ebm kel 6.rtf

Download EBM KEL 6.rtf

If you can't read please download the document

Upload: yevan-harrybrata

Post on 27-Dec-2015

112 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

KASUS Seorang anak laki laki berusia 18 tahun datang ke dokter dengan keluhan demam dan

menggigil . dokter mencuriga pasien tersebut menderita penyakit malaria. Dokter lalu menganjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan WBC SCATTERGRAM.

Patient : penyakit malariaIntervention : Wbc scattergramComparison : light microscope of giemsa-stained smeaarINITIAL APPRAISAL :

PENGARANG : SUNITA SHARMA, NEHA SETHI, MUKTA PUJANI, SHIVANI KUSHWAHA, SHIVALI SEHGAL..TAHUN TERBIT :maret 2013 ( JURNAL < 5 TAHUN )SUMBER : HTTP://WWW.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22980408JUDUL : Abnormal WBC scattergram : a clue to the diagnosis of malaria EDISI ATAU REVISI : VOLUME 18 NO 2

CONTENT ANALISIS SASARAN : DOKTER DAN MAHASISWA KEDOKTERANRASIONAL: Isi dari jurnal rasionalCAKUPAN : Hematologi, malaria.CARA PENULISAN : Bahasa bakuREVIEW : Malaria adalah Penyakit yang sangat umum dan endemik di negara tropis dan membawa beban yang signifikan dalam kesehatan.148 kasus malaria didiagnosis pada apus darah tepi (128 P. vivax dan 20 P. falciparum). Sementara itu hasil analisis scattergrams WBC, 233 kasus termasuk 124 (83,8%) adalah kasus malaria. Sensitivitas dan PPV untuk diagnosis malaria dengan WBC scattergram masing-masing adalah 83,78 dan 53.20%. Ini telah meningkat menjadi 98,60 dan 57,25 % sudah termasuk dengan cytopenias. Malaria adalah salah satu penyakit yang memiliki prevalensi yang tinggi dan merupakan penyakit endemik pada negara tropis dan membawa beban dalam kesehatan secara signifikan. Deteksi malaria dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopik denga pewarnaan giemsa merupakan gold standard. Bagaimanapun percobaan ini memiliki batasan dalam penggunaan dan membutuhkan tenaga yang ahli dalam melakukan. Hal ini membuat perkembangan dari beberapa tehnik untuk deteksi malaria seperti quantitative buffy coat examination menggunakan fluoresensi antigen coated dipstick test dan reaksi rantai polymerase. Lagipula tes tes ini sensitive dalam mendeteksi malaria, namun memerlukan biaya yang tinggi dan jarang tersedia.

DIAGNOSIS WORKSHEET

SENSITIVITAS = A / (A + C ) X 100%= 83,78 %SPESIFITASITAS = D / ( B + D ) X 100%= 94,82%LR += SENSITIFITAS / ( 1-SPESIFITASI ) = 83,78 % /( 1 94,82 %) = 16,2LR - = ( 1-SENSITIVITAS) / SPESIFITASITAS = ( 1-83,78%)/94,82% = 0,171POSITIVE PREDICTIVE VALUE ( NILAI DUGA POSITIF )= A / ( A + B ) X

100 %NEGATIVE PREDICTIVE VALUE ( NILAI DUGA NEGATIVE)= D / ( C + D ) X 100 %PREVELANCE = ( A + C ) / ( A + B + C + D )PRET TEST ODDS = PREVALANCE / ( 1 PREVALANCE )POST TEST ODDS = PRETEST ODDS X LRPOST TEST PROBABILITY = POST TEST ODDS / (1 + POST TEST ODDS )

KETERANGANSENSITIVITAS

Memperlihatkan kemampuan alat diagnostic untuk mendeteksi penyakit.Kemungkinan bahwa hasil uji diagnostic akan positif bila dilakukan pada sekelempok subjek yang sakit.

SPESIFISITAS

Menunjukkan kemampuan alat diagnostic untuk menentukan bahwa subjek tidak sakit.Kemungkinan bahwa hasil ujidiagnostik akan negative bila dilakukan pada sekelompok subjek yang sehat.

POSITIVE LIKELIHOOD RATIO ( LR + )

Menunjukkan berapa besar kemungkinan suatu test memberikan hasil positiiif pada orang yang sakit dibangdinkan dengan orang yang sehat.NEGATIVE LIKELIHOOD RATIO ( LR + )

Menunjukkan berapa besar kemungkinan suatu test memberikan hasil negative pada orang yang sakit dibangdinkan dengan orang yang sehat.POSITIVE PREDICTIVE VALUE

Probabilitas seseorang menderita penyakit apabila uji diagnostiknya positive.POSITIVE PREDICTIVE VALUE

Probabilitas seseorang tidak menderita penyakit apabila uji diagnostiknya negative.PREVALENCE ( PRE TEST PROBABILITY ) = Jumlah subjek yang menderita sakit dari seluruh subjek yang di test