repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47759... ·...
TRANSCRIPT
i
ABSTRAK
Muhammad Abduh Kafa, 11140530000067, Manajemen
Distribusi Dana Zakat pada Program Bedah Rumah di
Badan Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh (BAZIS) Kota
Administrasi Jakarta Barat Tahun 2017, Pembimbing Drs.
Study Rizal, LK, MA
Manajemen distribusi yang dilaksanakan pada program
bedah rumah sangatlah penting. Hal itu dikarenakan dalam
sebuah Lembaga harus mempunyai manajemen yang baik agar
program yang sudah dibuat dapat berjalan sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Penelitian yang dilakukan mengunakan metode analisis
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian
dilaksanakan di kantor BAZIS Kota Adminisrasi Jakarta Barat.
Sedangkan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui cara
pengelolaan penditribusian dana zakat di BAZIS Kota
Administrasi Jakarta Barat dalam program bedah rumah.
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah
mengetahui proses yang dilakukan oleh BAZIS Kota
Administrasi Jakarta Barat dalam mengelola pendistribusian dana
zakat yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Manajemen distribusi tidak hanya dilakukan oleh BAZIS Jakarta
Barat saja tetapi juga melibatkan BAZIS Pusat sebagai induk dari
BAZIS yang ada didaerah juga melibatkan kepemerintahan lain
yaitu kelurahan sebagai media pencari mustahiq dan mengontrol
dalam pelaksanaan program.
Kata Kunci : Manajemen, Distribusi, Manajemen Distribusi
Dana Zakat
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
Sang Robbul Izzati yang dengan rahmat, karunia dan kasih
sayang Nyalah sang penjaga bumi dan langit serta isinya mampu
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah selalu kepada Makhluk Paling Mulia yang diantaranya
ilmu yang telah diajarkan merupakan ilmu Lauh Mahfudz dan
Qalam Pena Rasulullah Saw.
Pada kesempatan ini peulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas dukungan moril
maupun materil yang telah diberikan kepada penulis selama
proses penyusunan skripsi ini. Perkenankanlah penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, MA selaku
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Bapak Suparto, M.Ed,
Ph.D selaku Wakil Dekan I, Ibu Dr. Roudhonah, MA
selaku Wakil Dekan II, Bapak Dr. Suhaimi, M.Si selaku
Wakil Dekan III. Terima kasih atas pelayanannya yang
diberikan kepada saya. Semoga Bapak dan Ibu menjadi
iii
Pemimpin yang amanah dan selalu mendapat lindungan
dari dari Allah SWT.
3. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA. Selaku ketua
Jurusan Manajemen Dakwah, Bapak H. Mulkanasir, BA,
S.Pd, MM selaku sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah
demisioner, dan Bapak Drs.Sugiharto, MA selaku
Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah terpilih, beserta
para dosen yangtidak dapat disebutkan satu persatu
namun tidak akan mengurangi rasa hormat dan Ta’zhim
kepada mereka. Terima kasih banyak atas segala ilmu dan
pelayanan yang diberikan kepada saya. Semoga menjadi
amal yang terus mengalir dan menjadi pemberat
timbangan amal dimata Allah swt.
4. Drs. Study Rizal, Lk, M.A selaku dosen pembimbing
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih
atas masukan-masukan, motivasi dan bimbingan yang
telah bapak berikan kepada penulis.
5. Bapak M. Zen, MA dan Bapak H. Mulkanasir , BA, S.Pd,
MM selaku penguji I dan penguji II dalam sidang
munaqasah.
6. Abahku Isro’i dan Ibuku Nur Faizah, yang telah mengurus
penulis dari kecil sampai besar dan do’a kalian lah yang
mampu menjadikan penulis dapat menyelesaikan kuliah
jenjang strata I ini. Kalian dunia akhirat ku.
iv
7. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia
mentransfer ilmu-ilmunya kepada penulis selama
dibangku kuliah, juga seluruh staf Tata Usaha Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, teirma kasih atas bantuan
semuanya.
8. Seluruh Staff BAZIS Kota Administrasi Jakarta Barat,
khususnya kepada Bapak Dedi Santosa selaku kepala
BAZIS Kota Administrassi Jakarta Barat yang sudah
berkenan mengizinkan jalannya penelitian dan Bapak
Ibnu, Bapak Khoirul selaku pelaksana program bedah
rumah dan yang telah membantu penulis dalam
mengumpulkan data serta mengizinkan penulis untuk
melakukan penelitian disana, semoga amal kebaikan
semuanya dibalas oleh Allah SWT dan tercatat sebagai
amal ibadah hingga diakhirat.
9. Seluruh staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi dan Staf Perpustakaan Utama UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Terima kasih juga terucap kepada adik-adiku Bina Adila
dan Putri Al Fafa serta kakakku Arini Milatina juga
Adham Azzuhud yang tak berhenti memberikan motifasi
agar segera menyelesaikan penilisan ini.
11. Teman-teman seperjuangan Manajemen Dakwah 2014,
Konsentrasi Manjemen Ziswaf dan sahabatku Haikal
v
Fadly, Habiburrohman dan Irwansyah yang sudah
memberikan dukungan moril maupun materil serta telah
setia menemani dari awal semester sampai akhir.
12. Semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan. Semoga
kebaikan semuanya dibalas oleh Allah swt dengan
berlipat-lipat ganda.
Pada akhirnya penulis menyadari betuk bahwa penulisan
skripsi ini masih belum sempurna dan masih banyak yang perlu
diperbaiki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun bagi penulis sendiri agar
kedepannya bisa lebih baik lagi. Akhir kata penulis ucapakan
semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
umumnya bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 3 Januari 2019
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 7
D. Metodologi Penelitian 7
E. Tinjauan Pustaka 8
F. Sistematika Penulisan 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen 15
2. Fungsi-Fungsi Manajemen 16
B. Distribusi 19
C. Ruang Lingkup Dana Zakat
1. Pengertian Zakat 20
2. Pengertian Dana Zakat 22
vii
3. Mustahiq Zakat 23
4. Zakat dan Kesejahteraan Sosial 25
D. Manajemen Zakat, Infaq dan Shodaqoh 26
E. Pendistribusian ZIS (Zakat, infaq dan Shodaqoh) 36
BAB III GAMBARAN UMUM BAZIS KOTA
ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
A. Sejarah BAZIS 40
B. Organisasi BAZIS 42
C. Tugas dan Fungsi 45
D. Visi dan Misi 46
E. Program Kerja 47
BAB IV DATA DAN TEMUAN LAPANGAN
A. Latar Belakang Program 48
B. Data Mustahiq Program Bedah Rumah 50
BAB V PEMBAHASAN
A. Alur Distribusi Dana Zakat pada Program Bedah Rumah
BAZIS Kota Administrasi Jakarta Barat 53
B. Manajemen Distribusi Dana Zakat pada Program Bedah
Rumah Lembaga Amil Zakat BAZIS Kota Administrasi
Jakarta Barat 56
1
BAB I
PENDAUHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Distribusi merupakan kegiatan yang menjembatani
kegiatan produksi dan konsumsi. Berkat distribusi barang
dan jasa dapat sampai ke tangan konsumen. Dengan
demikian kegunaan dari barang dan jasa akan lebih
meningkat setelah dapat dikonsumsi.
Hal tersebut sejalan dengan apa yang
didefinisikan oleh Philip Kotlet dalam bukunya
“Menejemen Pemasaran” Pendistribusian adalah
serangkaian organisasi yang saling tergantung yang
terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau
jasa yang siap untuk digunakan atau dikonsumsi.
Dalam hal ini pendistribusian dapat diartikan sebagai
kegiatan (membagikan, mengirimkan) kepada orang
atau kebeberapa tempat.1
Berdasarkan penjelasan di atas yang telah
dikemukakan olehPhilip Kotlet terkait dengan ZIS dalam
hal ini, merupakan bagian dari suatu usaha
pendistribusaian atau penyaluran kepada yang berhak
menirimanya yakni mustahiq. Sebagaimana firman Allah
SWT, dalam surat Al-Hasyr: 7
1Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian (terj. Jaka Wasana), (Jakarta : Salemba
Empat, 1997), h. 104
2
Artinya : Apa saja harta rampasan (fai-i) yang
diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang
berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk
Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan,
supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang
Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul
kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya
bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.
(Q.S Al-Hasyr [59] : 7)
Disisi ekonomi, mustahiq dituntut benar-
benardapat mandiridan hidup secara layak. Sedangkan
dari sisi sosial, mustahiq dituntut dapat hidup sejajar
dengan masyarakat lain. Hal ini berarti zakat tidak
didistribusikan untuk hal-hal yang konsumtif saja dan
hanya bersifat charity tetapi untuk kepentingan yang
produktif dan bersifat edukatif.2
2Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil,
(Yogyakarta : UII Press, 2004), h. 201
3
Dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat
merupakan salah satu instrument pemerataan pendapatan.
Dengan zakat yang dikelola dengan baik, dimungkinkan
membangun pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan
pendapatan, economic with equity. Monzer Kahf
menyatakan zakat dan sistem pewarisan islam cenderung
kepada distribusi zakat yang egaliter dan bahwa sebagai
manfaat dari zakat, harta akan selalu beredar.3
Salah satu keberhasilan zakat dalam mencapai
tujuan sosial kemanusiaan adalah dengan cara
pendistribusian yang profesional, sehingga zakat yang
didistribusikan tidak salah sasaran. Dana yang sudah
dikumpulkan oleh BAZ maupun LAZ di Indonesia juga
tidak sedikit, seperti yang ada dalam wawancara yang
dilakukan oleh media online pada Direktur Pemberdayaan
Zakat dan Wakaf Kemenag.
Pencapaian BAZNAS ini lebih tinggi dari rata-rata
pencapaian zakat nasional tahun 2017 yang diperoleh
BAZNAS, BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/
Kota dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) sebesar 20 persen.
Pada tahun lalu, perolehan ZIS dan DSKL tercatat Rp5,12
Triliun, sedangkan tahun 2017 ini menjadi Rp6 Triliun.
“Dari data yang dihimpun hingga awal Desember,
BAZNAS memperkirakan target pencapaian zakat
3 Monzer Kahf, Ekonomi Islam, Telaah Analitik terhadap Fungsi
Sistem Ekonomi Islam, diterjemahkan oleh Macnun Husein, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, Cet I, 1995), h, 87-88
4
nasional sepanjang tahun 2017 mencapai Rp6 Triliun,”
kata M. Fuad Nasar.4.
Baznas menargetkan dapat menyalurkan dana
zakat sebesar Rp 6 triliun yang terdiri dari BAZNAS
Pusat, BAZNAS provinsi, BAZNAS kabupaten/kota setta
lembaga amil zakat (LAZ). “Kami memperkirakan dari
dana Rp 6 triliun itu sekitar Rp 3 triliun atau 40 persen
diberikan untuk program-program ekonomi produktif,”
kata Arifin.5
Sebagian dana yang didistribusikan, program
bedah rumah milik BAZIS termasuk dalam program
inovatif. Program ini merupakan program yang dimiliki
oleh BAZIS yang baru berjalan sejak tahun 2014.6
Perumahan dan permukiman merupakan
kebutuhan dasar manusia, yang sangat berpengaruh
terhadap pembentukan kepribadian bangsa. Perumahan
dan permukiman tidak hanya dapat dilihat sebagai sarana
kebuthan hidup, tetapi lebih dari itu merupakan proses
bermukim manusia dalam menciptakan tatanan hidup
4 http://www.haloindonesia.co.id/hot-news/10228/pengelolaan-zakat-
baznas-2017-meningkat 40-persen.html, diakses pada hari Sabtu, 6 Oktober
2018, pukul 20.18
5http://mysharing.co/baznas-40-persen-dana-zakat-disalurkan-ke-
sektor-produktif/ diakses pada hari Sabtu, 6 Oktober 2018, pukul 21.09.
6 Wawancara dengan Bapak H. Sa’adi, SPd, I, Divisi Penyaluran
Bazis kota administrasi Jakarta Barat, hari Kamis 13 September 2018, Pukul
11.30 di kantor BAZIS.
5
untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakan jati
diri.7
Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian
yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang. Rumah
tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah setelah
bekerja seharian, namun didalamnya terkandung arti yang
penting sebagai tempat untuk membangun kehidupan
keluarga sehat dan sejahtera. Rumah yang sehat dan layak
huni tidak harus berwujud rumah mewah dan besar namun
rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang
sehat dan layak dihuni sehingga memungkinkan penghuni
atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang
optimal.
Mustahik yang sudah mendapatkan bantuan bedah
rumah oleh BAZIS dapat mempergunakan rumahnya
dengan konsumtif, yaitu hanya digunakan sebagai tempat
tinggal saja dan produktif, yaitu digunakan sebagai tempat
usaha ataupun tempat mengajar.
Sejak Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat ini ditetapkan dan diberlakukan,
masyarakat berharap banyak bahwa zakat itu akan lebih
diefektifkan dalam pengambilan dan pendistribusiannya.
7 Hutagalung, Arie Sukanti, Condominium dan Permasalahannya,
(Jakarta: Elips Proyect, 1994), h.1.
6
Konsekuensi Undang-undang itu adalah mempositifkan
hal-hal yang tadinya hanya bersifat normatif.8
Berdasarkan pemaparan diatas penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian skripsi yang berjudul :
“Manajemen Distribusi Dana Zakat pada Program
Bedah Rumah di Badan Amil Zakat, Infaq, Shodaqoh
(BAZIS) Kota Administrasi Jakarta Barat Tahun
2017”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Banyak hal yang daapat dibahas mengenai
manajemen ataupun dengan zakat, sebagaimana
telah disinggung dalam latar belakang masalah,
maka agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini
tidak melebar penulis akan mebatasi masalah pada
sisi manajemen zakat antara lain, pengelolaan,
pendistribusian dan yang menyangkut
pendayagunaan dana zakat, infaq dan shodaqoh.
2. Perumusan Masalah
Agar perumusan masalah lebih terarah dan
terfokus, maka penulisan skripsi ini dirumuskan
dalam rangka menjawab permasalahan sebagai
berikut:
8Didin Hafifudin, Islam Aplikatif, (Jakarta, : Gema Insani Press,
2001) h. 103
7
a. Bagaimana alur pendistribusian dana zakat
pada program bedah rumah BAZIS Jakarta
Barat?
b. Bagaimana manajemen dana zakat pada
program bedah rumah Lembaga Amil Zakat
BAZIS Kota Administrasi Jakarta Barat?
C. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui alur pendistribusian dana
zakat pada program bedah rumah BAZIS Kota
Administrasi Jakarta Barat.
b. Untuk mengetahui manajemen dana zakat
pada program bedah rumah Lembaga Amil
Zakat BAZIS Kota Administrasi Jakarta Barat.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Akademik
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu
memberikan serta menambah pengetahuan
mahasiswa mengenai masalah manajemen
program bedah rumah dan tentunya dapat
menambah wawasan bagi penulis.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitan ini diharapkan mampu
memberikan masukan kepada BAZIS dan
pemerintahan terkait sebagai bahan evaluasi, dan
diharapkan juga penelitian ini dapat memberikan
8
masukan kepada Lembaga-lembaga lain yang juga
menangani manajemen program bedah rumah agar
dapat melakukan metode manajemen dan
kebijakan yang benar-benar sesuai agar dapat
mengatasi masalah tersebut. Serta dapat digunakan
dalam rangka pengembangan pelaksanaan
pengentasan kemiskinan dan pembangunan
berkelanjutan.
E. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Guna memberikan, menyajikan dan
menyimpulkan data, maka penelitian ini
menggunakan metode Analisa deskriptif kualitatif,
yakni suatu Analisa penelitian yang dimaksudkan
untuk mendiskripsikan suatu situasi tertentu yang
bersifat factual secara sistematis dan akurat.9
Jenis penelitian ini menggunakan
penelitian kualitatif-deskriptif yang
menggambarkan secara sistematis mengenai apa
yang terjadi di lapangan dan kemudiandianalisis
kembali untuk mendapatkan hasil berdasarkan
tujuan penelitian.
Menurut Strauss dan Corbin yang dikutip
oleh Wiratna dalam bukunya Metedologi
Penelitian, yang dimaksud penelitian kualitatif
adalah jenis penelitian yang menghasilkan
9 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung : Pustaka
Setia, 2002), h,41
9
penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai
(diperoleh) dengan menggunakan prosedur-
prosedur statistic atau cara-cara lain dari
kuantifikasi (pengukuran).10
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
mengenai status gejala yang ada, yaitu keadaan
gejala yang menurut apa adanya pada saat
penelitian dilakukan.11
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah Badan
Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh (BAZIS) Kota
Administrasi Jakarta Barat. Sedangkan objek
penelitiannya adalah pendayagunaan zakat melalui
Program Bedah Rumah.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Badan
Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh (BAZIS) Kota
Administrasi Jakarta Barat yang beralamat di
ruang BAZIS lantai 8 gedung blok A kantor
walikota kota Administrasi Jakarta Barat, jalan
raya Kembangan No. 2 Jakarta Barat. Sedangkan
waktu penelitian dilakukan secara bertahap dari
bulan November ditahun 2017 yaitu saat saya
melakukan tugas magang dan dilanjutkan pada
10
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian (Yogyakarta:
Pustakabaru, 2014), h. 6 11
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta,
1993), h, 309
10
bulan Agustus sampai dengan September tahun
2018.
4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek
dari mana data dapat diperoleh. Peneliti dalam penelitian
ini dapat memperoleh data dari berbagai sumber seperti
buku-buku maupun karya tulis lainnya yang mendukung
dan relevan dengan penelitian.12
Berdasarkan sumbernya, data dalam penelitian ini
dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder. Adapun penjelasan
lebih rincinya adalah sebagai berikut:
a. Data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data.13
Dalam
hal ini data diperoleh langsung dari sumber data yang
ada di BAZIS kota adm. Jakarta Barat melalui
wawancara.
b. Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data.14
Sumber
data sekunder yang dimaksud disini adalah sumber
data yang berkaitan dengan permasalahan yang
berhubungan dengan permasalahan yang dibahas
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2006), h, 129 13
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2009), h, 225 14
Ibid
11
dalam penelitian ini, seperti buku-buku, laporan-
laporan, maupun media lainnya yang bersifat
menunjang dalam penelitian ini.
Adapun subyek dalam penelitian ini adaalah
pengurus BAZIS Kota Adm. Jakarta Barat, sedangkan
obyek penelitiannya adalah program bedah rumah.
5. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti akan melakukan beberapa teknik yang
menunjang data dan informasi terkait peneltian ini,
diantaranya yaitu:
a) Interview, merupakan suatu alat pengumpulan
informasi langsung tentang beberapa jenis data.
b) Dokumentasi, yaitu mengumpulkan dokumen-
dokumen yang berupa catatan formal dan juga buku-
buku, majalah, koran dan catatan-catatan lain yang
ada kaitannya dengan penelitian ini.Merupakan jenis
data penelitian yang antara lain berupa : jurnal, surat-
surat atau data dalam bentuk laporan program.15
Dalam hal ini penulis akan melakukan pengumpulan
data yang terdapat di Kantor BAZIS Jakarta Barat.
c) Observasi, yaitu penulis langsung mendatangi kantor
BAZIS Jakarta Barat.guna memperoleh data yang
15
Sangadji Etta Memang dan Sopiah, Metodologi Penelitian
Pendekatan Praktis dalam Penelitian (Yogyakarta : C.V. ANDI OFFSET,
2010), h. 171
12
valid tentang hal-hal yang menjadi objek dalam
penelitian.
d) Tekhnik Analis Data, yaitu menganalisis data yang
dikumpulkan, kemudian ditelaah, dikritisi, dan
diinterpretasikan.
F. Tinjauan Pustaka
Ta’mirudin Sya’ban,”Manajemen pada Kegiatan
Dakwah Dewan Pengurus Daerah Badan Komunikasi
Dan Pemuda Masjid Indonesia (DPD BKPRMI)
Jakarta Selatan”. Skripsi mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta ini mebahas manajemen pada
kegiatan dakwah DPD BKPRMI.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
membahas tentang manajemen pada kegiatan dakwah
DPD BKPRMI kali ini akan membahas tentang
manajemen program bedah rumah yang ada di BAZIS
kota administrasi Jakarta Barat. Sedangkan persamaanya
akan membahas mengenai manajemen programnya.
Riska Naswila, “Manajemen Pelaksanaan Hari
Besar Islam (PHBI) di Masjid Daarul Mu’minin
Parung Bingung Depok”. Skripsi mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta ini mebahas manajemen pada
kegiatanpelaksanaan hari besar islam (PHBI).
Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
membahas tentang manajemen pada kegiatan pelaksanaan
hari besar islam (PHBI) kali ini akan membahas tentang
13
manajemen program bedah rumah yang ada di BAZIS
kota administrasi Jakarta Barat. Sedangkan persamaanya
akan membahas mengenai manajemen programnya.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi adalah merupakan
hal yang penting karena mempunyai fungsi untuk
menyatakan garis-garis besar dari masing-masing bab
yang saling berkaitan dan berurutan. Dalam penyusunan
skripsi ini penulis membagi pokok bahasan kedalam lima
bab. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas,
mempermudah pembaca pada setiap permasalahan yang
dikemukakan. Adapun perincian lima bab tersebut adalah
:
BAB I Pendahuluan, bab ini berisi tentang: Latar
belakang Masalah, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Metodologi Penelitian,
Tinjauan Pustaka, dan Sistematika
Penulisan.
BAB II Tinjauan Teoritis, bab ini berisi tentang:
Pengertian manajemen, pengertian
distribusi, pengertian zakat, pengertian
dana zakat, pengertian manajemen zakat
serta distribusi zakat.
BAB III Gambaran Umum Lembaga, bab ini berisi
tentang: gambaran umum mengenai
BAZIS Jakarta, Visi, Misi dan Tujuan,
14
Struktur Organisasi, Program Kerja dan
Letak Geografis.
BAB IV Data dan Temuan Penelitian : bab ini berisi
tentang temuan dan data lapangan yang ada
di BAZIS Kota Administrasi Jakarta Barat.
BAB V Pembahasan : bab ini berisi tentang analisis
dan pembahasan mengenai alur
pendistribusian dana zakat dan manajemen
distribusi dana zakat pada program bedaqh
rumah yang ada di BAZIS Kota
administrasi Jakarta Barat di lapangan.
BAB VI Penutip : bab ini berisi tentang kesimpulan
dan saran, Daftar Pustaka, dan Lampiran-
lampiran.
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari bahasa kata manage yang
artinya mengatur, sedangkan secara terminologis para
pakar mendefinisikan manajemen secara beragam,
diantaranya menurut Malayu S. P. Hasibuan adalah:
Management is a distinet process consisting of
planing, organizing, actuating, and controling performed
to determine and accomplish stated objectives by the use
of human being ang other resources.
Manajemen merupakan suatu proses yang khas
yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.1
Berdasarkan penjelasan diatas, manajemen adalah
proses yang sistematis, terkoordinasi dan kooperatif
dalam usaha-usaha memanfaatkan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan lebih dahulu.
G.R. Terry dalam bukunya Principles of
Management yang dikutip oleh Dharma Setyawan Salam
bahwa:
1 Malayu S.P Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia: Dasar
dan Kunci Keberhasilan, (Jakarta : Toko Gunung Agung, 1995), h. 3
16
Management is a distinct process consisting of
planing, organizing, actuating, and controlling, utilizing
in each both science and art, and followed on order to
accomplish predetermined objectives.
Manajemen merupakan suatu proses yang khas
yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan, dengan
memanfaatkan baik ilmu maupun seni untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.2
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan
bahwa manajemen dapat diartikan sebagai suatu proses,
yaitu serangkaian tindakan, kegiatan, atau pekerjaan yang
mengarah kepada beberapa sasaran tertentu. Melalui
pemanfaatan baik ilmu maupun seni seperti, kemampuan
dan kemahiran dalam mengerjakan tugas-tugas, memiliki
cita rasa yang tinggi dalam pembangunan segala sektor,
dan mempunyai penampilan yang khas sebagai penguasa
atau pemimpin. Oleh sebab itu sebagai inti manajemen
dikenal istilah kepemimpinan, sedangkan sebagai inti
kepemimpinan adalah pengambilan keputusan. Untuk
melakukan serangkaian tindakan tersebut dapat
diidentifikasi.
2. Fungsi-fungsi Manajemen
Berdasarkan pengertian yang sudah dijelaskan
diatas manajemen juga mempunyai beberapa fungsi,
dimana fungsi ini dibuat agar manajemen itu sendiri dapat
berjalan sesuai dengan langkah-langkah yang sudah
2 Dharma Setyawan Salam, Manajemen Pemerintahan Indonesia.
(Jakarta: Djambatan, 2004), hlm. 111
17
direncanakan sebelumnya. Dan disini penulis akan
menjelaskan fungsi manajemen menurut beberapa ahli.
Menurut George R. Terry, yang merumuskan
fungsi-fungsi dari pada manajemen yang disingkat
menjadi POAC, yakni sebagai berikut:3
a. Planning (Perencanaan)
Planning dapat diartikan sebagai keseluruhan
proses pemikiran dan penemuan secara matang dalam
hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Perencanaan adalah perencanaan tentang apa yang akan
dicapai, yang kemudian memberikan pedoman, garis
besar apa yang akan dituju. Perencanaan merupakan
suatu perumusan dari persoalan-persoalan tentang apa
dan bagaimana sesuatu pekerjaan hendak untuk
tindakan-tindakan kemudian.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Organizing berasal dari kata organon dalam
bahasa Yunani yang berarti alat, yaitu proses
pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk mencapai
tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada
seorang manajer.4
3Maringan Masry Simbolan, Dasar-dasar Administrasi dan
Manajemen (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), h. 36
4 George R Terry & Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen,(Terje:
G.A. Ticoalu), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 82
18
Jadi dari definisi diatas menyimpulkan bahwa
pengorganisasian adalah proses yang meliputi
bagaimana strategi yang sudah dirumuskan pada saat
tahap perencanaan digambarkan pada sebuah struktur
organisasi yang tangguh, sesuai, dan lingkungan yang
kondusif.
c. Actuating (Penggerakan)
Penggerakan adalah suatu fungsi pembimbing
dan pemberian pimpinan serta pergerakkan orang-
orang agar orang-orang atau kelompok orang-orang itu
suka dan mau bekerja.
Pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan
anggota-anggota kelompok sedemikian rupa, hingga
mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai
tujuan yang telah direncanakan bersama. Penekanan
yang terpenting dalam pelaksanaan adalah tindakan
membimbing, mengarahkan, menggerakkan, agar
bekerja dengan baik, tenang, dan takut, sehingga
difahami fungsi, dan diferensiasi tugas masing-masing.
Hal ini diperlukan, karena dalam suatu hubungan kerja,
diperlukan suatu kondisi yang normal, baik, dan
kekeluargaan (familiar), untuk mewujudkan hal ini,
tidak terlepas dari peran piawai seorang pimpinan.
Berkaitan dengan pengelolaan zakat,
pelaksanaan memiliki peran strategis dalam
memberdayakan kemampuan sumber daya amil zakat.
Dalam konteks ini penggerakansekaligus memiliki
19
fungsi sebagai motivasi sehingga sumber daya amil
zakat memiliki disiplin kerja tinggi. Untuk
menggerakkan dan memotivasi karyawan, pimpinan
amil zakat harus mengetahui motif dan motivasi yang
diinginkan oleh para pengurus amil zakat.
d. Controlling (Pengendalian/pengawasan)
Menurut Mc. Farland pengawasan adalah suatu
proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya
sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, kebijakan yang
telah ditentukan.5
B. Distribusi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Distribusi
adalah penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada beberapa
orang atau ke beberapa tempat.6 Secara teoritis, yang
dimaksud dengan pendistribusian pada umumnya berasal dari
bahasa inggris yaitu Distribute yang berarti pembagian atau
penyaluran, secara terminology pendistribusian adalah
penyaluran (pembagian) kepada orang banyak atau beberapa
tempat. Pengertian lain mendefinisikan pendistribusian
sebagai penyaluran barang keperluan sehari-hari oleh
pemerintah kepada pegawai negeri, penduduk, dan
sebagainya.7 Oleh karenanya, dapat diartikan bahwa
5Abdul Rasyid Shaleh, Manajemen Dakwah Islam (Jakarta:
Ardadizya Jaya, 2006), h.61
6W. H. S Poerwadaminta, Kamus Umum Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 1991) cet-7, h, 269 7Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Depok :
Publishing, 2010) h, 280
20
pendistribusian merupakan bentuk dari serangkaian proses
sampainya barang, jasa atau sesuatu dari produsen kepada
konsumen.
Hal tersebut sejalan dengan apa yang
didefinisikan oleh Philip Kotlet dalam bukunya
“Menejemen Pemasaran” Pendistribusian adalah
serangkaian organisasi yang saling tergantung yang
terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau
jasa yang siap untuk digunakan atau dikonsumsi.
Dalam hal ini pendistribusian dapat diartikan sebagai
kegiatan (membagikan, mengirimkan) kepada orang
atau kebeberapa tempat.8
Berdasarkan penjelasan di atas yang telah
dikemukakan olehPhilip Kotlet terkait dengan ZIS dalam
hal ini, merupakan bagian dari suatu usaha
pendistribusaian atau penyaluran kepada yang berhak
menirimanya yakni mustahiq.
