peringatanelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. seluruh staf...

160
PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Upload: others

Post on 01-Aug-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi

2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini

3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah

4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah

Selamat membaca !!!

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

UPT PERPUSTAKAAN UNISBA

Page 2: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

HAK MENGUMUMKAN (PERFORMING RIGHTS)

ATAS PENGGUNAAN LAGU ATAU MUSIK DI TEMPAT

KARAOKE DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG

NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S 1) Pada Fakultas Hukum

Universitas Islam Bandung

Oleh

ULLA MEORIEZ ERKOLANI ZOVIA

NPM : 10040004124

Jurusan : Hukum Perdata

Di Bawah Bimbingan

Neni Sri Imaniyati, S.H., M.H.

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2009

Page 3: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

Bandung, Agustus 2009

Disetujui Untuk Diajukan Ke Muka Sidang

Panitia Ujian Sarjana Hukum

Fakultas Hukum

Universitas Islam Bandung

Menyetujui

Dosen Pembimbing,

( Neni Sri Imaniyati, S.H., M.H. )

Diketahui Oleh:

Dekan Fakultas Hukum

Universitas Islam Bandung

( Dr. H. Asyhar Hidayat, S.H., M.H. )

Page 4: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

i

HAK MENGUMUMKAN (PERFORMING RIGHTS)

ATAS PENGGUNAAN LAGU ATAU MUSIK DI TEMPAT KARAOKE

DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19

TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA

Oleh: Ulla Meoriez Erkolani Zovia

ABSTRAK

Perkembangan perdagangan, investasi, industri dan teknologi yang sangat pesat memerlukan Undang-undang Hak Cipta yang dapat mengikuti perkembangan tersebut dalam rangka meningkatkan perlindungan bagi pencipta atau pemegang hak cipta. Permasalahan yang timbul saat ini adalah lemahnya perlindungan terhadap hak cipta lagu atau musik terutama mengenai pelaksanaan hak mengumumkan (performing rights). Untuk memutarkan/mengumumkan lagu itu diperlukan ijin khusus untuk tujuan komersial yang pada kenyataannya tidak dilakukan oleh para pemakai (user). Dari uraian diatas timbul beberapa permasalahan antara lain, bagaimana pengaturan hak mengumumkan (performing rights) untuk jasa hiburan karaoke menurut UUHC Nomor 19 Tahun 2002, siapa pihak-pihak yang terlibat dalam usaha karaoke dan siapa yang bertanggung jawab atas pelanggaran hak cipta di tempat karaoke, serta bagaimana tanggung jawab YKCI dalam membantu pencipta atau pemegang hak cipta dalam memungut royalti atas penggunaan lagu atau musik di tempat karaoke.

Metode pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif yaitu metode penelitian yang menitik beratkan pada data berupa bahan-bahan hukum sekunder yang diperoleh dari undang-undang. Spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif analitis yaitu mengkaji ketentuan hukum yang berkaitan dengan masalah hak mengumumkan (performing rights) dalam penggunaan lagu di tempat karaoke.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Hak Mengumumkan atas lagu atau musik menurut UUHC termasuk ke dalam jenis karya cipta yang dilindungi hak ciptanya. Namun, pengaturan hak mengumumkan di tempat hiburan khususnya karaoke belum diatur secara khusus oleh UUHC. Namun demikian, negara pun melindungi hak mengumumkan suatu ciptaan meskipun ciptaannya tersebut tidak didaftarkan. Pihak-pihak yang terlibat dalam usaha karaoke diantaranya adalah investor, distributor/supplier, costumer, pemerintah dan masyarakat pada umumnya. Dalam hal pelanggaran terhadap hak mengumumkan pihak yang bertanggung jawab atas tidak dilisensikannya lagu dan tidak membayar royalti adalah pihak distributor. Jika tidak melisensikan lagu-lagu tersebut maka dikenakan Pasal 72 ayat (1), (2), dan (3). Di Indonesia terdapat lembaga pemungut royalti (collecting society) yaitu YKCI. Tanggung jawabnya adalah memungut royalti atas penggunaan lagu di tempat-tempat hiburan khususnya karaoke bagi pencipta atau pemegang hak cipta yang menjadi anggotanya.

Page 5: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya yang tiada terhingga, dengan ijin-Nya penulis

akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Penyusunan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan program studi Strata Satu (S-1) di Fakultas Hukum Universitas

Islam Bandung. Mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang

penulis miliki, maka dari itu sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan, baik

berupa kritikan atau saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan

skripsi ini.

Tidak sedikit kendala dan hambatan yang penulis temukan dalam proses

penyusunan skripsi ini, akan tetapi semua kendala dan hambatan itu dapat diatasi

berkat bantuan, dukungan dan do’a restu dari para berbagai pihak. Terutama

bimbingan serta petunjuk dari yang terhormat Ibu Neni Sri Imaniyati, S.H., M.H.

Page 6: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

iii

selaku pembimbing, yang telah dengan sabar membimbing, member petunjuk dan

koreksi, serta member dorongan moril yang sangat berharga hingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Atas semua itu, maka pada kesempatan ini dengan

segala kerendahan hati, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih

yang tak terhingga dan penghargaan yang sebesar-besarnya atas segala jasa dan

budi baik yang telah penulis terima selama ini.

Selanjutnya pada kesempatan ini pula penulis sampaikan uccapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Rektor Universitas Islam Bandung Bapak Dr.H.E.Saefullah, S.H.,

LLM.

2. Dekan Fakultas Hukum Bapak Dr. H. Asyhar Hidayat, S.H., M.H.

3. Ketua Bagian Keperdataan Ibu Lina Jamilah, S.H., M.H.

4. Wakil Dekan I Bapak Efik Yusdiansyah, S.H., M.H.

5. Wakil Dekan II Ibu Neni R, S.H., LLM.

6. Selaku Dosen Wali Bapak H.M.Faiz Mufdi, S.H., M.H.

7. Ibu Hj.Tatty Aryani Ramly, S.H., M.H. selaku Dosen Penguji Skripsi

8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas

Islam Bandung.

Page 7: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

iv

9. Kedua orang tua, Papap dan Mamahku tercinta, terima kasih atas

segala ketulusan do’a restu, dukungan, motivasi, semangat selama ini

demi kemajuanku serta adikku tersayang Alka atas semangat dan kasih

sayangnya, serta seluruh keluarga besarku baik yang telah member

dukungan dan do’a selama ini.

10. Suamiku tercinta A’Irwan dan keluarga besarnya yang selalu dengan

tulus memberi semangat, kasih sayang, cinta, perhatian, dukungan,

nasehat, masukan dan bantuannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Sahabat-sahabatku “CHUBYDUT” Dewi Cemplon, Dian Ne”, Riri

emoy emoot, dan Titiw “miss lebay”, terima kasih atas persahabatan,

kebersamaan, perhatian, dan dukungannya. Hope our friendship will

last forever.

12. Sahabatku dalam suka dan duka “Ima Ackles” yang selalu menemani,

membantu penulis mencari bahan-bahan skripsi sampai akhirnya

skripsi ini selesai.

13. Teman-teman seperjuanganku di UNISBA, antara lain RizkArie, Lia,

Geri, “Genk Cinta” Embun None Anggi Uwik Winda, Nanda, Chory,

“Genk Bohay”Mbee dkk, Sasha, Rega, Ipunk, Emon, Panji, Adit,

teman-teman kelas C dan seluruh temanku angkatan 2004, teman-

Page 8: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

v

teman PASUMA UNISBA, dan semua teman-teman lainnya yang

tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas supportnya.

Wish you all the best!!

14. Terima kasih sebesar-besarnya buat Bapak Maya atas semua bantuan

selama masa perkuliahan

Semoga Allah SWT senantiasa dapat membalas semua kebaikan,

dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Amin.

Bandung, Juli 2009

Penulis

Page 9: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

vi �

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ...................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................... 8

C. Tujuan Penelitian.................................................................... 9

D. Kegunaan Penelitian............................................................... 9

E. Kerangka Pemikiran ............................................................... 10

F. Metode Penelitian................................................................... 18

G. Sistematika Penulisan............................................................. 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG HAK CIPTA DAN

HAK MENGUMUMKAN (PERFORMING RIGHTS)

BERDASARKAN HUKUM POSITIF

A. Hak Cipta Sebagai Bagian Dari Hak Kekayaan Intelektual ... 23

1. Pengertian Hak Cipta ..................................................... 23

2. Sifat Hak Cipta................................................................ 30

3. Ruang Lingup Hak Cipta dan Perlindungan Hukumnya. 33

4. Pendaftaran Hak Cipta .................................................... 35

Page 10: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

vii �

5. Jangka Waktu Hak Cipta ................................................ 40

6. Pengaturan Hak Cipta Dalam Berbagai Konvensi

Internasional ................................................................... 42

a. Konvensi Bern 1886 tentang Perlindungan Karya

Sastra dan Seni........................................................... 43

b. Konvensi Roma 1961 tentang Perlindungan Pelaku,

Produser Rekaman, dan Lembaga Penyiaran ............ 48

c. Persetujuan tentang Aspek-aspek Perdagangan yang

Terkait Dengan Hak Milik Intelektual 1994 (Trade

Related Aspects of Intellectual Property

Rights/TRIPs) ............................................................ 50

d. Konvensi Hak Cipta Universal 1955 ......................... 52

7. Hak-hak Terkait Dengan Hak Cipta (Neighboring

Rights) ............................................................................ 53

B. Pengaturan Hak Mengumumkan (Performing Rights) dalam

Perundang-undangan di Indonesia ......................................... 56

BAB III HAK MENGUMUMKAN (PERFORMING RIGHTS)

DALAM PENGGUNAAN LAGU ATAU MUSIK DI

TEMPAT HIBURAN KARAOKE

A. Pihak-pihak yang Terkait Dalam Usaha Tempat Hiburan

Karaoke .................................................................................. 60

B. Penggunaan Lagu atau Musik Tanpa Ijin Pencipta atau

Pemegang Hak Cipta di Tempat Hiburan Karaoke ............... 68

Page 11: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

viii �

C. Yayasan Karya Cipta Indonesia (KCI) Sebagai Lembaga

Pemungut Royalti/Collecting Society bagi Pencipta atau

Pemegang Hak Cipta ............................................................. 72

BAB IV ANALISIS TERHADAP HAK MENGUMUMKAN

(PERFORMING RIGHTS) DALAM PENGGUNAAN LAGU

ATAU MUSIK DI TEMPAT HIBURAN KARAOKE

DALAM RANGKA MELINDUNGI PENCIPTA ATAU

PEMEGANG HAK CIPTA DARI PELANGGARAN HAK

CIPTA

A. Pengaturan Hak Mengumumkan (Performing Rights) dalam

Penggunaan Lagu atau Musik di Tempat Hiburan Karaoke

Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang

Hak Cipta ............................................................................... 80

B. Pihak Yang Bertanggung Jawab atas Pelanggaran Hak Cipta

di Tempat Hiburan Karaoke .................................................. 85

C. Tanggung Jawab Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI)

dalam Membantu Pencipta atau Pemegang Cipta Memungut

Royalti atas Penggunaan Lagu atau Musik di Tempat

Hiburan Karaoke .................................................................... 89

a) Ditinjau dari Tanggung Jawab Perdata Yayasan Karya

Cipta Indonesia (YKCI) Kepada Pencipta Lagu atau

Pemberi Kuasa ............................................................... 90

Page 12: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

ix �

b) Ditinjau dari Sejarah Organisasi Manajemen Kolektif di

Indonesia ........................................................................ 94

c) Ditinjau dari Kewenangan Hukum Para Pihak dalam

Perjanjian antara Yayasan Karya Cipta Indonesia (KCI)

dan Pencipta Lagu .......................................................... 96

d) Ditinjau dari Penentuan Kewenangan Lembaga

Pemungut Royalti Karya Musik antara Yayasan Karya

Cipta Indonesia (KCI) dengan Asosiasi Industri

Rekaman Indonesia (ASIRI) ............................................ 101

D. Proses Penarikan Royalti Lagu yang Dilakukan Oleh YKCI

atas Penggunaan Lagu yang Beredar di Masyarakat ............. 107

BAB V PENUTUP

A. Simpulan................................................................................. 111

B. Saran ....................................................................................... 112

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak awal kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia, bangsa Indonesia

bertekad untuk mewujudkan suatu masyarakat yang dicita-citakan bersama, yaitu

masyarakat yang adil dan makmur, spiritual dan material. Bersamaan dengan

usaha mencapai atau mewujudkan cita-cita tersebut pada akhir abad ke-20 ini

terjadi suatu perkembangan kehidupan di tingkat nasional maupun internasional

yang berkembang cepat. Terutama, di bidang-bidang teknologi informasi,

telekomunikasi, transportasi, perekonomian, hukum pada umumnya dan

pemberian perlindungan hukum yang semakin efektif terhadap Hak atas Kekayaan

Intelektual (selanjutnya disingkat HAKI, HaKI atau HKI), yang merupakan

padanan kata dari Intellectual Property Rights (IPR).1

Bagi bangsa Indonesia yang sedang berkembang, perlindungan hukum atas

HKI merupakan perkembangan baru, lain halnya dengan negara-negara maju yang

telah berabad-abad mengenalnya dan telah memberikan manfaat ekonomi atau

nilai ekonomi (economic value) yang cukup besar bagi pendapatan negara. Hal ini

dapat dimengerti karena HKI pada hakikatnya dapat memberikan manfaat

ekonomi kepada pencipta atau pemegang hak cipta dan juga kepada negara.2

Dengan adanya manfaat ekonomi yang besar dari HKI, menjadikan suatu

negara, khususnya Indonesia, bisa peka terhadap pelanggaran-pelanggaran HKI ���������������������������������������� �������������������1 Eddy Damian, Hukum Hak CIpta, Edisi Kedua Cetakan Ke-3, Alumni, Bandung, 2005, hal 1 2 Ibid, hal. 2

Page 14: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

2

oleh negara lain. Tidak mustahil akan timbul berbagai ketegangan dalam

hubungan nasional maupun internasional bila terjadi pelanggaran-pelanggaran

semacam itu.3

Pertanda ini memacu kebutuhan akan perlu ditingkatkannya perlindungan

hukum terhadap berbagai ciptaan untuk mencegah terjadinya pembajakan dan

sekaligus menghargai suatu ciptaan sebagai suatu kekayaan intelektual. Untuk

keperluan ini timbul dua kejadian fenomenal di bidang HKI di tingkat

internasional dan nasional. Di tingkat internasional, terdapat tidak kurang dari 22

perjanjian multilateral. Keadaan ini akan terus meningkat sampai tahun 2000 yang

akan datang, tepatnya 1 januari 2000 yang merupakan tanggal mulai berlakunya

perjanjian internasional bernama “Agreement On Trade Related-Aspects of

Intellectual Property Rights” (selanjutnya disingkat TRIPs). Perjanjian ini telah

diratifikasi Indonesia dengan Undang-undang Republik Indonesia No.7 Tahun

1994 pada tanggal 2 November 1994.4

Oleh karena perkembangan kehidupan di berbagai bidang seperti

perdagangan, investasi, industri dan teknologi yang sangat pesat, Indonesia

memerlukan Undang-undang yang baru yang mengatur tentang hak cipta yang

dapat menampung perkembangan tersebut dalam rangka meningkatkan

perlindungan hukum bagi pencipta dan pemegang hak cipta, serta meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat.

Saat ini Indonesia telah memiliki Undang-undang hak cipta yang terbaru

yaitu Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta (UUHC), yang ���������������������������������������� �������������������3 Ibid, hal. 3 4 Ibid ,hal 5

Page 15: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

3

memberikan perlindungan hukum hak cipta yang lebih ditingkatkan peraturan

perundang-undangan sebelumnya. Perubahan yang terakhir ini memuat beberapa

penyesuaian pasal yang sesuai dengan TRIPs, tetapi masih terdapat beberapa hal

yang perlu disempurnakan untuk memberi perlindungan bagi karya-karya

intelektual di bidang Hak Cipta. Termasuk, upaya untuk memajukan

perkembangan karya intelektual yang berasal dari keanekaragaman seni dan

budaya. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia perlu menegaskan dan memilah

kedudukan Hak Cipta di satu pihak dan Hak terkait di lain pihak dalam rangka

memberikan perlindungan bagi karya intelektual yang bersangkutan secara lebih

jelas.

Kerangka pemikiran ini membawa suatu konsekuensi logis terhadap

keberadaan Undang-undang Nomor 19 tahun 2002 tentang hak cipta, di samping

menyempurnakan aturan-aturan yang baru, undang-undang ini juga menambah

muatan materinya dengan isu-isu baru dalam bidang karya cipta.

Hak cipta (copyrights) adalah bagian dari sekumpulan hak yang

dinamakan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang mengandung hak-hak ekonomi

(economic rights) dan hak-hak moral (moral Rights). Berdasarkan hak-hak

ekonomi yang dipunyai, kemungkinan seorang Pencipta mengeksploitasi suatu

karya cipta sedemikian rupa untuk memperoleh keuntungan-keuntungan ekonomi,

sehingga HKI perlu dilindungi.

Di samping hak cipta, khususnya di bidang musik, ada juga hak yang

merupakan hak turunan dari hak cipta, yang dikenal dengan Hak terkait

(neighboring rights). Tidak ada perbedaan tajam antara hak cipta dengan

Page 16: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

4

neighboring rights. Sebuah karya pertunjukan atau seni lainnya yang di siarkan

oleh lembaga penyiaran, di dalamnya terdapat perlindungan hukum kedua hak ini.

Hak cipta berada di tangan pencipta atau produsernya, sedangkan neighboring

rights dipegang oleh lembaga penyiaran yang menyiarkankan siaran tersebut.

Perlindungan hak cipta, khususnya terhadap musik atau lagu, baik dengan

teks maupun tanpa teks, menjadi masalah yang serius di Indonesia. Bahkan

Indonesia pernah dikecam dunia internasional, karena lemahnya perlindungan

terhadap hak cipta musik atau lagu. Perlindungan hak cipta musik atau lagu

menjadi penting, setidaknya karena empat alasan.

Pertama, kerugian akibat pelanggaran HKI di Indonesia terutama akibat

pelanggaran hak cipta cukup besar. Kedua, Indonesia sebelum tahun 2000

merupakan satu-satunya negara di ASEAN yang masih masuk dalam kategori

Priority Watch List (daftar negara yang menjadi prioritas untuk diawasi) untuk

kasus-kasus pelanggaran HKI.5 Ketiga, melaksanakan kewajiban untuk

menyesuaikan peraturan perundang-undangan nasional di bidang HKI, termasuk

hak cipta. Keempat, penelitian perlindungan hak cipta di bidang musik atau lagu

menjadi penting di kalangan pencipta dan produser rekaman sering tidak sesuai

dengan yang sudah diperjanjikan.6

Di antara empat alasan tersebut, yang paling banyak mengalami masalah

atau kendala adalah yang keempat, misalnya mengenai masalah pembajakan,

penduplikatan, penggandaan perekaman, dan lain-lain. Dititikberatkan mengenai

hak mengumumkan di bidang musik atau lagu di Indonesia masih lemah, karena

���������������������������������������� �������������������5 Ibnu Purna, Menyambut Era HAKI, Suara Pembaruan, Rabu 19 Juli 2000. 6 OK Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Rajawali Pers, Jakarta, 2006, hal. 12

Page 17: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

5

kurangnya kesadaran masyarakat dan hambatan-hambatan teknis mengenai

pengumpulan royalti.

Tidak sedikit pelaku usaha yang belum mengetahui apa sebenarnya

substansi dari hak mengumumkan itu. Mengacu kepada Pasal 1 butir 1 UU

Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta (UUHC), terdapat dua hak eksklusif

yang dilindungi di bawah hak cipta yaitu performing rights (hak mengumumkan)

dan mechanical rights (hak memperbanyak). Secara umum masyarakat sangat

mengenal hak memperbanyak atau lebih dikenal hak menggandakan ciptaan.

Dalam ciptaan musik atau lagu kita mengenal kaset, compact disc (CD) sebagai

media penggandaan. Dengan membeli kaset atau CD, maka kita membeli hak

memperbanyak (mechanical rights). Dengan beredarnya kaset atau CD bajakan,

maka terjadilah pelanggaran hak memperbanyak atas suatu ciptaan.

Untuk melahirkan suatu karya cipta musik atau lagu diperlukan

pengorbanan waktu, pikiran, tenaga dan biaya yang tidak sedikit jumlahnya,

sehingga kepada pencipta atau komposer diberikan hak eksklusif untuk suatu

jangka waktu tertentu mengeksploitasi karya ciptanya. Dengan demikian, segala

biaya atau tenaga untuk melahirkan ciptaan tersebut dapat diperoleh kembali.7

Walaupun Indonesia telah memiliki UUHC, namun masalah mengenai

royalti belum banyak dipahami. Royalti adalah jumlah pembayaran yang

didapatkan pencipta, penyanyi atau produser rekaman dari hasil penjualan kaset

atau CD mereka dengan suatu persentasi yang telah diperjanjikan.

���������������������������������������� �������������������7 Alan B. Morison, Fundamental of American Law, hlm 509. Dikutip dari buku Tanu Hendra Atmadja, Hak Cipta Musik atau Lagu, hal 288.

Page 18: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

6

Pembayaran royalti atas karya cipta musik atau lagu yang diputar atau

dinyanyikan di hotel, kafe, diskotik, pub, bar, restoran dan khususnya di tempat-

tempat karaoke masih menimbulkan salah persepsi di kalangan masyarakat.

Pembayaran royalti dianggap sebagai bentuk pengurasan terhadap para pemakai

(user).8 Banyak pemakai (user) merasa bahwa membayar royalti untuk

mendapatkan hak adalah suatu beban, dan banyak diantaranya yang menganggap

pembayaran itu sebagai bentuk pajak tambahan. Para pemakai juga tidak

menyadari bahwa pembayaran royalti adalah suatu kewajiban, karena mereka

telah memperdengarkan atau memutarkan lagu yang dibuat oleh para pencipta

untuk tujuan komersial.

Contoh laporan penggunaan lagu di tempat karaoke, seperti di NAV

Karaoke Keluarga, dalam laporan performing rights disebutkan daftar lagu yang

sudah mendapat lisensi dari Yayasan Karya Cipta Indonesi (YKCI), sebagai

organisasi pemungut royalti, adalah sebanyak 15 lagu. Namun dalam

kenyataannya bukan hanya 15 lagu yang mereka pergunakan bahkan lagu yang

dipakai mencapai ratusan lagu, karena tidaklah mungkin suatu tempat karaoke

hanya memutarkan 15 lagu. Sedangkan yang datang ke tempat karaoke tersebut

tidaklah sedikit,dan orang-orang tersebut ingin menyanyikan lagu yang berbeda-

beda, dari mulai lagu lama sampai lagu yang sedang hits, namun ada beberapa

pemilik tempat karaoke tidak mempunyai sertifikat lisensi dari YKCI, dan juga

mempergunakan musik atau lagu tanpa hak atau tanpa ijin dari pencipta yang

bersangkutan.

���������������������������������������� �������������������8 Ahmad Sarjono, Memungut Royalti Lagu, Hak Siapa?, Tempo, 22 April 2007.

Page 19: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

7

Selain itu, tempat karaoke Inul Vizta yang dianggap telah melanggar hak

cipta atas lagu-lagu yang ditampilkan melalui perangkat karaokenya, yaitu peranti

karaoke merk Hyundai Digital Technology type SH 300 yang diedarkan PT Kodi

Electronic. Perangkat ini berisi ratusan bahkan ribuan lagu, terdiri dari lagu

Indonesia, lagu daerah, dangdut, mandarin, dan sebagainya. perangkat itu

diproduksi secara ilegal karena memasukkan ratusan lagu tanpa izin penciptanya.

Sedikitnya ada 102 lagu yang tidak mendapatkan ijin penciptanya, sehingga

pembayaran royaltinya pun tidak merata, bahkan tidak mendapatkan royalti sama

sekali. 9

Di Indonesia ada Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI) yang berdiri tahun 1990

yang beraktivitas memungut royalti pemakaian lagu, tetapi keberadaannya masih

jauh dari sebuah Collecting Society yang diharapkan. Di berbagai negara, peran

Collecting Society amat besar dalam mewujudkan harapan para pencipta

(khususnya pencipta lagu) agar karya ciptanya terlindungi dan dihargai secara

ekonomi. Lemahnya posisi YKCI berakar pada perundang-undangan hak cipta

yang belum komprehensif. Dalam UUHC sama sekali tidak ada diatur perihal

Collecting Society. Maka, landasan hukum berdirinya YKCI serta wewenangnya

memberi lisensi penggunaan lagu dan memungut royalti sering dipertanyakan.

Karena itu, banyak orang enggan meminta lisensi pemakaian lagu dan membayar

royalti kepada YKCI. Masyarakat masih sulit menerima lembaga yang memiliki

kewenangan publik, tetapi tidak dikukuhkan dalam suatu undang-undang.

���������������������������������������� �������������������9 http://celebrity.okezone.comhttp://celebrity.okezone.com, 06 November 2008

Page 20: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

8

Dengan adanya permasalahan yang disebutkan diatas, penulis menganggap

penting untuk membahas topik ini, dalam skripsi yang berjudul: “HAK

MENGUMUMKAN (PERFORMING RIGHTS) ATAS PENGGUNAAN

MUSIK ATAU LAGU DI TEMPAT KARAOKE DIHUBUNGKAN

DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK

CIPTA”.

B. Identifikasi Masalah

Untuk mempermudah pembahasan skripsi, penulis mencoba untuk

mengidentifikasikan permasalahan yang akan dibahas, antara lain:

1. Bagaimana Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

mengatur masalah hak mengumumkan (performing rights) atas

penggunaan musik atau lagu di tempat karaoke?

2. Siapa saja pihak-pihak yang terkait dalam usaha tempat hiburan karaoke

dan siapa yang bertanggung jawab apabila terjadi pelanggaran hak cipta?

3. Bagaimana tanggung jawab Yayasan Karya Cipta Indonesia dalam

membantu pencipta atau pemegang hak cipta memungut royalti atas

penggunaan lagu atau musik yang dipergunakan di tempat hiburan

karaoke?

Page 21: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

9

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi maksud dan tujuan dari penelitian ini, antara lain:

1. Untuk mengetahui pengaturan performing rights atas penggunaan musik

atau lagu di tempat karaoke menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun

2002 tentang Hak Cipta.

2. Untuk mengetahui pihak-pihak yang terkait dalam usaha tempat hiburan

karaoke dan pihak yang bertanggung jawab apabila terjadi pelanggaran

hak cipta.

3. Untuk mengetahui tanggung jawab Yayasan Karya Cipta Indonesia dalam

membantu pencipta atau pemegang hak cipta memungut royalti atas

penggunaan lagu atau musik yang dipergunakan di tempat hiburan

karaoke.

D. Kegunaan Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan akan mendapat kegunaan

baik secara teoritis maupun praktis.

1. Kegunaan Teoritis

a. Memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu hukum, khususnya

hukum perdata, lebih khusus Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan kepustakaan hukum

tentang hukum Hak Kekayaan Intelektual (HKI), khususnya mengenai

Page 22: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

10

hak cipta dan dapat melengkapi hasil penelitian serta penulisan yang

telah dilakukan oleh pihak lain di bidang yang sama.

2. Kegunaan Praktis

a. Penelitian diharapkan dapat memberikan dasar-dasar serta landasan

dalam melakukan penelitian sejenis pada penelitian selanjutnya.

b. Memberikan masukan bagi para praktisi hukum, pencipta lagu, musisi,

penyanyi, pengusaha, dan seluruh masyarakat tentang pentingnya

perlindungan terhadap hak cipta. Terutama bagi para pencipta,

penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk mendapatkan

perlindungan dan kepastian hukum atas hasil ciptaan mereka sehingga

hak-hak mereka tidak terlanggar.

E. Kerangka Pemikiran

Suatu negara sepenuhnya harus menjamin perlindungan terhadap segala

macam ciptaan yang merupakan karya intelektual manusia sebagai produk olah

pikirnya baik di bidang ilmu pengetahuan, maupun seni dan sastra. Seperti yang

dikemukakan dalam Pasal 27 ayat (1) Deklarasi Universal Hak-hak Asasi

Manusia bahwa:

Setiap orang mempunyai hak sebagai pencipta untuk mendapat perlindungan atas kepentingan-kepentingan moral dan material yang merupakan hasil dari ciptaannya di bidang ilmu pengetahuan, sastra dan seni.

Page 23: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

11

Dengan adanya pengakuan secara universal ini, sudah tidak diragukan lagi

bahwa suatu ciptaan mempunyai manfaat bagi kehidupan manusia dan

mempunyai nilai ekonomi bagi masyarakat.

Pasal 1 butir 1 UUHC memberikan definisi hak cipta, yakni:

“Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumukan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan ijin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku”

Black’s Law Dictionary memberikan rumusan tentang hak cipta sebagai

berikut:

“copyrights is a property rights in an original work of authorship (such as a literary, musical, artistic, photographic, or film work) fixed in any tangible medium of expression, giving the holder the exclusive right to reproduce, adapt, distribute, perform, and display the work”.10

Artinya:

“Hak cipta adalah hak kekayaan yang merupakan suatu karya seni asli atau original si penciptanya (seperti sastra, musik, karya seni, fotografi atau film) yang diekspresikan dalam bentuk berwujud, memberikan hak eksklusif bagi pemegang untuk memproduksi, mengambil alih, menyalurkan, menunjukkan dan memperhatikan karyanya.”

Sementara yang dimaksud dengan Ciptaan atau Karya Cipta adalah hasil

setiap karya Pencipta dalam bentuk khas dan menunjukkan keasliannya dalam

lapangan ilmu pengetahuan, seni dan sastra.11

Dalam Pasal 12 ayat (1) UUHC disebutkan bahwa Ciptaan yang dilindungi

adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang mencakup:

���������������������������������������� �������������������10 Bryan A. Garner Edition in Chief, Black’s Law Dictionary, Seventh Edition, ST. Paul Minn: West Publishing co, 1999, hal 337. 11 Undang-undang RI Nomor 19 Tahun 2002, Pasal 1 butir 3

Page 24: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

12

1. Buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis

yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;

2. Ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu;

3. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu

pengetahuan;

4. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;

5. Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan dan

pantomim;

6. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir,

seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase dan seni terapan;

7. Arsitektur;

8. Peta;

9. Seni batik;

10. Fotografi;

11. Sinematografi;

12. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database dan karya lain dari

hasil pengalihwujudan.

Dari ketentuan diatas ada satu hal yang kiranya perlu dikemukakan yaitu

hak cipta atas ciptaan lagu atau musik dengan atau tanpa teks. Setiap karya cipta

lagu atau musik yang diperdengarkan di tempat –tempat hiburan khususnya

tempat hiburan karaoke harus memperoleh ijin dari YKCI yang fungsinya sebagai

lembaga nirlaba pengelola hak cipta musik secara kolektif, yang mendapat kuasa

dari pencipta musik Indonesia maupun asing untuk memberi ijin penggunaan

Page 25: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

13

musik atau lagu di wilayah Indonesia, atau ijin dari pencipta musik atau lagu itu

sendiri untuk memperoleh performing rights (hak mengumumkan).12

Hak mengumumkan atau dikenal dengan nama Performing Rights musik

atau lagu merupakan hak eksklusif yang dimiliki Pemegang Hak Cipta untuk:

1. Memainkan lagu (secara langsung)

2. Memutar rekaman lagu (dengan alat apapun seperti tape, PH, CD,

komputer, Video Screen, dll)

3. Menyiarkan lagu (oleh stasiun radio, televisi, internet, dll)

Menurut Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang

Hak Cipta memberikan pengertian tentang Pengumuman sebagai berikut:

“Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan, pengedaran, atau penyebaran suatu ciptaan dengan menggunakan alat apa pun, termasuk media internet, atau melakukan dengan cara apa pun sehingga suatu ciptaan dapat dibaca, didengar atau dilihat orang lain.”

