mkn-sep2006- sup (18).rtf

Download mkn-sep2006- sup (18).rtf

If you can't read please download the document

Upload: anang-pamugkas

Post on 06-Nov-2015

83 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Tinjauan Pustaka

Labirinitis

Askaroellah Aboet

Departemen THT-KL

FK-USU/RSUP H. Adam Malik, Medan

Abstrak: Labirinitis adalah infeksi pada telinga dalam (labirin) yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Labirinitis merupakan komplikasi intratemporal yang paling sering dari radang telinga tengah. Di klinis, dibagi atas labirinitis lokalisata dan labirinitis difusa (supuratif). Gejala klinis yang timbul pada keduanya hampir sama, yaitu gangguan vestibular, vertigo, nistagmus, mual dan muntah serta gangguan fungsi pendengaran sensorineural, hanya gejala klinis pada labirinitis difusa bersifat lebih berat. Terapi dilakukan secara pengawasan yang ketat dan terus menerus untuk mencegah terjadinya progresifitas penyakit dan kerusakan vestibulokoklea yang permanen.

Kata kunci: labirinitis, kerusakan vestibulokoklea, gangguan pendengaran sensorineural

Abstract: Labyrinthitisbacterial or viral.Labyrinthitis isLabyrinthitis is dividedinto localizedlocalized anddiffuse labyrinthitis,and vomiting, andsensorineuralrapid and intense.The treatmentprevent of furtherprogression the

Keywords:

PENDAHULUAN

Labirinitis dalam (labirin) . sebagai bagian merupakan suatu saja. 1

Labirinitis komplikasi intra tengah. Penderita kemudian tiba-hilangnya pendengaran

timbulnya labirinitis supuratif. 2

KLASIFIKASI DAN PATOFISIOLOGI

Labirinitis dapat disebabkan oleh bakteri atau virus. Labirinitis bakteri (supuratif) mungkin terjadi sebagai perluasan infeksi dari rongga telinga tengah melalui fistula tulang labirin oleh kolesteatom atau melalui foramen rotundum dan foramen ovale tapi dapat juga timbul sebagai perluasan infeksi dari meningitis bakteri melalui cairan yang menghubungkan ruang subaraknoid dengan ruang perilimf di koklea, melalui akuaduktus koklearis atau melalui daerah kribrosa pada dasar modiolus koklea. 2, 3

membagi labirinitis

(serous) yang perubahan kimia di disebabkan oleh supuratif yang labirin seperti tanpa invasi

terjadi sebagai dalam ruang perilimf disertai respon tubuh dengan adanya sel-sel

radang. Pada keadaan ini kerusakan fungsi pendengaran dan fungsi keseimbangan irreversible.

Labirinitis kronik supuratif yaitu terlibatnya labirin oleh bakteri dengan respons inflamasi jaringan sudah dalam waktu yang lama. Keadaan ini biasanya merupakan suatu komplikasi dari penyakit telinga tengah kronis dan penyakit mastoid. Labirinitis fibroseus yaitu suatu respons fibroseus di mana terkontrolnya proses inflamasi pada labirin dengan terbentuknya jaringan fibrous sampai obliterasi dari ruangan labirin dengan terbentuknya

294Suplemen y Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3 y September 2006Askaroellah AboetLabirinitis

kalsifikasi dan osteogenesis. Stadium ini disebut juga stadium penyembuhan.

Labirinitis viral adalah infeksi labirin yang disebabkan oleh berbagai macam virus. Penyakit ini dikarakteristikkan dengan adanya berbagai penyakit yang disebabkan virus dengan gejala klinik yang berbeda seperti infeksi virus mumps, virus influenza, dll. 3

Labirinitis secara klinis terdiri dari 2 subtipe, yaitu: 3

Labirinitis lokalisata (labirinitis sirkumskripta, labirinitis serosa) merupakan komplikasi otitis media dan muncul ketika mediator toksik dari otitis media mencapai labirin bagian membran tanpa adanya bakteri pada Labirinitis labirinitis keadaan berat dan

mikroorganisme membran.

