2008 skenario 6

45
HALAMAN JUDUL OBAT STERILISASI SALURAN AKAR LAPORAN TUTORIAL Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Bahan dan Teknologi Kedokteran Gigi II Pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember Disusun oleh : Kelompok Tutorial VI

Upload: magdalenasilvi

Post on 24-Apr-2015

72 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

unknown

TRANSCRIPT

Page 1: 2008 SKENARIO 6

HALAMAN JUDUL

OBAT STERILISASI SALURAN AKAR

LAPORAN TUTORIAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu Bahan

dan Teknologi Kedokteran Gigi II

Pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Disusun oleh :

Kelompok Tutorial VI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

Maret, 2010

Page 2: 2008 SKENARIO 6

DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK

Ketua : Malakatus Syawat (081610101116)

Scriber Meja : Yeni Sugiarto (081610101110)

Scriber Papan : Eko Mukti Wibowo (081610101003)

Anggota :

1. Megen Mekhanzie (081610101028)

2. Ethica Aurora Sofyan (081610101056)

3. Erwin Indra Kusuma (081610101090)

4. Hafida Mariyatin (081610101014)

5. Satriana Mustika W. (081610101023)

6. Merizza Hidayati (081610101033)

7. Anggita Prawitasari (081610101041)

8. Wulan Pratiwi (081610101070)

9. Paulina Samuellia (081610101078)

10. Ary Kurniawan (081610101100)

11. Ayung Wandira Machsa (081610101109)

12. Dika Fitria Wardhani (081610101075)

13. Muhammad Lutfan (081610101086)

Page 3: 2008 SKENARIO 6

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Obat Sterilisasi

Saluran Akar. Makalah ini disusun untuk memenuhi laporan hasil diskusi

tutorial kami pada Skenario ke–6.

Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,

oleh karena itu kami ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. drg.Hafiez Maulana, selaku tutor yang telah membimbing jalannya diskusi

tutorial kelompok 6 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan

yang telah memberi masukan yang membantu, bagi pengembangan ilmu

yang kami dapatkan.

2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan,

oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi

perbaikan – perbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Jember, 14 Maret 2010

Tim Penyusun

Page 4: 2008 SKENARIO 6

DAFTAR ISI

Page 5: 2008 SKENARIO 6

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Penyakit pulpa dan jaringan sekitar akar gigi secara langsung maupun

tidak langsung berhubungan dengan adanya mikroorganisme. Adanya bakteri atau

organisme lain pada makhluk hidup merupakan suatu fenomena yang dikenal

sebagai kolonisasi. Kolonisasi terjadi bila kondisi fisik atau biokimia

memungkinkan pertumbuhan, sedangkan faktor penghambat tidak cukup kuat

untuk memusnahkan mikroorganisme tersebut. Kolonisasi permanen yang bersifat

simbiose dengan rongga mulut adalah dalam bentuk flora normal rongga mulut.

Organisme ini sebetulnya bersifat menguntungkan bagi rongga mulut tetapi dapat

menjadi mikroorganisme yang bersifat patogen bila mendapat jalan ke daerah

yang secara normal bebas dari bakteri atau steril lalu akan dapat menimbulkan

suatu penyakit pada daerah tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan obat sterilisasi

saluran akar untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme

tersebut agar dapat dilakukan restorasi lebih lanjut.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa saja macam-macam obat sterilisasi saluran akar?

1.2.2 Apa saja macam-macam mikroorganisme saluran akar?

1.2.3 Bagaimana jalan masuk mikroorganisme ke dalam saluran akar?

1.2.4 Apa saja tahap sterilisasi saluran akar beserta alat yang digunakan?

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui macam-macam obat sterilisasi saluran akar

1.3.2 Mengetahui macam-macam mikroorganisme saluran akar

1.3.3 Mengetahui jalan masuk mikroorganisme ke dalam saluran akar

1.3.4 Mengetahui tahap sterilisasi saluran akar beserta alat yang digunakan

Page 6: 2008 SKENARIO 6

1.3 Mapping Permasalahan

Obat Sterilisasi Saluran AkarSyarat

Aplikasi

Antibiotik Antiseptik

Kelebihan dan Kekurangan

Aplikasi

Tahapan (Penatalaksanaan)

Page 7: 2008 SKENARIO 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Obat sterilisasi saluran akar adalah obat atau medikamen intrasaluran akar

sebagai tindakan pelengkap pada desinfeksi saluran akar (Walton dan

Torabinejad, 2008).

Adanya bakteri pada makhluk hidup merupakan suatu fenomena yang

dikenal dengan kolonisasi. Kolonisasi terjadi bila kondisi fisik dan biokimia

memungkinkan untuk pertumbuhan, sedangkan factor penghambat tidak cukup

kuat untuk memusnahkan mikroorganisme tersebut. Infeksi dapat terjadi bila

organisme merusak pejamu dan menimbulkan tanda dan gejala klinis. Tahap-

tahap infeksi pada penyakit endodonsi meliputi invasi mikroba, kolonisasi,

multiplikasi, dan aktivitas patogenesisnya (Walton dan Torabinejad, 2008).

Sekitar 350 spesies bakteri bakteri yang dikenal sebagai flora normal

mulut, hanya sebagian kecil saja yang dapat diisolasi dari pulpa terinfeksi,

terutama bakteri anaerob sejati, beberapa anaerob fakultatif dan sedikit aerob.

