perencanaan reklamasi (ok).rtf

Download PERENCANAAN REKLAMASI (OK).rtf

If you can't read please download the document

Upload: koboi-jitu

Post on 28-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

REKLAMASI

PERENCANAAN REKLAMASI

Sebagai kewajiban dalam suatu kegiatan penambangan bahwa perencanaan reklamasi harus dilaksanakan dengan sebaik baiknya. Yang merupakan suatu kewajiban bagi perusahaan penambangan.

Perencanaan kegiatan reklamasi lahan pasca tambang ini diarahkan pada rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) daerah Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung. Dimana berdasarkan RTRW Kecamatan Cililin dan Kabupaten Bandung, areal ini diperuntukan sebagai kawasan perkebunan atau hutan produksi.

Berdasarkan hal itu maka perencanaan reklamasi lahan bekas tambang ini akan direhabilitasi menjadi kawasan perkebunan produksi. Adapun rencananya penanaman pohon budidaya yang dianggap dapat hidup pada areal ini adalah tanaman pohon jati. Sesuai dengan karakter pohon jati dan keadaan tanah dilokasi ini sangat sesuai.

Adapun kegiatan reklamasi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

Mempersiapkan Lahan untuk Reklamasi

Pengamanan dan Pengaturan Lereng Bekas Tambang

Sebagai bekas tambang yang telah dilaksanakan maka akan terbentuk lereng majemuk yang cukup tinggi di sebelah Selatan lokasi batas penambangan. Karena hal itu maka sangat penting untuk dilakukan pengamanan terhadap lereng majemuk ini. Pengamanan dan pengaturan terhadap lereng majemuk ini adalah dengan penerapan sistem teras individu yang dianggap sangat sesuai untuk lokasi ini. Hal ini didasarkan pada keadaan lereng majemuk serta dengan mempertimbangkan keadaan tanah dan keadaan curah hujan dilokasi kegiatan.

Gambar Sistem Teras Individu

Pengamanan dan Pengaturan Lahan Bekas Tambang

Lahan bekas tambang yang terbentuk adalah berupa areal terbuka dimana memiliki kemiringan yang beragam. Dari hasil pengkajian pada akhir penambangan yang diinterpolasikan dengan rencana kegiatan penambangan, maka lahan bekas tambang akan terbagi menjadi beberapa areal dengan tingkat kemiringan sebagai berikut :

Areal dengan kemiringan antara 0% sampai dengan 5%

Untuk areal ini akan dilakukan penanganan dengan menerapkan sistem teras datar dimana hal ini akan lebih mudah dilaksanakan, dimana pada bagian tertentu tinggal digundukkan cara pembuatan teras ini cukup mudah, yaitu dengan penyebaran tanah pucuk di tetapi pada bagian tertenti ditinggikan, sehingga akan membentuk pematang yang diteruskan nantinya dengan ditanami dengan jenis rumput - rumputan.Bentuk pengaturan dan penanganan dengan sistem teras datar dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar Teras Datar

Areal dengan kemiringan antara 10 sampai dengan 30%

Areal dengan kemiringan seperti ini, pada dasarnya lebih cocok dengan pengamanan dan pengaturan dengan sistem teras bangku, dimana setelah ditata dengan sistem ini bidang olahnya menjadi datar atau bahkan akan menjadi sedikit miring. Dengan sistem ini maka akan baik sekali untuk mempertahankan tanah dari bahaya erosi karena curah hujan yang cukup tinggi. Biasanya penerapan sistem teras bangku ini memiliki batasan batasan tertentu seperti, perbedaan tinggi antara dua bidang olah sebaiknya lebih dari 1,5 meter, sedangkan lebar bidang olah sebaiknya tidak lebih dari 10 meter. Akan tetapi secara teknis penerapan sistem teras bangku ini akan disesuaikan dengan keadaan lokasi areal bekas tambang yang telah terbentuk. Untuk lebih jelas model teras bangku dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar Sistem Teras Bangku

Areal dengan kemiringan antara 30 sampai dengan 50%

Untuk areal ini maka pengamanan dan pengolahan yang dilakukan adalah dengan pengaturan terhadap keadaan kemiringan lereng dimana diterapkan sistem teras kebun yang dirasa cukup baik untuk tanaman jenis perkebunan produksi.

Gambar Sistem Teras Kebun

Pengendalian Laju Erosi dan Sedimentasi

Salah satu syarat mutlak yang harus diperhatikan dalam tahap reklamasi ini adalah pengendalian laju erosi dan laju sedimentasi. Karena laju erosi ni akan mengakibatkan menurunnya tingkat kesuburan tanah, selanjutnya akan terjadi pengendapan lumpur dan sedimentasi pada alur alur sungai atau saluran air disekitar lokasibekas penambangan.

