strategi pemasaran simpanan haji dalam...
TRANSCRIPT
STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN HAJI DALAM MENINGKATKAN
LOYALITAS NASABAH
(studi pada BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.sy)
Oleh:
SITI IROH MASRUROH
NIM. 206046103879
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M / 1431 H
STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN HAJI DALAM MENINGKATKAN
LOYALITAS NASABAH
( Studi Pada BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang )
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah ( SE.sy)
Oleh:
SITI IROH MASRUROH
NIM : 206046103879
Pembimbing
Drs. Djawahir Hejazziey., SH., MA
NIP. 195510151979031002
KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M / 1431 H
Pengesahan Panitia Ujian
Skripsi yang berjudul STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN HAJI DALAM
MENINGKAT LOYALITAS NASABAH (studi pada BMT Al-Fath Ikmi,
Pamulang), telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pada tanggal 4 Agustus 2010. Skripsi ini telah di
terima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.sy)
pada Program Studi Muamalat (ekonomi islam).
Jakarta, 4 Agustus 2010
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM
NIP. 165505051982031012
1. Ketua : Drs. Djawahir Hejazziey,. SH,. MA ( )
(NIP. 195510151979031002)
2. Sekretaris : Dr. H. Ahmad Yani, M,. Ag. ( )
(NIP. 196404121994031004)
3. Pembimbing : Drs. Djawahir Hejazziey,. SH,. MA ( )
(NIP. 195510151979031002)
4. Penguji 1 : Dr. H. A. Juaini Syukri, Lc, MA ( )
(NIP. 195507061992031001)
5. Penguji 2 : Dr. H. Fuad Thohari, M, Ag. ( )
(NIP. 197003232000031001)
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 30 Juni 2010
Siti Iroh Masruroh
ABSTRAKSI
BMT AL – FATH IKMI di dirikan pada tanggal 13 Oktober 1996 oleh 25
orang pendiri dengan modal awal Rp. 400.000,- per sendiri dan kini bertambah menjadi 36 orang pendiri. Pada tahun 1998, BMT AL – FATH IKMI resmi mendaftarkan diri pada departemen koperasi untuk mendapatkan badan hukum. Maka BMT AL – FATH IKMI mendapatkan legal hukum Nomor: 650/BH/kwk.10/VI/1998 dengan nama “koperasi simpan pinjam Pamulang”.
Pada tahun 2005, berdasarkan hasil kesepakatan RAT tahun 2004, BMT AL – FATH IKMI mengajukan perubahan badan hukum, maka lahirlah akte perubahan dengan Nomor: 518/BH/PAD/koperasi/2005 dengan nama koperasi BMT AL – FATH IKMI”.
BMT AL – FATH IKMI memiliki berbagai macam produk penghimpunan dana berdasarkan prinsip mudharabah muthlaqah, salah satunya adalah produk SIMPANAN HAJI. Simpanan ini merupakan simpanan yang diperuntukkan bagi mereka yang merencanakan untuk menunaikan haji. Penarikan dilakukan satu kali. Mendapatkan bagi hasil sesuai nisbah.
Pasar untuk suatu produk atau jasa sangatlah luas. Perusahaan tidak mudah untuk memasuki pasar yang demikian luas dan kalaupun bisa kemungkinan berhasil sangat kecil, apalagi untuk usaha-usaha baru. Pasar yang demikian luas ini jika tidak dipilah-pilah akan menyulitkan perusahaan dalam melakukan kegiatan pemasarannya. Karena pasar yang demikian luas maka sebelum memasarkan produknya produsen harus lebih dulu melakukan riset pasar. Tujuannya adalah untukmengetahui seberapa besar pasar yang akan dimasuki, siapa yang menjadi konsumen produk tersebut, dan seberapa kuat saingan kita. Tentu saja semua ini tergantung kemampuan perusahaan tersebut.
Untuk memasarkan SIMPANAN HAJI kepada masyarakat, diperlukan sebuah strategi pemasaran yang baik dan khusus agar masyarakat berminat untuk mengambil produk SIMPANAN HAJI. Strategi tersebut mulai dari menentukan segmentasi pasar, penentuan target pasar, dan melakukan positioning, serta melakukan berbagai macam strategi pemasaran lainnya, seperti strategi promosi ditambah dengan beberapa strategi khusus yang harus dilakukan oleh BMT AL – FATH IKMI dengan tujuan dapat menarik minat masyarakat untuk segera bergabung di BMT AL – FATH IKMI dengan membuka rekening produk-produknya, khususnya produk SIMPANAN HAJI.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai bagian dari tugas akademis
di Jurusan Mu’amalat Perbankan Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan dan suri tauladan
kita, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan umatnya sampai akhir
zaman.
Skripsi ini berjudul Strategi Pemasaran Simpanan Haji Dalam
Meningkatkan Loyalitas Nasabah, akhirnya dapat terselesaikan dengan yang di
harapkan penulis. Kebahagiaan yang tak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah
dapat mempersembanhkan yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga dan
sahabat-sahabat.
Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam proses
tersebut tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin memberikan penghargaan
dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Euis Amalia, M. Ag. Ketua Program Studi Muamalat dan Ah. Azharudin
Lathif, M. Ag. Sekretaris Program Muamalat
3. Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA Koordinasi Teknis dan Drs. Ahmad Yani,
M. Ag. Sekretaris Teknis Program Non Reguler Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA. atas kesediaannya memberikan waktu
luang kepada penulis untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan
berbagai petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
5. Dr. H. Fuad Thohari. M. Ag dan Dr. H. Juaini. Lc. M. Ag, selaku dosen
Penguji skripsi penulis, yang telah memberikan pertanyaan dan masukan yang
membuat wawasan dan pengetahuan penulis bertambah. Dan juga yang telah
memberikan hasil akhir yang memuaskan kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis sejak penulis duduk di bangku kuliah hingga lulus dari kampus
tercinta ini
7. Manajer BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang Bapak Saimin yang telah banyak
membantu dalam memperoleh data dan informasi yang penulis butuhkan
dalam penyelesaian skripsi ini
8. Kepada Pemimpin dan Karyawan Perpustakaan, baik Perpus Syariah, Perpus
Utama maupun Perpus Ekonomi yang telah memberikan banyak referensi dan
inspirasi kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini
9. Untuk Ka Fida dan Ka Syafi’i yang tidak pernah lelah melayani keluhan kami
dan yang selalu memberikan informasi terupdate untuk mahasiswa non
reguler
10. Rasa Ta’zim dan terima kasih yang mendalam kepada Ayahanda H. Madromi
dan Ibunda Hj. Siti Suhatmah atas baik moril dan materil, kesabaran,
keikhlasan, perhatian serta cinta dan kasih sayang yang tak pernah habis
bahkan do’a munajat yang tak henti-hentinya kepada Allah SWT, senantiasa
agar penulis mendapatkan kesuksesan dalam belajar dan bekerja, juga atas
perjuangan mereka yang telah mendidik dan mengajarkan arti kehidupan
Penulis mempersembahkan skripsi ini.
11. A’a, teteh dan adik-adik ku tercinta, M. Ajib Nidhomi, Siti Hilmiah, Siti
Afifah, Abdul Mubarok, Tajul Muttaqin dan Siti Alawiyah yang telah
membantu penulis lewat do’a-doanya. Kalian adalah motivasi dan inspirasi
hidupku.
12. Teman-teman seperjuanganku, Reni, Udit, Mey, Achie, Gina, Silla, D’u, Inez,
Abang Nieya, Dauz, Robby, Kurniawan, Badruuu, Fauki, Lukmen dkk
13. Teman-teman ku, Mahasiswa Jurusan Perbankan Syariah 2006 Non reg,
terutama PS A yang tercinta, yang namanya tidak dapat disebutkan satu
persatu.
14. Sahabat kostan ku, iin aini, yuu ulva, nak dante’, mamih yuli, dik oval, yang
telah memberikan semangat dan canda tawa selama ini.
15. Alumni MAN 1 Tangerang angkatan 2004, khususnya Dewi, Lala, Teteh Ovi,
Mas Mahin, Ali Sipit, Doni, Bambang, Sarah dan smuanya yang namanya ga
bisa di sebutin satu-satu. Mkcy teman,,
Mudah-mudahan atas segala bantuan serta budi baik yang telah penulis terima
selama menjalani pendidikan mendapat ridha Allah SWT . Penulis sangat menyadari
masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang kontruktif agar lebih baik lagi.
Atas perhatiannya penulis haturkan terima kasih.
Jakarta, 30 Juni 2010
Siti Iroh Masruroh
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
I. DAFTAR ISI................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................ 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 5
D. Review Studi Terdahulu............................................................ 7
E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan.................................. 9
F. Sistematika Penulisan ............................................................... 11
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Strategi ................................................................... 14
B. Pengertian Pemasaran............................................................... 16
C. Perumusan Strategi Pemasaran................................................. 19
D. Pengertian Tabungan ................................................................ 22
E. Jenis-jenis Tabungan ................................................................ 24
F. Pengertian Haji ......................................................................... 26
G. Dasar Hukum Haji .................................................................... 29
H. Syarat, Rukun dan Wajib Haji.................................................. 29
I. Macam-macam Haji ................................................................. 31
J. Hikmah disyaratkannya Ibadah Haji ........................................ 32
K. Pengertian Loyalitas Nasabah .................................................. 37
L. Karakteristik Loyalitas Pelanggan............................................ 39
M. Hubungan Loyalitas dengan Kepuasan Nasabah...................... 40
N. Strategi Membentuk Loyalitas Nasabah................................... 40
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BMT AL-FATH IKMI
A. Sejarah dan Perkembangan BMT AL-Fath .............................. 42
B. Visi dan Misi ............................................................................ 43
C. Prinsip Operasional .................................................................. 44
D. Struktur Organisasi dan Mekanisme Kerja............................... 45
E. Produk dan Jasa ........................................................................ 49
BAB IV PENGARUH STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN HAJI
DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS NASABAH PADA
BMT AL-FATH
A. Perkembangan Simpanan Haji ................................................ 53
B. Strategi Pemasaran Simpanan Haji ......................................... 55
C. Analisa Penulis ........................................................................ 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 64
B. Saran ........................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
- Struktur Organisasi BMT Al-Fath, Pamulang ……………………………………. x
- Peningkatan Loyalitas Nasabah Simpanan Haji …………………………………..61
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Biodata Penulis
Lampiran 2 : Surat Perubahan Judul Skripsi
Lampiran 3 : Surat Pengajuan Dosen Pembimbing
Lampiran 4 : Surat Pernyataan Telah Melakukan Observasi
Lampiran 5 : Surat Izin Wawancara
Lampiran 6 : Formulir Nasabah Tabungan Haji
Lampiran 7 : Kartu Spesimen Tanda Tangan
Lampiran 8 : Surat Izin Observasi / Wawancara
Lampiran 9 : Brosur Simpanan Haji
Lampiran 10 : Informasi Bonus dan Bagi Hasil Tabungan BMT Al-Fath
Lampiran 11 : Data Mitra KBMT Al-Fath
Lampiran 12 : Wawancara Pada BMT Al-Fath, Pamulang
Lampiran 13 : Daftar Badan Pendiri
Lampiran 14 : Struktur Organisasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Baitul maal wat tamwil (BMT) hadir ditengah masyarakat sebagai
jawaban atas sebuah kegelisahan, dimana usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) meskipun telah diakui menjadi pilar penyanggah perekonomian
bangsa, namun seringkali dihadapkan pada masalah keterbatasan modal.