Mikroorganisme saluran akar dapat mnterbu jaringan periapikal dan tidak saja

menimbulkan rasa sakit, tetapi juga menghancurkan jaringan periodonsium

termasuk tulang. Pada sebagian besar kasus dijumpai organism gram positif, pada

beberapa kasus dijumpai organism gram negative, pada sedikit kasus dijumpai

jamur. Organisme-organisme ini lebih sering ditemukan dalam berbagai

kombinasi daripada sebagai spesies tunggal. Anaerob yang harus ada (anaerob-

obligat) sering dihubungkan dengan gigi yang mempunyai lesi periapikal (Walton

dan Torabinejad, 2008).

Faktor-faktor yang dapat menghambat penyembuhan penyakit pulpa

adalah sebagai berikut :

- Trauma, sebaiknya gigi dibebaskan dari beban oklusi berlebih dengan cara

digrinding pada permukaan yang secara langsung kontak dengan antagonisnya.

- Jaringan yang didevitalisasi, bila terdapat dalam saluran akar atau jaringan

periapikal akan mengganggu desinfeksi atau perbaikan.

- Ruang-ruang mati, biasanya terdapat di dalam saluran akar lateralis. Medikamen

harus berkontak mikroorganisme dalam seluruh bagian saluran akar.

Page 8: 2008 SKENARIO 6

- Akumulasi eksudat, eksudat harus dapat dikeluarkan dari dalam saluran akar bila

terjadi akumulasi.

(Grossman, 1995)

Desinfeksi saluran akar adalah pembinasaan mikroorganisme patogenik

yang mensyaratkan pengambilan terlebih dahulu jaringan pulpa dan debris yang

memadai, pembersihan dan pelebaran saluran dengan cara biokimiawi, dan

pembersihan isinya dengan irigasi. Desinfeksi saluran akar dilengkapi dengan

medikasi intrasaluran. Desinfeksi intrasaluran adalah tahap penting dalam

perawatan endodontic (Grossman, 1995).

Obat-obat sterilisasi saluran akar atau medikamen dalam desinfeksi

saluran akar harus memenuhu syarat-syarat sebagai berikut:

a. Suatu germisida dan fungisida yang efektif

b. tidak mengiritasi jaringan periapikal

c. tetap stabil dalam larutan

d. mempunyai efek microbial yang lama

e. tetap aktif dengan adanya darah, serum, dan derivate protein jaringan.

f. Mempunyai tegangan permukaan rendah sehingga dapat berpenetrasi dengan

baik.

g. Tidak mengganggu perbaikan jaringan periapikal.

h. Tidak menodai struktur gigi.

i. Mampu dinonaktifkan dalam medium biakan.

j. Tidak menginduksi respon imun berantara-sel.

(Grossman, 1995)

Fungsi dari obat sterilisasi saluran akar adalah sebagai berikut:

a. Untuk membantu mengeluarkan mikroorganisme

b. Mengurangi rasa sakit

c. Menghilangkan eksudat periapikal

d. Mempercepat penyembuhan dan pembentukan jaringan keras

e. Mengontrol resorbsi radang

(Walton dan Torabinejad, 1998).

Page 9: 2008 SKENARIO 6

Bila sebagian besar obat-obatan sterilisasi yang digunakan pada umumnya

tersedia dalam bentuk cairan, sekarang obat-obatan ini lebih sering terdapat dalam

bentuk pasta. Pasta mempunyai beberapa kelebihan yaitu memebrikan ketebalan

bahan yang mengeluarkan komponen aktif selama periode waktu tertentu ke

dentin ddan jaringan periodontal (Walton dan Torabinejad, 1998).

Page 10: 2008 SKENARIO 6

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Macam-macam obat sterilisasi saluran akar

3.1.1 Antibiotik

Antibiotik adalah segolongan senyawa baik alami maupun sintetik yang

mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotik

khusunya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi. Antibiotik tidak efektif

menangani infeksi akibat virus, jamur atau nonbakteri lainnya dan setiap

antibiotik sangat beragam keefektifannya dalam melawan berbagai jenis bakteri

Berdasarkan cara pemakaiannya, antibiotik dapat dibagi menjadi beberapa bagian

yaitu : antibiotik peroral (padat dan cair), antibiotik parenteral, antibiotik

suppositoria. Antibiotik oral mudah digunakan bila efektif dan antibiotik intravena

(melalui infus) digunakan untuk kasus yang lebih serius. Antibiotik kadang kala

dapat digunakan setempat, seperti tetes dan salep.

Berdasarkan sifat kerjanya terhadap bakteri, antibiotik terbagi menjadi 2 golongan

yaitu yang bersifat bakterisida (yang dapat membunuh bakteri) dan yang bersifat

bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri). Golongan pertama adalah

deivat penisilin. Kedua yaitu derivat tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisindan

sulfonamide.

Jenis Antibiotik :

1. Penisilin

a. Sensitifitas : Bakteri yang sensitif terhadap penisilin adalah bakteri

anaerob (Porphyrimonas, Prevotela, Peptosstreptococcus, Fusobacterium

dan Actinomyces) dan bakteri gram positif fakultatif(Streptococcus dan

Enterococcus)

b. Kelebihan : Tidak mahal dan sifat toksisitasnya rendah. Antibiotik ini

merupakan antibiotik pilihan karena efektif terhadap berbagai bakteri

anaerob fakultatif dan sejati yang sering dijumpai pada infeksi endodonsi.

