi dalam hal teknis,

pasar maupun teknologi (Sulaeman, 2003)

Posisi tawar koperasi dan peternak susu lokal terhadap IPS saat ini

semakin melemah dalam menentukan harga. Koperasi dan peternak susu lokal

semakin terpuruk setelah pemerintah menerapkan bea masuk produk bahan baku

susu dari 5 persen menjadi 0 persen sesuai Permenkeu No.19/2009. Dengan

keputusan pemerintah tersebut, IPS akan cenderung membeli susu impor,

mengingat harga susu impor yang lebih murah hingga 15 persen dari harga susu

lokal dan kualitas yang lebih baik.

Untuk mengatasi risiko produksi susu yang tidak laku terjual dan untuk

meningkatkan harga susu segar, koperasi berupaya untuk membuat produk olahan

dari susu. Salah satunya adalah dengan membuat produk susu pasteurisasi. Dengan

memproduksi susu pasteurisasi koperasi dapat menghasilkan nilai tambah bagi

koperasi dan koperasi dapat membeli susu peternak dengan harga yang tinggi,

Page 20: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

5

sehingga kesejahteraan koperasi dan peternak dapat tercapai.

Susu pasteurisasi merupakan produk olahan susu yang telah mengalami

proses pemanasan selama 15-16 detik pada suhu 71,7-750C dengan alat plate heat

exchanger. Setelah itu proses dilanjutkan dengan mendinginkan dan memberi gula

supaya menambah rasa dan menjadi lebih awet.

Susu pasteurisasi memberi banyak manfaat bagi tubuh manusia karena

mengandung protein, vitamin dan lactosa. Keunggulan susu pasteurisasi antar lain

menjaga kesehatan tubuh dan gigi, meningkatkan stamina dan kekebalan tubuh,

mengurangi tekanan darah, mencegah osteoporosis, mencegah kanker usus,

membantu proses pertukaran zat dalam tubuh, menjaga kesehatan ibu hamil dan

menyusui serta sebagai sumber vitamin, lemak, protein, nutrisi dan multivitamin.

Selain itu susu pasteurisasi memiliki daya tahan yang lebih lama dibandingkan susu

segar.

Perkembangan konsumsi susu pasteurisasi dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan. Data perkembangan konsumsi susu pasteurisasi di Indonesia tahun

2004-2009 dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Konsumsi Susu Pasteurisasi di Indonesia Tahun 2004-2009

No Tahun Konsumsi (Ton) Pertumbuhan (%) 1. 2004 68.204 - 2. 2005 107.192 57 3. 2006 123.309 15 4. 2007 113.536 -7,9 5. 2008 129.390 13 6. 2009* 135.866 5

*Angka sementara Sumber : Direktorat Jendral Peternakan 2010 Tabel 5 secara umum menunjukan tingkat konsumsi susu pasteurisasi di

Indonesia dari tahun 2004-2009 mengalami peningkatan. Hal tersebut terjadi

karena semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dan

meningkatnya populasi sapi perah. Tetapi terjadi penurunan di tahun 2007 yang

berjumlah 123.309 ton menurun menjadi 113.536 ton dengan angka pertumbuhan

-7,9 persen. Dan kembali mengalami peningkatan di tahun 2008 yang berjumlah

berjumlah 129.390 ton dengan angka pertumbuhan 13 persen.

Page 21: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

6

Jawa Barat merupakan daerah sentral produksi susu di Indonesia. Iklim

yang cocok untuk peternakan sapi perah merupakan salah satu kunci keberhasilan

dalam produksi susu di Jawa Barat. Produksi susu di Jawa Barat selain

dikonsumsi dalam bentuk susu segar juga bisa diolah dalam bentuk susu

pasteurisasi. Produksi susu pasteurisasi di Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Produksi Susu Segar (Kg) dan Konsumsi Susu Pasteurisasi (Kg) di Jawa Barat Tahun 2008

No Kota Produksi Susu Segar

(Kg) Konsumsi Susu Pasteurisasi

(Kg) 1. Bogor 1.965.103 393.020 2. Sukabumi 594.101 118.820 3. Bandung 2.313.294 462.658 4. Cirebon 8.705 1.741 5. Depok 1.553.802 310.760 6. Cimahi 774.725 154.945 7. Tasikmalaya 911.825 182.365 8. Banjar 23.938 4.787 Jawa Barat 242.101.556 1.629.096

Sumber : Dinas Peternakan 2008 (data diolah)

Tabel 6 menujukan bahwa Jawa Barat memproduksi susu segar dalam

jumlah yang cukup besar yaitu sebesar 242.101.556 Kg dengan tingkat konsumsi

susu pasteurisasi sebesar 1.629.096 Kg. Semakin meningkatnya produksi susu

segar di Jawa Barat akan mengakibatkan konsumsi susu pasteurisasi juga

mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena pasokan produksi susu segar

yang dialokasikan untuk diolah menjadi susu pasteurisasi juga meningkat. Hal

tersebut juga disebabkan karena masyarakat lebih menyukai susu olahan

dibandingkan susu segar.

Salah satu koperasi persusuan yang cukup terkenal, dan merupakan

koperasi primer yang menjadi motor penggerak koperasi sekunder persusuan

nasional yang terletak di Bogor, adalah Koperasi Produksi Susu Bogor (KPS)

Bogor. KPS Bogor mengolah susu segar dalam bentuk susu pasteurisasi sebagai

alternatif dalam meningkatkan harga beli susu dari peternak, sehingga tidak

tergantung 100 persen pada Industri Pengolahan Susu (IPS).

Sistem pemasaran yang dilakukan oleh KPS Bogor dalam memasarkan

produk susu pasteurisasi menggunakan kontrak pemasaran yang biasa disebut

Page 22: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

7

dengan istilah job order. Job order merupakan sistem penjualan produk

berdasarkan pemesanan (order) dari pelanggan. Job order yang diterapkan KPS

Bogor dilakukan berdasarkan kesepakatan antara KPS Bogor dan konsumen

(pabrik, instansi). Kesepakatan itu mencakup jumlah produk yang dipasarkan,

harga produk, kualitas produk, ragam produk, cara pendistribusian produk, dan

cara pembayaran susu pasteurisasi.

Perkembangan teknologi dan gaya hidup masyarakat mendorong semakin

tingginya permintaan produk olahan susu. Kondisi ini lebih lanjut mendorong

banyaknya jumlah produsen susu olahan dan perluasan usaha yang sudah ada,

sehingga tingginya produk yang beredar di pasaran menciptakan persaingan pasar

yang semakin ketat dan kompetitif. Banyaknya unit usaha pengolahan susu

pasteurisasi (sekitar 12 unit) di Jawa Barat, mengakibatkan adanya tantangan bagi

pada produsen susu pasteurisasi. Untuk mengantisipasi hal tersebut penting untuk

mengkaji usaha pasturisasi yang dilakukan KPS Bogor dalam konteks strategi

pemasaran.

1.2. Rumusan Masalah

KPS Bogor merupakan koperasi yang bergerak dalam industri pengolahan

susu pasteurisasi yang mulai beroperasi pada 23 Agustus 2007. Produksi susu

pasteurisasi di KPS Bogor bertujuan untuk menghasilkan nilai tambah bagi

koperasi sehingga koperasi dapat membeli susu peternak dengan harga yang

tinggi. Selain dapat memberikan nilai tambah, produksi susu pasteurisasi juga

dapat mengurangi ketergantungan koperasi terhadap Industri Pengolahan Susu

(IPS). Selain itu KPS Bogor dapat menentukan harga jual susu pasteurisasi dan

meningkatkan kesempatan kerja.

Dalam menjalankan kegiatan usahanya KPS Bogor menghadapi kendala-

kendala. Kendala tersebut disebabkan karena kurangnya pengalaman KPS Bogor

dalam memasarkan produknya dan banyaknya perusahaan pengolahan susu yang

sudah ada. Untuk mengatasi kendala tersebut KPS Bogor menggunakan sistem

pemasaran dengan job order.

Seperti yang telah dijelaskan pada latar belakang bahwa KPS Bogor

menerapkan sistem job order dalam memasarkan produknya. Melalui sistem job

Page 23: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

8

order jumlah produk, jenis produk dan harga produk yang dipasarkan lebih

ditentukan oleh pihak konsumen (pabrik). Menjadi pertanyaan adalah mengapa

KPS Bogor memilih job order dalam memasarkan produk susu pasteurisasi.

Job order yang dilakukan KPS Bogor memberikan sisi positif yaitu

kuantitas permintaan pasar lebih terjamin sehingga KPS Bogor dapat

meminimalisir kerugian akibat tidak terjualnya produk yang dihasilkan. Namun,

di sisi lain sistem job order juga memiliki sisi negatif yaitu menimbulkan

ketergantungan produksi pada jumlah pesanan. Dengan melihat sisi positif dan

negatif yang ditimbulkan dari job order dapat terlihat adanya kelebihan dan

kekurangan yang ditimbulkan dari job order. Menjadi pertanyaan dalam

penelitian ini adalah apa keuntungan dan kerugian dari job order yang diterapkan

KPS Bogor.

Untuk pengembangan lebih lanjut KPS Bogor merasakan perlunya strategi

pemasaran baru untuk mengembangkan sistem pemasaran dan meminimalisir sisi

negatif yang ditimbulkan dari adanya job order. Adanya peluang dan ancaman

yang berasal dari lingkungan eksternal perusahaan dan adanya kekuatan dan

kelemahan yang berasal dari internal perusahaan dapat dijadikan alternatif oleh

KPS Bogor dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk dilakukan.

Menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana alternatif strategi

pemasaran susu pasteurisasi yang tepat dan efektif yang dilakukan KPS Bogor.

1.3. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang sebelumnya

dipaparkan, maka tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk

mempelajari sistem pemasaran susu pasteurisasi di KPS Bogor. Dan tujuan

khusus dari penelitian ini adalah

1. Mengidentifikasi sisi positif dan sisi negatif dari job order di KPS Bogor.

2. Mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi

pemamasarkan susu pasteurisasi di KPS Bogor.

3. Merumuskan alternatif strategi pemasaran susu pasteurisasi di KPS Bogor

4. Menentukan prioritas strategi pemasaran susu pasteurisasi yang tepat di KPS

Bogor

Page 24: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

9

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat Penelitian adalah sebagia berikut ;

1. Menjadi suatu acuan untuk mengantisipasi masalah-masalah dan kesempatan-

kesempatan masa depan pada kondisi perusahaan yang berubah dengan cepat,

dengan mengarahkan seluruh sumberdaya yang dimiliki.

2. Sebagai bahan informasi bagi penentuan alternatif strategi pengembangan

usaha

Bagi peneliti adalah sebagai berikut :

1. Mengenal lebih jauh tentang kegiatan usaha pemasaran susu pasteurisasi di

KPS Bogor

2. Sebagai langkah awal dalam penulisan ilmiah lainnya

1.5. Ruang Lingkup

Penelitian mengenai strategi pemasaran ini difokuskan pada tahap pertama

proses manajemen strategi pemasaran yaitu tahap formulasi strategi pemasaran.

Hasil formulasi tersebut dimaksudkan untuk bahan pertimbangan manajemen

dalam melakukan perencanaan, sedangkan tahap implementasi dan tahap evaluasi

strategi diperusahaan merupakan wewenang manajemen KPS Bogor

Page 25: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Perkembangan Susu Pasteurisasi

Pasteurisasi adalah perlakuan panas yang diberikan pada bahan baku

dengan suhu di bawah titik didih. Teknik ini digunakan untuk mengawetkan

bahan pangan yang tidak tahan suhu tinggi, misalnya susu. Pasteurisasi tidak

mematikan semua mikroorganisme, tetapi hanya yang bersifat patogen dan tidak

membentuk spora. Oleh sebab itu, proses ini sering diikuti dengan teknik lain

misalnya pendinginan atau pemberian gula dengan konsentrasi tinggi. Produk

hasil pasteurisasi bila disimpan pada suhu kamar hanya bertahan 1 sampai 2 hari

sedang jika disimpan pada suhu rendah dapat tahan 1 minggu. Pasteurisasi

memiliki tujuan: 1) Untuk membunuh bakteri patogen, yaitu bakteri yang

berbahaya karena dapat menimbulkan penyakit pada manusia. Bakteri pada susu

yang bersifat patogen misalnya Mycobacterium tuberculosis dan Coxiella bunetti

dan mengurangi populasi bakteri, 2)Untuk memperpanjang daya simpan bahan

atau produk, 3) Dapat menimbulkan citarasa yang lebih baik pada produk, 4) Pada

susu proses ini dapat menginaktifkan enzim fosfatase dan katalase yaitu enzim

yang membuat susu cepat rusak. (Aulia, 2009)

Di Indonesia pasteurisasi susu mulai dikenal pada tahun 1938 di wilayah

Bandung. Awalnya di Bandung terdapat 22 usaha pemerahan susu dengan

produksi 13.000 liter susu per hari. Hasil produksi susu ini semua ditampung oleh

“Bandoengsche Melk Centrale” (BMC) untuk diolah dengan teknik pasteurisasi

sebelum disalurkan kepada para langganan di dalam maupun luar kota Bandung.

Dewasa ini bisnis susu pasteurisasi berkembang dengan cukup pesat bukan hanya

di Bandung. Prosesnya yang mudah membuat bisnis susu pasteurisasi bisa

dilakukan oleh siapa saja mulai dari UKM, IPS berskala sedang, maupun IPS

skala besar. Selain dapat mempertahankan cita rasa dari susu murni pasteurisasi

juga dapat menjaga kandungan zat gizi serta memperbaiki daya simpan susu

segar. Susu pasteurisasi juga dapat merupakan produk alternatif dari koperasi,

untuk mendapatkan nilai tambah dari susu yang diproduksi peternak, sehingga

mengurangi ketergantungan peternak pada industri yang umumnya menetapkan

harga jual susu yang relatif rendah.

Page 26: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

11

Susu pasteurisasi adalah susu segar yang dipanaskan dengan metode high

temperature short time atau dengan metode holding dan segera dikemas dalam

kemasan steril rendah lemak. Suhu saat dilakukan pemanasan mencapai 71,7° C

sampai 75° C agar dapat mematikan bakteri penyebab penyakit. Kandungan gizi

susu pasteurisasi telah diformulasikan sama dengan susu segar dan susu formula

bubuk. Kandungan lemak susunya tidak kurang dari 3,25 persen dan 8,25 persen

padatan bukan lemak. Citarasa susunya masih baik karena tidak melalui proses

pemanasan yang tinggi. Masa simpannya antara 5-7 hari pada suhu 4° C atau

dalam lemari pendingin.

Susu Pasteurisasi memiliki kegunaan dan bahan nutrisi. Kegunaan dan

bahan nutrisi tergantung pada jenis susu yang dipakai. Contoh susu yang memiliki

kandungan lemak tinggi adalah susu kambing, kerbau dan rusa yang

menghasilkan susu pasteurisasi dengan gizi dan berasa lemak dari pada susu yang

memiliki kadar lemak yang rendak atau susu yang tidak memiliki kadar lemak

seperti susu krim

Susu pasteurisasi memiliki beberapa keunggulan dari pada susu lainnya.

Susu pasteurisasi memberi banyak manfaat bagi tubuh manusia karena

mengandung protein, vitamin dan lactosa. Keunggulan susu pasteurisasi antar

lain menjaga kesehatan tubuh dan gigi, meningkatkan stamina dan kekebalan

tubuh, mengurangi tekanan darah, mencegah osteoporosis, mencegah kanker usus,

membantu proses pertukaran zat dalam tubuh, menjaga kesehatan ibu hamil dan

menyusui serta sebagai sumber vitamin, lemak, protein nutrisi dan multivitamin.

Susu pasteurisasi juga memiliki nilai kalsium dan phosphor yang tinggi

yaitu sebesar 110 Mg dan 90 Mg, nutrisi tersebut sangat bermanfaat untuk

membentukan tulang dan gigi yang kuat. Selain itu susu pasteurisasi juga

mengandung vitamin, energi, protein, lemak serta karbohidrat yang baik untuk

kesehatan tubuh.

Perkembangan usaha susu pasteurisasi terus menunjukan kearah yang

lebih baik. Usaha susu pasteurisasi yang awalnya hanya ada di Bandung, Jawa

Barat sekarang ini sudah merambah ke berbagai daerah seperti Jawa Tengah dan

Jawa Timur. Susu Pasteurisasi dapat dijadikan salah satu alternatif bagi koperasi

atau Industri Pengolahan untuk memberikan nilai tambah dari susu yang

Page 27: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

12

diproduksi peternak, sehingga mengurangi ketergantungan peternak pada industri

yang umumnya menetapkan harga jual susu yang relatif rendah. Selain itu susu

pasteurisasi juga dapat dijadikan solusi terhadap perkembangan tren masyarakat

saat ini yang cenderung menyukai produk susu olahan yang mutu tinggi.

2.2.Perkembangan Koperasi Persusuan

Usaha pengembangan sapi perah di Indonesai pada awalnya hanya berupa

usaha rumah tangga. Pada tahun 1949 berdirilah Gabungan Petani Peternak Sapi

Perah Pangalengan (GASSIP) yang merupakan koperasi peternak pertama di

Indonesia. Kemudian tahun-tahun berikutnya mulai bermunculan koperasi

peternak lainnya seperti Koperasi Peternakan Sinau Andandani Ekonomi yang

didirikan di Malang tahun 1962 dan Koperasi Setia Kawan di Pasuruan tahun

1967. Pada tahun 1979 koperasi-koperasi susu yang telah ada bergabung dalam

Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI). Tahun 2000 GKSI Nasional

melakukan restrukturisasi dengan membagi organisasi ini menjadi 3 level yaitu

Primer, Sekunder dan Nasional.

Koperasi persusuan primer adalah koperasi yang berasosiasi langsung

dengan para peternak sapi perah yang menjadi anggota-anggotanya. Menurut

(Baga et all, 2009) koperasi primer merupakan sarana yang dapat digunakan oleh

para peternak untuk memperkuat posisi tawar terutama dalam menentukan harga

jual produk yang di hasilkan. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan penjualan

produk susu secara kolektif, penyediaan berbagai input produksi secara bersama-

sama dan pengolahan terhadap susu segar yang dihasilkan untuk meningkatkan

umur simpan serta kualitas susu segar tersebut. Melalui kegiatan ini koperasi

persusuan primer dapat memenuhi kepentingan anggotanya. KPS Bogor

merupakan salah-satu koperasi persusuan primer yang melakukan kegiatan-

kegiatan tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

Koperasi persusuan sekunder adalah koperasi yang dibentuk dari

pengabungan beberapa koperasi primer dalam regional tertentu seperti GKSI

Jabar dan GKSI Jatim. Sementara koperasi persusuan nasional adalah gabungan

dari seluruh koperasi persusuan di suatu negara yang di Indonesia dikenal dengan

nama GKSI. GKSI merupakan lembaga yang berbadan hukum dan dapat menjadi

Page 28: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

13

wadah bagi koperasi-koperasi persusuan yang ada di Indonesia baik secara politik

maupun secara ekonomi.

(Baga et all, 2009) menyatakan pembangunan peternakan dan

pengembangan komoditas persusuan di Indonesia menggunakan pola

pengembangan koperasi mandiri. Koperasi secara konseptual diharapkan menjadi

wadah perjuangan para peternak sapi perah untuk memperkuat posisi tawar

mereka dan menentukan harga jual produk susu dengan cara penjualan bersama,

menyalurkan input-input produksi dengan jalan pembelian bersama dan

memberikan perlakuan tertentu pada komoditas produksi susu anggota agar tidak

cepat rusak dan terkontaminasi. Koperasi dikonsepkan untuk menjadi instansi

yang membela kepentingan anggota-anggotanya.

Koperasi sapi perah berbeda dengan koperasi biasa karena koperasi sapi

perah beranggotakan peternak sapi perah yang menjadi anggota sekaligus

pengusaha dimana usahanya itu menunjang kehidupan koperasi. Menurut (Baga et

all, 2009) ada dua bentuk koperasi sapi perah yaitu koperasi sapi perah

monofikasi dan koperasi sapi perah diversivikasi. Koperasi sapi perah monofikasi

adalah koperasi sapi perah yang hanya fokus pada usaha sapi perah. Sedangkan

koperasi sapi perah diversifikasi adalah kopersai sapi perah yang memiliki

berbagai usaha. Koperasi sapi perah di Indonesia umumnya bersifat diversifikasi

termasuk KPS Bogor.

2.3. Sistem Pemasaran di Perusahaan

Pemasaran dapat diartikan sebagai suatu rangkaian tujuan dan sasaran,

kebijakan dan aturan yang menjadi arah kepada usaha-usaha pemasaran dalam

menghadapi lingkungan dan keadaan pesaing yang selalu berbeda. Pemasaran

merupakan suatu proses akhir dalam suatu bisnis. Untuk melakukan proses

pemasaran yang tepat diperlukan suatu strategi pemasaran yang tepat untuk

dijalankan.

Promosi dinilai sebagai salah satu hal yang tepat dilakukan oleh

perusahaan untuk lebih memasarkan produknya. Karena dengan promosi

konsumen dapat lebih mengenal produk yang ditawarkan. Hal ini diperkuat

dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Risman (2009) menyimpulkan bahwa

melakukan promosi secara cepat dan gencar adalah suatu cara yang paling tepat

Page 29: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

14

dilakukan untuk memperluas pangsa pasar. Hal tersebut juga diperkuat dengan

penelitian yang dilakukan oleh Yoseph Ardi (2003), Analisis Bauran Pemasaran

Teh Pada CV. Teh Cibinong Jawa Barat. Hasil penelitian juga menunjukan

bahwa perusahaan harus melakukan promosi yang tepat dalam memperluas

pemasaran produknya.

Pentingnya proses promosi dalam usaha pemperluas pemasaran produk

perusahaan juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2006),

yang menganalisis strategi perusahaan untuk meningkatkan pemasaran lokal

produk teh hitam. Hasil penelitian menunjukan dengan memperluas pangsa pasar

dengan melakukan penetrasi, yaitu dengan memperluas pangsa pasar melalui

promosi di dalam negeri dapat menjadi pilihan yang tepat untuk memperluas

pemasaran produk.

Penelitian terdahulu banyak menghasilkan alternatif prioritas yang sama

yaitu menggunakan promosi sebagai alternatif yang tepat dijalankan. Jika dikaji

ulang pada penelitian terdahulu banyak faktor internal dan eksternal yang

digunakan masih bersifat umum sehingga didapat hasil yang sama.

Selain menggunakan promosi dalam proses pemasaran produknya agar

produk lebih dikenal dimasyarakat. Perusahaan biasanya melakukan sistem

pemasaran yang biasa disebut job order. Job order adalah sebuah kontrak

kerjasama antara perusahaan.

Job order biasanya dilakukan oleh perusahan manufaktur dalam proses

penjualannya produknya. Hal ini dilakukan untuk menjamin continuitas produksi

dan meminimalisir produk yang tidak laku terjual. Tetapi penerapan sistem

kontrak dalam penjualan juga memberikan sisi negatif karena dengan

diberlakukannya sistem kontrak perusahaan kehilangan keleluasaan dalam

berproduksi. Pada sistem kontrak keputusan produksi sangat tergantung pada

jumlah pesanan yang belum tentu sesuai dengan sumber daya yang dimiliki

perusahaan.

Kendati sistem kontrak dalam memasarkan produk cenderung merugikan

tetapi, sistem kontrak tetap dipilih oleh kebanyakan perusahaan manufaktur di

Indonesia karena umumnya perusahaan belum menguasai pasar. Seperti penelitian

yang dilakukan Risman (2009), meneliti Strategi Pemasaran Produk Dafa Yoghurt

Page 30: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

15

pada Unit Pengolahan Peternakan Yayasan Darul Fallah Kecamatan Ciampea, dan

penelitian yang dilakukan Susanti (2006), menganalisis strategi perusahaan untuk

meningkatkan pemasaran local produk teh hitam. yang menyatakan perusahaan

pada umumnya melakukan sistem kontrak dalam memasarkan produk dengan

tujuan untuk menjamin kontinuitas penjualan. Tetapi disisi lain sistem kontrak

dinilai merugiakan karena proses produksi yang dilakukan tidak maksimal dan

cenderung bersifat pasif karena hanya menunggu pemesana. Hal tersebut juga

diperkuat dengan penelitian yang dilakukan Ricky Tagor (2004), meneliti tentang

Kajian Strategi Pengembangan Usaha Susu Pasteurisasi Pada Firma Surya Dairy

Farm, Jakarta, menyatakan bahwa dengan adanya kontrak penjualan perusahaan

berprodusi dibawah kapasitas yang dimiliki karena jumlah produksi ditentukan

oleh pemesanan dalam kontrak.

Dengan sistem kontrak dalam memasarkan produknya diduga KPS Bogor

juga mengalami kerugian seperti yang dialami oleh perusahaan pada penelitian

terdahulu. Penelitian ini juga akan meneliti tentang seberapa besar sisi negatif

yang dialami KPS Bogor karena adanya sistem kontrak. Dan alternatif apa yang

akan dilakukan oleh KPS Bogor untuk meminimalisir kerugian akibat adanya

kontrak tersebut.

2.4. Penelitian Menggunakan Analisis QSPM

Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) marupakan salah

satu teknik analisis dalam literature yang didesain untuk menentukan daya tarik

relative dari alternative tindakan yang layak. Teknik ini secara obyektif

mengindikasikan alternative strategi mana yang terbaik. QSPM adalah alat yang

memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi alternative strategi secara

objektif, berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah

diidentifikasi sebelumnya.

Penelitian yang menggunakan analisis QSPM secara umum dilakukan

untuk menentukan prioritas strategi yang tepat digunakan dalam usaha

pengembangan pemasaran perusahaan dengan menggunakan faktor internal dan

eksternal yang ada diperusahaan.

Risman (2009), meneliti Strategi Pemasaran Produk Dafa Yoghurt pada

Unit Pengolahan Peternakan Yayasan Darul Fallah Kecamatan Ciampea dan Dani

Page 31: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

16

(2006), meneliti Analisis Strategi Pemasaran Perusahaan Roti Merek “Sari Roti

dan Boti” dan Maulani(2009), meneliti tentang Analisis Strategi Bauran

Pemasaran Tauco Cap Beruang Cianjur, Jawa Barat, hasil analisis IFE

menunjukan memiliki posisi internal yang stabil dengan faktor kekuatan yang

paling berpengaruh adalah kualitas produk yang baik, sedangkan faktor

kelemahannya adalah kurangnya diversifikasi produk serta kemasan yang

menarik. Hasil EFE terhadap lingkungan eksternal didapat faktor peluang yang

mempengaruhi pemasaran adalah pangsa pasar yang luas. Hasil matrik IE

menunjukan perusahaan berada pada kuadran V (bertahan dan memelihara), Hasil

matrik QSPM adalah perusahaan harus melakukan promosi dengan gencar dan

efektif.

Dalam penelitian-penelitian terdahulu terkait dengan strategi pemasaran

dengan beragam komoditas variebel yang digunakan permasalahan yang dihadapi

adalah bagaimana meningkatkan volume penjualan, unggul dalam persaingan dan

memenangkan pasar. Faktor internal yang biasa digunakan adalah manajemen,

pemasaran, keuangan, produksi dan operasi, pengembangan, dan sistem informasi,

sedangkan faktor eksternal yang digunakan adalah hukum dan politik, ekonomi,

sosial, budaya, demografi, tekonologi dan persaingan.

Penelitian terdahulu seperti yang dilakukan Risman (2009), Dani (2006),

Maulani(2009), yang memperoleh hasil penelitian IE yang menunjukan kuadran V

(bertahan dan memelihara), dan hasil QSPM yang menjadikan promosi sebagai

alternatif prioritas terbaik. Hal tersebut banyak menghasilkan persamaan

kesimpulan walaupun di teliti pada tempat dan komoditas yang berbeda. Hal itu

terjadi karena biasanya para peneliti terdahulu mengambil faktor internal dan

eksternal yang terlalu umum atau kurang spesifik sehingga menghasilkan

kesimpulan yang sama. Misalnya para peneliti terdahulu banyak yang membuat

faktor internal seperti pasar dan pemasaran, keuangan dan akuntansi, produksi dan

operasi, sumberdaya manusia dan sistem informasi tanpa diperinci lebih jauh

tentang apa yang mencangkup hal-hal tersebut

Penelitian ini akan mengambil judul Strategi Pemasaran Susu Pasteurisasai

Di Koperasi Produksi Susu Bogor, akan menggunakan matriks EFE digunakan

untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya,

Page 32: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

17

demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hokum, teknologi, dan persaingan.

dan Matriks IFE digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan

kelemahan utama dalam area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar untuk

mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Matrik

SWOT untuk membuat alternatif strategi yang tepat. Matriks IE menggambarkan

posisi perusahaan sehingga alternative strategi yang diusulkan sesuai dengan

kondisi perusahaan serta menggunakan Matriks QSPM (Quantitative Strategic

Planning Matrix) sebagai salah satu teknik analisis dalam literature yang didesain

untuk menentukan daya tarik relative dari alternative tindakan yang layak. Teknik

ini secara obyektif mengindikasikan alternative strategi mana yang terbaik dan

dominan yang tepat untuk dilakukan dan mengangkat permasalahan mengenai

strategi bauran pemasaran apa yang tepat dilakukan dan bagaiman meminimalisasi

sisi negatif dari adanya kontrak penjualan (job order) produk di KPS Bogor.

Page 33: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

18

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1.Industri Pengolahan Susu

Pengertian dari perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit (kesatuan)

usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, tujuannya menghasilkan barang atau

jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu dan mempunyai catatan

administrasi tersendiri mengenai produksi dan stuktur biaya,serta ada seorang atau

lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut (BPS, 2010)

Industri mengacu pada proses pengolahan bahan mentah menjadi barang

setengah jadi, barang jadi yang memiliki nilai tambah (Departemen Perindustrian,

2010). Industri mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses untuk

transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Upaya ini

melibatkan semua proses antara yang dibutuhkan untuk produksi dan integrasi

komponen-komponen suatu produk.

Industri Pengolahan Susu (IPS) adalah suatu usaha atau kegiatan

pengolahan susu yang menggunakan susu sebagai bahan mentah atau sebagai

barang setengah jadi yang diolah menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah

untuk mendapatkan keuntungan. Selain itu industri pengolahan susu mencakup

pada sekumpulan perusahaan yang berada pada kelompok usaha yang sama yaitu

pada bidang usaha pengolahan susu. Definisi ini berkaitan erat dengan rantai

pemasaran perusahaan yang biasa menyalurkan barang produksinya ke beberapa

IPS untuk diolah kembali menjadi produk akhir

3.2.Kontrak Pemasaran

Kontrak Pemasaran adalah suatu fungsi pengelolaan dari semua

permintaan produk atau satu ikatan persetujuan di antara pihak perusahaan dan

pelanggan di mana pelanggan menjamin pasaran dan pihak perusahaan setuju

untuk memenuhi permintaan pelanggan pada dimensi-dimensi yang telah

ditetapkan sesuai kesepakatan bersama. Hal tersebut dilakukan untuk menjamin

bahwa pemasaran produk yang dilakukan oleh suatu perusahaan telah disesuaikan

dengan permintaan pelanggan atau konsumen akhir.

Kontrak pemasaran akan menjaring informasi yang berkaitan dengan

permintaan atau pesanan antar pabrik (interplant orders). Sumber utama yang

Page 34: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

19

berkaitan dengan kontrak pemasaran adalah informasi permintaan produk, yaitu:

pesanan-pesanan (orders) yang bersifat pasti (certain) yang dikenal dengan nama

job order. Job order adalah suatu sistem pemasaran produk yang dilakukan

apabila ada order yang di terima dari konsumen. Setiap detil pekerjaan 100%

ditentukan atas kesepakatan bersama antara calon pembeli dan pihak perusahaan.