Suntikan dana dibutuhkan dana UMKM Untuk keberlangsungan usahanya,
yang diharapkan dapat diperoleh melalui kredit atau pembiayaan dari lembaga
keuangan.
Gagasan untuk mendirikan sebuah lembaga keuangan mikro syariah
didasari oleh idealisme yang kuat unttuk turut andil dalam membantu saudara-
saudara kita yang bergerak dibidang usaha, tetapi sulit untuk berkembang.
Bannyaknya praktek rentenir, sistem ekonomi liberal yang melahirkan kaum
kapitalis sehingga distribusi pendapatan tidak merata. Disamping itu
keinginan mengembangkan pola dakwah yang selama ini lebih banyak
dibidang dakwah bilhal sehingga harapan besar dimasa mendatang sistem
ekonomi islam dapat diterapkan di bumi Indonesia.1
Untuk itulah BMT mengambil peran dalam menjawab solusi tersebut.
BMT memiliki ciri unik yang membedakan dengan lembaga keuangan
1 Laporan RAT 2008
lainnya, yaitu dengan mengedepankan nilai-nilai islami di dalam kegiatan
operasionalnya, serta memiliki 2 fungsi yang berbeda, yakni sebagai baitul
maal yang mengumpulkan dana dan menyalurkan zakat, infaq, sadaqah, serta
sebagai baitul tanwil yang melakukan kegiatan usaha berkala mikro.2
Terdapat beberapa hal yang membuat BMT menjadi satu lembaga
keuangan yang berbeda dengan lembaga keuangan yang ada pada umumnya,
yaitu :
a. Adanya 2 fungsi yang berbeda di dalam satu tubuh, yaitu fungsi sosial
dan fungsi ekonomi
b. Bersifat fleksibel, dapat disesuaikan dengan kondisi didalam
masyarakat, hal ini disebabkan karena BMT tidak berada dibawah
naungan BI, sehingga tidak tunduk dibawah aturan-aturan perbankan
yang ketat
c. Staf dan karyawan BMT bertindak aktif, dinamis, berpandangan
proaktif, tidak menunggu tetapi menjemput pelanggan atau anggota
dan nasabah
d. Merupakan lembaga keuangan mikro yang islami, sehingga segala
kegiatannya dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip islam.
Sebenarnya telah ada usaha untuk melakukan penelitian-penelitian
dengan tujuan untuk menjadikan BMT berkembang dengan lebih terarah.
2 Hasil Wawancara dengan Manajer Tamwil BMT Al-Fath
Perbedaan hasil didalam penelitian-penelitian tentang keuangan syariah pada
umumnya, atau BMT pada khususnya dapat menjadikan gambaran yang tidak
jelas mengenai arah yang tepat untuk mengembangkan BMT, khususnnya
dibidang pemasaran. Sementara itu, berkaitan dengan reputasi, sasaran
pemasaran yang jelas mendesak untuk segera dilakukan.
Akhir-akhir ini banyak bank-bank yang menawarkan produk tentang
tabungan haji, baik bank syariah maupun bank konvensional. Mereka bersaing
dalam menawarkan produk tersebut agar masyarakat berminat menabung di
bank tersebut.
Tetapi selain Bank, ada juga koperasi jasa keuangan yang yang
mengeluarkan produk-produknya berdasarkan prinsip syariah. Yaitu Baitul
Maal Tanwil Al-Fath Ikmi dan Salah satu produknya adalah simpanan haji.
Simpanan haji adalah simpanan yang menggunakan prinsip mudharabah yaitu
simpan pihak ketiga yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada saat
nasabah akan menunaikan ibadah haji atau pada saat tertentu sesuai dengan
yang diperjanjikan. Simpanan ini menerapkan imbalan dengan sistem bagi
hasil mudharabah.3
Haji pada hakekatnya merupakan aktivitas suci yang pelaksanaannya
diwajibkan oleh Allah SWT kepada seluruh umat muslim yang telah
mencapai istitho’ah (mampu). Disebut aktivitas suci karena seluruh rangkaian
kegiatannnya adalah ibadah. Haji juga disebut sebagai ibadah puncak yang
3 www.bmtalfath.com (Jakarta, 24 Mei 2010)
melambangkan ketaatan serta penyerahan diri secara total kepada Allah baik
secara fisik, material maupun spiritual. Haji merupakan kegiatan berkunjung
ke Baitullah (Ka’bah) untuk mengerjakan ibadah haji dengan cara, tempat,
waktu, atau masa tertentu. Maksud dari cara tertentu tersebut adalah ihram,
wukuf di arafah, thawaf dan sa’i.4
Menunaikan ibadah haji bagi kebanyakan orang Indonesia adalah
suatu pekerjaan yang tidak mudah. Ia memerlukan kemauan yang kuat dan
kemampuan yang memadai. Ada banyak orang yang sudah mampu tetapi
belum mempunyai kemauan, dan lebih banyak lagi yang sudah mempunyai
kemauan tetapi belum mempunyai kemampuan yang cukup. Oleh karena itu,
pergi menunaikan ibadah haji bagi rata-rata orang Indonesia saat ini dirasakan
sebagai keberuntungan besar. Maka sangat sayang rasanya jika menunaikan
ibadah haji tidak dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
Berangkat dari permasalahan diatas maka penulis ingin melakukan
penelitian dengan judul ” STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN HAJI
DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS NASABAH (studi pada
Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Tamwil Al-Fath Ikmi,
Pamulang )”.
4 Departemen Agama RI, Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji, Ketentuan Umum
tentang Haji dan Umrah, (Jakarta: 1998), h.3
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan judul skripsi tersebut maka masalah yang akan dibahas
dapat dibatasi pada Strategi Pemasaran Simpanan Haji dalam Meningkatkan
Loyalitas Nasabah yang di terapkan oleh BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang.
1. Apa pengaruh strategi pemasaran simpanan haji pada BMT Al-Fath
Ikmi, Pamulang dalam peningkatan loyalitas nasabah ?
2. Faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran simpanan haji pada BMT
Al-Fath Ikmi, Pamulang ?
3. Bagaimana strategi pemasaran simpanan haji pada BMT Al-Fath Ikmi,
Pamulang ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, adapun
tujuan dan manfaat dari telaah kritis ilmiah terhadap Strategi Pemasaran
Simpanan Haji dalam Meningkatkan Loyalitas Nasabah ini adalah:
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui apa strategi pemasaran simpanan haji pada BMT
Al-Fath Ikmi, Pamulang
b. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh strategi pemasaran simpanan
haji pada BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang terhadap peningkatan
loyalitas nasabah
c. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran
simpanan haji pada BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Bagi BMT sebagai bahan evaluasi kritis atau perbandingan
atas langkah-langkah yang telah dan sedang diambil oleh perusahaan
dalam mencapai tujuan dan sekaligus sebagai dasar strategi pemasaran
simpanan haji khususnya dalam meningkatkan loyalitas nasabah yang
digunakan dimasa yang akan datang.
b. Bagi nasabah, di harapkan hasil penulisan ini terbaca secara luas oleh
warga negara Indonesia agar mereka yang mayoritas beragama islam
bergerak untuk berpartisipasi dalam pengembangan bisnis peran
Koperasi Jasa Keuangan Syariah dalam pengembangan bisnis
produknya . Sehingga, produk yang dikembangkan mendapat respon
yang positif.
c. Bagi penulis, sebagai wahana untuk memperkaya khasanah karya tulis
tentang strategi pemasaran simpanan haji dalam meningkatkan
loyalitas nasabah. Penulis berharap tulisan ini memberi kontribusi
positif untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan
penelitian ini.
D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
Dalam penelitian terdahulu digunakan untuk membantu mendapatkan
gambaran dalam menyusun kerangka pikir menganai penelitian ini adalah :
a. Penelitian dilakukan oleh Balqis 203046101679 1429 H/ 2008 M
dengan judul ”Strategi Pemasaran Biro Perjalanan Haji dalam
Meningkatkan Jumlah Jamaah”. kajian skripsi ini membahas tentang
strategi pemasaran yang dilakukan oleh biro perjalanan haji dalam
meningkatkan jumlah nasabah. Persamaan skripsi ini sama-sama
membahas tentang strategi pemasaran. Dan letak perbedaannya ialah
penulis membahas tentang simpanan haji dalam meningkatkan
loyalitas nasabah.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Hajar Yanti 204046102984 1430
H/2009. Dengan judul ”Kepuasan Nasabah Terhadap Tabungan Haji
Mabrur di Bank Syariah Mandiri Cabang Pamulang”. Skripsi ini
membahas tentang kepuasan nasabah atas produk tabungan haji
mabrur yang dikeluarkan oleh BSM cabang pamulang. Persamaan
dalam penulisan ini terletak pada produk tabungan haji yang akan
dibahas. Dan perbedaannya ialah penulis tidak membahas mengenai
kepuasan nasabah, tetapi loyalitas nasabah.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Lailatul Zulfah 104046101683 1429
H/2008 M. Dengan judul ”Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Tabungan Haji pada BNI
Syariah Tbk Cabang Jakarta Timur”. Skripsi ini membahas tentang
kepuasan nasabah tabungan haji terhadap kualitas produk dan
pelayanan pada BNI cabang jakarta timur. Persamaan dalam penulisan
ini terletak pada produk tabungan haji yang akan dibahas. Dan
perbedaannya ialah penulis tidak membahas mengenai kualitas produk
dan kualitas pelayanan, tetapi strategi pemasaran simpanan haji.
d. Penelitian yang dilakukan oleh Ibnu Hamim 202046101277 1427
H/2006 M. Dengan judul ”Strategi Pemasaran Pembiayaan
Musyarakah Dalam Upaya Menarik Minat Nasabah”. Skripsi ini
membahas tentang upaya menarik minat nasabah dalam pembiayaan
musyarakah pada BMT Al-Fath. Persamaan dalam penulisan ini
terletak pada strategi pemasaran yang akan dibahas. Dan perbedaannya
ialah penulis tidak membahas mengenai produk musyarakah, tetapi
produk simpanan haji.
Dengan demikian pembahasan skripsi yang di angkat dalam penelitian
ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang telah ada, yang berkaitan
dengan produk-produk koperasi jasa keuangan syariah. Karena penulis lebih
fokus pada strategi pemasaran simpanan haji dalam meningkatkan loyalitas
nasabah. Sedangkan penelitian terdahulu lebih kepada kualitas produk dan
kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah simpanan haji.
E. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kualitatif, karena dapat digolongkan ke
dalam deskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu untuk melakukan
pengukuran yang cermat dan sistematik terhadap peristiwa tertentu dengan
cara menafsirkan data yang telah ada dengan tanpa hipotesis dan tetap
mempertahankan keutuhan dari objek penelitian yang terintegrasi.
2. Ruang Lingkup Penelitian
Objek penelitian ini ditetapkan secara khusus pada BMT Al-Fath Ikmi,
Pamulang dan diarahkan untuk mengumpulkan data yang mendukung
untuk menjawab permasalahan yang telah diungkapkan di atas. Penelitian
ini khususnya diarahkan pada strategi pemasaran simpanan haji dalam
meningkatkan loyalitas nasabah
.
3. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Penulis menggunakan jenis data primer dan sekunder
Data primer diperoleh melalui pengamatan kegiatan operasional dalam
wawancara, BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang .
Data sekunder diambil dari dokumentasi perusahaan. Khususnya pada
BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang.
a. Observasi (data primer) yang dilakuka penulis yaitu dengan cara
mengadakan pengamatan secara langsung pada objek yang diteliti
yaitu pada BMT Al-Fath Ikmi, Pamulang. Data yang diperoleh
mencakup beberapa aspek dari segi ekonomi, religius, pendidikan dan
teknis yang meliputi situasi lokasi dan keamanan tempat penelitian.
b. Wawancara (data primer) yaitu penulis mengadakan wawancara secara
langsung tentang data internal perusahaan dengan pimpinan bank
(direktur) dan staf lainnya yang mewakili objek yang diteliti. Data
yang diperoleh berupa strategi pemasaran tabungan haji dalam
meningkatkan loyalitas nasabah.
c. Dokumentasi (data sekunder) yaitu proses untuk memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian yang berasal dari data yang
berbentuk arsip (dokumen) yang dimiliki oleh bank, buku, majalah,
koran dan catatan-catatan yang sudah disedikan oleh BPS (badan pusat
statistik) baik melalui internet maupun media lainnya. Data yang
diperoleh beripa struktur organisasi, personalia, pemasaran dan
operasional.
4. Teknik Anakisa Data
Analisa dilakukan setelah data-data yang dibutuhkan dalam penelitian
ini terkumpul. Proses analisa dimulai dari membaca, mempelajari, dan
menelaah data yang didapat mengenai strategi pemasaran simpanan haji
dalam meningkatkan loyalitas nasabah. Selanjutnya dari proses analisa
tersebut, penulis mengambil kesimpulan dalam masalah yang bersifat umum
kepada masalah yang bersifat khusus (deduktif).
5. Teknik penulisan skripsi
Untuk teknik penulisan dalam skripsi ini, penulis merujuk pada buku
”Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2008”
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini, sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
review studi terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pengertian strategi pemasaran,
simpanan haji dan pengertian loyalitas nasabah.
BAB III GAMBARAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN
SYARIAH BAITUL MAAL TAMWIL AL-FATH IKMI
Penulis akan menuliskan tentang Sejarah Singkat dan Perkembangan
Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Tamwil Al-Fath Ikmi,
Pamulang, Visi dan Misi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal
Tamwil Al-Fath Ikmi, Pamulang , Prinsip Operasional Koperasi Jasa
Keuangan Syariah Baitul Maal Tamwil Al-Fath Ikmi, Pamulang,
Struktur Organisasi Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal
Tamwil Al-Fath Ikmi, Pamulang dan Produk dan Jasa Koperasi Jasa
Keuangan Syariah Baitul Maal Tamwil Al-Fath Ikmi, Pamulang.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Penulis akan membahas mengenai perkembangan simpanan haji pada
Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Tamwil Al-Fath Ikmi,
Pamulang , strategi pemasaran simpanan haji dalam meningkatkan
loyalitas nasabah pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal
Tamwil Al-Fath Ikmi, Pamulang dan analisa penulis terhadap strategi
pemasaran simpanan haji dalam meningkatkan loyalitas nasabah pada
Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Maal Tamwil Al-Fath Ikmi,
Pamulang.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisikan mengenai kesimpulan penelitian dan merupakan
jawaban dari perumusan masalah dalam penelitian. Selain itu pada bab
ini juga berisikan saran-saran dari penulis selama melakukan
penelitian.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. STRATEGI PEMASARAN
1. Pengertian Strategi
Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani, stratageta (stratos =
militer, dan ag = memimpin), artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang
jendral. Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering
diwarnai perang, dimana jendral dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan
perang agar dapat selalu memenangkan perang.5
Sedangkan secara terminologi strategi menurut beberapa ahli sangat
beragam, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. DR. Sukanto Reksohadiprodjo, M. Com menjelaskan bahwa strategi
adalah fondasi tujuan organisasi; dalam hal “agribisnis” strategi yang
digariskan adalah ekstensifikasi, intensifikasi, rehabilitasi dan
diversifikasi.6
b. Onong Uchayana Efendi mengemukakan bahwa strategi pada
hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk
mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan
5 Sofyan Assauri, Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep, & Strategi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004) Cet. Ke-7 h.168 6 Sukanto Reksohadiprodjo. Manajemen Srategik, (Yogyakarta: BEFE, 1987) Edisi Pertama
h.11
yang hanya memberi arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan
bagaimana taktik operasionalnya.7
Dari beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan tentang
strategi yaitu :
a. Dalam menyusun strategi perlu dihubungkan dengan lingkungan
organisasi sehingga dapat disusun kekuatan strategi organisasi.
b. Strategi merupakan satu-kesatuan rencana yang terpadu yang
diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi
c. Dalam mencapai tujuan organisasi perlu alternative strategi yang harus
dipertimbangkan dan harus dipilih
d. Strategi yang dipilih harus diimplementasikan oleh organisasi dan
akhirnya harus di evaluasi terhadap strategi tersebut.
Karena strategi merupakan suatu alat untuk mencapai suatu tujuan
perusahaan, strategi memiliki beberapa sifat :8
a. Menyatu (Unified), yaitu menyatukan seluruh bagian-bagian dalam
perusahaan
b. Menyeluruh (Comprehensive), yaitu mencakup seluruh aspek dalam
perusahaan
7 Onong Uchayana, Ilmu Komunikais, Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 1990). Edisi Revisi, Cet. Ke-5, h.32 8 Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berfikir Stratejik,
(Jakarta: Binarupa Aksara, 1996) cet. Ke-1 h.16
c. Integral (Integrated), yaitu strategi akan cocok / sesuai dari seluruh
tingkatan.
2. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasikan keinginan
dan kebutuhan yang belum terpenuhi saat sekarang, mengukur seberapa
besarnya kebutuhan tersebut, menentukan sasaran mana yang paling baik
untuk dilayani organisasi, serta mencari program pelayanan yang tepat untuk
mampu melayani keinginan pasar. Jadi pemasaran merupakan media
penghubung antara kebutuhan nasabah potensial dengan organisasi atau
manajemen sebagai produsen produk dan jasa perbankan.
Apa sebenarnya arti pemasaran? Banyak orang mengira pemasaran
hanya sekedar penjualan atau periklanan. Namun, penjualan dan periklanan
hanyalah puncak gunung es pemasaran. Sekarang pemasaran harus di pahami
tidak dalam pengerian lama ”katakan dan jual” tetapi dalam pengertian baru
yaitu memuaskan kebutuhna pelanggan. Jika pemasar memahami kebutuhan
pelanggan dengan baik; mengembangkan produk yang mempunyai nilai
superior; dan menetapkan harga, mendistribusikan dan mempromosikan
produknya dengan efektif, produk-produk ini akan terjual dengan mudah. Jadi
penjualan dan pengiklanan hanyalah bagian dari ”bauran pemasaran”
(marketing mix) yang lebih besar satu set perangkat pemasaran yang bekerja
bersama-sama untuk mempengaruhi pasar.
Kita mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan
manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik
produk dan nilai dengan orang lain.9
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran
merupakan aktivitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang
menekankan pada kualitas, nilai dan kepuasan konsumen bukan pada orientasi
produk (produk oriented) tapi pada orientasi pelanggan (customer oriented)
oleh karena itu kegiatan pemasaran haruslah terpadu atau terintegrasi
(integrated marketing activities) antara tujuan konsumen dan tujuan
perusahaan.
Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan
berkembang, tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha
mempertahankan dan meningkatkan penjualannya, melalui usaha mencari dan
membina langganan, serta usaha menguasai pasar. Tujuan ini hanya dapat
dicapai apabila bagian pemasaran perusahaan melakukan strategi yang mantap
untuk dapat menggunakan kesempatan atau peluang yang ada dalam
pemasaran, sehingga posisi atau kedudukan perusahaan di pasar dapat
dipertahankan dan sekaligus ditingkatkan. Oleh karena itu, strategi pemasaran
mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan usaha
9 Kotler & Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 2001), Edisi Kedelapan,
h.7-8
perusahaan umumnya dan pemasaran khususnya. Disamping itu strategi
pemasaran yang ditetapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan
perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. Dengan demikian,
strategi pemasaran harus dapat memberi gambaran yang jelas dan terarah
tentang apa yang akan dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap
kesempatan atau peluang pada beberapa pasar sasaran.
Strategi pemasaran sendiri dapat diartikan sebagai logika pemasaran
yang digunakan perusahaan dengan harapan unit bisnis dapat mencapai tujuan
pemasaran.10 Dari definisi tersebut, dalam memasarkan produk atau jasa yang
dihasilkan perusahaan terlebih dahulu harus menentukan siapa yang akan
menjadi pasar sasaran (target market), kemudian diikuti dengan
pengembangan strategi penentuan posisi bersaing dengan perusahaan-
perusahaan lain yang telah memutuskan pasar yang sama sebagai target
sasarannya. Disamping itu perusahaan harus juga selalu mengembangkan
bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan distribusi
sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain.Dari definisi tersebut maka
dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :
a. Pemasaran bertujuan untuk membantu perusahaan dalam menjaga
kelangsungan hidupnya secara sehat. Suatu perencanaan pemasaran
yang efektif menghendaki agar suatu perusahaan haruslah benar-benar
spesifik dalam menetapkan sasaran-sasarannya.
10 Ibid, h.76
b. Pemasaran mengandalkan pada perancangan penawaran perusahaan
yang bukan dilihat dari segi selera pribadi penjual, melainkan harus
dilihat dari segi kebutuhan serta keinginan pembeli.
c. Pemasaran menggunakan dan meramu seperangkat sarana yang
disebut bauran pasar (marketing mix), yaitu berupa rancangan
penawaran, penetapan harga, komunikasi dan distribusi.
3. Perumusan Strategi Pemasaran
a. Strategi pasar yang dituju
1. Segmentasi pasar
Menurut Wendel R. Smith, segmentasi pasar adalah pembagian
dari pasar secara keseluruhan dalam kelompok-kelompok sesuai dengan
kebutuhan dan ciri-ciri konsumen. Dari definisi tersebut dapat diketahui
bahwa mengadakan segmentasi pasar berarti perusahaan telah menetapkan
secara jelas kelompok-kelompok pasar yang sesuai untuk dilayani secara
efektif dan efesien melalui kombinasi kebijakan marketing mix yang
berbeda-beda antara segmen yang satu dengan segmen yang lain.
2. Penentuan Pasar Sasaran
Yaitu pemilihan besar atau luasnya segmen sesuai dengan
kemampuan suatu perusahaan untuk memasuki segmen tersebut.
Sebagaian besar perusahaan memasuki sebuah pasar baru dengan
melayani satu segmen tunggal, dan jika terbukti berhasil, maka mereka
menambah segmen dan kemudian memperluas secara vertikal atau secara
horizontal.
