modul 3.rtf

97
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGGARA MODUL 3 SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI DAN PELAPORAN

Upload: teknik-mesin-uisu

Post on 11-Jul-2016

263 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: MODUL 3.rtf

PEMERINTAH KABUPATEN

ACEH TENGGARA

MODUL 3

SISTEM DAN PROSEDUR

AKUNTANSI

DAN PELAPORAN

Page 2: MODUL 3.rtf

KATA PENGANTAR

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

mewajibkan Pemerintah daerah dan satuan kerja perangkat daerah selaku

pengguna anggaran untuk menyusun laporan keuangan sebagai

pertanggungjawaban pengelola keuangan. Laporan kuangan berupa neraca,

laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan

harus disajikan sesuai Peraturan Pemerntah Nomor 24 Tahun 2005 tentang

Standar akuntansi Pemerintahan.

Untuk itu, pemerintah daerah memerlukan suatu pedoman sistem dan

prosedur akuntansi yang dapat mengahasilkan laporan keuangan dan informasi

keuangan lainnya secara lebih komperhensif. Sistem tersebut harus mengacu

pada peraturan Nomor 58 Tahun 2005 Tentang pengelolaan Keuangan Daerah

dan peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59

Tahun 2007 tentang perubahan atas peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13

Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Untuk menyusun pertanggung jawaban pengelolaan keuangan berupa

neraca, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, dan catatan atas laporan

keuangan, maka disusunlah modul pedoman sistem dan prosedur akuntansi dan

pelaporan sebagai pedoman dasar yang harus diimplementasikan dijajaran

pemerintah daerah Kabupaten Aceh Tenggara.

Page 3: MODUL 3.rtf

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI "'

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Manfaat

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI PFMFRINTAH KABUPATEN

ACEH TENGGRA

A. Kebijakan Umum

B. KebijakanAkuntansi Per Komponen Laporan keuangan

C. Kebijakan Akuntansi Neraca Awal

D. Prinsip - Prinsip Penyusunan Laporan Konsolidasian

E. Perubahan Kebijakan Akuntansi

F. Peristiwa Luar Biasa

BAB III BAGAN AKUN STANDAR DAN DESKRIPSI AKUN

BAB IV SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN

ACEH TENGGARA

A. Akuntansi SKPK

B. Akuntansi SKPK

BAB V SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

A. Penyusunan Laporan Keuangan SKPK

B. Penyusunan Laporan Keuangan SKPK

C. Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

LAMPIRAN

Page 4: MODUL 3.rtf

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reformasi keuangan negara/daerah ditandai dengan diterbitkannya

berbagai peraturan perundang - undangan mengenai keuangan negara dan

pemerintah daerah, seperti UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah,

UU No. 33 tahun 2004 tentang perimbangan Keuangan Pusat Daerah, UU No. 1

tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara, UU No. 17 tahun 2003 tentang

keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang standar

Akuntansi Pemerintahan. Reformasi ini mengharuskan penyesuaian berbagai hal

di dalam penyusunan laporan keuangan daerah.

Laporan Keuangan yang harus dihasilkan adalah laporan keuangan yang

komprehensif yang dapat membantu para pengambil keputusan untuk

menghasilkan keputusan yang lebih baik. Laporan Keuangan tersebut mencakup

Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas

Laporan Keuangan. Dalam UU Nomor 1 Tahun 2004 Pasal 51 diatur bahwa

Pejabat pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah

menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan akuitas

dana, termasuk transaksi pembiayaan dan perhitungannya.

Kemudiian, kepala satuan kerja perangkat daerah selaku Pengguna

Anggaran menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang,

dan ekuitas dana, termasuk transaksi ! Pendapatan dan belanja, yang berada

dalam tanggung jawabnya.

B. Tujuan

Tujuan dari Modul Pedoman Sistem dan Prosedur akuntansi dan Pelaporan

adalah membantu Pemerintah Daerah didalam mengelola keuangan termasuk

pertanggungjawabannya. Modul pedoman sistem dan prosedur Akuntansi dan

Pelaporan ini menyajikan Kebijakan akuntansi Kabupaten Aceh Tenggara yang

mencakup Kebijakan akuntansi Umum maupun Kebijakan akuntansi Per

Komponen Laporan Keuangan, Sistem dan Prosedur akuntansi, Bagian

akuntansi Standar dan Deskripsi Akun, Ilustrasi Jurnal Akuntansi dan

Penyusunan Laporan Keuangan.

Page 5: MODUL 3.rtf

C. Manfaat

Modul ini bermanfaat bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tenggara

sebagai tuntunan untuk :

1. Melakukan pencatatan, Pengklasifikasian, dan Pengikhtisaran transaksi

dengan cara yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan Informasi

Keuangan yang dapat diandalkan,

2. Menghasilkan laporan keuangan yang dapat diandalkan dan tepat waktu

3. Mengelola aset daerah dengan lebih tertib dan andal

Page 6: MODUL 3.rtf

BAB II

KEBIJAKAN AKUNTANSI

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGGARA

Kebijakan akuntansi Kabupaten Aceh Tenggara meliputi kebijakan umum

maupun kebijakan akuntansi per komponen Laporan Keuangan. Kebijakan

umum mencakup kebijakan umum pelaporan keuangan berupa pertimbangan

dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan, peranan dan tujuan

pelaporan keuangan, jenis-jenis laporan keuangan, entitas pelaporan dan entitas

akuntansi dan pelaporan keuangan, asumsi dasar pelaporan keuangan

karakteritik kualitatif laporan keuangan, prinsip akuntansi dan pelaporan

keuangan, kendala informasi dan relevan dan andal, tanggung jawab atas

laporan keuangan, suplemen laporan keuangan, mata uang laporan keuangan,

dan bahasa laporan keuangan.

Kebijakan akuntansi per komponen keuangan mencakup penjelasan atas

setiap akun komponen laporan keuangan yakni komponen Neraca, komponen

Laporan Realisasi Anggaran, dan Laporan Arus Kas.

A. Kebijakan Umum

1. Pertimbangan Penyusunan

a. Maksud

Maksud diberlakukannya Kebijakan akuntansi Kabupaten Aceh Tenggara

ini adalah untuk mengatur penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan

Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara agar sesuai dengan Standar akuntansi

Pemerintahan.

b. Tujuan

Tujuan diberlakukannya Kebijakan akuntansi Kabupaten Aceh Tenggara

ini adalah untuk menjamin adanya keseragaman pengakuan, pengukuran,

maupun pelaporan dalam setiap transaksi yang terjadi baik di SKPKD maupun di

masing - masing SKPK, yang selanjutnya dapat menciptakan transparasi

pengelolaan keuangan daerah dan terciptanya akuntabilitas laporan keuangan

daerah.

Page 7: MODUL 3.rtf

c. Ruang lingkup

Untuk mencapai tujuan tersebut, kebijakan akuntansi ini mengatur seluruh

pertimbangan dalam rangka penyusunan dan penyajian laporan keuangan

pemerintah daerah yang meliputi :

a) Peranan dan tujuan pelaporan keuangan ;

b) Jenis-jenis laporan keuangan ;

c) Entitas pelaporan keuangan ;

d) Dasar hukum pelaporan keuangan ;

e) Asumsi dasar pelaporan keuangan ;

f) Karakteristik kualitatif laporan keuangan ;

g) Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan;

h) Kendala informasi yang relevan dan andal ;

i) Tanggung-jawab atas pelaporan keuangan ;

j) Suplemen laporan keuangan ;

k) Mata uang laporan keuangan ;

l) Bahasa Laporan Keuangan ;

m) Kebijakan akuntansi per komponen laporan keuangan ;

n) Kebijakan akuntansi Neraca Awal ;

o) Prinsip-prinsip penyusunan laporan konsolidasian;

2. Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan

a. Peranan Pelaporan Keuangan

Laporan keuangan pemerintah daerah disusun untuk menyediakan

informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang

dilakukan oleh pemerintah daerah selama satu periode pelaporan. Laporan

keuangan pemerintah daerah terutama digunakan untuk membandingkan

realisasi pendapatan dan belanja dengan anggaran yang telah ditetapkan,

menilai kondisi keuangan, menilai efesiensi dan efektifitas keuangan pemerintah

daerah, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-

undangan pemerintah daerah mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-

upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan

peneelolaan keuanean daerah secara sistematis dan terstruktur Dada suatu

periode pelanoran untuk kepentingan :

Page 8: MODUL 3.rtf

a) Akuntabilitas

Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta

pelaksanaan kebijakan yang telah dipercayakan kepada pemerintah

daerah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.

b) Manajemen

Membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi

pelaksanaan kegiatan suatu pemerintah daerah dalam periode

pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan,

dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas dana

pemerintah daerah untuk kepentingan masyarakat.

c) Transparansi

Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada

masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki

hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas

pertanggungjawaban pemerintah daerah dalam pengelolaan sumber

daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya terhadap

peraturan perundang - undangan.

d) Keseimbangan Antargenerasi { intergenerational equity }

Membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengetahui

apakah penerimaan pemerintah daerah pada periode pelaporan

cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan

apakah genarasi yang akan datang diasumsikan tidak akan ikut

menanggung beban pengeluaran tersebut.

b. Tujuan Pelaporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi

keuangan dan transaksi - transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan.

Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi

keuangan, realisasi anggara, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas

pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan

Page 9: MODUL 3.rtf

mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.

Tujuan spesifik laporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan

informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan

akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya,

dengan :

a) menyediakan informasi menggenai kecukupan penerimaan periode

berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;

b) menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumber

daya ekonomi dan alokasinya telah sesuai dengan anggaran yang

ditetapkan dan peraturan perundang - undang ;

c) menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang

digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah serta hasil-hasil yang telah

dicapai ;

d) menyediakan informasi mengenai bagaimana pemerintah daerah

mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya;

e) menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi

pemerintah daerah berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya,

baik jangka pendek maupun jangka panjang termasuk yang berasal dari

pungutan pajak pinjamam ;

f) menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan pemerintah

daerah, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat

yang diiakukan selama periode pelaporan.

3. Jenis – jenis laporan keuangan

Laporan Keuangan pokok pemerintah daerah terdiri dari :

1. Laporan Realisasi Anggaran

2. Neraca

3. Laporan Arus Kas

4. Catatan atas laporan Keuangan

Laporan Realisasi Anggaran pemerintah daerah merupakan laporan yang

menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang

dikelola oleh pemerintah daerah, yang menggambarkan perbandingan antara

anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

Neraca pemerintah daerah merupakan laporan yang menggambarkan posisi

Page 10: MODUL 3.rtf

keuangan pemerintah mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal

tertentu.

Laporan Arus Kas pemerintah daerah merupakan laporan yang menyajikan

informasi mengenai sumber, penggunaan, dan perubahan kas selama satu

periode akuntansi serta saldo kas pada tanggal pelaporan.

Catatan atas Laporan Keuangan pemerintah daerah menyajikan penjelasan

naratif, analisis atau daftar terinci atas nilai suatu pos yang disajikan dalam

Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Lapran Arus Kas.

Selain laporan keuangan pokok tersebut, pemerintah daerah menyajikan

laporan pendukung yang terdiri dari : Laporan Kinerja Keuangan Daerah dan

Laporan Perubahan Ekuitas Dana.

Laporan keuangan memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi dan

kewajiban entitas pelaporan pada tanggal pelaporan dan arus sumber daya

ekonomi selama periode berjalan informasi ini diperlukan pengguna untuk

melakukan penilaian terhadap kemampuan entitas pelaporan dalam

menyelenggarakan kegiatan pemerintahan di masa mendatang.

5. Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi

a. Entitas Pelaporan

Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau

lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang - undangan

wajib menyampaikan laporan pertanggung jawaban berupa laporan keuangan.

Entitas laporan keuangan pemerintah daerah adalah kepala daerah

Kabupaten Aceh Tenggara . Dalam pelaksanaanya kepala daerah sebagai

entitas pelaporan melimpahkan wewenangnya kepada Kepala Satuan Kerja

pengelola Keuangan Daerah ( SKPKD ) sebagai Pejabat Pengelola Keuangan

Daerah ( PPKD ) yang dalam hal ini adalah Kepala Badan Pengelola keuangan

Daerah ( BPKD ) yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaain APBD dan

bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah.

Produk dari entitas pelaporan ini adalah laporan keuangan konsolidasian

berupa Laporan realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus kas dan Catatan Atas

Laporan Keuangan.

b. Entitas Akuntansi

Fntitas akuntansi adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPK) sebagai

Page 11: MODUL 3.rtf

pengguna anggaran / pengguna barang (memiliki kewenangan untuk menyusun

anggaran dan melaksanakan dengan penuh tanggung jawab) dan oleh

karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyampaikan laporan

keuangan sehubungan dengan anggaran / barang yang dikelolanya yang

ditujukan kepada entitas pelaporan.

Kepala SKPK (Sekretaris Daerah/Kepala Dinas/Badan/Kantor) sebagai

entitas akuntansi melimpahkan wewenangnya kepada Kepala Sub Bagian

Keuangan di Lingkungannya sebagai Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPK

(PPK - SKPK) untuk menyelenggarakan akuntansi pengelolaan keuangan dan

secara periodik menyiapkan laporan keuangan berupa Laporan Realisasi

Anggaran, Neraca, dan Catatan atas laporan Keuangan.

Laporan keuangan tersebut disampaikan secara intern dan berjenjang

kepada unit yang lebih tinggi dalam rangka penggabungan laporan keuangan

oleh entitas pelaporan

5. Asumsi Dasar Pelaporan Keuangan

a. Asumsi Kemandirian Entitas

Setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan

mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi

kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan.

Indikasi terpenuhinya asumsi sebagaimana dimaksud di atas apabila ada

kewenangan entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan

tanggung jawab penuh. Entitas bertanggung jawab atas pengelolaan aset dan

sumber daya di luar neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya

termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya dimaksud,

utang piutang yang terjadi akibat pembuatan keputusan entitas, serta terlaksana

tidaknya program dan kegiatan yang telah ditetapkan.

b. Asumsi Kesinambungan Entitas

Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan

berlanjut keberadaannya. Dengan demikian, pemerintah diasumsikan tidak

bermaksud melakukan likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek.

c. Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement)

Page 12: MODUL 3.rtf

6. Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang

perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi

tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang

diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang

dikehendaki.

a. Relevan

Laporan keuangan bisa dikatakan relavan apabila informasi yang termuat

di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu

mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini dan memprediksi masa

depan serta menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

Dengan demikian informasi laporan keuangan yang relevan dapat dihubungkan

dengan maksud penggunaannya.informasi yang relevan harus :

a) Memiliki manfaat umpan balik ( feedback value ), artinya laporan

keuangan pemerintah daerah memuat informasi yang memungkinkan

pengguna untuk menegaskan atau mengoreksi ekspektasinya di

masa lalu.

b) Memiliki manfaat prediktif (prediktif value), artinya laporan keuangan

pemerintah daerah memuat informasi yang dapat membantu

pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan

hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

c) Tepat waktu, artinya laporan keuangan pemerintah daerah

memberikan informasi yang disajikan tepat waktu sehihgga dapat

berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.

d) Lengkap artinya laporan keuangan pemerintah daerah menyajikan

informasi akuntansi keuangan pemerintah selengkap mungkin yaitu

mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan. Informasi yang melatarbelakangi setiap butir

e) informasi utama yang termuat dalam laporan keuangan diungkapkan

dengan jelas agar kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut

dapat dicegah.

Page 13: MODUL 3.rtf

b. Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang

menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta

dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau

penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut

secara potensial dapat menyesatkan Informasi yang andal memenuhi

karakteristik :

a. penyajian jujur, artinya laporan keuangan pemerintah daerah

menggambarkan informasi yang jujur atas transaksi serta peristiwa

lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat

diharapkan untuk disajikan

b. dapat diverifikasi (verifiadility), artinya laporan keuangan pemerintah

daerah harus memuat informasi yang dapat diuji, dan apabila

pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang berbeda,

hasilnya harus tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.

c. netralitas, artinya laporan keuangan pemerintah daerah memberikan

informasi yang diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak

pada kebutuhan pihak tertentu

c. Dapat Dibandingkan

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika

dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan

keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan

secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila

suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun.

Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila suatu identitas yang

diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama. Apabila entitas

pemerintah akan menerapkan kebijakan akuntansi yang lebih baik daripada

kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut diungkapkan

pada periode terjadinya perubahan.

d. Dapat Dipahami

Informasi yang disajikan dalam keuangan harus dapat dipahami oleh

Page 14: MODUL 3.rtf

pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan

batas pemahaman para pengguna laporan. Untuk itu, pengguna laporan

diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas kegiatan dan lingkungan

operasi entitas pelaporan, serta adanya kemauan pengguna untuk mempelajari

informasi yang dimaksud.

8. Prinsip Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Prinsip akuntansi dan pelaporan keuangan dimaksudkan sebagai ketentuan

yang harus dipahami dan ditaati oleh penyelenggara akuntansi dan pelaporan

keuangan pemerintah daerah dalam melakukan kegiatannya, serta oleh

pengguna laporan keuangan dalam memahami laporan keuangan yang

disajikan. Berikut ini adalah delapan prinsip yang digunakan dalam akuntansi dan

pelaporan keuangan.

a. Basis Akuntansi

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah

adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan belanja dan pembiayaan

dalam laporan Realisasi Anggaran dan basis aktual untuk pengakuan aset,

kewajiban, dan ekuitas dalam neraca.

Basis kas untuk laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan

dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat kas diterima di Kas daerah

atau oleh entitas pelaporan sedangkan belanja dan pengeluaran pembiayaan

diakui pada saat kas dikeluarkan dari Kas Daerah atau entitas pelaporan.

Basis aktual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban, dan ekuitas

dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi atau pada saat kejadian

atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah tanpa

memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

b. Nilai Historis ( Historical Cost)

Aset dicatat pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar

nilai wajar dari imbalan (consideqation) untuk memperoleh aset tersebut pada

saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah kas dan setara kas yang

diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban diamasa yang akan

datang dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah daerah.

Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena

lebih obyektif dan dapat diverifikasi. Dalam hal tidak terdapat nilai historis,

Page 15: MODUL 3.rtf

dapat digunakan nilai wajar aset atau kewajiban terkait.

c. Realisasi (Realization)

Ketersediaan pendapatan daerah yang telah diotorisasikan melalui APBD

selama satu tahun anggaran akan digunakan untuk membiayai belanja daerah

dalam periode tahun anggaran yang dimaksud.

Prinsip layak temu biaya - pendapatan ( matching - cost against revenue

principle ) dalam akuntansi pemerintah tidak mendapat penekanan

sebagaimana dipraktikkan dalam akuntansi komersial.

d. Substansi Mengungguli Bentuk Formal (Subtance Over Form)

Informasi akuntansi dimaksudkan untuk menyajikan dengan wajar

transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka transaksi atau

peristiwa lain tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan

realitas ekonomi, dan bukan hanya aspek formalitasnya. Apabila substansi

transaksi atau peristiwa lain tidak konsisten/berbeda dengan aspek

formalitasnya, maka hal tersebut harus diungkapkan dengan jelas dalam

Catatan atas Laporan Keuangan.

e. Periodisitas (Periodicity)

Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu

dibagi menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat

diukur dan posisi sumber daya yang dimilikinyadapat ditentukan.

Periode utama yang digunakan adalah tahunan yaitu 1 Januari sampai 31

Desember. Dalam situasi tertentu, tanggal laporan suatu entitas berubah dan

laporan keuangan tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang

atau lebih pendek dari satu tahun, entitas pelaporan mengungkapkan

informasi berikut :

a. alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun.

b. fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif untuk laporan tertentu seperti

arus kas dan catatan-catatan terkait tidak dapat diperbandingkan.

f. Konsistensi (Consistency)

Perlakuan akuntansi yang sama harus diterapkan pada kejadian yang

serupa dari periode ke periode oleh suatu entitas pelaporan (prinsip

Page 16: MODUL 3.rtf

konsistensi internal). Hal ini tidak berlaku bahwa tidak boleh terjadi perubahan

dari suatu metode akuntansi ke metode akuntansi yang lain.

Metode akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat bahwa

metode yang baru diterapkan mampu memberikan informasi yang lebih baik

dibanding metode lama. Pengaruh dan pertimbangan atas perubahan

penerapan metode ini diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.

g. Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure)

Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan

oleh pengguna. Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan

dapat ditempatkan pada lembar muka ( on the face ) laporan keuangan atau

Catatan Atas Laporan Keuangan.

h. Penyajian Wajar (Fair Presentation)

Laporan keuangan harus menyajikan dengan wajar Laporan Realisasi

Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Faktor pertimbangan sehat bagi penyusun laporan keuangan diperlukan

ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu.