Bila pekerjaan telah disetujui, maka dilakukan negosiasi harga, jumlah

pemesanan, waktu pendistribusian, komposisi produk, cara pembayaran, antara

pembeli dan pembuat. Dalam proses negosiasi tersebut masing-masing pihak telah

mengetahui prakiraan harga barang atau jasa yang ingin dikerjakan tersebut, jika

telah tercapai kesepakatan maka pihak calon pembeli harus memenuhi kewajiban

pembayaran minimal 50% dari nilai yg telah disepakati. Hal tersebut diberlakukan

agar calon pembeli serius dan tidak berpindah ke pembuat yang lain sekaligus

sebagai bentuk tanda jadi kerjasama.

3.3. Strategi Pemasaan

Strategi adalah suatu rencana sasaran yang ingin dicapai oleh suatu unit

bisnis untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Kotler dan Keller, 2007).

Perumusan strategi pemasaran adalah pengembangan rencana jangka panjang

untuk manajemen efektif dari peluang dan ancaman lingkungan, dilihat dari

kekuatan dan kelemahan perusahaan (David, 2006).

Strategi pemasaran terdiri dari segmentasi (strategi pemetaan), targeting

(strategi ketepatan) dan positioning (penentuan posisi) ini adalah cara untuk

memenangkan pangsa ingatan.

a. Segmentation

Tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok atau konsumen

secara terpisah. Masing-masing konsumen memiliki karakteristik, kebutuhan

produk dan bauran pemasarannya sendiri.

b. Targeting

Suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki

dan ditujukan untuk pembeli. Dalam menetapkan sasaran pasar (target pasar),

perusahaan terlebih dulu harus melakukan segmentasi pasar, dengan cara

mengelompokkan konsumen (pembeli) ke dalam kelompok dengan ciri-ciri (sifat)

Page 35: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

20

yang hampir sama. Setiap kelompok konsumen dapat dipilih sebagai target pasar

yang akan dicapai.

Segmentasi pasar dimaksudkan untuk mengkaji dan mencari kesempatan

segmen pasar yang dihadapi perusahaan, menilai segmen pasar, dan memutuskan

berapa banyak dari segmen pasar yang ada tersebut yang akan dilayani oleh

perusahaan. Penentuan target pasar sangat penting karena perusahaan tidak dapat

melayani seluruh konsumen atau pembeli yang ada di pasar. Pembeli yang ada

terlalu banyak dengan kebutuhan dan keinginan yang beragam atau bervariasi,

sehingga perusahaan harus mengidentifikasi bagian pasar mana yang akan

dilayaninya sebagai target pasar.

Kegiatan pemasaran akan lebih berhasil jika hanya diarahkan kepada

konsumen tertentu sebagai target pasar yang dituju. Target pasar adalah kelompok

konsumen yang agak homogen, yang akan dijadikan sasaran pemasaran

perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus memperhatikan jenis kebutuhan dan

keinginan konsumen. Selain itu perlu diperhatikan pula kebutuhan dan keinginan

kelompok konsumen manakah yang akan dipenuhi. Konsumen memang pembeli

yang harus dilayani perusahaan dengan memuaskan. Namun, tidak mungkin

perusahaan benar-benar dapat memberikan kepuasan kepada seluruh konsumen

yang ada di pasar, karena terbatasnya kemampuan atau sumber daya perusahaan.

Untuk itu perusahaan perlu menentukan batas pasar yang akan dilayani atau yang

menjadi target pasar, melalui pengelompokkan konsumen berdasarkan ciri-ciri

atau sifatnya dikaitkan dengan kebutuhan dan keinginan mereka.

Adapun yang dimaksud dengan target pasar adalah kelompok konsumen yang

mempunyai ciri-ciri atau sifat hampir sama (homogen) yang dipilih perusahaan

dan yang akan dicapai dengan strategi bauran pemasaran (marketing mix). Dengan

ditetapkannya target pasar, perusahaan dapat mengembangkan posisi produknya

dan strategi bauran pemasaran untuk setiap target pasar tersebut. Target pasar

perlu ditetapkan, karena bermanfaat dalam : 1) mengembangkan posisi produk

dan strategi bauran pemasaran, 2) memudahkan penyesuaian produk yang

dipasarkan dan strategi bauran pemasaran yang dijalankan (harga yang tepat,

saluran distribusi yang efektif, promosi yang tepat) dengan target pasar, 3)

membidik peluang pasar lebih luas, hal ini penting saat memasarkan produk baru,

Page 36: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

21

4) memanfaatkan sumber daya perusahaan yang terbatas seefisien dan seefektif

mungkin, 5) Mengantisipasi persaingan. Dengan mengidentifikasikan bagian

pasar yang dapat dilayani secara efektif, perusahaan akan berada pada posisi lebih

baik dengan melayani konsumen tertentu dari pasar tersebut.

c. Posisitioning

Penempatan posisi pasar yaitu suatu tindakan yang membangun dan

mengkomunikasikan manfaat pokok istimewa dari produk didalam pasar. Arti

pengertian ini di dalam benak konsumen relatif terhadap penawaran pesaing.

Untuk membuat strategi pemasaran yang tepat diperlukan adanya analisis

lingkungan perusahaan. Baik itu analisis lingkungan internal perusahaan yang

mencangkup kelemahan dan kekuatan dan analisi lingkungan eksternal

perusahaan yang mencangkup ancaman dan peluang.

3.4. Analisis Lingkungan Perusahaan

Analisis lingkungan perusahaan sangat dibutuhkan di dalam menentukan

strategi pemasaran yang tepat. David (2006) menjelaskan bahwa tahap awal dalam

proses formulasi strategi adalah menganalisis dan mendiagnosis secara

menyeluruh faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh bagi perusahaan. Analisis

lingkungan perusahaan terdiri dari analisis lingkungan internal dan analisis

lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan internal terdiri dari variabel-

variabel yang merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan dan berada dalam

kontrol manajemen, sedangkan lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel

ancaman dan peluang yang berada diluar kontrol manajemen.

3.4.1. Analisis Lingkungan Internal Perusahaan

Menurut Kotler dan Keller (2007), pengidentifikasian faktor intrernal

dapat memberikan gambaran kondisi suatu perusahaan. Setiap perusahaan

mempunyai kelemahan dan kekuatan dalam berbagai bidang fungsional bisnis,

seperti manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi,

serta penelitian dan pengambangan.

Analisis lingkungan internal berfungsi memberikan gambaran mengenai

kekuatan dan kelemahan, kemudian bagaimana perusahaan dapat menghindari

ancaman yang berasal dari eksternal perusahaan dengan kekuatan yang dimiliki

Page 37: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

22

perusahaan, dan kelemahan perusahaan dapat diminimalkan dengan melihat

peluang yang terdapat pada faktor eksternal perusahaan. Kekuatan adalah

sumberdaya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap

pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan

sedangkan kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,

keterampilan, dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja perusahaan.

Menurut Kotler dan Keller (2007), secara tradisional aspek-aspek

lingkungan perusahaan hendaknya diamati salah satunya dilihat dari pendekatan

fungsional. Pendekatan fungsional terdiri dari manajemen, pemasaran, keuangan

dan akuntasi, opasional dan produksi dan penelitian pengembangan.

1. Manajemen

Fungsi manajemen bertujuan untuk memperbaiki kinerja suatu perusahaan

dalam memperbaiki kualitas keputusan yang terdiri atas lima aktivitas dasar

diantaranya adalah perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi,

pengelolaan staf, dan pengendalian.

Perencanaan adalah dasar dari formulasi strategi yang efektif. Perencanaan

lebih dari sekadar eksplorasi dari masa lalu dan masa kini menjadi masa depan.

Perencanaan juga mencakup pengembangan misi, peramalan kejadian dan tren

masa depan, penetapan tujuan, dan pemilihan strategi yang akan dijalankan.

Pengorganisasian bertujuan untuk mencapai usaha terkoordinasi dengan

mendefinisikan hubungan pekerjaan dan otoritas. Pemberian motivasi

(motivating) dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi orang lain untuk

mencapai tujuan tertentu. Fungsi pengendalian (controlling) dari manajemen

mencakup semua aktivitas yang dijalankan untuk memastikan operasi aktual

sesuai dengan operasi yang direncanakan.

2. Pemasaran

Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk

menciptakan, mengomunisasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan

mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan

para pemiliki sahamnya. Menurut Kotler dan Keller (2007), definisi pemasaran

dibedakan menurut sosial dan manajerial. Definisi sosial menunjukkan peran yang

dimainkan oleh pemasaran didalam masyarakat, yaitu “menghasilkan standar

Page 38: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

23

hidup yang lebih tinggi”. Sedangkan menurut manajerial, yaitu pemasaran

digambarkan sebagai “seni menjual produk”. Jadi pemasaran adalah suatu proses

sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Dari definisi tersebut dapat

diketahui bahwa sebenarnya proses pemasaran itu terjadi dimulai jauh sebelum

barang-barang diproduksi. Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang

dipengaruhi berbagai faktor sosial politik, ekonomi, dan manajerial (Rangkuti,

2006)

Untuk melakukan suatu proses pemasaran baik diperlukan bauran

permasaran yang tepat. Bauran pemasaran merupakan salah satu alat yang

digunakan untuk merumuskan strategi pemasaran. Bauran pemasaran adalah

seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan

pemasarannya dalam pasar sasaran (Kotler dan Keller, 1997).

Menurut (Kotler dan Keller, 2007) bauran pemasaran adalah perangkat alat

pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya.

McCarthy mengklasifikasikan alat-alat ini menjadi empat kelompok besar, yang

disebut empat P tentang pemasaran yaitu produk (product), harga (price), tempat

(place), dan promosi (promotion)

Page 39: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

24

Gambar 1. Komponen Bauran Pemasaran Sumber : Kotler dan Keller, 2007

Keputusan bauran pemasaran harus dibuat untuk mempengaruhi saluran

dagang dan juga konsumen akhir. Gambar 2 menunjukkan perusahaan

mempersiapkan satu bauran tawaran produk, jasa, dan harga, serta memanfaatkan

satu bauran komunikasi dari iklan, promosi penjualan, acara khusus dan

pengalaman, humas, pemasaran langsung, dan penjualan pribadi untuk

menjangkau saluran dagang dan pelanggan sasaran.

Gambar 2. Strategi Bauran Pemasaran Sumber : Kotler dan Keller, 2007

Promosi Promosi penjualan Periklanan Tenaga penjualan Kehumasan/public relation Pemasaran langsung

Harga Daftar harga Rabat/diskon Potongan harga khusus Periode pembayaran Syarat kredit

Bauran Pemasaran

Tempat Saluran pemasaran Cakupan pasar Pengelompokkan Lokasi Persediaan Transportasi

Produk Keragaman produk Kualitas Design Ciri Nama merek Kemasan Ukuran Pelayanan Garansi Imbalan

Pasar sasaran

Bauran promosi

Periklanan

Acara khusus dan pengalaman

Promosi penjualan

Perusahaan Harga Layanan Produk

Pemasaran Langsung

Hubungan masyarakat

Saluran distribusi

Pelanggan sasaran

Penjualan pribadi

Page 40: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

25

3. Keuangan dan akuntansi

Dana dibutuhkan dalam operasional perusahaan. Oleh karena itu, faktor-

faktor yang perlu diperhitungkan adalah total sumberdaya keuangan dan

kekuatannya, biaya modal yang rendah dalam hubungannya dengan industri dan

para pesaing, struktur modal, hubungan yang bersahabat dengan pemilik dan

pemegang saham, kondisi pajak dan asuransi, perencanaan keuangan, modal kerja,

dan prosedur kebijakan penilaian persediaan.

4. Produksi dan Operasi

Kegiatan produksi dan operasi perusahaan paling tidak dapat dilihat dari

keteguhan dalam prinsip efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Oleh karenanya

faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah biaya operasi total yang rendah,

kapasitas untuk memenuhi permintaan pasar, fasilitas, ketersediaan bahan baku,

peralatan dan mesin, lokasi kantor dan fasilitas, sistem pengendalian persediaan,

prosedur, kebijakan pemeliharaan dan keluwesan operasi.

5. Penelitian dan pengembangan

Organisasi berinvestasi pada litbang karena mereka percaya bahwa

investasi tersebut akan menghasilkan produk atau jasa yang superior dan akan

memberikan mereka keunggulan kompetitif. Pengeluaran litbang ditujukan pada

pengembangan produk baru sebelum pesaing melakukannya untuk memperbaiki

kualitas produk, atau untuk memperbaiki proses produksi untuk menurunkan

biaya.

3.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan

Analisis lingkungan eksternal menekakan pada pengenalan dan

pengevaluasian kecenderungan dan peristiwa yang diluar kendali sebuah

perusahaan. Tujuan dari analisis lingkungan eksternal ialah untuk

mengembangkan daftar terbatas peluang yang dapat dimanfaatkan oleh

perusahaan dalam industri. Sedangkan ancaman adalah lingkungan perusahaan

yang tidak menguntungkan perusahaan.

Realisasi misi perusahaan akan menjadi sulit dilakukan jika perusahaan

tidak berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Oleh sebab itu, tindakan untuk

Page 41: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

26

mengetahui dan menganalisi lingkungan eksternal menjadi sangat penting karena

pada hakikatnya kondisi lingkungan eksternal berada di luar kendali organisasi.

Kotler dan Keller (2007) mengidentifikasikan analisis lingkungan

eksternal sebagai suatu proses yang dilakukan oleh perencanaan strategi untuk

memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang dan ancaman bagi

perusahaan. Menurut David (2006), lingkungan eksternal terdiri atas ekonomi,

sosial, budaya, demografi dan lingkungan, politik, pemerintah dan hukum,

tekonolgi dan lingkungan kompetitif.

1. Kekuatan Ekonomi

Lingkungan ekonomi terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi daya

beli dan pola beli konsumen. Daya beli yang ada di suatu perekonomian

tergantung pada pendapatan, harga tabungan, utang, dan ketersediaan kredit saat

ini. Pemasar harus memperhatikan dengan cermat dan pola pengeluaran

konsumen, di luar maupun di dalam pasar mereka.

2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan

Perubahan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan memiliki pengaruh

besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan. Hendaknya

perubahan sosial yang terjadi sehingga mempengaruhi perusahaan dapat

diantisipasi oleh perusahaan.

Lingkungan budaya terdiri dari lembaga dan kekuatan-kekuatan lain yang

mempengaruhi nilai-nilai dasar, persepsi, pilihan, dan tingkah laku yang dianut

masyarakat. Manusia dibesarkan dalam masyarakat tertentu yang membentuk

keyakinan dan nilai-nilai dasar. Karakteristik budaya seperti persistensi nilai-nilai

budaya dan pergeseran dalam nilai-nilai budaya sekunder dapat mempengaruhi

keputusan pemasaran.

Lingkungan demografi sangat diperhatikan pemasar karena melibatkan

manusia, dan manusialah yang membentuk pasar. Dalam lingkungan demografi

para pemasar harus mengamati pertumbuhan populasi, perubahan bauran usia,

komposisi etnis dan tingkat pendidikan, kebangkitan keluarga non tradisional,

pergeseran geografis populasi yang besar, dan peralihan ke pemasaran mikro serta

menghindari pemasaran missal.

Page 42: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

27

3. Kekuatan Politik, Pemerintah dan Hukum

Untuk perusahaan dan industri baru yang bergantung pada kontrak

pemerintah atau subsidi, ramalan politik dapat menjadi bagian yang paling penting

dalam audit eksternal. Meningkatnya keterkaitan global antara ekonomi pasar,

pemerintah, dan organisasi mengharuskan perusahaan untuk memikirkan

pengaruh variable politik terhadap formulasi dan implementasi strategi yang

kompetitif.

4. Kekuatan Teknologi

Teknologi merupakan kekuatan yang paling dramatik yang membentuk

masa depan. Lingkungan teknologi adalah berbagai kekuatan yang menciptakan

teknologi baru dan peluang pasar baru. Pemasar harus mengawasi kecenderungan

dalam teknologi seperti kecepatan perubahan teknologi, anggaran litbang yang

tinggi, konsentrasi pada perbaikan kecil, dan peraturan yang semakin ketat.

5. Lingkungan Kompetitif

Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing merupakan

hal yang penting untuk keberhasilan formulasi strategi. Identifikasi pesaing utama

tidak selalu mudah karena banyak perusahaan memiliki divisi yang berkompetisi

dalam industri yang berbeda.

Menurut Porter, hakikat persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai

kombinasi atas lima kekuatan yaitu persaingan antar perusahaan sejenis,

kemungkinan masuknya pendatang baru, potensi pengembangan produk

substitusi, kekuatan tawar menawar penjual/pemasok dan kekuatan tawar-

menawar pembeli/ konsumen.

Produsen merupakan salah satu pelaku pasar yang memperkenalkan

produk. Dimana produsen mengolah bahan baku menjadi suatu produk jadi.

Produk yang ada di pasar dapar bereneka ragam merek dengan nilai fungsi yang

sama, namun dihasilkan dari perusahaan yang berbeda.

Banyaknya perusahaan pesaing yang sejenis tersebut dapat menjadi

ancaman eksternal bagi perusahaan. Untuk dapat bertahan dan berkembang dalam

persiangan industri, perusahaan harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang

mempegaruhinya. Lingkungan industri terdiri dari hambatan masuk, kekuatan

pemasok, kekuatan pembeli, ketersediaan subsitusi, dan persaingan antar

Page 43: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

28

perusahaan. Pendekatan yang dipakai secara luas dalam analisis persaingan untuk

mengembangkan strategi dalam banyak industri adalah Model Lima-Kekuatan

dari Porter pada gambar di bawah ini.

Gambar 3. Model Lima-Kekuatan Bersaing Sumber : Porter dalam David, 2006

Menurut Porter dalam David(2006), sifat persaingan dalam suatu industri

dapat dilihat sebagai gabungan dari lima kekuatan :

a. Ancaman Pendatang Baru (Industri Pengolahan Susu)

Masuknya perusahaan baru dalam industri dapat membawa kapasitas baru

dan merebut bagian pasar. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi

perusahaan yang telah ada. Besarnya ancaman masuk bergantung pada hambatan

masuk yang ada dan pada reaksi dari peserta persaingan yang sudah ada menurut

perkiraan calon pendatang baru. Jika hambatan masuk tinggi dan calon pendatang

baru memperkirakan akan menghadapi perlawanan yang keras dari peserta

persaingan yang sudah ada, pendatang baru jelas tidak merupakan ancaman serius.

Sumber utama hambatan adalah skala ekonomi, diferensiasi produk, kebutuhan

modal, hambatan biaya bukan karena skala, akses ke saluran distribusi, dan

kebijakan pemerintah.

Produk subsitusi

Pendatang Baru

Pemasok Pembeli

Pesaing Industri

Pesaing diantara Perusahaan yang sudah

ada

Page 44: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

29

b. Tekanan dari Produk Pengganti Susu Pasteurisasi

Produk pengganti membatasi harga dan laba potensial yang dapat

diperoleh suatu perusahaan. Makin menarik alternative harga yang ditawarkan

oleh produk pengganti, makin berat tekanan yang dialami potensi laba industri

David (2006). Ancaman produk substitusi yang kuat Apabil konsumen

dihadapkan pada kondisi dimana produk substitusi itu mempunyai harga yang

lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu

industri.

c. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli

Para pembeli, dengan kekuatan yang mereka miliki mampu mempengaruhi

perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu dan servis, serta

mengadu perusahaan dengan kompetitornya, semua ini dapat menurunkan laba

industri. Pembeli kuat jika membeli dalam sejumlah yang relative besar, produk

merupakan bagian dari pembelian yang cukup besar dari pembeli, produk tersebut

standar atau tidak terdiferensiasi, pembeli memiliki biaya pengalihan yang kecil,

pembeli menerima laba kecil, pembeli menunjukkan ancaman melakukan

integrasi balik, produk industri tersebut tidak penting bagi mutu produk atau jasa

pembeli, serta pembeli memiliki informasi yang lengkap (David, 2006).

d. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok

Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka

menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk atau sevir. Pemasok kuat bila

jumlah pemasok sedikit, produk yang ada adalah unik dan mampu menciptakan

permintaan yang besar, tidak tersedia produk substitusi, pemasok mampu

melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk yang dihasilkan menjadi

produk yang sama yang dihasilkan oleh perusahaan (David, 2006).

e. Persaingan diantara Perusahaan Pengolahan Susu Yang Ada

Perusahaan-perusahaan yang telah ada dalam industri menjadi ancaman

perusahaan. Banyaknya perusahaan-perusahaan tersebut akan saling merebut

segmen pasar yang ada sehingga hanya strategi perusahaan yang efektif dan

efisien saja yang dapat memenangkan persaingan ini. Perusahaan pesiang tersebut

akan saling berlomba untuk mendapatkan posisi pada industri. Bentuk perlombaan

Page 45: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

30

dengan menggunakan taktik-taktik seperti persaingan harga, perang iklan,

introduksi produk, dan meningkatkan pelayanan atau jaminan kepada pelanggan.

3.5. Kerangka Pemikiran Operasional

KPS Bogor memiliki dua alternatif dalam mengalokasikan susu segar yang

diterima dari para anggotanya. Alternatif pertama adalah menampung kemudian

menyalurkannya ke IPS dalam bentuk susu dingin. Alternatif kedua adalah

mengolahnya menjadi produk olah akhir berupa susu pasteurisasi. Dalam

menjalankan usaha pengembangan pengolahan susu segar menjadi susu

pasteurisasi KPS Bogor menggunakan kontrak pemasaran dalam memasarkan

produk yang dihasilkan, kontrak pemasaran tersebut dilakukan dalam bentuk job

order. Melalui sistem job order jumlah produksi susu pasteurisasi tergantung dari

jumlah pesanan (order) yang belum tentu sesuai dengan kapasitas mesin, tenaga

kerja, supply bahan baku utama yaitu susu segar serta ketersediaan bahan baku

lainnya.

Sistem job order diduga membuat KPS Bogor mengalami kerugian karena

penentuan kombinasi produksi ditentukan oleh distributor yang melakukan

pemesanan tanpa melihat ketersediaan sumberdaya serta kapasitas yang dimiliki

KPS Bogor.

Untuk menghindari kerugian tersebut KPS Bogor harus meminimalisasi

kerugian yang ditimbulkan akibat adanya job order dan membuat strategi

pemasaran yang tepat dalam menjalankan usahanya.

Pemasaran merupakan ujung tombak dari keberhasilan suatu perusahaan.

Oleh karena itu, salah satu strategi yang perlu dirumuskan perusahaan adalah

stategi pemasaran. Dalam upaya untuk menyusun strategi yang tepat bagi

perusahaan, maka perlu dilakukan evaluasi mengenai kondisi internal dan

eksternal perusahaan.

Evaluasi mengenai kondisi internal perusahaan dilakukan dengan

menganalisis kondisi pasar dan permintaan, produksi operasi, keuangan dan

akuntansi, serta sumberdaya manusia di perusahaan. Sedangkan evaluasi

mengenai kondisi eksternal perusahaan dilakukan dengan menganalisis PEST

Page 46: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

31

yang berpengaruh terhadap strategi pemasaran susu pasteurisasi, serta

menganalisis kondisi persaingan industri.

Proses formulasi strategi dimulai dengan tahapan meringkas input

informasi dasar yang diperlukan dalam merumuskan strategi meliputi identifikasi

faktor internal dan eksternal dengan menggunakan analisis IFE dan EFE.

Selanjutnya tahap pencocokan yang memfokuskan pada menghasilkan strategi

alternatif yang layak dengan memadukan faktor internal dan eksternal, salah

satunya dengan menggunakan analisis IE dan SWOT, sedangkan tahap akhir

adalah tahap keputusan yaitu tahap memutuskan untuk memilih strategi dengan

menggunakan analisis QSPM. Dengan demikian formulasi strategi dilakukan

untuk mendapatkan rekomendasi strategi yangn paling cocok untuk dapat

dilaksanakan. Alur kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 47: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

32

Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional

Pemasaran Susu Pasteurisasi di KPS Bogor

Matriks IFE Matriks EFE

· Matriks IE · Matriks SWOT

Analisis Lingkungan Internal · Manajemen · Pemasaran · Keuangan/ Akuntansi · Produksi/ Operasi · Penelitian dan Pengembangan

Analisis Lingkungan Eksternal · Ekonomi · Sosial, Budaya, Demografi Lingkungan · Politik, Pemerintah, Hukum · Teknologi · Ancaman masuknya pendatang baru (IPS). · Tingkat persaingan antara industri sejenis · Kekuatan tawar menawar pemasok · Kekuatan tawar-menawar pembeli · Ancaman produk subsitusi

QSPM

Strategi Pemasaran Terbaik

Sistem Pemasaran Kontrak (job order)

Dampak Positif menjamin continuitas produksi dan meminimalisir produk yang tidak laku terjual

Dampak Negatif Menimbulkan ketergantungan pemasaran kepada pesanan

Page 48: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

33

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor yang

terletak di Jalan Baru Kedung Badak, Bogor Utara. Pemilihan lokasi dilakukan

secara sengaja dengan dasar pertimbangan bahwa KPS Bogor bergerak pada

bidang peternakan yang sesuai jurusan peneliti yaitu pada program agribisnis.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2010.

4.2.Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer merupakan

data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan (observasi),

penyebaran kuisioner dan wawancara dengan pihak perusahaan serta dengan

pihak luar seperti para pesaing dan konsumen dari perusahaan. Data sekunder

merupakan data yang dipakai untuk menunjang data primer. Data sekunder

diperoleh dari penelusuran melalui literatur-literatur, seperti data yang dimiliki

oleh pihak perusahaan, bahan pustaka, serta dari lembaga pemerintah yang terkait.

4.3. Teknik Penentuan Responden

Teknik penentuan responden menggunakan metode purposive sampling,

yaitu dengan memilih secara sengaja responden yanag diteliti sebagai responden.

Responden yang dipilih berasal dari pihak manajemen KPS Bogor sebanyak tiga

orang responden, yaitu kepala unit bagian susu pasteurisasi, staf produksi susu

pasteurisasi dan staf administrasi dan keuangan susu pasteurisasi. Alasan

pemilihan responden tersebut disebabkan responden yang dipilih dianggap

mengetahui informasi mengenai faktor strategis internal dan eksternal serta

kondisi perusahaan pada saat ini secara menyeluruh.

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif dalam bentuk studi kasus di KPS Bogor. Data disajikan secara

deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan strategi pemasaran. Analisis deskriptif

Page 49: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

34

kualitatif digunakan untuk mengetahui lingkungan perusahaan agar diketahui apa

yang menjdai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi

perusahaan sedangkan analisis kuantitatif digunakan pada matriks IFE, matriks

EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan Matriks QSPM.

4.4.1. Tahap Input

Tahap input meringkas informasi dasar yang diperlukan untuk

merumuskan strategi. Alat input mengharuskan ahli strategi untuk menghitung

secara subjektif dalam tahap awal dari proses perumusan. Membuat keputusan

kecil dalam matriks input menyangkut kepentingan relatif dan faktor-faktor

eksternal dan internal yang menghasilkan dan mengevaluasi strategi secara lebih

efektif. Penilaian intuitif yang baik selalu diperlukan dalam menerapkan

pembobotan dan penilaian yang tepat. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

dan Matriks External Factor Evaluation (EFE) merupakan salah satu teknik

perumusan strategi pada tahap input.

1. Internal Factor Evaluation Matriks (IFE)

Matrik IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan

berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan

informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional

perusahaan misalnya dari aspek manajemen, keuangan, pemasaran,produksi atau

operasi, dan penelitian dan pengembangan (David, 2006)

2. External Factor Evaluation Matriks (EFE)

Matrik EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal

perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal yang

menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik,

pemerintah, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri dimana perusahaan

berada serta data eksternal yang relevan lainnya. Hal ini penting karena faktor

eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap

perusahaan (David, 2006)

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun matriks IFE dan

EFE adalah :

Page 50: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

35

1. Identifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan, yaitu dengan cara

mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta

peluang dan ancaman bagi perusahaan. Dalam penyajiannya, masukkan

faktor-faktor tersebut pada kolom satu.

2. Beri bobot (weight) setiap faktor pada kolom dua. Penentuan dilakukan

dengan cara mengajukan pertanyaan kepada pihak manajemen atau ahli

strategi dengan menggunakan skala ordinal. Bobot setiap faktor menunjukkan

kepentingan relatif dari setiap faktor agar berhasil dalam indutri yang

dijalankan. Adapun skala yang digunakan untuk pengisisan kolom adalah

sebagai berikut :

1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal

2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal

3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertical

Tabel 7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan

Faktor Strategis

Internal

A B C D … Total

A

B

C

D

Total

Sumber : David, 2006

Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel

terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus : 謸平妮 撇腮∑ 撇腮叁腮腔前 Keterangan :

ai = Bobot variabel ke-i

Xi = Nilai variabel ke-i

i = 1,2,3,…,n

Page 51: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

36

n = Jumlah variabel

3. Hitung rating (dalam kolom tiga untuk masing-masing faktor). Berikan rating

1 sampai 4 berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan

yang bersangkutan. Pemberian rating untuk faktor internal (IFE) diberikan

berdasarkan keadaan perusahaan yakni peringkat 1 = kelemahan utama

(mayor weakness), 2 = kelemahan kecil (minor weakness), 3= kekuatan kecil

(minor strength), 4 = kekuatan utama (mayor strength). Untuk matrik EFE,

rating 4 =respon luar biasa, 3 = respon di atas rata-rata, 2 = respon rata-rata, 1

= respon jelek. Rating 1 sampai 4 ditentukan dengan membandingkan fakta

dengan kinerja ideal yang diinginkan perusahaan.

Tabel 8. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan

Faktor Strategis

Eksternal

A B C D … Total

A

B

C

D

Total

Sumber : David, 2006

4. Kalikan nilai bobot dengan nilai rating untuk mendapatkan skor pembobotan

untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4 sampai 1.

5. Jumlahkan semua skor secara vertical untuk mendapatkan skor total bagi

perusahaan yang dinilai. Total skor berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-

rata 2,5. Pada matriks IFE total skor dibawah 2,5 menunjukkan bahwa

perusahaan tersebut memiliki kondisi internal yang lemah dalam

memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan, sedangkan jika di atas 2,5

maka menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kondisi internal yang kuat

dalam memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan. Pada matriks EFE

4,0 menunjukkan bahwa perusahaan telah merespon dan memanfaatkan

dengan sangat baik peluang-peluang yang ada untuk menghadapi ancaman-

Page 52: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

37

ancaman usaha. Matriks IFE dan EFE dapat dilihat pada Tabel 9 dan Tabel

10 berikut.

Tabel 9. Matriks IFE

Faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor

Kekuatan :

1.

:

n

Kelemahan :

1.

:

n

Total

Sumber : David, 2006

Tabel 10. Matriks EFE

Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor

Peluang :

1.

:

n

Ancaman :

1.

:

n

Total

Sumber : David, 2006

4.4.2. Tahap Pencocokan

Tahap pencocokan merupakan tahap kedua yang memfokuskan untuk

menghasilkan strategi alternatif yang layak dengan memadukan faktor-faktor

internal dan eksternal. Matriks Internal Eksternal (IE), Matriks SWOT (Strengths,

Page 53: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

38

Weakness, Opportunities and threars) dan termasuk kedalam tahap pencocokan.

Informasi yang diperoleh dari tahap input digunakan dalam tahap ini.

