20 tahun mtbs
DESCRIPTION
20 Tahun MTBS: Sampai Mana Indonesia ? (DR. dr. Brian Sriprahastuti,MPH) Materi Presentasi PakarSimposium Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA), Balai Kartini Jakarta 19-20 Agustus 2015TRANSCRIPT
20 Tahun MTBS:
Sampai Mana Indonesia
Dr.dr.Brian Sriprahastuti, MPH
LATAR BELAKANG
• Komunitas dunia mendorong untuk target AKBA Global < 20
per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2035 (Niles, 2012).
• Pada tahun 2012, AKBA Indonesia masih 40 per 1.000
kelahiran hidup (BPS, 2012).
• WHO merekomendasikan penerapan intervensi child
survival secara TERPADU melalui pendekatan manajemen
terpadu balita sakit (Gove, 1997; Mason dkk., 2009).
Evaluasi MTBS yang dilakukan terhadap 42 negara,
menemukan fakta bahwa intervensi child survival tidak
menjangkau semua balita yang membutuhkan sehingga
kurang berdampak pada penurunan AKBA.
DISKUSI
• MTBS sebagai strategi pencapaian target MDG4 (Bapenas, 2010).
• Strategi MTBS:
1) Peningkatan cakupan tenaga kesehatan di fasilitas
kesehatan dasar dan rujukan yang terampil MTBS.
2) Penguatan struktur manajemen di tingkat pusat dan daerah.
3) Memastikan ketersediaan obat.
4) Pelaksanaan MTBS di tingkat keluarga dan masyarakat.
5) Penyelenggaraan konseling bagi ibu dan caregivers.
Pelatihan MTBS untuk tenaga kesehatan di Indonesia telah
dilaksanakan selama 20 tahun terakhir ini
DISKUSI
• di Provinsi Aceh (Mulati, 2012):
•20% petugas MTBS yang belum mendapatkan pelatihan. Kepatuhan
petugas terhadap protokol klinis pengobatan juga sangat rendah.
•65% balita sakit diare bukan disentri dan batuk bukan pneumonia masih
mendapatkan antibiotik.
•20% balita sakit diare yang mendapatkan zinc, 5% balita diare tidak
mendapatkan oralit.
•80% sediaan obat dalam bentuk puyer multi-drug.
•70% puyer diberikan kepada balita sakit batuk bukan pneumonia dengan
komposisi yang tidak rasional
• di Kabupaten Kupang (Soge, 2009):
•Rendahnya kepatuhan petugas dalam talaksana kasus pneumoni dengan
menggunakan pendekatan MTBS
SEJARAH PROSES ADOPSI & PENERAPAN MTBS DI
INDONESIA
MTBS diperkenalkan WHO
Adaptasi modul
oleh IDAI
33 Provinsi terpapar modul MTBS
Penerapan di 52% Puskesm
as
1000 modul,
1000 DVD ICATT, 3100 buku
bagan
Orientasi &
Pelatihan , buku kader
kesehatan anak, poster
dinding, formulir
MTBS dll
Ujicoba penerapan MTBS-
M di 6 kabupate
n
PMK no 70
tentang MTBS-M
What Update
What Next
Continue or Discontinue?
DISKUSI
MTBS diadopsi oleh Indonesia: 1996-1997 revisi modul 2008 ICATT 2011
Tahun 2011, Kementerian Kesehatan telah mencetak 1.000 paket modul
pelatihan MTBS, memperbanyak 1.000 DVD Integrated Management
Childhood Illnesses Computerized Adaptation and Training Tool (ICATT)
yaitu perangkat lunak untuk pelatihan MTBS mandiri, dan 3.100 buku
bagan MTBS.
Tahun 2012 telah dilaksanakan orientasi MTBS dan pelatihan ICATT di
Provinsi Jawa Barat, pembuatan 4.000 buku kader seri kesehatan anak,
bimbingan dan evaluasi pelaksanaan MTBS dan kelas ibu balita,
pertemuan regular MTBS tingkat pusat, penggandaan 1.500 buku bagan
MTBS, 300 poster bagan MTBS, 4.000 VCD MTBS, 4.000 video ICATT dan
formulir MTBS
KESIMPULAN
•MTBS: satu metode melayani balita sakit secara
berkualitas (rasional, tepat dan merata)
•Kendala penerapan MTBS di Indonesia, karena
•masalah ketersediaan dan pemerataan tenaga
kesehatan
•masalah kecukupan logistik.
•masalah kepatuhan petugas pada protap.
•Masalah strategi untuk penjangkauan balita untuk
cakupan semesta.
REKOMENDASI
•Diperlukan komitmen kuat dari pemerintah daerah:
•Terpenuhi kecukupan logistik sesuai jumlah balita,
jenis kesakitan balita, prevalensi/insidensi balita sakit
•Ada mekanisme yang ‘memaksa’ tenaga kesehatan
patuh pada algoritme dan penanganan balita sakit
sesuai klasifikasi
•Ada upaya penjangkauan layanan MTBS sesuai
konteks dan lokus
•Pengasuhan balita di rumah untuk mengenali balita
sakit, melakukan perawatan di rumah, pemeriksaan di
fasilitas kesehatan dan melakukan rujukan