170457626 persalinan kala iv

28
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Persalinan Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Mochtar, 2002). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup di luar uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan normal atau persalinan spontan adalah bila bayi lahir dengan letak belakang kepala tanpa melalui alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam (Wiknjosastro, 2002). Kesimpulannya persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi yang telah cukup bulan melalui jalan lahir atau jalan lainnya, dengan bantuan atau tanpa bantuan. 2.2 Tahapan persalinan adalah : Pada persalinan kita mengenal beberapa tahapan pada proses persalinan. Dimana proses tersebut meliputi: 1. Kala I 1

Upload: laluviskas

Post on 12-Jul-2016

24 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

1

TRANSCRIPT

Page 1: 170457626 Persalinan Kala IV

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)

yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir

atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (Mochtar, 2002).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup di luar uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan normal

atau persalinan spontan adalah bila bayi lahir dengan letak belakang kepala

tanpa melalui alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan

bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam

(Wiknjosastro, 2002).

Kesimpulannya persalinan adalah proses pengeluaran konsepsi yang

telah cukup bulan melalui jalan lahir atau jalan lainnya, dengan bantuan atau

tanpa bantuan.

2.2 Tahapan persalinan adalah :

Pada persalinan kita mengenal beberapa tahapan pada proses

persalinan. Dimana proses tersebut meliputi:

1. Kala I

Kala 1 dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukanan

serviks hingga mencapai pembukaan lengkap. Pada kala ini di bagi

menjadi 2 fase yaitu:

a.       Fase laten adalah fase yang dimulai sejak awal terjadinya kontraksi

yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks. Pembukaan

serviks kurang dari 4 cm biasanya berlangsunghingga 8 jam.

b.      Fase aktif adalah fase dimana frekuensi dan lama kontraksi uterus

meningkat. Serviks membuka dari 4 cm menjadi 10 cm, terjadi

penurunan bagian terendah janin. Pada fase aktif di bagi menjadi 3:

fase akselerasi, fase dilatasi maksimal, fase deselerasi.

1

Page 2: 170457626 Persalinan Kala IV

2. Kala II

Kala II dimulai dari pembukaan lengkap  10cm hinggga bayi lahir.

3. Kala III

Kala III biasanya disebut juga dengan kala uri.

4. Kala IV

Kala IV ditetapkan sebagai waktu dua jam setelah plasenta lahir lengkap.

Yang dimaksud dengan kala IV adalah 1-2 jam setelah pengeluaran uri.

2.3 Fisiologi Kala IV

Persalinan kala IV dimulai sejak plasenta lahir sampai dengan dua jam

pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi.

Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – ibu

melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam

perut ibu ke dunia luar. 

Kala IV adalah terjadi sejak plasenta lahir 1-2 jam sesudahnya, hal-hal

ini yang perlu diperhatikan adalah kontraksi uterus sampai uterus kembali

kebentuk normal. Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan rangsangan

taktil (masase) untuk merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat, perlu

juga diperhatikan bahwa plasenta telah lahir lengkap dan tidak ada yang

tersisa sedikitpun dalam uterus serta benar-benar dijamin tidak terjadi

perdarahan lanjut.

Setelah persalinan, oksitosin disekresikan dari kelenjar hipofisis

posterior dan bekerja pada otot uterus membantu pelepasan plasenta. Setelah

pelepasan plasenta, rongga uterus akan menyusut ke dalam dinding uterus

yang berada didepannya menekan sisi penempelan plasenta yang baru saja

terbuka dan secara efektif menutup ujung pembuluh darah besar yang

terbuka. Lapisan otot miometrium dikatakan merangsang kerja pengikatan

yang menekan sinus pembuluh darah besar yang terbuka akibat pelepasan

plasenta. Proses ini menutup ujung pembuluh darah besar yang terbuka dan

selanjutnya membantu mengurangi kehilangan darah. Selain itu,

2

Page 3: 170457626 Persalinan Kala IV

vasokontriksi pada keseluruhan suplai darah ke uterus menyebabkan jaringan

menolak suplai darah sebelumnya, sehingga terjadi deoksigenasi dan iskemia.