Ketidakpastian itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya

dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan

keuangan. Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat

melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aset atau

pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi serta kewajiban dan belanja tidak

dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat

tidak memperkenankan, misalnya, pembentukan cadangan tersembunyi,

sengaja menetapkan aset atau pendapatan yang terlampau rendah, atau

sengaja mencatat kewajiban atau belanja yang terlampau tinggi, sehingga

laporan keuangan menjadi tidak netral dan tidak andal.

9. Kendala Informasi yang Relevan dan Andal

Kendala informasi akuntansi dan laporan keuangan adalah setiap keadaan

yang tidak memungkinkan terwuiudnva kondisi yang ideal dalar mewujudkan

informasi akuntansi dan laporan keuangan yang relevan dan andal akibat

keterbatasan ( limitations ) atau karena alasan-alasan tertentu. Tiga hal yang

menimbulkan kendala dalam informasi akuntansi dan laporan keuangan

pemerintah, yaitu :

Page 17: MODUL 3.rtf

a. Materialitas

Walaupun idealnya memuat segala informasi, laporan keuangan

pemerintah hanya diharuskan memuat informasi yang memenuhi kriteria

materialitas. Informasi dipandang material apabila kelalaian untuk

mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar

laporan keuangan.

b. Pertimbangan Biaya cian Manfaat

Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya

penyusunannya. Oleh karena itu, laporan keuangan pemerintah daerah

tidak semestinya menyajikan segala informasi yang manfaatnya lebih kecil

dari biaya penyusunannya. Namun demikian, evaluasi biaya dan manfaat

merupakan proses pertimbangan yang substansial. Biaya itu juga tidak

harus dipukul oleh pengguna informasi yang meliputi manfaat. Manfaat

mungkin juga dinikmati oleh pengguna lain disamping mereka yang menjadi

tujuan informasi, misalnya penyediaan informasi lanjutan kepada kreditor

mungkin akan mengurangi biaya yang dipikul oleh suatu entitas pelaporan.

c. Keseimbangan antar Karakteristik Keuangan.

Keseimbangan antar karakteristik kualitatif diperlukan untuk mencapai

suatu keseimbangan yang tepat diantara berbagai tujuan normatif yang

diharapkan dipenuhi oleh laporan keuangan pemerintah daerah.

Kepentingan relatif antar karakteristik dalam berbagai kasus berbeda,

terutama antar relevansi dan keandalan. Penentuan tingkat kepentingan

antara dua karakteristik kualitatif tersebut merupakan masalah

pertimbangan profesional.

10. Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan

a. Bupati sebagai entitas pelaporan bertanggung jawab atas penyusunan

dan penyajian laporan keuangan daerah, dimana laporan keuangan

tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang

memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran

Page 18: MODUL 3.rtf

dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintahan.

b. Daerah ( DPKAD ) selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah / PPKD

untuk penyusunan dan menyajikan laporan keuangan daerah ( laporan

keuangan konsolidasian ).

c. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah / SKPK ( sekretaris daerah /

sekretaris DPRK / kepala dinas / badan / kantor ) selaku Pengguna

Anggaran menyusun Laporan Keuangan SKPK yang terdiri dari Laporan

Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan

sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan APBD pada Satuan Kerja

Perangkat Daerah yang bersangkutan dan menyampaikannya kepada

Gubernur / Bupati / Walikota melalui Pejabat Pengelola Keuangan

Daerah.

d. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah

( BUD ) menyusun Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi

Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan

Keuangan sebagai pertanggungjawaban pengelolaan perbendaharaan

daerah dan menyampaikannya kepada Bupati.

e. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah menyusun Laporan Keuangan

Daerah untuk disampaikan kepada Bupati dalam rangka memenuhi

pertanggung jawaban pelaksanaan APBD.

f. Laporan Keuangan pemerintah daerah adalah laporan keuangan

konsolidasian yang disusun berdasarkan laporan keuangan Satuan Kerja

Perangkat Daerah serta laporan pertanggungjawaban pengelolaan

perbendaharaan daerah.

11. Suplemen Laporan Keuangan

a. Laporan Keuangan SKPK dilampiri dengan laporan keuangan Badan

Layanan Umum ( BLU ) bentuk ringkas.

b. Laporan Keuangan pemerintah daerah dilampiri dengan Ikhtisar laporan

keuangan Perusahaan Daerah.

12. Mata Uang Laporan Keuangan

Pengukuran pos - pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah.

Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan

Page 19: MODUL 3.rtf

dinyatakan dalam mata uang rupiah.

13. Bahasa Laporan Keuangan

Laporan keuangan dibuat dalam bahasa Indonesia. Jika laporan keuangan

juga dibuat selain dalam bahasa Indonesia, maka laporan keuangan memuat

informasi yang sama. Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran akibat

penerjemahan bahasa, maka yang digunakan acuan adalah keuangan dalam

bahasa Indonesia.

B. Kebijakan Akuntansi Per Komponen Laporan Keuangan

1. Laporan Realisasi Anggaran

Komponen utama Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari :

a) Pendapatan

b) Belanja

c) Transfer

d) Surplus atau defisit

e) Pembiayaan

f) Sisa lebih / kurang pembiayaan anggaran ( SILPA / SIKPA)

Penjelasan Komponen Utama Laporan Realisasi Anggaran

a) Pendapatan

Pendapatan adalah semua penerimaan Kas Daerah yang menambah

ekuitas dana ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang

bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah perlu dibayar kembali oleh

pemerintah daerah.

Kebijakan akuntansi :

1) Pendapatan diakui pada saat diterima pada Kas Daerah atau oleh

entitas pelaporan.

2) Pendapatan yang diterima oleh Bendahara Penerima di SKPK yang

belum disetorkan ke Kas Daerah pada akhir tahun buku diakui sebagai

Pendapatan Ditangguhkan.

3) Penerimaan pendapatan dalam bentuk barang dan jasa diakui pada

saat serah terima barang dan jasa dilakukan ( BA serah terima barang

dan jasa ) sebesar nilai yang tercantum dalam BA serah terima. Apabila

dalam BA serah terima tidak dicantumkan nilai barang dan jasa

Page 20: MODUL 3.rtf

tersebut, maka dapat dilakukan penaksiran atas nilai barang dan jasa

yang bersangkutan pada tanggal diterima. Penaksiran dapat mengacu

pada harga pasar atau standar biaya yang dikeluarkan Bupati.

Penetapan nilai barang dan jasa ditetapkan berdasarkan SK Kepala

SKPK.

4) Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu

dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah

nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

5) Apabila terdapat Peraturan Daerah Kabupaten Aceh Tenggara yang

mengizinkan pendapatan dari suatu SKPK dapat digunakan langsung

oleh SKPK yang bersangkutan ( misalnya RSUD dan puskesmas ),

maka pendapatan diakui pada saat SKPK tersebut melaporkan

pendapatan dan penggunaannya kepada SKPKD. Pada saat yang

sama SKPKD membebani anggaran belanja SKPK tersebut sebesar

penggunaan pendapatannya.

6) Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas

penerimaan pendapatan pada periode penerimaan maupun pada

periode sebelumnya dibukukan sebagai pendapatan. Contohnya

adalah penerimaan pajak dari wajib pajak yang memerlukan koreksi

sehingga perlu dilakukan restitusi.

7) Koreksi kesalahan yang sifatnya tidak berulang ( non - recurring ) atas

pendapatan, yang terjadi pada periode berjalan, baik yang

mempengaruhi posisi kas tidak, dibukukan sebagai pembetulan pada

akun yang bersangkutan pada periode yang sama.

8) Koreksi kesalahan yang sifatnya tidak berulang ( non - recurring ) atas

pendapatan, yang terjadi pada periode -periode sebelumnya, yang

mempengaruhi saldo kas, dan laporan belum diterbitkan, dibukukan

sebagai penambah / pengurang saldo pendapatan pada periode yang

bersangkutan.

9) Koreksi kesalahan yang sifatnya tidak berulang ( non - recurring ) atas

pendapatan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya, yang

mempengaruhi saldo kas, dan laporan telah diterbitkan, dibukukan

sebagai penambah / pengurang saldo kas dan ekuitas dana lancar

pada periode ditemukannya koreksi kesalahan tersebut.

10)Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi pendapatan menurut jenis

Page 21: MODUL 3.rtf

pendapatan dalam Laporan Realisasi Anggaran, dan rincian lebih lanjut

jenis pendapatan disajikan pada Catatan Laporan Keuangan.

b) Belanja

Belanja adalah semua pengeluarqan dari Kas Daerah yang mengurangi

ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak

akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Kebijakan akuntansi :

1. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Kas Daerah.

2. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuannya

terjadi pada saat pertanggung jawaban atas pengeluaran tersebut

disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi pendaharaan, yaitu

Bendahara Umum Daerah ( BUD ). Pengesahan dianggap sudah

dilakukan bila BUD / Kuasa telah menerbitkan SP2D.

3. Belanja diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan, fungsi, organisasi,

program dan kegiatan, kelompok dan ekonomi (jenis belanja).

4. Klasifikasi belanja menurut urusan pemeritahan meliputi urusan wajib dan

urusan pilihan disesuaikan dengan urusan pemeritahan yang menjadi

kewenangan daerah berdasarkan peraturan perundang - undagan yang

belaku.

5. Klasifikasi menurut fungsi adalah klasifikasi yang didasarkan pada fungsi-

fungsi utama perintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat. Klasifikasi belanja menurut fungsi yang digunakan untuk

tujuan keselarasan dan keterpaduan pengelolaan keuangan negara terdiri

dari :

a) Pelayanan umum;

b) Ketertiban dan ketentraman

c) Ekonomi ;

d) Lingkungan hidup ;

e) Perumahan dan fasilitas umum ;

f) Kesehatan ;

g) Pariwisata dan fasilitas umum

h) Agama;

Page 22: MODUL 3.rtf

i) Pendidikan serta

j) Perlindungan sosial.

6. Klasifikasi menurut organisasi yaitu klasifikasi berdasarkan unit organisasi

pengguna anggaran disesuaikan dengan susunan organisasi pada

pemerintah Daerah. Klasifikasi belanja menurut organisasi di

pemerintahan Daerah antara lain belanja sekretariat Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah ( DPRK ), secretariat daerah, dinas, badan, dan

kecamatan.

7. Klasifikasi belanja menurut program dan kegiatan disesuaikan dengan

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

8. Klasifikasi belanja menurut kelompok dan jenis adalah pengelompokan

belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas atau kegiatan. Klasifikasi

kelompok belanja untuk Pemerintah Daerah meliputi: belanja pegawai,

belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, subsidi, hibah, bantuan

sosial, dan belanja tak terduga.

9. Belanja menurut klasifikasi ekonomi dibagi menjadi Belanja Operasi dan

Belanja Modal, Belanja Lain - lain / Tak terduga.

10. Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari -

hari Pemerintah Daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja

operasi meliputi belanja pegawai, belanja barang, bunga, bunga, subsidi,

hibah, dan bantuan sosial.

11. Belanja Pegawai adalah belanja dalam bentuk uang maupun barang

yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang - undang yang

diberikan kepada pejabat negara, pegawai, Negeri Sipil ( PNS ), dan

pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara

yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah

dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan

modal. Contoh Belanja Pegawai adalah gaji dan tunjangan, honorarium,

lembur, kontribusi sosial dan lain - lain yang berhubungan dengan

pegawai. Honor pegawai dalam rangaka perolehan aset tetap tidak

dikelompokkan dalam jenis belanja ini.

12. Belanja Barang adalah pengeluaran untuk menampung pembelian

barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa

yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan, dan pengadaan barang yang

dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan

Page 23: MODUL 3.rtf

belanja perjalanan.

Belanja Barang terdiri atas:

Belania Barane dan Jasa. merupakan peneeluaran vane dilakukan

untuk :

membiayai keperluan kantor sehari - hari, pengadaan barang yang

habis pakai seperti alat tulis kantor, pengadan / penggantian

inventaris kantor. Langganan daya dan jasa.

membiayai pekerjaan yang bersifat non-fisik dan secara langsung

menunjang tugas pokok dan fungsi kementerian / lembaga, seperti

pengeluaran untuk biaya pelatihan dan penelitian.

Pengadaan inventaris kantor yang nilainya tidak memenuhi syarat

nilai kapitalisasi tidak memenuhi syarat nilai kapitalisasi minimum

(capitalization threshold) yang diatur oleh pemerintah Aceh Tenggara

dalam kebijakan kapitalisasi aset tetap ( Lihat juga kebijakan

Akuntansi Aset Tetap ).

Belanja Pemeliharaan, merupakan :

Pengeluaran yang dimaksudkan untuk mempertahankan aset tetap atau

aset lainnya yang sudah ada kedalam kondisi normal tanpa memperhatikan

besar kecilnya jumlah belanja.

Meliputi antara lain pemeliharaan tanah, pemeliharaan gedung dan

bangunan kantor, rumah dinas, kendaraan bermotor dinas, perbaikan

peralatan dan sarana gedung, jalan, jaringan irigasi, peralatan mesin, dan

lain - lain sarana yang berhubungan dengan penyelenggara pemerintahan.

Belanja Perjalanan Dinas, merupakan ;

Pengeluaran yang dilakukan untuk membiayai perjalanan dinas dalam rangka

pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan. Belanja perjalanan dinas juga dapat

diakui sebagai Belanja Barang jika perjalanan yang dilakukan berkaitan dengan

pembelian Barang / Jasa.

13. Belanja Modal adalah pengeluaran untuk :

Perolehan awal aset tetap dan aset lainnya yamg memberi manfaat

lebih dari satu periode akuntansi, termasuk juga

Pengeluaran - pengeluaran sesudah perolehan awal aset tetap atau

Page 24: MODUL 3.rtf

aset lainnya yang memperpanjang masa manfaat atau yang

kemungkinan besar memberi manfaat ekonomik di masa yang akan

datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan

standar kinerja.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka suatu pengeluaran untuk dapat

diketagirikan sebagai Belanja Modal, maka harus memenuhi kriteria

sebagai berikut :

Pengeluaran tersebut mengakibatkan adanya perolehan aset tetap

atau aset lainnya, dan aset tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual

sehineea menambah aset pemerintah.

Pengeluaran tersebut mengakibatkan bertambahnya masa manfaat,

kapasitas, kualitas dan volume aset yang telah dimiliki.

Pengeluaran tersebut memenuhi batasan minimal nilai kapitalisasi

aset tetap / aset lainnya yang telah ditetapkan.

Terkait dengan kriteria di atas, perlu dipahami tentang beberapa

pengertian dari contoh - contoh berikut ini :

Pertambahan masa manfaat adalah bertambahnya umur ekonomis

yang diharapkan dari aset tetap yang sudah ada. Misalnya sebuah

gedung semula diperkirakan mempunyai umur ekonomis 10 tahun.

Pada tahun ke-7 pemerintah melakukan renovasi dengan harapan

gedung tersebut masih dapat digunakan 8 tahun lagi. Dengan adanya

renovasi tersebut maka urnur berubah dari 10 tahun menjadi 15

tahun.

Peningkatan kapasitas adalah bertambahnya kapasitas atau

kemampuan aset tetap yang sudah ada.

Misalnya, sebuah generator listrik yang mempunyai output 200KW

dilakukan renovasi sehingga kapasitasnya menjadi 300 KW.

Peningkatan kualitas aset adalah bertambahnya kualitas dari aset

tetap yang sudah ada. Misalnya, jalan yang masih berupa tanah yang

ditingkatkan oleh pemerintah menjadi jalan aspal.

Pertambahan volume aset adalah bertambahnya jumlah atau satuan

ukuran aset yang sudah ada. Misalnya penambahan luas bangunan

suatu gedung kantor dari 400 mZ.

Belanja Modal meliputi antara lain : belanja modal untuk perolehan

Page 25: MODUL 3.rtf

tanah ; gedung dan bangunan; peralatan dan mesin; jalan, irigasi dan

jaringan, aset tetap lainnya.

Komponen Belanja Modal untuk perolehan aset tetap tersebut meliputi :

Harga beli aset tetap san

Biaya - biaya lain yang dikeluarkan sampai aset tetap tersebut siap

untuk digunakan, seperti :

Biaya transportasi, biaya uji coba, dan lain- lain.

Belanja perjalanan dan jasa yang terkait dengan perolehan aset tetap

atau aset lainnya.

Biaya konsultan perencana, konsultan pengawas, dan

Biaya pengembangan perangkat lunak (software).

Biaya - biaya tersebut harus dianggarkan sebagai Belanja Modal dan

bukan sebagai Belanja Operasi.

14. Belanja lain - lain / tak terduga adalah pengeluaran anggaran untuk

kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti

penanggulanagan bencana alam, bencana sosial dan pengeluaran

terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan

kewenangan pemerintah daerah.

15. Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi belanja menurut jenis belanja

dalam Laporan Realisasi Anggaran. Klasifikasi belanja menurut

organisasi disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran atau di Catatan

atas Laporan Keuangan. Klasifikasi belanja menurut fungsi disajikan

dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

16. Realisasi anggaran belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yang

ditetapkan dalam dokumen anggaran.

17. Koreksi kesalahan yang sifatnya tidak berulang ( non-recurring ) atas

belanja, yang terjadi pada periode - periode sebelumnya, yang

mempengaruhi posisi kas atau tidak, dibukukan sebagai pembetulan

pada akun yang bersangkutan pada periode yang sama.

18. Koreksi kesalahn yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas

belanja (mengakibatkan penerimaan kembali belanja), yang terjadi pada

priode-priode sebelumnya, yang mempengaruhi saldo kas, serta

mempengaruhi secara materil posisi aset selain kas, apabila laporan

keuangan keuangan priode tersebut sudah ditertibkan, dibukukan sebagai

Page 26: MODUL 3.rtf

pembetulan pada akun pendapatan lain-lain, akun aset, serta akun

ekuitas dana terkait pada priode ditemukanya koreksi kesalahan tersebut.

19. Pengeluaran belanja dalam bentuk barang dan jasa diakui pada saat

serah terima barang dan jasa dilakukan (BA serah terima barang dan

jasa) sebesar nilai yang tercantum dalam BA serah terima. Apabila dalam

BA serah terima tidak dicantumkan nilai barang dan jasa tersebut, maka

dapat dilakukan penaksiran atas nilai barang dan jasa yang

bersangkutan.

c) Transfer

Transfer adalah penerimaan/ pengeluaran uang dari suatu etentitas

pelaporan dari / kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana penimbangan aan

oagi nasii.

Transfer Masuk adalah penerimaan uang dari entitas pelaporan lain,

misalnya penerimaan dana perimbangan dari pemerintah pusat dan dana bagi

hasil dari pemerintah provinsi.

Transfer Keluar adalah pengeluaran uang dari entitas pelaporan ke entitas

pelaporan lain, seperti pengeluaran dana perimbangan oleh pemerintah pusat

dan dana bagi hasil oleh pemerintah daerah.

Kebijakan Akuntansi

(1) Transfer masuk dicatat sebesar penerimaan uang dari entitas

pelaporan lain, misalnya penerimaan dana perimbangan dari

pemerintah pusat dan dana bagi hasil dari pemerintah provinsi.

(2) Transfer keluar dicatat sebesar pengeluaran dari entitas pelaporan ke

entitas pelaporan lain seperti dana bagi hasil oleh pemerintah daerah.

d) Surplus atau defisit

Surplus atau selisih lebih antara pendapatan dan belanja selama satu priode

pelaporan lain. Defisit adalah selisih kurang antara pendapatan dan belanja

selama satu priode pelaporan.

Kebijakan akuntansi :

Surplus/Defisit dicatat sebesar Selisih lebih /kurang antara pendapatan dan

belanja selama satu Periode pelaporan.

e) Pembiayaan

Page 27: MODUL 3.rtf

Pembiayaan ( Financing ) adalah seluruh tansaksi keuangan pemerintah,

baik penerimaan maupurn pengeluaran, yang perlu atau akan diterima kembali,

yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup

defisit dan atau untuk memanfaatkan surplus anggaran.

Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan kas Daerah antara lain

berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemeritah, hasil privatisasi

perusahaan Daerah, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada phak

ketiga, penjualan investasi permanen lainnya, dan pencarian dana cadangan.

Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran Kas Daerah antara

lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, penyertaan modal pemerintah,

pembayaran kembali pokok pinjaman dalam periode tahun anggaran tertentu,

dan pembentukan dana cadangan.

Pembiayaan neto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelah

dikurangi pengeluaran pembiayaan dalam periode tahun anggaran tertentu.

Kebijakan akuntansi :

1. Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Kas Daerah.

2. Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas

bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat

jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

3. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Kas Daerah

4. Pembiayaan Neto dicatat sebesar selisih lebih / kurang antara

penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode

pelaporan.

f) Sisa lebih / kurang pembiayaan anggaran ( SiIPA / SiKPA )

Sisa lebih / kurang pembiayaan anggaran adalah selisih lebih / kurang antara

realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan.

Kebijakan akuntansi:

SiLPA / SiKPA ditatat sebesar selisih lebih / kurang antara realisasi

penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan.

Kebijakan akuntansi lainnmya dalam Laporan Realisasi Angaran :

(1) Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan dalam mata uang

rupiah dengan menjabarkan jumlah mata uang asing tersebut menurut

kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi.

(2) Transaksi pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam bentuk barang

Page 28: MODUL 3.rtf

dan jasa harus dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran dengan

cara menaksir nilai barang dan jasa tersebut pada tanggal transaksi. Di

samping itu, transaksi semacam ini juga harus diungkapkan sedemikian

rupa pada Catatan atas Laporan Keuangan sehingga dapat memberikan

semua informasi yang relevan mengenai bentuk dari pendapatan,

belanja, dan pembiayaan yang diterima. Contoh transaksi berwujud

barang dan jasa adalah hibah dalam wujud barang, barang rampasan,

dan jasa konsultansi.

2. Neraca

Komponen tama Neraca terdiri dari :

a) Aset Lancar

b) Investasi Jangka Panjang

c) Aset Tetap

d) Dana Cadangan

e) Aset Lainnya

f) Kewajiban Jangka Pendek

g) Kewajiban langka panjang

h) Ekuitas Dana lancar

i) Ekuitas Dana Investasi

j) Ekuitas Dana Cadangan

Penjelasan komponen utama Neraca

a) Aset Lancar

Suaru aset diklasifikasikan sebagai aset lancer jika :

Diharapkan segera untuk diselesaikan, dipakai, atau dimiliki untuk

dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan, atau

Berupa kas dan setara kas.

Setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang

siap dijabarkan menjadi kas setara bebas dari resiko perubahan nilai

yang signifikan. Serta kas pemerintah ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan kas jangka pendek atau untuk tujuan lainnya. Untuk

memenuhi persyaratan serta kas, investasi jangka pendek harus

segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat diketahui

tanpa ada resiko perubahan nilai yang signifikan. Oleh karena itu,

Page 29: MODUL 3.rtf

suatu investasi disebut setara kas kalau investasi dimaksud

mempunyai masa jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal

perolehannya.

Mutasi antar pos - pos kas dan setara kas tidak diinformasikan dalam

laporan keuangan karena kegiatan tersebut merupakan bagian dari

manajemen kas dan bukan merupakan bagian aktivitas operasi,

investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, dan nonanggaran.

Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek,

piutang, dan persediaan.

Pos - pos invstasi jangka pendek antara lain deposito berjangka 3 (tiga)

sampai 12 ( dua belas bulan, surat berharga yang mudah diperjual

belikan.

Pos-pos piutang antara lain piutang pajak, retribusi, denda, penjualan

angsuran, tuntutan ganti rugi, dan piutang lainnya yang diharapkan

diterima dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah pelaporan.

Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan

disimpan untuk digunakan, misalnya barang pakai habis seperti alat tulis

kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan

barang bekas pakai seperti komponen bekas.

1) Kas di Kas Daerah

Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat

dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Kas di kas daerah

mencakup kas yang dikuasai, dikelola, dan dibawah tanggungjawab bendahara

umum daerah, dan terdiri dari :

Saldo rekening kas daerah, yaitu saldo rekening - rekening pada bank

yang ditentukan oleh Bupati untuk menampung penerimaan dan

pengeluaran.

Setara kas, antara lain Surat Utang Negara ( SUN ) / obligasi dan

deposito kurang dari tiga bulan, yang dikelola Bendahara Umum Daerah.

Uang tunai ( uang tunai dan logam ) di Bendahara Umum Daerah

Perhiungan Pihak Ketiga ( PFK ) berupa Pajak, luran Bapeltarum dan

iuran wajib pegawai lainnya yang masih harus disetorkan ke kas negara.

Kebijakan Akuntansi

a) Kas dicatat sebesar nilai nominal

Page 30: MODUL 3.rtf

b) Kas dalam valuta asing dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs

tengah Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember.

c) Nilai setara kas ditentukan sebesar nilai nominal deposito atau surat

utang Negara.

d) Tidak termasuk kas di Kas Daerah, Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)

berupa PPh Pasal 21, luran Bapeltarum dan luran Wajib Pegawai lainnya

yang masih harus disetorkan ke Kas Negara (diklasifikasikan dalam

Kewajiban Jangka Pendek).

e) Rincian Kas di Kas Daerah diungkapkan dalam Catatan atas Laporan

Keuangan.

2) Kas di Bendahara Penerimaan

Kas di Bendahara Penerimaan mencakup seluruh kas, baik saldo rekening di

bank maupun saldo uang tunai, yang berada dibawah tanggung jawab

bendahara penerimaan. Kas tersebut berasal dari pungutan yang sudah diterima

oleh Bendahara Penerimaan yang belum disetorkan ke kas daerah.

Kebijakan Akuntansi :

a. Kas dicatat sebesar nilai nominal.

b. Kas yang ada di Bendahara Penerima diklasifikasikan dalam ekuitas ( pos

Pendapatan yang Ditangguhkan ).

c. Kas dalam valuta asing dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs

tengah Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember.

3) Kas di Bendahara Pengeluaran

Merupakan kas yang masih dikelola Bendahara Pengeluaran / Pemegang

Kas setiap SKPK yang berasal dari sisa Uang Persediaan ( UP ) yang belum

disetor ke kas daerah per tanggal neraca. Kas bendahara pengeluaran /

pemegang Kas mencakup seluruh saldo reKenmg tsendahara

Pengeluaran / Pemegang Kas, uang logam, uang kertas dan lain - lain kas

yang benar - benar ada pada Bendahara Pengeluaran / Pemegang Kas per

tanggal neraca.

Kebijakan Akuntansi :

a) Kas dicatat sebesar nilai nominal

b) Kas dalam valuta asing dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs

tengah Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember.

Page 31: MODUL 3.rtf

4) Investasi Jangka Pendek

Investasi jangka pendek adalah instansi yang dapat segera dicairkan dan

dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang.

Investasijangka pendek harus memenuhi karakteristik sebagai berikut :

Dapat segera diperjualbelikan / dicairkan;

Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya

pemerintah dapat menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan

kas;

Beresiko rendah.

lnvestasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek antara

lain terdiri atas :

Deposito berjangka waktu tiga sampai 12 bulan

Pembelian obligasi / Surat Utang Negara ( SUN ) pemerintah jangka

pendek oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah

Investasi jangka pendek lainnya,

Kebijakan Akuntansi :

a) Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai

pengeluaran kas pemerintah daerah dan tidak dilaporkan sebagai belanja

dalam laporan realisasi anggaran.

b) Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham

dan obligasi jangka pendek, dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya

perolehan investasi meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah

komisi perantara jual beli, jasa bank dan biaya lainnya yang timbul dalam

rangka perolehan tersebut.

c) Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya

perolehan, maka investasi dinilai berdasar nilai wajar pada tanggal

perolehannya yaitu sebesar harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar,

biaya perolehan setara kas yang diserahkan atau nilai wajar aset lain yang

diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut.

d) Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya dalam bentuk

deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut.

e) Harga perolehan investasi dalam valuta asing harus dinyatakan dalam

Page 32: MODUL 3.rtf

rupiah dengan menggunakan nilai tukar ( kurs tengah bank sentral ) yang

berlaku pada tanggal transaksi.

f) Hasil investasi yang dioeroleh dari investasi jangka pendek antara lain

berupa bunga deposito bunga obligasi dan deviden tunai ( cash

devidend ) dicatat sebagai pendapatan lain - lain.

g) Pelepasan investasi pemerintah dapat terjadi karena penjualan, dan

pelepasan hak karena peraturan pemerintah dan lain sebagainya.

h) Penerimaan dari penjualan investasi jangka pendek diakui sebagai

penerimaan kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai pendapatan

dalam laporan realisasi anggaran.

i) Pengelola Investasi Jangka Pendek pada Pemerintah Daerah adalah

Sekretariat Daerah atau unit lain yang ditunjuk.

5) Piutang

Merupakan hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari entitas lain

termasuk wajib pajak / wajib bayai atas kegiatan yang dilaksanakan pemerintah.

a. Piutang Pajak dan Piutang Restribusi

Piutang yang diakui atas pajak / restribusi daerah yang sudah ada

ketetapannya yaitu Surat Ketetapan Pajak Daerah dan Surat

Ketetapan Restribusi Daerah atau dokumen yang disamakan dengan

surat ketetapan itu, yang pembayarannya belum diterima dari wajib

pajak maupun dari wajib restribusi pada akhir periode akuntansi.

b. Piutang Bagi Hasil Pajak Provonsi

Merupakan hak pemerintah daerah Kabupaten / kota atas bagi hasil

pajak provinsi ( Pajak Kendaraan Bermotor / PKB, Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor / BBN - KB, Pajak Bahan Bakar K.endaraan

Bermotor / PBB - KB, Pajak Air Bawah Tanah dan Pajak Air

Permukaan ) yang sampai dengan akhir periode akuntansi belum

masuk ke Kas Daerah Kabupaten / Kota. Piutang Bagi Hasil Pajak

Provinsi dinilai SPD / SKO yang belum dieairkan, yang diterbitkan

pemerintah provinsi dengan akhir periode akuntansi.

c. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

Merupakan reklasifikasi tagihan penjualan angsuran (aset lainnya)

menjadi Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran karena akan jatuh

Page 33: MODUL 3.rtf

tempo dalam tahun berjalan. Penjualan aset tetap pemerintah seperti

kendaraan roda empat atau penjualan rumah dinas kepada pegawai

dengan cara mengangsur lebih dari 12 bulan disebut sebagai tagihan

penjualan angsuran.

d. Bagian Lancar Pinjaman Kepada BUMN / BUMD

Piutang pinjaman yang diberikan pemerintah daerah kepada BUMN /

BUMD dimasukkan dalam kelompok investasi dalam akun pinjaman

kepada BUMN / BUMD. Pinjaman tersebut dikembalikan atau dibayar

dalam jangka panjang. Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN /

BUMD merupakan reklasifikasi Piutang Pinjaman kepada BUMN /

BUMD yang jatuh tempo dalam tahun berikutnya.

e. Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan (TP ) dan Tuntutan Ganti

Rugi (TGR )

Bendahara, pegawai negeri bukan bendahara, atau pejabat lain yang

karena perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan kewajiban

yang dibebankan kepadanya secara langsung merugikan keuangan

Negara / Daerah, wajib mengganti kerugian tersebut. Sejumlah

kewajiban untuk mengganti kerugian tersebut dikenal dengan istilah

tuntutan Pembendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi. TP/TGR ini

biasanya diselesaikan Pembayaran selambat-lambatnya 24 Bulan

sehingga di neraca di neraca dimaksudkan dalam aset lainnya. Bagian

lancer TP/TGR Keadaan aset lancar disebabkan lancar TP/TGR

jangka panjang yang jatuh tempo tahun berikutnya.

f. Piutang Lainnya

Perkiraan ini ini untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan

pengakuan diluar bagian yang lancar Taguhan Penjualan Angsuran,

Bagian lancar Pinjaman kepada BUMN/D, Bagian Lancar TP/TGR,

dan Piutang Pajak.

Kebijakan akuntansi;

(a) Piutang dicatat sebesar nilai nominasi

(b) Penerimaan piutang pajak/retribusi dicatan sebagai penambahan Silpa

Tahun Lalu bukan merupakan pendapatan

(c) Piutang Daerah dapat dihapuskan secara bersyarat atau Mutlak dari

pembukuan Pemerintah Daerah, kecuali menenai Piutang Daerah yang

Page 34: MODUL 3.rtf

cara penyelesainnya diatur tersendiri dalam undang-undang.

(d) Penghapusan secara bersyarat dilakukan deng cara menghapuskan

Piutang Daerah dari pembukuan pemerintah daerah tanpa

mengahapuskan hak tagih Daerah.

(e) Penghapusan secara mutlak dilakukan dengan menghapuskan hak tagih

daerah.

(f) Tata cara penghapusan piutang diatur tersendiri sesuai dengan peraturan

perundangan yang ada.

6) Persendian

Persendian adalah aset yang lancar dalam bentuk barang ataupun

perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional

pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudakan untuk dijual dan /atau

diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Persendian merupakan aset yang berwujud

Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka

kegiatan operasional pemerintah;

- Termasuk kegiatan antara lain tanah /Bahan atau perlengkapan

(supplies) yang digunakan dalam proses produksi;

- Barang dafam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau

diserahkan kepada masyarakat.

- Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada

masyarakat dalam rangka kegiatan pemerintahan; angunan, hewan,

dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada mayarakat.

Kebijakan Akuntansi :

a. Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan

diperoleh pemerintah daerah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat

diukur dengan andal.

b. Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau

kepenguasaannya berpindah.

c. Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil

Page 35: MODUL 3.rtf

inventarisasi fisik.

d. Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki proyek swakelola

dan dibebankan ke suatu perkiraan aset untuk kontruksi dalam

pengerjaan, tidak dimasukkan sebagai persediaan.

e. Persediaan disajikan sebesar :

Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian

Biaya Standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri

Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi /

rampasan.

f. Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya

pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara

langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga,

rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan.

g. Nilai persediaan yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan

yang terakhir diperoleh.

h. Persediaan dengan kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam

neraca, tetapi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk

dimiliki lebih dari 12 ( dua belas ) bulan.

Investasi Jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya

menjadi investasi nonpermanent dan investasi permanent.

(1) Investasi Nonpermanent

Investasi nonpermanent adalah investasi jangka panjang yang tidak

termasuk dalam investasi permanent, dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak

berkelanjutan, artinya kepemilikan investasi yang berjangka waktu lebih dari 12

bulan, dimaksudkan untuk tidak dimiliki terus menerus atau ada niat untuk

memperjualbelikannya atau menarik kembali.

Bentuk investasi nonpermanent antara lain ; Investasi Dalam Dana

Bergulir, Investasi Dalam Obligasi, dan Investasi dalam Penyertaan Modal pada

Proyek Pembangunan.

Kebijakan Akuntansi

Page 36: MODUL 3.rtf

a. Investasi dalam bentuk dana bergulir dinilai sejumlah nilai bersih yang

dapat direalisasikan ( net realkizable value ), yaitu sebesar nilai kas yang

dipegang ditambah saldo yang bisa ditagih.

b. Investasi dalam Obligasi dinilai sebesar nilai nominal obligasi.

c. Investasi dalam Penyertaan Modal pada Proyek Pembangunan dinilai

sebesar biaya pembangunan termasuk biaya yang dikeluarkan untuk

perencanaan dan biaya lain yang dikeluarkan dalam rangka penyelesaian

proyek sampai proyek tersebut diserahkan kepada pihak ketiga.

d. Harga perolehan investasi dalam valuta asing harus dinyatakan dalam

mata uang rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah BI) yang

berlaku pada tanggal transaksi.

(2) Investasi Permanen

Investasi permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan

untuk dimiliki secara berkelanjutan. Investasi permanen tidak dimaksudkan untuk

diperjualbelikan tetapi untuk mendapatkan deviden dan atau pengaruh yang

signifikan dalam jangka panjang dan / atau menjaga hubungan kelembagaan.

Bentuk investasi permanen antara lain ; Penyertaah Modal Pemerintah pada

perusahaan Negara / Daerah, Lembaga Keuangan Negara, atau badan hukum

lainnya. Investasi Permanen lainnya yaitu jenis investasi permanen yang tidak

tercakup diatas.

Kebijakan Akuntansi

a) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah pada perusahaan Negara /

Daerah dinilai sebagai berikut :

Jika kepemilikan kurang dari 20% dan tidak memiliki kendali yang

signifikan dicatat sebesar nilai perolehan

Jika kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki kendali yang

signifikan dan kepemilikan 20% atau lebih dicatat secara

proporsional dari nilai ekuitas yang ada di laporan keuangan

perusahaan yang bersangkutan dikalikan dengan persentase

kepemilikan.

b) Investasi Permanen Lainnya dinilai bedasarkan harga perolehan

termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh

Page 37: MODUL 3.rtf

kepemilikan yang atas investasi tersebut.

c) Harga perolehan investasi dalam valuta asing harus dinyatakan

dengan mata uang rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs

tengah BI) yang berlaku pada tanggal transaksi.

d) Pengelola Penyertaan Modal Pemerintah Daerah adalah Sekretariat

Daerah atau unit lain yang ditunjuk.

e) Jenis masing masing penyertaan modal pemerintah daerah

diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

c) AsetTetap

1. Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat

lebih dari 12 ( dua belas ) bulan untuk digunakan dalam kegiatan

pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

2. Untuk dapat diakui sebagal aset tetap, suatu aset harus berwujud

dan memenuhi kriteria :

- Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 ( dua belas ) bulan ;

- Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal ;

- Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan

- Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.

3. Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset yang

memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar

memberi manfaat ekonomik dimasa yang akan datang dalam bentuk

kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, harus

ditambahkan / dikapitalisasi pada nilai tercatat aset yang

bersangkutan.

4. Kapitalisasi biaya dimaksud harus ditetapkan dalam kebijakan

akuntansi pemerintah daerah sesuai kriteria kapitalisasi biaya dan /

atau suatu batasan jumlah biaya ( capitalization thresholds ) tertentu

untuk dapat digunakan dalam penentuan apakah suatu pengeluaran

harus

5. Dikarenakan organisasi pemerintah sangatlah beragam dalam jumlah

dan penggunaan aset tetap, maka suatu batasan jumlah biaya

kapitalisasi ( capitalization thresholds ) tertentu untuk dapat

diseragamkan untuk seluruh entitas yang ada. Masing - masing

entitas harus menetapkan batasan jumlah tersebut dengan

Page 38: MODUL 3.rtf

mempertimbangkan kondisi keuangan dan operasionalnya. Bila telah

terbentuk maka batasan jumlah biaya kapitalisasi ( capitalization

thresholds ) harus diterapkan secara konsisten dan diungkapkan

dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

6. Kebijakan penyusutan aset tetap, sebagai konsekuensi penggunaan

aset tersebut harus ditetapkan pemerintah daerah agar tercapai

keseragaman metode sehingga dapat menghasilkan laporan

keuangan yang dapat diandalkan.

Metode penyusutan yang digunakanm adalah Metode Garis Lurus (

straight line methode ). Menurut metode ini, beban penyusutan

ditetapkan secara konstan / tetap seloma periode waktu tertentu (

berdasarkan umur ekonomis dan atau umur penggunaan aset tetap )

dan dihitung dari nilai buku aset tetap.

Penyusutan dihitung menggunakan pendekatan tahunan yakni

penyusutan dihitung satu tahun penuh meskipun baru diperoleh satu

atau, dua bulan atau bahkan dua hari.

7. Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau

fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Berikut adalah klasifikasi

aset tetap yang digunakan :

a) Tanah

Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang

diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan

operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.

b) Peralatan dan Mesin

Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan

bermotor, alat elektonik, dan seluruh inventaris kantor, dan

peralatan lainnya dan nilainya signifikan dan masa manfaatnya

lebih dari 12 ( dua belas ) bulan dan dalam kondisi siap pakai.

c) Gedung dan Bangunan

Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan

yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan

operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.

d) Jalan, Irigasi, dan laringan

Page 39: MODUL 3.rtf

Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi dan jaringan

yang di bangun oleh pemerintah serta di miliki dan/atau dikuasai

oleh pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.

e) Aset tetap lainnya

Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tetap yang tidak

dapat dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di atas yang

diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan oprasional pemerintah

dan dalam kondisi siap dipakai.

f) konstruksi dalam pengerjaan

Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang

dalam proses pembangunan yang pada tanggal laporan keuangan

belum selesai seluruhnya dikerjakan.

Kebijakan Akuntansi

1. Pengakuan aset tetap akan sangat andal bila aset tetap telah diterima

atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya

berpindah.

2. Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap

dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai

aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan.

3. Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola

meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak

langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan,

tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi

berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut.

4. Bila aset tetap diperoleh tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah sebesar

nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh.

5. Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau

kontruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat

didistribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi

yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk pengguna yang

dimaksudkan.

6. Tanah diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

Page 40: MODUL 3.rtf

memperoleh tanah sampai dengan siap digunakan. Biaya ini meliputi

harga pembelian, biaya untuk memperoleh hak, biaya yang berhubungan

dengan pengukuran dan biaya pematangan tanah, biaya penimbunan dan

biaya lainnya sampai tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah termasuk juga

harga pembelian bangunan tua yang terletak pada tanah yang baru jika

bangunan tua itu dimaksudkan untuk dibongkar.

7. Jalan dan jembatan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan

untuk membangun jalan dan jembatan sampai dengan siap untuk

digunakan. Biaya ini meliputi biaya perolehan dan biaya-biaya lain

(termasuk didalamnya biaya pembebasan tanah) sampai dengan jalan

dan jembatan tersebut siap untuk digunakan.

8. Instalasi dan jaringan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan

untuk membangun instalasi dan jaringan sampai dengan siap untuk

digunakan. Biaya ini meliputi biaya perolehan dan biaya - biaya lain

(termasuk didalamnya biaya pembebasan tanah) sampai dengan instalasi

dan jaringan tersebut siap untuk digunakan.

9. bangunan air diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh atau membangun irigasi sampai dengan siap untuk dipakai.

Biaya ini meliputi biaya perolehan dan biaya biaya lain (termasuk

didalamnya biaya pembebasan tanah) sampai dengan irigasi tersebut

siap untuk digunakan.

10. Gedung diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh atau membangun gedung dan bangunan sampai dengan

siap untuk dipakai. Biaya ini telah meliputi harga beli, biaya pembebasan

tanah, biaya pengurusan IMB. Notaris dan apajak.

11. Apabila gedung dan bangunan dipeoleh melalui kontrak, maka biaya

perolehannya adalah nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan,

biaya perizinan, dan jasa konsultan.

12. Apabila gedung dan bangunan diperoleh dengan cara swakelola maka

biaya perolehannya mPliputi :

- Biaya langsung yaitu tenaga kerja dan bahan baku, dan

- Biaya tidak langsung, antara lain : biaya perencanaan dan

pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan

semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan perolehan /

pembangunan Gedung dan Bangunan tersebut.

Page 41: MODUL 3.rtf

13. Apabila penilaian Gedung dan bangunan dengan menggunakan biaya

perolehan tidak memungkinkan maka Gedung dan Bangunan didasarkan

pada nilai wajar / taksiran pada saat perolehan.

14. Peralatan dan Mesin diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan

untuk memperoleh mesin dan alat - alat sampai dengan siap untuk

dipakai. Biaya ini meliputi harga pembelian, biaya instalasi, dan biaya

langsung lainnya untuk memperoleh serta mempersiapkan aset tersebut

sehingga dapat digunakan.

15. Apabila Peralatan Mesin diperoleh melalui kontrak, maka biaya

perolehannya adalah nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan,

serta biaya perizinan, dan jasa konsultan.

16. Apabila peralatan dan mesin diperoleh dengan cara swakelola maka

biava perolehannva meliputi :

- Biaya langsung yaitu tenaga kerja dan bahan baku, dan

- Biaya tidak langsung, antara lain : biaya perencanaan dan

pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan

semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan perolehan /

pembangunan Peralatan dan Mesin tersebut.

17. Jika peralatan dan mesin diperoleh secara gabungan maka biaya

perolehan dari masing - masing peralatan dan mesin ditentukan dengan

menghasilkan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai

wajar masing - masing peralatan dan mesin yang bersangkutan.

18. Kendaraan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh kendaraan sampai dengan siap untuk digunakan. Biaya ini

meliputi harga pembelian, biaya balik nama dan biaya langsung lainnya

untuk memperoPeh serta mempersiapkan aset tersebut sehingga dapat

digunakan.

19. Meubelair dan perlengkapan diukur berdasarkan seluruh biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh samapai dengan siap untuk digunakan.

Biaya ini meliputi harga pembelian dan biaya langsung lainnya untuk

memperoleh serta mempersiapkan asettersebut sehingga dapat

digunakan.

20. Buku perpustakaan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan

untuk memperoleh sampai dengan siap untuk digunakan.

21. Jika menyelesaikan pengerjaan suatu aset tetap memelbihi dan atau

Page 42: MODUL 3.rtf

melewati satu periode tahun anggaran, maka aset tetap yang belum

selesai tersebut digolongkan dan dilaporkan sebagai kontruksi dalam

pengerjaan ( KDP ) sampai dengan aset tersebut selesai dan siap

dipakai.

22. KDP yang telah selesai 100% dan siap dipergunakan, diklasifikasikan

kedalam kelompok aset tetap yang sesuai.

23. KDP dicatat dengan biaya perolehan.

24. Nilai KDP yang dikerjakan secara swakelola antara lain :

Biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan kontruksi, yakni :

Biaya pekerja lapangan termasuk penyelia;

Biaya bahan yang digunakan dalam kontruksi;

Biaya pemindahan sarana, peralatan, dan bahan - bahan dari dan

ke lokasi pelaksanaan kontriksi.

Biaya penyewaan sarana dan peralatan;

Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung

berhubungan dengan kontruksi.

Biaya yang dapat didistribusikan pada kegiatan pada umumnya

dan dapat dialokasikan ke kontruksi tersebut, yakni :

Asuransi

Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung

berhubungan dengan kontruksi tertentu

Biaya - biaya lain yang dapat diidentifikasikan untuk kegiatan

konstruksi yang bersangkutan seperti biaya inspeksi.

Biaya lain yang secara khusus dibayarkan sehubungan konstruksi

yang bersangkutan.

25. Nilai KDP yang dikerjakan oleh kontraktor melalui kontrak kontruksi

meliputi.

Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan dengan

tingkat penyelesaian pekerjaan;

Kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor berhubung

dengan pekerjaan yang telah diterima tetapi belum dibayar pada

tanggal pelaporan;

Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan

Page 43: MODUL 3.rtf

dengan pelaksanaan kontrak konstruksi.

26. Jika KDP dibiayai dari pinjaman maka biaya pinjaman yang timbul selama

masa kontruksi dikapitalisasi dan menambah biaya KDP, sepanjang biaya

tersebut dan diidentifikasikan dan ditetapkan secara andal.

27. Suatu entitas harus mengungkapkan informasi mengenai KDP pada akhir

periode akuntansi :

Rincian kontrak kontruksi dalam pengerjaan berikuttingkat

penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya;

Nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaannya;

Jumlah biaya yang telah dikeluarkan;

Uang muka kerja yang diberikan;

Retensi.

28. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 (peraturan

Keempat), pembayaran termin terakhir dapat dilakukan melalui dua ( 2 )

cara, yakni :

Pembayaran dilakukan sebesar 95% ( sembilan puluh lima persen )

dari niulai kontrak, sedangkan yang 5% ( lima persen ) merupakan

retensi selama masa pemeliharaan. Penahanan pembayaran /

retensi senilai 5 ( lima ) persen dari nilai kontrak seperti harus diakui

sebagai utang retensi dalam Neraca dan diungkapkan juga dalam

Catatan atas Laporan Keuangan.

Pembayaran dilakukan sebesar 100% ( seratus persen ) dari nilai

kontrak dan penyedia barang / jasa harus menyerahkan jaminan bank

sebesar 5% ( lima persen ) dari niloai kontrak yang diterbitkan oleh

Bank Umum atau oleh perusahaan asuransi yang mempunyai

program asuransi kerugian ( surety bond ) dan direasuransikan sesuai

dengan ketentuan Menteri Keuangan. Jaminan bank untuk

pemeliharaan dimaksud hanya diungkapkan dalam Catatan atas

laporan Keuangan.

29. Biaya perolehan dari masing - masing aset tetap yang diperoleh secara

gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut

berdasarkan perbandingan nilai wajar masing - masing aset yang

bersangkutan.

Page 44: MODUL 3.rtf

Contoh : Suatu Satker membeli PC Unit dan Printer dengan harga

gabungan yaitu Rp. 10.500.000. Jika kedua barang tersebut dibeli secara

terpisah, maka harga PC Unit sejenis berharga Rp. 9.000.000 dan harga

Printer sejenis adalah Rp. 3.000.000. Karena pencatatan akuntansi untuk

PC Unit dan Printer dilakukan secara terpisah, maka perhitungan harga

untuk masing - masing barang tersebut adalah sebagai berikut :

,000.625.2.,000.500.10.,000.000.3.,000.00.9.

,000.000.3.:intPr

,000.875.7.,000.500.10.,000.000.3.,000.000.9.

,000.000.9.:

RpRpxRpRp

Rper

RpRpxRpRp

RpUnitPC

30. Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atau pertukaran

sebagian aset tetap yang tidak serupa atau aset lainnya. Biaya dari pos

semacam itu diukur berdasarkan nilai wajar aset yang diperoleh yaitu

ekuivalen atas nilai tercatat aset yang dilepas setelah disesuaikan dengan

jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer / diserahkan.

31. Suatu aset tetap dapat diperoleh melalui pertukaran atas suatu aset yang

serupa yang memiliki manfaat yang serupa dan memiliki nilai wajar yang

serupa. Suatu aset tetap juga dapat dilepas dalam pertukaran dengan

kepemilikan aset yang serupa. Dalam keadaan tersebut tidak ada

keuntungan dan kerugian yang diakui dalam transaksi ini. Biaya aset

yang baru diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat ( carrying amount) atas

aset yang dilepas.

32. Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan ( donasi ) harus dicatat

sebesar nilai wajar pada saat perolehan.

33. Batas biaya / belanja yang bisa dikapitalisasi ( capitalization thresholds )

untuk masing - masing aset tetap adalah sebai berikut :

a. Seluruh biaya / belanja dalam rangka memperoleh aset tetap tanah ;

b. Biaya / belanja untuk perbaikan menyeluruh termasuk untuk turun

mesin ( over haul) aset tetap alat - alat berat, alat - alat angkutan

darat bermotor, alat - alat angkutan di air bermotor dan alat - alat

angkutan udara yang sama dengan atau lebih dari Rp. 5.000.000,-

kecuali untuk angkutan darat bermotor beroda dua sama dengan atau

lebih dari Rp. 1.000.000,- ;

c. Biaya / belanja untuk per satuan aset tetap alat angkutan darat tidak

bermotor dan alat angkutan air tidak bermotor yang sama dengan

Page 45: MODUL 3.rtf

atau lebih dari Rp. 5.000.000,00 ;

d. Biaya / belanja untuk per satuan aset tetap peralatan dan mesin

selain alat - alat berat, alat - alat angkutan darat bermotor, alat - alat

angkutan di air bermotor, alat - alat angkutan udara, alat angkutan

darat tidak bermotor, dan alat angkutan air tidak bermotor yang sama

dengan atau lebih dari Rp. 300.000,00 ;

e. Biaya / belanja untuk rehabilitasi total atau menambah ruang baru

aset tetao gedung dan bangunan yang sama dengan atau lebih dari

Rp. 10.000.000,00 ;

f. Seluruh biaya / belanja dalam rangka memperoleh aset tetap jalan,

jembatan, dan jaringan air

g. Biaya / belanja untuk per satuan aset tetap penerangan jalan, taman

dan hutan kota dan instalasi listrik dan telepon yang sama dengan

atau lebih dari Rp. 300.000,00;

h. Seluruh biaya / belanja dalam rangka memperoleh aset tetap buku

dan kepustakaan

i. Biaya / belanja untuk per satuan aset tetap barang bercorak

kesenian / kebudayaan yang sama dengan atau lebih dari Rp.

300.000,00,

j. Seluruh biaya / belanja dalam rangka memperoleh aset tetap hewan /

ternak / tanaman sepanjang bukan dalam rangka untuk

diperjualbelikan dan / atau pemeberian bantuan.

34. Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut

dikurangi akumulasi penyusutan.

Penyusutan adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan

kapasitas dan manfaat dari suatu aset. Kapasitas atau manfaat suatu

aset tetap semakin lama senakin menurun karena digunakan dalam

kegiatan operasi perintah dan sejalan dengan itu maka nilai aset tetap

tersebut juga semakin menurun.

Untuk menerapkan penyusutan perlu dipenuhi beberapa prasyarat, yakni:

I. Identitas aset yang kapasitasnya menurun.

Aset yang kapasitasnya menurun adalah Peralatan dan Mesin, Gedung

dan bangunan, Jalan, Irigasi, dan jaringan. Aset tetap ini memerlukan

penyesuaian nilai sehingga perlu disusutkan. Sedangkan aset tetap yang

tidak menurun kapasitas dan manfaatnya seperti Tanah dan Kontruksi

Page 46: MODUL 3.rtf

Dalam Pengerjaan (KDP) tidak perlu disusutkan.

II. Nilai yang dapat disusutkan.

SAP menganut nilai historis atau nilai perolehan. Di lingkungan

pemerintah, aset tetap diniatkan untuk digunakan dalam operasi

pemerintahan dan tidak dimaksudkan untuk dijual pada akhir masa

manfaatnya. Oleh karena itu, nilai residu / nilai sisa aset meskipun dapat

ditentukan / ditaksir akan diabaikan dalam menghitung penyusutan.

Dengan demikian, nilai perolehan atau nilai wajar aset menjadi nilai yang

dapat disusutkan ( depreciable cost).

III. Masa manfaat aset tetap. -

Masa manfaat aset tetap secara teknis akan bergantung dari karakteristik

fisik atau teknologi dan cara pemanfaatannya. Oleh karena sifat fisik dan

kerentanannya terhadap perubahan teknologi, misalnya perangkat

komputer akan dianggap memiliki masa yang lebih pendek daripada

Gedung dan bangunan.

35. Penyusutan aset tetap selain tanah dan kontruksi dalam pengerjaan

menggunakan metode garis lurus ( straight line methode ) dihitung dari

nilai yang dapat disusutkan. Nilai yang dapat disusutkan (depreciable

cost) adalah nilai perolehan ditambah dengan belanja / pengeluaran yang

dikapitalisasi.

Penyusutan dihitung menggunakan pendekatan Tahunan yakni

penyusutan dihitung satu tahun penuh meskipun baru diperoleh satu

atau dua bulan atau bahkan dua hari.

Penyusutan per tahun = Nilai Perolehan-Belanja yang Dikapitalisasi

Masa Manfaat

a. Kelompok Gedung dan Bangunan;

Kelompok ini mencakup Gedung Kantor, Rumah Jabatan, Rumah

Dinas, Gudang, Bangunan Bersejarah, Monumen, dan Tugu

Peringatan. Aset ini dikelompokkan dalam klasifikasi permanen

dengan masa manfaat 20 tahun (Penyusutan 5% per tahun) dan tidak

Permanen dengan masa manfaat 10 tahun (Penyusutan 10 % per

tahun).

b. Kelompok Jalan, Jembatan, Jaringan, dan Instalasi ;

Page 47: MODUL 3.rtf

Kelompok ini dibagi menjadi 2 ( dua ), yakni :

a. Kelompok Jalan, mencakup Jalan Kabupaten, Jalan fly over, dan

jalan under pass. Kelompok jalan termasuk aset tetap dengan

masa manfaat 10 ( sepuluh ) tahun ( Penyusutan 10% per tahun ).

b. Kelompok Jembatan, Jaringan, dan Instalasi. Kelompok ini

mencakup Jembatan, Jaringan Air ( Irigasi ), dikelompokkan dalam

klasifikasi instruktur yang dibangun dan dikuasai oleh pemerintah

daerah dengan masa manfaat 20 tahun ( Penyusutan 5% per

tahun ).

c. Kelompok Peralatan dan Mesin

Kelompok ini mencakup Alat Berat, Alat Angkutan Darat Bermotor, Alat

Angkutan Darat Tidak Bermotor, Alat Angkutan Air Bermotor, Alat

Angkutan Air Tidak Bermotor„ Alat Angkutan Udara, Lat Bengkel, Alat

Pengolahan Pertanian dan Peternakan, Peralatan Kantor,

Perlengkapan Kantor, Komputer, Meubelair, Peralatan Dapur,

Penghias Ruangan Rumah Tangga, Alat Studio, Alat Komunikasi, Alat

Ukur, Alat Kedokteran, Alat Laboratoriun, dan Alat Persenjataan /

Keamanan. Masa manfaat aset ini dikelompokkan sesuai dengan

Keputusan Menteri Keuangan No. 520 / KMK.04 / 2000 tanggal 14

Desember 2000 tentang 'Jenis - jenis Harta yang Termasuk dalam

Kelompok Harta Berwujud untuk Keperluan Penyusutan' sebagi

berikut:

a) Kelompok I dengan masa manfaat 4 tahun ( Penyusuitan 25% per

tahun ), antara lain mebel dari kayu, mesin tik, fotokopi, televisi

dan sebagainya.

b) Kelompok II dengan masa manfaat 8 tahun ( Penyusutan 12,5%

per tahun ), antara lain mebel dari logam, AC, komputer, mobil,

bus, speedboat dan sebagainya.

c) Kelompok III dengan masa manfaat 16 tahun ( Penyusutan 6,25%

per tahun ), antara lain helikopter, alat perhubungan udara seperti

perangkat radio navfgasi, radar, dan sebagainya.

d) Kelompok IV dengan masa manfaat 20 tahun ( penyusutan 5%

per tahun ), antara lain alat berat untuk kontruksi, kapal I,

penumpang, kapal barang yang memiliki berat di atas 1000 DWT

Page 48: MODUL 3.rtf

dan sebagainya.

Jenis - jenis aset ' Peralatan dan Mesin ' yang termasuk dalam

kelompok masing - masing secara detail dapat dilihat dalam Lampiran

II Bab II.

36. Penilaian kembali atau revaluasi aset tetap pada umunya tidak

diperkenankan karena SAP menganut penilaian aset berdasarkan biaya

perolehan atau harga perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan

dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan biaya perolehan

didalam penyajian aset tetap serta pengaruh penyimpanan tersebut

terhadap gambaran keuangan suatu entitas. Selisih antara nilai revaluasi

dengan nilai tercatat aset tetap dibukukan dalam ekuitas dana pada akun

diinventasikan.

37. Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika diPepaskan atau bila aset

secara permanen dihentikan penggunaannya dan ticlak ada manfaat

ekonomik pada masa yang akan datang.

38. Aset tetap secara permanen dihentikan atau dilepas harus dihapuskan

dari neraca dan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

Mekanisme penghentian, pelepasan dan penghapusan aset tetap

mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku.

39. Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak

memenuhi defenisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya

yang sesuai dengan nilai tercatatnya.

40. Aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok tanah,

Gedung dan Bangunan, Peralatan dan Mesin, Jalan, Jembatan, Jaringan,

dan Instansi namun diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan

operasional Pemerintah daerah dan dalam kondisi siap pakai

dimaksudkan kedalam Aset Tetap lainnya. Barang Milik Daerah ( BMD )

yang termasuk dalam ketagori aset ini adalah :

Kondisi Perpustakaan / Buku,

Barang Bercorak Kesenian / Kebudayaan / Olah Raga,

Hewan, Ikan dan Tanaman,

AsetTetap Renovasi, yaitu nilai renovasi aset tetap yang bukan

miliknya.

Page 49: MODUL 3.rtf

Aset Tetap Renovasi terjadi bila Pemerintah Kabupaten Deli Serdang

melakukan renovasi Gedung dan Bangunan Kantor yang bukan miliknya

dimana renovasi tersebut memberi manfaat ekonomik lebih dari satu

tahun dan memenuhi batas minimum kapitalisasi (capitalization

threshold) aset tetap.

d. Dana Cadangan

Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung

kebutuhan dana yang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam

satu tahun anggaran.

Kebijakan Akuntansi

1. Pembentukan dan peruntukkan dana cadangan diatur dengan peraturan

daerah tersendiri

2. Dana Cadangan dinilai sebesar nilai nominal Dana Cadangan yang

dibentuk

3. Hasil yang diperoleh dari pengelolaan dana cadangan akan menambah

dana cadangan yang bersangkutan, dan biaya yang timbul atas

pengelolaan dana cadangan akan mengurangi dana cadangan yang

bersangkutan.

4. Pengelola Dana Cadangan adalah Sekretariat Daerah atau unit lain yang

ditunjuk.

5. Jenis dan peruntukkan Dana Cadangan diungkapkan dalam Catatan atas

Laporan Keuangan.

e. Aset Lainnya

Aset lainnya terdiri dari :

(1) Aset Tak Berwujud

Aset tak berwujud adalah aset non keuangan yang dapat

diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk

digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan

untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual.

