2012_1_4.rtf

17
7/23/2019 2012_1_4.rtf http://slidepdf.com/reader/full/201214rtf 1/17 PENINGKATAN MUTU DAN EFISIENSI PRODUKSI MINYAK AKAR WANGI MELALUI TEKNOLOGI PENYULINGAN DENGAN TEKANAN UAP BERTAHAP Edy Mulyono, Djajeng Sumangat dan Tatang Hidayat Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Jl. Tentara Pelajar 12, Bogor 16114 Telepon (0251) !21"62# $mail% bb&pascapanen'litbang.deptan.go.id ABSTRAK Minyak akar wangi (Jaa etier *il ) merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang dihasilkan dari distilasi akar tanaman etiera +i+anioides Stapf. Minyak akar wangi memiliki daya fiksasi aroma yang kuat sehingga anyak digunakan terutama dalam industri parfum, kosmetik, aromaterap-  dan pewangi saun. Mutu minyak akar wangi !ndonesia relatif rendah jika diandingkan dengan minyak asal Haiti dan "eunion. #arna yang gelap dan aroma gosong (smo- b/rn) pada minyak akar wangi !ndonesia diseakan oleh penggunaan tekanan tinggi ($ % ar) yang konstan sejak awal penyulingan. &eraikan mutu dan peningkatan efisiensi produksi minyak akar wangi perlu segera dilakukan agar minyak akar wangi !ndonesia kemali dapat ersaing di pasar dunia. &eningkatan rendemen dan mutu minyak akar wangi dapat dilakukan melalui peraikan 'ara panen dan penanganan pas'apanen serta metode dan kondisi proses penyulingan. &enyulingan dengan tekanan uap ertahap merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk memperaiki mutu minyak dan meningkatkan efisiensi produksi minyak akar wangi. eerapa hasil penelitian menunjukkan ahwa penggunaan tekanan uap ertahap (tekanan uap ,*+ ,%+ dan ,* ar dengan total waktu penyulingan - jam) dapat menghasilkan re'oery minyak seesar -,%/0, leih tinggi diandingkan dengan re'oery minyak pada tekanan uap ar se'ara konstan (-*,10). Mutu minyak yang dihasilkan memenuhi syarat S2! 2o. *34/34**3. &enggunaan tekanan uap ertahap juga dapat menghemat konsumsi energi (ahan akar) rata4rata seesar /,*0 diandingkan dengan konsumsi energi yang digunakan pada penyulingan rakyat. Kata Kunci: mutu minyak akar wangi, penyulingan, tekanan uap ertahap, konsumsi ahan akar ABSTRACT. Ed Mu!"n"# D$a$%n& Su'an&at# and Tatan& Hidaat. ()*(. I'+,"-%'%nt " /ua!it and P,"ducti"n Eici%nc " 0%ti-%, Oi! t1,"u&1 A++!icati"n " G,adua! St%a' P,%22u,% M%t1"d du,in& Di2ti!!ati"n. 5etier oil is one of the essential oils whi'h e produ'ed from the distillation of roots of 5etiera 6i6anioides Stapf. !n the world market known as the 7aa 5etier 8il. 5etier oil has a strong aroma fi9ation e'ause it widely used in the perfume industry, 'osmeti's, aromatherapy and fragran'e soap. :uality of !ndonesia etier oil is relatiely low when 'ompared to the oil from Haiti and "eunion. Dark 'olor and smoky urn flaor found in !ndonesia etier is 'aused y the appli'ation of 'onstant high steam pressure ($ % ar) sin'e the eginning of distillation pro'ess. !mproing the ;uality and in'reasing the effi'ien'y of etier oil produ'tion are an urgent needed to e done so that etier oil of !ndonesia would e 'ompetitie again in the world market. !mproed yield and ;uality of etier oil 'an e made through improement of harest pra'ti'e and postharest handling method as well as improement of method and 'onditions of the distillation pro'ess. Distillation with graduall steam pressure method is one solution whi'h 'an e used to improe oil ;uality and in'rease produ'tion effi'ien'y of etier oil. Some resear'h indi'ated that the use of the steam pressure gradually (steam pressure of .*, .%, and .* ars with a total distillation time of - hours) 'an produ'e oil re'oery of -.%/0, higher than that of oil re'oery (-*.10) when using 'onstant steam pressure of ars. :uality of oil produ'ed met ;uality re;uirement of 2ational !ndonesian Standard (S2!) 2o. *34/34**3. The appli'ation of gradual steam pressure method 'an also sae energy (fuel) 'onsumption as mu'h as /.*0 'ompared with the energy 'onsumption used in the distillation pra'ti'ed y small s'ale pro'essor. K% 3",d2: etier oil, distillation, gradual steam pressure, ;uality, energy 'onsumption. PENDAHULUAN Minyak akar wangi merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang anyak digunakan dalam industri parfum, kosmetika dan pewangi saun < . Minyak akar wangi memiliki daya fiksasi yang kuat sehingga anyak digunakan seagai pengikat aroma

Upload: fauzi-firdaus

Post on 18-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2012_1_4.rtf

7/23/2019 2012_1_4.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/201214rtf 1/17

PENINGKATAN MUTU DAN EFISIENSI PRODUKSI MINYAK AKAR

WANGI MELALUI TEKNOLOGI PENYULINGAN

DENGAN TEKANAN UAP BERTAHAP

Edy Mulyono, Djajeng Sumangat dan Tatang HidayatBalai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Jl. Tentara Pelajar 12, Bogor 16114

Telepon (0251) !21"62# $mail% bb&pascapanen'litbang.deptan.go.id 

ABSTRAK

Minyak akar wangi (Jaa etier *il ) merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang dihasilkan dari distilasi akar 

tanaman etiera +i+anioides Stapf. Minyak akar wangi memiliki daya fiksasi aroma yang kuat sehingga anyak

digunakan terutama dalam industri parfum, kosmetik, aromaterap-  dan pewangi saun. Mutu minyak akar wangi

!ndonesia relatif rendah jika diandingkan dengan minyak asal Haiti dan "eunion. #arna yang gelap dan aroma

gosong (smo- b/rn) pada minyak akar wangi !ndonesia diseakan oleh penggunaan tekanan tinggi ($ % ar)

yang konstan sejak awal penyulingan. &eraikan mutu dan peningkatan efisiensi produksi minyak akar wangi

perlu segera dilakukan agar minyak akar wangi !ndonesia kemali dapat ersaing di pasar dunia. &eningkatan

rendemen dan mutu minyak akar wangi dapat dilakukan melalui peraikan 'ara panen dan penanganan

pas'apanen serta metode dan kondisi proses penyulingan. &enyulingan dengan tekanan uap ertahap

merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk memperaiki mutu minyak dan meningkatkan efisiensi

produksi minyak akar wangi. eerapa hasil penelitian menunjukkan ahwa penggunaan tekanan uap ertahap

(tekanan uap ,*+ ,%+ dan ,* ar dengan total waktu penyulingan - jam) dapat menghasilkan re'oery minyak

seesar -,%/0, leih tinggi diandingkan dengan re'oery minyak pada tekanan uap ar se'ara konstan

(-*,10). Mutu minyak yang dihasilkan memenuhi syarat S2! 2o.

*34/34**3. &enggunaan tekanan uap ertahap juga dapat menghemat konsumsi energi (ahan akar)

rata4rata seesar /,*0 diandingkan dengan konsumsi energi yang digunakan pada penyulingan rakyat.