C. Ruang Lingkup Dana Zakat
1. Pengertian Zakat
Yusuf Al-Qardhowi mengutip dalam kitab
Fiqh Al-Zakah Dirosah Muqoronah li Ahkamiha wal
Falsafaliha Dhau‟i al-Qur‟an wa as-Sunnah bahwa
dalam kitab disebutkan asal zakat secara السانالعرب
etimologi adalah suci, bertambah, berkah dan terpuji,
8Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian (terj. Jaka Wasana) h. 104
21
semua digunakan dalam Al-Qur’an dan Hadits.9
Firman Allah SWT :
Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,
dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan
mereka dan mendoalah untuk mereka. (Q.S At-Taubah
[9]: 103)
Secara terminologi, meskipun para ulama
mengemukakannya dengan redaksi yang agak berbeda
antara satu dan yang lainnya, akan tetapi pada
prinsipnya sama, yaitu bahwa zakat itu adalah bagian
dari harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah
SWT mewajibkan kepada pemiliknya, untuk
diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan
persyaratan tertentu pula.10
2. Pengertian Dana Zakat
9Yusuf Al-Qardhowi, Fiqh Al-Zakah Dirosah Muqoronah li
Ahkamiha wal Falsafaliha Dhau’I Al-Qur’an wa As-Sunah,(Mesir:Maktabah
Wahbah,2006).h.55.
10Didin Hafidhuddin, Anda Bertanya tentang Zakat Infaq dan
Sedekah KamiMenjawab,(Jakarta:Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS),
(Jakarta : Gema Insani, 2006).h.17
22
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dana
diartikan sebagai uang yang disediakan untuk suatu
keperluan.11
Menurut Indriyo mengatakan bahwa dana
merupakan kekayaan yang diperlukan untuk
melakukan kegiatan sehari-hari dan selalu berputar.12
Dalam Lembaga Zakat terdapat berbagai
macam sumber dana, yang pada umumnya berasal dari
zakat, infaq, shadaqah maupun wakaf. Terkadang
infak dan sedekah itu berupa uang kecil recehan
sebagai dana amal. Dana yang ditampung bisa berasal
dari individu maupun lembaga atau perusahaan.
Setiap penyaluran dana harus ada pertanggung
jawaban secara tertulis, lengkap, dan sah. Sekecil
apapun dana yang dikeluarkan.13
Oleh karena itu pada
lembaga zakat perlu adanya manajemen yang
profesional agar semakin banyak dana yang masuk
dan dana yang sudah masuk dapat disalukan dengan
tepat sasaran.
Lembaga zakat yang mendapat kepercayaan
menampung zakat maupun infak sedekah harus
menyalurkan dana tersebut sesuai dengan
peruntukkannya. Khusus dana zakat, penyaluran
sudah pasti ditentukan oleh Al-Qur’an sehingga jelas.
11
http://kbbi.web.id ,Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses pada
Tgl. 02 Agustus 2018, Pkl. 16.49 WIB. 12
Miswanto dan Eko Widodo, Manajemen Keuangan , (Jakarta:
Penerbit Gunadarma, 1998) h.115 13
Muhammad Zen dkk, Zakat dan Wirausaha, (Ciputat: Penerbit
CED, 2005), Cet. 1, h. 26.
23
Dalam hal pendayagunaan dana infak dan sedekah
agar memberi manfaat yang besar, maka perlu strategi
yang tepat. Untuk itu, dana yang terkumpul tidak
habis dalam relatif cepat, melainkan dana tersebut
dapat berkembang dan bermanfaat pada banyak
orang.14
3. Mustahiq Zakat
Mustahiq zakat yaitu kelompok yang berhak
menerima zakat. Jumhur ulama sepakat ada 8 golongan
yang berhak menerima zakat.15
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an
surat At-Taubah ayat 60 tentang siapa saja yang berhak
menerima zakat:
Artinya : Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk
orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-
pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,
14
Oneng Nurul Bariyah, Total Quality Management Zakat, (Jakarta :
Wahana Kordofa, 2012)h. 209 15
Abu Malik Kamal bin Syayid Salim, Fiqhus Sunnah Linnisa’,
(Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa) cet, ke 4. h,378.
24
untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
(Q.S At-Taubah [9]: 60)
Tabel 1.3 Pengertian Mustahiq
Golongan Pengertian
Fakir Fakir adalah orang yang tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya, baik
makanan, minuman, pakaian maupun
tempat tinggal.
Miskin Miskin adalah orang yang
membutuhkan, tetapi kondisinya lebih
baik dari fakir. Hanya bisa mencukupi
kehidupannya.
Amil Amil adalah petugas yang
mengumpulkan zakat dan bergerak
dibidang zakat, guna untuk
menghimpun, mendistribusikan dan
mendayagunaan zakat.
Mu’allaf Orang yang baru masuk Islam atau
orang yang dilunakan hatinya
Hamba sahaya Membebaskan atau memerdekakan
hamba sahaya (budak).
Gharimin Gharimin adalah orang yang memikul
suatu beban atau menanggung utang
yang harus mereka tunaikan
Sabilillah Orang yang berjaga di perbatasan dari
25
serangan musuh dan orang-orang yang
berperang di jalan Allah.
Ibnu sabil Ibnu sabil adalah musafir yang
melintas dari suatu daerah ke daerah
lainnya, dan ia tidak memiliki
perbekalan yang memenuhi kebutuhan
perjalanannya.
4. Zakat dan Kesejahteraan Sosial
Pendapatan dari zakat dan shadaqoh memang
diperuntukan untuk kesejahteraan sosial. Tujuan dari
zakat yang sebenarnya ialah untuk menyediakan
kebutuhan hidup seperti makanan, pakaian, rumah,
bantuan medis, pendidikan kepada kelompok masyarakat
yang tidak bisa mencukupi kebutuhan hidupnya, seperti
yatim, fakir-miskin, dan tidak mampu. Maka, zakat telah
ditetapkan untuk membantu karagori yang disebutkan di
atas. Untuk membangun ekonomi suatu negara harus
mencapai pendapatan lain.16
D. Manajemen Zakat, Infaq dan Shodaqoh
Manajemen zakat adalah proses kegiatan melalui
orang lain dalam rangka pendayagunaan zakat sebagai
pilar kekuatan ekonomi dan sarana peningkatan
16
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Depok : Gramata
Publishing, 2010),h, 280
26
kesejahteraan dan pencerdasan umat islam. Dengan
demikian yang menjadi tujuan dari manajemen zakat
adalah untuk memperoleh suatu tehnik yang baik dan
tepat agar dapat mempermudah dan mempercepat proses
pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.17
Sebagaimana telah dibahas dalam sub-bab
terdahulu, bahwa pembahasan mengenai manajemen itu
bersifat relatif dan tidak baku, serta memiliki cakupan
yang cukup luas. Demikian halnya dengan pengertian
manajemen zakat, infaq, dan shadaqah atau lebih dikenal
dengan istilah manajemen zakat. Istilah manajemen zakat
muncul belum lama di Indonesia, mengingat
penggabungan istilah manajemen dan zakat ini memiliki
kesamaan kata dengan pengelolaan dan penggunaan
istilah manajemen zakat pun lebih dikenal di kalangan
praktisi dan akademisi yang fokus dalam bidang zakat.
Hal itu menjadi faktor relatifnya teori yang dipakai dalam
pembahasan manajemen zakat ini.
Sebagaimana termuat dalam Undang-Undang RI
Nomor 23 tahun 2011, pengelolaan zakat diatur atau
dikelola dalam dua model, yaitu: pertama zakatdikelola
oleh pemerintah; dan kedua zakat dikelola oleh lembaga
yang dibentuk oleh masyarakat.18
17
Kementerian Agama RI, Modul Penyuluhan Zakat, (Jakarta :
Direktur Pemberdayaan Zakat, 2012) h. 81 18
Kementerian Agama RI, Standarisasi Amil Zakat di Indonesia
(Jakarta:Direktorat Pemberdayaan Zakat, 2012), h. 43.
27
Negara merupakan regulator dan fasilitator, tetapi
pelaksanaannya dilakukan oleh lembaga yang diberi
kewenangan secara mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa
antara negara dan masyarakat tidak dapat berdiri sendiri-
sendiri dalam proses pengelolaan zakat, karena keduanya
menyadari adanya tujuan penting dari pengelolaan zakat
itu yaitu sebagai sebagai pemberdaya umat.
Menurut Undang-Undang RI tentang pengelolaan
zakat, Badan Amil Zakat Nasional atau BAZNAS
merupakan lembaga yang berwenang melakukan tugas
pengelolaan zakat secara nasional, dan menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut:
a. Perencanaan pengumpulan, pendistribusian dan
pendayagunaan zakat;
b. Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan
pendayagunaan zakat;
c. Pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan
pendayagunaan zakat;
d. Pelaporan pengumpulan, pendistribusian, dan
pendayagunaan zakat.19
Dalam upaya meningkatkan kualitas pengelolaan
zakat agar dapat diberdayakan secara optimal, maka perlu
manajemen yang profesional dalam pelaksanaannya,
19
Mardani, Hukum Islam: Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf (Konsep
Islam Mengentaskan Kemiskinan dan Mensejahterakan Umat), (Bandung : PT.
Citra Aditya Bakti, 2016), h. 98.
28
berikut ini beberapa fungsi manajemen zakat yang dapat
menjadi acuan bagi pengelola zakat di Indonesia:
a. Perencanaan
Dalam mengelola zakat, petugas yang
tergabung dalam LAZ maupun BAZ memiliki
prosedur yang sudah ditetapkan oleh Kementerian
Agama RI. Dalam perencanaan pengumpulan,
pendistribusian, dan pendayagunaan dana zakat, para
Amil perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1) Pengumpulan
Pengumpulan zakat dilakukan oleh Badan
Amil Zakat dengan cara menerima atau
mengambil dari Muzakki atas dasar
pemberitahuan Muzakki.
2) Pendistribusian
Setiap Badan Amil Zakat setelah
mengumpulkan zakat, dana zakat yang telah
dikumpulkan wajib disalurkan kepada yang berhak
menerimanya sesuai dengan ketentuan hukum
Islam.
3) Pendayagunaan
Pendayagunaan zakat diperuntukkan
kebutuhan konsumtif dan produktif.20
Proses perencanaan dalam pengumpulan zakat
dalam konteks masa kini lebih banyak mengikuti konsep
20
Kementerian Agama RI, Standar Operasional Prosedur Lembaga
Pengelolaan Zakat, h. 56
29
fundraising, yaitu suatu kegiatan yang memiliki tujuan
penggalangan dana untuk tujuan tertentu. Fundraising
zakat berarti upaya mengumpulkan zakat dari perorangan
atau badan usaha untuk mencapai tujuan zakat.21
b. Pengorganisasian
Setelah perencanaan mengenai proses fundraising
dan empoweringzakat selesai dibuat, tahap selanjutnya
berkenaan dengan manajemen zakat ialah
pengorganisasian. Sebagaimana dikutip dari pendapat Erie
Sudewo dalam bukunya, bahwa ada beberapa hal yang
mesti diperhatikan dalam pengorganisasian zakat, di
antaranya: 1) Pemeliharaan aset umat; 2) Koordinasi dan
Wewenang; 3) Perencanaan Personalia, dan 4)
Penyusunan Personalia.22
Sebagaimana kita ketahui dan telah dibahas pada
sub-bab terdahulu, bahwa di Indonesia ini terdapat
standarisasi bagi amil zakat. Pada dasarnya ada empat
bidang kerja dalam lembaga pengelola zakat yang
seharusnya memiliki standard operating procedure, yaitu
manajemen penghimpunan dana, manajemen keuangan,
dan back office, manajemen sumberdaya manusia, serta
21
Kementerian Agama RI, Standarisasi Amil Zakat di Indonesia, h.
48 22
Erie Sudewo, Manajemen ZIS: Profesionallah agar Tak Terus
Terbetot di Kubangan Tradisi, Potensi, dan Wacana (Ciputat: IMZ, 2012), h.
199.
30
manajemen pendayagunaan atau pendistribusian dana
zakat.23
Dengan adanya standard performance
management system, maka fungsi-fungsi manajemen
zakat pada sebuah lembaga amil diharapkan dapat
berjalan sesuai perencanaan dan terkendali. Standarisasi
pengelolaan zakat menjadi masalah prioritas yang mesti
diselesaikan. Sudah seharusnya dana zakat dikelola
dengan sistem kerja yang profesional dengan pendekatan
manajemen organisasi modern, namun kaidah dan aturan
hukum syariah tidak boleh ditinggalkan, agar keduanya
saling bersinergi dan menjadi satu hal yang bermanfaat
dalam kehidupan manusia di dunia dan di akhirat.
c. Pelaksanaan
Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah institusi
pengelolaan zakat yang sepenuhnya dibentuk atas
prakarsa masyarakat dan dikelola oleh masyarakat sendiri.
Pemerintah berfungsi sebagai regulator dan koordinator.
Maka dari itu pemerintah di sini berperan sebagai
Pembina, pelindung, dan pengawas Lemaga Amil Zakat
dalam melaksanakan kegiatan, bersedia berkoordinasi
23
Kementerian Agama RI, Standar Operasional Prosedur Lembaga
Pengelolaan Zakat, h. 58.
31
dengan Badan Amil Zakat Daerah dan kantor Wilayah
Kementrian Agama provinsi setempat.24
Dalam pelaksanaannya, pengelola zakat harus
selalu menerapkan prinsip-prinsip dalam melakukan
kegiatan manajemen zakat. Sebagaimana dikutip dari
buku yang diterbitkan oleh Kementrian Agama RI tentang
Standarisasi Amil Zakat di Indonesia sebagai berikut:
1) Syariat Islam
“Pengelolaan zakat harus berdasarkan syariat
Islam. Konsep dan mekanisme yang dipakai tidak boleh
keluar dari syariat Islam. Dalam berbagai literatur hukum
Islam yang menguraikan tentang zakat, zakat merupakan
suatu kewajiban yang harus ditunaikan dan didistribusikan
kepada sekelompok masyarakat yang telah ditetapkan di
dalam Al-Qur’an. Kemudian hadits Nabi Saw. banyak
menjelaskan tentang hal-hal yang bersifat detail dari jenis,
masa-waktu, jumlah (kadar), serta siapa yang boleh dan
tidak boleh menerima dan memberi. Syariat Islam telah
memberikan batasan-batasan yang cukup jelas mengenai
hal ihwal zakat”.25
2) Amanah
“Pengelola dan pengelolaan zakat harus dapat
dipercaya. Asas ini merupakan salah satu faktor yang
mendasar bagi pengelolaan zakat. Belum maksimalnya
24
Kementerian Agama RI, Standar Operasional Prosedur Lembaga
Pengelolaan Zakat, h. 60 25
Kementerian Agama RI, Standarisasi Amil Zakat di Indonesia , h.