Sehubungan dengan Hak-hak Eksklusif Pencipta, terdapat sejumlah hak

untuk melakukan perwujudannya, yang berupa:

1. Hak untuk mengumumkan yang berarti Pencipta atau Pemegang Hak

Cipta berhak mengumumkan (right to publish) untuk yang pertama

kalinya suatu Ciptaan di bidang seni, sastra atau ilmu pengetahuan;

2. Hak untuk mengumumkan dengan cara memperdengarkan Ciptaan

lagu yang direkam kepada publik secara komersial di tempat karaoke,

restoran, hotel, dan lain-lain;

���������������������������������������� �������������������12 http://www.hukumonline.com, 13 November 2008

Page 26: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

14

3. Hak untuk menyiarkan suatu Ciptaan di bidang seni, sastra atau ilmu

pengetahuan dalam bentuk karya siaran dengan menggunakan

transmisi dengan atau tanpa kabel atau bisa juga melalui sistem

elektromagnetik;

4. Hak untuk memberi ijin atau melarang orang lain yang tanpa

persetujuannya menyewakan ciptaan karya film dan program komputer

untuk kepentingan yang bersifat komersial.

Di bidang lagu, hak mengumumkan bisa dijabarkan menjadi hak

menyanyikan atau mempertunjukkan lagu di tempat umum, memperdengarkan di

tempat hiburan, menyiarkan lagu lewat televisi atau radio, dan menggunakan lagu

sebagai ring tone/ring back tone telepon seluler.

Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

(UUHC), tindakan mengumumkan lagu harus mendapat izin dan membayar

royalti. Meskipun UUHC mencantumkan ancaman penjara dan denda cukup berat,

kenyataannya ketentuan tersebut tidak berdaya guna menjerat orang-orang yang

menggunakan (mengumumkan) lagu untuk kepentingan komersial dan tanpa

izin.13

Royalti adalah jumlah pembayaran yang didapatkan pencipta, penyanyi

atau produser rekaman dari hasil penjualan kaset atau CD mereka dengan suatu

persentasi yang telah diperjanjikan. Supaya royaltinya terkontrol maka lagu harus

didaftarkan ke BMI, ASCAP, SESAC (untuk di Amerika). Di Indonesia untuk

hak-hak para pencipta lagu, musisi dan penyanyi, dipegang oleh Yayasan Karya

���������������������������������������� �������������������13 http://www.kompas.com/kompas-cetak/0704/27/opini/3486010.htm

Page 27: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

15

Cipta Indonesia (YKCI). Royalti itu berasal dari pemutaran lagu-lagu di berbagai

tempat hiburan yang bersifat komersil. Mulai dari kafe, pub, sampai ke tempat

karaoke. YKCI hanya menagih royalti yang berasal dari anggota yayasan. Royalti

itu dibayarkan kepada pencipta lagu, musisi, dan penyanyi dengan hitungan

persentase tertentu, dan dipotong biaya administrasi dan lain-lain yang berkaitan

dengan penagihan royalti kepada yayasan yang besarnya 22-28% dari jumlah

tagihan yang diperoleh.14

Yayasan Karya Cipta Indonesia yang disingkat YKCI merupakan yayasan

yang dibentuk oleh para pencipta lagu dan musik maupun masyarakat yang

berupaya untuk memberikan perlindungan hukum kepada pencipta lagu dan musik

sebagaimana yang diharapkan dari Undang-Undang Hak Cipta dengan

menerbitkan Sertifikat Lisensi Pengumuman Musik.15

Yayasan Karya Cipta Indonesia didirikan di Jakarta yang mempunyai

maksud dan tujuan sebagai berikut:

1. Mengurus kepentingan para pencipta Indonesia yang hak ciptanya

dikuasakan kepada Yayasan, terutama dalam rangka pemungutan fee/

royalti bagi pemakaian hak ciptanya oleh orang lain untuk kepentingan

penggunaan yang bersifat komersial baik di dalam maupun di luar

negeri.

2. Mewakili kepentingan para pencipta luar negeri, terutama dalam

rangka pemungutan fee/royalti atas pemakai hak Cipta asing oleh

���������������������������������������� �������������������14 Redaksi, Ali Akbar akan gugat YKCI, Republika, Kamis 20 Oktober 2000. 15 Djuwityastuti, Kajian Yuridis Penerbitan Sertifikat Lisensi Pengumuman Musik Oleh yayasan Karya Cipta Indonesia, Yustisia, Edisi Nomor 69 Sept. - Desember 2006, hal 44.

Page 28: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

16

orang lain untuk kepentingan penggunaan yang bersifat komersial di

wilayah Indonesia.

3. Mewakili dalam mempertahankan dan melindungi kepentingan para

Pencipta atas pelanggaran Hak Cipta.

4. Meningkatkan kreativitas para pencipta melalui pendidikan pembinaan

dan pengembangan serta kemampuan pengetahuan dalam bidang

musik.16

Dengan timbulnya masalah-masalah dalam mengumumkan dan

memperbanyak lagu atau musik seperti seseorang mempergunakan, memutarkan,

menyiarkan dan/atau memainkan lagu tanpa seijin dari penciptanya atau YKCI,

maka dapat disebut pelanggaran Hak Cipta.17

Perbuatan yang dilakukan oleh para pengusaha atau pemilik jasa hiburan

karaoke tidak dapat dihentikan karena kurangnya kesadaran mereka akan

pentingnya suatu ijin/lisensi. Padahal lisensi dapat digunakan oleh pengusaha

untuk mengembangkan usahanya secara tanpa batas (borderless) kemanapun juga

ke seluruh bagian dunia, dengan memberikan hak pemanfaatan atas HKI yang

dimiliki oleh pengusaha pemilik lisensi.18

Dengan telah berlakunya UUHC dan kembalinya Indonesia menjadi

peserta pada konvensi Bern 1886, sebagai usaha tindak lanjut yang telah

dilakukan, tampaknya belum lengkap kalau perubahan itu hanya terjadi pada level

���������������������������������������� �������������������16 Ibid, hal 45. 17 Muhammad Djumhana dan R. Djubaedilah, Hak Milik Intelektual, Sejarah, Teori dan Prakteknya di Indonesia, 1997, hal 6518 Gunawan Widjaja, Lisensi Seri Hukum Bisnis, Rajawali Pers, Jakarta, 2001, hal 5.

Page 29: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

17

undang-undang sementara pada level peraturan pelaksanaan tidak mengalami

banyak penyempurnaan terutama untuk aspek perlindungan hukumnya.19

Untuk mewujudkan keseimbangan, keselarasan dan keserasian antara hak

cipta yang sifatnya khusus atau eksklusif (sebagai salah satu cirri individualisme

yang banyak berkembang dan dianut dalam pemikiran dunia barat) dengan

kepentingan masyarakat atau fungsi sosialnya hak cipta akan sangat dipengaruhi

oleh peran hukum sebagai sarana pembangunan (hukum)20) HKI pada umumnya

dan performing rights pada khususnya.

Lahirnya UUHC dan berbagai perundang-undangan lain mengenai

kekayaan intelektual, menunjukkan keberadaan peran hukum sebagai sarana

pembangunan nasional dengan memberikan pengakuan dan perlindungan hukum

terhadap individu yang berkarya cipta atau anggota-anggota masyarakat lainnya

dapat ikut menikmati atau menggunakan karya cipta si pencipta dengan ijinnya.

Bahkan mengembangkan lebih lanjut dengan cara menggandakannya.

Dengan demikian, melalui cara atau sarana pembangunan hukum

terdapatlah keseimbangan, keselarasan dan keserasian antara individu di satu

pihak dengan kepentingan masyarakat luas di lain pihak melalui ciptaan (karya

intelektual) seorang individu.

���������������������������������������� �������������������19 Eddy Damian, Op.cit, hal 25 20 Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-konsep Hukum Dalam Pembangunan, Alumni, Bandung, 2003, hal 11.

Page 30: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

18

F. Metode Penelitian

Sebagai landasan utama dan tolak ukur dalam penulisan skripsi ini, penulis

memmpergunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Metode Penelitian

Pada penelitian ini penulis mempergunakan dalam pendekatan secara

yuridis normatif, yang secara deduktif dimulai dengan menganalisa

peraturan perundang-undangan21 yaitu suatu penelitian yang bertujuan

untuk meneliti ketentuan Perundang-undangan mengenai Hak

Mengumumkan (Performing rights) dalam penggunaan musik atau lagu di

tempat hiburan karaoke.

2. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian yang dipergunakan adalah deskriptif analitis, yaitu

mendapatkan gambaran secara menyeluruh dan sistematis mengenai Hak

Mengumumkan atas musik atau lagu yang dipergunakan di tempat-tempat

karaoke menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

kemudian menganalisanya berdasrakan fakta-fakta berupa data sekunder

yang diperoleh dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan

bahan hukum tertier.

���������������������������������������� �������������������21 Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1990, hal 97.

Page 31: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

19

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Penelitian kepustakaan (library research)

Penelitian ini dilakukan dalam upaya mecari data sekunder, yaitu

berupa bahan-bahan hukum yang bersifat mengikat pada masalah-

masalah yang akan diteliti, yang terdiri dari:

1) Bahan-bahan hukum primer, yaitu berupa peraturan perundang-

undangan, seperti Undang-Undang Dasar 1945, Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002

tentang Hak Cipta.

2) Bahan-bahan hukum sekunder, yaitu berupa bahan-bahan yang erat

kaitannya dengan bahan hukum primer, antara lain hasil karya

ilmiah para sarjana dan hasil penelitian

3) Bahan-bahan hukum tertier, yaitu bahan-bahan yang memberikan

informasi tentang bahan hukum primer dan sekunder22, antara lain

berupa artikel-artikel Koran, majalah dan internet.

b. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu mengumpulkan data

dengan cara studi lapangan ke tempat-tempat karaoke dan YKCI.

Penelitian lapangan dilaksanakan untuk memperoleh data primer yang

dibutuhkan sebagai pendukung analisis.

4. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara normatif kualitatif.

Normatif karena penulisan ini bertitik tolak dari peraturan-peraturan yang

���������������������������������������� �������������������22 Sumadi, Suryabrata, Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hal 18.

Page 32: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

20

ada sebagai norma hukum positif. Sedangkan kualitatif yaitu data yang

bertitik tolak pada usaha-usaha penemuan asas-asas dan informasi-

informasi yang bersifat ungkapan monografis dari responden.23

5. Lokasi Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penelitian dilakukan di beberapa tempat,

antara lain:

a. Yayasan Karya Cipta Indonesia Jakarta

b. NAV Karaoke Keluarga, Bandung

c. Inul Vizta Karaoke, Bandung.

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab, yang disajikan dengan sistematika

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bagian pendahuluan yang terdiri dari latar

belakang penelitian, identifikasi masalah, maksud dan tujuan

penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, dan sistematika

penelitian.

���������������������������������������� �������������������23 Ronny Hanitijo Soemitro, Loc. Cit, hal 96.

Page 33: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG HAK CIPTA DAN HAK

MENGUMUMKAN (PERFORMING RIGHTS)

BERDASARKAN HUKUM POSITIF

Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai hak cipta

sebagai bagian dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI), serta

pengaturan Hak Mengumumkan dalam perundang-undangan di

Indonesia.

BAB III HAK MENGUMUMKAN (PERFORMING RIGHTS) DALAM

PENGGUNAAN LAGU ATAU MUSIK DI TEMPAT

HIBURAN KARAOKE

Dalam bab ini akan dibahas mengenai pihak-pihak yang terkait

dalam usaha tempat hiburan karaoke, penggunaan lagu atau musik

tanpa ijin pencipta atau pemegang hak cipta di tempat hiburan

karaoke, serta mengenai Yayasan Karya Cipta Indonesia sebagai

lembaga pemungut royalti/collecting society bagi pencipta atau

pemegang hak cipta.

Page 34: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

22

BAB IV ANALISIS TERHADAP HAK MENGUMUMKAN

(PERFORMING RIGHTS) DALAM PENGGUNAAN LAGU

ATAU MUSIK DI TEMPAT HIBURAN KARAOKE DALAM

RANGKA MELINDUNGI PENCIPTA ATAU PEMEGANG

HAK CIPTA DARI PELANGGARAN HAK CIPTA

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pengaturan hak

mengumumkan dalam penggunaan lagu atau musik di tempat

hiburan karaoke menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002

tentang hak cipta, pihak yang bertanggung jawab atas pelanggaran

hak cipta di tempat hiburan karaoke, dan Tanggung Jawab Yayasan

Karya Cipta Indonesia (YKCI) dalam Membantu Pencipta atau

Pemegang Cipta Memungut Royalti atas Penggunaan Lagu atau

Musik di Tempat Hiburan Karaoke, serta menguraikan tentang

proses penarikan royalti yang dilakukan oleh YKCI atas

penggunaan lagu yang beredar di masyarakat.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi simpulan yang dapat diambil dari permasalahan yang

telah diidentifikasi sebelumnya, dan saran-saran yang diberikan

oleh penulis berdasarkan teori-teori dan kenyataan-kenyataan yang

telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya untuk memecahkan

masalah ataupun memperbaiki keadaan yang ada.

Page 35: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TENTANG HAK CIPTA

DAN HAK MENGUMUMKAN (PERFORMING RIGHTS)

BERDASARKAN HUKUM POSITIF

A. Hak Cipta sebagai Bagian dari Hak Kekayaan Intelektual

1. Pengertian Hak Cipta

Berdasarkan Pasal 1 butir 1 Undang-undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun

2002, diuraikan bahwa pengertian hak cipta adalah sebagai berikut:

“Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk

mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin

untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut

peraturan perundang-undangan yang berlaku.”

Istilah hak cipta (copyright) itu sendiri pertama kali muncul di negara-

negara yang menganut sistem common law.24 Pengertian hak cipta pada awalnya

hanya untuk menggandakan atau memperbanyak suatu karya cipta. Istilah

Copyright tidak jelas siapa yang pertama kali memakainya, dan tidak ada satu pun

peraturan perundang-undangan yang secara jelas menggunakannya.

Di Inggris pemakaian istilah hak cipta (copyright) pertama kali

berkembang untuk menggambarkan konsep melindungi penerbit dari tindakan

penggandaan buku oleh pihak lain yang tidak mempunyai hak untuk

���������������������������������������� �������������������24 Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, Op.Cit, Hal 47-48.

Page 36: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

24

menerbitkannya. Perlindungan diberikan bukan kepada pencipta, melainkan hanya

kepada pihak penerbit. Perlindungan dimaksudkan untuk memberikan jaminan

atas investasi penerbit dalam membiayai percetakan suatu karya. Hal ini sesuai

dengan landasan penekanan sistem hak cipta dalam Common Law yang mengacu

pada segi ekonomi.25 Perkembangan hukum hak cipta kemudian bergeser lebih

mengutamakan perlindungan pencipta, tidak lagi kepada penerbit. Penggeseran ini

menyebabkan perlindungan tidak hanya diberikan kepada buku saja, melainkan

diperluas mencakup bidang drama, musik, karya artistik, sinematografi, rekaman

suara, penyiaran, dan sebagainya.

Sementara Arpad Bogsch, memberikan dasar pemikirannya tentang

ciptaan-ciptaan atau karya cipta yang merupakan Direktur Jendral WIPO yaitu:

“Human genius is the source of all works, of art and inventions. These

works are the guarantee of a life worthy of men. It is the duty of the state

to ensure with diligence the protection of the arts and inventions.”26

(“Akal manusia adalah sumber dari semua karya cipta, seni dan

penemuan-penemuan. Semua karya cipta ini dapat menjamin kehidupan

manusia bagi penciptanya. Merupakan tugas negara untuk menjamin

perlindungan dari karya cipta dan penemuan-penemuan.”)

Dasar diberikannya perlindungan hukum atas ciptaan kepada seorang

individu bermula dari teori yang tidak lepas dari dominasi pemikiran mahzab atau

doktrin hukum alam yang menekankan pada faktor manusia dan penggunaan akal

���������������������������������������� �������������������25 Ibid, Hal 49. 26 Eddy Damian, Op.Cit, Hal 17

Page 37: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

25

seperti yang dikenal dalam sistem hukum sipil (Civil Law System) yang

merupakan sistem hukum yang dipakai di Indonesia.27

Pengaruhnya di negara-negara dengan sistem hukum sipil dan

mendapatkan tempat sebagai refleksi pada Pasal 27 ayat (1) Deklarasi Universal

Hak-hak Asasi Manusia yang menetapkan:

“Setiap orang mempunyai hak sebagai pencipta untuk mendapat

perlindungan atas kepentingan-kepentingan moral dan material yang

merupakan hasil dari ciptaannya di bidang ilmu pengetahuan, sastra dan

seni.”

Dengan adanya pengakuan secara universal ini, sudah tidak diragukan lagi

bahwa suatu ciptaan mempunyai manfaat bagi kehidupan manusia (life worthy)

dan nilai ekonomi sehingga menimbulkan adanya tiga macam konsepsi, yaitu:

(1). Konsepsi Kekayaan;

(2). Konsepsi Hak;

(3). Konsepsi Perlindungan Hukum.

Kehadiran ketiga konsepsi ini lebih lanjut lagi menimbulkan kebutuhan

adanya pembangunan hukum dalam bentuk berbagai perundang-undangan

misalnya mengenai Hak Kekayaan Intelektual (HKI); Undang-Undang Hak Cipta,

Undang-Undang Merek, Undang-Undang Paten, Desain Industri (Industrial

���������������������������������������� �������������������27 Satjipto Rahardjo, ilmu Hukum, PT. Alumni, Bandung, 1958, Hal 292

Page 38: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

26

Design), Lingkaran Elektronika Terpadu (Integrated Circuit), dan Rahasia

Dagang (Trade Secrets), serta Indikasi Geografis (Geographical Indications).28

Perkataan hak cipta terdiri dari dua kata yaitu hak dan cipta. Kata “Hak”

sering dikaitkan dengan kewajiban, yang merupakan suatu kewenangan yang

diberikan kepada pihak tertentu yang sifatnya bebas untuk dipergunakan atau

tidak. Kata “Cipta” tertuju pada hasil kreasi manusia dengan menggunakan

sumber daya yang ada padanya berupa pikiran, perasaan, pengetahuan dan

pengalaman.29

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan Hak dan

Cipta adalah:

“Hak adalah kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan

oleh Undang-Undang, aturan, dsb); kekuasaan yang benar atas sesuatu

atau untuk menuntut sesuatu. Ciptaan adalah kesanggupan pikiran untuk

mengadakan sesuatu; angan-angan yang kreatif. Dijelaskan lebih lanjut

Hak cipta adalah hak seseorang atas hasil penemuannya yang dilindungi

Undang-undang (seperti hak cipta dalam mengubah musik).”30

Adapun pengertian hak cipta berdasarkan hasil seminar badan pembinaan

hukum nasional mengenai hak cipta yang diselenggarakan bersama dengan

���������������������������������������� �������������������28 Bdgk, Mark J Davidson, Fungsi Nama Geografis di dalam Perdagangan, Kuliah Tamu Dosen Senior pada Fakultas Hukum, Monash University, di muka Peserta Pusat Studi HKI FH, Unpad pada tanggal 14 Mei 1998. 29 Bambang Kesowo, Hak Cipta, Paten, Merek, Pengaturan, Pemahaman dan Pelaksanaannya, Yayasan Pusat Pengkajian Hukum, Jakarta, 1993, Hal 10. 30 W.J.S. Poerwarjaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982, Hal 209 dan 339.

Page 39: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

27

fakultas hukum dan pengetahuan masyarakat universitas Udayana pada tanggal 20

sampai dengan 22 Oktober 1975 di Denpasar Bali adalah sebagai berikut:

“Hak Cipta adalah hak tunggal Pencipta atas ciptaannya dan hak member

ijin kepada pihak lain untuk melaksanakan dan memanfaatkan ciptaannya

itu, misalnya:

1. Mengumumkan dan/atau memperbanyak ciptaannya itu dalam bentuk apapun dan dengan cara apapun

2. Membuat terjemahan atau saduran dalam bentuk apapun, serta mengumukan dan memperbanyaknya.”31

Sedangkan pengertian hak cipta menurut Muhammad Djumhana dan R.

Djubedillah adalah sebagai berikut:

“Hak Cipta adalah hak alam yang mempunyai prinsip bersifat absolut yang

melindungi hak pencipta selama hidup pencipta dan beberapa tahun

setelahnya.”32

Sebagai hak absolut, hak cipta pada dasarnya dapat dipaksakan terhadap

siapapun, dalam arti yang mempunyai hak itu dapat menuntut setiap pelanggaran

yang dilakukan oleh pihak lain. Adanya hak absolut pada hak cipta menimbulkan

kewajiban bagi setiap orang untuk menghormati hak tersebut.

Selaras dengan pemikiran seperti yang dikemukakan diatas, dalam

kerangka bahwa pengembangan bakat-bakat dan kemampuan manusia diperlukan

adanya upaya-upaya untuk mewujudkannya termasuk melalui penciptaan berbagai

aturan hukum yang mendukungnya sehingga tercapai suatu kepastian hukum.

���������������������������������������� �������������������31 M. Hutauruk, Peraturan Hak Cipta Nasional, Erlangga, Jakarta, 1982, Hal 246. 32 Ibid, Hal 55

Page 40: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

28

Penumbuhan berbagai aturan ini diperlukan sehingga timbullah sikap dan

kebutuhan masyarakat untuk memberi penghargaan, penghormatan dan

perlindungan terhadap bakat-bakat dan kemampuan yang dipunyai seseorang,

yang diwujudkan dalam bentuk karya. Termasuk didalamnya berbagai karya

intelektual yang lebih besar, lebih baik dan lebih banyak yang timbul atau lahir

dari kemampuan intelektual manusia sebagai refleksi kepribadiannya (alter-

egonya).

Pada setiap sistem perundang-undangan hak cipta di berbagai negara,

fungsi perlindungan terhadap hak cipta selalu menjadi tujuan utama, sebagaimana

dikemukakan Herald D.J.Jongen:

“It is generally felt that the copyright act still serves its purpose;

pretection of the author of a literary, scientific, or artistic works.”33

(“Ini merupakan hal umum bahwa Undang-undang hak cipta selalu

memberikan tujuan; perlindungan kepada penulis terhadap karya tulisnya,

karya ilmiah atau karya artistik.”)

Selain pengertian hak cipta, UUHC nomor 19 Tahun 2002 juga mengatur

beberapa pengertian dasar yang penting untuk dipaparkan guna mempermudah

pembahasan selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar tersebut tertuang di dalam

Pasal 1 UUHC Nomor 19 Tahun 2002 (sebatas hanya yang berhubungan dengan

penulisan ini) adalah sebagai berikut:

1) Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya melahirkan suatu Ciptaan berdasarkan

���������������������������������������� �������������������33 Eddy Damian, Op.cit, Hal 21.

Page 41: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

29

kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan ke dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.

2) Ciptaan adalah hasil setiap karya Pencipta yang menunjukkan keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni atau sastra.

3) Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai Pemilik Hak Cipta, atau pihak yang menerima hak tersebut dari Pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut.

4) Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan, pengedaran, atau penyebaran suatu Ciptaan dengan menggunakan alat apapun, termasuk media internet, atau melakukan dengan cara apapun sehingga suatu ciptaan dapat dibaca, didengar atau dilihat orang lain.

5) Hak terkait adalah hak yang berkaitan dengan Hak Cipta, yaitu hak eksklusif bagi pelaku untuk memperbanyak atau menyiarkan pertunjukannya, bagi Produser Rekaman Suara untuk memperbanyak atau menyewakan karya rekaman suara atau rekaman bunyinya, dan bagi Lembaga Penyiaran untuk membuat, memperbanyak atau menyiarkan karya siarannya.

6) Pelaku adalah Aktor, penyanyi, pemusik, penari atau mereka yang menampilkan, memperagakan, mempertunjukan, menyanyikan, menyampaikan, mendeklamasikan atau memainkan suatu karya musik, drama, tari, sastra, folklor, atau karya seni lainnya.

7) Produser Rekaman Suara adalah orang atau bahan hukum yang pertama kali merekam suara dan memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan perekaman suara atau perekaman bunyi, baik perekaman dari suatu pertunjukan maupun perekaman suara atau perekaman bunyi lainnya.

8) Lembaga Penyiaran adalah organisasi penyelenggaraan yang berbentuk badan hukum, yang melakukan penyiaran atas suatu karya siaran dengan menggunakan transmisi dengan atau tanpa kabel atau melalui sistem elektromagnetik.

9) Permohonan adalah permohonan pendaftaran Ciptaan yang diajukan oleh pemohon kepada Direktorat Jenderal.

10) Lisensi adalah izin yang diberikan olehPemegang Hak Cipta atau Pemegang Hak Terkait kepada pihak lain untuk mengumumkan dan/atau memperbanyak Ciptaannya atau produk Hak Terkaitnya dengan persyaratan tertentu.

11) Kuasa adalah konsultan Hak Kekayaan Intelektual sebagaimana diatur dalam ketentuan Undang-Undang ini.

12) Menteri adalah Menteri yang membawahkan Departemen yang salah satu lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi di bidang Hak Kekayaan Intelektual, termasuk Hak Cipta.

13) Direktorat Jenderal adalah Direktorat Hak Kekayaan Intelektual yang berada di bawah departemen yang dipimpin oleh Menteri.

Page 42: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

30

2. Sifat Hak Cipta

Hak Cipta memiliki sifat-sifat sebagaimana diatur dalam Pasal 2, Pasal

3 dan Pasal 4 UUHC Nomor 19 Tahun 2002, yaitu sebagai berikut:

a. Eksklusif dan Mutlak.

Pasal 2 UUHC menyatakan hak cipta itu adalah hak eksklusif, yang

member arti bahwa selain pencipta orang lain tidak berhak atasnya kecuali

atas izin pencipta. Sifat ini hanya ada pada Pencipta dan dapat

dipertahankan terhadap siapapun. Penjabaran dari sifat tersebut

menyebabkan Pencipta atau Pemegang Hak Cipta mempunyai hak

monopoli, yaitu melarang siapapun tanpa persetujuannya untuk

mengumumkan, memperbanyak, atau menggunakan ciptaan tersebut

dengan tujuan mencari keuntungan.

Meskipun hak cipta dinilai bersifat monopolistik, namun kenyataan

itu harus dinilai secara utuh. Hal itu karena hukum hak cipta juga

mengatur prinsip keseimbangan antara kepentingan individu dan

masyarakat.

b. Hak cipta sebagai benda bergerak.

Sebagai benda bergerak, hak cipta dapat beralih dan dialihkan

seluruhnya atau sebagian karena: (1) Pewarisan; (2) Hibah; (3) Wasiat; (4)

Perjanjian Tertulis; atau (5) Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh

peraturan perundang-undangan.34

���������������������������������������� �������������������34 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, Pasal 3 ayat (2)

Page 43: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

31

Hak cipta tidak dapat dilakukan dengan penyerahan secara nyata

karena, ia mempunyai sifat yang manunggal dengan penciptanya dan

bersifat tidak berwujud vide penjelasan pasal 4 ayat (1) UUHC. Sifat

manunggal itu pula yang menyebabkan hak cipta tidak dapat digadaikan,

karena jika ia gadaikan itu berart si pencipta harus pula ikut beralih ke

tangan kreditur.35

Hak cipta tidak dapat dikuasai oleh orang lain seolah-olah ia

pemiliknya karena berdasarkan sifat kemanunggalannya, hak moral tetap

melekat pada di pencipta.

Hak cipta tidak dapat dialihkan secara lisan, melainkan harus

tertulis melalui akta otentik atau akta di bawah tangan, namun hal ini

dikecualikan terhadap peralihan hak cipta karena warisan. Peralihan hak

secara warisan terjadi karena secara otomatis tanpa memerlukan akta

terlebih dahulu, sebab pewaris yang sudah meninggal dunia tidak mungkin

dapat membuat akta peralihan hak cipta kepada ahli warisnya.

c. Tidak dapat disita.

Terhadap hak cipta yang dimiliki oleh pencipta baik yang sudah

diumumkan maupun yang belum, maka setelah pencipta meninggal dunia

ciptaan ini menjadi milik ahli warisnya atau penerima wasiat. Selanjutnya

ciptaan itu tidak dapat disita oleh pihak manapun. Alasan hak cipta tidak

dapat disita karena ciptaan bersifat pribadi dan melekat kepada pencipta,

dan oleh karena itu hak pribadi tidak dapat disita oleh orang lain.

���������������������������������������� ����������������������OK Saidin, Op.Cit, Hal.66.�

Page 44: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

32

Apabila pencipta sebagai pemilik hak atau pemegang hak cipta

melakukan pelanggaran hukum atau ketertiban umum, maka yang dapat

dihukum adalah pemilik atau pemegang hak cipta. Jika perbuatan tersebut

diancam dengan hukuman, maka hukuman itu tidak mengenai hak cipta.

Hal tersebut berarti hak cipta tidak dapat disita atau dirampas atau

dilenyapkan, yang dapat disita atau dirampas atau dilenyapkan adalah hasil

ciptaannya.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sifat dasar hak

cipta adalah karena hukum hak cipta bertujuan melindungi ciptaan-ciptaan

para pencipta yang terdiri dari pengarang, artis, musisi, dramawan,

pemahat, programmer komputer dan sebagainya. Hak-hak para pencipta

ini perlu dilindungi dari perbuatan orang lain yang tanpa ijin

mengumumkan atau memperbanyak karya cipta pencipta.

Pada dasarnya, hak cipta adalah sejenis kepemilikan pribadi atas

suatu ciptaan yang berupa perwujudan dari suatu ide pencipta di bidang

seni, sastra dan ilmu pengetahuan.36

3. Ruang Lingkup Hak Cipta dan Perlindungan Hukumnya.

Perlindungan hukum atas suatu ciptaan dimaksudkan agar para

pencipta maupun pemegang hak cipta merasa aman terhadap suatu hak yang

dimilikinya, dan juga diharapkan agar mampu meningkatkan gairah dalam

memproduksi suatu ciptaan yang lebih banyak lagi dan juga lebih bervariasi.

���������������������������������������� �������������������36 Tim Lindsey, Eddy Damian, Simon Butt, Tomi Suryo Utomo, Op.Cit, Hal. 96.

Page 45: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

33

Menurut L.J Taylor, yang dilindungi oleh hak cipta adalah ekspresi

dari sebuah ide, jadi bukan melindungi idenya itu sendiri.37 Dengan demikian

yang dilindungi adalah bentuk nyata sebagai sebuah ciptaan, bukan yang

masih merupakan gagasan. Bentuk nyata dari ciptaan tersebut dapat terwujud

khas dalam kesusastraan, seni maupun ilmu pengetahuan.

Di Indonesia sendiri secara jelas telah ditentukan jenis-jenis ciptaan

yang dilindungi oleh Undang-Undang, tepatnya Dalam Pasal 12 ayat (1)

UUHC Nomor 19 Tahun 2002, yaitu:

“Dalam Undang-Undang ini Ciptaan yang dilindungi adalah Ciptaan

dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang mencakup:

a. Buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan (lay out), karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lainnya;

b. Ceramah, kuliah, pidato dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu; c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu

pengetahuan; d. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks; e. Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan dan

pantomim; f. Seni rupa dalam segala bentuk, seperti seni lukis, gambar, seni

ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;

g. Arsitektur; h. Peta; i. Seni batik; j. Fotografi; k. Sinematografi; l. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain

dari hasil pengalihwujudan.

