2. tinjauan kepustakaan 2.1. kerangka dasar teori
TRANSCRIPT
8 Universitas Kristen Petra
2. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. Kerangka dasar teori
Pada sebuah perusahaan tidak cukup hanya dengan membuat tujuan dan
kebijakan-kebijakan saja, tetapi juga perlu untuk dibuat suatu rencana agar dapat
merealisasikan tujuan dan melaksanakan kebijakan-kebijakan tersebut. Dengan
adanya perencanaan dapat mengurangi dampak dari masalah-masalah yang akan
timbul, meminimalkan kerugian, mengantisipasi perubahan, memberikan
petunjuk, menetapkan standard dan kontrol sehingga diharapkan nantinya tidak
menyia-nyiakan tenaga, waktu, serta uang yang akan dikeluarkan dalam rangka
pencapaian tujuan suatu perusahaan.
2.1.1. Perencanaan strategis
Pengertian perencanaan strategis (strategic planning) menurut Peter Hess
& Julie Siciliano (1996:134) adalah sebagai berikut :
“is the responsibility for understanding the mission of the organization, for
anticipating and recognizing change in the world outside the organizaton
and for developing strategies for positioning the organization to compete
in the changing environment“.
Sedangkan menurut Christine Hope dan Alan Muhlemann (1997:44) menyatakan
perencanaan strategis sebagai :
“ is the formalization of the process by which the organization asks and
attempt to answear the fundamental questios about what it wants to be and
to do is often refered to as estabilishing the organization’s mission.“
Perencanaan strategis yang berorientasi pada pasar menurut Kottler edisi
bahasa Indonesia (1997:57) adalah “proses managerial untuk mengembangkan
dan menjaga agar tujuan, keahlian dan sumber daya organisasi sesuai dengan
peluang pasar yang terus berubah“. Tujuan perencanaan strategis adalah untuk
membentuk dan menyempurnakan usaha dan produk perusahaan sehingga
memenuhi target laba dan pertumbuhan.
Universitas Kristen Petra
9
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa perencanaan
strategis secara umum adalah menyangkut keseluruhan rencana dari suatu
perusahaan pada masa yang akan datang / arah dari usaha tersebut.
Tipe- tipe rencana menurut Stephen.P.Robbins (1994:190) adalah :
1. Berdasarkan luasnya :
a. Strategic plans
“is plans that are organization wide, estabilish overall objectives
and position an organization in terms of its environment.“, artinya
rencana dalam keseluruhan organisasi termasuk keseluruhan tujuan
dan posisi sebuah organisasi dalam lingkungannya.
b. Operational plans
“is plans that specific detail on how overall objectives are to be
archieved“, artinya rencana yang menjabarkan secara detail
bagaimana tujuan perusahaan akan dicapai.
2. Berdasarkan jangka waktu :
a. Short term
“Is plans that cover less than one year”, artinya rencana yang
dilaksanakan kurang dari 1 tahun.
b. Long term
“Is plans that extend beyond five years”, artinya rencana yang
bertahan lebih dari lima tahun.
Strategi pemasaran (marketing strategy) menurut Kotler (1997:68) :
“Comprising the broad principles by which marketing management
expects to achieve its business and marketing objective in a target market,
it consist of basic decisions on marketing expenditures, marketing mix and
marketing allocation“, artinya terdiri dari prinsip-prinsip dimana manajer
pemasaran diharapkan mampu mencapainya dalam pasar sasaran, ini
berisikan keputusan dasar pengeluaran, bauran pemasaran dan alokasi
pemasaran.
Universitas Kristen Petra
10
Macam-macam strategi pemasaran menurut Kotler (1993:312) :
1. Strategi pemuka pasar
Dimana dalam suatu industri ada satu perusahaan yang diakui sebagai
pemuka pasar, yang mana perusahaan tersebut mempunyai market share
terbesar di dalam pasar produk yang bersangkutan. Biasanya perusahaan
tersebut memimpin perusahaan-perusahaan lain dalam perubahan-
perubahan harga, memperkenalkan produk baru, peliputan distribusi, dan
intensitas promosi.
2. Strategi penantang pasar
Perusahaan-perusahaan yang berada di tempat kedua menyerang pemuka
dan pesaing-pesaing lain dengan tawaran yang agresif untuk memperoleh
lebih banyak market share.
3. Strategi pemanut pasar
Perusahaan yang lebih suka memilih untuk mengikuti daripada menyerang
sang pemuka, untuk menghindari pembalasan kompetitif.
4. Strategi pelubuk pasar
Perusahaan-perusahaan kecil yang mengkhususkan diri pada bagian-
bagian pasar tertentu di mana mereka menghindari bentrokan dengan
perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan kecil ini menduduki
relung-relung pasar yang dilayani mereka secara efektif melalui
spesialisasi dan relung-relung yang diabaikan atau sama sekali tidak
dihiraukan oleh perusahaan besar.
2.1.2. Analisa SWOT
Analisis SWOT dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Analisis Kekuatan dan Kelemahan (Strenght and Weaknessess analysis ).