Adapun laju erosi ini disebabkan oleh bebrapa faktor diantaranya yaitu :

tingkat curah hujan yang tinggikeadaan topografi (kemiringan lereng)jenis tanahperlakuan terhadap tanah (tat guna lahan)dan jenis tanaman penutup tanah.

Hal ini yang menjadi perhatian serius dan dijadikan dasar dalam pengendalian laju erosi dan sedimen tasi.

Dimana pada pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis jenis tingkat kemiringan yang akan dilaksanakan dalam kegiatan reklamasi. Tahap pengerjaannya akan dilaksanakan setelah pengamanan dan pengolahan lokasi penambangan. Walau untuk mempermudah dalam pengerjaan dilapangan kegiatan ini dilakukan secara bersamaan dengan kegiatan pengamanan dan pengolahan areal bekas tambang.

Pada perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan pengendalian laju erosi yaitu

Pembuatan saluran air (SPA)

Dimana rencana pembuatan saluran air ini akan disesuaikan dengan keadaan topografi lahan reklamasi yang direncanakan, dengan memperhatiakan topografi dari lahan reklamasi yang terbentuk.

Bentuk dasar saluran akan dibuat model travesium tidak dibuat permanen, , karena hal ini sangat dianjurkan berdasarkan dari keadaan tanah dan batuannya, serta pada bagian dasarnya ditanami rerumputan yang akan mengurangi kecepatan aliran. Sedangkan rencana dimensi saluran disesuaikan dengan keadaan lokasi reklamasi dengan acuan kepada tingkat curah dilokasi.

Gambar penampang saluran air

Dam/Bendungan Pengendali

Rencana pembuatan dam pengendali ini akan ditempatkan pada lokasi yang disesuaikan dengan keadaan lahan reklamasi. Dimana pada rencananya dam pengendali akan dibuat pada lokasi di tengah antara daerah yang memiliki tingkat kemiringan paling tinggi. Sebagai salah satu cara untuk mengurangi kecepatan air larian.

Pembuatan Kolam Pengendap

Kolam pengendap akan dibuat pada areal yang memiliki kontur paling rendah pada lokasi areal reklamasi.

Pengembalian tanah over burden

Kegiatan ini meliputi pengolahan tanah over burden yang akan dilakukan dengan menyebarkan tanah over burden ke lokasi lahan bekas tambang sebagi media tanam. Dengan perbandingan tertentu. Dimana lapisan bawah disebarkan over burden dengan ketebalan yang disesuaikan dengan keadaan lapangan. Ketebalan penyebaran tanah over burden ini adalah sekitar 1 meter sampai 1 meter.

Sedangkan lapisan tanah pucuk disebarkan pada bagian atas setelah over burden disebarkan, dengan ketebalan penyebaran tanah pucuk sekitar 0,5 meter sampai dengan 1 meter. Hal ini disesuaikan dengan keadaan topografi lokasi areal reklamasi. Penataan dilakukan sedemikian rupa sehingga secepatnya dapat dilakkan penanaman oleh jenis tanaman yang direncanakan.

Revegetasi

Pada Tahap ini dalam perencanaan ini akan dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan diantaranya yaitu :

Rancangan teknis tanaman

Dalan pelaksanaan reklamasi ini akan dilakukan penanaman jenis pohon kebun budidaya berupa pohon jati. Dimana pekerjaannya meliputi persiapan areal penanaman, pengadaan bibit, serta pelaksanaan penanaman dan pemeliharaan. Dengan perkiraan pembiayaan sebagai berikut :

No

Jenis Biaya Kegiatan

Harga Satuan

Banyaknya

Jumlah

Keterangan

1

Biaya Pengelolaan lahan

Rp 75,000,000.00

Borongan

2

Pengadaan bibit pohon jati

Rp 2,500.00

Rp 13,500.00

Rp 33,750,000.00

3

Biaya Penanaman

Rp 300.00

Rp 13,500.00

Rp 4,050,000.00

4

Biaya Perawatan

Rp 200.00

Rp 13,500.00

Rp 97,200,000.00

selama 3 tahun

5

Penggunaan pupuk

Rp 300.00

Rp 13,500.00

Rp 48,600,000.00

pemupukan tiap 3 bulan 1x selama 3 tahun

6

Lain - lain

Rp 200.00

Rp 13,500.00

Rp 16,200,000.00

Selama 6 tahun

Jumlah Total Biaya

Rp 274,800,000.00

Mempersiapan Areal Penanaman

Adapun dalam kegiatan ini dilakukan beberapa tahap kegiatan yaitu diantaranya adalah :

Pembersihan lahan

Hal ini dilakukan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu agar tanaman dapat tumbuh pohon jati dapat tumbuh tanpa adanya persaingan dengan tanaman pengganggu. Dengan maksud tanaman jati mendapat unsur hara sinar matahari yang cukup.

