20080401 standarisasi pelatihan usg dasar obgin, rspad, jje

8
STANDARISASI PELATIHAN USG DASAR OBSTETRI GINEKOLOGI : Pengalaman RSPAD Gatot Soebroto / FK UPN Veteran Judi Januadi Endjun , Sanny Santana, Novi Resistantie Departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad Fakultas Kedokteran UPN Veteran, Jakarta ABSTRAK Latar Belakang Pemeriksaan USG sudah merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh SpOG. Standarisasi kurikulum pendidikan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi agar kualitas lulusan PPDS OBGIN di Indonesia dapat disetarakan dengan lulusan dari negara maju. Sejak tahun 2005, Departemen OBGIN RSPAD telah memulai Pelatihan USG Dasar OBGIN, diawali dengan melatih PPDS OBGIN FKUI dan SpOG yang baru lulus. Tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah mencari bentuk standar yang sesuai dengan kebutuhan di Indonesia dan juga dapat diakui oleh ISUOG (International Society of Ultrasound in Obstetrics and Gynecology). Pada bulan April 2008 kami telah melakukan 7 kali pelatihan dengan total jumlah peserta 175 orang yang tersebar dari Aceh hingga Papua, terdiri dari PPDS dan SpOG. Bahasan Hingga bulan April 2008 kami telah melakukan 7 kali pelatihan dengan total jumlah peserta 175 orang yang tersebar dari Aceh hingga Papua, terdiri dari dokter umum, Sp Rad, PPDS Obstetri Ginekologi dan SpOG. Materi ajar obstetri telah diapproved oleh ISUOG pada pelatihan ke VI bulan November 2007. Peranserta Prof. J. Wladimiroff dan Prof. Dario Paladini dari ISUOG (International Society of Ultrasound in Obstetrics and Gynecology) sangat besar dalam keberhasilan RSPAD. Materi tersebut akan terus dipakai pada pelatihan berikutnya, untuk materi ginekologi sedang diusahakan untuk juga memperoleh pengakuan internasional. Dari hasil analisa kwesioner, sebagian peserta menginginkan pelatihan ini terus diadakan, kalau bisa ada pelatih dari luar negeri, waktu untuk hands-on 50% dari total penyelenggaraan, jumlah pasien memadai, dan waktu penyelanggaraan dua kali setahun selama 4 hari. Kendala terbesar bagi kami adalah keterbatasan dana dalam mendatangkan pakar dunia dan penyediaan peralatan USG yang baik sehingga kegiatan penelitian tidak berjalan dengan optimal. Penelitian yang baik akan meningkatkan kualitas pendidikan dan juga pelayanan terhadap pasien. Kedepan, RSPAD Gatot Soebroto akan terus memperbaiki diri agar kualitas pelatihan USG Dasar OBGIN ini dapat ditingkatkan. Peran serta dan bantuan dari para pakar USG dari Institusi Pendidikan di Indonesia sangat membantu kegiatan ini dan diharapkan dapat terus berlangsung. Diharapkan, PB POGI melalui Ketua Satgas USG dapat memberikan acuan dalam setiap kegiatan pelatihan USG OBGIN agar kualitas pelatihan di Indonesia dapat diakui karena sudah terstandarisasi. Standarisasi ini penting dalam evaluasi kegiatan, tanpa standarisasi, evaluasi yang akan dilakukan tentunya tidak akan optimal dan mencapai sasaran mutu yang baik. Kata Kunci Ultrasonografi, ISUOG, standarisasi pelatihan, obstetri, ginekologi Pendahuluan Sejak diperkenalkan oleh Prof. Ian Donald pada awal tahun 1960, kemajuan ultrasonografi begitu pesat, dalam kurun waktu sekitar 40 tahun kualitas resolusi gambar, Doppler dan rekonstruksi 3 dimensi dan 4 dimensi (life-3D) telah begitu