3. Penentuan Posisi Pasar
Yaitu menentukan posisi yang kompetitif untuk produk atau suatu
pasar. Produk atau jasa ditempatkan pada posisi yang diinginkan
konsumen sehingga dapat menarik minat konsumen untuk membeli
produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
b. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Mc Carthy dalam buku pemasaran Philip Kotler memperkenalkan
klasifikasi empat unsur dari bauran pemasaran yang dikenal dengan nama 4P
terdiri atas product (produk), price (harga), place (tempat misalnya untuk
distribusi), dan promotion (promosi). Penjelasan dari unsur 4P antara lain :
1. Produk berdasarkan definisi dari Philip Kotler yaitu segala sesuatu
yang dapat ditawarkan kedalam pasar untuk dapat diperhatikan,
dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan. Karena merupakan suatu penawaran maka
produk juga sering disebut sebagai tawaran pasar.11
2. Harga adalah sejumlah nilai yang dipertukarkan untuk memproses
suatu produk. Pengertian harga menurut William J. Stantion adalah
jumlah uang (kemungkinan ditambah berupa barang) yang dibutuhkan
11 Kasmir. Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), Edisi 1. cet. 4,
h.186
untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan
yang menyertainya. Philip Kotler menyatakan bahwa harga adalah
satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan penjualan
3. Tempat saluran distribusi sering juga disebut sebagai saluran
perdagangan atau saluran pemasaran dimana menurut David A.
Revaan merupakan suatu jalur yang dilalui arus barang dari produsen
ke konsumen dan akhirnya sampai ke pemakai.
4. Promosi merupakan masalah yang paling penting dalam bauran
pemasaran karena promosi adalah komponen yang dipakai untuk
memberikan informasi yang dapat mempengaruhi pasar dengan tujuan
untuk meningkatkan volume penjualan.
c. Posisi Pesaing
Menentukan posisi pesaing , persaingan terjadi apabila dua lembaga
atau lebih saling berlomba untuk memperoleh hasil yang berharga. Dalam
alam persaingan yang sangat sengit, pasar pembeli yang tidak menentu dan
produk baru dari perusahaan yang baru berdiri banyak yang gagal, maka
kepuasan konsumen menjadi prioritas utama. Untuk menentukan posisi
persaingan tersebut perusahaan dituntut untuk meningkatkan pangsa pasar
yang lebih luas melalui unsur-unsur marketing yang telah ada seperti,
menentukan atau meningkatkan posisi produk-produk baru, tempat penjualan
atau lokasi, periklanan promosi penjualan, harga dan distribusi. Dengan
demikian peningkatan pangsa pasar dapat tercapai dalam memberi tingkat
kepuasan konsumen, serta memperkuat kondisi perekonomian secara
menyeluruh.
B. TABUNGAN HAJI ARAFAH
1. Pengertian Tabungan
Tabungan merupakan simpanan yang paling populer dikalangan
masyarakat umum. Dari sejak kanak-kanak kita sudah dianjurkan untuk
berhidup hemat dengan cara menabung. Pada awalnya menabung masih
secara sederhana, menyimpan uang di bawah bantal atau di dalam celengan
dan disimpan di rumah. Namun faktor resiko menyimpan uang di rumah
begitu besar seperti resiko kehilangan atau kerusakan. Kerugian lainnya
adalah menabung di rumah jumlahnnya tidak akan pernah akan bertambah
atau berbunga, jadi tetap saja sama seperti sejumlah uang yang disimpan.
Pengertian tabungan menurut undang-undang perbankan nomor 10
tahun 1998 adalah ”Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat di tarik
dengan cek, bilyet giro dan atau lainnya yang dipersamakan dengan itu.12
Pengertian penarikan hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
tertentu yang disepakati, maksudnya ialah untuk menarik uang yang disimpan
12 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003), Edisi Revisi, Cet. 7, h.74
di rekening tabungan antar satu bank dengan bank lainnya berbeda, tergantung
dari bank yang mengeluarkannya. Hal ini sesuai pula dengan perjanjian yang
telah dibuat antar bank dengan si penabung.13
Dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang secara tidak langsung tidak
langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari
esok secara lebih baik, seperti dalam al-Qur’an :
�
)٩: ا لنسا ء (
” Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar ”. (Q.S An-nissa : 9)
13 Kasmir, Dasar – Dasar Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Edisi 1,
Cet. Ke-3, h.84
Ayat tersebut memerintahkan kepada kita untuk bersiap-siap dan
mengantisipasi masa depan keturunan, baik secara rohani (iman dan taqwa)
maupun secara ekonomi harus dipikirkan langkah-langkah perencanaannya,
salah satunya dengan menabung.
2. Jenis-Jenis Tabungan
Dalam praktek perbankan di Indonesia terdapat beberapa jenis-jenis
tabungan, pada dewasa ini terdapat 4 jenis tabungan, yaitu :14
a. Tabungan Pembangunan Nasional (Tabanas)
Tabanas adalah bentuk tabungan yang tidak terikat oleh jangka
waktu dengan syarat penyetoran dan pengambilan yang untuk pertama
kalinya diatur pada tahun 1971.
Tabanas tersebut terdiri atas :15
1) Tabanas Umum, adalah tabanas yang berlaku bagi perorangan
dilaksanakan secara sendiri-sendiri oleh penabung yang
bersangkutan.
2) Tabanas Pemuda, Pelajar, Pramuka (TAPPELPRAM), adalah
tabanas khusus yang dilaksanakan secara kolektif melalui
organisasi pemuda, sekolah, dan satuan pramuka.
3) Tabanas Pegawai, adalah tabanas khusus para pegawai dari semua
golongan kepangkatan dilingkungan departemen/lembaga/instansi
14 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000), Edisi
ke-2, Cet ke-4 h.91-92 15 Ibid., h. 91
pemerintah dan perusahaan pemerintah maupun swasta yang
pelaksanaannya dilakukan secara kolektif.
Syarat-syarat untuk membuka TABANAS adalah :16
a. Menyetor uang tunai (minimal Rp. 250.000,-), cek atau bilyet giro;
b. Dalam satu tahun dapat diambil hanya 2 kali;
c. Penabung hanya dapat memiliki satu buku tabungan.
b. Taska (Tabungan Asuransi Berjangka)
Taska adalah bentuk tabungan yang dikaitkan dengan asuransi
jiwa, yang untuk pertama kali diatur tahun 1971.
Adapun kegunaan dari TASKA adalah tabungan akan
diasuransikan untuk perencanaan berupa biaya-biaya sekolah, kuliah,
dan lain-lain.
c. Tabungan ONH (Ongkos Naik Haji)
Tabungan ONH adalah setoran ongkos naik haji atas atas nama
calon jamaah haji untuk setiap muslim haji yang bersangkutan.
Besarnya ONH setoran-setoran di muka berdasarkan prinsip diskonto
untuk setiap musim haji, ditetapkan untuk pertama kalinya dengan
keppres tahun 1969.
d. Tabungan Lainnya
Tabungan lainnya adalah tabungan selain tabanas dan taska,
misalnya tabungan dari pegawai bank sendiri yang bukan tabanas atau
16 Ibid.,
taska atau tabungan masyarakat pada bank-bank lain yang bukan
penyelenggara tabanas atau taska.
3. Pengertian Haji
Haji merupakan rukun Islam yang relima dan hukumnya wajib
dilakukan oleh setiap orang beragama Islam yang mempunyai kesanggupan
serta dilakukan sekali dalam seumur hidup
Haji ialah berkunjung ke Baitullah (ka’bah) untuk melakukan
beberapa amalan antara lain; wukuf, mabit, tawaf, sa’i dan amalan lainnya
pada masa tertentu, demi memenuhi panggilan Allah SWT dan mengharapkan
Ridhanya17.
Ibadah haji diwajibkan Allah kepada kaum muslimin yang telah
mencukupi syarta-syaratnya. Ibadah haji diwajibkan hanya sekali seumur
hidup. Selanjutnya baik yang kedua atau seterusnya hukumnya sunat. Akan
tetapi bagi mereka yang bernazar (berkaul) haji menjadi wajib
melaksanakannya.
Dalam buku Fiqh Praktis, Muhammad Batir al-Hasby menyatakan
bahwa haji berasal dari bahasa Arab: “Hajj” atau “Hijj”, yang berarti menuju
atau mengunjungi sesuatu (biasanya digunakan untuk mengunjungi sesuatu
17 Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah, Panduan Perjalanan Haji (Jakarta:
Depag RI 2008), h.13
yang dihormati).18 Ahmad Thib Raya dan Siti Musdah Mulia dalam bukunya
juga menyebutkan bahwa haji berarti berniat pergi, bermaksud atau menuju
kesuatu tempat tertentu.19 Dalam buku Fiqh Empat Mazhab bagian Ibadat
(Puasa, Zakat, Haji, Kurban), Abdurrahman Al-Jaziri menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan “Hajj” secara bahasa adalah menuju kemuliaan.20
Sedangkan pengertian haji secara terminologi menurut beberapa ahli secara
terminologi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
a. M. Bagir Al-Hasby menyebutkan bahwa haji adalah mengunjungi
ka’bah dan sekitarnnya di kota maca untuk mengerjakan Ibadan
thawaf, sa’i, wukuf di arafah dan sebagainya, semata-mata demi
melaksanakan perintah Allah dan meraih keridhaan-Nya.
b. Ahmad Thib Raya dan Siti Musdah Mulia menyebutkan dalam
bukunya bahwa haji ialah menuju ka’bah untuk melakukan perbuatan-
perbuatan tertentu. Atau dengan percatan lain bahwa haji adalah
mengunjungi statu tempat tertentu dengan melakukan statu pekerjaan
tertentu.21
c. Abdurrahman al-Jaziri juga berpendapat bahwa haji adalah amalan-
amalan tertentu dan cara tertentu pula.22
18 M. Bagir Al-Habsy, Fiqh Praktis, (Bandung: Mizan, 1999), h.377 19 Ahmad Thib Raya, Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk Beluk Ibadah dalam Islam,
(Jakarta: Prenada Mulia, 2003), cet. Ke-1, h. 227 20 Abdurrahman al-Jaziri, Fiqh Empat Mazhab bagian Ibadat (Puasa, Zakat, Haji, Kurban),
(Jakarta: Darul Ulum Press, 1996), cet. Ke-1 h.177 21 Mulia, Menyelami Seluk Beluk Ibadah dalam Islam, h.277 22 Al-Jaziri, Fiqh Empat bagian Ibadat (Puasa, Zakat, Haji, Kurban), h.177
d. Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Departemen Agama RI dalam
Ketentuan Umum tentang Haji dan Umrah menyebutkan bahwa haji
adalah kegiatan berkunjung ke Baitullah (Ka’bah) untuk mengerjakan
Ibadan haji dengan cara, tempat, waktu atau masa tertentu. Maksud
dari cara tertentu tersebut adalah ihram, wukuf di arafah, thawaf fiada
dan sa’i.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat dipahami bahwa haji adalah
suatu rukun Islam yang relima yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada
orang-orang yang mampu menunaikannya, yakni memiliki kesanggupan biaya
serta sehat jasmani dan rohani untuk menunaikan perintah tersebut.23 Allah
SWT berfirman dalam Q.S Ali-Imran : 97
…
⌧ …
)٩٧: ا لعمر ا ن (
“… mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.. “ (QS. Ali-Imran :
97)
23 Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hikmah Ibadah Haji. (Jakarta: Depag RI, 2008) h.97
4. Dasar Hukum Haji
Warga negara Republik Indonesia sebagian besar penduduknya
beragama Islam yang setiap tahunnya semakin bertambah jumlahnya untuk
menunaikan Ibadah haji sebagai rukun islma yang relima.
Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 1999 tentang
penyelenggaraan Ibadah haji, bahwa penyelenggaraan Ibadan haji merupakan
tugas nasional dan menjadi tanggung jawab pemerintah, dibawah koordinasi
Mentri Agama.