Setelah plasenta lahir, kadar estrogen, progesteron, human chorionic

gonadotrophin, dan human placental lactogen dalam sirkulasi menurun. Hal

ini selanjutnya menimbulkan perubahan fisologis pada jaringan otot dan

jaringan ikat serta berpengaruh besar pada sekresi prolaktin dari kelenjar

hipofisis anterior.

2.4 Evaluasi Uterus

Setelah kelahiran plasenta, uterus dapat ditemukan di tengah-tengah

abdomen kurang lebih dua per tiga sampai tiga per empat antara simfisis

pubis dan umbilikus. Jika uterus ditemukan di bagian tengah, di atas

umbilikus, hal itu menandakan adanya darah dan bekuan di dalam uterus,

yang perlu ditekan dan dikeluarkan. Uterus yang berada di atas umbilikus dan

bergeser, paling umum ke kanan, cenderung menandakan kandung kemih

penuh. Kandung kemih penuh menyebabkan uterus bergeser, menghambat

kontraksi dan memungkinkan peningkatan perdarahan. Jika ibu tidak mampu

buang air kecil secara spontan pada saat ini, kandung kemih sebaiknya

dikosongkan oleh kateter untuk mencegah perdarahan berlebihan.

Uterus yang berkontraksi normal harus keras ketika disentuh. Jika

segmen atas uterus keras, tetapi perdarahan menetap, pengkajian segmen

bawah penting dilakukan. Uterus yang lunak, hipotonik, longgar tidak

berkontraksi dengan baik, atoni uterus adalah penyebab utama perdarahan

pascapartum segera. Hemostasis uterus yang efektif dipengaruhi oleh

kontraksi jalinan serat-serat otot miometrium. Serat-serat ini bertindak

sebagai pengikat bagi pembuluh darah terbuka pada sisi plasenta. Pada

umumnya, trombus terbentuk dalam pembuluh darah distal pada desidua,

bukan dalam pembuluh miometrium. Mekanisme ini (ligasi terjadi dalam

miometrium dan trombosis dalam desidua) penting karena dapat mencegah

pengeluaran trombus ke sirkulasi sistemik.

3

Page 4: 170457626 Persalinan Kala IV

2.5 Pemeriksaan serviks, vagina, dan perineum

Serviks, vagina, dan perineum diinspeksi, apakah ada laserasi, edema,

dan pembentukan awal hematoma awal. Karena inspeksi serviks dapat

menyakitkan bagi ibu, inspeksi dilakukan hanya jika diindikasikan. Segera

setelah kelahiran, serviks bersifat patulous atau terbuka, terkulai, dan tebal.

Tepi anterior selama persalinan, atau setiap bagian serviks yang terperangkap

akibat penurunan kepala janin selama periode yang memanjang, tercermin

pada peningkatan edema pada area tersebut. Tonus vagina, juga tampilan

jaringan vagina tersebut, dipengaruhi oleh peregangan yang telah terjadi

selama kala dua persalinan.

Setelah memastikan uterus  berkontraksi efektif dan perdarahan berasal

dari sumber lain, bidan menginspeksi perineum, vagina bawah, dan area

periuretra untuk mengetahui adanya edema, pembentukan hematoma,

laserasi, atau pembuluh darah yang robek atau mengalami perdarahan. Jika

episiotomi telah dilakukan, evaluasi kedalaman dan perluasannya.

Pertimbangkan untuk menginspeksi forniks dan serviks vagina untuk

mengetahui laserasi atau cedera. Pada mayoritas kelhiran pervaginam spontan

normal, tidak ada indikasi untuk evaluasi ini, sehingga tidak perlu dilakukan.

Indikasi untuk pemeriksaan seperti itu mencakup kondisi berikut :

1. Aliran menetap atau sedikit aliran perdarahan pervaginam berwarna merah

terang, dari bagian atas tiap laserasi yang diamati, setelah kontraksi uterus

dipastikan.