Analisis Strenght & Weakness (kekuatan dan kelemahan)
merupakan analisis di dalam perusahaan dimana perusahaan mampu untuk
mengendalikannya. Pengertian Strenght (kekuatan) menurut Christine
Hope dan Alan Muhlemam (1997:45) adalah “Those aspects which it is
good at and or which give it advantage over its competitors“. Atau dalam
bahasa Indonesia berarti aspek-aspek dimana perusahaan itu memiliki
kelebihan dan keunggulan dibandingkan dengan pesaingnya.
Universitas Kristen Petra
11
Dalam analisis internal ini perlu juga mengidentifikasi distinctive
competence milik perusahaan yang menurut Stephen P. Robbins
(1994:215) adalah “The uniqe skills and resources that determine the
organization’s competitive weapons” yang berarti keterampilan unik dan
sumber daya yang dimiliki perusahaan dan merupakan senjata untuk bisa
bersaing.
Gambar 2.1 Areas of potential strengths and weaknesses
Sumber: Christine Hope & Alan Muhlemann
2. Analisis Peluang dan Ancaman (Opportunity and Threat analysis)
Analisis Opportunity & Threat (peluang dan ancaman) merupakan
analisis di luar perusahaan dimana perusahaan tidak mempunyai
kemampuan untuk mengendalikannya. Opportunities (peluang) pemasaran
menurut Kottler (1997:72) edisi bahasa Indonesia adalah “suatu bidang
kebutuhan pembeli di mana perusahaan dapat beroperasi secara
menguntungkan”. Sedangkan an environmental threat (ancaman
lingkungan) adalah “tantangan akibat kecenderungan atau perkembangan
yang kurang menguntungkan, yang akan mengurangi penjualan dan laba
jika tidak dilakukan tindakan pemasaran defensif“. Secara umum ancaman
Operation - Quality of service - Ouality of product - Equipment/ technology - Capacity flexibility
Human resources - Operational skills - Managerial skills - Trade union relations - Motivations
Strengths &
Weaknessess
Marketing/ sales - Marketing research - Image projection - Advertising campaign - Service variety
Finance accounting - Operational costing
system - Investment appraisal
methods - Sources of funds - Payment system
Universitas Kristen Petra
12
dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang tidak menguntungkan bagi
perusahaan yang berasal dari luar perusahaan, baik itu berupa kondisi
ekonomi dalam negeri yang kurang baik, peraturan pemerintah yang
terlalu mengikat, pajak untuk barang-barang tertentu yang terlalu tinggi,
dan lain-lain.
Peluang dan ancaman itu bertujuan untuk menganalisis lingkungan
dengan mengetahui pilihan-pilihan apa yang ada, maksudnya kesempatan
apa yang ada dan ancaman-ancaman apa saja di luar perusahaan. Pada
lingkungan yang sama bisa membawa dampak yang berbeda pada
perusahaan di industri yang sama karena masing-masing perusahaan
memiliki sumber daya berbeda. Setelah perusahaan bisa mengidentifikasi
peluang dan ancaman maka suatu perusahaan bisa dikategorikan ke dalam
3 jenis bisnis, yaitu :
- Bisnis yang ideal jika tinggi dalam peluang dan rendah dalam ancaman
- Bisnis yang spekulatif jika sama-sama tinggi dalam peluang dan
ancaman
- Bisnis yang dewasa / matang jika rendah dalam peluang dan tinggi
dalam ancaman.
Setelah analisa SWOT dilakukan maka sebuah perusahaan bisa mulai
memilih beberapa alternatif strategi untuk mencapai tujuannya. Dalam internal
analysis ini juga termasuk di dalamnya adalah bauran pemasaran (marketing mix/
4P) :
a. Produk (Product)
Merupakan elemen yang paling penting. Sebab dengan produk inilah
perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Lima tingkatan produk terdiri atas :
1. Produk utama/inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya
dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk.
Contoh: Hotel, manfaat utamanya adalah istirahat dan tidur ; Bioskop,
para penonton sesungguhnya membeli hiburan.
Universitas Kristen Petra
13
2. Produk generik (generic product), yaitu produk dasar yang mampu
memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk
minimal agar dapat berfungsi). Contoh: Hotel, merupakan suatu
bangunan yang memiliki banyak ruang untuk disewakan.
3. Produk harapan (expected product), yaitu produk formal yang
ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal
(layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli. Contoh: tamu hotel
mengharapkan tempat tidur yang bersih, sabun dan handuk, telepon,
lemari pakaian dan ketenangan.
4. Produk pelengkap (augmented product), yakni berbagai atribut produk
yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan,
sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan
dengan produk pesaing. Contoh: Hotel menambahkan fasilitas
pelayanan kamar yang baik seperti bunga-bunga segar, fasilitas tv,
shampo dan lain-lain.
5. Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang
mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang.
Contoh: Hotel menambahkan fasilitas layanan internet, sepiring buah-
buahan segar, dan sebagainya.
Gambar 2.2 5 Tingkatan produk
Sumber : Kottler
Produk diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok menurut daya tahan dan
wujudnya :
1. Barang yang terpakai habis (non durable goods).
Barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa
kali penggunaan. Misal : sabun, shampo.