Page 11: 2008 SKENARIO 6

c. Kekurangan : Kemungkinan 10% populasi terjadi alergi terhadap obat

ini.

d. Dosis : Untuk dewasa dosisnya 500mg setiap 6 jam selama 7 hari.

Pemberian antibiotik harus diteruskan selama 2-3 hari setelah redanya

tanda dan gejala infeksi. Dapat diberikan sebelum atau sesudah makan.

Bila antibiotik diberikan bersamaan dengan debridement sistem saluran

akar dan drainase jaringan lunak, proses penyembuhan sudah terlihat

dalam 48 jam. Bilatidak sembuh, harus segera dikirim ke dokter spesialis

2. Eritromisin

a. Sensitifitas : Obat ini sangat baik untuk bakteri fakultatif tetapi kurang

efektif terhadap bakteri anaerob pada infeksi odontogen.

b. Kelebihan : Merupakan antibiotik alternatif untuk pasien alergi penisilin

yang mendapatkan infeksi ringan sampai sedang.

c. Kekurangan : Efek samping paling jelas adalah keluhan gastrointestinal

(nyeri dan keluahan pencernaa). Pemberian yogurt yang mengandung

Lactobacillus Acidophillus hidup dapat mengurangi nyeri.

d. Dosis : Dosis muatan oral orang dewasa disarankan 1000mg dilanjutkan

500mg setiap 6 jam selama 7 hari.

3. Klaritromisin

a. Sensitifitas : Spektrum antimikroba meliputi beberapa jenis bakteri

anaerob penyebab infeksi endodonsi.

b. Kekurangan : Efek smaping yang rendah terhadap gastrointestinal.

c. Dosis : Untuk dewasa dapat diberikan sebelum atau sesudah makan

dengan dosis 500mg setiap 12 jam selama 7 hari.

4. Sefalosporin oral

a. Sensitifitas : Efektif untuk bakteri aerob

b. Kelebihan : Mempunyai spektrum bakteri luas tetapi tidak termasuk

anaerob kecuali cefaclor yang mahal.

c. Kekurangan : Menimbulkan alergi. Pada pasien yang alergi penisilin,

pemberian sefalosporin harus dilakukan secara hati-hati. Obat ini tidak

dianjurkan untuk kasus infeksi endodonsi.

Page 12: 2008 SKENARIO 6

5. Klindamisin

a. Sensitifitas : Efektif terhadap banyak bakteri gram positif, gram negatif,

termasuk anaerob fakultatif dan sejati.

b. Kelebihan : Obat ini didistribusikan dengan baik ke seluruh tubuh dan

konsentrasinya di tulang hampir sama dengan di dalam plasma.

c. Kekurangan : Terapi klindamisin berkaitan (sangat jarang) dengan

timbulnya kolitis pseudomembranosa. Saat ini hampir semua antibiotik

dapat menimbulkan kolitis, kecuali aminoglikosida. Sepertiga kasus kolitis

karena antibiotik umumnya disebabkan oleh klindamisisn, ampisilin-

amoksisilin dan sefalosporin.

d. Dosis : Untuk dewasa yang biasa diberikan adalah 150-300 mg setiap 6

jam selama 7 hari.

6. Metronidazol

a. Sensitifitas : Merupakan bakterisid terhadap bakteri anaerob tetapi tidak

berpengaruh terhadap bakteri aerob dan anaerob fakultatif.

b. Kelebihan : Obat ini tepat bila digunakan bersama penisislin untuk

infeksi endodonsi yang berat, terutama pada pasien yang memerlukan

perawatan medis.

c. Dosis : Untuk infeksi anaerob 250-500mg setiap 6 jam selama 7 hari

3.1.2 Antiseptik - Desinfektan

Sejarah

Lister yang memperkenalkan penggunaan antiseptik di ruang operasi dan cukup

berhasil untuk mengurangi infeksi selama operasi. Pada dasarnya tidak ada

perbedaan yang nyata antara ANTISEPTIK dan DESINFEKTAN.

Antiseptik dengan konsentrasi yang tinggi menjadi desinfektan

ANTISEPTIK : menghambat pertumbuhan m.o. invitro dan invivo pada

jaringan hidup

DESINFEKTAN : membunuh kuman, digunakan pada benda mati

Beda cara kerja dengan ANTIBIOTIKA :

Antiseptik / desinfektan : General Protoplasma Poison

Antibiotik / chemoterapeutika : Selective toxicity

Page 13: 2008 SKENARIO 6

Cara Kerja Antiseptik

Antiseptik dapat bekerja dengan beberapa cara yaitu :

Koagulasi dan presipitasi protein sel, misalnya : FENOL

Merusak membran sel akan menyebabkan kerusakan isi sel, terutama

elektrolit sehingga sel akan mati. Misalnya : DETERGEN

Oksidasi kelompok thiol (SH), akan mengganggu sistem enzim yang vital

di dalam sel (Beberapa enzim sel tergantung pada kelompok thiol).