Kata Kunci: mutu minyak akar wangi, penyulingan, tekanan uap ertahap, konsumsi ahan akar 

ABSTRACT. Ed Mu!"n"# D$a$%n& Su'an&at# and Tatan& Hidaat. ()*(. I'+,"-%'%nt " /ua!it and

P,"ducti"n Eici%nc " 0%ti-%, Oi! t1,"u&1 A++!icati"n " G,adua! St%a' P,%22u,% M%t1"d du,in&Di2ti!!ati"n. 5etier oil is one of the essential oils whi'h e produ'ed from the distillation of roots of 5etiera

6i6anioides Stapf. !n the world market known as the 7aa 5etier 8il. 5etier oil has a strong aroma fi9ation

e'ause it widely used in the perfume industry, 'osmeti's, aromatherapy and fragran'e soap. :uality of !ndonesia

etier oil is relatiely low when 'ompared to the oil from Haiti and "eunion. Dark 'olor and smoky urn flaor 

found in !ndonesia etier is 'aused y the appli'ation of 'onstant high steam pressure ($ % ar) sin'e the

eginning of distillation pro'ess. !mproing the ;uality and in'reasing the effi'ien'y of etier oil produ'tion are an

urgent needed to e done so that etier oil of !ndonesia would e 'ompetitie again in the world market. !mproed

yield and ;uality of etier oil 'an e made through improement of harest pra'ti'e and postharest handling

method as well as improement of method and 'onditions of the distillation pro'ess. Distillation with graduall steampressure method is one solution whi'h 'an e used to improe oil ;uality and in'rease produ'tion effi'ien'y of 

etier oil. Some resear'h indi'ated that the use of the steam pressure gradually (steam pressure of .*, .%, and

.* ars with a total distillation time of - hours) 'an produ'e oil re'oery of -.%/0, higher than that of oil re'oery

(-*.10) when using 'onstant steam pressure of ars.

:uality of oil produ'ed met ;uality re;uirement of 2ational !ndonesian Standard (S2!) 2o. *34/34**3.

The appli'ation of gradual steam pressure method 'an also sae energy (fuel) 'onsumption as mu'h as

/.*0 'ompared with the energy 'onsumption used in the distillation pra'ti'ed y small s'ale pro'essor.

K% 3",d2: etier oil, distillation, gradual steam pressure, ;uality, energy 'onsumption.

PENDAHULUAN

Minyak akar wangi merupakan salah satu jenis

minyak atsiri yang anyak digunakan dalam

industri parfum, kosmetika dan pewangi saun<

. Minyak akar wangi memiliki daya fiksasi yang kuatsehingga anyak digunakan seagai pengikat aroma

Page 2: 2012_1_4.rtf

7/23/2019 2012_1_4.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/201214rtf 2/17

(iatie agent ) dalam parfum dan kosmetika.

Manfaat lain minyak akar wangi adalah seagai

ahan insektisida alami , sedangkan dalam oat

heral erfungsi seagai carminatie, stim/lant , dan

diaporetic   ,1. Sifat dan kegunaan minyak akar 

wangi terseut erkaitan dengan komponen kimia

yang dikandungnya. =omponen utama minyak akar 

wangi adalah senyawa golongan seskuiterpen (4

10), seskuiterpenol (</4%0) dan seskuiterpenonseperti asam en6oat, etierol, furfurol, > dan ?4

etion, etien dan etienil etienat %,3.

Minyak akar wangi merupakan salah satu

 jenis minyak atsiri yang telah lama menjadi

komoditas ekspor !ndonesia. Di pasar dunia,

minyak akar wangi !ndonesia dikenal dengan

nama dagang Jaa etier *il . Seelum &erang

Dunia !!, minyak akar wangi !ndonesia sangat

disukai di pasaran dunia karena mutunya tinggi.Dewasa ini, Haiti dan "eunion menggantikan

posisi !ndonesia di pasar dunia. Minyak akar wangi

yang erasal dari kedua negara terseut diyakini

memiliki mutu yang teraik @.

5olume perdagangan minyak akar wangi

dunia rata4rata %*.*** kg per tahun, dengan

konsumen utamanya yaitu ASB, Eropa, !ndia dan7epang. &ada tahun **, Bmerika Serikatmengimpor minyak akar wangi <.-% kg dengan

nilai ASC 3@%.*** /. Di tingkat dunia, !ndonesia

pernah menjadi pemasok minyak akar wangiteresar kedua setelah Haiti. &ada tahun <-/-,

!ndonesia memasok $ 1*0 dari keutuhan dunia

dengan olume ekspor 1%43% ton. 2amun, pada

tahun **%, olume ekspor !ndonesia menurun

drastis menjadi hanya 3,3 ton dengan nilai ASC

<.*3.<- -. Minyak akar wangi !ndonesia di pasar 

dunia mendapat harga yang rendah erkisar 

antara ASC %/43* per kg. Harga minyak akar 

wangi terseut jauh leih rendah dari harga

minyak akar wangi asal Haiti (ASC - per kg) dan

ra6il (ASC /%kg).

Menurunnya olume ekspor dan rendahnyaharga minyak akar wangi !ndonesia diseakan oleh

rendahnya produksi dan mutu minyak akar wangi.

"endemen minyak akar wangi yang dihasilkan

rendah, hanya sekitar <,0 dari potensi minyak 40

dan kadar etierolnya diawah %*0

<*. =ondisi terseut merupakan akumulasi dari kurang

aiknya mutu ahan aku, penggunaan alat

penyuling dan teknologi proses yang elum

terstandar serta tidak adanya insentif harga agi

minyak akar wangi yang ermutu aik <*. Mutu

minyak akar wangi !ndonesia merosot tajam sejakakhir tahun -*4an seagai akiat terjadinya b/rning 

pada proses penyulingan yang menyeakan adanya

aroma gosong (smo- b/rn), sehingga dalam

perdagangannya mendapat harga yang rendah.

Menurut hom'halow @, akiat mutunya kurang aik

terseut maka minyak akar wangi asal !ndonesia di

pasar dunia sering mendapatkan potongan harga

yang sangat merugikan.

Minyak akar wangi diproduksi dengan 'ara

distilasi (penyulingan) akar tanaman. Diandingkan

dengan minyak atsiri lainnya, proses penyulingan

minyak akar wangi relatif leih sulit dilakukan,karena sel4sel minyaknya terletak pada agian

dalam jaringan akar yang relatif keras. Antuk

mengekstraknya, minyak harus erdifusi dari

agian dalam jaringan akar ke permukaan yang

umumnya erjalan lamat. Fraksi senyawa yang

paling ernilai pada minyak akar wangi adalah

etierol dan etion yang memiliki titik didih dan

oot jenis tinggi. Senyawa terseut akan tersuling

pada akhir proses penyulingan sehingga fraksi4

fraksi terseut memiliki kontriusi yang esar 

terhadap lamanya waktu penyulingan @.

&rodusen minyak akar wangi di =aupaten

Garut seagai sentra produksi minyak akar wangi

!ndonesia umumnya melakukan penyulingan dalam

waktu yang lama (41 jam). Hal terseut

menunjukkan ahwa proses penyulingan dan

peralatan yang digunakan kurang efisien, padahal di

awah kondisi penyulingan uap yang ideal, waktu

distilasi minyak akar wangi yang realistis yaitu selama

<%4</ jam . &rodusen minyak akar wangi di

=aupaten Garut erusaha mempersingkat waktu

penyulingan dengan 'ara melakukan proses

penyulingan pada tekanan yang tinggi ($ % ar) sejakawal penyulingan. Hal terseut dilakukan untuk

menekan iaya produksi dengan 'ara menghemat

ahan akar terutama sejak kenaikan harga M

yang signifikan pada tahun <--/. Dengan 'ara

terseut waktu penyulingan leih singkat menjadi

hanya <*4< jam, namun erakiat pada rendahnya

mutu minyak akar wangi seperti warnanya yang gelap

dan erau gosong (smo- b/rn).

Tulisan ini menguraikan aspek4aspek

produksi minyak akar wangi termasuk inoasi

teknologi untuk meningkatkan mutu dan efisiensiproduksi minyak akar wangi sehingga erdampak

Page 3: 2012_1_4.rtf

7/23/2019 2012_1_4.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/201214rtf 3/17

3 uletin Teknologi &as'ananen &ertanian 5ol / (<), *<

pada peningkatan pendapatan petani dan

penyuling, serta memerikan manfaat terhadap

pengemangan teknologi produksi minyak atsiri.

MINYAK AKAR WANGI

Minyak akar wangi merupakan salah satu jenis

minyak atsiri ernilai ekonomi tinggi yang dihasilkan

dari tanaman akar wangi (etieria +i+anioides

Stapf). Menurut Heyne <<  , agian tanaman yang

mengandung minyak yaitu akar, sedangkan agian

lainnya seperti atang dan daun tidak mengandung

minyak. "umpun tanaman akar wangi terdiri atas

sejumlah akar4akar halus yang erwarna kuning

pu'at atau au4au sampai merah tua dan

mengandung minyak atsiri yang kental dengan auhalus dan tahan lama <. Se'ara anatomis minyak

akar wangi terdapat dalam kantung4kantung minyak

yang erada di antara lapisan corte  dan endodermis

akar tanaman akar wangi (Gamar <).