Pengolahan lahan

Tanah akan diolah supaya gembur, hal ini dilakukan agar akar tanaman dapat dengan mudah tumbuh menembus tanah dan mendapatkan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman jati.

Perbaikan tanah

Hal ini dilakukan dengan tujuan agar kualitas tanah menjadi bagus, karena mungkin saja tanah ini saat ditimbun diareal dumping area kesuburannya berkurang. Dengan melakukan perlakuan khusus terhadap tanah over burden atau tanah pucuk ini. Tujuannya untuk memperbaiki keadaan kesuburan tanah. Diantaranya dengan penggunaan gypsum, kapur mulsa serta pupuk organik maupun pupuk an organik.

Pengadaan bibit

Dalam hal ini rencana pengadaan bibit akan diusahakan melalui kerjasama dengan dinas pertanian atau kehutanan, dengan cara membeli bibit tanaman jati yang telah layak untuk ditanam dilokasi dengan perkiraan umur 4 sampai 6 bulan.

Alasan kenapa bibit tidak melakukan persemaian sendiri dikarenakan hal ini berkaitan dengan biaya yang akan dikeluarkan. Bahwa dengan membeli bibit, lebih efisien dan lebih ekonomis dari pada membuat persemaian bibit sendiri.

Penanaman Pohon Jati

Kegiatannya meliputi penentuan arah larikan yang dilakukan sejajar dengan kontur dan pada areal yang datar arah larikan dilakukan searah Timur dan Barat. Selanjutnya dilakukan pemasangan ajir mengikuti jarak tanam pohon yang telah ditetapkan. Sekitar 4 meter x 3 meter.

Kemudian dilakukan pembuatan lubang untuk penanaman pohon jati, dengan ukuran sekitar lebar 30 cm panjang 30 cm dan kedalaman 40 cm pada semua areal reklamasi yang ditetapkan kemudian dilanjutkan dengan pendistribusian bibit pohin jati pada semua lokasi areal reklamasi disekitar dekat lubang lubang yang telah dibuat. Dilanjutkan dengan penanaman dengan pertama tama membuka plyset/poolybag pada bibit tanaman yang ada, kemudian dimasukan kedalam lubang dan diurug dengan tanah kemudian sisinya dipadatkan dengan hentakan kaki secara perlahan, tanaman diusahakan ditanam dengan posisi tegak lurus. Penanaman ini akan dilakukan secara bertahap dan pelaksanaannya akan dilaksanakan setiap sore hari.

Pemeliharaan Pohon Jati

Untuk mendapatkan tingkat keberhasilan penanaman yang bagus maka dalam perencanaan akan dilakukan pemeliharaan terhadap tanaman jati ini dengan sebaik baiknya. Pemelihraan dilakukan untuk memacu tingkat pertumbuhan tanaman secara cepat. Agar dapat menyesuaikan dengan keadaan lingkungannya yang baru.

Pemeliharaan pada tahun pertama meliputi :

Penyulaman

Yaitu untukmengganti tanaman yang rusak atau tidak dapat tumbuh dengan baik agar diperoleh hasil yang baik. Penyulaman akan dilaksanakan antara 10 hari sampai 30 hari setelah penanaman.

Pengendalian Gulma

Hal ini dilakukan untuk mengurangi persaingan antara tanaman jati sebagai tanaman pokok dengan tanaman pengganggu lainnya, dilakukan dengan penyiangan, atau dengan memberikan penyemprotan dengan bahan kimia/herbisida hal ini disesuaikan dengan jenis tanah dan tanaman pohon jati. Juga dilakukan penyiraman secara kontinyu untuk beberapa waktu pertama penanaman.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan secara kontinyu dan terjadwal setiap 3 bulan satu kali dengan dosisi yang telah disesuaikan dengan karakteristik tanaman pohon jati juga diselingi dengan pemberian pupuk organik yang dapat diperoleh dengan mudah disekitar lokasi. Hal ini untuk memicu pertumbuhan pohon jati.

Pengendalian Hama Penyakit

Hal ini dilakukan dengan cara cara tradisional, akan tetapi tidak menutup kemungkinan pengendalian hama penyakit ini dilakukan dengan menggunakan bahan kimia tertentu hal ini dilakukan jika keadaan dianggap sangat mendesak, serta lokasi ini bukan merupakan daerah kawasan konservasi atau kawasan pelestarian alam, jadi penanggulangan penyakit tanaman dengan bahan kimia diperbolehkan, dengan dosis penggunaan yang disesuikan dengan petunjuk penggunaan perlakuan secara tepat terhadap tanaman.

Pemeliharaan pada tahun kedua dan ke tiga meliputi pengendalian gulma, pemupukan dan pengendalian hama penyakit. Kegiatan selanjutnya tanaman jati akan menyesuaikan sendiri dengan lingkungannya. Sampai pada waktu dimana tanaman pohon jati ini akan siap untuk dipanen.