Misalnya : HALOGEN (ketika dioksidasi oleh halogen maka kerusakan

sel sangat parah dan sel akan mati)

Antiseptik dapat meracuni jaringan hidup sehingga kerja antiseptik terbatas

yaitu :

1. Kerjanya non selektif pada sel, penggunannya membutuhkan konsentrasi

tinggi

2. Cara kerjanya membutuhkan waktu pendek (biasanya hanya beberapa jam)

untuk menghancurkan sejumlah bakteri secara signifikan

3. Kerjanya dihambat oleh darah dan pus

4. Kurang efektif membunuh spora bakteri

5. Tidak dapat membunuh virus

Antiseptik hanya digunakan untuk membersihkan kontaminasi

pada daerah superfisial

Sangat berbahaya jika digunakan secara sistemik o.k. toksik pada

sel

Tidak dapat digunakan untuk mensterilkan alat

Tidak spesifik untuk m.o. tertentu

Berbeda dengan antibiotik, cara kerjanya :

Bekerja dengan konsentrasi yang sangat rendah

Mempunyai aktifitas yang selektif yaitu dengan cara mengganggu

metabolisme m.o.

Mempunyai efek bakteriostatik/bakterisid

Sangat efektif dan aman untuk pemberian secara sistemik

Page 14: 2008 SKENARIO 6

Efektifitas Antiseptik Desinfektan tergantung dari :

1. Bahan dasar antiseptik

2. Derajat kekentalannya

3. Waktu yang dibutuhkan antiseptik untuk bekerja

4. Derajat kerusakan oleh bahan lain seperti kontaminasi organik (darah atau

PUS) atau bahan kimia (sabun, dll)

Syarat Ideal Antiseptik/Desinfektan

1. Dapat membunuh semua m.o.

2. Tidak iritasi

3. Stabil dan dapat dicampur dengan bahan lain

4. Efek cepat meskipun ada protein

5. Tidak berwarna & tidak berbau

6. Murah dan mudah didapat

7. Tidak merangsang terjadinya alergi

Penggunaan Antiseptik

Antiseptik mempunyai 2 manfaat utama yaitu :

Desinfektasi pada permukaan benda mati, disebut desinfektasi lingkungan

(Environment desinfect)

Digunakan pada permukaan benda hidup yaitu pada kulit, membran

mukosa dan gigi

Macam penggunaan antiseptik di rumah sakit yaitu :

1. Infeksi pada daerah yang beresiko tinggi. Contoh : ruang operasi

2. Infeksi pada daerah faecal atau tempat tempat yang mempunyai resiko tinggi

untuk terkontaminasi

3. Infeksi pada tempat untuk penyiapan makanan

4. Pada daerah kerja sebelum operasi dan kulit pasien

Page 15: 2008 SKENARIO 6

Bahan Antiseptik

a. FENOL

Pertama kali diperkenalkan oleh Lister, 1987’

Mempunyai efek :

1. Germisid

2. Kaustik

3. Anestetik lokal

4. Antipruritif

5. Penetrasinya ke dalam kulit dengan denaturasi protein

6. Pada kadar tinggi : mengendapkan protein

Pada kadar rendah : mendenaturasi protein

Fenol : bahan kristelin putih yang mempunyai efek racun protoplasma

(menyebabkan nekrosis jaringan lunak), yang mempunyai bau khas seperti

“TER Batu bara”

Fenol larut dalam :

Alkohol

Gliserin

Minyak terbang (contoh : Eugenol)

Pemakaian Fenol di bidang Kedokteran Gigi yaitu :

1. Devitalisasi gigi sulung (kons. 5 %)

2. Mengurangi rasa nyilu pada dentin, o.k. merusak ujung ujung

syaraf di tempat yang ngilu

3. Untuk obat sterilisasi saluran akar pada perawatan endodontik

Efek Sistemik :

1. Sifat korosif pada mukosa mulut dan mukosa lambung usus

muntah, rasa sakit di mulut dan perut

2. Bila terminum terjadi keracunan sistemik berupa :

Stimulasi ssp, depresi kardiovaskuler, dan kematian

3. Urin kehitaman

4. Karsinogenik

Page 16: 2008 SKENARIO 6

Kerugian Fenol :

Terjadi perubahan warna pada gigi dan tumpatan

Merusak rasa / taste

Sedikit mengiritasi mukosa

Macam macam Fenol

PARA CHLORO PHENOL

Germistid dan iritasi < daripada Fenol

Contoh : ChKM (Chlorophenol Kampher Menthol)

Terdiri dari :

o 2 bagian paracholorophenol

o 3 bagian kampher

Kampher berfungsi untuk mengurangi efek iritasi dan

memperpanjang efek anti mikroba

Digunakan sebagai obat sterilisasi saluran akar, yang bekerja

adalah uapnya

Tidak menyebabkan iritasi pada jaringan periapikal

FORMOKRESOL

Kombinasi Formalin : Kresol (1:2 atau 1:1)