5. Syarat, Rukun dan Wajib Haji
1. Syarat Haji
a. Islam
b. Baligh (dewasa)
c. Aqil (berakal sehat)
d. Merdeka (bukan hamba sahaya)
e. Istitha’ah (mampu)
2. Rukun Haji ialah rangkaian amalan yang harus dilakukan dalam
ibadah haji dan tidak dapat diganti dengan yang lain, walaupun dengan
Dam. Jika ditinggalkan maka tidak sah hajinya. Rukun haji terdiri dari:
a. Ihram (niat) ialah niat memulai mengerjakan ibadah haji / umrah.
Selama dalam keadaan ihram seseorang diharamkan melakukan
perbuatan yang sebelumnya dihalalkan. Dengan telah
mengucapkan niat haji / mura maka seseorang telah memulai
melaksanakan haji / umrah.
b. Wukuf di Arafah
c. Tawaf ifadah ialah mengelilingi ka’bah sebanyak 7 (tujuh) kali
putaran dan ka’bah selalu berada sebelah kiri dimulai dan diakhiri
pada arah sejajar Hajar Aswad.
d. Sa’i ialah berjalan dimulai dari bukit Safa ke bukit Marwah dan
sebaliknya, sebanyak 7 (tujuh) kali, yang berakhir di bukit marwah
(perjalanan dari bukit Safa ke bukit Marwah dihitung satu kali dan
juga dari bukit Marwah ke bukit Safa dihitung satu kali). Bagi
yang uzur boleh menggunakan kursi roda.24
e. Cukur
f. Tertib
3. Wajib Haji ialah rangkaian amalan yang harus dikerjakan dalam
Ibadah haji, bila tidak dikerjakan sah hajinya, akan tetapi harus
membayar Dam; berdosa jika sengaja meninggalkan dengan tidak ada
uzur syar’i. Wajib haji terdiri dari :
a. Ihram, yakni niat berhaji dari miqat
b. Mabit di Muzdalifah
c. Mabit di Mina
24 Departemen Agama RI, Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah, Panduan
Perjalanan Haji (Jakarta: 2008), h.116
d. Melontar Jumrah Ula, Gusta dan Acaba
e. Tawaf Wada’ (bagi yang akan meninggalkan Makkah).25
6. Macam – macam Haji
Para ulama mazhab sepakat bahwa haji ada tiga macam, yaitu;
Tamattu’, Qiran dan Ifrad.26
Mereka juga sepakat bahwa arti tamattu’ adalah melakukan amalan-
amalan umrah terlebih dahulu pada bulan-bulan haji, dan setelah selesai baru
melaksanakan amalan-amalan haji.
Mereka juga sepakat bahwa arti ifrad adalah melakukan haji terlebih
dahulu, dan setelah selesai dari amalan-amalan haji, ia melakukan ihram
untuk umrah, dan (kemudian) melakukan amalan-amalan umrah.
Empat mazhab sepakat bahwa arti qiran adalah berihram untuk haji
dan umrah secara bersamaan, dengan mengatakan :
لبيك ا للهم بحخ و عمرة
(Ya Allah, aku bertalbiyah (memenuhi panggilan-Mu) dengan
melakukan haji dan umrah.
Imamiyah : qiran dan ifrad adalah satu, tidak ada bedanya kecuali
hanya satu, yaitu bahwa orang yang melakukan haji qiran meberikan kurban
atau hadyun ketika berihram. Dia harus memberikan hadyun atas apa yang
25 Direktorat Jendral, Penyelenggara Haji dan Umrah, (Jakarta: Depag RI 2008), h.14-16 26 Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqh Lima Mazhab, (Jakarta: PT. Lentera Basritama,
2000), Cet ke-5, h.222
dilakukannya. Sedangkan orang yang haji ifrad tidak usah membayar kurban
atau hadyun pada dasarnya. Dengan ungkapan lain : Bahwa Imamiyah tidak
membolehkan campur-aduk antara dua ihram, juga tidak membolehkan
melaksanakan haji dan umrah dengan satu niat pada satu waktu. Tetapi yang
lain membolehkan bercampur-aduk antara ihram dengan haji qiran. Yang lain
berpendapat : Di namakan haji qiran karena mengumpulkan
(menggabungkan) antara haji dan umrah.
7. Hikmah Disyariatkannya Ibadah Haji
Diantara kandungan ajaran islam adalah syariat, yakni aturan-aturan
yang berupa perintah dan larangan, baik yang didasarkan pada Al-Qur’an
maupun As-Sunnah. Diantara syariat itu ada yang bersifat ibadah, yang dalam
hal ini tidak boleh direkayasa oleh siapapun. Sebab ia merupakan perintah
khusus dari Allah SWT dan Rasul-Nya dengan tata-cara pelaksanaan yang
telah ditentukan, seperti shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya.
Bila Allah SWT memberikan suatu syariat, yakni perintah dan
larangan, tentu ada hikmah atau makna yang menjadi motivasi atau penyebab,
mengapa hal itu diperintahkan ? Atau mengapa hal itu dilarang ? Tidaklah
patut bagi Allah, jika ia memerintahkan kepada kita untuk melaksanakan
shalat, zakat, puasa, haji dan sebagainya, kalau memang tidak ada hikmah
atau makna yang perlu ditangkap. Sehingga berbagai pekerjaan ibadah itu
dilakukan tidak hanya sekedar dilaksanakan saja. Firman Allah SWT :
⌧
)٣٢ :ا لحخ (
” Demikianlah (perintah Allah). dan barangsiapa mengagungkan syi'ar-
syi'ar Allah, Maka Sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (Al-Hajj :
32)
Dalam berbagai amaliah haji, kadang-kadang sulit bagi akal manusia
untuk menemukan atau mengungkapkan berbagai makna dan hikmah yang
tersirat didalamnya, bahkan sepintas terlihat ada sebagaian yang tidak rasional
dan tidak sesuai dengan pikiran yang normal, misalnya memotong rambut,
berlari kecil ketika sa’i dan sebagainya. Memang terkadang sebagian
pekerjaan haji ada yang diperlukan hanya berupa ibadah murni (mahdhah) ,
yakni karena semata-mata perintah Allah SWT, sebagaimana yang dijelaskan
dalam hadits :
)و ا ه ا لبز ا ر و ا ا لطبر ا نير ( لبيك بحخة حقا تعبد ا و ر قا
” Aku datang berhaji yang benar-benar merupakan pengabdianku (ibadah)
dan perhambaanku (kepada Allah).” (HR. Al-Bazzar dan Thabrani)
Kata ta’abbudan wariqqa , artinya pengabdian (ibadah) dan
penghambaan kepada Allah di atas hanya ditemukan dalam ibadah haji yang
menunjukkan aspek ubudiyah yang tertinggi dan membuat ia lebih
diutamakan daripada ibadah lainnya.27
Kewajiban ibadah haji mengandung banyak hikmah besar dalam
kehidupan rohani seorang mukmin, serta mengandung kemaslahatan bagi
seluruh umat islam pada sisi agama dan dunianya. Diantara hikmah itu adalah:
a. Haji merupakan manifestasi ketundukan kepada Allah SWT semata.
Orang yang menunaikan haji meninggalkan segala kemewahan dan
keindahan, dengan mengenakan busana ihram sebagai manifestasi
kefakirannya dan kebutuhannya kepada Allah, serta meninggalkan
masalah duniawi, dan segala kesibukan yang dapat membelokkannya
dari keikhlasan menyembah tuhannya. Dengan berhaji, seorang
muslim menampakkan keinginan untuk mendapatkan ampunan dan
rahmat-Nya. Ketika wukuf di Arafah, ia tunduk di hadapan Tuhannya,
bersyukur atas seluruh nikmat dan keutamaan yang di anugrahkan
kepadanya seraya memohon ampun atas dosa-dosanya, baik dosanya
sendiri maupun dosa keluarganya. Didalam Tawaf di sekeliling
27 Departemen Agama RI, Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah, Hikmah Ibadah
Haji (Jakarta: 2008), h.10-13
Ka’bah ia berlindung di samping Tuhannya, memohon perlindungan
dari dosa, hawa nafsu dan godaan syeitan.
b. Melaksanakan kewajiban haji merupakan ungkapan syukur atas
nikmat harta dan kesehatan. Keduanya merupakan kenikmatan besar
yang diterima manusia didunia. Dalam haji ungkapan syukur atas
kedua nikmat terbesar ini dicurahkan, dan dalam haji pula manusia
melakukan perjuangan jiwa raga, menafkahkan hartanya dalam rangka
mentaati, serta mendekatkan diri kepada Tuhannya. Tentu mensyukuri
nikmat adalah kewajiban yang diakui oleh akal yang sederhana
sekalipun dan diwajibkan oleh syariat agama.
c. Haji menempa jiwa agar memiliki semangat juang tinggi. Dalam hal
ini dibutuhkan kesabaran, daya tahan, kedisiplinan dan akhlak yanng
tinggi agar manusia saling menolong satu sama lain. Mereka yang
menunaikan haji telah menempuh perjalanan yang sulit untuk
berkumpul di Makkah, kemudian bergerak bersama pada hari
kedelapan Dzulhijjah guna melakukan manasik haji. Mereka bergerak
dan menunaikannya secara bersama pula. Mereka semua diliputi
dengan kesenangan hati. Tidak memperdulikan kesesakkan dan tidak
merasa terganggu dengan beratnya perjalanan dari satu tempat ke
tempat lain. Haji merupakan perkemahan rabbani , yang digerakkan
dan disetir oleh penuntun rohani dari Yang Maha Kuasa, yang secara
sukses mengatur beratus-ratus ribu bahkan berjuta-juta manusia.
Kekuatan manusia tentulah akan gagal dalam mengatur pekerjaan
raksasa semacam ini. Melihat hal tersebut orang yang memiliki nalar
jernih, akan berpikir dan percaya bahwa jalan islam adalah jalan dan
tujuan perjuangan umat dalam kehidupan.
d. Umat islam dari berbagai penjuru dunia berkumpul pada pusat
pengendali roh dan kalbu mereka. Satu sama lain saling menyapa dan
saling mengasihi. Disana, segala perbedaan antara manusia menjadi
sirna: perbedaan antara kaya dan miskin, antara jenis kelamin dan
warna kulit maupun ras dan suku bangsa. Mereka semua bersatu
dalam suatu konferensi manusia yang terbesar, yang diwarnai
kebaikan, kebajikan dan permusyawarahan, serta sikap saling
menasehati, saling menolong dalam kebaikan. Tujuan utamanya
adalah mengingatkan diri kepada Allah SWT.
e. Haji menyimpan kenangan di hati, mampu membangkitkan semangat
ibadah yang sempurna dan ketundukan tiada henti kepada perintah
Allah SWT. Haji juga mengajarkan keimanan yang menyentuh jiwa
dan mengarahkannya pada Tuhan dengan sikap taat dan mengindari
kesenangan duniawi.28
28 Ibid, h.13-16
C. LOYALITAS NASABAH
1. Pengertian Loyalitas Nasabah
Kesetiaan (loyalitas) adalah sebuah kata bergaya kuno yang
mendeskripsikan keadaan dimana seseorang menyerahkan seluruh jiwa dan
raganya pada satu negara, keluarga atau teman-temannya.29
Loyalitas didefinisikan Oliver sebagai komitmen yang tinggi untuk
membeli kembali suatu produk atau jasa yang disukai dimasa mendatang. Di
samping pengaruh situasi dan usaha pemasaran dalam mengubah perilaku.