���������������������������������������� �������������������37 Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, Op.Cit, Hal. 46.

Page 46: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

34

Pada bagian lain UUHC telah pula menentukan ciptaan-ciptaan yang

tidak dilindungi hak ciptanya. Hal ini diatur dalam Pasal 13 UUHC yang

menyebutkan tidak ada hak cipta atas;

a. Hasil rapat terbuka Lembaga-lembaga Negara

b. Peraturan perundang-undangan.

c. Pidato kenegaraan atau pidato pejabat pemerintah.

d. Puusan pengadilan atau penetapan hakim, atau

e. Keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis

lainnya.

Lebih lanjut Pasal 15 UUHC menentukan pula syarat untuk tidak

dianggap sebagai pelanggaran hak cipta, di samping sumbernya disebutkan

atau dicantumkan secara lengkap, ada syarat lain yang harus dipenuhi yaitu:

a. Penggunaan ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan

kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan

kepentingan yang wajar dari pencipta.

b. Pengambilan ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian

guna keperluan pembelaan di dalam atau di luar pengadilan.

c. Pengambilan ciptaan pihak lain baik seluruhnya maupun sebagian

guna keperluan:

1. Ceramah yang semat-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu

pengetahuan, atau;

Page 47: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

35

2. Pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran

dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari

pencipta.

d. Perbanyakan suatu ciptaan ilmu pengetahuan, seni dan sastra dalam

huruf braile guna keperluan para tunanetra, kecuali jika

perbanyakan itu bersifat komersial.

e. Perbanyakan suatu ciptaan selain program komputer, secara

terbatas dengan cara atau alat apa pun atau proses yang serupa oleh

perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan

dan pusat dokumentasi yang nonkomersial, semata-mata untuk

keperluan aktivitasnya.

f. Perubahan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan pelaksanaan

teknis atas karya arsitektur, seperti ciptaan bangunan.

g. Pembuatan salinan cadangan suatu program komputer oleh pemilik

program komputer yang dilakukan semata-mata untuk digunakan

sendiri.

4. Pendaftaran Hak Cipta

Salah satu perbedaan yang dianggap cukup penting antara Auteurswet

1912 dengan UUHC Nomor 19 Tahun 2002 adalah perihal pendaftaran hak

cipta. Auteurswet 1912 tidak ada sama sekali mencatumkan ketentuan tentang

pendaftaran hak cipta.38

���������������������������������������� �������������������38 Saidin, Op.Cit, Hal 89.

Page 48: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

36

Menurut Prof Kollewijn ada dua jenis atau stelsel pendaftaran yaitu,

stelsel konstitutif dan stelsel deklaratif.39 Stelsel konstitutif, berarti bahwa hak

atas ciptaan baru terbit karena pendaftaran yang telah mempunyai kekuatan.

Sedangkan stelsel deklaratif ialah bahwa pendaftaran itu bukanlah

menerbitkan hak, melainkan hanya memberi dugaan atau sangkaan saja

menurut undang-undang bahwa orang yang hak ciptanya terdaftar itu adalah si

berhak sebenarnya sebagai pencipta dari hak yang didaftarkan. Dalam stelsel

konstitutif letak titik berat ada tidaknya hak cipta tergantung pada

pendaftarannya. Jika didaftarkan (dengan sistem konstitutif) hak cipta itu

diakui keberadaannya secara de jure dan de facto sedangkan pada stelsel

deklaratif titik beratnya diletakkan pada anggapan sebagai pencipta terhadap

hak yang didaftarkan itu, sampai orang lain dapat membuktikan sebaliknya.

Dengan rumusan lain, pada sistem deklaratif sekalipun hak cipta itu

didaftarkan undang-undang hanya mengakui seolah-olah yang bersangkutan

sebagai pemiliknya, secara de jure harus dibuktikan lagi, jika ada orang lain

yang menyangkal hak tersebut.40

Dalam sistem pendaftaran hak cipta menurut perundang-undangan Hak

Cipta Indonesia disebutkan bahwa pendaftaran ciptaan dilakukan secara pasif,

artinya bahwa semua permohonan pendaftaran diterima dengan tidak terlalu

mengadakan penelitian, mengenai hak pemohon, kecuali sudah jelas ada

���������������������������������������� �������������������39 Soekardono, Hukum Dagang Indonesia I, Tanpa tempat ; Dian Rakyat, 1981, Hlm.171. 40 Saidin, Loc.Cit.

Page 49: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

37

pelanggaran hak cipta. Sikap pasif inilah yang membuktikan bahwa UUHC

Indonesia menganut sistem pendaftaran deklaratif.41

Hal ini dikuatkan pula oleh Pasal 36 UUHC yang menentukan ,

“Pendaftaran ciptaan dalam daftar umum ciptaan tidak mengandung arti

sebagai pengesahan atas isi, arti, maksud atau bentuk dari ciptaan yang

didaftarkan”.

Pendaftaran hak cipta, tidak berarti secara substantif Ditjen HKI

bertanggung jawab atas kebenaran (sebagai pemilik) karya cipta tersebut.

Ketentuan ini sangat penting. Boleh jadi sebagian kecil dari karya cipta itu

benar hasil ciptaannya, tetapi sebagian yang lain ditiru dari hasil karya cipta

orang lain. Dalam keadaan seperti ini Ditjen HKI tidak memasukkan hal

semacam ini sebagai bagian yang harus dipertanggungjawabkan olehnya.42

Pendaftaran hak cipta bukan merupakan suatu keharusan, karena tanpa

didaftarkan pun hak cipta dilindungi UUHC. Hanya saja ciptaan yang tidak

didaftarkan akan lebih sulit pembuktiannya apabila ada pelanggaran hak cipta,

jika dibandingkan dengan hak cipta yang didaftarkan.43

Itu artinya orang yang mendaftarkan hak cipta untuk pertama kalinya

tidak berarti sebagai pemilik hak yang sah karena bilamana ada orang lain

yang dapat membuktikan bahwa itu adalah haknya maka, kekuatan hukum

dari suatu pendaftaran ciptaan tersebut dapat dihapuskan.44

���������������������������������������� �������������������41 Ibid, Hal.90. 42 Ibid43 Sentosa Sembiring, Hak Kekayaan Intelektual Dalam Berbagai Peraturan Perundang-Undangan, Yrama Widya, Bandung, 2002, Hal.32. 44 Saidin, Op.Cit, Hal.91.

Page 50: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

38

Hal ini dapat disimpulkan dari Pasal 5 ayat (1) UUHC yang

mengemukakan, kecuali terbukti sebaliknya, yang dianggap sebagai pencipta

adalah:

a. Orang yang namanya terdaftar dalam daftar umum ciptaan pada

Direktur Jenderal atau;

b. Orang yang namanya disebut dalam ciptaan atau diumumkan

sebagai pencipta pada suatu ciptaan.

Permohonan pendaftaran ciptaan dapat diajukan oleh pencipta atau si

pemegang hak kepada Ditjen HKI dengan surat rangkap dua dan ditulis dalam

Bahasa Indonesia dan disertai biaya pendaftaran dan contoh ciptaan atau

penggantinya, demikian bunyi Pasal 37 ayat (2) UUHC.

Sesuai dengan sifatnya, hak cipta ini dapat beralih dan dialihkan maka,

pemilik hak cipta itu juga dapat berubah-ubah atau berpindah. Itu akan

menyebabkan dalam daftar umum ciptaan akan berubah nama, alamat dan

sebagainya. Perubahan ini akan dicatat dalam Berita Resmi Ciptaan.

Ketentuan untuk ini diatur dalam Pasal 41 dan 43 UUHC. Apabila daftar

umum ciptaan berubah maka daftar yang diumumkan dalam Berita Resmi

Ciptaan oleh Ditjen HKI harus pula diubah, demikian yang diisyaratkan oleh

Pasal 43 ayat (2).

Satu hal yang perlu dicatat bahwa dalam pemindahan hak atas

pendaftaran ciptaan yang didaftar dalam satu nomor hanya diperkenankan jika

seluruh ciptaan yang terdaftar itu dipindahkan haknya kepada penerima hak.

Maksudnya tidak boleh sebagian saja dari ciptaan yang didaftarkan dalam satu

Page 51: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

39

nomor pendaftaran itu dialihkan. Ciptaan yang dialihkan itu harus totalitas,

utuh dan tidak boleh dipecah-pecah.45

Permohonan pendaftaran hak cipta diajukan kepada Menteri

Kehakiman melalui Dirjen HKI dengan surat rangkap dua, ditulis dalam

bahasa Indonesia di atas kertas polio berganda. Dalam surat permohonan itu

tertera:

a. Nama, kewarganegaraan dan alamat pencipta;

b. Nama, kewarganegaraan dan alamat pemegang hak cipta;

c. Nama, kewarganegaraan dan alamat kuasa;

d. Jenis dan judul ciptaan;

e. Tanggal dan tempat cipta diumumkan untuk pertama kali;

f. Uraian ciptaan rangkap tiga.

Adakalanya nama pencipta dan pemegang hak cipta orangnya berbeda.

Hal ini dapat terjadi bila ciptaan itu telah dialihkan kepada pihak lain,

misalnya kepada produser rekaman untuk rekaman lagu atau musik. Pihak lain

itu bisa siapa saja tergantung kepada siapa hak itu dialihkan (atau beralih) oleh

penciptanya.

Surat permohonan pendaftaran hanya dapat diajukan untuk satu

ciptaan. Selanjutnya dalam Pasal 11 disebutkan, pengumuman pendaftaran

ciptaan dalam Tambahan Berita Negara RI.

Jika dicermati Tambahan Berita Negara yang memuat pendaftaran hak

cipta, tampak bahwa pendaftar hak cipta jumlah yang terbesar di dominasi

���������������������������������������� �������������������45 Ibid, Hal.93.

Page 52: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

40

oleh karya seni. Dengan terdaftarnya hak cipta seseorang dalam daftar ciptaan,

secara teoritis hak cipta maupun pemegang hak cipta sudah aman.

Seluruh rangkaian proses pendaftran hak cipta tersebut dikenakan

biaya. Besarnya biaya tergantung pada jenis permohonan. Permohonan

pendaftaran ciptaan, permohonan pemindahan hak, permohonan perubahan

nama dan alamat serta permohonan untuk mendapatkan petikan, harus

memenuhi biaya-biaya sebagai berikut:

a. Biaya permohonan pendaftaran suatu ciptaan adalah Rp 7.500,00

b. Biaya permohonan pencatatan pemindahan hak atas suatu ciptaan

yang terdaftar dalam daftar umum adalah Rp 7.500,00

c. Biaya permohonan pencatatan perubahan nama dan alamat dalam

daftar umum adalah Rp 2.500,00

d. Biaya permohona petikan tiap pendaftaran ciptaan dalam daftar

umum ciptaan adalah Rp 2.500,00 46

5. Jangka Waktu Pemilikan Hak Cipta

Sejarah perkembangan hak cipta di Indonesia sama seperti di luar

negeri, yakni dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan (sciences) dan

teknologi. Namun landasan berpijaknya tetap dipengaruhi oleh landasan

filosofis dan budaya hukum suatu Negara. Demikianlah jika kita lihat dalam

Auteurswet 1912 hak cipta hanya dibatasi jangka waktunya sampai 50 tahun,

tetapi dalam UUHC 1982, dibatasi hanya 25 tahun. Kemudian dalam UUHC

1987 dan 1997 kembali dimajukan menjadi selama hidup pencipta dan 50

���������������������������������������� �������������������46 Ibid, Hal.97.

Page 53: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

41

tahun mengikuti ketentuan Berne Convention (sebelum di revisi) tahun 1967

yang kita ketahui diadopsi oleh Auteurswet 1912. Perubahan-perubahan dalam

ketentuan tersebut membuktikan begitu kuatnya pengaruh budaya hukum

asing ke dalam budaya hukum Indonesia. Ketika UUHC 1982 dilahirkan,

banyak alasan yang dikemukakan sepanjang menyangkut filosofis fungsi

sosial hak milik, dan disepakatilah jangka waktu hak cipta selama hidup si

pencipta ditambah dengan 25 tahun setelah meninggalnya si pencipta. Dalam

UUHC yang terakhir jangka waktu pemilikan hak cipta ditetapkan 50 tahun.

Ide mengenai pembatasan jangka waktu hak cipta, sebenarnya

didasarkan atas landasan filosofis tiap-tiap hak kebendaan termasuk hak cipta

fungsi sosial. Sehingga dengan diberinya pembatasan jangka waktu pemilikan

hak cipta maka diharapakan hak cipta itu tidak dikuasai dalam jangka waktu

yang panjang di tangan si pencipta yang sekaligus sebagai pemiliknya.

Sehingga dengan demikian dapat dinikmati oleh rakyat atau masyarakat luas

sebagai pengejawantahan dari asas tiap-tiap hak mempunyyai fungsi sosial.

Meskipun kenyataannya tidak persis demikian. Selama ini hak cipta yang

teelah berakhir masa berlakunya hanya menguntungkan pihak tertentu,

khususnya pihak produser dalam hal karya cipta lagu dan pihak penerbit

dalam hal karya cipta berupa buku atau hasil karya ilmiah lainnya.47

Dasar pertimbangan lain adalah hasil suatu karya cipta pada suatu

ketika harus dapat dinikmati oleh semua orang dan tidak hanya oleh orang

yang menciptakannya dengan tidak ada pembatasannya. Dengan

���������������������������������������� �������������������47 Ibid, Hal 108.

Page 54: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

42

ditetapkannya batasan tertentu di mana hak si pencipta itu berakhir maka

orang lain dapat menikmati hak tersebut secara bebas, artinya ia boleh

mengumumkan atau memperbanyak tanpa harus minta izin kepada si pencipta

atau si pemegang hak, dan ini dianggap sebagai pelanggaran hak cipta.48

Dengan berakhirnya jangka waktu pemilikan tersebut maka jadilah

karya cipta itu sebagai milik umum, surat kuasa umum (publik domein).

Pembatasan jangka waktu hak cipta yang tercantum dalam UUHC bukanlah

satu-satunya peraturan hak cipta yang memberikan batasan. Dengan kata lain,

di samping UUHC pembatasan yang sama juga dikenal dalam auteurswet

1912, Konvensi Bern, Universal Copy Rights Convention dan berbagai

Konvensi dan Kesepakatan Internasional lainnya.49

Mengenai jangka waktu perlindungan hak cipta, UUHC dan Konvensi

internasional membedakan pula jangka waktu perlindungan hak cipta yang

didasarkan pada bentuk dan sifat ciptaan.50

6. Pengaturan Hak Cipta Dalam Berbagai Konvensi Internasional

Konvensi internasional adalah perjanjian internasional. Mengenai

definisi perjanjian inrenasional sangat banyak kita temui peristilahannya.

Istilah yang sering digunakan untuk perjanjian itu, adalah; treaty (traktat), pact

(pacta), convention (konvensi), charter, declaration, protocol, arrangement,

accord, modus, Vivendi, covenant, dan lain-lain sebagainya.51

���������������������������������������� �������������������48 Ibid, Hal.109. 49 Ibid. 50 Ibid, Hal.111. 51 Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional, Binacipta, Jakarta, 1978, Hal.111.

Page 55: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

43

Mochtar memberikan definisi bahwa, “Perjanjian Internasional itu

adalah suatu perjanjian yang diadakan antaranggota masyarakat bangsa-

bangsa dan bertujuan untuk mengakibatkan akibat-akibat hukum tertentu.”52

Mengenai istilah konvensi untuk perjanjian internasional adalah

merupakan istilah yang paling populer.53

a. Konvensi Bern 1886 tentang Perlindungan Karya Sastra dan Seni.

Di dalam Mukadimah naskah asli. Konvensi Bern, para kepala

negara pada waktu itu menyatakan bahwa yang melatarbelakangi

diadakannya konvensi ini adalah:

“ . . . being equally animated by the desire to protect, in as

effective and uniform a manner as possible, the rights of authors in

their literary and artistic works.”54

“ . . . dengan adanya persamaan dalam mewujudkan perlindungan

yang efektif dan keseragaman yang dimungkinkan atas hak-hak

Pencipta atas karya sastra dan karya seninya.”

Konvensi Bern 1886, pada garis besarnya memuat tiga prinsip

dasar, berupa sekumpulan ketentuan yang mengatur standar minimum

perlindungan hukum (minimum standard of protection) yang diberikan

kepada pencipta dan juga memuat sekumpulan ketentuan yang berlaku

���������������������������������������� �������������������52 Ibid, Hal.109. 53 Syahmin, Hukum Perjanjian Internasional Menurut Konvensi Wina, Bandung, Armico, 1985, Hal.3. 54 Eddy Damian, Op.Cit, Hal. 59.

Page 56: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

44

khusus bagi negara-negara berkembang. Tiga prinsip dasar yang dianut

Konvensi Bern, yaitu:

(1) Prinsip national treatment:

Ciptaan yang berasal dari salah satu negara peserta perjanjian

(yaitu ciptaan seorang warga negara, negara peserta perjanjian,

atau suatu ciptaan yang pertama kali diterbitkan di salah satu

negara peserta perjanjian) harus mendapat perlindungan hukum

hak cipta yang sama seperti diperoleh ciptaan seorang pencipta

warga negara sendiri.

(2) Prinsip automatic protection:

Pemberian perlindungan hukum harus diberikan secara langsung

tanpa harus memenuhi syarat apapun (must not be conditional upon

compliance with any formality).

(3) Prinsip independence of protection:

Suatu perlindungan hukum diberikan tanpa harus bergantung

kepada pengaturan perlindungan hukum negara asal pencipta.55

Mengenai pengaturan standar-standar minimum perlindungan

hukum ciptaan-ciptaan, hak-hak pencipta dan jangka waktu perlindungan

yang diberikan, pengaturannya adalah sebagai berikut:

(1) Ciptaan yang dilindungi, adalah semua ciptaan di bidang sastra,

ilmu pengetahuan dan seni, dalam bentuk apapun perwujudannya.

���������������������������������������� �������������������55 Ibid, hal. 61.

Page 57: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

45

(2) Kecuali jika ditentukan dengan cara reservasi (reservation),

pembatasan (limitation) atau pengecualian (exception) yang

tergolong sebagai hak-hak eksklusif adalah:

a. Hak untuk menerjemahkan;

b. Hak mempertunjukkan di muka umum ciptaan drama, drama

musik, dan ciptaan musik;

c. Hak mendeklamasi (to recite) di muka umum ciptaan sastra;

d. Hak penyiaran (broadcast);

e. Hak membuat reproduksi dengan cara dan bentuk perwujudan

apapun;

f. Hak menggunakan ciptaannya sebagai bahan untuk ciptaan

audiovisual;

g. Hak membuat aransemen (arrangement) dan adaptasi

(adaptations) dari suatu ciptaan.56

Selain hak-hak eksklusif ini, Konvensi Bern juga mengatur

sekumpulan hak yang dinamakan hak-hak moral (droit moral). Yang

dimaksud dengan hak ini adalah hak pencipta untuk mengklaim sebagai

untuk mengajukan keberatan terhadap setiap perbuatan yang bermaksud

mengubah, mengurangi, atau menambah keaslian ciptaannya, yang dapat

meragukan kehormatan dan reputasi pencipta.

Hak-hak moral yang diberikan kepada seorang pencipta, menurut

seorang penulis mempunyai kedudukan yang sejajar dengan hak-hak

���������������������������������������� �������������������56 Ibid, Hal.61-62.

Page 58: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

46

ekonomi yang dimiliki pencipta atas ciptaannya. Seorang penulis dari

Perancis Desbois dalam bukunya Le Driot d’auteur (1966) berpendapat

bahwa sebagai suatu doktrin, hak moral seorang pencipta mengandung

empat makna, yaitu:

(1) Droit de publication: hak untuk melakukan atau tidak melakukan

pengumuman ciptaannya;

(2) Droit de repentier: hak untuk melakukan perubahan-perubahan

yang dianggap perlu atas ciptaannya, dan hak untuk menarik dari

peredaran, ciptaan yang telah diumumkan;

(3) Droit au respect: hak untuk tidak menyetujui dilakukannya

perubahan-perubahan atas ciptaannya oleh pihak lain;

(4) Droit a la paternite: hak untuk mencantumkan nama pencipta; hak

untuk tidak menyetujui perubahan atas nama pencipta yang akan

dicantumkan; dan hak untuk mengumumkan pencipta sebagai

pencipta setiap waktu yang diinginkan.57

Bagi negara-negara yang tergolong negara-negara berkembang,

Konvensi Bern menetapkan beberapa pasal yang member kemudahan-

kemudahan tertentu. Pengaturannya dikelompokkan tersendiri dalam suatu

dokumen yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Konvensi

Bern yang direvisi di Stockholm 14 Juli 1967. Bersamaan waktu revisi,

suatu perjanjian dilampirkan protokol perjanjian dilampirkan pada

Konvensi Bern lama. Revisi Konvensi Bern di Stockholm, kemudian

���������������������������������������� �������������������57 Ibid, Hal.63.

Page 59: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

47

disusul dengan Revisi pada tahun 1971 di Paris yang antara lain mengubah

Protokol Konvensi Bern dengan Revisi di Stockholm 1967, menjadi

Appendix.58

Kemudian protokol ini telah diberi tempat dalam appendix

(tambahan/lampiran) tersendiri dalam konvensi ini. Hal ini ditegaskan oleh

Pasal 21 dari teks Konvensi Bern yang terjemahannya berbunyi,

“Ketentuan-ketentuan khusus yang berkenaan dengan negara berkembang

dimasukkan dalam appendix tersendiri, appendix ini merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari konvensi ini”.59

Oleh karena itu, dengan adanya protokol Stockholm ini maka

negara-negara berkembang mendapatkan pengecualian atau reserve yang

berkenaan dengan perlindungan yang diberikan oleh Konvensi Bern.

Pengecualian atau reserve ini hanya berlaku terhadap negara-negara yang

melakukan ratifikasi dari protokol yang bersangkutan. Negara yang

hendak melakukan pengecualian yang semacam itu dapat melakukan itu

demi kepentingan ekonomi, sosial atau kulturalnya.60

Menurut ketentuan umum Konvensi Bern seorang pencipta

mempunyai hak eksklusif untuk membuat terjemahan dan/atau memberi

ijin kepada orang lain untuk membuat terjemahan dari ciptaan asli yang

merupakan ciptaannya (Pasal 8). Demikian pula seorang pencipta juga

mempunyai hak eksklusif untuk memberi ijin kepada orang lain

���������������������������������������� �������������������58 Ibid, Hal.65. 59 Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, Op.Cit, Hal.218. 60 BPHN, Seminar Hak Cipta, Jakarta, Binacipta, 1976, Hal.275.

Page 60: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

48

melakukan reproduksi dari ciptaannya dengan cara atau bentuk apapun

(Pasal 9).61

Pasal II Protocol Stockholm mencantumkan kemungkinan untuk

memperoleh lisensi (izin) secara paksa untuk menerjemahkan karya-karya

luar negeri. Di samping itu juga memuat ketentuan mengenai pembatasan

jangka waktu perlindungan hak cipta. Ketentuan yang diterima 50 tahun

dalam Konvensi Bern (Pasal 7), untuk negara berkembang dengan

protokol Stockholm dikurangi menjadi 25 tahun setelah meninggalnya si

pencipta.62

b. Konvensi Roma 1961 tentang Perlindungan Pelaku, Produser

Rekaman, dan Lembaga Penyiaran

Prakarsa diadakannya konvensi ini adalah Bern Union dalam

rangka usahanya untuk lebih memajukan perlindungan hak cipta di seluruh

dunia, khususnya perlindungan hukum internasional terhadap mereka yang

mempunyai hak-hak yang dikelompokkan dengan nama hak-hak terkait

(neighboring rights/related rights).

Berlakunya Konvensi Roma 1961 terhadap negara-negara anggota

Persetujuan TRIPs, adalah karena ditunjuk oleh Persetujuan TRIPs itu

sendiri, dimana konvensi ini berisikan pengaturan tentang perlindungan

bagi pelaku pertunjukan, produser rekaman dan lembaga penyiaran.

Namun bila kita lihat isi daripada konvensi ini yang dimuat dalam

Persetujuan TRIPs tidaklan merupakan keseluruhan isi dari konvensi

���������������������������������������� �������������������61 Eddy Damian, Op.Cit, Hal.65. 62 Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, Op.Cit, Hal.219.

Page 61: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

49

tersebut. Adapun pasal-pasal dari konvensi ini yang ada dimuat dalam

persetujuan TRIPs keseluruhannya adalah sebagai berikut, yaitu: Pasal 1,

2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 13, 14, 15, dan 19.63

Yang menjadi permasalahan pokok yang dituangkan dalam

ketentuan konvensi ini adalah mengenai perlindungan bagi pelaku

pertunjukan produser rekaman dan lembaga penyiaran. Pemberian jaminan

perlindungan seperti yang dimaksud dalam konvensi ini didasarkan kepada

beberapa syarat tertentu, hal ini dapat kita lihat pada isi Pasal 2, dan 5 dari

konvensi ini yang berturut-turut isinya yang merupakan terjemahan dalam

bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Penampilan/pertunjukan tersebut dilaksanakan di negara penanda tangan lainnya.

b. Pertunjukan tersebut satu perusahaan dengan sebuah perusahaan rekaman yang dilindungi dengan Pasal 5 konvensi ini.

c. Pertunjukan tidak diselesaikan di sebuah perusahaan rekaman, namun disiarkan melalui penyiaran yang dilindungi dengan Pasal 6 konvensi ini.

Jaminan perlindungan yang diberikan oleh konvensi ini diberi

batasan waktu, untuk melihat berapa lamakan batas waktu jaminan

perlindungan tersebut, dapat dilihat pada Pasal 14 yang terjemahan isinya

adalah : waktu minimum atas perlindungan. Istilah perlindungan dijamin

konvensi ini hingga akhir periode 20 (dua puluh) tahun sejak akhir tahun

yang mana:

a. Penggubahan dibuat untuk rekaman dan penampilan di perusahaan

mereka.

���������������������������������������� �������������������63 Ibid, Hal.213.

Page 62: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

50

b. Penampilan mengambil tempat untuk menampilkan tidak termasuk

dalam rekaman.

c. Penyiaran mengambil tempat.64

c. Persetujuan tentang Aspek-aspek Perdagangan yang Terkait Dengan

Hak Milik Intelektual 1994 (Trade Related Aspects of Intellectual

Property Rights/TRIPs).

Sebagaimana halnya perjanjian multilateral lainnya, TRIPs

memiliki ketentuan dan prinsip-prinsip dasar bagi para anggotanya dalam

melaksanakan aturannya. Ketentuan dan prinsip-prinsip dasar tersebut,

antara lain yang terpenting yaitu:

1) Ketentuan Free to Determine.

Yaitu ketentuan yang memberikan kebebasan kepada para

anggotanya untuk menentukan cara-cara yang dianggap sesuai

untuk menerapkan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam

TRIPs ke dalam sistem dan praktek hukum mereka. Mereka dapat

menerapkan sistem perlindungan yang lebih luas dari yang

diwajibkan oleh TRIPs, sepanjang tidak bertentangan dengan

ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam persetujuan tersebut.

2) Ketentuan Intellectual Property Convention

Yaitu ketentuan yang mengharuskan para anggotanya

menyesuaikan peraturan perundang-undangan dengan berbagai

konvesi internasional di bidang hak milik intelektual, khususnya

���������������������������������������� �������������������64 Ibid, Hal.215.

Page 63: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

51

Konvensi Paris, Konvensi Bern, Konvensi Roma, dan Treaty on

Intellectual Property in Respect of Integrated Circuit.

3) Ketentuan National Treatment

Prinsip perlakuan sama ini tidak hanya berlaku untuk warga negara

perseorangan, tetapi juga badan-badan hukum.

4) Ketentuan Most-Favoured-Nation-Treatment

Ketentuan ini bertujuan menghindarkan terjadinya perlakuan

istimewa yang berbeda (diskriminasi) suatu negara terhadap negara

lain dalam memberikan perlindungan Hak Milik Intelektual. Setiap

negara anggota diharuskan memberikan perlakuan yang sama

terhadap anggota-anggota lainnya.

5) Ketentuan Exhaution

Yaitu ketentuan yang mengharuskan para anggotanya, dalam

menyelesaikan sengketa, untuk tidak menggunakan suatu ketentuan

pun di dalam persetujuan TRIPs sebagai alasan tidak optimalnya

pengaturan Hak Milik Intelektual di dalam negeri mereka.65

TRIPs mengandung beberapa unsur yang perlu dicermati oleh

negara-negara yang bermaksud untuk menyesuaikan perundang-undangan

nasionalnya di bidang HKI, yaitu:

(1) Unsur yang berupa norma-norma baru;

(2) Unsur yang berupa standar-standar yang lebih tinggi;

(3) Unsur yang berupa penegakan hukum yang ketat.

���������������������������������������� �������������������65 Ibid, Hal.209.

Page 64: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

52

Di bidang hak cipta yang dapat dikategorikan sebagai unsur yang

berupa norma-norma baru dapat disebutkan sebagai contoh adalah:

pengaturan perlindungan hukum terhadap mereka yang digolongkan

sebagai pelaku, produser rekaman suara, dan lembaga penyiaran.66

d. Konvensi Hak Cipta Universal 1955

Konvensi Hak Cipta Universal adalah suatu perjanjian multilateral

di bidang hak cipta, yang menjadi suatu konvensi yang mempunyai daya

tarik sendiri bagi negara-negara berkembang, karena adanya beberapa

kemudahan, diantaranya: pengaturan mengenai standard minimum dari

hak-hak eksklusif yang hanya memakai kriteria sederhana; hak

menerjemahkan yang dapat diperoleh oleh warga negara berkembang

dengan adanya Compulsory licensing/dwang licentie; dan syarat-syarat

jangka waktu minimum perlindungan yang pengaturannya sangat

longgar.67

Jika kita bandingkan antara Konvensi Bern dengan Konvensi

Universal Hak Cipta ini, perbedaannya terletak pada dasar falsafah yang

dianutnya. Konvensi Bern menganut dasar falsafah Eropa yang

menganggap hak cipta sebagai hak alamiah daripada si pencipta pribadi,

sehingga menonjolkan sifat individualis yang memberikan hak monopoli.

Sedangkan Konvensi Universal Hak Cipta mencoba untuk

mempertemukan antara falsafah Eropa dengan falsafah Amerika

(walaupun akhirnya falsafah Amerika yang dikedepankan), yang ���������������������������������������� �������������������66 Eddy Damian, Op.Cit, Hal.89. 67 Edy Suryono, Praktek Ratifikasi Perjanjian Internasional di Indonesia, Bandung, CV.Remadja Karya, 1984, Hal.5.

Page 65: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

53

memandang hak monopoli diberikan kepada si pencipta diupayakan pula

untuk memperhatikan kepentingan umum. Sehingga Konvensi Universal

Hak Cipta menganggap bahwa hak cipta itu ditimbulkan oleh karena

adanya ketentuan yang memberikan hak seperti itu kepada pencipta.

Sehingga ruang lingkup dan pengertian hak mengenai hak cipta itu dapat

ditentukan oleh peraturan yang melahirkan hak tersebut.68

UUHC 1982 yang diperbaharui dengan UUHC 1987 dan UUHC

1997 menganut sistem yang terakhir ini, dimana hak cipta itu dilahirkan

oleh undang-undang, dan disana diberikan pembatasan-pembatasan

tertentu yang antara lain menyebutkan bahwa hak cipta itu berfungsi

sosial.

