2. peran hormon seks plasma wanita terhadap gingivitis pada kehamilan

13
Peran Hormon Seks Plasma Wanita Terhadap Gingivitis pada Kehamilan - Suatu Studi Klinis-Biokiamia ABSTRAK Tujuan - Untuk mengkorelasikan suatu perubahan berbagai tingkatan hormon seks wanita (progesteron dan estrogen) dalam plasma dengan suatu perubahan berbagai tingkat keparahan gingivitis dalam berbagai trimester kehamilan sampai pasca melahirkan. Bahan dan Metode - Penelitian ini terdiri dari 20 wanita hamil dengan kebersihan mulut yang baik yang diikuti perkembangannya di setiap trimester kehamilan sampai bulan ke-3 paska melahirkan dengan dilakukannya skrining status kebersihan mulut mereka menggunakan indeks OHI-S yang diperkenalkan oleh Greene dan Vermillion. Secara klinis, untuk mengkorelasikan gingivitis, indeks gingiva yang diperkenalkan oleh Loe dan Sillness dilakukan kepada setiap subjek penelitian di setiap trimester kehamilan sampai dengan paska melahirkan. Untuk uji hormonal, pengambilan sampel darah dilakukan mengunakan teknik “Venipuncture” sedangkan analisis kuantitatif hormon dilakukan dengan uji ELISA. Hasil dan Kesimpulan - Tingkat keparahan gingivitis secara bertahap meningkat dan mencapai puncaknya pada trimester ketiga kehamilan yang diikuti oleh penurunan mendadak tingkat keparahannya pada saat paska melahirkan, yang berkorelasi dengan 1

Upload: tania-ar

Post on 22-Jan-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2. Peran Hormon Seks Plasma Wanita Terhadap Gingivitis Pada Kehamilan

Peran Hormon Seks Plasma Wanita Terhadap Gingivitis pada Kehamilan -

Suatu Studi Klinis-Biokiamia

ABSTRAK

Tujuan - Untuk mengkorelasikan suatu perubahan berbagai tingkatan hormon seks wanita

(progesteron dan estrogen) dalam plasma dengan suatu perubahan berbagai tingkat keparahan

gingivitis dalam berbagai trimester kehamilan sampai pasca melahirkan.

Bahan dan Metode - Penelitian ini terdiri dari 20 wanita hamil dengan kebersihan mulut yang

baik yang diikuti perkembangannya di setiap trimester kehamilan sampai bulan ke-3 paska

melahirkan dengan dilakukannya skrining status kebersihan mulut mereka menggunakan indeks

OHI-S yang diperkenalkan oleh Greene dan Vermillion. Secara klinis, untuk mengkorelasikan

gingivitis, indeks gingiva yang diperkenalkan oleh Loe dan Sillness dilakukan kepada setiap

subjek penelitian di setiap trimester kehamilan sampai dengan paska melahirkan. Untuk uji

hormonal, pengambilan sampel darah dilakukan mengunakan teknik “Venipuncture” sedangkan

analisis kuantitatif hormon dilakukan dengan uji ELISA.

Hasil dan Kesimpulan - Tingkat keparahan gingivitis secara bertahap meningkat dan mencapai

puncaknya pada trimester ketiga kehamilan yang diikuti oleh penurunan mendadak tingkat

keparahannya pada saat paska melahirkan, yang berkorelasi dengan peningkatan bertahap dalam

tingkat plasma, yaitu konsentrasi progesteron dan estrogen yang secara bertahap meningkat dan

mencapai puncaknya pada trimester ke-3 kehamilan dan secara mendadak kadarnya turun setelah

paska melahirkan. Penelitian ini menunjukkan peran hormon seks wanita dalam meningkatkan

keparahan gingivitis sampai puncaknya, yaitu pada trimester ke-3 kehamilan, meskipun

kebersihan mulut tetap terjaga dengan baik secara terus-menerus.

Signifikansi Klinis - Penelitian ini menandakan suatu status gingivitis selama berbagai tingkatan

trimester kehamilan dan paska melahirkan yang mengindikasikan para dokter umum untuk

mengambil tindakan yang tepat dalam menjaga kebersihan mulut.