- Produk Utama
- Produk Potensial
- Manfaat
- Produk Pelengkap
- Produk Harapan
- Produk Generik
- Masa depan
- Kepuasan
- Kelayakan
- Fungsional
Tingkatan Produk Kebutuhan Konsumen
Universitas Kristen Petra
14
2. Barang tahan lama (durable goods).
Barang berwujud yang dapat digunakan banyak kali. Misal : mobil,
TV, kulkas.
3. Jasa (service)
Bersifat tidak berwujud. Misal : jasa salon, tukang becak, dokter.
b. Harga (Price)
Ada 2 pengertian harga yaitu:
1. Bagi konsumen/pelanggan, harga adalah pengorbanan yang
diwujudkan demi memperoleh barang/jasa yang diperlukan/diinginkan.
Bentuk harga : uang, tenaga, pikiran, perasaan dan waktu
2. Bagi produsen/pemasar/penjual, harga adalah penghasilan, pada
umumnya berupa dana yang diperoleh sebagai imbalan
mempertukarkan barang dan jasa dengan konsumen.
Tujuan penetapan harga berorientasi pada volume, merupakan praktik
yang menetapkan harga sedemikian rupa agar dapat mencapai target
volume penjualan, nilai penjualan atau pangsa pasar.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga
meliputi :
1. Faktor internal perusahaan terdiri dari :
a. Tujuan pemasaran perusahaan
Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah
tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa
maksimisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan
kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, dan
lain-lain.
b. Strategi bauran pemasaran.
Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran.
Oleh karena itu harga perlu dikoordinasikan dan saling
mendukung dengan bauran pemasaran lainnya yaitu produk,
distribusi dan promosi.
Universitas Kristen Petra
15
c. Biaya
Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang
harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Untuk menganalisis pengaruh biaya terhadap strategi penetapan
harga, perusahaan perlu mencermati 3 macam hubungan :
- Rasio biaya tetap terhadap biaya variabel.
- Skala ekonomis yang tersedia bagi suatu perusahaan.
- Struktur biaya perusahaan dibandingkan pesaingnya.
d. Organisasi
Manajemen perlu memutuskan siapa di dalam organisasi yang
harus menetapkan harga. Pihak-pihak yang mempengaruhi
dalam penetapan harga adalah manajemen puncak, manager
penjualan, manajer produksi, manajer keuangan, dan akuntan.
2. Faktor eksternal perusahaan terdiri dari :
a. Sifat pasar dan permintaan
Setiap perusahaan perlu memahami sifat dasar pasar dan
permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar
persaingan sempurna, persaingan monopolistik, oligopoli, atau
monopoli. Faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah
elastisitas permintaan.
b. Persaingan
Ada lima kekuatan pokok dalam industri yang perlu
dipertimbangkan secara cermat yaitu persaingan dalam industri
yang bersangkutan, keberadaan produk substitusi, kekuatan
tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pelanggan,
dan ancaman pendatang baru.
c. Lingkungan-lingkungan eksternal lainnya
Selain faktor-faktor di atas, perusahaan juga perlu
mempertimbangkan faktor kondisi ekonomi (inflasi, resesi,
tingkat bunga), kebijakan dan peraturan pemerintah, dan aspek
sosial.
Universitas Kristen Petra
16
Perusahaan menyesuaikan harga dasarnya dengan memperhitungkan
berbagai perbedaan pelanggan serta perubahan faktor-faktor situasional.
Strategi-strategi penyesuaian antara lain:
a. Penetapan harga dengan potongan dan elawens
Dimana perusahaan akan memodifikasi harga dasar mereka untuk
memberikan penghargaan kepada pelanggan karena perbuatan tertentu,
seperti pelunasan hutang lebih awal, pembelian dalam jumlah banyak
dan pembelian di kala musim sepi. Antara lain : potongan tunai,
potongan jumlah, potongan musiman, elawens.
b. Penetapan harga diskriminasi
Banyak perusahaan akan sering memodifikasi harga dasar mereka
untuk menyesuaikan perbedaan dalam pelanggan, produk, lokasi dan
sebagainya. Menurut cara ini perusahaan menjual suatu produk atau
jasa dengan dua atau lebih harga yang tidak mencerminkan suatu
perbedaan proposional dalam biaya.
c. Penetapan harga psikologis
Harga mengkomunikasikan sesuatu mengenai produk yang
bersangkutan, seperti banyak konsumen menggunakan harga sebagai
suatu indikasi mutu.
d. Penetapan harga promosi
Pada keadaan tertentu, sesekali perusahaan akan menetapkan harga
produk-produknya dibawah daftar harga, dan bahkan kadang-kadang
di bawah harga pokok.
e. Penetapan harga geografis
Penetapan harga secara geografis melibatkan perusahaan dalam
memutuskan bagaimana menetapkan harga produknya bagi pelanggan
yang berlokasi di berbagai daerah dalam suatu negara.
c. Tempat (Place)
Universitas Kristen Petra
17
Sebuah tempat atau lokasi menentukan bagaimana produsen
mencapai pasar sasaran. Lokasi dari sebuah perusahaan mempengaruhi
keunggulan kompetitif dan nilai produknya. Dalam bauran pemasaran
penentuan lokasi sangat penting. Pemilihan ini nantinya akan
mempengaruhisaluran distribusinya. Ada beberapa alternatif pilihan yang
biasanya dipakai yaitu: dekat dengan pasar sasaran, dekat dengan bahan
baku, dan dekat dengan tenaga kerja.
Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling
tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk/jasa
siap untuk digunakan/dikonsumsi. Sebuah saluran pemasaran
melaksanakan tugas memindahkan barang dari produsen ke konsumen.
Hal ini mengatasi kesenjangan waktu, tempat dan kepemilikan dimana
memisahkan barang dan jasa dari orang-orang yang membutuhkan/
menginginkannya.
Ada 3 alternatif saluran pemasaran, yaitu :
1. Direct marketing (pemasaran langsung)
Contoh : telemarketing, penjual door to door, penjualan lewat
televisi, serta melalui toko-toko milik produsen sendiri .
2. Sales force (bagian penjualan)
Contoh : bagian penjualan milik perusahaan sendiri/
mengontrak orang-orang di bagian penjualan.
3. Intermediay marketing channel (perantara pemasaran)
Contoh : agen, pedagang besar, pengecer.
d. Promosi (promotion)
Pengertian promosi adalah kegiatan-kegiatan yang bertujuan
mengkomunikasikan produk-produk perusahaan pada pasar sasaran dan
memotivasi minat mereka untuk membelinya.
Tujuan promosi meliputi :
1. Menginformasikan (informing), dapat berupa :
- Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk
baru.
- Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk.
Universitas Kristen Petra
18
- Menyampaikan perubahan harga kepada pasar.
- Menjelaskan cara kerja suatu produk.
- Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan.
- Meluruskan kesan yang keliru.
- Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli.
- Membangun citra perusahaan.
2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk :
- Membentuk pilihan merek.
- Mengalihkan pilihan ke merek tertentu.
- Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk.
- Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga.
- Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga
(salesman)
3. Mengingatkan (reminding), dapat terdiri atas :
- Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan
dibutuhkan dalam waktu dekat.
- Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan
dibutuhkan dalam waktu dekat.
- Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual
produk perusahaan.
- Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye
iklan.
- Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk
perusahaan.
Unsur-unsur yang termasuk dalam bauran promosi antara lain :
a. Personal selling
Merupakan bentuk komunikasi secara langsung (tatap muka) antara
penjual dengan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk
kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan
terhadap produk.
b. Mass selling
Universitas Kristen Petra
19
Pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk
menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu
tertentu.
c. Promosi penjualan
Merupakan bentuk persuasi langsung melalui berbagai insentif yang
dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan
meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.
d. Public relations
Upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk
mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai
kelompok (stakeholder) terhadap perusahaan tersebut. Yang dimaksud
dengan stakeholder adalah mereka yang terlibat, mempunyai
kepentingan, dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam
mencapai tujuannya. Kelompok-kelompok tersebut bisa terdiri atas
karyawan dan keluarganya, pemegang saham, pelanggan,
khalayak/orang-orang yang tinggal di sekitar organisasi, pemasok,
perantara, pemerintah, serta media massa.
e. Direct marketing
Sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu
atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur
dan transaksi di segala lokasi. Dalam direct marketing, komunikasi
promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan
tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi oleh konsumen yang
bersangkutan, baik melalui telepon, pos, atau datang langsung ke
tempat pemasar.
Akan tetapi menurut A.Dale Timpe ( 1998;283 ) perencanaan pemasaran
biasanya disusun di sekitar 4P, yaitu product, price, place, promotion (produk,
harga, tempat, promosi). Namun jika itu merupakan pelayanan yang sedang
dipasarkan, ada 3P lagi – personnel, phisycal facilities, dan process management
(personel, fasilitas fisik, dan proses manajeman) yang harus ditambahkan dalam
4P itu.
Universitas Kristen Petra
20
3P tambahan tersebut antara lain :
1. Personel (Personnel)
adalah kunci untuk menciptakan pelayanan dan pengiriman pada
konsumen dengan modal yang secara konsisten dapat diterima. Pelayanan
menghadirkan personel yang menghasilkan usaha-usaha atau perbuatan
yang tidak dapat dilihat. Contoh: Dalam bisnis restoran: keramahan,
tanggapan yang cepat kepada pengunjung, kecepatan mengisi pesanan dan
menanggapi pembayaran, ketenangan saat menghadapi konsumen tidak
sabar dan cerewet.
2. Fasilitas fisik (Physical facility)
Merupakan faktor penting dalam melengkapi peningkatan pemasaran dan
pelayanan-pelayanan pengiriman. Contoh: Tempat sampah, kamar kecil,
penerangan dan tumbuhan-tumbuhan yang ditata dengan baik dan indah
sebagai penghias ruangan.
3. Proses manajemen
Untuk meyakinkan kualitas yang konsisten dan kemudahan mendapatkan
pelayanan, pada sisi konsumsi yang terus menerus dan produksi dari
pelayanan yang ditawarkan. Contoh: Pemikiran dan perencanaan jadwal-
jadwal tugas, pengawasan kegiatan dan pelayanan.