7. Hak-hak Terkait Dengan Hak Cipta (Neighboring Rights)

Neighboring rights adalah sebuah ungkapan singkat (abbreviated

expression) untuk sebutan yang lebih panjang yang lebih tepat yakni Rights

Neighboring on Copy rights. Dalam terminology lain neighboring rights

dirumuskan juga sebagai Rights Related to, or “neighboring on” copy rights

(hak yang ada kaitannya, yang ada hubungannya dengan atau “berdampingan

dengan” hak cipta).69

Dalam neighboring rights terdapat 3 (tiga) hak yaitu:

1. The rights of performing artists in their performances (hak penampilan

artis atas tampilannya).

���������������������������������������� �������������������68 BPHN, Op.Cit, Hal.357 69 OK Saidin, Op.Cit, Hal.133.

Page 66: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

54

2. The rights producers of phonograms in their phonograms (hak produser

rekaman suara atau fiksasi suara atas karya rekaman suara tersebut).

3. The rights of broadcasting organizations in their radio and television

broadcasts (hak lembaga penyiaran atas karya siarannya melalui radio dan

televisi).

Istilah neighboring rights, dalam lapangan perlindungan hukum HKI

pengaturannya antara lain dijumpai dalam Rome Convention (1961). Untuk

istilah ini ada yang meneremahkannya dengan istilah hak yang bertetangga

dengan hak cipta, ada pula yang menerjemahkannya dengan istilah yang

berhubungan dengan hak cipta, dan terakhir UUHC Indonesia

menerjemahkannya dengan istilah hak yang berkaitan dengan hak cipta.70

Tidak ada perbedaan yang tajam antara hak cipta (copy rights) dengan

neighboring rights. Sebuah karya pertunjukan atau karya seni lainnya yang

disiarkan oleh lembaga penyiaran, di dalamnya terdapat perlindungan hukum

kedua hak ini. Copy rights berada di tangan pencipta atau produsernya,

sedangkan neighboring rights dipegang oleh lembaga penyiaran yang

mengumandangkan siaran tersebut.71

Dalam Pasal 49 UUHC secara rinci diuraikan tentang ruang lingkup

atau cakupan Neighboring Rights yang meliputi:

(1) Pelaku memiliki hak eksklusif untuk member izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat, memperbanyak atau menyiarkan rekaman suara dan/atau gambar dari pertunjukannya.

���������������������������������������� �������������������70 Ibid, Hal.134. 71 Ibid.

Page 67: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

55

(2) Produser rekaman suara memiliki hak eksklusif untuk memberikan izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya memperbanyak dan/atau menyewakan karya rekaman suara atau rekaman bunyi.

(3) Lembaga penyiaran memiliki hak eklsklusif untuk member izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat, memperbanyak dan/atau myiarkan ulang karya siarannya melalui transmisi dengan atau tanpa kabel, atu melalui sistem elektromagnetik lain.

Hukum hak cipta bertujuan melindungi ciptaan-ciptaan para pencipta

yang dapat terdiri dari pencipta, artis, musisi, dramawan, pemahat,

programmer komputer dan sebagainya. Hak-hak pencipta ini perlu dilindungi

dari perbuatan orang lain yang tanpa ijin mengumumkan atau memperbanyak

karya cipta pencipta.

Oleh karena itu, pencipta mempunyai hak eksklusif yang terdiri dari

1. Hak moral

a. Hak untuk melakukan atau tidak melakukan pengumuman

ciptaannya;

b. Hak untuk melakukan perubahan-perubahan yang dianggap perlu

atas ciptaannya, dan hak untuk menarik dari peredaran, ciptaan

yang telah diumumkan;

c. Hak untuk tidak menyetujui dilakukannya perubahan-perubahan

atas ciptaannya oleh pihak lain;

d. Hak untuk mencantumkan nama pencipta; hak untuk tidak

menyetujui perubahan atas nama pencipta yang akan dicantumkan;

dan hak untuk mengumumkan pencipta sebagai pencipta setiap

waktu yang diinginkan.

Page 68: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

56

2. Hak ekonomi

a. Hak untuk mengumumkan (performing rights);

b. Hak untuk memperbanyak (mechanical rights).

B. Pengaturan Hak Mengumumkan (Performing Rights) dalam Perundang-

undangan di Indonesia

Performing rights adalah hak eksklusif untuk menyiarkan,

menampilkan, menayangkan, memutarkan komposisi atau karya lagu yang

sudah dibuat kepada khalayak luas. Hak ini dapat diberikan pemegang lisensi

kepada pihak lain untuk menyiarkan karyanya. Jadi, bila ada orang yang ingin

mememutarkan lagu di radio, televisi, kafe, klub, mall, warnet,tempat karaoke,

restoran atau memainkan lagu di konser-konser maka orang tersebut harus

mendapatkan ijin untuk mendapatkan performing rights atau public

performance rights.72

Menurut Pasal 1 angka 5 UUHC Nomor 19 Tahun 2002, pengertian

Pengumuman adalah sebagai berikut:

“Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan, pengedaran, atau penyebaran suatu ciptaan dengan menggunakan alat apapun, termasuk media internet, atau melakukan dengan cara apapun sehingga suatu ciptaan dapat dibaca, didengar, atau dilihat orang lain.”

Menikmati lagu dari kaset yang kita beli tentu telah menjadi hak dari si

pembeli. Namun ternyata hak si pembeli tersebut tidak meliputi hak

mengumumkannya kepada khalayak terutama untuk kepentingan komersial.

���������������������������������������� �������������������72 Widi, Kopi Right?, http://widiasmoro.multiply.com/journal/item/257/Kopi_Right, 14 January 2008.

Page 69: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

57

Kegiatan mengumumkan ciptaan musik tersebut ternyata telah memasuki

wilayah hak eksklusif lainnya yaitu hak mengumumkan. Pencipta (atau

pemegang hak) telah menerima hasil dari mechanical rights namun ternyata

masih berhak atas hak mengumumkan (performing rights).

Performing rights tereksploitasi melalui berbagai penggunaan lagu,

baik untuk kegiatan penyiaran maupun pertunjukan yang berdimensi

komersial. Sebagai salah satu user, pengusaha Karaoke mendapatkan “lagu-

lagu” melalui media rekaman. Yaitu, VCD. Demikian pula users yang lain

yang mendapatkannya melalui kaset atau CD, misalnya diskotek, hotel,

restauran, radio, dan perusahaan jasa penerbangan. Yang terakhir ini memang

hanya memerlukan media audio dan tidak memerlukan sarana visual. Secara

keseluruhan para users berkewajiban membayar sejumlah royalti atas

pemakaian lagu-lagu untuk kepentingan yang bersifat komersial. Royalti

diberikan kepada pencipta lagu. Di Indonesia, saat ini royalti hanya diberikan

kepada pencipta lagu. Padahal, penggunaan performing right itu hanya dapat

berlangsung melalui media pengantar kaset, CD dan VCD tadi.

Perbuatan berikut ini, secara faktual dapat dikategorikan sebagai

perbuatan pengumuman:

1) Radio atau televisi yang menyiarkan lagu-lagu yang sudah direkam

di kaset, CD, dan VCD;

2) Tempat-tempat hiburan, seperti diskotik, karaoke, pub, dan lain-

lain yang sehari-harinya memutarkan lagu yang sudah direkam di

kaset, CD, dan VCD;

Page 70: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

58

3) Restoran, mall, toko-toko, dan lain-lain yang sering memutarkan

lagu yang sudah direkam di kaset, CD, dan VCD;

4) Penyanyi yang menyanyikan (menyuarakan) lagu ciptaan orang

lain di tempat hiburan, di panggung pertunjukan, di televisi, atau di

tempat lain;

5) Penyanyi atau bukan penyanyi yang menyanyikan (menyuarakan)

lagu ciptaan orang lain dalam acara tertentu, misalnya pada acara

pengumpulan dana untuk korban bencana alam, dimana lagu itu

dilelang.

Kalau perbuatan-perbuatan itu dilakukan tanpa terlebih dahulu

meminta izin kepada pihak yang berhak, maka jelaslah perbuatan-perbuatan

itu menjadi perbuatan yang dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan

suatu ciptaan, yang berarti melanggar Pasal 72 ayat (1) UUHC.

Hak mengumumkan ini dimiliki oleh pemusik, dramawan, maupun

seniman lainnya yang karyanya terungkap dalam bentuk pertunjukan. Karena

ketika suatu karya tersebut dipertunjukan, diperdengarkan, dibaca dan dilihat

oleh orang lain melalui media atau sarana seperti alat perekam, kamera,

televisi, radio atau teknologi lainnya yang dapat menjadi pengantar atau

fasilitator untuk dapat dilihat, dibaca, didengar, atau dipertunjukan kepada

khalayak ramai.73

Pihak yang akan terkena dampak langsung dari sistem performing

rights adalah pihak-pihak yang dalam aktivitas bisnisnya dalam skala besar

���������������������������������������� �������������������73 Abdul Kadir Muhammad, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual, PT.Citra Aditya, Bandung, 2001, Hal.19.

Page 71: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

59

atau kecil menampilkan lagu sebagai alat pendukung usahanya, baik sebagai

pendukung utama ataupun bukan. Oleh karena itu, setiap cafe, bar, restoran

atau tempat karaoke yang memutarkan sebuah lagu di jam operasionalnya

diwajibkan untuk membayar royalti, baik secara langsung kepada pencipta

lagu melalui publisher, atau melalui organisasi performing rights.

Di sisi lain, sistem performing rights merupakan sebuah bukti nyata

dari keputusasaan yang dialami oleh para partisan hak cipta di industri musik

Indonesia, ketika mereka merasa semakin lemah dan tidak mempunyai daya

lagi untuk memberantas para pembajak yang divonis sebagai pencuri secara

mutlak.

Pengaturan tentang hak mengumumkan (performing rights) ini

terdapat dalam Konvensi Bern dan Konvensi Universal Hak Cipta (copy

rights), bahkan diatur secara tersendiri dalam Konvensi Roma 1961. Untuk

mengurus hak mengumumkan (performing rights) dibentuk suatu lembaga

Performing Rights Society yang mengorganisir musikus, komposer, pencipta,

serta penerbit karya cipta musik lainnya, serta mengumpulkan dan

mendistribusikan royalti kepada pencipta.

Inggris, Perancis, Italia, Amerika, dan Jerman adalah negara-negara

yang menerapkan sistem performing rights sejak tahun 1842 hingga 1915

dijadikan panutan utama dalam penerapan sistem performing rights di

Indonesia.

Page 72: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

60

BAB III

HAK MENGUMUMKAN (PERFORMING RIGHTS)

DALAM PENGGUNAAN LAGU ATAU MUSIK

DI TEMPAT HIBURAN KARAOKE

A. Pihak-pihak yang Terkait Dalam Usaha Tempat Hiburan Karaoke

Seiring dengan perkembangan gaya hidup masyarakat yang semakin

modern, kebiasaan sehari-hari pun ikut berubah. Mulai dari kebiasaan

bersosialisasi, mencari hiburan dan rekreasi, sampai dengan kebiasaan

konsumsi pun mengalami perubahan yang dramatis dalam beberapa tahun

terakhir ini. Salah satu pengaruh yang utama adalah karena kesibukan dan

mobilitas masyarakat yang semakin meningkat disamping pengaruh

globalisasi yang membawa serta gaya hidup dan kebudayaan masyarakat

negara maju. Sebagai contoh, bila sebelumnya orang-orang lebih sering

menyantap hidangan di rumah, maka belakangan ini kebiasaan itu mulai

disalurkan di luar rumah, seperti di restoran maupun mal. Demikian pula

halnya dengan fenomena tempat-tempat clubbing, fitness center, dan karaoke

yang dibanjiri pengunjung, semakin mengukuhkan berubahnya gaya hidup

yang lebih banyak dilakukan di luar rumah. Sejalan dengan perkembangan itu,

melihat adanya peluang yang besar untuk mengakomodasi kebutuhan

masyarakat, khususnya dalam menyediakan tempat hiburan karaoke keluarga

Page 73: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

61

yang modern, sopan, namun tetap terjangkau harganya. Banyak wirausahawan

yang berminat untuk membuka tempat hiburan karaoke.

Berikut akan kita uraikan pihak-pihak yang terkait dalam usaha

hiburan karaoke ini, antara lain:

1. Investor

Investor adalah penanam modal atau uang; orang yang menanamkan

uangnya dalam usaha dengan tujuan mendapatkan keuntungan.74 Biasanya

seorang investor akan melakukan riset sebelum dia memutuskan untuk

melakukan investasi. Jika dia ingin melakukan investasi dengan membeli

saham suatu perusahaan, besar kemungkinan dia akan mempelajari laporan

keuangan suatu perusahaan tersebut, juga kinerja perusahaan tersebut dalam

meraih laba.75 Setidaknya ada rincian investasi yang harus diinvestasikan dan

juga perkiraan pendapatan yang akan didapatkan sebagai acuan.

Dalam dunia keuangan, investor merujuk pada perorangan ataupun

perusahaan yang secara tetap melakukan pembelian saham, obligasi, ataupun

surat berharga lainnya untuk memperoleh suatu keuntungan finansial untuk

digunakan sebagai pembiayaan ataupun pengembangan perusahaan.

Terkadang istilah investor ini juga digunakan untuk menyebutkan seseorang

yang melakukan pembelian properti, mata uang, komoditi, derivatif, rumah

tinggal ataupun aset lainnya untuk memperoleh keuntungan dan bukan

merupakan profesinya serta hanya untuk suatu jangka pendek saja76

���������������������������������������� �������������������74 Desy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Amelia Surabaya, Surabaya, 2003, Hal.193. 75 http://e-keuangan.blogspot.com/2009/03/investor-trading.html76 http://id.wikipedia.org/wiki/investor.

Page 74: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

62

Ada beberapa jenis investor misalnya:

a. Investor perorangan (termasuk Real estate investment trust yang atas

nama perorangan dan suatu perusahaan yang dibentuk guna mengelola

dana investasi)

b. Kolektor dari benda seni, benda antik dan sesuatu lainnya yang

bernilai.

c. Investor penyandang dana, yang dalam bahasa asing disebut angel

investor (atau di Eropa disebut “business angel”, yaitu seseorang yang

memiliki dana yang diberikan kepada suatu perusahaan untuk

digunakan sebagai modal awal suatu usaha dengan imbalan saham dari

perusahaan tersebut.

d. Modal ventura, yang merupakan investasi kolektif dari beberapa orang,

perusahaan dana pensiun, dana cadangan asuransi ataupun sumber

lainnya.

e. Bank investasi

f. Bisnis dalam bidang investasi

g. Kontrak investasi kolektif

h. Reksadana, hedge fund reksadana tertutup dan penempatan dana

lainnya.

2. Distributor/Supplier

Distributor adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi.

Distribusi adalah aktivitas menggerakan atau memindahkan barang dan jasa

dari produsen ke konsumen.

Page 75: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

63

Distribusi mencakup pemindahan bahan mentah dari pemasok ke

perusahaan yang memulai, memproses dan memproduksi barang. Distribusi

juga mencakup penyimpanan atau penggudangan dan pemrosesan bahan baku

menjadi barang jadi, pengepakan, pengendalian sediaan bahan, serta

transportasi ke pemakai akhir.77

Selain penjelasan di atas ada pula pengertian tentang

Supplier/penyedia barang /jasa adalah orang atau badan hukum yang

menyediakan barang dan/atau jasa untuk dapat digunakan atau dioperasikan

dalam waktu yang telah ditentukan.78

Salah satu supplier tempat karaoke ialah PT Kodi Electronics

Indonesia, perusahaaan penyedia software/hardware karaoke di INUL

VIZTA. Perangkat ini berisi ratusan bahkan ribuan lagu, yang terdiri dari lagu-

lagu Indonesia, barat, daerah,dangdut, mandarin, korea, dan lain-lain.

Selain PT Kodi Electronics Indonesia, banyak terdapat supplier

software/hardware untuk usaha karaoke, seperti CV.Sentra Komputindo.

Perusahaan supplier ini tidah hanya menawarkan software yang berisikan

lagu-lagu karaoke, melainkan menawarkan juga sound system audio, computer

supplier, software billing karaoke, televisi, mic dan lain-lain yang mendukung

tempat hiburan karaoke, beserta dengan harga-harganya.79

3. Customer/Pelanggan Hiburan Karaoke

Di dalam realitas bisnis tidak jarang dibedakan antara Consumer

(konsumen) dengan Customer (pelanggan). Di dalam konteks ini, maka yang ���������������������������������������� �������������������77 Ibid, Hal 222. 78 Desy Anwar, Op.Cit, Hal.409. 79 Lihat lampiran penawaran software karaoke

Page 76: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

64

dimaksud degan konsumen adalah semua orang atau masyarakat, termasuk

pelanggan. Sedangkan pelanggan adalah konsumen yang telah mengkonsumsi

suatu produk yang diproduksi oleh produsen tertentu.80

Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-undang Perlindungan Konsumen,

“Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia

dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain

maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”

Customer hiburan karaoke disini adalah pengguna jasa hiburan

karaoke atau pengunjung tempat hiburan karaoke. Tempat-tempat karaoke

sekarang ini, lebih banyak mengusung konsep karaoke keluarga dimana

customer-nya pun berasal dari berbagai kalangan, usia dan profesi, baik itu

anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua. Sekaligus bisa menjadi tempat

berkumpul dan hiburan keluarga. Karena konsepnya yang santai, tempat

karaoke sekarang banyak dijadikan tempat rapat oleh kalangan pekerja.

Biasanya rapat diadakan di kantor dengan suasana yang serius, namun

sekarang rapat bisa dilakukan dengan santai, selain urusan pekerjaan yang

terselesaikan, para pekerja juga dapat menghilangkan kejenuhan yang dialami

di tempat kerjanya.

Karaoke keluarga pun tidak memiliki citra yang negatif, sehingga

anak-anak remaja atau kalangan anak muda sekarang banyak yang datang ke

tempat karaoke. Selain tidak bercitra negatif, karaoke keluarga sekarang ini

���������������������������������������� �������������������80 Johannes Gunawan, Pertanggungjawaban Produk (Product Liability), Universitas Katolik Parahyangan Program Pascasarjana 1996, Hal.21.

Page 77: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

65

fasilitasnya lebih baik, dengan harga yang terjangkau oleh orang/kalangan

muda, yang masih belum bekerja atau kelas menengah.

4. Pemerintah/Aparat Penegak Hukum.

Tempat hiburan karaoke harus memiliki ijin usaha dari pemerintah

agar karaokenya dapat beroperasi. Untuk memperoleh ijin yang dimaksud,

pengusaha yang bersangkutan, yang berdomisili di daerah, harus mengajukan

permohonan tertulis kepada Walikotamadya Kepala Daerah.

Dalam Pasal 4 ayat (3) Peraturan Daerah Kotamdya Daerah Tingkat II

Bandung Nomor 33 Tahun 1998 Tentang Ijin Usaha Kepariwisataan

Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung, disebutkan lampiran yang harus

dilampirkan oleh pengusaha tempat hiburan karaoke, agar mendapatkan ijin

usaha, yaitu:

(1) Fotocopy Surat ijin Undang-undang Gangguan (HO); (2) Bukti kepemilikan Perusahaan; (3) Bukti penguasaan atas tempat usaha perusahaan; (4) Kartu Tanda Penduduk (KTP); (5) Pas photo pemilik; (6) Study kelayakan; (7) Bukti Penulasan pajak-pajak.

Tentang prosedur lengkap dalam pembuatan Surat Ijin Usaha

Kepariwisataan, adalah sebagai berikut:

1. Rencana Pembuatan: Mengajukan Permohonan Persetujuan Prinsip pada Walikota lewat Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan melalui loket SIUK UPT, dilampiri: a) Copy KTP b) Copy Sertifikat tanah/Surat Kontrak Tempat c) Proposal Rencana Pendirian d) Denah Lokasi

Page 78: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

66

2. Bila Prinsip Disetujui: Mengurus Ijin Tempat Usaha/HO dan Ijin Bangunan (IMB) di Dinas Tata Kota dan Permukiman di loket IMB UPT.

3. Bila HO Telah keluar Mengajukan Ijin Operasional Kepada Walikota lewat Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan melalui UPT, dilampiri : a. Copy KTP/Akte Badan Usaha b. Copy Ijin Prinsip c. Copy HO dan IMB d. Copy Setifikat Tanah / Kontrak e. Proposal f. Denah Ruangan Usaha

4. Bila Ijin Telah Terbit Mengurus Ijin Keramaian (Polisi) melalui Poltabes, megurus Ijin Naker (Depnaker) melalui Kandep Naker.

Berikut akan diuraikan mengenai Surat Ijin Usaha Kepariwisataan,

antara lain:

(1) Dasar hukum Surat Ijin Usaha Kepariwisataan (SIUK) Karaoke, adalah Peraturan Daerah Kotamdya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 33 Tahun 1998 Tentang Ijin Usaha Kepariwisataan Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung.

(2) Persyaratan umum dalam mendapatkan SIUK Karaoke, adalah: a. Copy KTP b. Copy Akte Pendirian Perusahaan c. Copy HO (Ijin Tempat Usaha) d. Copy NPWPD e. Proposal.

(3) Prosedur dijelaskan pada Prosedur Pembuatan SIUK (4) Jangka Waktu Penyelesaian proses perijinan 15 (lima belas) hari (5) Masa berlaku Ijin. Didaftar ulang setiap 5 (lima) tahun sekali (6) Biaya yang diperlukan. Tidak dibebankan biaya

5. Pencipta atau Pemegang Hak Cipta

Selain pihak-pihak di atas, pencipta atau pemegang hak cipta juga

berkaitan dengan usaha karaoke, karena tempat karaoke menggunakan lagu-

lagu ciptaan mereka di tempat karaokenya.

Page 79: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

67

Undang-undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 Pasal 1 butir 2

menyebutkan bahwa Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara

bersama-sama yang atas inspirasinya melahirkan suatu ciptaan berdasarkan

kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang

dituangkan ke dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi. Sedangkan yang

dimaksud dengan pemegang hak cipta adalah pencipta atau pihak lain yang

menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut

sebagaimana yang dimaksudkan oleh Pasal 1 butir 4 UUHC.

Menurut Vollmar, setiap makhluk hidup mempunyai apa yang disebut

wewenang berhak yaitu kewenangan membezit (mempunyai) hak-hak dan

setiap hak tentu ada subjek haknya sebagai pendukung hak tersebut.81

Setiap ada hak pasti ada kewajiban. Setiap pendukung hak dan

kewajiban disebut subyek hukum yang terdiri atas manusia dan badan

hukum.82

Pencipta atau pemegang hak cipta berhak mendapatkan royalti dari

pengusaha karaoke karena para pengusaha telah menggunakan lagu-lagu

ciptaan mereka secara komersial. Seperti yang telah diuraikan di bab

sebelumnya bahwa pencipta memiliki hak moral dan juga hak ekonomi atas

karya ciptanya yang dipergunakan oleh orang lain atau para users di depan

umum. Hak ekonomi disini ialah hak mengumumkan (performing rights).

���������������������������������������� �������������������81 HFA Vollmar, terjemahan I.S.Adiwimarta, Pengantar Studi Hukum Perdata, (I), Rajawali Pers, Jakarta, 1983, Hal.9. 82 CST Kansil, Op.cit, Hal.2.

Page 80: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

68

Dalam pemungutan royalti ini para pencipta atau pemegang hak cipta

menyerahkan atau memberikan kuasanya kepada lembaga yang berwenang

untuk memungut royalti, yaitu Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI).

B. Penggunaan Lagu atau Musik Tanpa Ijin Pencipta atau Pemegang Hak

Cipta di Tempat Hiburan Karaoke

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa berdasarkan laporan

dari YKCI, di bandung sedikitnya ada 20 (dua puluh) tempat hiburan karaoke,

dan hanya beberapa yang memiliki Sertifikat Lisensi Pengumuman Musik

yang dikeluarkan oleh YKCI. Atas dasar laporan tersebut, Departemen

Kehakiman dan HAM beserta Kantor Dinas Pariwisata Kota Bandung,

melakukan kegiatan sosialisasi tentang hak cipta kepada para pengusaha

tempat hiburan karaoke, yang dilakukan baik melalui surat, maupun berupa

penyuluhan langsung kepada pengusaha tempat hiburan karaoke, khususnya

yang belum mempunyai Sertifikat Lisensi Musik.

Menurut pengertiannya, hak mengumumkan (performing rights) dalam

karaoke adalah suatu kegiatan untuk menyiarkan dan memperdengarkan

musik atau lagu yang bersifat general licensing dengan ijin dari penciptanya

atau yang diberi kuasa atas itu. Sementara pengertian dari pengumuman musik

atau lagu itu sendiri adalah musik yang dinyanyikan secara langsung oleh

penyanyi maupun diputar melalui kaset atau VCD, kemudian diperdengarkan

kepada masyarakat umum dengan menggunakan perangkat audio.83

���������������������������������������� �������������������83 Hendra Tanu Atmadaja, Loc.cit.

Page 81: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

69

Dalam kasus INUL VIZTA, yang digugat oleh Deddy Dorres,Benny

Panjaitan, Obbie Mesakh dan Hari Tasman, karena telah menggunakan lagu-

lagu ciptaan mereka tanpa ijin si pencipta, dan juga dituduh menggandakan

lagu-lagu mereka tanpa ijin. Dalam kasus ini ada dua hak yang dilanggar,

yaitu hak mengumumkan (performing rights) dan juga hak menggandakan

atau memperbanyak lagu-lagu mereka secara ilegal (mechanical rights) dalam

perangkat karaoke merk Hyundai Digital Technology type SH 300 yang

diedarkan PT Kodi Electronics.

Menurut salah satu karyawan PT KEI, Sdri. Sita, PT. KEI yang

berdomisili di daerah Kelapa Gading Jakarta Utara adalah perusahaan

distributor mesin karaoke Hyundai Digital Technology (HDT) dengan 7 tipe,

yakni HDT 203, MKSM 500, HDT 204, 98 Pro, SD 100, SH 300 dan ET 09-

0002. Produk tersebut dipasarkan di wilayah Jabodetabek dan Semarang. Pada

pelaksanaannya, selain menjadi distributor, PT. KEI ternyata melakukan

kegiatan industri rekaman. Hal ini karena terdapat kegiatan penggandaan lagu-

lagu yang dimasukkan ke dalam kepingan DVD berkapasitas lebih dari 30.000

lagu. Tidak itu saja, perusahaan ini juga menerima pesanan penambahan lagu

bagi konsumennya mencapai lebih dari 140 lagu setiap bulan. Berdasarkan

ketentuan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) bagi pengusaha tertentu industri

rekaman, setiap keping VCD/CD dan sejenis hasil penggandaan dikenakan

PPN 10% atau PPN yang terhutang 10%. Jika dalam setahun PT. KEI menjual

mesin karaoke merek HDT sebanyak 2000 unit, berarti maka patut diduga

Page 82: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

70

megara mengalami kerugian atas PPN terhutang perusahaan tersebut sekitar

Rp. 120 Milyar dalam kurun waktu empat tahun (2004-2008). 84

Dalam kasus ini, siapa yang sebenarnya harus bertanggung jawab atas

pelanggaran hak cipta ini, karena Inul membeli perangkat itu dari PT Kodi

dengan sistem “beli putus”. Walaupun sudah menjalankan prosedur yang

seharusnya, tetap saja ada masalah yang timbul dari usaha ini. Ini terjadi

karena kurangnya pemahaman masyarakat mengenai arti dan fungsi hak cipta

pada umumnya, dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya

menghargai dan menghormati karya orang lain. Dalam kasus ini, Deddy Dores

dan kawan-kawannya mencabut tuntutan kepada Inul Vizta, dan

mengalihkannya kepada PT Kodi Elektronik, karena dengan tanpa ijin

melakukan penggandaan musik atau lagu ciptaan mereka kedalam bentuk

chip. Dari sekian banyak lagu yang terdapat dalam perangkat karaoke itu,

yang memiliki lisensi pengumuman musik hanya sedikit, sehingga hanya

sebagian pencipta yang mendapatkan royalti atas penggunaan lagunya

tersebut, sedangkan yang lainnya tidak mendapatkan royalti sama sekali.

Dengan adanya perangkat karaoke ini banyak pihak yang dirugikan,

terutama para pencipta lagu yang tidak terpenuhi hak-haknya dan tidak

menerima pembayaran royalti dari perusahaan tersebut atas penggunaan lagu-

lagu mereka, karena lagu-lagu yang terdapat didalam perangkat tersebut tidak

ada lisensinya. Sedangkan lisensi itu sangat penting bagi pengusaha hiburan

karaoke, karena pengusaha hiburan karaoke dapat mengembangkan kegiatan ���������������������������������������� �������������������84 Tipan, PT.Kodi Elektronik Indonesia Diduga Rugikan Negara Ratusan Miliar, http://folnews.com/index.php?option=com_content&task=view&id=315&Itemid=1, 15 November 2008.

Page 83: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

71

usahanya berdasarkan atas HKI yang dimiliki olehnya secara leluasa dengan

sumber daya yang lebih kecil. Atas pemberian lisensi tersebut, pemberi lisensi,

dalam hal ini pencipta atau pemegang hak cipta, memperoleh imbalan dalam

bentuk royalti yang dibayarkan oleh penerima lisensi, yang besarnya

bergantung pada negosiasi para pihak.85

Gambaran diatas memperlihatkan bahwa perlindungan hak cipta

khususnya penggunaan lagu atau musik masih sangat lemah dan

memprihatikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pelanggaran-pelanggaran

yang seharusnya tidak perlu terjadi. Pelanggaran tersebut tentunya

menghambat program pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas

sumber daya manusia melalui pemanfaatan UUHC.

Dalam setiap pelanggaran hak cipta di bidang musik atau lagu,

pencipta menjadi pihak yang sangat dirugikan. Mereka tidak mendapatkan hak

ekonomi dari ciptaan yang dibajak atau dipertunjukkan, karena pengguna

musik atau lagu yang dibajak pada dasarnya tidak membayar royalti. Dengan

tidak dibayarkannya royalti kepada pencipta lagu, otomatis mereka juga

kehilangan pekerjaannya yang berpengaruh besar kepada kesejahteraan

hidupnya.

Tentu lebih mudah bagi pencipta untuk menghitung pemasukannya

dari penggandaan ciptaan. Sebaliknya tentunya tidak mudah untuk menagih

performing rights mengingat pengumuman bisa terjadi dimana saja dan kapan

saja diluar sepengetahuan si pencipta. Di titik inilah sejarah lembaga sejenis

���������������������������������������� �������������������85 Gunawan Widjaja, Seri Hukum Bisnis Lisensi, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, Hal.20.

Page 84: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

72

KCI dimulai. Diperlukan lembaga bersama untuk mewakili pencipta dalam

menagih royalti performing rights atau yang disebut sebagai collection

societies.

Selama ini, yang banyak dikenal masyarakat adalah YKCI. Tetapi

Yayasan ini belum sepenuhnya bisa menjalankan fungsi sebagai collecting

society. Masih ada perdebatan mengenai keabsahan wewenang KCI

memungut royalti.86 Yayasan Karya Cipta Indonesia (KCI) bukan satu-satunya

lembaga penagih royalti atas penggunaan komersil atas karya lagu dari para

pencipta. Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (ASIRI), Asosiasi Penerbit

Musik Indonesia (Apmindo) dan WaMI (Wahana Musik Indonesia) telah

menandatangani nota kesepakatan (MoU), yang di dalamnya antara lain

mengatur tentang penunjukan WaMI sebagai lembaga resmi untuk mengutip

royalti atas karya cipta insan musik di bawah naungan perusahaan rekaman

terkait.87

C. Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI) Sebagai Lembaga Pemungut

Royalti/ Collecting Society bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta.