1. Analisis Matriks Internal-External (IE)

Nilai yang diperoleh pada matriks IFE dan EFE kemudian dimasukkan ke

dalam matriks Internal-Eksternal (IE) untuk memetakan posisi perusahaan pada

saat ini. Lebih lanjut berdasarkan posisi tersebut, perusahaan dapat menentukan

inti strategi yang tepat untuk diterapkan.

Matriks IE didasarkan pada dua sumbu kunci, yaitu total nilai IFE pada

sumbu-x dan total nilai EFE pada sumbu-y. Pada sumbu-x matriks IE, total nilai

IFE yang diberi bobot dari 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal yang

lemah, nilai 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang, dan nilai 3,0 sampai 4,0 dianggap

kuat. Pada sumbu-y, total nilai EFE yang diberi bobot 1,0 sampai 1,99 dianggap

rendah, nilai 2,0 sampai 2,99 duanggap sedang, dan 3,0 sampai 4,0 dianggap

tinggi (Gambar 6).

TOTAL SKOR IFE

Kuat Sedang Lemah

4,0 3,0 2,0 1,0

TOTAL

SKOR

EFE

Tinggi

3,0

Sedang

2,0

Rendah

1,0

I II III

IV V VI

VII VIII IX

Gambar 5. Matriks Internal-Eksternal Sumber : David, 2006

Page 54: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

39

Matriks IE dibagi menjadi tiga daerah utama yang mempunyai dampak

strategi berbeda, yaitu :

1. Grow and build strategies (tumbuh dan bina), yang terletak pada sel I, II, atau

IV. Strategi yang layak diterapkan adalah strategi intensif (penetrasi pasar,

pengembangan pasar, dan pengembangan produk) dan strategi integrasi

(integrasi ke balakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal).

2. Hold and maintain strategies (pertahankan dan pelihara), yang terletak pada

sel III, V atau VII. Strategi yang tepat digunakan adalah strategi penetrasi

pasar dan pengembangan produk.

3. Harvest or divest strategies (panen atau divestasi), yang terletak pada sel VI,

VIII atau IX. Strategi yang sering digunakan adalah strategi penciutan dan

strategi pangkas unit bisnis yang menguntungkan.

2. Analisis Matriks Strengths-Weakness-Opportunities-Threaths (SWOT)

Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi perusahaan dengan

memadukan dan menyesuaikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan

dengan peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan. Matriks ini

dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi S-O,

strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T. Matriks SWOT dapat dilihat pada

Tabel 11.

Tabel 11. Matriks SWOT

STRENGTH (S)

Daftar Kekuatan Internal

WEAKNESS (W)

Daftar Kelemahan

Internal

OPPORTUNITIES (O)

Daftar Peluang Eksternal

STRATEGI S-O

Gunakakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang

STRATEGI W-O

Mengatasi kelemahan

dengan memanfaatkan

peluang

THREATS (T)

Daftar Ancaman Eksternal

STRATEGI S-T

Gunakan kekuatan untuk

menghindari ancaman

STRATEGI W-T

Meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman

Sumber : (David, 2006)

Page 55: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

40

4.4.3. Tahap Keputusan

Tahapan terakhir dari penyusunan strategi yaitu menentukan alternatif

strategi yang paling baik atau strategi yang mempunyai prioritas terlebih dahulu

untuk dijalankan oleh perusahaan, yang dapat dianalisa dengan menggunakan

matriks QSP diperoleh dari alternatif strategi yang layak dan direkomendasikan

melalui analisis SWOT dan matriks IE.

v Analisis Matriks Quantitative Strategic Planning (QSPM)

Setelah berhasil mengembangkan sejumlah alternatif strategi, perusahaan

harus mampu mengevaluasi dan kemudian memilih strategi terbaik yang paling

cocok dengan kondisi internal perusahaan serta situasi lingkungan eksternal.

Untuk itu dapat digunakan matriks QSPM. Matriks ini secara sasaran menunjukan

strategi alternatif mana yang baik.

Menurut David (2004) langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

matriks QSP :

1. Membuat datar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan. Input datanya

dari matriks IFE dan EFE yang dibuat terdahulu.

2. Memberi bobot untuk setiap faktor eksternal dan internal kunci. Bobot ini

identik dengan yang dipakai dalam matriks EFE dan matriks IFE.

3. Mengindentifikasi strategi alternatif yang diperoleh dari analisis SWOT yang

layak untuk diimplementasikan.

4. Menetapkan nilai daya tarik (AS) untuk masing-masing strategi alternatif

yang terpilih. Nilai 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik,

dan 4 = sangat menarik.

5. Menghitung TAS (Total Nilai Daya Tarik). TAS yang diperoleh dari

perkalian bobot dan Nilai Daya Tarik (AS) dalam setiap baris. TAS

menunjukkan daya relatif dari setiap strategi alternatif, dengan

mempertimbangkan dampak dari faktor keberhasilan kritis eksternal atau

internal yang berdekatan.

6. Menghitung jumlah Total Nilai Daya Tarik dengan menjumlahkan TAS

dimasing-masing kolom strategi QSPM. Jumlah Total Nilai Daya Tarik

mengungkapkan strategi yang paling menarik dalam masing-masing

rangkaian alternatif. Matriks QSPM dapat dilihat pada tabel 12.

Page 56: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

41

Tabel 12. Format Dasar QSPM

Faktor Utama

Alternatif Strategi

Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3

AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Total

Sumber : David, 2006

Page 57: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

42

BAB V GAMBARAN UMUM KPS BOGOR

5.1. Sejarah dan Perkembangan KPS Bogor

Bogor merupakan daerah yang cukup luas dan potensial dengan objek

wisatanya, serta dikenal sebagai salah satu daerah penghasil sayur-mayur dan

buah-buahan di wilayah jawa Barat. Selain itu daerah Bogor juga cocok untuk

usaha pengembangan peternakan sapi perah.

Abad ke-17, bangsa asing mulai memperkenalkan peternakan sapi perah di

Bogor. Sebagian pekerja di peternakan tersebut digunakan penduduk lokal Bogor.

Lama-kelamaan banyak pula pribumi yang memiliki sapi perah sendiri, sehingga

akhirnya berkembang di Bogor, daerah yang kini terkenal sebagai salah satu

daerah sentral peternakan sapi perah di Indonesia, seiring dengan bertambahnya

jumlah peternak, mulailah dirasakan pentingnya kebutuhan untuk mengkonsumsi

dan memasarkan produk susu yang dihasilkan. Walaupun banyak loper susu atau

usaha swasta yang menampung susu, namun peternakan berada di posisi yang

lemah karena harga susu yang diterapkan oleh loper seringkali tidak memuaskan.

Usaha peternakan sapi perah merupakan bisnis di bidang pertanian yang

dapat mendatangkan banyak keuntungan bagi pelakunya, sehingga banyak

masyarakat yang memelihara sapi perah. Semakin meningkatnya jumlah peternak

sapi perah di wilayah bogor membuat produksi susu juga meningkat. Oleh karena

itu beberapa peternak mengusulkan untuk membentuk koperasi yang diberi nama

Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor.

Pada tanggal 24 Oktober 1970, 24 orang peternak sepakat untuk

bergabung dan membentuk sebuah koperasi susu. Koperasi tersebut di namakan

Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan (KPS) Bogor. Pada periode 1979-

1984 KPS Bogor mulai berkembang cukup pesat setelah adanya penambahan

populasi sapi perah yang berasal dari kredit program menteri koperasi. Selama

tahun 1979-1984 KPS Bogor telah menerima bantuan kredit sapi sebanyak 1.282

ekor yang dibagikan kepada para peternak sapi perah. Pada bulan Februari 1986

KPS Bogor telah mampu membuat sendiri pakan konsentrat atau pakan ternak

sapi perah yang bernama KPS FEED. KPS Bogor sebelum mampu membuat

Page 58: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

43

sendiri pakan konsentrat masih mengandalkan pasokan pakan ternak dari luar,

baik berupa pakan jadi maupun masih berupa bahan baku.

Pada tanggal 26 Januari 1989 diadakan perubahan Anggaran Dasar (AD),

sehingga nomor badan hukumnya berubah menjadi No. 4654 A/BH/KWK/5.

Pada periode 1990-2000 perkembangan KPS Bogor secara umum sudah cukup

baik, sehingga rencana pembentukan kawasan usaha peternakan sapi perah yang

telah direncanakan pada tahun 1989 dapat terealisasi setelah KPS Bogor telah

mendapatkan pinjaman dari dana Banpres Rp 8,175 milyar melalui Keppres No.

064/B/Tahun 1994 tanggal 8 November 1994 dan Keppres no 069/B/tahun1994

tanggal 21 Desember 1994. Pada tanggal 25 Maret 1996 untuk kedua kalinya KPS

Bogor melakukan perubahan Anggaran Dasar (AD), sehingga badan hukumnya

berubah menjadi No. 4654 A/BH/KWK.10/III/1996 dan nama koperasinya

berubah menjadi Koperasi Produksi Susu Bogor yang disingkat dengan KPS

Bogor dan badan hukum ini berlaku sampai sekarang.

Lokasi Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor terletak di sebelah utara Kota

Bogor di Jl. Kedung Badak, Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Bogor Timur.

Keadaan topograf datar dengan ketinggian 300 m di atas permukaan air laut, suhu

lingkungan 26-30 derajat celsius dengan curah hujan 500-1000mm per tahun.

Sebelah selatan KPS Bogor berbatasan dengan permukiman penduduk, sebelah

barat dengan Koperasi Tahu Tempe Indonesia dan sebelah Timur berbatasan

dengan permukiman penduduk.

Selain seiring mendapatkan pengakuan secara luas, KPS Bogor juga

memiliki pengaruh penting sebagai salah satu pelaku dalam area gerakan koperasi

nasional. KPS Bogor juga telah menyumbang sumberdaya manusia untuk

organisasi sekunder, dimana beberapa wakil pengurus KPS Bogor duduk sebagai

pengurus di Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI). Selanjutnya atas dasar

musyawarah dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) maka terbentuk susunan

pengurus KPS Bogorsebagai berikut:

Ketua : Drh. Asrul Makmur

Wakil ketua : Jachya Djan

Sekretaris : H. Amin Ahmadi

Bendahara : HM. Arief

Page 59: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

44

Pembantu Umum : HM. Romli Ahmadi

Pembentukan susunan kepengurusan tersebut didasari oleh keyakinan

tentang pentingnya suatu koperasi yang merupakan suatu wadah organisasi

peternak dan sebagai wahana yang mempunyai potensi sangat besar guna

meningkatkan kemampuan para peternak kecil untuk berperan aktif dalam

produktivitas usaha dibidang produksi susu dalam negeri. Susunan kepengurusan

disahkan oleh RAT, maka timbulah berbagai rencana untuk melakukan suatu

kegiatan secara bertahap, seperti antara lain :

1. Mengadakan pembinaan terhadap para peternak yang sudah bergabung dalam

organisasi KPS Bogor.

2. Memberikan pengertian dan penyuluhan tentang pentingnya berkoperasi

khususnya kepada peternak yang belum bergabung menjadi anggota

koperasi.

3. Menyediakan kebutuhan pokok utama para peternak dan ternaknya.

4. Melakukan penampungan produksi susu para anggota dan memasarkannya.

5. Memberikan penyuluhan tentang cara meningkatkan kualitas dan kuantitas

produksi.

6. Menyediakan tenaga ahli dan mantri untuk penyuluhan dan pelayanan

kesehatan ternak.

Rencana kerja yang disusun tersebut dalam realitanya secara umum

menunjukan keberhasilan. Namun, keberhasilan itu ditempuh dengan tantangan

dan hambatan diantaranya, pada tahun 1972 KPS Bogor mengalami kemunduran.

Hal ini disebabkan oleh banyak beredar susu impor yang berasal dari luar negeri,

sehingga mengakibatkan perusahaan-perusahaan susu cendrung membeli susu

impor dari pada membeli susu hasil dalam negeri. Kondisi ini membawa sisi

buruk pada para peternak sapi perah termasuk KPS Bogor yang menderita

kerugian dikarenakan susu hasil anggota peternaknya tidak terjual.

KPS Bogor awalnya merupakan sebuah koperasi kecil, tetapi berkat kerja

sama dan kerja keras semua pihak KPS Bogor akhirnya KPS Bogor dapat

bertahan dan tumbuh dari tahun ke tahun. Hingga pada tahun 1977 mulai terasa

adanya kemajuan dan terus berkembang, karena pemerintah dengan kebijakannya

mulai memperhatikan betapa penting peran koperasi susu dalam menolong para

Page 60: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

45

peternak sapi perah terutama dalam membantu meningkatkan taraf hidup

anggotanya. Hingga pada saat ini eksistensi KPS Bogor masih tetap tegar dan

mantap, serta dapat dikatakan bahwa perkembangan usahanya cukup

menggembirakan.

5.2. Visi, Misi, dan Tujuan KPS Bogor

KPS Bogor dengan wilayah kerja yang cukup luas mampu dengan

konsistensi tinggi mewujudkan Visi, Misi dan Pilar yang dilandasi nilai-nilai

moral dan agama sehingga anggota merasakan manfaat yang nyata beternak sapi

perah dalam wadah KPS Bogor.

Visi Koperasi Produksi Susu (KPS) Bogor adalah:

“Menjadi Koperasi yang Amaliah, Modern, Sehat Organisasi, Sehat Usaha dan

Sehat Mental serta Unggul di Tingkat Regional dan Nasional”. Adapun Misi-nya

adalah sebagai berikut:

1) Taat dan patuh terhadap Pancasila, UUD 1945, Undang-Undang

Perkoperasian serta Peraturan Pelaksanaannya dan Peraturan Perundang-

Undangan yang berlaku, serta melaksanakan amanah keputusan Rapat

Anggota.

2) Memotivasi anggota secara mandiri untuk meningkatkan harkat derajat

sendiri, sekaligus mengangkat citra perkoperasian.

3) Meningkatkan kompetensi sumber daya koperasi. Sama halnya dengan misi

pada point dua misi ini KPS Bogor coba aktualisasikan dengan penetapan

bonus serta pemberian penghargaan bagi anggota terbaik yang dinilai dari

aktifasi anggota baik dalam hal produksi susu maupun dalam hal

keorganisasian

4) Melaksanakan tata kelola operasional dengan baik, efektif dan efisien.

5) Menjadi laboratorium koperasi persusuan. Lima tahun terakhir KPS Bogor

mulai aktif melakukan penelitian untuk mengetahui kualitas susu yang

dihasilkan anggotanya dengan membuat labolatorium khusus di Unit

Pengolahan Susu Pasteurisasi KPS Bogor.

6) Mengimplementasikan inovasi, ilmu pengetahuan, teknologi tepat guna yang

ramah lingkungan.

Page 61: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

46

Tujuan dari KPS Bogor itu sendiri adalah:

1) Mengajak, memotivasi dan mendidik anggota untuk bekerja dan hidup

berkoperasi;

2) Meningkatkan pelayanan dan usaha sehingga anggota menjadi “tata tengtrem

kerta raharja, salieuk beh”;

3) Memenuhi kebutuhan ternak dan anggotanya;

4) Meningkatkan skala kepemilikan sapi induk produktif dengan jumlah produksi

yang memenuhi skala ekonomis;

5) Memperbaiki genetik sapi perah;

6) Memelihara kelestarian dan mencegah pencemaran lingkungan wilayah kerja

dan daerah sekitarnya;

7) Berperan aktif membangun kehidupan beragama, pendidikan, ekonomi, sosial

dan budaya di wilayah kerja dan sekitarnya serta aktif dalam meningkatkan

kualitas sumber daya manusia Indonesia.

5.3. Aspek Organisasi dan Manajemen KPS Bogor

Organisasi adalah suatu kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara

struktural baik yang bersifat vertikal maupun yang bersifat horizontal antara

jabatan dan tugasnya serta weweang agar tujuan individu organisasi dan

masyarakat dapat tercapai secara langsung maupun tidak langsung.

Tujuan organisasi dapat tercapai apabila setiap anggota tersebut masing-

masing mengetahui tugas, wewenang, tanggung jawab serta hubungan kekuasaan

suara anggota yang satu dengan yang lainnya, hal tersebut biasanya disusun atas

dasar pembagian tugas (job description) yang jelas dan tegas.

Struktur organisasi di KPS Bogor pada umumnya sama dengan struktur

organisasi koperasi lainnya, yaitu perangkat organisasi yang didasarkan pada

Undang-Undang Perkoperasian No. 25 Tahun 1992 pasal 21 yang menyatakan

bahwa perangkat organisasi koperasi terdiri dari Rapat Anggota Tahunan (RAT)

sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, pengurus yang menjalankan kegiatan

usaha koperasi dan badan pengawas yang bertugas melakukan pengawasan

terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi.

Page 62: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

47

5.3.1. Rapat Anggota Tahunan

RAT adalah merupakan kekuasaan tertinggi dalam tata kehidupan koperasi

dan menggunakan manajemen terbuka untuk semua anggota. Pada setiap RAT

ditetapkan kebijaksanaan pokok yaitu bagaimana koperasi seharusnya

menjalankan usahanya agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Rapat anggota

dihadiri oleh anggota, yang dilaksanakan dalam satu tahun sekali, dimana

pelaksanaannya dilaksanakan setiap bulan Maret. Keputusan Rapat Anggota

diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat. Apabila tidak dicapai

keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan keputusan dilakukan

berdasarkan suara terbanyak, dimana setiap anggota berhak atas satu suara. Tugas

dari RAT itu sendiri adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan anggaran dasar koperasi.

2. Menetapkan kebijaksanaan umum serta pelaksanaan keputusan-keputusan

koperasi.

3. Memilih atau mengangkat dan memberhentikan pengurus dan badan

pemeriksa.

4. Menetapkan dan mengesahkan program kerja, anggaran belanja dan

pendapatan koperasi.

5. Mengesahkan laporan pertanggungjawaban pengurus dalam bidang organisasi

usaha dan keuangan.

6. Pembagian Sisa Hasil Usaha.

7. Kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi

8. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi

Rapat anggota berhak meminta keterangan dan pertanggungjawaban

pengurus dan pengawas mengenai pengelolahan koperasi. Selain rapat anggota,

koperasi dapat melakukan Rapat Anggota Luar Biasa apabila keadaan

mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada Rapat

Anggota. Rapat Anggota Luar Biasa mempunyai wewenang Rapat Anggota.

Rapat Anggota Luar Biasa dapat diadakan atas permintaan sejumlah anggota

koperasi atau atas keputusan pengurus yang pelaksanaannya diatur dalam

Anggaran Dasar. Persyaratan, tata cara, dan tempat penyelenggaraan Rapat

Anggota dan Rapat Anggota Luar Biasa diatur dalam Anggaran Dasar.

Page 63: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

48

5.3.2. Pengurus KPS Bogor

Pengurus koperasi merupakan penjelamaan dari badan hukum koperasi

dan menetukan berhasil tidaknya suatu koperasi. Pengurus adalah orang yang

dipilih anggota melalui RAT untuk mengelola koperasi secara terbuka sesuai

dengan keputusan RAT dan melakukan segala perbuatan hukum atas nama

koperasi, serta mewakili koperasi dihadapan dan diluar pengadilan.

Undang-undang No. 25 tahun 1992 dan dalam anggaran dasar koperasi

yang telah dipolakan oleh pemerintah, sehingga tugas dari pengurus dai KPS

Bogor tidak berbeda dengan tugas pengurus koperasi lainnya. Adapun tugas dari

pengurus adalah sebagai berikut :

1. Memimpin organisasi dan usaha serta mewakili anggota baik di dalam

maupun di luar pengadilan sesuai dengan keputusan dalam RAT.

2. Mengangkat dan memberhentikan manajer.

3. Mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang dilaksanakan selama setahun

kepada anggota melalui RAT.

4. Melaksanakan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilimpakan terhadap

manajer.

5. Menerima anggota baru dan melayani kepentingan anggota serta

meningkatkan kualitas dan kuantitas anggota.

Adapun susunan kepengurus KPS Bogor periode 2006-2011 adalah

sebagai berikut:

Ketua : I Made Soewecha

Sekertaris : Wahyanto,SE,MM

Bendahara : Nanang Rahmat,ST

Susunan pengurus untuk setiap koperasi dapat berlainan dan banyaknya

jumlah pengurus dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Adapun

tugas-tugas untuk masing-masing pengurus KPS Bogor yang telah dipilih dengan

masa jabatan lima tahun.

1. Ketua

Tugas dan wewenang ketua adalah:

Page 64: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

49

a. Memimpin, mengkoordinasi, mengawasi, memberikan petunjuk dan

bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas kegiatan anggota, pengurus

dan karyawan

b. Memimpin rapat anggota atas nama pengurus memberikan laporan

pertanggungjawaban kepada rapat anggota tersebut.

c. Memimpin rapat pengurus dengan manajer dan badan pengawas.

d. Memberikan keputusan terakhir dalam kepengurusan koperasi dengan

memperhatikan usul, saran, dan pertimbangan dari pemegang fungsi di

bawahnya.

2. Sekretaris

Tugas dan wewenang sekretaris adalah:

a. Menyelenggarakan dan memelihara semua arsip, buku, surat, keputusan RAT,

buku keputusan rapat pengurus.

b. Menyelenggarakan kearsipan.

c. Memelihara tata kerja, merencanakan peraturan khusus serta ketentuan

lainnya.

d. Menyusun laporan-laporan organisasi untuk kepentingan rapat anggora.

e. Merencanakan kegiatan operasional bidang idiil meliputi program-program

pendidikan/penyuluhan, dan kegiatan sosial lainnya.

f. Mengadakan penyuluhan-penyuluhan kepada anggota masyarakat.

g. Mensahkan semua surat/buku keputusan rapat/notulen rapat atau surat lainnya.

h. Bertanggung jawab kepada bidang administrasi atau tata usaha koperasi

kepada ketua.

3. Bendahara

Tugas dan wewenang bendahara adalah:

a. Menetapkan anggaran pendapatan dan belanja koperasi.

b. Memelihara semua harta dan kekayaan koperasi.

c. Mempersiapkan dana dan informasi berupa laporan keuangan untuk

kepentingan rapat anggota tahunan atau pejabat.

d. Mengatur keuangan agar tidak melebihi anggaran belanja yang telah

ditetapkan.

Page 65: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

50

e. Mencari sumber dana dari luar dengan syarat yang lunak atau tidak

memberatkan koperasi.

f. Bersama manager menandatangani atau mengesahkan bukti pengeluaran kas

atau bank.

g. Membimbing atau mengawasi manager dalam administrasi keuangan dan

barang.

h. Mengambil langkah pengamanan untuk mencegah kerugian koperasi.

i. Bertanggung jawab pada ketua sesuai bidangnya.

Saat ini job description yang diterapkan di KPS Bogor telah dilaksanakan

dengan baik sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Hanya saja ada

beberapa karyawan yang merangkap beberapa jabatan sehingga hasil yang dicapai

karyawan tersebut tidak maksimal.

5.3.3. Pengawas

Pengawas adalah wakil-wakil anggota untuk melakukan dan melaksanakan

pengawasan terhadap jalannya koperasi. Pengawas diangkat oleh Rapat Anggota

Tahunan dan dari kalangan anggota koperasi. Pengawas di KPS Bogor melakukan

pengawasan terhadap tata kehidupan koperasi sebagai wewenang yang

diselenggarakan dan didelegasikan oleh Rapat Anggota kepadanya. Tugas

pengawas di KPS Bogor sebagai berikut :

1. Memimpin organisasi dan usaha serta mewakili anggota baik di dalam maupun

di luar pengadilan sesuai dengan keputusan dalam RAT.

2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasan.

3. Meneliti catatan yang ada pada koperasi.

4. Mendapatkan segala keterangan yang dibutuhkan.

Pengawas di KPS Bogor juga harus melakukan pertanggungjawaban

terhadap Rapat Anggota Tahunan dan merahasiakan hasil-hasil pengawasan

terhadap pihak ketiga. Dalam melaksanakan tugasnya, pengawas diberi wewenang

yang sesuai dengan undang-undang No. 25 tahun 1992, Rapat Anggota, dan

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang digariskan oleh pemerintah.

Pelaksanaan tugas pengawas di KPS Bogor dilakukan minimal satu kali

dalam sebulan. Jumlah anggota pengawas KPS Bogor terdiri dari Tiga orang

Page 66: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

51

dengan masa jabatan satu tahun. Adapun susunan pengawas pada tahun buku

2008 adalah sebagai berikut :

1. Drs.Purwanto

2. Agus Zaenudin,SPt.

3. Deden Irianto,SE

Adapun metode dalam kegiatan pengawasan di KPS Bogor adalah :

1. Observasi : Pengamatan langsung untuk mendapatkan pembuktian yang

cukup besar yang layak untuk memberikan penilaian atas ikhtisar keuangan

yang diperiksa.

2. Kuisioner : Metode tanya jawab, baik melalui pertanyaan langsung kepada

pengurus, manajer maupun karyawan yang bersangkutan atau melalui

pertanyaan tertulis.

3. Konfirmasi : Merupakan usaha pencarian bukti dinamis pihak lain menguatkan

tentang kebenaran atau kesalahan informasi yang diperiksa.

4. Komparasi : Memeriksa dengan cara membandingkan dua atau lebih data

informasi dengan memperhatikan persamaan dan perbedaan jika terdapat

perbedaan-perbedaan tersebut harus dijelaskan atau ada klarifikasi.

5. Verifikasi : Pemeriksa mengenai kebenaran perhitungan seperti memeriksa

penjumlahan, pengurangan, perkalian, membagian, dll.

6. Cheking : Pengertian yang sama dengan memeriksa, juga dapat diartikan

sebagai penganalisa atau supervisi untuk menjamin ketetapan dengan cara

memberikan suatu tanda setelah melakukan suatu verivikasi.

7. Voucing : Pemeriksa dokumen dasar untuk membuktikan sah atau tidaknya

suatu transaksi dari akuntansi.

5.3.4. Manajer

Manajer adalah seorang yang diangkat oleh pengurus yang diberi

kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari di bidang usaha, untuk

melaksanakan tugasnya, manajer sebelumnya telah melakukan kontrak kerja

dengan pengurus, manajer diangkat langsung oleh pengurus dari kalangan anggota

yang sudah dianggap telah berpengalaman dalam mengelolah usaha koperasi,

sehingga dalam melaksanakan tugasnya manajer bertanggung jawab kepada

Page 67: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

52

pengurus. Adapun susunan Manajer di KPS Bogor pada tahun buku 2008 adalah

sebagai berikut :

Manajer Operasional : Bintarso

Manajer Keuangan : Agus Rahmat indra Jaya, SE

Adapun tugas dan tanggung jawab manajer di KPS Bogor adalah sebagai

berikut :

1. Melaksanakan kebijakan bidang usaha yang telah ditetapkan oleh pengurus.

2. Mengkoordinasi penyusunan rencana kerja anggota dari masing-masing

bagian dan mengajukan rencana kerja tersebut kepada pengurus.

3. Membantu pengurus dalam menjelaskan rencana kerja dan anggaran dasar

kepada Rapat Anggota.

4. Memberikan petunjuk dan pengarahan serta pengawasan agar pelaksanaan

kerja

5. Memimpin dan mengkoordinir tindak menyimpang dari rencana yang telah

ditetapkan. Para karyawan yang ada dibawahnya dalam pelaksanaan tugas

pada semua bagian termasuk kegiatan pembinaan.

6. Mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap harta kekayaan koperasi

untuk menghindari kerugian.

7. Mengajukan usul pengangkatan karyawan koperasi kepada pengurus sesuai

dengan kebutuhan dan kemampuan koperasi.

8. Meminta laporan informasi yang diperlukan dari karyawan yang ada dibawah

koordinasinya, sebagai bahan evaluasi dan pengambilan keputusan serta

penyusunan laporan pertanggungjawaban kepada pengurus.

9. Menyusun Rancangan Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

(PAPB), serta Perkiraan Perhitungan Hasil Suara (PPHU).

10. Merencanakan kegiatan operasional bidang idiil meliputi program-program

pendidikan/penyuluhan, dan kegiatan sosial lainnya.

KPS Bogor membuat Standar Operasional Procedure (SOP) untuk

mencapai kinerja yang profesional dan memperoleh hasil yang optimal. Sistem

tersebut dibangun dengan alasan bahwa dunia perkoperasiaan tidak akan berhasil

dengan gemilang apabila ditempuh dengan duduk santai dan berpaku tangan tetapi

harus adanya kerja keras, sistem yang baik, SDM yang berwawasan luas dan

Page 68: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

53

mengetahui dunia luar untuk mengikuti arus perkembangan. SOP merupakan

intruction work (intruksi kerja) pada masing-masing pekerjaan, berbeda dengan

job description yang berisi uraian tugas masing-masing karyawan di bidang

pekerjaannya.

Tujuan umum dibuatnya SOP supaya semua pihak baik pihak intern

maupun ekstern mengakui dan menghargai setiap unit yang ada sehingga seluruh

karyawan dapat mengerjakan tugas dan pekerjaannya dengan satu tujuan yaitu

mencapai hasil pekerjaan yang optimal sehingga usaha KPS Bogor bertambah

baik dari tahun ke tahun terutama dalam peningkatan kualitas susu. Adapun

tujuan khususnya adalah sebagai berikut :

1. Menjaga agar seluruh petugas melakukan cara yang sama pada masing-masing

unit dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari baik untuk petugas administrasi,

petugas teknis maupun petugas lapangan mulai dari jenis alat-alat yang

dipakai, cara penggunaan sampai pada dosisi pemakaian.

2. Memudahkan sistem kontrol bagi yang berwenang dalam menganalisa dan

mengevaluasi kinerja karyawan.

3. Menjadi buku panduan bagi seluruh karyawan pada masing-masing unit.

Pelaksanaan SOP wajib diikuti oleh seluruh karyawan KPS Bogor dan

apabila terjadi penyimpangan, maka akan dikenakan sanksi. Pihak KPS Bogor

juga terus melakukan evaluasi dan penyempurnaan terhadap SOP tersebut untuk

mencapai hasil yang baik.

5.3.5. Keanggotaan KPS Bogor

Keanggotaan koperasi adalah bebas, sukarela, dan terbuka. Ini berarti

seseorang yang menjadi anggota koperasi berdasarkan kesadaran yang ada

padanya tanpa adanya unsur paksaan dari pihak manapun. Keanggotaan KPS

Bogor harus memiliki kriteria dan syarat-syarat sebagai berikut :

1 Warga negara Indonesia.

2 Mempunyai kemampuan penuh untuk melaksanakan tindakan hukum (dewasa

dan tidak berada dalam perwalian dan sebagainya).

3 Bermata pencaharian sebagai peternak.

4 Bertempat tinggal dikawasan Bogor.

Page 69: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

54

5 Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi simpanan berdasarkan

ketentuan yang terlah ditetapkan.

6 Telah menyetujui isi anggaran dan ketentuan-ketentuan koperasi yang berlaku.

Perkembangan jumlah anggota KPS Bogor dari tahun ke tahun terus

mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan kesadaran para peternak sapi

didaerah Bogor semakin baik yang menyebabkan keinginan dan animo peternak

sapi untuk menjadi anggota KPS Bogor cenderung mengalami kenaikan.

Kenyataan tersebut menunjukan kehadiran KPS Bogor memiliki sisi positif. Data

Jumlah anggota KPS Bogor dapat dilihat pada Tabel 13

Tabel 13. Jumlah Anggota KPS Bogor tahun 2008-2010

No Uraian Ket Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun2010

1. Jumlah anggota keseluruhan Org 708 843 929

2. Jml. Anggota yang mengirim susu Berasal dari wilayah :

Kunak (6 kelompok) Luar Kunak (5 kelompok)

Org. Org. Org.