74
32
pengelolaan zakat secara terlembaga disebabkan oleh
belum tumbuhnya tingkat kepercayaan masyarakat yang
tinggi kepada lembaga-lembaga pengelola zakat sehingga
para muzakki lebih suka mendistribusikan zakatnya secara
langsung kepada mustahik.”26
3) Kemanfaatan
“Asas kemanfaatan maksudnya adalah bahwa
pengelolaan zakat dilakukan untuk memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi mustahik. Pengelolaan zakat
tidak boleh dilakukan hanya untuk meraih kemanfaatan
pihak pengelola semata. Manfaat yang paling konkret dan
terukur adalah bilamana zakat dapat secara efektif
meningkatkan pendapatan ekonomi mustahik agar
terbebas dari belitan kemiskinan”.27
4) Keadilan
“Asas keadilan artinya ialah pendistribusian zakat
harus dilakukan secara adil. Apa yang dimaksud adil di
sini tidak hanya mencakup skala prioritas berdasarkan
proporsinya, melainkan juga kemampuan untuk
merumuskan kebutuhan para mustahik secara faktual”.
5) Kepastian Hukum
“Dalam pengelolaan zakat terdapat jaminan
kepastian hukum bagi mustahik dan muzakki. Kepastian
hukum bagi mustahik berdasarkan undang-undang dan
26
Kementerian Agama RI, Standarisasi Amil Zakat di Indonesia , h.
74 27
Kementerian Agama RI, Standarisasi Amil Zakat di Indonesia , h.
75
33
peraturan hukum lainnya akan menjamin dan melindungi
hak mereka mendapatkan zakat. Sementara bagi muzakki,
terwujudnya ketentraman batin atas kepastian jaminan
keabsahan zakat yang telah ditunaikan. Zakat tersebut
dapat digunakannya untuk mengurangi besar beban pajak
yang harus ditanggungnya. Sedang bagi amil zakat,
dengan asas kepastian hukum, pengelola zakat itu akan
memperoleh legalitas dan jaminan perlindungan hukum
yang semestinya”.
6) Terintegrasi
“Pengelolaan zakat dilaksanakan secara hierarki
dalam upaya meningkatkan pengumpulan,
pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Hierarki
pengelolaan zakat secara kelembagaan melibatkan
lembaga pengelola zakat yang dibentuk secara legal oleh
pemerintah dengan tetap memerhatikan regulasi dan
pelaksanaan yang koordinatif satu sama lain”.
7) Akuntabilitas
“Artinya, pengelolaan zakat dapat
dipertanggungjawabkan dan diakses oleh masyarakat.
Asas ini sangat penting dan dapat mendorong tingkat
kepercayaan masyarakat kepada lembaga pengelola zakat.
Akuntabilitas mengandung kewajiban-kewajiban dari
pihak-pihak tertentu untuk melaksanakan tanggungjawab
yang telah dipercayakan kepadanya di mana hasil dari
34
kepercayaan itu dapat diperlihatkan kepada publik untuk
dinilai secara terbuka”.28
Prinsip-prinsip di atas merupakan amanat Undang-
Undang dan harus ditaati oleh siapapun yang bergerak
dalam bidang pengelolaan zakat di Indonesia. Sebagai
asas, ia memiliki prinsip kewajiban dan kriteria yang
harus dipenuhi. Artinya tanpa asas-asas tersebut,
penyelenggaraan pengelolaan zakat tidak dapat
dilaksanakan.Sebagaimana telah disinggung pada
pembahasan sebelumnya, bahwa pelaksanaan manajemen
zakat meliputi tiga hal utama, yaitu: manajemen
pengumpulan dana zakat, manajemen pendistribusian
zakat, dan manajemen pendayagunaan zakat.
d. Pengawasan
Fungsi yang juga penting dalam manajemen zakat
ialah pengawasan. Fungsi ini dilakukan sebagai upaya
untuk evaluasi dan pengembangan. Semua tugas pokok
dan fungsi lembaga zakat perlu dilakukan pengawasan
dan evaluasi. Pelaksanaan pengawasan dilakukan pada
saat lembaga melakukan fungsinya yang pertama dalam
manajemen yaitu perencanaan. Di Indonesia, fungsi
pengawasan dilakukan oleh dua pihak,29
yaitu pihak
pemerintah melalui Menteri Agama melakukan
pengawasan terhadap BAZNAS, BAZNAS Provinsi,
28
Kementerian Agama RI, Standarisasi Amil Zakat di Indonesia , h.
76 29
Kementerian Agama RI, Standarisasi Amil Zakat di Indonesia , h.
108
35
BAZNAS Kabupaten/ Kota, dan LAZ. Di pihak lain
adalah masyarakat yang berhak melakukan pengawasan
terhadap BAZNAS dan LAZ.
Untuk memudahkan dalam memahami fungsi
pengawasan terhadap pengelolaan zakat, perlu kita
perhatikan skema berikut ini:
Gambar 1.1. skema Pengawasan Pengelolaan Zakat30
Pengelola zakat memiliki tanggung jawab yang
besar terhadap masyarakat atau umat pada umumnya.
Oleh sebab itu, lembaga pengelola zakat harus mampu
menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, dan perilaku dalam melaksanakan tugas dan
wewenang sebagai peneyelenggara pengelolaan zakat.
30
Kementerian Agama RI, Standarisasi Amil Zakat di Indonesia , h.
109
Masyarakat Pemerintah;
Menteri, Gubernur,Bupati/Walikota
1. Akses terhadap informasi tentang
pengelolaan zakat yang dilakukan
oleh BAZNAS dan LAZ
2. Penyampaian informasi apabila
terjadi penyimpangan dalam
pengelolaan zakat yang dilakukan oleh BAZNAS dan LAZ
Ruang lingkup:
1. Fasilitasi
2. Sosialisasi
3. Edukasi
Pengawasan Pembinaan
BAZNAS, BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabubaten/ Kota, dan LAZ
36
Pengawasan yang dilakukan baik oleh pemerintah
maupun masyarakat tidak lain adalah sebagai upaya untuk
menjadikan pengelolaan zakat di Indonesia yang
transparan, adil, dan profesional.
E. Pendistribusian ZIS (Zakat, Infaq dan Shodaqoh)
Pendistribusian zakat adalah suatu aktifitas atau
kegiatan untuk mengatur sesuai dengan fungsi manajemen
dalam upaya menyalurkan dana zakat yang diterima dari
pihak mujakki kepada mustahiq sehingga tercapai tujuan
organisasi secara efektif.
System pendistribusian zakat dari masa ke masa
mengalami perubahan. Semula lebih banyak disalurkan
untuk kegiatan konsumtif tetapi belakangan ini banyak
pemanfaatan dana zakat untuk kegiatan produktif. Dengan
upaya seperti ini dapat diharapkan dapat tumbuh strata
dari yang terendah (mustahiq) ke yang lebih tinggi
(muzaki) Oleh karena itu, Salah satu syarat bagi
keberhasilan zakat, dalam mencapai tujuan sosial
kemanusiaan adalah dengan cara pendistribusian yang
professional yang didasarkan kepada landasan yang sehat,
sehingga zakat tidak salah sasaran. Dimana orang yang
berhak menerimanya tidak mendapatkannya malah
diberikan kepada yang tidak berhak atau berhak tapi
memperoleh jumlah zakat yang tidak mencukupi atau
diberikan kepada orang yang kondisi ekonominya lebih
baik, sementara yang kondisi ekonominya kurang baik
justru tidak mendapatkanya.
37
Menurut Yusuf al-Qordhawi dalam bukunya:
Manajemen Zakat Professional ada beberapa cara untuk
mendistribusikan dana zakat secara profesinal yaitu :
1. Pola Pendistribusian Produktif
Pola pendistribusian produktif adalah
adalah pola penyaluran dana zakat kepada
Mustahiq yang ada dipinjamkan oleh amil untuk
kepentingan aktifitas suatu usaha / bisnis.
Pola penyaluran secara produktif
(pemberdayaan) adalah penyaluran zakat dan
lainnya disertai target merubah kedaan
penerima(lebih dikhususkan kepada mustahiq /
golongan fakir miskin) dari kondisi kategori
mustahiq menjadi kategori muzaki. Model ini
pernah dikembangkan oleh Nabi, yaitu beliau
pernah memberikan zakat kepada seorang fakir
sebanyak dua dirham untuk makan dan satu
dirham untuk pembelian kapak sebagai alat untuk
bekerja supaya hidupnya tidak tergantung pada
orang lain lagi. khalifah umar juga pernah
menyerahkan zakat berupa 3 ekor unta sekaligus
kepada salah seorang mustahiq yang sudah rutin
meminta zakat padanya. Pada saat penyerahannya,
khalifah berharap orang tersebut tidak datang lagi
sebagai penerima zakat tetapi sebagai pembayar
zakat.
2. Pendistribusian Secara Lokal
38
Pendistribusian Lokal disini adalah bahwa
para mustahik di masing-masing wilayah lebih
diprioritaskan daripada mustahik di wilayah lain,
sebagaimana yang kita kenal dengan konsep
otonomi daerah. Masing-masing daerah atau
sejumlah daerah yang berdampingan lebih
diprioritaskan untuk mendapatkan zakat orang-
orang kaya setempat melalui lembaga-lembaga
amil zakat, unit pengelola zakat didaerah dimana
masyarakat itu tinggal.
Disetiap negeri Islam dapat mengikuti cara
seperti ini, dimulai dari unit yang terkecil
kemudian ke unit yang lebih besar.
Pendistribusian dana zakat yang lebih dari lembaga
zakat tingkat propinsi dikirimkan ke lembaga zakat
pusat untuk membantu propinsi lain yang
perolehan zakatnya kurang, atau kaum fakir dan
orang-orang yang membutuhkannya dibanding
propinsi lain. Itulah petunjuk Islam dalam
membelanjakan perolehan zakat dan itulah
konsepnya yang arip dan bijaksana, yang sejalan
dengan konsep manajemen dan politik keuangan
yang paling maju / modern di zaman kita sekarang.
3. Pendistribusian Yang Adil Terhadap Semua
Golongan
Pengertian adil terhadap semua golongan
yang telah dijanjikan sebagai mustahiqin oleh
39
Allah dan Rasul-nya dan adildiantara semua
individu dalam satu golongan mustahiqin, yang
kami maksudkan bukan menyamaratakan antara
golongan-golongan maustahik atau individu dalam
setiap golongan itu, melainkan keadilan yang
memperhatikan dan mempertimbangkan hak,
besarnya kebutuhan, dan kemaslahatan Islam yang
tertinggi.31
Dari pemaparan pola pendistribusian di atas, jelas
terdapat beberapa pokok penting yang harus di perhatikan
dalam segi pendistribusian terkait ZIS yaitu;
a. Penetapan Mustahiq harus sesuai agar dalam
pendistribusiannya tepat pada sasaran.
b. Lebih mengedepankan pada asas manfaat yang
utuh bukan hanya sekedar pada pemenuhan
kebutuhan biologis saja.
c. Mengutamakan pendistribusian Lokal, agar
supaya dana ZIS dapat bermanfaat bagi
lingkungan sekitar.
31
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat : Study Komperatif Mengenai Status
Dan Filsafat Zakat Berdasarkan Qur’an dan Hadist, (Jakarta : PT. Pustaka
Mizan, 1996). Cet.4, h. 238
40
BAB III
GAMBARAN UMUM BAZIS KOTA ADMINISTRASI
JAKARTA BARAT
A. Sejarah BAZIS
Secara langsung menjadi latar belakang berdirinya BAZIS
Provinsi DKI Jakarta, yaitu : pertama, Saran sebelas tokoh ulama
nasional yang berkumpul di Jakarta pada 24 September 1968,
untuk membahas beberapa persoalan umat, khususnya
pelaksanaan zakat di Indonesia. Di antara rekomendasi hasil
musyawarah tersebut adalah: 1
Perlunya pengelola zakat dengan sistem administrasi dan
tata usaha yang baik sehingga bisa dipertanggungjawabkan
pengumpulan dan pendayagunaanya kepada masyarakat.
Bahwa zakat merupakan potensi umat yang sangat besar
yang belum dilaksanakan secara maksimal.Karenanya, diperlukan
efektivitas pengumpulan zakat, sehingga dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan pembangunan.
Saran sebelas ulama itu ditanggapi secara serius oleh
Presiden RI yang kemudian memberikan seruan dan edaran
kepada para pejabat dan instansi terkait untuk menyebarluaskan
1
Brosur BAZIS Kota Administrasi Jakarta Barat, Tentang
Sejarah,Visi dan Misipendayagunaan ZIS Tahun 2017.
41
dan membantu terlaksananya pengumpulan zakat secara
nasional.
Seruan Presiden Republik Indonesia pada peringatan Isra
Mi’raj Nabi Muhammad SAW di Istana Negara, pada tanggal 26
Oktober 1968 tentang perlunya intensifikasi pengumpulan zakat
sebagai potensi yang besar untuk menunjang pembangunan.
Dua hal inilah yang melatarbelakangi pendirian BAZIS
Provinsi DKI Jakarta.Selanjutnya, secara resmi, Gubernur
Provinsi DKI Jakarta, Ali Sadikin mengeluarkan Surat Keputusan
No. Cb. 14/8/18/68 tertanggal 5 Desember 1968 tentang
Pembentukan BadanAmil Zakat, berdasarkan syariat Islam dalam
wilayah DKI Jakarta. 2
Berdasarkan keputusan tersebut, maka susunan organisasi
BAZ dibentuk mulai tingkat Provinsi DKI Jakarta hingga tingkat
kelurahan, tugas utamanya adalah mengumpulkan zakat di
wilayah DKI Jakarta dan penyalurannya terutama ditujukan
kepada fakir miskin.
Sejak berdiri dan tahun 1968 hingga tahun 1973, Badan
Amil Zakat (BAZ) DKI Jakarta telah berjalan dengan cukup
baik.Hanya saja pada aspek penghimpunan zakat yang tertihat
belum optimal. Jumlah dana zakat yang terhimpun masih jauh
dan potensi ZIS yang dapat digali dari masyarakat. Hal ini
2Brosur Bazis Kota Administrasi Jakarta Barat, Tentang Sejarah, Visi
dan Misi Pendayagunaan ZIS Tahun 2017
42
disebabkan lembaga ini membatasi diri pada penghimpunan dana
zakat saja. 3
Oleh sebab itu, untuk memperluas sasaran operasional dan
karena semakin kompleknya permasalahan zakat di Provinsi DKI
Jakarta maka Gubernur Provinsi DKI Jakarta pada 1973 melalui
keputusan No. D.III/B/14/6/73 tertanggal 22 Desember 1973,
menyempurnakan BAZ ini menjadi Badan Amil Zakat dan
infaq/shadaqah yang selanjutnya disingkat menjadi BAZIS.
Dengan demikian, pengelolaan dan pengumpulan harta
masyarakat menjadi lebih luas, karena tidak hanya mencakup
zakat, akan tetapi lebih dan itu, mengelola dan mengumpulkan
infaq/shadaqah serta amal sosial masyarakat yang lain.