Upload: judi-januadi-endjun-md-obsgyn

Post on 08-Jun-2015

1.385 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pelatihan USG yang terstandarisasi dengan baik akan lebih mudah dievaluasi, sehingga juga lebih mudah dilakukan perbaikan. Dari evaluasi berkala, insya Allah, Indonesia akan memiliki standar pelatihan yang diakui dunia. JJE 20090102

TRANSCRIPT

Page 1: 20080401 Standarisasi Pelatihan USG Dasar OBGIN, RSPAD, JJE

STANDARISASI PELATIHAN USG DASAR OBSTETRI GINEKOLOGI :Pengalaman RSPAD Gatot Soebroto / FK UPN Veteran

Judi Januadi Endjun, Sanny Santana, Novi Resistantie

Departemen Obstetri dan GinekologiRSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

Fakultas Kedokteran UPN Veteran, Jakarta

ABSTRAK

Latar BelakangPemeriksaan USG sudah merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh SpOG. Standarisasikurikulum pendidikan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi agar kualitas lulusanPPDS OBGIN di Indonesia dapat disetarakan dengan lulusan dari negara maju. Sejak tahun2005, Departemen OBGIN RSPAD telah memulai Pelatihan USG Dasar OBGIN, diawali denganmelatih PPDS OBGIN FKUI dan SpOG yang baru lulus. Tujuan utama dari kegiatan tersebutadalah mencari bentuk standar yang sesuai dengan kebutuhan di Indonesia dan juga dapatdiakui oleh ISUOG (International Society of Ultrasound in Obstetrics and Gynecology). Padabulan April 2008 kami telah melakukan 7 kali pelatihan dengan total jumlah peserta 175 orangyang tersebar dari Aceh hingga Papua, terdiri dari PPDS dan SpOG.

BahasanHingga bulan April 2008 kami telah melakukan 7 kali pelatihan dengan total jumlah peserta 175orang yang tersebar dari Aceh hingga Papua, terdiri dari dokter umum, Sp Rad, PPDS ObstetriGinekologi dan SpOG. Materi ajar obstetri telah diapproved oleh ISUOG pada pelatihan ke VIbulan November 2007. Peranserta Prof. J. Wladimiroff dan Prof. Dario Paladini dari ISUOG(International Society of Ultrasound in Obstetrics and Gynecology) sangat besar dalamkeberhasilan RSPAD. Materi tersebut akan terus dipakai pada pelatihan berikutnya, untuk materiginekologi sedang diusahakan untuk juga memperoleh pengakuan internasional.

Dari hasil analisa kwesioner, sebagian peserta menginginkan pelatihan ini terus diadakan,kalau bisa ada pelatih dari luar negeri, waktu untuk hands-on 50% dari total penyelenggaraan,jumlah pasien memadai, dan waktu penyelanggaraan dua kali setahun selama 4 hari.

Kendala terbesar bagi kami adalah keterbatasan dana dalam mendatangkan pakar duniadan penyediaan peralatan USG yang baik sehingga kegiatan penelitian tidak berjalan denganoptimal. Penelitian yang baik akan meningkatkan kualitas pendidikan dan juga pelayananterhadap pasien. Kedepan, RSPAD Gatot Soebroto akan terus memperbaiki diri agar kualitaspelatihan USG Dasar OBGIN ini dapat ditingkatkan. Peran serta dan bantuan dari para pakarUSG dari Institusi Pendidikan di Indonesia sangat membantu kegiatan ini dan diharapkan dapatterus berlangsung.

Diharapkan, PB POGI melalui Ketua Satgas USG dapat memberikan acuan dalam setiapkegiatan pelatihan USG OBGIN agar kualitas pelatihan di Indonesia dapat diakui karena sudahterstandarisasi. Standarisasi ini penting dalam evaluasi kegiatan, tanpa standarisasi, evaluasiyang akan dilakukan tentunya tidak akan optimal dan mencapai sasaran mutu yang baik.