Minyak yang tersimpan di awah lapisan

permukaan diseut seagai s/bc/taneo/s oils <.

Gamar <. =antong minyak akar wangi (aania

et al.)<

ig/re 1. 3oot cells containing etier oil

(aania et al.)1!

Menurut Guenther <, minyak akar wangi

merupakan salah satu ahan aku yang penting

untuk parfum. Minyak ini dalam parfummenghasilkan au kuat yang menyenangkan dan

tahan lama sekaligus erfungsi seagai fiksatif 

alamiah. 2amun, jika pemakaiannya erleihan

dapat mengakiatkan kesan au ood-   . Minyak

akar wangi aik untuk 'ampuran dengan minyak

atsiri lain terutama minyak 'endana, nilam dan

mawar. Minyak ini mempunyai aroma yang lemut

dan halus diseakan oleh senyawa ester, asam

etienat, etieron serta etierol yang saat ini

elum dapat diuat senyawa sintesisnya <1.

Minyak akar wangi merupakan salah satuminyak atsiri yang mengandung 'ampuran

seskuiterpen alkohol dan hidrokaron yang sangat

kompleks <%,1. Minyak ini termasuk jenis minyak atsiri

yang kental dengan laju olatilitas yang rendah1.

Page 4: 2012_1_4.rtf

7/23/2019 2012_1_4.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/201214rtf 4/17

=omponen utama penyusun minyak akar wangi terdiri

dari ses;uiterpen hidrokaron (I4'adinen, 'loen, >4

amorphine, aromadendren, junipen, dan turunan

alkoholnya), etierol (khusimol, epigloulol,

spathulenol, khusinol, serta turunan karonilnya), dan

etion (>4etion, ?4etion, khusimon dan turunan

esternya). Di antara komponen4komponen terseut,

>4etion, ?4etion, dan khusimon merupakan

komponen utama seagai penentu aroma minyak

akar wangi. =etiga komponen ini diseut seagai

sidik jari (inger print ) minyak akar wangi<3. "umus

molekul dari etion adalah <%H8, dengan erat

molekul </, <. =omponen penting lainnya adalah

etierol, senyawa ini sangat mempengaruhi ilangan

ester setelah asetilasi. "umus molekul etierol

adalah <%H18 dengan erat molekul *,1.

Menurut Moestafa dan

Moermanto <@, peningkatan kadar etierol didalam minyak akar wangi sekaligus dapatmeningkatkan mutu minyaknya.

hampagnat et al . </ melaporkan komposisi

kimia minyak akar wangi dari semilan negara, yaitu

ra6il, ina, Haiti, !ndia, !ndonesia, Madagaskar,

Meksiko, "eunion dan Salador. Hasil analisis

G4MS minyak akar wangi terseut teridentifikasi

sekitar <<* senyawa dengan komponen utamanya

ses;uiterpen. =arakteristik komponennya yaitu

?4etispiren (<,341,%0), khusimol (,14<,@0),

etiselinenol (<,4@,/0) dan >4etion (,%4 3,0).

Hasil identifikasi minyak akar wangi yang

dilakukan

a6aussus<% menunjukkan hasil yang relatif sama

ahwa kandungan senyawa leih dari <**komponen dengan / komponen terutama darigolongan ses;uiterpen.

Martine6 et al .<-, telah memandingkan

komposisi minyak akar wangi yang erasal dari

!ndonesia, ra6il, Haiti, dan ouron. Hasilnya

menunjukkan ahwa komposisi minyak ereda

se'ara kuantitatif tetapi jenis komponennya hampir 

sama. Ditinjau dari komponen utama penentu

aroma, minyak akar wangi !ndonesia mengandung

>4etion, ?4etion, dan khusimon erturut4turut

seesar 1,*+ 3,*+ dan ,30, sedangkan minyak

akar wangi Haiti seesar 1,/+ %,3+ dan ,%0,minyak asal ra6il %,1+ <,%+ dan ,30 dan minyak

asal ouron seesar ,+ ,-+ dan ,-0.

 Bdhika*  melaporkan ahwa hasil

pengujian G4MS minyak akar wangi hasil

penyulingan tradisional di ayongong, Garut,

diperoleh senyawa trisiklo4etierol seagaikomponen tertinggi yaitu dengan konsentrasi

-,@0, disusul ?4etion, c-cloisolongiolene  dan

>4etion dengan konsentrasi masing4masing

Page 5: 2012_1_4.rtf

7/23/2019 2012_1_4.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/201214rtf 5/17

uletin Teknologi &as'ananen &ertanian 5ol / (<), *< @

3,-0, %,@@0 dan %,@%0. Hasil analisis G4MS

menunjukkan ahwa kadar ses;uiterpen alkohol

(etierol total) seesar *,@10 dan seskuiterpen

keton (etion total) seesar <,*10. 7ikadijumlahkan antara etierol total dan etion total

yang kedua golongan merupakan seskuiterpen48

(hidrokaron48), maka minyak akar wangi hasil

penyulingan tradisional di ayongong, Garut

diperoleh jumlah seskuiterpen48 seesar 1,@/0.

7ika diandingkan dengan persyaratan kadar 

etierol total dalam Standar 2asional !ndonesia

(S2!) 2o. *34/3 <, yaitu minimal %*0 (Tael ),

ternyata minyak akar wangi ini elum memenuhi

persyaratan mutu S2!. Dalam proses penyulingan,

senyawa etierol dan etion akan tersuling pada

akhir proses penyulingan karena kedua senyawaterseut memiliki oot jenis dan titik didih yang

tinggi sehingga ila waktu penyulingan yang

diutuhkan tidak terpenuhi maka senyawa terseut

tidak dapat tersuling se'ara maksimal.

Senyawa penyusun minyak akar wangi

sangat erpengaruh terhadap sifat fisiko4kimia

minyaknya dan sifat ini sangat menentukan mutu

minyak akar wangi. Sifat fisiko4kimia minyak akar 

wangi dipengaruhi eragai faktor antara lain asal

daerah, jenis tanaman, umur panen, metode dan

peralatan penyulingan yang digunakan. 8leh

karena itu, sifat fisiko4kimia minyak akar wangi dari

eerapa negara produsen ereda satu sama

lainnya . &eredaan sifat fisiko4kimia minyak

akar wangi dari eerapa negara produsen

disajikan pada Tael <.

Tinggi rendahnya mutu minyak akar wangi

ditentukan oleh sifat fisiko4kimianya. Sifat fisiko4

kimia yang menjadi parameter mutu minyak akar 

wangi antara lain warna, aroma, oot jenis, indeks

ias, ilangan asam, ilangan ester, ilangan ester 

setelah asetilasi, kelarutan dalam alkohol, dan total

kandungan etierol. Standar mutu minyak akar wangi dalam perdagangan internasional elum

seragam, dan masing4masing negara penghasil dan

pengimpor menentukan standar minyak akar wangi

menurut keutuhannya sendiri.

PANEN DAN PENANGANAN PASCAPANEN

AKAR WANGI

a. Pan%n

Mutu ahan aku akar wangi merupakan salah satu

permasalahan dalam produksi minyak akar wangi.

Sentra udidaya tanaman dan produksi minyak akar wangi di !ndonesia erada di =aupaten Garut,

7awa arat. Sentra terseut tersear di =e'amatan

Samarang, ayongong, ilawu, &asirwangi dan

eles. Seagian petani di =aupaten Garut memanen

akar wangi seelum men'apai umur panen karena

terdorong oleh keutuhan iaya hidup yang erakiat

pada rendahnya rendemen dan mutu minyak yang

dihasilkan. =adang4kadang tanaman dipanen terlalu

tua, ahkan tidak dipanen, malah diakar karena

harga jualnya terlalu rendah (&T. Djasula #angi,

**3). "endemen minyak akar wangi yang dihasilkan

oleh petani di =aupaten

Garut erkisar antara *,@4*,%0, jauh leih

rendah dari potensi rendemen minyak yang isa

men'apai *,4,* 0 .