1. Sejarah Terbentuknya Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI)

Pada tahun 1986, pasar industri rekaman sudah tidak menguntungkan

bagi para pencipta musik di indonesia. Tidak satupun pendapatan keuntungan

diterima oleh para pelaku industri rekaman (khususnya dalam hak

���������������������������������������� �������������������86 Ahmad Sarjono, Memungut Royalti Lagu, Hak Siapa?, http://www.dharana-lastarya.org/cetak.php, 13 Desember 2006 87 Lembaga Pengutip Royalti Baru Diumumkan,http://www.antara.co.id/view/?i=1234364024&c=SB H&s, 11 Februari 2009.

Page 85: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

73

perlindungan hukum). Berangkat dari kejadian tersebut, salah satu pencipta

lagu di indonesia yaitu Rinto Harahap mendesak pemerintah untuk mengambil

langkah cepat dalam membentuk organisasi yang menaungi para pencipta dan

pekerja musik, maka terbentuklah Yayasan Karya Cipta Indonesia (KCI).

Adapun pengakuan pemerintah terhadap KCI sebagai collecting society secara

tidak langsung terlihat dari ditanda tanganinya Perjanjian Kerjasama antara

Direktorat Hak Cipta, Paten dan Merek dengan KCI tentang Hak Cipta pada

tanggal 23 September 1998, yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal HKI

Departemen Kehakiman RI (S.Kayamto) dan Ketua KCI (Rinto Harahap).88

KCI merupakan lembaga karya cipta musik yang didirikan berdasarkan Akta

Notaris No.42 tertanggal 12 Juni 1990, dengan berazaskan Pancasila dan UUD

1945.89 Adapun maksud dan tujuan yayasan ini, ialah:90

a) Mengurus kepentingan para pencipta indonesia yang haknya dikuasakan kepada yayasan, terutama dalam rangka pemungutan royalti bagi pemakaian hak ciptanya oleh orang lain untuk kepentingan penggunaan yang bersifat komersial baik di dalam maupun di luar negeri;

b) Mewakili kepentingan para pencipta luar negeri, terutama dalam rangka pemungutan royalti/fee atas pemakai hak cipta asing oleh orang lain untuk kepentingan penggunaan yang bersifat komersial di wilayah indonesia;

c) Mewakili dalam mempertahankan dan melindungi kepentingan para pencipta atas pelanggaran hak cipta;

d) Meningkatkan kreativitas para pencipta melalui pendidikan pembinaan dan pengembangan serta kemampuan pengetahuan dalam bidang musik.

���������������������������������������� �������������������88 Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum Dan Hak Asasi Manusia, http://www.dgip.go.id/ebscript/publicportal.cgi. 89 Yayasan Karya Cipta Indonesia, The Establishment of YKCI, http://www.kci.or.id.90 Salinan Akte Pendirian Yayasan Karya Cipta Indonesia No 42 Tanggal 12 Juni 1990.

Page 86: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

74

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut maka YKCI menjalankan

usaha-usaha sebagai berikut:91

(1) Melaksanakan administratif bersama (collective administration) atas pemakaian hak cipta dari pencipta pada umumnya, pencipta musik pada khususnya baik ciptaan indonesia maupun asing;

(2) Melakukan pemungutan royalti/fee atas pemakaian hak cipta untuk kepentingan komersial baik berupa pertunjukan maupun penyiaran (performing rights) dan penggandaan melalui media cetak maupun alat mekanik (mechanical rights);

(3) Mendistribusikan pungutan royalti/fee tersebut kepada yang berhak (pencipta) setelah dipotong biaya administrasi.

(4) Berperan secara aktif di dalam kegiatan pendidikan, pembinaan dan pengembangan dalam rangka peningkatan kreatifitas, serta kemampuan para pencipta indonesia.

YKCI adalah lembaga nirlaba yang mewakili para pencipta lagu

mengadministrasikan royalti yang dikumpulkan dari para pengguna (users)

komersial. Hal itu berlangsung atas landasan konsepsi Hak Cipta. Hak Cipta

memiliki elemen mechanical right dan performing rights.

Perlu diketahui, bahwa YKCI merupakan anggota The International

Confederation of Societies of Authors and Composer (CISAC), dimana

CISAC merupakan organisasi induk dari lembaga Performing Rights sedunia.

Setelah YKCI resmi didirikan, maka untuk dana operasionalnya

mendapatkan suatu bentuk pinjaman tanpa bunga dari CISAC dan BUMA

(Belanda). Selanjutnya untuk bantuan tenaga professional diberikan oleh sister

society BUMA (Belanda), CASH (Hongkong), SUISA (Swiss), APRA

(Australia), JASCRAC (Jepang), COMPASS (Singapura), dan MACP

(Malaysia) dan selain itu sumbangan perangkat teknologi informasi diberikan

���������������������������������������� �������������������91 Ibid.

Page 87: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

75

oleh WIPO serta sumbangan gedung kantor untuk operasional diberikan oleh

para pemegang hak asing.92

YKCI atau KCI pada tahun 1991 mendapatkan kuasa untuk hak

mengumumkan dari seluruh pencipta asing di seluruh dunia yang tergabung

dalam CISAC, ketika lagu dari para pencipta asing tersebut diperdengarkan di

Indonesia dan dalam waktu yang bersamaan juga mengelola kuasa hak dari

para pencipta lagu di Indonesia. Pada saat ini pendapatan yang banyak

diterima oleh YKCI adalah berasal dari performing rights.

YKCI diberi kuasa oleh para pencipta untuk menghimpun dan

membagikan royalti hak cipta bagi para pencipta lagu, lirik dan penerbit

musik. Sampai saat ini YKCI mewakili 2.450 pencipta indonesia dan 10

(sepuluh) juta pencipta seluruh dunia yang mewakili semua jenis musik. Hal

ini dimungkinkan dengan adanya perjanjian kerja sama resiprokal yang

dirintis sejak januari 1991 dengan lembaga Pencipta di Belanda yang bernama

BUMA STEMRA.93

Sebelum YKCI dibentuk oleh para pencipta lagu, pencipta lagu di

indonesia mengalami masa-masa yang sangat sulit dalam memperjuangkan

hak-hak ekonomi khususnya hak mengumumkan (performing rights). Sebagai

ilustrasi, sangat ironis apabila melihat kenyataan untuk sebuah lagu yang

berjudul “My Way” dimana penciptanya (Paul Anka, Ghilles Tibahaut, Claud

Francois dan Jacques Revaux), pernah dalam satu tahun mendapatkan royalti

atas hak mengumumkan kurang lebih US$ 20.000.000 (dua puluh juta dolar

���������������������������������������� �������������������92 Yayasan Karya Cipta Indonesia, The Establishment of YKCI, http://www.kci.or.id93 Yayasan Karya Cipta Indonesia, Op.Cit.

Page 88: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

76

USD), sedangkan untuk lagu yang berjudul “Widuri” penciptanya Adriyadie

saat ini harus bekerja sebagai karyawan sebuah tambak udang, karena tidak

memperoleh penghargaan yang layak atas ciptaannya tersebut, padahal lagu

tersebut dikenal dari generasi ke generasi sampai saat ini.

Realita lain yang perlu diketahui adalah bagaimana almarhum Ismail

Marzuki, yang dikenal sebagai pahlawan nasional indonesia dan karya cipta

lagunya akan selalu dikenang selama NKRI ini berdiri, sebelum adanya YKCI

beliau dan keluarganya menghadapi masa-masa yang sulit dalam menjalani

kehidupannya baik dalam kehidupan sehari-hari sampai dengan kesulitan dana

yang sering dihadapi dikala masa kontrakan rumah berakhir. Saat ini setelah

YKCI berdiri, almarhum dan keluarganya mendapat penghidupan yang lebih

layak, dimana almarhum pada saat ini mendapatkan royalti sebesar kurang

lebih 70 (tujuh puluh) juta rupiah pertahunnya melalui YKCI.

Setelah pencipta diberikan perlindungan hukum secara eksklusif dan

langsung oleh negara melalui UUHC Nomor 19 Tahun 2002 terhadap hak

ekonomi dan hak moralnya maka para pencipta lagu memiliki hak perdata

untuk memberikan ijin bagi pada pihak pengguna komersial yang bermaksud

untuk menggunakan karya ciptanya bagi kepentingan komersial dan atas

pemberian ijin tersebut para pencipta lagu berhak mendapatkan royalti.

Untuk meningkatkan taraf hidup para pencipta lagu, maupun jaminan

bagi masa depan mereka, saat ini YKCI telah mengupayakan langkah-langkah

yang terkait dengan perbaikan nasib para pencipta dengan salah satunya

menyediakan asuransi kesehatan bagi seluruh anggotanya.

Page 89: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

77

2. Hubungan Hukum antara YKCI dengan Para Anggota.

Pada dasarnya tidak ada kewajiban dalam Undang-undang yang

mengharuskan para pencipta lagu untuk bergabung ke YKCI. Namun,

alangkah baiknya untuk mempermudah para pencipta menuntut hak royaltinya

maka disarankan hendaknya para pemilik atau pemegang hak cipta (pemberi

kuasa) tidak melakukan royalti tersebut dengan sendiri-sendiri melainkan

bergabung dengan lembaga collecting society seperti YKCI. Hal ini

dimaksudkan untuk lebih mengefisienkan waktu dan tenaga dari para pemilik

atau pemegang hak cipta tersebut.

Ruang lingkup dalam keanggotaan YKCI menggunakan sistem

personal sukarela dan bukan diwakilkan dalam bentuk perkumpulan, sehingga

hubungan hukum anta pencipta dengan YKCI, yang terjadi adalah bersifat

keperdataan, sesuai dengan ketentuan Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata. Sama

halnya di negara-negara lain, lembaga collecting society dibentuk dengan

sistem personal sukarela.

YKCI bukan merupakan lembaga yang mencari keuntungan , setelah

YKCI menerima royalti tersebut dari users maka royalti yang didapat tersebut

didistribusikan pada pihak yang bersangkutan yaitu pemilik atau pemegang

hak cipta (pemberi kuasa) baik dalam maupun luar negeri yang sudah

memberikan kuasa kepada YKCI, sesuai dengan Pasal 45 ayat (4) UUHC.94

Pada uraian diatas, bahwa pemilik atau pemegang hak cipta

memberikan kuasa tertulis kepada YKCI dan atas nama mereka YKCI ���������������������������������������� �������������������94 Pasal 45 ayat (4) UU No.19/2002 tentang Hak Cipta: “Jumlah royalti yang wajib dibayarkan kepada pemegang Hak Cipta oleh Penerima Lisensi adalah berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak dengan berpedoman pada organisasi profesi.”

Page 90: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

78

kemudian memberikan ijin kepada semua pihak yang ingin menggunakan lagu

(untuk kepentingan komersial), khususnya untuk kegiatan mengumumkan dan

menggandakan (performing and mechanical rights).

YKCI dalam struktur manajemennya, pengurus YKCI bertanggung

jawab penuh atas pengurusan yayasan untuk kepentingan dan tujuan yayasan

serta berhak mewakili yayasan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Pada

saat menjalankan tugasnya pengurus yayasan harus beritikad baik dan penuh

tanggung jawab untuk kepentingan dan tujuan yayasan. Sesuai konsep teori

kewenangan hukum YKCI bahwa yang dimaksud dengan kewenangan hukum

adalah kewenangan untuk dapat menyandang hak dan kewajiban.95 Hal ini

berdasarkan perjanjian yang dilakukan antara YKCI dan pencipta musik,

pencipta masih memberikan kuasa kepada YKCI untuk mengorganisir

pengumpulan royalti dari para users melalui pemberian kuasa khusus untuk

mengumpulkan royalti.

Perjanjian menurut R.Subekti adalah suatu peristiwa dimana seseorang

berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang saling berjanji untuk

melakukan sesuatu hal.96

Adapun syarat sahnya perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 KUH

Perdata adalah sebagai berikut:

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.

2. Cakap untuk membuat perjanjian.

3. Suatu hal tertentu

���������������������������������������� �������������������95 M Sudikno, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 2005, Hal.47. 96 R.Subekti, Pokok-pokok Hukum Perikatan, PT.Intermasa, Jakarta, 1978, hlm 1.

Page 91: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

79

4. Suatu sebab yang halal

Mengenai pemberian kuasa yang dilakukan oleh pencipta lagu kepada

YKCI, berdasarkan kepada Buku II KUH Perdata :

a) Pemberian kuasa adalah suatu perjanjian dengan mana seorang

memberikan kekuasaan kepada seorang lain, yang menerimanya, untuk

atas namanya menyelenggarakan suatu urusan.

b) Kuasa dapat diberikan dan diterima dalam suatu akta umum, dalam

suatu tulisan di bawah tangan, bahkan dalam sepucuk surat ataupun

dengan lisan. Penerimaan suatu kuasa dapat pula terjadi secara diam-

diam dan disimpulkan dari pelaksanaan kuasa itu oleh si kuasa.

c) Pemberian kuasa dapat dilakukan secara khusus, yaitu mengenai hanya

satu kepentingan tertentu atau lebih, atau secara umum, yaitu meliputi

segala kepentingan si pemberi kuasa.

d) Jika si kuasa meninggal, para ahli warisnya harus memberitahukan hal

itu kepada si pemberi kuasa, jika mereka tahu tentang adanya

pemberian kuasa, dan sementara itu mengambil tindakan-tindakan

yang perlu menurut keadaan bagi si pemberi kuasa, atas ancaman

mengganti biaya, kerugian dan bunga jika ada alasan untuk itu.

Page 92: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

80

BAB IV

ANALISIS TERHADAP HAK MENGUMUMKAN

(PERFORMING RIGHTS) DALAM PENGGUNAAN LAGU

ATAU MUSIK DI TEMPAT HIBURAN KARAOKE DALAM

RANGKA MELINDUNGI PENCIPTA ATAU PEMEGANG

HAK CIPTA DARI PELANGGARAN HAK CIPTA

A. Pengaturan Hak Mengumumkan (Performing Rights) dalam Penggunaan

Lagu atau Musik di Tempat Hiburan Karaoke Menurut Undang-Undang

Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.

Pengaturan atau perlindungan terhadap hak cipta musik atau lagu di

Indonesia sebenarnya sudah ada sejak tahun 1982, yaitu dengan

diberlakukannya Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta.

Namun sekarang Undang-undang Hak Cipta yang berlaku adalah Undang-

undang Nomor 19 Tahun 2002, itu pun setelah mengalami beberapa kali

perubahan dan penyempurnaan.

Hak mengumumkan (performing rights) dalam UUHC Nomor 19

Tahun 2002 diartikan sebagai hak untuk mengumumkan ketika karya cipta itu

dapat dibaca, didengar atau dilihat oleh orang lain.97�Menurut Pasal 1 angka 5

UUHC Nomor 19 Tahun 2002, pengertian pengumuman adalah sebagai

berikut:

���������������������������������������� �������������������97 Bussines Law, Februari 2003, Hal.48

Page 93: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

81

“Pengumuman adalah pembacaan, penyiaran, pameran, penjualan,

pengedara, atau penyebaran suatu ciptaan dengan menggunakan alat

apa pun, termasuk media internet, atau melakukan dengan cara apa pun

sehingga suatu ciptaan dapat dibaca, didengar, atau dilihat orang lain.”

Mengacu pada ketentuan Pasal 1 angka 5 UUHC diatas, maka yang

diartikan dengan hak untu memngumumkan (performing rights) untuk musik

atau lagu adalah hak untuk mengumumkan musik atau lagu di tempat umum,

misalnya karaoke, restoran, cafe, radio, televisi, dan lain-lain.

Lebih lanjut berkenaan dengan performing rights dari pencipta

termasuk untuk musik atau lagu, Pasal 2 ayat (1) UUHC menegaskan bahwa

Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang hak cipta

untuk mengumumkan (performing rights) dan memperbanyak (mechanical

rights) ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah ciptaan dilahirkan

tanpa mengurangi pembatasan menurut perundang-undangan yang berlaku.

Jelas bahwa hak mengumumkan (performing rights) ini merupakan hak

eksklusif yang dimiliki oleh pencipta atau pemegang hak cipta, dan karena

sifatnya yang eksklusif, maka kepada siapa pun yang menggunakan lagu

tersebut untuk tujuan komersil, terlebih dahulu harus mendapat ijin dari

pencipta atau pemegang hak cipta.

Berkaitan dengan judul penulisan ini, UUHC tidak mengatur secara

khusus tentang hak mengumumkan (performing rights) bagi tempat hiburan,

UUHC secara eksentrik tidak membicarakan media tempat hiburan sebagai

subyek yang dapat dikenai royalti atas hak mengumumkan (performing rights)

Page 94: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

82

dari pencipta. Namun, karena dalam menjalankan usahanya mengguanakan

msik atau lagu sebagai sarana untuk menarik konsumen, maka sebagaimana

ditetapkan dalam Pasal 2 ayat (1) UUHC atas penggunaan musik atau lagu

tersebut diharuskan terlebih dahulu mendapatkan ijin dari pencipta atau

pemegang hak cipta, atau pihak yang diberi kuasa untuk itu, yang dalam hal

ini pihak tersebut adalah Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI).

Sehubungan dengan uraian diatas, adalah wajar bila pengusaha tempat

hiburan karaoke dikenakan royalti atas penggunaan musik atau lagu, karena

musik atau lagu secara tegas merupakan bentuk karya cipta yang dilindungi

oleh UUHC, sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 12 ayat (1) huruf d UUHC

Nomor 19 Tahun 2002, yaitu:

“Dalam Undang-undang ini Ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan

dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra, yang mencakup:

d. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks.”

Sementara yang diartikan lagu atau musik adalah suatu karya yang

bersifat utuh, sekaligus terdiri atas unsur lagu atau melodi, syair atau lirik, dan

aransemennya termasuk notasi. Yang dimaksud dengan utuh disini adalah

bahwa lagu atau musik tersebut merupakan suatu kesatuan karya cipta.

Dari pasal-pasal dalam UUHC, tercermin pula adanya hak ekonomi

(economic rights) dan hak moral (moral rights) yang dimiliki oleh setiap

pencipta dalam bentuk apapun termasuk karya cipta musik atau lagu. Hak

ekonomi tersebut terutama terletak pada hak pencipta untuk mendapatkan

Page 95: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

83

manfaat ekonomi dari hasil pengumuman atau perbanyakan dari musik atau

lagu yang diciptakannya, yang biasanya diwujudkan kedalam bentuk nyata

dan/atau tersimpan dalam bentuk kaset, CD, VCD, DVD, dan lain sebagainya.

Sedangkan hak moral (moral rights) dari pencipta musik atau lagu akan tetap

melekat pada diri pencipta itu sendiri dan tidak dapat dihilangkan,

dipindahkan atau dihapus tanpa alasan apapun.

Atas dasar adanya hak ekonomi (economic rights) dan hak moral

(moral rights) itulah maka setiap orang tidak berhak untuk menyiarkan,

menyalin dan/atau dalam bentuk lainnya suatu karya cipta musik atau lagu

tanpa ijin dari pencipta dan/atau pemegang hak cipta.98

Sebetulnya berdasarkan hak ekonomi (economic rights) dan hak moral

(moral rights) tersebut, perlindungan hak cipta tidak diberikan kepada idea tau

gagasan si pencipta, karena karya cipta harus memiliki bentuk yang khas,

bersifat pribadi, dan menunjukan keaslian sebagai ciptaan yang lahir

berdasarkan kemampuan, kreatifitas atau keahlian sehingga ciptaan itu dapat

dilihat, dibaca dan didengar.

Pelanggaran terhadap hak-hak tersebut,akan menimbulkan akibat

hukum bagi pelanggarnya, baik berupa gugatan perdata maupun tuntutan

pidana. Gugatan perdata dari pencipta kepada pelanggar Hak Cipta ditegaskan

dalam Pasal 55, Pasal 56, dan Pasal 58 UUHC Nomor 19 Tahun 2002.

Adapun ketentuan sanksi pidana yang dijatuhkan oleh negara kepada

setiap pelanggar hak cipta atas karya cipta lagu atau musik, yang diatur dalam ���������������������������������������� �������������������98 Pujawirawan, Skripsi “Tinjauan Yuridis tentang Tanggung Jawab Perdata Instansi Pemerintah atas Penggunaan Software Komputer Bajakan Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta”, Fakultas Hukum Universtas Pasundan Bandung, Hal.89.

Page 96: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

84

Pasal 72 ayat (1) UUHC, adalah sebagai berikut: Barang siapa yang dengan

sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan (2) dipidana dengan pidana penjara

masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.

1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh)

tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar

rupiah).

Selain adanya hak ekonomi dan hak moral seperti yang telah disebutkan

diatas, UUHC mencerminkan juga adanya fungsi sosial yang harus dimiliki oleh

setiap pencipta musik atau lagu. Adanya fungsi sosial tersebut bertujuan untuk

memberikan kesempatan kepada masyarakata dalam batas syarat tertentu untuk

ikut serta dalam memanfaatkan dan mempergunakan suatu bentuk karya cipta.

UUHC memberikan perlindungan terhadap karya cipta musik atau lagu selama

hidup pencipta yang meninggal dunia paling akhir dan berlangsung hingga 50

(lima puluh) tahun sesudahnya. Ketentuan ini diatur dalam Pasal 29 ayat (2).

Jangka waktu perlindungan seperti yang ditentukan dalam Pasal 29 ayat (2)

UUHC pada dasarnya telah sesuai dengan ketentuan TRIPs, yaitu : untuk

ciptaan yang dimiliki oleh dua orang atau lebih, hak cipta berlaku selama

hidup pencipta yang meninggal dunia paling akhir dan berlangsung hingga 50

(lima puluh) tahun sesudahnya. Atas dasar itulah undang-undang Nomor 19

Tahun 2002 tentang Hak cipta tersebut dirasa cukup efektif untuk melindungi

hak dari pencipta lagu di Indonesia.

Page 97: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

85

Berdasarkan hal di atas, meskipun hak cipta khususnya hak

mengumumkan tidak diatur secara khusus dalam UUHC, pencipta seharusnya

mendapatkan perlindungan hukum atas semua karya-karyanya. Seperti yang

telah dijelaskan dalam bab sebelumnya mengenai hak cipta dalam berbagai

konvensi internasional, perlindungan hak cipta memang seharusnya dilindungi

oleh negara agar hak-hak pencipta atau pemegang hak cipta terpenuhi, baik itu

hak moral maupun hak ekonominya. Terlebih jika ciptaan mereka digunakan

secara komersil oleh orang lain tanpa ijin dari pencipta atau pemegang hak

cipta.

B. Pihak Yang Bertanggung Jawab atas Pelanggaran Hak Cipta di Tempat

Hiburan Karaoke.

Dalam hal pelanggaran yang menyangkut penggunaan musik atau lagu

di tempat hiburan, khususnya tempat hinran karaoke, yang dilakukan oleh para

pihak yang terkait dalam usaha karaoke, saat ini sudah mencapai tahap yang

mengkhawatirkan, karena mereka sebagai penggunaan musik atau lagu telah

menikmati hak ekonomi (economic rights) dari suatu karya cipta musik atau

lagu tanpa memerhatikan hak-hak yang seharusnya dinikmati oleh pencipta

melalui pembayaran royalti. Lebih parahnya lagi, pelanggaran seperti ini

ternyata tidak dilakukan oleh hanya satu tempat hiburan karaoke saja, bahkan

berdasarkan laporan dari Yayasan Karya Cipta Indonesia, sedikitnya masih

terdapat 20 tempat hiburan di bandung yang sedang dan masih dalam

penyelidikan.

Page 98: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

86

Mengacu pada kasus Inul Vizta, ada dua hak yang terlanggar yaitu hak

mengumumkan (performing rights) dan juga hak memperbanyak ciptaan

(mechanical rights). Para pencipta lagu yang terkumpul dalam Swara

Perjuangan Artis Indonesia (SPAINDO), melaporkan Inul ke Polda Metro

Jaya, dengan tuduhan telah melanggar hak cipta atas karya cipta lagu ciptaan

mereka. Dalam hal ini, pihak dari Inul Vizta mengatakan bahwa mereka telah

melaksanakan prosedur yang berlaku, seperti membayar royalti pencipta

melalui oraganisasi seperti YKCI, Royal Musik Indonesia, Asosiasi Himpunan

Pencipta Dangdut Indonesi dan Kammi. Namun, para pencipta merasa haknya

telah dilanggar karena banyak lagu yang dipergunakan tanpa ijin oleh Inul

Vizta, dengan kata lain tidak ada lisensinya.

Dalam hal ini, bukan hanya Inul Vizta saja yang digugat, melainkan PT

Kodi Elektronik sebagai distributor perangkat karaoke juga digugat oleh para

pencipta. PT Kodi sebagai distributor, tanpa ijin telah menggandakan atau

memperbanyak karya cipta mereka kedalam bentuk DVD/software karaoke.

Perangkat karaoke itu berisikan lagu-lagu dari berbagai jenis musik dan

negara, kira-kira sebanyak 30.000 (tiga puluh ribu) lagu. Dan lagu-lagu yang

terdapat didalam perangkat tersebut tidak memliki ijin/sertifikat lisensi

penggunaan music dari KCI, sehingga hak-hak ekonomi para pencipta ini

tidak terpenuhi. Dengan kata lain pencipta lagu tidak mendapatkan royalti dari

pengunaan lagu mereka tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengusaha tempat

karaoke dapat dijerat UUHC Nomor 19 Tahun 2002 atas pelanggaran hak

Page 99: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

87

cipta terhadap hak mengumumkan (performing rights), mengingat para

pengusaha tempat hiburan karaoke ini tidak memiliki Sertifikat Lisensi

Pengumuman Musik dari YKCI atau juga tidak mempunyai ijin dari pencipta

musik atau lagu untuk menyiarkan, memperdengarkan, atau menggunakan

lagu-lagu ciptaan mereka.

Perbuatan mengumumkan atau menyiarkan tanpa ijin dari pencipta

merupakan suatu bentuk pelanggaran hak cipta, karena secara keseluruhan

memenuhi unsur pelanggaran sebagaimana diatur dalam Pasal 72 ayat (1), (2),

dan (3) UUHC Nomor 19 Tahun 2002, yang menyebutkan: “Barang siapa

dengan sengaja tanpa hak mengumumkan, memperbanyak, menyiarkan,

memamerkan, mengedarkan, atau menjual hak cipta dan hak terkait......”.

Unsur “Barang siapa” disini, adalah siapapun yang melakukan tindakan

pelanggaran baik itu perorangan maupun berbentuk badan hokum atau

korporasi.

Unsur “pengumuman” dalam industri musik dapat digolongkan sebagai

pelanggaran Piracy dan counterfeit, yang dalam Copyrights Act tahun 1976

Amerika, termasuk unsur pelanggaran akses dan kesamaan harfiah (Verbatim

similarity). Piracy menurut The Dictionary of Music Bussiness Terms dibagi

dalam 2 (dua) definisi, yaitu: 99

1) Penjualan, penerimaan, penggunaan atau reproduksi yang illegal

terhadap materi hak cipta; pencurian terhadap materi hak cipta;

���������������������������������������� �������������������99 Tim Whitsett, The Dictionary of Music Bussiness Terms, (PRIMEDIA Intertec Publishing, 1998), hal 181. Dikutip dari buku Hendra tanu Atmadja, Op.Cit, Hal 102.

Page 100: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

88

2) Radio penyiaran tau program televisi dari pemancar yang tidak

mempunyai ijin.

Piracy dalam lapangan hak cipta dan hak-hak yang terkait dengan hak cipta

(neighbouring rights) diartikan sebagai perbuatan mereproduksi karya-karya

yang sudah diterbitkan atau phonograms dengan cara yang layak untuk

distribusi publik, demikian juga untuk menyiarkan kembali siaran orang lain

tanpa adanya otoritas sebagaimana mestinya. Sedangkan counterfeit

merupakan salah satu bentuk pembajakan atas karya rekaman yang dilakukan

dengan menggandakan langsung sebuah album yang sedang laris, kemasannya

direproduksi sebagaimana aslinya.100

Pelanggaran yang menyangkut hak mengumumkan (performing rights)

yang selama ini terjadi seperti kasus tempat hiburan khususnya karaoke sudah

dikategorikan melanggar ketentuan mengenai penggunaan musik atau lagu,

karena mereka tidak mempunyai ijin dari pencipta lagu atau lisensi.

Ketentuan mengenai pemberian lisensi dan royalti sendiri diatur juga

dalam Bab V mulai dari Pasal 45 sampai dengan Pasal 48 UUHC Nomor 19

tahun 2002, sehingga tidak ada alasan bagi para pengusaha tempat hiburan

karaoke untuk menggunakan musik atau lagu untuk kepentingan komersialnya

tanpa ijin terlebih dahulu dari pencipta atau pihak yang diberi kuasa untuk itu.

Akhirnya perlu juga dikemukakan bahwa perbuatan yang dilakukan

oleh pengusaha hiburan khususnya karaoke yang melanggar performing rights

dari pencipta tidak saja merugikan pencipta sendiri, tetapi juga negara, karena

���������������������������������������� �������������������100 Hendra tanu Atmadja, Op.Cit, Hal 101.

Page 101: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

89

kurangnya pendapatan negara yang seharusnya dapat diperoleh dari pajak

royalti yang diperoleh pencipta. Atas dasar itu maka pencipta sebagai pihak

yang dirugikan berdasarkan Pasal 56 UUHC Nomor 19 Tahun 2002 berhak

untuk mengajukan gugatan ganti rugi.

Demikian juga negara, walaupun sudah ada gugatan perdata dari

pencipta kepada pihak yang melanggar hak cipta tidak menjadikan haknya

untuk melakukan tuntutan pidana menjadi hilang, bahkan terhadap setiap

pelanggaran hak cipta, negara berkewajiban mengusut setiap tindakan

pelanggaran hak cipta yang terjadi, sebagaimana diatur dalam Pasal 66 UUHC

Nomor 19 Tahun 2002. Karena pelanggaran tersebut merupakan delik biasa,

sehingga walaupun tidak ada gugatan dari pencipta, tapi negara harus

melindungi hak-hak yang dimiliki oleh pencipta tersebut.

C. Tanggung Jawab Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI) dalam

Membantu Pencipta atau Pemegang Cipta Memungut Royalti atas

Penggunaan Lagu atau Musik di Tempat Hiburan Karaoke

Hukum pada umumnya mengatur tentang keseluruhan kumpulan

peraturan-peraturan atau kaedah-kaedah dalam suatu kehisupan bersama yang

berisi perintah dan larangan itu ditujukan kepada anggota-anggota masyarakat

selaku subyek hukum. Jadi subyek hukum adalah segala sesuatu yang dapat

memperoleh, mempunyai atau menyandang hak dan kewajiban. Kewenangan

Page 102: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

90

untuk dapat menyandang hak dan kewajiban itu juga disebut kewenangan

hukum.101

Pada perkembangannya setiap subyek hukum baik orang maupun

lembaga badan hukum pada umumnya mempunyai hak dan kewajiban. Seperti

halnya KCI sebagai lembaga privat yang berbentuk badan yayasan, didasari

atas maksud dan tujuan berdirinya maka KCI mempunyai kewenangan ikut

menjadi bagian dari komponen sistem hukum yang memberi perlindungan

terhadap hak cipta karya musik, karena terjadinya suatu hubungan hukum

antara KCI dengan para pencipta karya musik. Jadi selama hubungan hukum

yang lahir dari pemberian kuasa tersebut belum berakhir, maka pada salah satu

pihak ada beban kontraktual, karena ada keharusan atau kewajiban untuk

memenuhinya. Sebaliknya apa yang dinamakan tanggung jawab adalah beban

yang sifatnya moral. Jadi kewajiban adalah beban kontraktual, sedangkan

tanggung jawab adalah beban moral.

a) Ditinjau dari Tanggung Jawab Perdata Yayasan Karya Cipta Indonesia

(YKCI) Kepada Pencipta Lagu atau Pemberi Kuasa

Perjanjian kuasa antara YKCI dan pencipta lagu berdasarkan KUH

Perdata, karenanya segala akibat dari perjanjian kuasa ini diselesaikan secara

perdata pula. Ketika perjanjian kuasa di sepakati antara YKCI dan pencipta

lagu, maka dalam perjanjian kuasa terdapat prestasi yang harus dilaksanakan

oleh kedua belah pihak. Jika salah satu pihak tidak melaksanakan prestasi

tersebut atau mengerjakan tetapi tidak sesuai dengan apa yang diperjanjikan,

���������������������������������������� �������������������101 M.Sudikno, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 2005, Hal.74.