Formalin adalah dsinfektan kuat yang bergabung dengan albumin

membentuk substansi yang tidak dapat dilarutkan tidak dapat

menjasi busuk

Dipakai pada konsentrasi

Digunakan sebagai medikamen pada perawatan saluran akar gigi

Efek : irirtasi nekrosis

CRESATIN

Dikenal sebagai Metakresilasetat

Cairan jernih, stabil, berminyak, tidak mudah menguap

Efek : antiseptik, mengurangi rasa sakit efek antimikrobanya < dari

formokresol dan ChKM

Iritasi kecil

Page 17: 2008 SKENARIO 6

EUGENOL

Merupakan antiseptik yang lemah

Essenss kimiawi minyak cengkeh, mempunyai hubungan dengan

Fenol

Efek :

o Mengurangi rasa sakit/sedatif

o (o.k. menghalangi impuls saraf interdental)

o Pada beberapa kasus : alergi

o Iritasi > dari minyak cengkeh

TIMOL

Merupakan antiseptik yang lemah dan sebagai anti fungsi

Untuk mengurangi dentin yang hipersensitif dan desinfeksi pulpa

Pemakaian lain untuk obat kumur, obat batuk, analgesi topikal,

obat jerawat, dll.

b. ALKOHOL

Etil alkohol dan isopropil alkohol merupakan antiseptik yang efektif dan

mempunyai keja yang cepat

Cara kerjanya mengendapkan protein dan menghancurkan membran

lipid

Konsentrasi optimum yaitu 70 %, membunuh hampir 90 % bakteri kulit

karena dapat menembus dinding sel

Digunakan unuk membersihkan kulit yang akan disuntik

Tidak efektif untuk mukosa rongga mulut

Untuk tindakan bedah (campuran Metil dan Etil alkohol) digunakan

untuk membersihkan permukaan alat seperti : meja, rak alat

Pada konsentrasi 90 % aktivitasnya rendah karena menyebabkan

penggumpalan bakteri sehingga alkohol tidak sempat menembus sel sel

bakteri

Pada konsentrasi 50 % daya tembus alkohol ke sel bakteri turun

Page 18: 2008 SKENARIO 6

c. HALOGEN

Gol. Halogen :

- Chlorine (Klorin)

- Iodine

Aktivitas antibakteri

CHLORINE

Chlor adalah suatu germisid yang poten (mempunyai aktivitas

antimikroba yang luas, khasiatnya dalam bentuk molekul dan asam

hipoklorit (HOCl) yang terbentuk dalam larutan air akan bertindak

sebagai oxidizing agent. Kerja bahan ini cepat, tetapi menjadi kurang

efektif jika terdapat dalam bahan organik

Penggunaan :

1. Sebagai penghindar pembusukan

2. Desinfeksi air minum

3. Deodoran

Larutan NaOCl 5 % diencerkan dengan 10 bagian air sebagai

deodoran (topikal)

4. Sebagai pemutih

Larutan Chloros (larutan yang kuat) mempunyai bau khas,

mempunyai kekuatan sebagai pemutih

5. Bahan Irigasi salura akar

Larutan NaOCl 5 % dapat digunakan sebagai bahan irigasi

saluran akar untuk mengeluarkan debris dan jaringan infeksi

setelah peleburan S.A.

6. Bahan desinfeksi gigi tiruan akrilik pada pasien dengan denture

stomatitis (candidiasis)/(larutan NaOCl 1 %)

7. Larutan NaOCl 2 % untuk membersihkan daerah kerja yang

mempunyai resiko terkontaminasi virus hepatitis

Hipoklosit bersifat virusid yang efektif tetapi bersifat korosif dan

menumpulkan alat yang terbuat dari stainless steel

Page 19: 2008 SKENARIO 6

Kerugian :

Melarutkan bekuan darah pembekuan dihambat

Iritasi kulit mukosa

IODINE

IODOFORS

Merupakan kombinasi iodine dan surface acting agent

(permukaan aktif detergen) yang bekerja bersama sama dalam

pembersihan, meningkatkan aktifitas germisid

Iodium dilepaskan secara lambat aktivitas bekerjanya lama

Tidak iritasi pada kulit & mukosa

Tidak menimbulkan sensitivitas

Tidak menyebabkan pewarnaan

Contoh : PROVIDONE – IODINE (Betadin)

o Iodine + Polyvinyl Pyrolidone

o Digunakan untuk persiapan sebelum operasi

yaitu pada kulit tempat daerah kerja dan tangan

operator, stomatis, giginvitis

o Untuk luka luka, infeksi mikrotik pada kulit

IODINE TINCTURE :

2 % Iodine

2,4 % Natrium Iodine

Bahan pelarut : etil alkohol 50 %

Penggunaan klinis : - desinfeksi kulit

- luka & absorbsi

- periodontitis

IODOFORM

Berupa serbuk kuning, berbau khas dan sukar larut dalam air

Khasiat :- antiseptik

- analgesik lokal

- mengurang sekresi luka

- stimulasi jaringan, merangsang jaringan granulasi

Page 20: 2008 SKENARIO 6

Penggunaan : dry socket

Root filling material

d. CHLORHEXIDINE

Merupakan suatu binguinida

Efek antiseptik sangat tinggi dengan aktivitas antibakteri luas dan

cepat (terutama dalam alkohol)

Jika diulaskan di atas kulit selama 2 menit dapat menghilangkan

80 % organisme pada kulit

Tidak iritasi

Tidak beracun

Bahan ini tidak efektif jika bercampur dengan sabun

Cukup efektif dalam sediaan dengan sabun kationik (contoh :

Hibiscrub)