Tael <. Sifat fisiko4kimia minyak akarwangi dari eerapanegara produsen

Table 1. P-sicocemicalcaracteristics oetier oil rom someco/ntries

Page 6: 2012_1_4.rtf

7/23/2019 2012_1_4.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/201214rtf 6/17

=arakteristik7aracteristic  !ndonesia "eunion Haiti

J oot jenis (<%o) densit-  (<%o) *,--3K<,*111 *,--K<,* *,---K<,*<1

J &utaran optikoptical rotation (*o *L)K(13o*L) (<1o*L)K(@o*L) (o*L) K(<o11L)

J !ndeks ias (*o) reractie <,%</-K<,%*3 <,%<%K<,%- <,%<-/K<,%%*

inde (*o)

J ilangan asam acid n/mber  /,1K1*,< 1,%K<@ @,%K<3,/

J ilangan ester ester n/mber  %,3K1,3 %K* /,1K%,

Jilangan ester setelah asetilasi <*,@K<%<, <<-K<1% <1K31

acet-lated ester n/mber 

J =elarutan dalam alkohol /*0 arut dalam <K ol. =adang arut dalam <4 ol. arut dalam *,% ol.

sol/bilit- in etanol 08 (9) eruah warna sampai keruh alkohol, dengan warna alkohol -*0 :ol/ble

dengan alkohol leih anyak sedikit suram sampai in 0.5 ol. ;lcool  

:ol/ble in 12 ol. ratio, keruh:ol/ble in 12 ol. <08

sometimes color c,anges /ntil  ratio, it less a+- to

clo/d- i more etanol added clo/d- colors

/ uletin Teknologi &as'ananen &ertanian 5ol / (<), *<

Hasil oserasi yang dilakukan Mulyono et 

al .  di sentra produksi minyak akar wangi di

=aupaten Garut menemukan hal yang sama,

yaitu mutu akar wangi yang disuling umumnya

kurang aik. Hal terseut diseakan oleh a)

akar wangi dipanen pada umur yang terlalu tua

(rata4rata di atas < ulan) atau kadang4kadang

dipanen pada umur muda (<* ulan) yang

kandungan minyaknya relatif rendah, dan ) akar 

wangi yang disuling anyak mengandung tanah

dan onggol yang tidak mengandung minyak.Amur panen sangat menentukan rendemen

dan mutu minyak akar wangi yang dihasilkan. Sistem

perakaran tanaman akar wangi telah mengalami

perkemangan yang penuh setelah erumur 1

ulan. Bkar yang telah men'apai umur terseut

mempunyai mutu minyak yang tinggi, akan tetapi

kandungan minyaknya dalam akar menurun. Bkar 

yang muda erpenampilan kurus, hampir seperti

ramut, jika di'aut mudah putus dan tertinggal di

dalam tanah. &enyulingan akar terseut akan

menghasilkan minyak dengan oot jenis dan

putaran optik yang rendah. Bkar yang leih tua, leihteal dan er'aang4'aang menghasilkan minyak

dengan oot jenis dan putaran optik leih tinggi

dengan aroma yang dihasilkan leih lengkap dan

tahan lama. Menurut =etaren<, minyak yang disuling

dari akar muda umumnya mempunyai nilai putaran

optik yang rendah (N<O sd N<@O) dengan oot jenis

rendah pula, sukar larut dalam alkohol, dan

komponen minyaknya seagian esar terdiri atas

terpene dan ses;uiterpene. Bkar yang telah tua

menghasilkan minyak dengan putaran optik leih

tinggi (N<-O sd NO), oot jenis leih tinggi, danersifat leih larut dalam alkohol serta erau leih

wangi.

Menurut Bnonymous 1, 'iri4'iri akar pada

eragai tingkat umur panen adalah seagai erikut

a) umur panen kurang dari <* ulan akarnya lunak,

'oklat, keputih4putihan dan rapuh+ ) umur panen <*4

< ulan akarnya esar4esar warna 'oklat tetapi

rapuh+ ') umur panen <14</ ulan akarnya keras,

esar kenyal dan erwarna 'oklat. Minyak yang

diperoleh dari akar tua warnanya leih gelap daripada

yang erasal dari akar muda <1.

4. P%nan&anan Pa2ca+an%n

&enanganan pas'apanen akar wangi di tingkat petanipada umumnya dilakukan dengan sangat sederhana.

=ondisi terseut mengakiatkan ahan aku yang

akan disuling ermutu rendah sehingga

menghasilkan mutu minyak akar wangi yang rendah

pula. Di =aupaten Garut, akar yang dipanen

Page 7: 2012_1_4.rtf

7/23/2019 2012_1_4.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/201214rtf 7/17

umumnya terdiri atas onggol dan akar yang

menempel pada onggol dengan komposisi *4%*

persen akar dan %*4@* persen onggol, namun pada

umumnya komposisi akar onggol P 1* 3* persen.

Di =e'amatan Samarang Garut, agian onggol

umumnya tidak diuang dan kotoran (tanah) yang

melekat pada akar dipisahkan dengan 'ara akar 

dikias4kias, kemudian dijemur 34/ jam. &ada

musim hujan, seagian penyuling melakukan

pen'u'ian akar dan langsung disuling tanpa dijemur.

&enanganan pas'apanen akar wangi di =e'amatan

ayongong Garut sedikit ereda dan relatif leih

aik dari =e'amatan Samarang. Seagian

onggol di'in'ang ( pares ancing ), kemudian

di'u'i dan dijemur selama /4<* jam di atas tanah

atau tikar. Selanjutnya akar kering eserta onggol

segera disuling tanpa melalui penyimpanan.

Menurut Mulyono et al ., , setiap < ton akar kering panen (dari keun) jika di'u'i dan dikeringkan

menghasilkan *,% ton akar kering gudang (pada

musim kering), dan sekitar *,%% ton akar kering (pada

musim hujan). &enyimpanan akar setelah

penjemuran jarang dilakukan, ke'uali jika jumlah akar 

'ukup anyak, sehingga terpaksa disimpan dengan

'ara ditumpuk selama 14@ hari di dekat ketel suling.

&enyimpanan seperti ini mengakiatkan kehilangan

minyak sekitar *,% kg<,% ton akar kering panen. Blur 

penanganan pas'apanen akar wangi yang dilakukan

di =e'amatan Samarang dan

ayongong, Garut disajikan pada Gamar dan

.&enanganan pas'apanen akar wangi harus

dilakukan dengan aik seelum dilakukan proses

penyulingan. &enanganan pas'apanen yang aik

dapat meningkatkan rendemen dan memperaiki

mutu minyak akar wangi. &enanganan

pas'apanen yang perlu dilakukan seelum proses

penyulingan akar wangi meliputi pemersihan,

pen'u'ian, pengeringan, pemisahan onggol dan

penge'ilan ukuran (perajangan) akar. &eningkatan

rendemen minyak yang diawali perlakuan terseut

telah diuktikan Fajar %  dengan proses

pemersihan, dan "usli et al . 3  dengan proses

pengeringan serta perajangan.

Seelum penyulingan, akar wangidiersihkan dengan di'u'i (di sungai atau air 

mengalir) samil dikiaskan sampai semua tanah

yang menempel terlepas dari akar. Bir yang

menempel pada akar juga dikiaskan atau ditiriskan.

Fajar %, telah memandingkan rendemen minyak dari

akar wangi yang diersihkan dan tidak diersihkan.

Hasil penelitian menunjukkan ahwa rendemen

minyak yang diperoleh dari akar wangi

Page 8: 2012_1_4.rtf

7/23/2019 2012_1_4.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/201214rtf 8/17

uletin Teknologi &as'ananen &ertanian 5ol / (<), *< -

Page 9: 2012_1_4.rtf

7/23/2019 2012_1_4.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/201214rtf 9/17

Akar + bonggol

Musim kering Musim hujan

Akar dikibas Tanah Dicuci

Dijemur  Akar + bonggol

(6-8 jam)  basah

Akar + bonggol

kering Keterangan :

Disimpan Disuling

 Jarangdilakukan

(4-7 hari)

Gamar . Blur penanganan akar wangi di =e'amatan Samarang, Garut (Mulyono et al ., )ig/re 2. lo cart o postarest andling o etier roots in :amarang, =istrict o >ar/t, ?est Jaa

(@/l-ono et al., 2! )

Gamar . Blur penanganan ahan akar wangi di =e'amatan ayongong, Garut (Mulyono et al ., )ig/re !. lo diagram o postarest andling o etier roots in Ba-ongbong, =istrict o >ar/t, ?est Jaa

Page 10: 2012_1_4.rtf

7/23/2019 2012_1_4.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/201214rtf 10/17

(@/l-ono et al.,2! )

1* uletin Teknologi &as'ananen &ertanian 5ol / (<), *<

yang diersihkan adalah <,*10, nilai ini leih

tinggi diandingkan rendemen dari akar wangiyang tidak diersihkan yaitu *,330.