Jadi secara keseluruhan, analisa SWOT ini bertujuan menggunakan
kesempatan di luar perusahaan dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki
perusahaan, menganalisis ancaman dari luar perusahaan dan berusaha
memperbaiki serta mengatasi kelemahan perusahaan.
2.1.3. Selling / menjual
Selling adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencari pembeli,
mempengaruhi dan memberi petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan
kebutuhannya dengan produksi yang ditawarkan serta mengadakan perjanjian
mengenai harga yang menguntungkan bagi kedua belah pihak (Moekijat, 2000,
p.488).
Universitas Kristen Petra
21
Menurut Winardi (1997, p.30) “Penjualan merupakan sebuah proses
dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual dipenuhi, melalui antar
pertukaran informasi dan kepentingan“. Jadi pada dasarnya konsep penjualan
adalah untuk mempengaruhi calon konsumen agar membeli produk yang akan
ditawarkan.
Menurut Dr. Billy Kueek DBA mengatakan bahwa menjual adalah karier
dengan gaji besar dan sangat memuaskan yang membutuhkan komitmen tinggi
dan kecepatan kerja. Namun yang paling ditakuti dari keseluruhan siklus
penjualan adalah mencari prospek / prospecting (2003, p.3).
The American Marketing Association, (Chicago, 1960) defines “selling”
as the personal or impersonal process of assisting and or persuading a
prospective customer to buy a commodity or a service or to act favorably upon an
idea that has commercial significance to the seller. But selling really has a for
broader scope. We prefer to define selling as the art of persuading another person
to do something when you do not have, or do not care exert, the direct power to
force the person to do it. Selling is persusion. (Russel Beach Buskirk, 1982, p.3).
Dalam bukunya yang berjudul “Marketing Data Analysis dengan
Microsoft Excel” Singgih Santoso menjabarkan konsep tentang pemasaran (p.2-
3). Konsep ini beranggapan bahwa masalahnya bukanlah produk tersebut murah
atau mahal, namun pada kemampuan perusahaan untuk secara agresif melakukan
promosi dan menjual produknya pada konsumen. Jadi konsep ini tidak
menekankan pada apa yang akan dijual, namun pada bagaimana cara menjual.
Oleh karena itu perusahaan yang menganut konsep ini beranggapan bahwa apapun
bisa dijual, sejauh diketahui bagaimana cara membujuk konsumen agar mau
membelinya. Kegiatan menjual buku-buku ensiklopedia, produk asuransi jiwa,
sales girl yang melakukan kegiatan “door to door” adalah contoh kegiatan selling,
dimana konsumen bahkan tidak pernah berpikir sebelumnya tentang produk-
produk tersebut. Selain itu konsep ini mempunyai asumsi yang lemah, yaitu jika
konsumen kecewa karena terpaksa membeli, konsumen akan cepat lupa akan hal
itu, dan besok pun ia akan membeli lagi.
Kemampuan dalam menjual (Technical Selling Skills)
Ada 2 macam kemampuan menjual yaitu :
Universitas Kristen Petra
22
a. Ketrampilan teknis (Hard Selling Skills)
Ada 16 ketrampilan dalam menjual, yaitu :
1. Product Features
Memahami fitur-fitur dari suatu produk yang akan ditawarkan.
2. Product Benefits
Memami keunggulan dan manfaat produk yang ditawarkan.
3. Product Positioning
Posisi produk kita dibandingkan dengan produk pesaing yang
sejenis.
4. Product Competitiveness
Daya saing dari suatu produk terhadap pesaing (competitor)
5. Unique Selling Proposition
Menjual keunikan atau keistimewaan produk yang ditawarkan.
6. Route Planning
Merencanakan rute kunjungan untuk mengefisienkan waktu
kunjungan dan biaya operasional.
7. Daily Sales Itinerary
Rencana penjualan setiap harinya.
8. Time and Territory Management
Mengatur waktu dan wilayah yang akan dikunjungi.
9. Sales Collection
Memiliki kemampuan untuk menagih atau nama lainnya debt
collector.
10. Sales Invoicing
Berkaitan dengan kegiatan administrasi perusahaan untuk membuat
faktur.
11. Sales Reporting
Membuat laporan kerja untuk mempermudah proses evaluasi pada
kunjungan berikutnya.
12. Sales Budgeting Targetting
Universitas Kristen Petra
23
Menentukan besarnya biaya yang harus dikeluarkan ketika
menawarkan atau mempromosikan produk dan juga besarnya target
penjualan yang harus dicapai.
13. Stock Keeping
Mengetahui jumlah persediaan yang ada atau dimiliki oleh
perusahaan.
14. Sales Promotion
Promosi-promosi yang dilakukan dengan menawarkan produk kita
untuk meningkatkan penjualan.
15. Trade Promotion
Promosi-promosi yang ditawarkan untuk meningkatkan penjualan.
16. Overcoming Objection
Mampu mengatasi keberatan atau keluhan dari pelanggan.
b. Keterampilan Diri (Soft Selling Skills)
Ada 16 keterampilan diri dalam menjual, yaitu :
1. Sales Presentation
Presentasi dimuka umum untuk menawarkan produk.