1

Page 2: 2. Peran Hormon Seks Plasma Wanita Terhadap Gingivitis Pada Kehamilan

Kata Kunci - gingivitis dalam kehamilan, gingivitis paska melahirkan, hormon kehamilan,

hormon seks wanita.

2

Page 3: 2. Peran Hormon Seks Plasma Wanita Terhadap Gingivitis Pada Kehamilan

KATA PENGANTAR

Pada awalnya, penelitian dari masa ke masa telah berhasil membuat suatu deskripsi

yang cukup tepat mengenai gingiva selama masa kehamilan. Deskripsi ini cenderung

menunjukkan bahwa kondisi gingiva pada wanita hamil harus dianggap sebagai masalah yang

harus dipisahkan dari keadaan gingivitis simpleks.1 Pada saat itu tidak terdapat banyak

pengetahuan tentang perubahan endokrin yang terjadi selama masa kehamilan. Nama hormon

yang berkaitan 'belum diketahui”, dan hormon seks yang merupakan substrat fisiologis yang

penting masih kurang dipahami. Dengan latar belakang tersebut, tentunya menarik untuk

diperhatikan bahwa pengamatan klinis memberikan kesan bahwa keadaan gingiva dipengaruhi

oleh suatu proses kehamilan. Hormon memberikan pengaruh secara signifikan terhadap fisiologi

tubuh sepanjang hidup. Wanita, khususnya, mengalami variasi hormonal dalam kondisi fisiologis

dan non-fisiologis. Variasi ini secara signifikan mempengaruhi kesehatan wanita.2 Percobaan

pertama telah dilakukan untuk menyelidiki hubungan antara kondisi periodontal dan status

hormonal oleh Ziskin dkk pada tahun 1933. Banyak laporan yang ditemukan saling bertentangan

mengenai peran faktor hormonal terhadap gingivitis pada masa kehamilan sampai pasca nifas

dan juga adanya fluktuasi dalam tingkat keparahan yang berbeda pada trimester kehamilan

sampai bulan ke-3 pasca melahirkan. Sebagai asumsi bahwa ada hubungan antara status klinis

gingiva dan peningkatan konsentrasi hormon selama kehamilan, dan keadaan klinis tersebut

menunjukkan bahwa terdapat suatu gambaran ekspresi dari suatu gangguan metabolisme

jaringan. Hal itu mungkin seharusnya mampu dijelaskan oleh suatu penelitian eksperimental

mengenai suatu mekanisme yang terlibat pada keadaan tersebut.1,3 Akhirnya, penelitian ini

dilakukan untuk melihat apakah korelasi tersebut dapat ditentukan dan juga untuk mencari tahu

persis tingkat keparahan gingivitis berdasarkan masa kehamilan.4

3

Page 4: 2. Peran Hormon Seks Plasma Wanita Terhadap Gingivitis Pada Kehamilan

METODE PENELITIAN

A. Bahan dan Metode

Sebanyak 20 wanita hamil dengan usia 20 sampai 25 tahun di departemen rawat

jalan Triveni Dental College, Bilaspur, Chhattisgarh yang rutin melakukan check-up

dipilih secara acak. Persetujuan tindakan dilakukan kepada semua peserta.

B. Kriteria Inklusi

Kehamilan pertama dengan kebersihan mulut yang baik dan kesehatan yang

terjaga dengan baik dengan tidak ada kondisi medis seperti diabetes, penggunaan steroid,

atau gangguan hormonal lainnya yang akan mempengaruhi partisipasi mereka dalam

penelitian.

C. Kriteria Eklusi

Pasien dengan riwayat penggunaan rutin obat kumur atau obat yang

mempengaruhi xerotomia, pembesaran dan pendarahan gingiva termasuk kriteria eklusi

dan dikeluarkan dari penelitian.

Indeks OHI-S digunakan sebagai suatu uji status kebersihan mulut dan membantu

dalam merekrut peserta penelitian. Status gingiva dievaluasi dengan menggunakan indeks

gingiva Loe dan Sillness di setiap trimester kehamilan sampai dengan postpartum, pada

keadaan gigi dan permukaan gigi terpilih seperti yang disarankan oleh indeks ini dan

penilaian terhadap seluruh indeks ini juga mengikuti aturan yang sama.