Page 103: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

91

serta apabila prestasi tersebut terlambat untuk dilakukan atau bila melakukan

sesuatu yang menurut perjanjian kuasa tidak boleh dilakukan maka disitu

terjadi wanprestasi.

Ketika mempertanggungjawabkan atas semua hasil royalti yang

dikelolanya maka YKCI selalu mendapatkan audit dari akuntan publik agar

segala kegiatan yang dilaksanakannya bersifat transparan. Jika pada suatu saat

ternyata salah seorang pemegang hak cipta merasa dirugikan karena

wanprestasi dari YKCI maka musisi sebagai pihak yang dirugikan dapat

meminta tanggung jawab perdata kepada YKCI.

Tanggung jawab (hukum) perdata timbul apabila seseorang merasa

dirugikan akibat perbuatan seorang lain tertentu mengajukan untuk menuntut

ganti rugi kepada orang lain yang melakukan perbuatan yang merugikan

tersebut. Sesuai dengan asas yang terdapat dalam hukum perjanjian bahwa

pasal-pasal yang terdapat dalam suatu perjanjian merupakan hukum bagi para

pihak yang membuatnya, jika di dalam perjanjian tersebut diatur secara rinci

mengenai suatu hal maka aturan tersebutlah yang dipergunakan, akan tetapi

apabila sebaliknya di dalam perjanjian tersebut tidak diatur secara jelas dan

rinci mengenai suatu hal maka yang dipergunakan adalah aturan di dalam

Kitab Undang-undang Hukum Perdata sebagai aturan umum yang mendasari

perjanjian tersebut.

Pada perjanjian kuasa antara YKCI dan pencipta lagu, diketahui bahwa

kedudukan YKCI adalah sebagai pihak kedua dan disamping YKCI adalah

badan hukum yang berbentuk yayasan, sehingga yang harus dilihat terlebih

Page 104: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

92

dahulu adalah mengenai pertanggungjawaban dari pengurus yayasan.

Pengurus bertanggung jawab sepenuhnya atas kepengurusan yayasan baik di

dalam maupun diluar pengadilan. Pengurus juga bertanggung jawab secara

pribadi apabila yang bersangkutan dalam menjalankan tugasnya tidak sesuai

dengan anggaran dasar yayasan. Hal ini sesuai dengan Pasal 35 ayat (2) UU

Nomor 18 Tahun 2004 tentang perubahan atas UU Nomor 16 Tahun 2001

tentang Yayasan, yang menyebutkan bahwa pengurus harus melakukan

tugasnya dengan itikad baik, menunjukkan bahwa pengurus dalam melakukan

tugasnya berdasarkan fiduciary duty. Prinsip dalam fiduciary duty adalah

sebagai berikut:102

a) Pengurus dalam melakukan tugasnya, tidak boleh melakukannya

untuk kepentingan pribadi ataupun kepentingan pihak ketiga, tanpa

persetujuan dan/atau sepengetahuan yayasan.

b) Pengurus tidak boleh memanfaatkan kedudukannya sebagai

pengurus untuk memperoleh keuntungan, baik untuk dirinya

sendiri maupun pihak ketiga, kecuali atas persetujuan yayasan.

c) Pengurus tidak boleh mempergunakan atau menyalahgunakan

milik yayasan untuk kepentingan sendiri.

Pada ketentuan Pasal 39 UU Nomor 18 Tahun 2002 tentang Yayasan,

juga menyatakan bahwa pengurus tidak boleh menimbulkan kerugian bagi

yayasan yang ditimbulkan atas ketidakcakapannya atau kelalaiannya.

Selanjutnya hal yang menyangkut tentang kealpaan atau kelalaian oleh

���������������������������������������� �������������������102 Chatamarrasjid Ais., Badan Hukum Yayasan (Suatu analisa mengenai yayasan sebagai suatu badan hukum sosial), Citra Aditya bakti, Bandung, 2002, Hal 96.

Page 105: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

93

pengurus, maka dapat dihubungkan dengan Pasal 1366 KUH Perdata yang

menyebutkan, bahwa setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk

kerugian yang disebabkan kelalaian atau kurang hati-hatinya. Jika seorang

pengurus telah melakukan perbuatan alpa atau melakukan kelalaian sehingga

menimbulkan suatu wanprestasi, maka hendaknya dilihat melalui dua landasan

yaitu:103

a) Standard of care. Ini merupakan suatu standar yang obyektif yaitu

seorang pengurus diharapkan berbuat atau bertindak sebagaimana

seorang awam bertindak atas nama pengurus seandainya berada

dalam posisi yang sama.

b) Tindakan pengurus diukur berdasarkan suatu “standard of skill”

(standar kemampuan) ini bergantung kepada persyaratan untuk

menjadi pengurus.

Selanjutnya kembali kepada tanggung jawab YKCI kepada pencipta

lagu, jika pencipta lagu merasa dirugikan oleh pihak YKCI misalnya pihak

YKCI tidak transparan kepada pencipta lagu dalam rincian dana yang

diperoleh dari royalti dan lain-lain, maka ia dapat menuntut pihak YKCI baik

secara perorangan maupun secara kelembagaan. Pada saat menuntut

pertanggungjawaban atas kerugian yang ditimbulkan, maka perbuatan tersebut

harus dilihat kasus per kasus, sehingga membutuhkan pembuktian lebih lanjut

di muka pengadilan.

���������������������������������������� �������������������103 Ibid, Hal 101.

Page 106: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

94

b) Ditinjau dari Sejarah Organisasi Manajemen Kolektif di Indonesia.

Lahirnya organisasi manajemen kolektif lagu (Collectind Society) di

indonesia merupakan suatu bentuk interprestasi atas dilindunginya suatu karya

cipta sebagaimana disebutkan dalam UUHC Nomor 19 Tahun 2002. Namun

pada prakteknya di masyarakat, UUHC masih dianggap lemah, sebab tidak

mencantumkan secara tertulis mengenai definisi lembaga manajemen kolektif

dan menunjuk lembaga mana yang berhak menjadi manajemen kolektif. Hal

inilah yang dijadikan alasan bagi beberapa kelompok dari users, khususnya

pengusaha hiburan karaoke, untuk tidak patuh pada UUHC Nomor 19 Tahun

2002.

Organisasi manajemen kolektif lagu adalah kegiatan-kegiatan di

bidang administrasi hak cipta berdasarkan kuasa hak pengelolaan yang

diberikan oleh pemegang hak cipta atas karya cipta lagu kepada Organisasi

Manajemen Kolektif. Adapun kegiatan Organisasi Manajemen Kolektif Lagu,

diantaranya adalah:104

1 Memperoleh kuasa pengelolaan dan perjanjian lisensi yang berkaitan dengan hak mengumumkan (performing rights) dan hak memperbanyak (mechanical rights) dari para pemegang hak cipta baik secara langsung maupun melalui perjanjian timbal-balik (reciprocal agreement) dengan Organisasi Manajemen Kolektif Lagu Internasional yang merupakan mitra Yayasan Karya Cipta Indonesia;

2 Memberikan lisensi penggunaan karya cipta yang dikelola oleh Yayasan Karya Cipta Indonesia, kepada para pengguna karya cipta;

3 Menentukan besaran tarif, memungut dan menerima royalti atas penggunaan karya cipta yang dikelola oleh Yayasan tersebut dari para pengguna karya cipta;

4 Mendistribusikan royalti kepada para pemegang hak cipta perorangan, perusahaan atau organisasi yang memiliki perjanjian royalti dengan

���������������������������������������� �������������������104 Salinan akte notaris Pernyataan Keputusan Rapat YKCI, tanggal 7 Januari 2004.

Page 107: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

95

yayasan, dengan mekanisme dan tata cara pendistribusian royalti yang diatur dalam Anggaran Dasar Yayasan Karya Cipta Indonesia;

5 Bertindak selaku agen perorangan, perusahaan atau organisasi yang merupakan pemegang hak cipta berdasarkan perjanjian dan/atau surat kuasa terpisah;

6 Melindungi dan mempromosikan kepentingan pemegang hak cipta yang berkaitan dengan karya cipta mereka;

7 Mengadakan inspeksi, pelaporan dan pengaduan kepada pihak-pihak yang berwenang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku berkaitan dengan penggunaan atau ekspoitasi karya cipta yang dikelola yayasan;

8 Mewakili kepentingan pemegang hak cipta, perorangan ataupun organisasi yang diwakili oleh yayasan dalam proses hukum didalam maupun diluar pengadilan;

9 Mengadakan perjanjian-perjanjian dengan perorangan maupun badan hukum mengenai penggunaan hak cipta yang dikelola oleh yayasan maupun kekayaan lainnya yang dimiliki oleh yayasan;

10 Mencetak, mempublikasikan dan memdistribusikan informasi atau karya cipta yang dianggap perlu dalam rangka mempromosikan karya cipta;

11 Melakukan kegiatan-kegiatan usaha berkaitan dengan karya cipta yang dikelola oleh yayasan dengan pertimbangan untuk meningkatkan nilai karya cipta secara langsung maupun tidak langsung ataupun memperoleh manfaat pertambahan nilai dari karya cipta tersebut;

12 Membeli atau dalam arti luas memperoleh untuk memperpanjang, melindungi, memperbarui hak cipta, lisensi, perlindungan dan konsesi yang dipandang perlu oleh yayasan serta mempergunakannya dengan cara memberi lisensi karya cipta tersebut kepada pihak lain;

13 Memperoleh atau mengalihkan keseluruhan atau sebagian dari usaha, kepemilikan atau hutang piutang dari perorangan ataupun badan hukum yang berminat untuk itu dan dianggap akan mendatangkan manfaat bagi yayasan;

14 Mengadakan perjanjian kerjasama, mengatur pembagian keuntungan, konsesi resiprokal dan lain-lain dengan perorangan maupun badan hukum yang terkait dengan kegiatan usaha atau transaksi yang dapat dilakukan oleh yayasan, termasuk mengadakan perjanjian afiliasi dengan badan hukum lain, meminjamkan uang, menjamin kontrak, membeli saham-saham badan usaha, dan untuk menjual, menahan, menertibkan kembali dengan ataupun tanpa jaminan;

15 Mempromosikan kepentingan badan hukum lain guna memperoleh keseluruhan ataupun sebagian hak milik dan kewajiban badan hukum tersebut yang dipandang perlu serta mendatangkan manfaat secara langsung maupun tidak langsung kepada yayasan;

16 Secara umum membeli, menyewa atau sebaliknya menyewakan kekayaan dan hak milik orang lain yang dipandang perlu untuk menjalankan usaha yayasan;

Page 108: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

96

17 Mengasuransikan kekayaan yayasan untuk menghindari kerugian, kecelakaaan, bahaya, maupun kerusakan berbagai macam bentuk yang disebabkan olek kecelakaan atau kematian personalia yang merupakan bagian dari organ yayasan;

18 Menertibkan jaminan atau obligasi yang berkaitan dengan kegiatan usaha yayasan ataupun proses hukum yang sedang dijalani atau berkaitan dengan permodalan yang dimiliki oleh pemegang hak cipta, klien yayasan ataupun pihak lainnya;

19 Menerima pinjaman atau hibah dari pihak-pihak lain yang dianggap layak serta bermanfaat bagi kegiatan usaha;

20 Melakukan investasi dengan menggunakan kekayaan yayasan dengan mekanisme dan tata cara yang ditentukan dari waktu ke waktu.

Adalah hal wajar bila para pencipta merasa gembira dengan lahirnya

KCI sebagai organisasi menajemen kolektif lagu, sebab para pencipta pada

umumnya menjadikan kegiatan mencipta tersebut sebagai mata pencaharian

untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Beda halnya dengan karyawan

tetap yang memperoleh gaji tiap bulannya, maka para pencipta ini bekerja

dengan cara berbeda yaitu dengan menciptakan lagu dan memperoleh

penghasilan jika ciptaan atas lagunya tersebut diumumkan atau diperbanyak

orang lain. Pencipta baru akan mendapatkan pembayaran jika hasil ciptaan

lagu mereka itu dipergunakan atas ijin mereka, sehingga dengan meminta ijin

maka didalamnya terdapat pengakuan atas hak ekonomi pencipta yang berarti

si pengguna harus membayar sejumlah uang atas penggunaan hak cipta

tersebut, yang dinamakan royalti lagu.

c) Ditinjau dari Kewenangan Hukum Para Pihak dalam Perjanjian antara

Yayasan Karya Cipta Indonesia (KCI) dan Pencipta Lagu.

YKCI dalam struktur manajemennya, pengurus YKCI bertanggung

jawab penuh atas pengurusan yayasan untuk kepentingan dan tujuan yayasan

serta berhak mewakili yayasan baik didalam maupun di luar pengadilan. Pada

Page 109: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

97

saat menjalankan tugasnya pengurus yayasan harus beritikad baik dan penuh

tanggung jawab untuk kepentingan dan tujuan yayasan. Sesuai konsep teori

kewenangan hukum KCI bahwa yang dimaksud dengan kewenangan hukum

adalah kewenangan untuk dapat menyandang hak dan kewajiban.105 Hal ini

berdasarkan perjanjian yang dilakukan antara KCI dan pencipta musik,

pencipta masih memberikan kuasa kepada KCI untuk mengorganisir

pengumpulan royalti dari para users melalui pemberian kuasa khusus untuk

mengumpulkan royalti. Pada perjanjian tersebut yang bertindak sebagai pihak

kesatu adalah orang atau kelompok yang memegang hak karya cipta musik,

meliputi: Pencipta lagu, penulis lirik, penata lagu, pengadaptasi lirik, publisher

dan sub publisher. Selanjutnya dalam hal ini KCI bertindak sebagai pihak

kedua yang bekerja atas kuasa dari pihak pertama.106

Bagi pencipta atau pemegang hak cipta atas lagu sebagai pihak kesatu

mempunyai hak untuk:

1. Menerima royalti atas eksploitasi lagu miliknya 2. Mengakses laporan keuangan tahunan teraudit 3. Hak untuk memilih dan dipilih sebagai anggota “konsorsium”

Dewan Penentu kebijakan (masa bakti tiga tahun dan dapat dipilih kembali)

4. Hak untuk memperoleh benefitsosial yang ditentukan dari waktu ke waktu

5. Hak untuk mengakhiri perjanjian dan surat kuasa setiap saat dikendaki.107

���������������������������������������� �������������������105 M Sudikno, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 2005, Hal.47. 106 Warasati, Yung Aulia, Analisis Normatif Tanggung Jawab Perdata Karya Cipta Indonesia (KCI) Terhadap Musisi Dalam Perjanjian Lisensi Hak Cipta Apabila Terjadi Wanprestasi, Program Sarjana Universitas Brawijaya Malang, 2004, Hal.42. 107 Yayasan Karya Cipta Indonesia, Kutipan Salinan Perjanjian Kuasa antara Pencipta dan KCI, Lisensi Hak Cipta Sedunia, Hal.23.

Page 110: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

98

Selanjutnya, pencipta atau pemegang hak cipta atas lagu sebagai pihak

kesatu mempunyai kewajiban sebagai berikut:

1. Menyerahkan pengelolaan hak mengumumkan (performing rights) untuk seluruh karya yang telah, sedang dan akan dibuat kepada YKCI a. Untuk menjamin kepastian hukum bagi pengguna b. Tidak boleh bernegosiasi atau memberi lisensi langsung dengan

pengguna c. Pengelolaan hak memperbanyak bersifat fakultatif, diserahkan

kepada YKCI jika dekehendaki pemiliknya 2. Mendaftarkan seluruh lagu yang dimilikinya 3. Menyampaikan informasi penting (perubahan alamat, telepon,

nomor rekening, dan sebagainya) 4. Tunduk pada ketentuan dan peraturan YKCI.108

Selanjutnya, YKCI memliki hak dan bertindak sebagai pihak kedua

adalah:

1. Melakukan perundingan-perundingan, menandatangani kontrak-kontrak dengan pihak lain yaitu pihak yang pada umumnya menggunakan hak mengumumkan karya cipta musik baik di indonesia maupun di luar negeri;

2. Mengadakan pendaftaran reportpoire karya cipta musik, baik yang berupa instrumentalia maupun non-instrumentalia;

3. Menandatangani surat-surat, dokumen-dokumen dan surat perjanjian dengan pihak lain berhubungan dengan pengelolaan hak mengumumkan karya cipta musiknya dan melaksanakan segala hal yang perlu untuk kepentingan pemberi kuasa sesuai reportoire (yaitu sejumlah pembendaharaan karya cipta musik yang dimiliki seseorang, orang atau badan hukum yang memberikan kuasakepada pihak kedua) yang diserahkan dan didaftarkan kepada YKCI;

4. Memungut dan menagih royalti atas pemakaian hak untuk mengumumkan (performing rights) dan menandatangani tanda terima (kwitansi) penerimaan royalti;

5. Melakukan segala sesuatu yang dianggap perlu untuk kepentingan pemberi kuasa termasuk urusan menghadap ke pangadilan.109

���������������������������������������� �������������������108 Warasati, Op.Cit, Hal.38. 109 Ibid, Hal.38.

Page 111: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

99

Selanjutnya, untuk kewajiban KCI sebagai pihak kedua, adalah: Pihak

kedua berkewajiban untuk mengumpulkan royalti pihak kesatu dari users serta

menyerahkan hasil pengumpulan tersebut kepada pihak kesatu setelah

dikurangi biaya administrasi riil (real cost) dari pengumpulan royalti hak

mengumumkan karya cipta musik apabila karya tersebut benar-benar

diumumkan pemakaian sesuai denagn laporan/data tertulis yang diterima oleh

pihak kedua.110

Berdasarkan uraian definisi dari hak dan kewajiban yang ada pada

perjanjian antara KCI dan Pencipta atau pemegang hak cipta atas lagu diatas,

menunjukan bahwa perjanjian yang terjadi tersebut menggunakan perjanjian

baku. Perjanjian baku merupakan istilah yang dikenal dalam bahasa Inggris

yaitu “Standard Contract” atau bahasa Belanda yaitu “standard

voorwaarden”.111

Menurut Sutan Remi Syahdeni, perjanjian baku yaitu perjanjian yang

hampir seluruh klausul-klausulnya sudah dibakukan oleh pemakainya dan

pihak lain pada dasarnya tidak mempunyai peluang untuk merundingkan atau

meminta perubahan-perubahan. Ciri-ciri perjanjian baku yang termasuk dalam

perjanjian standar adalah:

g. Perjanjian baku yang berbentuk tertulis; h. Ditutup oleh orang-orang yang bergerak di bidang usaha tertentu; i. Perjanjian dan klausul-klausul dipersiapkan oleh salah satu pihak.

���������������������������������������� �������������������110 Ibid, Hal.26. 111 Mariam Darusman Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis, Bandung, 1994, Hal.41.

Page 112: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

100

Dengan demikian perjanjian baku adalah perjanjian yang bentuk dan

isinya terlah dipersiapkan terlebih dahulu, serta mengandung syarat-syarat

baku yang oleh salah satu pihak disodorkan kepada pihak lain untuk disetujui.

Perjanjian ini telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh salah satu pihak yaitu

KCI, dan kemudian disosorkan kepada pihak lain yaitu pencipta atau ahli

warisnya untuk disetujui. Menggunakan perjanjian baku ini maka akan

menghemat waktu, biaya dan tenaga. Selain itu untuk menghemat waktu

pembuatan draft atas perjanjian sejenis secara berulang-ulang dengan obyek

perjanjian dan bentuk tindakan hukum yang sama.

Isi klausula dalam perjanjian kuasa ini sudah dibakukan oleh KCI,

sehingga dalam hal ini pencipta lagu atau ahli warisnya pada dasarnya tidak

mempunyai peluang untuk merundingkan atau meminta perubahan-

perubahan, sebab KCI sebagai anggota WIPO harus menerapkan aturan yang

sama tentang pengelolaan hak cipta yang telah ditetapkan WIPO. Bagi pihak

yang terlibat dalam perjanjian baku ini biasanya tidak ada masalah atas klausul

baku yang ditetapkan, karena adanya kemauan dan kepercayaan sepanjang

masih memenuhi syarat sahnya perjanjian, sebagaimana yang dimaksudkan

dalam Pasal 1320 KUH Perdata.

Namun apabila YKCI tidak menjalankan semua kewajibannya sebagai

pihak yang telah diberi kuasa oleh pencipta dalam memungut royalti atas

penggunaan lagu mereka yang beredar di masyarakat maka YKCI telah wan

prestasi. Atau YKCI tidak menyampaikan royalti yang telah mereka ambil

Page 113: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

101

kepada pencipta, maka pencipta dapat menggugat YKCI secara perdata karena

telah melanggar perjanjian yang telah mereka buat.

c) Ditinjau dari Penentuan Kewenangan Lembaga Pemungut Royalti Karya

Musik antara Yayasan Karya Cipta Indonesia (KCI) dengan Asosiasi

Industri Rekaman Indonesia (ASIRI).

Perselisihan antara ASIRI dan KCI belum menemukan jalan keluar

untuk tercapainya kesepakatan tentang lembaga mana yang berhak menarik

royalti dan menjadi collecting society di indonesia. Konflik ini mengakibatkan

pada beberapa pihak users yang menunda pembayaran royalti ke KCI. ASIRI

menganggap bahwa KCI tidak berhak menarik royalti dari para users, dengan

alasan bahwa produk lagu yang ada di pasaran merupakan produk dari hasil

rekaman dan untuk itu lembaga yang berhak menarik royalti adalah ASIRI,

disamping itu tidak ada satu pasal pun dalam UUHC Nomor 19 Tahun 2002

yang menunjuk KCI sebagai pihak yang berhak memungut royalti. ASIRI

beranggapan, KCI tidak bisa memaksa seluruh mal dan toko yang memutar

lagu dari produk rekaman anggota ASIRI untuk membayar royalti, dengan

alasan belum tentu lagu-lagu yang digunakan adalah milik pencipta yang

memberi kuasa kepada KCI. Setiap anggota ASIRI mempunyai hak eksklusif

atas master rekaman miliknya yang sudah diproduksi (mechanical rights),

tidak ada pihak manapun yang bisa mengutip pungutan terhadap penggunaan

Page 114: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

102

atau master rekaman milik anggota ASIRI dan tidak ada pungutan berganda

atas barang yang sama. 112

Sebab terjadinya masalah dalam pemungutan royalti yang terjadi saat

ini adalah karena tidak adanya lembaga collecting society yang disebut dan

diatur tegas dalam UUHC, sehingga kondisi ini menimbulkan banyaknya

penafsiran mengenai lembaga mana yang berhak secara yuridis dalam

memungut royalti. Memang selama ini yang dikenal masyarakat adalah YKCI,

sehingga lembaga yang berbentuk yayasan ini ketika menjalankan tugasnya

terkendala karena izin memungut royalti yang tidak secara tegas diatur dalam

UUHC dan hal inilah yang dijadikan oleh beberapa pihak users untuk

menghindar dari kewajibannya membayar royalti kepada KCI.

Pada sistem keanggotaannya KCI menggunakan sistem personal

sukarela dan bukan diwakilkan dalam bentuk perkumpulan, sehingga

hubungan hukum yang terjadi adalah bersifat individual, selain itu selama

pencipta lagu menjadi anggota KCI dan telah memberikan kuasa kepada KCI

untuk menarik royalti, maka pencipta lagu tidak diperkenankan berhubungan

dengan lembaga lain untuk menarik royaltinya. Tujuannya untuk menghindari

terjadinya pemungutan royalti berganda ke satu tempat oleh dua lembaga atas

satu ciptaan yang sama. KCI bekerja atas dasar pemberian kuasa dalam bentuk

perjanjian dari pencipta lagu yang menjadi anggota KCI, dimana pemberian

kuasa tersebut dimaksudkan untuk menarik royalti dari users.113

���������������������������������������� �������������������112 Komentar Bapak Arnel Effendi, Wakil Ketua ASIRI, Jakarta. Sumber:http://www.hukumonline.com. 113 Wawancara dengan Bapak Heru C Triamono, Manager Licensing KCI, Tanggal 28 April 2008.

Page 115: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

103

Hak cipta memiliki 2 (dua) elemen, yaitu Performing Right dan

Mechanical Right. Mechanical Right pada lagu diekspolitasi melalui lisensi

rekaman oleh produser rekaman suara, sedangkan Performing Right-nya

tereksploitasi melalui berbagai penggunaan lagu, baik untuk kegiatan

penyiaran maupun pertunjukan yang berdimensi komersial.

Pengusaha karaoke (sebagai bagian dari Users) mendapatkan lagu-lagu

melalui media rekaman yaitu VCD dan demikian pula dengan users lainnya

yang mendapatkan lagu tersebut dalam bentuk kaset atau CD, misalnya

pub/diskotik, restoran, radio, dan lain-lain, sehingga secara keseluruhan ke

semua users tersebut berkewajiban membayar royalti atas pemakaian lagu-

lagu untuk kepentingan komersial. Terdapat hal yang perlu kita ketahui bahwa

penggunaan performing rights itu hanya dapat berlangsung pada saat lagu

tersebut sudah melalui proses mechanical rights, sehingga menjadi media

pengantar dalam bentuk kaset, CD, dan VCD. Disinilah letak benang merah

permasalahan pihak yang sesungguhnya berwenang untuk memungut royalti,

bahwa ASIRI mengklaim hak ekonomi mechanical rights anggotanya

(perusahaan label rekaman), sedangkan YKCI hanya mempunyai kewajiban

untuk mengelola hak cipta atas kuasa individu pencipta lagu, dan tidak

mengelola hak perusahaan rekaman.

Adapun alasan penulis menilai demikian karena dalam Pasal 49 UUHC

Nomor 19 Tahun 2002 mengatur secara rinci ruang lingkup atau cakupan hak

terkait (neighboring rights), yang meliputi:

a) Pelaku memiliki hak eksklusif untuk memberikan izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat,

Page 116: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

104

memperbanyak atau menyiarkan rekaman suara dan/atau gambar dari pertunjukannya.114

b) Produser rekaman suara memiliki hak eksklusif untuk memberikan izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya memperbanyak dan/atau menyewakan karya rekaman suara atau rekaman bunyi.115

c) Lembaga penyiaran memiliki hak eksklusif untuk member izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat, memperbanyak dan/atau menyiarkan ulang karya siarannya melalui transmisi dengan atau tanpa kabel, atau melalui system elektromagnetik lain.116

Kiranya hal yang wajar dan cukup beralasan jika pelaku dan produser

rekaman mendapatkan royalti atas hak terkait tersebut, karena pihak produser

yang telah memprakarsai kegiatan merekam lagu-lagu dengan melibatkan

penyanyi (performer/pelaku) dan musisi termasuk arranger. Pada saat proses

rekaman itu berjalan, lagu hanya merupakan salah satu unsur terkait karena

didalamnya terdapat produser, penyanyi (performer/pelaku) serta musisi yang

saling bekerjasama sehingga hasil proses rekaman tersebut terwujud dalam

bentuk kaset, CD, bahkan VCD. Pasal 13 Konvensi Roma Tahun 1961 tentang

Minimum Rights for Broadcasting Organization juga menguatkan tentang

neighboring rights yang menyebutkan bahwa pihak produser berhak atas

keuntungan dari penggunaan karya rekaman suara untuk kepentingan/kegiatan

komersial.

Jika demikian, masa ke depan untuk pembayaran royalti hendaknya

pihak-pihak yang berhak atas royalti hak mengumumkan (performing right) ,

hak terkait (neighboring right) dan hak menggandakan (mechanical right) ���������������������������������������� �������������������114 Jangka waktu perlindungannya berlaku selama 50 tahun sejak karya tersebut dipertunjukkan. 115 Jangka waktu perlindungannya berlaku selama 50 tahun sejak karya tersebut selesai direkam. 116 Jangka waktu perlindungannya berlaku selama 50 tahun sejak karya siaran tersebut pertama kali disiarkan.

Page 117: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

105

harus disebutkan secara spesifik dalam UUHC. Bila itu menjadi konsekuensi

logis, maka untuk mempertahankan efisiensi dalam pembayaran royalti, YKCI

dimungkinkan untuk di reorganisasi guna sekaligus mewakili penyanyi dan

produser rekaman suara yang didasari atas hak terkait tadi, sebagai

perbandingan di negara Perancis diberlakukan perlindungan melalui

neighboring right dan performing right pada sound recording yang haknya

melekat pada penyanyi. Produser juga memiliki hak serupa pada sound

recording yang hendaknya dapat didelegasikan haknya kepada collecting

society seperti YKCI dan Italia juga menerapkan langkah yang serupa dengan

Perancis, sedangkan untuk wilayah negara maju Asia yaitu Jepang, memberi

hak kepada penyanyi untuk melarang penyewaan karya rekaman suara yang

menampilkan gambar pertunjukan penyanyi tersebut tanpa seizin yang

bersangkutan.

Berkaca pada perbandingan pengelolaan hak cipta di setiap negara

maju tersebut di atas memang sangat beragam caranya, namun masing-masing

negara mencerminkan pengakuan hak dan keadilan. Kita memang masih harus

melihat bagaimana perkembangan pelaksanaannya di Indonesia mendatang,

mengingat bahwa pertama, UUHC Nomor 19 Tahun 2002 belum menunjuk

secara khusus mengenai lembaga yang bergerak di bidang performing rights,

kedua, masih adanya 2 (dua) lembaga (ASIRI dan YKCI) yang sama-sama

mempunyai kepentingan untuk mengelola hak mengumumkan (performing

right), hak menggandakan (mechanical rights) dan hak terkait (neighboring

right) yang dimana 2 lembaga tersebut mewakili golongannya masing-masing.

Page 118: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

106

Selama UUHC Nomor 19 Tahun 2002 belum di revisi, dikhawatirkan

akan muncul permasalahan-permasalahan baru di seputar perlindungan hukum

bagi karya lagu atau musik dan industri entertainment yang melibatkan pihak-

pihak yang terkait dalam industri rekaman serta masalah di seputar eksploitasi

karya-karya yang dihasilkan. Pihak-pihak terkait tersebut diantaranya adalah

produser rekaman suara, penyanyi, musisi, pencipta lagu dan para pengguna

karya cipta lainnya.

Dengan adanya perangkat karaoke ini banyak pihak yang dirugikan,

terutama para pencipta lagu yang tidak terpenuhi hak-haknya dan tidak

menerima pembayaran royalti dari perusahaan tersebut atas penggunaan lagu-

lagu mereka, karena lagu-lagu yang terdapat didalam perangkat tersebut tidak

ada lisensinya. Sedangkan lisensi itu sangat penting bagi pengusaha hiburan

karaoke, karena pengusaha hiburan karaoke dapat mengembangkan kegiatan

usahanya berdasarkan atas HKI yang dimiliki olehnya secara leluasa dengan

sumber daya yang lebih kecil. Atas pemberian lisensi tersebut, pemberi lisensi,

dalam hal ini pencipta atau pemegang hak cipta, memperoleh imbalan dalam

bentuk royalti yang dibayarkan oleh penerima lisensi, yang besarnya

bergantung pada negosiasi para pihak.117

Gambaran diatas memperlihatkan bahwa perlindungan hak cipta

khususnya penggunaan lagu atau musik masih sangat lemah dan

memprihatikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pelanggaran-pelanggaran

yang seharusnya tidak perlu terjadi. Pelanggaran tersebut tentunya

���������������������������������������� �������������������117 Gunawan Widjaja, Op.Cit, Hal.20.