Klorheksidin 0,5 % dalam alkohol 70 % dan Hibiscrub : untuk

desinfeksi kulit pasien sebelum operasi

Tidak korosif dapat untuk menyimpan alat yang telah

disterilkan/mata bur/antiseptik di Kedokteran Gigi

SAVLON (Campuran klorheksidin + detergen cetrimid kationik)

Digunakan untuk irigasi luka, membersihkan rak alat

Klorheksidin dalam larutan encer untuk menghambat pembentukan

plak gigi tetapi tidak dapat menghilangkan plak yang selalu ada

e. ALDEHID

Formaldehid

Penggunaan :

Desinfeksi alat alat (tablet formalin)

Dicampur dengan Kresol (TKF) untuk obat sterilisasi saluran akar

Glutaraldehid 2 % :

Untuk membersihkan benda yang terkontaminasi HIV/Hepatitis

Wktu : 1 jam tetapi lebih baik 12 jam

Iritasi, alergi, dan bau tidak enak

Page 21: 2008 SKENARIO 6

f. OXIDIZING AGENT

Melepaskan On sebagai antiseptik

Contoh : - Hidrogen peroksid (H2O2)

- Sodium Perborat (NaBO3, 4H2O)

- Potasium Permanganant (KMnO4)

- ZnO2 (Zinc Peroxide)

H202 3 %

Tidak stabil dan cepat berubah menjadi H2O + On

Sebagai bahan irigasi S.A.

Pembersih luka pencabutan yang mengalami infeksi

Pengobatan Vincent Stomatitis (obat kumur)

Kerugian :

1. Menyebabkan hipertrofi dari papil lidah reversible

2. Menyebabkan emboli bila diberikan pada luka tertutup mis :

sinusitis

3. Tidak efektif karena dirusak enzim katalase yang dihasilkan

bakteri

H2O2 30 % (SUPEROXOL = PERHIDROL)

Kaustik

Explosif

Digunakan untuk bahan pemutih gigi

Iritasi

SODIUM PERBORAT

2 % - 4 % sebagai obat kumur pada Vincent Stomatitis

POTASIUM PERMANGANANT

Sebagai antiseptik dan deodoran

Sebagai obat kumur (1 : 1000)

Dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi

Page 22: 2008 SKENARIO 6

g. Logam Berat

Garam garamnya mempunyai daya antiseptik/desinfektan

Cara kerja : mengganggu fungsi fisiologis/metabolisme bakteri

MERCUROCHROM = MEBROMIN

Mengandung Hg 2 %

Larut dalam air dan sedikit dalam alkohol

Konsentrasi 1-5 % sebagai antiseptik mukosa dan kulit

sebagai pengganti Iodium Tincture

Daya antiseptik lemah

PERAK NITRAT (AgNO3)

Mempunyai daya “oligodinamik”

Dengan konsentrasi rendah khasiat bakterisid

Mudah berubah warna oleh karena sinar matahari

Kejelekan : perubahan warna gigi

Dapat dipakai untuk menghilangkan polip pulpa/polip gusi

ARSEN (AS2O3)

Racun protoplasma

Dapat menembus jaringan, khasiat lama (tidak terbatas)

Tidak berbau

Dipakai untuk devitalisasi gigi permanen

3.2 Macam-macam mikroorganisme saluran akar

Hubungan yang erat antar mikroorganisme dengan penyakit endodontik

telah dibuktikan okeh Kakehashi dkk, pada tikus-tikus percobaanny. Pada tikus

dengan flora normal bila pulpanya terbuka maka akan terjadi abses, nekrosis dan

lesi inflamasi di apeks. Pada manusia bila bakteri telah mencapai pula, inflamasi

dapat terjadi walaupun pulpa tetap vital sampai jangka waktu tertentu, atau dapat

juga terjadi nekrosis. Mikroorganisme yang ada akan menginvasi pulapa nekrotik,

menagdakan koloni, memebelah diri dan menginfeksi sistem saluran akar

termasuk tubuli dentin. Begitu pulpa mengalami nekrosis daerah tersebut akan

merupakan sumber mikroorganisme.

Page 23: 2008 SKENARIO 6

Sebel;um kita melakukan tindakan disinfeksi saluran akar, terlebih dahulu

kita harus mengetahui mikroorganisme apa yang nantinya akan kiata musnahkan,

hal ini sangat penting karena akan berhubungan dengan macam obat yang akan

kita gunakan sebagi medikamen saluran akar. Pada sebagian besar kasus, dijumpai

organisme gram positif, beberapa kasus lain dijumpai gram negatif, tetapi terdapat

pula beberapa kasus dimana dalam saluran akarrnya terdapat jamur. Organisme-

organisme ini lebih sering ditemukan dalam berbagai kombinasi daripada sebagai

spesies tunggal.

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui jenis mikroflora

yang berperan pada penyakit pulpa. Mikroflora yang paling banyak ditemukan

adalah kuman streptokokus alfa-hemalotikus anaerob fakulatif, meskipun mikroba

lainnya seperti enterokokus, difteroid, stafolokokus, laktobasilus, candida

albicans, nisseria, dan jenis veilonella juga sering ditemukan. Broke, et all, 1980

menemukan didalam saluran akar terdapat 5% kuman aerob dan 95% kuman

anaerob, Bacteroides melaninongenicus, Pepetostreptococci, dan streptococci.