253 128 127

263 126 137

271 123 148

3. Jumlah Kelompok Anggota Wilayah Kunak Luar Kunak

Kel. Kel.

6 5

6 5

6 5

4. Persentase pengiriman susu Dari Wilayah Kunak Dari Luar Kunak

% %

64 36

65,9 34,1

61 39

5. Simpanan Pokok Anggota Rp.

20.383.715

29.382.705 36.002.705

6. Simpanan Wajib Anggota Rp.

546.706.740

618.237.809 651.284.095

Sumber; RAT KPS Bogor 2008-2012

Perkembangan jumlah anggota KPS Bogor terus mengalami peningkatan.

Hal tersebut menunjukan KPS Bogor semakin dipercaya oleh masyarakat Bogor

untuk dapat menjadi tumpuan hidup bagi kelangsungan hidup mereka yang

sebagian besar bermata pencaharian sebagai peternak sapi perah. Dengan

bergabungnya para peternak susu di Bogor dapat menjadi kekuatan bagi KPS

Bogor untuk dapat memproduksi susu dengan jumlah yang lebih besar.

Page 70: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

55

5.3.6. Kewajiban dan Hak Anggota KPS Bogor

Setiap anggota KPS Bogor mempunyai hak dan kewajiban yang sama.

Kewajiban serta hak yang harus dijalankan oleh anggota KPS Bogor antara lain:

a. Taat pada peraturan baik peraturan kenegaraan seperti undang-undang

koperasi maupun peraturan khusus yang disepakati oleh anggota KPS Bogor.

Di KPS Bogor penyusunaan serta perbaikan peraturan merupakan salah-satu

agenda yang selalu dibahas di setiap rapat anggota tahunan. Di dalam RA

setiap anggota KPS Bogor memiliki hak yang sama untuk mengusulkan

perbaikan atau pembentukan peraturan baru demi kepentingan bersama.

Kehadiran tiap anggota dalam rapat anggota (paling tidak rapat tahunan) juga

merupakan salah-satu kewajiban bagi anggota KPS Bogor. Memberi masukan,

kritik, sangahan atau penolakan pada hasil pertangung jawaban pengurus atau

pengawas dalam rapat anggota merupakan hak bagi seluruh anggota KPS

Bogor. Selain itu setiap anggota KPS Bogor juga berhak untuk memilih dan

dipilih dalam rapat anggota untuk menjadi pengurus KPS Bogor

b. Menyetor simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan anggota menentukan

kepemilikan dan penyetaraan “modal penyetaraan partisipasi anggota baru”

secara langsung atau dikompensasikan dengan hasil penyetoran susu.

c. Melaksanakan usaha ternak sapi perah sesuai dengan SOP, meliputi:

· Menjaga kebersihan kandang dan ternaknya,

· Melaksanakan pemerahan dua kali, satu jam sebelum jadwal penerimaan

susu di TPK dengan jeda waktu antar pemerasan 11-13 jam.

· Menjaga dan meningkatkan kualitas dan kuantitas susu;

· Menyetorkan susu sesuai dengan standar yang ditentukan koperasi ke TPK

dengan menggunakan Milk Can alumunium atau stainles steel dan sesuai

dengan jadwal penerimaan susu di TPK;

· Menyediakan hijauan kebutuhan ternak yang jumlahnya disesuaikan

dengan kebutuhan ternak harian sekurang-kurangnya 10% dari berat badan

ternak;

Imbalan atas pelaksanaan kewajiban ini adalah bayaran yang diperoleh oleh

masing-masing anggota atas susu yang disetorkannya. Semakin baik anggota

menjalankan kewajibannya untuk menjaga dan memelihara ternak sesuai

Page 71: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

56

dengan SOP maka akan semakin besar pula imbalan yang mereka terima

karena SOP pemeliharaan ternak berkorelasi positif dengan kualitas susu yang

dihasilkan ternak

d. Setiap anggota KPS Bogor berkewajiban untuk melaporkan mutasi anggota,

mutasi ternak, penjualan maupun pembelian ternak, ternak sakit, birahi, kering

kandung, mati dan lahir. Pelaporan ini sangat penting karena akan

berpengaruh terhadap perhitungan hak dari anggota tersebut misalnya ternak

anggota yang mati berhak mendapatkan biaya pergantian dari KPS Bogor jika

anggota tersebut melapor paling lambat 1 minggu dari kematian ternak, akan

tetapi jika peraturan ini diabaikan maka anggota akan kehilangan haknya

tersebut.

e. Setiap anggota KPS Bogor berkewajiban membeli kebutuhan ternak, serta

kebutuhan anggota dari koperasi sesuai ketentuan dan kemampuan anggota,

serta berhak mendapat keringana pembayaran dengan sistem kredit yang

diambil dari setoran susu anggota.

f. Membayar dana kesejahteraan ternak dan anggota (DKT/A) senilai 4% dari

jumlah produksi susu yang disetorkan ke koperasi. Dan berhak mendapatkan

fasilitas kesehatan baik bagi ternak maupun bagi peternak anggota

Kewajiban serta hak dari masing-masing anggota KPS Bogor ini sama

untuk semua anggota dan tidak tergantung pada lamanya masa keanggotaan

ataupun jumlah ternak yang diusahakan.

5.4. Unit Usaha Di KPS Bogor

Unit Bisnis yang ada di KPS Bogor terdiri dari lima unit. Unit-unit

tersebut masing-masing dikepalai oleh seorang manajer unit. Manejer tersebut

bertanggung jawab penuh terhadap keberlangsungan kegiatan agar kegiatan usaha

tersebut dapat berjalan sesuai dengan baik dan tepat.

5.4.1. Unit Pelayanan Susu Murni

Susu sapi segar adalah suatu produk yang sangat rentan oleh kerusakan,

karena itu KPS Bogor mengadakan kegiatan pengolahan susu yang bertempat di

KPS Bogor (pusat) dan di TPK-TPK tertentu (daerah). Yang bertanggung jawab

atas kegiatan pengolahan susu adalah unit pengolahan susu murni KPS Bogor.

Page 72: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

57

Dalam melakukan proses produksinya, Unit Pengolahan Susu KPS Bogor

memiliki beberapa sarana teknologi yang cukup baik. Sarana teknologi

penunjang tersebut dapt dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Teknologi di Unit Penanganan Susu KPS Bogor

No. Nama Mesin Kapasitas Jumlah (Unit) Keterangan

1. Cooling unit 8000 liter 2 Mesin pendingin susu 2 Dump 8000 liter 2 Alat penyaring susu 3. Astenk chilling/

plat pendingin 10.000 liter/ jam

1 Mesin pendingin susu otomatis

4. Pompa Air 5.000 liter/ jam

4 Mesin pempompa air

5. Clean in Place - 1 Mesin pencuci cooling dan milkcan

6. Milkcan 50 liter 300 Tabung penampung susu

7. Fuso 10.000 l 3

Alat transportasi yang menampung susu dari peternak dan mendistribusikan susu ke IPS

Sumber : KPS Bogor, 2010 (data diolah)

Kegiatan pengolahan susu adalah menjaga temperatur susu segar agar susu

tidak mudah rusak. Kegiatan pengolahan susu berlangsung dua kali dalam sehari.

Proses pengolahan susu di KPS Bogor dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 73: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

58

Keterangan : Pelaku Kegiatan

Tempat Penampungan susu

Mesin/ Peralatan

Kendaraan

Pelanggan

Alur susu

Gambar 6. Rantai Pengolahan Susu di KPS Bogor Sumber : KPS Bogor, 2010

Dump

Dump

Plat

Pendingin I

Colling

Plat

Pendingin II

Test Kualitas

Fuso Fuso

Fuso

IPS Konsumen

KPS Bogor

TPS

TPK

Peternak

Mesin pasteurisasi

Page 74: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

59

1. Pengambilan susu di Tempat Pelayanan Koperasi (TPK)

Pengambilan susu di tiap-tiap TPK dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu

pada pukul 05.00 dan 16.00 dengan menggunakan fuso. Sebelum susu diangkut ke

koperasi, terlebih dahulu diadakan pemeriksaan kualitas (organoleptik, alkohol 70

%, berat jenis, temperatur dll) oleh tester. Susu yang telah diperiksa kualitasnya,

kemudian ditimbang/ diukur volumenya dengan menggunakan literan. Setelah

pengukuran volume susu, maka susu disaring dan dimasukan kedalam fuso,

jumlah susu yang disetorkan oleh setiap peternak dicatat oleh petugas TPK pada

laporan produksi tiap TPK dan kartu pengiriman susu. Laporan produksi tiap

TPK digunakan untuk pendataan di koperasi guna pencatatan setoran susu para

peternak tiap TPK, yang kemudian berguna untuk pembayaran susu kepada

peternak yang dilaksanakan setiap 10 hari sekali.

2. Pengawasan Kualitas

KPS Bogor selalu menguju kualitas susu yang disetorkan oleh peternak

anggota, hal ini dilakukan untuk terus menjaga dan mempertahankan kualitas dari

susu yang dihasilkan. Pengawasan kualitas dilakukan di TPK, dimana peternak

menyetorkan susunya, dan apabila diduga terjadi indikasi pemalsuan terhadap

susu maka dilakukan test kedua yang dilaksanakan di lab dengan menggunakan

lactoscan untuk menguji kualitas susu tersebut. Selain pelaksanaan pengujian

pada susu yang disetorkan peternak, kualitas susu juga dipengaruhi oleh

kebersihan dari pada alat-alat pengelolahan susu. Oleh karena itu, KPS Bogor

memiliki alat yang dipergunakan untuk menjaga kebersihan dari alat pengolahan

susu yang disebut Clean In Place (CIP). Adapun test kualitas susu yang ada di

KPS Bogor antara lain :

a. Uji Organoleptik

Uji organoleptik merupakan uji dengan menggunakan panca indera sebagai

media uji. Pengujian ini meliputi bau, warna dan rasa susu. apabila pengujian

organoleptik pada susu dari peternak tidak memenuhi persyaratan atau

kemungkinan adanya indikasi pemalsuan maka susu akan diambil sampel dan di

uji dilaboratorium KPS Bogor. pengujian terhadap rasa susu dilakukan dengan

mencicipi susu dimana pengujian organoleptik tersebut dilakukan tester yang

Page 75: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

60

sudah ada di TPK. Para peternak yang susunya tidak memenuhi persyaratan akan

diberi surat peringantan.

b. Uji Alkohol 70%.

Pengujian dengan menggunakan alkohol dilakukan dengan menggunakan

alat gun test yang telah diisi dengan alkohol 70% untuk mengetahui apakah

protein pada susu tersebut telah terdenaturasi/ pecah atau tidak. Prinsip uji alkohol

pada susu adalah menambah alkohol 70% kedalam susu dengan perbandingan 1:1.

Susu yang hasilnya bagus menunjukan alkohol negatif berarti protein pada susu

belum pecah. Begitu juga sebaliknya, susu dikatakan positif apabila proteinnya

sudah pecah dan susu mengalami penggumpalan.

c. Uji Berat Jenis

Pengujian berat jenis bertujuan untuk mengetahui nilai susu dalam kaitannya

dengan tingkat kemurnian susu. apabila berat jenis susu dibawah standar

menunjukan bahwa susu tersebut tidak murni atau ada penambahan zat tertentu.

Pengujian ini menggunakan alat yang disebut lactodecimeter. Prinsip kerja alat ini

adalah mengacu pada hukum archimedes yang menyatakan bahwa setiap benda

yang dimasukan kedalam benda cair maka benda tersebut akan mendapat tekanan

keatas sebesar berat cair yang dipindahnya. Apabila susu semakin encer maka

lactodecimeter akan lebih masuk ke dalam susu.

d. Termometer

Pengujian temperatur dilakukan dengan menggunakan temperatur dengan

cara mencelupkan alat tersebut kedalam susu. Susu suhu sangat berhubungan

dengan aktivitas mikroba. Suhu pada susu sangat dijaga agar tidak sampai suhu

kamar karena pada kondisi tersebut adalah penumbuhan optimum pada mikroba.

Hal ini menyebabkan kualitas susu dapat menurun karena aktivitas mikroba

tersebut. Standar suhu susu di KPS Bogor adalah 27°C

e. Resazurine Test

Mutu mikrobiologi pada susu ditentukan oleh jumlah dan jenis

mikroorganisme yang terdapat dalam susu. Mutu mikrobiologis ini akan

menentukan ketahanan simpan dari susu tersebut ditinjau dari kerusakan oleh

mikroorganisme dan keamanan susu dari mikroorganisme ditentukan oleh jumlah

spesies patogenik yang terdapat dalam susu tersebut.

Page 76: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

61

Pengujian resazurin yang dilakuan KPS Bogor dengan melarutkan 1 ml

metylene blue ke dalam 10 ml susu di dalam tabung reaksi kemudian diinkubasi di

dalam water bath dengan suhu 370C selama 30 menit dan jika tidak terjadi

perubahan akan dilanjutkan menjadi 60 menit. Ada parameter warna yang

menentukan jumlah bakteri dalam susu mulai dari biru sampai putih.

Tabel 15. Klasifikasi Resazurine Test di KPS Bogor

No Klasifikasi Warna Jumlah Bakteri/cc Keterangan 1. Biru Metil < 500.000 Sangat Baik 2. Biru 500.000 s/d 2.000.000 Baik 3. Merah 2.000.000 s/d 8.000.000 Buruk 4. Putih > 8.000.000 Sangat Buruk

Sumber : KPS Bogor, 2010

f. Lactoscan

Pengujian dengan menggunakan lactoscan sangat praktis dan cepat. Alat ini

dilengkapi dengan sensor yang dapat mengidentifikasi atau menganalisis jumlah

kandungan pada susu secara otomatis. Cara kerjanya adalah dengan mengambil

sampel susu yang sudah diaduk terlebih dahulu dan kemudian diletakkan pada

bagian sensorik lactoscan. Adapun tujuan dari pengadukan susu sebelum diukur

adalah agar padatan yang terkandung tercampur dengan sempurna dan tidak ada

yang mengendap baik padatan yang berupa lemak maupun non lemak sehingga

hasil yang didapat merupakan hasil yang optimal.

Lactoscan adalah instrumen yang dapat mengukur kandungan dalam susu.

Selain kadar lemak, lactoscan dapat mengukur Solid non Fat (SNF), density (berat

jenis), solids, protein, penambahan air, temperatur, freeze point (titik beku), pH

berat jenis dan conductivity. solid non fat (SNF) atau total padatan tanpa lemak

adalah semua komponen penyusun susu seperti laktosa, protein, mineral dan

vitamin dikurangi dengan kadar lemak.

Berat jenis dipengaruhi oleh total solid dan merupakan salah satu aspek

yang perlu diperhatikan dalam penilaian susu. Pengukuran berat jenis merupakan

salah satu alternatif untuk mengetahui adanya pemalsuan susu yang

mengakibatkan penurunan kualitas susu. Standar berat jenis yang ditetapkan di

KPS Bogor adalah 1,0260.

Page 77: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

62

Standar suhu susu di KPS Bogor adalah 27°C Total Solid merupakan total

padatan (kadar lemak ditambah solid non fat) yang merupakan salah satu penentu

harga susu yang dikirim ke IPS.

Added water (penambahan air) merupakan salah satu faktor untuk

mengetahui apakah susu mengalami pemalsuan yaitu dengan menambahkan susu

dengan air. Penambahan air dilakukan untuk meningkatkan volume susu yang

dijual.

Freeze point (titik beku) susu sangat penting untuk mengetahui adanya

pemalsuan yaitu karena penambahan air, santan atau lemak meskipun dalam

jumlah yang sedikit saja. Penambahan air, santan ataupun lemak dapat mengubah

titik beku susu. Conductivity adalah salah satu faktor untuk mengetahui apakah

ada pemalsuan pada susu misalnya dengan penambahan karbonat.

Pengukuran pH bertujuan untuk mengetahui kadar keasaman susu. Standar

pH yang ditetapkan di KPS adalah 6,6-6,8. apabila pH susu berada di bawah 6,6

maka diduga susu tersebut berasal dari sapi yang mempunyai penyakit masitis

karena aktivitas mikroba yang tinggi menyebabkan pengasaman pada susu

sedangkan apabila pH susu di atas 7 diduga susu telah mengalami pemalsuan

yaitu dengan penambahan bahan-bahan tertentu ke dalam susu.

3. Pengolahan Susu (cooling Unit)

Susu diperiksa kualitasnya ditiap-tiap TPK, susu segera dibawa ke TPS/

KPS untuk menjalani proses pendinginan di Cooling unit. Di KPS pertama susu

dari fuso ditampung di dump, dimana terdapat proses penyaringan. Dump tersebut

terdiri dari dua susunan bak penampung bertingkat, dump pertama berkapasitas

±250 liter dan dump kedua berkapasitas ±350 liter. Dump berfungsi sebagai

pengatur aliran susu menuju cooling unit, yang dioperasikan dengan menggerakan

tuas pada alat tersebut untuk menutup dan membuka saluran susu pipa menuju

cooling unit. Setelah ditampung dan disaring di dump, maka susu dialirkan

menuju plat pendingin pertama, fungsi dari alat ini adalah menurunkan temperatur

suhu. Pada bagian dalam plat pendingin terdapat ruang-ruang tipis (seperti

lembaran-lembaran buku) yang setiap ruang kosong tersebut dialiri oleh susu dan

air dingin secara berselingan. Aliran susu dari dump masuk ke dalam plat

pendingin akan didinginkan oleh air es yang berasal dari ice bank. Mulanya susu

Page 78: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

63

yang dibawa ke koperasi memiliki temperatur rata-rata 27ºC, susu yang telah

dilalui plat pendingain pertama akan bersuhu 8ºC dan di tampung sementara di

tangki penampung. Air es yang telah mendinginkan susu akan kembali menuju ice

bank. Kemudian terdapat proses penyaringan kembali sebelum masuk kedalam

plat pendingin yang kedua.

Plat pendingin kedua berfungsi sama halnya dengan plat pendingin

pertama, yaitu untuk menurunkan temperatur susu. Susu yang telah melalui plat

pendingin kedua akan bertemperatur 4ºC. Setelah susu bertemperatur ± 4ºC, susu

dialirkan menuju mobil fuso untuk pengiriman susu ke IPS Jakarta. Sebagian susu

ditampung di cooling penampungan, hal ini dimaksudkan untuk mengatur laju

aliran susu juga karena sebagian (± 5%) susu akan dipasarkan kepada konsumen

eceran/ kios agen, sedangkan sebagian lagi (± 20%) susu akan diolah menjadi

pasteurisasi oleh KPS Bogor. sekitar pukul 09.00 truk fuso akan segera berangkat

ke IPS, dan pengiriman sore hari pada pukul 19.00, selain di pusat KPS Bogor

juga memiliki beberapa tempat untuk menangani susu didaerah. Hal ini bertujuan

untuk menjaga kualitas susu agar tetap baik, karena volume produksi susu yang

tinggi dan waktu penanganan susu yang harus cepat. Oleh karena itu didirikannya

tempat penanganan susu untuk membagi aktifitas kerja di pusat ke daerah.

Penanganan susu didaerah pada prinsipnya sama dengan penangan susu di pusat,

yaitu dengan menjaga temperatur susu sekitar 4ºC dengan menggunakan cooling

unit.

4. CIP (Clean In Place)

Pencucian alat-alat merupakan hal yang perlu diperhatikan pula, dimana

alat-alat tersebut seperti milkcan, truk fuso daerah dan truk fuso Jakarta. Bila alat-

alat tersebut tidak ditangani dengan baik, maka kualitas susu yang dihasilkan

menjadi tidak baik. Alat pencucian milkcan dan tangki mobil disebut clean in

place (CIP).

CIP dibagi menjadi dua circuit, circuit 1 berfungsi sebagai can washer dan

circuit 2 berfungsi sebagai spray bowl untuk tangki. Pada circuit 1 digunakan

untuk mencuci milkcan, dengan kapasitas 16 buah milkcan dalam sekali

pencucian, setiap pencucian berlangsung ± 4 menit. Menit pertama pembilasan

awal, pencucian dengan deterjen merupakan tahap kedua yang berlangsung

Page 79: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

64

selama dua menit, dan tahap bilas akhir selama satu menit. Koperasi memiliki ±

300 milkcan, jadi yang dibutuhkan untuk mencuci milkcan tersebut selama

(300/16) x 4 menit = 75 menit.

Circuit 2 digunakan untuk memcuci tangki mobil yang digunakan untuk

pengambilan dan pengiriman susu. Pada circuit ini alat yang digunakan untuk

pencucian tangki berjumlah dua buah sprayer.

Langkah-langkah pencucian tangki sama dengan pencucian milkcan.

Hanya saja waktunya yang berbeda, pada saat pencucian milkcan dibutuhkan

waktu 4 menit setiap pencucian, pada pencucian tangki mobil memakan waktu

selama 11 menit. Menit pertama pada pembilasan awal, pembilasan awal ini

menggunakan air yang bertemperatur diatas 60ºC. Pencucian dengan larutan

deterjen berlangsung selama 8 menit, dan pembilasan akhir selama 2 menit.

Detergen yang digunakan berupa serbuk, licin dan tidak busa. Adapun

komposisi dari detergen ini adalah : sodium carbone (60%), sodium metasilikate

(10%), dan sodium tripolipospate (30%). Pada setiap proses pencucian digunakan

0,5% larutan deterjen asepto.

5.4.2. Unit Pakan Ternak

Penyusunan pakan ternak, khususnya pakan konsentrat diperlukan

pengetahuan mengenai teknis, teknologi maupun kebutuhan pakan sapi perah,

komposisi bahan-bahan pembuat pakan fungsi-fungsi tiap bahan pakan dan cara

penyusunan pakan tersebut. Unit KPS Bogor memiliki staf ahli yang berpotensi

untuk menghasilkan pakan konsentrat yang berkualitas baik dan sesuai dengan

kebutuhan ternak, namun potensi tersebut belum dicapai karena hingga saat ini

PMT KPS Bogor masih condong terhapat memperhatikan harga pakan yang

nantinya dibebankan kepada anggota.

KPS Bogor menyusun konsentrat sendiri yang dikenal dengan nama “KPS

FEED”. Dalam kondisi dan situasi pada saat ini harga-harga bahan baku yang

berkecendrungan terus meningkat, maka usaha untuk meningkatkan kualitas

pakan konsentrat belum dapat terwujud sesuai dengan harapan KPS Bogor.

Komposisi konsentrat di KPS Bogor menggunakan Polliser (40%), dedak kasar

(23%), pollad (10%), bungkil Kelapa (7,5%), ampas kecap (10%), calsium

Page 80: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

65

carbonat (3,3%), mineral (0,16%), onggok (2,6%), tongkol jagung (3,3%) .Selain

itu suplai bahan baku konsentrat di KPS Bogor sebagian besar berasal dari bogor

Pembuatan KPS Feed adalah mencampurkan bahan baku konsentrat secara

homogen. Sebelum dicampur, bahan baku terlebih dahulu disiapkan sesuai dengan

jumlah formulasi. Bahan baku yang memiliki formulasi lebih banyak dimasukan

lebih awal dibandingkan bahan baku yang persentasenya lebih sedikit ke dalam

mixer melalui inlet, kemudian bahan baku di dalam mixer diangkat keatas oleh

auget spiral. Mixer tersebut digerakan oleh dinamo yang berkekuatan 2.000 watt.

Setelah bahan baku mencapai atas, bahan baku akan kembali ke bawah

dikarenakan tersapu oleh pedal. Proses ini berlangsung secara berulang-ulang

sehingga bahan baku tercampur secara homogen. Kemudian bahan baku yang

telah tercampur menjadi KPS Feed akan dikeluarkan melalui outlet yang akan

segara dikemas ke dalam karung (50 Kg). Setelah KPS Feed dikemas, karung

tersebut dijahit dengan menggunakan mesin jahit karung. Proses ini berlangsung

10-15 menit dimulai dari masuknya bahan baku melalui inlet. Guna menjaga

kualitas dari pada bahan baku KPS Feed, KPS Bogor mengadakan pengujian awal

pada saat bahan baku belum diturunkan. Pengujian awal terhadap bahan baku

adalah uji kebersihan dengan metode uji organoleptik yang meliputi uji tekstur,

seperti bau, warna dan rasa. Uji ini dilakukan oleh Quality Control bagian

penerimaan bahan baku makanan ternak. Pengujian ini dimaksudkan untuk

menguji keaslian dari bahan baku tersebut.

Analisis yang meliputi persentase kandungan zat makanan dari bahan

baku, maka KPS Bogor bekerja sama dengan Laboratorium Analisis Loka

Pengujian Mutu Pakan Ternak Bekasi. Analisa yang dilakukan di Bogor

pelaksanaannya dilakukan satu kali sebulan, sedangkan analisa yang dilakukan di

Bekasi dilakukan tiga kali dalam satu tahun. Hasil analisa kimiawi di Bekasi

digunakan sebagai pembanding terhadap analisa yang dilakukan di Bogor. Selain

melakukan analisa terhadap bahan baku KPS Feed, PMT KPS Bogor juga

melakukan analisa terhadap contoh KPS Feed yang telah diproduksi. Tujuan dari

pada analisa ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana KPS Feed yang

diproduksi dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sapi peternak anggota.

Page 81: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

66

Pemberian pakan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas susu yang

dihasilkan. Pemberian pakan yang tidak proporsional akan mengakibatkan

rendahnya produksi susu, kualitas susu yang dihasilkan, gangguan kesehatan dan

berbagai infeksi pada sapi. Oleh karena itu peternak harus dapat

memperhitungkan dengan cermat pemberian pakan kepada ternak sapi yang

dimiliki agar tidak menimbulkan kerugian pemberian pakan selama ini yang

dilakukan oleh peternak. Selain itu pakan konsentrat juga penting untuk

peningkatan mutu dan kualitas susu pada sapi. Proses produksi yang dilakukan

oleh unit PMT KPS Bogor dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 7. Alur Proses Produksi Konsentrat di KPS Bogor Sumber : KPS Bogor, 2010 (data diolah)

Penyimpanan konsentrat di KPS Bogor pada prinsipnya hanya bersifat

sementara, karena KPS Bogor tidak melakukan penyimpanan bahan baku KPS

Feed (produk jadi) dalam waktu yang lama, jumlah yang diproduksi setiap harinya

didasarkan pada permintaan dan kebutuhan peternak anggota yang dapat diketahui

dari jumlah setoran susu. Namun pada kenyataannya dapat diambil rataan dari

setiap produksi di PMT KPS Bogor yaitu ± 40 ton/ hari.

Sistem pemasukan bahan baku dan pengeluaran KPS Feed di PMT KPS

Bogor menggunakan metode FIFO (First In First Out), yaitu barang yang pertama

masuk ke gudang akan keluar untuk digunakan terlebih dahulu. Metode ini

digunakan karena didasari oleh kualitas bahan dan KPS Feed yang terjamin.

Pemasaran konsentrat kepeternak dilakukan dengan mendistribusikan

konsentrat ke peternak yang dilakukan setiap pagi hari pukul 07.00 dan sore hari

pukul 14.00 dengan cara mengirim konsentrat tersebut ke TPK di masing-masing

Pengepakan Pencampuran Penggilingan Uji

Homogenesis

Penyimpanan Pemasaran

Pengadaan Bahan Baku

Formulasi Bahan baku

Pemisahan bahan baku

Pengancur bahan baku

kasar

Page 82: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

67

daerah. Pakan konsentrat tersebut dijual dengan harga 1250/ Kg, dan pembayaran

konsentrat dilakukan setiap 15 hari sekali.

5.4.3. Unit Administrasi Umum dan Keuangan

KPS Bogor untuk mencapai hasil yang maksimal dalam menjalankan unit-

unit usaha di KPS Bogor, diperlukan adanya bagian administrasi umum dari

seluruh unit-unit tersebut. Staf dibagian administrasi umum dan keuangan terdiri

dari tujuh orang. Jam kerja dibagian ini dimulai dimulai pukul 08.00- 16.00 dan

istirahat selama 1 jam yaitu mulai pukul 12.00 s/d pukul 13.00. Bagian ini

bertugas untuk mencatat semua laporan yang telah dibuat dan diserahkan oleh

semua kepala bagian dari unit-unit usaha yang ada. Dari laporan harian

diakumulasikan menjadi laporan bulanan kemudian menjadi laporan tahunan.

Laporan tahunan ini biasanya dipertanggungjawabkan dalam Rapat Anggota

Tahunan (RAT). Selain itu, staf bagian administrasi umum dan keuangan ini

bertugas memberikan gaji kepada seluruh karyawan dan peternak anggota

koperasi, serta mempunyai wewenang dalam menentukan kegiatan kerja seluruh

staf yang ada di KPS Bogor.

5.4.4. Unit Waserda

Unit waserda merupakan unit penunjang kesejahteraan para karyawan. Di

unit ini baik karyawan dan anggota dapat membeli berbagai barang-barang

kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan akan pinjaman. Unit waserda ini

menyediakan perlengkapan hidup sehari-hari dengan harga yang relatif lebih

murah dibandingkan harga di luar.

5.4.5. Unit Pengolahan Susu Pasteurisasi

Unit pasteurisasi adalah unit yang mengelolah susu murni menjadi susu

segar yang siap dikonsumsi dengan memberikan nilai tambah seperti penambahan

rasa yaitu rasa strawberi, cokelat, alpukat, durian, anggur dan rasa asli (susu

pasteurisasi tanpa asen rasa) dengan kemasan yang menarik. Pada unit ini

dilengkapi dengan pasteurizer, homogenizer, presser, refrigerator, frezzer dan

alat penunjang pengolahan pasteurisasi lainnya.

Page 83: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

68

5.4.5.1 . Stuktur Organisasi Unit Pengolahan Susu Pasteurisasi

Stuktur organisasi didalam perusahaan akan memberikan kejelasan dalam

menentukan pembagian tugas, tanggung jawab, hubungan kerja dan wewenang

kerja masing-masing. Stuktur organisasi di Unit Pengolahan Susu Pasteurisasi

masih sederhana, hanya terdiri dari Ka. Unit Produksi Susu Pasteurisasi, staf

Pemasaran Produksi Susu Pasteurisasi, dan staf administrasi Susu Pasteurisasi.

Hal ini juga berpengaruh kepada kegiatan usaha susu pasteurisasi yang

menyebabkan kinerja kurang optimal. Tidak adanya pembagian tugas yang kurang

jelas dan belum terkoordinasi dengan baik menyebabkan beberapa tenaga kerja

merangkap melakukan pekerjaan yang lainnya. Stuktur organisasi Unit

Pengolahan Susu Pasteurisasi dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Stuktur Organisasi Unit Pengolahan Susu Pasteurisasi Tahun 2010 Sumber: KPS Bogor, 2010

Sumber utama keberhasilan Unit Pengolahan Susu Pasteurisasi dimasa

depan adalah dukungan sumberdaya manusia yang terdidik, terlatih dan

profesional. Sumberdaya manusia adalah salah satu faktor yang sangat

menentukan pertumbuhan KPS Bogor. Sumberdaya manusia di Unit Pengolahan

Susu Pasteurisasi berjumlah 7 orang yang terdiri dari satu orang kepala unit

KAUN.PRODUKSI

SUSU PASTEURISASI

(Bintarso)

BAGIAN PRODUKSI

· Pengolahan susu. - Ahmad

Hilmi · Bagian Pengemasan

/Packing dan penyimpanan produk jadi - Olih

Satori - Casno

BAGIAN PEMASARAN

· Pemasaran · Pengiriman

barang - Bintarso

BAGIAN ADMINISTRASI GUDANG DAN PENJUALAN

- Neneng.F

Page 84: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

69

produksi susu pasteurisasi, empat orang staf produksi, satu orang staf pemasaran

dan satu staf administrasi. Tingkat pendidikan rata-rata tenaga kerja di unit

mayoritas lulusan SMA.