&engeringan akar wangi dilakukan dengan

dijemur atau diangin4anginkan pada tempat yang

agak teduh. &enjemuran akar dilakukan di atas lantai

penjemur yang dieri alas tikar, atau amu anyam

dengan ketealan *4* 'm. &enjemuran dilakukan

dari jam *-.**4<1.** dan diolak4alik seanyak 4

kali selama kurang leih hari. &enjemuran selesai

 jika kadar air akar wangi telah men'apai sekitar 

<%0. &ada proses pengeringan akan terjadi

kerusakan dinding sel yang memudahkan

pengeluaran minyak, sehingga waktu penyulinganleih singkat. Guenther <, menyatakan ahwa

selama pengeringan terjadi pergerakan air yang

menyeakan kehilangan minyak. Thorpe @

mengemukakan ahwa pengeringan dapat

menaikkan rendemen meskipun seagian minyak

menguap selama pengeringan. Hasil penelitian "usli

et al  . 3  memperlihatkan ahwa pengeringan

meningkatkan rendemen minyak akar wangi.

 Bkar kering yang disuling melalui sistem kukus

dengan lama penyulingan </ jam menghasilkan

rendemen minyak seesar <,34,<0, leih tinggi darirendemen minyak akar segar (asah) yaitu *,14

*,%0. Selain itu, minyak akar wangi yang dihasilkan

dari akar kering mutunya leih tinggi diandingkan

dengan minyak yang dihasilkan dari akar segar.

Seelum dilakukan proses penyulingan,

akar dipisahkan dari onggolnya (Gamar 1) dengan

menggunakan golok atau perajang akar, kemudian

dirajang sehingga erentuk potongan akar yang

pendek (Gamar %a). &roses perajangan ertujuan

untuk memudahkan penguapan minyak dari ahan,

mengurangi sifat kama ahan, dan memperluas

permukaan suling. &roses perajangan dapat

dilakukan dengan golok atau dengan mesin khusus

perajang akar, dengan panjang sekitar <%4* 'm.

Setelah dirajang, akar harus segera dimasukkan ke

dalam ketel suling untuk menghindari penguapan

minyak dari agian akar yang dipotong. &ada

perajangan akar wangi tanpa onggol dengan

ukuran <%K* 'm diperoleh rendemen <,34,<0 3.

7ika akar wangi tidak segera disuling, akar 

dikemas dalam karung plastik dan ditutup rapat,

kemudian disimpan dengan 'ara ditumpuk dalam

gudang yang terlindung dari 'ahaya matahari, tidaklema, suhu *4*o, dan letaknya jauh dari ketel

suling. Tujuannya adalah untuk mengurangi

penguapan minyak selama penyimpanan. &etani

yang tidak memiliki alat penyulingan, maka akar 

yang telah kering dipres dan diikat sehingga

Page 11: 2012_1_4.rtf

7/23/2019 2012_1_4.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/201214rtf 11/17

erentuk undel (Gamar %) dengan erat sekitar 

<** kg, kemudian dikemas dalam keranjang.

&etani menjual akar wangi terseut kepada

pedagang perantara, untuk selanjutnya dijual ke

parik penyulingan atau eksportir.

PENYULINGAN MINYAK AKAR WANGI

a. M%t"d% dan P%,a!atan P%nu!in&an

&enyulingan merupakan proses pemisahan

komponen yang erupa 'airan dari dua ma'am

'ampuran atau leih erdasarkan peredaan

tekanan uap dari masing4masing komponen

terseut. ampuran 'airan yang disuling dapat

erupa 'airan yang tidak larut (immiscible) dan

selanjutnya menghasilkan distilat dua fase atau

'airan yang saling melarutkan se'ara sempurna

(miscible) yang hanya mementuk distilat satu fase.&ada prakteknya prinsip penyulingan 'ampuran

'airan dua fase dilakukan untuk memisahkan minyak

atsiri dari ahan tanaman dengan 'ara penguapan

dengan antuan uap air <.

Dalam industri minyak atsiri dikenal tiga

ma'am metode penyulingan, yaitu <)

penyulingan dengan air (ater distillation), )

penyulingan dengan uap dan air (ater and 

steam distillation), dan ) penyulingan dengan uap

(steam distillation).

Gamar 1. &emotongan akar dari onggol

tanaman akar wangi (Bnonymous, <*)

ig/re 4. 7/tting o etier roots rom its

root eads (;non-mo/s, 10  )

(a) ( b)

Gamar %. "ajangan akar wangi kering ukuran

<%4* 'm (Bnonymous, <*)

ig/re 5. 7ops o etier roots (1015 cm

long) (;non-mo/s, 10  )

uletin Teknologi &as'ananen &ertanian 5ol / (<), *< 1<

&ada penyulingan dengan air, ahan yang akan

disuling kontak langsung dengan air mendidih.

&ada penyulingan dengan menggunakan uap dan

air, ahan diletakkan pada rak4rak atau saringan

erluang, sehingga ahan tidak mengalami

kontak langsung dengan air yang digunakan untuk

menghasilkan uap. Tekanan yang dihasilkan

dalam ketel suling untuk kedua 'ara ini iasanya

sekitar < atm. &enyulingan dengan menggunakan

uap, pada dasarnya hampir sama denganpenyulingan menggunakan uap dan air.

&eredaannya adalah uap panas yang digunakan

erasal dari ketel uap yang terpisah dari ketel

suling. Tekanan uap dalam ketel suling dapat

dimodifikasi sesuai dengan kondisi ahan.

&emilihan metode penyulingan sangat

menentukan keerhasilan dan efisiensi proses

penyulingan. &enyulingan dengan uap langsung

memiliki efisiensi yang leih tinggi diandingkan

penyulingan air dan penyulingan airKuap, tetapi

memutuhkan peralatan yang leih komplek dan

mahal. =etaren <  merekomendasikan

penyulingan uap untuk ahan yang mengandung

minyak ertitik didih tinggi yang leih stail

terhadap panas termasuk minyak akar wangi.

&eralatan penyulingan minyak akar wangi

di =aupaten Garut seagian esar menggunakan

sistem penyulingan dengan uap dan air (kukus).

Di =e'amatan ayongong ada satu unit alat

penyuling yang menggunakan sistem penyulingan

uap. ahan konstruksi alat penyuling yang

digunakan di =aupaten Garut sudah 'ukup aik

karena hampir seluruhnya menggunakan stainless

steel   /. =apasitas alat penyuling yang dimiliki

produsen minyak akar wangi di =aupaten Garut

erkisar antara <,4<,% ton akar. Dengan kapasitas

terseut dapat dihasilkan minyak akar wangiantara %4@ kg per penyulingan (rendemen *,14

*,%0), sehingga dalam satu hari dapat dihasilkan

<*4<1 kg minyak karena umumnya penyulingan

dilakukan selama < jam -.

ahan akar yang digunakan untuk proses

produksi hampir seluruhnya menggunakan minyak

tanah dengan konsumsi ahan akar antara %*K

** litersatu kali penyulingan (rata4rata %* liter)

atau <4% liter minyak tanahjam . =onsumsi

energi yang digunakan terseut sangat tinggi

sehingga proses penyulingan akar wangi di

=aupaten Garut sangat oros ahan akar. Hasil

identifikasi yang dilakukan Mulyono et al  . ,

menemukan penyea tingginya konsumsi ahan

akar, antara lain diseakan a) olume air dalam

Page 12: 2012_1_4.rtf

7/23/2019 2012_1_4.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/201214rtf 12/17

ketel penyuling terlalu tinggi, yaitu .*/4.-%

liter air, sehingga memerlukan waktu sekitar jam

untuk memanaskan air sampai mendidih dan )

agian ketel penyuling (dinding, tutup, dasar) dan

pipa penghuung ketel dengan kondensor tidak

dilapisi dengan isolator panas, sehingga seagian

uap di sekitar dinding ketel terkondensasi dan

tidak erhasil keluar ke kondensor. Hal terseut

dapat mengakiatkan seagian komponen minyak

terkondensasi dan terpolimerisasi sehingga tidak

erhasil keluar dari dalam ketel.