2. Product Presentation
Presentasi dengan mendemonstrasikan secara langsung keunggulan
dari produk yang ditawarkan.
3. Self Presentation
Presentasi dengan tatap muka langsung, biasanya dengan satu
orang calon pelanggan.
4. Communication Skills
Kemampuan dan kecakapan seseorang dalam berkomunikasi dan
meyakinkan calon pelanggan terhadap produk yang ditawarkan.
5. Body Language Skills
Gerak tubuh yang dilakukan ketika mempresentasikan produk agar
meyakinkan calon pelanggan.
6. Inter Personal
Universitas Kristen Petra
24
Kemampuan seseorang untuk menjalin hubungan dengan
pelanggan.
7. Intra Personal
Kemampuan untuk menjalin hubungan dengan sesama rekan kerja.
8. Network Builder
Kemampuan seseorang dalam membangun sebuah jaringan kerja.
9. Problem Identification
Kemampuan seseorang untuk dapat mengidentifikasi masalah yang
dihadapi seseorang / pelanggan.
10. Sales Negotiation
Kemampuan seorang wiraniaga untuk bernegosiasi dengan
pelanggan.
11. Sales Bargaining
Kemampuan seorang wiraniaga dalam melakukan tawar-menawar
dengan pelanggan.
12. Mind Setting
Kemampuan seorang wiraniaga dalam merubah pola pikir
pelanggan atau bisa juga menyamakan persepsi dengan pelanggan.
13. Decision Making
Kemampuan seorang wiraniaga dalam mengarahkan pelanggan
unutk membuat keputusan membeli.
14. Problem Solving
Kemampuan seorang wiraniaga dalam memberikan solusi untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
15. Conflict Resolution
Kemampuan seorang wiraniaga dalam menyelesaikan konflik yang
timbul.
16. Teamwork Building
Kemampuan seorang wiraniaga dalam membangun kerjasama yang
baik dengan sesama wiraniaga di dalam lingkungan kerjanya.
Universitas Kristen Petra
25
Konsep penjualan berbeda dengan konsep pemasaran, sesuai dengan
konsep pemasaran dijelaskan bahwa pemasaran / bauran pemasaran terdiri dari
product, price, place, dan promotion. Sedangkan variabel dari promosi adalah
advertensi, penjualan, promosi penjualan dan publisitas. Jadi penjualan
merupakan bagian dari promosi dan promosi merupakan bagian dari pemasaran.
2.1.4 Franchise / Waralaba
Banyak definisi yang dapat ditarik dari istilah waralaba (franchise), secara
bebas dan sederhana didefinisikan sebagai hak istimewa (privillege), yang terjalin
dan atau diberikan oleh Pemberi Waralaba (franchisor) kepada Penerima
Waralaba (franchisee) dengan sejumlah kewajiban atas pembayaran-pembayaran.
Akan tetapi, sebagai format bisnis Waralaba (franchise) memiliki beberapa
definisi, yaitu:
Menurut International Franchise Association:
“A franchise operation is a contractual relationship between the
franchisor and franchisee in which the franchisor offers or is obliged to maintain
a continuing interest in the business of the franchisee in such areas as know-how
and training; where in the franchiseee operates under a common trade name,
format and / or procedure owned or controlled by the franchisor, and in which the
franchisee has or will make a substansial capital investment in his business from
own resources.”
Menurut Campbell Black, yang dimuat dalam Black's Law Dict :
“Franchise is a license from owner of a trademark or tradename
permitting another to sell a product or service under the name or the mark.“
Menurut David J.Kaufmann :
“Franchising is a system of marketing and distribution whereby a small
independent businessman (franchisee) is granted, in return for a fee, the right to
market the goods and services of another (franchisor) in accordance which the
established standards and practise of the franchisor and with it assistance.“
Menurut Reitzel, Lyden, Roberts & Severance :
Universitas Kristen Petra
26
“A contract in which the owner (franchisor) of intangible property such as
trademark or tradename, authorizes another (franchisee) to use such property in
the operation of business within described teritory.”
Dari berbagai definisi tersebut di atas (definisi asing), yang perlu
diperhatikan dalam kaitan eksistensi Waralaba di Indonesia adalah definisi:
Menurut Peraturan Perundangan Nomor 16 tahun 1997 :
“Waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk
memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau
penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan
berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangka
penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa.”
Berikut ini adalah definisi dari istilah – istilah waralaba berdasarkan
Peraturan Perundangan no.16 tahun 1997, yaitu :
- Pemberi Waralaba adalah badan usaha atau peorangan yang
memberikan hak kepada pihak lain untuk memanfaatkan dan atau
menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri
khas usaha yang dimiliki pemberi waralaba.
- Penerima Waralaba adalah badan usaha atau perorangan yang
diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas
kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki
pemberi waralaba.
- Penerima Waralaba Utama adalah penerima waralaba yang
melaksanakan hak membuat perjanjian Waralaba Lanjutan yang di
peroleh dari pemberi waralaba.