5.4.5.2 . Proses Produksi Susu Pasteurisasi

Proses pasteurisasi yang dilakukan di KPS Bogor mengunakan cara HTST

(high temperature short time), yaitu suatu cara pasteurisasi dengan mengunakan

suhu tinggi dalam waktu singkat. Suhu dipertahankan sekitar 72-75ºC selama 15

detik. Dengan cara ini diharapkan semua mikroorganisme berbahaya dapat

dibunuh, sedangkan kehilangan zat gizi akibat pemanasan dapat dikurangi

seminimal mugkin dan cita rasa susu sapi segar dapat dipertahankan semaksimal

mungkin.

Bahan baku susu pasteurisasi berasal dari peternak anggota KPS Bogor.

Peternak tersebut dibuat kedalam beberapa kelompok untuk memudahkan KPS

bogor melakukan kontrol dan distribusi susu dari peternak ke KPS Bogor.

Kelompok peternak anggota KPS Bogor dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Kelompok Peternak Anggota KPS Bogor

No Kelompok Wilayah Kerja Peternak 1. Tertib Kunak I Kec.Cibubulang 18 2. Segar Kunak I Kec.Cibubulang dan

Pamijahan 28

3. Bersih Kunak I Kec.Cibubulang dan Pamijahan

19

4. Aman Kunak II Kec.Cibubulang dan Pamijahan

14

5. Indah Kunak II Kec.Pamijahan 19 6. Mandiri Kunak II Kec.Pamijahan 22 7. Kasumi Sawangan dan depok 19 8. Bojong

Sempuh Sukaraja dana Bojong Gede 12

9. Bahagia Kec. Sukaraja dan Kota Bogor 5 10. Kania Cijeruk 36 11. Ciawi Kec. Ciawi dan Caringin 18 12. Terpencar Kota Bogor 40

Sumber : Data Koperasi Produksi Susu 2008

Setelah proses pendistribusian susu dari peternakan ke KPS Bogor

dilakukan uji kualitas terhadap susu tersebut di laoratorium dan kemudian susu

Page 85: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

70

yang telah diperiksa dan telah memenuhi persyaratan selanjutnya dibawa keruang

penerimaan untuk ditimbang. Susu murni yang telah ditimbang akan dialirkan

kedalam bak penampung sementara (cooling unit), di dalam ini cooling unit

dilakukan penyaringan dengan menggunakan saringan nilon untuk memisahkan

kotoran dan benda asing yang mungkin terbawa selama proses pengambilan susu

di tiap TPK.

Pendinginan dilakukan dengan mengalirkan air dingin bersuhu 0-1ºC

yang berasal dari ice bank kedalam lempeng pendingin, kemudian dari sisi yang

lain dialirkan secara berlawanan pada waktu besamaan susu dari milk reception

vat dengan suhu 27-30ºC sehingga terjadi perpindahan panas dari susu ke air

dingin. Air akan menyerap suhu susu yang lebih tinggi sehingga suhu susu turun

menjadi 4ºC. Susu yang sudah dingin ini kemudian dialirkan ke dalam cooling

unit yang berkapasitas 8000 liter. Suhu susu di cooling unit dipertahankan agar

tetap stabil. Diagram Alir Susu Pasteurisasi di KPS Bogor dapat dilihat pada

Gambar 9.

Gambar 9. Diagram Alir Susu Pasteurisasi di KPS Bogor Sumber : KPS Bogor, 2010

COOLING UNIT (menyimpan susu

mentah)

MESIN PASTEURISASI

(membuat susu

COOLING UNIT (menampung susu pasteurisasi hasil

formulasi siap untuk dikemas

MESIN PACKING (mengisi, mengepres dan

memotong otomatis)

COOLING UNIT (menampung hasil olahan berupa susu pasteurisasi

Page 86: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

71

Susu pasteurisasi di KPS Bogor dikemas dalam kemasan berukuran 150ml

dan 180 ml, susu pasteurisasi di KPS Bogor memiliki enam pilihan rasa

diantaranya rasa cokelat, strawberry, durian, melon, anggur dan rasa asli (susu

pasteurisasa tanpa asen rasa).

Penyimpanan susu pasteurisasi di KPS Bogor pada prinsipnya hanya

bersifat sementara, karena KPS Bogor tidak melakukan penyimpanan susu

pasteurisasi karena jumlah yang diproduksi dibuat sesuai pesanan atau order dari

pelanggan. Batas minimal pemesanan susu pasteurisasi di KPS Bogor berjumlah

300 cup/ hari. Namun pada kenyataannya dapat diambil rataan dari setiap

produksi susu di KPS Bogor KPS Bogor yaitu ± 1800 cup/ hari.

5.5.Pemasaran Susu di KPS Bogor

Kegiatan pemasaran di KPS Bogor dilakukan setiap hari tanpa hari libur.

Kegiatan ini dilakukan setelah peternak menyetorkan susunya kepada pihak KPS

Bogor melalui TPS. Pengambilan susu dari TPS menggunakan truk fuso yang

berjumlah tiga buah, masing-masing berkapasitas 10.000 l. Setelah pengangkutan

susu dilakukan, susu akan segera di kirim ke IPS (Frisian Flag dan Danone)

maupun ke pedagang pengecer. Proses pengiriman susu adalah dengan

menggunakan mobil tangki, dimana suhu susu pada saat pengiriman ke IPS lebih

kurang 4ºC. Setelah mobil tangki tiba di IPS (Jakarta), sebelumnya dilakukan test

terhadap kualitas susu yang dikirim.

Alur distribusi pemasaran susu segar yang ada di KPS Bogor sebesar 15.000

liter per hari, KPS Bogor memasarkan hampir seluruh hasil produksi susunya ke

IPS (Frisian Flag dan Danone) sebesar 70 persen (10.500 liter), ke Danone

sebesar 5 persen (1500 liter), pennjualan eceran sebesar 5 persen (750 liter) diolah

menjadi susu pasteurisasi sebesar 20 persen (3.000 liter), dan kemudian

dikonsumsi oleh konsumen akhir. Selain dipasarkan ke IPS, KPS Bogor juga

memasarkan produk susu murni dan susu pasteurisasi secara langsung. Produk

tersebut dijual langsung kepada konsumen akhir secara eceran dengan membuka

kios di depan koperasi dengan harga eceran susu murni Rp. 3.400 untuk satu liter

susu dan Rp.1500 untuk 180 ml susu pasteurisasi.

Page 87: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

72

Gambar 10. Distribusi Pemasaran Susu Segar di KPS Bogor 2010 Sumber : KPS Bogor 2010

Untuk pemasaran susu pasteurisasi berbeda dengan pemasaran susu

dingin, pemasaran hanya dilakukan pada hari kerja. Sampai saat ini pemasaran

susu pasteurisasi di KPS Bogor di pasarkan ke empat instansi atau perusahaan dan

dipasarkan langsung kekonsumen. Data penjualan susu pasteurisasi padat dilihat

pada tabel 17.

Tabel 17. Penjualan Susu Pasteurisasi di KPS Bogor Tahun 2009

Bulan Pengambilan (Cup) PT. Bukaka

PT. Amara

PT. Hexing IPB Tapos Individu

Januari 46.800 2.950 405 - - - Februari 46.800 470 - - - - Maret 46.800 - 405 - - - April 46.800 - - - - Mei 46.800 1.200 405 - - - Juni 46.800 2.180 - - - - Juli 46.800 1.175 405 - 4.000 - Agustus 46.800 1.285 - - 935 September - - 405 - - - Oktober 46.800 335 - 300 - - November 46.800 - 405 - - - Desember 46.800 - - - - - Jumlah 514.800 9.595 2.430 300 4.000 935

Keterangan : - = Tidak ada penjualan

Sumber : KPS Bogor 2010 (Data diolah)

KPS Bogor (15.000liter/ hari)

Danone (750 liter)

Frissan Flag (10.500 liter)

Konsumen Akhir

Penjualan eceran (750 liter)

Susu Pasteurisasi (3.000 liter)

Page 88: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

73

Dari Tabel 20 menunjukan bahwa jumlah penjualan terbesar di peroleh

melalui pemasaran ke PT Bukaka dengan jumlah 514.800 cup per tahun. Dalam

pemasaran ke PT Bukaka KPS bogor melakukan sistem pemasaran dalam bentuk

job order.

Sistem pemasaran dengan job order sengaja di terapkan untuk

meminimalisir kerugian akibat tidak terserapnya susu pasteurisasi yang

diproduksi, KPS Bogor menerapkan sistem job order dalam memasarkan susu

pasteurisasinya. Dalam sistem job order KPS Bogor hanya akan memproduksi

susu pasteurisasi dengan jumlah dan komposisi rasa yang sesuai dengan

permintaan konsumen. Ada beberapa keuntungan dan kerugiaan yang sebenarnya

ditimbulkan dengan adanya sistem pemasaran job order ini.

Keuntungan penerapan sisitem job order ini antara lain adalah adanya

kepastian penyerapan pasar bagi tiap produk yang dihasilakan KPS Bogor.

Dengan job order, KPS Bogor meminimalisir kerugiaan akibat tidak terjualnya

produk yang mereka hasilkan. Aliran produk setelah berada di tangan distributor

bukan menjadi wewenang KPS Bogor lagi. Pemasaran susu oleh KPS berakhir

ketika susu berada ditangan konsumen. Dengan sistem penjualan seperti ini KPS

Bogor juga memiliki keuntungan karena tidak perlu menyediakan peralatan untuk

penjualan susu seperti box pendingin atau freezzer dan KPS Bogor memiliki pasar

yang jelas dan pasti.

Tetapi disisi lain tidak job order juga membawa beberapa kerugian bagi

KPS Bogor. Melalui sistem job order konsumen berhak menentukan jumlah

penjalan produk dan harga jual produk kepada KPS Bogor.

Page 89: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

74

BAB VI ANALISIS STRATEGI PEMASARAN

6.1. Analisis Lingkungan Internal

Identifikasi faktor-faktor lingkungan internal merupakan identifikasi

aspek-aspek yang mempengaruhi perusahaan yang meliputi aspek manajemen,

pemasaran, keuangan dan akuntansi, produksi dan operasi, serta penelitian dan

pengembangan. Identifikasi aspek-aspek tersebut ditujukan untuk mendapatkan

faktor strategis internal yang mempengaruhi perusahaan berupa kekuatan dan

kelemahan.

6.1.1. Manajemen

Manajemen dalam perusahaan akan dapat memperbaiki kinerja

perusahaan jika memiliki perencanaan untuk membantu perusahaan mencapai

hasil yang maksimum dari usaha yang dijalankan. KPS Bogor memiliki suatu

perencanaan ingin meningkatkan keuntungan, khususnya dalam industri

pengolahan susu melalui pengolahan susu sapi menjadi susu pasteurisasi. Salah

satu cara yang dilakukan adalah dengan menghasilkan produk yang berkualitas

dan bermutu. Untuk itu diperlukan suatu organisasi yang terencana untuk

menghasilkan produk berkualitas. Pengorganisasian unit pengolahan susu

pasteurisasi yang dimiliki oleh KPS Bogor bersifat sederhana dimana terdapat

satu orang kepala unit produksi susu pasteurisasi yang bertanggung jawab

terhadap kegiatan oprasional pengolahan susu pasteurisasi, bagian produksi,

bagian pemasaran dan bagian administrasi. Pada saat perekrutan karyawan

sebaiknya dapat memposisikan karyawan sesuai dengan keahlian masing-masing,

sehingga tidak akan terjadi kelalaian dalam menjalankan tugasnya dan

profesionalisme tenaga kerja lebih baik. Pada umumnya tenaga kerja yang ada di

KPS Bogor berasal dari lingkungan perusahaan berdiri, namun dalam proses

perekrutan tenaga kerja tetap memperhatikan kriteria-kriteria yang disesuaikan

dengan posisi yang dibutuhkan.

Fungsi manajemen terdiri dari lima aktivitas dasar yaitu: perencanaan,

pengorganisasian, pemberian motivasi, pengolahan staf dan pengendalian. Dari

lima fungsi manajemen tersebut KPS Bogor telah melaksanakan beberapa

aktivitas -aktivitas manajemen diantaranya fungsi perencanaan dengan penetapan

Page 90: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

75

sasaran produk yang akan dipasarkan. Produk yang diproduksi oleh KPS Bogor

adalah susu pasteurisasi kemudian melakukan peramalan penjualan untuk ke

depannya. Kegiatan ini tidak dilakukan secara kontinyu, hal ini disebabkan

karena ketergantungan terhadap jumlah pemesanan sedangkan untuk fungsi

pengorganisasian KPS Bogor hanya melakukan beberapa aktivitas manajerial

seperti kordinasi pekerjaan dan deskripsi pekerjaan.

Unit pengolahan susu pasteurisasi melakukan aktivitas manajerial dalam

menjalankan fungsi manajemen pemberian motivasi dan pengelolaan staf

diantaranya melakukan analisis terhadap moral karyawan, komunikasi antar

karyawan dan pimpinan yang baik serta melakukan penggajian karyawan sesuai

dengan prestasi kerja, melakukan pengembangan manajemen, memperhatikan

keselamatan karyawan serta memberikan tunjangan untuk memotivasi kinerja

yang baik agar terciptanya iklim kerja yang kondusif dan produktif. Pengendalian

dilakukan untuk memastikan bahwa hasil actual konsisten dengan hasil yang

direncanakan seperti pengecekan terhadap produk yang dihasilkan serta

pengiriman produk hingga ke tangan pelanggan.

6.1.2. Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan distribusi produk dari tangan produsen ke

tangan konsumen. Pada proses pemasaran ini ada empat yang harus diperhatikan

yaitu produk, harga, distribusi dan promosi. Pemasaran merupakan salah satu

usaha perusahaan untuk mempertahankan keberadaan produk, terlebih lagi dalam

keadaan permintaan pasar yang tidak stabil ataupun karena munculnya pesaing-

pesaing baru yang bergerak dibidang susu olahan yang menimbulkan persaing

yang tajam antara perusahaan yang memproduksi produk sejenis. Pemasaran

adalah proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan, dan memenuhi

kebutuhan serta keinginan pelanggan terhadap produk ataupun jasa.

Kegiatan pemasaran pada KPS Bogor tidak selalu berjalan baik. Sistem

pemasaran yang dimiliki KPS Bogor masih terbatas dan cenderung pasif, karena

hanya mengandalkan pelanggan yang sekaligus berperan sebagai pengecer dan

pabrik-pabrik yang berperan sebagai pengumpul dan kemudian menyalurkan susu

pasteurisasi tersebut untuk dikonsumsi para karyawannya. Dalam menjalankan

Page 91: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

76

usahanya KPS Bogor belum memiliki rancangan strategi pemasaran yang harus

dijalankan hal ini disebabkan karena tidak adanya perencanaan pemasaran usaha.

Selain itu juga disebabkan karena terbatasan tenaga pemasaran penjual yang

dimiliki KPS Bogor. Unit pengolahan susu KPS Bogor hanya memiliki satu

orang tenaga kerja bagian pemasaran. Tenaga kerja bagian pemasaran ini

melakukan semua fungsi pemasaran seperti menjual dan mendistribusikan produk

hingga mencari pelanggan baru. Keadaan ini menyebabkan kegiatan pemasaran

menjadi tidak efektif dan efisien. Untuk melihat faktor pemasaran termasuk

kedalam kekuatan atau kelemahan, harus dianalisis terlebih dahulu melalui

beberapa faktor pendukung dalam bauran pemasaran.

a. Segmentasi, Targeting dan Positioning

Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk

atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen dimana masing-

masing segmennya cenderung bersifat homogen dalam segala aspek, segmentasi

pasar adalah tindakan mengidentifikasikan dan membentuk kelompok pembeli

atau konsumen secara terpisah (Rangkuti, 2006). Segmentasi pasar yang

dilakukan oleh KPS Bogor adalah berdasarkan psikografis. Segmentasi pasar

berdasarkan psikografis terdiri atas gaya hidup dan kepribadian. Gaya hidup yang

aktif dan dinamis menuntut setiap orang untuk selalu menjaga kesehatannya agar

tidak mudah terkena penyakit. Salah satu caranya dengan memenuhi kebutuhan

gizi yang cukup. Sebagai sumber minuman yang mengandung gizi baik, susu

pasteurisasi dapat dijadikan minuman selingan bagi konsumen yang

membutuhkan minuman bergizi yang praktis untuk dibawa dan dikonsumsi guna

menunjang aktivitas sehari-hari.

Produk susu pasteurisasi termasuk jenis minuman ringan yang dapat

dikonsumsi sepanjang tahun dan dengan target pasar yang cukup luas, yaitu mulai

dari anak kecil,orang dewasa sampai orang tua. Produk susu pasteurisasi

memiliki kualitas yang baik dengan target pasar untuk semua umur dari semua

golongan ekonomi. Berdasarkan daerah pemasarannya KPS Bogor masih menjual

produknya dipasar domestik target pasar produk KPS Bogor selanjutnya adalah

pabrik, hotel, supermarket atau retailer lainnya.

Page 92: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

77

KPS Bogor memproduksi produk dengan harga yang relative lebih murah

serta memiliki kualitas yang baik jika dibandingkan dengan produk sejenis yang

ada di pasaran. Perluasan pangsa pasar konsumen menegah ke bawah ini perlu

difokuskan oleh perusahaan karena peluang untuk berkembang dan eksis untuk

pasar ini sangat besar. Perusahaan bisa menjadi spesialisasi pada segmen pasar

tersebut, citra produk KPS Bogor sebagai susu pasteurisasi yang segar dan

berkualitas perlu terus dikembangkan, sehingga menspesialisasikan posisinya

untuk konsumen muslim namun juga halal untuk dikonsumsi oleh konsumen non

muslim.

Untuk menentukan segmentasi dan target prusahaan yang tepat, harus

dilakukan dengan hati-hati dan di dukung dengan penepatan suatu posisi produk

individu yang cermat. Segmentasi pasar yang dilakukan oleh KPS Bogor

merupakan kekuatan, segmentasi berdasarkan psikografis merupakan salah salah

satu segmen yang di tunjuk sebagai konsumen akhir. Target perusahaan yang

fokus mejadi kekuatan prusahaan karena perusahaan akan berusaha memenuhi

dan melayani permintaan konsumen dengan sebaik mungkin, sedangkan citra

produk segar dan berkualitas yang baik merupakan kekuatan dalam penentuan

posisi produk di pasar.

b. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran yaitu variabel-variabel pemasaran yang dapat di

control, yang akan dikombinasikan oleh perusahaan untuk memperoleh hasil

yang maksimal. Dalam bauran pemasaran terdapat empat variable pamasaran

yang harus di control yaitu product, price, place and promotion (4P) dimana

produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk di

perhatikan,diminta dicari,digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan

kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Suatu perusahaan harus

mempunyai stategi pemasaran yang dinamis dan disesuaikan dengan pasar yang

dilayani agar perusahaan dapat bertahan hidup dan terus berkembang. Staretegi

pemasaran yang dilakukan oleh KPS Bogor akan dianalisa dengan bauran

pemasaran.

Page 93: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

78

1. Bauran Produk

Produk merupakan suatu yang ditawarkan kepada konsumen oleh

perusahaan. Dalam kondisi persaingan sangat berbahaya bagi suatu perusahaan

apabila hanya mengandalkan produk yang ada tanpa usaha tertentu untuk

perkembangannya. Susu pasteurisasi merupakan salah satu produk yang

dihasilkan oleh KPS Bogor selain susu segar. Dalam perkembangannya, susu

pasteurisasi mempunyai posisi sebagai produk pengikut (follower) dari susu

segar. Pengawasan terhadap mutu produk merupakan perhatian utama dalam

perusahaan dalam kegiatan proses produksi dan penyimpanan.

Produk susu pasteurisasi yang dihasilkan oleh KPS Bogor diberi merek

“Bogor Milk”. Pemberian merek merupakan salah satu teknik kebijakan produk

yang mendasari strategi pemasaran. Hal ini karena merek dagang dapat mudah

diingat, mudah dibaca dan mudah dibedakan. Merek dagang produk susu

pasteurisasi yang dihasilkan adalah “Bogor Milk”. Merek ini memiliki arti susu

olahan yang dihasilkan oleh KPS Bogor. Produk susu pasterurisasi yang

dihasilkan memiliki beberapa rasa diantaranya yaitu, rasa anggur, rasa strawberi,

rasa durian, alpukat, rasa melon dan rasa tawar. Produk Bogor Milk dikemas

dalam beberapa bentuk kemasan yaitu ukuran ukuran 150 ml dan 180 ml yang

dikemas dalm bentuk cup. Kurangnya diversifikasi produk susu pasteurisasi dan

kemasan yang digunakan tidak menarik merupakan kelemahan yang perlu

diperhatikan agar perkembangan usaha terus dapat ditingkatkan. Dalam

melakukan kegiatan pengolahan input menjadi output produk susu pasteurisasi

KPS Bogor menjaga kualitas produk dengan tetap menjalankan proses produksi

sesuai dengan aturan pengawasan Badan POM (Pengawsan Obat dan Makanan)

dan sudah diserahkan dan diuji oleh Dinas Kesehatan. Adanya sertifikasi dari

berbagai instansi merupakan kekuatan produk susu pasteurisasi KPS Bogor.

Jumlah susu pasteurisasi diproduksi didasarkan atas pesanan yang

diterima dari pelanggan, tetapi produksi minimal 1800 pack per hari untuk

dipasarkan pada pabrik dan pelanggan utama KPS Bogor terutama diwilayah

Bogor. Umumnya daya tahan atau masa simpanan produk susu pasteurisasi

mencapai 7 hari jika disimpan di dalam freezer dengan suhu 4 0 C. Bauran

pemasaran dengan variabel produk merupakan kekutan perusahaan, hal ini

Page 94: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

79

disebabkan karena produk memilki beberapa keunggulan seperti susu yang

digunakan sebagai bahan baku diperoleh dari peternakan sendiri dan dapat

dijamin kesegarannya.

2. Bauran Distribusi

Suatu perusahaan dapat menetukan penyaluran produknya melalui

pedagang besar atau distributor, yang akan menyalurkan ke pengecer (retailer)

yang menjual produk langsung kepada konsumen. Walaupun demikian,

perusahaan dapat langsung menjual produknya kepada pedagang besar atau

pengecer serta konsumen secara khusus. Saluran distribusi dibutuhkan terutama

karena adanya perbedaan yang menimbulkan kesenjangan (gap) diantara

produksi dan konsumsi. Perbedaan jarak tersebut berupa perbedaan jarak geogrfis

yang disebabkan perbedaan tempat pemusatan produksi dengan konsumen yang

tersebar dimana-mana, sehingga jarak yang semakin jauh menimbulkan peranan

lembaga penyalur menjadi bertambah penting.

Lokasi usaha KPS Bogor yang dekat dari jalan raya mudah untuk

dijangkau, sehingga mempermudah pemasaran produk merupakan kekuatan

perusahaan. Hal tersebut juga didukung dengan adanya program delivery service

oleh KPS Bogor sehingga bagi pelanggan yang memesan dengan jumlah yang

telah ditentukan (minimum order) dapat diantar langsung oleh bagian produksi

dan pemasaran. Program ini hanya berlaku untuk wilayah jangkaun operasional

perusahaan seperti wilayah Bogor.

Distribusi menjadi penting terutama ketika perusahaan berusaha untuk

mengimplementasikan pengembangan pasar atau strategi integrasi kedepan. Pola

pendistribusian produk susu pasteurisasi menggunakan sistem distribusi

langsung dan melalui perantara, khususnya untuk produk yang dipasaran ke

pabrik- pabrik. Distribusi langsung yaitu KPS Bogor langsung memasarkan dan

mendistribusi produknya kepada pelanggan serta konsumen akhir. Dengan

adanya delivery service programme merupakan kekuatan bagi KPS Bogor

sehingga konsumen lebih mudah memperoleh produk susu pasteurisasi.

Selain delivery service programme yang dilakukan KPS Bogor, KPS

Bogor menggunakan sistem pemasaran dengan job order yaitu suatu sistem

Page 95: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

80

pemasaran produk susu pasteurisasi yang disesuaikan dengan jumlah pesanan dari

konsumen. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kerugian akibat KPS Bogor

belum menguasai pasar.

3. Bauran Harga

Harga merupakan standar nominal yang ditetapkan oleh perusahaan

terhadap produk yang dihasilkannya untuk dijual kepasar. Strategi merupakan

elemen pokok bauran pemasaran yang penting, karena pengaruhnya langsung

terhadap hasil penjualan dan tinggkat keuntungan yang diterima perusahaan.

Strategi bauran harga meliputi strategi penetapan harga, tingakat harga, potongan

harga serta syarat-syarat pembayaran.

Penetapan harga selalu menjadi masalah bagi setiap perusahaan karena

penetapan harga ini bukanlah kekuasaan atau kewenangan yang mutlak

pengusaha. Peranan penetapan harga menjadi sangat penting terutama dalam

keadaan persaingan yang semakin kontetitif dan permitaan yang terbatas. Dalam

penetapan harga perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik

langsung maupun tidak langsung. Faktor yang mempengaruhi secara langsung

adalah harga bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, adanya peraturan

pemerintah dan faktor lainnya. Faktor yang tidak langsung namun erat

hubungannya dengan penetapan harga adalah harga produk sejenis yang dijual

oleh para pesaing, hubungan antara produk substitusi dan komplementer serta

potongan harga (discount) untuk para penyalur dan konsumen.

Dalam penentuan harga produk KPS Bogor menerapkan metode

penetapan harga berdasarkan harga bahan baku dan biaya produksi yang

kemudian ditambahkan dengan sejumlah mark up atau marjin keuntungan yang

diinginkan. KPS Bogor menjumlahkan semua harga pokok produksinya terlebih

dahulu, lalu menambahkan jumlah tertentu (mark up) pada harga pokok produksi

yang kemudian menjadi harga jual produk. Dengan demikian strategi yang

dipakai adalah cost plus pricing. Kebijakan harga ini harus disertai dengan

perbaikan kualitas dan inovasi produk untuk memberikan kepuasan kepada

pelanggan agar KPS Bogor dapat mencapai visi, misi dan tujuan yang diinginkan.

Harga untuk setiap kemasan dengan ukuran berbeda memiliki harga yang berbeda

Page 96: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

81

pula. Harga yang dijual oleh perusahaan dibedakan menjadi dua kategori yaitu

harga konsumen akhir dan harga retail untuk distributor atau agen.

Harga produk yang ditentukan oleh KPS Bogor untuk konsumen

ditentukan dengan harga eceran tertinggi antara lain untuk kemasan ukuran 150

ml seharga Rp. 1200,- dan kemasan ukuran 180 ml seharga Rp 1.500,- . Untuk

harga retail dengan kemasan ukuran 150 ml seharga Rp 900,- dan kemasan

ukuran 180 ml seharga Rp 1300,- . Selain itu, KPS Bogor juga memberikan

potongan harga atau discount kepada agen atau retailer dengan syarat dan

ketentuan yang telah disepakati. Perbandingan harga produk susu pasteurisasi

dengan produk susu pasteurisasi lainnya sangat signifikan, hal ini dapat

dibandingkan dari beberapa kriteria produk dengan ukuran yang sama, seperti

Bogor milk ukuran 150 ml seharga Rp. 1200,-/ cup sedangkan Fresh milk yang

dihasilkan oleh KPSBU Lembang dengan ukuran 150 ml seharga Rp 1500,-

sedangkan KPBS Nasional dengan ukuran yang sama juga dijual dengan harga

Rp. 1500. Harga yang relatif lebih murah yang ditetapkan oleh perusahaan

sebagai strategi untuk mengenalkan produk dan menarik konsumen merpakan

kekuatan bagi KPS Bogor.

4. Bauran Promosi

Promosi dalam kegiatan bertujuan untuk memberitahukan dan

mengingatkan konsumen akan keberadaan produk. Selain itu kegiatan promasi

juga digunakan untuk mempertahankan dan meningkatkan penjualan dengan cara

meraih pembeli atau pelanggan baru yang belum terjangkau oleh tenaga penjual

yang telah ada. Kegiatan promosi yang dilakukan sejalan dengan rancangan

pemasaran secara keseluruhan serta direncanakan akan diarahkan dan

dikendalikan dengan baik, diharapkan dapat diperankan dalam meningkatkan

penjualan dan memperluas pasar. Selain itu kegiatan ini juga diharapkan akan

dapat mempertahankan ketenaran merek (brand) selama ini dan bahkan perlu

ditingkatkan lagi.

Kegiatan promosi penjualan yang dilakukan KPS Bogor terhadap produk

susu pasteurisasi tergolong rendah atau kurang. Kegiatan promosi yang dilakukan

hanya sebatas mengikuti bazar dan pameran- pameran dagang yang diadakan dan

Page 97: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

82

diikuti oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor dan akan

melakukan promosi dengan membuat pamflet yang disebar di setiap sekolah atau

pabrik.

Rendahnya promosi yang dilakukan KPS Bogor dan semakin gencarnya

promosi produk- produk pesaing melalui iklan media elektronik maupun media

massa, menyebabkan produk susu pasteurisasi belum banyak dikenal oleh

masyarakat. Tingginya biaya ataupun pemasangan iklan terutama media

elektronik menyebabkan KPS Bogor belum melakukan promosi melalui media

elektronik. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak KPS Bogor,

sebelumnya sudah pernah ada salah satu televisi swasta yang meliput proses

produksi susu pasteurisasi dan menayangkan acara tersebut. Akan tetapi, promosi

tersebut tidak memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan usaha susu

pasteurisasi.

Secara umum kegiatan promosi penjualan susu pasteurisasi di KPS Bogor

lebih menekankan promosi dengan mengandalkan citra produk yang beragam,

sehat dan bergizi untuk menari konsumen. Saat ini promosi tetap dilaksanakan

tetapi dengan alat promosi yang terbatas jangkauannya karena belum

menggunalan alat media, baik media massa maupun media elektronik karena

adanya keterbatasan dana, namun pemamfaatan fasilitas yang sudah ada dapat

dijadikan sebagai salah satu cara untuk mempromosikan produk. Fasilitas yang

disediakan oleh KPS Bogor berupa modem dan komputer adalah sarana yang

sangat mendukung dalam promosi tersebut. Penggunaan media elektronik seperti

internet cukup efektive dirasakan dalam kegiatan promosi produk susu

pasteurisasi, hal ini dapat membantu karena dengan adanya kemajuan teknologi

terutama dibidang komunikasi dan informasi menyebabkan meningkatnya

jumlah pemakai dari tahun ke tahun yaitu meningkat dari 110.000 orang pemakai

pada tahun 1996 menjadi 25.000.000 orang pemakai pada tahun 2007. Minimnya

promosi yang dilakukan oleh perusahaan merupakan kelemahan yang harus

diminimalkan.

6.1.3. Keuangan

Page 98: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

83

Keuangan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam setiap

usaha, begitu juga dengan KPS Bogor. Berdasarkan wawancara dengan manajer

KPS Bogor kondisi keuangan cukup baik karena menggunkan modal sendiri dan

tidak memiliki beban hutang. Sumber dana dan permodalan awal KPS Bogor

berasal dari dana koperasi peternak yang merupakan anggota koperasi.

Selanjutnya sumber dana juga bertambah dari hasil perputaran kas penjualan susu

pasteurisasi dan susu segar.