Sedangkan Lewis MAO et al, 1986; Torabinejadd M and Kettering, 1986,

melaporkan dalam 50 gigi denagn keadaan periapikal yang abses terdapat 43

jenis kuman anaerob fakulatif dan 123 jenis anaerob murni. Selanjutnya dari

penelitian tersebut dapat disimpulkan bahawa penyebab utama penyakit infeksi

endodontik adalah streptokokus dan aktinomises golongan bakteri gram positif

derta bacteriodes berpigmen hitam yang digolongkan dalam bakteri anaerobgram

negatif.

Page 24: 2008 SKENARIO 6

Tabel 1. Jenis mikroorganisme yang terdapat dalam saluran akar serta

karakteristiknya.

Spesies Bacteri Karakteristik

Eubacterium pp Batang gram positif, tidak bergerak

Peptostreptococcus app Kokus gram positif, tidak bergerak

Fusobacterium spp Fusiformis gram negatif, tidak

bergerak

Porphyomonas spp ( pigmen hitam ) Batang gram negatif, tidak bergerak

Prevotella spp ( pigmen hitam ) Batang gram negatif. Tidak bergerak

Streptococcus spp Kokus gram posistif, tidak bergerak

Lactobacillus spp Batang gram positif, tidak bergerak

Wolinella spp Batang gram negatif, bergerak

Prevotella spp Batang gram positif, tidak bergerak

Actinomyces spp Batang gram positif, tidak bergerak

Propionibacterium spp Batang gram posistif, tidak bergerak

Capnocytophaga achracea Fusiformis gram negatif, tidak

bergerak

Vellonella parvula Kokus gram negatif, tidak bergerak

Selenomonas sputigena Batang gram negatif, tidak bergrak

Spp lain

3.3 Jalan masuk mikroorganisme ke dalam saluran akar

Ada tiga jalan masuk mikroorganisme ke saluran akar gigi yaitu invasi langsung,

invasi melalui pembuluh darah limfatik terbuka dan invasi melalui da-rah. Invasi

langsung maksudnya adalah mikroorganisme masuk ke saluran akar melalui

dentin. Mikroorganisme dapat masuk ke saluran akar melalui dentin kare-na

pelbagai sebab seperti karies, fraktur mahkota atau akar, terbukanya pulpa pada

saat preparasi kavitas, atrisi, abrasi dan erosi.

Selain melalui invasi langsung, mikroorganisme juga dapat melakukan invasi

melalui pembuluh darah limfatik terbuka. Hal ini berkaitan dengan penyakit

periodontal, suatu kanal aksesori pada daerah furkasi dan infeksi gingiva atau

Page 25: 2008 SKENARIO 6

scalling. Mikroorganisme menginfeksi jaringan pendukung gigi dan menyebabkan

infeksi perkontinuatum hingga ke saluran akar gigi.

Jalan ketiga adalah invasi melalui darah. Mikroorganisme masuk ke sa-luran akar

gigi melalui aliran darah. Mikroorganisme dapat masuk ke dalam aliran darah

dengan terlebih dahulu menginfeksi gigi lain. Selanjutnya mikroorganisme

tersebut masuk ke dalam aliran darah yang disebut bakteriemia. Melalui aliran da-

rah tersebut mikroorganisme menyebar ke organ lain termasuk ke saluran akar la-

in.

3.4 Tahap sterilisasi saluran akar beserta alat yang digunakan

1. HAND INSTRUMENT

a. Jarum Miller (SMOOTH BROACH)

-Penampang bulat

- Penampang segi tiga

- Penampang kecil dan halus

Kegunaannya:

- Memeriksa perforasi

- Menetukan arah S.A.

- Melihat arah S.A.

- Mengukur panjang gigi

- Tes vitalitas bila perforasi

b. Jarum Extirpasi (BARBED BROACH)

- Berdasarkan panjangnya :

HANDLE PANJANG : GIGI ANT.OR

HANDLE PENDEK : GIGI POST.OR

- Berdasarkan diameter Besar dan kecil

Kegunaan:

- Untuk mengambil jaringan pulpa / jaringan nekrotik

- Untuk mengambil jaringan nekrotik

- Untuk mengambil bahan pengisi

- Untuk pengait

Page 26: 2008 SKENARIO 6

Cara :

Jarum dimasukkan S.A., diputar perlahan lahan sehingga terasa

menyangkut kemudian ditarik

CARA PEMBERSIHAN :

Ditusuk tusukkan pada RUBERDAM SHEET yang dimasukkan pada

alkohol

c. REAMER

Reamer digunakan untuk melebarkan S.A dengan gerakan memutar ¼ -

½ putaran namun tidak boleh dipaksa.

d. FILE

Macam macam File :

File tipe K (KERR)

Penampang segi empat

- Flute berbentuk spiral

- Terbuat dari stainless steel

- Daya potong file tipe K baik

- Efektif pada arah tarikan & mendorong

FILE TIPE K FLEX (lebih baik dari pada tipe K)

- Penampang jajaran genjang

- Flute berbentuk sdt potong tajam & tumpul

- Fleksibilitas >>

-Terbuat dari stainless steel

File tipe H (Hedstroem)

- Penampang heliks

- Flute terbalik arahnya (dpd K) menghadap handel

- Daya potong efektif dalam arah tarikan

- Dari stainless steel

File – Rat Tail (Rat Tail Fail)