2. Persalinan cepat atau presipitatus.

3. Manipulasi serviks selama persalinan

4. Dorongan maternal (mengejan) sebelum dilatasi serviks lengkap.

5. Pelahiran pervaginam operatif dengan forsep atau vakum.

6. Pelahiran traumatik, misalnya distosia bahu.

Untuk mengetahui ada tidaknya trauma atau hemoroid yang keluar,

maka periksa anus dengan rectal toucher

1. Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan kulit perineum, tidak

perlu dijahit.

4

Page 5: 170457626 Persalinan Kala IV

2. Derajat kedua: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit dan jaringan

perineum (perlu dijahit).

3. Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum

dan spinkter ani.

4. Derajat empat: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit, jaringan perineum

dan spinkter ani yang meluas hingga ke rektum. Rujuk segera.

2.6 Pemantauan Kala IV

Pemantauan selama kala IV dilakukan secara menyeluruh. Pemantauan

dilakukan pada tekanan darah, suhu, dan tanda vital lainnya; tonus uterus dan

kontraksi; tinggi fundus uteri; kandung kemih; serta perdarahan pervagina.

Pemantauan ini dilakukan untuk mencegah adanya kematian ibu akibat

perdarahan. Kematian ibu pasca persalinan biasanya tejadi dalam 6 jam post

partum. Hal ini disebabkan oleh infeksi, perdarahan dan eklampsia post

partum. Selama kala IV, pemantauan dilakukan 15 menit pertama setelah

plasenta lahir dan 30 menit kedua setelah persalinan. Setelah plasenta lahir,

berikan asuhan yang berupa :

1. Rangsangan taktil (massase) uterus untuk merangsang kontraksi uterus.

2. Evaluasi tinggi fundus uteri – Caranya : letakkan jari tangan Anda secara

melintang antara pusat dan fundus uteri. Fundus uteri harus sejajar dengan

pusat atau dibawah pusat.

3. Perkirakan darah yang hilang secara keseluruhan.

4. Pemeriksaan perineum dari perdarahan aktif (apakah dari laserasi atau luka

episiotomi).

5. Evaluasi kondisi umum ibu dan bayi.

6. Pendokumentasian.

2.7 Bentuk Tindakan Dalam Kala IV :

a. Mengikat tali pusat;

b. Memeriksa tinggi fundus uteri;

c. Menganjurkan ibu untuk cukup nutrisi dan hidrasi;

d. Membersihkan ibu dari kotoran;

e. Memberikan cukup istirahat;

5

Page 6: 170457626 Persalinan Kala IV

f. Menyusui segera;

g. Membantu ibu ke kamar mandi;

h. Mengajari ibu dan keluarga tentang pemeriksaan fundus dan tanda bahaya

baik bagi ibu maupun bayi.

2.8 Tindakan Yang Tidak Bermanfaat dilakukan dalam kala IV:

1.      Tampon vagina – menyebabkan sumber infeksi.

2.      Pemakaian gurita – menyulitkan memeriksa kontraksi.

3.      Memisahkan ibu dan bayi.

4.      Menduduki sesuatu yang panas – menyebabkan vasodilatasi,

menurunkan tekanan darah, menambah perdarahan dan menyebabkan

dehidrasi.

2.9 Pemantauan Lanjutan

Hal yang harus diperhatikan dalam pemantauan lanjut selama kala IV adalah :

1. Tanda Vital

Pemantauan tanda-tanda vital pada persalinan kala IV antara lain:

a. Kontraksi uterus harus baik

b. Tidak ada perdarahan dari vagina atau alat genitalia lainnya.

c. Plasenta dan selaput ketuban harus telah lahir lengkap.

d. Kandung kencing harus kosong.

e. Luka-luka pada perineum harus terawat dengan baik dan tidak terjadi

hematoma.

f. Bayi dalam keadaan baik.

g. Ibu dalam keadaan baik.