GEJALA DAN

Gejala yang lokalisata merupakan vestibular dan vertigo dan kurang hingga menengah sebagian besar sendiri sejalan yang terjadi juga

Pada labirinitis yang timbul sama lokalisata tetapi labirinitis difusa hebat, didapati yang hebat, mual

nistagmus. Gangguan pendengaran menetap, tipe sensorineural pada penderita ini tidak dijumpai demam dan tidak ada rasa sakit di telinga. Penderita berbaring dengan telinga yang sakit ke atas dan menjaga kepala tidak bergerak. Pada pemeriksaan telinga tampak perforasi membrana timpani.3, 4

Pada labirinitis viral, penderita didahului oleh infeksi virus seperti virus influenza, virus mumps, timbul vertigo, nistagmus kemudian setelah 3-5 hari keluhan ini berkurang dan penderita normal kembali. Pada labirinitis viral biasanya telinga yang dikenai unilateral.2,4

PATOGEN PENYEBAB

Pada labirinitis akut (serous) mikroorganisme penyebab S. pneumoni,

Streptokokus dan Hemofilus influenza. Pada labirinitis kronik mikroorganisme penyebab biasanya disebabkan campuran dari basil gram negatif, Pseudomonas, Proteus dan E.coli. 3

Virus citomegalo, virus campak, mumps dan rubella (measles, mumps, rubella = MMR), virus herpes, influenza dan HIV merupakan patogen penyebab pada labirinitis viral. 3

DIAGNOSIS

Gambaran klinik dengan adanya gangguan vestibular dan kurangnya pendengaran didapati juga pada abses serebellum, miringitis bulosa dan miringitis hemoragika. Pemeriksaan telinga yang teliti diperlukan pada kasus ini seperti pemeriksaan audiogram, kultur dan CT Scan.sakit akut di telinga dapat dipisahkan

pendengaran pada sensorineural hearing

adalah: 3 progresifitas penyakityang lebih

telingayang

dan terus menerus mencegah terjadinya di samping itu dari labirin. untuk mencegah

. Jika tanda maka tindakan

dilakukan. 4, 5

KESIMPULAN

Labirinitis merupakan inflamasi pada telinga dalam yang disebabkan oleh bakteri atau virus yang biasanya merupakan komplikasi penyakit telinga tengah atau komplikasi infeksi virus dari berbagai penyakit.

Labirinitis dibagi atas labirinitis lokalisata (labirinitis serosa) dan labirinitis difusa (labirinitis supuratif).

Keluhan dari penyakit ini berupa gangguan vestibular, vertigo dan gangguan fungsi pendengaran sensorineural hearing loss.

Terapi dengan pengawasan yang ketat dan terus menerus untuk mencegah perluasan

Suplemen y Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3 y September 2006295Tinjauan Pustaka

penyakit ke intrakranial di samping itu dilakukan tindakan drainase dari labirin.

DAFTAR PUSTAKA

Gulya AJ. Infections of the Labyrinth. In : Bailey BJ, ed. Head and Neck Surgery-Otolaryngology, Second edition, Lippincott-Raven Publishers, Hamilton, Ontario, 1998 : 2137-8

Gacek RR. End organ pathology. In: Kerr AG, ed. Scott-Browns Otolaryngology. Sixth edition. Volume 3. Butterworth Heinemann. London, 1997 : 3/5/6-9

Buchman CA, Levine JD, Balkany TJ. Infections of the Ear. In : Lee KJ, ed.

Essential Otolaryngology Head & Neck Surgery. Eight edition. McGraw-Hill Companies, Inc., USA, 2003 : 495-7

Gross ND, McMenomey SO. Aural Complications of Otitis Media. In : Glasscock Gulya, ed. Glasscock Shambaugh Surgery of the Ear. Fifth edition. WB Saunders Company, Hamilton, 2003 : 437-8

Harker LA. Cranial and Intracranial Complications of Acute and Chronic Otitis Media. In: Ballengers Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery, Sixteenth edition, BC. Decker, Hamilton, Ontario, 2003 : 309.

296Suplemen y Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3 y September 2006