B. Organisasi BAZIS
BAZIS PROV. DKI JAKARTA merupakan sebuah badan
pengelola zakat resmi yang dibentuk Pemerintah Prov. DKI
Jakarta.Badan ini berdiri secara resmi pada tahun 1968 sejak
dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta
(ketika itu dijabat oleh Ali Sadikin) No. Cb. 14/8/18/68 tertanggal
5 Desember 1968 Tentang Pembentukan Badan Amil Zakat,
berdasarkan syariat Islam dalam wilayah DKI Jakarta.
3
http://bazisjakarta.id/, diakses pada tanggal 20 september 2018,
pukul 13.28
43
Menjelang berdirinya BAZIS Prov. DKI Jakarta, wacana
tentang perlunya pengelolaan zakat secara kelembagaan dan
professional terus bergelora di kalangan masyarakat muslim.
Pada tanggal 24 September 1968, sebelas ulama berkumpul di
Jakarta yang terdiri dari: Prof. Dr. Hamka, KH. Ahmad Azhari,
KH. Moh. Syukri Ghazali, Moh. Sodry, KH. Taufiqurrahman,
KH. Moh. Soleh Su’aidi, M. Ali Al Hamidy, Mukhtar Luthfy,
KH. A. Malik Ahmad, Abdul Kadir, dan KH. M.A. Zawawy.
Pertemuan ini menghasilkan rekomendasi, yaitu:
Perlunya pengelola zakat dengan system administrasi dan
tata usaha yang baik sehingga bisa dipertanggungjawabkan
pengumpulan dan pendayagunaannya kepada masyarakat.
Bahwa zakat merupakan potensi umat yang sangat besar
yang belum dilaksanakan secara maksimal.Karenanya, diperlukan
efektivitas pengumpulan zakat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan pembangunan.
Melihat peran zakat yang sangat strategis ini, maka pada
acara Isra’ Mi’raj di Istana Negara, Presiden Soeharto ketika itu
menyerukan secara langsung pelaksanaan zakat untuk menunjang
pembangunan. Pada saat yang sama, ia juga menyatakan
kesediannya untuk menjadi amil tingkat nasional.
Sebagai tindak lanjut dari seruan itu, Presiden Soeharto
mengeluarkan Surat Perintah No. 07/POIN/10/1968 tanggal 31
Oktober 1968 kepada Mayjen Alamsyah Ratu Prawiranegara, Kol.
44
Inf. Drs. Azwar Hamid, dan Kol. Inf. Ali Afandi untuk membantu
Presiden dalam proses administrasi dan tata usaha penerimaan
zakat secara nasional.
Untuk lebih memperkuat hal tersebut, Presiden
mengeluarakan Surat Edaran No. B. 133/PRES/11/1968 yang
menyerukan kepada pejabat/instansi untuk membantu dan
berusaha ke arah terlaksananya seruan presiden dalam wilayah
atau lingkup kerja masing-masing. Seruan Presiden ini kemudian
ditindaklanjuti oleh Gubernur Prov. DKI Jakarta, Ali Sadikin
dengan mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur No. Cb.
14/8/18/68 tertanggal 5 Desember 1968 Tentang Pembentukan
Badan Amil Zakat, berdasarkan syariat Islam dalam wilayah DKI
Jakarta. Akhirnya, BAZ Prov. DKI Jakarta secara resmi berdiri.
Sejak berdirinya BAZIS tahun 1968, perkembangan zakat
masih dirasakan belum optimal.Hal ini dilihat dari hasil
pengumpulan yang secara kuantitas maupun kualitas masih
sangat kecil dibandingkan dari potensi zakat yang sangat besar,
khusunya di DKI Jakarta.Untuk memperluas sasaran operasional
dank arena semakin kompleknya permasalahan zakat di Jakarta,
maka pada tahun 1973 Gubernur Prov. DKI Jakarta melalui Surat
Keputusan No. D.III/B/14/6/73 tertanggal 22 Desember 1973
menyempurnakan BAZ ini menjadi Badan Amil Zakat dan
Infaq/Shadaqah yang kini popular dengan sebutan BAZIS.
45
C. Tugas dan Fungsi
Lahirnya Undang Undang No. 38 Tahun 1999 Tentang
Pengelolaan Zakat telah memberikan angin segar bagi dunia
perzakatan yang lebih baik. Namun, hal itu juga menuntut semua
lembaga pengelola zakat untuk berbenah diri sesuai dengan
regulasi yang baru tersebut. Untuk merespon perkembangan
tersebut, Gubernur Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan Surat
Keputusan No. 120 tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Anil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Prov. DKI Jakarta.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur No. 120 tahun
2002 yang tertuang pada BAB II Pasal 3, tugas pokok BAZIS
Provinsi DKI Jakarta adalah:
1. Menyelenggarakan pengumpulan dan pendayagunaan
zakat, infaq, dan shdaqah sesuai dengan fungsi tujuannya.
2. Dalam melaksanakan tugasnya, BAZIS bersifat Obyektif
dan transparan.
Surat Keputusan Gubernur ini juga menyebutkan tentang
fungsi BAZIS Provinsi DKI Jakarta yang tertuang pada BAB II
Pasal 4, yaitu:
1. Penyusunan program kerja.
2. Pengumpulan segala macam zakat, infaq, dan shadaqah
dari masyarakat termasuk pegawai di wilayah Provinsi
DKI Jakarta.
46
3. Pendayagunaan zakat, infaq, dan shadaqah sesuai dengan
ketentuan hukumnya.
4. Penyuluhan kepada masyarakat dalam upaya peningkatan
kesadaran menunaikan ibadah zakat, infaq, dan shadaqah.
5. Pembinaan pemanfaatan zakat, infaq, dan shadaqah agar
lebih produktif dan terarah.
6. Koordinasi, bimbingan dan pengawasan kegiatan
pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah yang
dilaksanakan oleh pelaksana pengumpulan BAZIS.
7. Penyelenggaraan kerja sama dengan Badan Amil Zakat,
Infaq, dan Shadaqah dan Lembaga Amil Zakat yang lain.
8. Pengendalian atas pelaksanaan pengumpulan dan
pendayagunaan zakat, infaq, dan shadaqah.
9. Pengurusan fungsi-fungsi ketatausahaan, perlengkapan,
kerumah-tanggaan dan sumber daya manusia.
D. Visi dan Misi
Visi :
Menjadi Badan Pengelola ZIS yang unggul dan terpercaya.
47
Misi :
Mewujudkan Optimalisasi Pengelolaan ZIS yang amanah,
profesional, transparan, akuntabel, dan mandiri menuju
masyarakat yang bertaqwa, sejahtera dan berdaya.4
E. Program Kerja
1. Beasiswa Guru Paud
2. Bantuan Guru Honorer
3. Bantuan Guru Ngaji
4. Bantuan Guru TPA/TPQ/SD/MI
5. Bantuan Merbot Masjid
6. Bantuan Fisik Tempat Ibadah dan Lembaga
Keagamaan
7. Bantuan Hari-hari Besar Keagamaan
8. Bantuan Pendidikan Keterampilan
9. Bantuan Kemanusiaan
10. Bedah Rumah5
4 Mading BAZIS kota administrasi Jakarta Barat tanggal 23 Agustus
Tahun 2017 5
http://bazisjakarta.id/, diakses pada tanggal 20 September 2018,
pukul 13.28
48
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Latar Belakang Program
Pendistribusian yang dilakukan oleh BAZIS
kota administrasi Jakarta Barat sebagaimana yang
telah penulis jelaskan dalam bab sebelumnya pada
dasarnya ada dua bentuk, yaitu konsumtif dan
produktif. Distribusi zakat dalam bentuk produktif
tersebut nantinya dapat berkembang. Apabila zakat
diberikan secara konsumtif maka zakat tersebut tidak
dapat berkembang sehingga dana zakat akan berhenti
tanpa mengalami perkembangan karena akan habis
untuk sekali konsumsi dan hanya dapat dipergunakan
dalam jangka waktu yang relatif sebentar. Secara tidak
langsung dengan memberikan zakat secara konsumtif,
maka hanya akan mendidik mustahik menjadi malas
berusaha dan bekerja guna memperbaiki taraf
penghidupannya.
BAZIS PROV. DKI JAKARTA merupakan
sebuah badan pengelola zakat resmi yang dibentuk
Pemerintah Prov. DKI Jakarta.Badan ini berdiri secara
resmi pada tahun 1968 sejak dikeluarkannya Surat
Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta (ketika itu
dijabat oleh Ali Sadikin) No. Cb. 14/8/18/68
tertanggal 5 Desember 1968 Tentang Pembentukan
49
Badan Amil Zakat, berdasarkan syariat Islam dalam
wilayah DKI Jakarta.1
Selain itu, BAZIS DKI Jakarta memiliki
beberapa kantor wilayah dan BAZIS kota administrasi
Jakarta Barat merupakan kantor wilayah yang akan
penulis teliti dalam penelitian kali ini. Sama seperti
BAZIS yang bertempat diwilayah lainnya, BAZIS
kota administrasi Jakarta Barat juga memiliki
beberapa program yang salah satu programnya adalah
program bedah rumah. Seperti yang diungkapkan oleh
Bapak H. Sa’adi, SPd, I.
“BAZIS kota administrasi Jakarta Barat ini
punya beberapa program salah satunya ya program
bedah rumah yang mau diteliti ini, tapi walaupun
nama programnya bedah rumah program ini
sebenernya cuman memberikan bantuan dana berupa
uang Rp.50.000.000 kepada para mustahik yang
menerimanya yang nantinya digunakan buat renovasi
rumah mereka. Jadi nama bedah rumah itu biar
kerenlah atau bisa dibilang gampang diingat dari pada
cuman program renovasi rumah. Dan selain itu yang
perlu diketahui ada jika biaya yang diberikan tidak
cukup untuk merenovasi rumah para mustahik maka
RT setempat akan membantu untuk mengumpulkan
bantuan dari iuran warga atau mencari donatur lain
untuk merampungkan bedah rumah”.2
Munculnya program bedah rumah didasari atas
keprihatinan dari beberapa kelurahan yang melihat
1 http://bazisjakarta.id/, diakses pada tanggal 20 september 2018,
pukul 13.28 2 Wawancara dengan Bapak H. Sa’adi selaku divisi penyaluran
BAZIS kota administrasi Jakarta Barat, pada hari Kamis, 13 September 2018
pukul 11.24
50
warganya masih banyak yang menempati rumah tidak
layak huni seperti yang dijelaskan oleh Bapak A.
Ruyat Ismail. SH. I
“sebenarnya program bedah rumah sendiri
muncul berdasarkan keprihatinan dari beberapa
kelurahan yang bekerja sama dengan BAZIS, disetiap
kelurahan apalagi di Jakarta pasti tidak ada yang
mungkin semua warganya mampu dan memiliki
rumah layak huni, berangkat dari situlah beberapa
kelurahan mengusulkan kepada BAZIS yang
kemudian disetujui untuk membuat program yang
diberi nama program bedah rumah”.3
B. Data Mustahik Program Bedah Rumah
Data mengenai para mustahik yang mendapatkan
bantuan pada program bedah rumah akan dipaparkan pada
sub bab kali ini, yang mana penulis mengambil data
mustahik penerima bantuan pada tahun 2017. Adapun
data yang akan dipaparkan adalah sebagai berikut:
3 Wawancara dengan Bapak Yayat, selaku divisi pengumpulan dana
BAZIS kota administrasi Jakarta Barat, pada hari Kamis, 13 September 2018
pukul 12.44
51
1.1 tabel mustahik program bedah rumah tahun 20174
4 Data mustahik program bedah rumah BAZIS kota administrasi
Jakarta Barat tahun 2017
No.Nama
KecamatanAlamat
Layak / Tidak LayakNo. Hp
KetStatus
1Herdi
KalideresJl. Kp. Pangkalan Rt.09/10 Semanan, Kalideres
Layak083895624640
BambangSelesai
2Munih
KalideresJl. Kp. Kojan Rt.03/08 Kalideres, Kalideres
Layak087887666783
MulyadiSelesai
3Tonih
KalideresJl. Gaga Rawa Kompeni Rt.01/05 Kamal
Layak089512495818
Kokom
4Titin
KalideresJl. Bulak Simpul Rt.09/04 - Kalideres
Layak081297934095
TatangSelesai
5Nurelela
CengkarengJl. Puskesmas I Rt.05/07 Duri Kosambi
Layak089668141439
RohidiProses
6Kokom Komariah
CengkarengJl. Kp. Poglar Rt.02/01 Kedaung Kaliangke
Layak08588181219
Nur HayatiSelesai
7Suhenda/Siti Badriah
GropetJl. Jelambar Kb Pisang No.47 Rt.10/02 Jelambar
Layak083893693947
Siti badriahSelesai
8Darsiti
GropetJl. Empang Bahagia Rt.02/06 Jelambar
Layak081210647029
DarsitiSelesai
9M. Nurdin
PalmerahJl. Pakembangan Barat No.21 Rt.03/04 Palmerah
Layak085810772180
M. Nurdin
10Haibatul Aslamiah
PalmerahJl. Slipi Kebon Sayur Rt.07/03 Kemanggisan
Layak087885436829
Haibatul
11Suherti
Taman SariJl. Keamanan Dalam Rt.02/07 Keagungan
Layak083891738032
HardiawanSelesai
12Badriyah
Taman SariJl. Abdullah IV No.16 Rt.11/06 Krukut
LayakSelesai
13Suraya
TamboraJl. Padamulya III Rt.04/08 Angke, Tambora
Layak083896161693
FirmanProses
14Selamat
TamboraJl. Krendang Rt.06/04 Kel. Krendang
Layak089653949469
WawanProses
15Ainih
Kebon JerukJl. Kp. Guji Rt.03/12 Kel. Kebon Jeruk
Layak085810490149
Nurhayati
16Kedoya Utara
Kebon JerukTelah Di Bantu
17Yayan Mariyanah
KembanganKel. Kembangan Utara Rt.01/08
Layak085939036203
Olis/EmahSelesai
18Saimin
KembanganGg. Musal Rt.01/02 Meruya Selatan
Layak083805243403
Fitri
19Dewi Setiawati
KembanganJl. Meruya Selatan Rt.04/08 Kel. Meruya Selatan, Kembangan
Layak081314972457
Darwi
52
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa
BAZIS kota administrasi Jakarta Barat memberikan
bantuan kepada satu rumah disetiap kelurahan yang ada di
Jakarta Barat. Pada tabel tersebut dapat dilihat ada 19
rumah yang telah dibantu diperbaiki oleh BAZIS dan
diantaranya masih proses pembangunan dan sudah ada
yang selesai pengerjaannya, jika sudah selesai akan
diresmikan oleh kepala BAZIS kota administrasi Jakarta
Barat yang turut mengundang sejumlah kepada
pemerintahan seperti Gubernur Jakarta.