File - Cutting Zone > Rapat daripada Reamer

- Hasil Preparasi > Bersih dan Halus

Page 27: 2008 SKENARIO 6

2. ENGINE INSTRUMENT

a. Untuk Preparasi. S.A. :

- Gates Glidden Drill

Untuk melebarkan Orifice

- Peeso Drill

Untuk melebarkan Orifice

Untuk membesarkan S.A.

b. Engine Instrument yang khusus

- GIROMATIC HANDPIECE

- RACER

- ULTRASONIC

Alat berbentuk handpiece yang dapat menghasilkan daya ultrasonik

dengan disertai sistem irigasi

Macam : Cavi Endo, Enac

Alat sonik : MM 3000

Endostra 5

Handpiece ultrasonik dihub. dengan :File tipe K / diamond file

Cara kerja Ultrasonik

Handpiece ultrasonik dihub.dengan suatu piezoblectrical ceramic untuk

meneruskan & memindah energi gel.ultrasonik ke file silinder yang berisi

cairan irigasi (terpisah) dialirkan melalui handpiece.

Ketentuan pemakaian alat preparasi . S.A.

1. Cavity Entrance sesuai anatomi ruang pulpa

Jalan masuk S.A. lurus

Gigi Ant.or : Cavity Entrance di Palatal / Lingual pada For. Caecum

Gigi Ant.or yang fraktur : Cav.Entrance sudah terlihat

Gigi dengan tumpatan :

Tumpatan jangan dibongkar buat cav. Entrance seperti biasa

Gigi post : ingat letak orifice

Mencari Orifice :Dengan Yodium Tinctura

Page 28: 2008 SKENARIO 6

Dengan As.Hydrochlorid, diulaskan biarkan 2-3, netralisir dengan sodium

bikarbonat, ulas yodium tinct titik orifice

2. Alat yang halus mendahului alat yang kasar

3. Pakai nomor secara berurutan

Bila tidak :

Panjang S.A./P.Kerja tidak terpenuhi

Terjadi step

Dinding tersumbat bubukan dentin

4. Reamer diputar ¼ - ½ putaran

5. File dengan gerakan menarik keluar

6. Pakai stop

7. Pemakaian alat jangan secara paksa

8. Selalu diikuti irigasi

9. Selama preparasi, S.A. dalam keadaan basah (dengan CHKM)

10. Jaringan infected & kotoran tidak boleh terdorong ke apikal

11. Reamer / file jangan di “FLAMBEER”

TINDAKAN PREPARASI MELIPUTI :

o Cavity Entrance

Yaitu menghilangkan hambatan yang menghalangi masuknya alat

preparasi kedalam S.A.

Mengeluarkan jaringan pulpa

Membersihkan S.A.

Membentuk S.A.

Irigasi S.A.

o CLEANING

Tindakan pembersihan pada ruang pulpa dan S.A. pengambilan semua

kotoran & sisa sisa jaringan nekrotik

o SHAPING

Tindakan untuk membentuk dinding S.A. sebagai persiapan untuk tahap

pengisian S.A.

Page 29: 2008 SKENARIO 6

PRINSIP PREPARASI S.A. (J.I.INGLE)

CONVINIENCE FORM

Jalan masuk dari permukaan incisal / oklusal menuju apeks harus lurus

Tujuan : Menghindari preparasi yang berlebihan atau pembentukan apikal jadi

lonjong

RESISTANCE FORM

Penyempitan apikal tetap

Tujuan : Mencegah keluarnya bahan pengisi

RETENTION FORM

Daerah apikal sepanjang 2-5 mm dari RESISTANCE FORM

Tujuan : Untuk menahan bahan pengisi utama (master cone) pada tempatnya

EXTENTION

Perluasan dinding S.A. sesuai bentuk anatomi S.A.

Perluasan seluruh preparasi ruang pulpa “CAVITY ENTRANCE” sesuai bentuk

anatominya

Aplikasi:

1. Formokresol: Untuk perawatan pulpektomi

2. Cresatin: Untuk semua perawatan S.A gigi dan kelainan gigi apical

3. Eugenol: Sebagai sealer S.A dan tambalan sementara

4. N2: Sebagai sealent atau bahan pengisi

5. CMCP: digunakan gigi non vital

6. Oksidda seng eugeno: untuk pengisian S.A gigi sulung

Page 30: 2008 SKENARIO 6

BAB IV KESIMPULAN

Page 31: 2008 SKENARIO 6

DAFTAR PUSTAKA

Grossman, dkk.1995. Ilmu Endodontik dalam Praktek. Edisi 11. Alih bahasa:

Rafiah Abyono. Jakarta : EGC.

Harty. F.J. 1992. Endodonti Klinis. Jakarta: Hipokrates.

Louis I. Grossman, Seymour Oliet, Carlos E. Del Rio ; alih bahasa, Rafiah

Abiyono-Ed. 11. 1995. Ilmu Endodontik dalam Praktek. Jakarta : EGC

Walton, E.R., Torabinejad, M. 1998. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia.Edisi 2.

Alih Bahasa : Norlan Sumawinata. Jakarta : EGC.

Walton, E.R., Torabinejad, M. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia.Edisi 3.

Alih Bahasa : Norlan Sumawinata. Jakarta : EGC.