- Penerima Waralaba Lanjutan adalah badan usaha atau perorangan yang
menerima hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas
kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki
pemberi Waralaba melaui penerima waralaba utama.
- Perjanjian Waralaba adalah perjanjian secara tertulis antara Pemberi
Waralaba dengan Penerima Waralaba.
Menurut Douglas J.Queen (1985;4), franchise / waralaba adalah suatu
metode perluasan pemasaran dan bisnis, dimana suatu bisnis memperluas pasar
Universitas Kristen Petra
27
dan distribusi produk serta pelayanan dengan membagi bersama standar
pemasaran dan operasional.
Secara spesifik, dua hubungan waralaba (1985;5) yang diakui adalah :
1. Waralaba Format Bisnis
Seorang pemegang waralaba memperoleh hak untuk memasarkan dan
menjual produk dan pelayanan dalam suatu wilayah atau lokasi spesifik,
dengan menggunakan standar operasional dan pemasaran.
2. Waralaba Distribusi Produk
Seorang pemegang franchise mempunyai lisensi eksklusif untuk
memasarkan produk dari satu perusahaan tunggal dalam lokasi spesifik.
Dalam hal ini pemilik franchise dapat memberikan franchise wilayah.
Pemegang franchise wilayah atau sub-pemilik franchise membeli hak
untuk mengoperasikan atau menjual franchise di wilayah geografis
tertentu. Sub-pemilik franchise ini bertanggung jawab atas beberapa atau
seluruh pemasaran franchise, melatih dan membantu pemegang franchise
baru, dan melakukan pengendalian mutu, dukungan operasi serta program
penagihan royalti.
Beberapa macam peraturan tentang pemilik franchise :
1. Mengumumkan fakta nyata tentang franchise, pemilik franchise, dan
komitmen dari persetujuan franchise.
2. Persyaratan memberikan persetujuan franchise kepada calon pemegang
franchise untuk suatu jangka waktu minimal sebelum persetujuan
ditandatangani.
3. Keharusan pemilik franchise menyajikan proyeksi finansial dan
pendapatan dari pemegang franchise yang sudah ada.
Ciri-ciri sistem franchise :
1. Produk / pelayanan khusus
Bagian terbesar nilai dari suatu franchise adalah keunikan dan produk/
pelayanan yang ditawarkan kepada masyarakat.
Universitas Kristen Petra
28
2. Pendaftaran tanda dagang
Memperdagangkan tanda dagang atau nama dagang dari pemilik franchise
yang sudah mantap, dikenal dan diterima memberikan landasan pelanggan
yang luas kepada pemegang franchise. Dukungan pelanggan ini barangkali
merupakan asset paling bernilai yang dijual oleh pemilik franchise dan
nilai ini harus dilindungi. Proses perlindungannya mencakup pendaftaran
tanda dagang.
3. Pemilihan lokasi
Pemilik franchise akan menyediakan pelayanan pemilihan lokasi dan
kajiannya. Kriteria paling umum yang digunakan pemilik franchise dalam
proses mengkaji lokasi termasuk tingkat kependudukan, angka pendapatan
perkapita, latar belakang etnik dari penduduk sekitar, arus lalu lintas,
kedekatannya dengan pesaing, tersedianya tempat parkir dan faktor lain
yang bertalian erat dengan keberhasilan bisnis.
4. Rancangan fasilitas
Rancangan fasilitas sangat penting bagi semua bisnis dan bahkan kritis
untuk banyak industri pelayanan. Pengetahuan pemilik franchise,
pengalaman dan pengetahuan umumnya dalam bidang perencanaan
menjadi bagian terpadu dari paket franchise. Sehingga pemilik franchise
harus menyediakan gambar yang dipersiapkan secara professional untuk
suatu lokasi tertentu.
5. Program promosi dan periklanan
Rantai usaha franchise berinvestasi dalam program pemasaran nasional
dan regional. Sehingga pemilik franchise bertanggung jawab untuk
mengkoordinasi dan melaksanakan program periklanan dan promosi.
6. Pembelian produk
Para pemegang franchise diharuskan membeli berbagai produk langsung
dari pemilik franchise atau pemasok yang disetujuinya. Tujuannya adalah
mengendalikan secara langsung mutu dari produk yang dijual dalam outlet
franchise, biaya produk dikurangi karena pembelian dalam volume besar,
dan pemilik franchise dapat menetapkan harga produk supaya
Universitas Kristen Petra
29
mewujudkan laba dalam penjualan kembali nanti, atau memperoleh rabat
dari pemasok.
7. Bantuan pendanaan
Banyak diantara pemilik franchise utama telah mengadakan pengaturan
pendanaan dengan satu atau lebih lembaga finansial. Sehingga adanya
paket pendanaan franchise juga menjadi keistimewaan pemasaran bagi
pemiliknya dan sangat membantu bagi pemegang franchise.
8. Pelatihan manajemen dan staff
Pemilik franchise menyediakan pelatihan kepada mereka yang menempati
kedudukan bertanggung jawab dalam operasi.