Estimasi tingkatan konsentrasi hormon ovarium plasma (progesteron dan

estrogen) dilakukan dengan menggunakan uji Enzyme - Linked Immunosorbent Assay

(ELISA). Untuk sampel darah, sebanyak 7 ml darah vena diambil menggunakan teknik

Veni-Puncture dan ditempatkan dalam wadah kaca steril dan dimurnikan menggunakan

heparin 70 IU. Darah diheparinisasi kemudian disentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm

selama 5 menit untuk memisahkan plasma dan sel. Plasma dipindahkan ke tabung uji steril

lain menggunakan pipet steril, disegel dan segera disimpan dalam freezer. Prosedur ini

disesuaikan sehingga uji hormonal untuk setiap peserta pada setiap kunjungan bisa

dilakukan pada saat yang sama, hal itu dilakukan untuk mengeliminasi hasil penilaian yang

4

Page 5: 2. Peran Hormon Seks Plasma Wanita Terhadap Gingivitis Pada Kehamilan

bervariasi. Dalam upaya meminimalisir variasi efek harian progesteron dan kadar estradiol

plasma, sampel darah pasien diambil pada pukul 10:00 AM -01:00 PM.

Setelah plasma yang sebelumnya disimpan dicairkan, estradiol, kadar hormon

progesteron diukur dengan ELISA fase padat. Tes ini memberikan pengukuran kuantitatif

dari ketiga hormon dalam serum pada masa kehamilan. Metode yang sama digunakan

dalam semua subjek penelitian yang terdaftar di setiap trimester kehamilan sampai masa

melahirkan yang terus diikuti perkembangannya.

5

Page 6: 2. Peran Hormon Seks Plasma Wanita Terhadap Gingivitis Pada Kehamilan

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengamatan dan Hasil

Hasil yang diperoleh disusun dalam bentuk tabel dan dianalisis secara komparatif

menggunakan Uji Mann Whitney. Rata – rata tingkatan konsentrasi progesteron dan

estrogen dalam trimester 1 kehamilan masing – masing adalah 62,4 ± 16,21 dan 0,96 ±

0,273, yang secara statistik bila dibandingkan dengan tingkat konsentrasinya pada trimester

2 kehamilan yang memiliki rata – rata progesteron dan estrogen masing – masing adalah

260,1 ± 104 , 97 dan 3,75 ± 1.405 meningkat (Tabel 2).

Rata – rata nilai kosentrasi progesteron dan estrogen antara trimester ke-2 dan 3

kehamilan juga mengalami signifikansi statistik dengan nilai p <0,001 (Tabel 2).

Rata – rata nilai kosentrasi progesteron dan estrogen antara trimester ke-3 dan

post-partus juga mengalami signifikansi statistik dengan p-value <0,01 (Tabel 2).

Ketika Status gingivitis dibandingkan antara kelompok yang berbeda, juga

mengalami signifikansi statistic dengan nilai P <0,01 diperoleh pada semua kelompok

(Tabel 2).

Ketika skor GI dikorelasikan dengan kadar hormon ovarium pada berbagai

trimester kehamilan didapatkan signifikansi statistik yang tinggi dengan nilai P <0,001

(tabel 3).

B. Diskusi

Dalam penelitian ini, terlihat bahwa terjadi peningkatan produksi progesteron dan

estrogen yang tinggi sebagai proses kehamilan sampai masa kelahiran dan cepat

mengalami penurunan produksi setelah pasca meahirkan yang secara kebetulan diikuti

adanya peningkatan keparahan gingivitis pada masing – masing trimester kehamilan,

mendukung penelitian yang dilakukan Loe (1971).5

6

Page 7: 2. Peran Hormon Seks Plasma Wanita Terhadap Gingivitis Pada Kehamilan

Tabel 1. Status Gingival dan Kadar Hormon Seks Plasma Wanita Pada Berbagai Trimester