Page 119: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

107

menghambat program pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas

sumber daya manusia melalui pemanfaatan UUHC.

Dalam setiap pelanggaran hak cipta di bidang musik atau lagu,

pencipta menjadi pihak yang sangat dirugikan. Mereka tidak mendapatkan hak

ekonomi dari ciptaan yang dibajak atau dipertunjukkan, karena pengguna

musik atau lagu yang dibajak pada dasarnya tidak membayar royalti. Dengan

tidak dibayarkannya royalti kepada pencipta lagu, otomatis mereka juga

kehilangan pekerjaannya yang berpengaruh besar kepada kesejahteraan

hidupnya.

Tentu lebih mudah bagi pencipta untuk menghitung pemasukannya

dari penggandaan ciptaan. Sebaliknya tentunya tidak mudah untuk menagih

performing rights mengingat pengumuman bisa terjadi dimana saja dan kapan

saja diluar sepengetahuan si pencipta. Di titik inilah sejarah lembaga sejenis

KCI dimulai. Diperlukan lembaga bersama untuk mewakili pencipta dalam

menagih royalti performing rights atau yang disebut sebagai collection

societies.

D. Proses Penarikan Royalti Lagu yang Dilakukan Oleh YKCI atas

Penggunaan Lagu yang Beredar di Masyarakat.

Royalti merupakan pembayaran sebagai bentuk penghargaan atas

penggunaan hasil karya cipta musik yang dipergunakan untuk keperluan

komersial.

Page 120: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

108

YKCI bertindak selaku lembaga penghimpun hak cipta mewakili

mayoritas luas para pencipta lagu, penulis lirik dan penerbit musik, untuk

memberi ijin/lisensi untuk penggunaan musik ciptaan mereka. Lisensi

dimaksud merupakan ijin yang diberikan YKCI selaku pengelola hak ekonomi

para pencipta indonesia maupun mancanegara untuk

mengumumkan/mentabulasikan karya-karya musik yang telah dipergunakan

oleh para pengguna/users kepada para pemilik hak cipta.

Bila seseorang membeli sebuah kaset/CD atau berlangganan dengan

membayar iuran jasa TV satelit maupun TV kabel, maka orang tersebut tidak

membeli hak untuk mengumumkan karya-karya musik di hadapan publik. Jika

dia ingin memainkan musik di tempat usahanya, maka harus memperoleh ijin

dari pemilik hak cipta. Ijin ini dapat diperoleh dari lembaga KCI yang berupa

Sertifikat Pengumuman Musik. Biaya lisensi akan berbeda-beda tergantung

pada jenis kegiatan musik yang digunakan, seperti live music, musik di

restoran atau musik di tempat karaoke. Sebagai contoh untuk pemakaian

Background Music di sebuah restoran Rp.15.000/kursi pertahun atau sebesae

Rp.41,-/kursi per hari. Lisensi, sebagaimana sebuah produk yang dibeli untuk

digunakan demi kepentingan sebuah kegiatan usaha, dapat dikenakan pajak

(PPN) karena dianggap sebagai biaya usaha.

Rincian perhitungan besarnya royalti yang dipergunakan oleh KCI

dalam perjanjian kuasa ini adalah dengan berdasarkan standard internasional

yang ditetapkan oleh CISAC (The International Confederation of Societies of

Autors and Composers) sebagai organisasi induk Performing Rights dan disini

Page 121: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

109

KCI sendiri bertindak sebagai bagian dari anggota yayasan. Royalti ini

diberikan kepada pencipta lagu, musisi dan penyanyi dan dipotong biaya

administrasi yang berkaitan dengan penagihan royalti kepada Yayasan KCI

yang besarnya berkisar 22-28% dari jumlah pendapatan royalti yang

diperoleh.118

YKCI mendistribusikan biaya-biaya lisensi/royalti yang dikumpulkan

untuk kepentingan para pemilik hak yang ciptaannya telah digunakan, dengan

menggunakan sejumlah prosedur dan metoda yang berbeda-beda untuk

menganalisis penggunaan musik. Pemotongan hanya dilakukan untuk biaya

administrasi. Royalti harus dibayar karena lagu adalah suatu karya intelektual

manusia yang mendapat perlindungan hukum. Jika pihak lain ingin

menggunakannya sepatutnya minta ijin kepada si pemilik hak cipta.

Pembayaran royalti merupakan konsekuensi dari menggunakan jasa/karya

orang lain.119.

Royalti YKCI merupakan sumber penghasilan yang penting bagi para

pencipta lagu. YKCI mengumpulkan biaya lisensi dari berbagai sumber. Biaya

lisensi yang dihimpun didistribusikan menurut analisis mendalam dari daftar-

daftar musik yang dimainkan dari sumber-sumber yang berbeda-beda. Royalti

hak mengumumkan dibagikan setiap setahun sekali (Juni/Juli), royalti

diberikan untuk lagu yang benar-benar diumumkan dan dari tempat-tempat

yang telah memperoleh lisensi YKCI. YKCI menggunakan sistem “follow the

dollar” atau royalti yang diterima dari kegiatan usaha tertentu (general

���������������������������������������� �������������������118 OK Saidin, Op.Cit, Hal.139. 119 Tim Lindsey (et.all), Op.cit, Hal.21.

Page 122: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

110

licensing, broadcasting, concert, cinema) dibagikan untuk lagu-lagu yang

diputar pada kegiatan masing-masing.

Besarnya royalti yang diterima oleh tiap pemberi kuasa tergantung

pada:120

(1) Apakah lagunya sudah didaftarkan; (2) Apakah lagunya benar-benar dimainkan; (3) Seberapa sering lagu tersebut dimainkan; (4) Berapa pendapatan royalti riil yang diperoleh YKCI pada tahun itu

untuk kategori pengguna yang memainkan lagunya; (5) Berapa banyak total frekuensi lagu yang dimainkan pada kategori

pengguna tersebut.

Sedangkan royalti untuk hak memperbanyak dilakukan pada:121

1 Setiap 3 (tiga) bulan sekali; 2 Akurasi distribusi hak memperbanyak lebih terukur, karena pengguna

memperoleh ijin dan melaporkan penggunaan untuk setiap lagu.

Adanya ukuran ini maka jumlah penerimaan royalti sebuah lagu setiap

tahunnya akan berbeda-beda, karena bisa saja di tahun ini lagi itu terkenal dan

diperdengarkan diman-mana, tetapi tahun-tahun berkutnya belum tentu

banyak yang memutarkan lagu tersebut.

���������������������������������������� �������������������120 KCI, Lisensi Hak Musik Sedunia, Hal.13 121 Ibid.

Page 123: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

111

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, penulis dapat

menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengaturan hak mengumumkan (Performing rights) dalam Undang-

undang Hak Cipta terdapat di dalam Pasal 2 ayat (1), yang dimaksud hak

eksklusif disini adalah hak yang semata-mata diperuntukkan bagi

pemegangnya sehingga tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak

tersebut tanpa izin pemegangnya. Namun, hak mengumumkan untuk

tempat hiburan karaoke belum diatur secara khusus oleh UUHC,

mengingat substansi dari hak mengumumkan ini bukan medianya tetapi

karya ciptanya. Meskipun demikian, hak cipta perlu dilindungi oleh negara

meskipun ciptaannya tersebut tidak didaftarkan ke Dirjen HKI, karena

pencipta mempunyai hak atas ciptaannya baik itu hak moral maupun hak

ekonominya.

2. Pihak-pihak yang terkait adalah investor, distributor supplier,

customer/pelanggan, pemerintah dan juga masyarakat pada umumnya.

Pihak yang bertanggung jawab atas pelanggaran hak cipta khususnya hak

mengumumkan dalam usaha hiburan karaoke karena tidak melisensikan

lagu dan tidak membayar royalti adalah distributor/supplier. Oleh karena

itu, distributor harus melisensikan lagu-lagu yang terdapat pada perangkat

Page 124: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

112

��

karaoke yang mereka buat, terutama lisensi dari ASIRI. Jika hal ini tidak

dilaksanakan maka distributor telah melanggar Pasal 72 ayat (1), (2), dan

(3) UUHC, dan negara pun berhak menuntut pelanggar hak cipta

sebagaimana diatur dalam Pasal 66 UUHC.

3. Tanggung jawab Yayasan Karya Cipta Indonesia (YKCI) terhadap

pencipta atau pemegang hak cipta adalah memungut royalti atas

penggunaan lagu atau musik di tempat hiburan khususnya karaoke. YKCI

hanya memungut royalti bagi pencipta yang memberi kuasa kepadanya.

Apabila YKCI tidak menjalankan tanggung jawabnya maka YKCI telah

wan prestasi, maka Pencipta sebagai pihak yang memberi kuasa

kepadanya dapat menggugat YKCI secara perdata. Karena YKCI

merupakan lembaga yang dibentuk secara sukarela, maka tidak diwajibkan

untuk pencipta menjadi anggota YKCI.

B. Saran

Demi terwujudnya rasa keadilan dan kepastian hukum khususnya di

bidang hak cipta mengenai hak mengumumkan (performing rights) dalam

penggunaan musik atau lagu, maka ada beberapa saran yang diusulkan yaitu:

1. Diperlukannya pengaturan lebih lanjut tentang hak mengumumkan

(performing rights) pada tempat-tempat hiburan yang bersifat komersil

khususnya karaoke di dalam UUHC, agar pencipta dapat memperoleh

royalti dari para user atas hak mengumumkan dari lagu ciptaan mereka.

Page 125: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

113

��

2. Dalam melakukan usahanya, diharapkan para users mematuhi peraturan

yang berlaku apabila akan menggunakan lagu-lagu para pencipta atau

pemegang hak cipta secara komersil, sebaiknya meminta ijin/lisensi

kepada pencipta atau pemegang hak cipta atau pihak yang diberi kuasa

untuk itu dan juga membayarkan royalti atas penggunaan lagu tersebut.

Selain itu, negara harus memberikan perlindungan hukum terhadap ciptaan

yang tidak didaftarkan oleh penciptanya.

3. Perlu dibuat peraturan perundang-undangan tentang lembaga yang paling

pantas untuk memungut royalti para pencipta atau pemegang hak cipta atas

penggunaan lagu ciptaannya yang digunakan oleh para users, baik itu

untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan yang sifatnya komersil.

Serta dibutuhkan kerjasama antara pihak-pihak yang terkait dengan tempat

karaoke, baik itu pengusaha, masyarakat dan juga pemerintah, Supaya

tidak ada sengketa mengenai penggunaan musik atau lagu tersebut.

Page 126: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU-BUKU

Abdul Kadir Muhammad, Kajian Hukum Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual,

PT.Citra Aditya, Bandung, 2001.

Ajip Rosidi, Undang-undang Hak Cipta 1982, Pandangan seorang awam,

Jakarta, Djambatan, 1984.

Bambang Kesowo, Hak Cipta, Paten, Merek, Pengaturan, Pemahaman dan

Pelaksanaannya, Yayasan Pusat Pengkajian Hukum, Jakarta, 1993.

Budi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Himpunan Peraturan-Peraturan Hukum

Tanah, Jakarta, Djambatan, 1982.

Desy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Amelia Surabaya, Surabaya,

2003.

Eddy Damian, Hukum Hak CIpta, Alumni, Bandung, 2005.

Edy Suryono, Praktek Ratifikasi Perjanjian Internasional di Indonesia, Bandung,

CV.Remadja Karya, 1984.

Garner, Bryan A. Edition in Chief, Black’s Law Dictionary, Seventh Edition, ST.

Paul Minn: West Publishing co, 1999.

Gunawan Widjaja, Waralaba, Seri Hukum Bisnis, PT Rajawali Press, Jakarta,

2001.

Page 127: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

Harsono Adisumarto, Hak Milik Intelektual Khususnya Paten dan Merek, Hak

Milik Perindustrian (Industrial Property), Akademika Pressindo, Jakarta,

1985.

HFA Vollmar, terjemahan I.S.Adiwimarta, Pengantar Studi Hukum Perdata, (I),

Rajawali Pers, Jakarta, 1983.

Hutauruk, M., Hak Cipta Terbaru, Erlangga, Jakarta, 1987,

-----------------, Peraturan Hak Cipta Nasional, Erlangga, Jakarta, 1982.

Kansil, C.S.T., Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum ndonesia, PN.Balai

Pustaka, Jakarta, 1980.

Mahadi, Hak Milik Inmmaterial, BPHN, Jakarta, 1985.

Mariam darus Badrulzaman, Mencari Sistem Hukum benda Nasional, Alumni,

Bandung, 1983.

Masri Maris, Hak Cipta: Dahulu, Kini dan Esok, Yayasan Obor, Jakarta, 1997.

Mochtar Kusumaatmaja, Pengantar Hukum Internasional, Binacipta, Jakarta,

1978.

-----------------------------, Konsep-konsep Hukum Dalam Pembangunan, Alumni,

Bandung, 2003.

Muhammad Dhumhana dan R. Djubaedilah, Hak Milik Intelektual, Sejarah, Teori

dan Prakteknya di Indonesia, 1997.

M Sudikno, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 2005.

Pitlo, Het zakenrecht Naar Het Nederlands Burgerlijk Wet Book, (HARLEEM),

HD.Tjeenk Willink Dan Zoon NV, Tanpa Tempat, 1955.

Page 128: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

Poerwarjaminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustak, Jakarta,

1982.

Saidin, OK., Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2006.

Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, PT. Alumni, Bandung, 1958.

Sentosa Sembiring, Hak Kekayaan Intelektual Dalam Berbagai Peraturan

Perundang-Undangan, Yrama Widya, Bandung, 2002.

Soekardono, Hukum Dagang Indonesia I, Tanpa tempat ; Dian Rakyat, 1981.

Soemitro, Ronny Hanitijo, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia

Indonesia, Jakarta, 1990.

Subekti, R., Pokok-pokok Hukum Perikatan, PT.Intermasa, Jakarta, 1978.

Sumadi, Suryabrata, Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada,

Jakarta, 2004.

Syahmin, Hukum Perjanjian Internasional, Menurut Konvensi Wina, Bandung,

Armico, 1985.

B. SUMBER LAIN

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Peraturan Daerah Kotamdya Daerah Tingkat II Bandung Nomor 33 Tahun 1998

Tentang Ijin Usaha Kepariwisataan Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung

Ahmad Sarjono, Memungut Royalti Lagu, Hak Siapa?, Tempo, 22 April 2007

Page 129: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

Ibnu Purna, Menyambut Era HAKI, Suara Pembaruan, Rabu 19 Juli 2000

Redaksi, Ali Akbar akan gugat YKCI, Republika, Kamis 20 Oktober 2000.

Salinan Akte Pendirian Yayasan Karya Cipta Indonesia No 42 Tanggal 12 Juni

1990

BPHN, Seminar Hak Cipta, Bandung, Jakarta, Binacipta, 1976

Djuwityastuti, Kajian Yuridis Penerbitan Sertifikat Lisensi Pengumuman Musik

Oleh yayasan Karya Cipta Indonesia, Yustisia, Edisi Nomor 69 Sept. -

Desember 2006.

Johannes Gunawan, Pertanggungjawaban Produk (Product Liability), Universitas

Katolik Parahyangan Program Pascasarjana 1996

http://www.kci.or.id

http://www.dgip.go.id/ebscript/publicportal.cgi.

http://www.antara.co.id/view/?i=1234364024&c=SB H&s, 11 Februari 2009.

http://www.dharana-lastarya.org/cetak.php, 13 Desember 2006

http://folnews.com/index.php?option=com_content&task=view&id=315&Itemid

=1, 15 November 2008.

http://e-keuangan.blogspot.com/2009/03/investor-trading.html

http://id.wikipedia.org/wiki/investor.

http://widiasmoro.multiply.com/journal/item/257/Kopi_Right, 14 January 2008

http://www.hukumonline.com, 13 November 2008

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0704/27/opini/3486010.htm

http://celebrity.okezone.com, 06 November 2008

Page 130: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

��

��

��

��

��

��

��

��

��

��

��

��

��

��������������

Page 131: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

Dasar Perhitungan Tarif Royalti

Biaya Lisensi Revenue

% VoM (Value of Music)

Broadcasting % Value of Music Audio Report

Concert & Cinema % Value of Music Ticket Report

Digital Transmissions % Value of Music Ticket Report

General Licensing % Value of Music Parameter

x x x

x • Basic Expenditure of Entertainment (BEE)

• Occupancy Rate • Working Days

Tarif Index (Rp) Parameter Resto, Cafe, Pub, Karaoke, dll Tarif Index (Rp) Jumlah Kursi

Diskotik, Kantor, Mall, dll Tarif Index (Rp) Luas Areal

Hotel, Rumah Sakit, dll Tarif Index (Rp) Jumlah Kamar

Diskotik, Kantor, Mall, dll Tarif Index (Rp) Pesawat TV/Video Screen

Perkantoran Tarif Index (Rp) Pesawat Telepon

Transp. Udara, Darat, Laut Tarif Index (Rp)

x x x x

x

x

x Jumlah Penumpang

Page 132: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

APLIKASI FRANCHISE

Setelah mempelajari penawaran bisnis Franchise Inul Vizta Karaoke Keluarga dan mensurvey

salah satu outletnya, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan setuju dengan

semua ketentuan dan persyaratan franchise yang berlaku dan tertarik untuk mendaftar sebagai

calon franchisee. Dengan data sebagai berikut:

Nama Pemohon

Alamat

No. Telp

Hand Phone

Lokasi yang diajukan Sudah ada, alamat lokasi di

……………………………………………….

……………………………………………….

Berupa ruko/ unit dalam Mall/Town

Square/gedung terpisah/rumah besar *

Luas………………….m2 ( minimum 700 m2 )

( * coret yang tidak perlu dan Lampirkan denah

lokasi untuk keperluan survey kantor pusat )

Belum ada

Mohon kantor pusat mencarikan sesuai kebutuhan

outlet franchise

Mohon waktu 1 minggu untuk saya mencari

lokasi yang akan diajukan

Dengan ini saya bersedia menyetorkan Uang Muka Tanda Jadi sebesar Rp. 20.000.000,00 (duapuluh juta rupiah) pada tanggal …………………………………………..agar kantor pusat

segera dapat memulai proses pembukaan outlet franchise Inul Vizta Karaoke Keluarga saya.

………………….,…………………….2006

Yang menyatakan,

�����������

� �

Catatan: ����� ����� ������ ����� ������ �������� �������������� �� �������� ����� ������ ��������������������������������� �����������!���������������������������������������������������������������������������������"�����"������� ������ ������� ����������� �����#��������� ������ ������ ���������� ����� �������������������������!�

Page 133: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman
Page 134: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman
Page 135: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman
Page 136: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman
Page 137: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman
Page 138: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

HYUNDAI SD-100 Super DvD Karaoke

Best Karaoke Player, Truly Home-Entertaintment, After-Working Therapy!

Hadirkan Bintang Karaoke di Keluarga Anda !

Deskripsi Memperkenalkan Karaoke Player dengan Teknologi Terbaru !!! Hanya dengan 1 Keping DVD Karaoke Anda dapat menikmati lebih dari 30.000 Lagu-lagu Pilihan. Tidak hanya itu saja, Koleksi lagu juga akan ditambah hingga �140 lagu Setiap Bulannya.

PRAKTIS UNTUK ROOM KARAOKE KELUARGA, CAFE, RESTORAN, HOTEL, GEREJA, ENTERTAINMENT !!!

Page 139: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

Features • ANEKA RAGAM BAHASA DAN JENIS LAGU :

Indonesia - Barat - Mandarin - Japan -Korea - Malaysia - India - Hokkian - Rohani - Anak-anak

• MENU TAMPILAN NAN MUDAH DAN PRAKTIS UNTUK CARI LAGUCukup ingat judul lagu atau hanya tahu nama penyanyi saja

• BISA MEMILIH LAGU PADA SAAT SEDANG BERKARAOKE Anda bisa Reserve / Menyiapkan Next Song Hingga Maksimum 20 Lagu

• BERFUNGSI SEBAGAI PLAYER PADA UMUMNYA Bisa membaca disk DVD/MIDI/WMA/VCD/CD/CD-R/CD-RW/MP3

• LAGU HOUSE MUSIC DAN BACKGROUND MUSIC • BACKGROUND VIDEO BISA DI RUBAH

Dengan Koneksi Output Video dari Player lain atau CCTV • SPECIAL FUNCTION (REMOTE)

Key Control : Tinggi Rendah Nada Tempo : Cepat Lambatnya Lagu Jenis Suara : Male / Female atau Cowok / Cewek Melodi : Off, Standard, Mild, Strong

• COIN FUNCTION Bisa dipasang untuk Bisnis Coin Box Karaoke

Isi Paket • HYUNDAI SD-100 • ALBUM DAN SONGLIST LAGU • DVD Super Karaoke 30.000 Lagu • Remote Control • Kabel AV • Manual Book • Kartu Garansi • *** FREE MIC KREZT BETA 58 ***

Page 140: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

HYUNDAI SD-100 DVD KARAOKE PLAYER HDT SD 100

berisikan 30ribuan lagu dalam bahasa Indonesia, Malysia, Mandarin, India Korea, Jepang dan English versi baru dgn input USB dan SD-CARD HDT SD-100 berisikan 30ribuan lagu dalam bahasa Indonesia,Malysia, Mandarin, India Korea,Jepang dan English

Dengan penambahan 140 lagu baru setiap bulannya. Perangkat yang kompatibel dengan DVD/Midi/WMA/VCD/CD/CD-R/CD-RW/MP3 ini dilengkapi inovasi advertisement function yang mudah digunakan serta background musik klasik dan koleksi house music yang lebih variatif. Tidak hanya itu, tapi untuk mempermudah melafalkan lagu, sebagian koleksi lagu baru juga telah dilengkapi dengan vocal.

DVD Player Function DVD which stands for Digital Versatile Disc or Digital Video Disc is a storage media can be recorded as much as 135 minutes video, maximum 8 languages audio sound track and also record 32 languages subtitles. If has MPEG-2(more than LD level) video quality and Dolby Digital surround. You can enjoy Home theater environments. Compatible Discs DVD, Video CD, Audio CD, MIDI CD can be played in this machine. Dolby Digital It is developed by Dolby Research Lab which adopts 5.1ch digital surround methods. It has superior 3D effect and reality for theater system and expert. 24bit/192KHz Audio D/A Converter To maximize superior audio quality, convert to analog

Page 141: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

from digital is necessity process. This unit play Dinamic Range and Zero Cross Distortion by 24bit/192KHZ audio convert technology. CD Logos which can be played in this unit DVD Video CD CD MIDI CD [3 (8cm)disc/ [3 (8cm)disc/ [3 (8cm)disc/ [5 (12cm)disc] 5 (12cm)disc] 5 (12cm)disc] 5 (12cm)disc] SPECIFICATIONS Classification Description System DVD & Karaoke Player DVD MIDI CD Compatible Discs Video CD 1.1 Video CD 2.0 (PBC Function) SVCD Audio CD, MP3 CD Input Terminal MIC 10mV(600�),2EA Video Out Terminal 1Vp-p(75�) S-VHS Y 1Vp-p(75 �) C 0.286Vp-p(75 �) Output Terminal Video Component Y 1Vp-p(75 �) Pb 0.7Vp-p(75 �) Pr 0.7Vp-p(75 �) Audio 2Vrms

Power Supply:Voltage AC 110V/220V, 50/60Hz Power Consumption : 14W Size: 395(W) x 80(H) x 315(D)mm Weight: 3.0Kg(net)

Negara Asal: Korea Selatan Harga: Rp.3.800.000,- Cara Pembayaran: Transfer Bank (T/T), Tunai Jumlah: READY STOK Kemas & Pengiriman: CARTON BOX

Page 142: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

KARAOKE MAGIC SING HYUNDAI

TEKNOLOGI BARU DGN SD-CARD ISI 30RIBU LAGU

HYUNDAI SM-500 OTHER USER FUNCTIONS SD Card Basic folders stored in SD Card

* KARA KARAOKE related files * ADV Advertisement Images * BGV Background video * VKA Video Karaoke Images * LOG Logo Images Files stored in SD Card and their extension * CMF Media files : Can be played back in a file library only * CCF File dedicated to KARAOKE ( May be created as CCO through CC9 )

title.hdr Files dedicated to KARAOKE title.bnk Files dedicated to KARAOKE CREATION OF USER MOVING PICTURES 1. For background video (BGV), create a moving picture in MPEG 1 VCD

video format and save it ini the BGV folder changing the file name to BGV0.CMF through BGV9.CMF, and you can use it as BGV.

2. For ADV, LOG and VKA, create a DivX file. Save the file in the ADV folder changing the file name to ADV0.CMF through ADV9.CMF, and you can use it as user advertisement image. Save the file in the LOG folder changing the file name to LOG0.CMF through LOG9.CMF, and you can use it as user logo image. Save the file in the VKA folder changing the file name to VKA0.CMF through VKA9.CMF, and you can use it as user

Page 143: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

video karaoke image. (in the future we plan to extend VKA in such a way that VKA0000.CMF through VKA9999.CMF can be supported.) CREATION OF IMAGE FILES

a) How to the VKA ( Video KARAOKE ) VKA is used in the karaoke mode by inputting 90000 through 99999. Ex If a file is saved as VKA0.CMF in the VKA folder, enter 90000 as its song number. Then the title will be displayed as ( VIDEO KARAOKE ) and it can be played back by pressing enter Star

b) DivX ( ADV, VKA and LOG Image File ) Creation Format • General Format : AVI Bit rate : 625 Kbps • Video Codec : DivX 5 Family : MPEG-4 Bit rate : 484 Kbps

Width : 352 pixels Height : 240 pixels • Audio Codec : MPEG-1/2 L3 Bit rate : 128 Kbps Channel(s) :

2 Channels Sampling rate ` 48 KHz 3. BGV Image File Creation Format

• General Format : MPEG-1 video • Video Codec : MPEG-1 video Bit rate : 1150 Kbps Bit rate

mode : CBR Width : 352 pixels Height : 240 pixels Frame rate : 29.97 fps SPECIFICATIONS OF SUPPORT FORMATS 1. VIDEO FORMAT ITEM CODEC FILE TYPE SPECIFICATION MPEG1 *.MPG Up to 4Mbps (352 x 240, 30fps) *.DAt Up to 4Mbps (352 x 240, 30fps) MPEG2 *.VOB Up to 4Mbps (720 x 480, 30fps) VIDEO *.MPG Up to 4Mbps (720 x 480, 30fps) DivX .AVi V3.x,4.x,5.x up to 0.7Mbps (720 x 480, 30fps) MP3AUDIO Xvid .AVI Option 2. AUDIO FORMAT ITEM CODEC FILE TYPE SPECIFICATION MP3 *.MP3 Up to 320Kbps constant bit rate or variable bit rate AUDIO AC3 *.AVI Option OGG *.OGG Option 3. PHOTO FORMAT ITEM CODEC FILE TYPE SPECIFICATION JPEG *JPG Up to 5120 x 3840 base line PHOTO Up to 1824 x 1792 progressive BMP *.BMP Up to 912 x 896 GIF *.GIF Up to 896 x 896 SPECIFICATIONS AND CHARACTERISTICS Model : SM-500 Operating voltage and current : 9V 1A Power consumption : 4W Weight : 230g Dimension : 230mm*48mm*48mm Case material : Plastic Collor : Black Signal / noise (S/N) ratio : 70dB or up Frequency range : 22Hz

• 22 KHz Method of control : Front keys and IR remote control Video standard : NTSC/PAL Additional functions : Movie, photo and MP3 playback Color depth : True color Sound source : High-performance, digital sound source External memory device : SD Card (4GB provided as standard)

Page 144: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

Negara Asal: Korea Selatan Harga: Rp.4.500.000 ,- Cara Pembayaran: Transfer Bank (T/T), Tunai Jumlah: Sementara Stok Habis Kemas & Pengiriman: 1 BOX

Page 145: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

DVD PLAYER HYUNDAI SH-300

SH-300 comprise 30 thousands of song, with addition of 140 new song per month.

Karaoke Function You can enjoy home karaoke with HDD and designed with high quality Video and Audio.

DVD Player Function DVD which stands for Digital Versatile Disc or Digital Video Disc is a storage media can be recorder as much as 135 minutes video, maximum 8 languages audio sound track and also record 32 languages subtitles. It has MPEG-2(more than LD level)video quality and Dolby Digital surround. You can enjoy Home Theater environments.

Compatible Discs DVD, Video CD, CD, WMA, MP3 can be played in this machine.

Dolby Digital (AC-3) A high quality multi-channel digital audio code developed by Dolby Laboratories. Also known as Dolby Digital.

Page 146: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

AC-3 delivers CD-quality digital audio and provides fiv full-bandwidth channels for front left, front right, center, surround left and surround right speakers, plus an LFE (low frequency effect) subwoofer, for a total of 5.1 channels.

24bit / 96KHz Audio D/A Converter To maximize superior audio quality, convert to analog from digital is necessity process. This unit replay Dynamic Range and Zero Cross Distortion by 24bit/96KHz audio convert technology.

10bit Video D/A Converter The unit adopts 10bit video D/A convert technology to reproduce the highest video quality. It is like the exits 8bit circuit, 10bit circuit convert the standard 8bit component signal to 10bit signal and replays same as the original one.

Spesifications System : DVD & Karaoke Player Compatible Discs : DVD, WMA CD, Video CD 1.1, Video CD 2.0 ( PBC Function ), SVD, Audio CD, MP3 CD

Input Terminal : MIC 10mV(600 &),2EA Output Terminal : Composite ,S-VHS ,Component Power Supply : Supply Voltage AC 100 � 240, 50/60Hz : Power Supply 30W Size : 415(W) x 120(H) x 275 (D) mm Weight : 4.8Kg(net, include HDD ) Hard Disk : 160GB Negara Asal: Korea Selatan Harga: Rp.6.000.000 ,- Cara Pembayaran: Transfer Bank (T/T), Tunai Kemas & Pengiriman: 1 box

Page 147: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

DVD PLAYER HYUNDAI SH-300

TEKNOLOGI tercanggih Hyundai SH 300 memberikan kemudahan & kesenangan berkaraoke tanpa batas.

Teknologi harddisk Hyundai SH 300 the ultimate karaoke player dapat menyimpan lagu karaoke dengan kualitas seperti lagu originalnya serta dengan kapasitas penyimpanan yang tak terbatas. Remote controlnya dengan model disain alphabetical key membuat pencarian lagu dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat. Koleksi lagu selalu diupdate setiap bulan dengan lagu-lagu favorit terbaru.

F E A T U R E S Penyimpanan lagu karaoke dengan format MP3 maupun MTV Kapasitas penyimpanan tak terbatas dengan teknologi harddisk 160 GB ( extended up to 1 Tera Byte ) Dapat digunakan untuk play DVD movie ataupun CD lagu Koleksi lebih dari 30.000 lagu dalam 7 bahasa Pencarian lagu dengan judul lagu atau nama penyanyiDapat tetap mencari lagu sambil menyanyikan lagu lain Remote control canggih dengan alphabetical key

Page 148: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

Tidak perlu tambahan monitor untuk layar menu Reserve / pemesanan lagu sampai dengan 20 lagu Vocal Assist untuk lagu-lagu baru Advertisement function Background video dapat diganti-ganti Background music

Compatible Discs DVD, Video CD, CD, WMA, MP3 can be played in this machine. Dolby Digital (AC-3) A high quality multi-channel digital audio code developed by Dolby Laboratories. Also known as Dolby Digital. AC-3 delivers CD-quality digital audio and provides fiv full-bandwidth channels for front left, front right, center, surround left and surround right speakers, plus an LFE (low frequency effect) subwoofer, for a total of 5.1 channels.