(2) Tagihan penjualan angsuran

Tagihan penjualan angsuran menggambarkan jumlah yang dapat

Page 50: MODUL 3.rtf

diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada

pegawai pemerintah yang jangka waktu pelunasannya lebih dari

satu tahun.

(3) Tuntutan perbendaharaan (TP) dan tuntutan ganti rugi (TGR)

Tuntutan perbendaharaan (TP) merupakan suatu proses yang

dilakukan terhadap bendahara dengan tujuan untuk menuntut

penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara

sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu

perbuatan melanggar hukum yang dilakukan oleh bendahara

tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugas kewajibannya.

Tuntutan ganti rugi (TGR) merupakan suatu proses yang dilakukan

terhadap pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk

menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh

negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu

perbuatan melanggar hukum yang dilakukan olah pegawai negeri

tersebut ataukelalaian dalam pelaksanaan tugas kewajibannya.

Pelunasan tuntutan tersebut diatas dilaksanakan dalam jangka

waktu lebih dari satu tahun.

(4) Kemitraan dengan Pihak Ketiga

Kemitraan adalah perjajian antara dua pihak atau lebih yang

mempunyai Komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang di

kendalikan bersama dengan mengunakan aset dan/atau hak

usaha yang dimiliki.

Bentuk - bentuk kemitraan antara lain Bangun Kelola Serah

( BKS / BOT ) dan Bangun Serah Kelola ( BSK / BTO ). Bangun

Kelola Serah ? Build Operate Transfer ( BKS / BOT ) adalah

pemanfaatan aset tetap pemerintah daerah berupa tanah oleh

pihak lain ( swasta ) dengan cara mendirikan bangunan dan atau

sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak

lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati,

uhtuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunannya

dan atau sarana berikuit fasilitasnya setelah berakhir jangka

waktu, serta membayar kontribusi ke kas daerah yang besarannya

Page 51: MODUL 3.rtf

ditetapkan oleh tim yang dibentuk oleh pejabat yang berwenang.

Bangun Serah Kelola ( BSK ) adalah pemanfaatan aset

pemerinyah oleh pihak ketiga / investor, dengan cara pihak ketiga /

investor tersebut mendirikan bangunan dan / atau sarana lain

berikut fasilitasnya kemudian menyerahkan aset yang dibangun

tersebut kepada pemerintah untuk dikelola sesuai dengan tujuan

pembangunan aset tersebut. Penyerahan aset oleh pihak ketiga /

investor kepada pemerintah disertai dengan kewajiban pemerintah

untuk melakukan pembayaran kepada pihak ketiga / investor.

Pembayaran oleh pemerintah ini dapat juga dilakukan secara bagi

hasil.

(5) Aset Lain - Lain

Aset lain - lain ini digunakan untuk mencatat aset lainnya yang

tidak dapat dikelompokkan kedalam aset tak berwujud, tagihan

penjualan angsuran, TP / TGR, dan kemitraan dengan pihak

ketiga.

Kebijakan Akuntansi :

a) Aset tak berwujud dinilai sebesar nialai peroiehan dikurangi dengan biaya

- biaya yang tidak dapat dikapitalisasi.

b) Tagihan penjualan angsuran dinilai sebesar nominal dari kontrak / berita

acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan

angsuran yang telah dibayarkan oleh pegawai ke kas negara / kas

daerah.

c) Setiap akhir periode akuntansi, tagihan penjualan angsuran yang akan

dijatuhkan tempo 12 ( dua belas ) bulan ke depan, di reklasifikasikan

menjadi akun bagian lancar tagihan penjualan angsuran ( aset lancar ).

d) Tuntutan Perbendaharaan dinilai sebesar nilai nominal dalam Surat

Ketetapan Tuntutan Perbendaharaan dikurangi dengan setoran yang

telah dilakukan oleh bemdehara yang bersangkutan ke kas Negara / kas

daerah.

e) Tuntutan Ganti Rugi dinilai sebesar nilai nominal dalam Surat Keterangan

Tanggung Jawab Mutlak ( SUM ) dikurangi dengan setoran yang telah

dilakukan oleh pengawal yang bersangkutan ke Kas negara / kas daerah.

Page 52: MODUL 3.rtf

f) Setiap akhir periode akuntansi, TP - TGR yang akan jatuh tempo 12 ( dua

belas ) bulan ke depan, direklasifikasik menjadi akun bagian lancar TP -

TGR ( aset lancar ).

g) BKS dicatat sebesar nilai aset yang diserahkan oleh pemerintah kepada

pihak ketiga untuk membangun aset BKS tersebut.

h) Penyerahan dan pembayaran aset BKS harus diatur dalam kontrak

kerjasama tersendiri.

i) Aset yang berada dalam BKS disajikan terpisah dari aset tetap.

j) BSK dicatat sebesar nilai perolehan aset yang dibangun yaitu sebesar

nilai aset yang diserahkan pemerintah ditambah dengan jumlah aset yang

dikeluarkan pihak ketiga untuk membangun aset tersebut.

(6) Kewajiban

Defenisi kewajiban :

Kewajiban adalah utang yang timbul atas peristiwa masa lalu

yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber

daya ekonomi pemerintah daerah.

Utang adalah kewajiban kepada pihak ketiga sebagai akibat

transaksi keuangan masa lalu.

Utang dikelompokkan menjadi utang jangka pendek dan utang

jangka panjang. Komponen Kewajiban meliputi

a) Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek

jika diharapkan dibayar dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah

tanggal pelaporan.

Utang kepada pihak ketiga

Utang kepada pihak ketiga berasal dari kontrak atau perolehan

barang/jasa yang belum dibayar sampai dengan tanggal neraca.

Utang Bunga

Utang bunga timbul karena pemerintah daerah mempunyai

kewajiban untuk membayar beban bunga atas utang.

Utang Perhitungan Pihak ketiga (PFK)

Merupakan utang yang timbul akibat pemerintah daerah belum

belum menyetor kepada pihak yang lain atas pungutan/potongan

Page 53: MODUL 3.rtf

PFK dari SPM atau Dokumen lain yang persamakan.

Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

Bagian Lancar Utang Jangka Panjang merupakan bagian utang

jangka panjang yang akan jatuh tempo dan diharapkan akan

dibayar dalam kurun waktu 12 bulan setelah tanggal neraca.

Kebijakan akuntansi

a. Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima dan/atau pada saat

kewajiban timbul.

b. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang

asing dijabakan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran

mata uang asing menggunakn kurs tengah bank sentral pada tanggal

neraca.

c. Pada saat pemerintah menerima hak atas barang, termasuk barang

dalam perjalanan yang telah menjadi haknya, pemerintah harus mengakui

kewajiban atas jumlah yang belum dibayarkan untuk barang tersebut.

d. Utang bunga atas utang pemerintah harus dicatat sebesar biaya bunga

yang telah terjadi dan belum dibayar.

e. Bunga dimaksud dapat berasal dari utang pemerintah baik dari dalam

maupun luar negeri. Utang bunga atas utang pemerintah yang belum

dibayar harus diakui pada setiap akhir periode pelaporan sebagai bagian

dari kewajiban yang berkaitan.

Kebijakan akuntansi

Pada akhir priode pelaporan, saldo pungutan / potongan berupa PFK

yang belum disetor kan kepada pihak lain harus dicatat pada laporan

keuangan sebesar jumlah yang masih harus disetorkan.

Nilai yang dicantumkan dalam laporan keuangan untuk bagian lancar

utang jangka panjang adalah jumlah yang akan jatuh tempo dalam waktu

12 ( dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan.

b) KewajibanJangka Panjang

Kewajiban Jangka Panjang merupakan kewajiban yang diharapkan

akan dibayar kembali atau akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari

12 bulan setelah tanggal neraca.

KewajibanJangka Panjang meliputi :

Page 54: MODUL 3.rtf

(Utang Dalam Negeri Perbankan

Utang Dalam Negeri Perbankan rnerupakan utang jangka yang

berasal dari perbankan yang diharapkan akan dibayar dalam

waktu 12 bulan setelah tanggal neraca.

Utang Jangka Panjang Lainnya

Utang Jangka Panjang lainnya adalh utang Jangka Panjang yang

tidak termasuk kelompok utang dalam negeri perbankan dan

utang dalam negeri obligasi, misalnya utang kementrian.

Kebijakan akuntansi

Kewajiaban diakui pada saat pinjaman diterima dan/atau pada saat

kewajiaban timbul .

Kewajiaban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang

asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran

mata uang asing menggunakan Kurs tengah Bank Sentral pada tanggal

neraca .

Utang kemitraan disajikan pada neraca sebesar dana yang dikeluarkan

investor untuk membangun aset tersebut.

Apabila pembayaran dilakukan dengan bagi hasil yang dibayarkan.

(7) Ekuitas Dana Lancar

merupakan selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka

pendek. Kelompok ekuitas dna lancar terdiri dari :

a. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, merupakan akun lawan

yang menampung kas dan setara kas serta inventasi jangka

pendek

b. Pendapatan Yang Ditangguhkan, merupakan akun lawan

yang menampung kas di Bendahara Penerimaan

c. Cadangan Piutang, merupakan akun lawan yang

dimaksudkan untuk menampung piutang lancar

d. Cadang Persediaan, merupakan akun lawan untuk

menampung persediaan

Page 55: MODUL 3.rtf

e. Dana yang harus disediakan untuk Pembayaran Utang

Jangka Pendek, merupakan akun lawan kewajiban jangka

pendek

(8) Ekuitas Dana Investasi

Mencerminkan kekayaan pernerintah yang tertanam dalam

investasi jangka panjang, aset tetap, dan aset lainnya dikurangi

dengan kewajiban jangka panjang. Pos ini terdiri dari :

a. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang,

merupakan akun lawan dari Investasi Jangka Panjang

b. Diinvestasikan dalam Aset Tetap, merupakan akun lawan

dari aset tetap

c. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya, merupakan akun lawan

Aset Lainnya

d. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang

Jangka Panjang, merupakan akun lawan dari seluruh utang

jangka panjang.

(9) Ekuitas Dana Cadangan

Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah

yang dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan

perundang - undangan. Akun yang terdapat dalam pos ini adalah

diinvestasikan dalam Dana Cadangan, yang merupakan akun

lawan dari Dana Cadangan.

3. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas menyajiklan informasi mengenai sumber, penggunaan,

perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo

kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Laporan arus kas menyajikan

informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang

diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset

nonkeuangan, pembiayaan, dan nonanggaran.

a) Aktivitas Operasi

Arus kas bersih aktivitas operasi merupakan indikator yang menunjukkan

kemampuan operasi pernerintah dalam menghasilkan kas yang cukup

untuk membiayai aktivitas operasionalnya dimasa yang akan datang

Page 56: MODUL 3.rtf

tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.

b) Aktivitas Investasi Nonkeuangan

Arus kas dari aktivitas investasi aset non keuangan mencerminkan

penerimaan dan pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan

pelepasan sunber daya ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan

mendukung pelayanan pemerintah kepada masyarakat dimasa yang akan

datang.

Arus masuk kas dari aktivitas aset non keuangan terdiri dari :

Penjualan Aset Tetap yang tidak dipisahkan;

Penjualan Aset tainnya yang tidak dipisahkan.

Arus keluar kas dari aktivitasi investasi aset nonkeuangan terdiri dari ;

Perolehan Aset Tetap;

Perolehan Aset Lainnya.

c) Aktivitas Pembiayaan

Arus kas dari aktivitas pembiayaan mencerminkan penerimaan dan

pengeluaran kas bruto sehubungan dengan pendanaan defisit atau

penggunaan surplus anggaran, yang bertujuan untuk mwmprediksi klaim

pihak lain terhadap arus kas pemerintah dan klaim pemerintah terhadap

pihak lain dimasa yang akan datang.

Arus masuk kas dari aktivitas pembiayaan antara lain:

Penerimaan Pinjaaman;

Penerimaan Hasil Penjualan Surat Utang Negara;

Penerimaan Dari Diventasi;

Penerimaan Kembali Pinjaman;

Pencarian Dana Cadangan.

Arus keluar kas dari aktivitas pembiayaan antara lain :

Penyertaan Modal Pemerintah;

Pembayaran Pokok Pinjaman;

Pemberian Pinjaman Jangka Panjang; dan

Pembentukan Dana Cadangan

d) Aktivitas Non Anggaran

Arus kas dari aktivitas nonanggaran mencerminkan penerimaan dan

Page 57: MODUL 3.rtf

pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan,

belanja dan pembiayaan pemerintah. Arus kas dari aktivitas nonanggaran

antara lain Perhitungan pihak ketiga (PFK) dan kiriman uang. PFK

menggambarkan yang bersal dari jumlah dana yang dipotong dari surat

Perintah Membayar atau diterima secara tunai untuk pihak ketiga

misalnya potongan Taspen dan Askes. Kiriman uang menggambarkan

mutasi kas antara rekening kas umum negara/daerah.

Kebijakan akuntansi

1. Laporan Arus Kas harus disajikan dengan menggunakan metode

langsung (direct method).

2. Jika suatu entitas pelaporan mempunyai surat berharga yang bersifat

mempunyai surat berharga yang sifatnya samadayengan persediaan,

yang dibeli untuk dijual, maka perolehan dan penjualan surat berharga

tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas operasasi.

3. Jika entitas pelaporan mengotoritaskan dana untuk kegiatan suatu entitas

lain, yang peruntukkannya belum jelas apakah sebapir modal kerja,

penyertaan modal, atau untuk membiayai aktivitas periode berjalan, maka

pemberian dana tersebut harus diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi.

Kejadian ini dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

4. Arus kas yang timbul dari transaksi mata uang asing harus dibukukan

dengan menggunakan mata uang rupiah dengan rnenjabarkan mata uang

asingtersebut ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs pada tanggal

transaksi.

5. Arus kas yang timbul dari aktivitas entitas pelaporan di luar negeri harus

dijabarkan ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs pada tanggal

transaksi.

6. Arus kas dari transaksi penerimaan pendapatan bunga dan pengeluaran

belanja untuk pembayaran bunga pinjaman serta penerimaan

pendapatan dari bagian laba perusahaan negara / daerah harus

diungkapkan secara terpisah. Setiap akun yang terkait dengan teransaksi

tersebut harus diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi secara

konsisten dari tahun ke tahun.

7. Investasi pemerintah dalam perusahaan negara / daerah dan kemitraan

dicatat dengan menggunakan metode biaya, yaitu sebesar nilai

Page 58: MODUL 3.rtf

perolehannya.

8. Entitas melaporkan pengeluaran investasi jangka panjang dalam

perusahaan negara / daerah dan kemitraan dalam arus kas aktivitas

pembiayaan.

9. Arus kas yang berasal dari perolehan dan pelepasan perusahaan

negara / daerah dan unit operasionalnya lainnya harus disajikan secara

terpisah dalam aktivitas pembiayaan.

10. Aset dan utang selain kas dan setara kas dari perusahaan negara /

daerah dan operasi lainnya yang diperoleh atau dilepaskan perlu

diungkapkan hanya jika transaksi tersebut telah diakui sebelumnya

sebagai aset atau utang perusahaan negara / daerah dan unit operasi

lainnya.

11. Transaksi investasi dan pembiayaan yang tidak mengakibatkan

penerimaan atau pengeluaran kas dan setara kas tidak dilaporkan dalam

Laporan Arus Kas. Transaksi tersebut harus diungkapkan dalam Catatan

atas Laporan Keuangan.

12. Entitas pelaporan mengungkapkan komponen kas dan setara kas dalam

Laporan Arus Kas yang jumlahnya sama dengan pos terkait di Neraca.

13. Entitas pelaporan mengungkapkan jumlah saldo kas dan setara kas yang

signifikan yang tidak boleh digunakan oleh entitas. Hal ini dijelaskan

dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

4. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan disajikan dengan susunan sebagai

berikut :

a. Kebijaksanaan Fiskal / Keuangan

Catatan atas Pelaporan Keuangan harus dapat membantu

pembacanya untuk dapat memahami kondisi dan posisi keuangan

entitas pelaporan secara keseluruhan.

Catatan atas Pelaporan Keuangan menjelaskan perubahan

anggaran yang penting selama periode berjalan dibandingkan

dengan anggaran yang pertama kali disahkan oleh DPRK,

hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang

telah ditetapkan, serta masalah lainnya yang dianggap perlu oleh

Page 59: MODUL 3.rtf

manajemen entitas.

b. lkhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan

1. Kinerja keuangan entitas pelaporan dalam Laporan Realisasi

Anggaran harus mengikhtisarkan indikator dan pencapalan kinerja

operasional yang berdimensi keuangan dalam satu periode

pelaporan.

2. Pembahasan mengenai kinerja keuangan harus dihubungkan

dengan tujuan dan sasaran dari rencana strategis pemerintah

indikator sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang

berlaku.

3. Ikhtisar pembahasan kinerja keuangan dalam catatan atas

laporan keuangan harus :

Menguraikan strategi dan sumber daya yang digunakan untuk

mencapai tujuan;

Memberi gambaran yang jelas atas realisasi dan rencana

kinerja keuangan dalam satu entitas pelaporan, dan;

Menguraikan prosedur yang telah disusun dan dijalankan oleh

Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara untuk dapat

memberikan keyakinan yang beralasan bahwa informasi

kinerja keuangan yang dilaporkan adalah relevan dan andal.

4. Pembahasan mengenai kinerja keuangan :

Meliputi baik hasil yang positif maupun negatif;

Menyajikan data historis yang relevan;

Membandingkan hasil yang dicapai dengan tujuan dan

rencana yang telah ditetapkan

Menyajikan informasikan penjelasan yang lainnya yang

diyakini oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara akan

dibutuhkan oleh pembaca laporan keuangan untuk dapat

memahami indikator, hasil, dan perbedaan yang ada dengan

tujuan atau rencana.

c. Dasar penyajian Laporan Keuangan dan Kebijakan akuntansi

Keuangan Yang penting

(1) Dalam menyajikan Catatan atas laporan Keuangan, entitas

pelaporan harus mengungkapkan dasar penyajian dasar

Page 60: MODUL 3.rtf

penyaian laporan keuangan dan kebijakan akuntansi

keuangan

(2) Dalam penyusunan Laporan Keuangan jika tidak mengikuti

asumsi dasar atau konsep dasar akuntansi harus

diungkapkan dalah catatan atas laporan keuangan disertai

alasan dan penjelasan.

(3) Pengungkapan kebijakan akuntansi harus

mengidentifikasikan dan menjelaskan prinsip-prinsip

akuntansi yang digunakan oleh etitas pelaporan dan metode-

metode yang penerapannya secara materil yang

mempengaruhi penyajian laporan Realisasi Angga:ran ,

Neraca, dan laporan Arus Kas. Pengungkapan juga harus

juga meliputi pertimbangan-perimbangan penting yang

diambil dan memilih prinsipprinsip yang sesuai.

(4) Secara umum kebijhakan akuntansi pada Catatan atas

laporan Keuangan menjelaskan hal-hal berikut :

Entitas pelaporan

Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan

keuangan.

Basis pengukuran yang digunakan dalam menyusun

laporan keuangan

Sampai sejauh mana kebijakan - kebijakan akuntansi

yang berkaitan dengan ketentuan - ketentuan masa

transisi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah

diterapkan oleh suatu entitas pelaporan.

Setiap kebijakan akuntansi yang diperlukan untuk

memahami laporan keuangan

(5) Perubahan kebijakan akuntansi yang tidak mempunyai

pengaruh material dalam tahun perubahan juga harus

diungkapkan jika berpengaruh secara material terhadap

tahun-tahun yang akan datang untuk diketahui pembaca

laporan keuangan.

d. Penjelasan pos-pos laporan keuangan

e. Pengungkapan pos-pos aset dan kewajiban yang timbul

Page 61: MODUL 3.rtf

sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan

dan belanja dan rekonsiliasinya dengan basis kas

f. Informasi tambahan lainnya yang diperlukan seperti gambaran

umum pemerintah daerah

c. Kebijakan Akuntansi Neraca Awal

Neraca awal Pemerintah Daerah adalah neraca yang disusun pertama

kali oleh pemerintah daerah. Neraca awal menunjukkan jumlah aset, kewajiban,

dan ekuitas dana pada tanggal neraca awal. Pendekatan yang digunakan dalam

penyusunan Neraca awal adalah inventarisasi atas pos-pos neraca. Inventarisasi

tersebut dapat dilakukan dengan inventarisasi fisik, catatan, laporan atau

dokumen sumber lalinnya.