Unit Pengolahan susu pasteurisasi melakukan pencatatan keuangan dengan

sederhana, yaitu secara garis besar mengenai penerimaan dan pengeluaran saja,

belum menerapkan sistem akutansi penyimpanan data dalam komputer. Hal ini

merupakan faktor kelemahan karena dengan adanya sistem akutansi yang

terkomputerisasi dapat dilakukan penilaian terhadap kinerja usaha dengan lebih

tepat. Informasi yang dihaslikan berupa laporan keuangan dapat berguna bagi

Unit Pengolahan untuk mengajukan kredit kepada lembaga keuangan.

6.1.4. Produksi dan Operasi

Proses produksi produk susu pasteurisasi dimulai dari pengadaan bahan

baku hingga menghasilkan produk siap dipasarkan yang dikemas dalam bentuk

cup. Produk yang dihasilkan oleh KPS Bogor terdiri dari susu pasteurisasi, dan

susu segar. Produk susu pasterurisasi yang dihasilkan memiliki beberapa rasa

diantaranya yaitu, rasa anggur, rasa strawberi, rasa durian, alpukat, cokelat dan

rasa tawar. Produk susu pasteurisasi memiliki kelebihan dan keunggulan yaitu

sudah mendapat registrasi dari Dinas Perindustrian dengan nomor registrasi No.

09.3203.0011474 serta sertifikat halal dengan nomor 01041028022103.

Susu murni merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam

pembuatan susu pasteurisasi. Susu murni tersebut berasal dari unit peternakan

sendiri sehingga kualitas susu dapat terjaga dengan baik, selain itu susu juga

berasal dari peternak sapi lainnya yang tergabung dalam kelompok tani yang

berada di sekitar daerah Bogor. Bahan baku pembantu seperti gula dan asen rasa

didapat dari pedagang lokal, sedangkan air yang juga merupakan bahan baku

diperoleh dari air PAM.

Page 99: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

84

Faktor produksi dalam penilaian analisis internal perusahaan merupakan

kekuatan, hal ini berkaitan dengan beberapa faktor lainnya seperti produk yang

dihasilkan dengan kualitas baik sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

6.1.5. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembangan merupakan faktor yang mempengaruhi

pengembangan produk, baik dari segi bentuk, kualitas maupun performance dari

suatu produk yang dihasilkan. Selama ini KPS Bogor telah melakukan penelitian

secara khusus untuk mengembangkan produknya, diantaranya pengembangan

usaha dari produk susu segar menjadi susu pasteurisasi. Selain itu, penelitian

yang berlangsung saat ini adalah mengembangkan usaha susu pasteurisasi yang

pada awalnya hanya dikemas dalam plastik dalam bentuk cup menjadi produk

pasteurisasi yang dikemas dalam botol. Inovasi yang dilakukan diharapkan akan

menarik konsumen baru. Perbaikan mutu dan kualitas produk hanya dilakukan

berdasarkan kritik maupun masukan dari konsumen sehingga faktor penelitian

dan pengembangan merupakan kekuatan internal bagi perusahaan.

6.2. Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan dilakukan untuk

mengetahui peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi perusahaan.

Analisis lingkungan eksternal penting dalam merumuskan strategi pemasaran

karena dengan mengetahui peluang serta ancaman yang dihadapi perusahaan

dalam pemasaran, perusahaan dapat memamfaatkan peluang dan mengantisipasi

ancaman yang ada.

6.2.1. Faktor Ekonomi

Keadaan perekonomian suatu negara mempengaruhi kinerja perusahaan

dalam memasarkan produknya. Perekonomian yang stabil dan berkembang

meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ketidakstabilan kondisi perekonomian

Indonesia saat ini memberikan pengaruh terhadap kecenderungan iklim usaha

yang tidak menentu. Hal ini ditandai dengan tersendatnya perekonomian, tingkat

inflasi yang cukup tinggi, Keadaan tersebut menyulitkan perusahaaan atau

Page 100: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

85

lembaga keuangan dalam membuka peluang pemberian bantuan usaha yang

ditujukan untuk penambahan akses modal untuk perluasan usaha. Ketidakstabilan

perekonomian suatu negara menjadi ancaman untuk perkembangan dunia

industri. Krisis ekonomi global sangat mempengaruhi keadaan perekonomian

suatu negara sehingga bersisi pada perkembangan perusahaan terutama pada

pemasaran. Dengan adanya krisis ekonomi global, maka negara-negara lain akan

berlomba-lomba untuk mencari pasar baru guna untuk memasarkan produk

mereka, sehingga arus impor produk yang masuk ke Indonesia semakin tinggi

dari tahun ke tahun. Tingginya impor produk susu pasteurisasi memberikan

implikasi ancaman persaingan terhadap produk sejenis, sehingga perusahaan

harus mengantisipasi persaingan ini dengan menciptakan pangsa pasar baru serta

menciptakan produk yang sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen.

Kondisi politik Indonesia akan mempengaruhi kegiatan produksi pelaku-

pelaku produksi. Kebijakan pemerintah berkaitan erat dengan perekonomian

suatu negara. Pada Desember 2008 pemerintah telah menurunkan harga Bahan

Bakar Minyak (BBM) untuk meredam sisi krisis ekonomi Indonesi. Pemerintah

menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Rp. 6.500 per liter menjadi

Rp. 4.500 per liter. Penurunan harga BBM belum dirasakan semua pihak karena

harga berbagai komoditas lainnya yang tetap mahal. Namun, beberapa pelaku

usaha telah merasakan sisi langsung dari penurunan harga BBM. Pelaku usaha

dapat merasakan langsung karena biaya produksi yang semakin menurun

terutama bagi pelaku usaha yang menggunakan bahan bakar minyak sebagai

input utama dalam proses produksi.

KPS Bogor sebagai salah satu unit usaha telah merasakan sisi penurunan

harga BBM tersebut. Sejak penurunan harga BBM, biaya produksi perusahaan

menjadi efisien dan berkurang. Penurunan Harga BBM menurunkan biaya

transportasi perusahaan dalam pemasaran produk ke agen dan konsumen. Selama

ini biaya transportasi produk di bebankan kepihak perusahan. Namun setelah

penurunan harga BBM, biaya produksi perusahaan kembali turun sehingga sisi

penggefisienan biaya ini dapat digunakan oleh perusahaan ke biaya produksi lain.

Penurunan harga BBM ini merupakan peluang bagi perusahaan dalam pemasaran

Page 101: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

86

produk KPS Bogor. Biaya yang efisien merupakan kesempatan bagi perusahaan

dalam memperluas pangsa pasar.

6.2.2. Faktor Sosial Budaya dan Demografi

Susu pasteurisasi tidak termasuk konsumsi utama masyarakat Indonesia.

Hal ini dapat dilihat dari posisi susu atau susu pasteurisasi dibandingkan makanan

pokok atau bahan pokok yang lebih sering di konsumsi oleh masyarakat. Akan

tetapi pola konsumsi yang meningkat menunjukkan adanya kesadaran masyarakat

dalam hal mengkonsumsi susu pasteurisasi. Meningkatnya kesadaran dan

kepedulian masyarakat akan kesehatan menghasilkan loyalitas konsumen

merupakan peluang. Adanya tren mengkonsumsi minuman berbahan dasar alami

akan berpengaruh terhadap perkembangan usaha KPS Bogor, dengan demikian

faktor sosial budaya dan demografi merupakan peluang bagi KPS Bogor untuk

mengembangkan usahanya. Perkembangan jumlah penduduk dari tahun ke tahun

juga akan memberikan sisi yang signifikan terhadap perkembangan produk susu

pasteurisasi karena adanya peluang konsumen baru. Hal dapat di lihat pada 18.

Tabel 18. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 1995-2005

Tahun Jumlah Penduduk Pertumbuhan (%) 1995 194,754,808 - 2000 205,132,458 5,32 2005 218,868,791 6,69

Sumber. BPS 2009

Perkembangan jumlah penduduk akan bersisi pada ketersediaan jumlah

tenaga kerja. Respon positif dari lingkungan sosial di luar peruahaan memberikan

sisi positif dan merupakan peluang terhadap perkembangan usaha pemasaran

susu pasteurisasi. Respon positif dari lingkungan sosial di luar perusahaan dapat

berupa adanya dukungan terhadap peningkatan produksi sehingga akan menyerap

jumlah tenaga kerja, selain itu peningkatan produksi juga akan membutuhkan

bahan baku yang besar sehingga perusahaan harus memasok bahan baku dari

peternak di sekitar perusahaan.

Page 102: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

87

6.2.3. Faktor Politik dan Hukum

Keadaan politik serta hukum yang berlaku saat ini di Indonesia dapat

mempengaruhi kegiatan operasional dan keberlangsungan usaha perusahaan.

Peraturaturan-peraturan dan kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi

perkembangan usaha di industri pengolahan susu seperti susu pasteurisasi. Akan

tetapi, peraturan dapat mempengaruhi perusahaan dalam hal memudahkan atau

mempersulit perusahaan untuk berkembang sehingga dapat menjadi peluang atau

ancaman.

Salah satu variabel politik yang dapat digunakan untuk menganalisa

keadaan politik disuatu negara adalah kebijakan-kebijakan atau peraturan-

peraturan yang dikeluarkan pemerintah yang berhubungan dengan industri

pengolahan susu. Salah satu kebijakaan pemerintah yang berkaitan dengan

industri pengolahan susu yaitu kebijakan tarif impor susu termasuk didalamnya

susu pasteurisasi (makanan turunan susu) dalam negeri. Pada tahun 1998

pemerintah Indonesia mengeluarkan tarif impor susu tentang Tarif Bea Masuk

Produk Susu, berkisar antara 5 persen sampai dengan 20 persen sesuai dengan SK

Menteri Keuangan No 16/KMK.017/1998, akan tetapi pemerintah merubah

tingkat tarif impor sebesar 0 persen untuk bahan baku dan 5 persen untuk produk

susu, dan pada tahun 2000 dikeluarkan kembali SK Menteri Keuangan No

573MK.01/2000 untuk tarif impor produk susu sebesar 5 persen.

Informasi terbaru tentang tarif impor adalah terhitung mulai 13 Februari

2009, Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 19/PMK.011/2009 tentang

Penatapan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor Produk – Produk Tertentu.

Dalam peraturan tersebut ditetapkan bahwa bea masuk untuk skim milk fowder,

full cream milk, butter milk, susu pasteurisasi dan produk susu lainnya adalah 0

persen. Selain kebijakan tarif impor pemerintah juga turut serta membuat suatu

program hari minum susu nasional sehingga dapat memberikan peluang kepada

industri susu dan produk turunannya untuk memasarkan lebih luas dan menarik

pelanggan sebanyak-banyaknya dan menjadi peluang bagi perusahaan untuk

memsarkan produknya.

Perubahan tarif impor produk susu dan olahannya yang awalnya sebesar

20 persen menjadi 0 persen menyebabkan perusahaan susu dan olahannya harus

Page 103: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

88

siap berhadapan dengan produk – produk luar negeri yang masuk ke dalam

negeri. Harga produk impor yang lebih murah dan berkualitas mengharuskan

perusahaan untuk dapat mampu meningkatkan kualitas dan peningkatan harga

yang tidak tinggi sehingga menjadi ancaman terhadap perkembangan pemasaran

produk industri dalam negeri.

Kebijakan pemerintah lainnya yang berkaitan dengan pengolahan

makanan dan miniman adalah tentang perlindungan masyarakat dari produk

pangan olahan yang membahayakan kesehatan masyarakat. Kebijakan

pemerintah yang berkaitan dengan perlindungan makanan yaitu Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 tahun 1999 peraturan yang berisikan

kewajiban produk pangan olahan. Dalam PP. No 69 tahun 1999 menyatakan

semua produk makanan dan minuman yang akan dijual di Wilayah Indonesia,

baik produksi lokal maupun impor, harus didaftarkan dan mendapat nomor

pendaftaran dari Badan POM, sebelum boleh beredar kepasar. Peraturan ini

berlaku bagi semua produk pangan yang dikemas dengan menggunakan label

sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

6.2.4. Faktor Teknologi

Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang

harus dipertimbangkan. Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi bahan baku,

produk, jasa, pasar, pemasok, pesaing, pelanggan, distributor, proses produksi

produk dengan jasa perusahaan, karena perubahan teknologi dapat memberi

peluang besar untuk memberi peluang besar untuk meningkatkan hasil, tujuan

atau mengancam kedudukan perusahaan. Kemajuan teknologi dapat menciptakan

pasar baru yang menghasilkan penciptaan produk baru dan produk yang lebih

baik, perubahan posisi biaya kompetitip dalam suatu industri dan membuat

prodak dan jasa saat ini menjadi ketinggalan jaman. Perubahan teknologi dapat

mengurangi hambatan biaya perusahaan, menciptakan siklus produksi yang lebih

pendek, menciptakan kekurangan dalam keterampilan teknis, serta menghasilkan

perubahan dalam nilai-nilai dan harapan karyawan, manajer, dan pelanggan.

Kemajuan teknologi dalam perusahaan dapat menciptakan keunggulan

Page 104: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

89

kompetitip baru yang baik dari keunggulan saat ini, hal ini di dukung dengan

pengetahuan yang mendalam mengenai penggunaan teknologi yang dipakai.

Teknologi merupakan salah satu fungsi yang memegang peranan penting

dalam perkembangan KPS Bogor. Perubahan teknologi yang terus mengalami

kemajuan menuntut KPS Bogor untuk terus mengamati bahkan mengadopsi

perkembangan teknologi dan melakukan inovasi agar dapat bersaing dengan

industri lainnya. Teknologi dibidang transportasi, komunikasi dan produksi dapat

memperlancar dan mempermudah kegiatan pemasaran dan proses produksi

merupakan peluang. Pemesanan dapat dilakukan tanpa harus datang ke lokasi

produksi dan pengiriman pesanan dapat dilakukan dengan cepat melalui program

delivery service yang telah dijalankan oleh KPS Bogor. Adanya teknologi yang

lebih canggih yang digunakan oleh pesaing menjadikan suatu ancaman bagi KPS

Bogor. Sistem produksi yang dilakukan sudah terkomputerisasi, namun ada

beberapa pesaing menggunakan kemajuan teknologi untuk meningkatkan

pendapatan melalui rekayasa protein dengan menambahkan melamin ke dalam

produk sehingga dapat merusak citra produk yang dipasarkan.

6.2.5. Faktor Kekuatan Kompetitif

Kekuatan kompetitif adalah pendekatan yang digunakan secara luas untuk

mengembangkan strategi dalam banyak industri. Hakikat persaingan suatu

industri terdiri dalam 5 bagian yaitu.

a. Ancaman masuknya pendatang baru

Masuknya pendatang baru pada industri susu olahan khususnya susu

pasteurisasi dan mengeluarkan produk yang sejenis akan memberikan implikasi

pada penurunan pangsa pasar, yang akan bersisi pada penjualan yang tidak tetap

(fluktuatif) sehingga dianggap sebagai ancaman bagi perusahaan. Beberapa

perusahaan atau unit usaha yang berproduksi dengan produk yang sama antara

lain Fresh Milk yang merupakan susu pasteurisasi yang diproduksi oleh KPSBU

Lembang yang dapat merebut pangsa pasar. Kondisi seperti ini dapat menjadi

ancaman bagi perusahaan yang sudah ada.

Page 105: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

90

Hambatan masuk bagi pendatang baru dalam industri susu pasteurisasi

bila dilihat dari skala ekonomis dan permodalan cukup rendah, karena untuk

memulai usaha ini tidak diperlukan skala ekonomi yang besar kebutuhan modal

awal relatif kecil. Secara legal formal, masalah regulasi tidak berpengaruh kepada

pendatang baru yang ingin memasuki bisnis ini, karena pemerintah tidak

menbatasi atau menghambat masuknya perusahaan kedalam industri dengan

peraturan-peraturan tertentu, malah sebaliknya pemerintah menunjukkan

dukungannya terhadap perkembangan industri mikro, kecil dan menengah.

Faktor – faktor yang menjadi penghambat bagi penadatang baru adalah

akses ke saluran distribusi. Dalam industri ini, saluran yang di bentuk oleh

perusahaan -perusahaan besar yang telah ada cukup kuat, sehigga pendatang baru

harus mampu membuat saluran distribusi agar produknya dapat diterima

masyarakat. Cara-cara yang dapat dilakukan adalah dengan mempertahankan

kualitas produk, melakukan diversifikasi produk, kerja sama periklanan, dan

sebagainya. Diferensiasi produk menciptakan identifikasi merk yang untuk hal itu

akan memaksa para pendatang baru untuk mengeluarkan biaya yang besar guna

mendapatkan atau merebut perhatian pelanggan yang sudah loyal terhadap merk

tertentu.

b. Tingkat Persaingan Antara Para Anggota Industri

Tinggi rendahnya persaingan antar perusahaan dalam industri dapat dilihat

dari jumlah peserta pesaing yang banyak dan kurang lebih setara dalam hal

ukuran dalam kekuatan modal dan penguasaan pangsa pasarnya. Pada

kebanyakan industri gerakan persaingan oleh satu perusahaan mempunyai

pengaruh yang besar terhadap para pesaingnya dan dengan demikian dapat

mendorong perlawanan atau usaha untuk menandingi gerakan tersebut, artinya

perusahaan-perusahaan saling tergantung dengan perusahaan lain.

Tingkat persaingan antar perusahaan dalam industri susu olahan

khususnya susu pasteurisasi saat ini sangat cenderung kompetitif sehingga

menjadi ancaman bagi perusahaan. Hal ini terlihat karena makin banyaknya

produk sejenis yang dipasarkan, baik di took-toko eceran maupun di supermarket.

Produk yang dihasilkan dalam industri memiliki persamaan dan sedikit sekali

faktor pembedanya, sehingga anggota industri mengutamkan persaingan harga

Page 106: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

91

dan mutu produk, kemasan dan pelayanan untuk menarik konsumen. Para pelaku

industri mengutamakan promosi untuk memperkenalkan produk kepada

masyarakat, walaupun bersifat sederhana. Dalam ini setiap produsen harus

memperhatikan gerakan setiap pesaing dalam industri. Akan tetapi menurunnya

daya beli masyarakat juga menyebabkan penurunan tingkat penjualan yang

disebabkan pembeli menjadi sangat memperhatikan harga produk.

c. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Kekuatan tawar-menawar pemasok (barganing power of supplier)

mempengaruhi intensitas persaingan dalam industri pengolahan susu, khususunya

ketika ada sejumlah besar pemasok susu, ketika hanya ada sedikit produk

subsitusi yang cukup bagus, atau biaya untuk mengganti bahan baku cukup

mahal. Sering kali kepentingan yang dicari oleh pemasok dan produsen adalah

memberikan harga yang masuk akal, memperbaiki kualitas, dan mengembangkan

jasa baru.

Kebebasaan pemasok mempunyai peranan yang penting dalam kelancaran

proses produksi suatu perusahaan. Para pemasok dan produsen sering kali bekerja

sama dengan menetakan harga yang terjangkau, mutu yang lebih baik,

penyerahan barang tepat waktu, dan mengurangi biaya sediaan. Adapun bentuk

lain yaitu tanpa adanya perjanjian kerja sama terlebih dahulu sehingga

memberikan kebebasan pada pihak perusahaan untuk memilih pemasoknya.

Analisis kekuatan tawar menawar pemasok ditujukan untuk melihat

kemampuan pemasok dalam mempengaruhi industri melalui kenaikan harga atau

pengurangan kualitas peroduk. Kekuatan tawar menawar pemasok dipengaruhi

sejumlah kondisi, adapun kekuatan tawar menawar pemasok menjadi besar

apabila jumlah pemasok terbatas, tidak tersedianya bahan baku pengganti, peran

produk yang dipasok bagi perusahaan, serta besarnya biaya yang dikeluarkan

perusahan untuk beralih ke pemasok lain.

Pemasok bagi KPS Bogor adalah peternak yang bertempat di daerah

Ciampea. Dalam industri susu pasteurisasi, baik pemasok maupun KPS Bogor

tidak memiliki kekuatan tawar dalam hal harga karena harga bahan baku

ditentukan oleh harga pasar.

Page 107: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

92

d. Kekutan Tawar - Menawar Pembeli

Ketika konsumen susu pasteurisasi terkonsentrasi atau besar jumlahnya,

atau membeli dalam jumlah besar, kekuatan tawar-menawar mereka menjadi

kekuatan utama untuk mempengaruhi intensitas persaingan dalam industri

pengolahan susu. Perusahaan pesaing mungkin menawarkan rasa yang lebih

enak, kemasan yang menarik untuk mendapatkan kesetiaan pelanggan atau ketika

kekuatan tawar menawar konsumen (bergaining power of consumer) cukup

besar. Kekuatan tawar menawar konsumen susu pasteurisasi juga lebih tinggi

ketika yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi. Ketika

kondisinya seperti ini, konsumen sering kali dapat bernegosiasi tentang harga

jual, pelayanan, saluran distribusi.

Kualitas produk dan pelayanan, informasi produk, jumlah pembeli, serta

kemudahan konsumen beralih produk ke pesaing yang sejenis maupun

substitusinya adalah faktor-faktor yang berpengaruh kuat terhadap kekuatan

tawar-menawar pembeli. Jumlah industri yang semakin banyak memberikan

kemudahan pembeli untuk menentukan pilihannya, sehingga kekuatan pembeli

cukup besar mempengaruhi industri susu fermentase khususnya susu pasteurisasi

sehingga merupakan ancaman bagi perusahaan.

Minuman susu olahan seperti susu pasteurisasi selama ini diproduksi

berdasarkan pesanan atau sistem job order, sehingga produksi langsung terserap

oleh konsumen sehingga kekhawatiran terhadap kekuatan pembeli tidak terlalu

mengancam. Namun banyaknya jumlah produsen minuman susu pasteurisasi,

yang menyebabkan banyaknya jenis produk minuman berbahan baku susu

mengancam keberadaan Unit Pengolahan Susu Pasteurisasi KPS Bogor.

e. Ancaman Produk Substitusi

Ancaman produk substitusi merupakan produk yang memiliki manfaat

serta kegunaan yang sama sehingga dapat menggantikan fungsi produk lain yang

bertujuan memenuhi kebutuan konsumen. Ancaman produk pengganti cukup

besar karena produk minuman susu olahan seperti susu pasteurisasi sudah banyak

dipasaran dan diproduksi oleh perusahaan-perusahaan besar besar. Produk

substitusi susu pasteurisasi adalah susu fermentase prebiotik. Saat ini susu

Page 108: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

93

fermentase prebiotik sangat banyak beredar dipasaran dengan berbagai rasa

variasi rasa buah sehingga secara umum juga dapat menjadi ancaman bagi KPS

Bogor. Beberapa perusahaan yang diidentifikasi memproduksi susu fermentase

prebiotik antara lain PT Yakult Indonesia dengan produk komersil yakult, PT

Pola Sehat Indonesia dengan merk produk Vitacharm, PT Orang Tua dengan

merk produk Vita milk dan Milkkuat. Produk susu fermentasi prebiotik memiliki

fungsi dan kegunaan yang sama dengan produk susu pasteurisasi, sehingga besar

jumlah produk substitusi menjadi ancaman besar terhadap perkembangan

pemasaran produk pasteurisasi tersebut.

Identifikasi lingkungan eksternal digunakan untuk menentukan peluang

dan ancaman yang dihadapi perusahaan dalam memasarkan produk Bogor Milk.

Identifikasi faktor-faktor eksternal perusahaan dilakukan dengan wawancara

dengan pihak manajemen perusahaan dan mencari informasi pendukung dari

data-data instansi terkait seperti BPS, majalah dan internet.

6.3. Matrik Internal Factor Evaluation (Matrik IFE)

Analisis lingkungan internal ini dilakukan melalui identifikasi faktor

internal perusahaan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan.

Setelah diidentifikasi, maka dilanjutkan dengan memberikan pembobotan dan

rating. Pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode paired comparison

pada faktor-faktor kunci internal sehingga diperoleh bobot dari masing-masing

faktor. Pemberian rating untuk menunjukkan apakah faktor-faktor tersebut

merupakan kekuatan yang besar atau yang kecil bagi perusahaan. Hasil

pemberian bobot dan rating dan faktor-faktor internal pemasran susu pasteurisasi

KPS Bogor dapat dilihat pada Tabel 19.

Page 109: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

94

Tabel 19. Matrik IFE KPS Bogor Tahun 2010

Faktor-faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor

Kekuatan

Kualitas produk yang baik 0,121 4,000 0,482 SDM yang berkualitas 0,113 4,000 0,452 Saluran distribusi yang jelas dan pasti 0,100 4,000 0,400 Harga jual produk yang lebih murah dibanding pesaing 0,085 3,667 0,313

Citra rasa produk yang beragam 0,093 3,333 0,310 Wilayah pemasaran yang terjangkau 0,093 3,000 0,279 Delivery Service Program 0,067 3,333 0,223 Kelemahan Ketergantungan jumlah produksi kepada pelanggan 0,104 2,000 0,207 Kegiatan promosi penjualan kurang efektif 0,107 1,333 0,143 Design produk kurang menarik 0,117 1,000 0,117 Total 1,000 29,667 2,927

Total skor berkisar antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Pada matriks

IFE total skor di bawah 2,5 menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki

kondisi internal yang lemah dalam memanfaatkan kekuatan dan mengatasi

kelemahan, sedangkan jika di atas 2,5 maka menunjukkan bahwa perusahaan

memiliki kondisi internal yang kuat dalam memanfaatkan kekuatan dan mengatasi

kelemahan.

Berdasarkan penilaian responden terhadap faktor kunci internal

perusahaan, didapatkan total skor rata-rata IFE adalah sebesar 2,927. Hal tersebut

menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kondisi internal yang kuat dalam

memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan.

Dari Tabel 19, terdapat kekuatan utama yang dimiliki oleh perusahaan

yaitu kualitas produk yang baik dengan skor tertinggi sebesar 0,482. Skor

tersebut menunjukan bahwa KPS Bogor memiliki kekuatan utama yaitu kualitas

produk susu pasteurisasi yang baik, dengan kualitas susu yang baik KPS Bogor

dapat meminimalisir kelemahan di KPS Bogor. Kualitas yang baik akan

menimbulkan loyalitas terhadap konsumen karena konsumen akan tetap

mengkonsumsi susu pasteurisasi yang diproduksi KPS Bogor.

KPS Bogor dalam melakukan produksi susu telah menggunakan mesin

pasteurisasi dan menggunakan bahan baku susu segar yang berkualitas baik

Page 110: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

95

sehingga produk susu yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Hal ini

didukung dengan adanya sertifikat dari BPOM dan MUI sebagai lembaga

sertifikasi, selain itu produk yang dihasilkan diproses dengan bahan baku yang

digunakan berasal dari peternakan sendiri sehingga kesegaran bahan utama dapat

dijamin. Hal ini menjadi poin yang sangat mendukung dalam peningkatan

penjualan susu pasteurisasi dari KPS Bogor.

Namun demikian walaupun KPS Bogor memproduksi susu pasteurisasi

yang berkualitas baik tetapi KPS bogor belum bisa memasarkan dan

mempromosikan produknya secara baik, hal tersebut mengakibatkan KPS Bogor

menggunakan sistem pemasaran dengan jobb order dengan tujuan menjamin

countinuitas pemasaran dan untuk meminimalisasi kerugian pemasaran produk

akibat belum menguasai pasar.

Kekuatan kedua yang dimiliki KPS Bogor adalah SDM yang berkualitas.

Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 21 dengan skor 0,452, skor ini menunjukan

bahwa kualitas SDM merupakan kekuatan kedua di KPS Bogor. Hal tersebut

berkolerasi positif dengan kekuatan pertama KPS Bogor yaitu menghasilkan

produk yang berkualitas. KPS Bogor memiliki SDM yang dapat menghasilkan

produk susu pasteurisasi yang baik dan berkualitas, tetapi SDM yang ada sampai

saat ini hanya handal dibidang produksi susu pasteurisasi. Hal tersebut

menyebabkan KPS Bogor harus menggunakan sistem job order dalam sistem

pemasaran produknya untuk menjamin kontinuitas pemasarannya.

Kekuatan ketiga yang dimiliki KPS Bogor adalah saluran distribusi yang

jelas dan pasti. Sampai saat ini, KPS Bogor telah bekerja sama dengan 3 buah

perusahaan swasta untuk suplai hasil produksi mereka dengan sistem penjualan

kontrak atau job order setiap harinya. Dengan sistem job order, KPS Bogor telah

memiliki pelanggan rutin disamping sistem pemasaran secara eceran.

Dalam strategi pemasaran terdapat empat strategi yang harus dilakukan

oleh perusahaan untuk mendapatkan pemasaran dan penjulan yang baik terhadap

produk yang dihasilkan. Keempat strategi tersebut diantaranya : product (produk),

price (harga), place (distribusi), dan, promotion (promosi). KPS Bogor setidaknya

telah menjalankan strategi pemasaran tersebut. Kualitas produk susu yang baik,

dan harga jual produk yang murah dirasakan belum cukup bagi KPS Bogor

Page 111: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

96

untuk berhasil dalam memasarkan produk mereka. Selain itu harus didukung juga

dengan strategi distribusi yang baik. Strategi distribusi yang dilakukan KPS

Bogor adalah dengan job order.

Job order dilakukan oleh KPS Bogor bertujuan untuk menjamin

countinuitas produk susu pasteurisasi karena dengan job order KPS Bogor

memiliki pasar yang pasti dan dapat meminimalisir resiko akibat produk yang

tidak terjual selain itu job order merupakan salah satu sistem pemasaran yang

tepat untuk diambil akibat KPS Bogor yang belum menguasai pasar.

Selain itu kelemahan utama yang dimiliki oleh perusahaan adalah

ketergantungan jumlah produksi susu pasteurisasi dengan skor 0,207, skor ini

menunjukan bahwa ketergantungan jumlah produksi susu pasteurisasi kepada

pelanggan merupakan kelemahan yang paling besar dibandingkan kelemahan lain

yang ada di KPS Bogor seperti design produk yang kurang menarik dan kegiatan

promosi yang kurang efektif.

Sistem job order yang dilakukan KPS Bogor menimbulkan

ketergantungan jumlah produksi kepada konsumen. Hal ini memberikan sisi

negative kepada KPS Bogor karena KPS Bogor tidak bisa memproduksi dan

memasarkan susu pasteurisasi secara maksimal sesuai kapasitas yang dimilik

Kelemahan utama di KPS bogor ini dapat diminimalisir dengan adanya

kekuatan yang ada di KPS Bogor seperti kualitas produk yang baik dan SDM

yang berkualitas. Kualitas produk yang baik harus bisa dimanfaatkan secara

maksimal oleh KPS Bogor untuk memasarkan produk susu pasteurisasi kepada

masyarakat, hal tersebut juga didukung oleh SDM yang berkualitas. Dengan

kualitas produk dan SDM yang berkualitas dapat menjadi kekuatan untuk

meminimalisir kelemahan tersebut

Kelemahan ke dua yang dihadapi KPS Bogor adalah kegiatan promosi

penjualan yang kurang efektif dengan skor 0,143. Hal ini terjadi karena KPS

Bogor belum mengenguasai pasar dan modal dana yang dimiliki untuk melakukan

promosi masih sangat terbatas. Kegiatan promosi yang kurang efektif di KPS

Bogor dapat diminimalisir dengan job order. Dengan job order biaya promosi

akan lebih murah dan jumlah produk yang dipasarkan akan lebih pasti dan jelas.

Page 112: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

97

Job order sampai saat ini menjadi sistem pemasaran yang pilih oleh KPS

Bogor karena dinilai lebih menguntungkan KPS Bogor dibandingakan dengan

melakukan sistem pemasaran biasa. Dengan job order sistem pemasaran menjadi

lebih jelas karena memiliki pasar yang pasti selain itu biaya promosi susu

pasteurisasi bisa lebih terjangkau.