53
BAB V
PEMBAHASAN
A. Alur Distribusi Dana Zakat pada Program Bedah
Rumah BAZIS Kota Administrasi Jakarta Barat
Distribusi zakat termasuk kedalam pelaksanaan
yang ada dalam fungsi manajemen atau dalam bahasa
zakat berarti empowering. Pola pendistribusian yang
dilakukan oleh BAZIS menurut penilis sudah sangat
terstruktur dan tidak berbelit dari awal penentuan
mustahik sampai uang itu tersalurkan. Berikut penulis
akan memberikan bagaimana pola yang dilakukan BAZIS
dalam mendistribusikan dana zakat pada program bedah
rumah :
Gambar pola penditribusian dana zakat BAZIS kota adminstrasi Jakarta Barat1
1Wawancara dengan Bapak H. Sa’adi, SPd, I., Divisi Penyaluran
BAZIS kota administrasi Jakarta Barat pada hari kamis, 28 September 2018 di
Kantor BAZS Jakarta Barat
Kelurahan
BAZIS kota
adm.
JAKBAR BAZIS Pusat
Meninjau
rumah
Mustahiq
54
Berdasarkan pola pendistribusian diatas penulis akan
menjelaskan alur yang dimulai dari kelurahan yang bertindak
sebagai pencari mustahik yang ada diwilayahnya.
1. Kelurahan
Disinilah dimulainya sebuah prosespendistribusian
dana zakat sebelum akhirnya sampai ke tangan para
mustahiq. Sebelumnya penulis sudah menjelaskan bahwa
BAZIS merupakan lembaga pengumpulan dana zakat,
infaq dan shadaqoh milik pemerintahan, mereka bekerja
sama dengan pemerintahan lain yang ada dibawahnya
seperti kelurahan, karena tanpa kelurahan sebuah kota
tidak dapat menemukan mustahik yang tepat untuk
diberikan dana zakat dan kali ini dalam bentuk bantuan
bedah rumah.
Disini kelurahan berperan penting karena
merekalah yang ikut serta dalam mencari dan
merekomendasikan warga untuk yang berada
dilingkungannya untuk menjadi mustahik, namun ada 4
syarat yang harus dipenuhi jika ingin mendapatkan
bantuan bedah rumah, diantaranya:
1.) Mempunyai sertifikat tanah
2.) KTP
3.) Sertifikat PBB
4.) Surat keterangan dari kelurahan
55
Semua syarat yang diberikan diatas harus dipenuhi
jika ada salah satu saja yang tidak terpenuhi maka
walaupun kelurahan sudah merekomendasikan maka
proses bedah rumah tidak akan dilaksanakan.
2. Bazis Kota Administrasi Jakarta Barat
Setelah kelurahan menemukan warganya yang
menempati rumah tidak layak huni barulah kelurahan
merekomendasikan kepada BAZIS dan bergerak untuk
meninjau rumah yang telah direkomendasikan kelurahan
apakah rumah itu benar-benar layak diberikan bantuan
atau tidak. Kemudian setelah dilihat jika rumah itu
memang pantas untuk deiberikan bantuan dan sudah
memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan, maka
BAZIS kota administrasi Jakarta Barat akan mendatangi
BAZIS Pusat untuk meminta pencairan dana.
3. BAZIS Pusat
Disinilah BAZIS yang ada diseluruh wilayah
melaporkan tentang mustahik yang akan diberikan
bantuan, jika sesuai maka dana akan cair dan sampai
ditangan para mustahik yang sudah ditentukan.
Begitulah penjelasan mengenai proses
pendistribusian dana zakat yang dilakukan oleh BAZIS
kota administrasi Jakarta Barat, mulai dari pencarian
mustahik sampai dana itu diberikan kepada mustahik yang
telah ditentukan. Untuk mengetahui lebih spesifik akan
dijelaskan pada poin berikutnya.
56
B. Manajemen Distribusi Dana Zakat Pada Program
Bedah Rumah Lembaga Amil Zakat BAZIS Kota
Administrasi Jakarta Barat
Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqoh (BAZIS)
Kota Administrasi Jakarta Barat merupakan suatu
organisasi yang dibentuk oleh pemerintah yang bertujuan
untuk mengelola zakat, infaq dan sodaqoh. Sebagai suatu
organisasi, Badan Amil Zakat , Infaq dan Shadaqoh
(BAZIS) Kota Administrasi Jakarta Barat perlu
menerapkan suatu manajemen yang bersandar pada
Undang-Undang Pasal 1 Nmor 38 Tahun 1999.
Manajemen distribusi zakat adalah sebuah proses
pengelolaan suatu lembaga zakat yang dimulai dari proses
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian
serta pendayagunaan zakat. Perencanaan adalah proses
dimana sebuah perusahaan merumuskan dan memutuskan
tujuan-tujuan apa yang akan dikejar dalam jangka waktu
tertentu dan dengan cara apa tujuan itu dilakukan agar
dapat tercapai.
Alasan ditempatkannya perencanaan pada tahap
awal manajemen karena perencanaan adalah usaha
kongkretisasi langkah-langkah yang akan ditempush atas
dasar-dasar yang telah ditetapkan agar lebih efektif
dalamm tencapai tujuan.
57
Proses perencanaan tidak hanya berhenti dalam
menentukan sebuah program saja, tetapi dilanjutkan
dengan perumusan sebuah program dan disini BAZIS
Kota administrasi Jakarta Barat hanya bertindak sebagai
pelaksana seperti yang dikatakan oleh Bapak Khoirul
Riza, S.Kom.
“BAZIS yang ada didaerah kota administrasi
merupakan pelaksana dari program yang sudah
direncanakan dan sibuat oleh BAZIS Pusat. Jadi BAZIS
Kota Administrasi Jakarta Barat hanya memilih program
apa yang akan dilaksanakan seperti program bedah rumah
yang ada di BAZIS ini.”2
Seperti yang dikatakan oleh Bapak Khoirul Riza,
S.Kom bahwa yang merencanakan dan membuat program
adalah BAZIS Pusat, sementara BAZIS yang ada
diwilayah hanyalah bertindak sebagai pelaksana program.
Namun tidak semua program yang dibuat BAZIS Pusat
dilaksanakan oleh semua BAZIS yang ada diwilayah,
tetapi BAZIS yang ada diwilayah memilih program apa
yang cocok untuk dijadikan untuk membantu mustahik
yang ada diwilayah administrasinya.
2Wawancara dengan Bapak Khoirul Riza, S.Kom., Staff BAZIS kota
administrasi Jakarta Barat pada hari kamis, 28 September 2018 di Kantor
BAZS Jakarta Barat
58
Perencanaan yang sudah dirumuskan oleh BAZIS
Pusat pada program bedah rumah yang mana isinya
adalah pengertian program, siapa target dari program
bedah rumah dan apa saja syarat yang harus dipenuhi agar
dapat mendapatkan bantuan program bedah rumah.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak H. Sa’adi, S.
Pd, I.
“Program bedah rumah adalah program yang
dimiliki BAZIS yang dimana program ini dibuat dengan
maksud dan tujuan memberikan dana untuk membantu
merenovasi rumah para mustahik yang masuk dalam
golongan miskin yang mempunyai rumah tidak layak
huni.”3
Program bedah rumah disini disebutkan bahwa
BAZIS akan memberikan bantuan berupa dana. Dana
tersebut akan digunakan untuk merenovasi rumah
mustahiq yang telah sebelumnya sesuai dengan kriteria
yang sudah ditetapkan sebelumnya diantaranya miskin
dan bertempat tinggal dirumah yang tidak layak huni
seperti yang dikatakan diatas.
Penentuan jumlah dana yang akan diberikan
kepada mustahik berbeda-beda disetiap wilayah
administrasi. Dalam hal ini BAZIS Pusat tidak
3Wawancara dengan Bapak H. Sa’adi, SPd, I., Divisi Penyaluran
BAZIS kota administrasi Jakarta Barat pada hari kamis, 28 September 2018 di
Kantor BAZS Jakarta Barat
59
menentukan berapa dana yang harus diberikan untuk
program bedah rumah seperti yang disampaikan oleh
Bapak khairul Riza, S.Kom.
“Dalam penentuan berapa dana yang akan
diberikan diwilayah admisnistrasi masing-masing, BAZIS
Pusat tidak menetukan berapa jumlah yang harus
dikeluarkan. Hal ini dikarenakan jumlah pendapatan yang
ada diwilayah masing-masing berbeda-beda. BAZIS Kota
Aminidtrasi Jakarta Barat memberikan anggaran untuk
program bedah rumah sebesar Rp. 50.000.000 kepada satu
rumah yang akan direnovasi.”4
Selain itu ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
oleh mustahik sebelum mendapatkan bantuan dana bedah
rumah seperti yang dikatakan oleh Bapak khairul Riza,
S.Kom.
“BAZIS mempunyai persyaratan yang harus
dipenuhi oleh mustahiq agar mendapatkan bantuan dana
program bedah rumah. Syaratnya tidak susah hanya harus
mempunyai KTP, surat tanah, PBB dan surat keterangan
tidak mampu dari kelurahan. Semuasyarat ini harus
dipenuhi oleh calon mustahiq untuk mendapatkan bantuan
4Wawancara dengan Bapak Khoirul Riza, S.Kom., Staff BAZIS kota
administrasi Jakarta Barat pada hari kamis, 28 September 2018 di Kantor
BAZS Jakarta Barat
60
dana bedah rumah dari BAZIS Kota Administrasi Jakarta
Barat.”5
Perencanaan yang dilakukan BAZIS dalam
program bedah rumah mempunyai pola penditribusian
yang jelas dan tidak berbelit-belit. Hal itu dilakukan
karena disini BAZIS berfungsi untuk membantu
mendistribusikan dana kepada para mustahik yang
membutuhkan agar bisa hidup dengan nyaman di rumah
yang mereka tempati bersama keluarganya.
Tahapan manajemen yang kedua yang dilakukan
oleh BAZIS Kota Administrasi Jakarta Barat adalah
pengorganisasian. Pengertian pengorganisasian adalah
pengelompokan kegiatan-kegiatan berdasarkan keahlian
yang dimiliki dalam bidangnya serta penugasan setiap
kelompok dari seorang manajer, yang mempunyai
kekuasan yang perlu untuk mengawasi anggota-anggota
kelompok untuk mencapai tujuan.
Penempatan fungsi pengorganisasi segera setelah
perencanaan merupakan hal yang logis karena adanya
rencana tidak dengan sendirinya mendekatkan organisasi
kepada tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu,
perlu penempatan fungsi pengorganisasian yang sesuai
dengan tujuan yang direncanakan.
5Wawancara dengan Bapak Khoirul Riza, S.Kom., Staff BAZIS kota
administrasi Jakarta Barat pada hari kamis, 28 September 2018 di Kantor
BAZS Jakarta Bara
61
Pengorganisasian yang dilakukan BAZIS kota
administrasi Jakarta Barat hanya sekali saja karena staf
yang ada juga tidak terlalu banyak dan sudah mempunyai
tugas masing-masing. Seperti yang diungkapkan oleh
Bapak A. Ruyat Ismail. SH.
“Kalau masalah pengorganisasian sendiri BAZIS
ini kan pegawainya sedikit, kemudian semua pegawai
yang bekerja disini sudah mempunyai tugas masing-
masing. Jadi dalam program bedah rumah ini paling
Kepala BAZIS menunjuk beberapa orang yang biasa
dilapangan untuk melihat rumah yang sudah dilaporkan
oleh kelurahan.”6
Kepala BAZIS kota administrasi Jakarta Barat
akan menunjuk stafnya yang biasa bekerja dilapangan
untuk segera meninjau rumah yang sebelumnya sudah
dilaporkan kelurahan. Seperti yang diungkapkan oleh
Bapak Ibnu Thabrani, A.R, SM.
“Biasanya kalau ada laporan dari kelurahan
mengenai warganya yang menempati rumah tidak layak
huni, Pak Dedi (Kepala BAZIS kota administrasi Jakarta
Barat) langsung melakukan tindakan dengan menugaskan
biasanya saya, Bang Romy (Divisi penyaluran BAZIS
6Wawancara dengan Bapak A. Ruyat Ismail. SH. Divisi
Pengumpulan BAZIS kota administrasi Jakarta Barat pada hari kamis, 28
September 2018 di Kantor BAZS Jakarta Barat.
62
kota administrasi Jakarta Barat) atau teman-teman yang
lain juga yang biasa bekerja dilapangan. Jadi tidak ada
struktur yang lebih spesifik lagi dalam program yang
ada.”7
Jadi pengorganisasian pada program bedah rumah
di BAZIS Kota Administrasi Jakarta Barat hanya merujuk
pada struktur kepengurusannya saja dan yang menjadi
penanggung jawab tetaplah ketua BAZIS Jakarta Barat.
Disinilah tahapan manajemen yang selanjutnya
dilakukan yaitu actuating. Actuating (menggerakan)
adalah penanggung jawab melakukan sebuah kegiatan
dengan sumber daya yang ada agar mencapai kepada
tujuan yang telah ditetapkan. Atuatting sama halnya
dengan pergerakan dalam pendistribusian zakat.
Pelaksaan ini memiliki peran yang sangat penting, karena
jika tidak ada penggerak maka perencanaan dan
pengorganisasian atau di BAZIS disebut sebagai
penugasan yang sudah dilakukan tidak akan berjalan atau
sia-sia.
Kepala BAZIS Kota Administrasi Jakarta Barat
Bapak Dedi Santosa, SE adalah penggerak utama dalam
pelaksanaan kegiatan atau program yang ada di BAZIS
Jakarta Barat. Beliau mempunyai tugas menujuk orang-
7Wawancara dengan Bapak Ibnu Thabrani, A.R, SM., Divisi
Penyaluran BAZIS kota administrasi Jakarta Barat pada hari kamis, 28
September 2018 di Kantor BAZS Jakarta Barat.
63
orang yang nantinya akan mengerjakan program sesuai
dengan kemampuannya. Seperti yang diungkapkan oleh
Bapak Khoirul Riza, S. Kom.
“Kalau di BAZIS ini yang menjadi penggerak
sekaligus penanggung jawabnya langsung sama Bapak
Dedi (Kepala BAZIS Jakarta Barat). Beliau menunjuk
kelurahan untuk menulusuri daerahnya untuk melihat
rumah yang tidak layak huni kemudian dilaporkan kepada
kami.”8
BAZIS melakukan pendistribusian pada program
bedah rumah dengan menunjuk kelurahan dalam mencari
mustahik yang menempati rumah tidak layak huni.
Ditunjuknya kelurahan tidak lain agar lebih efektif dalam
menemukan mustahik karena yang kita ketahui bersama
bahwa kelurahan mempunyai data yang lengkap mengenai
warganya. Atas dasar itulah BAZIS menunjuk kelurahan
untuk mencari mustahik yang masuk dalam kategori
untuk diberikan bantuan.