Pemantauan tekanan darah pada ibu pasca persalinan digunakan untuk

memastikan bahwa ibu tidak mengalami syok akibat banyak mengeluarkan

darah. Adapun gejala syok yang diperhatikan antara lain: nadi cepat, lemah

(110 kali/menit atau lebih), tekanan rendah (sistolik kurang dari 90 mmHg,

pucat, berkeringat atau dingin, kulit lembab,nafas cepat (lebih dari 30

kali/menit), cemas, kesadaran menurun atau tidak sadar serta produksi urin

sedikit sehingga produksi urin menjadi pekat, dan suhu yang tinggi perlu

6

Page 7: 170457626 Persalinan Kala IV

diwaspadai juga kemungkinan terjadinya infeksi dan perlu penanganan lebih

lanjut.

2.    Kontraksi uterus

       Pemantauan adanya kontraksi uterus sangatlah penting dalam asuhan kala

IV persalinan dan perlu evaluasi lanjut setelah plasenta lahir yang berguna

untuk memantau terjadinya perdarahan. Kalau kontraksi uterus baik dan kuat

kemungkinan terjadinya perdarahan sangat kecil. Pasca melahirkan perlu

dilakukan pengamatan secara seksama mengenai ada tidaknya kontraksi

uterus yang diketahui dengan meraba bagian perut ibu serta perlu diamati

apakah tinggi fundus uterus telah turun dari pusat, karena saat kelahiran

tinggi fundus uterus telah berada 1-2 jari dibawah pusat dan terletak agak

sebelah kanan sampai akhirnya hilang dihari ke-10 kelahiran.

3.    Lochea

       Melalui proses katabolisme jaringan, berat uterus dengan cepat menurun

dari sekitar 1000gr pada saat kelahiran menjadi sekitar 50 `gr pada saat 30

minggu masa nifas. Serviks juga kahilangan elastisitasnya dan menjadi kaku

seperti sebelum kehamilan. Selama beberapa hari pertama setelah kelahiran

sekret rahim (lochea) tampak merah (lochea rubra) karena adanya eritrosit.

Setelah 3 sampai 4 hari lochea menjadi lebih pucat (lochea serosa) dan di hari

ke-10 lochea tampak putih atau putih kekuningan (lochea alba). Lochea yang

berbau busuk diduga adanya suatu di endometriosis.

4.    Kandung Kemih

       Pada saat setelah plasenta keluar kandung kencing harus diusahakan

kosong agar uterus dapat berkontraksi dengan kuat yang berguna untuk

menghambat terjadinya perdarahan lanjut yang berakibat fatal bagi ibu. Jika

kandung kemih penuh, bantu ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya

dan ibu dianjurkan untuk selalu mengosongkannya jika diperlukan, dan

ingatkan kemungkinan keinginan berkemih berbeda setelah dia melahirkan

bayinya. Jika ibu tidak dapat berkemih,bantu dengan menyiramkan air bersih

7

Page 8: 170457626 Persalinan Kala IV

dan hangat pada perineumnya atau masukkan jari-jari ibu kedalam air hangat

untuk merangsang keinginan berkemih scara spontan. Kalau upaya tersebut

tidak berhasil dan ibu tidak dapat berkemih secara spontan maka perlu dan

dapat dipalpasi maka perlu dilakukan kateterisasi secara aseptik dengan

memasukkan kateter Nelaton DTT atau steril untuk mengosongkan kandung

kemih ibu, setelah kosong segera lakukan masase pada fundus untuk

menmbantu uterus berkontraksi dengan baik.

5.    Perineum

       Terjadinya laserasi atau robekan perineum dan vagina dapat

diklarifikasikan berdasarkan luas robekan. Robekan perineum hampir terjadi

pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga

pada persalinan berikutnya. Hal ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan

cara menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan

cepat. Sebaliknya kepala janin akan lahir jangan ditekan terlalu kuat dan

lama.