1. Aset Lancar

a) Kas di Kas Daerah

1) Kas dicatat sebesar nilai nominal.

2) Saldo rekening kas daerah, yaitu saldo rekening - rekening pada bank

yang ditentukan oleh Bupati untuk menampung penerimaan dan

pengeluaran dan uang tunai yang ada di Bendahara Umum Daerah.

3) Kas dalam valuta asing dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs

tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca awal.

4) Nilai setara kas ditentukan sebesar nilai nominal diposito (jangka

waktu sama dan atau kurang dari 3 bulan) atau Surat Utang Negara .

5) Tidak termasuk Kas di kas daerah, Perhitungan pihak Ketiga (PFK)

berupa pph pasal 21, luran Bepeltarum dan iuran wajib pegawai

6) lainnya yang masih harus disetorkan ke kas negara (diklasifikasikan

dalam KewajibanJangka Pendek)

b) Kas di Bendahara Pengeluaran / pemegang Kas

1) Kas dicatat sebesar nilai nominal

2) Kas dalam valuta asing dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs

tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca awal.

3) Kas di Bendahara Penerimaan

4) Kas dicatat sebesar nilai nominal.

Page 62: MODUL 3.rtf

5) Kas yang ada di Bendahara Penerima diklasifikasikan dalam ekuitas (

pos Pendapatan yang ditangguhkan ).

6) Kas dalam valuta asing dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs

tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca awal.

d. Investasi Jangka Pendek

1. Investasi jangka pendek diakui berdasarkan bukti investasi dan

dicatat sebesar nilai perolehan.

2. Deposito dengan jangka waktu antara 3 sampai 12 bulan

diklasifikasikan sebagai Investasi Jangka Pendek dan dicatat sebear

nilai nominal deposito tersebut.

3. Obligasi / Surat Perbendaharaan Negara ( SPN ) yang berjangka

waktu kurang dari 12 bulan diklasifikasikan sebagai Investasi Jangka

Pendek dan dicatat sebesar nilai perolehan.

4. Invesasi yang dilakukan dalam bentuk selain dari deposito dan

obligasi yang berjangka waktu kurang dari 12 bulan diklasifiksikan

sebagai Investasi Jangka Pendek lainnya dan dicatat sebesar nilai

perolehan.

Piutang

1) Piutang pajak dan piutang restribusi, yaitu Surat Penetapan Pajak dan

Surat Ketetapan Restribusi yang pembayarannya belum diterima, dan

dicatat sebesar nilai nominal yaitu sebesar nilai rupiah pajak dan

restribusi yang belum dilunasi.

2) Piutang Bagi Hasil Pajak Provinsi, merupakan hak pemerintah daerah

atas bagi hasil pajak provinsi ( Pajak Kendaraan Bermotor / PKB, Bea

Balik Nama Kendaraan Bermotor / BBN - KB, Pajak Bahan Bakar

Kendaraan Bermotor / PBB - KB, Pajak air Bawah Tanah dan Pajak Air

Permukaan ) yang sampai dengan akhir periode akuntansi belum masuk

ke kas daerah. Piutang Bagi Hasil Pajak Provinsi dinilai sebesar SPD /

SKO yang belum dicairkan, yang diterbitkan pemerintah provinsi sampai

dengan akhir periode akuntansi belum belum masuk kekas daerah.

Piutang bagi hasil Pajak Propinsi dinilai SPD/SKO yang belum dilaporkan,

yang diterbitkan pemerintah propinsi sampai dengan akhir priode

akuntansi.

Page 63: MODUL 3.rtf

3) Tagihan penjualan angsuran angsuran yang jatuh tempo dalam kurun

waktu satu tahun atau kurang di reklasifikasi sebagai bagian Lancar

Tagihan Penjualan angsuran di catat sebesar nilai nominal yaitu sejumlah

tagihan penjualan angsuran yang harus diterima dalam waku satu tahun.

4) Piutang pinjaman kepada BUMN / BUMD yang jatuh tempo dalam tahun

berikutnyan direklasifikasi sebagai Bagian lancar pinjaman kepada BUMN

/ BUMD dan dicatat sebesar nilai nominal yaitu sebesar nilai rupiah

yangjatuh tempo tahun berikutnya.

5) Tuntutan perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) jangka

panjang yang jatuh tempo tahun berikutnya direklasifikasi sebagai Bagian

Lancar Tuntutan Perbendaharaan /Tuntutan Ganti Rugi dan dicatat

sebesar nilai nominal yaitu sejumlah rupiah tuntutan Ganti Rugi yang

akan di terima dalam satu tahun.

6) Piutang lainya dicatat sebesar nilai nominal yaitu sebesar nilai rupiah

yang belum di lunasi.

f) Persediaan

(1) Pesediaan disajikan di Neraca awal berdasarkan hasil inventarisasi

Fisik.

(2) Persedian disajikan di Neraca awal nilai sebesar:

Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian.

Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri.

Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti

donasi / rampasan.

Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya

pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang

secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan.

Nilai wajar pembelian yang digunakan adalah biaya persediaan

yang terakhir diperoleh.

2. Investasi langka Panjang

a) Investasi dalam Dana Bergulir dikelompokkan dalam Investasi Jangka

Panjang Non Permanen.

b) Investasi dalam bentuk Dana Bergulir dicantumkan dalam Neraca Awal

Page 64: MODUL 3.rtf

sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value) yaitu

sebesar nilai kas yang dipegang ditambah saldo yang bisa ditagih.

c) Investasi dalam obligasi / Surat Utang Negara yang dimaksudkan untuk

dimiliki dalam jangka waktu lebih dari 12 bulan dikelompokkan dalam

Investasi Jangka Panjang Nonpermanen. Investasi ini dicantumkan dalam

neraca awal sebesar niuai nominal,

d) Investasi dalam Penyertaan Modal pada proyek Pembangunan

dikelompokkan dalam Investasi Jangka Panjang Nonpermanen.

e) Investasi dalam penyertaan Modal pada proyek pembangaunan

dicantumkan dalam neraca awal sebesar nilai harga perolehan termasuk

biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang

sah. Harga perolehan investasi dalam valuta asing harus dinyatakan

dalam mata uang rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah

BI) yang berlaku pada tanggal transaksi.

f) Penyertaan Modal Pemerintah daerah pada perusahaan Negara / daerah,

lembaga keuangan Negara atau badan hukum lainnya dikelompokkan

dalam neraca sebagai Investasi Jangka Panjang Permanen.

g) Penyertaan modal pemerintah dicatat sebesar harga perolehan jika

kepemilikan kurang dari 20% dan tidak memiliki kendali yang signifikan.

h) Penyertaan modal pemerintah dicatat sebesar secara proporsionaldari

nilai ekuitas yang tercantum dalam laporan keuangan

perusahaan/lembaga ,jika kepemilikan lebih dari 20% atau kurang dari

20% tetapi tidak memiliki kendali yang signifiikan.

i) Investasi Permanen yang tidak dapat dimasukkan ke dalam ketagori

Penyertaan Modal Pemerintah diklasifikasikan sebagai Investasi

Permanen lainnya. Investasi ini dicatat sebesar harga perolehan

termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperolehnya.

Aset Tetap

a) Tanah

1) Nilai tanah dicatat dalam neraca awal sebesar nilai wajar pada tanggal

neraca awal 'i (1) Nillai Tanah dicatat dalam Neraca awal

Page 65: MODUL 3.rtf

sebesar nilai wajar pada tanggal Neraca awal

2) Niiai wajar tanah yaitu :

Harga perolehan jika tanah tersebut dibeli setahun atau kurang dari

tanggal neraca awal.

Jika tanah diperoleh lebih dari tahun sebelum tanggal neraca awal,

nilai wajar tanah ditentukan dengan menggunakan dengan

menggunakan rata - rata harga jual - beli antar pihak - pihak

independen disekitar tanggal neraca untuk jenis tanah yang sama

diwilayah yang sama.

Apabila Apabila tidak terdapat banyak transaksi jual bell tanah

pada tanggal sekitar tanggal neraca, sebuah transaksi antar pihak

independen dapat mewakili harga pasar.

Apabila tidak terdapat nilai pasar, dapat digunakan Nilai Jual Objek

Pajak ( NJOP ) terakhir.

Jika terdapat alasan untuk tidak menggunakan NJOP maka dapat

digunakan nilai appraisal dari perusahaan jasa penilai resmi atau

tim penilai yang kompeten.

b) Peralatan dan Mesin

1) Peralatan da:n Mesin dicatat dalam Neraca awal sebesar Nilai wajar

pada tanggal Neraca awal.

2) Nilai wajar peralatan mesin adalah :

Harga perolehan jika peralatan dan mesin tersebut dibeli setahun

atau kurang dari tanggal neraca awal.

Harga pasar peralatan dan mesin sejenis dan dalam kondisi yang

sama

Bila Harga pasar tidak tersedia, digunakan nilai appraisal dari

perusahaan jasa penilai resmi atau tim penilai yang kompeten

dengan memperhitungkanfaktir penyusutan.

Jika penilaian oleh appraisal terlalu mahal dan memakan waktu,

digunakan standar harga yandikeluarkan oleh instansi pemerintah

yang berwenang dengan memakai perhitungan teknis.

c) Gedung dan Bangunan

(1) Nilai Gedung dan Bangunan dicatat dalam Neraca awal sebesar Nilai

Page 66: MODUL 3.rtf

wajar pada tanggal Neraca awal.

(2) Nilai wajar Gedung dan bangunan adalah:

Harga perolehan jika Gedung dan bangunan tersebut dibeli

setahun atau kurang dari tanggal neraca awal.

Apabila Gedung dan bangunan tersebut dibeli lebih dari satu

tahun sebelum tanggal neraca awal, Nilai wajar Gedung dan

bangunan ditentukan dengan menggunakan Nilai jual Obyek

pajak ( NJOP ) terakhir.

Jika terdapat alasan untuk tidak menggunakan NJOP maka dapat

digunakan nilai appraisal dari perusahaan jasa penilai resmi atau

tim penilai yang kompeten.

d) Jalan, irigasi danJaringan .

Nilai jalan, irigasi dan Jaringan dicatat dalam Neraca awal sebesar Nilai

wajar yang ditentukan oleh perusahaan jasa penilai resmi atau tim penilai yang

kompeten dengan menggunakan standar biaya atau perhitungan teknis dari

instansi pemerintah yang berwenang yang diterbitkan setahun atau kurang dari

tanggal neraca.

e) Aset Tetap lainnya

Aset tetap lainya dicatat dalam neraca awal dengan menggunakan nilai

wajarjika aset tersebut dibeli pada tanggal neraca.

f) Konstruksi Dalam Pengerjaan

1) Konsrtuksi Dalam Pengejaran di Neraca awal dicatat senilai seluruh

biaya yang diakumulasikan sampai dengan tanggal neraca dari semua

jenis aset tetap dalam pengerjaan yang belum selesai dibangun.

2) Dokumen sumber untuk mencatat nilai konstruksi dalam pengerjaan di

Neraca awal adalah akumulasi seluruh nilai Surat Perintah Membayar

(SPM ).

3. Dana Cadangan

Page 67: MODUL 3.rtf

a. Dana Cadangan dinilai sebesar nilai nominal dana cadangan yang

dibentuk.

b. Hasil- hasil pengelolaan yang diperoleh dari dari dana cadangan periode

sebelum Neraca awal menambah nilai dan cadangan.

c. Seluruh biaya yang timbul atas pengelolaan dana cadangan mengurangi

dana cadangan.

d. Dokumen sumber pembukuan dana cadangan penyusunan neraca awal

adalah rekening dana cadangan.

e. Jenis dan peruntukan Dana Cadangan diungkapkan dalam Catatan atas

Laporan Keuangan .

4. Aset Lainya

a) AsetTakBerwujud

Aset Tak Berrvujud dinilai sebesar jumlah Akumulasi Surat Perintah

Membayar (SPM ) untuk belanja Modal Non Fisik setelah dikurangi

Idengan biaya - biaya lain yang tidak dapat dikapitalisir

'

b) Tagihan Penjualan Angsuran

1. Tagihan Penjualan Angsuran dinilai sebesar nilai nominal dari

kontrak / berita acara penjualan aset setelah dikurangi dengan,

angsuran yang telah dibayarkan oleh pegawai ke kas Negara /

daerah.

2. Dokumen sumber pembukuan dalam Neraca awal adalah daftar saldo

tagihan penjualan angsuran.

c) Tuntutan Perbendaharaan (TP ) dan Tututan Ganti nRugi (TGR)

1. TP / TGR dinilai dalam neraca awal sebesar nilai nominal dalam Surat

Keputusan Pembebanan atau Surat Keterangan Tanggung jawab

Mutlak ( SUM ) setelah dikurangi dengan setoran yang telah dilakukan

oleh pegawai / Bendahara yang bersangkutan ke Kas Negara.

2. Dokumen sumber dalam penentuan nilai di Neraca awal adalah:

',

Surat Keputusan Pembebanan I

Surat Keterangan Takgung jawab Mutlak ( SUM )

Surat Setoran Bukan Pajak ( SSBP )

Page 68: MODUL 3.rtf

SuratTanda Setoran ( STTS )

d) Kemitraan Dengan Pihak Ketiga

(1) Bangunan Kelola Serah ( BKS ) dicatat dalam dalam neraca awal

sebesar nilai aset yang diserahkan oleh pemerintah kepada Pihak

ketiga / Investor untuk membangun Aset tersebut.

(2) Bangun Serah Kelola ( BKS ) dicatat dalam neraca awal sebesar nilai

perolehan yaitu nilai aset yang diserahkan pemerintah ditambah

dengan jumlah aset yang dikeluarkan oleh pihak ketiga / Investor

untuk membangun aset tersebut.

(3) Aset BKS / BSK disajikan terpisah dari Aset Tetap

5. Kewajiban Jangka Pendek

a. Utang / Kewajiban dicatat di Neraca awal sebesar nilai nominal.

b. Utang / Kewajiban dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata

uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Sentral pada

tanggal Neraca awal.

c. Kewajiban yang diharapkan akan dibayar kembali atau jatuh tempo dalam

waktu dua belas bulan setelah tanggal neraca dikelompokkan sebagai

kewajiban jangka pendek.

d. Bagian Lancar Utang Jangka Panjang dicantumkan di neraca awal

sebagai kewajiban jangka pendek sebesar jumlah yang akan jatuh tempo

dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal'Neraca awal.

e. Utang kepada pihak ketiga diperoleh dengan melakukan dengan

melakukan inventarisasi atas kontrak atau perolehan barang / jasa yang

belum dibayar sampai dengan saat neraca awal pada setiap satuan kerja.

f. Utang kepada pihak tetiga dicantumkan di nearca awal sebagai kewajiban

jangka pendek sebesar jumlah yang belum dibayar pada tanggal neraca

awal.

g. Utang bunga dicantumkan di neraca awal sebagai kewajiban jangka

pendek sebesar biaya bunga yang terjadi tetapi belum dibayar oleh

pemerintah daerah pada tanggal penyusun neraca awal.

h. Utang Perhitungan pihak ketiga dicantumkan di neraca awal sebesar

Page 69: MODUL 3.rtf

saldo pungutan / potongan yang belum disetorkan kepada pihak lain

sampai dengan tanggal neraca awal.

6. Kewajiban Jangka Panjang.

a. Kewajiban yang diharapkan akan di bayar kembali atau jatuh tempo

dalam waktu lebih dari dari dua belas bulan setelah tanggal neraca

dikelompokkan sebagai kewajiban jangka panjang.

b. Utang dalam negeri perbankan yang berasal dari perbankan dan

diharapkan akan dibayar dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal

neraca dikelompokkan dalam kewajiban jangka panjang.

c. Utang dalam negeri perbankan dicantumkan dalam neraca awal sebesar

jumlah yang belum dibayar pemerintah yang akan jatuh tempo dalam

waktu lebih dua belas bulan setelah tanggal neraca.

d. Utang kemitraan dengan pihak ketiga ( BSK / BKS ) dikelompokkan

dalam Neraca sebagai Utangjangka panjang Lainya.

e. Utang Kemitraan dengan pihak ketiga disajikan di neraca awal sebesar

dana yang dikeluarkan investor untuk membangun aset tersebut.

Apabila pembayaran dilakukan dengan bagi hasil, utang kemitraan

disajikan sebesar dana yang dikeluarkan investor setalah dikurangi

dengan nilai bagi hasil yang dibayarkan.

c. Prinsip - prinsip Penyusunan Laporran Konsolidasian

Konsolidasi adalah proses penggabungan antara akun - akun yang

diselenggarakan oleh suatu entitas pelaporan dengan entitas pelaporan lainnya,

dengan atau tanpa mengeliminasi akun-akun timbal balik agar dapat disajikan

sebagai satu entitas pelaporan konsolidasian. Badan Layanan Umum ( BLU )

adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk. untuk memberikan

pe;layanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan / atau jasa yang

dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan

kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

Dalam hal pengkonsolidasian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang

berbasis kas ( sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan / SAP ) dengan Laporan

Keuangan BLU yang berbasis akrual ( Standar Akuntansi Keuangan / SAK ),

sebelum dilakukan proses konsolidasi pertu dilakukan mapping terhadap

Page 70: MODUL 3.rtf

Laporan Keuangan BLU yang bersangkutan dalam rangka menyesuaikan basis

akuntansi BLU ke basis akuntansi Laporan Keuangan pemerintah Daerah.

Kebijakan Akuntansi

1. Laporan Keuangan konsolidasian terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran,

Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

2. Laporan keuangan konsolidasian disajikan untuk periode pelaporan yang

sama dengan periode pelaporan keuangan entitas ,pelaporan dan berisi

jumlah komparatif dengan periode sebelumnya.

3. Dalam proses konsolidasi selalu diikuti dengan mengelimanasi akun -

akun timbal balik ( recipprocal accounts ). Namun demikian, apabila

eliminasi dimaksud belum dimungkinkan, maka hal tersebut diungkapkan

dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Contoh akun timbal balik (

recipprocal accouts ) antara lain akun uang yang harus dipertanggung

jawaban yang belum dipertanggung jawabkan yang belum oleh

Bendaharawan pembayar akri periode sampai dengan akhir peeiode

akuntansi.

4. Laporan keuangan Badan Layanan Umum ( BLU ) digabungkan dengan

laporan keuangan SKPD yang secara organisatoris membawahinya

dengan ketentuan sebagai berikut :

Laporan Realisasi Anggaran BLU digabungkan secara bruto kepada

Laporan Realisasi Anggaran SKPK yang secara organisatoris

membawahinya.

Neraca BLU digabungkan kepada neraca SKPK yang secara

organisatoris membawahinya.

D. Perubahan kebijakan Akuntansi

Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila

penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan

perundangan atau standar akuntansi pemerintahan yang berlaku, atau apabila

diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan informasi mengenai

posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih

andal dalarn penyajian laporan keuangan entitas. Perubahan kinerja akuntansi

dan pengaruhnya harus diungkapkan dalam catatan atas laporan Keuangan.

Page 71: MODUL 3.rtf

F. Peristiwa Luar Biasa

,

Peristiwa luar biasa menggambarkan suatu kejadian atau transaksi yang

secara jelas berbeda dari aktivitas biasa dan di luar kendali entitas pelaporan

yang menyebabkan penyerapan sebagian besar anggaran belanja tak tersangka

atau dana darurat sehingga mernerlukan perubahan / pargeseran anggaran

secara mendasar.

Peristiwa luar biasa harus memenuhi seluruh persyaratan berikut :

1. Tidak merupakan kegiatan normal dari entitas;

2. Tidak di'harapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi berulang;

3. Berada di luar kendali atau pengaruh entitas;

4. Memiliki dampak yang signifikan terhadap realisasi anggaran atau posisi

aset / kewajiban. Hakikat, jumlah, dan pengaruh yang diakibatkan oleh

peristiwa luar diungkapkan secara terpisah dalam catatan atas Laporan

Keuangan.

Page 72: MODUL 3.rtf

BAB IV

SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN ACEH TENGGARA

Dalam struktur Pemerintahan Daerah, Satuan Kerja merupakan entitas

akuntansi yang mempunyai kewajiban melakukan pencatatan atas transaksi

transaksi yang terjadi di Iingkungan satuan kerja. Dalam kontruksi keuangan

daerah, terdapat dua jenis satuan kerja, yaitu :

Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPK )

Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD )

Meskipun memiliki perbedaan dalam kewenangan, dalam arsitektur

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah ( SAPD ), keduanya memiliki sifat yang

sama dalam akuntansinya, yaitu sebagai satuan kerja.

A. Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPK)

Prosedur akuntansi pada SKPK meliputi serangkaian proses mulai dari

pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual

atau menggunakan aplikasi komputer. Dalam struktur Pemerintahan

Daerah, Satuan Kerja merupakan entitas akuntansi yang mempunyai

kewajiban melakukan pencatatan atas transaksi-transaksi yang terjadi di

lingkungan satuan kerja.

Kegiatan akuntansi pada satuan kerja meliputi pencatatan atas

pendapatan, belanja, aset dan selain kas. Proses tersebut dilaksanakan oleh

Pejabat Penatausahaan Keuangan / Keuangan / PPK-SKPK berdasarkan

dokumen-dokumen sumber yang diserahkan oleh bendahara. PPK-SKPK

melakukan pencatatan transaksi pendapatan pada jurnal khusus pendapatan,

transaksi belanja pada jurnal khusus belanja serta transaksi aset dan lain kas

pada jurnal umum.

Secara berkala, PPK-SKPK melakukan posting pada buku besar dan

Page 73: MODUL 3.rtf

secara periodik menyusun neraca saldo sebagai dasar pembuatan bahan

keuangan, yang terdiri atas : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan

Atas Laporan keuangan.

Pihak-pihak yang terkait dalam proses Akuntansi Kerja Perangkat Daerah

( SKPK ):

a. Pejabat Penatausahaan Keuangan ( PPK-SKPK ), memiliki tugas

sebagai berikut :

Mencatat transaksi-transaksi pendapatan, belanja, aset mem

posting jurnal pendapatan, belanja, aset dan selain kas ke dalam

buku besarnya

Mempostingdaerah pendapatan dan belanja selain kas

berdasarkan bukti yang terkait.

Membuat laporan keuangan, yang terdiri dari : Laporan Realisasi

Anggaran dan catatan Atas Pelaporan Keuangan.

b. Bendahara di SKPK memilikitugas :

Menyiapkan dokumen-dokumen dari transaksi yang terkait dengan

proses pelaksanaan akuntansi SKPK.

1. Akuntansi Anggaran SKPD

Akuntansi anggaran yang merupakan tehnik pertaggungjawaban dan

pegendalian menejemen yang di gunakan untuk membantu pengelolahan

pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan tidak di laksanakan di SKPK

karena dalam permendragri 13/ 2006 SKPK di perbolehkan untuk tidak

melaksanakan akuntansi anggaran. Sebagai gantinya pada setiap buku besar,

Neraca saldo dan LRA di cantumkan paguanggaran dari rekeningbersangkutan.

2. Akuntansi Pendapatan SKPD

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar akuntansi

Pemerintahan memberikan deskripsi yang cukup jelas mengenai pendapatan.

Dalam peraturan pemerintah ini disebutkan bahwa pendapatan adalah semua

penerimaan Rekening kas Umum Negara/Daerah yang menambah Ekuitas dana

lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak

pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Peraturan Menteri

dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 disebutkan bahwa pendapatan daerah adalah

hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

Page 74: MODUL 3.rtf

Komisi, rabat, potongan, atau pendapatan lain dengan nama dalam

bentuk apapun yang dapat dinilai dengan uang, baik secara langsung sebagai

akibat dari penjualan, tukar menukar, hibah, asuransi dan/atau pengadaaan

barang dan jasa termasuk pendapatan bunga, jasa giro atau pendapatan lain

sebagai akibat penyimpanan dana anggaran pada bank serta pendapatan dari

hasil pemanfaatan barang daerah kegiatan lainnya merupakan pendapatan

daerah.

Pendapatan daerah dirinci menurut organisasi ,kelompok, jenis,obyek dan

rincian obyek pendapatan. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan

azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat

jumlah Netonya ( setelah dikompensasikan dengan pengeluaran ). Akuntansi

pendapatan SKPK dilakukan hanya untuk mencatat pendapatan asli daerah yang

dalam wewenang SKPK. Prosedur akuntansi pendapatan Daerah

Tahap-tahap akuntansi,penerimaan pendapatan daerah dapat dijelaskan

sebagai berikut;

a. PPK-SKPK menerima SPJ penerimaan dari bendahara penerimaan

(seperti dijelaskan dalam sisdur penatausahaan penerimaan).

b. Berdasarkan dokumen SPJ penerimaan dan lampirannya, PPK-SKPK

mencatat transaksi pendapatan dengan menjurnal "kas di bendahara

penerimaan" di Debit dan " Akun pendapatan sesuai jenisnya yang

ditangguhkan"di kredit.

Kas di Bendahara penerimaan xxxPendapatan ……..yang ditangguhkan xxx

Karena jurnal yang sama akan dipakai terus dalam mencatat transaksi

pendapatan ( penerimaan kas ), maka dibuatlah buku jurnal khusus yang dikenal

dengan nama Buku jurnal penerimaan kas.

c. Pendapatan yang diterima kemudian disetor kepada kas daerah PPK-

SKPK kemudian mencatat transaksi penyetoran tersebut dengan

menjurnal " RK (M) BUD " di Debit dan "Kas di bendahara

penerimaan"di kredit dan menjurnal balik pendapatan ditangguhkan

menjadi pendapatan (realisasi definitif pendapatan).

RK (M) BUD xxxRK Kas di Bendahar Penerima xxx

Page 75: MODUL 3.rtf

Pendapatan yang ditangguhkan xxxPendapatan xxx

d. Dalam kondisi tertentu, dim ungkinkanterjadi pengembalian kelebihan

pendapatan yang harus dike mbalikan kepada pihak ketiga.

Jika pengembalian kelebihan pendapatan sifatnya berulang (recurring)

baik yang terjadi di periode berjalan atau pun periode sebelumnya atau

pengembalian yang sifatnya berulang tetapi dalam periode berjalan, PPK-SKPK

berdasarkan transfer kas dari BUD, menatat transaksi pengembalian tersebut

dengan menjurnal Akun pendapatan sesuai jenisnya di debit danRK (M) BUD di

kredit.

Pendapatan xxxRK (M) BUD xxx

Jika pengambilan kelebihan pendap[atan tersebut bersifat tidak berulang (Non

recurring ) dan terikat dengan pendapatan periode sebelumnya, Satuan kerja

tidak memerlukan pencatatan. Pencatatan dilakukan oleh akuntansi PPkd

dengan menjurnal 'SILPA' di debit dan "Kas di Kas Daerah' di debit.

e. Secara periodik, jurnal-jurnal tersebut akan diposting kebuku besar

SKPK sesuai dengan kode rekening pendapatan. Contoh format buku

besar SKPK sebagiai berikut :

PEMERINTAHAN KABUPATEN DELI SERDANGBUKU BESAR

Skpk : ………Kode rekening : ………Nama rekening : ………Pagu AKPD : ………Pagu PAPBD : ………

Tanggal Uraian ref Bebet(Rp) Kredit (Rp) Saldo (Rp)

Jumlah

Page 76: MODUL 3.rtf

f. Diakhir periode tertentu, PPK-SKPK memindahkan saldo-saldo yang

ada ditiap buku besar kedalam neraca saldo. Contoh format neraca

saldo sebagai berikut :

3. Akuntansi Belanja SKPK

Menurut PP NO. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah,

Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening Kas Umum Nagara/Daerah

yang mengurang Ekuitas dana lancar dalam priode tahun aggaran bersangkutan

yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah, sedangkan

menurut peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelola keuangan Negara, Belanja Negara didefenisikan sebagai

kewajiban Pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang Nilal kekayaan

bersih.

Belanja daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintah

yang menjadi kewenagan Pemda. Berdasarkan Peraturan Menteri dalam Negeri

No. 13 Tahun 2006, Pengklasifikasian belanja daerah dibagi menurut fungsi,

urusan pemerintah, organisasi, program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek dan

rincian obyek kerja belanja.

Akuntansi belanja yang disusun untuk memenuhi kebutuhan

pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan. akuntansi belanja juga dapat

dikembangkan untuk keperluan pengadilan bagi manajemen dengan cara yang

memungkinkan pengukuran kegiatan belanja tersebut. Akuntansi belanja pada

satuan kerja

PEMERINTAHAN KABUPATEN ACEH TENGGARANERACA SALDO PER TANGGAL

Skpd : ……………… Halaman : …………….

Tanggal UraianJumlah

Debet Kredit

……..tanggal ……. PPK-SKPK

Ttd Nama Lengkap

NIP

Page 77: MODUL 3.rtf

dilakukan oleh PPK-SKPK. Akuntansi belanja pada satuan kerja ini meliputi

akuntansi belanja. UP (uang persediaan ) GU ( ganti uang )/ TU (tambah uang ),

dan akuntansi belanja LS ( Langsung ).

Tahap-tahap akuntansi Pengeluaran Belanja Daerah dapat dijelaskan

sebagai berikut ;

a. Pada saat menerima dana dengan mediannya SP2D untuk belanja

UP/GU/TU PKK-SKPA menerima SP2D dari kuasa BUD melalui kepala

SKPD selaku pengguna anggaran. Berdasarkan SP2D, PPK-SKPK

mancatat transaksi penerimaan uang persediaan uang persediaan

tersebut dengan menjual " Kas di Bendahara Pengeluaran " di debet dan

" RK ( K) BUD " dikredit.

Kas di bendahara pengeluaran xxxRK (M) BUD xxx

sedangakan saat menerima SP2D untuk Belanja LS, karena dalam belanja LS

dana SP2D dari BUD langsung diterima oleh pihak ketiga/pihak lain yang !lain

telah ditetapkan (misal Belanja LS ganjil & Tunjangan dan LS Barang LS & lasa )

maka PPK-SKPK mencatat transaksi belanja dengan menjurnal " belanja sesuai

dengan jenisnya " didebit dan " RK PPKD di kredit.

Belanja xxxRK (M) BUD xxx

b. Secara berkala, PKK-SKPK menerima Pengeluaran. SPJ tersebut

dilampiran dengan bukti transaksi. Berdasarkan SPJ dan bukti transaksi

tesebut, PPK- SKPK mencatat transaksi-transaksi belanja dengan

menjurnal " Belanja sesuai jenisnya " di dedebit dan " Kas dibendahara

Pengeluaran " di kredit.

Belanja xxxKas di bendahara pengeluaran xxx

Karena jurnal yang sama akan dipakai terus dalam mencatat belanja, maka

dibuatlah Buku Jurnal Khusus Belanja UP/GU/TU yang dikenal dengan Buku

Jurnal Pengeluaran Kas.

c. Dalam hal PPTK meminta uang muka kerja ( uang panjar kegiatan maka

atas dasar Nota Pencarian Dana ( NPD) disetujui oleh kepala SKPK

Page 78: MODUL 3.rtf

sebagai pengguna anggaran, maka PKK-SKPK mencatat pemberian

uang muka tersebut dengan menjurnal " Pajar Kegiatan " di debet dan "

Kas di bendahara Pengeluaran " dikredit.

Panjar xxxKas di bendahara pengeluaran xxx

Pada saat PPTK mempertanggungjawaban uang muka kerja yang

diambilnya setelah diverifikasi belanjanya oleh bendahara pengeluaran maka

atas belanja yang dilakukan oleh PPTK tersebut dicatat dengan menjurnal "

Belanja sesuai jenisnya " didebet dan "Panjar Kegiatan " di kredit.

d. Dalam'kasus LS Gaji dan Tunjanagan, meskipun dan yang diterima oleh

pegawai adalah jumlah netto ( setelah dikurangi potongan ), namun PPK-

SKPK tetap mencatat belanja gaji dan tunjangan dalam jumlah bruto.

PPK-SKPK tidak perlu mencatat potongan tersebut karena pencatatannya

sudah dilakukan oleh BUD dalam sub sistem akuntansi PPKD.

e. Dalam kasus LS Barang dan Jasa, sering kali terdapat potongan pajak

sehingga dana yang diterima oleh pihak ketiga adalah jumlah netto

( setelah dikurangi potongan pajak ), namun PPK-SKPK tetap mencatat

belanja tersebut dalam jumlah bruto PPK-SKPK kemudian mencatat

potongan tersebut sebagai Hutang di jurnal Umum Ketika bukti Surat

setoran Pajak (SPP) telah diterima, dilakukan penghapusan hutane daiak

tersebut denEan iurnal sebagai berikut

R/k(k) BUD xxxHutang Pajak xxx

f. Khusus untuk Transaksi be lanja yang menghasilakan aset tetap, PPK-

SKPK juga mengakui penambahan aset dengan membuat jurnal korolari

yaitu " Aset sesuai jenisnya " di debit dan "diinventasikan dalam aset

tetap" di kredit.

g. Setiap periode , jurnal tersebut akan diposting ke buku besar sesuai

dengan kode rekening belanja (contoh format buku besar sama dengan

buku be! akuntasi penerimaan).

h. Di akhir bulan, PPK-SKPK memindahkan saldo-saldo yang ada di tiap

buku besar ke dalam neraca saldo. (contoh format neraca saldo sama

Page 79: MODUL 3.rtf

dengan neraca sal akuntasi penerimaan).

4. Akuntasi aset tetap SKPK

Akuntansi aset tetap pada SKPK meliputi pencatatan dan pelaporan

akuntansi atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi, dan

penyusunan terhadap aset tetap yang dikuasai/digunakan SKPK.

Transaksi-transaksi tersebut secara garis besar digolongankan dalam 2

kelompok besar transaksi yaitu :

Penambahan nilai Aset

Pengurangan nilai Aset

Tahap-tahap akuntansi Pengeluaran Belanja Daerah dapat dijelaskan

sebagai berikut ;

Berdasarkan bukti transaksi yang berupa : Berita acara penerimaan barang,

dan/ atau Berita acara serah terima barang, dan/atau Berita acara penyelesaian

pekerjaan, PPK-SKPK memuat bukti memorial. Bukti memorial tersebut dapat

dikembangkan dalam dalam format yang sesuai dengan kebutuhan yang

sekurang-kurangnya memuat informasi mengenai:

1. Jenis/nama aset tetap

2. Kode rekening terkait

3. Klasifikasi aset tetap

4. Nilai aset tetap tanggal transaksi

a. Dalam kasus penambahan nilai tetap, berdasarkan berdasakan bukati

memorial tersebut., PPK-SKPK mengakui penembahan aset dengan

menjual "Aset Tetap sesui jenisnya" di debit dan "Diinvestasikan dalam Aset

sesuai jenisnya " di kredit.

Aset tetap xxxDiinvestasikan dalam aset xxx

b. Dalam kasus penguruangan asset tetap, berdasarkan bukti memoril, PPK-

SKPK mengakui pengurungan asset dengan menjurnal “Diinvestasikan

dalam asset tetap ”Aset sesuai dengan jenisnya” di kredit.

Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx

Page 80: MODUL 3.rtf

Aset Tetap Xx

x

c. Secara periodik, buku jurnal atas transaksi aset tetap tersebut diposting

kedalam buku besar rekening berkenaan.

d. Setiap akhir periode semua buku ditutup sebagai dasar penyusunan laporan

keuangan SKPK.

Ilustrasi lurnal

Pencatatan aset tetap dalam buku jurnal merupakan proses lanjutan dari

pencatatan belanja daerah yang menghasilkan aset tetap. Oleh karena itu, jurnal

untuk mencatat saat perolehan aset tetap sering disebut sebagai jurnal korolari.

Pencatatan aset tetap sering disebut sebagai jurnal korolari. Pencatatan aset

tetap tergantung pada siapa yang melakukan belanja atas aset tersebut. Berikut

adalah beberapa contoh jurnal terkait dengan aset tetap. Dinas PU akan di

gunakan sebagai ilustrasi SKPK.

a. Perolehan Aset Tetap

Melalui Pembelian

Dinas PU membeli papan tulis untuk ruang meeting dengan dengan

harga jual 4 juta rupiah. Agar papan tulis elektronik ini siap digunakan,

ada biaya-biaya tambahan yang harus dibayar meliputi biaya

pengangkutan dan biaya instalasi masing - masing sebesar 500 ribu

rupiah. Oleh karena itu Dinas Pu mencatat nilai papan tulis elektronik

tersebuat, maka jurnalnya adalah

5.2.3.10.09

1.1.1.03.01

Belanja Modal – Papan Tulis Elektronik

Kas di Bendahar Pengeluaran

4.500.000

4.500.0001.3.2.09.09

3.2.2.01.01

Peralatan Kantor – Papan Tulis Elektronik

Diinvestasikan dalam asset tetap

4.500.000

4.500.000

Melalui hibah/donasi

Pemda memperoleh donasi dari Bank dunia lima buah mobil kijang. Mobil

dengan tipe dan kriteria yang sama tersebut mempunyai nilai wajar

masingmasing sebesar 120 juta rupiah. Aset tersebut kemudian

diserahkan kepada SKPK maka jurnal yang harus dibuat diakuntansi

Page 81: MODUL 3.rtf

SKPDK adalah :

1.3.2.02.03

3.2.2.01.01

Alat angkutan darat bermotor station wagon

Diinvestasikan dalam asset tetap

6.000.000

6.000.000

b. Penyusutan

Selain tanah dan kontruksi dalam pengerjaan, seluruh aset terdapat

disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut. Jurnal

penyustuan aset tetap ini dibuat diakahir tahun yang dikenal sebagai jurnal

penyesuaian diakhir tahun sebagai berikut :

3.2.2.01.01

1.3.7.01.01

Diinvestasikan dalam asset tetap

Akuntansi penyusutan papan tulis elektronik

900.000

900.000

c. Kontruksi Dalam Pengerjaan ( KDP )

Pemda sedang mendirikan bangunan kantor. Gedung kantor ini akan

dibangun Dianas PU pada tahun 2006. Tanggal 31. Desember 2006 Kantor

tersebut beleum selesai dibangun. Maka Diana PU akan mencatat jurnal

sebagai berikut :

1.3.6.01.01

3.2.2.01.01

Kontruksi dalam pengerjaan

Diinvestasikan dalam aset tetap

100.000.000

100.000.000

Pada 31 Mei 200, kantor ini telah diselesai dibangun. Maka Dinas PU menjurnal

sebagai berikut :

3.2.2.01.01

1.3.6.01.01

Diinvestasikan dalam aset tetap

Kontruksi dalam pengerjaan

100.000.000

100.000.000Jurnal balik atas pencacatan terdahulu yang telah dicatat

1.3.3.01.01

3.2.2.01.01

Gedung

Diinvestasikan pada aset tetap bersangkutan

400.000.000

400.000.000Mencatat pada pos tetap yang bersangkutan

d. Pelepasan Aset Tetap

Dikantor Dinas Pu, terdapat lima buah computer lama yang rusak dan tidak

terpakai dengan harga perolehan total sebesar Rp. 25.000.000,-. Atas

Page 82: MODUL 3.rtf

persetujuan Kepala Daerah dilakukan penghapusan atas computer tersebut,

kepala dinas melakukan pelangan ke masyarakat. Uang hasil penjualan

computer tersebut akan dicatat sebagai lain-lain PAD yang sah.

5. Akuntansi selain kas SKPK

Akuntansi selain kas pada SKPK meliputi serangkaian proses mulai dari

pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan

dengan semua transaksi atau kejadian selain kas ( tidak melibatkan kas masuk

maupun keluar )

Prosedur akuntansi selain kas pada SKPK meliputi setidaknya :

a. Koreksi kesalahan pencatatan : merupakan koreksi terhadap kesalahan

dalam membuatjurnal dan telah diposting kebuku besar.

b. Pengakuan aset, utang, dan ekuitas : merupakan pengakuan terhadap

perolehan aset yang dilakukan oleh SKPK. Pengakuan aset sangat terkait

dengan belanja modal yang dilakukan oleh SKPK,.

c. Jurnal Depresiasi : merupakan jurnal depresiasi terhadap aset yang

dimiliki oleh SKPK

d. Jurnal terkait dengan transaksi yang bersifat akrual dan prepayment :

merupakan jurnal yang dilakukan dikarenakan adanya transaksi yang

sudah dilakukan SKPK namun pengeluaran Kas belum dilakukan (

accural ) atau terjadi transakasi pengeluaran kas untuk belanja dimasa

yang akan datang( Prepayment )

Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi selain kas

berupa bukti memorial yang dilampiri dengan bukti-bukti Transaksi jika tersedia.