Selanjutnya setelah diterima laporan dari
kelurahan, Kepala BAZIS akan menunjuk anggotanya
yang biasa bertugas dilapangan seperti yang sudah
disebutkan diatas. Tugasnya dari anggota yang sudah
8Wawancara dengan Bapak Khoirul Riza, S.Kom., Staff BAZIS kota
administrasi Jakarta Barat pada hari kamis, 18 Desember 2018 di Kantor
BAZS Jakarta Barat
64
ditunjuk tadi hanyalah sekedar untuk meninjau dan
memferifikasi rumah yang dilaporkan oleh kelurahaan.
Jika rumah itu dilihat dari fisiknya sudah dianggap tidak
layak huni, selanjutnya mereka akan meminta
kelengkapan surat-surat yang ada untuk diberikan bantuan
dana bedah rumah. Seperti yang diungkapkan telah oleh
Bapak Ibnu Thabrani, A.R, SM.
“Setelah sampai disana kita langsung melihat
rumah yang udah dikasih tau sama kelurahan, kemudian
kita foto-foto rumah itu buat jadi laporan yang nantinya
laporan ini akan ditinjau kembali bersama Pak Dedi
(Kepala BAZIS kota administrasi Jakarta Barat) apakah
rumah itu layak untuk diberikan bantuan. Jika rumah itu
layak mendapat bantuan, langkah selanjutnya adalah
meminta permohonan pencairan dana kepada BAZIS
Pusat. Disinilah dana akan turun dan BAZIS Jakarta Barat
akan menyerahkannya kepada rumah yang sudah
ditentukan.”9
Berikutnya saat dana diberikan kepada mustahik
yang sudah ditetapkan sebelumnya, maka tugas yang
diberikan kepada anggota yang sebelumnya ditunjuk oleh
Kepala BAZIS Jakarta Barat itu sudah selesai dan
9Wawancara dengan Bapak Ibnu Thabrani, A.R, SM., Divisi
Penyaluran BAZIS kota administrasi Jakarta Barat pada hari kamis, 28
September 2018 di Kantor BAZS Jakarta Barat.
65
berikutnya menjadi tugas kelurahan. Seperti yang
diungkapkan oleh Bapak Khoirul, S. Kom.
“BAZIS Jakarta Barat ini mempunyai kelemahan
dalam segi sumber daya manusianya. Dari situlah
kemudian kelurahan diberikan tugas lagi oleh Kepala
BAZIS Jakarta Barat untuk mengontrol pelaksanaan
renovasi yang ada didaerahnya masing-masing.
Sebenarnya tugas dari BAZIS sudah selesai saat dana itu
sudah diterima oleh mustahik. Namun agar bantuan itu
lebih maksimal maka disitulah ada campur tangan dari
kelurahan setempat.”10
Disebutkan diatas bahwa BAZIS hanya bertugas
sebagai pemberi bantuan dana renovasi saja. Jika dana
yang sudah diberikan diterima oleh mustahiq, maka sudah
selesai juga tugas dari BAZIS. Tetapi agar lebih maksimal
dana itu maka BAZIS menugaskan kelanjutannya kepada
kelurahan karena kurangnya SDM yang ada di BAZIS.
Dana yang diberikan BAZIS Jakarta Barat
terbilang tidak terlalu banyak tergantung dengan tingkat
ketidak layakan rumah yang akan direnovasi. Ada
beberapa rumah yang membutuhkan banyak perbaikan
karena banyaknya kekurangan dari rumah tersebut, tetapi
10
Wawancara dengan Bapak Khoirul Riza, S.Kom., Staff BAZIS kota
administrasi Jakarta Barat pada hari kamis, 18 Desember 2018 di Kantor
BAZS Jakarta Barat
66
ada pula yang tidak membutuhkan banyak renovasi.
BAZIS hanya mewajibkan untuk merenovasi kamar
mandi, lantai rusak, atap serta mengecat tembok. Jika
dana itu kurang maka akan menjadi tugas dari kelurahan,
seperti yang dikatakan oleh Bapak Khoirul Riza, S, Kom.
“Uang Rp. 50.000.000 jika untuk merenovasi
rumah mau dibilang sedikit ya banyak tetapi mau dibilang
banyak juga tidak. Maka dari itu kelurahan yang ada
disana diharapkan untuk berinisiatif membantu jika terjadi
kekurangan dana. Biasanya jika kelurahan itu aktif maka
mereka akan menggalang dana lagi didaerahnya, selain itu
pihak kelurahan juga mengharapkan warga sekitar untuk
ikut serta membantu dengansuka rela dalam proses
renovasi itu.”11
Disebutkan diatas bahwa bantuan bedah rumah
yang diberikan BAZIS hanyalah sebuah pemantik untuk
warga yang ada disekitar. Diharapka dana tersebut tidak
hanya sekedar merubah rumah yang tadinya tidak layak
menjadi layak huni, tetapi juga merubah warga di daerah
itu lebih agar memperhatikan tetangganya dan kesadaran
pada orang yang memiliki harta lebih supaya
memperhatikan orang yang berada disekitar mereka.
11
Wawancara dengan Bapak Khoirul Riza, S.Kom., Staff BAZIS kota
administrasi Jakarta Barat pada hari kamis, 18 Desember 2018 di Kantor
BAZS Jakarta Barat
67
Agar tidak terjadi pemberian bantuan yang ganda
maka disinilah pemilahan dilakukan secara bertahap agar
dana yang didistribusikan dapat diberikan dangan tepat
dan tidak salah sasaran. Karena BAZIS kota administrasi
Jakarta Barat hanya memberikan satu jatah bantuan bedah
rumah kepada satu rumah di satu kelurahan. Seperti yang
dikatakan oleh Bapak Khoirul Riza, S. Kom.
“Jatah bantuan bedah rumah dari BAZIS Jakarta
Barat hanya satu bantuan di satu kelurahan. Namun jika
jatah ini tidak diambil dikelurahan yang sudah diberikan
jatah, maka akan diberikan dikelurahan lain yang sudah
merekomendasikan warganya walaupun kelurahan itu
sudah mendapatkan jatah.”12
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa
BAZIS Jakarta Barat sangatlah bergantung pada
kelurahan dalam segi pendistribusian dana bantuan bedah
rumah. Jika pihak kelurahan tidak mau aktif menyisir
warganya yang menempati rumah tak layak huni, maka
mereka tidak mempunyai data dari warganya yang akan
direkomendasikan untuk diberikan bantuan. Dan jika
sudah terjadi hal demikian, maka dana yang harusnya
diberikan kepada kelurahan A akan diberikan kepada
12
Wawancara dengan Bapak Khoirul Riza, S.Kom., Staff BAZIS kota
administrasi Jakarta Barat pada hari kamis, 18 Desember 2018 di Kantor
BAZS Jakarta Barat
68
kelurahan B yang sudah merekomendasikan dua
mustahik.
Dalam proses actuating BAZIS bertindak sebagai
penggerak yang dilaksanakan oleh Bapak Dedi Santosa.
Bisa dikatakan juga BAZIS hanya sekedar penyambung
lidah dari kelurahan yang melaporkan warganya agar
diberikan bantuan, selanjutnya bantuan itu akan segera
digunakan untuk pengerjaan renovasi. Dalam
pengerjaannya kelurahan juga ikut serta dalam mengotrol
agar tidak terjadi pembengkakan dana seperti yang
dikatakan oleh Bapak Khoirul Riza, S. Kom.
“Kelurahan memang mempunyai tugas yang
krusial dalam program bedah rumah. Bukan hanya
mencari mustahik saja, tetapi juga melakukan
pendampingan saat berlangsungnya pengerjaan renovasi
rumah. Jika ada kekurangan mereka juga ikut peduli
untuk mencarikan donatur yang bersedia memberikan
bantuan. Bisa dibilang juga kelurahan yang melaksanakan
keseluruhan dari program bedah rumah dengan arahan
dari Kepala BAZIS Jakarta Barat.”13
Dalam pelaksanaan tentu mempunyai kendala,
namun kendala yang dihadapi pada program bedah rumah
13
Wawancara dengan Bapak Khoirul Riza, S.Kom., Staff BAZIS kota
administrasi Jakarta Barat pada hari kamis, 18 Desember 2018 di Kantor
BAZS Jakarta Barat
69
sudah diperhitungkan seperti yang diungkapkan oleh
Bapak H. Sa’adi, S. Pd, I
“Kalau kendalanya biasanya yang ditemukan yaitu
jalan menuju lokasi rumah mustahik yang sempit,
sehingga material yang akan digunakan untuk merenovasi
harus diangkut secara manual. Kemudian jika kerusakan
rumahnya parah dan dana tidak cukup maka kelurahan
membantu mencarikan donatur. Biasanya yang sering
ditemui dua masalah itu saja. Tetapi masalah itu sangat
mudah diselesaikan dengan kesadaran warga yang mau
membantu sesamanya yang membutuhkan bantuan.”14
Berikutnya merupakan proses tahap akhir dalam
manajemen seperti yang sudah dituliskan pada halaman
pertama bab ini yaitu pengawasan. Pengawasan adalah
pengawasan pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang
sedang dilakukan. Tujuannya dilakukannya pengawasan
adalah untuk mengetahui kinerja yang sedang dilakukan
itu sesuai dengan jalur yang sudah ditentukan.
Pengawasan yang dilakukan dalam pelaksanaan
program bedah rumah tidak hanya dilakukan oleh BAZIS
kota administarsi Jakarta Barat semata, sebagaimana yang
telah dikatakan oleh Bapak Ibnu Thabrani, A.R, SM.
14
Wawancara dengan Bapak H. Sa’adi, SPd, I., Divisi Penyaluran
BAZIS kota administrasi Jakarta Barat pada hari kamis, 28 September 2018 di
Kantor BAZS Jakarta Barat
70
“Saat sudah berlangsung proses bedah rumah
pengawasan itu tidak hanya pada satu sisi saja,
maksudnya bukan BAZIS kota administrasi Jakarta Barat
saja namun BAZIS menugaskan kelurahan setempat untuk
mengontrol pengerjaan yang sedang dilakukan pada
program bedah rumah. Dipilihnya kelurahan tidak lain
karena mereka yang dekat dari lokasi mustahik, kemudian
juga SDM yang ada di BAZIS tidak banyak.”15
Dari yang sudah diungkapkan diatas dapat
diketahui bahwa kelurahan ini diberikan amanat oleh
BAZIS untuk sama-sama membangun warganya agar
lebih sejahtera. BAZIS hanya bertindak sebagai lembaga
penerima dan penyaluran dana zakat. Namun dalam
pelaksanaannya kelurahan juga ikut serta menyadarkan
warganya yang mampu agar membayar zakat, juga ikut
serta membantu saat mendistribusikan atau menyalurkan
zakat seperti pada program bedah rumah.
Berdasarkan temuan dari hasil wawancara yang
dilakukan dengan beberapa staf yang ada di BAZIS kota
administrasi Jakarta Barat, bahwa dalam kegiatan
manajemen pendistribusian dana zakat yang mana
pendistribusian dana itu dialokasikan kepada program
15
Wawancara dengan Bapak Ibnu Thabrani, A.R, SM., Divisi
Penyaluran BAZIS kota administrasi Jakarta Barat pada hari kamis, 28
September 2018 di Kantor BAZS Jakarta Barat.
71
bedah rumah, penulis menemukan beberapa hal yang
didapatkan saat melaksanakan kegiatan tersebut,
diantaranya:
1. Perencanaan
Didalam perencanaan ini BAZIS kota administrasi Jakarta
Barat merumuskan sebuah program dalam hal ini
programnya adalah bedah rumah. Kemudian mencari
alasan kenapa program ini ada (keprihatinan kelurahan
melihat banyak warganya menempati rumah tidak layak
huni), untuk siapa progam ini (diberikan kepada golongan
orang-orang miskin), berapa jumlah dana yang
dikeluarkan (dana yang diberikan berjumlah Rp.
50.000.000) dan apa saja syarat yang harus dipenuhi
(syarat untuk mendapatkan bantuan bedah rumah adalah
mempunyai KTP Jakarta Barat, surat tanah, PBB, tanah
bebas sengketa).
2. Pengorganisasian
Kepala BAZIS kota administrasi Jakarta Barat menunjuk
tim untuk melakukan survey sebelum dilaksanakan proses
bedah rumah. Setelah dilakukan survey kemudian kepala
BAZIS menugaskan kelurahan untuk mengontrol jalannya
program bedah rumah.
3. Pelaksanaan
Setelah ditentukan rumah yang akan direnovasi
kemudian akan diverifikasi oleh anggota dari BAZIS.
Selanjutnya kelurahan yang mendapatkan tanggung jawab
72
mengontrol oleh kepala BAZIS namun tetap dalam
pengawasan kepala BAZIS.
Adapun kendala saat pelaksanaan yang dihadapi
antaralain jalan yang dilalui menuju rumah mustahiq yang
sempit sehingga mobil yang membawa material tidak bias
masuk dan kondisi rumah yang parah sehingga dana tidak
cukup.
4. Pengawasan
Pengawasan tidak hanya dilakukan oleh BAZIS kota
adminisrasi Jakarta Barat saja, tetapi kelurahan juga ikut
mengawasi jalannya proses program bedah rumah.
Kelurahan ikut mengawasi karena lokasi mereka yang
dekat dengan mustahiq juga jika ada masalah dapat
langsung diseleaikan dengan cepat.
73
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
di BAZIS Kota Administrasi Jakarta Barat “Manajemen
distribusi dana zakat pada program bedah rumah tahun
2017” dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Alur Distribusi Dana Zakat pada Program Bedah
Rumah BAZIS Kota Administrasi Jakarta Barat yang
dilakukan oleh BAZIS Jakarta Barat yang pertama kli
adalah menugaskan kelurahan untuk mencari rumah
warganya yang tidak layak huni, kemudian jika sudah
ditemukan wakganya yang mempunyai rumah tidak
layak huni kelurahan akan segera melaporkan kepada
BAZIS Jakarta Barat bahwa ada warganya yang
menempati rumah tidak layak huni, barulah jika
laporan itu sudah diterima oleh BAZIS Jakarta Barat
kemudian akan merespon dengan menugaskan
staffnya untuk meninjau dan memferifikasi rumah
tersebut, jika sudah masuk persyaratan kemudian
BAZIS meminta permohonan pencairan dana untuk
program bedah rumah kepada BAZIS Pusat, kemudian
dana diberikan kepada mustahiq yang sudah memenihi
syarat untuk mendapat bantuan program bedah rumah.