Dengan kata lain konsumen akan setia untuk pembelian ulang secara terus-
menerus.30
Dari definisi diatas terlihat bahwa loyalitas adalah komitmen
pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau
melakukan pembelian ulang produk/jasa terpilih secara konsisten dimasa yang
akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran
mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan situasi.
Pelanggan yang loyal merupakan pelangganan yang menghasilkan
cash flow dan profitable return bagi perusahaan dari waktu ke waktu yang
loyalitasnya dapat dimenangkan dan dipertahankan oleh perusahaan.
29 Philip Kotler, Marketing Insights From A to Z”, (Jakarta: Erlangga, 2003), h.111-112 30 Ratih Huriyati, “Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen”, (Bandung: Alfabeta, 2005)
cet pertama,h. 128-129
Heskett dkk, menandai pelanggan yang loyal dengan ciri- ciri 3 R
yaitu:31
1. Retention, yaitu hubungan yang aktif dan berkesinambungan dengan
pelanggan yang menghasilkan revenue hasil penjualan produk ataupun
jasa. Konsumen yang lebih menghasilkan profit karena lebih mudah
dilayani (sudah dikenal). Pada berbagai jenis industri dan perusahaan
jasa menemukan fakta empiris bahwa dibutuhkan biaya minimal lima
kali lebih besar untuk mendapatkan pelanggan baru dibandingkan
mempertahankan pelanggan lama. Meskipun demikian, masih banyak
perusahaan yang lebih menghargai tenaga penjualan yang berhasil
menarik pelanggan baru dibandingkan mempertahankan pelanggan
lama.
2. Related Sales of New Products and Services, atau menjual
produk/service baru kepada existing customers . Haskett juga
menemukan fakta bahwa biaya untuk menawarkan atau menjual
produk dan jasa baru kepada pelanggan lama yang lebih murah
dibandingkan kepada pelanggan yang sama sekali baru. Dengan
database marketing , sebuah perusahaan akan mudah melacak
pelanggan yang potensial untuk ditawarkan produk baru atau
unggulan.
31 Heskett, James L, Leonardo A.Schlesinger, 1997, Out in From: Building High Capability
Service Organization, Harvard Business School Press, Boston. h.59
3. Refferals, yaitu pelanggan merekomendasikan kepada calon pelanggan
lain yang potensial. Keuntungan terbesar dari usaha mempertahankan
pelanggan adalah melalui referrals (rekomendasi atau ajakan) oleh
pelanggan-pelanggan potensial. Data yang dikutip dari studi lembaga
konsumen Amerika Serikat menyebutkan bahwa konsumen yang puas
akan memberitahu lima orang lainnya, sedangkan konsumen yang
puas akan memberitahu 11 orang. Pelanggan yang loyal akan menjadi
tenaga pemasar yang murah bagi perusahaan melalui referensi,
memperkenalkan produk atau jasa ke rekan-rekan mereka.
2. Karakteristik Loyalitas Pelanggan
Pelanggan yang loyal merupakan asset penting bagi perusahaan, hal
ini dapat dilihat dari karakteristik yang memilikinya, sebagaimana diungkapan
Griffin, pelanggan yang loyal memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Melakukan pembelian secara teratur (makes regular repeat purchases)
b. Membeli diluar lini produk / jasa (purchases across product and
service lines)
c. Merekomendasikan produk lain (refers other)
d. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing
(demonstrates an immunity to the full of the competition)
3. Hubungan Loyalitas dengan Kepuasan Nasabah
Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa latin “satis” (artinya
cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat). Kepuasan bisa
diartikan sebagai “upaya pemenuhan sesuatu” atau “membuat sesuatu
memadai”.32
Dalam hal ini kualitas pelayanan jasa yang diberikan karyawan BMT
cukup berpengaruh dalam menciptakan kepuasan bagi para nasabah. Karena
untuk meningkatkan profitabilitas dan pertumbuhan serta pangsa pasarnya dan
melindungi kepentingan nasabah selalu berkisar pada masalah kualitas
pelayanan.
4. Strategi Membentuk Loyalitas Nasabah
Maksud pelayanan bagi konsumen adalah bukan sekedar kemampuan
memberikan service yang ramah. Tetapi, pelayanan dalam ragam produk yang
dapat membantu nasabah menyelesaikan urusannya dalam hal bertransaksi
dan menyimpan uang. Untuk itu, bank harus lebih kreatif dalam menciptakan
produk-produk inovatif.
Kualitas pelayanan sebagai salah satu faktor utama dalam menciptakan
loyalitas pada nasabah, diharapkan sebuah BMT harus benar-benar dalam
mempraktekkannya. Jika BMT kurang focus terhadap saah satu saja, maka
jangan berharap akan berhasil mendapatkan atau mempertahankan nasabah.
32 Fandy Tjiptono dan Gregius Chandra, Service, Quality & Satisfaction, h.195
Untuk itu, BMT harus lebih jeli dalam mempelajari perilaku nasabahnya.
Tiap-tiap karakter nasabah perlu disikapi secara berbeda. Artinya, jika segmen
pasar yang dituju berbeda maka strategi pemasaran (marketing) yang
diterapkan pun berbeda. Setelah menerapkan segmentasi kepada nasabah,
maka BMT akan lebih terarah dalam membuat strategi marketing yang tepat
sasaran.
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG BMT AL-FATH IKMI
A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BMT AL-FATH IKMI
Melihat kondisi ril masyarakat kita yang dari sisi ekonomi belum
dapat hidup secara layak dan mapan, masih sering terjerat rentenir, tidak
adanya lembaga yang dapat membantu untuk meningkatkan pendapat mereka,
tidak punya posisi tawar dengan pihak lain dan kondisi-kondisi lainnya yang
serba tidak menguntungkan bagi masyarakat kecil.
Padahal dari potensi yang dimiliki oleh mereka yang apabila dikelola
oleh sistem kebersamaan, maka akan dapat meningkatkan ekonomi mereka.
Dengan memperhatikan permasalahan di atas, maka dirintislah BMT (Baitul
Maal wat Tamwiil) Al-Fath oleh 25 orang pendiri pada tanggal 13 Oktober
1996, dan kini jumlah pendirinya menjadi 31 orang.
BMT Al-Fath merupakan lembaga keuangan mikro syari'ah yang
notabenenya adalah lembaga keuangan aset umat dengan prinsip
operasionalnya mengacu pada prinsip-prinsip syari'at Islam. BMT Al-Fath
dibentuk dalam upaya memberdayakan umat secara kebersamaan melalui
kegiatan simpanan dan pembiayaan serta kegiatan-kegiatan lain yang
berdampak pada peningkatan ekonomi anggota dan mitra binaan ke arah
yang lebih baik, lebih aman, serta lebih adil.
Sebagai lembaga yang mengemban misi sosial, maka dibentuklah
divisi Baitul Maal yang dikelola secara terpisah agar dapat berjalan secara
optimal melayani umat, dan sebagai lembaga bisnis maka dibentuklah Baitut
Tamwil dengan dikelola oleh tenaga muslim yang profesional dibidang
keuangan, Insya Allaah akan menampilkan lembaga keuangan syari'at yang
sehat, berkualitas, dan memenuhi harapan umat.33
B. Visi dan Misi BMT Al-Fath
Visi BMT Al-Fath adalah Meningkatkan kualitas keimanan anggota
dan mitra binaan sehingga mampu berperan aktif sebagai khalifah Allaah
Subhanahu Wa Ta'ala.
Misi BMT Al-Fath adalah Menerapkan prinsip-prinsip syari'at dalam
kegiatan ekonomi, memberdayakan pengusaha kecil dan menengah, dan
membina kepedulian aghniyaa (orang mampu) kepada dhuafaa (kurang
mampu) secara terpola dan berkesinambungan.
33 www.bmtalfath.com, (Jakarta, 24 Mei 2010)
Tujuan BMT Al-Fath hádala meningkatkan kesejahteraan jasmani dan
rohani secara mempunyai posisi tawar (daya saing) anggota dan mitra binaan
juga masyarakat pada umumnya melalui kegiatan pendukung lainnya.34
C. Prinsip Operasional
Lembaga keuangan syariah sistem bagi hasil dirancang untuk
terbinanya kebersamaan menanggung resiko usa dan berbagi hasil usa antara
pemilik dana (rabbul maal) yang menyimpan uangnya di lembaga, lembaga
selaku pengelola dana (mudharib) dan masyarakat yang membutuhkan dana
yang bisa berstatus peminjam dana atau pengelola usaha.
Adapun prinsip operasional dari BMT Al-Fath adalah :
a. Bagi hasil : yaitu pembagian hasil usaha antara BMT Al-Fath dengan
penyimpan dana atau antara nasabah penerima pembiayaan
mudharabah dengan BMT, yang dibagikan kepada penyimpan dana
adalah hasil usaha BMT yang dihitung selama satu periode tertentu.
Hasil usaha nasabah penerima pembiayaan mudharabah yang
dibagikan lepada BMT adalah laba usaha yang dihasilkan penerima
pembiayaan dari usaha yang dibiayai secara utuh oleh BMT. Lepada
nasabah penerima dana pembiayaan mudharabah, sesuai dengan isi
34 Laporan RAT 2009
perjanjian, diwajibkan mengembalikan seluruh pinjamannya pada
waktu jatuh tempo.
b. Mark up : adalah biaya yang diperhitungkan dalam bentuk nominal
diatas nilai pembiayaan yang diterima nasabah. Biaya tersebut
ditetapkan sesuai dengan kesepakatan antara BMT dengan nasabah.
Nasabah juga memanfaatkan fasilitas pembiayaan untuk kepemilikan
barang dengan dikenakan suatu mark up. Pada sistem syariah
pembiayaan ini diberikan pada jenis pembayaran murabahah yaitu
pembiayaan modal kerja dengan pembayaran tangguh beserta mark-
upnya pada saat jatuh tempo.
D. Struktur Organisasi dan Mekanisme Kerja BMT Al-Fath
1. Struktur Organisasi BMT Al-Fath adalah sebagai berikut35 :
Nama:
Pendirian:
Badan Hukum:
Akte Perubahan:
NPWP:
SIUP:
KJKS BMT Al Fath IKMI Jaksel
13 Oktober 1996
650/BH/KWK.10/VI/1998
518/BH/PAD/Koperasi/2005
02.021.735-2.411.000
1086/10-04/PK/XII/2000
35 Laporan RAT 2008
Jumlah Pendiri:
31 Orang 1 lembaga
Dewan Pengawas
Ketua:
Anggota:
Drs Mustakim Kurdi
Faridi Syahdana,SE
Didin Syaepuddin,SE
Dewan Pengurus
Ketua:
Wakil Ketua:
Bidang Pendanaan:
Bidang SDM & Legal:
Bidang Pembinaan Mitra:
Bidang Pembiayaan:
Sekretaris:
Bendahara:
Drs Budiyono
H. Husein Bin Ali
Drs.Prastowo Sidhi,SH,MH
H. Abdul Rahim
Opan Sopyan Sauri,S.Ag
H Z Arifin Listanto
Drs.H Moh.Abduh Atmadiwirya
Pengelola Kantor Pusat
Manager Tamwil:
Manajer Maal:
Kabag Operasional:
Account Officer:
Saimin
H.Imam Turmudzi Ms.