Kata KunciUltrasonografi, ISUOG, standarisasi pelatihan, obstetri, ginekologi

PendahuluanSejak diperkenalkan oleh Prof. Ian Donald pada awal tahun 1960, kemajuanultrasonografi begitu pesat, dalam kurun waktu sekitar 40 tahun kualitas resolusigambar, Doppler dan rekonstruksi 3 dimensi dan 4 dimensi (life-3D) telah begitu

Page 2: 20080401 Standarisasi Pelatihan USG Dasar OBGIN, RSPAD, JJE

2

baik. Sayangnya kemajuan yang pesat dalam sistem peralatan tidak dapat diikutidengan baik oleh banyak negara sedang berkembang, demikian juga dengankualitas penelitian dan sumber daya manusianya.

Saat ini pemeriksaan USG sudah merupakan kegiatan rutin yang dilakukanoleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi (SpOG). Standarisasi kurikulumpendidikan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi agar kualitaslulusan PPDS OBGIN di Indonesia dapat disetarakan dengan lulusan dari negaramaju. Komite Pendidikan International Society of Ultrasound in Medicine(ISUOG) telah membuat panduan pembelajaran ultrasonografi bagi residen(PPDS), dapat dilihat di jurnal UOG Volume 8, Issue 5, Date: 1 November 1996,Pages: 363-365.

Sejak tahun 2005, Departemen OBGIN RSPAD telah memulai PelatihanUSG Dasar OBGIN, diawali dengan melatih PPDS OBGIN FKUI dan SpOG yangbaru lulus. Tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah untuk mencari bentukstandar yang sesuai dengan kebutuhan di Indonesia dan juga dapat diakui olehISUOG. Hingga bulan April 2008 telah dilakukan 7 kali pelatihan dengan totaljumlah peserta 210 orang yang tersebar dari Aceh hingga Papua, terdiri daridokter residen dan spesialis.

Data Pelatihan

Usulan Materi Ajar

a. USG Dasar Obstetri (approved by ISUOG)1. Pre-test 12. Basic physics of medical ultrasound (45 min)3. Basic scanning techniques / scanning planes using transvaginal and abdominal

ultrasound (20 min)4. Normal and abnormal early pregnancy (45 min)5. Amniotic fluid, cord vessels, placental location (20 min)6. Normal fetal anatomy and biometry at 18 – 22 weeks (50 min)7. Live demo : 10 – 14 weeks8. Hands-on9. Post test 110. Pre-test 211. The significance of fetal soft markers (30 min)12. Multiple pregnancy (30 min)13. Doppler ultrasound in obstetrics : basic principles and clinical applications (45 min)14. Fetal echocardiography (30 min)15. Informed consent, documentation, data storage, and reporting (30 min)16. Ethical and medical legal implications of ultrasound examination (30 min)17. Live demo : 18 – 22 weeks18. Hands-on19. Meet the experts (30 min)20. Post-test 2

b. USG Dasar Ginekologi1. Pre-test 12. Preparation and basic gynecology scanning techniques

Page 3: 20080401 Standarisasi Pelatihan USG Dasar OBGIN, RSPAD, JJE

3

3. Ultrasound as diagnostic tools in gynecology4. Normal abdominal and pelvic anatomy ultrasound : what we should know5. Ultrasound of the uterus : normal and pathology6. Ultrasound of the adnexa : normal and pathology7. Basic reproductive endocrinology ultrasound8. Screening for ovarian cancer by different modes of ultrasound9. Live demo10. Hands-on11. Post-test 1

c. Program Pelatihan bagi PPDS OBGIN (berdasarkan ISUOG), dapat dilihatpada lampiran makalah ini. Telah diuji coba di RSPAD tetapi terdapatbeberapa kendala yang sulit diatasi, misalnya ketersediaan peralatan USGdan ketersediaan waktu bagi PPDS dalam proses belajar tersebut