&eraikan disain peralatan penyuling yang

dilakukan oleh Suwarda -  antara lain dengan

memeri isolator pada ketel penyuling (dinding,

tutup, dasar) dan pipa penghuung ketel4kondensor 

dapat meningkatkan kinerja dan efisiensi ketel

penyuling. Hal terseut ditandai dengan tingkat

recoer- minyak dan efisiensi ketel yang tinggi.=ehilangan energi pada ketel suling (dinding,

tutup, dasar) dan pipa penghuung ketel4

kondensor tidak signifikan terhadap keseluruhan

konsumsi ahan akar.

4. K"ndi2i P,"2%2 P%nu!in&an

Selain metode penyulingan dan penanganan

pas'apanen, kondisi proses penyulingan sangat

mempengaruhi rendemen dan mutu minyak akar 

wangi. =ondisi proses penyulingan yang

memengaruhi rendemen dan mutu minyak akar 

wangi yaitu kepadatan ahan, tekanan uap, laju

dan lama penyulingan.

=epadatan ahan di dalam ketel sangat

erpengaruh terhadap kemudahan uap erpenetrasi

kedalam ahan untuk memawa molekul minyak,

sehingga memengaruhi rendemen dan efisiensi

penyulingan. Guenther  menyeutkan ahwa

Gamar 3. Salah satu unit penyulingan minyak

akar wangi di =aupaten Garut

ig/re 6. =istillation /nit in =istrict o >ar/t,

?est Jaa)

1 uletin Teknologi &as'ananen &ertanian 5ol / (<), *<

tingkat kepadatan ahan erhuungan erat dengan

esar ruangan antar ahan. =epadatan ahan yang

terlalu tinggi dan tidak merata menyeakan

terentuknya jalur uap (rat oles) yang dapat

menurunkan rendemen dan mutu minyak.

Menurut =etaren <  jumlah minyak yang

menguap ditentukan oleh tekanan uap, eratmolekul komponen4komponen dalam minyak, danke'epatan minyak dikeluarkan dari ahan. Bgar diperoleh minyak yang ermutu tinggi maka

penyulingan hendaknya erlangsung pada tekanan

rendah dan dapat juga pada tekanan tinggi tetapi

dalam waktu yang singkat . &roses penyulingan

dengan menggunakan tekanan dan suhu rendah

mempunyai keuntungan yaitu minyak yang

dihasilkan tidak mengalami kerusakan akiat panas.

Selain itu, mengurangi penguapan komponen ertitik

didih tinggi dan larut di air. &enyulingan dengan

tekanan tinggi tidak selalu menghasilkan rendemen

dan mutu yang leih aik. &enggunaan tekanan uap

yang terlalu tinggi dapat menyeakan kerusakan

komponen4komponen penyusun minyak. aju

penyulingan menyatakan jumlah air suling yangdihasilkan per satuan waktu. &engaturan laju

penyulingan disesuaikan dengan diameter ketel dan

olume antar ruang ahan . aju penyulingan yang

rendah menyeakan uap terhenti pada ahan yang

padat, sehingga proses ekstraksi minyak tidakerjalan sempurna. Sealiknya, jika laju penyulingan

terlalu 'epat maka uap dalam ketel akan keluar 

melalui ahan dengan mementuk jalur uap serta

mengangkut ahan partikel ke dalam kondensor,

sehingga menghamat aliran uap di dalam

kondensor. ama penyulingan mempengaruhi kontak

uap air dengan ahan. &ada penyulingan yang leih

lama, jumlah minyak yang terawa oleh uap semakin

anyak sehingga rendemen minyak yang diperoleh

leih anyak. ama penyulingan juga erpengaruh

terhadap penguapan fraksi yang ertitik didih tinggi.

Semakin lama penyulingan, penguapan fraksi yang

ertitik didih tinggi akan makin esar .

&roses penyulingan yang diterapkan oleh

para penyuling minyak akar wangi, khususnya di

=aupaten Garut seagian esar elum

memperhatikan 'ara memproduksi minyak akar 

wangi yang aik dan enar. &engisian akar wangi

dalam ketel penyuling umumnya terlalu padat.=epadatan ahan erkisar antara *,13K*,%* kgliter.

=ondisi terseut dapat mengakiatkan terentuknya

 jalur uap yang menurunkan rendemen dan mutuminyak akar wangi. Selain itu, dapat pula

menimulkan tekanan alik (bac press/re)

Page 13: 2012_1_4.rtf

7/23/2019 2012_1_4.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/201214rtf 13/17

karena uap sulit lolos melewati ahan. Hal terseut

merupakan salah satu penyea naiknya tekanan

dalam ketel. Hasil penelitian Hardjono et al . *

memuktikan ahwa pada kepadatan akar wangi

dalam ketel penyuling memengaruhi rendemen

minyak yang dihasilkan. &ada kepadatan akar *,<*

kgl rendemen minyak akar wangi yang dihasilkan

leih rendah yaitu <,10 diandingkan dengan

kepadatan *,*@ kgl yang menghasilkan rendemen

,*0. Menurut Mulyono et al. <, kepadatan ahan

teraik dalam penyulingan minyak akar wangi yaitu

*,*- kgl yang dapat menghasilkan rendemen

minyak seesar ,%/ kgl diandingkan dengan

kepadatan ahan *,*@ dan *,<< kgl yang hanya

menghasilkan rendemen masing4masing ,< dan

,1*0 .

&roses penyulingan yang dilakukan oleh

seagian esar produsen minyak akar wangi di=aupaten Garut menggunakan tekanan uap yang

tinggi (1K% ar dengan suhu diperkirakan <1*o)

sejak awal penyulingan. Hal terseut merupakan

salah satu penyea minyak yang dihasilkan

erwarna gelap dan erau gosong, karena

degradasi fraksi terpen yang rentan suhu dan

tekanan tinggi dalam waktu lama. &ada awalnya,

penyulingan yang dilakukan produsen minyak akar 

wangi pada tekanan rendah (K1 ar) dengan waktu

penyulingan 1 jam. 2amun sejak adanya kenaikan

ahan akar minyak (M) terutama minyak tanah,

produsen minyak akar wangi memotong waktu

operasi penyulingan dengan 'ara menaikkan

tekanan, padahal penyulingan pada tekanan tinggi

menurunkan mutu minyak. Menurut Suwarda-,

penyulingan minyak akar wangi seaiknya

menggunakan tekanan erkisar K ar.

Hasil penelitian menunjukkan ahwa penyulingan

menggunakan tekanan dan ar selama - jam

(dihitung sejak destilat menetes) sangat efektif 

karena menghasilkan recoer-  minyak yang 'ukup

tinggi yaitu //,- dan -*,10. Menurut Guenther , semakin tinggi tekanan yang digunakan maka

akan meningkatkan jumlah minyak yang dihasilkan,

peningkatan tekanan diakiatkan oleh adanya

kenaikan suhu. #alaupun 'ukup efektif dari sisi

recoer- minyak, penggunaan tekanan uap konstan(4 ar) sejak awal penyulingan masih kurang

efisien ditinjau dari konsumsi energinya (.13-41.%/

M7kg minyak akar wangi). !noasi teknologi

penyulingan dengan menggunakan tekanan uap

ertahap dapat meningkatkan rendemen, mutu, dan

efisiensi penyulingan ,-,<.

&ada penyulingan dengan uap, ke'epatan

penyulingan dapat diatur dengan mengatur 

Page 14: 2012_1_4.rtf

7/23/2019 2012_1_4.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/201214rtf 14/17

uletin Teknologi &as'ananen &ertanian 5ol / (<), *< 1

tekanan uap. &enggunaan tekanan uap yang tinggi

menyeakan ahan di dalam ketel semakin kering.

Minyak hanya akan menguap setelah terjadi difusi

dan akan erhenti atau menurun aktiitasnya jika

ahan terseut menjadi kering. Hasil penelitian

Moestafa et al.    menunjukkan laju penyulingan

memeri pengaruh nyata terhadap rendemen dan

kadar etierol pada penyulingan minyak akar wangi.

"endemen minyak seesar ,1@0 pada laju

penyulingan *,3 kg uapjam dengan kadar etierol

3,-<0 leih tinggi diandingkan pada laju

penyulingan *,% kg uapjam yang menghasilkan

minyak ,<@0 dan kadar etierol 3<,@-0. "usli dan

 Bnggraeni 1  juga memperoleh rendemen minyak

akar wangi leih tinggi pada penyulingan yang leih

lama (< jam) yaitu ,*@0 diandingkan dengan

penyulingan / jam yang hanya menghasilkan

rendemen <,@/0. 2amun, perpanjangan waktu

penyulingan untuk meningkatkan rendemen

erdampak pada esarnya iaya ahan akar yang

digunakan.