H. Djaelani
Robi Sugara
Remedial Pembiayaan:
Remedial Pendanaan:
Pembukuan:
Adm Pembiayaan:
Head Teller:
Teller:
Cecep Nurjaya
Dodi Kurniawan
Suheri Junianto
Parjan
Naufal Safiq
Neneng Syarifah
Salahudin Arif
Harum Sulistio Rini
Nurmilati
Pengelola Kantor Kas
Kepala Kantor Kas:
Kabag Operasional:
Account Officer:
Teller:
Supriyanto
Suryadi
Hedi Rusmantoro
Aisyah
2. Mekanisme Kerja BMT Al-Fath
Adapun pembagian dan wewenang dalam struktur organisasi tersebut
diatas, secara garis besar adalah sebagai berikut :
a. Tugas dan Fungsi Badan Pendiri :
1) Memutuskan garis besar haluan kerja BMT atau program verja
BMT
2) Merubah atau merevisi dan memastikan halaman atau merevisi AD
/ ART atau menambah khusus BMT
3) Memutuskan dan memilih susunan pengurus dan jumlah pengurus
4) Memimpin dewan pengawas BMT
b. Tugas dan Fungsi Dewan Pengawas
1) Mengawasi pelaksanaan program kerja pengurus
2) Menjadi pertimbangan pengurus dalam mengambil keputusan
syariah atas program kerja tertentu yang perlu dikaji dari aspek
syariah
3) Mengawasi sejauh mana pembiayaan memenuhi kriteria dan aturan
main yang berlaku di BMT, misalnya : apakah pengurus BMT
memberikan pembiayaan kepada ”orang dekat”-nya saja tanpa ada
penilaian kelayakan atau tidak, dan lain sebagainya.
c. Tugas dan Fungsi Pengurus
1) Guna memutuskan kebijakan-kebijakan, maka pengurus
mengadakan rapat secara rutin sebulan sekali
2) Mengecek laporan keuangan
3) Membicarakan kendala0kendala yang dihadapi koperasi BMT Al-
Fath
4) Mengevaluasi kinerja pengelola
5) Memusyawarahkan dan menetapkan kesejahteraan pengelola
secara periodik
6) Membahas dan mengevaluasi perkembangan BMT
d. Tugas dan Fungsi Pengelola
1) Membantu pelayanan anggota dalam simpan pinjam
2) Kunjungan kepada anggota yang mengalami kendala dalam
memenuhi kewajibannya kepada koperasi BMT AL-Fath
3) Memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada para anggota
untuk peningkatan kesejahteraan anggota
4) Mengikuti pelatihan-pelatihan perkoperasian dan BMT
5) Memenuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pengurus
mengenai kegiatan BMT.
E. Produk dan Jasa BMT Al-Fath
1. Prinsip Titipan (Wadiah)
a. TAWAKAL (Tabungan Wadiah Al-Fath)
Merupakan simpanan dari mitra yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat. Tabungan ini menggunakan prinsip wadiah /titipan. Dalam
tabungan ini BMT AL FATH tidak wajib memberikan hasil kepada
penabung. BMT AL FATH boleh memberikan bonus setiap bulan
sesuai dengan kebijakan BMT AL FATH.
2. Prinsip Bagi Hasil
a. TABAH (Tabungan Berjangka Al-Fath)
Merupakan tabungan / investasi dengan menggunakan prinsip
mudharabah mutlaqah yang penarikannya dapat dilakukan sesuai
dengan jangka waktu yang dikehendaki. Pilihan jangka waktu yang
dapat dipilih adalah: 3 Bulan dengan nisbah 25% (mitra): 75% (BMT),
6 Bulan dengan Nisbah 30% mitra: 70% (BMT), 9 Bulan dengan
nisbah 35%(mitra): 65% (BMT) dan 12 bulan dengan nisbah 40%
(mitra): 60% (BMT).
b. SIDIK
Yaitu bentuk simpanan yang alokasi dananya diperuntukan untuk dana
pendidikan bagi putra-putri mitra. Penarikan dapat dilakukan dua kali
dalam satu tahun, pertama pada saat ajaran baru, kedua pada saat
semester. Simpanan dengan prinsip mudharabah mutlaqah ini akan
mendapat bagi hasil setiap bulan dengan nisbah 20% (mitra): 80%
(BMT).
c. Simpanan Idul Fitri
Yaitu simpanan yang direncanakan untuk keperluan idul fitri.
Penarikan dilakukan satu kali menjelang idul fitri. Simpanan ini
menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan
mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20%
(mitra): 80% (BMT).
d. SimpananQurban
Yaitu simpanan yang diperuntukan untuk keperluan pembelian hewan
qurban. Penarikan dilakukan satu kali menjelang ibadah qurban.
Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga
akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20%
(mitra): 80% (BMT).
e. Simpanan Nikah
Yaitu simpanan yang diperuntukan bagi mereka yang merencanakan
pernikahan. Penarikan dilakukan satu kali, satu bulan menjelang
pernikahan. Simpanan ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah
sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan
nisbah 20% (mitra): 80% (BMT).
f. Simpanan Haji
Yaitu simpanan yang diperuntukan bagi mereka yang merencanakan
untuk menunaikan haji. Penarikan dilakukan satu kali. Simpanan ini
menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah sehingga akan
mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan nisbah 20%
(mitra): 80% (BMT).36
36 www.bmtalfath.com (24 Mei 2010)
BAB IV
PENGARUH STRATEGI PEMASARAN SIMPANAN HAJI DALAM
MENINGKATKAN LOYALITAS NASABAH PADA BMT AL-FATH IKMI
A. Perkembangan Simpanan Haji
Saat ini pertumbuhan jumlah bank syariah di Indonesia terjadi seiring
dengan meningkatnya kesadaran dan minat masyarakat untuk menggunakan
produk-produk yang dikeluarkan BMT, salah satu produknya ialah simpanan
haji.
BMT Al-Fath merupakan lembaga keuangan mikro syari'ah yang
notabenenya adalah lembaga keuangan aset umat dengan prinsip
operasionalnya mengacu pada prinsip-prinsip syari'at Islam. BMT Al-Fath
dibentuk dalam upaya memberdayakan umat secara kebersamaan melalui
kegiatan simpanan dan pembiayaan serta kegiatan-kegiatan lain yang
berdampak pada peningkatan ekonomi anggota dan mitra binaan ke arah yang
lebih baik, lebih aman, serta lebih adil.
Perkembangan pada produk simpanan haji di BMT Al-Fath cukup
memadai. Karena walaupun BMT AL-Fath belum menjadi biro perjalanan
haji yang sah, tetapi BMT Al-Fath akan bekerjasama dengan biro perjalanan
haji Hudaya Islami di daerah Salemba. Selain itu BMT Al-Fath juga meminta
bantuan kepada Bank Muamalat Indonesia untuk pemberangkatan haji.37
Dari awal berdirinya BMT pada tahun 1996, simpanan haji telah
beroperasi, walaupun masyarakat belum banyak yang berminat menjadi
nasabah simpanan haji. Tetapi seiring dengan perkembangan BMT Al-Fath,
dari tahun ketahun jumlah nasabah simpanan haji juga semakin meningkat.
Walaupun pada produk simpanan haji ini masih kurang dilirik oleh
masyarakat, dibanding dengan produk simpanan yang lain.
Ini merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh BMT Al-
Fath, karena tahun 2010 memasuki era perdagangan bebas Asia, dimana
tingkat persaingan pasar akan semakin besar, produk-produk asing akan
menyerbu pasar, sehingga mempukah para pengusaha kecil kita bersaing,
terutama pada home industry. Bank-bank besar juga beramai-ramai masuk ke
sektor mikro melalui unit-unit usaha yang dibentuknya. Tentu ini merupakan
tantangan yang besar bagi kita. Di era seperti ini kreatifitas, produktifitas,
kecermatan membaca dan menangkap peluang, kerja sama yang solid tentu
sangat dibutuhkan. Diperlukan strategi dan persiapan yang lebih baik di
segala aspek.
Tanpa pertolongan Allah, kemudian diiringi dengan usaha yang
maksimal, maka pencapaian itu akan sulit diraih. Kecerdasan spiritual dan
37 Wawancara dengan BMT Al-Fath bagian Manajer Tamwil, 25 Mei 2010
kecerdasan intelektual harus terus ditumbuh kembangkan demi meraih
kesuksesan dunia dan akhirat.38
B. Strategi Pemasaran Simpanan Haji
Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) sebagai salah satu lembaga keuangan
yang berdasarkan prinsip syariah tidak terlepas dari persaingan antara BMT.
Untuk itu BMT perlu melakukan kebijakan dalam penyaluran dana
masyarakat yang bersifat umum seperti pembiayaan mudharabah,
musyarakah, dan murabahah. Namun demikian, setiap usaha yang dilakukan
oleh BMT untuk memasarkan produknya dengan apa yang direncanakan
merupakan bagian dari strategi pemasaran. Salah satu hal yang paling
mendasar dan sangat diperlukan dalam strategi pemasaran adalah bagaimana
cara dan upaya untuk menarik minat nasabah sekaligus mempertahankan
nasabah tersebut agar tetap setia dan loyal.
Oleh karena itu didalam menyusun rencana pemasaran simpanan haji,
BMT menempatkan pengenalan produk terhadap calon nasabah pada urutan
pertama guna memberikan pelayanan yang sebaik-baiknnya kepada nasabah,
agar nasabah simpanan haji menjadi nasabah yang loyal (setia). Hal ini
dilakukan untuk menentukan segmen pasar yang dituju, maka tahap
selanjutnnya BMT memilih pasar sasaran yang ingin dipenuhi kebutuhannya.
38 Laporan RAT 2009
Pemilihan pasar sasaran produk simpanan haji ialah semua nasabah, yang
merasa sudah mampu melaksanakan ibadah haji.
Untuk memcapai pasar sasaran tersebut strategi pemasaran produk
simpanan haji yang dilakukan oleh BMT AL-Fath meliputi 4 variabel dalam
bauran pemasaran, yaitu :
1. Strategi Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar
untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang
meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat organisasi dan
gagasan atau buah pikiran.39
Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha, memerlukan
strategi pemasaran yang pada dasarnya menunjukkan bagaimana sasaran
pemasaran dari produk yang dihasilkan tersebut dapat tercapai. Produk
adalah hal penting yang perlu diperhatikan dalam strategi bauran
pemasaran, karena tanpa adanya produk, strategi bauran pemasaran
lainnya tidak dapat dilakukan. Produk merupakan segala sesuatu yang
dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau
kebutuhan.
39 Sofjan Assauri. Manajemen Pemasaran, Dasar KOnsep dan Strategi. (Jakarta:PT.
RajaGrafindo Persada, 2004), Edisi 1, Cet. 7 h.200
Penerapan strategi pemasaran produk simpanan haji yang dilakukan
oleh BMT Al-Fath adalah dengan menampilkan mutu dari produk
simpanan haji tersebut, sehingga dapat memenuhi keinginan atau
kebutuhan pasar sasarannya. Mutu dari produk ini meliputi pemberian
fasilitas dan kemudahan yang terdapat didalam karakteristik produk,
antara lain :
1. Simpanan haji untuk biaya pemberangkatan haji para nasabah.
2. Semua nasabah BMT AL-Fath berhak untuk menjadi nasabah
simpanan haji, bagi mereka yang sudah mampu
3. Simpanan haji ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah
sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai dengan
nisbah 20% (mitra/nasabah) : 80% (BMT Al-Fath).