       Apabila hanya kulit perineum dan mulosa vagina yang robek dinamakan

robekan perineum tingkat satu pada robekan tingkat dua dinding belakang

vagina dan jaringan ikat yang menghubungkan otot-otot diafragma

urogenetalis pada garis menghubungkan otot-otot diafragma urogenitalis pada

garis tengah terluka. Sedang pada tingkat tiga atau robekan total muskulus

sfringter ani ekstrium ikut terputus dan kadang-kadang dinding depan rektum

ikut robek pula. Jarang sekali terjadi robekan yang mulai pada dinding

belakang vagina diatas introitus vagina dan anak dilahirkan melalui robekan

itu, sedangkan perineum sebelah depan tetap utuh (robekan perineum sentral).

Pada persalinan sulit disamping robekan perineum yang dapat dilihat, dapat

pula terjadi kerusakan dan keregangan muskulus puborektalis kanan dan kiri

serta hubungannya di garis tengah. Robekan perineum yang melebihi robekan

tingkat satu harus dijahit, hal ini dapat dilakukan sebelum plasenta lahir tetapi

apabila ada kemungkinan plasenta harus dikeluarkan secara manual lebih baik

tindakan itu ditunda sampai plasenta lahir. Perlu diperhatikan bahwa setelah

8

Page 9: 170457626 Persalinan Kala IV

melahirkan kandung kemih ibu harus dalam keadaan kosong, hal ini untuk

membantu uterus agar berkontraksi dengan kuat dan normal dan kalau perlu

untuk mengosongkan kandung kemih perlu dilakukan dengan kateterisasi

aseptik.

e.    Perkiraan darah yang hilang

       Perkiraan darah yang hilang sangat penting untuk keselamatan ibu,

namun untuk menentukan banyaknya darah yang hilang sangatlah sulit karena

sering kali bercampur cairan ketuban atau urin dan mungkin terserap kain,

handuk atau sarung. Sulitnya menilai kehilangan darah secara akurat melalui

perhitungan jumlah sarung, karena ukuran sarung bermacam-macam dan

mungkin telah diganti jika terkena sedikit darah atau basah oleh darah.

Mengumpulkan darah dengan wadah atau pispot yang diletakkan dibawah

bokong ibu bukanlah cara yang efektif untuk mengukur kehilangan dan bukan

cerminan asuhan sayang ibu karena berbaring diatas wadah atau pispot sangat

tidak nyaman dan menyulitkan ibu untuk  memegang dan menyusui bayinya.

Cara yang baik untuk memperkirakan kehilangan darah adalah dengan

menyiapkan botol 500 ml yang digunakan untuk menampung darah dan

dinilai berapa botol darah yang telah digunakan untuk menampung darah,

kalau setengah berarti 250 ml dan kalau 2 botol sama dengan 1 liter. Dan ini

merupakan salah satu cara untuk menilai kondisi ibu. Cara tak langsung untuk

mengukur jumlah kehilangan darah adalah melalui penampakan gejala dan

tekanan darah. Kalau menyebabkan lemas, pusing dan kesadaran menurun

serta tekanan darah sistolik turun lebih dari 10 mmHg dari kondisi

sebelumnya maka telah terjadi perdarahan lebih dari 500ml. Kalau ibu

mengalami syok hipovolemik maka ibu telah kahilangan darah 50% dari total

darah ibu (2000-2500 ml). Perdarahan pascapersalinan sangat penting untuk

diperhatikan karena sangat berhubungan erat dengan kondisi kesehatan ibu.

Akibat banyaknya darah yang hilang dapat menyebabkan kematian ibu.

Perdarahan terjadi karena kontraksi uterusyang tidak kuat dan baik, sehingga

9

Page 10: 170457626 Persalinan Kala IV

tidak mampu menjepit pembuluh darah yang ada disekitarnya akibatnya

perdarahan tak dapat berhenti. Perdarahan juga dapat disebabkan karena

adanya robekan perineum, serviks bahkan vagina dan untuk menghentikan

perdarahannya maka harus dilakukan penjahitan

1. Vital sign – Tekanan darah normal < 140/90 mmHg; Bila TD < 90/ 60

mmHg, N > 100 x/ menit (terjadi masalah); Masalah yang timbul

kemungkinan adalah demam atau perdarahan.