Tahap-tahap akuntansi selain kas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. PPK-SKPK berdasarkan bukti transaksi dan/atau kejadian selain kas

membuat bukti memorial. Bukti memorial tersebut sekurang-kurangnya

memuat informasi mengenai tanggal transaksi dan/atau kejadian, kode

rekening, uraian transaksi dan /atau kejadian,dan jumlah rupiah.

b. PPK-SKPK mencatat bukti memorial kedalam buku jurnal umum. Secara

periodik jurnal atas transaksi dan/atau kejadian selain kas diposting ke

dalam buku besar sesuai kode rekening yang bersangkutan

c. Setiap akhir periode semua buku besar ditutup sebagai dasar

penyusunan laporan keuangan SKPK.

Page 83: MODUL 3.rtf

Ilustrasi jurnal

Pada bagian ini akan diberikan beberapa contoh transaksi non kas. Dinas PU

akan digunakan sebagai ilustrasi SKPK.

26 januari2006 dilakukan koreksi atas kesalahan pencatatan belanja yang

dilakukan pada tanggal 8 januari 2006. pada tanggal tersebut dilakukan

belanja ATK senilai Rp 1 juta, namun dicatat ke kode rekening 5.2.2.01.02

(Belanja dokumen).

15 februari 2006 dilakukan koreksi atas kesalahan pencatatan

penerimaan SP2D UP. Dana SP2D Upsenilai Rp 50 juta dicatat dengan

mendapat rekening kas di bendahara penerimaan. Seharusnya rekening

yang didebit adalah rekening kas di bendahara pengeluaran.

28 juni 20061Dari lima buah kendaraan hibah yang diterima, satu

diantaranya dihibahkan kembali ke DPKAD sebagai kendaraan

operasional. Sewaktu pertama kali diterima, kendaraan ini dicatat dengan

nilai Rp 120 juta.

5 juli 2006 diterima surat keputusan penghapusan barang (penghapusan

mesin tik yang musnah karena kebakaran di gudang). Nilai mesin tik ini di

neraca Rp 500 ribu.

Dari transaksi ini, PPK-SKPK dinas PU akan mencatat jurnal sebagai

berikut :

Tgl Kode rek Uraian Debet Kredit26 – Jan

15 – Feb

28 – Jun

05 – Jul

5.2.2.01.01

5.2.201.02

1.1.1.03.01

1.1.1.02.01

3.2.2.01.01

1.3.2.02.03

3.2.2.01.01

1.3.2.09.01

Belanja ATK

Belanja Dokumen

Kas dibendahara pengeluaran

Kas dibendahara penerimaan

Diinvestasikan dalamaset tetap

Kendaraan

Diinvestasikan dalam aset tetap

Mesin tik

1.000.000

50.000.000

120.000.000

500.000

1.000.000

50.000.000

120.000.000

500.000.000

Page 84: MODUL 3.rtf
Page 85: MODUL 3.rtf

Berikut digambarkan proses akuntansi SKPK dalam satu bagian Air :

Uraian PPK SKPK

Neraca Saldo SKPKPPK –SKPK menjual SPJ penerimaan dalam register Jurnal penerimaan kas SPJ pengeluaran dan SP 2D dalam resgister Junal pengeluaran kas Bukti memorial transaksi asset tetap dalam register jurnal umum Bukti memorial transaksi selain bukti memorial asset tetap dibuat berdasarkan bukti transaksi yang terdiri dari : BA penerimaan barang SK pengapuasan barangSK mutasi barang BA pemusnahan BarangBA serah terima barang BA penilaian BA penyelesaian barang Bukri memorial transasksi selain kas dianut berdasarkan transaksi yang teridiri dari BA penerimaan barang SK pengapuasan barangSurat pengiriman barangSK mutasi barang BA pemusnahan BarangBA serah terima barang BA penilaian Jurnal-jurnal tersebut oleh PPK-SKPK dipostng keregister buku besar SKPKBerdasarkan buku besar SKPK PPK SKPK memuat Neraca saldo SKPKK

Registr Buku Besar SKPK

Register jurnal umum Register jurnal umum Register jurnal pengeluaran kas Register jurnal penerimaan kas

Bukti memorial Bukti memorial

Bukti Transasksi Bukti Transasksi SP2 DSPJPengeluaan

SPJPenerimaan

Akuntansi Selain kas

Akuntansi Aset

Akuntansi pengeluaran kasAkuntansi penerimaan kas

Page 86: MODUL 3.rtf

B. Akuntansi Satuan Kerja Pengelola keuangan daerah ( SKPKD )

Prosedur akuntansi pada SKPKD dalam hal ini dinas PKAD kabupaten

Deli Serdang sebagai penggunaan anggaran meliputi serangkaian proses mulai

dari pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam

rangka pertanggung jawaban pelaksanaan APBD.

Akuntansi SKPKD adalah sebuah entitas akuntansi yang dijalankan oleh

fungsi akuntansi di SKPKD, yang mencatat transaksi -transaksi yang dilakukan

oleh pemerintah daerah. Selain itu, Sub sistem akuntansi SKPKD ini juga

melaksanakan fungsi sebagai kosolidator yang mencatat akun-akun kontrol

selama priode pelaksanaan anggaran dan melakukan anggaran pennyusunan

laporan konsolidasi diakhir priode.

SKPKD adalah suatu satuan kerja yang mempunyai kerja khusus untuk

mengelola keuangan daerah. SKPKD dikelola oleh suatu entitas tersendiri yaitu

dinas pengelola keuangan dan aset daerah (DPKAD) kabupaten Deli Serdang.

Dalam pelaksanaan anggaran transaksi yang terjadi di SKPKD dapat

diklasifikasikan menjadi 2 yaitu ;

1. Transaksi-transaksi yag dilakukan oleh SKPKD sebagai satuan kerja

2. Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD pada level

pemerintah daerah seperti pendapatan dana perimbangan, belanja

bunga, subsidi, Hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil bantuan

keuangan dam belanja

3. terduga termasuk traskasi-transaksi pembiayaan, pencatatan investasi

dan hutang jangka panjang.

Tata cara dan perlakuan akuntansi oleh SKPKD sebagai satuan kerja

mengikuti tata cara dan perlakuan akuntansi satuan kerja perangkat daerah

(SKPK) . Sehingga yang dibahas dalam akuntansi SKPKD hanya tata cara dan

perlakuan akuntansi bagi SKPKD yang berfungsi menjalankan transaksitransaksi

oleh ( pada level ) perintah daerah.

Dengan demikian, akuntansi yang dilaksanakan oleh SKPKD meliputi :

Neraca Saldo SKPKPPK –SKPK menjual SPJ penerimaan dalam register Jurnal penerimaan kas SPJ pengeluaran dan SP 2D dalam resgister Junal pengeluaran kas Bukti memorial transaksi asset tetap dalam register jurnal umum Bukti memorial transaksi selain bukti memorial asset tetap dibuat berdasarkan bukti transaksi yang terdiri dari : BA penerimaan barang SK pengapuasan barangSK mutasi barang BA pemusnahan BarangBA serah terima barang BA penilaian BA penyelesaian barang Bukri memorial transasksi selain kas dianut berdasarkan transaksi yang teridiri dari BA penerimaan barang SK pengapuasan barangSurat pengiriman barangSK mutasi barang BA pemusnahan BarangBA serah terima barang BA penilaian Jurnal-jurnal tersebut oleh PPK-SKPK dipostng keregister buku besar SKPKBerdasarkan buku besar SKPK PPK SKPK memuat Neraca saldo SKPKK

Page 87: MODUL 3.rtf

BAB VI

SISTEM DAN PROSEDUR PENGAWASAN

PENGELOLAAN KEUANGAN KABUPATEN ACEH TENGGARA

Pengawasan pengelolaaan keuangan daerah adalah proses kegiatan yang

ditujukan untuk menjamin agar Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien

dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Pengawasan pengelolaan keuangan pemerintahan daerah meliputi:

a. Administrasi umum pemerintahan; dan

b. Urusan pemerintahan.

Pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintah daerah dilakukan terhadap :

a. Kebijakan daerah;

b. Kelembagaan;

c. Pegawai daerah;

d. Keuangan daerah; dan

e. Barang daerah.

Pengawasan pengelolaaan keuangan daerah dilakukan terhadap :

a. Urusan wajib;

b. Urusan pilihan;

c. Dana Dekonsentrasi;

d. Tugas pembantuan; dan

e. Kebijakan Pinjaman Hibah Luar Negeri.

Pengawasan pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan oleh Pejabat

Pengawas Pemerintah.

Pengawasan pengelolaan keuangan daerah berpedoman pada ketentuan

peraturan perundang-undanganan

Cara mengiisi dokumen SPM

1. Baris "SKPK" diisi dengan nama SKPK yang akan menerima dana.

2. Baris "Bendahara Pengeluaran/ Pihak ketiga" diisi dengan nama bendahara

pengeluaran SKPK yang akan menerima dana (khusus untuk SPM UP, GU,

TU). Sementara untuk SPM LS, diisi dengan nama pihak ketiga (pegawai

SKPK untuk LS gaji; nama pihak ketiga yang memberikan jasa atau menjual

Page 88: MODUL 3.rtf

barang kepada SKPK untuk LS barang dan jasa) karena SPM LS akan

diberikan langsung kepada pihak ketiga tanpa melewati bendahara

pengeluaran.

3. Nomor rekening bank diisi dengan nomor rekening bank SKPK/pihak ketiga.

4. NPWP diisi dengan nomor NPWP pihak ketiga.

5. Dasar Pembayaran diisi dengan nomor dan tanggai SPD yang menjadi dasar

pengajuan SPP yang di SPM-kan.

6. Untuk keperluan diisi dengan keperluan pengajuan SPP yang di SPM-kan.

7. Saris pembebanan pada kode rekening diisi dengan kode urusan, program,

dan kegiatan, serta kode rekening dan uraian dari rincian yang dimintakan

dananya.

8. Jumlah SPP yang diminta diisi dengan jumlah uang SPP yang dimintakan

berdasarkan SPP yang diajukan.

9. Jumlah SPD diisi dengan jumlah dana SPD yang menjadi dasar pengajuan

SPP bersangkutan.

10. Potongan-potongan diisi dengan potongan yang harus dipungut berkaitan

dengan pembayaran yang akan dilakukan, baik potongan pajak maupun

potongan lain sebagaimana tercantum dalam formulir SPM di atas.

11. Potongan berupa PPN, PPh dan/atau pajak lainnya diisi sesuai dengan

ketentuan perundangan yang berlaku. Kolom ini hanya diisi untuk pfmgajuan

SPM-LS. (Kuasa BUD bertindak selaku Wajib Pungut, untuk SPM-UP/GUJTU

pernungutan pajak dilakukan oleh bendahara pengeluaran).

Apabila ternyata PPK SKPK menyatakan bahwa dokurnen SPP-

UP/GUJTUILS belum lengkap, Maka SKPK akan menerbitkan surat penolakan

SPM, yang jucla dibuat dalam dua rangkap. Satu dokumen akan diarsipkan

dalam register Surat penolakan SPM, sementara dokumen lainnya dikirimkan

bersama SPP-UP/GUJTU/LS yang ditolak tadi kepada pengguna anggaran-

anggaran untuk diotorisasi dan dilengkapi oleh bendahara pengeluaran. Surat

penolakan ini diterbitkan paling Ilambat 1 hari keria seiak SPP-UP/GU/TU/LS

diterima.

Format register SPM maupun format register penolakan SPM adalah

sama. Yang membedakan hanya Register SPM dipergunakan untuk mencatat

SPM yang telah dinyatakan 1(engkap oleh PPK SKPK, sementara Register

penolakan SPM dipergunakan untuk mencatat SPM yang ditolak oleh PPK

SKPK.

Page 89: MODUL 3.rtf

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGGARA

SURAT PENOLAKAN PENERBITAN SPM

Aceh Tenggara, …………

Kepada Yth,

Bendahara pengeluaran/PPTK

...............................

di –

.....................................................

.................

Nomor : ……………………..

Lampiran : ……………………..

Prihal : Pengembalian SPP

Bersama ini terlampir Surat Perrnintaan Pembayaran Jang

Persediaan/Ganti Uang Persediaan/Tambahan Uang Persediaan dan Langsung

(SPP-U P/GU/TU/irS) Saudara Nomor…………tanggal …………………

dikembalikan karena tidak memenuhi syarat untuk

diproses. Adapun kekurangannya sebagai berikut :

1. ......................................................................................................................

2. ......................................................................................................................

3. ......................................................................................................................

Demikian disampaikan, atas ker;asamanya diucapkan terima kasih.

Mengetahui,

Pengguna Anggaran/Kuasa

Pengguna Anggaran

(tanda tangan)

(nama lengkap)

Page 90: MODUL 3.rtf

NIP. …………

Cara pengisian Register/ Register penotakan SPM-UP/GU/TU/LS

1. Kolom 1 diisi dengan nomor urut SPM-UP/GU/TU/LS (Gaji, barang dan

jasa)

2. Kolom 2 diisi dengan tanggal diajukannya SPM-UPJGU/TU/LS (Gaji,

barang dan jasa)

3. Kolom 3 diisi dengan nomor SPM-UPJGU/TV/LS yang diajukan

4. Kolom 4 diisi dengan uraian SPM yang diajukan SPM-UP/GU(TU/LS

(Gaji, barang danjasa)

5. Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah SPM-UP/GU/TU/LS (gaji, baring dan

jasa)

Page 91: MODUL 3.rtf

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGGARA

REGISTER SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS

SKPK : …………..

No.Urut

TanggalNomorSPM

Uraian

Jumlah SPM (Rp)

UP GU TULS

GajiBarang &

JasaLS

Lainnya1 2 3 4 5

Jumlah

….., tanggal……………

Mengetahui,

Pengguna Anggaran / Kuasa

PPK-SKPK

Pengguna Anggaran

(Tanda tangan)

(Tanda tangan)

(Nama lengkap)

(Nama Lengkap)

Nip.

Nip

Page 92: MODUL 3.rtf

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGGARA

REGISTER SURAT PENOLAKAN SPM-UP/SPM-GU/SPM-TU/SPM-LS

SKPK : …………..

Halaman : …………………

No.Urut

TanggalNomorSPM

Uraian

Jumlah SPM (Rp)

UP GU TULS

GajiBarang &

JasaLS

Lainnya1 2 3 4 5

Jumlah

….., tanggal……………

Mengetahui,

Pengguna Anggaran / Kuasa

PPK-SKPK

Pengguna Anggaran

(Tanda tangan)

(Tanda tangan)

(Nama lengkap)

(Nama Lengkap)

Nip.

Nip

Page 93: MODUL 3.rtf

Cara pengisisan Register SP2D

Kolom I diisi dengan nomor urut SP2D untuk pengeluaran

UP,GU/TU/LS (Gaji, barang dan jasa) yang diterbitkan.

Kolom 2 diisi dengan tanggal diterbidcannya SP2D.

Kolom 3 dusi dengan nomor SP2D untuk pengeluaran UP/GU/TU/LS

yaig diterbiUcan.

Kolom 4 diisi dengan uraian SP20 yang diterbitkan.

Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah dikeluarkan untuk pengeluaran

UP/GU/TU/LS.

Bendahara pengeluaran nnencatat SP2D ke dalam dokumen

penatausahaan yang terdiri dari :

Buku Pengeluaran.

Buku Pembantu Simpanan/ bank.

Buku pembantu pajak,

Buku pembantu panjar.

Buku rekapitulasi pengeluaran per rincian objek

Apabila temyata kuasa BUD menyatakan bahwa dokumen yanq

diperlukan belum lengkap, maka kuasa BUD membuat surat penolakan

penerbitan SP2D dalam dua rangkap. Satu dakumen diberikan kepada PPKD

yang kemudian akan diberikan pada pengguna anggaran agar menyempurnakan

SPM, sementara yang satu akan diamipkan dalam Register surat penolakan

penerbitan SP2D. Proses penolakan SP2D dilakukan paling lambat 1 hari keria

seiak SPM diterima.

Cara Pengisian Register penalakan SP2D

Kolom I diisi dengan nomor urut.

Kolom 2 diisi dengan tanggal dan nomor surat penotakan penerbitan

SP2D

Kalom 3 diisi dengan nomor SPM yang ditolak.

Kolom 4 diisi dengan alasan penolakan penerbitan SP2D.

Kolom 5 diisi dengan jumiah SPM-UP/GU/TU yang ditolak penerbitan

SP2D.

Kolom 6 disi dengan jumlah SPM LS yang ditolak penerbitan SP2D.

Kolom 7 diisi dengan penjelasan yang diperlukan.

Page 94: MODUL 3.rtf

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGGARA

SURAT PENOLAKAN PENERBITAN SPM

Aceh tenggara, …………….20……….

Kepada Yth,

Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran

………………………………………………………….

Nomor : …………….

Lampiran : …………….

Perihal : Pengembalian SPP

Bersama ini terlampir Surat Permintaan Pembayaran Uang

Persediaan/Ganti Uang Persediaan / Tambahan Uang Persediaan dan Langsung

(SPP-UP/GU/TU/irS) Saudara Nomor ………..Tanggal

……………….200……………. dikembalikan karena tidak memenuhi syarat untuk

diproses. Adapun kekurangannya sebagai berikut :

1. ................................................................................................................

.......................

2. ................................................................................................................

.......................

3. ................................................................................................................

.......................

Demikian disampaikan, atas kerjasamanya diucapkan terima kasih

Kuasa Bendahara Umum Daerah

(tanda tangan)

(nama lengkap)

NIP ………….

Page 95: MODUL 3.rtf

FORMAT SURAT PENGANTAR PENGAJUAN SP2D

Nomor : ……… Kepada Yth.

Lamp : 1 bendel Bupati Aceh Tenggara

H a l : Permohonan Penerbitan

SP2D-UPIGU/TU/LS Cq. Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah

Dengan memperhatikan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor:'t 3 Tahun 2006

jo. Peraturan Merited Dalam Negeri Nomor. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, bersama ini kami mengajukan permohonan

untuk diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) UP/GU/TU/LS). dengan

SPM Nomor………tanggal………..Tahun……..sbb ;

1. Jumlah Pembayaran yang diminta : Rp ……………

(…………………………………….)

2. Keperluan untuk :

3. Bendahara pengeluaran / pihak ketiga :

4. Alamat :

5. Nomor Surat penyediaan Dana (SPD) :

6. Nomor NPWP :

7. Yang mempunyai rekening di bank :

8. Nomor Rekening :

Kelengkapan dokumen permohonan SP2D seagaimana terlampir

Atas kerjasaanya disampaikan terima kasih.

Aceh Tenggara, ……..

Pengguna Anggaran / Kuasa PA

Cap. Tanda Tangan

(… nama lengkap)

NIP ………….

Page 96: MODUL 3.rtf

Kop DINAS

NAMA SKPK

SURAT PERNYATAAN PENGAJUAN SP2D

Sehubungan dengan pengajuan Surat Perintah Pencairan C ana

(SP2D)UP/GUlTU/LS). dengan SPM No.:……………………

…………….tanggal……….. Tahun……….. sebesar Anggaran Kuasa Pengguna

Anggaran dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :

1. Uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keper(uan ain, dan akan

dipergunakan untuk membiayai kegiatan khusus sesuai saat pengajuan

SP2D kepada Kuasa BUD serta sesuai dengan DPA-SKPK.

2. Senantiasa bertanggungjawab atas kebenaran dan keabsahan dokumen

teriampir.

3. Uang yang diminta tersebut akan kami pertanggungjawabkan, sesuai

ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat untuk melengkapi pengajuan SP2D

UP/GU/TU/LS *), pada SKPK kami.

Aceh Tenggara, ……..

Pengguna Anggaran / Kuasa PA

Cap. Tanda Tangan

(… nama lengkap)

NIP ………….

Page 97: MODUL 3.rtf

SURAT PERNYATAAN TANOGUNG JAWAB

Sehubungan dengan pengajuan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

GU//LS"). Dengan SPM No : ………. Tanggal…………. Tahun

……………..sebesar Rp……………………(………………………………) kami

selaku Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dengan ini menyatakan

dengan sebenar-benamya bahwa

1. Dokumen dan bukti-bukti pengeluaran yang kami lampirkan adalah benar dan

sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Kami bertanggung jawab sepenuhnya apabila terdapat kekeliruan dalam

pengajuan SP2D tersebut.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat untuk meJengkapi pengajuarr

SP2D GU/LS pada SKPD kami.

Aceh Tenggara, ……..

Pengguna Anggaran / Kuasa PA

Cap. Tanda Tangan

(… nama lengkap)

NIP ………….

Keterangan: 1. *). Disesuaikan dengan peruntukannya.

2. Untuk lampiran permohonan perebitan SP2D/GU/LS.