2. Strategi Harga
Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix yang
menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hannya
unsur biaya saja. Walaupun penetapan harga merupakan persoalan
penting, masih banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam
menangani permasalahan penetapan harga tersebut. Karena menghasilkan
penerimaan penjualan, maka harga mempengaruhi tingkat penjualan,
tingkat keuntungan, serta share pasar yang dapat dicapai oleh
perusahaan.40
Dalam penetapan harga jasa yang dilakukan oleh BMT Al-Fath
didasarkan pada konsep harga islami dalam artian harga yang ditetapkan
memberatkan nasabah. Disamping itu penetapan harga yang dilakukan
oleh BMT Al-Fath bebas dari praktek kecurangan dan kezaliman, seperti
mengeksploitasi kebutuhan nasabah dengan menetapkan harga yang tinggi
ketika jasa tersebut sangat dibutuhkan oleh para nasabah. Dan apabila
simpanan nasabah haji telah mencapai biaya haji, maka dapat diambil.
Tetapi kalau jumlah simpanannya belum mencapai target, maka tidak
dapat diambil, sebab dalam simpanan haji ini hanya dapat diambil dalam 1
(satu) kali pengambilan saja.
3. Strategi Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan penyampaian produk samapi ketangan
si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat. Oleh karena itu,
kebijakan distribusi merupakan salah satu kebijakan pemasaran terpadu
yang mencakup penentuan saluran pemasaran (marketing channels) dan
distribusi fisik (physical distribution). Kedua faktor ini mempunyai
hubungan yang sangat erat dalam keberhasilan penyaluran dan sekaligus
keberhasilan pemasaran produk perusahaan. Efektivitas penggunaan
40 Ibid, h.223
saluran distribusi diperlukan unutuk menjamin tersedianya produk di
setiap mata rantai saluran tersebut.41
Mengenai keputusan saluran distribusi, BMT AL-Fath adalah dengan
mengadakan unit kas keliling untuk menjangkau unit kas keliling untuk
menjangkau nasabah yang tidak sempat datang dan nasabah tersebut
memiliki potensial dana yang besar. Prinsip utama strategi distribusi
dalam pandangan islam adalah adil dan baik pada saluran distribusi pelaku
bisnis muslim sekali-kali tidak akan pernah melakukan tindakan
kezaliman terhadap pesaing lain, melakukan suap untuk melicinkan
saluran pasarnya, tindakan menghalalkan segala cara lainnya.
4. Strategi Promosi
Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir. Kegiatan
ini merupakan kegiatan yang sama pentingnnya dengan ketiga kegiatan
lainnya, baik produk, harga dan distribusi. Dalam kegiatan ini setiap bank
/ perusahaan berusaha untuk mempromosikan seluruh produk atau jasa
yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung.42
Promosi yang dilakukan oleh BMT Al-Fath pada produk simpanan
haji adalah dengan cara :
41 Sofjan Assauri. Manajemen Pemasaran, Dasar Konsep dan Strategi. (Jakarta:PT.
RajaGrafindo Persada, 2004), Edisi 1, Cet. 7 h.223-234 42 Kasmir. Manajemen Perbankan. (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2003) Edisi
1, Cet. 4 h.213
1. Menawarkan produk simpanan haji kepada semua nasabah / mitra
secara langsung
2. Membuat brosur dan spanduk dengan tampilan semenarik mungkin
yaitu dengan susunan lay out brosur dan spanduk yang menggunakan
tata warna, desain, kata-kata dan grafis yang baik agar menimbulkan
kesan ekslusif, sehingga konsumen tertarik untuk membaca
3. Dalam acara pengajian majlis taklim yang dilakukan rutin oleh pihak
BMT Al-Fath, memperkenalkan produk simpanan haji kepada
masyarakat sehingga dapat menarik minat masyarakat
4. BMT Al-Fath juga akan membuat akses tentang haji, agar para
nasabah tidak kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang
simpanan haji.
C. Analisa Penulis Terhadap Strategi Pemasaran Produk Simpanan Haji
Simpanan haji ini mulai beroperasi dari awal berdirinya BMT Al-Fath.
Tetapi mulai ada perkembangan pada tahun 2007-2009. Awalnya minat para
nasabah simpanan haji sangat minim, karena kurangnya promosi yang
diberikan oleh BMT Al-Fath ini sendiri. Selain itu para nasabah belum
mengetahui bahwa di BMT Al-Fath terdapat produk simpanan haji juga,
selain produk-produk yang lain.
Untuk mengetahui bagaimana peningkatan loyalitas nasabah simpanan
haji pada BMT Al-Fath dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Peningkatan Loyalitas Nasabah pada Produk Simpanan Haji
BMT Al-Fath, Pemulang
Tahun 2007 s/d 2009
Tahun Jumlah Perubahan
(+/-) (%)
2007 1.0 - -
2008 1.9 90 0,9
2009 21.2 1015 10,1
Sumber : BMT Al-Fath, 2009
Cara Penghitungan :
- perkembangan dari tahun 2007 sampai tahun 2008 :
%9.0%1000.1
0.19.1=
− X
- perkembangan dari tahun 2008 sampai tahun 2009 :
%1.10%1009.1
9.12.21=
− X
Berdasarkan tabel diatas, maka perkembangan produk simpanan haji
pada BMT Al-Fath dari tahun 2007 sampai tahun 2008 mengalami kenaikan
0.9 %.
Dan pada tahun 2008 sampai 2009 mengalami peningkatan yang lebih
baik lagi yaitu 10.1 %.
Dengan adanya kenaikan ini menandakan bahwa masyarakat sudah
banyak yang menggunakan produk simpanan haji pada BMT Al-Fath yang
operasionalnya menggunakan sistem bagi hasil, karena sedikit bagi
masyarakat yang mengetahui tentang simpanan haji yang berdasarkan prinsip
syariah.
Walaupun pada dasarnya produk simpanan haji mengalami kenaikan,
tetapi ini tidak membuat BMT Al-Fath berhenti mensosialisasikan mengenai
produk simpanan haji, sehingga banyak masyarakat lebih tertarik lagi
minatnya untuk menggunakan produk simpanan haji ini.
Cara yang dilakukan oleh BMT Al-Fath untuk menarik minta
masyarakat dalam meningkatkan loyalitas nasabah simpanan haji, sama
seperti tahun-tahun yang lalu, yaitu BMT Al-Fath melakukan strategi
pemasaran dalam mensosialisasikan produk simpanan haji kepada masyarakat
luas. Strategi pemasarannya pun tidak berbeda jauh dengan tahun kemarin,
dan yang lebih ditingkatkan dalam strategi pemasaran ini ialah lebih giatnnya
pihak BMT Al-Fath dalam mengenalkan produk simpanan haji kepada
masyarakat awam, sebab masih ada masyarakat yang belum mengetahui
tentang keberadaan simpanan haji di BMT Al-Fath.
Sebagai lembaga yang berdasarkan prinsip syariah, BMT Al-Fath
harus terus berupaya untuk menyediakan produk / jasa di BMT yang lengkap
dan luas. Untuk mencapai sasaran tersebut BMT Al-Fath bertekad untuk
menyediakan dan memberikan layanan dengan sebaik-baiknya, agar
meningkatnya loyalitas nasabah kepada BMT Al-Fath.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis
menarik beberapa kesimpulan, antara lain :
1. Simpanan Haji merupakan salah satu produk yang dari BMT Al-Fath yang
ditawarkan kepada masyarakat dengan sistem bagi hasil dengan
menggunakan akad mudharabah mutlaqah, sehingga diharapkan dapat
memberi kepuasan kepada nasabah atau mitra serta hilangnya rasa takut
dalam melakukan transaksi dengan BMT Al-Fath karena berdasarkan
prinsip syariah.
2. Faktor yang mempengaruhi BMT Al-Fath melakukan strategi pemasaran
pada produk simpanan haji ialah banyaknya para pesaing, baik dari
kalangan BMT ataupun dari Bank dan Biro perjalanan haji. BMT ingin
memberikan produk sesuai dengan kebutuhan konsumen, agar banyak
konsumen yang tertarik menjadi nasabah BMT dan menjadi nasabah yang
loyal atau setia terhadap produk BMT Al-Fath ini.
3. Dalam mencapai pasar sasaran, BMT Al-Fath menerapkan strategi
pemasaran produk simpanan haji yang meliputi empat komponen yaitu ;
strategi produk, strategi harga, strategi promosi dan strategi distribusi.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang penulis sampaikan sehubungan dengan
penelitian pada BMT Al-Fath adalah sebagai berikut :
1. Agar Implementasi dari penerapan strategi pemasaran produk simpanan
haji tidak menghadapi masalah dalam hal ketersediaan tenaga (karyawan)
yang memiliki sumber daya manusia yang cakap dan terampil, sehingga
menjadi tanggung jawab dari pihak manajemen BMT Al-Fath untuk lebih
memperhatikan masalah ini.
2. Agar pihak BMT Al-Fath harus lebih mensosialisasikan produk simpanan
haji pada khususnya serta produk-produk lain pada umumnya agar
masyarakat calon nasabah atau mitra mempunyai minat untuk menjadi
nasabah atau mitra BMT Al-Fath.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jaziri, Abdurrahman, Fiqh Empat Mazhab bagian Ibadat (Puasa, Zakat, Haji,
Kurban). Jakarta: Darul Ulum Press, 1996. Cet. Ke-1 h.177
Armstrong, Kotler, Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga, 2001. Edisi
Kedelapan, h.7-8
Assauri, Sofyan, Manajemen Pemasaran : Dasar, Konsep, & Strategi. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2004. Cet. Ke-7 h.168
Chandra Gregius dan Tjiptono Fandy , Service, Quality & Satisfaction, h.195
Departemen Agama RI, Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah, Panduan
Perjalanan Haji (Jakarta: 2008), h.116
Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hikmah Ibadah Haji. Jakarta:
Depag RI, 2008. h.97
Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah, Panduan Perjalanan Haji.
Jakarta: Depag RI 2008. h.13
Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji, Ketentuan Umum tentang Haji dan Umrah.
Jakarta: Departemen Agama RI, 1998, h.3
J Setiadi, Nugroho, Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana, 2008, Edisi, 1, Cet, ke-3,
h.199
Kotler, Philip, Marketing Insights From A to Z”.Jakarta: Erlangga, 2003. h.111-112
Jawad, Mughniyah Muhammad, Fiqh Lima Mazhab. Jakarta: PT. Lentera Basritama,
2000. Cet ke-5, h.222
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003. Edisi Revisi, Cet. 7, h.74
Kasmir, Dasar – Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004. Edisi
1, Cet. Ke-3, h.84
Kasmir. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003. Edisi 1.
cet. 4, h.186
Laporan RAT 2008
Mulia, Menyelami Seluk Beluk Ibadah dalam Islam, h.277
Musdah, Mulia Siti, Thib Raya Ahmad, Menyelami Seluk Beluk Ibadah dalam Islam.
Jakarta: Prenada Mulia, 2003. Cet. Ke-1, h. 227
Reksohadiprodjo, Sukanto. Manajemen Srategik. Yogyakarta: BEFE, 1987. Edisi
Pertama h.11
Sinungan, Muchdarsyah, Manajemen Dana Bank. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000.
Edisi ke-2, Cet ke-4 h.91-92
Sri Wahyudi, Agustinus , Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berfikir Stratejik,
Jakarta: Binarupa Aksara, 1996. Cet. Ke-1 h.16
Uchayana, Onong, Ilmu Komunikais, Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 1990. Edisi Revisi, Cet. Ke-5, h.32
www.bmtalfath.com (Jakarta, 24 Mei 2010)