INO0ASI TEKNOLOGI PENYULINGANMINYAK AKAR WANGI

!noasi teknologi penyulingan akar wangi dengan

pemerian tekanan uap se'ara ertahap selama

proses penyulingan ertujuan untuk memperaiki

performa penyulingan minyak akar wangi aik

yang terkait dengan rendemen, mutu maupun

efisiensi proses (energi dan iaya). Teknologi

penyulingan minyak akar wangi dengan

pemerian tekanan uap ertahap dikemangkan

oleh Tutuarima , Suwarda - dan Mulyono et al .<.

Tutuarima   melakukan penyulingan akar 

wangi menggunakan peningkatan tekanan uap

seanyak tahap, dengan asumsi minyak akar 

wangi memiliki komponen dengan titik didih tinggi,sedang, dan rendah. Tekanan uap yang digunakan

yaitu ,*+ ,%+ dan ,* ar masing4masing selama

+ + dan 1 jam sehingga total waktu penyulingan

selama - jam. Hasil yang diperoleh menunjukkan

ahwa recoer-  minyak pada penggunaan tekanan

uap ertahap seesar -,%/0. 2ilai recoer-   ini

leih tinggi diandingkan penyulingan dengan

tekanan uap konstan dan ar yaitu masing4

masing //,- dan -*,10. Hal terseut menunjukkan

ahwa peningkatan tekanan se'ara ertahap

mampu mendorong minyak keluar leih anyak jika

diandingkan pada penggunaan tekanan konstan.

&roses penyulingan dengan tekanan uap ertahap

 juga dilakukan Mulyono et al .<  menggunakan %

tahap tekanan uap yaitu <,*+ <,%+ ,*+ ,%+ dan ,*

ar. &enyulingan akar wangi dimulai pada tekananuap <,* ar selama jam, dinaikkan menjadi <,%

ar selama jam, ,* ar selama jam, ,% ar 

selama < jam dan terakhir pada ,* ar selama <

 jam. Total waktu penyulingan yang digunakan

adalah / jam. "endemen minyak yang diperoleh

seesar ,%/0 pada kepadatan ahan *,*- kgl,

,<0 pada kepadatan ahan *,*@ kgl dan ,1*0

pada kepadatan *,<< kgl.&enggunaan tekanan uap ertahap tidak

saja menguntungkan dari segi rendemen minyak

akar wangi yang dihasilkan tetapi juga dapat

menurunkan konsumsi energi (ahan akar) yangdigunakan.HasilpenelitianSuwarda-,menunjukkan

konsumsi energi untuk proses penyulingan akar 

wangi dengan tekanan uap ertahap seesar .1%%

M7kg minyak akar wangi. =onsumsi energi terseut

leih rendah diandingkan dengan konsumsi energi

pada penyulingan di tingkat produsen minyak akar 

wangi (rata4rata .3@@ M7kg minyak akar wangi).

Dengan demikian, konsumsi energi pada

penyulingan dengan tekanan uap ertahap dapat

menghemat energi rata4rata seesar /,*0.

Dari segi mutu minyak, penggunaan tekananuap ertahap dapat meningkatkan mutu minyak akar 

wangi. =arakteristik minyak akar wangi yang

diperoleh dari penggunaan tekanan uap ertahap

leih aik dari minyak akar wangi hasil penyulingan

rakyat di =aupaten Garut (Tael ). Se'ara umum,

mutu minyak akar wangi memenuhi standar mutu

S2! 2o. *34/34**3 (Tael ). Menurut Guenther , untuk memperoleh minyak yang ermutu tinggi

maka penyulingan hendaknya erlangsung pada

tekanan rendah. &enyulingan yang menggunakan

tekanan dan suhu rendah mempunyai keuntungan

yaitu minyak yang dihasilkan tidak mengalami

kerusakan akiat panas sehingga warnanya tampak

leih muda (Gamar @) dengan aroma khas wangi

dan tidak erau gosong. &ada penyulingan dengan

tekanan uap ertahap, se'ara umum tekanan uap

yang digunakan adalah tekanan uap rendah (4,%

ar), sedangkan penggunaan tekanan uap yang

leih tinggi ( ar) hanya dilakukan pada agian

akhir dari proses penyulingan.

11 uletin Teknologi &as'ananen&ertanian 5ol / (<), *<

Page 15: 2012_1_4.rtf

7/23/2019 2012_1_4.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/201214rtf 15/17

Tael . Mutu minyak akar wangi hasil penyulingan dengan tekanan uap ertahap

Table 2. A/alit- o etier oil prod/ced /sing grad/al steam press/re metod 

=arakteristik Tekanan uap Tekanan uap &enyulingan "akyat S2!!ndonesia 2at.

7aracteristics ertahapDgrad/al  ertahapD grad/al small processor   Standard 2o. *34

steam press/reQ) steam press/reQQ) distillationQQQ) /34**3J #arna'olor  =uning 'oklat =uning muda 'oklat Eoklat tua gelapDdar.  =uning muda 'oklat

kemerahanDreddis, kemerahanDreddis, bron kemerahanDreddis,

bro5n -ello5 pale -ello5   bron pale -ello 

J auodor   K K K K

J oot jenisdensit-  *,--@ K <,**< *,-/* K <,** *,-// K *,-/@* *,-/* K <,**

(**R)

J !ndeks iasreractie <,%/K<,%3@ <,% K <,%33 <,%<@/ K <,%< <,%* K <,%*

inde (*o)

J =elarutan dlm etanol < < < M <, jernihDclear  < M < < M <, jernih dan

/*0sol/bilit- in etanol  seterusnya jernihD

08 contin/osl- clear 

J ilangan asamacid  <* K - 3,/ K %<,<@ <* K %

n/mber 

J ilangan esterester  1,/3 K *,3- 1 K * ,<@ K <@,/ % K 3

n/mber 

J ilangan ester setelah  K K K <** K <%*

asetilasiacet-lated 

ester n/mber 

J =adar etierol total 13,*< K @*,/ 11,1% K @<,1* K Min. %*

total etierol content 

(0)

J =adar etierol <,1% K ,/1 K 1,11 K 3,< K

(G) etierol content 

(G),0

Sumer Q) Tutuarima (**-) K Tekanan uap ,*+ ,%+ ,* ar selama - jam QQ)

Suwarda (**-) K Tekanan uap ,*+ ,%+ ,* ar selama - jam

QQQ) &enyulingan rakyat di =aupaten Garut

Gamar @. #arna minyak akar wangi (B<) &engolahan rakyat+ (<)

Tekanan uap ertahap fraksi ringan+ (<) Tekanan uap

ertahap fraksi erat

ig/re ". 7olor o etier oil % (;1) small scale processor# (B1) ligt 

raction rom grad/al steam press/re metod# (71) ea- raction rom grad/al steam press/re metod 

PENUTUP

Minyak akar wangi

!ndonesia ermutu

rendah, akiatnya

dalam perdagangan

dunia mendapat

harga yang rendah

dan kalah ersaing

dengan negara

produsen lain

terutama Haiti dan"eunion.

&enyulingan minyak

atsiri di tingkat

pengrajin tidak efisien

karena konsumsi ahan

akar (energi) dan iaya

produksi yang tinggi.

&eningkatan rendemen

dan mutu minyak akar 

wangi dapat dilakukan

melalui peraikan 'ara

panen dan penanganan

pas'apanen serta metode

dan kondisi proses

penyulingan. &enyulingan

dengan tekanan uap

ertahap merupakan

salah satu solusi yang

dapat digunakan untuk

memperaiki mutu minyak

dan meningkatkanefisiensi produksi minyak

akar wangi.

uletin Teknologi &as'ananen &ertanian5ol / (<), *< 1%

Page 16: 2012_1_4.rtf

7/23/2019 2012_1_4.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/201214rtf 16/17

DAFTAR PUSTAKA

1. Guenther E. The Essential 8il 5ol. !5. "oert #.

=ringer. Brti'le &ulishing o., !n'. Huntington,

2ew ork. <[email protected]. Emmy6ar . Ferry dan Daswir. &rospek

&engemangan Tanaman Bkar #angi.