Kehamilan dan Pasca Melahirkan

Pengaruh kedua hormon kehamilan tersebut pada hormon periodontal sangat

signifikan. Progesteron dan estrogen dapat melebarkan kapiler gingiva, meningkatkan

permeabilitas kapiler, eksudasi dan merangsang sel-sel endotel. Kedua hormon tersebut

juga dapat mengubah polimerisasi substansi dasar dan menghambat produksi kolagen,

menekan kemotaksis neutrofil dan fagositosis serta mengurangi respon antibodi. Selain itu,

Progesteron dan estrogen juga dapat merangsang sintesis prostaglandin di Makropag. Dan

pada akhirnya namun tidak sedikit, progesteron dan estrogen meningkatkan jumlah

Prevotella intermedia.2

Tabel 2. Deskirpsi Statistik dari Berbagai Variasi Parameter

7

Page 8: 2. Peran Hormon Seks Plasma Wanita Terhadap Gingivitis Pada Kehamilan

Tabel 3. Hubungan dari GI terhadap Kadar Progesteron dan Estrogen. HS: Sangat Signifikan

Karena banyak ditemukan laporan yang bertentangan mengenai peningkatan

keparahan gingivitis pada berbagai tingkat trimester kehamilan yang berbeda dengan

berbagai tingkatan konsentrasi dari hormon ovarium. 6 Hasil penelitian kami mengacu pada

peningkatan yang signifikan dalam tingkat keparahan gingivitis yang terjadi secara

bertahap sampai trimester terakhir kehamilan dan penurunan mendadak dalam tingkat

keparahan yang sesuai dengan keadaan penurunan masing – masing hormon tersebut

(progesteron dan estrogen) setelah melahirkan. Ini mungkin dikarenakan hormon

kehamilan bertindak sebagai faktor pertumbuhan, dengan memenuhi persyaratan

“napthoquinone” untuk pertumbuhan bakteri, dan mungkin hormon ovarium tersebut dapat

digunakan oleh mikroba sebagai pengganti vitamin K. Oleh karena itu, hormon ini dapat

mendorong pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Hal ini sesuai dengan Sooriyamoorthy

(1989)2, Kornman (1979)7 dan Angela (1980) tapi tidak dengan penelitian yang dilakukan

Kornman dan Loesche (1980).8 Oleh karena itu, adalah suatu yang wajar untuk

mengasumsikan bahwa eksaserbasi pada inflamasi gingiva ditinjau dari kehamilan sampai

masa pasca nifas, yang berhubungan dengan suatu induksi hormon yang menyebabkan

perubahan pola flora mikroba pada sulkus gingiva,1 dan hormon ini dapat menggantikan

Manadione sebagai faktor pertumbuhan penting bagi mikroba yang memungkinkan untuk

peningkatan pertumbuhannya.(Garcia, 2001).7

KESIMPULAN

8

Page 9: 2. Peran Hormon Seks Plasma Wanita Terhadap Gingivitis Pada Kehamilan

Kesimpulan yang dapat diambil berikut:

1. Adanya hubungan signifikan antara meningkat gingivitis dengan peningkatan

tingkat hormon ovarium plasma serta penurunan tingkat keparahan gingivitis

tersebut dengan penurunan kadar atau tingkat kosentrasi hormonal pada postpartum

(p <0,01) (Tabel 1).

2. Adanya hubungan yang signifikan secara statistik antara tingkat keparahan

gingivitis yang berada pada puncaknya di trimester ke-3 kehamilan dengan puncak

kadar hormon (p <0,01) (Tabel 1).

3. Hubungan antara tingkat keparahan gingivitis dan kadar kosentrasi hormonal

plasma dari awal masa kehamilan sampai masa kelahiran sangat signifikan.

Peningkatan yang signifikan dari kadar hormon plasma yang berhubungan dengan

manifestasi masa kehamilan merupakan sebagian dari beberapa perubahan oral terkait

endokrin yang paling banyak terlihat pada wanita.1 Hormon bertindak secara dinamis

pada matriks ekstraseluler dari gingiva dan efek ini mungkin berlebihan selama masa

fluktuasi hormon yang signifikan.

9