74
2. Manajemen Distribusi Dana Zakat Pada Program
Bedah Rumah Lembaga Amil Zakat BAZIS Kota
Administrasi Jakarta Barat:
a. Perencanaan program yang digagas oleh BAZIS
pusat dan dilaksanakan oleh BAZIS yang ada
diwilayah-wilayah administrasi dan penentuan
jumlah dana yang akan diberikan pada program
bedah rumah tidak ditentukan oleh BAZIS Pusat
karena jumlah pendapatan tiap daerah berbeda-
beda.
b. Pengorganisasian hanya merujuk pada organisasi
Lembaga (penanggung jawab semua kegiatan
Kepala BAZIS Jakarta Barat). Beliau menunjuk
staff yang sesuai dengan kemampuannya untuk
meninjau rumah tidak layak huni yang
direkomendasikan oleh kelurahan.
c. Actuatting yang di ketuai dan dipertanggung
jawabkan oleh Kepala BAZIS Jakarta Barat akan
memerintahkan staffnya untuk memeriksa
kelengkapan dan persyaratan penerima bantuan
bedah rumah. Setelah dana turun akan
memerintahkan kelurahan untuk mengontrol
jalannya program bedah rumah yang sedang
berlangsung.
d. Pengawasan akan diberikan kepada kelurahan
untuk mengontrol karena ketidaksediaanya sumber
75
daya manusia yang ada pada BAZIS Kota
Administrasi Jakarta Barat.
B. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan yang telah penulis
sampaikan mengenai manajemen distribusi pada program
bedah rumah yang ada di BAZIS Kota Administrasi
Jakarta Barat diatas, ternyata memang sudah berjalan
dengan baik dan sesuai dengn perencaan. Tetapi masih
perlu adanya perhatian dan saran yang membangun agar
dapat dijadikan evaluasi dalam meningkatkan mutu serta
kualitas dan tujuan utama dari penulisan ini yaitu
menjadikan penerima bantuan program bedah rumah
bukan hanya sekedar mustahiq saja tapi bias merubahnya
menjadi muzzaki atau orang yang memberikan zakat. Jika
itu terlaksana maka bukan hanya dirinya saja yang
mendapatkan pahala dari berzakat, tetapi juga dapat
meningkatkan kesejahteraan orang lain yang ada
disekitarnya juga.
Maka dari itu yang perlu diperhatikan
untuk menjadi bahan evaluasi diantaranya adalah :
1. Menambah jumlah anggota staff yang dapat
bekerja secara professional
2. Tidak hanya memberikan bantuan berupa dana
saja, tetapi juga memberikan pelatihan
penerima bantuan bedah rumah agar dapat
76
memanfaatkan rumah yang sudah diperbaiki
agar menjadi tempat usaha ataupun tempat
mengajar.
Semoga dengan adanya kesimpulan dan
saran ini dapat menjadikan bahan evaluasi untuk
BAZIS Kota Administrasi Jakarta Barat agar dapat
menjadi Lembaga Amil Zakat, Infaq dan shodaqoh
yang lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
77
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qardhowi, Yusuf, Fiqh Al-Zakah Dirosah Muqoronah li
Ahkamiha wal Falsafaliha Dhau’I Al-Qur’an wa As-
Sunah, terj. Harun, dkk (Mesir:Maktabah Wahbah,2006)
Amalia, Euis, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Depok :
Publishing, 2010)
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1993)
Bariyah, Oneng Nurul, Total Quality Management Zakat, (Jakarta
Wahana Kordofa, 2012)
Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung :
Pustaka Setia, 2002)
Hafidhuddin, Didin, Anda Bertanya tentang Zakat Infaq dan
Sedekah KamiMenjawab,(Jakarta:Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS), (Jakarta : Gema Insani, 2006)
Hasibuan, Malayu S.P, Manajemen Sumber Daya Manusia:
Dasar dan Kunci Keberhasilan, (Jakarta : Toko Gunung
Agung, 1995)
Kahf, Monzer, Ekonomi Islam, Telaah Analitik terhadap Fungsi
Sistem Ekonomi Islam, diterjemahkan oleh Macnun
Husein, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet I, 1995)
Kamal, Abu Malik bin Salim Syayid, Fiqhus Sunnah Linnisa’,
(Bogor : Pustaka Litera Antar Nusa) cet, 4
Kementerian Agama RI, Modul Penyuluhan Zakat, (Jakarta :
Direktur Pemberdayaan Zakat, 2012)
Kementerian Agama RI, Standarisasi Amil Zakat di Indonesia
(Jakarta:Direktorat Pemberdayaan Zakat, 2012)
78
Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian (terj. Jaka Wasana),
(Jakarta : Salemba Empat, 1997)
Mardani, Hukum Islam: Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf
(Konsep Islam Mengentaskan Kemiskinan dan
Mensejahterakan Umat), (Bandung : PT. Citra Aditya
Bakti, 2016)
Miswanto dan Widodo, Eko, Manajemen Keuangan , (Jakarta:
Penerbit Gunadarma, 1998)
Poerwadaminta W. H. S, Kamus Umum Indonesia, (Jakarta :
Balai Pustaka, 1991)
Qardawi, Yusuf, Hukum Zakat : Study Komperatif Mengenai
Status Dan Filsafat Zakat Berdasarkan Qur’an dan
Hadist, (Jakarta : PT. Pustaka Mizan, 1996)
Ridwan, Muhammad, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil,
(Yogyakarta : UII Press, 2004)
Salam, Dharma Setyawan, Manajemen Pemerintahan Indonesia.
(Jakarta: Djambatan, 2004)
Sudewo, Erie, Manajemen ZIS: Profesionallah agar Tak Terus
Terbetot di Kubangan Tradisi, Potensi, dan Wacana
(Ciputat: IMZ, 2012)
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2009)
Sujarweni, V. Wiratna, Metodologi Penelitian (Yogyakarta:
Pustakabaru, 2014)
Sukanti, Hutagalung, Arie, Condominium dan Permasalahannya,
(Jakarta: Elips Proyect, 1994)
W. H. S Poerwadaminta, Kamus Umum Indonesia, (Jakarta :
Balai Pustaka, 1991) cet-7
TRANSKIP WAWANCARA
Narasumber 1
Nama : Bapak H. Sa’adi, SPd, I.,
Jabatan : Divisi Penyaluran
Tanggal wawancara : 28 September 2018
Tempat : Kantor BAZIS Kota Administrasi Jakarta Barat
Hasil Wawancara
1. Sejak kapan program bedah rumah dijalankan?
Jawab:
Program ini termasuk program yang baru berjalan dari tanun 2014
termasuk program yang inovatif.
2. Kenapa diberi nama program bedah rumah?
Jawab:
Nama itu sebenarnya agar lebih menarik dan sebenarnya program ini
adalah renovasi rumah yang didanai oleh BAZIS dengan jumlah dana
senilai Rp 50.000.000
3. Bagaimana alur pendistribusian dana zakat sehingga dapat sampai ke
pada mustahiq?
Jawab:
Jadi berangkat dari kelurahan yang mencari warganya yang
menempati rumah tidak layak huni, kemudian melaporkan kepada
BAZIS dan kemudian pegawai BAZIS meninjau untuk
memverifikasi jika sesuai kriteria dana akan diberikan kepada
mustahik.
4. Ada delapan golongan penerima zakat dan kepada siapa program ini
diberikan?
Jawab:
Dana yang diberikan untuk program bedah rumah diberikah kepada
golongan miskin.
5. Kendala apa yang biasanya ditemui saat berlangsungnya program
bedah rumah?
Jawab:
Hal yang sering terjadi adalah ketika rumah mustahik tidak
mempunyai akses yang luas untuk keluar masuk mobil dan yang
selanjutnya adalah kelurahan yang tidak mau aktif menulusuri
daerahnya sehingga yang harsunya satu kelurahan mendapatkan jatah
satu rumah malah tidak mendapatkannya.
Narasumber 2
Nama : Bapak Khoirul Riza, S.Kom
Jabatan : staff BAZIS Kota Administrasi Jakarta Barat
Tanggal Wawancara : 18 Desember 2018
Tempat : Kantor BAZIS Kota Administrasi Jakarta
Barat
Hasil Wawancara
1. Apa saja syarat untuk mendapatkan bantuan bedah rumah?
Jawab:
Ada 4 syarat yang pertama KTP, Surat tanah, PBB dan selanjtnya
surat keterangan tidak mampu dari kelurahan.
2. Siapa yang menjadi penanggung jawab sekaligus nyang
menggerakannya?
Jawab:
Bapak Dedi santosa selaku ketua dari BAZIS Kota Administrasi
Jakarta Barat adalah penanggung jawab dari semua program
yang ada disini termasuk program bedah rumah.
3. Kenapa kelurahan yang menjadi pengawas saat pelaksanaan
program?
Jawab:
Karena BAZIS tidak mempunyai anggota atau staff yang banyak
maka dari itu melibatkan pemerintahan lain seperti kelurahan.
4. Apakah cukup uang yang diberikan untuk memperbaiki rumah
para mustahiq?
Jawab:
Jika uang itu tidak cukup maka tergantung dari kelurahan masing-
masing mau mencarikan donator ataupun dipaksa agar uang yang
diberikan itu dapat mencukupi.
Narasumber 3
Nama : Bapak Khoirul Riza, S.Kom
Jabatan : divisi pengumpulan dana BAZIS Kota
Administrasi Jakarta Barat
Tanggal Wawancara : 13 September 2018
Tempat : Kantor BAZIS Kota Administrasi Jakarta
Barat
Hasil Wawancara
1. Awal terbentuknya program bedah rumah?
Jawab:
Program ini muncuk karena keprihatinan dari beberapa kelurahan
yang melaporkan kepada BAZIS tentang banyaknya rumah yang
tidak layak huni
BERITA ACARA
PENINJAUAN BEDAH RUMAH
BAZIS WALIKOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2017
Pada hari ini, Selasa tanggal 25 Juli 2017 telah dilakukan peninjauan bedah rumah Tahun 2017. Lokasi yang
ditinjau Kecamatan Kalideres dengan 5 rumah. Rincian nama dan lokasi sebagai berikut :
I. Nama dan lokasi yang ditinjau
1. Herdi, Jl. Kp. Pangkalan Rt.09/10 Semanan Kalideres Jakarta Barat
2. Munih, Jl. Kp. Kojan Rt.03/06 Kalideres Kalideres Jakarta Barat
3. Lisan, Jl. Peta Barat Rawa Lele Rt.05/07 Pegadungan Kalideres Jakarta Barat
4. Titin, Jl. Bulak Simpul Rt.09/04 Pegadungan Kalideres Jakarta Barat
5. Tonih, Jl. Gaga Rawa Kompeni Rt.01/04 Kamal Kalideres Jakarta Barat
Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dipertanggungjawabkan atas segala
sesuatunya yang berkaitan dengan penyerahan bantuan pendayagunaan tersebut. Persyaratan dan
dokumentasi terlampir.
Yang menerima, Yang menyerahkan
(......................................) (..............................................)
Berita acara pendayagunaan.penyaluran.doc
Lampiran
1. Herdi, Jl. Kp. Pangkalan Rt.09/10 Semanan Kalideres Jakarta Barat
Persyaratan
a. Fc. Ktp ”ada”
b. Fc. Surat Tanah “ada”
c. Fc. PBB “ada”
d. PM 1 Kelurahan “ada”
Dengan pertimbangan hasil peninjauan bedah rumah, bahwasanya Bapak Herdi dinyatakan
“LAYAK” untuk menerima bantuan bedah rumah Tahun 2017 Bazis Kota Adm Jakarta Barat
2. Munih, Jl. Kp. Kojan Rt.03/06 Kalideres Kalideres Jakarta Barat
Persyaratan
a. Fc. Ktp ”ada”
b. Fc. Surat Tanah “ada”
c. Fc. PBB “ada”
d. PM 1 Kelurahan “ada”
Dengan pertimbangan hasil peninjauan bedah rumah, bahwasanya Ibu Munih dinyatakan “LAYAK”
untuk menerima bantuan bedah rumah Tahun 2017 Bazis Kota Adm Jakarta Barat
3. Lisan, Jl. Peta Barat Rawa Lele Rt.05/07 Pegadungan Kalideres Jakarta Barat
Persyaratan
a. Fc. Ktp ”ada”
b. Fc. Surat Tanah “ada”
c. Fc. PBB “tidak ada”
d. PM 1 Kelurahan “tidak ada”
Dengan pertimbangan hasil peninjauan bedah rumah, bahwasanya Bapak Lisan dinyatakan
“LAYAK” untuk menerima bantuan bedah rumah Tahun 2017 Bazis Kota Adm Jakarta Barat
4. Titin, Jl. Bulak Simpul Rt.09/04 Pegadungan Kalideres Jakarta Barat
Persyaratan
a. Fc. Ktp ”ada”
b. Fc. Surat Tanah “ada”
c. Fc. PBB “tidak ada”
d. PM 1 Kelurahan “tidak ada”
Dengan pertimbangan hasil peninjauan bedah rumah, bahwasanya Ibu Titin dinyatakan “LAYAK”
untuk menerima bantuan bedah rumah Tahun 2017 Bazis Kota Adm Jakarta Barat
5. Tonih, Jl. Gaga Rawa Kompeni Rt.01/04 Kamal Kalideres Jakarta Barat
Persyaratan
a. Fc. Ktp ”ada”
b. Fc. Surat Tanah “ada”
c. Fc. PBB “tidak ada”
d. PM 1 Kelurahan “tidak ada”
Dengan pertimbangan hasil peninjauan bedah rumah, bahwasanya Ibu Tonih dinyatakan “LAYAK”
untuk menerima bantuan bedah rumah Tahun 2017 Bazis Kota Adm Jakarta Barat
Jakarta, 2 Januari 2018 KEPALA KANTOR BAZIS
KOTA ADM. JAKARTA BARAT,
DEDI SANTOSA, SE NIP 197306041996031004
STRUKTUR BADAN AMIL ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
KEPALA BAZIS
DEDI SANTOSA, SE
KASI PENGUMPULAN
Dra. MURTASIAH
KASI PENYALURAN
H. SA’ADI, S.Pd.I
KASUBAG TU
1. KHAIRUL RIZA, S.Kom (P.K)
2. SUBARNA, S.Sos
3. NENO SYIFA FAUZIAH, SE 4.
1. A. RUYAT ISMAIL, S.HI
2. IBNU THABRANI A.R, SM
1. HERU NOERWANTO
2. ROMY OCTORA MUHARAM
STAF
KASUBAG TU
Bersama ini saya laporkan sdm di Jakarta Barat sebagai berikut :
1. Kondisi saat ini sdm berjalan
a. PNS : 3
b. Non PNS honorer : 4
2. Kebutuhan ideal sdm
a. PNS : 4
b. Non PNS honorer : 7
Dari data diatas mohon dapat terpenuhi kebutuhan sdm tersebut
Berikut saya sampaikan bahwa ada 2 tenaga di Bazis Jakarta Barat yang sudah bekerja dari tahun 2015
atas nama :
a. Ibnu Thabrani Ali Rachman
b. Romi Octora Muharam
Untuk mohon kiranya 2 sdm dimaksud dapat dijadikan tenaga honorer Bazis Provinsi DKI Jakarta yang
diperbantukan di Bazis Kota Adm Jakarta Barat
Karyawan yang baru dapat direalisasikan pada tahun 2018