2. Suhu – S > 380 C (identifikasi masalah); Kemungkinan terjadi dehidrasi

ataupun infeksi.

3. Nadi

4. Pernafasan

5. Tonus uterus dan tinggi fundus uteri – Kontraksi tidak baik maka uterus

teraba lembek; TFU normal, sejajar dengan pusat atau dibawah pusat;

Uterus lembek (lakukan massase uterus, bila perlu berikan injeksi

oksitosin atau methergin).

6. Perdarahan – Perdarahan normal selama 6 jam pertama yaitu satu

pembalut atau seperti darah haid yang banyak. Jika lebih dari normal

identifikasi penyebab (dari jalan lahir, kontraksi atau kandung kencing).

7. Kandung kencing – Bila kandung kencing penuh, uterus berkontraksi tidak

baik.

2.10 Indikasi-indikasi untuk Tindakan dan/atau Rujukan Selama Persalinan

Kala IV

Penilaian Temuan dari Rencana asuhan atau

10

Page 11: 170457626 Persalinan Kala IV

penilaian dan

pemeriksaan

perawatan

Pendarahan pasca

persalinan

Tanda atau gejala

atonia uteri :

·    Pendarahan

pascapersalinan

·    Uterus lembek

dan tidak

berkontraksi

1.    Bersihkan semua gumpalan

darah atau membran yang

mungkin berada di dalam mulut

uterus atau di dalam uterus.

2.    Segera mulai melakukan

kompresi bimanual interna.

3.    Jika uterus sudah mulai

berkontraksi secara perlahan di

tarik tangan penolong. Jika

uterus sudah berkontraksi,

lanjutkan memantau ibu secara

ketat.

4.    Jika uterus tidak

berkontraksi setelah 5 menit,

minta anggota keluarga

melakukan bimanual eksterna

sementara penolong

memberikan metergin 0,2 mg

IM dan mulai memberikan IV

(RL dengan 20 UI

oksitosin/500 cc dengan tetesan

cepat).

5.    Jika uterus masih juga

belum berkontraksi mulai lagi

kompresi bimanual interna

setelah anda memberikan

injeksi metergin dan sudah

11

Page 12: 170457626 Persalinan Kala IV

mulai IV.

6.    Jika uterus masih juga

belum berkontraksi dalam 5-7

menit, bersiaplah untuk

melakukan rujukan dengan IV

terpasang pada 500 cc/jam

hingga tiba di tempat rujukan

atau sebanyak 1,5 L seluruhnya

diinfuskan kemudian teruskan

dengan laju infus 125 cc/jam.

·  Pendarahan

pasca persalinan.

·  Vagina

peineum, serviks

Tanda atau gejala

robekan vagina,

perineum, atau

serviks :

·       Pendarahan

pasca persalinan

·       Plasenta

lengkap

·       Uterus

berkontraksi

1.    Lakukan pemeriksaan

secara hati-hati.

2.    Jika terjadi laserasi derajat

satu atau dua lakukan

penjahitan

3.    Jika terjadi laserasi derajat

tiga atau empat atau robekan

serviks:

·  Pasang infus dengan

menggunakan jarum besar

(ukuran 16 atau 18) dan berikan

RL atau NaCl)

·  Segera rujuk ibu fasilitas

dengan kemampuan gawat

darurat obstetri.

·  Dampingi ibu ke tempat

rujukan.