9. Bantuan pada pembukaan franchise
Pemilik franchise akan memberikan saran-saran sehubungan dengan
pengisian staff, perubahan yang diperlukan dalam fasilitas, dan “penyakit
anak-anak” lain yang mungkin terdapat di lokasi.
Biaya-biaya yang biasanya dibayarkan kepada pemilik franchise menurut
Douglas.J.Queen (1985;36) :
1. Biaya Waralaba (Franchise Fee)
Kewajiban membayar biaya franchise yang terjadi pada awal masa
franchise.
2. Pengeluaran langsung (Direct Expenses)
Pengeluaran langsung untuk biaya hidup dan pemondokan selama tahapan
awal. Contoh : biaya pemilihan lokasi, pelatihan pemegang franchise dan
bantuan pemilik franchise saat pembukaan.
3. Royalti (Royalty)
Pembayaran berlanjut kepada pemilik sebagai imbalan atas pelayanannya.
Pembayaran dapat dilakukan tiap minggu, bulan atau triwulan dan
biasanya ditetapkan sebagai persentase dari penjualan kotor.
4. Biaya pemasaran dan periklanan (Marketing and Advertising Fee)
Biaya ini dapat didasarkan kepada volume penjualan atau ditentukan oleh
biaya actual dari suatu program tertentu atau suatu kombinasi dari kedua
metode tersebut.
Universitas Kristen Petra
30
5. Sewa (Rent)
Beberapa pemilik franchise memiliki lokasi dan atau peralatan dan
menyewakan kepada franchisee.
6. Biaya penyerahan atau pengalihan (Assigment Fee)
Apabila pemegang franchise menjual bisnisnya, mngkin pemilik franchise
memerlukan suatu pembayaran untuk mempersiapkan perjanjian
penyerahan, pelatihan pemegang franchise, yang baru dan biaya lain yang
berhubungan dengan pengalihan tersebut.
2.2. Cuplikan / Kliping Berita
1. “Bisnis yang paling cepat balik modal adalah bisnis yang berhubungan
dengan makanan”
Merupakan berita mengenai dimanapun anda berjualan makanan asal
rasanya enak, spesial, halal, dan disukai banyak orang pasti akan dicari
orang.”
Sumber majalah Pengusaha edisi April 2005, halaman 16.
2. “Kebab Turki Baba Rafi gaya hidup (baru) warga Surabaya”
Merupakan berita mengenai makanan kebab yang mulai digemari semua
kalangan (kalangan bawah, menengah, dan atas).
Sumber majalah Pengusaha edisi November 2005, halaman 54.
3. “Kebab Turki Baba Rafi berkembang begitu cepat”
Merupakan berita mengenai KTBR yang sampai November 2005 telah
memiliki 23 outlet yang tersebar di beberapa wilayah seperti Sidoarjo,
Gresik, Malang, dan Surabaya.
Sumber majalah SWA 24/XXI/24 November – 7 Desember 2005, halaman
56.
4. “Waralaba Kebab Turki merambah mal”
Merupakan berita mengenai KTBR yang akan menambah outletnya di mal
dengan tambahan beberapa menu baru.
Sumber koran Memo tanggal 31 Januari 2006, halaman 20.
Universitas Kristen Petra
31
5. “Makanan Kebab sangat digemari di Timur Tengah”
Merupakan berita mengenai kebab yang populer di Timur Tengah.
Sumber koran Republika tanggal 7 April 2006, halaman 6.
6. “Makanan khas Timur Tengah tidak kalah dengan makanan Barat”
Merupakan berita mengenai makanan khas Timur Tengah yang masih
sedikit pemainnya dan banyak masyarakat yang ternyata cocok dengan
kebab.
Sumber koran Sindo.
7. “Bisnis franchise akan tetap bersinar pada tahun 2006“
Merupakan berita yang menunjukkan pertumbuhan rata-rata waralaba
lokal saat ini mencapai 7% per tahun dan 15 persen per tahun untuk asing.
Sumber website : www.indomedia.com/bpost/112005/16/ekbis5.htm
2.3. Artikel dalam majalah terkemuka terkait
1. “Sales Force jalur yang sangat kuat.”
Ditulis oleh Hermawan Kertajaya (selaku redaktur ahli SWA dan president
of Markplus&co yang dimuat pada majalah SWA 07/xx/1-14 April 2004
halaman 69.
2. “Tips Singkat Memotivasi Karyawan”
Sumber dari Wellesley college performance management guide yang
dimuat pada majalah Marketing No 10/IV/oktober 2004 halaman 61.
3. “Manfaat keahlihan sang inspirational”
Ditulis oleh Billy Kueek (selaku leadership consultant dari Singapura)
yang dimuat pada majalah Marketing No 10/IV/oktober/2004 halaman 62.
4. “Tips menjadi pemasar tangguh”
Ditulis oleh Crist Budi Setiawan (selaku pengamat pemasaran) yang
dimuat pada majalah SWA 11/XXI/26Mei – 8 Juni 2005 halaman 57.
5. “The Truth about selling”
Ditulis oleh James Gwee T.H., MBA (selaku pembicara seminar dan
pembicara dari Singapura) yang dimuat pada majalah Marketing No.
7/IV/Juli/2004 halaman 70-71.