&erkemangan Teknologi Tanaman "empah

dan 8at+ **3. 5ol. U5!!! (!) <4<<.

3.aania A. 8ther uses, and utili6ation of etier

5etier oil V!nternetW. **1 VDi unduh 2opemer

**3W. Tersedia di httpwww.etier.'om!5

&ro'eeding !2DXetoil.pdf.

4. Bkhila B, M. "ani. hemi'al onstituents and

Essential 8il iogenesis in 5etieria Yi6anoides

di dalam Maffei, Massimo. **. 5etieria TheGenus 5etieria. Taylor and Fran'is !n'., 2ew

ork. **

5.=amal , ". Bshok. Modified etier oil

e'onomi' iopesti'ide V!nternetW. **3 VDi

unduh % Desemer **@W Tersedia di

httpwww.ars. usda.goresear'h puli'ations

puli'ations. htmZSEX:28X <<%P <@*@<%.

6. Emmy6ar S"oe'han, B.M. =urniawansyah dan

&ulung. &roduktiitas dan kadar minyak

tanaman akar wangi (5etieria 6i6anioides

Stapt) di tanah ter'emar logam erat 'admium.7urnal ilmiah &ertanian Gakuryoku+ ***. 5! ()

<-4<@-.

7. hom'halow 2. The utili6ation of etier as

medi'inal and aromati' plants with spe'ial

referen'e to Thailand. Te'hni'al ulletin 2o.

**<<. 8ffi'e of the "oyal Deelopment

&roje'ts oard. angkok, Thailand. **<.

8.  Bnonymous. The Anited States market for 

natural ingredients used in dietary supplements

and 'osmeti's. Market rief **. !nternational

Trade entre A2TBD#T8, Genea. **.

9. Bnonymous. Statistik &erdagangan uar 2egeri

!ndonesia. 7ilid !. &S K 7akarta. !ndonesia+

**%. hal *%.

10. Bnonymous. Bkar #angi. Makalah disampaikan

oleh &T 7asula #angi pada =onferensi 2asional

Minyak Btsiri. Solo </4* Septemer **3.

11. Heyne, =. Tumuhan erguna !ndonesia. 7ilid

!. adan &enelitian dan &engemangan

=ehutanan. Departemen =ehutanan, 7akarta.

<-/@.

12. =etaren, S. &engantar Teknologi Minyak Btsiri.alai &ustaka, 7akarta. <-/%.

13. aania A, S. asu, and S. aania. Towards

io4Effi'ient Bnd 2on4!nasie 5etier essons

From Genomi' Manipulation Bndhromosomal

hara'teri6ation V!nternetW. **/ VDi unduh

 Bgustus **-W. Tersedia di httpwww.etier.

org !51pdfsE*.pdf14. Tasma !M., &andji , dan Ei Taurini.

&erkemangan &enelitian Bkar #angi. Edisi

=husus ittro. 5ol. 5!, 2o. <. alai esar 

Tanaman "empah dan 8at, ogor+ <--*.

15. a6aussus. G4MS and G4MS4MS

 Bnalysis of a omple9 Essential 8il. 7ournal

hromatographia+ <-//. 5ol. % 2o.<*,

8'toer. % p.

16. Demole E&, G.#. Hol6ner, and M.A. oussefi.

Malodor formation in al'oholi' perfumes

'ontaining etieryl a'etate and etier oil.&erfum. Fla.+ <--%. * %41*.

17. Moestafa B, dan 7. Moermanto. Meningkatkan

Mutu Minyak Bkar #angi. #arta !H&, <-//+

5ol. %, 2o.<. alai &engemangan =hemurgi

dan Bneka !ndustri. alai esar !ndustri Hasil

&ertanian, ogor.

18. hampagnat. B Study on the omposition of

ommer'ial 5etieria 6i6anioides 8ils from

Different Geographi'al 8rigins. 7ournal of 

Essential 8il "esear'h 7E8". 7ulyBugust.

**3.

19. Martine6, 7., &aulo T. 5. "., hantal, M., Blain

., &ierre ., Domini;ue &., and M. Bngela B.

M. 5alori6ation of ra6ilian 5etier (5etieria

6i6anioides (.) 2ash e9 Small) oil. 7. Bgri'.

Food hem. **1+ % 3%@/43%/1.

20.  Bdhika, ., **1. Fraksionasi Minyak Bkar

#angi (5etieria 6i6anoides Stapf.) dengan

Teknik &a'ked oloumn 5a'uum Distillation.

Skripsi. FBTETB4!&, ogor.

21. Standar 2asional !ndonesia. Minyak Bkar

#angi V!nternetW. **3 VDi unduh <* Feruari

**/W Tersedia di httpwww.sn.or.idfilessni

S2!0**<4/34**30*Xakar 0wangiX.pdf .

22.Guenther, E. Minyak Btsiri 7ilid !5B. Terjemahan.

Semangat =etaren. A!4&ress. 7akarta. <--*.

23. Mulyono E, "isfaheri, Hernani, T. Hidayat, S.!.

=ailaku, #. roto, M.S. "usli, =etaren dan H.

Susanto. &eraikan Mutu dan Efisiensi

&enyulingan Minyak Bkar #angi. ogor

aporan hasil penelitian alai esar &enelitian

dan &engemangan &as'apanen &ertanian.

**@.

13 uletin Teknologi &as'ananen&ertanian 5ol / (<), *<

Page 17: 2012_1_4.rtf

7/23/2019 2012_1_4.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/201214rtf 17/17

24. Bnonymous. &rofil =omoditi Minyak Bkar #angi

(5etier 8il). adan &engemangan Ekspor 

2asional, Departemen &erdagangan, 7akarta+

<-/@. <3 hal.

25. Fajar, M.B.., **/. &engaruh =epadatan Bkar&ada &enyulingan dengan =enaikan Tekanan

Aap Terhadap "endemen dan Mutu Minyak

 Bkar #angi yang Dihasilkan. Skripsi. FBTETB4

!&, ogor.

26."usli S, 2. 2urdjanah, Soediarto, D. Sitepu, Brdi

dan D. T. Sitorus. &enelitian dan &engemangan

Minyak Btsiri !ndonesia. alai &enelitian

Tanaman "empah dan 8at, ogor+ <-/%.

27.Thorpe. ThorpeLs Di'tionary of Bpplied hemistry

1th edition. ongmans, ondon+ <-1@.

28.Dewan Btsiri !ndonesia. Dataase Minyak Btsiri!ndonesia V!nternetW. **/ VDi unduh % Bpril

**/W Tersedia di httpatsiriindonesia. 'om

puli' inde9.phpZmenuP[ showP1.

29. Suwarda, "., **-. Bnalisis Energi &roses

&enyulingan Minyak Bkar #angi dengan

&eningkatan Tekanan dan aju Blir Aap Bir 

se'ara ertahap. Tesis. Fakultas &as'asarjana.

!&, ogor

30. Hardjono, S. "usli, dan Deswert. ara4ara

&enyulingan Mempengaruhi "endemen dan

=ualitas Bkar #angi. &emeritaan &T!+ <-@.

(<%4<3) -41@. alai esar Tanaman "empah

dan 8at, ogor.

31.Mulyono E, "isfaheri, dan T. Hidayat. &engaruh=epadatan ahan pada &enyulingan dengan

=enaikan Aap ertahap Terhadap "endemen dan

Mutu Minyak Bkar #angi. &rosiding =onferensi

2asional Minyak Btsiri. andung, *4< 8ktoer.

andung Dewan Btsiri !ndonesia.

*<*.

32. Tutuarima T., **-. "ekayasa &roses

&enyulingan Minyak Bkar #angi dengan

&eningkatan Tekanan dan aju Blir Aap

ertahap. Tesis. Fakultas &as'asarjana. !&,

ogor.33. Moestafa B, &. #aspodo dan S. &engaruh

ama dan =e'epatan &enyulingan Terhadap

kadar Minyak dan 5etierol Bkar #angi. #arta

!H&. <--<+ / () << K <%.

34."usli S. dan Bnggraeni. &engaruh Tekanan

Aap dan ama &enyulingan Terhadap

"endemen dan Mutu Minyak Bkar #angi.

uletin &enelitian Tanaman "empah dan 8at.

5ol. U (<) + <---. Hal % K

uletin Teknologi &as'ananen&ertanian 5ol / (<), *< 1@