PembahasanHingga bulan April 2008 telah dilaksanakan 7 kali pelatihan dengan total jumlahpeserta 175 orang yang tersebar dari Aceh hingga Papua, terdiri dari dokterumum, Spesialis Radiologi (Sp Rad), PPDS Obstetri Ginekologi dan SpesialisObstetri Ginekologi (SpOG). Materi ajar USG obstetri telah diapproved olehISUOG pada pelatihan ke VI bulan November 2007. Peranserta Prof. J.Wladimiroff dan Prof. Dario Paladini dari ISUOG (International Society ofUltrasound in Obstetrics and Gynecology) sangat besar dalam keberhasilanRSPAD memperoleh pengakuan dari ISUOG tersebut. Materi etik danmedikolegal serta pembuatan arsip dan laporan merupakan materi yang jugaharus dikuasai oleh peserta didik. Setelah melalui pengkajian enam angkatan,diputuskan materi obstetri tersebut akan terus dipakai pada pelatihan berikutnya(lihat usulan materi di atas), sedangkan untuk materi ginekologi masihdiusahakan untuk juga memperoleh pengakuan internasional. Materi ginekologidisusun bersama Divisi Onkologi Ginekologi FKUI dan PUSKI, dan sedangdalam proses penilaian oleh ISUOG.

Dari tiga guru besar luar negeri yang datang, mereka menyarankanperlunya standar baku materi ajar dan cara melatih sehingga tahap kompetensidapat dicapai dengan baik dan benar. Juga diperlukan model (phantom) dalamsetiap pelatihan agar peserta didik dapat lebih mudah memahami bagaiman caramencari gambar yang baik dan benar, penempatan posisi transduser, dan posisipasien serta janin sehingga gambar yang dihasilkan menjadi baik. Evaluasipelatihan hanya dapat dilakukan bila semuanya terstandarisasi, dan hal inimenjadi sesuatu yang masih sulit dilaksanakan di Indonesia.

Dari hasil analisa kwesioner yang dibagikan pada setiap akhir pelatihan,sebagian peserta menginginkan pelatihan ini terus diadakan, kalau bisa adapengajar dari luar negeri, waktu untuk hands-on mencakup 50% dari totalpenyelenggaraan pelatihan, jumlah pasien memadai (sekitar 25 orang) denganrasio mesin USG dan peserta didik 1 : 5, dan waktu penyelanggaraan dua kalisetahun selama 4 hari.

Mulai bulan Agustus 2008, Pelatihan USG Dasar OBGIN menjadi 4 hari,dimana dua hari pertama merupakan teori dasar USG OBGIN yang dapat diikuti

Page 4: 20080401 Standarisasi Pelatihan USG Dasar OBGIN, RSPAD, JJE

4

oleh dokter umum dan spesialis; sedang dua hari terakhir merupakan bimbinganpemeriksaan pada pasien (hands-on). Kegiatan hands-on dibatasi pada pesertadokter spesialis, PPDS, dan dokter umum yang telah mengikuti pendidikan dasarUSG dari PUSKI (Perhimpunan Ultrasonografi Kedokteran Indonesia) ataupelatihan dari luar negeri yang diakui secara internasional, misalnya dari ISUOGatau Ian Donald Interuniversity School, dengan jumlah peserta 25 – 40 orang.

Selain itu, peserta juga mengharapkan dapat magang selama 1 – 2 minggudi RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad terutama untuk melatih keterampilan dalampemeriksaan pasien dan pembuatan laporan USG. Insya Allah, mulai bulanAgustus 2008 akan dilaksanakan Program Magang USG Dasar OBGIN selamalima hari (Senin s/d Jum’at) pada minggu pertama dan ketiga.