Kelemahan ke tiga adalah design produk yang kurang menarik dengan

skor sebesar 0,117. Produk yang dihasilkan oleh KPS Bogor hanya sebatas susu

pasteurisasi dengan lima macam rasa yag dikemas dalam kemasan cup yang tidak

menarik, hanya diberi label merk pada bagian depan cup sedangkan informasi lain

mengenai kandungan gizi, tanggal produksi dan tempat produksi dan informasi

mengenai rasa tidak tercantum dalam kemasan tersebut. Kurangnya diversivikasi

produk ini juga dilatar belakangi oleh terbatasnya modal yang ada di KPS Bogor.

Kelemahan tersebut dapat diminimalisasi dengan job order karena pihak KPS

Bogor tidak perlu mengikuti seleraa konsumen akhir, KPS Bogor hanya menjual

kepada pihak retailer dalam jumlah yang besar.

6.4. Matrix External Faktor Evalution (Matriks EFE)

Analisis matrik EFE merupakan hasil identifikasi faktor-faktor eksternal

berupa peluang dan ancaman yang berpengaruh. Pembobotan didasarkan pada

tingkat kepentingan dari faktor-faktor eksternal tersebut terhadap perusahaan

dengan munggunakan metode ‘’Pair Comparison’’ pemberian rating untuk

mununjukkan apakah faktor-faktor tersebut merupakan peluang yang besar atau

kecil bagi perusahaan. Hasil pemberian bobot dan rating dari faktor-faktor

eksternal KPS Bogor dilihat pada tabel 20.

Page 113: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

98

Tabel 20. Matrik EFE KPS Bogor Tahun 2010

Faktor-Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor Peluang

Pangsa pasar susu pasteurisasi yang masih luas 0,125 3,667 0,457 Loyalitas konsumen 0,141 3,000 0,422 Kemajuan teknologi 0,091 4,000 0,363 Tren gaya hidup sehat 0,113 3,000 0,340

Penurunan harga BBM 0,079 3,667 0,291 Ancaman Kebijakan pemerintah mengenai turunnya tarif impor susu menjadi 0% 0,116 3,333 0,347 Peningkatan harga bahan baku susu pasteurisasi 0,127 3,000 0,339 Tingkat persaingan industri pengolahan susu yang kompetitif 0,102 2,667 0,204 Banyaknya produk subtitusi susu pasteurisasi 0,107 2,000 0,178 Total 1,000 28,333 2,940

Pada matriks EFE skor 4,000 menunjukkan bahwa perusahaan telah

merespon dan memanfaatkan dengan sangat baik peluang-peluang yang ada untuk

menghadapi ancaman-ancaman usaha. Skor 3,000 perusahaan telah merespon dan

memanfaatkan dengan baik peluang yang ada untuk menghadapi ancaman usaha.

Skor 2,000 perusahaan merespon dan memanfaatkan dengan lemah peluang yang

ada untuk menghadapi ancaman usaha, dan skor 1,000 perusahaan merespon dan

memanfaatkan dengan sangat lemah peluang yang ada untuk menghadapi

ancaman usaha.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan mengunakan matrik EFE , pada

tabel 20, diperoleh jumlah skor rata-rata untuk faktor kunci eksternal adalah

sebesar 2,940. Hal ini menunjukkan bahwa KPS Bogor merespon faktor eksternal

dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman dengan baik.

Peluang yang paling besar yang dimiliki KPS Bogor adalah pangsa pasar

yang masih luas dengan total skor 0,457, skor tersebut menunjukan bahwa pangsa

pasar merupakan kekuatan utama yang dimiliki KPS Bogor. Peluang pasar yang

masih luas tersebut dapat digunakan untuk meminimalisisr ancaman yang ada.

Peluang pasar yang luas disebabkan karena adanya pertumbuhan jumlah

penduduk serta adanya perubahan gaya hidup masyarakat mengkonsumsi produk

susu. Pangsa pasar susu yang luas seharusnya dalam menjadi peluang utama

Page 114: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

99

bagi KPS Bogor dalam memasarkan produknya, tetapi hal tersebut tidak dapat

dimanfaatkan dengan baik dan maksimal oleh KPS Bogor karena KPS Bogor

belum menguasai pasar. Untuk meminimalisasi kerugian akibat hal tersebut KPS

bogor memanfaatkan pangsa pasar yang dengan menjalin hubungan kerjasama

dengan berbagai perusahaan konsumen dalam bentuk job order. Tetapi hal

tersebut juga tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh KPS Bogor, hal ini

disebabkan oleh banyaknya perusahaan susu yang bergerak dibidang yang sama

sehingga dapat menimbulkan persaingan yang kompetitif antar perusahaan susu

dalam menyuplai produknya.

Peluang lain yang cukup besar yang dimiliki oleh perusahaan adalah

loyalitas konsumen. Loyalias konsumen memberikan peluang yang besar pada

susu pasteurisasi di KPS Bogor karena dengan loyalitas konsumen yang sudah ada

tidak akan beralih ke merek lain karena sudah percaya kepada kualitas susu

pasteurisasi KPS bogor. Untuk itu KPS Bogor harus tetap menjaga kualitas

produk susu pasteurisasi dan memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen.

Salah satu cara KPS Bogor memanfaatkan peluang tersebut adalah dengan job

order. Sistem pemasaran dengan sistem job order yang dilakukan oleh

perusahaan menunjukan bahwa KPS Bogor sudah memiliki pelanggan tetap dan

image yang baik dimata pelanggan sehingga pelanggan tersebut mau membeli

produk KPS Bogor dalam jumlah yang besar dalam jangka waktu yang lama.

Kekhawatiran banyaknya pesaing juga dapat diminimalisasi dengan adanya

loyalitas tersebut karena dengan adanya loyalitas konsumen tidak akan mudah

beralih kepada pesaing.

Kemajuan teknologi juga menjadi peluang bagi KPS Bogor. Dengan

kemajuan teknologi proses pemasaran dan proses produksi akan semakin cepat

dan efektif. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk melakukan job order. Dalam

hal ini job order bersisi positif terhadap distribusi yang dilakukan, dengan

kemajuan teknologi tersebut proses pemesanan produk menjadi lebih cepat seperti

pemesanan melalui internet. Dengan adanya akses internet yang digunakan KPS

Bogor tidak kalah bersaing dengan para pesaing di industri pengolahan susu untuk

cepat dan sigap dalam menerima atau memberi informasi tentang pemesanan susu

pasteurisasi kepada perusahaan perantara.

Page 115: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

100

Tren gaya hidup sehat menjadi peluang bagi pemasaran susu pasteurisasi,

dengan adanya tren tersebut dan dengan semakin tingginya tingkat pendidikan

masyarakat akan semakin terpacu untuk membiasakan diri hidup sehat dengan

minum susu. Hal tersebut bersisi positif terhadap job order yang dilakukan KPS

Bogor. Pabrik-pabrik akan mulai membiasakan para karyawannya untuk hidup

sehat dengan rutin minum susu. Hal tersebut membuka peluang pada KPS Bogor

untuk menjalin hubungan kerjasama untuk memasarkan produk susu pasteurisasi

tersebut ke pabrik- pabrik untuk dikonsumsi oleh para karyawan agar tetap sehat.

Peluang-peluang tersebut dapat diraih oleh KPS Bogor dengan adanya

kekuatan KPS Bogor seperti kualitas produk yuang baik, SDM yang berkualitas,

harga jual produk yang lebih murah, dan delivery service programe. Dengan

adanya hal tersebut KPS Bogor memiliki keunggulan untuk menarik pelanggan

dan untuk menghadapi para pesaing. Selain itu strategi distribusi dengan job

order juga dirasakan baik karena hal tersebut dapat menjamin pasar yang pasti

dan menghemat biaya promosi di KPS Bogor.

Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di Indonesia

jelas menimbulkan sisi positif bagi KPS Bogor. Hal tersebut juga bersisi pada

sistem job order yang dilakukan oleh KPS Bogor, dengan turunnya harga BBM

tersebut biaya distribusi susu pasteurisasi akan semakin rendah.

Selain dari peluang yang dimiliki perusahaan terdapat juga ancaman.

Ancaman terbesar yang dihadapi KPS Bogor adalah adanya kebijakan pemerintah

mengenai tarif impor susu yang turun hingga 0 persen dengan skor sebesar 0,347,

skor tersebut menunjukan bahwa kebijakan pemerintah mengenai turunnya tarif

impor menjadi 0 persen merupakan ancaman terbesar yang ada di KPS Bogor. hal

ini mengakibatkan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang susu

olahan, hal itu juga mengakibatkan banyaknya produk diversifikasi dari susu yang

menimbulkan semakin banyaknya produk substitusi dari susu. Secara tidak

langsung dengan adanya kebijakan tersebut dapat memperburuk sistem pemasaran

susu pasteurisasi ditambah lagi promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak

efektif.

Untuk meminimalkisasi hal tersebut KPS Bogor melakukan job order.

Dengan job order yang dilakukan oleh KPS Bogor kebijakan pemerintah

Page 116: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

101

tersebut tidak akan langsung bersisi kepada jumlah pemasaran susu pasteurisasi,

dan kekuatan tawar menawar dari pembeli susu pasteurisasi akan melemah

karena jumlah produk yang disalukan telah disepakati baik itu dari segi jumlah

pemesanan maupun jangka waktu pemesanan yang sudah tertera didalam kontrak

pemasaran. Untuk kedepannya KPS Bogor memiliki kesempatan untuk segera

memperbaiki isi perjanjian job order dan menentukan strategi pemasaran apa

yang tepat dilakukan oleh KPS Bogor untuk dapat meminimalisasi adanya sisi

buruk yang ditimbulkan oleh kebijakan pemerintah tersebut.

Ancaman kedua adalah meningkatnya harga bahan baku susu pasteurisasi.

Hal tersebut menjadi penting karena meningkatnya harga bahan baku tentu saja

akan mempengaruhi biaya produksi dan margin yang akan di terima KPS Bogor.

Dalam hal ini sistem pemasaran dengan job order yang dilakukan oleh KPS

Bogor cenderung merugikan karena dengan adanya job order pihak KPS Bogor

tidak bisa secepatnya merubah harga jual susu kepada konsumen. Namun job

order tetap dipilih oleh KPS Bogor karena job order dinilai lebih banyak

memberikan sisi positif seperti dapat meminimalisir kerugian akibat kerusakan

produk yang tidak laku terjual, karena produk yang diproduksi sesuai pesanan.

Tingkat persaingan antar IPS dan banyaknya produk substitusi dari susu

juga menjadi ancaman di KPS Bogor. Saat ini banyak skali bermunculan produk

olahan susu hal tersebut tentu saja mengagngu pemasaran susu pasteurisasi.

Konsumen akan dihadapkan pada banyanya pilihan produk olahan susu. Sehingga

KPS Bogor harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengikuti selera konsumen.

Dalam hal ini job order dirasakan sebagai strategi yang tepat karena dengan job

order variasi produk dan selera konsumen bukan menjadi prioritas utama.

6.5. Matrik Internal – Eksternal (IE)

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari matrik IFE dan EFE maka dapat

disusun selanjutnya dalam matriks internal-eksternal (IE) sehingga dapat

diketahui posisi perusahaan. Matrik ini selanjutnya bisa digunakan untuk

mempermudah dalam pemilihan alternative strategi. Informasi spesifik tentang

lingkungan internal maupun eksternal perusahaan mengacu pada satu cara untuk

Page 117: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

102

mendapatkan suatu kemampuan strategi antara peluang eksternal dan kekuatan

internal.

TOTAL SKOR IFE

2,927

Kuat Sedang Lemah

4,0 3,0 2,0 1,0

TOTAL

SKOR

EFE

Tinggi

3,0

2,940

Sedang

2,0

Rendah

1,0

I (growth and build

strategis)

II (growth and build

strategis)

III (hold and maintain

strategis)

IV (grow and build

strategis)

V (hold and maintain

strategis)

VI (harvest and divest

strategis)

VII (hold and maintain

strategis)

VIII (harvest and divest

strategis)

IX (harvest and divest

strategis)

Gambar 11. Matriks Internal-Eksternal Sumber : David, 2006

Nilai total skor matrik IFE sebesar 2,927 sedangkan matrik EFE sebesar

2,940 sehingga menempatkan perusahaan pada posisi sel V dalam matrik IE

(gambar 9).posisi ini di sebut Hold and Maintan (jaga dan pertahankan), dan

strategi yang tepat digunakan pada posisi ini adalah strategi penetrasi pasar dan

pengembangan produk (David,2006).

Strategi yang di hasilkan pada matrik IE hanya menghasilkan aIternatif

strategi secara umum tanpa adanya implementasi strategi yang lebih teknis pada

tingkat perusahaan. Oleh karena itu matrik IE dilengkapi oleh matrik SWOT yang

berupa langkah-langkah kongkrit yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan

berdasarkan pengembangan dari matrik IE

6.6. Analisis Matrik SWOT

Berbagai alternatif strategi dapat dirumuskan berdasarkan model analisis

matriks SWOT. Keunggulan dari penggunaan model ini adalah mudah

Page 118: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

103

memformuasikan strategi berdasarkan gabungan faktor eksternal dan internal.

Starategi utama yang dapat disarahkan terdapat empat macam,yaitu;starategi SO,

WO, ST, dan WT. Analisasis ini menggunakan data yang telah diperoleh dari

matriks EFE dan IFE di atas. Hasil analisis matrik SWOT pada KPS Bogor dapat

dilihat pada table 21.

Tabel 21. Matrik SWOT Pemasaran Susu Pasteurisasi di KPS Bogor Tahun 2010

Kekuatan (Sterngth) Kelemahan (Weakness) 1. Kualitas produk yang baik 2. Citra rasa produk yang

beragam 3. Harga produk yang lebih

murah. 4. Saluran distribusi yang

jelas dan pasti 5. Delivery service program 6. Wilayah pemasaran yang

terjagkau 7. SDM yang berkualitas

1. Design produk yang kurang menarik

2. Kegiatan promosi penjualan kurang efektif

3. Ketergantungan jumlah produksi kepada pelanggan

Peluang (Opportunities) Strategi S-O Strategi W-O 1. Penurunan harga

BBM 2. Pangsa pasar susu

pasteurisasi yang luas 3. Tren gaya hidup sehat 4. Loyalitas konsumen 5. Kemajuan teknologi

1. Difersivikasi produk (S1,2,3,4,5,6,7 dan O1,2,3,4,5)

2. Memperluas sistem pemasaran job order (S,3,4,5,6,7,dan O1,2,3,4,5)

1. Memperluas jaringan distribusi melalui kerjasama dengan agen-agen baru dalam bentuk job order (W1,2, dan O1,2,3,4,5,)

2. Melakukan pemasaran langsung ke konsumen akhir. (W3, dan O1,2,3,4,5,)

Ancaman (Threaths) Strategi S-T Strategi W-T 1. Kebijakan pemerintah

mengenai turunnya tarif impor susu menjadi 0 persen

2. Tingkat persaingan IPS

3. Banyaknya produk substitusi dari susu

4. Peningkatan harga bahan baku dari susu

1. Memperluas sistem pemasaran dengan job order (S3,4,5,6,7, dan T1,2,3,)

2. Harga jual peroduk yang lebih murah (S1,2,3,4,5,6 dan T1,2,3)

1. Meningkatkan kegiatan promosi produk (W1,2,3, dan T1,2,3)

Perumusan alternatif strategi yang dapat dipertimbangkan oleh KPS Bogor

dalam memasarkan produk susu pasteurisasi berdasarkan matrik SWOT adalah

sebagai berikut :

a. Strategi S-O

Page 119: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

104

Strategi S-O Merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal

perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang dapat

di lakukan yaitu melakukan diversifikasi produk untuk menarik pelanggan. Susu

pasteurisasi yang dihasilkan oleh KPS Bogor harus memenuhi selera, keinginan

dan kepuasan konsumen dengan tetap mempertahankan kualitas dengan tetap

menghasilkan produk yang berkualitas guna meningkatkan loyalitas konsumen.

Strategi diversifikasi produk yang dilakukan KPS Bogor adalah menambah

citra rasa susu pasteurisasi dan melakukan diversifikasi berupa perbaikan pada

kemasan produk. Citra rasa baru susu pasteurisasi yang dipilih oleh KPS Bogor

adalah susu pasteurisasi rasa blueberry. Rasa ini dipilih berdasarkan banyaknya

permintaan rasa bluberry oleh pelanggan KPS Bogor. Selain itu KPS Bogor

harus memperbaiki atau melakukan diversifikasi terhadap atribut ukuran serta

kemasan produk yang menarik sehingga dapat memberikan kepuasan bagi

pelanggan. Kemasan produk yang ada kurang menarik perlu adanya diversifikasi

produk kemasan agar lebih baik. Selain itu pemberian label dengan kode produksi

dan tanggal kadaluarsa merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan.

Jaminan terhadap kualitas produk dapat meningkat kepuasan konsumen.

Strategi ini lebih menekankan pada penyediaan berbagai macam produk

bagi pembeli potensial. Dasar pemikiran strategi ini adalah bahwa pelanggan

memiliki selera masing-masing dan selera tersebut dapat berubah sepanjang

waktu. Oleh karena itu pelanggan membutuhkan variasi dan perubahan, untuk itu

perusahaan harus mampu memenuhi variasi tersebut (David, 2006). Dengan

konsep ini perusahaan melakukan inovasi yang menghasilkan dan

mengembangkan produk yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai

dengan yang diinginkan oleh pasar. Dalam hal ini inovasi untuk menghasilkan

variasi dan ukuran susu pasteurisasi harus dilakukan dengan tetap

mempertahankan kualitas dan cita rasa yang baik dan disukai oleh konsumen.

Selain itu strategi distribusi dengan sistem job order perlu harus terus

diperluas oleh KPS Bogor karena dengan sistem job order pasar continuitas

produk dan saluran distribusi di KPS Bogor akan lebih pasti serta dapat

meminimalisir sisi kerugian akibat belum menguasai pasar.

Page 120: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

105

b. Strategi W-O

Memperluas jaringan distribusi juga menjadi strategi yang ditawarkan

untuk meningkatkan jangkauan pemasaran produk. Strategi ini dapat dilakuan

dengan mencari agen-agen baru diluar wilayah pemasaran yang sudah ada dengan

menerapkan sistem job order. Penambahan jaringan distribusi harus diikuti

dengan penentuan segmentasi yang tepat, seperti segmentasi konsumen

berdasarkan psikografis, demografis, geografis atau perilaku, sehingga produk

yang ditawarkan tepat sasaran. Job order dirasakan menguntungkan untuk

dijalankan karena continuitas produksi lebih terjamin dan biaya promosi yang

lebih murah

Dalam melakukan pendistribusian perusahaan juga dapat melakukan

penjualan langsung ke konsumen akhir dengan memperlihatkan posisi

penempatan produk yang semenarik mungkin, mudah dijangkau dan mengikuti

selera konsumen. Penjualan ke konsumen langsung dinilai menguntungkan

karena KPS Bogor dapat melakukan produksi dan pemasaran sesuai kapasitas

yang dimilikinya dan tidak hanya tergantung pada permintaan konsumen.

c. Strategi S-T

Strategi ini bertujuan untuk menghindari atau mengurangi sisi dari

ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan internal yang ada. Strategi

yang dapat dilakukan dengan menggunakan memperluas sistem pemasaran

dengan job order. Job order dirasakan dapat meminimalisasi ancaman yang ada

diluar KPS Bogor. Dengan adanya sistem pemasaran dengan job order KPS

Bogor memiliki pasar yang pasti dan countinuitas produksi lebih terjamin.

Strategi harga jual produk yang relatif lebih murah dibandingkan dengan

pesaing yang telah digunakan oleh perusahaan perlu ditingkatkan untuk menarik

konsumen. Dengan adanya harga jual produk yang rendah atau sama dengan

pesaing akan memberikan peluang kepada konsumen baru dalam menentukan

produk yang akan dipilih.

d. Strategi W-T

Strategi W-T adalah strategi yang berusaha untuk meminimalkan

kelemahan yang dimiliki serta dapat menghindari ancaman dari luar. Alternatif

strategi yang dapat dilakukan dengan melakukan promosi produk yang lebih

Page 121: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

106

gencar dan efektif. Kegiatan promosi yang dilakukan selama ini hanya sebatas

mengikuti bazaar dan pameran-pameran dagang yang diadakan dan diikuti oleh

Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kota Bogor serta promosi dengan membuat

pamflet yang disebar disetiap sekolah dan papan-papan pengumuman di sekitar

Bogor harus ditingkatkan. Selain itu promosi yang dapat dilakukan oleh KPS

Bogor diantaranya adalah menyediakan brosur yang menarik dan disebarkan di

tempat penjualan ataupun ketika pameran berlangsung, dan memanfaatkan

teknologi internet untuk mengkomunikasikan susu pasteurisasi yang di produksi

KPS Bogor kepada konsumen, serta melakukan penataan di garai

swalayan/supermarket. Selain itu promosi ini juga dapat dimaksimalkan dengan

penjualan melalui personal selling dengan biaya yang relative lebih rendah serta

melakukan kerjasama dengan beberapa rumah makan restoran, serta pabrik.

6.7. Matriks Quantitative Strategic Planning (matriks QSPM)

Tahapan akhir dari perumusan strategik adalah pemilihan strategi terbaik

dengan menggunakan alat analisis QSPM bertujuan untuk memperoleh alternative

strategi yang terbaik dan dapat diimplementasikan KPS Bogor berdasarkan arah

kebijakan dan kondisi riil usaha KPS Bogor tersebut. Matriks QSPM dibuat

berdasarkan faktor-faktor utama internal dan eksternal pada matriks EFE, IFE, IE

serta matriks SWOT.

Pada matriks QSPM terdapat nilai AS dan TAS. Nilai AS diperoleh

diperoleh melalui kuisioner dan ditunjukkan kepada manajer KPS Bogor.

Responden ini memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai perkembangan

KPS Bogor dan salah satu orang yang peduli terhadap perkembangan unit usaha

peternakan ini. Perhitungan matriks QSPM dapat dilihat pada lampiran :

Strategi 1 : Diversifikasi produk

Strategi 2 : Memperluas jaringan distribusi melaui kerjasama dengan agen-agen

baru dalam bentuk job order (TAS = 5,523)

Strategi 3 : Melakukan pemasaran langsung kekonsumen akhir

Strategi 4 : Memperluas sistem pemasaran dengan job order

Strategi 5 : Meningkatkan kegiatan promosi produk

Strategi 6 : Harga jual produk yang lebih murah

Page 122: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

107

Berdasarkan hasil penilaian dari matriks QSPM, maka diperoleh urutan

strategi yang nilai TAS-nya paling tinggi hingga paling rendah. Dari urutan

tersebut dapat dihasilkan strategi yang paling menarik untu diimplementasikan

oleh KPS Bogor sesuai dengan wewenang manejer. Perumusan strategi ini hanya

sampai tahap informasi strategi. Adapun urutan strategi tersebut adalah sebagai

berikut :

Strategi 1 : Diversifikasi produk (TAS = 5,711)

Strategi 2 : Memperluas jaringan distribusi melaui kerjasama dengan agen-agen

baru dalam bentuk job order (TAS = 5,523)

Strategi 5 : Meningkatkan kegiatan promosi promosi produk (TAS = 5,430)

Strategi 4 : Memperluas sistem pemasaran job order (TAS =5,271)

Strategi 3 : Melakukan pemasaran langsung kekonsumen akhir (TAS =

4,978)

Strategi 6 : Harga jual produk yang lebih murah (TAS = 4,649)

v Bauran Pemasaran

Alternatif strategi yang diprioritaskan melalui matrik QSPM diharapkan

dapat membantu KPS Bogor untuk memaksimalkan keuntungannya. Selain itu,

untuk mendukung keberhasilan strategi yang akan diterapkan maka beberapa

pelaksanaan bauran pemasaran yang selama ini telah dilakukan oleh KPS Bogor

perlu diperhatikan sesuai dengan hasil penilaian pelanggan agar dapat

memberikan kepuasan bagi pelanggan. Alternatif yang memiliki TAS yang paling

tinggi, diprioritaskan untuk diterapkan dalam jangka waktu pendek, tetapi dalam

waktu jangka panjang diharapkan semua strategi tersebut dapat diterapkan untuk

meningkatkan keuntungan perusahaan.

Berdasarkan analisis melalui matrik QSPM diperoleh bahwa melakukan

diversifikasi produk merupakan strategi yang paling baik digunakan dalam

memasarkan produk susu pasteurisasi dengan jumlah skor TAS sebesar 5,711.

Diversifikasi produk bisa dijadikan strategi pemasaran yang paling efektif

digunakan di KPS Bogor dengan dasar KPS Bogor telah memiliki produk susu

pasteurisasi yang telah berada pada tahap dewasa atau dalam matrik IE telah

menempati kuadran V (hold dan maintance), strategi ini idealnya digunakan untuk

Page 123: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

108

menarik pelanggan yang puas untuk mencoba produk baru (yang telah diperbaiki).

Selain itu strategi pengembangan produk ini cocok dijalankan oleh perusahaan

yang bersaing dalam satu industri yang memiliki industri yang memiliki teknologi

yang cepat, dan menawarkan produk dengan kualitas yang lebih baik

dibandingkan pesaing.

Strategi diversifikasi produk yang dilakukan KPS Bogor adalah menambah

citra rasa susu pasteurisasi dan melakukan diversifikasi berupa perbaikan pada

kemasan produk. Citra rasa baru susu pasteurisasi yang dipilih oleh KPS Bogor

adalah susu pasteurisasi rasa blueberry. Rasa ini dipilih berdasarkan banyaknya

permintaan rasa bluberry oleh pelanggan KPS Bogor. Kemasan produk yang

simple dan sangat sederhana yang hanya berlebel Bogor Milk juga harus

diperbaiki, perbaikan tersebut akan dilakukan dengan pemberian kandungan

komposisi susu pasteurisasi, tanggal kadaluarsa, dan label halal pada kemasan.

Selain itu dari hasil analisis QSPM diperoleh bahwa sistem pemasaran

dengan job order dinilai lebih menguntungkan dibandingkan dengan sistem

pemasaran biasa hal tersebut telah dibuktikan dalam analisi yang telah dilakukan

melalui matrik QSPM, pemasaran dengan job order memiliki nilai TAS yang

lebih tinggi dengan jumlah 5,271, sedangkan pemasaran tanpa job order memiliki

nilai TAS hanya 4,978. Hal ini disebabkan karena berdasarkan fakta yang ada job

order memberikan banyak keuntungan bagi KPS Bogor diantaranya dengan

adanya job order countinuitas pemasaran susu pasteurisasi lebih terjamin, pasar

lebih pasti, dapat meminimalisasi biaya promosi, dapat meminimalisir resiko

kerugian akibat belum menguasai pasar, serta meminimalisasi resiko kerugian

susu pasteurisasi yang rusak akibat tidak laku terjual. Selain memberikan

keuntungan job order di KPS Bogor juga memberikan kerugian diantaranya

menimbulkan ketergantungan produksi kepada pelanggan. Namun sampai

saat ini sistem pemasaran dengan job order dinilai lebih banyak memberikan sisi

positif di KPS Bogor dibandingkan menggunakan sistem pemasaran biasa.

Page 124: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

109

BAB VII Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan Saran

Sistem pemasaran di KPS Bogor dilakukan dalam bentuk job order. Job

order merupakan sistem penjualan produk berdasarkan pemesanan (order) dari

pelanggan. Job order di KPS Bogor memberikan banyak keuntungan diantaranya

dengan adanya job order kontinuitas pemasaran susu pasteurisasi lebih terjamin,

pasar lebih pasti, dapat meminimalisasi biaya promosi, dapat meminimalisir risiko

kerugian akibat belum menguasai pasar, serta meminimalisasi risiko kerugian

susu pasteurisasi yang rusak akibat tidak laku terjual. Selain memberikan

keuntungan job order di KPS Bogor juga memberikan kerugian diantaranya

menimbulkan ketergantungan produksi kepada pelanggan. Namun sampai saat ini

sistem pemasaran dengan job order dinilai lebih banyak memberikan keuntungan

di KPS Bogor dibandingkan menggunakan sistem pemasaran biasa.

Pemasaran susu pasteurisasi yang diproduksi KPS Bogor dipengaruhi oleh

kondisi internal dan eksternal yang ada. Kondisi internal tersebut mencakup

kekuatan KPS bogor seperti kualitas produk yang baik, SDM yang berkualitas,

saluran distribusi yang jelas dan pasti, harga jual produk yang lebih murah, citra

rasa produk yang beragam, wilayah pemasaran yang terjangkau dan delivery

service programe dan kelemahan yang ada di KPS Bogor yaitu ketergantungan

jumlah produksi kepada pelanggan, kegiatan promosi penjualan yang kurang

efektif dan design produk yang kurang menarik. Sedangkan kondisi eksternal

perusahaan mencakup peluang yang terdiri dari pangsa pasar susu pasteurisasi

yang masih luas, loyalitas konsumen, kemajuan teknologi, tren gaya hidup sehat,

penurunan harga BBM, dan ancaman yang terdiri dari kebijakan tarif impor

menjadi 0 persen, peningkatan harga bahan baku susu pasteurisasi, tingkat

persaingan industri pengolahan susu yang kompetitif, banyaknya produk

substitusi susu pasteurisasi.

Hasil analisis IFE menunjukan KPS Bogor memiliki posisi internal yang

stabil dengan faktor kekuatan yang paling berpengaruh adalah kualitas produk

yang baik, sedangkan faktor kelemahan adalah ketergantungan jumlah produksi

kepada pelanggan. Hasil EFE terhadap lingkungan eksternal didapat faktor

Page 125: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

110

peluang yang mempengaruhi pemasaran adalah pangsa pasar yang masih luas

serta ancaman yang dihadapi oleh KPS Bogor adalah kebijakan pemerintah

mengenai turunnya tarif impor susu menjadi 0 persen.

Hasil analisis menggunakan matrik Internal-Eksternal (IE) menunjukan

KPS Bogor berada pada posisi kuadran ke V. Posisi ini disebut Hold and

Maintain (pertahankan dan pelihara). Strategi yang tepat digunakan pada posisi ini

adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil analisis matrik

SWOT menunjukan alternatif strategi pemasaran yang digunakan oleh KPS Bogor

yaitu: diversifikasi produk, menambah jaringan distribusi melalui kerjasama

dengan agen-agen baru dalam bentuk job order, melakukan pemasaran langsung

ke konsumen akhir, memperluas sistem pemasaran dengan job order,

meningkatkan kegiatan promosi dan harga jual produk yang lebih murah.

Berdasarkan hasil analisis menggunakan matrik QSPM maka strategi yang

disarankan untuk dilakukan oleh KPS Bogor adalah diversifikasi produk. Strategi

diversifikasi produk yang dilakukan adalah menambah citra rasa baru susu

pasteurisasi dengan rasa blueberry. Selain itu melakukan perbaikan terhadap

kemasan produk. Perbaikan tersebut akan dilakukan dengan pemberian keterangan

komposisi susu pasteurisasi, tanggal kadaluarsa, dan label halal pada kemasan.

Page 126: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

111

DAFTAR PUSTAKA

BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2010. Kota Bogor Dalam Angka Bogor.

BPS Kota Bogor

Saragih. 2010. Kondisi Persususan Nasional. Bisnis Indonesia.

Ardi Yoseph. 2003. Analisis Bauran Pemasaran Teh Pada CV. Teh Cibinong Jawa Barat. Bogor.

Bage, et all. 2009. Revitalisasi Peranan Persusuan Nasional. Departemen Pertanian Republik Indonesia. Jakarta

Dani. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Perusahaan Roti Merek “Sari Roti dan Boti”. Bogor.