·  Nadi

·  Tekanan darah

Tanda atau gejala

syok :

1.    Baringkan miring ke kiri.

2.    Jika mungkin, naikkan

12

Page 13: 170457626 Persalinan Kala IV

·  Pernafasan

·  Kesehatan dan

kenyamanan

secara

keseluruhan

·  Urin

·  Nadi cepat,

lemah (110

kali/menit atau

lebih)

·  Tekanan darah

rendah (sistolik

kurang dari 90

mmHg)

·  Pucat

·  Berkeringat atau

dingin, kulit

lembab.

·  Nafas cepat

(lebih dari 30

kali/menit)

·  Cemas,

kesadaran menurun

atau tidak sadar.

·  Produksi urin

sedikit (kurang dari

30 cc/jam).

kedua tungkai untuk

meningkatkan curah darah ke

jantung.

3.    Pasang infus dengan

menggunakan jarum besar

(ukuran 16 atau 18) dan berikan

RL atau NS. Infuskan 1 L

dalam 15 sampai 20 menit ; jika

mungkin infuskan 2 L dalam

waktu satu jam pertama,

kemudian turunkan ke 125

cc/jam.

4.    Segera rujuk ke fasilitas

yang memiliki kemampuan

gawat darurat obstetri dan bayi

baru lahir.

5.    Dampingi ibu ketempat

rujukan.

·    Nadi

·    Urin

·    Suhu tubuh

Tanda atau gejala

dehidrasi :

·  Meningkatnya

nadi (100

kali/menit atau

lebih)

·  Temperatur

tubuh daiatas 38°C

1.    Anjurkan ibu untuk minum

2.    Nilai ulang ibu setiap 15

Menit selama satu jam pertama

pasca persalinan dan setiap 30

menit selama jam kedua pasca

persalinan.

3.    Jika kondisinya tidak

membaik dalam waktu satu

13

Page 14: 170457626 Persalinan Kala IV

·  Urin pekat

·  Produksi urin

sedikit (kurang dari

30 cc/jam)

jam, pasang infus dengan

menggunakan jarum besar

(ukuran 16 atau 18) dan berikan

RL atau Ns 125 cc/jam.

4.    Jika temperatur tubuh tetap

tinggi, ikuti asuhan untuk

infeksi (dibawah)

5.    segera rujuk kefasilitas

yang memepunyai kemampuan

asuhan gawat darurat obstetri.

6.    dampingi ibu ketempat

rujukan.

·  Nadi

·  Suhu

·  Cairan vagina

·  Kesehatan dan

kenyamanan

secara umum

Tanda atau gejala

infeksi :

·       Nadi cepat

9110 kali/menit

atau lebih)

·       Temperatur

tubuh diatas 38°C

·       Kedinginan

·       Cairan vagina

yang berbau busuk

1.    Baringkan miring kekiri

2.    Pasang infus dengan

menggunakan jarum besar

(ukuran 16 atau 18) dan berikan

RL atau NS 125 cc/jam.

3.    Berikan ampisilin 2 gr atau

amoksilin 2 gr per oral.

4.    Segera rujuk ke fasilitas

yang memiliki kemampuan

asuhan gawat darurat obstetri.

5.    Dampingi ibu ketempat

rujukan.

·       Tekanan

darah

·       Urin

Tanda atau gejala

preeklampsia

ringan.

·  Tekanan darah

diastolik 90-110

1.    Nilai ulang darah setiap 15

menit (pada saat beristirahat

diantara kontraksi dan

meneran).

2.    Jika tekanan darah 110

14

Page 15: 170457626 Persalinan Kala IV

mmHg

·  Proteinuria

mmHg atau lebih, pasang infus

menggunakan jarum besar

(ukuran 16 atau 18) dan berikan

RL atau NS 125 cc/jam.

3.    Baringkan miring kekiri.

4.    Lihat penatalaksanaan

preeklampsia berat.

Tekanan darah Tanda dan gejala

pre-eklampsia

berat atau

eklampsia :

·  Tekanan darah

diastolik 110

mmHg atau lebih.

·  Tekanan darah

diastolik 90 mmHg

atau lebih dengan.