Program magang ini hanya untuk dua orang per satu pembimbing,maksimal 4 orang per periode. Masing-masing peserta minimal akan mendapat 5orang pasien per hari, dengan materi ajar feto maternal (2 hari), endokrinreproduksi (1 hari) dan ginekologi (2 hari). Peserta juga menjalani uji awal dan ujiakhir setiap hari, dan pada akhir pelatihan akan diberikan sertifikat kesertaan dariDepartemen Obstetri dan Ginekologi, RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad

Kendala terbesar adalah keterbatasan dana dalam mendatangkan pakardunia dan penyediaan peralatan USG yang baik sehingga kegiatan penelitiansebagai basis utama pelatihan belum berjalan dengan optimal. Penelitian yangbaik akan meningkatkan kualitas pendidikan dan juga pelayanan terhadappasien. RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad akan terus memperbaiki diri agarkualitas pelatihan USG Dasar OBGIN ini dapat ditingkatkan. Peran serta danbantuan dari para pakar USG dari Institusi Pendidikan di Indonesia sangatmembantu kegiatan ini dan diharapkan dapat terus berlangsung.

Pada bulan Juni 2008, Departemen OBGIN RSPAD Gatot SoebrotoDitkesad memperoleh dua peralatan USG baru dengan fasilitas resolusi yangbaik, Doppler berwarna, dan kemampuan pencitraan 3D/4D. Fasilitas tersebutinsya Allah akan meningkatkan kualitas pelayanan, pendidikan dan penelitiandalam bidang ultrasonografi obstetri ginekologi.

Diharapkan, PB POGI melalui Ketua Satgas USG dapat memberikanacuan dalam setiap kegiatan pelatihan USG OBGIN agar kualitas pelatihan diIndonesia dapat diakui karena sudah terstandarisasi. Standarisasi ini pentingdalam evaluasi kegiatan, tanpa standarisasi, evaluasi yang akan dilakukantentunya tidak akan optimal dan mencapai sasaran mutu yang baik.

Penentuan kriteria apa yang dimaksud dengan kelainan kongenital mayordan minor juga perlu dilakukan karena bila seorang sonologist (dokterpemeriksa) gagal menemukan kelainan yang seharusnya ditemukan atau terjadiperbedaan definisi kriteria mayor dan minor, maka akan menimbulkan dampakmedikolegal. Misalnya palatoskizis sangat sulit dideteksi dengan peralatan USGbiasa, sementara pasien beranggapan bila sudah di USG semua kelainan dapatdilihat.

SimpulanProgram Pelatihan USG Dasar OBGIN sudah waktunya dimasukkan dalamkurikulum pendidikan PPDS OBGIN Indonesia sehingga seluruh SpOG yang

Page 5: 20080401 Standarisasi Pelatihan USG Dasar OBGIN, RSPAD, JJE

5

baru lulus telah memiliki kompetensi dalam pemeriksaan USG OBGIN TingkatDasar.

Selanjutnya Program Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (P2KB) dalambidang pencitraan sonografis OBGIN ditujukan untuk peningkatan kompetensidan profesionalitas Tingkat Madya dan Lanjut.

SaranMengingat begitu luasnya Negara Kesatuan Republik Indonesia danberagamnya institusi pendidikan dalam memberikan materi ajar ultrasonografiOBGIN, penulis mengusulkan :

1. Institusi Pendidikan bersama Ikatan Profesi, IDI, dan Departemen KesehatanRI menentukan materi ajar dan institusi tempat pelatihan USG yang diakuisecara nasional dan internasional serta siapa yang boleh menjadi pengajarsesuai jenjang kompetensinya.

2. Dibuat regionalisasi pendidikan dan pelayanan ultrasonografi OBGIN disetiap ibu kota provinsi untuk efisiensi dan efektivitas.

3. PB POGI (Satgas USG) bersama instansi terkait menentukan apa yangdimaksud dengan kriteria kelainan kongenital minor dan mayor, yangdisesuaikan dengan kondisi Indonesia.