24bit / 96KHz Audio D/A Converter To maximize superior audio quality, convert to analog from digital is necessity process. This unit replay Dynamic Range and Zero Cross Distortion by 24bit/96KHz audio convert technology.

10bit Video D/A Converter The unit adopts 10bit video D/A convert technology to reproduce the highest video quality. It is like the exits 8bit circuit, 10bit circuit convert the standard 8bit component signal to 10bit signal and replays same as the original one.

Spesifications System : DVD & Karaoke Player Compatible Discs : DVD, WMA CD, Video CD 1.1, Video CD 2.0 ( PBC Function ), SVD, Audio CD, MP3 CD

Input Terminal : MIC 10mV(600 &),2EA Output Terminal : Composite ,S-VHS ,Component Power Supply : Supply Voltage AC 100 � 240, 50/60Hz : Power Supply 30W Size : 415(W) x 120(H) x 275 (D) mm Weight : 4.8Kg(net, include HDD ) Hard Disk : 160GB

Page 149: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

FORMULIR APLIKASI LISENSI KCI Pengumuman Musik di Mall dan Pertokoan

GLMAL

lembaga nir laba yang melindungi dan mengurus hak cipta dari composer, lirikus dan penerbit musik seluruh dunia

Silahkan lengkapi, tanda tangan dan kirim kembali formulir ini kepada:

Departemen Lisensi, Karya Cipta IndonesiaGolden Plaza Fatmawati C12, Jalan RS Fatmawati 15, Jakarta 12420, Indonesia, Fax. +62 21 765-6051

Pemohon � � Nama Badan Hukum NPWP � Nama Tempat Usaha � � Alamat Kode Pos

� � � Telepon Faksimili Email

� � Nama Pemohon Jabatan

Pemakaian musik Parameter Jum Tarif/Thn. Total Background Music s/d 1000 m2

Luas per 1000 m2

Rp. 1.500.000 Rp.

Background Music 1001 s/d 5000 m2

Luas per 1000 m2

Rp. 1.170.000 Rp.

Background Music 5001 s/d 10000 m2

Luas per 1000 m2

Rp. 900.000 Rp.

Background Music diatas 10000 m2

Luas per 1000 m2

Rp. 750.000 Rp.

TV/ Video Screen Jumlah alat x besar (inch)

Rp. 18.000 Rp.

Food Court Jum. Kursi Rp. 15.000 Rp.

Biaya Lisensi

Biaya Lisensi Rp.

Catatan a. Biaya Lisensi akan dikenakan PPN sebesar 10% dan biaya materai. b. Minimum biaya lisensi untuk:

- Background Music; tidak kurang dari 1000 m2 (Rp. 1.500.000,-) - Food Court; tidak kurang dari 100 kursi (Rp. 1.500.000,-) c.Luas ruangan adalah luas ruangan mall yang menggunakan background music d. Jumlah TV/Video screen adalah jumlah alat TV/Video screen x diagonalnya (inch)

Pernyataan Saya / Kami menandatangani aplikasi untuk mendapatkan lisensi KCI yang mengizinkan pengumuman musik didepan umum untuk seluruh karya cipta yang

diwakili oleh KCI dan menyatakan bahwa data yang saya / kami isi ini adalah benar.

Tanda tangan � Tanda tangan / atas nama pemohon

� � Nama Lengkap Tanggal

Page 150: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

FORMULIR APLIKASI LISENSI KCI Pengumuman Musik di Mall dan Pertokoan

GLMAL

lembaga nir laba yang melindungi dan mengurus hak cipta dari composer, lirikus dan penerbit musik seluruh dunia

KETERANGAN 1. LISENSI adalah izin yang diberikan oleh para pencipta/pemegang hak cipta musik Indonesia

dan asing yang merupakan Peserta KCI dan pihak lain berafiliasi dengan KCI yang merupakan bagian dari Undang-undang Hak Cipta Republik Indonesia (UUHC RI) beserta peraturan pelaksanaannya, ketentuan mana terpisah dari hak-hak lain yang dilindungi di dalamnya seperti hak moral pencipta; hak memperbanyak ciptaan; maupun hak cipta rekaman suara. LISENSI diterbitkan KCI tiap tahun dalam bentuk SERTIFIKAT LISENSI PENGUMUMAN MUSIK (SLPM) KCI.

2. Dengan memegang SLPM KCI, anda memperoleh izin yang sah dari pencipta/pemegang hak cipta yang repertoirenya dikelola oleh KCI, dan KCI membebaskan Anda dari segala tuntutan/gugatan pencipta/pemegang hak cipta yang merupakan Peserta maupun pihak lain yang berafiliasi dengan KCI selama jangka waktu yang tertera dalam SERTIFIKAT LISENSI, sepanjang yang menyangkut hak ekonomi Mengumumkan musik sesuai dengan ketentuan UUHC RI.

3. PENGUMUMAN MUSIK adalah penyuaraan, penyiaran, pemutaran atau pertunjukan musik dengan atau tanpa syair yang terdapat di dalamnya sedemikian rupa sehingga dapat didengar oleh orang lain, dalam bentuk BACKGROUND MUSIC dan siaran RADIO dan/atau TELEVISI/VIDEO atau sejenisnya.

4. BACKGROUND MUSIC adalah musik latar yang diputar dalam bentuk kaset, piringan hitam, compact disc atau perpanjang bunyi (phonograms) lainnya untuk memberi kenyamanan kepada pengunjung.

5. TV/VIDEO SCREEN adalah layar lebar untuk memutar siaran televisi dan/atau video yang mengandung musik.

6. BIAYA LISENSI (ROYALTI) adalah sejumlah uang yang merupakan hak ekonomi pencipta/pemegang hak cipta musik Indonesia dan asing yang merupakan Peserta KCI maupun pihak lain yang berafiliasi dengan KCI.

7. Ketentuan ini berlaku tahun pertama dan diperpanjang atas persetujuan pihak KCI.

BIAYA LISENSI (ROYALTI) DIBAYAR SETAHUN DIMUKA DAN KCI AKAN MEMBAGIKAN KEPADA PENCIPTA/PEMEGANG HAK CIPTA YANG MUSIK-NYA

DIPAKAI DI TEMPAT USAHA ANDA.

Prosedur untuk memperoleh LISENSI PENGUMUMAN MUSIK adalah : 1. Melengkapi dan mengembalikan Formulir aplikasi ke kantor KCI. 2. KCI mengirim invoice mengenai besarnya royalti yang harus dibayar. 3. Membayar royalti untuk satu tahun lisensi setiap tahunnya dan memberitahukan daftar

lagu-lagu yang digunakan. 4. KCI memberikan Sertifikat Lisensi Pengumuman Musik dan Surat Perjanjian Lisensi

Pengumuman Musik.

Page 151: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

PERJANJIAN PEMBERIAN KUASA MENGELOLA HAK CIPTA Antara PENCIPTA LAGU/PUBLISHER dengan YAYASAN KARYA CIPTA INDONESIA

No.

Bulan Tahun

Kode pos No.telepon Kota Berlaku s/d tanggal

Pada Tanggal :

Nama :

Pekerjaan : Alamat :

Identitas : KTP/KPM/Paspor No.

dalam hal ini bertindak (pilih salah satu) Untuk diri sendiri

Selaku : a. Ahli Waris b. Penerima Hibah/Testamen c. Orang Tua/Wali (Jika di bawah umur) d. Kuasa

dari pencipta lagu yang bernama :

Tempat/Tgl.Lahir : Tempat/Tgl.Wafat :

Beralamat terakhir di :

Selaku Publisher

Yang selanjutnya disebut PIHAK KESATU dengan YAYASAN KARYA CIPTA INDONESIA

Beralamat di : Golden Plaza Fatmawati Blok C 12

Jl. RS. Fatmawati No.15 Jakarta 12420 – INDONESIA

Yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA telah sepakat mengadakan Perjanjian Kerjasama dalam bidang pengelolaan Hak untuk

mengumumkan karya cipta musik, dengan ketentuan-ketentuan dan syarat sebagai berikut :

PASAL 1

(1) PIHAK KESATU adalah orang maupun orang-orang/Badan Hukum yang memegang hak mengumumkan karya cipta musik termasuk didalamnya semua composer (pencipta lagu), lirikus (penulis lirik), penata musik, pengadaptasi lirik dan publisher, sub publisher

(2) Karya Cipta Musik adalah tiap ciptaan termasuk didalamnya melodi dengan maupun tanpa syair, gubahan/aransemen, adaptasi yang telah terdaftar di PIHAK KEDUA

(3) Repertoire adalah sejumlah pembendaharaan karya cipta musik yang dimiliki seseorang, orang-orang atau Badan Hukum yang memberi kuasa kepada PIHAK KEDUA

(4) Publisher adalah Pihak/Badan Hukum yang bertugas untuk menerbitkan dan memasarkan lagu (repertoire) PIHAK KESATU

(5) Pemakai (user) adalah Pihak/Badan Hukum yang memerlukan izin dari PIHAK KESATU melalui PIHAK KEDUA untuk mengumumkan karya cipta musik tersebut dan membayar royalti

PASAL 2

Bahwa PIHAK KEDUA berkewajiban untuk mengumpulkan royalti PIHAK KESATU dari pemakai serta menyerahkan hasil pengumpulan tersebut kepada PIHAK KESATU, setelah dikurangi biaya administrasi riil (real cost) dari pengumpulan royalti hak mengumumkan karya cipta musik, apabila karyanya tersebut benar-benar diumumkan pemakai sesuai dengan laporan/data tertulis yang diterima PIHAK KEDUA. Royalti akan mulai didistribusikan setelah PIHAK KEDUA menerima pembayaran dari pemakai dan melewati masa transisi untuk proses tabulasi.

PASAL 3

Page 152: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

PERJANJIAN PEMBERIAN KUASA MENGELOLA HAK CIPTA Antara PENCIPTA LAGU/PUBLISHER dengan YAYASAN KARYA CIPTA INDONESIA

Bahwa PIHAK KEDUA bersedia menerima pendaftaran karya cipta musik PIHAK KESATU untuk disimpan dan dikelola izin pemakaian serta mengumpulkan royalti hanya atas karya cipta musik yang didaftarkan saja.

PASAL 4

Bahwa PIHAK KESATU akan mendaftarkan karya cipta lagunya kepada PIHAK KEDUA dalam format yang ditentukan PIHAK

KEDUA untuk dikumpulkan hak berupa royaltinya dari Pemakai, jika karya tersebut diumumkan di tempat usaha/komersil.

PASAL 5

(1) PIHAK KESATU menjamin bahwa setiap karya cipta musik yang didaftarkan kepada PIHAK KEDUA adalah asli, dan karya termaksud seluruhnya ataupun sebagian daripadanya bukan merupakan pelanggaran terhadap melodi, atau lirik, atau hak cipta dari pihak lain dan bahwa ia adalah pemegang hak mengumumkan karya cipta musik asli tersebut.

(2) PIHAK KESATU mempunyai hak penuh serta kekuasaan dan otoritas untuk membuat akte kuasa pengalihan hak ini, jika di kemudian hari terdapat kasus mengenai otentitas karya cipta musik maupun hak cipta sebenarnya. Seluruh royalti atas karya cipta musik tersebut yang belum dibagikan akan disimpan PIHAK KEDUA dan baru akan dibagikan kepada pihak yang terbukti merupakan pemegang hak cipta sebenarnya melalui musyawarah maupun keputusan pengadilan.

PASAL 6

(1) Dengan adanya perjanjian pengalihan hak ini, segala sesuatu yang mengumpulkan dan pendistribusian royalti dari pengumuman karya cipta musik oleh pihak lain merupakan hak dan wewenang PIHAK KEDUA: PIHAK KESATU menjawab bahwa ia tidak akan menerima ataupun menagih secara langsung dari pihak yang menggunakan repertoire PIHAK KESATU ini selama berlakunya masa perjanjian ini.

(2) Pengalihan hak termasuk pada ayat (1) diatas termasuk dalam hal PIHAK KESATU mengumumkan lagunya sendiri di tempat-tempat yang telah dan akan dipungut royaltinya oleh PIHAK KEDUA.

PASAL 7

Dalam rangka penegakan hukum terhadap pemakai yang melanggar, PIHAK KESATU apabila diminta oleh PIHAK KEDUA, bersedia untuk menandatangani surat/dokumen yang menyangkut litigasi dan identifikasi, serta menjadi saksi atas keabsahan lagu ciptaannya.

PASAL 8

Bahwa PIHAK KESATU tidak akan mengadakan perjanjian atau menyerahkan pengelolaan perizinan hak mengumumkan karya cipta musik kepada pihak lain selama jangka waktu perjanjian ini dan menjamin PIHAK KEDUA dari segala tuntutan pihak lain mengenai hak pengelolaan pengumuman karya cipta musik ini.

PASAL 9

Bahwa kedua belah pihak akan tunduk kepada Ketentuan Perpajakan Indonesia.

PASAL 10

Semua persoalan maupun perbedaan yang sewaktu-waktu dapat timbul di dalam hubungan ini akan dimusyawarahkan bersama dan kesepakatan tersebut akan dibuatkan addendum yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini, apabila tidak dapat terselesaikan maka persoalan maupun perbedaan itu akan diselesaikan melalui Badan Arbitrase atau pengadilan yang berwenang.

PASAL 11

Perjanjian ini berlaku terus menerus secara otomatis setiap 3 (tiga) tahun dan berakhir karena: a) Berakhirnya jangka waktu perlindungan hak cipta sebagaimana diatur dalam perundang-undangan Hak Cipta yang berlaku, b) Adanya permohonan tertulis dari PIHAK KESATU mengenai pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

m surat kuasa No. :

Setelah melewati masa 3 tahun pertama dan sekurang-kurangnya 30 hari sebelum habisnya masa berlaku surat kuasa dan berlaku sejak akhir tahun kalender selanjutnya.

Page 153: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

PERJANJIAN PEMBERIAN KUASA MENGELOLA HAK CIPTA Antara PENCIPTA LAGU/PUBLISHER dengan YAYASAN KARYA CIPTA INDONESIA

PASAL 12

(a) Apabila PIHAK KESATU adalah publisher maka pendaftaran karya cipta musik PIHAK KESATU tidak untuk mewakili pencipta yang diwakilinya dan pencipta yang bersangkutan yang dimaksud harus tetap mendaftarkan karya cipta musik termasuk kepada PIHAK

KEDUA. Selanjutnya PIHAK KESATU wajib memberitahukan kepada pencipta yang dimaksud untuk mendaftarkan karya cipta musik termaksud PIHAK KEDUA.

(b) Apabila terjadi perubahan atau pemutusan hubungan hukum antara PIHAK KESATU dengan pencipta yang dimaksud maka PIHAK

KESATU wajib memberitahukan kepada PIHAK KEDUA dan pencipta yang dimaksud tetap mendaftarkan karya ciptanya kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 13

(1) Perjanjian ini mengikat kedua belah pihak; (2) Perjanjian ini dibuat dalam rangka 2 (dua), diatas kertas bermaterai dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama bagi

kedua belah pihak.

Demikian perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal yang telah ditentukan diatas dan mulai berlaku sejak ditandatangani.

PIHAK KEDUA : PIHAK KESATU

YAYASAN KARYA CIPTA INDONESIA

Materai Rp. 6.000,-

Page 154: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

KCI License Aplication Music Reproduction and Performance for Kiosk (PC)

DTRTN

Non profit organization for the protection and administration rights of composer, authors and publisher of music worldwide

Please complete the relevant section, sign and forward this form to:

Licensing Department, Karya Cipta Indonesia Golden Plaza Fatmawati C12, Jalan RS Fatmawati 15, Jakarta 12420, Indonesia, Fax. +62 21

765-6051

Aplicant � � Register Business Name Tax Number � � Ringtone Service Name Website � Address

� � � Telephone Fax. Email

� � Name of Applicant Position

Description Amount Reproduction Rights works Minimum advanced license fee per 10

works Rp. 1.600.000,-

Rp

Performing Rights Annual minimum license fee of Rp.5.000.000,- Rp.

5.000.000

License Fees

Total Rp.

Note License scheme is on the back on this form License fee is subject to government tax and stamp fees

Statement I/We the undersigned apply for KCI’s license which authorizes the public performance of any and all of the works within KCI’s repertoire in the circumstances any by the methods as described in the License Scheme in respect of which I/We have indicated that that application is truthfully being made.

Signature � Signature/on behalf of the application

� � Full Name Date

Page 155: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

KCI License Aplication Music Reproduction and Performance for Kiosk (PC)

DTRTN

Non profit organization for the protection and administration rights of composer, authors and publisher of music worldwide

License Scheme

Reproduction Right License

Authorizes a number of reproductions that include:

- The initial fixing of the work in a midi (or a file) format (the “ringtone”); - The reproduction of the ringtone onto a server for the purpose of downloading the

ringtone onto mobile phones; - The reproduction of that ringtone (in that or another format) onto a wabpage for

the purpose for providing a previem of the ringtone to potential customer; - The reproduction of the ringtone onto a mobile phone.

License Fees - Rp. 100.000,- for the initial fixing of every 10 ringtone (a one-off fee)- 10% of the retail price of the ringtone, with minimum Rp. 500,- per download- Minimum advanced license fee per 10 works with 300 downloads (Rp. 100.000,- + 10 works x Rp. 500,- x 300 downloads = Rp. 1.600.000,-)

Communication Right License Authorizes the communication of preview ringtones via streaming media application and for sale ringtones by transmitting the work from the server to the mobile phones.

The license fee is 6.35% of the ringtone sale price with minimum Rp. 300,- per download, subject to an annual minimum license fee of Rp. 5.000.000,-.

Important Terms and Conditions If you wish to obtain KCI’s ringtone license, you need to be aware of a number of important points. 1. The license agreements are only open to companies in the Indonesian territory. 2. The license agreements only permit to the transmission to and the download onto

Indonesian mobiles. 3. Licensees must be able to prevent that communication to and the download onto

mobiles that permit the on sending of ringtones to third parties. 4. That reproduction license scheme only authorises specific works from our members

of authors and publishers. At present all works published or co-published by Sony, Aquarius, EMI, PMU (BMG), Suara Publishindo (Universal), Hemadana (Warner), and several major publisher are excluded from KCI’s reproduction rights license. If you wish to use such works, you need to approach the revelant music publisher direct.

5. Licensees must submit a list of works they wish to use – we will then advise which works are within KCI’s mandate and which are not.

6. Licensees must be able to report all sales accurately to enable KCI to assess the license fee.

7. All license fee is subject to 10% Government VAT.

Page 156: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

Formulir Aplikasi Lisensi KCI Pengumuman Musik Latar (Background Music) diBowling, Billyard, Ice Skating, Taman Hiburan

GLTSBM

lembaga nir laba yang melindungi dan mengurus hak cipta dari composer, lirikus dan penerbit musik seluruh dunia

Silahkan lengkapi, tanda tangan dan kirim kembali formulir ini kepada:

Departemen Lisensi, Karya Cipta IndonesiaGolden Plaza Fatmawati C12, Jalan RS Fatmawati 15, Jakarta 12420, Indonesia, Fax. +62 21 765-6051

Pemohon � � Nama Badan Hukum NPWP

� Nama Tempat Usaha

� � Alamat Kode Pos

� � � Telepon Faksimili Email

� � Nama Pemohon Jabatan

Biaya Lisensi 1,3% x HTM x Rata-rata pengunjung harian x 300 hari

ATAU

3,9 x HTM x Rata-rata pengunjung harian

HTM = Harga Tanda Masuk setelah dikurangi pajak tontonan

Jenis Tanda Masuk

Factor HTM - Pajak Rata-rata Pengunjung

Total

3,9 Rp 3,9 Rp 3,9 Rp

Biaya Lisensi Rp

Catatan a. Biaya Lisensi akan dikenakan PPN sebesar 10% dan biaya materai. b. Minimum biaya lisensi adalah sebesar Rp.3.900.000,-

Pernyataan Saya / Kami menandatangani aplikasi untuk mendapatkan lisensi KCI yang mengizinkan pengumuman musik didepan umum untuk seluruh karya cipta yang

diwakili oleh KCI dan menyatakan bahwa data yang saya / kami isi ini adalah benar.

Tanda tangan � Tanda tangan / atas nama pemohon

� � Nama Lengkap Tanggal

Page 157: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

Formulir Aplikasi Lisensi KCI Pengumuman Musik Latar (Background Music) diBowling, Billyard, Ice Skating, Taman Hiburan

GLTSBM

lembaga nir laba yang melindungi dan mengurus hak cipta dari composer, lirikus dan penerbit musik seluruh dunia

KETERANGAN 1. LISENSI adalah izin yang diberikan oleh para pencipta/pemegang hak cipta musik Indonesia dan

asing yang merupakan Peserta KCI dan pihak lain berafiliasi dengan KCI yang merupakan bagian dari Undang-undang Hak Cipta Republik Indonesia (UUHC RI) beserta peraturan pelaksanaannya, ketentuan mana terpisah dari hak-hak lain yang dilindungi di dalamnya seperti hak moral pencipta; hak memperbanyak ciptaan; maupun hak cipta rekaman suara. LISENSI diterbitkan KCI tiap tahun dalam bentuk SERTIFIKAT LISENSI PENGUMUMAN MUSIK (SLPM) KCI.

2. Dengan memegang SLPM KCI, anda memperoleh izin yang sah dari pencipta/pemegang hak cipta yang repertoirenya dikelola oleh KCI, dan KCI membebaskan Anda dari segala tuntutan/gugatan pencipta/pemegang hak cipta yang merupakan Peserta maupun pihak lain yang berafiliasi dengan KCI selama jangka waktu yang tertera dalam SERTIFIKAT LISENSI, sepanjang yang menyangkut hak ekonomi Mengumumkan musik sesuai dengan ketentuan UUHC RI.

3. PENGUMUMAN MUSIK adalah penyuaraan, penyiaran, pemutaran atau pertunjukan musik dengan atau tanpa syair yang terdapat di dalamnya sedemikian rupa sehingga dapat didengar oleh orang lain, dalam bentuk BACKGROUND MUSIC dan siaran RADIO dan/atau TELEVISI/VIDEO atau sejenisnya.

4. BACKGROUND MUSIC adalah musik latar yang diputar dalam bentuk kaset, piringan hitam, compact disc atau perpanjang bunyi (phonograms) lainnya untuk memberi kenyamanan kepada pengunjung.

5. TV/VIDEO SCREEN adalah layar lebar untuk memutar siaran televisi dan/atau video yang mengandung musik.

6. BIAYA LISENSI (ROYALTI) adalah sejumlah uang yang merupakan hak ekonomi pencipta/pemegang hak cipta musik Indonesia dan asing yang merupakan Peserta KCI maupun pihak lain yang berafiliasi dengan KCI.

7. Ketentuan ini berlaku tahun pertama dan diperpanjang atas persetujuan pihak KCI.

BIAYA LISENSI (ROYALTI) DIBAYAR SETAHUN DIMUKA DAN KCI AKAN MEMBAGIKAN KEPADA PENCIPTA/PEMEGANG HAK CIPTA YANG MUSIK-NYA

DIPAKAI DI TEMPAT USAHA ANDA.

Prosedur untuk memperoleh LISENSI PENGUMUMAN MUSIK adalah : 1. Melengkapi dan mengembalikan Formulir aplikasi ke kantor KCI. 2. KCI mengirim invoice mengenai besarnya royalti yang harus dibayar. 3. Membayar royalti untuk satu tahun lisensi setiap tahunnya dan memberitahukan daftar lagu-

lagu yang digunakan. 4. KCI memberikan Sertifikat Lisensi Pengumuman Musik dan Surat Perjanjian Lisensi

Pengumuman Musik.

Page 158: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

Formulir Aplikasi Lisensi KCI Pengumuman Musik di Karaoke dan Discotique

GLKAR

lembaga nir laba yang melindungi dan mengurus hak cipta dari composer, lirikus dan penerbit musik seluruh dunia

Silahkan lengkapi, tanda tangan dan kirim kembali formulir ini kepada:

Departemen Lisensi, Karya Cipta IndonesiaGolden Plaza Fatmawati C12, Jalan RS Fatmawati 15, Jakarta 12420, Indonesia, Fax. +62 21 765-6051

Pemohon � � Nama Badan Hukum NPWP � Nama Tempat Usaha � � Alamat Kode Pos

� � � Telepon Faksimili Email

� � Nama Pemohon Jabatan

Pemakaian Musik Parameter Jum Tarif/Thn. Total Background Music Jumlah Kursi Rp 15.000 Rp Dance Floor m2 lt. Dansa & Rp 70.000 Rp

Jumlah Kursi Rp 15.000 Rp Live Music Jumlah Kursi Rp 35.000 Rp Karaoke Regular Jumlah Kursi Rp. 70.000 Rp Kamar Karaoke ( 7,2 x BEE x Jumlah Kamar )

Jenis Kamar Factor Jum BEE 7,2 Rp

Rp

7,2 Rp Rp 7,2 Rp Rp

Biaya Lisensi

BIaya Lisensi Rp

Catatan a. Biaya Lisensi akan dikenakan PPN sebesar 10% dan biaya materai. b. Minimum biaya lisensi untuk:

- Background Music; tidak kurang dari 40 kursi (Rp.600.000,-) - Live Music; tidak kurang dari 40 kursi (Rp. 1.400.000,-) - Dance Floor; tidak kurang dari 10 m2 (Rp. 700.000,-) - Karaoke Regular; tidak kurang dari 20 kursi (Rp. 1.400.000,-) - Kamar Karaoke; Rp. 720.000,- per kamar c.BEE (Basic Expenditure for Entertainment);harga sewa kamar karaoke per minimum jam pemakaian d. Jumlah Kamar; jumlah kamar karaoke

Pernyataan Saya / Kami menandatangani aplikasi untuk mendapatkan lisensi KCI yang mengizinkan pengumuman musik didepan umum untuk seluruh karya cipta yang

diwakili oleh KCI dan menyatakan bahwa data yang saya / kami isi ini adalah benar.

Tanda tangan � Tanda tangan / atas nama pemohon

� � Nama Lengkap Tanggal

Page 159: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

Formulir Aplikasi Lisensi KCI Pengumuman Musik di Bisnis Retail GLRTL

lembaga nir laba yang melindungi dan mengurus hak cipta dari composer, lirikus dan penerbit musik seluruh dunia

Silahkan lengkapi, tanda tangan dan kirim kembali formulir ini kepada:

Departemen Lisensi, Karya Cipta IndonesiaGolden Plaza Fatmawati C12, Jalan RS Fatmawati 15, Jakarta 12420, Indonesia, Fax. +62 21 765-6051

Pemohon � � Nama Badan Hukum NPWP

� Nama Tempat Usaha

� � Alamat Kode Pos

� � � Telepon Faksimili Email

� � Nama Pemohon Jabatan

Pemakaian Musik Parameter Jum Tarif/Thn. Total Background Music Luas (m2) Rp 7.500 Rp

TV / Video Screen Jumlah alat x besar (inch) Rp 9.000 Rp

Rp

Biaya Lisensi

Biaya Lisensi

Catatan a. Biaya Lisensi akan dikenakan PPN sebesar 10% dan biaya materai b. Minimum biaya lisensi untuk Background Music adalah tidak kurang dari 50 m2

( Rp. 375.000,- ) c. Luas ruangan adalah luas ruangan yang menggunakan background music d. Jumlah TV/Video screen adalah Jumlah alat TV/Video screen x diagonalnya (inch)

Pernyataan Saya / Kami menandatangani aplikasi untuk mendapatkan lisensi KCI yang mengizinkan pengumuman musik didepan umum untuk seluruh karya cipta yang

diwakili oleh KCI dan menyatakan bahwa data yang saya / kami isi ini adalah benar.

Tanda tangan � Tanda tangan / atas nama pemohon

� � Nama Lengkap Tanggal

Page 160: PERINGATANelibrary.unisba.ac.id/files/09-1684_Fulltext.pdf · 2015-04-07 · 8. Seluruh Staf Pengajar serta Tata Usaha Fakultas Hukum Universitas ... Emon, Panji, Adit, teman-teman

Formulir Aplikasi Lisensi KCI Pengumuman Musik di Bisnis Retail GLRTL

lembaga nir laba yang melindungi dan mengurus hak cipta dari composer, lirikus dan penerbit musik seluruh dunia

KETERANGAN 1. LISENSI adalah izin yang diberikan oleh para pencipta/pemegang hak cipta musik Indonesia dan

asing yang merupakan Peserta KCI dan pihak lain berafiliasi dengan KCI yang merupakan bagian dari Undang-undang Hak Cipta Republik Indonesia (UUHC RI) beserta peraturan pelaksanaannya, ketentuan mana terpisah dari hak-hak lain yang dilindungi di dalamnya seperti hak moral pencipta; hak memperbanyak ciptaan; maupun hak cipta rekaman suara. LISENSI diterbitkan KCI tiap tahun dalam bentuk SERTIFIKAT LISENSI PENGUMUMAN MUSIK (SLPM) KCI.

2. Dengan memegang SLPM KCI, anda memperoleh izin yang sah dari pencipta/pemegang hak cipta yang repertoirenya dikelola oleh KCI, dan KCI membebaskan Anda dari segala tuntutan/gugatan pencipta/pemegang hak cipta yang merupakan Peserta maupun pihak lain yang berafiliasi dengan KCI selama jangka waktu yang tertera dalam SERTIFIKAT LISENSI, sepanjang yang menyangkut hak ekonomi Mengumumkan musik sesuai dengan ketentuan UUHC RI.

3. PENGUMUMAN MUSIK adalah penyuaraan, penyiaran, pemutaran atau pertunjukan musik dengan atau tanpa syair yang terdapat di dalamnya sedemikian rupa sehingga dapat didengar oleh orang lain, dalam bentuk BACKGROUND MUSIC dan siaran RADIO dan/atau TELEVISI/VIDEO atau sejenisnya.

4. BACKGROUND MUSIC adalah musik latar yang diputar dalam bentuk kaset, piringan hitam, compact disc atau perpanjang bunyi (phonograms) lainnya untuk memberi kenyamanan kepada pengunjung.

5. TV/VIDEO SCREEN adalah layar lebar untuk memutar siaran televisi dan/atau video yang mengandung musik.

6. BIAYA LISENSI (ROYALTI) adalah sejumlah uang yang merupakan hak ekonomi pencipta/pemegang hak cipta musik Indonesia dan asing yang merupakan Peserta KCI maupun pihak lain yang berafiliasi dengan KCI.

7. Ketentuan ini berlaku tahun pertama dan diperpanjang atas persetujuan pihak KCI.

BIAYA LISENSI (ROYALTI) DIBAYAR SETAHUN DIMUKA DAN KCI AKAN MEMBAGIKAN KEPADA PENCIPTA/PEMEGANG HAK CIPTA YANG MUSIK-NYA

DIPAKAI DI TEMPAT USAHA ANDA.

Prosedur untuk memperoleh LISENSI PENGUMUMAN MUSIK adalah : 1. Melengkapi dan mengembalikan Formulir aplikasi ke kantor KCI. 2. KCI mengirim invoice mengenai besarnya royalti yang harus dibayar. 3. Membayar royalti untuk satu tahun lisensi setiap tahunnya dan memberitahukan daftar lagu-

lagu yang digunakan. 4. KCI memberikan Sertifikat Lisensi Pengumuman Musik dan Surat Perjanjian Lisensi

Pengumuman Musik.