·  Kejang

1.    Baringkan miring kekiri.

2.    Pasang infus dengan

menggunakan jarum besar

(ukuran 16 atau 18) dan berikan

Ringer Laktat atau normal salin

125 cc/jam.

3.    Jika mungkin berikan dosis

awal 4 gr MgSO4 20% IV

selama 20 menit.

4.    Berikan MgSO4 40%, 10

gr (5 gr IM pada masing-

masing bokong)

5.    Segera rujuk ke fasilitas

yang memiliki kemampuan

asuhan gawat darurat obstetri

dan bayi baru lahir.

Tonus

uteri

Tinggi

fundus

Tanda dan gejala

kandung kemih

penuh :

Bagian bawah

uterus sulit

dipalpasi.

1.    Bantu ibu untuk

mengosongkan kandung

kemihnya.

·       Kemudian masase uterus

hingga berkontraksi baik.

2.    Jika ibu tidak dapat

15

Page 16: 170457626 Persalinan Kala IV

Tinggi fundus

diatas pusat.

Uterus

terdorong/condong

kesatu sisi.

berkemih, kateterisasi kandung

kemihnya dengan teknik

aseptik.

·       Kemudian masase uterus

hingga berkontraksi baik.

3.    Jika ibu mengalami

pendarahan, ikuti langkah-

langkah atonia uteri 

2.11.  Asuhan Kala IV

Setelah Plasenta Lahir :

1. Lakukan rangsangan taktil (masase) uterus berkontraksi baik dan kuat.

2. Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan anda secara

melintang dengan pusat sebagai patokan. Umumnya, fundus uteri

setinggi atau beberapa jari di bawah pusat. hasil pemeriksaan ditulis:

“dua jari di bawah pusat”.

3. Memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.

4. Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan (laserasi atau episiotomi)

perineum.

5. Evaluasi keadaan umum ibu.

6. Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama persalinan kala

empat di bagian belakang partograf, segera setelah asuhan diberikan

atau setelah penilaian dilakukan.

Selama dua jam pertama pasca persalinan :

1. Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan

perdarahan yang terjadi setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan

setiap 30 menit dalam satu jam kedua kala empat. Jika ada temuan yang

tidak normal, lakukan observasi dan penilaian lebih sering.

2. Pemijatan uterus untuk memastikan uterus menjadi keras setiap 15

menit dalam satu jam pertama dan setia 30 menit dalam jam kedua kala

16

Page 17: 170457626 Persalinan Kala IV

empat. Jika ada penemuan yang abnormal, tingkatkan frekuensi

observasi dan penilaian.

3. Pantau temperatur tubuh ibu satu kali setiap jam selama dua jam

pertama pasca persalinan. Jika temperature meningkat pantau lebih

sering.

4. Nilai perdarahan. Periksa perineum dan vagina setiap 15 menit dalam

satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam jam kedua pada kala

empat.

5. Ajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai tonus dan perdarahan

uterus,juga bagaimana melakukan pemijatan (rangsangan taktil) jika

uterus menjadi lembek.

6. Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Bersihkan dan Bantu ibu

untuk mengenakan baju atau sarung yang bersih dan kering,atur posisi

ibu agar nyaman. Jaga agar kepala dan tubuh bayi terselimuti dengan

baik,berikan bayi kepada ibu dan anjurkan untuk dipeluk dan diberi

ASI.

7. Jangan anjurkan penggunaan kain pembebat perut selama dua jam

pertama pascapersalinan atau hingga ibu sudah stabil. Kain pembebat

perut menyulitkan penolong untuk menilai kondisi uterus ibu secara

memadai.

17

Page 18: 170457626 Persalinan Kala IV

2.12 Tanda, bahaya pada kala IV

Selama kala IV, bidan harus memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda

bahaya :

1.      Demam.

2.      Perdarahan aktif.

3.      Bekuan darah banyak.

4.      Bau busuk dari vagina.

5.      Pusing.

6.      Lemas luar biasa.

7.      Kesulitan dalam menyusui.

8.      Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari kram uterus biasa.

18