4. Standarisasi pelaporan berdasarkan jenjang kompetensi (Dasar, Madya, danLanjut)

Kepustakaan1. ISUOG Education Committee, UOG Volume 8, Issue 5, Date: 1 November 1996,

Pages: 363-365, di down load pada tanggal 23 Juli 2008.2. Endjun JJ. Ultrasonografi Dasar Obstetri Ginekologi. Balai Penerbit FKUI,

Cetakan kedua, 2008.

Lampiran1. Laporan USG Ginekologi2. Laporan USG Trimester 13. Laporan USG Trimester 2 dan 34. Standar Pendidikan USG bagi Residen (ISUOG)

Page 6: 20080401 Standarisasi Pelatihan USG Dasar OBGIN, RSPAD, JJE

6

Contoh Formulir Laporan Pemeriksaan USG Ginekologi

Kepada Yth Ts :

Telah diterima dengan baik dan dilakukan pemeriksaan USG pada :

Nama : Ny. Umur : tahun CM :

DIAGNOSA KLINIS :

HASIL PEMERIKSAAN :

Uterus :

Endometrium :

Adneksa kanan :

Adneksa kiri :

Rongga pelvik :

Lain-lain :

PENILAIAN :

SARAN :

Terima kasih atas konsultasinya

Jakarta,

Hormat saya,

Dr. Judi Januadi Endjun, SpOG

Page 7: 20080401 Standarisasi Pelatihan USG Dasar OBGIN, RSPAD, JJE

7

Contoh Formulir Laporan Pemeriksaan USG Trimester Pertama

Kepada Yth Ts :

Telah diterima dengan baik dan dilakukan pemeriksaan USG pada :

Nama : Ny. Umur : tahun CM :

DIAGNOSA KLINIS :

HASIL PEMERIKSAAN :

Janin :

Kantong gestasi :

Yolk sac :

Amnion :

Uterus :

Adneksa :

Rongga pelvik :

Doppler :

Lain-lain :

PENILAIAN :

SARAN :

Terima kasih atas konsultasinya

Jakarta,

Hormat saya,

Dr. Judi Januadi Endjun, SpOG

PERHATIAN : pemeriksaan USG merupakan alat bantu diagnostik. Janin setiap saat mengalamipertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan usia kehamilan, yang mungkin saja mengalami gangguanatau penyakit sehingga terjadi kelainan. Oleh karena USG hanya menilai sesaat (pada waktu diperiksa),maka mungkin saja tidak setiap kelainan dapat dideteksi, artinya tidak ada jaminan bahwa seluruh kelainanbawaan dapat dideteksi sebelum lahir. Pemeriksaan USG akan dilakukan lagi pada kehamilan 18 – 22minggu, terutama untuk penapisan cacat bawaan. Hal ini penting untuk dipahami oleh pasien dan dokterpemeriksa.

Page 8: 20080401 Standarisasi Pelatihan USG Dasar OBGIN, RSPAD, JJE

8

Contoh Formulir Laporan Pemeriksaan USG Trimester Dua dan Tiga

Kepada Yth Ts :

Telah diterima dengan baik dan dilakukan pemeriksaan USG pada :

Nama : Ny. Umur : tahun CM :

Diagnosis :

HASIL PEMERIKSAAN :

Janin :

Plasenta :

Amnion (ICA) :

Biometri :

Jantung :

Doppler :

Anomali :

Aktivitas :

Lain-lain :

PENILAIAN :

SARAN :

Terima kasih atas konsultasinya

Jakarta,

Hormat saya,

Dr. Judi Januadi Endjun, SpOG

PERHATIAN : pemeriksaan USG merupakan alat bantu diagnostik. Janin setiap saat mengalamipertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan usia kehamilan, yang mungkin saja mengalami gangguanatau penyakit sehingga terjadi kelainan. Oleh karena USG hanya menilai sesaat (pada waktu diperiksa),maka mungkin saja tidak setiap kelainan dapat dideteksi, artinya tidak ada jaminan bahwa seluruh kelainanbawaan dapat dideteksi sebelum lahir. Hal ini penting untuk dipahami oleh pasien dan dokter pemeriksa.