2. sop peresepan obat.docx

4
PERESEPAN OBAT NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN 1 dari 3 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur, Dr. Irana Oktavia Pengertian Peresepan adalah proses pengambilan keputusan pengobatan oleh dokter ke pasien berupa terapi obat dengan memperhatikan ketepatan pasien, jenis obat, rute pemberian, dosis, kekuatan sediaan, waktu, dan lama/durasi pengobatan. Tujuan Sebagai panduan cara peresepan obat yang benar berdasarkan standar ilmiah. Kebijakan 1. UU No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 2. UU No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit 3. UU No.29 Tahun 2009 Tentang Praktek Kedokteran 4. Permenkes RI No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit Prosedur a. Sebelum penulisan resep 1. Menegakkan diagnosis dan prognosis berdasarkan gejala klinis, data laboratorium, dan pencitraan yang khas dari masing-masing penyakit. 2. Menentukan tujuan pengobatan apakah untuk pencegahan primer/sekunder, simptomatik, preventif, kuratif, rehabilitative atau paliatif. 3. Menentukan pilihan obat berdasarkan tujuan pengobatan dan kondisi klinis/organ pasien tekait farmakodinamik dan farmakokinetik sesuai dengan formularium RS Syafira. 4. Melakukan medical reconciliation (penyelarasan

Upload: betty

Post on 19-Dec-2015

857 views

Category:

Documents


153 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2. SOP Peresepan Obat.docx

PERESEPAN OBAT

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

1 dari 3

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONALTanggal Terbit

DitetapkanDirektur,

Dr. Irana Oktavia

Pengertian Peresepan adalah proses pengambilan keputusan pengobatan oleh dokter ke pasien berupa terapi obat dengan memperhatikan ketepatan pasien, jenis obat, rute pemberian, dosis, kekuatan sediaan, waktu, dan lama/durasi pengobatan.

Tujuan Sebagai panduan cara peresepan obat yang benar berdasarkan standar ilmiah.

Kebijakan 1. UU No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan2. UU No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit3. UU No.29 Tahun 2009 Tentang Praktek Kedokteran4. Permenkes RI No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang

Keselamatan Pasien Rumah Sakit

Prosedur a. Sebelum penulisan resep1. Menegakkan diagnosis dan prognosis berdasarkan gejala

klinis, data laboratorium, dan pencitraan yang khas dari masing-masing penyakit.

2. Menentukan tujuan pengobatan apakah untuk pencegahan primer/sekunder, simptomatik, preventif, kuratif, rehabilitative atau paliatif.

3. Menentukan pilihan obat berdasarkan tujuan pengobatan dan kondisi klinis/organ pasien tekait farmakodinamik dan farmakokinetik sesuai dengan formularium RS Syafira.

4. Melakukan medical reconciliation (penyelarasan obat) sebelum menulis resep. Penyelarasan obat yaitu membandingkan antara daftar obat yang sedang digunakan pasien dan obat yang akan diresepkan untuk mencegah duplikasi obat, terhentinya suatu obat (omissions), atau kesalahan obat lainnya.

5. Memperhatikan kemungkinan adanya kontra indikasi, reaksi alergi obat maupun interaksi obat.

6. Menuliskan terapi obat dalam rekam medik.

Page 2: 2. SOP Peresepan Obat.docx

IDENTIFIKASI KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN/KTD (ADVERSE EVENT)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

2 dari 3

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONALTanggal Terbit

DitetapkanDirektur,

Dr. Irana Oktavia

Prosedur b. Penulisan resep1. Menulis resep pada lembar resep.2. Menulis dengan tulisan yang jelas dan dapat dibaca serta

menggunakan istilah dan singkatan yang lazim digunakan.3. Mengenali obat-obatan yang masuk dalam kategori Look Alike

Sound Alike (LASA) untuk menghindari kesalahan pembacaan oleh tenaga kesehatan lain.

4. Memastikan bahwa resep sudah memenuhi kelengkapan suatu resep sebelum dikirim ke farmasi, yaitu:i. Nama pasienii. Tanggal lahiriii. Berat Badan pasien (khususnya pasien anak)iv. Nomor MRv. Nama doktervi. Tanggal penulisan resepvii. Nama ruang pelayananviii. Memastikan adanya riwayat alergi obatix. Tanda R/ pada setiap sediaanx. Nama obat dan bentuk sediaanxi. Jumlah sediaanxii. Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap

jenis/bahan obatxiii. Pencampuran beberapa obat dalam satu sediaan

tidak dianjurkan, kecuali sediaan dalam bentuk sediaan campuran tersebut telah terbukti efektif dan aman

xiv. Aturan pakai (frekuensi, dosis, dan rute pemberian). Untuk aturan pakai “jika perlu” atau prn harus dituliskan dosis maksimal dalam sehari

5. Dalam peresepan obat off label (penggunaan obat yang indikasinya di luar indikasi yang disetujui oleh BPOM), harus berdasarkan panduan pelayanan medik yang telah ditetapkan oleh komite medis.

Page 3: 2. SOP Peresepan Obat.docx

IDENTIFIKASI KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN/KTD (ADVERSE EVENT)

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN

3 dari 3

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONALTanggal Terbit

DitetapkanDirektur,

Dr. Irana Oktavia

Prosedur c. Setelah penulisan resep1. Memeriksa kebenaran obat yang telah diresepkan.2. Memberikan penjelasan kepada pasien ataupun keluarga

pasien oleh petugas farmasi yang sebaiknya dilakukan oleh Apoteker tentang cara penggunaan obat, efek terapi yang diharapkan, dan efek obat yang tidak diharapkan yang mungkin terjadi.

3. Menetapkan parameter respons pasien terhadap obat, memantau secara berkala untuk mengetahui efektivitas dan kemungkinan efek samping yang dialami pasien. Jika terjadi efek samping obat, dokter melaporkan sesuai dengan SPO Pemantauan dan Pelaporan Efek Samping Obat.

4. Jika terjadi perubahan terhadap instruksi pegobatan yang telah diterima oleh apoteker atau asisten apoteker, maka dokter mengganti dengan resep baru.

5. Memastikan bahwa setiap obat yang diresepkan sesuai dengan yang tercantum dalam rekam medis.

Unit yang terkait Semua dokter dan Farmasi