David. R. 2006. Manajemen Strategi. Jakarta.

Halim, Asmita Y. 2009. Optimalisasi Produksi Susu Pasteurisasi di Koperasi Susu Sintari Desa Gunung Perak, kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan. Skripsi Pada Departemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Kharisma Mawar W. 2009. Optimalisasi Produksi Susu Pasteurisasi DI KPBS Pangalengan Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Makalah Seminar Pada Departemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor

Kotler Philip dan Amstrong Gary. 1997. Dasar-dasar Pemasaran Jilid 2. Jakarta:

PT Prenhallindo.

.................. dan Keller Lake K. 2007. Manajemen Pemasaran Edisi 12. Jakarta: PT Indeks

Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Pada Rapat Anggota Tahunan Tutup Buku KPS Bogor. 2008.

Maulina. 2008. Strategi Pengembangan Usaha pada Death By Chocolate & Spageti Restaurant Kota Bogor Jawa Barat. Bogor.

Mulyani Ani. 2009. Analisis Strategi Bauran Pemasaran Tauco Cap Biruang Cianjur, Jawa Barat. Bogor.

Page 127: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

112

Ramdan Aulia 2009. Analisis Strategi Pengembangan KUD (Koperasi Unit Desa) Giri Tani Kec.Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Rangkuti, F. 2006. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis. Cetakan ke lima belas. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Risman. 2009. Strategi Pemasaran Produk Dafa Yoghurt Pada Unit Pengolahan Peternakan Yayasan Darul Fallah Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Bogor

Sulaeman. Aman. 2003. Membesarkan Koperasi Peternakan Bermodalkan Amanah. KPBS Pangalengan Bandung.

Susanti. 2006. Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Pemasaran Lokal Produk Teh Hitam. Bogor

Tagor Ricky. 2004. Kajian Strategi Pengembangan Usaha Susu Pasteurisasi Pada

Firma Surya Dairy Farm, Jakarta. Bogor

Page 128: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

113

LAMPIRAN

Page 129: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

114

Lampiran 1. Mesin dan Peralatan Unit Pengolahan Susu di KPS Bogor

Milkcan Dump

Latoscan Colling Unit

Pompa Air Clean In Place

Truk Fuso

Page 130: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

115

Lampiran 2. Kuisioner Penelitian IFE dan EFE

KUESIONER PENELITIAN

PENENTUAN BOBOT DAN RATING FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

IDENTITAS RESPONDEN

Nama : …………………………

Pekerjaan/Jabatan : ……..…………………..

Saya sangat berharap agar Bapak/Ibu dapat mengisinya secara objektif dan benar adanya, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga diperlukan data yang valid dan akurat. Judul skripsi yang telah disetujui adalah :

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SUSU PASTEURISASI

DI KOPERASI PRODUKSI SUSU (KPS) BOGOR,

JAWA - BARAT

Peneliti

NADIA MEISYA

H34086061

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 131: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

116

PENENTUAN FAKTOR INTERNAL DAN PENENTUAN RATING TERHADAP

FAKTOR-FAKTOR INTERNAL

Tujuan :

1. Menentukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukkan ke dalam kelompok

kekuatan dan kelemahan dalam strategi pemasaran susu pasteurisasi di KPS Bogor.

2. Penentuan peringkat (rating) bertujuan untuk mengukur pengaruh masing-masing

variabel terhadap kondisi lingkungannya. Variabel faktor internal ini terdiri dari

faktor kekuatan yang dapat dimanfaatkan dan faktor kelemahan yang mungkin dapat

diatasi dengan strategi pemasaran susu pasteurisasi di KPS Bogor.

Petunjuk Pengisian :

1. Berikan tanda (√) pada kolom kekuatan, jika faktor tersebut menjadi kekuatan dalam

strategi pemasaran susu pasteurisasi di KPS Bogor

2. Berikan tanda (√) pada kolom kelemahan jika faktor tersebut menjadi kelemahan

dalam strategi pemasaran susu pasteurisasi di KPS Bogor

3. Tentukan nilai peringkat (rating) dengan memberikan tanda (√) terhadap faktor-

faktor kekuatan dan kelemahan dalam strategi pemasaran susu pasteurisasi di KPS

Bogor. Penentuan nilai rating berdasarkan pada ketentuan berikut.

Identitas Kepentingan Definisi Nilai

4* Jika faktor tersebut kekuatan utama bagi perusahaan 3* Jika faktor tersebut kekuatan kecil bagi perusahaan

2** Jika faktor tersebut kelemahan kecil bagi perusahaan 1** Jika faktor tersebut kelemahan besar bagi perusahaan

* : nilai untuk faktor-faktor kekuatan

** : nilai untuk faktor-faktor kelemahan

Page 132: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

117

Faktor –faktor Strategi Internal

Analisis Strategi Internal

Faktor-faktor Srategis Internal

No Kekuatan Peringkat/ rating

1 2 3 4 1. Kualitas produk yang baik 2. Citra rasa produk yang beragam 3. Harga jual produk yang lebih murah

dibanding pesaing

4. Saluran distribusi yang jelas dan pasti 5. Delivery Service Programe 6. Wilayah pemasaran yang terjangkau 7. SDM yang berkualitas Kelemahan

8. Design produk kurang menarik 9. Kegiatan promosi penjualan kurang

efektif

10. Ketergantungan jumlah produksi kepada pelanggan

PENENTUAN FAKTOR EKSTERNAL DAN PENENTUAN RATING

TERHADAP FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL

Tujuan :

1. Menentukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukkan ke dalam kelompok

peluang dan ancaman dalam strategi pemasaran susu pasteurisasi di KPS Bogor.

Penentuan peringkat (rating) bertujuan untuk mengukur pengaruh masing-masing

variabel terhadap kondisi lingkungannya. Variabel faktor internal ini terdiri dari

faktor peluang yang dapat dimanfaatkan dan faktor ancaman yang mungkin dapat

diatasi dengan strategi pemasaran susu pasteurisasi di KPS Bogor

Petunjuk Pengisian :

1. Berikan tanda (√) pada kolom peluang, jika faktor tersebut menjadi peluang dalam

strategi pemasaran susu pasteurisasi di KPS Bogor

2. Berikan tanda (√) pada kolom ancaman jika faktor tersebut menjadi ancaman dalam

strategi pemasaran susu pasteurisasi di KPS Bogor.

3. Tentukan nilai peringkat (rating) dengan memberikan tanda (√) terhadap faktor-

faktor peluang dan ancaman dalam strategi pemasaran susu pasteurisasi di KPS

Bogor. Penentuan nilai rating berdasarkan pada ketentuan berikut.

Page 133: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

118

Identitas Kepentingan Definisi Nilai

4 Jika faktor tersebut sangat kuat/ sangat sulit diatasi bagi perusahaan

3 Jika faktor tersebut kuat/sulit diatasi perusahaan 2 Jika faktor lemah/ mudah diatasi perusahaan umum

1 Jika faktor sangat lemah / sangat mudah diatasi perusahaan

Faktor- faktor Srategis Eksternal

Faktor- Faktor strategi Eksternal

No Peluang Peringkat/ rating

1 2 3 4 1. Penurunan harga BBM 2. Pangsa pasar susu

pasteurisasi yang masih luas

3. Tren gaya hidup sehat 4 Loyalitas konsumen 5. Kemajuan teknologi Ancaman 6 Kebijakan pemerintah

mengenai turunnya tarif impor susu menjadi 0%

7. Tingkat persaingan industri pengolahan susu yang kompetitif

8. Banyaknya produk subtitusi susu pasteurisasi

9. Peningkatan harga bahan baku susu pasteurisasi

PEMBOBOTAN FAKTOR INTERNAL

(KEKUATAN DAN KELEMAHAN) Tujuan :

Mendapatkan penilaian para responden terhadap faktor internal mengenai tingkat

kepentingan suatu faktor-faktor strategis dalam strategi pemasaran susu pasteurisasi pada

KPS Bogor. Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot

terhadap seberapa besar faktor strategi tersebut menentukan strategi pemasaran susu

pasteurisasi.

Petunjuk Pengisian :

1. Pemberian nilai diberikan berdasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua

faktor secara relative berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap strategi

pemasaran susu pasteurisasi

Page 134: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

119

2. Pemberian bobot untuk pengisian kolom pada setiap faktor-faktor yang

dibandingkan menggunakan skala 1, 2, dan 3 dimana ketentuan skala tersebut

berdasarkan kriteria sebagai berikut :

1 = Jika faktor strategi eksternal atau internal pada baris / horizontal kurang penting

daripada faktor strategis eksternal atau internal pada kolom / vertikal.

2 = Jika faktor strategi eksternal atau internal pada baris / horizontal sama penting

daripada faktor strategis eksternal atau internal pada kolom / vertikal.

3 = Jika faktor strategi eksternal atau internal pada baris / horizontal lebih penting

daripada faktor strategis eksternal atau internal pada kolom / vertikal.

3. Contoh : jika anda beranggapan bahwa baris A kurang penting dibandingkan kolom

B, maka isilah dengan angka 1.

4. Bagian yang diwarnai tidak perlu diisi.

Matriks Banding Berpasangan Untuk Faktor Internal

PEMBOBOTAN FAKTOR EKSTERNAL

(PELUANG DAN ANCAMAN)

Tujuan :

Mendapatkan penilaian para responden terhadap faktor eksternal mengenai

tingkat kepentingan suatu faktor-faktor strategis dalam strategi pemasaran susu

pasteurisasi di KPS Bogor. Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberian

Faktor-faktor Strategis Internal

A B C D E F G H I J Total Xi

Kekuatan

Kualitas produk yang baik

Citra rasa produk yang beragam

Harga jual produk yang lebih murah dibanding pesaing

Saluran distribusi yang jelas dan pasti

Delivery Service Program

Wilayah pemasaran yang terjangkau

SDM yang berkualitas

Kelemahan Design produk kurang menarik

Kegiatan promosi penjualan kurang efektif

Ketergantungan jumlah produksi kepada pelanggan

Page 135: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

120

bobot terhadap seberapa besar faktor strategi tersebut menentukan strategi pemasaran

susu pasteurisasi.

Petunjuk Pengisian :

1. Pemberian nilai diberikan berdasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua

faktor secara relative berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap strategi

pemasaran susu pasteurisasi.

2. Pemberian bobot untuk pengisian kolom pada setiap faktor-faktor yang

dibandingkan menggunakan skala 1, 2, dan 3 dimana ketentuan skala tersebut

berdasarkan kriteria sebagai berikut :

1 = Jika faktor strategi eksternal atau internal pada baris / horizontal kurang penting

daripada faktor strategis eksternal atau internal pada kolom / vertikal.

2 = Jika faktor strategi eksternal atau internal pada baris / horizontal sama penting

daripada faktor strategis eksternal atau internal pada kolom / vertikal.

3 = Jika faktor strategi eksternal atau internal pada baris / horizontal lebih penting

daripada faktor strategis eksternal atau internal pada kolom / vertikal.

3. Contoh : jika anda beranggapan bahwa baris A kurang penting dibandingkan kolom

B, maka isilah dengan angka 1.

4. Bagian yang diwarnai seperti tidak perlu diisi.

Matriks Banding Berpasangan Untuk Faktor Eksternal Faktor-faktor Strategis Eksternal

A B C D E F G H I Total Xi

Peluang Penurunan harga BBM Pangsa pasar susu pasteurisasi yang masih luas

Tren gaya hidup sehat Loyalitas konsumen Kemajuan teknologi Ancaman Kebijakan pemerintah mengenai turunnya tarif impor susu menjadi 0%

Tingkat persaingan industri pengolahan susu yang kompetitif

Banyaknya produk subtitusi susu pasteurisasi

Peningkatan harga bahan baku susu pasteurisasi

Page 136: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

121

Lampiran 3. Kuisioner Penelitian QSPM

KUESIONER PENELITIAN

PENENTUAN NILAI DAYA TARIK PADA STRATEGI

IDENTITAS RESPONDEN

Nama : …………………………

Pekerjaan/Jabatan : ……..…………………..

Saya sangat berharap agar Bapak/Ibu dapat mengisinya secara objektif dan benar adanya, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga diperlukan data yang valid dan akurat. Judul skripsi yang telah disetujui adalah :

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SUSU PASTEURISASI

DI KOPERASI PRODUKSI SUSU (KPS) BOGOR,

JAWA - BARAT

Peneliti

NADIA MEISYA

H34086061

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 137: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

122

Tujuan : Menentukan alternatif strategi terbaik.

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam matriks QSP :

7. Membuat daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan. Input datanya

dari matriks IFE dan EFE yang dibuat terdahulu.

8. Memberi bobot untuk setiap faktor eksternal dan internal kunci. Bobot ini

identik dengan yang dipakai dalam matriks EFE dan matriks IFE.

9. Mengindentifikasi strategi alternatif yang diperoleh dari analisis SWOT yang

layak untuk diimplementasikan.

10.

Identitas Strategi Definisi Strategi 1 Difersivikasi produk

2 Menambah jaringan distribusi melalui kerjasama dengan agen-agen baru dalam bentuk job order

3 Melakukan pemasaran langsung ke konsumen akhir 4 Mempertahankan sisitem job order

5 Melakukan promosi produk yang lebih gencar dan efektif

6 Harga jual produk yang lebih murah

10. Menetapkan nilai daya tarik (AS) untuk masing-masing strategi alternatif

yang terpilih.

Identitas Kepentingan Definisi Nilai 4 Jika streategi tersebut sangat menarik bagi perusahaan 3 Jika faktor tersebut cukup menarik bagi perusahaan 2 Jika faktor tersebut agak menarik bagi perusahaan 1 Jika faktor tersebut tidak menarik bagi perusahaan

11. Menghitung TAS (Total Nilai Daya Tarik). TAS yang diperoleh dari

perkalian bobot dan Nilai Daya Tarik (AS) dalam setiap baris. TAS

menunjukkan daya relatif dari setiap strategi alternatif, dengan

mempertimbangkan dampak dari faktor keberhasilan kritis eksternal atau

internal yang berdekatan.

12. Menghitung jumlah Total Nilai Daya Tarik dengan menjumlahkan TAS

dimasing-masing kolom strategi QSPM. Jumlah Total Nilai Daya Tarik

mengungkapkan strategi yang paling menarik dalam masing-masing

rangkaian alternatif.

Page 138: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

123

Analisis Strategi QSPM

Faktor-faktor Srategis Internal

No Kekuatan Nilai Daya Tarik (AS)

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Strategi 6

1. Kualitas produk yang baik

2. Citra rasa produk yang beragam

3. Harga jual produk yang lebih murah dibanding pesaing

5 Saluran distribusi yang jelas dan pasti

6 Delivery Service Program

7 Sistem pemasaran dengan job order

8 Wilayah pemasaran yang terjangkau

9. SDM yang berkualitas Kelemahan 9 Design produk kurang

menarik

10 Kegiatan promosi penjualan kurang efektif

11 Ketergantungan jumlah produksi kepada pelanggan

Total Nilai Daya Tarik (TAS)

Faktor- Faktor strategi Eksternal

No Peluang Nilai Daya Tarik (AS)

Strategi 1

Strategi 2

Strategi 3

Strategi 4

Strategi 5

Strategi 6

1. Penurunan harga BBM 2. Pangsa pasar susu

pasteurisasi yang masih luas

3. Tren gaya hidup sehat 4 Loyalitas konsumen 5. Kemajuan teknologi Ancaman 6 Kebijakan pemerintah

mengenai turunnya tarif impor susu menjadi 0%

7. Tingkat persaingan industri pengolahan susu yang kompetitif

8. Banyaknya produk subtitusi susu pasteurisasi

9. Peningkatan harga bahan baku susu pasteurisasi

Total Nilai Daya Tarik (TAS)

Page 139: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

124

Lampiran 4. Pembobotan Faktor Internal

RESPONDEN 1

Faktor-faktor Strategis Internal A B C D E F G H I J

Total Bobot Xi

Kekuatan Kualitas produk yang baik 3 3 2 3 3 2 3 2 2 23 0,128 Citra rasa produk yang beragam 1 2 1 3 1 3 2 1 1 15 0,083 Harga jual produk yang lebih murah dibanding pesaing 1 2 1 3 1 1 1 1 1

12 0,067

Saluran distribusi yang jelas dan pasti 2 3 3 3 2 1 3 1 1 19 0,106 Delivery Service Program 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0,050 Wilayah pemasaran yang terjangkau 1 3 3 2 3 1 2 1 1 17 0,094 SDM yang berkualitas 2 1 3 3 3 3 3 2 3 23 0,128 Kelemahan 0 Design produk kurang menarik 1 2 3 1 3 2 1 3 3 19 0,106 Kegiatan promosi penjualan kurang efektif 2 3 3 3 3 3 2 1 2 22 0,122 Ketergantungan jumlah produksi kepada pelanggan 2 3 3 3 3 3 1 1 2

21 0,117

TOTAL 180 1,000

RESPONDEN 2

Faktor-faktor Strategis Internal A B C D E F G H I J

Total Bobot Xi

Kekuatan Kualitas produk yang baik 3 3 3 3 3 2 3 1 1 22 0,124 Citra rasa produk yang beragam 1 3 1 3 3 3 3 3 3 23 0,129 Harga jual produk yang lebih murah dibanding pesaing 1 1 1 3 1 3 1 3 3

17 0,096

Saluran distribusi yang jelas dan pasti 1 3 3 1 1 2 1 2 1 15 0,084 Delivery Service Program 1 1 1 3 2 2 1 3 3 17 0,096 Wilayah pemasaran yang terjangkau 1 1 3 3 2 3 2 3 3 21 0,118 SDM yang berkualitas 2 1 1 2 2 1 1 2 2 14 0,079 Kelemahan Design produk kurang menarik 1 1 3 3 3 2 3 3 3 22 0,124 Kegiatan promosi penjualan kurang efektif 3 1 1 2 1 1 2 1 2 14 0,079 Ketergantungan jumlah produksi kepada pelanggan 3 1 1 1 1 1 2 1 2

13 0,073

TOTAL 178 1,000 RESPONDEN 3

Faktor-faktor Strategis Internal A B C D E F G H I J

Total Bobot Xi

Kekuatan Kualitas produk yang baik 3 3 1 3 3 1 2 2 2 20 0,110 Citra rasa produk yang beragam 1 1 1 3 2 1 1 1 1 12 0,066 Harga jual produk yang lebih murah dibanding pesaing 1 3 3 1 3 2 1 1 1 1

17 0,094

Saluran distribusi yang jelas dan pasti 3 3 3 3 3 1 2 1 1 20 0,110 Delivery Service Program 1 1 1 1 2 1 1 1 1 10 0,055 Wilayah pemasaran yang terjangkau 1 2 2 1 2 1 1 1 1 12 0,066 SDM yang berkualitas 3 3 3 3 3 3 2 2 2 24 0,133 Kelemahan Design produk kurang menarik 2 3 3 3 3 3 2 2 1 22 0,122 Kegiatan promosi penjualan kurang efektif 2 3 3 3 3 3 2 2 1 22 0,122 Ketergantungan jumlah produksi kepada pelanggan 2 3 3 3 3 3 2 2 1

22 0,122

TOTAL 181 1,000

Page 140: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

125

Lampiran 5. Pembobotan Faktor Eksternal RESPONDEN 1

Faktor-faktor Strategis Eksternal A B C D E F G H I Total Bobot

Xi Peluang

Penurunan harga BBM 1 1 1 1 2 1 2 1 10 0,068

Pangsa pasar susu pasteurisasi yang masih luas 3 3 2 3 2 2 3 2 20

0,136 Tren gaya hidup sehat 3 1 2 1 2 1 1 1 12 0,082 Loyalitas konsumen 3 2 2 3 3 3 1 2 2 21 0,143 Kemajuan teknologi 3 1 3 1 1 1 1 2 13 0,088 Ancaman Kebijakan pemerintah mengenai turunnya tarif impor susu menjadi 0%

2 2 2 1 3 2 3 1 16 0,109

Tingkat persaingan industri pengolahan susu yang kompetitif 3 2 3 3 3 2 3 3 22 0,150

Banyaknya produk subtitusi susu pasteurisasi 2 1 3 2 3 1 1 1 14 0,095 Peningkatan harga bahan baku susu pasteurisasi 3 2 3 2 2 3 1 3 19 0,129

TOTAL 147 1,000

RESPONDEN 2

Faktor-faktor Strategis Eksternal A B C D E F G H I Total Bobot

Xi Peluang Penurunan harga BBM 2 1 2 2 2 2 1 2 14 0,095

Pangsa pasar susu pasteurisasi yang masih luas 2 1 1 3 3 3 2 3 18

0,122 Tren gaya hidup sehat 3 3 3 3 3 3 2 1 21 0,143 Loyalitas konsumen 2 3 1 3 3 3 3 1 3 22 0,150 Kemajuan teknologi 2 1 1 1 2 3 1 2 13 0,088 Ancaman Kebijakan pemerintah mengenai turunnya tarif impor susu menjadi 0%

2 1 1 1 2 2 1 2 12

0,082 Tingkat persaingan industri pengolahan susu yang kompetitif 2 1 1 1 1 2 1 2 11 0,075 Banyaknya produk subtitusi susu pasteurisasi 3 2 2 3 3 3 3 3 22

0,150 Peningkatan harga bahan baku susu pasteurisasi 2 1 3 1 2 2 2 1 14 0,095 TOTAL 147 1,000

RESPONDEN 3.

Faktor-faktor Strategis Eksternal A B C D E F G H I Total Bobot

Xi Peluang

Penurunan harga BBM 1 1 2 2 1 1 2 1 11 0,075

Pangsa pasar susu pasteurisasi yang masih luas 3 2 2 2 1 3 3 1 17

0,116 Tren gaya hidup sehat 3 2 2 2 1 3 3 1 17 0,116 Loyalitas konsumen 2 2 2 3 2 1 3 3 1 19 0,129 Kemajuan teknologi 2 2 2 2 1 2 2 1 14 0,095 Ancaman Kebijakan pemerintah mengenai turunnya tarif impor susu menjadi 0%

3 3 3 3 3 3 3 2 23 0,156

Tingkat persaingan industri pengolahan susu yang kompetitif 3 1 1 1 2 1 2 1 12 0,082

Banyaknya produk subtitusi susu pasteurisasi 2 1 1 1 2 1 2 1 11 0,075

Peningkatan harga bahan baku susu pasteurisasi 3 3 3 3 3 2 3 3 23 0,156

TOTAL 147 1,000

Page 141: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

126

Lampiran 6. Analisis Bobot Responden BOBOT

Faktor-faktor Strategis Internal Bobot Bobot Bobot Bobot/ Responden R1 R2 R3

Kekuatan

Kualitas produk yang baik 0,128 0,124 0,110 0,121

Citra rasa produk yang beragam 0,083 0,129 0,066 0,093 Harga jual produk yang lebih murah dibanding pesaing 0,067 0,096 0,094 0,085 Saluran distribusi yang jelas dan pasti 0,106 0,084 0,110 0,100 Delivery Service Program 0,050 0,096 0,055 0,067 Wilayah pemasaran yang terjangkau 0,094 0,118 0,066 0,093 SDM yang berkualitas 0,128 0,079 0,133 0,113 Kelemahan 0,000 Design produk kurang menarik 0,106 0,124 0,122 0,117 Kegiatan promosi penjualan kurang efektif 0,122 0,079 0,122 0,107 Ketergantungan jumlah produksi kepada pelanggan 0,117 0,073 0,122 0,104 Total 1,000 1,000 1,000 1,000

Faktor-faktor Strategis Eksternal Bobot Bobot Bobot Bobot/ Responden R1 R2 R3 Peluang

Penurunan harga BBM 0,068 0,095 0,075 0,079

Pangsa pasar susu pasteurisasi yang masih luas 0,136 0,122 0,116 0,125 Tren gaya hidup sehat 0,082 0,143 0,116 0,113 Loyalitas konsumen 0,143 0,150 0,129 0,141 Kemajuan teknologi 0,088 0,088 0,095 0,091 Ancaman 0,000 Kebijakan pemerintah mengenai turunnya tarif impor susu menjadi 0% 0,109 0,082 0,156 0,116 Tingkat persaingan industri pengolahan susu yang kompetitif 0,150 0,075 0,082 0,102 Banyaknya produk subtitusi susu pasteurisasi 0,095 0,150 0,075 0,107 Peningkatan harga bahan baku susu pasteurisasi 0,129 0,095 0,156 0,127 Total 1,000 1,000 1,000 1,000

Lampiran 7. Analisis Rating Responden RATING FAKTOR INTERNAL

INTERNAL Rating Rating Rating Total Bobot/ Responden

R1 R2 R3

Kekuatan

Kualitas produk yang baik 4 4 4 4,000

Citra rasa produk yang beragam 3 3 4 3,333 Harga jual produk yang lebih murah dibanding pesaing 3 4 4 3,667 Saluran distribusi yang jelas dan pasti 4 4 4 4,000 Delivery Service Program 3 4 3 3,333 Wilayah pe,asaran yang terjangkau 3 3 3 3,000 SDM yang berkualitas 4 4 4 4,000 Kelemahan Design produk kurang menarik 1 1 1 1,000 Kegiatan promosi penjualan kurang efektif 1 2 1 1,333 Ketergantungan jumlah produksi kepada pelanggan 2 2 2 2,000 29,667

Page 142: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

127

Rating Faktor Eksternal Faktor-faktor Strategis Eksternal Rating Rating Rating Total Rating

R1 R2 R3 Peluang

Penurunan harga BBM 4 4 3 3,667

Pangsa pasar susu pasteurisasi yang masih luas 3 4 4 3,667 Tren gaya hidup sehat 3 3 3 3,000 Loyalitas konsumen 3 3 3 3,000 Kemajuan teknologi 4 4 4 4,000 Ancaman 0,000 Kebijakan pemerintah mengenai turunnya tarif impor susu menjadi 0% 3 3 3 3,000 Tingkat persaingan industri pengolahan susu yang kompetitif 2 2 2 2,000 Banyaknya produk subtitusi susu pasteurisasi 1 2 2 1,667 Peningkatan harga bahan baku susu pasteurisasi 2 3 3 2,667 26,667

Lampiran 8 Analisis Matrik IE Matrik Internal-Eksternal

Faktor-faktor Strategis Internal Bobot Rating Skor

Kekuatan

Kualitas produk yang baik 0,121 4,000 0,482

Citra rasa produk yang beragam 0,093 3,333 0,310 Harga jual produk yang lebih murah dibanding pesaing 0,085 3,667 0,313 Saluran distribusi yang jelas dan pasti 0,100 4,000 0,400 Delivery Service Program 0,067 3,333 0,223 Wilayah pemasaran yang terjangkau 0,093 3,000 0,279 SDM yang berkualitas 0,113 4,000 0,452 Kelemahan Design produk kurang menarik 0,117 1,000 0,117 Kegiatan promosi penjualan kurang efektif 0,107 1,333 0,143 Ketergantungan jumlah produksi kepada pelanggan 0,104 2,000 0,207 Total 1,000 29,667 2,927

Faktor-faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Skor Peluang

Penurunan harga BBM 0,079 3,667 0,291

Pangsa pasar susu pasteurisasi yang masih luas 0,125 3,667 0,457 Tren gaya hidup sehat 0,113 3,000 0,340 Loyalitas konsumen 0,141 3,000 0,422 Kemajuan teknologi 0,091 4,000 0,363 Ancaman Kebijakan pemerintah mengenai turunnya tarif impor susu menjadi 0% 0,116 3,000 0,347 Tingkat persaingan industri pengolahan susu yang kompetitif

0,102 2,000 0,204 Banyaknya produk subtitusi susu pasteurisasi 0,107 1,667 0,178 Peningkatan harga bahan baku susu pasteurisasi 0,127 2,667 0,339 Total 1,000 26,667 2,940

Page 143: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

128

Lampiran 9. Matrik Analisis QSPM

Faktor-faktor Strategis Internal Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6

Bobot AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS Kekuatan Kualitas produk yang baik 0,111 4,000 0,443 3,333 0,369 3,000 0,332 2,333 0,259 2,000 0,222 3,333 0,369 Citra rasa produk yang beragam 0,085 2,333 0,199 3,333 0,284 2,667 0,227 2,667 0,227 3,000 0,255 2,667 0,227 Harga jual produk yang lebih murah dibanding pesaing 0,082 3,000 0,246 4,000 0,328 2,667 0,219 3,667 0,301 3,000 0,246 4,000 0,328 Saluran distribusi yang jelas dan pasti 0,091 3,333 0,303 3,667 0,334 2,000 0,182 3,667 0,334 2,667 0,243 2,000 0,182 Delivery Service Program 0,061 1,333 0,081 4,000 0,243 2,333 0,142 3,667 0,223 1,667 0,101 1,333 0,081 Sistem pemasaran dengan job order 0,082 2,000 0,164 3,667 0,301 1,667 0,137 4,000 0,328 2,000 0,164 2,667 0,219 Wilayah pemasaran yang terjangkau 0,087 1,333 0,115 3,000 0,260 2,333 0,202 3,000 0,260 2,333 0,202 2,000 0,173 SDM yang berkualitas 0,103 4,000 0,412 3,000 0,309 3,333 0,344 2,667 0,275 3,000 0,309 2,333 0,240 Kelemahan Design produk kurang menarik 0,108 2,333 0,251 3,333 0,359 2,333 0,251 3,333 0,359 3,333 0,359 2,667 0,287 Kegiatan promosi penjualan kurang efektif 0,097 2,667 0,259 3,667 0,356 3,000 0,291 3,333 0,323 4,000 0,388 1,667 0,162 Ketergantungan jumlah produksi kepada pelanggan 0,094 3,333 0,313 1,667 0,157 2,667 0,251 1,667 0,157 3,667 0,345 2,000 0,188

Faktor-faktor Strategis Eksternal

Peluang

Penurunan harga BBM 0,079 1,000 0,079 3,000 0,238 2,667 0,212 3,000 0,238 2,667 0,212 3,333 0,265 Pangsa pasar susu pasteurisasi yang masih luas 0,125 3,333 0,416 3,000 0,374 2,667 0,333 3,000 0,374 3,333 0,416 2,000 0,249 Tren gaya hidup sehat 0,113 2,000 0,227 2,000 0,227 2,000 0,227 2,333 0,265 2,333 0,265 2,000 0,227 Loyalitas konsumen 0,141 4,000 0,562 2,000 0,281 2,333 0,328 2,333 0,328 1,333 0,187 1,667 0,234 Kemajuan teknologi 0,091 4,000 0,363 3,667 0,333 3,333 0,302 3,333 0,302 3,000 0,272 2,000 0,181 Ancaman Kebijakan pemerintah mengenai turunnya tarif impor susu menjadi 0% 0,116 3,333 0,385 2,000 0,231 2,333 0,270 2,000 0,231 3,000 0,347 3,000 0,347 Tingkat persaingan industri pengolahan susu yang kompetitif 0,102 4,000 0,408 2,667 0,272 2,667 0,272 2,667 0,272 3,667 0,374 3,000 0,306 Banyaknya produk subtitusi susu pasteurisasi 0,107 2,667 0,284 1,667 0,178 2,333 0,249 1,667 0,178 3,000 0,320 2,667 0,284 Peningkatan harga bahan baku susu pasteurisasi 0,127 1,000 0,127 1,000 0,127 1,000 0,127 1,000 0,127 1,000 0,127 1,000 0,127 TOTAL NILAI DAYA TARIK (TAS) 5,639 5,559 4,896 5,359 5,353 4,677

Page 144: Strategi pemasaran susu pasteurisasi di koperasi produksi ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47622/H11nme.pdf · strategi pemasaran di koperasi produksi susu (kps)

129